Upload
anchahanib5
View
1.446
Download
412
Embed Size (px)
Citation preview
PEMUPUKAN PADI
PELATIHAN P2BN BAGI PENYULUH PENDAMPING
TUJUAN PEMBELAJARAN TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUSKHUSUS
Setelah berlatih peserta dapat menjelaskan kembali:
1. Arti penting penggunaan pupuk organik
2. PET
3. Aplikasi BWD
4. Aplikasi PUTS
5. Aplikasi Omision Plot
6. Aplikasi Software PUPS
7. Permentan no. 40
8. http://webapps.irri.org/nm/id/
1. Tentukan target hasil realistis
2. Efektifkan penggunaan hara tanah
3. Tambahkan defisit antara kebutuhan & penyediaan hara tanah
Pengelolaan Hara Spesifik Lokasi Pengelolaan Hara Spesifik Lokasi (PHSL)(PHSL)
Beri ppkSesuai kebutuhantan!
Asal hara tanaman
• Tanah
• Sisa tanaman
• Air irigasi
• Fiksasi N2
• Pupuk kimia
• Karbon• Hidrogen• Oksigen• Nitrogen (N)• Fosfor (P)• Kalium (K)• Kalsium• Magnesium• Sulfur (S)
mak
ro
• Silicon• Besi• Mangan• Boron• Molibdenum• Kopper• Zing (Zn)• Khlor
mik
ro
Dari udara dan air
Pupuk(N, P, K, S, Zn)
Bahan organik(N, P, K,S)
Mineral tanah (P, K)
Dari tanah
Hara esensial (16)
Kebutuhan hara optimum dan neraca hara dalam gabah dan jerami padi varietas unggul
N P K Zn S Mg Ca Fe
Hara dalam gabah + jerami (kg/ton gabah)
17,5 3,0 22,0 0,05 1,8 3,5 4,0 0,50
Hara dalam gabah (kg/ton gabah)
10,5 2,0 7,5 0,02 1,0 1,5 0,5 0,20
Hara dalam jerami (kg/ton gabah)
7,0 1,0 14,5 0,03 0,8 2,0 3,5 0,30
NITROGEN
Peranan/fungsi
– bagian terpenting dari asam-asam amino, asam nucleat, dan chlorophyll
– mempercepat pertumbuhan vegetatif (pembentukan anakan, tinggi tanaman, lebar daun), panjang malai, jumlah gabah dsb
– meningkatkan kadar protein tanaman
Nitrogen diambil tanaman dari larutan tanah dalan bentuk NO3- atau NH4+. Tanaman padi umumnya mengambil N dalam bentuk NH4+
Kebutuhan N tertinggi saat pembentukan anakan sampai primordia bunga
Kebutuhan N optimum : 14,7 kg N per ton gabah (40% berada di jerami)
Gejala defisiensi / kekurangan Nitrogen (N)
tanaman kerdil, daun kekuningan (klorosis) terutama daun tua
anakan sedikit dengan daun kecil-kecil
jumlah gabah sedikit
tanah-tanah dengan kadar bahan organik rendah (<1% C), tanah-tanah berpasir
tanah-tanah berkadar P rendah, tanah-tanah tergenang terus menerus
tanah alkalin (pH > 7.0) dengan potensi volatilisasi NH3 tinggi
Dimana terjadi defisiensi Nitrogen (N)
Gejala defisiensi Nitrogen pada padi sawah dan jagung
FOSFOR (P)
Peranan / fungsi● bagian terpenting dari ATP (adenosin
phosphate) energi kimia berfungsi untuk menyimpan dan transfer energi dalam seluruh proses metabolisme tanaman
● bagian utama inti sel dan asam nucleat ● memperbanyak anakan dan pertumbuhan
akar● mempercepat pembungaan dan pemasakan
P diambil tanaman dari larutan tanah dalam bentuk ion H2PO4
-, dan HPO42- ,
Kebutuhan P optimum : 2,6 kg P per ton gabah (> 30% berada di jerami)
tanaman kerdil, hijau gelapakar dan anakan sedikitdaun kecil, hijau gelap, pendekjumlah anakan, malai dan gabah per malai menurunsering timbul warna keunguan pada pelepah daun / batangpemasakan terlambat (terlebih pada pemupukan N tinggi)kehampaan gabah tinggi respon terhadap pemupukan N, rendah
Gejala defisiensi/kekuranganfosfor (P)
● kadar P tanah rendah
● pemupukan P rendah
● efisiensi pemupukan P rendah (fiksasi P oleh Al dan Fe pada lahan kering masam, atau fiksasi P oleh Ca pada lahan kering alkalin) sehingga P kurang tersedia
● pengapuran berlebihan pada lahan masam fiksasi P oleh Ca
● pemupukan N berlebihan, sedangkan pemupukan P rendah
Sebab-sebab terjadinya defisiensi P
Dimana terjadi defisiensi atau kekurangan Fosfor (P)
● tanah berpasir dengan bahan organik dan cadangan P rendah
● tanah masam di lahan kering dimana fiksasi P tinggi seperti tanah Podsolik Merah Kuning (Ultisols dan Oxisols)
● tanah sawah yang telah terdegradasi
● tanah gambut, tanah sulfat masam di daerah pasang surut
● tanah alkaline, dengan pH > 7,5
Gejala defisiensi Fosfor (P) pada padi sawah dan jagung
KaliumPeranan/fungsi
● tranportasi hasil-hasil asimilasi/proses fotosintesa di daun kebagian-bagian tanaman lainnya (akar, tunas/anakan, biji/gabah)
● mengatur tekanan osmose/turgor, memperkuat dinding sel
● aktivator enzym pada seluruh proses metabolisme tanaman
● menunda penuaan/ senesence daun
● meningkatkan jumlah gabah bernas dan menurunkan kehampaan
K diambil tanaman dari larutan tanah dalam bentuk K+
Kebutuhan optimum K : 14,5 kg K per ton gabah (> 80% berada di jerami)
Gejala-gejala defisiensi/kekurangan K
pinggir daun berwarna kuning kecoklatan disertai bercak warna jingga terutama pada daun tua tanaman tumbuh kerdil dan daun-daun terkulai
sering terjadi rebah karena N/K ratio tinggi
penuaan daun lebih cepat (leaf senescence)
kehampaan gabah tinggi dan pengisian gabah tidak sempurna (banyak butir hijau)
pertumbuhan akar tidak sehat (banyak akar yang busuk karena kehilangan daya oksidasi, sehingga jerapan hara terganggu)
tanaman mudah terserang penyakit seperti blast, sheath blight, bercak daun, terlebih bila dipupuk N berlebihan
Sebab-sebab terjadinya defisiensi K
Kadar K tanah rendah
pemupukan K kurang
setiap panen, jerami diangkut keluar bersama panen
sumbangan K dari air irigasi rendah
efisiensi pemupukan K rendah karena fiksasi K oleh mineral liat atau tanah berpasir sehingga K tercuci kelapisan bawah karena K dapat mobil
Takaran pupuk untuk tanaman padi bergantung pada:
– Status hara atau suplai hara tanah (lingkungan).
– Kebutuhan tanaman akan hara (varietas).
Takaran pupuk untuk tanaman padi • Takaran pupuk disusun berdasarkan cadangan
hara dalam tanah (suplai hara), dan
• Tingkat hasil tinggi realistis (target hasil) yang biasa dicapai di suatu lokasi dalam beberapa musim terakhir atau kebutuhan hara tanaman.
BAGAN WARNA DAUN
Cara pengukuran menggunakan BWD
Petak Omisi HaraSuplai hara
(kg ha-1)
Nitrogen (N)
40 - 65
Fosfor (P) 12 - 19
Kalium (K) 60 - 100
Pengertian Petak OmisiPengertian Petak Omisi
• Petak omisi disebut pula uji pengurangan satu unsur hara.• Suatu metode untuk menentukan takaran pupuk P dan K
dengan cara membandingkan hasil padi yang dipupuk lengkap (NPK) dengan hasil padi tanpa salah satu unsur hara tersebut.
Minus One Element Technique
Sebaran petak omisiSebaran petak omisi
Lahan petani
0N 0P 0K
0N 0P 0K
Domain50-100 ha
Laboratorium lapangPetak kunjungan
100 ha
100 ha
100 ha
100 ha
100 ha
Petak Omisi
Alternatif petak omisi (PO)
NPK
NPK
Estimasi kemampuan suplai hara tanah (berdasar pendekatan petak omisi)
• Indikator: N, P atau K pembatas hasil
Hasil pada -N plot
Hasil pada - P plot
Hasil pada - K plot
Petak Omisi
Melakukan Uji Petak Omisi
Tujuan:• Memahami dan dapat melaksanakan uji petak omisi dan
menentukan takaran pupuk yang sesuai kebutuhan tanaman.
Prospektus:• Diuraikan apa dan bagaimana melakukan uji petak omisi dan
menilai hasil pengujiannya.
0N 0P 0K NPK
Cara melakukan pengujian
• Pilih 3-10 petani mewakili suatu wilayah dengan kriteria:– Variasi kesuburan tanah di suatu wilayah, – Variasi pola tanam, – Tingkat kondisi sosial ekonomi berdasarkan luas
pemilikan lahan dan tingkat kesejahteraan petani, – Mudah dijangkau untuk kunjungan lapang, dan – Kesediaan petani untuk melaksanakan pengkajian.
Cara melakukan pengujian
• Buat 4 petak ukuran 5 m x 5 m, dengan perlakuan pupuk:– Petak ke-1 diberi pupuk lengkap N, P, dan K– Petak ke-2 diberi pupuk N dan P (tanpa K)– Petak ke-3 diberi pupuk N dan K (tanpa P)– Petak ke-4 diberi pupuk P dan K (tanpa N). – Gunakan benih bermutu, pengelolaan tanaman baik
termasuk pengairan dan pengendalian hama penyakit. Air irigasi diatur agar air tidak masuk dari petak yang satu ke petak lainnya.
• Tiap petak perlakuan dipisahkan dari perlakuan lainnya dengan pematang (tinggi minimal 15 cm dan lebar 20-30 cm).
Pengelolaan tanaman?
• Buat pematang keliling petak omisi untuk menghindarkan kontaminasi pupuk
• Gunakan benih bermutu, ikuti petunjuk pengelolaan tan. yang baik (PTT)
0N
0P
0K
Jika petani menggunakan pupuk kandang, berikan takaran yang sama pada semua petak omisi
NPK-K (+NP)-P (NK)-N (+PK)
5m
Denah kajian petak omisi (5mx5m) serta tata pengairan di lahan petani yang ukuran lahannya cukup luas
5 m
Pembuatan pematang
• dapat setelah tanam, asal sebelum dipupuk
• Pematang mampu menghindari kontaminasi pupuk
Petak omisi
Proses Pembuatan Petak Omisi
-N-P
-K
Hasil petak omisi sebagai indikasi berapa Hasil petak omisi sebagai indikasi berapa banyak pupuk P & K dibutuhkanbanyak pupuk P & K dibutuhkan
Ppk lkp -N -P -K
+NPK +PK +NK +NP
Estimasi kebutuhan pupuk P dengan Estimasi kebutuhan pupuk P dengan teknik petak omisiteknik petak omisi
Pupuk lengkap -N -P -K
+NPK +PK +NK +NP
Tentukan target hasil Hasil dengan pupuk lengkap (NPK) Pengelolaan tanaman baik
Hasil +NPK
Estimasi kebutuhan ppk P dengan Estimasi kebutuhan ppk P dengan teknik petak omisiteknik petak omisi
Pupuk lengkap -N -P -K
+NPK +PK +NK +NP
Pilih target hasil Hasil dengan pupuk lengkap (NPK) Pengelolaan tanaman baik
Estimasi P-pembatas hasil Hasil pada P-petak omisi
Hasil tanpa P
Hasil +NPK
Estimasi kebutuhan pupuk P dengan teknik Estimasi kebutuhan pupuk P dengan teknik petak omisipetak omisi
Pupuk lengkap -N -P -K
+NPK +PK +NK +NP
Pilih target hasil Hasil dengan pupuk lengkap (NPK) Pengelolaan tanaman baik
Estimasi P-pembatas hasil Hasil pada P-petak omisi
Tentukan takaran pupuk P untuk menutup defisiensi dan mempertahankan kesuburan
Hasil tanpa P
Pupuk P
Hasil +NPK
Estimasi kebutuhan pupuk K dengan Estimasi kebutuhan pupuk K dengan teknik petak omisiteknik petak omisi
Pupuk lengkap -N -P -K
+NPK +PK +NK +NP
Tentukan target hasil Hasil dengan pupuk lengkap (NPK) Pengelolaan tanaman yang baik
Hasil +NPK
Estimasi kebutuhan ppk K dgn teknik Estimasi kebutuhan ppk K dgn teknik petak omisipetak omisi
Pupuk lengkap -N -P -K
+NPK +PK +NK +NP
Pilih target hasil Hasil dengan pupuk lengkap (NPK) Pengelolaan tanaman yang baik Estimasi K-pembatas hasil Hasil pada K-petak omisi
Hasil tanpa K
+NPK, hasil
Estimasi kebutuhan pupuk K dengan Estimasi kebutuhan pupuk K dengan teknik petak omisiteknik petak omisi
Pupuk lengkap -N -P -K
+NPK +PK +NK +NP
Pilih target hasil Hasil dengan pupuk lengkap (NPK) Pengelolaan tanaman yang baik
Estimasi K-pembatas hasil Hasil pada K-petak omisi
Tentukan takaran pupuk K menutup defisiensi dan mempertahankan kesuburan
Hasil tanpa K
Pupuk K
Hasil +NPK
Apa yang dilakukan kemudian?
• Gunakan hasil panen petak omisi sbg indikator potensi suplai hara tanah (IPS/IKS)
• Hitung rata-rata hasil panen petak omisi dari lahan yg terwakili untuk mendapatkan estimasi rekomendasi domain (wilayah)
0N
0P
0K
Dosis Pupuk P
Target Hasil (t/ha)
4 5 6 7 8
Hasil Plot tanpa P (t/ha) Dosis SP 36 (kg/ha)
3 50 100 150
4 40 60 100 150
5 50 70 100 150
6 60 80 125
7 70 100
8 80
Dosis Pupuk K tanpa pengembalian jerami
Target Hasil (t/ha)
4 5 6 7 8
Hasil Plot tanpa K (t/ha) Dosis KCl (kg/ha)
3 75 125 175
4 50 100 150 200
5 75 125 175 225
6 100 150 200
7 125 175
8 150
Dosis pupuk K seluruh jerami dikembalikan
Target Hasil (t/ha)
4 5 6 7 8
Hasil Plot tanpa K (t/ha) Dosis KCl (kg/ha)
3 50 100 150
4 0 50 100 150
5 0 50 100 150
6 20 60 120
7 40 90
8 60
Cara menghitung takaran pupuk
• Menggunakan pupuk tunggal
• Menggunakan pupuk majemuk
• Menggunakan pupuk tunggal dan pupuk majemuk
Cara menghitung takaran pupuk (135 kg N, 35 kg P2O5 dan 20 kg K2O per ha)
Apabila semuanya digunakan pupuk tunggal, maka jumlah pupuk yang dibutuhkan sebagai berikut:
N = 135/45 x 100 = 300 kg Urea (urea mengandung 45% N)
P2O5 = 35/36 x100 = 100 kg SP-36 (SP-36 mengandung 36% P22O55)
K2O = 20/60 x 100 = 33 kg/ha KCl (KCl mengandung 60% K22O )
Cara menghitung takaran pupuk (135 kg N, 35 kg P2O5 dan 20 kg K2O per ha)
Apabila digunakan pupuk tunggal dan majemuk, maka jumlah pupuk tunggal dan majemuk yang dibutuhkan sebagai berikut:
Contoh Phonska (15, 15, 15) yang berarti pupuk tersebut
mengandung 15% N, 15% P2O5 , dan 15% K2O. Berapa kg Phonska yang diperlukan, maka gunakan standar dari kebutuhan pupuk tunggal yang paling rendah, yaitu 20 kg K2O/ha.
Cara menghitung takaran pupuk (135 kg N, 35 kg P2O5 dan 20 kg K2O per ha)
Pupuk Phonska yang diperlukan = 20/15 x 100 = 133 kg/ha.
Dalam 133 kg pupuk Phonska mengandung 20 kg N, 20 kg P2O5, dan 20 kg K2O. Oleh sebab itu kebutuhan hara K sebesar 20 kg/ha sudah terpenuhi, namun keperluan hara N dan P belum tercukupi.
Kekurangan hara N adalah 135 kg N – 20 kg N = 115 kg N atau sama dengan 115 /45 x 100 = 256 kg urea.
Kekurangan hara P adalah 35 kg P2O5 - 20 kg P2O5 = 15 kg P2O5 atau sama dengan 15 /36 x 100 = 42 kg SP-36.
Fungsi SOIL TEST KIT
Alat untuk melakukan analisis tanah dengan cepat di lapang sebagai dasar penentuan rekomendasi pemupukan N, P, dan K dalam rangka percepatan implementasi Program Pemupukan Berimbang.
Prinsip Kerja Soil Test Kit
Pengukuran kadar hara dalam tanah ditetapkan dengan metode kolorimetri dan hasilnya bersifat kualittatif yang dapat digolongkan ke dalam kelas rendah (R), sedang (S), dan tinggi (T).
Komponen Perangkat Uji Tanah Sawah
Penetapan Nitrogen - Pereaksi N1 =100 ml, - Pereaksi N2 = 100 ml, - Pereaksi N-3 = 60ml, - Pereaksi N-4 = 2,5 g).
Penetapan Pospor - Pereaksi P-1 =250 ml, - Pereaksi P-2 = 2,5 g)
Penetapan Kalium - Pereaksi K-1 = 100 ml, - Pereaksi K-2 = 30 ml, - Pereaksi K-3 = 30 ml)
Penetapan pH - Pereaksi pH-1 = 250 ml, - Pereaksi pH-2 = 60 ml)
Air murni (Aquadest) = 250 ml
Pereaksi
Bagan Warna N Tanah Bagan Warna P Tanah Bagan Warna K Tanah Bagan Warna pH Tanah Bagan Warna Daun
Bagan Warna
Peralatan Tabung reaksi volume 10 ml = 8 buah Sendok stainless :1 buah Pengaduk dari kaca : 1 buah Rak Tabung reaksi : 1 buah Kertas tissue pengering : 1 bungkus Syringe 2 ml : 1 buah Sikat Pembersih tabung reaksi Buku Petunjuk penggunaan : 1 exp.
Cara Pengambilan Contoh Tanah Pengambilan contoh tanah komposit dilakukan
pada kondisi lahan yang sama (homogen) baik keadaan topografi, tekstur, warna tanah, kondisi tanaman, penggunaan tanah. Satu contoh tanah komposit dapat mewakili 3-5 Ha lahan sawah.
Jangan mengambil contoh tanah dari galengan/pematang, selokan, bibir teras, tanah sekitar rumah dan jalan, bekas pembakaran sampah/sisa tanaman/jerami, bekas timbunan pupuk, kapur, pinggir jalan dan bekas penggembalaan ternak
Pengambilan contoh tanah sebaiknya dilakukan pada kondisi kapasitas lapang (kelembaban tanah sedang yaitu kondisi kira-kira cukup untuk pengolahan tanah).
Alat Yang digunakan
Bor Tanah, tabung, cangkul, sekop dan pisau.
Ember plastik untuk mengaduk contoh tanah
Kantong Plastik Label (Kode pengambilan, nomor
contoh tanah, Asal Desa/Kec/Kab, tanggal pengambilan, nama & alamat pemohon
Contoh Pengambilan tanah komposit Menentukan tempat pengambilan contoh tanah individu,
terdapat dua cara yaitu (1) cara sistematik diagonal, zigzag dan (2) cara acak.
Permukaan tanah dibersihkan dari rumput, batu-batuan atau kerikil, sisa tanaman atau bahan organik segar/serasah.
Contoh tanah individu diambil menggunakan bor tanah atau cangkul dan sekop. Pengambilan contoh dengan bor tanah dilakukan pada kedalaman 20 cm atau lapisan olah. Sedangkan menggunakan cangkul dan sekop dilakukan sedalam lapisan olah (membentuk huruf V), kemudian tanah pada sisi yang tercangkul diambil setebal 1,5 cm.
Contoh tanah individu dicampur dan diaduk merata dalam ember plastik, lalu dibersihkan dari sisa tanaman atau akar. Ambil kira-kira 1 kg contoh tanah komposit dan masukkan kedalam kantong plastik rangkap dua.
Contoh tanah komposit tersebut diberi label (Keterangan) di bagian luar dan dalam. Label dibungkus dengan plastik dan dimasukkan diantara plastik pembungkus supaya tulisan tidak kotor atau basah.
Label diberi keterangan mengenai kode pengambilan, nomor contoh tanah, asal (desa/kec/kab), tanggal pengambilan, nama dan alamat pemohon.
Penentuan N tanah di lapang dengan Test Kit
¼ sendok kecil contoh tanah dimasukkan ke dalam tabung reaksi
Tambahkan 2 ml Pereaksi N-1, diaduk sampai merata
Tambahkan 2 ml Pereaksi N-2, dikocok rata Tambahkan 3 tetes pereaksi N-3, dikocok rata Tambahkan 5- 10 butir Pereaksi N-4, dikocok
sampai rata Didiamkan 10 menit, warna yang timbul dalam
larutan jernih dibandingkan dengan bagan warna N tanah dan baca status hara N tanah
Rekomendasi pupuk Urea untuk tanah berliat atau berpasir
Tekstur Tekstur tanahtanah
Target Target HasilHasil
Rekomendasi Urea (kg/ha)pada tanah Rekomendasi Urea (kg/ha)pada tanah berstatus N***berstatus N***
RendahRendah SedangSedang TinggiTinggi
Berliat (liat Berliat (liat 20-40 %)20-40 %)
5 ton/ha5 ton/ha 250250 200*200* 200200
6 ton/ha6 ton/ha 300300 250250 250250
Berpasir Berpasir (liat <20%)(liat <20%)
5 ton/ha5 ton/ha 300**300** 250250 200200
6 ton/ha6 ton/ha 350350 250250 250250* Diberikan 2 kali (masing masing 1/3 bagian pada
minggu 1-2 setelah tanam (MST) dan 2/3 bagian pada 6-7 MST
** Diberikan 3 kali ( masing masing 1/3 bagian pada 1-2 MST, 3-5 MST, dan 6-7 MST
*** Untuk optimalisasi N dimonitor dengan BWD.
Penentuan P tanah di lapang denan Tes Kit
¼ sendok kecil contoh tanah dimasukkan ke dalam tabung reaksi
Tambahkan 3 ml Pereaksi P-1, diaduk sampai merata
Tambahkan 5- 10 butir Pereaksi P-2, dikocok sampai rata
Didiamkan 10 menit, warna yang timbul dalam larutan jernih dibandingkan dengan bagan warna P tanah dan baca status hara P tanah
Rekomendasi Pemupukan P*
Target hasilTarget hasil
Rekomendasi SP36Rekomendasi SP36
RendahRendah SedangSedang TinggiTinggi
5 ton/ha5 ton/ha 100100 7575 5050
6 ton/ha6 ton/ha 125125 100100 7575
* Diberikan 1 kali pada saat sebelum tanam
Penentuan K tanah di lapang denan Test Kit
¼ sendok kecil contoh tanah dimasukkan ke dalam tabung reaksi
Tambahkan 2 ml Pereaksi K-1, dikocok sampai rata
Tambahkan 1 tetes Pereaksi K-2, dikocok selama 1 menit
Tambahkan 1 tetes pereaksi K-3, dikocok rata Didiamkan 10 menit, warna yang timbul dalam
larutan jernih dibandingkan dengan bagan warna K tanah dan baca status hara K tanah
Rekomendasi Pemupukan K***
Bahan Bahan OrganikOrganik
Target HasilTarget Hasil Rekomendasi KClRekomendasi KCl
RendahRendah SedangSedang TinggiTinggi
- JeramiJerami 5 ton/ha5 ton/ha 100*100* 5050 5050
6 ton/ha6 ton/ha 125125 7575 7575
+ Jerami+ Jerami 5 ton/ha5 ton/ha 5050 00 00
6 ton/ha6 ton/ha 75*75* 00 00* Diberikan 2 kali ( masing masing ½ bagian 1-2
MST dan 3-5 MST
Penetapan pH tanah di lapang dengan Test Kit
¼ sendok kecil contoh tanah dimasukkan ke dalam tabung reaksi Tambahkan 2 ml Pereaksi pH-1, diaduk merata sampai jadi pasta Tambahkan lagi 2 ml Pereaksi pH-1, sambil membilas dinding
tabung reaksi Kocok campuran sampai merata, dan biarkan sampai terbentuk
cairan jernih diatas permukaan (± 3 menit) Tambahkan indikator warna Pereaksi pH-2 sebanyak 1-2 tetes. Didiamkan 10 menit, hingga suspensi mengendap dan terbentuk
warna pada cairan jernih di bagian atas. Bandingkan warna yang timbul dengan bagan warna pH tanah, Jika warna yang timbul meragukan, tanah dikocok ulang secara
perlahan sampai cairan jernih teraduk merata dan diamkan sampai mengendap kembali.
Ekologi Tanah
Aerasi Tanah
Aerasi tanahAerasi tanah
Aerasi Tanah
Aerasi tanah
Kemampuan Menahan Air dan Nutrisi
Kapasitas Menahan Air dan Nutrisi
Air Kapiler Tanah
Air Kapiler Tanah
Daya Hantar Listrik
Daya Hantar Listrik
Daya Hantar Listrik
BALAI BALAI BESAR BESAR PELATIHAN PERTANIANPELATIHAN PERTANIAN