73
LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama Lengkap : Nurhayati M. No. Induk Mahasiswa : 206011000070 Jurusan : Pendidikan Agama Islam Alamat : Jln. Jembar Jaya Rt. 004 Rw. 18 No. 09 Serua-Ciputat Kota Tangerang Selatan Judul Skripsi : Pengaruh Pengelolaan Kelas Terhadap Hasil Belajar Fikih Siswa MTs Soebono Mantofani Jombang-Ciputat Tangerang Selatan Dengan ini saya menyatakan bahwa: 1. Skripsi ini merupakan karya asli saya sendiri yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata Satu (S1) di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan skripsi ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Fakultas Ilmu Tabiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidatullah Jakarta. Jakarta, 14 Juli 2010 Nurhayati M. i

98329-NURHAYATI M-FITK.pdf

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 98329-NURHAYATI M-FITK.pdf

LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Lengkap : Nurhayati M.

No. Induk Mahasiswa : 206011000070

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Alamat : Jln. Jembar Jaya Rt. 004 Rw. 18 No. 09 Serua-Ciputat

Kota Tangerang Selatan

Judul Skripsi : Pengaruh Pengelolaan Kelas Terhadap Hasil Belajar Fikih

Siswa MTs Soebono Mantofani Jombang-Ciputat

Tangerang Selatan

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan karya asli saya sendiri yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata Satu (S1) di Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan skripsi ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Fakultas Ilmu Tarbiyah

dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya, maka

saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Fakultas Ilmu Tabiyah dan

Keguruan UIN Syarif Hidatullah Jakarta.

Jakarta, 14 Juli 2010

Nurhayati M.

i

Page 2: 98329-NURHAYATI M-FITK.pdf

ABSTRAK

Nama : Nurhayati M. NIM : 206011000070 Fak/Jur : Ilmu Tabiyah dan Keguruan Judul : Pengaruh Pengelolaan Kelas Terhadap Hasil Belajar Fikih Siswa

Mts Soebono Mantofani Jombang-Ciputat Tangerang Selatan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengelolaan kelas terhadap hasil belajar fikih siswa MTs Soebono Mantofani Jombang-Ciputat Tangerang Selatan.

Secara operasional yang dimaksud dengan pengelolan kelas pada penelitian ini adalah penataan ruangan kelas, penataan alat pengajaran dan penataan kondisi siswa yang dilakukan guru bidang studi fikih di dalam kelas. Sedangkan yang dimaksud dengan hasil belajar fikih pada penelitian ini adalah untuk mengantarkan siswa agar lebih mengetahui dan memahami tata cara yang berkaitan dengan perubahan seorang muslim baik yang berhubungan manusia dengan Allah, manusia dengan manusia, dan manusia dengan alam sehingga dapat tercapai tujuan dari pembelajaran.

Penelitian ini dilaksanakan di MTs Soebono Mantofani Jombang-Ciputat Tangerang Selatan dari bulan februari-april 2010 yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah siswa/i MTs Soebono Mantofani kelas VIII dengan jumlah 40 orang. Ini merupakan sebagian dari populasi yang berjumlah 173 orang siswa/i MTs Soebono Mantofani Jombang.

Data tentang pengaruh pengelolaan kelas terhadap hasil belajar fikih siswa diperoleh berdasarkan angket yang diisi oleh siswa/i MTs Soebono Mantofani Jombang. Metode yang digunakan adalah korelasi product moment dari pearson dengan taraf 5%. Dari hasil perhitungan dengan menggunakan rumus korelasi product moment diperoleh r hitung sebesar 0,587. Kemudian hasil tersebut dibandingkan dengan r tabel dengan df = 38 taraf signifikansi 5% adalah 0,320, berarti r hitung lebih besar dari r tabel. Dengan demikian hipotesis nol yang menyatakan tidak terdapat hubungan positif yang nyata antara pelaksanaan pengelolaan kelas dengan hasil belajar fikih siswa ditolak dan sebaliknya hipotesis alternative yang menyatakan terdapat hubungan yang nyata antara pelaksanaan pengelolaan kelas dengan hasil belajar fikih siswa diterima.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pengaruh pengelolaan kelas dapat meningkatkan hasil belajar fikih siswa MTs Soebono Mantofani Jombang-Ciputat Tangerang Selatan. Hal ini menunjukkan bahwa persepsi siswa tentang pengelolaan kelas guru dalam mengelola kelas di MTs Soebono Mantofani Jombang mempunyai peranan penting dalam meningkatkan hasil belajar siswa di MTs Soebono Mantofani Jombang-Ciputat Tangerang Selatan.

ii

Page 3: 98329-NURHAYATI M-FITK.pdf

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT, yang telah

melimpahkan kekuatan lahir dan batin kepada diri penulis, sehingga setelah

melalui proses yang cukup panjang, pada akhirnya skripsi ini dapat diselesaikan.

Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW

beserta keluarga dan sahabatnya demikian juga para pengikutnya yang setia

mengikuti jejak Rasul.

Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi dan mendapat gelar

S1 di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta adalah membuat karya

ilmiyah yang berbentuk skripsi. Dalam hal ini penulis membuat skripsi dengan

judul PENGARUH PENGELOLAAN KELAS TERHADAP HASIL

BELAJAR FIKIH SISWA MTS SOEBONO MANTOFANI JOMBANG-

CIPUTAT TANGERANG SELATAN.

Banyak tantangan dan hambatan yang penulis hadapi dalam

menyelesaikan skripsi ini, namun karena kesungguhan hati, cita-cita, kerja keras,

dorongan dan juga bantuan dari berbagai pihak sehingga penulisan skripsi ini

dapat diselesaikan.

Atas dorongan dan juga bantuan baik moril ataupun materil, penulis

mengucapkan banyak-banyak terima kasih kepada:

1. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

beserta seluruh staffnya.

2. Ketua dan sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam beserta seluruh

staffnya.

3. Bapak Dr. H. Ahmad Syafi’I Noor yang sabar dan meluangkan waktunya

untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak Drs. Sapiuddin Shidiq, MA selaku dosen Penasehat Akademik.

5. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmunya kepada penulis, semoga

bapak dan ibu dosen selalu dalam rahmat dan lindungan Allah SWT. Sehingga

ilmu yang telah diajaran dapat bermanfaat di kemudian hari.

iii

Page 4: 98329-NURHAYATI M-FITK.pdf

6. Ayahanku tercinta dan tersayang Mualih Mualim dan ibundahku tercinta dan

tersayang Sapnah dengan semangat dan pengorbanannya yang senantiasa

mendorong dan mendoakan penulis untuk selalu berjuang dalam

menyelesaikan pembelajaran. Semoga kedua orang tuaku yang tersayang dan

tercinta dilimpahkan rahmat dan hidayahnya oleh Allah SWT. Amin

7. Adik-adikku tersayang Alisah dan Sarah yang selalu mengantar penulis dalam

mencari buku-buku referensi yang selalu memberikan motivasi penulis hingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

8. Seluruh keluarga besar penulis yang selalu memberikan doa dan semangat

yang tidak henti-hentinya.

9. Ibu Dra. Hj. Siti Abidah Thohayah, M.Ag selaku kepala sekolah MTs

Soebono Mantofani beserta staffnya yang telah memberikan izin, bantuan, dan

kerja samanya dalam penelitian.

10. KH. Abdul Aziz Masthuro, KH. Fachrudin Masthuro, beserta Keluarga Al-

Masthuriyah yang telah banyak memberikan pembelajaran wejangan yang

begitu berarti untuk penulis.

11. Teman-teman seperjuanganku PAI A–B dan teman-teman PPKT SMPN 6

Tangerang Selatan yang selalu memberikan info dan support sehingga

membuat penulis menjadi lebih semangat.

12. Sahabat-sahabat terbaiku: Nzah, Meroh, Anah, Tari, Wilda, Halimah, Ka

Dian, Blong, ka Santi, dll yang selalu memberikan support yang semangat.

Akhirnya penulis berharap semoga amal baik dari semua pihak yang telah

membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini mendapatkan balasan pahala

dan rahmat dari Allah SWT. Semoga apa yang telah ditulis dalam skripsi ini dapat

bermanfaat bagi semua pihak. Amin ya Rabbal ‘Alamin.

Jakarta, 14 Juli 2010

Nurhayati M.

DAFTAR ISI

iv

Page 5: 98329-NURHAYATI M-FITK.pdf

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI

LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING

LEMBAR PERNYATAAN ............................................................................. i

ABSTRAKSI ..................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR ……………………………………………………….. iii

DAFTAR ISI ..................................................................................................... v

DAFTAR TABEL ............................................................................................. vii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ................................................................................ 4

C. Pembatasan Masalah ............................................................................... 5

D. Perumusan Masalah ............................................................................... 5

E. Tujuan Penelitian ................................................................................... 5

BAB II KAJIAN TEORI

A. Pengelolaan Kelas ................................................................................... 6

1. Pengertian Pengelolaan Kelas .......................................................... 6

2. Tujuan Pengelolaan Kelas ................................................................. 10

3. Pendekatan dalam Pengelolan Kelas ................................................. 10

4. Keterampilan dalam Mengelola Kelas .............................................. 12

5. Prinsip-prinsip Pengelolaan Kelas .................................................... 14

6. Masalah-masalah Pengelolaan Kelas ................................................ 15

7. Pengelolan Kelas yang Efektif .......................................................... 16

B. Hasil Belajar Fikih .................................................................................. 18

1. Pengertian Belajar ............................................................................. 18

2. Teori-teori Tentang Belajar ............................................................... 20

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar ....................................... 22

4. Pengertian Fikih ................................................................................ 23

5. Hakikat Hasil Belajar Fikih ............................................................... 25

C. Kerangka Berfikir dan Hipotesis ............................................................. 25

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

v

Page 6: 98329-NURHAYATI M-FITK.pdf

A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................ 27

B. Metode Penelitian ................................................................................... 27

C. Variabel Penelitian .................................................................................. 27

D. Populasi dan Sampel ............................................................................... 28

E. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 28

F. Teknik Analisis Data ............................................................................... 35

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Sekolah ...................................................................... 38

B. Deskripsi Data Hasil Penelitian ............................................................. 43

C. Uji Persyaratan Analisis ......................................................................... 53

D. Interpretasi Data ..................................................................................... 58

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................. 60

C. Saran ........................................................................................................ 61

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

vi

Page 7: 98329-NURHAYATI M-FITK.pdf

Tabel 3.1 Kisi-kisi Intrumen Penelitian 28

Tabel 3.2 Kisi-kisi Intrumen Penelitian 31

Tabel 3.3 Indeks Korelasi Product Moment 35

Tabel 4.1 Mata Pelajaran yang di Ajarkan di MTs Soebono Mantofani 38

Tabel 4.2 Jumlah Siswa-siswi MTs Soebono Mantofani 39

Tabel 4.3 Jumlah Sarana Prasarana di MTs Soebono Mantofani 41

Tabel 4.4 Skoring Hasil Angket Pengelolaan Kelas (Variabel X) 43

Tabel 4.5 Jumlah Skor Hasil Angket Pengelolaan Kelas Setiap

Responden

45

Tabel 4.6 Deskripsi data Pengelolaan Kelas (variabel X) 46

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Skor Pengelolaan Kelas (variabel X) 47

Tabel 4.8 Nilai Hasil Tes Block (TB) 48

Tabel 4.9 Angket Nilai Hasil Belajar (variabel Y) 50

Tabel 4.10 Deskripsi Data Hasil Belajar (variabel Y) 51

Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar (variabel Y) 52

Tabel 4.12 Hasil Nilai Angket dan Tes Block Siswa 53

Tabel 4.13 Perhitungan variabel X dan variabel Y 55

vii

Page 8: 98329-NURHAYATI M-FITK.pdf

PENGARUH PENGELOLAAN KELAS TERHADAP

HASIL BELAJAR FIKIH SISWA MTS SOEBONO

MANTOFANI JOMBANG-CIPUTAT

TANGERANG SELATAN Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Untuk Memenuhi

Syarat-syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd. I)

Disusun oleh :

Nurhayati M

206011000070

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1431 H/2010 M

viii

Page 9: 98329-NURHAYATI M-FITK.pdf

PENGARUH PENGELOLAAN KELAS TERHADAP

HASIL BELAJAR FIKIH SISWA MTS SOEBONO

MANTOFANI JOMBANG-CIPUTAT

TANGERANG SELATAN

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan

Untuk Memenuhi Syarat-syarat

Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd. I)

Oleh :

Nurhayati M

206011000070

Di bawah Bimbingan

Dr. H. Ahmad Syafi’i Noor

NIP. 19470902 1967121001

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1431 H/2010 M

ix

Page 10: 98329-NURHAYATI M-FITK.pdf

 

                                                           

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia adalah Negara berkembang dimana pendidikan memiliki

kedudukan yang sangat urgen bagi perkembangan Negara Indonesia. Karena

pendidikan merupakan salah satu kunci bagi kemajuan bangsa dan Negara.

Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan

kualitas manusia sebagai suatu kegiatan yang sadar akan tujuan.1 Dimana

pendidikan itu mempunyai posisi yang sangat strategi dalam program

pembangunan nasional dan sebagai sarana penting dalam melancarkan program

tersebut, karena pendidikan bukan hanya berfungsi meningkatkan pengetahuan

dan keterampilan tetapi juga ikut membentuk watak dan sikap manusia Indonesia.

Hal ini sesuai dengan fungsi dan tujuan pendidikan yang tertulis dalam Undang-

undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 bab II pasal 3, yaitu :

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.2

 1 Syaiful Bahri Djamara, Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: PT.

Rineka Cipta, cetakan pertama, Februari 2000), h. 22 2 Undang-undang, SISDIKNAS (Sistem Pendidikan Nasional) No. 20, (Surabaya: Alam

Perkasa, Nopember 2003), h. 5 

Page 11: 98329-NURHAYATI M-FITK.pdf

2

 

Dalam prespektif agama, pendidikan mempunyai derajat yang tinggi

dalam kehidupan manusia. Orang yang mempunyai ilmu pengetahuan akan

dinaikan derajatnya oleh Allah SWT. Sebagaimana firman-Nya dalam Al-Qur’an

surat Al-Mujaadilah ayat 11.

“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”3

Salah satu faktor terpenting dalam pendidikan adalah guru. Guru memang

figur manusia yang selalu hangat dibicarakan dan tidak pernah absen dari agenda

perbincangaan masyarakat. Guru tidak hanya disanjung dengan keteladanannya,

tetapi ia juga dicaci maki dengan sinis apabila melakukan kesalahan. Keburukan

prilaku siswa cenderung diarahkan kepada kegagalan guru dalam membimbing

dan membina siswa. Padahal tingkah laku siswa yang buruk itu dipengaruhi

berbagai macam faktor, baik lingkungan, keluarga, sekolah dan masyarakat.

Menurut Nasrun dalam buku Media, Metode, dan Pengelolaan Kelas Terhadap Keberhasilan Praktek Lapangan Kependidikan: dalam forum pendidikan merupakan bahwa guru dituntut mampu memiliki dan menggunakan media pengajaran sesuai dengan materi yang akan disajikan, dituntut mampu menggunakan metode mangajar secara stimulasi untuk menghidupkan suasana pengajaran dengan baik.4

Tugas utama guru adalah menciptakan suasana di dalam kelas agar terjadi

interaksi belajar mengajar yang dapat memotivasi siswa untuk belajar dengan baik

dan sungguh-sungguh.5 Pengelolaan kelas yang efektif merupakan persyaratan

yang kritis bagi kegiatan instruksional yang efektif agar seorang guru berhasil

                                                            3   Departemen Agama RI, Al-Quran dan terjemahannya, (CV. Toha Putra: Semarang,

1989), h. 908 4  Nasrun, Media, Metode,dan Pengelolaan Kelas Terhadap Keberhasilan Praktek

Lapangan Kependidikan, (Forum Pendidikan: Universitas Negeri Padang, Desember, 2001), h. 428 

5 Conny Semiawan, Pendekatan Keterampilan Proses Bagaimana Mengqktifkan Siswa Dalam Belajar, h. 63 

Page 12: 98329-NURHAYATI M-FITK.pdf

3

 

mengelola kelas hendaklah ia mampu mengantisifasi tingkah laku siswa yang

salah seperti siswa mengobrol dengan teman sebangku ketika guru sedang

menerangkan dan mencegah tingkah laku tersebut agar tidak terjadi.6

Dalam peranannya sebagai pengelola kelas, guru hendaknya mampu mengelola kelas sebagai lingkungan belajar serta merupakan aspek dari lingkungan sekolah yang perlu diorganisasi. Lingkungan ini diatur dan diawasi agar kegiatan-kegiatan belajar terarah kepada tujuan-tujuan pendidikan. Pengawasan terhadap belajar lingkungan itu turut menentukan sejauh mana lingkungan tersebut menjadi lingkungan belajar yang baik. Sedangkan lingkungan yang baik ialah yang bersifat menantang dan merangsang siswa untuk belajar, memberikan rasa aman dan kepuasan dalam mencapai tujuan. 7

MTs Soebono Mantofani merupakan lembaga pendidikan yang memiliki

tujuan dan berkualitas baik, hal ini dapat dilihat dari segi bangunan sekolah,

tenaga pendidik yang berkompeten dibidangnya dan beberapa prestasi yang telah

diraih.

Adapun visi dan misi Madrasah Tsanawiyah Soebono Mantofani adalah

menumbuhkan semangat ketakwaan para siswanya kepada Allah SWT,

mewujudkan fungsi kekhalifahan manusia dimuka bumi (khalifah fil ardi),

membentuk siswa yang mampu menjadi agen perubahan masyarakat menuju

masyarakat madani serta mewujudkan siswanya yang senantiasa bertambah

ilmunya sekaligus bertambah hidayah dari Allah SWT.

Langkah yang dapat dilakukan agar dapat tercapai tujuan pembelajaran

adalah melaksanakan pengembangan dalam pengajaran dan pembelajaran. Salah

satunya dengan menggunakan media dan metode sebagai alat bantu siswa dalam

memahami pelajaran fikih, serta pembenahan sistem ventilasi kelas agar tercipta

lingkungan belajar yang baik, karena kualitas dan kuantitas belajar siswa di dalam

kelas tergantung pada dua faktor yaitu faktor internal dan eksternal.

Salah satu faktor internal dari proses pembelajaran adalah hasil belajar

siswa yang mempengaruhi ketika kegiatan pembelajaran sedang berlangsung,

misalnya dalam pembelajaran terdapat siswa yang mengobrol dengan teman                                                             

6 Nasrun, Media, Metode,dan Pengelolaan Kelas Terhadap Keberhasilan Praktek Lapangan Kependidikan, , h. 429 

7 Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, Maret, 2008), h. 10 

Page 13: 98329-NURHAYATI M-FITK.pdf

4

 

sebangku, ada yang tidur, ada yang bermain ponsel di dalam kelas, dan ada juga

yang memilih untuk ke luar kelas meninggalkan pelajaran. Adapun faktor ekternal

dari proses pembelajaran adalah lingkungan kelas misalnya teman sebangku, guru,

keadaan kelas yang tidak kondusif, sarana dan prasarana yang tidak memadai.

Kondisi seperti ini akan mengganggu aktivitas yang sedang berlangsung di kelas,

sehingga proses pembelajaran tidak akan berjalan dengan efektif, dan tentunya

akan berdampak pula dengan tujuan pembelajaran.

Melihat konteks tersebut pengelolaan kelas dapat dipandang sebagai suatu

usaha yang sangat penting dan harus menjadi prioritas oleh seorang guru dalam

berbagai aktivitas yang berkaitan dengan kurikulum dan perkembangan siswa.

Upaya yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan kepada siswa agar

melaksanakan kegiatan yang kreatif dan terarah.

Mata pelajaran fikih merupakan pengetahuan tentang hukum segala

sesuatu menurut ajaran agama Islam, baik yang mengenai cara beribadah yang

khusus ataupun yang mengenai cara bermasyarakat antara sesama makhluk.

Untuk meningkatkan hasil belajar fiqh siswa, dapat diwujudkan dengan

pengelolaan kelas yang berorientasi pada siswa artinya guru harus memberi

penekanan dan pengalaman secara langsung serta merencanakan proses belajar

mengajar di kelas yang memberikan banyak kesempatan kepada siswa untuk

mengembangkan pengetahuan dan menerapkan hal-hal yang telah dipelajari

dalam kehidupannya.

Oleh karena itu penulis merasa tertarik untuk melakukan sebuah penelitian

tentang Pengaruh Pengelolaan Kelas Terhadap Hasil Belajar Fikih Siswa

MTs Soebono Mantofani Jombang - Ciputat Tangerang Selatan.

B. Identifikasi Masalah

Masalah yang diteliti dapat diidentifikasikan sebagai berikut:

1. Keterampilan guru dalam mengelola kelas

2. Kondisi penilaiaan guru mengajar

3. Kelengkapan sarana sekolah

4. Suasana penataan ruangan kelas

Page 14: 98329-NURHAYATI M-FITK.pdf

5

 

5. Kesiapan siswa dalam menerima pelajaran baik fisik maupun psikis.

C. Pembatasan Masalah

1. Pengelolaan kelas merupakan bagian dari keterampilan dasar yang harus

dikuasai guru dalam pembelajaran. Pengelolaan kelas yang dimaksud

adalah pengaturan yang dilakukan oleh guru terhadap anak didik dan

sarana pengajaran yang lengkap sehingga dapat menghasilkan suasana

yang menyenangkan untuk mencapai tujuan pengajaran dan pembelajaran.

2. Hasil belajar yang diteliti adalah pada mata pelajaran fikih kelas dua di

MTs Soebono Mantofani Jombang-Ciputat Tangerang Selatan.

D. Perumusan Masalah

Apakah kemampuan guru dalam mengelola kelas berpengaruh positif

terhadap hasil belajar fikih siswa?

E. Tujuan Penelitian

1. Dapat memberikan masukan bagi para guru dalam meningkatkan

kompetensinya, terutama yang berkaitan dengan pengelolaan kelas

terhadap hasil belajar fikih .

2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa di MTs Soebono Mantofani

Jombang.

3. Dapat lebih meningkatkan dan memperbaiki pengelolaan sekolah pada

umumnya dan pengelolaan kelas pada khususnya.

4. Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh pengelolaan kelas terhadap hasil

belajar fikih siswa MTs Soebono Mantofani.

Page 15: 98329-NURHAYATI M-FITK.pdf

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Pengelolaan Kelas

1. Pengertian Pengelolaan Kelas

Pengelolaan kelas terdiri dari dua kata, yaitu pengelolaan dan kelas.

Pengelolaan itu sendiri akar katanya adalah “kelola”, ditambah awalan “pe” dan

akhiran “an”. Istilah lain dari pengelolaan adalah “management”. Management

berasal dari bahasa Inggris yang berarti ketatalaksanaan, tata pimpinan, dan

pengelolaan. Management atau pengelolaan dalam pengertian umum adalah

pengadministrasian, pengaturan atau penataan suatu kegiatan.1

Sedangkan kelas, menurut Bobbi De Porter, Mark Reardon dan Sarah

Singer dalam buku Quantum Teaching Mempraktikkan Quantum Learning di

Ruang-ruang Kelas mengatakan bahwa kelas adalah berfokus pada hubungan

dinamis dalam lingkungan kelas interaksi yang mendirikan landasan dan kerangka

untuk belajar.2

Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia kelas adalah tingkat, ruang tempat

belajar di sekolah.3 Sedangkan pengelolaan kelas dalam bahasa Inggris

diistilahkan sebagai Classroom Management, itu berarti istilah pengelolaan

identik dengan manajemen. Pengertian pengelolaan atau manajemen pada

                                                            1 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT

Rineka Cipta, 2006), Cet ke-3, h. 175 2 Bobbi De Porter, Mark Reardon, dan Sarah Singer, Quantum Teaching Mempraktikkan

Quantum Learning di Ruang-ruang Kelas, (Bandung: Kaifa, 2002), h. 3 3 W. J. S., Poerwadarmita, Tim Penyusun Kamus Pusat Kamus Besar Bahasa Indinesia, h.

446. 

6

Page 16: 98329-NURHAYATI M-FITK.pdf

  7

umumnya yaitu kegiatan meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,

pengkoordinasian, pengawasan, dan penelitian. Wilford A. Weber (James M.

Cooper, 1995: 230) mengemukakan bahwa Classroom management is a complex

set of behaviors the teacher uses to establish and maintain classroom conditions

that will enable students to achievetheir instructional objectives efficienly – that

will enable them to learn. Pengelolaan kelas sebagai bagian dari sekolah secara

keseluruhan yang menjadi pusat atau tempat terjadinya proses belajar mengajar. 4

Manajemen kelas adalah pembentukan orkestra dari komponen–komponen

yang tak terhitung untuk memastikan lingkungan pembelajaran yang aman dan

nyaman.5 Dapat dikatakan manajemen kelas berarti prosedur dan kegiatan rutin

tertentu yang dikembangkan dengan sengaja dan dengan kerja sama. Sehingga

manajemen kelas merupakan suatu bagian mengajar yang tidak pernah

disempurnakan karena harus selalu diadaptasi agar sesuai dengan kebutuhan-

kebutuhan para murid dan guru.

Bagi banyak guru, ketidak pastian tentang cara mengatur ruang kelas menjadi ketakutan yang menghentikan mereka untuk berusaha memberikan pengajaran yang didasarkan pada berbagai minat dan kebutuhan para siswa mereka. Meskipun mengatur ruang kelas yang dibedakan tidaklah selalu mudah namun kemajuan kearah itu cenderung menjadikan pengajaran menjadi lebih memuaskan. Hal itu juga membuat pengajaran menjadi lebih memuaskan dan lebih menguatkan pemahaman para siswa. 6

Kelas bukanlah sekedar ruangan dengan segala isinya yang bersifat statis

dan pasif, Namun kelas juga merupakan sarana berinteraksi antara siswa dengan

siswa dan guru dengan siswa. Ciri utama kelas adalah pada aktivitasnya untuk

dapat melaksanakan kegiatan pembelajaran yang dinamis. Oleh karena itu, perlu

adanya suatu aktivitas pengelolaan kelas yang baik dan terencana.

Menurut Hendyat Soetopo dalam buku Pendidikan dan Pembelajaran, Teori, Permasalahan, dan Praktek: bahwa pengelolaan kelas tidak terbatas pada memberikan ceramah dan memimpin diskusi, melainkan juga dapat

                                                            4 Dr. Zakiyah Daradjat, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara,

1996) Cet-1, h. 63 5 Gene E. Hall; Linda F. Quinn; Donna M. Gollnick, Mengajar denagn Senang, (Jakarta:

PT. Macanan Jaya Cemerlang, 2008) Cet-2, h. 482 6 Martha Kaudfeldt, Wahai Para Guru, Ubahlah Cara Mengajarmu Perintah

Pengajaran yang Berbeda-beda dan Sesuai Dengan Otak, (Jakarta: PT Macanan Jaya Cemerlang, 2008) Cet-2, h. 161

Page 17: 98329-NURHAYATI M-FITK.pdf

  8

meliputi pemberian tugas, memimpin kegiatan di laboratorium, praktek lapangan, permainan kelompok di kelas, sosio drama dan sebagainya. Pengelolaan kelas tidak terbatas pada mengatur perlengkapan fisik di kelas, tetapi juga interaksi psikologis yang ada di dalam kelas, antar subyek didik, subyek didik dengan guru, serta arus komunikasi yang diterapkan.7

Sedangkan menurut Syaiful Bahri Djamara dan Aswan Zain dalam buku

Strategi Belajar Mengajar pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk

menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan

mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses belajar mengajar.

Pengelolaan kelas adalah salah satu tugas guru yang tidak pernah ditinggalkan.8

Dari pengertian yang telah diungkapkan di atas dapat ditarik kesimpulan

bahwa pengelolaan kelas diajukan untuk menyelenggarakan proses atau kegiatan

belajar mengajar di kelas agar dapat berlangsung dengan baik dan efektif serta

dapat mencapai tujuan yang digariskan atau direncanakan.

Pengelolaan kelas adalah suatu usaha yang dilakukan oleh penanggung

jawab kegiatan belajar mengajar atau yang membantu dengan maksud agar

dicapai kondisi optimal sehingga dapat terlaksana kegiatan belajar seperti yang

diharapkan.9

Dalam pengertian yang lain dikemukakan bahwa pengelolaan kelas

merupakan suatu proses seleksi tindakan yang dilakukan guru dalam fungsinya

sebagai penanggung jawab kelas dan seleksi penggunaan alat-alat belajar yang

tepat sesuai masalah yang ada dan karakteristik kelas yang dihadapi. Jadi,

pengelolaan kelas sebenarnya merupakan upaya mendayagunaka seluruh potensi

kelas, baik sebagai komponen utama pembelajaran maupun komponen

pendukungnya. Pengelolaan kelas merupakan usaha yang dengan sengaja

dilakukan oleh guru agar anak didik dapat belajar secara efektif dan efisien guna

mencapai tujuan pembelajaran.10

                                                            7 Hendyat Soetopo, Pendidikan dan Pembelajaran, Teori, Permasalahan, dan Praktek,

(Malang : UMM Press, 2005), h. 200 8 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, h. 173-174 9 Suharsimi Arikunto, Pengelolaan Kelas dan Siswa Sebuah Pendekatan Evaluatif,

(Jakarta: CV Rajawali, 1988), Cet ke-2, h. 68 10 Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno, M. Pd, Strategi Belajar Mengajar,

(Bandung: PT. Refika Aditama, 2007), h. 104

Page 18: 98329-NURHAYATI M-FITK.pdf

  9

Sedangkan yang dimaksud dengan mengelola kelas adalah suatu kegiatan

yang dilaksanakan guru, untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang

optimal, serta mengembalikan kondisi belajar yang terganggu.11

Dari beberapa pengertian pengelolaan kelas yang telah dikemukan para

ahli di atas, dapatlah memberikan suatu gambaran serta pemahaman yang jelas

bahwa pengelolaan kelas adalah merupakan suatu usaha untuk menyiapkan

kondisi yang optimal agar proses belajar mengajar dapat belangsung secara

lancara dan sistematis. Pengelolaan kelas merupakan suatu masalah yang

kompleks yang dihadapi seorang guru untuk menciptakan dan mempertahankan

kondisi kelas sedemikian rupa sehingga anak didik dapat tercapai tujuan

pembelajaran yang efektif dan efisien.

Untuk membangun kondisi kelas yang kondusif sehingga dapat tercapai

tujuan pembelajaran yang efektif dan efisien sebenarnya tidak terlalu sulit, jika

seorang guru dapat mengkondisikan kelas dengan sebaik-baiknya dan begitupun

sebaliknya pengelolaan kelas akan sulit jikalau seorang guru kurang peduli

dengan kondisi kelasnya. Oleh karena itu, terciptanya kondisi kelas yang kondusif

bagi pembelajaran yang efektif merupakan langkah awal bagi terlaksananya

proses belajar mengajar yang optimal. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa

seorang guru kelas dapat menempatkan posisi serta peranannya yang cukup

penting bagi pengelolaan kelas.

Pandangan mengenai pengertian pengelolaan kelas yang telah

dikemukankan di atas intinya sama memiliki karakteristik, yaitu pengelolaan

kelas merupakan sebuah usaha yang real untuk mewujudkan suatu kondisi

kegiatan belajar mengajar yang efektif. Dengan demikian bahwa pengelolaan

kelas yang baik diharapkan dapat mendukung tercapainya tujuan pembelajaran di

mana proses tersebut memberikan pengaruh positif yang secara langsung

menunjang terselenggaranya proses belajar mengajar di kelas yang efektif dan

efisien.

                                                            11 Sri Anita Wiryawan dan Noorhadi, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Universitas

Terbuka, 1994), Cet ke-2, h. 9-10 

Page 19: 98329-NURHAYATI M-FITK.pdf

  10

2. Tujuan Pengelolaan Kelas

Tujuan pengelolaan kelas pada hakikatnya telah terkandung dalam tujuan

pendidikan. Agar proses belajar mengajar yang dilakukan dapat berhasil dengan

memuaskan, maka di dalam pengelolaan kelas diperlukan adanya suatu tujuan

agar dalam mengelolan kelas mendapatkan hasil yang signifikan.

Secara umum tujuan pengelolaan kelas adalah penyediaan fasilitas bagi

bermacam-macam kegiatan belajar siswa dalam lingkungan social, emosional, dan

intelektual dalam kelas.12 Sehingga anak didik terhindar dari permasalahan yang

disalah gunakan seperti siswa mengantuk, dengan mengerjakan tugas, terlambat

masuk kelas, mengajukan pertanyaan aneh, mengganggu teman lain, tempat

duduk yang kotor dan ruang kelas kotor serta jorok.13 Sedangkan tujuan

khususnya adalah mengembangkan kemampuan siswa dalam menggunakan alat-

alat belajar, menyediakan kondisi-kondisi yang memungkinkan siswa belajar dan

bekerja, serta membantu siswa untuk memperoleh hasil belajar yang diharapkan.14

Dengan demikian penulis berpendapat bahwa tujuan pengelolaan kelas

adalah menyediakan fasilitas dalam kegiatan belajar mengajar siswa dalam

lingkungan social, emosional, dan intelektual dalam kelas. Karena fasilitas yang

disediakan itu akan lebih memudahkan siswa belajar dan bekerja sehingga dapat

terciptanya suasana social yang memberikan kepuasan, kedisiplinan,

perkembangan intelektual, sikap dan emosional serta kesadaran yang tertanam

dalam diri siswa.

3. Pendekatan Dalam Pengelolaan Kelas

Pengelolaan kelas bukanlah masalah yang berdiri sendiri, tetapi terkait

dengan berbagai faktor. Anak didik adalah faktor utama yang terkait langsung

dalam proses belajar mengajar, karena pengelolaan kelas yang dilakukan guru

tidak lain adalah untuk meningkatkan kegairahan belajar siswa secara kelompok

maupun individu. Lahirnya interaksi yang optimal itu bergantung dari pendekatan

                                                            12 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, h.178 13 Hendyat Soetopo, Pendidikan dan Pembelajaran, Teori, Permasalahan, dan Praktek, h.

200 14 Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, h. 10 

Page 20: 98329-NURHAYATI M-FITK.pdf

  11

yang guru lakukan dalam rangka pengelolaan kelas. Berbagai pendekatan-

pendekatan itu antara lain:

a. Pendekatan Kekuasaan Pengelolaan kelas diartikan sebagai suatu proses untuk mengontrol tingkah laku anak didik. Peranan guru di sini adalah menciptakan dan mempertahankan situasi disiplin dalam kelas.

b. Pendekatan Kebebasan Pengelolaan diartikan secara suatu proses untuk membantu anak didik agar merasa bebas untuk mengerjakan sesuatu, kapan saja dan di mana saja.

c. Pendekatan Pengajaran Pendekatan ini didasarkan atau suatu anggapan bahwa suatu perencanaan dan pelaksanaan akan mencegah munculnya masalah tingkah laku anak didik dan memecahkan masalah itu bila tidak bisa dicegah.

d. Pendekatan Perubahan Tingkah Laku Pendekatan berdasarkan tingkah laku ini (behavior modification approach) ini bertolak dari sudut pandang Psikologi Bihavioral yang mengemukakan asumsi-asumsi, diantara asumsi itu adalah semua tingkah laku yang baik dan yang kurang baik merupakan hasil proses belajar.

e. Pendekatan Suasana Emosional dan Hubungan Sosial Pendekatan pengelolaan kelas berdasarkan suasana perasaan dan suasana social di dalam kelas sebagai sekelompok individu cenderung pada pandangan psikologi klinis dan konseling (penyuluhan).15

Menurut Hendyat Soetopo yang mengutip dari James Cooper dan kawan-

kawan mengemukakan tiga pendekatan dalam pengelolaan kelas, yaitu

pendekatan modifikasi tingkah laku, pendekatan sosio emosional, dan pendekatan

proses kelompok.16

Dari penjelasan di atas penulis berpendapat bahwa dalam pendekatan suatu

pengelolaan kelas itu tidak bisa dilakukan oleh satu orang saja akan tetapi perlu

ada kerjasama diantara kedua belah pihak yaitu antara guru sebagai pengelola dan

murid sebagai yang dikelola agar pendekatan tersebut dapat berjalan sesuai

dengan apa yang diinginkan sehingga tercapai tujuan pembelajaran. Adapun

pendekatan yang dilakukannya yaitu melalui bermacam-macam kegiatan seperti

guru memberikan peringatan kepada siswa agar siswa tidak melakukan kesalahan

yang berulang, memberikan resep atau mendata siswa-siswa yang berbuat tidak

                                                            15 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, h. 180 16 Hendyat Soetopo, Pendidikan dan Pembelajaran, Teori, Permasalahan, dan Praktek, h. 201 

Page 21: 98329-NURHAYATI M-FITK.pdf

  12

diperbolehkan, dengan menggunakan perasaan atau emosi yang halus supaya

siswa mudah menerimanya.

4. Keterampilan Dalam Mengelola Kelas

Keterampilan yang berhubungan dengan pengelolaan kelas, dapat dibagi

menjadi dua macam diantaranya adalah:

a) Keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan

kondisi belajar yang optimal (Bersifat Preventif)

Keterampilan ini berhubungan dengan kompetensi guru dalam mengambil

inisiatif dan mengendalikan pelajaran serta aktivitas-aktivitas yang berkait

dengan keterampilan sebagai berikut:

a. Sikap Tanggap

Komponen ini ditunjukan oleh tingkah laku guru bahwa hadir bersama

mereka. Guru tahu kegiatan mereka, tahu ada perhatian, tahu apa yang

mereka kerjakan. Sikap ini dapat dilakukan dengan cara: memandang

secara seksama, gerak mendekati, memberi pernyataan, memberi reaksi

terhadap gangguan dan ketakacuhan.

b. Membagi Perhatian

Pengelolaan kelas yang efektif terjadi bila guru membagi perhatiannya

kepada beberapa kegiatan yang berlangsung dalam waktu yang sama, yaitu

dengan cara: visual dan verbal.

c. Pemusatan Perhatian Kelompok

Guru mempertahankan perhatian anak didik dan memberitahukan bahwa

ia bekerja sama dengan kelompok atau subkelompok yang terdiri dari tiga

sampai empat orang. Untuk itu ada beberapa hal yang harus guru lakukan

diantaranya adalah: memberi tanda, pertanggungan jawab, pengarahan dan

petunjuk yang jelas, penghentian, penguatan, kelancaran, dan kecepatan.17

Menurut hemat penulis dengan adanya keterampilan yang berhubungan

dengan kompetensi guru dalam proses belajar mengajar, seorang guru dalam

mengendalikan pelajaran harus memiliki sikap tanggap, dapat membagi                                                             

17 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, h. 187-192 

Page 22: 98329-NURHAYATI M-FITK.pdf

  13

perhatian, serta dapat memusatkan perhatian kelompok sehingga dalam proses

belajar mengajar dapat dilaksanakan dengan baik.

b) Keterampilan yang berhubungan dengan pengembangan kondisi belajar yang

optimal

Keterampilan ini berkaitan dengan tanggapan guru terhadap gangguan

anak didik yang berkelanjutan dengan maksud agar guru dapat mengadakan

tindakan remedial untuk mengembalikan kondisi belajar yang optimal.

Apabila terdapat anak didik yang menimbulkan gangguan yang berulang-

ulang walaupun guru telah menggunakan tingkah laku dan tanggapan yang

sesuai, guru dapat meminta bantuan kepada kepala sekolah, konselor sekolah,

atau orang tua anak didik, untuk mambantu mengatasinya.18

Bukan kesalahan professional guru apabila ia tidak dapat menangani setiap

masalah anak didik dalam kelas. Namun pada tingkat tertentu guru dapat

menggunakan seperangkat strategi untuk tindakkan perbaikan terhadap

tingkah laku anak didik yang terus-menerus yang menimbulkan gangguan dan

mau terlibat dalam tugas di kelas.

Menurut Syaiful Bahri Djamarah dalam buku strategi belajar mengajar

bahwa strategi itu adalah:

a. Modifikasi Tingkah Laku Guru mengatasi tingkah laku anak didik yang mengalami masalah atau kesulitan dan berusaha memodifikasi tingkah laku tersebut dengan mengaplikasikan pemberian penguatan secara sistematis.

b. Pendekatan Pemecahan Masalah Kelompok Guru dapat menggunakan pendekatan pemecahan masalah kelompok dengan cara: 1) Memperlancar tugas-tugas: mengusahakan terjadinya kerja sama yang

baik dalam pelaksanaan tugas. 2) Memelihara kegiatan-kegiatan kelompok: memelihara dan

memulihkan semangat anak didik dan mengatasi konflik yang timbul. c. Menemukan dan Memecahkan Tingkah Laku yang Menimbulkan Masalah

Guru dapat menggunakan seperangkat cara untuk mengendalikan tingkah laku keliru yang muncul, dan ia mengetahui sebab-sebab dasar yang

                                                            18 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, h. 193  

Page 23: 98329-NURHAYATI M-FITK.pdf

  14

mengakibatkan ketidakpatuhan tingkah laku tersebut serta berusaha untuk menemukan pemecahannya. 19

Dari penjelasan mengenai komponen-komponen keterampilan dalam

pengelolaan kelas di atas, penulis berpendapat bahwa keterampilan itu dibagi

menjadi dua yaitu: satu; keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan

pemeliharaan kondisi belajar yang optimal, dimana keterampilan jenis ini sangat

berhubungan dengan keterampilan guru dalam mengendalikan dan mengelola

kelas. Sedangkan keterampilan yang kedua; keterampilan yang berhubungan

dengan pengembangan kondisi belajar yang optimal. Dimana kedua keterampilan

ini sangat mendukung dalam mengelolaan kelas sehingga dapat tercipta suasana

yang hangat antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa.

5. Prinsip-prinsip Pengelolaan Kelas

Dalam rangka memperkecil masalah gangguan dalam pengelolaan kelas,

prinsip-prinsip pengelolaan kelas dapat dipergunakan. Maka sangat penting bagi

guru untuk mengetahui dan menguasai prinsip-prinsip pengelolaan kelas yang

akan diuraikan sebagai berikut:

a. Kehangatan dan keantusiasan kehangatan dan keantusiasan guru dapat memudahkan terciptannya iklim kelas yang menyenangkan yang merupakan salah satu syarat bagi kegiatan belajar mengajar yang optimal.

b. Tantangan penggunaan kata-kata, tindakan, atau bahan yang menantang akan meningkatkan gairah siswa untuk belajar sehingga mengurangi kemungkinan munculnya tingkah laku yang menyimpang.

c. Bervariasi Penggunaan alat atau media, gaya, dan interaksi belajar mengajar yang bervariasi merupakan kunci tercapainya pengelolaan kelas yang efektif dan menghindarkan kejenuhan.

d. Keluwesan keluwesan tingkah laku guru untuk mengubah strategi mengajarnya dapat mencegah kemungkinan munculnya gangguan siswa serta menciptakan iklim belajar mengajar yang efektif.

e. Penekanan pada hal-hal yang positif pada dasarnya, di dalam mengajar dan mendidik, guru harus menekankan hal-hal yang positif dan menghindari pemusatan perhatian siswa pada hal-hal yang negatif.

                                                            19 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, h. 193-194 

Page 24: 98329-NURHAYATI M-FITK.pdf

  15

f. Penanaman disiplin diri Pengembangan disiplin diri sendiri oleh siswa merupakan tujuan akhir dari pengelolaan kelas. Untuk itu guru harus selalu mendorong siswa untuk melaksanakan disiplin diri sendiri dan guru sendiri hendaknya menjadi contoh atau teladan pengendalian diri dan pelaksanaan tanggung jawab.20

Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa prinsip-prinsip dalam

pengelolaan kelas, menuntut seorang guru harus dapat menciptakan suasana yang

hangat, antusias, dan dapat mendorong siswa agar melaksanakan disiplin diri,

penekanan pada hal-hal yang positif, keluwesan, serta bervariasi dalam

mengunakan metode karena semuanya itu adalah kunci terciptanya pengelolaan

kelas yang baik. Oleh karena itu guru yang baik tidak mengandalkan karisma,

tetapi mereka yang mengandalkan pada kualitas cinta dalam batin, integritas dan

komitmen.

6. Masalah-masalah Pengelolaan Kelas

Tingkah laku anak didik bervariasi. Variasi perilaku anak didik merupakan

permasalah bagi guru dalam upaya pengelolaan kelas. Menurut Made Pidarta,

masalah-masalah pengelolaan kelas yang berhubungan dengan prilaku anak didik

diantaranya adalah:

a. Kurang Kesatuan b. Tidak ada standar perilaku dalam bekerja kelompok c. Reaksi negatif terhadap anggota kelompok d. Kelas mentolerasi kekeliruan-kekeliruan temannya, menerima dan

mendorong perilaku anak didik yang keliru e. Mudah mereaksi ke hal-hal negatif atau terganggu f. Moral rendah, permusuhan dan agresif g. Tidak mampu menyesuaikan dengan lingkungan yang berubah.

Variasi perilaku anak didik itu menurut Made Pidarta bukan tanpa sebab,

faktor-faktor penyebab itu adalah :

a. Pengelompokkan (pandai, sedang, dan bodoh) b. Karakteristik individual c. Kelompok pandai merasa terhalang oleh teman-temannya yang tidak

seperti dia d. Dalam latihan diharapkan semua anak didik tenang dan bekerja sepanjang

jam pelajaran

                                                            20 Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, h. 97-98 

Page 25: 98329-NURHAYATI M-FITK.pdf

  16

e. Dari organisasi kurikulum tentang tem teaching. 21

Lois V. Johnson dan Mary A. Bany mengemukakan 6 kategori masalah

kelompok dalam pengelolaan kelas, masalah-masalah itu antara lain:

a. Kelas kurang kondusif b. Kelas mereaksi negatif terhadap salah satu seorang anggotanya. c. “Membesarkan” hati anggota kelas justru melanggar norma kelompok d. Kelompok cenderung mudah dialihkan perhatiannya dari tugas yang

tengah digarap e. Semangat kerja rendah f. Kelas kurang mampu menyesuaikan diri dengan keadaan baru.22

Dari beberapa masalah-masalah dalam pengelolaan kelas penulis

berpendapat bahwa pengelolaan kelas yang dilakukan oleh guru dengan positif

akan menghasilkan perubahan tingkah laku dan prestasi hasil belajar siswa. Jadi,

pengelolaan kelas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan guru

untuk menciptakan kondisi belajar mengajar yang optimal.

7. Pengelolaan Kelas Yang Efektif

Pengelolaan kelas yang efektif adalah berusaha menghilangkan atau

memperkecil permasalahan-permasalahan yang terkait dengan semua problem

pengelolaan kelas. Untuk mengelolaan kelas secara efektif maka perlu hal-hal

sebagai berikut:

a. kelas adalah kelompok kerja yang diorganisasi untuk tujuan tertentu, yang dilengkapi oleh tugas-tugas dan diarahkan oleh guru

b. Dalam situasi kelas, guru bukan tutor untuk satu anak pada waktu tertentu, tetapi bagi semua anak atau kelompok

c. Kelompok mempunyai perilaku sendiri yang berbeda dengan perilaku masing-masing individu dalam kelompok itu

d. Kelompok kelas menyisipkan pengaruhnya kepada anggota-anggota e. Praktik guru waktu belajar cenderung terpusat pada hubungan guru dan

siswa f. Struktur kelompok, pola komunikasi, dan kesatuan kelompok ditentukan

oleh cara pengelolaan, baik untuk mereka yang tertarik pada sekolah maupun bagi mereka yang apatis, masa bodoh atau bermusuhan. 23

                                                            21 Syaiful Bahri Djamara, Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, h. 173-174 22 Ahmad Rohani HM, Pengelolaan Pengajaran, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004), cet ke-

2, h. 126 23 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, h. 214 

Page 26: 98329-NURHAYATI M-FITK.pdf

  17

Pengelolaan kelas yang dilakukan guru seperti inilah yang diyakini

berpositif dengan perubahan tingkah laku dan prestasi hasil belajar siswa. Dengan

kata lain, menciptakan iklim kelas yang baik merupakan salah satu syarat untuk

meningkatkan efektivitas dan kualitas pembelajaran di kelas.

Adapun peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia

Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses Untuk Satuan Pendidikan Dasar

dan Menengah dikatakan bahwa persyaratan pelaksanaan proses pembelajaran

dari pengelolaan kelas, diantaranya sebagai berikut:

a. Guru mengatur tempat duduk sesuai dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran, serta aktivitas pembelajaran yang akan dilakukan.

b. Volume dan intonasi suara guru dalam proses pembelajaran harus dapat didengar dengan baik oleh peserta didik.

c. Tutur kata guru santun dan dapat dimengerti oleh peserta didik. d. Guru menyesuaikan materi pelajaran dengan kecepatan dan kemampuan

belajar peserta didik. e. Guru menciptakan ketertiban, kedisiplinan, kenyamanan, dan kepatuhan

pada peraturan dalam menyelenggarakan proses pembelajaran. f. Guru memberikan penguatan dan umpan balik terhadap respon dan hasil

belajar peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung. g. Guru menghargai peserta didik tanpa memandang latar belakang agama,

suku, jenis kelamin, dan status social ekonomi. h. Guru menghargai pendapat peserta didik. i. Guru memakai pakaian yang sopan, bersih dan rapi. j. Pada tiap awal semester, guru menyampaikan silabus mata pelajaran yang

diampunya. k. Guru memulai dan mengakhiri proses pembelajaran sesuai dengan waktu

yang dijadwalkan. 24

Dari berbagai teori tentang pengelolaan kelas yang telah dipaparkan di

atas, maka yang dimaksud dengan pengelolaan kelas dalam penelitian ini adalah

usaha yang dilakukan oleh seorang guru untuk menciptakan situasi dan kondisi

belajar yang efektif sehingga tercapai suatu pembelajaran yang optimal dan

menghasilkan. Pengelolaan kelas dapat diukur berdasarkan dua aspek yaitu aspek

pengelolaan fisik dan aspek pengelolaan siswa. Aspek pengelolaan fisik meliputi

pengaturan ruang belajar (kelas) seperti pengaturan tempat duduk, alat pengajaran,

                                                            24 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007,

Standar Proses Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, (Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidkan, 2007), h. 13-14 

Page 27: 98329-NURHAYATI M-FITK.pdf

  18

ventilasi dan cahaya, keindahan dan kebersihan kelas, serta usaha yang bersifat

pencegahan dan penyembuhan. Sedangkan aspek pengelolaan siswa meliputi

tindakan berupa tindakan yang bersifat pencegahan (preventif) dan tindakan yang

bersifat kuratif.

B. Hasil Belajar Fikih

1. Pengertian Belajar

Belajar seringkali didefinisikan sebagai perubahan yang secara relatif

berlangsung lama pada masa berikutnya yang diperoleh melalui pengalaman-

pengalaman. Tetapi belajar itu sendiri merupakan satu kegiatan yang terjadi di

dalam diri seseorang, yang sukar untuk diamati secara langsung. Oleh karena itu

para ilmuan mengemukakan pendapatnya tentang pengertian belajar.

Menurut Muhibbin Syah dalam buku Psikologi Pendidikan Dengan

Pendekatan Baru yang mengutip dari Hintzman dalam bukunya The Psychology

of Learning and Memory berpendapat Learning is organism due to experience

which can effect the organism’s behavior. “belajar adalah suatu perubahan yang

terjadi dalam diri organisme (manusia atau hewan) disebabkan oleh pengalaman

yang dapat mempengaruhi tingkah laku organisme tersebut”.25

Menurut penulis belajar itu merupakan sesuatu yang timbul oleh

pengalaman tersebut, baru dapat dikatakan belajar apabila mempengaruhi

organisme.

Menurut Muhibbin Syah dalam buku Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru yang mengutip Biggs dalam pendahuluan teaching for learning mendefinisikan belajar dalam tiga macam rumusan yaitu: rumusan kuantitatif, rumusan institusional, rumusan kualitatif. Secara kuantitatif (ditinjau dari sudut jumlah) belajar berarti kegiatan pengisian atau pengembangan kemampun kognitif dengan fakta sebanyak-banyaknya. Secara institusional (tinjauan kelembagaan), belajar dipandang sebagai proses “validasi” atau pengabsahan terhadap penguasaan siswa atas materi-materi yang ia telah pelajari. Bukti institusional yang menunjukan siswa telah belajar dapat diketahui sesuai dengan proses mengajar. Ukurannya, semakin baik mutu guru mengajar akan semakin baik pula mutu perolehan siswa yang kemudian dinyatakan dalam bentuk skor. Adapun pengertian

                                                            25 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT,

Remaja Rosda Karya, edisi revisi, September 2006), h. 90 

Page 28: 98329-NURHAYATI M-FITK.pdf

  19

belajar secara kualitatif (ditinjau mutu) ialah proses memperoleh arti-arti dan pemahaman-pemahaman serta cara-cara menafsirkan dunia disekeliling siswa. Belajar dalam pengertian ini difokuskan pada tercapainya daya pikir dan tindakan yang berkualitas untuk memecahkan masalah-masalah yang kini dan nanti dihadapi siswa.26

Menurut Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono yang mengutip dari James O.

Whittaker, belajar dapat didefinisikan sebagai proses dimana tingkah laku

ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman.27

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas penulis berpendapat

bahwa belajar itu secara umum dapat dipahami dan belajar itu merupakan tahapan

perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil dari

pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.

Dalam pengertian luas, belajar dapat diartikan sebagai kegiatan psikofisik

menuju keperkembangan pribadi seutuhnya. Dalam arti sempit, belajar

dimaksudkan sebagai usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan yang

merupakan sebagai kegiatan menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya.

Relevan dengan ini ada pengertian bahwa belajar adalah penambahan

pengetahuan.28

Menurut Ngalim Purwanto dalam buku psikologi pendidikan yang

mengutip pendapat Hilgard dan Brow, belajar berhubungan dengan tingkah laku

seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu disebabkan oleh pengalamannya yang

berulang-ulang dalam situasi ini, dimana perubahan tingkah laku tidak dapat

dijelaskan atas dasar kecenderungan, respon pembawaan, kematangan atau

keadaan-keadaan sesaat seseorang.29

Menurut hemat penulis bahwa yang dimaksud belajar adalah kegiatan

yang berproses dan merupakan unsur yang sangat urgen dan fundamental dalam

setiap penyelenggaraan jenjang dan jenis pendidikan.

                                                            

26 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, h. 91-92 27 Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta,

edisi revisi, Maret, 2004), h. 126 28 Sadriman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada, 2007), h. 20 29 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosda Krya, cet kedua

puluh tiga, September, 2007), h. 84 

Page 29: 98329-NURHAYATI M-FITK.pdf

  20

2. Teori-teori tentang Belajar

a. Teori Behaviorisme: teori yang sangat menekankan pada perilaku atau tingkah

laku yang dapat diamati. Beberapa ciri umum yang nampak dalam rumusan

teori belajar Behaviorisme, yaitu: mengutamakan unsur-unsur, bersifat

mekanisme, menekankan peranan lingkungan, mementingkan pembentukan

reaksi dan respon, serta menekankan pentingnya latihan.30

b. Teori Kognitif, pendekatan teori kognitif lebih menekankan proses mental

manusia. Dalam pandangan ahli penganut aliran kognitif, tingkah laku yang

tampak tidak dapat diukur dan diterangkan tanpa melibatkan proses mental

seperti motivasi, kesengajaan, dan keyakinan. Jadi, dalam pandangan teori

kognitif ini, pengkondisian klasikal memberikan suatu pengetahuan baru pada

organisme tentang hubungan antara dua stimuli.31

c. Teori Belajar Sosial

Teori ini sering disebut juga dengan teori belajar pengamatan. Tokohnya

adalah Albert Bandura. Menurut Bandura bahwa tingkah laku manusia bukan

semata-mata reflek otomatis terhadap stimulus melainkan juga akibat reaksi

yang timbul sebagai hasil interaksi antara lingkungan dengan skema kognitif

manusia itu sendiri. Pendekatan teori belajar social terhadap proses

perkembangan social dan moral siswa ditekankan pada perlunya pembiasaan

merespon dan peniruaan.

d. Teori Belajar Menurut Ikhwan al-Shafa

Menurut Ihkwan al-Shafa mengatakan perbedaan individual manusia dalam

belajar disebabkan oleh dua hal; pertama, faktor fisiologis atau konstitusi

biologis yaitu perbedaan tabiaat yang disebabkan oleh perbedaan campuran

atau hormon fisik serta pengaruh bintang dan tata surya sesuai dengan tanggal

kelahiran; kedua, faktor lingkungan atau usaha berbagai macam tindakan dan

pengetahuan yang dipelajari manusia dan model pendidikan yang ia peroleh.

Aspek psikologi manusia berbeda-beda sesuai dengan perbedaan daya jiwa,

                                                            30 Fadilah Suralaga, Nety Hartaty, dkk, Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Islam,

(Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005), h. 63 31 Fadilah Suralaga, Nety Hartaty, dkk, Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Islam, h.

70 

Page 30: 98329-NURHAYATI M-FITK.pdf

  21

dan perbedaan daya jiwa sesuai dengan perbedaan mereka dalam tindakan,

pengetahuaan dan akhlak.32

e. Teori perubahan Akhlak Menurut Al-Ghazali

Yang menjadi ketertarikan Al-Ghazali terhadap perbaikan perilaku adalah

ketika ia melihat dekadensi moral, penyimpangan perilaku, dan penyakit hati

dan jiwa melanda banyak orang dizamannya. Ia sangat terkejut sehingga ia

merasa bertanggungjawab untuk melakukan perbaikan akhlak dan perilaku.

Menurut Al-Ghazali, akhlak itu mengalami perubahan atau dengan kata lain akhlak dapat diperoleh dan diubah melalui proses belajar. Pendapat ini juga sama dengan pendapat para psikologi modern dari kalangan penganut teori belajar, tetapi menurut Al-Ghazali tidak mempengaruhi bawaan. Menurutnya akhlak yang baik disebabkan oleh kekuatan akal, kesempurnaan hikmah, kekuatan emosi dan syahwat yang normal, dan ketaatan terhadap syariat.33

Dari uraian tentang teori-teori belajar di atas bahwa dalam menyimpulkan

pendapat-pendapat dari teori-teori belajar tersebut hendaknya penulis memandang

sebagai suatu yang saling bertentangan, dan menganggap yang satu itulah yang

benar dan yang lain salah. Perbedaan-perbedaan yang terdapat antara berbagai

teori belajar itu disebabkan karena perbedaan jenis-jenis belajar yang diselidiki.

Belajar ada yang bertahap rendah dan ada yang bertahap tinggi, ada yang belajar

dalam tingkat biologis dan ada yang bertingkat rohaniah, ada belajar yang besifat

skills atau kecekatan dan ada yang bersifat rasional, dan sebagainya. Jadi dalam

hal menyimpulkan benar tidaknya pendapat-pendapat yang dikemukakan oleh

berbagai teori belajar itu, penulis harus memandangnya dari segi-segi tertentu

yang sesuai dengan jenis-jenis belajar yang diselidikinya. Yang penting sebagai

pendidik ialah mengambil manfaat dari masing-masing teori itu, dan

menggunakannya dalam praktek sesuai dengan situasi dan materi yang dipelajari

dan yang diajarkan agar tercapainya tujuan pembelajaran.

                                                            32 Fadilah Suralaga, Nety Hartaty, dkk, Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Islam, h.

72 33 Fadilah Suralaga, Nety Hartaty, dkk, Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Islam, h.

73 

Page 31: 98329-NURHAYATI M-FITK.pdf

  22

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar

Telah dikatakan bahwa belajar adalah suatu proses yang menimbulkan

terjadinya suatu perubahan atau pembaharuan dalam tingkah laku. Sampai di

manakah perubahan atau pembaharuan itu tercapai atau dengan kata lain, berhasil

baik atau tidaknya belajar itu tergantung kepada bemacam-macam faktor.

Menurut M. Ngalim Purwanto faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

dapat dibedakan menjadi dua golongan:

a. Faktor yang ada pada diri organism itu sendiri yang kita sebut faktor individu. Yang termasuk kedalam faktor individu antara lain: faktor kematangan atau pertumbuhan, kecerdsan, latihan, motivasi, dan faktor pribadi.

b. Faktor yang ada di luar individu yang disebut faktor sosial. Sedangkan yang termasuk faktor sosial antara lain faktor keluarga atau keadaan rumah tangga, guru dan cara mengajarnya, alat-alat yang dipergunakan dalam belajar-mengajar, lingkungan dan kesempatan yang tersedia, an motivasi sosial.34

Menurut M. Dalyono dalam bukunya psikologi pendidikan menyebutkan

faktor-faktor yang mempengaruhi belajar ada dua diantaranya adalah:

a. Faktor Internal (faktor yang berasal dari dalam diri siswa), diantaranya meliputi: 1) Kesehatan 2) Intelegensi dan bakat 3) Minat dan motivasi 4) Cara belajar.

b. Faktor Eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar diri siswa, diantara faktor yang berasal dari luar siswa yaitu lingkungan, keluarga, sekolah dan masyarakat. 35

Berdasarkan faktor yang mempengaruhi belajar diatas, penulis dapat

menyimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi belajar itu ada dua yaitu

faktor yang terjadi pada diri siswa itu sendiri seperti kesehatan, cara belajar siswa,

dan motivasi. Dan faktor yang terjadi diluar diri siswa.

Menurut Abu Ahmadi bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi

belajar siswa baik secara langsung maupun tidak langsung. Faktor-faktor itu

antara lain:

                                                            34 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, h. 102 35 M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2001), h. 41-42 

Page 32: 98329-NURHAYATI M-FITK.pdf

  23

1) Faktor-faktor stimulusi belajar, yang mencangkup panjangnya bahan pelajaran, kesulitan bahan pelajaran, berartinya bahan pengajaran, berat ringannya tugas, dan suasana lingkungan eksternal.

2) Faktor-faktor metode belajar, mencakup kegiatan berlatih, resistensi dalam belajar, pengenalan tentang hasil-hasil belajar, bimbingan dalam belajar, dan kondisi-kondisi intensif.

3) Faktor-faktor individual, mencangkup usia kronologis, perbedaan jenis kelamin, pengalaman sebelumnya, kapasitas mental, kondisi kesehatan jasmani dan rohani, serta motivasi.36

Dari berbagai penjabaran tentang faktor-faktor yang mempengaruhi belajar, bahwa faktor-faktor itu dapat dikelompokan menjadi dua bagian yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal itu adalah faktor yang timbul dari dalam diri anak didik sendiri, sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang disebabkan oleh stimuli atau faktor dari luar diri siswa, kedua faktor tersebut akan selalu berinteraksi sehingga secara tidak langsung faktor-faktor tersebut akan dapat mempengaruhi hasil belajar siswa karena berhasil atau tidaknya seorang siswa dalam belajar disebabkan oleh faktor yang mempengaruhi pencapaian hasil belajar.

4. Pengertian Fikih

Fikih menurut bahasa berarti paham, mengerti. Paham yang dimaksud disini ialah kepahaman dalam masalah-masalah agama yang sangat dianjurkan oleh Allah dan Rasul-Nya.37 Hal ini sesuai dengan Firman Allah SWT dalam Al-Quran surat At-Taubah ayat 122.

... ⌧ ⌧

⌧ …

…Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di anatara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama… (Q. S At-Taubah: 122).38

Sedangkan menurut istilah fikih adalah ilmu tentang hukum-hukum syar’i

yang bersifat amaliyah, yang digali dan ditemukan dari dalil-dalil yang tafshili.39

                                                            36 Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, h. 139 37 H. A. Syafi’I Karim, Fiqih Ushul Fiqih (Bandung: Pustaka Setia, 1997), Cet. I, h. 11 38 Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahannya, (Semarang: CV. Toha Putra,

1989), h. 301 39 Zurinal. Z dan Aminuddin, Fiqh Ibadah, (Jakarta: Lembaga Penelitian Universitas Islam

Negeri, 2008), h. 5 

Page 33: 98329-NURHAYATI M-FITK.pdf

  24

Menurut fuqaha fikih berarti ilmu yang menerangkan hukum-hukum

syara’ dari dalil-dalil yang rinci.”40

Dari kedua definisi di atas penulis simpulkan bahwa yang dimaksud fikih

adalah ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan hukum-hukum syara yang

bersifat furu’iyyah (cabang), yang dihasilkan para fuqaha atas hukum Allah baik

yang terdapat dalam Al-Quran maupun sunnah yang berkaitan dengan tingkah

laku manusia.

Fikih merupakan ilmu yang harus dipelajari agar seorang muslim dapat

mengetahui dari apa yang dilakukannya. Karena dengan mempelajari fikih, ibadah

kita akan lebih sempurna dan tentu kita akan selamat dari perbuatan-perbuatan

yang dilarang oleh Allah SWT.

Adapun fikih dalam kurikulum Madrasah Tsanawiyah adalah:

a. Mata Pelajaran fikih adalah bimbingan untuk mengetahui ketentuan-ketentuan syariat Islam. Materi yang sifatnya memberikan bimbingan terhadap siswa agar dapat memahami, menghayati dan mengamalkan pelaksanaan syar’I tersebut kemudian menjadi dasar pandangan dalam kehidupannya, keluarga dan masyarakat lingkungannya.

b. Bentuk bimbingan tersebut tidak terbatas pada pemberiaan pengetahuan, tetapi lebih jauh seorang guru dapat menjadi contoh dan tauladan bagi siswa dan masyarakat lingkungan. dengan keteladanan guru ini diharapkan para orang tua dan masyarakat membantu secara aktif pelaksanaan pelajaran fiqh di dalam rumah tangga dan masyarakat lingkungannya.41

Dari pengertian di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa fikih dalam

kurikulum Madrasah Tsanawiyah yaitu bimbingan untuk mengetahui dan

memahami hukum atau tata cara yang berkaitan dengan perbuatan seorang

muslim mukallaf, baik dalam hubungannya dengan Allah SWT, manusia dengan

manusia, maupun manusia dengan alam. Selain itu juga siswa dapat melaksanakan

ketentuan hukum Islam dengan baik dan benar dalam beribadah kepada Allah dan

ibadah sosial.

                                                            

40 Hasbi Ash-Shiddieqy, Pengantara Ilmu Fiqh, (Jakarta: Bulan Bintang, 1993), cet Ke-8, h. 17 

41 DEPAG RI, GBPP MTs Pelajaran Fiqh, (Dirjen Pembinaan Kelembagaan Agama Islam), h. 1 

Page 34: 98329-NURHAYATI M-FITK.pdf

  25

5. Hakikat Hasil Belajar Fikih

Menurut Tabrani Rusyan dalam buku Pendekatan dalam Proses Belajar

Mengajar, bahwa hasil belajar merupakan hasil yang oleh seseorang siswa setelah

ia melakukan kegiatan belajar mengajar tertentu atau setelah ia menerima

pengajaran dari seseorang guru pada suatu saat.42

Hasil belajar siswa yang diperoleh di sekolah itu biasanya dinyatakan

dalam angka hasil belajar yang diukur melalui tes atau penilaian hasil belajar

terhadap berbagai pengetahuan, kemampuan, kebiasaan, keterampilan, dan sikap

siswa selama mengikuti proses belajar mengajar.

Hakikat hasil belajar fikih adalah untuk mengantarkan siswa agar lebih

mengetahui dan memahami tata cara yang berkaitan dengan perbuatan seorang

muslim baik yang berhubungan manusia dengan Allah, manusia dengan manusia

dan manusia dengan alam semesta. Setelah siswa mempelajari fkih, siswa akan

memahami hal-hal yang halal dan haram, juga tata cara ibadah yang baik dan

benar. Dengan demikian, anak didik akan lebih yakin dalam melakukan sesuatu

dalam beribadah.

Dari pengertian hasil belajar yang telah dikemukakan, intinya adalah

perubahan. Oleh karena itu, seorang siswa yang melakukan aktivitas belajar dan

memperoleh perubahan dalam dirinya dengan memperoleh pengalaman baru,

maka siswa atau anak didik itu sendiri dikatakan telah belajar.

C. Kerangka Berfikir dan Hipotesis

1. Kerangka Berpikir

Dalam penelitian ini variabel yang mempengaruhi hasil belajar adalah

pengelolan kelas. Dimana pengelolaan kelas itu merupakan masalah tingkah laku

yang paling kompleks. Dan seorang guru diharuskan untuk menciptakan dan

mempertahankan kondisi kelas yang efektif sehingga anak didik dapat mencapai

hasil belajar yang memuaskan karena guru yang efektif itu membiarkan siswanya

mengetahui segala sesuatu agar mereka merasa kalau dirinya itu mempunyai arti.

                                                            42 Tarani Rusyan, Pendekatan dalan Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT, Remaja

Rosda Karya, 2000), h. 65 

Page 35: 98329-NURHAYATI M-FITK.pdf

  26

                                                           

Pengelolaan kelas adalah menyediakan fasilitas dalam kegiatan belajar

mengajar siswa dalam lingkungan social, emosional, dan intelektual dalam kelas.

Karena dengan adanya fasilitas yang disediakan akan dapat memudahkan guru

untuk mengajar lebih maksimal dan anak didik dapat lebih mudah lagi dalam

belajar dan bekerja, sehingga dapat terciptanya suasana kelas yang nyaman

terhadap lingkungan kelas serta akan mendapatkan hasil belajar yang memuaskan

dan menjadikan diri siswa merasa dihargai di dalam kelas.

Dari penjelasan di atas maka dapat diasumsikan jika pengelolaan kelas

dapat dilaksanakan dengan baik maka akan mendapatkan hasil belajar yang baik

pula dan begitupun sebaliknya. Adapun pengelolaan kelas yang baik itu akan

didasari dengan faktor-faktor pendukung, faktor-faktor yang mendukung itu

antara lain: sarana yang lengkap, guru yang berkompentensi, professional dan

dapat mengelola kelas dengan baik sehingga mendapatkan hasil belajar yang

maksimal dan memuaskan.

2. Hipotesis

Hipotesis adalah suatu jawaban sementara terhadap suatu permasalahan

sampai terbukti melalui data yang terkumpul. 43

Berdasarkan deskripsi teori di atas dan kerangka berpikir, maka hipotesis

penelitian dirumuskan untuk mengetahui ada atau tidak ada pengaruh antara

pengelolaan kelas dan hasil belajar, maka penulis dalam hal ini akan mengajukan

hipotesis sebagai berikut:

Ha : Terdapat pengaruh positif yang nyata antara pelaksanaan pengelolaan kelas

terhadap hasil belajar fikih siswa.

 

 43 Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka

Cipta, 1998), h. 63 

Page 36: 98329-NURHAYATI M-FITK.pdf

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari tahun 2010 hingga selesai.

Sedangkan tempat yang dijadikan penelitian adalah Madrasah Tsanawiyah

Soebono Mantofani Jombang Ciputat Tangerang Selatan.

B. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis

korelasional melalui penelitian lapangan. Penelitian lapangan adalah penelitian

yang dilakukan dengan terjun langsung ke objek penelitian karena dalam

penelitian ini dibutuhkan data-data yang valid agar dapat dipertanggung jawabkan

kebenarannya.

C. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah perubahan perilaku yang bisa diukur. Adapun

dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu: variabel independen (variabel

bebas) dan variabel dependen (variabel terikat).

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah pengelolaan kelas

sedangkan variabel terikat adalah hasil belajar siswa.

27

Page 37: 98329-NURHAYATI M-FITK.pdf

28

 

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi, yakni keseluruhan subyek penelitian

yang memiliki karakter sama dan ditetapkan oleh penelitian sebagai obyek dalam

penelitiannya serta akan ditarik kesimpulan dan digeneralisasi pada semua

anggota populasi tersebut.

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa Kelas VIII MTs Soebono

Mantofani Tangerang Selatan tahun ajaran 2009/2010 yang berjumlah 173 siswa

dari 5 kelas.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang akan diteliti. Dinamakan

penelitian sampel jika penelitian bermaksud untuk mengeneralisasikan hasil

penelitian sampelnya pada keseluruhan populasi. Untuk mempermudah penelitian

ini, penulis hanya mengambil 23% dari jumlah populasi 173, yaitu 40 siswa/i.

Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan sampel stratifikasi

(stratified sampling). Stratified sampling adalah teknik penganbilan data yang

langkah awalnya melakukan pengelompokkan populasi dengan kriteria tertentu

dalam beberapa strata atau tingkatan. Dengan pertimbangan sampel berjumlah 40

siswa dimaksudkan untuk mempermudah perhitungan statistik. Dengan cara

seperti ini diharapkan setiap anggota dari populasi memiliki kemungkinan yang

sama untuk dipilih sebagai sampel penelitian.

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Metode Pengumpulan Data

a. Angket atau Kuesioner

Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk

memperoleh informasi dari responden dalam hal-hal yang ia ketahui.1 Yang

menjadi responden adalah siswa-siswi kelas VIII MTs Soebono Mantofani.

Dalam hal ini, penulis ingin mengetahui data yang obyektif dari responden.

                                                            1 Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka

Cipta, 1998), h. 140 

Page 38: 98329-NURHAYATI M-FITK.pdf

29

 

Dan kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup, yang sudah

disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih.

b. Interview (wawancara)

Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk

memperoleh informasi dari terwawancara.2 Penulis menggunakan teknik ini

karena untuk mendapatkan keterangan yang dapat menguatkan informasi data

yang diperoleh sebagai bahan penulisan skripsi. Dalam penelitian ini penulis

mengadakan wawancara langsung dengan guru fikih untuk mengetahui

kemampuan guru dalam mengelola kelas selama proses pembelajaran dan

kepala sekolah untuk memperoleh informasi secara umum mengenai MTs

Soebono Mantofani Jombang Ciputat – Tangerang Selatan.

c. Observasi

Obsevasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap

fenomena-fenomena yang diselidiki.3 Observasi atau yang disebut pula

dengan pengamatan, meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap sesuatu

obyek dengan menggunakan seluruh alat indra, yang dilakukan dengan cara

datang langsung ketempat penelitian untuk mendapatkan data yang berkaitan

dengan pelaksanaan pengelolaan kelas terhadap hasil belajar fikih siswa.

                                                           

d. Pemeriksaan Dokumentasi (studi dokumenter)

Pemeriksaan dokumentasi ini dilakukan dengan meneliti bahan

dokumentasi yang ada dan mempunyai relevansi dengan tujuan penelitian.4

Adapun teknik pengumpulan data, penulis menggunakannya untuk

memperoleh data-data tentang hasil belajar fikih siswa.

2. Intrumen Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan variabel pengelolaan kelas dengan

hasil belajar fikih siswa. Adapun kisi-kisi intrumennya sebagai berikut:

 2 Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, h. 145 3 Sutrisno Hadi, Metodelogi Research, (Yogyakarta: Andi Offest, 1992), h. 151 4 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo persada,

2008), h. 30 

Page 39: 98329-NURHAYATI M-FITK.pdf

30

 

Tabel 3.1

Kisi-kisi Instrumen Penelitian

Variabel Dimensi Indikator Item Σ

Variabel X

Pengelolaan

Kelas

a. Pengelolaan

Fisik

b. Pengelolaa

n Siswa

1. Pengaturan Tempat

duduk

2. Pengaturan alat

pengajaran

3. Penataan keindahan

dan kebersihan kelas

4. Ventilasi dan tata

cahaya

1.Menunjukkan sikap

tanggap

2.Memusatkan perhatian

ketika proses belajar

mengajar berlangsung

3.Membantu siswa

dengan memberikan

petunjuk yang jelas

4. Memberikan teguran

dan penguatan

5. Pengelolaan kelompok

6. Memberikan motivasi

dan semangat kepada

siswa untuk bertanya

7. Menemukan dan

memecahkan tingkah

laku yang

menimbulkan masalah

1, 2

3, 4

5

6, 7

14

15

9, 12

8, 10

11

13

16

17

18

2

3

2

1

1

2

3

1

1

1

1

Page 40: 98329-NURHAYATI M-FITK.pdf

31

 

Variabel Y

Hasil Belajar

Siswa

a. Intrinsik

b. Ekstrinsik

1. Kebutuhan dari dalam

diri siswa.

2. Keinginan berprestasi

3. Cita-cita dalam diri

siswa.

4. Keaktifan siswa.

1.Pemberian hadiah

kepada siswa yang rajin

dan aktif

2.Adanya persaingan

untuk memotivasi

siswa agar mendapat

hasil belajar yang

bagus

3.Pemberian hukuman

kepada siswa yang

gaduh di kelas

1, 2

3, 4,

6, 5

17

7, 10

8, 9

11,

12,

13

14,

15,

16

2

2

2

1

2

2

3

3

3. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrument

a. Validitas Instrument

Suatu instrument dikatakan valid apabila instrument tersebut dapat

mengukur apa yang seharusnya diukur. Untuk mengetahui valid atau

tidaknya butir soal, maka r hitung dibandingkan dengan r tabel product

moment dengan α = 0,05. Jika r hitung kurang dari r tabel, maka soal

tersebut dinyatakan tidak valid, dan jika r hitung lebih dari r tabel maka

soal tersebut dinyatakan valid, dan tetap dipertahankan dalam instrument

selanjutnya untuk proses pengolahan data dalam penelitian yang

sebenarnya.

Page 41: 98329-NURHAYATI M-FITK.pdf

32

 

Berdasarkan data hasil uji coba validitas angket pengelolaan kelas

yang terdiri dari 18 item dan 17 item untuk angket hasil belajar fikih

siswa, yang disebarkan kepada responden sebanyak 20 orang siswa

diketahui terdapat pernyataan yang valid yaitu:

Untuk variabel pengelolaan kelas item yang valid adalah nomor 1, 2, 3,

4, 6, 7, 9, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18. Sisanya sebanyak 3 butir

pernyataan yang tidak valid.

Sedangkan untuk variabel hasil belajar fikih siswa item yang valid

adalah 1, 2, 3, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 16, 17. Sisanya sebanyak 2

butir pernyataan yang tidak valid.

Tabel 3.2

Kisi-kisi Instrumen Penelitian Setelah Divaliditas

Variabel Dimensi Indikator Item Σ

Variabel X

Pengelolaan

Kelas

a.Pengelolaan

Fisik

b.Pengelolaan

Siswa

1. Pengaturan Tempat

duduk

2. Pengaturan alat

pengajaran

3. Penataan keindahan

dan kebersihan kelas

4. Ventilasi dan tata

cahaya

1. Menunjukkan sikap

tanggap

2. Memusatkan perhatian

ketika proses belajar

mengajar

berlangsung

3. Membantu siswa

dengan memberikan

1

2, 3

4

5

6

7, 14

15

1

2

1

1

1

2

1

Page 42: 98329-NURHAYATI M-FITK.pdf

33

 

petunjuk yang jelas

4. Memberikan teguran

dan penguatan

5. Pengelolaan kelompok

6. Memberikan motivasi

dan semangat kepada

siswa untuk bertanya

7. Menemukan dan

memecahkan tingkah

laku yang

menimbulkan

masalah

9

12

8, 10

11,13

1

1

2

2

Variabel Y

Hasil Belajar

Siswa

a. Intrinsik

b. Ekstrinsik

1. Kebutuhan dari dalam

diri siswa.

2. Keinginan berprestasi

3. Cita-cita dalam diri

siswa

4. Keaktifan siswa

1. Pemberian hadiah

kepada siswa yang

rajin dan aktif

2. Adanya persingan

untuk memotivasi

siswa agar mendapat

hasil belajar yang

bagus

3. Pemberian hukuman

kepada siswa yang

gaduh di kelas

1, 2

3, 4,

6

5

7, 10

8, 9

11,

12

13,

14,

15

2

3

1

2

2

2

2

1

Page 43: 98329-NURHAYATI M-FITK.pdf

34

 

b. Reliabilitas Instrumen

Suatu instrument penelitian dikatakan reliable apabila instrument

tersebut konsisten dalam memberikan penilaian atas apa yang di ukur.

Dalam instrument penelitian ini, penulis menggunakan rumus alpha

cronbach, sebagai berikut:

α = ⎟⎟⎠

⎞⎜⎜⎝

⎛ Σ⎟⎠⎞

⎜⎝⎛

− 21

2

11 σ

σσ b

kk

keterangan:

α = Koefosien alpha

k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal 2bσΣ = Jumlah varians butir

21σ = Varian total

Selanjutnya dalam pemberian interpretasi terhadap koefisien

reliabilitas pada umumnya digunakan patokan sebagai berikut:

1. Apabila α sama dengan atau lebih besar dari 0,70 berarti instrument

yang sedang diuji kredibilitasnya dinyatakan telah memiliki reliabilitas

yang tinggi (reliabel).

2. Apabila α lebih kecil dari pada 0,70 berarti intrumen yang sedang diuji

dinyatakan belum memiliki reliabilitas yang tinggi (unreliliabel).5

Berdasarkan perhitungan reliabilitas, penulis mendapatkan angka

koefisien (α) sebesar 0,88 untuk angket variabel pengelolaan kelas dan

sebesar 0,72 untuk angket variabel hasil belajar siswa. Dengan demikian

angket ini reliable karena α lebih besar dari 0,70.

                                                            5 Suharsimi Arokunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, h. 196

Page 44: 98329-NURHAYATI M-FITK.pdf

35

 

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah untuk

mengetahui ada atau tidaknya korelasi antara 2 variabel. Maka cara-cara yang

digunakan dalam penelitian ini antara lain:

1. Editing yaitu memeriksa kelengkapan dan pengisian angket yang berhasil

dikumpulkan.

2. Skoring yaitu tahap untuk menentukan skor dalam hasil penelitian, ditetapkan

bahwa untuk responden yang menjawab diberi bobot nilai sebagai berikut :

a. Untuk jawaban dengan simbol SS = 4

b. Untuk jawaban dengan simbol SR = 3

c. Untuk jawaban dengan simbol KD= 2

d. Untuk jawaban dengan simbol TP = 1

3. Tabulating yaitu mentabulasi data jawaban yang berhasil dikumpulkan ke

dalam table yang telah disediakan. Setelah pengumpulan data dilakukan, maka

tahap selanjutnya adalah menganalisis data tersebut dengan analisis kuantitatif

secara deskriptif yang sebelumnya telah dilakukan presentasenya dengan

menggunakan rumus distribusi frekuensi sebagai berikut:

P = NF x 100%

P = Presentasi untuk setiap kategori jawaban

F = Frekuensi jawaban responden

N = Number of cases

4. Analisis korelasi Product Moment yang digunakan untuk mencari pengaruh

antara variabel X dan variabel Y. Rumus yang digunakan adalah:

rxy  = })(}{)({

))((2222 YYNXXN

YXXYN∑−∑∑−∑

∑∑−∑ 

rxy = Angka Indeks Korelasi “r” Product Moment

N = Number of Cases

ΣXY = Jumlah hasil perkalian antara skor X dan skor Y

ΣX = Jumlah seluruh skor X

Page 45: 98329-NURHAYATI M-FITK.pdf

36

 

ΣY = Jumlah seluruh skor Y.6

Memberikan interpretasi rxy, yaitu memberikan interpretasi sederhana dengan

cara mencocokkan hasil perhitungan dengan indeks korelasi “r” Product

Moment seperti dibawah ini:

Tabel 3.3

Indeks Korelasi Product Moment

Besarnya “r” Product Moment (rxy) Interpretasi

0,00 – 0,20 Antara variabel X dan variabel Y

memang terdapat korelasi, akan tetapi

itu sangat lemah atau sangat rendah

sehingga korelasi itu diabaikan

(dianggap tidak ada korelasi antara

variabel X dan variabel Y)

0,20 – 0,40 Antara variabel X dan variabel Y

terdapat korelasi yang lemah

0,40 – 0, 70 Antara variabel X dan variabel Y

terapat korelasi yang sedang atau cukup

0,70 – 0, 90 Antara variabel X dan variabel Y

terdapat korelsi yang kuat atau tinggi

0,90 – 1,00 Antara variabel X dan variabel Y

terdapat korelasi yang sangat tinggi

Setelah diberikan interpretasi terdapat angka indeks korelasi “r” product

moment dengan jalan berkonsultasi pada nilai product moment, maka prosedur

selanjutnya secara berturut-turut adalah sebagai berikut:

1. Merumuskan atau membuat hipotesis alternatif (Ha) dan hipotesis nihil atau

hipotesis nol (Ho).

2. Menguji kebenaran atau kepalsuan dari hipotesis yang telah diajukan dengan

cara membandingkan besarnya “r” yang telah diperoleh dalam proses

                                                            6 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, h. 206 

Page 46: 98329-NURHAYATI M-FITK.pdf

37

 

penghitungan atau “r” observasi (ro) dengan besarnya “r”yang tercantum

dalam tabel nilai “r” product moment (rt), dengan terlebih dahulu mencari

derajat bebasnya (db) atau degrees of freedomnya (d) yang rumusnya:

Df = N-nr

Df : degrees of feedom

N : Number of cases

nr : banyaknya variabel yang dikorelasikan

Setelah hasilnya dicocokan dengan pedoman nilai koefisien korelasi “r”

product moment baik pada taraf signifikansi 5% ataupun pada taraf signifikansi

1% kemudian dibuat kesimpulan apakan terdapat korelasi positif yang signifikan

atau tidak.

Untuk lebih memudahkan memberikan interpretasi angka indeks korelasi

“r” product moment, maka prosedurnya adalah sebagai berikut:

KD = r2 x 100%

KD : kontribusi atau pengaruh variabel X terhadap variabel Y

r2 : koefisien korelasi variabel X terhadap variabel Y.

 

Page 47: 98329-NURHAYATI M-FITK.pdf

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Sekolah

Madrasah Tsanawiyah Soebono Mantofani adalah sekolah yang berciri

khas Islam, telah berdiri sejak tahun 1995. Madrasah ini dibangun atas dasar

menumbuhkan semangat ketakwaan para siswanya kepada Allah SWT,

mewujudkan fungsi kekhalifahan manusia dimuka bumi (khalifah fil ardi),

membentuk siswa yang mampu menjadi agen perubahan masyarakat munuju

masyakat madani serta mewujudkan siswanya yang senantiasa bertambah ilmunya

sekaligus bertambah hidayah dari Allah SWT.

Dengan status sekolah (akreditasi) yang telah DISAMAKAN sejak tahun

1998 dan sekarang terakreditasi dengan nilai A, MTs Soebono Mantofani

berkomitmen kuat mewujudkan visi pendidikannya sebagaimana yang tertuang di

atas. Namun usaha ke arah pembentukan siswa yang akan menjadi agent of

change masyarakat ke arah masyarakat madani yang dicita-citakan hanya dapat

terlaksana apabila ada kerjasama yang kuat dari berbagai pihak. Menjadi penting,

adanya komitmen yang kuat dari pengelola Yayasan dan MTs Soebono Mantofani

serta dukungan masyarakat luas (stakeholders) untuk serius melakukan perubahan

terhadap tatanan kehidupan masyarakat ke arah yang lebih baik.

Kurikulum yang digunakan dalam pembelajaran di MTs Soebono

Mantofani mengacu pada kurikulum yang ditetapkan oleh Departemen Pendidikan

Nasional (Depdiknas) untuk mata pelajaran umum, dan Departemen Agama

(Depag) untuk kurikulum pendidikan agama Islam. Kedua sumber kurikulum

38

Page 48: 98329-NURHAYATI M-FITK.pdf

  39

tersebut mengacu kepada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang

merupakan konteks baru kurikulum pendidikan nasional dewasa ini.

Adapun mata pelajaran yang diajarkan di MTs Soebono Mantofani,

sebagai berikut:

Tabel 4.1

Mata pelajaran yang diajarkan di MTs Soebono Mantofani

No Mata Pelajaran

Kelas (Jumlah

Jam Pelajaran)

VII VIII IX

1. Pendidikan agama Islam :

a. Qur’an Hadits 2 2 2

b. Aqidah Akhlak 2 2 2

c. F i q i h 2 2 2

d. Sejarah Kebudayaan Islam 2 2 2

2. Pendidikan Kewarganegaraan 2 2 2

3. Bahasa Indonesia 4 4 5

4. Bahasa Arab 2 2 2

5. Bahasa Inggris 4 4 5

6. Matematika 4 4 5

7. Ilmu Pengetahuan Alam 4 4 5

8. Ilmu Pengetahuan Sosial 4 4 4

9. Seni Budaya 2 2 2

10. Pendidikan Jasmani, OR dan

Kesehatan

2 2 2

11. Teknologi Informatika dan

Komunikasi

2 2 2

12. Nahwu Shorf 2 2 2

Jumlah jam pelajaran (perminggu) 40 40 44

Page 49: 98329-NURHAYATI M-FITK.pdf

  40

1. Keadaan Guru dan Siswa

a. Keadaan Guru

Madrasah Tsanawiyah Soebono Mantofani Jombang Ciputat-Tangerang

Selatan adalah suatu lembaga yayasan pendidikan, di mana setiap guru yang

mengajar harus memiliki persyaratan formal dan kredibilitas dan

berkepribadian yang tinggi karena seorang guru adalah orang tua kedua

setelah orang tua yang melahirkan.

Jumlah guru yang mengajar di Mts Soebono Mantofani sebanyak 27 orang

guru, adapun pendidikan terakhir guru di Mts Soebono Mantofani antara lain

lulusan UIN, PTIQ, UMJ, STAI, IAIN, dan lain-lain.

Untuk mengetahui data tersebut, dapat dilihat pada table yang telah

terlampir.

b. Keadaan Siswa

Peserta didik adalah faktor yang sangat penting dalam proses belajar

mengajar, sebab peserta didik merupakan subjek yang mendukung

keberhasilan sebuah pendidikan.

Adapun jumlah peserta didik atau siswa Mts Soebono Mantofani sebanyak

545 orang siswa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.2

Jumlah Siswa – siswi MTs Soebono Mantofani Jombang Ciputat –

Tangerang Selatan

No Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah

1 VII 100 112 212

2 VIII 88 85 173

3 XI 80 80 160

Jumlah 268 277 545

Page 50: 98329-NURHAYATI M-FITK.pdf

  41

2. Kegiatan pembelajaran :

a. Belajar di ruang kelas: pembelajaran isi/materi buku pelajaran

b. Belajar interaktif materi pelajaran: melalui tayangan VCD program

pembelajaran SLTP.

c. Belajar praktek dengan praktikum di laboratorium: IPA dan Komputer

d. Belajar di luar ruang kelas (alam nyata): IPA dan pendidikan jasmani dan

kesehatan

e. Belajar di tempat rekreasi: karya wisata (study tour)

3. Waktu belajar dilaksanakan pada :

a. Pagi (07.00 s.d 12.30 WIB) dan

b. Siang (12.45 s.d 17.15 WIB)

4. Ekstrakurikuler :

a. Pembinaan keimanan dan ketakwaan (wajib untuk semua siswa) : sholat

berjama’ah Dzuhur dan Ashar di masjid sekolah dan praktikum ibadah.

b. Bimbingan penyuluhan/psikologi (semua siswa): kurikulum pendidikan

budi pekerti (terintegrasi) dengan berbagai mata pelajaran.

c. Pembinaan fisik, mental dan kepribadian (pilihan siswa): Pramuka, Palang

Merah Remaja (PMR-Madya), Beladiri (Jujitsu) dan Sepak Bola (Futsal).

d. Pengembangan estetika: Musik (band sekolah), Qasidah, Tata Boga dan

Tata Busana

e. Class meeting (porseni, pentas seni dan pagelaran kreasi siswa).

5. Sarana dan Prasarana sekolah :

a. Gedung sekolah : milik sendiri, permanen, lantai tiga.

b. Ruang kelas : penyejuk ruangan, kapasitas 40 siswa, ukuran 8 x 8 m.

c. Laboratorium : komputer, multimedia dan IPA.

d. Lapangan olahraga : volly, basket, tenis meja dan sepakbola (futsal)

e. Perpustakaan : koleksi buku-buku pelajaran pelengkap, bacaan umum,

agama ensiklopedi, kamus

Page 51: 98329-NURHAYATI M-FITK.pdf

  42

f. Masjid : sholat Dzuhur dan Ashar berjama’ah dan praktikum ibadah

g. Pendopo : ruang tambahan untuk belajar

h. Koperasi dan kantin

i. Perlengkapan music.

Tabel 4.3

Jumlah sarana dan prasarana di Mts Soebono Mantofani Jombang

Ciputat – Tangerang Selatan

No. Jenis Ruang Milik Baik

Jml Luas (m2) (1) (2) (3) (4) 1. Ruang Teori/Kelas 9 48 2. Laboratorium IPA 1 16 3 Laboratorium Komputer 1 48 4. Laboratorium Multimedia 1 48 5. Ruang Perpustakaan 1 30 6 Ruang Serba Guna 1 54 7 Koperasi/Toko 1 21 8 Ruang BP/BK 9 Ruang Kepala Sekolah 1 16 10 Ruang Guru 1 24 11 Ruang TU 1 16 12 Ruang OSIS 13 Kamar Mandi/WC Guru 1 12 14 Kamar Mandi/WC Siswa 2 28 15 Gudang 1 9 16 Ruang Ibadah 1 48

17 Rumah Dinas Kepala Sekolah

18 Rumah Dinas Guru 3 48 19 Asrama Siswa 2 96

6. Prestasi siswa/sekolah: Bidang akademik/pengetahuan

1) Juara I : Lomba Cerdas-cermat tingkat MTs se-kabupaten Tangerang,

HUB Departemen Agama ke-52 ; 1997.

2) Juara II : Lomba Karya Tulis Bahasa Indonesia tingkat MTs se-kabupaten

Tangerang, HUB Departemen Agama ke-52 ; 1997.

Page 52: 98329-NURHAYATI M-FITK.pdf

  43

3) Juara I : lomba Ketertiban, Kebersihan dan Keindahan (K3) tingkat MTs

se-kabupaten Tangerang, HUB Depag ke-52 ; 1997.

4) Rata-rata tertinggi Nilai Ebtanas Murni (NEM) : tingkat MTs se kab.

Tangerang, kegiatan Ebtanas tahun pelajaran : 1997/1998 dan 1998-1999.

5) Dua orang siswa lulus pada : seleksi masuk SMU Dwi Warna (SMU

Unggulan) - Parung-Bogor dengan mendapat beasiswa (bebas semua biaya

selama 3 tahun) ; 1999.

6) Juara I : Lomba Cerdas-cermat tingkat SLTP/MTs se-kabupaten

Tangerang, Peringatan Hari Pendidikan Nasional, MA. Soebono

Mantofani ; 2002.

7) Juara III : piala Bupati Cup, Lomba Cerdas-cermat Matematika IV tingkat

MTs se-jabotabek dan Depok, dilaksanakan oleh BEMJ Matematika

Universitas Islam Negeri Jakarta ; 2003.

8) Juara I : lomba cerdas-cermat tingkat MTs/SLTP se-kab. Tangerang,

dilaksanakan oleh MA. Soebono Mantofani ; 2003.

9) Juara II : lomba cerdas-cermat tingkat MTs se-kab. Tangerang, pada acara

Gebyar Ponpes Jam’iyah Islamiyah – Pd. Aren ; 2003.

10) Juara II : lomba cerdas-cermat tingkat MTs se-Jabotabek dan Jawa Barat,

pada acara Festival Tafsir Hadits Universitas Islam Negeri Jakarta ; 2003.

11) Juara III : piala Bupati Cup, Lomba Cerdas-cermat Matematika V tingkat

MTS se-jabotabek dan Depok, dilaksanakan oleh BEMJ Matematika

Universitas Islam Negeri Jakarta ; 2004.

12) Juara II : Bupati Cup, lomba cerdas-cermat tingkat SLTP/MTs se-kab.

Tangerang, Harlah YSM ke-10 ; 2004.

13) Juara I : Lomba Olimpiade Bahasa Inggris Se KKM Pamulang ; 2008

14) Juara I : Lomba Olimpiade Bahasa Indonesia Se KKM Pamulang ; 2008

B. Deskripsi Data Hasil Penelitian

Tehnik yang dilakukan dalam penelitian ini adalah melalui angket. Angket

ini berjumlah 30 butir soal yang valid dan disebarkan pada 40 orang siswa Mts

Soebono Mantofani Jombang Ciputat – Tangerang Selatan. Angket tersebut terdiri

Page 53: 98329-NURHAYATI M-FITK.pdf

  44

dari 30 soal yang terdiri dari 15 butir soal untuk variabel X dan 15 butir soal untuk

variabel Y. Untuk deskripsi data setiap variabel dapat dilihat pada uraiaan sebagai

berikut:

1. Variabel X (Pengelolaan Kelas)

Pengelolaan merupakan variabel independent atau dikenal dengan variabel

X. Pengelolaan kelas yang dikelola adalah kondisi kelas yang terdiri dari

pengelolaan fisik dan pengelolaan siswa.

Untuk mengetahui data tentang pengelolaan kelas adalah dengan

menggunakan angket sebanyak 15 pernyataan sebagaimana yang telah

dilampirkan kemudian dilakukan penilaian berupa skoring yang telah dijelaskan

pada bab 3, kemudian dilakukan perhitungan dengan menggunakan rumus

korelasi “product moment”. Sebelum menggunakan rumus korelasi product

moment yang perlu diketahui adalah hasil angket yang dijelaskan melalui

interpretasi data sebagai berikut:

Tabel 4.4

Skoring Hasil Angket Pengelolaan Kelas (Variabel X)

No Nama

Responden

No Butir Angket

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1 AD 2 2 1 1 3 2 3 4 2 3 3 3 3 2 4

2 AH 2 1 1 1 1 1 4 3 2 2 2 4 2 3 4

3 SY 1 1 1 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

4 RR 1 1 2 2 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3

5 MS 1 1 2 2 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 3

6 AZ 1 1 1 1 2 1 3 4 3 2 3 3 4 4 4

7 EA 1 1 2 2 4 2 4 2 2 4 3 4 3 2 4

8 FF 1 1 1 1 2 2 4 3 2 1 3 3 4 2 2

9 AH 2 2 1 1 3 3 4 3 2 3 3 2 3 2 4

10 EK 1 1 1 1 4 2 4 4 2 3 4 4 3 2 3

11 ES 1 2 1 1 4 4 4 4 2 2 4 3 3 4 2

Page 54: 98329-NURHAYATI M-FITK.pdf

  45

12 NK 2 1 1 1 1 1 4 3 1 4 4 4 3 1 1

13 SW 2 1 1 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2

14 TR 1 2 1 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3

15 SA 1 1 1 1 2 2 4 4 3 1 3 3 4 2 3

16 HD 1 1 2 2 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3

17 IM 2 1 1 1 1 1 3 4 2 4 4 4 4 3 3

18 SK 1 1 2 2 4 3 4 4 3 3 3 4 3 4 4

19 DM 2 1 2 2 4 1 4 2 3 4 4 4 2 2 2

20 MP 1 1 1 1 1 1 4 4 2 2 4 2 4 2 2

21 FI 2 1 2 2 3 1 4 3 3 3 4 4 3 3 2

22 JL 1 1 1 1 3 2 3 3 4 3 3 3 4 3 3

23 BL 1 1 1 1 2 2 3 3 2 4 3 3 3 2 3

24 SH 1 1 1 1 2 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3

25 IH 4 2 1 1 4 1 4 4 2 4 4 4 4 3 2

26 LA 1 1 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

27 SR 1 1 1 1 2 1 4 4 2 3 4 4 2 2 3

28 AH 4 1 1 2 2 1 2 2 4 4 3 2 3 4 4

29 IR 1 1 1 1 2 2 4 4 3 3 3 4 4 2 2

30 MA 1 1 1 1 3 2 4 3 2 2 3 4 3 4 3

31 CF 1 1 1 1 1 1 3 3 1 3 2 3 3 3 3

32 DA 1 1 1 1 1 2 4 4 3 3 4 4 4 4 4

33 ZA 1 1 1 1 4 2 4 2 2 2 3 4 2 3 4

34 MS 1 1 1 1 2 1 3 4 2 1 1 1 2 3 3

35 ML 1 1 1 1 1 1 2 4 3 2 3 4 4 2 3

36 FI 4 1 2 2 4 2 4 2 2 4 2 4 2 2 4

37 VS 1 1 2 2 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3

38 FD 1 1 1 1 2 2 4 3 2 1 3 3 4 3 3

39 RK 1 2 2 2 3 1 4 3 3 4 2 4 4 3 4

40 PT 1 1 2 2 4 4 4 4 1 4 3 4 4 2 3

Page 55: 98329-NURHAYATI M-FITK.pdf

  46

Setelah diketahui skoring hasil angket dari variabel X, maka dapat

diketahui jumlah skor hasil angket dari setiap responden yang datanya dapat

dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.5

Jumlah Skor Hasil Angket Pengelolaan Kelas Setiap Responden

Nomor

Responden

Jumlah hasil Angket

Pengelolaan Kelas

1 38

2 33

3 49

4 46

5 46

6 37

7 40

8 32

9 38

10 39

11 41

12 32

13 47

14 48

15 35

16 47

17 38

18 45

19 39

20 32

21 40

22 38

Page 56: 98329-NURHAYATI M-FITK.pdf

  47

23 34

24 43

25 44

26 50

27 35

28 39

29 37

30 37

31 30

32 41

33 36

34 27

35 33

36 41

37 46

38 34

39 42

40 43

Setelah diketahui jumlah skor dari variabel X, maka dapat diketahui nilai

rata-rata (mean), median (nilai tengah), modus, strandar deviasi, range, skor

minimum, dan skor maksimun. Data tersebut dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 4.6

Deskripsi data pengelolaan kelas (variabel X)

No Keterangan Hasil

1 Mean 39,3

2 Median 39

3 Modus 38

4 Standar Deviasi 5,57

Page 57: 98329-NURHAYATI M-FITK.pdf

  48

5 Range 23

6 Skor Minimum 27

7 Skor Maksimum 50

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai rata – rata yang disebut

dengan mean = 39,3; median = 39; modus = 38; standar deviasi = 5,57; range =

23; skor minimum = 27; skor maksimum = 50. Dapat dilihat pada tabel dibawah

ini:

Tabel 4.7

Distribusi frekuensi skor pengelolaan kelas (variabel X)

No Interval Frekuensi Presentase

1 45 – 50 9 22,5

2 39 - 44 12 30

3 33 - 38 14 35

4 27 - 32 5 12,5

Jumlah N = 40 100

2. Variabel Y (Hasil belajar fikih siswa)

Hasil belajar fikih merupakan variabel dependent atau dikenal dengan

variabel Y. Variabel Y diperoleh dari Tes Block (TB) siswa dan hasil angket.

Dimana nilai TB diperoleh dari hasil ulangan harian siswa kelas VIII pada bab

Binatang Halal dan Haram yang dilakukan oleh guru mata pelajaran fikih. seperti

yang terlihat pada tabel dibawah ini:

Page 58: 98329-NURHAYATI M-FITK.pdf

  49

Tabel 4.8

Nilai hasil Tes Bloock (TB)

No

Nama Responden

(N)

Nilai TB Siswa

1 AD 79

2 AH 80

3 SY 70

4 RR 89

5 MS 89

6 AZ 83

7 EA 92

8 FF 87

9 AH 80

10 EK 86

11 ES 90

12 NK 95

13 SW 77

14 TR 77

15 SA 80

16 HD 87

17 IM 91

18 SK 70

19 DM 86

20 MP 68

21 FI 88

22 JL 84

23 BL 75

24 SH 78

Page 59: 98329-NURHAYATI M-FITK.pdf

  50

25 IH 98

26 LA 86

27 SR 88

28 AH 98

29 IR 87

30 MA 85

31 CF 90

32 DA 86

33 ZA 91

34 MS 88

35 ML 85

36 FI 92

37 VS 92

38 FD 84

39 RK 87

40 PT 86

Jumlah 3404

Setelah penulis mengetahui nilai TB, untuk melengkapi data hasil belajar

adalah dengan menyebarkan angket sebanyak 15 pernyataan. Dari penyebaran

angket tersebut yang dikelola dari hasil belajar ini adalah dilihat dari kisi-kisi

instrumen penelitian yang ada pada dinamika intrinsik dan ekstrinsik yang

dikembangkan melalui indikator-indikator instrument penelitian.

Tabel dibawah ini merupakan hasil angket dari kisi-kisi instrument yang

telah skoring berdasarkan skor yang telah ditentukan.

Page 60: 98329-NURHAYATI M-FITK.pdf

  51

Tabel 4.9

Angket Nilai Hasil Belajar (variabel Y)

N

o

Nama

Responden

No Butir Angket

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1 AD 4 4 4 3 4 1 4 3 3 2 4 2 2 1 2

2 AH 3 2 3 4 2 2 3 1 3 2 3 2 3 3 4

3 SY 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4

4 RR 4 4 4 3 3 1 4 1 4 3 4 1 3 2 1

5 MS 4 4 4 3 3 1 4 1 4 3 4 1 3 2 1

6 AZ 4 4 4 4 3 1 3 3 3 1 4 2 3 1 1

7 EA 4 4 2 4 3 1 2 2 2 1 4 2 4 1 1

8 FF 3 4 4 2 3 1 2 1 2 1 3 1 2 1 1

9 AH 4 4 4 2 4 1 4 3 2 2 4 1 3 1 2

10 EK 3 4 4 4 3 1 3 2 2 1 2 1 2 2 1

11 ES 2 3 4 2 3 1 2 2 2 3 2 1 2 1 1

12 NK 3 3 3 1 3 1 2 4 1 2 2 1 4 1 1

13 SW 3 4 2 4 4 1 2 2 1 2 3 1 2 1 1

14 TR 3 4 4 4 3 1 4 4 4 2 4 1 4 1 1

15 SA 3 4 4 2 3 1 2 1 2 1 3 1 2 1 1

16 HD 4 4 4 4 4 1 2 1 4 1 4 2 4 1 1

17 IM 4 4 4 2 2 1 2 2 2 4 4 1 2 1 1

18 SK 4 4 4 4 4 1 3 3 3 4 4 1 4 1 1

19 DM 3 4 3 4 2 1 2 3 3 4 4 1 4 1 1

20 MP 4 4 4 1 2 1 1 2 1 2 4 1 2 1 1

21 FI 3 4 3 3 2 1 2 2 2 4 4 3 4 1 3

22 JL 2 3 3 4 4 1 2 3 4 2 3 1 3 1 1

23 BL 2 3 3 2 3 2 3 3 2 1 2 1 2 1 1

24 SH 4 4 4 4 4 1 4 1 4 4 4 1 3 1 2

25 IH 3 4 4 4 4 1 4 2 2 1 3 2 4 1 1

26 LA 4 4 4 4 4 1 2 2 4 1 4 1 4 1 1

Page 61: 98329-NURHAYATI M-FITK.pdf

  52

27 SR 4 4 4 2 4 1 2 2 2 1 4 1 2 1 1

28 AH 3 4 4 3 4 1 3 2 2 1 2 1 3 1 1

29 IR 3 3 4 4 3 1 3 2 2 1 4 1 2 1 1

30 MA 4 4 4 4 2 1 2 1 2 2 4 1 3 2 1

31 CF 3 3 4 1 4 1 4 3 1 2 3 1 4 1 1

32 DA 3 4 3 4 4 1 4 2 1 1 4 1 4 1 1

33 ZA 2 4 2 2 3 1 4 2 4 3 4 1 4 1 2

34 MS 3 3 4 4 1 1 2 3 2 4 4 2 2 1 1

35 ML 3 4 4 1 4 1 4 3 2 3 3 1 4 1 1

36 FI 4 4 2 2 4 1 2 1 2 4 4 2 2 1 1

37 VS 4 4 4 4 4 1 2 1 1 2 4 1 4 1 1

38 FD 3 4 2 4 2 1 2 1 2 1 3 1 3 1 1

39 RK 3 4 4 4 4 1 2 2 4 3 1 2 4 1 2

40 PT 4 4 4 4 4 1 4 3 1 2 4 1 4 1 1

Setelah diketahui nilai dari variabel X pengelolaan kelas, maka dapat

diketahui hasil nilai dari variabel X yang datanya dapat dilihat pada tabel dibawah

ini:

Tabel 4.10

Deskripsi data Hasil Belajar (variabel Y)

No Keterangan Hasil

1 Mean 85,1

2 Median 86

3 Modus 86

4 Standar Deviasi 5,49

5 Range 30

6 Skor Minimum 68

7 Skor Maksimum 98

Page 62: 98329-NURHAYATI M-FITK.pdf

  53

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai rata–rata (mean) = 85,1;

median = 86; modus = 86; standar deviasi = 5,49; range = 30; skor minimum =

68; skor maksimum = 98. Dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.11

Distribusi frekuensi skor Hasil Belajar (variabel Y)

No Interval Frekuensi Presentase

1 92 – 99 6 15

2 84 – 91 22 55

3 76 – 83 8 20

4 68 - 75 4 10

Jumlah N = 40 100

C. Uji Persyaratan Analisis

1. Uji Linieritas Data

Untuk mengelola data dalam kaitan upaya tujuan penelitian yakni

dengan menentukan model hubungan antara variabel X dan variabel Y, model

yang digunakan adalah persamaan regresi linier sederhana, regresi linier

sederhana yaitu memperkirakansatu variabel (Y) berdasarkan satu variabel

bebas (X).

Dengan rumus sebagai berikut: Y = a+b X. Regresi linier sederhana.

berdasarkan hasil perhitungan sebagai berikut: a = 1,364 dan b = 0,944,

dengan demikian model persamaan regresi liniernya adalah Y = 1,364 + 0,944

X. Dari hasil persamaan ini dapat diinterpretasikan bahwa setiap kenaikan

variabel X satu satuan akan diikuti oleh kenaikan variabel Y 1,364 atau jika

berkurang atau bertambahnya nilai variabel X satu point maka nilai Y akan

berkurang atau bertambah sebesar 1,364. 1

                                                            1 Drs. Subana, M. Pd, Statistik Pendidikan, Bandung: Pustaka Setia, 2005, h.161

Page 63: 98329-NURHAYATI M-FITK.pdf

  54

2. Uji Hipotesis

Untuk mengetahui ada atau tidak adanya hubungan antara kemampuan

guru bidang studi fikih dalam mengelolaan kelas dengan hasil belajar siswa,

maka akan dideskripsikan dengan menggunakan rumus product moment.

untuk mengetahui lebih lanjut mengenai hubungan antara pengelolaan

kelas dengan hasil belajar fikih siswa, maka tabel dibawah ini merupakan

perolehan nilai hasil angket (penjumlahan variabel X dan variabel Y) dan nilai

hasil belajar siswa (Tes Block).

Tabel 4.12

Hasil nilai angket dan Tes Block Siswa

No

Nama Responden

(N)

Nilai

Angket

Nilai TB

Siswa

1 AD 85 79

2 AH 73 80

3 SY 106 70

4 RR 92 89

5 MS 92 89

6 AZ 78 83

7 EA 77 92

8 FF 63 87

9 AH 79 80

10 EK 74 86

11 ES 72 90

12 NK 63 95

13 SW 80 77

14 TR 92 77

15 SA 66 80

16 HD 88 87

Page 64: 98329-NURHAYATI M-FITK.pdf

  55

17 IM 74 91

18 SK 90 70

19 DM 79 86

20 MP 63 68

21 FI 81 88

22 JL 75 84

23 BL 65 75

24 SH 88 78

25 IH 84 98

26 LA 92 86

27 SR 70 88

28 AH 74 98

29 IR 72 87

30 MA 74 85

31 CF 66 90

32 DA 79 86

33 ZA 75 91

34 MS 64 88

35 ML 72 85

36 FI 77 92

37 VS 84 92

38 F 65 84

39 RK 83 87

40 PT 85 86

Jumlah 3111 3404

Setelah diketahui hasil angket tentang kemampuan guru dalam

pengelolaan kelas yang telah disebarkan, analisis dan diinterpretasikan dalam

bentuk per item. Agar dapat mengetahui tingkat kemampuan guru fikih dalam

pengelolaan kelas dengan hasil belajar siswa dalam mengikuti proses

Page 65: 98329-NURHAYATI M-FITK.pdf

  56

pembelajaran. Maka dilakukan proses perhitungan indeks korelasi antara

pengelolaan kelas (variabel X) dan hasil belajar fikih siswa (variabel Y).

Tabel 4.13

Tabel perhitungan variabel X dan variabel Y

Nama Responden

(N)

X

Y

XY

X2

Y2

AD 38 47 1786 1444 2209

AH 33 40 1320 1089 1600

SY 49 57 2793 2401 3249

RR 46 46 2116 2116 2116

MS 46 46 2116 2116 2116

AZolla 37 41 1517 1369 1681

EA 40 37 1480 1600 1369

FF 32 31 992 1024 961

AH 38 41 1558 1444 1681

EK 39 35 1365 1521 1225

ES 41 31 1271 1681 961

NK 32 31 992 1024 961

SW 47 33 1551 2209 1089

TR 48 44 2112 2304 1936

SA 35 31 1085 1225 961

HD 47 41 1927 2209 1681

IM 38 36 1368 1444 1296

SK 45 45 2025 2025 2025

DM 39 40 1560 1521 1600

MP 32 31 992 1024 961

FI 40 41 1640 1600 1681

JL 38 37 1406 1444 1369

BL 34 31 1054 1156 961

Page 66: 98329-NURHAYATI M-FITK.pdf

  57

SH 43 45 1935 1849 2025

IH 44 40 1760 1936 1600

LA 50 42 2100 2500 1764

SR 35 35 1225 1225 1225

AH 39 35 1365 1521 1225

IR 37 35 1295 1369 1225

MA 37 37 1369 1369 1369

CF 30 36 1080 900 1296

DA 41 38 1558 1681 1444

ZA 36 39 1404 1296 1521

MS 27 37 999 729 1369

ML 33 39 1287 1089 1521

FI 41 36 1476 1681 1296

VS 46 38 1748 2116 1444

FD 34 31 1054 1156 961

RK 42 41 1722 1764 1681

PT 43 42 1806 1849 1764

Jumlah Σ X = 1572 Σ Y = 1539 Σ XY = 61201 Σ X2 = 63020 Σ Y2 = 60419

Setelah diketahui N = 40, X = 1572, Y = 1539, XY = 61201, X2 = 63020,

Y2 = 60419, maka dapat dicari indeks korelasinya dengan menggunakan rumus

product moment sebagai berikut:

rxy  =   })(}{)({

))((2222 YYNXXN

YXXYN∑−∑∑−∑

∑∑−∑

Diketahui:

N = 40

Σ X = 1572

Σ Y = 1539

Σ XY = 61201

Σ X2 = 63020

Page 67: 98329-NURHAYATI M-FITK.pdf

  58

Σ Y2 = 60419

Ditayakan:

rxy?

Maka perhitungannya sebagai berikut

rxy =   })(}{)({

))((2222 YYNXXN

YXXYN∑−∑∑−∑

∑ − ∑ ∑

= })1539(60419.40}{)1572(63020.40{

)1539)(1572(61201.4022 −−

=}23685212416760}{24711842520800{

24193082448040−−

=}48239}{49616{

28732

=2393426224

28732

=6,48922

28732

= 0,587

Dari perhitungan di atas diperoleh nilai koefisien korelasi antara variabel X

dan variabel Y sebesar 0,587. Dengan demikian variabel tersebut dapat

dikategorikan sebagai kategori sedang atau cukup.

D. Interpretasi Data

Berdasarkan pengujian hipotesis dapat dikategorikan:

Ha : Terdapat pengaruh yang nyata antara pelaksanaan pengelolaan kelas

terhadap hasil belajar Fikih di MTs Soebono Mantofani (diterima).

Dengan demikian dapat dikatakan terjadi pengaruh yang signifikan antara

pengelolaan kelas terhadap hasil belajar fikih siswa MTs Soebono Mantofani.

Page 68: 98329-NURHAYATI M-FITK.pdf

  59

Hasil signifikan ini dapat dilihat dari hasil yang diperoleh terhadap

perhitungan nilai jumlah ‘r’ yang lebih besar dari pada ‘r’ tabel. Untuk lebih jelas

lagi dapat dilihat pada penjelasan sebagai berikut :

1. Memberikan interpretasi terhadap rxy

Jika dilihat interpretasi secara kasar dari perhitungan di atas ternyata angka

korelasi variabel X dan variabel Y tidak terdapat tanda negative, berarti kedua

variabel tersebut terdapat korelasi atau pengaruh yang positif, dengan

memperhatikan besarnya rxy = 0,587 yang besarnya berkisar antara 0,4 sampai

0,7 berarti korelasi positif antara variabel X dan variabel Y adalah termasuk

korelasi yang sedang atau cukup.

2. Memberikan interpretasi dengan menggunakan tabel nilai ‘r’

Df = N – nr

= 40 – 2

= 38

Dengan memeriksa tabel nilai ‘r’ produck moment bahwa dengan Df

sebesar 38 pada taraf signifikan 5% diperoleh dari ‘r’ tabel= 0,320, sehingga

pada taraf signifikan 1% atau 5%. Hipotesis Ho ditolak sedangkan hipotesis

alternative Ha diterima. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang

signifikan antara pengelolaan kelas dengan hasil belajar Fikih siswa.

3. Menghitung koefisien Determinan, sebagai berikut :

Untuk mengetahui kontribusi antara variabel X dan variabel Y maka dapat

digunakan rumus koefisien determinan sebagai berikut :

KD = r2 x 100%

= 0,587 x 100%

= 41,3%

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengaruh pengelolaan kelas

terhadap hasil belajar Fikih siswa di MTs Soebono Mantovani sebesar 58,7% dan

41,3% dipengaruhi oleh faktor lain.

Page 69: 98329-NURHAYATI M-FITK.pdf

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan data hasil penelitian yang telah dipaparkan sebelumnya,

maka dapat dikemukakan beberapa temuan sebagai berikut:

1. Dari hasil temuan dapat disimpulkan bahwa pengelolaan kelas yang

dilakukan guru bidang fiqh cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari interval

kelas sebanyak 33-38 dengan frekuensi 14.

2. Dari hasil belajar siswa, dapat dilihat bahwa nilai rata-rata hasil belajar

siswa cukup baik. Dengan perolehan nilai rata-rata dari jumlah

responden sebesar 85,1 dengan frekuensi 22 hal ini membuktikan bahwa

hasil belajar siswa cukup baik.

3. Terdapat hubungan positif antara variabel X (pengelolaan kelas) dan

variabel Y (hasil belajar siswa), dengan perolehan nilai koefisien

korelasi sebesar 0,587. Dengan perolehan nilai tersebut hubungan antara

kedua variabel dikategorikan sebagai hubungan positif signifikan dengan

kategori yang cukup atau sedang. Hubungan yang positif tersebut

dinyatakan dengan adanya kontribusi variabel X (pengelolaan kelas)

terhadap variabel Y (hasil belajar siswa) melalui koefisien

determinasinya. Dari perhitungan koefisien determinan sebagaimana

telah dipaparkan pada bab IV diketahui nilai koefisien determinasinya

adalah 41,3%. Hal ini mencerminkan bahwa kemampuan guru bidang

fiqh dalam mengelola kelas hanya dapat memberikan kontribusi atas

hasil belajar siswa sebesar 58,7%.

60

Page 70: 98329-NURHAYATI M-FITK.pdf

  

61

Atas dasar temuan-temuan tersebut penulis menyimpulkan bahwa hasil

belajar siswa dapat ditingkatkan melalui peningkatan kemampuan

pengelolaan kelas guru bidang fiqh. Semakin baik kemampuan pengelolaan

kelas guru bidang fiqh, maka semakin baik juga hasil belajar yang terbentuk

pada siswa MTS Soebono Mantofani Jombang Ciputat Tangerang Selatan.

B. Saran

Dengan memperhatikan kesimpulan di atas, maka ada beberapa saran

yang dapat dikemukakan antara lain:

1. Saran yang ditunjukan untuk kepala sekolah, seharusnya kepala sekolah

secara intensif memberikan motivasi dan bimbingan kepada guru untuk

selalu meningkatkan kemampuan dan keterampilannya, salah satunya

adalah keterampilan guru dalam pengelolaan atau menejemen kelas.

2. Saran yang ditunjukkan untuk kepala sekolah, untuk memperhatikan

sarana dan prasarana salah satunya menambah alat peraga agar dapat

mempermudah dan membantu guru dalam menyampaikan materi

sehingga dapat tercapai tujuan pembelajaran. Di lain pihak siswa dan

siswi lebih termotivasi untuk belajar fiqh sehingga memperoleh hasil

belajar yang baik, karena media yang tersedia sangat menarik dan

mendukung proses belajar mengajar.

3. Saran yang ditunjukan untuk guru, dalam rangka meningkatkan hasil

belajar siswa seharusnya guru lebih berkreasi lagi dalam menyampaikan

materi pelajaran kepada siswa di kelas, antara lain dengan menggunakan

metode pengajaran yang bervariasi, penggunaan alat peraga yang dapat

menarik perhatian siswa serta teknik-teknik lainnya yang dapat lebih

mengaktifkan siswa.

4. Hasil belajar siswa bukan hanya dipengaruhi oleh satu macam faktor

saja, oleh karena itu hendaknya pihak sekolah pada umumnya dan guru

pada khususnya memperhatikan faktor-faktor lain yang dapat

mempengaruhi sikap belajar siswa tersebut.

Page 71: 98329-NURHAYATI M-FITK.pdf

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, Jakarta: PT Rineka Cipta, edisi revisi, Maret, 2004.

Arikunto, Suharsini, Pengelolaan Kelas dan Siswa Sebuah Pendekatan Evaluatif,

Jakarta: CV Rajawali, Cet. 2, 1988. _______, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta,

1998. Ash-Shiddieqy, Hasbi, Pengantara Ilmu Fiqh, Jakarta: Bulan Bintang, Cet. 8,

1993. Dalyono, M, Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2001. Daradjat, Zakiyah, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Jakarta: Bumi Aksara,

Cet-1, 1996 Depag RI, GBPP MTs Pelajaran Fiqh, Dirjen Pembinaan Kelembagaan Agama

Islam Djamara, Syaiful Bahri, Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, Jakarta:

PT. Rineka Cipta, cetakan pertama, Februari 2000. _______, dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: PT Rineka Cipta,

Cet. 3, 2006. Fathurrohman, Pupuh dan M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar,

Bandung: PT. Refika Aditama, 2007 Hadi, Sutrisno, Metodelogi Research, Yogyakarta: Andi Offest, 1992. Hall, Gene E; Linda F. Quinn; Donna M. Gollnick, Mengajar denagn Senang,

Jakarta: PT. Macanan Jaya Cemerlang, Cet-2, 2008 Karim, Syafi’I H.A, Fiqih Ushul Fiqih Bandung: Pustaka Setia, Cet. I, 1997. Kaudfeldt, Martha, Wahai Para Guru, Ubahlah Cara Mengajarmu Perintah

Pengajaran yang Berbeda-beda dan Sesuai Dengan Otak, Jakarta: PT Macanan Jaya Cemerlang, Cet-2, 2008

M, Sadriman A., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada, 2007.

62

Page 72: 98329-NURHAYATI M-FITK.pdf

63

Nasrun, Media, Metode, dan Pengelolaan Kelas Terhadap Keberhasilan Praktek Lapangan Kependidikan, Forum Pendidikan: Universitas Negeri Padang, Desember, 2001.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 Tahun

2007, Standar Proses Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidkan, 2007.

Poerwadarmita, W. J. S, Tim Penyusun Kamus Pusat Kamus Besar Bahasa

Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 2002. Porter, Bobbi De, Mark Reardon, dan Sarah Singer, Quantum Teaching

Mempraktikkan Quantum Learning di Ruang Kelas, Bandung: Kaifa, 2002.

Purwanto, Ngalim, Psikologi Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya,

Cet kedua puluh tiga, September, 2007. Rohani, Ahmad HM, Pengelolaan Pengajaran, Jakarta: PT Rineka Cipta, Cet. 2,

2004. Rusyan, Tarani, Pendekatan dalan Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT,

Remaja Rosda Karya, 2000. Semiawan, Conny, Pendekatan Keterampilan Proses Bagaimana Mengaktifkan

Siswa Dalam Belajar, Jakarta: PT. Grafindo, 1992. Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: PT,

Remaja Rosda Karya, edisi revisi, September 2006. Soetopo, Hendyat, Pendidikan dan Pembelajaran, Teori, Permasalahan, dan

Praktek, Malang : UMM Press, 2005. Sudijono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo

persada, 2008. Suralaga, Fadilah, Nety Hartaty, dkk, Psikologi Pendidikan dalam Perspektif

Islam, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005. Undang-undang, SISDIKNAS (Sistem Pendidikan Nasional) No. 20, Surabaya:

Alam Perkasa, Nopember 2003. Usman, Moh. Uzer, Menjadi Guru Profesional, Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, Maret, 2008.

Page 73: 98329-NURHAYATI M-FITK.pdf

64

Wiryawan, Sri Anita dan Noorhadi, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Universitas Terbuka, Cet. 2, 1994.

Z, Zurinal. dan Aminuddin, Fiqh Ibadah, Jakarta: Lembaga Penelitian Universitas

Islam Negeri, 2008.