22
Dampak Krisis Ekonomi Amerika dan Eropa Terhadap Indonesia Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Makro Ekonomi DI SUSUN OLEH : PUTRI ASTITI 11408144016 PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

99064975 Tugas II Dampak Krisis Ekonomi

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 99064975 Tugas II Dampak Krisis Ekonomi

Dampak Krisis Ekonomi Amerika dan

Eropa Terhadap Indonesia

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Makro Ekonomi

DI SUSUN OLEH :

PUTRI ASTITI 11408144016

PROGRAM STUDI MANAJEMENFAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTAYOGYAKARTA

2011

Page 2: 99064975 Tugas II Dampak Krisis Ekonomi

BAB IPENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Krisis ekonomi global terjadi kembali. Krisis ekonomi global kali ini berbeda dengan

krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada tahun 1998. Pada saat itu krisis ekonomi

yang melanda Indonesia lebih disebabkan oleh ketidakmampuan Indonesia menyediakan

alat pembayaran luar negeri, dan tidak kokohnya struktur perekonomian Indonesia. Krisis

kali ini disebabkan oleh krisis yang terjadi dari luar negeri.

Kondisi ekonomi Indonesia tidak terlepas dari pengaruh kondisi Global yang masih

diwarnai krisis keuangan yang terjadi di Amerika Serikat dan Kawasan Eropa. Belum

pulihnya perekonomian serta penurunan peringkat utang Amerika Serikat telah memicu

gejolak finansial Global antara lain dengan turunnya indeks bursa saham di banyak

negara. Sementara di Eropa, krisis utang pemerintah Yunani menyeret gejolak finansial di

kawasan. Beberapa negara bahkan mengalami krisis serupa sebagaimana dialami oleh

Irlandia, Portugal, Spanyol dan itali. Dampak krisis Eropa maupun AS terhadap ekonomi

Indonesia ini secara keseluruhan relatif terkendali hingga saat ini.

Dampak ke sektor keuangan cukup terasa namun lebih banyak dipengaruhi oleh

adanya sentimen negatif Global meskipun fundamental ekonomi sebenarnya relatif baik.

Sedangkan pada sektor rill, krisis keuangan Eropa dan AS belum memberi dampak yang

signifikan. Indonesia tetap harus bersiap siaga menghadapi kondisi ekonomi Global ke

depan yang masih tidak menentu. Dampak krisis Eropa ke ekonomi Indonesia secara

keseluruhan masih minimal dan relatif lebih baik bila dibandingkan dengan negaranegara

lain namun tetap berpotensi memburuk. Krisis AS dan kawasan Eropa perlu dicermati

dampaknya terhadap perekonomian Indonesia.

Page 3: 99064975 Tugas II Dampak Krisis Ekonomi

Pengaruh krisis terhadap sektor finansial dan sektor riil baik yang langsung maupun

tidak langsung perlu dicermati bagaimana transmisinya dan apa langkah-langkah

mengatasinya. Pengaruh krisis juga perlu dipetakan menurut dampak jangka pendek

maupun dampak menengah panjang. Agar langkahlangkah ataupun kebijakan yang

diambil dapat secara efektif mengantisipasi krisis yang terjadi maka perlu

diidentifikasikan secara tepat indikator-indikator apa saja yang perlu dicermati dan

instrumen kebijakan apa yang diperlukan untuk mengatasinya agar tingkat kesejahteraan

rakyat dapat dijaga. Laporan kuartalan ini akan melihat secara sistematis mengenai

kondisi perekonomian di Eropa dan seberapa besar kedalaman krisis tersebut, serta

bagaimana kemungkinan dampak krisis Eropa terhadap perekonomian Indonesia baik

pada saat ini maupun pada saat krisis semakin dalam.

Page 4: 99064975 Tugas II Dampak Krisis Ekonomi

BAB IIPEMBAHASAN2.1 Krisis Ekonomi Global

Krisis ekonomi Global merupakan peristiwa di mana seluruh sektor ekonomi pasar

dunia mengalami keruntuhan dan mempengaruhi sektor lainnya di seluruh dunia. Krisis

yang kali ini terjadi bukan berasal dari dalam negeri melainkan dari luar negeri.

2.2 Penyebab Krisis Ekonomi Amerika dan Eropa

A. Krisis Ekonomi Amerika

Pada tahun 2001-2005, pertumbuhan perumahan di Amerika Serikat meng-

gelembung seiring rendahnya suku bunga perbankan akibat kolapsnya industri

dotcom. Sejak 1995, industri dotcom (saham-saham teknologi) di AS lebih dulu

booming, namun kolaps dan menyebabkan banyak perusahaan jenis ini tak mampu

membayar pinjaman ke bank.

Untuk menyelamatkan mereka, The Fed menurunkan suku bunga, sehingga

suku bunga menjadi rendah. Suku bunga yang rendah dimanfaatkan pengembang dan

perusahaan pembiayaan perumahan untuk membangun perumahan murah dan

menjualnya melalui skema subprime mortgage. Gelembung perumahan ini terjadi di

banyak negara bagian, seperti California, Florida, New York, dan banyak negara

bagian di barat daya.

Saat bisnis perumahan mulai booming pada tahun 2001 ini, banyak warga AS

berkantong tipis yang membeli rumah murah melalui skema subprime mortgage (KPR

murah). Pada tahun 2006, ketika koreksi pasar mulai menyentuh gelembung bisnis

perumahan di AS, ekonom Universitas Yale, Robert Shiller memperingatkan bahwa

harga rumah akan naik melebihi aslinya.

Koreksi pasar ini, menurutnya, bisa berlangsung tahunan dan menyebabkan

penurunan nilai rumah-rumah tersebut hingga miliaran dolar AS. Peringatan itu mulai

terbukti ketika pada akhir 2006, sebanyak 2,5 juta warga AS yang membeli rumah

melalui skema tadi tak mampu membayar cicilan. Harga rumah yang mereka kredit

melambung tinggi, bahkan ada yang sampai 100% dari nilai awalnya. Akibatnya,

menurut laporan perusahaan penyedia data penyitaan rumah di AS, RealtyTrac,

sebanyak itu pula, rumah yang akan disita dari penduduk AS.

Page 5: 99064975 Tugas II Dampak Krisis Ekonomi

RealtyTrac mencatat pengumuman lelang sebanyak 179.599 yang mencakup

2,5 juta rumah yang dinyatakan disita karena gagal bayar. Ini adalah jumlah penyitaan

terbanyak selama 37 tahun. Penyitaan besar-besaran ini jelas dapat menimbulkan

banyak warga AS menjadi tuna wisma mendadak, dan bisa menjadi masalah sosial

baru.

Tidak semua warga negara AS memiliki uang uang cukup untuk membeli

rumah atau memiliki sejarah kredit yang baik. Kebanyakan dari mereka adalah

pengangguran, pekerja-pekerja seperti office boy, pedagang kecil, dan pembersih

rumah atau kantor.

Sebenarnya, mereka dianggap tidak layak mendapatkan pinjaman untuk

memiliki rumah murah, karena sejarah kreditnya kurang baik dan tidak memiliki

pendapatan yang cukup untuk mencicil. Untuk itulah diadakan subprime mortgage.

Pembiayaan jenis ini sebenarnya berisiko, baik bagi kreditor maupun debitor,

karena bunganya yang tinggi, sejarah kredit peminjam yang buruk, dan kemampuan

keuangan peminjam yang rendah. Subprime Lenders adalah lembaga pembiayaan

perumahan, mengumpulkan berbagai utang dan menjualnya ke bank komersial. Oleh

bank komersial, sebagian portofolio tersebut dijual lagi ke bank investasi. Oleh bank

investasi, kumpulan utang tersebut dijual kepada investor di seluruh dunia seperti bank

komersial, perusahaan asuransi, maupun investor perorangan.

Menjelang 2007, pembeli rumah dengan skema ini tak sanggup mencicil kredit

rumah murah tersebut lantaran semakin sulitnya perekonomian AS. Ketika ini terjadi,

satu-satunya jaminan bagi MBS (Mortgage Backed Securities, bentuk utang yang

dijamin) adalah rumah-rumah itu sendiri. Namun, karena penawaran perumahan

ternyata melebihi permintaan seiring gelembung industri perumahan dalam 2001-

2005, nilai rumah-rumah itupun turun, tidak sesuai lagi dengan nilai yang dijaminkan

dalam MBS. Sementara bank investasi dan HF (Hedge Fund) harus tetap member

pendapatan berupa bunga kepada para investornya.

B. Krisis Ekonomi Eropa

Krisis utang Eropa berasal dari Yunani, yang kemudian merembet ke Irlandia

dan Portugal. Ketiga negara tersebut memiliki utang yang lebih besar dari GDP-nya,

dan juga sempat mengalami defisit (pengeluaran negara lebih besar dari GDP). Krisis

mulai terasa pada akhir tahun 2009, dan semakin seru dibicarakan pada pertengahan

tahun 2010. Pada tanggal 2 Mei 2010, IMF akhirnya menyetujui paket bail out

(pinjaman) sebesar €110 milyar untuk Yunani, €85 milyar untuk Irlandia, dan €78

Page 6: 99064975 Tugas II Dampak Krisis Ekonomi

milyar untuk Portugal. Kemudian kekhawatiran akan terjadinya krisis pun berhenti

sejenak. Efek dari krisis Eropa ini cukup berdampak kepada IHSG yang ketika itu

anjlok besar-besaran dari posisi 2,971 ke posisi 2,514.

Yunani kemungkinan merupakan buah dari kesalahan kebijakan

pemerintahnya di masa lalu. Pada tahun 1974, Yunani memasuki babak baru

pemerintahan, dari junta militer menjadi sosialis. Pemerintah baru ini kemudian

mengambil banyak utang untuk membiayai subsidi, dana pensiun, gaji PNS, dan lain-

lain. Utang tersebut terus saja menumpuk hingga pada tahun 1993, posisi utang

Yunani sudah diatas GDP-nya, dimana banyak analisis yang memperkirakan bahwa

data yang sesungguhnya kemungkinan lebih besar dari itu.

Hingga awal tahun 2000-an, tidak ada seorang pun yang memperhatikan fakta

bahwa utang Yunani sudah terlalu besar. Malah dari tahun 2000 hingga 2007, Yunani

mencatat pertumbuhan ekonomi hingga 4,2% per tahun, yang merupakan angka

tertinggi di zona Eropa, hasil dari membanjirnya modal asing ke negara tersebut.

Keadaan berbalik ketika pasca krisis global 2008 dimana negara-negara lain mulai

bangkit dari resesi, dua dari sektor ekonomi utama Yunani yaitu sektor pariwisata dan

perkapalan, justru mencatat penurunan pendapatan hingga 15%. Orang-orang pun

mulai sadar bahwa mungkin ada yang salah dengan perekonomian Yunani.

Keadaan semakin memburuk ketika pada awal tahun 2010, diketahui bahwa

Pemerintah Yunani telah membayar Goldman Sachs dan beberapa bank investasi

lainnya, untuk mengatur transaksi yang dapat menyembunyikan angka sesungguhnya

dari jumlah utang pemerintah. Pemerintah Yunani juga diketahui telah mengutak-atik

data-data statistic ekonomi makro, sehingga kondisi perekonomian mereka tampak

baik-baik saja, padahal tidak. Pada Mei 2010, Yunani sekali lagi ketahuan telah

mengalami defisit hingga 13,6%. Salah satu penyebab utama dari defisit tersebut

adalah banyaknya kasus penggelapan pajak, yang diperkirakan telah merugikan negara

hingga US$ 20 milyar per tahun.

Kekhawatiran bahwa Yunani bisa saja mengalami default pun merebak. Ketika

IMF memberikan pinjaman, IMF mengajukan beberapa syarat penghematan anggaran

kepada Pemerintah Yunani. Diantaranya pemotongan tunjangan bagi PNS dan

pensiunan, peningkatan pajak PPN hingga 23% peningkatan cukai pada barang-barang

mewah, bensin, rokok, dan minuman beralkohol, hingga perusahaan BUMN harus

dikurangi dari 6,000 menjadi 2,000 perusahaan saja. Kebijakan yang sangat sulit untuk

diterapkan.

Page 7: 99064975 Tugas II Dampak Krisis Ekonomi

Kekhawatiran atas kemungkinan default Yunani segera merembet ke negara

Eropa lainnya, dan yang menjadi sasaran tembak pertama adalah Irlandia. Sejak awal

tahun 2000-an, enam bank terbesar di Irlandia telah menyalurkan kredit besar-besaran

ke sektor properti, hingga menyebabkan bubble. Ketika terjadi krisis mortgage di AS

pada tahun 2008, seketika itu pula bubble tersebut meledak. Pada tanggal 29

September 2008, Pemerintah Irlandia menerbitkan obligasi dengan jangka waktu 1

tahun untuk menalangi kredit macet di enam bank di atas. Setahun kemudian, obligasi

tersebut diperpanjang, bersamaan dengan peluncuran ‘National Asset Management

Agency’.

Pada Mei 2010, IMF akhirnya turun tangan, dan Moody’s (lembaga

pemeringkat utang) menurunkan rating utang bank-bank di Irlandia menjadi junk

status. Seperti kepada Yunani, IMF juga meminta syarat kebijakan penghematan

anggaran kepada Pemerintah Irlandia. Pada September 2010, Pemerintah Irlandia

masih belum mampu membayar obligasi tersebut, dan kembali memperpanjang waktu

jatuh temponya. Hingga kini, belum ada kepastian mengenai kapan obligasi tersebut

akan dilunasi.

Di Portugal, ceritanya lain lagi. Sejak tahun 1974, Pemerintah Portugal

mencatat pengeluaran besar-besaran untuk keperluan sebenarnya tidak perlu

(pemborosan APBN), seperti biaya untuk membayar pihak-pihak tertentu yang

menjadi makelar atau konsultan pada proyek-proyek pemerintah yang dikerjakan

bersama dengan pihak swasta. Selama hampir 40 tahun, Pemerintah terus saja

merekrut PNS hingga mencapai jumlah yang tidak efektif, dan membayar gaji dan

tunjangan yang terlalu besar bagi pejabat tinggi negara, belum termasuk gaji besar

untuk para eksekutif di BUMN. Tidak ada tindakan dari Pemerintah Portugal untuk

mencegah krisis, sehingga negara menghadapi kemungkinan terjadinya kebangkrutan

pada awal tahun 2011.

Ketika Portugal menerima paket bail out dari IMF, Portugal juga diharuskan

untuk menghemat anggaran, salah satunya dengan menghapus pembagian deviden

pada Portugal Telecom. Seperti Irlandia, Moody’s juga menurunkan rating utang

Portugal menjadi junk status. Moody’s bahkan memperkirakan bahwa Portugal bisa

saja membutuhkan bail out kedua, agar negara tersebut terhindar dari default.

Page 8: 99064975 Tugas II Dampak Krisis Ekonomi

2.3 Dampak Krisis Ekonomi Amerika dan Eropa terhadap Indonesia

Krisis ekonomi Amerika dan Eropa sudah meluas efeknya ke seluruh dunia menjadi

krisis keuangan global. Negara-negara Asia termasuk Indonesia pun merasakan dampak

dari krisis tersebut. Krisis di Eropa berdampak relative kecil terhadap perekonomian

Indonesia. Krisis keuangan Amerika lebih berdampak negatif terhadap ekonomi Indonesia

karena Amerika merupakan negara raksasa yang menguasai ekonomi dunia. Peran

ekonomi Eropa di Indonesia hanya sedikit maka jika terjadi dampak negatif yang paling

terpengaruh adalah sektor pasar saham karena sewaktu-waktu para investor bisa menarik

kembali modal mereka.

Pada dasarnya dampak krisis global ke perekonomian Indonesia melalui dua jalur,

yaitu jalur finansial (financial channel) dan jalur perdagangan (trade channel) atau jalur

makroekonomi.

a. Jalur Finansial

1) Bursa Saham

Pada saat krisis Amerika dan Eropa seperti ini, daya tarik Indonesia sebagai

tujuan Penanaman Modal Asing (PMA) masih bertahan tetapi berlanjutnya kelemahan

kondisi perusahaan di negara-negara asal kemungkinan dapat mempengaruhi aliran

modal masuk. Meski begitu pasar keuangan Indonesia juga tidak kebal terhadap

gejolak saat ini. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak labil ditengah krisis.

Pada tahun 2008 atau pada saat krisis ekonomi Amerika terjadi, volume

perdagangan saham dan IHSG mengalami tekanan kuat hingga memaksa otoritas BEI

menghentikan perdagangan (blackout) pada Oktober 2008. IHSG menurun drastis,

dari sebesar 2.830 pada awal tahun menurun menjadi 1.335 pada akhir 2008.

Page 9: 99064975 Tugas II Dampak Krisis Ekonomi

Gambar 1. Pergerakan IHSG Tahun 2006-2011

Sumber:

http://finance.yahoo.com

Sejak bulan Agustus, pasar keuangan di Indonesia dan negara-negara lain se-

kawasan, mengalami dampak buruk dari peningkatan ketidakpastian prospek dari zona

Euro dan AS. Pada awal bulan Agustus, pemicunya adalah penurunan peringkat

hutang negara AS oleh Standard and Poor’s. Dari awal bulan September terjadi

penurunan bertahap yang lebih jauh di pasar saham domestic, beberapa peningkatan

yield obligasi dan melemahnya kurs mata uang. Indeks harga saham kemudian jatuh

dengan tajam, sebesar 8,9% pada tanggal 22 September 2011.

Secara keseluruhan, sejak Triwulan edisi Juni 2011 (yaitu sejak 15 Juni hingga

27 September) saham-saham Indonesia telah turun sebesar 8,4%.

2) Nilai Tukar Rupiah

Prospek pertumbuhan global telah melemah dan krisis hutang pemerintah di zona

Eropa telah meningkat. gejolak pasar dan penghindaran risiko di dunia internasional

juga telah meningkat, walaupun masih berada jauh di bawah kondisi pada akhir tahun

2008. Pasar-pasar saham berjatuhan dan negara ekonomi berkembang utama

(emerging markets) mengalami aliran keluar modal, memberikan tekanan terhadap

nilai tukar mata uang. Dengan terjadinya krisis ekonomi global ini membuat nilai

tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat melemah dan sempat menembus level

diatas Rp 9.200 per dolar AS.

Page 10: 99064975 Tugas II Dampak Krisis Ekonomi

Gambar 2 Nilai Tukar Rupiah terhadap USD

Gambar 3 Nilai Tukar Rupiah terhadap USD Tahun 2006-2010

b. Jalur Perdagangan

1) Ekspor

Krisis keuangan global tahun 2008-2009 menunjukkan paparan (exposure)

perekonomian Indonesia terhadap goncangan permintaan eksternal relative rendah.

Namun demikian, perlambatan pertumbuhan di AS dan zona Eropa akan

mempengaruhi Indonesia melalui lebih rendahnya perdagangan dengan pasar-

pasar tersebut dan juga secara tidak langsung melalui pasar sekunder (seperti

Cina). Dampak perdagangan langsung terhadap Indonesia tampaknya akan

terbatas, dengan ekspor ke AS dan Uni Eropa masing-masing hanya 9% dari

Page 11: 99064975 Tugas II Dampak Krisis Ekonomi

keseluruhan jumlah ekspor Indonesia pada tahun 2010. Permintaan dunia yang

melemah juga akan menurunkan permintaan ekspor dari mitra dagang Indonesia

lainnya, karena posisi barang Indonesia merupakan bahan baku atau barang

setengah jadi dari barang jadi yang akan dikirimkan ke pasar AS dan Uni Eropa,

dan juga secara umum jika pertumbuhan mitra-mitra dagang itu melemah.

Tabel 1 Total Ekspor Indonesia tahun 2010 (persen)

CHN UE IND JPN KOR MYS SGP AS

IND 9,9 8,6 6,3 16,3 8,0 5,9 8,7 9,1

Ket: CHN = Cina JPN = Jepang

UE = Uni Eropa KOR = Korea

IND = India MYS = Malaysia

SGP = Singapura AS = Amerika Serikat

Sumber: Bank Indonesia

Ekspor manufaktur Indonesia tampaknya akan menerima pengaruh yang paling

berat dari perlambatan yang terjadi di AS dan Uni Eropa, karena keduanya

merupakan pasar utama bagi ekspor tekstil, pakaian, alas kaki dan peralatan

transportasi. Ekspor manufaktur juga dapat terpengaruh secara tidak langsung,

karena barang-barang yang dikirimkan ke pasar ketiga (seperti Singapura) juga

pada akhirnya dikonsumsi negara maju.

Tabel 2 Jumlah ekspor mitra perdagangan utama, 12 bulan hingga bulan Mei 2011

(persen)

Total Migas Non-

migas

Tani &

Hut.

Tambang

& Min.

Manu.

CHN 10,0 1,0 9,0 2,4 3,8 1,9

UE 7,5 0,0 7,5 2,8 0,8 3,8

IND 6,5 0,0 6,5 3,4 2,4 0,7

JPN 16,8 7,0 9,8 2,2 4,8 2,9

KOR 7,8 3,8 4,0 0,7 2,2 1,2

SGP 7,9 2,2 5,8 1,1 1,1 3,5

AS 8,8 0,5 8,3 2,7 0,2 5,5

Sumber: Bank Indonesia

Page 12: 99064975 Tugas II Dampak Krisis Ekonomi

Badan Pusat Statistik (BPS) melansir, kinerja ekspor Indonesia pada

September 2011 melemah dibanding bulan sebelumnya. Ekspor September 2011

hanya mencapai USD 17,82 miliar. Angka itu turun 4,45% dibanding ekspor

Agustus 2011 sebesar USD 18 miliar. Penurunan terjadi pada barang-barang

nonmigas yang melemah 6,24 % dibandingkan Agustus 2011. Sebaliknya, ekspor

migas naik 1,95% dari USD 4,09 miliar pada Agustus 2011 menjadi USD 4,17

miliar. Data BPS menyebut, ekspor Indonesia ke Uni Eropa menurun USD 543

juta dari USD 1,94 miliar pada Agustus menjadi USD 1,39 miliar pada September.

Ekspor ke Amerika Serikat turun USD 200 juta dari USD 1,38 miliar pada

Agustus menjadi USD 1,18 miliar pada September 2011.

Gambar 4 Kinerja ekspor Indonesia Tahun 2011

Sumber: BPS

2) Harga komoditas

Seiring dengan terjadinya krisis Amerika dan Eropa, harga-harga komoditas

turut berjatuhan. Pada bulan Agustus indeks harga komoditas non-migas dalam

dolar Amerika dari Bank Dunia turun sebesar 1,6% sementara harga-harga energi

menurun sebesar 6,3%. Untuk beberapa komoditas pilihan, penurunan harga

komoditas metal cenderung turun lebih besar dari pada komoditas lainnya di bulan

Juni ke September yang mencerminkan jatuhnya optimisme untuk outlook

manufaktur dan investasi. Satu pengecualian adalah peningkatan dalam harga

emas karena para investor mencari aset yang “aman”.

Page 13: 99064975 Tugas II Dampak Krisis Ekonomi

Krisis keuangan global juga mempengaruhi sektor riil di Indonesia dan, sudah terasa sampai

rakyat bawah Indonesia. Misalnya :

1. Ekspor barang-barang kerajinan di Yogyakarta ke Amerika berkurang kapasitasnya,

dampaknya para buruh pekerja di Industri kerajinan berkurang atau kehilangan

lapangan pekerjaannya.

2. Harga barang-barang bekas / rosokan juga menurun tajam, sehingga pendapatan

pengepul dan pemulung barang bekas juga merosot tajam.

3. Ekspor gaplek/singkong kering dari GunungKidul ke Amerika merosot,

mempengaruhi nasib petani di GunungKidul dan lain lain

4. Bagi pelaku affiliate marketing mungkin omzet penjualan barang-barang tertentu

untuk konsumen Amerika menurun, tetapi ada berita yang mengatakan konsumsi

barang elektronik di Amerika naik, karena orang Amerika yang lagi krisis lebih

memilih di rumah nonton TV atau mendengarkan musik.

5. Bagi publisher Google Adsense di Indonesia mungkin tidak terlalu terpengaruh jika

mengandalkan visitor Indonesia bukan Amerika.

Page 14: 99064975 Tugas II Dampak Krisis Ekonomi

BAB IIIKESIMPULAN DAN SARAN3.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Krisis ekonomi Global merupakan peristiwa di mana seluruh sektor ekonomi pasar

dunia mengalami keruntuhan dan mempengaruhi sektor lainnya di seluruh dunia.

2. Di Indonesia, sektor yang terkena dampak krisis global ini adalah bursa saham

(tingkat IHSG), nilai tukar rupiah, tingkat ekspor, dan harga komoditas.

3.2 Saran

Kepada masyarakat untuk tetap bersabar terhadap situasi permasalahan kita ini dan

mempercayakan segala sesuatu kepada pemerintah. Dan dimulai dari pribadi dan diri

sendiri, untuk mengikuti saran yang telah dituliskan di atas. Dan bagi para mahasiswa

untuk menjadi lebih kritis. Semoga makalah ini menjadi kajian yang baik meskipun masih

terdapat kekurangan. Atas perhatian dari seluruh pihak, kami ucapkan terima kasih.

Page 15: 99064975 Tugas II Dampak Krisis Ekonomi

DAFTAR PUSTAKA

Curry, E. Jeffrey, MBA, Ph.D. 2001. Memahami Ekonomi Internasional : Memahami Dinamika Pasar Global.  Jakarta : Penerbit PPM.

Tambunan, Tulus. 1996. Perekonomian Indonesia. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Kabar Bisnis, 2009, Grafik nilai ekspor Agustus meningkat Diakses dari http://www.kabarbisnis.com/read/286066

Kampekique, 2011,  Kerjasama Antara Indonesia dan Uni Eropa, diakses dari http://kampekique.wordpress.com/2011/01/18/kerjasama-antara-indonesia-dan-uni-eropa/

Dampak Krisis Ekonomi Eropa Terhadap Indonesia, diakses dari http://www.bappenas.go.id/node/77/3444/krisis-keuangan-eropa--dampak-terhadap-perekonomian-indonesia/