55550709 Laporan Praktikum Geografi Tanah Kelompok 1

Embed Size (px)

Citation preview

Laporan Hasil Pratikum Geografi Tanah Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Geografi Tanah yang dibina oleh Bapak Dw iyono Hari Utomo Oleh: Kelompok 1: 1. Yuni Purwanti 2. Eriska Alvia Pertwi 3. Ahmad Fadllila 4. F renky Dwi Ari P 5. Dian Ratnasari 6. Widya Astuti 7. Dwi Sulastri W : 1098214173 08 : 109821417309 : 109821417312 : 109821417315 : 109821422714 : 109821422726 : 109821422732 The Learning University UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS ILMU SOSIAL JURUSAN GEOGRAFI MEI 2011

Laporan Hasil Pratikum Geografi Tanah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanah adalah lapisan terluar dari kontine yang relatif tak pad u sebagai akibat pelapukan batuan induk di bawah kondisi iklim dan topografi ter tentu yang mempunyai sifat dan cirri tertentu serta merupakan akibat kehidupan f lora dan fauna yang persebarannya mengikuti zone-zone geografi. Bidang ilmu geog rafi yang mempelajari tentang tanah disebut dengan geografi tanah, yaitu ilmu ya ng mempelajari sifat-sifat dan ciri-ciri tanah pada berbagai daerah tertentu dal am konteks keruangan. Untuk mengetahui karakteristik tanah secara umum serta pen yebarannya di permukaan bumi, maka perlu dipelajari pembentukan tanah, morfologi , klasifikasi, dan pemetaan. Tanah dapat terbentuk bila memenuhi syarat, yaitu t ersedianya bahan induk dan faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya tanah. B ahan induk tanah adalah bahan utama dapat terbentuknya tanah, serta penentu kand ungan tanah yang terbentuk. Sedangkan faktor pembentuk tanah adalah agen atau da ya atau keduanya atau salah satu yang telah dan sedang mempengaruhi proses pembe ntukan tanah. Ada lima faktor yang mempengaruhi terbentuknya tanah, yaitu iklim, organisme, bahan asal, topografi, dan waktu. Dimana dari kelima faktor tersebut faktor iklim yang paling dominan, sehingga pembentukan tanah sering dinamakan w eathering. Proses pembentukan tanah didahului oleh penghancuran dan pelapukan da n diteruskan dengan perkembangan profil tanah. Pelapukan dibedakan atas pelapuka n fisik (disintegrasi) dan pelapukan kimia (dekomposisi). Dimana keduanya saling mempengaruhi terhadap proses pembentukan tanah. Hasil proses pembentukan tanah d icerminkan dalam morfologi profil tanah yang bersangkutan. Morfologi tanah adala h corak, sifat, dan karakteristik profil tanah. Profil tanah adalah penampang te gak tanah yang dibuat sedalam kurang lebih 1,5 m atau sampai bahan induk. Semua corak, sifat, dan karakteristik yang harus diamati dari profil tanah adalah meli puti sifat fisik, kimia, dan biologi dan sifat lain seperti padas, air tanah, gl ei, bahan organik, keadaan batuan, dan kerikil.

Laporan Hasil Pratikum Geografi Tanah Tanah memiliki banyak sifat fisik. Dalam pratikum ini akan dilakukan beberapa pe rcobaan mengenai sifat fisik tanah, diantaranya: pengenalan warna, konsistensi, tekstur, berat jenis, berat volume, porositas, kadar air, daya kapiler, perkolas i, kemampuan menggenggam air, besar pH, kadar bahan organik dan kadar kapur. Pra tikum ini dibagi kedalam 4 sesi penelitian, yaitu pratikum I meneliti: pengenala n warna, konsistensi dan tekstur tanah, pratikum 2 meneliti: berat jenis, berat volume, porositas dan kadar air, pratikum 3 meneliti: daya kapiler, perkolasi, d an kemampuan menggenggam air, pratikum 4 meneliti: pH, kadar bahan organik dan k adar kapur. Sampel tanah dalam pratikum ini berasal dari tanah di beberapa daera h di Jawa Timur, yaitu sampel tanah dari daerah Kabupaten Nganjuk, Pasuruan, Bli tar, Trenggalek, Lamongan, dan Kabupaten Lumajang. B. Rumusan Masalah 1. Apa warna dan tentukan konsistensi dan tekstur tanah pada tiap-tiap sampel! 2. Hitung berat jenis, berat volume, porositas dan kadar air t anah pada tiap-tiap sampel! 3. Hitung daya kapiler, perkolasi, dan kemampuan men ggenggam air tanah pada tiaptiap sampel! 4. Hitung pH, kadar bahan organik dan k adar kapur tanah pada tiap-tiap sampel! C. Tujuan Pratikum 1. Menentukan warna, tentukan konsistensi dan tekstur tanah p ada tiap-tiap sampel. (Pratikum I) 2. Menentukan berat jenis, berat volume, poro sitas dan kadar air tanah pada tiap-tiap sampel. (Pratikum II) 3. Menentukan day a kapiler, perkolasi, dan kemampuan menggenggam air tanah pada tiap-tiap sampel. (Pratikum III) 4. Menentukan pH, kadar bahan organik dan kadar kapur tanah pada tiap-tiap sampel. (Pratikum IV)

Laporan Hasil Pratikum Geografi Tanah PRATIKUM I Pengenalan Warna, Konsistensi dan Tekstur Tanah

Laporan Hasil Pratikum Geografi Tanah BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengenalan Warna Warna tanah adalah salah satu sifat morfologi tanah yang nud ah diamati. Warna tanah dapat menetukan sifat-sifat lain dari tanah. Misal, tana h yang warnanya hitam menunjukan tanah tersebut memilki kandungan bahan organik yang tinggi, tanah yang warnanya merah menunjukan tanah tersebut memilki kandung an unsur besi yang tinggi. Warna coklat kekunigan sampai merah merupakan penciri horizon B dan C. Warna putih atau kelabu tua diatas horizon B merupakan penciri horizon E atau A2. Warna tanah tersusun atas tiga variabel, yakni Hue, Value, d an Chroma. Warna tanah pada umumnya tergolong dalam dasar warna merah (R), kunin g (Y) dan kombinasi merah-kuning (YR). Ada 10 macam Hue, yaitu: 2,5 R, 5 R, 7,5 R, 10 R, 2,5 YR, 5 YR, 7,5 YR, 10 YR, 2,5 Y, 5 Y, 7,5 Y, 10 Y. Value menyatakan derajad kegelapan tanah berkisar 0-10 berderet kebawah. Chroma menyatakan intens itas warna berkisar 0-12. Berderet kesamping. Dari ketiga variabel tersebut diko mbinasikan kedalam buku standar penentuan warna tanah Munsell Soil Colour Chart. T ercetak beberapa lembar diman tiap lembarnya terdapat derajat Hue, Value dan Chr oma. Buku inilah yang digunakan untuk menetukan warna tanah yang standar B. Konsistensi Tanah Konsistensi adalah resistansi tanah terhadap kepecahan yang ditentukan oleh sifatsifat kohesif dan adhesif seluruh massa tanah. Jika strukt ur berkaitan dengan bentuk, ukuran dan kebedaan agregat tanah alami, konsistensi berkaitan dengan kekuatan dan gaya antar partikel. Konsistensi itu penting untu k proses pembajakan (Soenartono, 1978). Konsistensi tanah adalah daya tahan atau ketahanan terhadap pengaruh dari luar yang akan mengubah keadaan tanah. Terdapa t dua kekuatan yang berperan dalam konsistensi ini, yaitu gaya kohesi atau gaya tarik-menarik antara molekul sejenis dan gaya tegangan permukaan atau adhesi. Da ri kedua gaya tersebut terdapat beberapa faktor yang turut bekerja, yaitu kandun gan bahan organik, oksida dan hidroksida Fe, Al dan

Laporan Hasil Pratikum Geografi Tanah kalsium karbonat (Sarief, 1985). Konsistensi tanah merupakan istilah yang diguna kan untuk menggambarkan keadaan fisik tanah dengan kandungan air yang berbeda-be da seperti yang diperlihatkan oleh reaksi tanah atas tekanan-tekanan mekanik. Ko nsistensi tanah dipandang sebagai kombinasi sifat yang dipengaruhi oleh kekuatan mengikat antara butir-butir tanah. Metode Pengukuran Konsistensi Metode penguku ran konsistensi tanah ada 2 yaitu : Secara Kualitatif adalah metode pengukuran k onsistensi tanah secara kualitatif yaitu penentuan ketahanan massa tanah terhada p remasan, tekanan atau pijitan tangan pada berbagai kadar air tanah. Secara Kua ntitatif adalah metode pengukuran konsistensi tanah secara kuantitatif sering di istilahkan dengan angka Atterberg Istilah yang dipakai untuk menggambarkan konsi stensi tanah adalah lepas, gembur, tegar, halus, kuat, palstis, dan lekat. Penen tuan konsistensi tanah dapat dilakukan di lapang maupun di laboratorium. Hanya s ayangnya, penetapan konsistensi di lapang masih sangat kasar. Sebagai patokan bi asanya digunakan 3 tingkat kelembaban, yaitu: konsistensi dalam keadaan basah, k onsistensi dalam keadaan lembab dan konsistensi dalam keadaan kering. C. Tekstur Tanah Tekstur tanah menyatakan derajat kehalusan atau kekasaran massa tanah. Se perti kita ketahui bahwa penyusun anorganik tanah terdiri dari bahan-bahan miner al. Bahanbahan mineral ini terdiri dari brbagai partikel tanah dengan berbagai u kuran serta senyawa-senyawa anorganik lainnya.dalam tekstur yang terpenting adal ah komponenkomponen partikel tanah. Partikel tanah dengan ukuran tertentu disebu t fraksi tanah. Dikenal 3 macam fraksi tanah yaitu: liat (< 2 um), debu (2 50 um ), dan pasir (50 2000 um). Dengan demikiantekstur dapat didefinisikan sebagai pe rbandingan relatif jumlah fraksi pasir, debu, dan liat dalam massa tanah. Dalam tanah terdapat perbandingan ketiga fraksi tersebut. Dikenal 12 macam tekstur dar i kasar sampai halus, yaitu: pasir, pasir berlempung, lempung berpasir, lempung, lempung berdebu, debu, lempung liat berpasir, lempung berliat, lempung liat ber debu, liat berpasir, liat berdebu, dan liat.

Laporan Hasil Pratikum Geografi Tanah BAB III DESKRIPSI PRATIKUM A. Alat dan Bahan 1. Pratikum Pengenalan Warna Tanah Alat 1. Buku Munsell Soil Co lour Chart Bahan 1.Sampel tanah masing-masing daerah 2. Pratikum Menetukan Konsistensi Tanah Alat 1. Gelas wadah air 1.Air secukupnya 2.Sampel tanah kering, lembab dan basah tiaptiap daerah masing-masing 5 gr Baha n 3. Pratikum Menetukan Tekstur Tanah Alat Bahan 1. Sampel tanah tiap-tiap daerah masing-masing secukupnya B. Cara Kerja 1. Pratikum Pengenalan Warna Tanah 1.Siapkan sampel tanah, secukup nya kira-kira segumpal kecil 2. bandingkan warna tanah tersebut dengan buku Munse ll Soil Colour Chart 3. Catat satuan Hue, Value dan Chroma 4. Tentukan simbol war nanya 5. Ulangi langkah-langkah diatas untuk sampel tanah lainnya 2. Pratikum Me netukan Konsistensi Tanah 1. Siapkan sampel tanah, masing-masing sampel tanah ke ring, lembab dan basah secukupnya.

Laporan Hasil Pratikum Geografi Tanah 2. Ambil tanah dan pelintir dengan kedua jari 3. Rasakan dan cocokan perubahan w ujud tanah dengan tabel/diagram mengenai konsistensi 4. Ulangi langkah-langkah d iatas untuk tanah lembab dan basah 5. Ulangi langkah-langkah diatas untuk setiap sampel tanah masing-masing daerah 3. Pratikum Menetukan Tekstur Tanah 1. Siapka n sampel tanah, masing-masing secukupnya. 2. Ambil tanah dan gulung dengan kedua telapak tangan 3. Rasakan dan cocokan perubahan wujud tanah tersebut dengan tab el/diagram mengenai konsistensi 4. Ulangi langkah-langkah diatas untuk setiap sa mpel tanah masing-masing daerah C. Hasil Pengamatan Tabel Hasil Pratikum Warna tanah, konsistensi dan tekstur Nama tanah Blitar Hal Warna Tanah Konsistensi kering Konsistensi Lembab Konsisitensi basah Tekstur Aga k melekat Lempung Pasir berpasir Lempung Lekat Lekat Agak melekat Lempung Tidak Plastis Pasir Liat Lekat Gembur Gembur Gembur Gembur Lepas Gembur (Frenky) 10YR2 /2 Nganjuk (Yuni) 7,5YR3/3 Trenggalek Pasuruan (Dian) 7,4YR3/3 (Eriska) Lamongan Lumajang (Widya) (Tyas) 5YR1/3 7,5YR2,5/1 10YR3/2 berlempung berliat D. Pembahasan Tanah dari beberapa daerah tersebut merupakan salah satu contoh ta nah di Indonesia, tanah tersebut memiliki tingkatan warna pada buku Munsell Soil Colour Chart antara 5 YR sampai 10 YR, berarti tanah memiliki warna yellow-red ( merah kekuningan). Kandungan besi yang mempengaruhi warna merah kekuningan terse but.

Laporan Hasil Pratikum Geografi Tanah Konsistensi tanah saat lembab adalah gembur untuk tanah daerah Kabupaten Nganjuk , Blitar, Trenggalek, Pasuruan dan Kabupaten Lumajang. Sedangkan tanah dari Kabu paten Lamongan konsistensinya adalah lepas karena tanah tersebut berbutir pasir. Sedangkan konsistensi tanah saat basah adalah agak melekat untuk tanah daerah K abupaten Blitar dan Kabupaten Pasuruan, lekat untuk tanah dari daerah Kabupaten Nganjuk, Trenggalek dan Kabupaten Lumajang. Sedangkan tanah dari Kabupaten Lamongan konsistensinya adalah tidak plastis karena tanah tersebut berbutir pasi r. Untuk tekstur tanah adalah lempung berpasir (tanah Kabupaten Blitar), pasir b erlempung (tanah Kabupaten Nganjuk), lempung berliat (tanah Kabupaten Trenggalek ), lempung (tanah Kabupaten Pasuruan), pasir (tanah Kabupaten Lamongan )dan liat (tanah Kabupaten Lumajang). Terdapat pengaruh antara warna tanah, konsistensi d an tekstur tanah. Rata-rata tanah tersebut berupa tanah liat sehingga warna dan konsistensinya hampir beragam

Laporan Hasil Pratikum Geografi Tanah PRATIKUM II Berat Jenis, Berat Volume, Porositas dan Kadar Air

Laporan Hasil Pratikum Geografi Tanah BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Berat Jenis Berat jenis tanah adalah berat tanah dalam satuan volume padatan tanah (gram/cm3). Berat tanah diambil dari berat mutlak (kering oven) tanah, seh ingga volume padatan tanah didapat menurut hukum Archimedes, yaitu merupakan vol ume air sesudah tanah dimasukkan ke dalam air. Tanah mineral mempunyai berat jen is antara 2,60-1,70 g/cm3 dan setiap penambahan 1% bahan organik akan menurunkan berat jenis 0,02 g/cm3. Tekstur dan struktur tanah tidak mempengaruhi berat jen is. Perhitungan: 1. Berat labu ukur 2. Berat total 3. Berat tanah 4. Volume tana h-sisa air dalam gelas ukur Jadi: = A gram = B gram = B-A gram = X gram = D ml = D cm3 BJ tanah= X = E gram/cm3 D B. Berat Volume Pada prinsipnya berat volume tanah adalah berat kering suatu uni t volume tanah dalam keadaan utuh. Berat kering merupakan berat padatan tanah da lam kondisi kering mutlak (kering oven), tetapi volume tanah merupakan volume ta nah termasuk ruang porinya. Volume tanah dan porinya (contoh tanah utuh) dapat d icari dengan menggunakan alat tertentu yang mudah ditentukan volumenya, seperti menggunakan tabung coper ring atau ring sampel. Berat kering mutlak dibagi volume total didapatkan berat volume. Berat volume yang berasal dari ring sampel yang s ama akan lebih kecil daripada berat jenisnya. Pada tanah berpasir berat voleme m encapai 1,6 gr/cm3, sedangkan tanah berliat berat volume mencapai 1,1 gr/cm3. Be rat volume tanah ditentukan oleh jumlah ruang pori (porositas) dan padatan tanah , semakin besar porositasnya semakin kecil berat volumenya. Berat volume tanah

Laporan Hasil Pratikum Geografi Tanah dan porositasnya dapat berubah dan beragam bergantung keadaan struktur tanahnya, sehingga penentuan berat volume tanah dilakukan dengan contoh tanah utuh. Granu lasi tanah sangat mempengaruhi besarnya porositas tanah, sehingga berat volume m enjadi rendah, yaitu dengan cara penambahan bahan organik (dicampur aduk). Tanah lapisan atas yang kaya bahan organik mempunyai berat volume lebih rendah daripa da tanah lapisan bawah yang miskin bahan organik Pengukuran Berat volume: Berat Kering Tanah (R gram) = ..... gram/cm3 Volume tanah (S cm3) C. Porositas Porositas tanah merupakan indeks volumew pori relatif, yaitu perban dingan antara volume pori (makro dan mikro) dengan volume total (makro, mikro da n padatan). Oleh sebab itu sampel tanah berasal dari ring sampel atau sampel tan ah utuh. Nilai porositas berkisar antara 30-60%. Tanah bertekstur halus akan mem punyai porositas lebih tinggi daripada tanah bertekstur kasar. Tetapi bukan bera rti tanah bertekstur halus lebih sarang, sebab yang menentukan kesarangan adalah pori (pori makro) yang dimiliki oleh tanah bertekstur kasar. Pengukuran Porosit as tanah: Porositas = 100% - {berat volume X 100% } Berat jenis D. Kadar Air Sam pel tanah yang diambil langsung dari lapangan mempunyai kadar air atau kelembaba n yang bervariasi. Kadar air ini mempengaruhi berat yanah basah, dan kadar air i ni perlu diketahui terlebih dahulu sebelum menentukan berat jenis dan berat volu me. Oleh sebab itu penimbangan tanah basah perlu dilakukan terlebih dahulu. Kada r air dapat dinyatakan dengan beberapa cara, yaitu: 1. Perbandingan berat air de ngan berat tanah basah, dapat diketahui melalui penimbangan tanah basah (dalam r ing sampel) kemudian di oven pada suhu + 1050 C selama 2 hari sehingga tanah ker ing mutlak. Selisih berat tanah basah dengan berat tanah kering merupakan berat air, sehingga perbandingannya dapat dinyatakan sebagai berikut:

Laporan Hasil Pratikum Geografi Tanah Kadar Air = berat air (gr) X 100% berat tanah basah 2. Perbandingan berat air dengan berat tanah kering (gravimetric water content) , dapat diketahui seperti point (1) di atas, tetapi perbandingannya adalah berat tanah kering, sehingga didapatkan hasil yang lebih besar daripada point (1). Pe rbandingan berat air dengan bewrat tanah kering dapat dinyatakan sebagai berikut : Kadar Air = berat air (gr) X 100% berat tanah kering 3. Perbandingan volume air dengan volume tanah (volumetric water content), dapat diperoleh melalui pengukuran volume tanah total pada sampel ring, dan penentuan berat air sebagaimana point (1). Volume air dapat diperoleh melalui perkalian b erat air (gr) dengan berat volume (gr/cm3). Berat volume air sama dengan satu, m aka volume air sama dengan berat air. Perbandingan tersebut dapat dinyatakan seb agai berikut: Kadar Air = Volume air (cm3) X 100% Volume total (cm3)

Laporan Hasil Pratikum Geografi Tanah BAB III DESKRIPSI PRATIKUM A. Alat dan Bahan 1. Pratikum Menentukan Berat Jenis Tanah Alat 1. Labu ukur 100 ml 2. Timbangan 3. Oven 4. Gelas ukur 100 ml 5. Pipet Bahan 1. Tanah kering mas ing-masing daerah (hasil oven) 2. Air panas 2. Pratikum Menentukan Berat Volume Tanah, Porositas Tanah dan Kadar Air Tanah A lat 1. Coper ring atau ring sampel (paralon) 2. Timbangan 3. Oven Bahan 3. Tanah kering masing-masing daerah (hasil oven) B. Cara Kerja 1. Pratikum Menentukan Berat Jenis Tanah 1. Menimbang labu ukur 10 0 ml (A gram) 2. Mengisi labu ukur dengan tanah halus kering oven (berasal dari ring sampel), timbang berat totalnya (B gram) 3. Menambahkan air panas dari gela s ukur 100 ml ke dalam labu ukur sampai menunjukkan tanda batas 100 ml (bila tin ggi larutan tanah masih dibawah tanda batas), kemudian kocok pelan-pelan. 4. Men gukur sisa air di dalam gelas ukur, yang menunjukkan volume padatan tanah.

Laporan Hasil Pratikum Geografi Tanah 2. Pratikum Menentukan Berat Volume Tanah, Porositas Tanah dan Kadar Air Tanah 1 . Menimabang tabung cover ring (X gram) 2. Mengambil contoh tanah utuh dengan co per ring di lokasi lapangan 3. Menimbang tanah dan tabungnya (Y gram) 4. Berat t anah basah = Y-X = P gram 5. Memasukkan tanah beserta tabungnya kedalam oven, se lama 2 hari dalam suhu 1050 C. 6. Menimbang tanah kering oven beserta tabungnya (Q gram) 7. Berat tanah kering = Q-X = R gram 8. Menghitung volume tanah = volum e cover ring = r2t = S cm3 9. Hitung berat jenis volume tanah dengan rumus 10. Hi tung berat jenis orositas tanah dengan rumus 11. Hitung berat jenis kadar air t anah dengan rumus C. Hasil Pengamatan Tabel Hasil Pratikum Berat Jenis Tanah, Berat Volume Tanah dan Porositas Tanah N o Hal 1 2 3 Berat Labu Ukur Berat Total Berat Tanah (X)=B.tot-B.labu 4 5 Volume Padatan Berat jenis Tanah (gr/cm ) 6 7 Berat Paralon Berat tanah+ aralon 8 Berat tanah kering (R)=(berat tanah+ aralon)berat aralon 15 19,1 14 18 25,2 19,05 15 ,4 30,4 15,3 34,4 15,2 29,2 14,1 32,1 18 43,2 13,9 33,4 3 Nama tanah Blitar (Frenky) 127 143 16 Nganjuk (Yuni) 127 145,9 18,9 Trenggalek Pasuruan (Dian) 127 141,1 14,1 (Eriska) 127 142,2 Lamongan (Widya) 127 151,9 24,9 Lumajang (Tyas) 127 145,9 19,5 5 7 5 10 7 3,2 2,7 2,82 2,49 2,78

La oran Hasil Pratikum Geografi Tanah 9 Volume tanah (S)= r2t Berat volume (Bvol)= R/S (gr/cm3) Porositas = 100% ( x100%) 12,06 12,45 10,05 20,08 13,06 10 1,24 1,53 1,39 1,25 1,49 11 51,13% 43,34% 50,6% 49,61% 46% D. Pembahasan Untuk ratikum mengenai berat jenis tanah, berat volume tanah dan orositas tanah ini menggunakan sam el yang masih sama dengan sam el ada ratik um sebelumnya. Hasil dari ratikum kali ini untuk hasil berat jenis tanah, berat volume tanah dan orositas tanah berturut-turut adalah 3,2 gr/cm3; 1,24 gr/cm3; 51,13% (tanah Kabu aten Blitar), 2,7 gr/cm3; 1,53 gr/cm3; 43% (tanah Kabu aten Nganjuk), 2,28 gr/cm3; 1,39 gr/cm3; 50% (tanah Kabu aten Trenggalek), (tanah Kab u aten Pasuruan), 2,49 gr/cm3; 1,25 gr/cm3; 49,61% (tanah Kabu aten Lamongan ) d an 2,78 gr/cm3; 1,49 gr/cm3; 46% (tanah Kabu aten Lumajang). Hasil dari nilai-ni lai berat jenis tanah, berat volume tanah dan orositas tanah tersebut a abila d ibandingkan dengan embanding tanah asir adalah 2,67 gr/cm3; 1,59 gr/cm3; 40,45 % maka memilki berat jenis lebih besar, berat volume lebih kecil dan orositas l ebih besar. Hal ini di engaruhi karen bebera a faktor yang membedakan sifat tana h asir dan tanah bebera a sam el-sam el tersebut.

La oran Hasil Pratikum Geografi Tanah PRATIKUM III Daya Ka iler, Perkolasi, dan Kemam uan Menggenggam Air

La oran Hasil Pratikum Geografi Tanah BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Daya Ka iler Pada suatu masa tanah terda at ori- ori makro dan ori- ori mik ro, ori- ori tanah tersebut sebagai i a- i a ka iler yang da at menarik air se cara vertical dari bawah. Kom osisi ori- ori tanah di engaruhi oleh tekstur tan ahnya, semakin banyak ori- ori mikronya akan semakin besar daya ka ilernya, seh ingga ada tekstur liat mem unyai daya ka iler yang lebih besar dari ada tanah yang bertekstur asir. Daya ka iler bukan hanya ditentukan dari kece atan air be rgerak dalam ori- ori tanah, teta i juga dari jumlah air yang mam u diangkat di tarik, sam ai ada kondisi stasioner. B. Perkolasi dan Kemam uan Menggenggam Air Air yang terus meresa ke dalam tanah . Kemudian meninggalkan daerah erakaran disebut sebagai air erkolasi. Air ters ebut berasal dari air hujan atau un dari air irigasi. Kece atan air yang merembe s di dalam suatu massa tanah tak jenuh di engaruhi oleh tekstur dan struktur tan ahnya. Secara langsung akan ber engaruh terhada kebutuhan air untuk tanaman, se bab tanah menjadi lebih ce at atau menjadi lembih lambat keringnya. Oleh sebab i tu erlu diketahui ula kemam uan genggam tanah terhada air. Air yang meresa d alam tanah dan kemudian diikat oleh tanah untuk mengisi ori orinya, jumlah air yang da at diikat (digenggam) oleh tanah disebut sebagai daya atau kemam uan men genggam air. Jumlah air yang digenggam tersebut da at diketahui dengan mengukur air yang disiramkan, kemudian dikurangi dengan jumlah air yang merembes.

La oran Hasil Pratikum Geografi Tanah BAB III DESKRIPSI PRATIKUM A. Alat dan Bahan 1. Pratikum Menentukan Daya Ka iler Tanah Alat 1. Statif 2. Pi a gelas 3. Penggaris 4. Gelas ukur 5. Penggerus 6. Ka as 7. Sendok 8. Lem dan k ertas Bahan 1. Tanah kering oven masing-masing daerah 2. Air

2. Pratikum Menentukan Perkolasi dan Kemam uan Menggenggam Air Tanah Alat 1. Pi a aralon kecil diameter kurang lebih 1 cm, dengan anjang 7 cm 2. Statif 3. Ka as atau tisu 4. Pi et 5. Gelas ukur 100 ml dan 200 ml 6. Tanah kering oven 1. Ta nah Bahan kering (oven) masingmasing daerah 2. Air

La oran Hasil Pratikum Geografi Tanah B. Cara Kerja 1. Pratikum Menentukan Daya Ka iler Tanah 1. Sia kan statif 2. Sum bat salah satu lubang i a gelas dengan ka as tebal 3. Isi i a glas dengan tana h kering oven (digerus) setinggi 20 cm (beri tanda dengan kertas) 4. Letakkan ge las ukur lurus dibawah emegang 5. Pasanglah i a gelas lurus dengan ujung yang tersumbat masuk kedalam gelas ukur (2mm) diatas dasar gelas 6. Memasukkan air ke dalam gelas ukur sebanyak 50 ml 7. Mengamati ergerakan air didalam i a gelas, menghitung kece atannya sam ai ada kondisi stationer, dan mencatat sisa air (ml ) ada gelas ukur 2. Pratikum Menentukan Perkolasi dan Kemam uan Menggenggam Air Tanah 1. Menyumba t salah satu ujung i a aralon dengan ka as setebal 2cm. 2. Memegang i a aral on dengan statif, ujung yang tersumbat berada di bawah. 3. Memasukkan tanah yang sudah digerus kedalam i a aralon 4. Meletakkan gelas ukur 100 ml di bawah i a aralon, usahakan i a aralon berada di tengah-tengah gelas ukur. 5. Memasukk an air ke dalam i a aralon yang berasal dari gelas ukur 200 ml, sam ai ada air yang menggenang di atas tanah (bila air masih kurang, menambahkan air, teta i m encatat volumenya), dan mencatat ula waktunya. 6. Mem erhatikan air yang menete s ada gelas ukur 100 ml, biarkan sam ai berhenti menetes , dan mencacat waktuny a 7. Mencatat besar volume tetesannya dan volume air yang dimasukkan ke dalam i a aralon. 8. Menghitung volume air yang digenggam tanah dengan cara mengurangk an volume air yang dimasukkan ke dalam i a aralon dengan volume air rembesan a tau erkolasi. 9. Membandingkan dengan sam el tanah lainnya, termasuk tentang se lang waktu antara waktu air di masukan dengan waktu air ertama kali menetes. Da n juga dengan waktu air berhenti menetes.

La oran Hasil Pratikum Geografi Tanah C. Hasil Pengamatan Tabel Hasil Pratikum Menetukan Daya Ka iler Tanah Nama tanah Blitar Hal Volume ( mm) Waktu (s) Daya Ka iler Tanah (Frenky) 6 447 Nganjuk (Yuni) 9 1256 Trenggalek Pasuruan Lamongan Lumajang (Dian) 8 215 (Eriska) 8 4741 (Widya) 7 384 (Tyas) 9 625 0,0134 0,0072 0,037 0,017 0,0018 0,0144 Tabel Hasil Pratikum Menetukan Perkolasi Tanah Nama Tanah Blitar Hal Volume Tana h Basah Waktu Tetes Pertama (s) Perkolasi (Frenky) 6 Nganjuk (Yuni) 5,5 Trenggal ek Pasuruan Lamongan Lumajang (Dian) 5 (Eriska) 7 (Widya) 8 (Tyas) 73 3353 3527 1273 4123 1798 3505 0,0018 0,0015 0,004 0,0017 0,004 0,021 Tabel Hasil Pratikum Menetukan Daya Genggam Air Tanah Nama Tanah Blitar Hal Volu me Air Yang Tersisa (Ml) Volume Tanah Basah (Frenky) 194 Nganjuk (Yuni) 194,5 Tr enggalek Pasuruan (Dian) 195 (Eriska) 193 Lamongan (Widya) 192 Lumajang (Tyas) 1 27 6 5,5 5 7 8 73

La oran Hasil Pratikum Geografi Tanah Tabel Hasil Pratikum Menetukan Daya Genggam Air Tanah Nama Tanah Blitar Hal Daya Genggam Air (%) (Frenky) Nganjuk (Yuni) Trenggalek Pasuruan (Dian) (Eriska) Lam ongan (Widya) Lumajang (Tyas) 32,33 35,36 39 27,57 24 17,39 D. Pembahasan Untuk ratikum mengenai berat ka iler tanah, erkolasi tanah dan d aya genggam air tanah ini menggunakan sam el yang masih sama dengan sam el ada ratikum sebelumnya. Hasil dari ratikum kali ini untuk hasil mengenai berat ka iler tanah, erkolasi tanah dan daya genggam air tanah berturut-turut adalah 0,0 134; 0,0018; 32,33% (tanah Kabu aten Blitar), 0,0072; 0,0015; 35,36% (tanah Kabu aten Nganjuk), 0,037; 0,004; 39% (tanah Kabu aten Trenggalek), 0,0017; 0,0017; 27,57% (tanah Kabu aten Pasuruan), 0,018; 0,004; 24% (tanah Kabu aten Lamongan ) dan 0,0144; 0,0021; 17,39% (tanah Kabu aten Lumajang). Hasil dari nilai-nilai b erat ka iler tanah, erkolasi tanah dan daya genggam air tanah tersebut a abila dibandingkan dengan embanding tanah asir maka memilki daya ka iler dan daya ge nggam air yang lebih besar namun memiliki erkolasi lebih kecil dari asir. Hal ini di engaruhi karena bebera a faktor yang membedakan sifat tanah asir dan tan ah bebera a sam el-sam el tersebut. Salah satunya ori- ori tanah asir lebih be sar dan sedikit, sehingga kece atan air berjalan keatas (daya ka iler) sangat re ndah sebaliknya kemam uan air berjalan kebawah ( erkolasi) lebih besar.

La oran Hasil Pratikum Geografi Tanah PRATIKUM IV H, Kadar Bahan Organik dan Kadar Ka ur

La oran Hasil Pratikum Geografi Tanah BAB II KAJIAN PUSTAKA A. H Tanah H adalah negatif logaritma aktifitas ion hidrogen dalam tanah. Ion hidrogen meru akan sumber yang menyebabkan kemassaman suatu tanah. Semakin banya k ion hidrogen dalam tanah, semakin massam ula sifat tanah. Tanah se erti itu d ikatakan mem unyai H rendah. Nilai H berkisar antara 0 14. Suatu larutan dikat akan netral a abila memiliki nilai H = 7. Nilai H >7 menunjukkan larutan memil iki sifat basa. Sedangkan nilai H < 7 menunjukkan keasaman. Perlunya engukuran H dalam tanah yaitu: Mengetahui kesuburan tanah secara kimia. Mengetahui indik ator, sesuatu telah terjadi ada tanah atau mengetahui sejarah embentukan tanah tersebut B. Kadar Bahan Organik Bahan organik mencaku semua bahan yang berasal dari jaringan tanaman dan hewan, baik yang hidu mau un yang telah mati. Bahan organik tanah lebih mengacu ada bahan (sisa jaringan tanaman/hewan) yang telah mengalami erombakan atau dekom osisi baik sebagian atau seluruhnya. Bahan organ ik tanah berada ada kondisi yang dinamik sebagai akibat adanya mikroorganisme t anah yang memanfaatkannya sebagai sumber energi dan karbon. Kandungannya un san gat beragam, berkisar antara 0,5% - 5,0% ada tanah-tanah mineral atau bahkan sa m ai 100% ada tanah organik. Faktor yang mem engaruhi kandungan bahan organik t anah antara lain adalah iklim, vegetasi, to ografi, waktu, bahan induk, dan ola tanam. Ciri dan kandungan bahan organik tanah meru akan ciri enting suatu tana h karena bahan organik tanah ber engaruh terhada sifat kimia mau un sifat fisik a tanah. C. Kadar Ka ur Ka ur dalam tanah memiliki asosiasi dengan keberadaan ka lsium dan magnesium tanah. Hal ini wajar, karena keberadaan berasosiasi dengan k arbonat. kedua unsur tersebut sering ditemukan

La oran Hasil Pratikum Geografi Tanah Kandungan ka ur dari setia jenis tanah berbeda-beda. Bahkan kandungan ka ur dar i la isan tanah atas tentu berbeda dengan la isan di bawahnya. Hal ini disebabka n oleh adanya roses elindihan ka ur ada la isan atas oleh air yang akan diend a kan ada la isan bawahnya. Selain itu keberadaan ka ur tanah sangat di engaruh i oleh batuan induk, iklim dan ti e vegetasi yang ada di suatu lokasi.

La oran Hasil Pratikum Geografi Tanah BAB III DESKRIPSI PRATIKUM A. Alat dan Bahan 1. Pratikum Menentukan H Tanah Alat 1. Botol kocok 2. Gelas u kur 50 ml 3. H meter (kertas lakmus) Bahan 1. Tanah kering oven masing-masing d aerah 2. Air Aquades 2. Pratikum Menentukan Kadar Bahan Organik Pada Tanah Alat 1. Penggerus 2. Pi et 3. Pa an datar Bahan 1. Tanah kering oven masing-masing daerah 2. Larutan H2 O2 10% 1. Pratikum Menentukan Kadar Ka ur Pada Tanah Alat 1. Penggerus 2. Pi et 3. Pa a n datar Bahan 1. Tanah kering oven masing-masing daerah 2. Larutan HCl B. Cara Kerja 1. Pratikum Menentukan H Tanah 1. Sia kan gelas iala 100 ml dan tambahkan larutan aquades 50 ml ada gelas 2. Mengambil 5 gram tanah 3. Haluskan tanah dengan enggerus dan masukkan ke dalam gelas iala 100 ml. 4. Kocok gelas sam ai 15 menit kemudian istirahatkan 5 menit 5. Kocok kembali gelas sam ai 15 menit kemudian istirahatkan 5 menit atau sam ai tanah mulai terenda kan dan laru tan aquades mulai bening

La oran Hasil Pratikum Geografi Tanah 6. Ukur Hnya dengan cara mencelu kan kertas Lakmus 7. Amati erubahan kertas da n cocokan dengan diagram ada kertas lakmus 2. Pratikum Menentukan Kadar Bahan O rganik Pada Tanah 1. Mengambil sebongkah tanah, kira-kira 5 gram. 2. Meratakan t anah ada alas dataran 3. Menetesi tanah dengan kamikala H2O2 10 %. 4. Mengamati embuihan ada tanah. 5. Mencatat erbandingan banyaknya buih antar sam el. 3. Pratikum Menentukan Kadar Ka ur Pada Tanah 1. Mengambil sebongkah tanah, kira-ki ra 5 gram. 2. Meratakan tanah ada alas dataran 3. Menetesi tanah dengan kamikal ia HCl 4. Mengamati ercikan dan suara desis ada tanah yang ditetesi. C. Hasil Pengamatan Tabel Hasil Pratikum Menetukan H Tanah, Kadar Bahan Organik dan Kada r Ka ur Tanah Nama tanah Blitar Hal H Kandungan Bahan Organik (Frenky) Nganjuk (Yuni) Trenggalek (Dian) Pasuruan (Eriska) Lamongan (Widya) Lumajang (Tyas) 5 Banyak 5 5 8 7 7 Banyak Banyak Banyak Sedikit Banyak (Berbuih (Berbuih (Berbuih (Berbuih (Berbuih (Berbuih banyak) banyak) banyak) sedikit) banyak) banyak) Tidak berbuih Tidak b erbuih Tidak berbuih Tidak berbuih Berbuih Tidak berbuih Kandungan Ka ur D. Pembahasan Tanah-tanah sam el tersebut berasal dari tanah di Indonesia, sehin gga kisaran nilai H adalah 5-7. Tanah tersebut adalah tanah intermediet dengan kecenderungan asam. Hal ini di engaruhi oleh keberadaan Gunung-gunung a i di Ind onesia yang mem engaruhi keasaman tanah-tanah di Indonesia

La oran Hasil Pratikum Geografi Tanah Untuk kandungan bahan organik semua tanah-tanah yang menjadi sam el tersebut men gandung bahan organik dengan kandungan yang banyak dengan melihat dari reaksi ya ng ditimbulkan setelah masing-masing sam el di tetesi larutan H2O2 10 %. Hanya s am el dari Kabu aten Lamongan yang mengandung bahan organik yang sedikit. Hal in i dikarenakan tanah dari Kabu aten Lamongan tersebut adalah tanah asir. Untuk k andungan ka ur semua tanah-tanah yang menjadi sam el tersebut tidak mengandung b ahan ka ur dengan dengan melihat dari reaksi yang ditimbulkan setelah masing-mas ing sam el di tetesi larutan HCl. Hanya sam el dari Kabu aten Lamongan yang meng andung bahan ka ur yang sedikit. Hal ini dikarenakan tanah dari Kabu aten Lamong an tersebut terda at ada egunungan ka ur di Lamongan.

La oran Hasil Pratikum Geografi Tanah HASIL PRATIKUM TANAH PASIR Hasil Praktikum Berat Jenis, Berat volume dan Porosit as Tanah Pasir Massa Pasir Tinggi Volume : Berat kering t 159,8 gram 7 cm 22 = 53,1 gram 18 gram = 35,1 gram Berat Volume = 35,1/22 = 1,59 gram/cm3 Berat Pi a X 125,1 gram = 158,8 gram 125,1 gram = 34,7 gram Tingg Air Panas Awal Tinggi Air Panas Akhir Air yang ditambahkan D 100 ml 87 ml 26 ml = (26 + 87) 100 = 13 Berat Jenis (X/D) = 34,7 / 13 = 2, 67 Porositas = 100% - (1,59/2,67 x 100%) = 100% - 59,55% = 40,45 % Praktikum Daya Ka iler, Perkolasi, dan daya genggam Air Tanah Pasir Berat tanah kedua Tinggi Awal Tinggi Akhir Waktu Sisa air 13,7 gram 4,5 cm 4,5 cm 00.00.40 31 ml

La oran Hasil Pratikum Geografi Tanah MENJAWAB PERTANYAAN PERTANYAAN UNTUK LAPORAN PRATIKUM I (Pengenalan Warna, Konsi stensi dan Tekstur Tanah ) A. Pratikum Menentukan Warna Tanah 1. Menga a warna tanah ( ermukaan) berbeda-be da ada tia sam el tanah yang anda amati? Berikan alasan anda! Jawab: Tanah-tan ah yang menjadi sam el tersebut memilki erbedaan yang sedikit, karena kisaran w arnanya adalah 5 YR-10 YR berarti warna tanah ada masingmasing adalah cenderung merah kekuning-kuningan. Namun sebenarnya enyebab erbedaan warna ermukaan ta nah ada umumnya adalah: Perbedaan kadar bahan organik. Makin tinggi kandungan b ahan organik, warna tanah makin gela . Warna tanah dila isan bawah yang kandunga n bahan organiknya rendah lebih banyak di engaruhi oleh jumlah kandungan dan ben tuk senyawa besi (Fe). Di daerah yang mem unyai sistem drainase (sera an air) bu ruk, warnah tanahnya abu-abu karena ion besi yang terda at di dalam tanah berben tuk Fe2+. Bahan organik memberi warna kelabu, kelabu tua atau coklat tua ada ta nah kecuali bila bahan dasarnya tertentu s erti oksida dan besi atau enimbunan garam memodifikasi warna. Akan teta i banyak tanah tro ika dengan kandungan oksi da (hematit) yang tiggi berwarna merah, bahkan dengan sejumlah besar bahan organ ik (Nurhayati, 1986). 2. Menga a warna tanah berbeda untuk tia sam el tanah ad a kedalaman yang sama! Jawab: Warna tanah di engaruhi oleh bebera a faktor yang terda at dalam tanah yang da at dijum ai ada tia kedalaman yang berbeda-beda t ia sam el-sam el tanah. Warna tanah dila isan bawah yang kandungan bahan organi knya rendah lebih banyak di engaruhi oleh jumlah kandungan dan bentuk senyawa be si (Fe). Di daerah yang mem unyai sistem drainase (sera an air) buruk, warnah ta nahnya abu-abu karena ion

La oran Hasil Pratikum Geografi Tanah besi yang terda at di dalam tanah berbentuk Fe2+. Bahan organik memberi warna ke labu, kelabu tua atau coklat tua ada tanah kecuali bila bahan dasarnya tertentu s erti oksida dan besi atau enimbunan garam memodifikasi warna. Oleh karena a da kedalaman yang sama kandungan Fe ada masing-masing sam el tanah berbeda maka warna tanahnya un juga berbeda. 3. Menga a warna tanah cenderung menjadi terang ucat warnanya dengan meningkatn ya kedalaman tanah! Jawab: Semakin dalam kedalaman tanah kandungan bahan organik nya semakin rendah. Sehingga semakin dalam kedalaman tanah warna tanah semakin t erang ucat, karena engaruh kandungan bahan organik semakin berkurang. Tanah ba gian bawah memiliki aling sedikit bahan organik sehingga berwarna kelabu muda. Bila drainase agak baik, air dan suhu menguntungkan untuk eristiwa kimia, besi (Fe) dalam tanah teroksidasi sehingga menjadi senyawa yang berwarna merah dan ku ning (Foth D, 1998) B. Pratikum Menentukan Konsistensi Tanah 1. Bandingkan konsistensi tanah ada ke adaan basah dan lembab (a abila konsistensi hanya ada yang basah dan lembab) dan dengan konsistensi kering (a abila terda at konsistensi kering)! Jawab: 1. Kons istensi Basah a. Tingkat Kelekatan yaitu menyatakan tingkat kekuatan daya adhesi antara butirbutir tanah dengan benda lain, ini dibagi 4 kategori: Tidak Lekat ( Nilai 0): yaitu dicirikan tidak melekat ada jari tangan atau benda lain. Agak L ekat (Nilai 1): yaitu dicirikan sedikit melekat ada jari tangan atau benda lain . Lekat (Nilai 2): yaitu dicirikan melekat ada jari tangan atau benda lain. San gat Lekat (Nilai 3): yaitu dicirikan sangat melekat ada jari tangan atau benda lain.

La oran Hasil Pratikum Geografi Tanah b. Tingkat Plastisitas, yaitu menunjukkan kemam uan tanah membentuk gulungan, in i dibagi 4 kategori berikut: Tidak Plastis (Nilai 0): yaitu dicirikan tidak da a t membentuk gulungan tanah. Agak Plastis (Nilai 1): yaitu dicirikan hanya da at dibentuk gulungan tanah kurang dari 1 cm. Plastis (Nilai 2): yaitu dicirikan da at membentuk gulungan tanah lebih dari 1 cm dan di erlukan sedikit tekanan untuk merusak gulungan tersebut. Sangat Plastis (Nilai 3): yaitu dicirikan da at memb entuk gulungan tanah lebih dari 1 cm dan di erlukan tekanan besar untuk merusak gulungan tersebut. 2. Konsistensi Lembab Pada kondisi kadar air tanah sekitar ka asitas la ang, konsistensi dibagi 6 kategori sebagai berikut: a. Le as (Nilai 0 ): yaitu dicirikan tanah tidak melekat satu sama lain atau antar butir tanah mud ah ter isah (contoh: tanah bertekstur asir). b. Sangat Gembur (Nilai 1): yaitu dicirikan gum alan tanah mudah sekali hancur bila diremas. c. Gembur (Nilai 2): yaitu dicirikan dengan hanya sedikit tekanan saat meremas da at menghancurkan gu m alan tanah. d. Teguh / Kokoh (Nilai 3): yaitu dicirikan dengan di erlukan teka nan agak kuat saat meremas tanah tersebut agar da at menghancurkan gum alan tana h. e. Sangat Teguh / Sangat Kokoh (Nilai 4): yaitu dicirikan dengan di erlukanny a tekanan berkali-kali saat meremas tanah agar da at menghancurkan gum alan tana h tersebut. f. Sangat Teguh Sekali / Luar Biasa Kokoh (Nilai 5): yaitu dicirikan dengan tidak hancurnya gum alan tanah meski un sudah ditekan berkali-kali saat meremas tanah dan bahkan di erlukan alat bantu agar da at menghancurkan gum alan tanah tersebut. 2. Menga a tekstur liat memiliki konsistensi yang sangat lekat? Jawab:

La oran Hasil Pratikum Geografi Tanah Tanah liat meru akan jenis tanah yang memiliki resentasi asir yang sangat rend ah bahkan tidak ada sama sekali. Tanah liat memiliki konsistensi yang ekstra teg uh, da at dibentuk bulatan atau gulungan dan membutuh kan tekanan yang besar ata u kuat untuk memecahnya. Pita yang terbentuk ada tanah liat memliki anjang dia tas 1.0 cm. Tanah liat berwarna merah kekuningan dan memiliki derajat ela ukan yang tinggi, hal tersebut sesuai dengan ernyataan yang dikemukakan oleh Lingga (2009) bahwa tanah yang berwarna merah menunjukkan tingkat ela ukan yang sudah lanju. Tingkat erubahan tekstur tanahnya juga sudah lanjut ke arah tekstur halu s. Warna tanah liat yaitu coklat kekuningan, hal ini sesuai dengan hasil raktik um yang menunjukkan bahwa warna tanah liat berwarna coklat kekuningan setelah di amati. Hal ini sesuai dengan enda at (Lingga, 2009) bahwa ada tanah liat memil iki konsistensi yang ekstra teguh dengan warna coklat kekuningan. Konsistensi ta nah liat teguh,karena a abila digenggam mudah terbentuk dan tidak mudah le as. H al ini sesuai dengan enda at (Lingga, 2009) yang menyatakan bahwa untuk memecah bulatan atau gulungan yang dibentuk dari tanah liat membutuhkan tekanan yang ku at untuk menghancurkannya. 3. Menga a kandungan air ber engaruh terhada konsistensi? Jawab: Konsistensi me ru akan ungka an mekanik daya ikat antar artikel yang berkaitan dengan tingkat dan macam kohesi dan adhesi. Ini berarti konsistensi oleh kadar air tanah. Fakto r-faktor lain yang ber engaruh adalah bahan-bahan enyemen agregat tanah, bentuk dan ukuran agregat, serta tingkat agregasi. Kohesi diwujudkan oleh tarikan mole kuler yang terda at ada tanah yang ber ermukaan jenis besar, artikel- artikel tanah terletak dengan ermukaan terluasnya saling berhada an dan artikel- artik el berada dekat satu dengan yang lain. Kohesi aling besar terda at dalam tanah kering dan menurun tajam dengan masuknya air di sela-sela artikel tanah. Adhesi diwujudkan oleh tegangan ermukaan yang timbul ada antar muka antara air dan u dara dalam ori- ori tanah. Besarnya adhesi ditentukan oleh tegangan ermukaan t ia satuan bidang singgung dan luas bidang singgung. Pada kadar air terbatas, te gangan ermukaan ada tia satuan bidang singgung tinggi (meniskus air sangat ce kung), akan teta i luas bidang singgung sem it, maka kekuatan adhesi kecil. Kena ikan kadar air mem erluas bidang singgung dan hanya menurunkan sedikit

La oran Hasil Pratikum Geografi Tanah tegangan ermukaan tia satuan bidang singgung, maka kekuatan adhesi meningkat. Kenaikan kadar air lebih lanjut meningkatkan luas bidang singgung dan menurunkan secara tajam tegangan ermukaan tia satuan bidang singgung (kece atan meniskus air sangat berkurang). Akibatnya kekuatan adhesi hilang dan tanah berubah menja di lum ur 4. A a hubungan konsistensi dengan engelolaan tanah? Jawab: KOHESI CARA-CARA: KONSITENSI MOLEKULMOLEKUL TANAH PENGELOLAAN LAHAN Mencangkul M embajak ADESI Konsistensi adalah kerentanan tanah untuk mengalami erubahan. Sehingga setia l ahan memerlukan enanganan- enangan khusus, misal lahan yang tanahnya ber asir m emiliki konsistensi kecil maka enganan lahannya juga harus lebih serius untuk m enda atkan hasil yang maksimum C. Pratikum Menentukan Tekstur Tanah 1. Menga a t ekstur tanah berbeda-beda ada tia sam el tanah yang anda amati? Berikan alasan anda! Jawab: Tekstur meru akan erbandingan kom osisi artikel- artikel asir, debu dan liat ada tanah. Misalakan suatu daerah adalah daerah sungai atau DAS s uatu sungai astinya daerah tersebut memliki kom osisi asir yang banyak ada ta nahnya, maka tekstur tanahnya adalah ber asir. Sehingga hal yang mem engaruhi e rbedaan tekstur tersebut adalah kom osisi asir, debu dan liat ada masin-masing sam el tanah. Dimana kom osisi tersebut di engaruhi bebera a faktor, salah satu nya asal daerah tanah tersebut.

La oran Hasil Pratikum Geografi Tanah 2. Jelaskan hubungan antara tekstur tanah dengan konsistensi! Jawab: Jika kom os isi asir berlebih maka tekstur tanah adalah asir, sehingga memliki konsisteni yang le as menurut ketentuan konsistensi. Hal tersebut dikarenakan asir memilik i ikatan antar molekul yang kecil karena berbutir-butir dengan ori- ori besar. Sebaliknya a abila tanah bertekstur liat akan memilki konsistensi lekat karena i katan antar molekulnya kuat dan memilki ori- ori yang kecil namun banyak.

La oran Hasil Pratikum Geografi Tanah PERTANYAAN UNTUK LAPORAN PRATIKUM II dan III (Berat Jenis, Berat Volume, Porosit as, Kadar Air, Daya Ka iler, Perkolasi, dan Kemam uan Menggenggam Air) 1. Faktor a a saja yang mem engaruhi erbedaan Berat Volume, Berat Jenis dan Por ositas dari masing-masing tanah kelom ok anda! Jawab: Faktor-faktor yang mem eng aruhi erbedaan berat volume, berat jenis dan orositas adalah: Berat tanah: Sem akin besar berat tanah sam el maka berat jenis tanah sam el juga semakin besar V olume tanah: Semakin besar volume tanah sam el maka berat jenis tanah sam el aka n semakin kecil Tekstur tanah: tanah sam el yang bertekstur halus (liat) akan me m unyai orositas lebih tinggi dan berat volume lebih rendah, sedangkan tanah sa m el bertekstur kasar ( asir) akan mem unyai orositas lebih kecil dan berat vol ume lebih besar. Struktur tanah: berat volume dan orositas tanah sam el da at b erubah tergantung dari keadaan struktur tanah sam el Granulasi: Granulasi da at mem erbesar orositas tanah sam el, sehingga berat volume tanah sam el akan sema kin kecil. Kandungan bahan organik: semakin banyak bahan organik ada tanah sam el maka berat volume tanah sam el akan semakin kecil dan orositas tanah sam el semakin besar Berat jenis tanah di engaruhi oleh berat tanah sam el dan volume t anah sam el Berat volume tanah dan orositas di engaruhi oleh tekstur, struktur, granulasi, dan kandungan bahan organik tanah sam el Semakin besar berat volume tanah sam el maka akan semakin kecil orositas dan sebaliknya Berat Volume = 1/ Porositas

La oran Hasil Pratikum Geografi Tanah 2. Menga a ka ilaritas (kece atan air naik melewati ori- ori tanah) berbeda unt uk masing-masing sam el tanah kelom ok anda! Jawab: Perbedaan besar ka ilaritas ada masing-masing sam el tanah adalah: Tekstur tanah: ada tekstur tanah liat a kan memiliki ka ilaritas lebih besar dari ada tanah sam el yang bertekstur asir . Hal ini disebabkan karena tekstur liat memiliki jumlah ori- ori mikro yang le bih banyak. Sehingga daya tarik air secara vertikal oleh ori- ori mikro semakin besar. Tekstur Lem ung Pasir ber asir Lem ung Lem ung Pasir Liat berlem ung berliat Daya Ka iler Tanah 0,0134 0,0072 0,037 0,017 0,0018 0,0144 Dari hasil ratikum terlihat besar daya ka iler secara berurutan dalah tanah sam el yang bertekstur: Pasir < Pasir Berlem ung < Lem ung Ber asir < Lem ung < Lia t < Lem ung Berliat 3. Menga a air yang tersedot berbeda untuk masing-masing sam el tanah kelom ok anda! Jawab: Faktor yang mem engaruhi jumlah air yang tersedo t adalah besar daya ka iler tana. Semakin besar daya ka iler semakin besar jumla h air yang tersedot oleh tanah. Dan besar daya ka iler tergantung dari tekstur t anah se erti yang sudah dijelaskan di atas. Dari hasil ratikum terlihat yang a ling banyak jumlah air yang tersedot adalah tanah yang bertkstur lem ung berliat . Karena tanah sam el yang bertekstur lem ung berliat memilki daya ka iler alin g besar. 4. Menga a jumlah air yang da at digenggam oleh tanah berbeda-beda? Jaw ab: Faktor yang mem engaruhi daya genggam tanah sam el sama dengan daya ka iler, yaitu tekstur dan struktur tanah sam el. Dan daya ka iler mem engaruhi daya gen ggam tanah sam el. Semakin besar daya ka iler maka daya genggam tanah juga semak in besar

La oran Hasil Pratikum Geografi Tanah BAB IV PENUTUP A. Kesim ulan Tanah memilki banyak sifat fisik, diantaranya tekstur,warna, konsi stensi, berat jenis, berat volume, orositas, kadar air, daya ka iler, erkolasi , kemam uan menggenggam air, H, kadar bahan organik dan kadar ka ur. Kesemua si fat tersebut saling ber engaruh. Dan sifat tersebut saling membentuk sifat-sifat khas yang dimliki tanah dimana hal tersebut nantinya akan bersinergi satu sama lain oleh faktor luar se erti iklim, to ografi, vegetasi, dan waktu. B. Saran De ngan raktikum ini da at mengetahui sifat fisik, diantaranya tekstur,warna, kons istensi, berat jenis, berat volume, orositas, kadar air, daya ka iler, erkolas i, kemam uan menggenggam air, H, kadar bahan organik dan kadar ka ur ada tanah sesuai dengan daerah masing-masing. Sehingga da at dimanfaatkan berbagai ihak untuk ke erluan yang lebih lanjut dalam engelolaan lahan. Khususnya bagi ara etani, demi menda atkan hasil engolahan lahan yang maksimal maka sebelum mengel ola lahan harus mem erhatikan sifat-sifat fisik tanah. Sehingga etani akan tahu bagaimana mem erlakukan tanah dilahannya agar dida atkan hasil anen yang maksi mal.

La oran Hasil Pratikum Geografi Tanah DAFTAR PUSTAKA Hanafiah, Kemas Ali. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. PT RajaGrafindo Persada. Jaka rta Tan, Kim. 1991. Dasar-Dasar Kimia Tanah. Balai Penelitian Teh & Kina. Bandun g. Utomo, Dwiyono Hari. 2010. Geografi Tanah. FIS UM. Malang: Universitas Negeri Malang Utomo, Dwiyono Hari. 2001.Petunjuk Pratikum Geografi Tanah di Laboratori um. FMIPA UM. Malang: Universitas Negeri Malang (online), htt ://zabrah98.multi ly.com/journal/item/16/FAKTOR_PEMBENTUK_TANAH, ( diakses tanggal 5 Mei 2011)