8
VII PENGAWASAN MUTU PANGAN Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Pengawasan Mutu Bahan Baku, (2) Pengawasan Mutu Selama Proses, dan (3) Analisa Produk Jadi. 7.1 Pengawasan Mutu Bahan Baku Bahan baku utama pembuatan gula di PT PG Rajawali II Unit PG Subang adalah tebu, yang merupakan salah satu faktor penentu kualitas gula itu baik atau tidak. Tebu yang harus digiling adalah tebu yang memiliki kadar sukrosa yang optimum. Tebu hasil asimilasi yang berupa disakarida sebagian digunakan untuk kebutuhan hidupnya dan sebagian lagi disimpan dalam batang tebu dengan bentuk sukrosa. Kadar sukrosa tebu akan meningkat ketika mendekati masa panen tetapi suatu saat akan menurun kembali. Analisa pendahuluan tebu dilakukan setiap hari dan laporannya setiap 15 hari sekali untuk semua sektor kebun, dimulai saat tebu berumur 12 bulan. Tebu yang sudah siap tebang adalah tebu yang memiliki kandungan 128

7 Pengawasan Mutu Pangan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Pengawasan Mutu Produk GULA

Citation preview

131

VII PENGAWASAN MUTU PANGANBab ini akan menguraikan mengenai : (1) Pengawasan Mutu Bahan Baku, (2) Pengawasan Mutu Selama Proses, dan (3) Analisa Produk Jadi.7.1 Pengawasan Mutu Bahan BakuBahan baku utama pembuatan gula di PT PG Rajawali II Unit PG Subang adalah tebu, yang merupakan salah satu faktor penentu kualitas gula itu baik atau tidak. Tebu yang harus digiling adalah tebu yang memiliki kadar sukrosa yang optimum. Tebu hasil asimilasi yang berupa disakarida sebagian digunakan untuk kebutuhan hidupnya dan sebagian lagi disimpan dalam batang tebu dengan bentuk sukrosa. Kadar sukrosa tebu akan meningkat ketika mendekati masa panen tetapi suatu saat akan menurun kembali.Analisa pendahuluan tebu dilakukan setiap hari dan laporannya setiap 15 hari sekali untuk semua sektor kebun, dimulai saat tebu berumur 12 bulan. Tebu yang sudah siap tebang adalah tebu yang memiliki kandungan sukrosa tinggi dan hampir merata pada semua bagian batang. Analisa dilakukan dengan sampel berupa tebu dari kebun yang akan diuji kemasakannya. Sampel yang diambil sebanyak 10-15 batang tebu, sampel diukur panjang dan banyak ruasnya serta seberapa besar kerusakan akibat hama. Bidang tersebut kemudian dibagi menjadi faktor kemasakan, koefisien daya tahan, serta koefisien peningkatan. Brix minimal tebu yang akan ditebang adalah sebesar 17 %. Tebu yang akan diolah harus memenuhi persyaratan-persyaratan tertentu agar gula yang dihasilkan berkualitas baik dan berjumlah banyak. Persyaratan tersebut adalah sebagai berikut:1) Tebu harus memiliki kadar sukrosa yang tinggi karena komposisi utama kristal gula adalah sukrosa.2) Monosakarida yang juga terkandung dalam tebu seperti glukosa dan fruktosa tidak boleh terdestruksi dalam suasana basa.7.2 Pengawasan Mutu Selama ProsesPengawasan mutu selama proses pengolahan bertujuan untuk mengawasi dan menganalisa bahan serta kondisi selama proses berlangsung pada waktu yang telah ditentukan agar dapat diperoleh kualitas dan produk akhir yang baik. Pengawasan mutu selama proses dilakukan di laboratorium karena sebagian besar dilakukan dengan pereaksi kimia. Analisa yang dilakukan adalah analisa nira mentah, analisa nira gilingan, analisa nira encer, analisa nira kental, analisa ampas, analisa blotong, analisa sirup gula, analisa stroop, klare dan magma, analisa tetes, analisa air boiler.Tujuan dari analisa-analisa tersebut adalah sebagai berikut :1) Mengetahui seberapa besar gula yang dihasilkan dari bahan baku yang masuk, sehingga kehilangan gula dapat ditekan.2) Mengetahui apakah proses yang dilakukan sudah memenuhi ketentuan sehingga apabila terjadi penyimpangan dapat segera diatasi dan diketahui.3) Menjaga kualitas produksi sesuai sesuai yang diinginkan, sehingga dari analisa tersebut akan diketahui efektivitas dari alat yang beroperasi.

7.2.1 Analisa Nira MentahNira mentah yang akan dianalisis diambil dari flow meter. Analisis dilakukan tiap 2 jam sekali meliputi analisa obrix, nilai polarisasi, pH, persen residu, kadar kapur, kadar fosfat, dan harga kemurnian.7.2.2 Analisa Nira GilinganNira gilingan yang akan dianalisi diambil dari sampel hasil gilingan I, gilingan II, gilingan III, dan gilingan IV. Analisis dilakukan setiap 2 jam sekali meliputi analisa obrix, nilai polarisasi, pH, persen residu, kadar kapur, kadar fosfat dan harga kemurnian.7.2.3 Analisa Nira Encer Nira encer yang akan dianalisis diambil dari sampel pada dorr clarifier. Analisa dilakukan setiap 2 jam sekali meliputi analisa obrix, nilai polarisasi, pH, persen residu, kadar kapur, kadar fosfat dan harga kemurnian.7.2.4 Analisa Nira TapisNira tapis yang akan dianalisis diambil dari sampel pada rotary vacum filter. Analisa dilakukan setiap 2 jam sekali meliputi analisa obrix, nilai polarisasi, pH, persen residu, kadar kapur, kadar fosfat dan harga kemurnian.7.2.5 Analisa Nira KentalNira kental yang akan dianalisis diambil dari sampel pada stasiun penguapan. Analisa dilakukan setiap 2 jam sekali meliputi analisa obrix, nilai polarisasi, pH, persen residu, kadar kapur, kadar fosfat dan harga kemurnian.

7.2.6 Analisa AmpasAmpas yang akan dianalisis diambil dari sampel hasil gilingan IV. Analisis dilakukan setiap 4 jam sekali meliputi analisa persen zat kering dengan menggunakan alat pengering ampas dan persen polarisasi.7.2.7 Analisa BlotongAnalisa blotong menggunakan sampel dari hasil penapisan. Analisis blotong dilakukan setiap 2 jam sekali meliputi analisa persen zat kering dan persen polarisasi.7.2.8 Analisa TetesTetes yang akan dianalisis diambil dari sampel pada hasil samping putaran D 1. Analisa dilakukan setiap 2 jam sekali meliputi analisa obrix, nilai polarisasi, dan harga kemurnian. Analisis TSAI (Total Sugar as Invert) dilakukan setiap 24 jam sekali.7.2.9 Analisa Sirup GulaSirup gula yang akan dianalisis diambil dari sampel pada setiap masakan A, C dan D di setiap stasiun putaran. Analisis ini dilakukan setiap 2 jam sekali meliputi analisa obrix, nilai polarisasi, dan harga kemurnian.7.2.10 Analisa Stroop, Klare, dan MagmaStroop, klare dan magma yang akan dianalisis diambil dari stasiun putaran. Analisis dilakukan setiap 4 jam sekali meliputi analisa obrix, nilai polarisasi, dan harga kemurnian.Untuk analisa obrix menggunakan alat silinder winter, nilai polarisasi menggunakan metode polarimetris, pengukuran pH dengan pH meter, analisa kadar kapur dengan metode kompleksometri, analisa kadar phospat dengan menggunakan spektrofotometri.7.2.11 Analisa Air BoilerAnalisa boiler yang akan dianalisis diambil dari tangki air pengisi boiler dan air kondensat. Analisis dilakukan setiap 1 jam sekali meliputi analisa pH, kesadahan, kandungan silikat, kadar phospat, dan kandungan gula.7.3 Analisa Produk Jadi Analisa mutu produk jadi dilakukan terhadap produk gula, gula yang baik akan meningkatkan harga jual dari produk gula . Pengawasan dan penelitian mutu gula pada awalnya dilakukan oleh Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI) di Pasuruan Jawa Timur, namun lambat laun dilakukan di Laboratorium PT PG Rajawali II Unit PG SubangAnalisa dari produk gula di PT PG Rajawali II Unit Subang dapat dilihat pada tabel 6.Tabel 6. Analisa Produk GulaUnsurStandarMetode Analisa

Warna Warna Kristal Warna LarutanMax 70Max 250RefleksiSpektrofotometri

Ukuran Butir (mm)0,8-1,2Ayakan

Susut pengeringan (%b/b)Max 0,10IR Dryer

Polarisasi (2o, 28oC)Min 99,6Polarimeter

Abu Konduktivitas (%b/b)Max 0,10Konduktometer

Belerang dioksidaMax 30Titrimetis

128