24
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penggunaan Partograf 1. Definisi Penggunaan Penggunaan adalah proses, cara, perbuatan menggunakan sesuatu, pemakaian (KBBI, 2005). Penggunaan (penerapan) adalah suatu tindakan atau praktik dengan menggunakan prosedur yang sudah ada, artinya apa yang dilakukan seseorang tidak sekedar saja, tetapi sudah dilakukan tepat sesuai dengan prosedur. Jadi penggunaan partograf adalah menggunakan partograf sesuai dengan prosedur yang sudah ada. 2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Menurut (Green, 1991 dalam Notoatmodjo, 2007) perilaku dipengaruhi oleh tiga faktor utama, yaitu: a. Faktor predisposisi (predisposing factor) Faktor ini mencakup pengetahuan, sikap, tradisi, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai, tingkat pendidikan, lama bekerja, tingkat sosial ekonomi, dan sebagainya. b. Faktor pendukung (enabling factor) Faktor yang mendukung adanya perubahan perilaku yaitu tersedia dan tidak tersedianya sarana dan prasarana atau fasilitas kesehatan misalnya puskesmas, rumah sakit, posyandu, polindes, dokter atau bidan praktik swasta, dan sebagainya serta kemampuan sumber daya termasuk mengikuti pelatihan. Universitas Sumatera Utara

repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penggunaan PartografPartograf adalah alat bantu untuk memantau kemajuan kala satu persalinan

  • Upload
    others

  • View
    5

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penggunaan PartografPartograf adalah alat bantu untuk memantau kemajuan kala satu persalinan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Penggunaan Partograf

1. Definisi Penggunaan

Penggunaan adalah proses, cara, perbuatan menggunakan sesuatu,

pemakaian (KBBI, 2005).

Penggunaan (penerapan) adalah suatu tindakan atau praktik dengan

menggunakan prosedur yang sudah ada, artinya apa yang dilakukan seseorang

tidak sekedar saja, tetapi sudah dilakukan tepat sesuai dengan prosedur. Jadi

penggunaan partograf adalah menggunakan partograf sesuai dengan prosedur

yang sudah ada.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku

Menurut (Green, 1991 dalam Notoatmodjo, 2007) perilaku dipengaruhi

oleh tiga faktor utama, yaitu:

a. Faktor predisposisi (predisposing factor)

Faktor ini mencakup pengetahuan, sikap, tradisi, kepercayaan, keyakinan,

nilai-nilai, tingkat pendidikan, lama bekerja, tingkat sosial ekonomi, dan

sebagainya.

b. Faktor pendukung (enabling factor)

Faktor yang mendukung adanya perubahan perilaku yaitu tersedia dan tidak

tersedianya sarana dan prasarana atau fasilitas kesehatan misalnya puskesmas,

rumah sakit, posyandu, polindes, dokter atau bidan praktik swasta, dan

sebagainya serta kemampuan sumber daya termasuk mengikuti pelatihan.

Universitas Sumatera Utara

Page 2: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penggunaan PartografPartograf adalah alat bantu untuk memantau kemajuan kala satu persalinan

c. Faktor penguat (reinforcing factor)

Faktor penguat yaitu lingkungan sosial yang meliputi sikap dan perilaku tokoh

masyarakat, tokoh agama, dan petugas kesehatan serta undang-undang/

peraturan pemerintah. Penggunaan partograf oleh bidan praktik mandiri

dipengaruhi oleh perilaku lingkungan sosial di sekitar bidan praktik mandiri

yaitu perilaku teman seprofesi yang merupakan contoh. Selain itu, adanya

peraturan dan sanksi yang tegas tentang penggunaan partograf dapat

mempengaruhi perilaku bidan praktik mandiri dalam penggunaan partograf.

Berdasarkan teori Green di atas, dapat disimpulkan bahwa perilaku

pemeliharaan dan peningkatan kesehatan dipengaruhi oleh faktor predisposisi,

pendukung, dan penguat. Apabila dihubungkan dengan penggunaan partograf,

maka perilaku bidan praktik mandiri dalam penggunaan partograf dapat

dipengaruhi oleh pendidikan, lama bekerja, motivasi, dan pelatihan.

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi penggunaan partograf oleh bidan

praktik mandiri berdasarkan teori Green yaitu:

a. Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang kepada orang lain

terhadap sesuatu hal agar mereka dapat memahami hal tersebut (Mubarak,

dkk, 2007).

Tingkat pendidikan seseorang akan menentukan pola pikir dan wawasan.

Orang yang mempunyai pendidikan yang lebih tinggi cenderung lebih banyak

mendapat informasi dibandingkan orang yang memiliki pendidikan yang

rendah (Notoadmodjo, 2003).

Pendidikan merupakan indikator yang mencerminkan kemampuan

seseorang untuk dapat menyelesaikan suatu pekerjaan. Latar belakang

Universitas Sumatera Utara

Page 3: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penggunaan PartografPartograf adalah alat bantu untuk memantau kemajuan kala satu persalinan

pendidikan merupakan masalah mendasar yang dapat menentukan keberhasilan

pelaksanaan suatu program (Depkes RI, 2004 dalam Notoadmodjo, 2007).

Menurut (Gammon dan Gould, 2005 dalam Notoadmodjo, 2007) untuk

memenuhi kebutuhan dalam pelaksanaan praktik, peningkatan pengetahuan

dan pendidikan saja tidaklah cukup tetapi harus disertai adanya perubahan

kepercayaan, sikap, dan konsep berpikir dari personal.

b. Lama bekerja

Menurut Mubarak (2007) mengatakan bahwa lama bekerja atau masa kerja

merupakan indikator yang dapat mempengaruhi peningkatan kemampuan dan

keterampilan seseorang. Semakin lama masa kerja seseorang, biasanya

memiliki lebih banyak pengalaman dan lebih bijaksana dalam rnengambil

keputusan sehingga tingkat keterampilan dan produktivitas seseorang

mengenai bidang pekerjaannya akan semakin meningkat.

c. Motivasi

Motivasi adalah semua kondisi yang memberi dorongan dari dalam diri

seseorang yang digambarkan sebagai keinginan, kemauan, dorongan, atau

keadaan dalam diri seseorang yang mengaktifkan atau menggerakkan

seseorang untuk melakukan sesuatu (Notoadmodjo, 2007).

Menurut (Azwar, 1996 dalam Ratifah, 2006) mengatakan bahwa motivasi

hanya akan berhasil sempurna jika tujuan yang dimiliki oleh organisasi dapat

diselaraskan dengan tujuan yang dimiliki oleh setiap individu dan atau

sekelompok masyarakat yang tergabung dalam organisasi tersebut.

Motivasi merupakan hasil interaksi antara individu dan situasi sehingga

setiap manusia mempunyai motivasi yang berbeda antara yang satu dengan

Universitas Sumatera Utara

Page 4: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penggunaan PartografPartograf adalah alat bantu untuk memantau kemajuan kala satu persalinan

yang lainnya. Motivasi sulit diukur dan diamati secara langsung, tetapi dapat

diduga dari perilaku manusia (Notoadmodjo, 2007).

d. Pelatihan

Pelatihan adalah suatu perubahan pengertian dan pengetahuan atau

keterampilan yang dapat diukur. Pelatihan dilakukan terutama untuk

memperbaiki efektivitas pegawai dalam mencapai hasil kerja yang telah

ditetapkan dengan maksud memperbaiki penguasaan keterampilan dan teknik-

teknik pelaksanaan pekerjaan tertentu secara teliti dan rutin.

Pelatihan merupakan salah satu aspek penting untuk menjamin

keberhasilan pelaksanaan jaminan mutu. Pelatihan dilaksanakan untuk

memberikan keterampilan, pengetahuan baru, dan penyegaran (Handoko, 2000

dalam Ratifah, 2006).

Menurut (Simamora, 1987 dan Azwar, 1996 dalam Ratifah, 2006)

mengemukakan bahwa pelatihan (training) dimaksudkan untuk memperbaiki

penguasaan berbagai keterampilan dan teknik pekerjaan tertentu, meningkatkan

kepercayaan dan kemampuan diri yang akan berpengaruh positif tehadap

kinerja dari orang yang bersangkutan.

B. Partograf

1. Definisi Partograf

Partograf adalah alat bantu untuk memantau kemajuan kala satu persalinan

dan informasi untuk membuat keputusan klinik (Depkes RI:57, 2008).

Partograf digunakan sebagai sistem peringatan awal untuk menentukan

kapan ibu harus dirujuk. Partograf telah terbukti efektif dalam mencegah

Universitas Sumatera Utara

Page 5: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penggunaan PartografPartograf adalah alat bantu untuk memantau kemajuan kala satu persalinan

persalinan lama, menurunkan tindakan operasi seccio caesaria yang pada

gilirannya meningkatkan kesejahteraan ibu dan janin (Hanretty, 2003).

2. Sejarah Perkembangan Partograf

Sejak Friedman memperkenalkan kurva servikogram pada tahun 1954,

banyak peneliti yang menggunakannya sebagai dasar dalam pemantauan

persalinan (Hidayat dan Sujiyatini, 2010).

Pada tahun 1959 Rosa dan Ghilaini menggunakan grafik kemajuan

persalinan sederhana dengan memodifikasi cara pengukuran pembukaan serviks.

Pada tahun 1967 Friedman mulai mengembangkan grafik analisa statistik dari

berbagai tipe persalinan (WHO, 1993).

Pada tahun 1972 Phillpot membuat perubahan dalam merancang grafik

catatan persalinan yang lebih detail yaitu dengan memasukkan keadaan ibu dan

janin pada selembar kertas. Dengan membuat dua garis skrining yaitu garis

waspada (alert line) dan garis tindakan (action line) yang sejajar dan terpisah

empat jam setelah garis waspada (Varney, dkk, 2006).

Partograf WHO merupakan sintesa dan implikasi dari berbagai model

partograf dengan menelaah semua jenis partograf yang ada di dunia. Dalam

perkembangan selanjutnya yaitu pada tahun 2000, partograf WHO dimodifikasi

untuk lebih sederhana dan lebih mudah digunakan. Dimana pada partograf yang

telah dimodifikasi ini, fase laten dihilangkan dan penggambaran partograf

dimulai dari fase aktif yaitu pada saat pembukaan serviks 4 cm (Hidayat dan

Sujiyatini, 2010).

Universitas Sumatera Utara

Page 6: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penggunaan PartografPartograf adalah alat bantu untuk memantau kemajuan kala satu persalinan

3. Tujuan Penggunaan Partograf

Tujuan utama dari penggunaan partograf adalah untuk:

a. Mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan dengan menilai pembukaan

serviks melalui pemeriksaan dalam.

b. Mendeteksi apakah proses persalinan berjalan secara normal. Dengan demikian

juga dapat mendeteksi secara dini kemungkinan terjadinya partus lama.

c. Data pelengkap yang terkait dengan pemantauan kondisi ibu, kondisi bayi,

grafik kemajuan persalinan, bahan dan medikamentosa yang diberikan,

pemeriksaan laboraturium, membuat keputusan klinik dan asuhan atau

tindakan yang diberikan dimana semua itu dicatat secara rinci pada status atau

rekam medik ibu bersalin dan bayi baru lahir (Depkes RI, 2008).

4. Fungsi Partograf

Jika digunakan secara tepat dan konsisten, partograf akan membantu

penolong persalinan untuk:

a. Mencatat kemajuan persalinan.

b. Mencatat kondisi ibu dan janin.

c. Mencatat asuhan yang diberikan selama persalinan dan kelahiran.

d. Menggunakan informasi yang tercatat untuk identifikasi dini penyulit

persalinan.

e. Menggunakan informasi yang tersedia untuk membuat keputusan klinik yang

sesuai dan tepat waktu (Hidayat dan Sujiyatini, 2010).

Universitas Sumatera Utara

Page 7: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penggunaan PartografPartograf adalah alat bantu untuk memantau kemajuan kala satu persalinan

5. Prinsip Penggunaan Partograf

Partograf harus digunakan:

a. Untuk semua ibu dalam fase aktif kala satu persalinan dan merupakan elemen

penting dari asuhan persalinan. Partograf harus digunakan untuk semua

persalinan baik yang normal maupun patologis.

b. Selama persalinan dan kelahiran di semua tempat (rumah, puskesmas, klinik

bidan swasta, rumah sakit, dan lain sebagainya).

c. Secara rutin oleh semua penolong persalinan yang memberikan asuhan

persalinan kepada ibu dan proses kelahiran bayi (spesialis obstetri, bidan,

dokter umum dan mahasiswa kedokteran) (Depkes RI, 2008).

6. Komponen-komponen pada Partograf

Komponen-komponen yang terdapat pada partograf yaitu:

a. Pencatatan pada Lembar Depan Partograf

Halaman depan partograf mengintruksikan observasi dimulai pada fase

aktif persalinan yang menyediakan lajur dan kolom untuk mencatat hasil-hasil

pemeriksaan selama fase aktif persalinan, yaitu:

1) Informasi tentang Ibu

Informasi tentang ibu yaitu nama, umur, gravida, para, abortus

(keguguran), nomor catatan medik, tanggal dan waktu mulai dirawat (atau

jika di rumah, tanggal dan waktu penolong persalinan mulai merawat ibu),

waktu pecahnya selaput ketuban (Depkes RI, 2008).

Universitas Sumatera Utara

Page 8: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penggunaan PartografPartograf adalah alat bantu untuk memantau kemajuan kala satu persalinan

2) Kondisi Janin

Bagan atas grafik pada partograf adalah untuk pencatatan:

a) Denyut Jantung Janin (DJJ)

Menilai denyut jantung janin dilakukan setiap 30 menit (lebih sering

jika ada tanda-tanda gawat janin). Setiap kotak di bagian atas partograf

menunjukkan waktu 30 menit. Skala angka di sebelah kolom paling kiri

menunjukkan DJJ. Catat DJJ dengan memberikan tanda titik pada garis

yang sesuai dengan angka yang menunjukkan DJJ. Kemudian hubungkan

titik yang satu dengan titik yang lainnya dengan garis tegas dan

bersambung.

Kisaran normal DJJ terpapar pada partograf diantara garis tebal pada

angka 180 dan 100. Sebaiknya penolong harus waspada bila DJJ mengarah

hingga di bawah 120 atau di atas 160 untuk melakukan tindakan segera jika

DJJ melewati kisaran normal (Depkes RI, 2008).

b) Warna dan Adanya Air Ketuban

Nilai kondisi air ketuban setiap kali melakukan periksa dalam dan nilai

warna air ketuban jika selaput ketuban pecah. Catat temuan-temuan dalam

kotak yang sesuai di bawah lajur DJJ dan gunakan lambang-lambang

berikut ini:

1. U : selaput ketuban utuh (belum pecah).

2. J : selaput ketuban sudah pecah dan air ketuban jernih.

3. M : selaput ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur mekonium.

4. D : selaput ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur darah.

5. K : selaput ketuban sudah pecah dan air ketuban tidak mengalir lagi

(kering) (WHO, 1993).

Universitas Sumatera Utara

Page 9: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penggunaan PartografPartograf adalah alat bantu untuk memantau kemajuan kala satu persalinan

Mekonium dalam cairan ketuban tidak selalu menunjukkan adanya

gawat janin. Jika terdapat mekonium, pantau DJJ dengan seksama untuk

mengenali tanda-tanda gawat janin selama proses persalinan. Jika terdapat

tanda-tanda gawat janin (DJJ <100 atau >180 kali per menit), maka ibu

harus segera dirujuk. Tetapi jika terdapat mekonium kental, segera rujuk ibu

ke tempat yang memiliki kemampuan pelaksanaan kegawatdaruratan

obstetrik dan bayi baru lahir (Depkes RI, 2008).

c) Penyusupan (molase) Tulang Kepala Janin

Penyusupan adalah indikator penting tentang seberapa jauh kepala janin

dapat menyesuaikan diri terhadap bagian keras (tulang) panggul ibu.

Semakin besar derajat penyusupan atau tumpang tindih antar tulang kepala

menunjukkan semakin besar risiko disproporsi kepala dan panggul (CPD)

(WHO, 2002).

Ketidakmampuan untuk berakomodasi atau disproporsi ditunjukkan

melalui derajat penyusupan atau tumpang tindih (molase) yang berat

sehingga tulang kepala yang saling menyusup sulit untuk dipisahkan.

Apabila ada dugaan disproporsi kepala panggul, maka penting untuk tetap

memantau kemajuan persalinan. Lakukan tindakan pertolongan awal yang

sesuai dan rujuk ibu dengan proporsi kepala panggul (CPD) ke fasilitas

kesehatan rujukan (Depkes RI, 2008).

Setiap kali melakukan periksa dalam, nilai penyusupan antar tulang

kepala janin. Catat temuan yang ada di kotak yang sesuai di bawah lajur air

ketuban. Gunakan lambang-lambang berikut ini:

1. 0 : tulang-tulang kepala janin terpisah, sutura dengan mudah dapat diraba.

2. 1 : tulang-tulang kepala janin saling bersentuhan.

Universitas Sumatera Utara

Page 10: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penggunaan PartografPartograf adalah alat bantu untuk memantau kemajuan kala satu persalinan

3. 2 : tulang-tulang kepala janin saling tumpang tindih tetapi masih dapat

dipisahkan.

4. 3 : tulang-tulang kepala janin saling tumpang tindih dan tidak dapat

dipisahkan (WHO, 2002).

3) Kemajuan Persalinan

Kolom dan lajur kedua pada partograf adalah untuk pencatatan kemajuan

persalinan. Angka nol sampai sepuluh yang tertera di kolom paling kiri

adalah besarnya dilatasi serviks. Nilai setiap angka sesuai dengan besarnya

dilatasi serviks dalam satuan centimeter dan menempati lajur dan kotak

tersendiri. Perubahan nilai atau perubahan lajur satu ke lajur yang lain

menunjukkan penambahan dilatasi serviks sebesar 1 centimeter. Pada lajur

dan kotak yang mencatat penurunan bagian terbawah janin tercantum angka

satu sampai lima yang sesuai dengan metode perlimaan. Setiap kotak segi

empat atau kubus menunjukkan 30 menit untuk pencatatan waktu

pemeriksaan, denyut jantung janin, kontraksi uterus, dan frekuensi nadi ibu.

a) Pembukaan Serviks

Penilaian pembukaan serviks dilakukan melalui pemeriksaan dalam yang

dilakukan setiap 4 jam (lebih sering dilakukan jika terdapat tanda-tanda

penyulit). Saat ibu berada pada fase aktif persalinan, catat setiap temuan dan

hasil pemeriksaan pada partograf. Cantumkan tanda “X” harus dicantumkan

di garis waktu yang sesuai dengan lajur besarnya pembukaan serviks dengan

memperhatikan hal-hal dibawah ini:

1. Pilih angka pada tepi kiri luar kolom pembukaan serviks yang sesuai

dengan besarnya pembukaan serviks pada fase aktif persalinan yang

diperoleh dari hasil periksa dalam.

Universitas Sumatera Utara

Page 11: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penggunaan PartografPartograf adalah alat bantu untuk memantau kemajuan kala satu persalinan

2. Untuk pemeriksaan pertama pada fase aktif persalinan, pembukaan serviks

dari hasil periksa dalam harus dicantumkan pada garis waspada. Pilih

angka yang sesuai dengan pembukaan serviks dan cantumkan tanda “X”

pada titik silang garis dilatasi serviks dan garis waspada.

3. Hubungkan tanda “X” dari setiap hasil pemeriksaan dengan garis utuh

(tidak terputus) (Depkes RI, 2008).

Gambar 2.1: Gambar Cara Mengisi Pembukaan Serviks pada Partograf

Sumber: WHO, 2002

b) Penurunan Bagian Terbawah Janin

Setiap kali melakukan pemeriksaan dalam, cantumkan hasil pemeriksaan

penurunan kepala (perlimaan) yang menunjukkan seberapa jauh bagian

terbawah janin telah memasuki rongga panggul (WHO, 2002).

Pada persalinan normal, kemajuan pembukaan serviks selalu diikuti

dengan penurunan bagian terbawah janin. Tetapi ada kalanya penurunan

bagian terbawah janin baru terjadi setelah pembukaan serviks mencapai 7

centimeter.

Tulisan turunnya kepala janin dan garis tidak putus dari nol sampai lima

tertera di sisi yang sama dengan angka pembukaan serviks. Berikan tanda

“O” yang ditulis pada garis waktu yang sesuai. Sebagai contoh, jika hasil

Universitas Sumatera Utara

Page 12: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penggunaan PartografPartograf adalah alat bantu untuk memantau kemajuan kala satu persalinan

pemeriksaan palpasi kepala di simfisis pubis adalah 3/5, maka tuliskan tanda

“O” di garis angka tiga. Hubungkan tanda “O” dari setiap pemeriksaan

dengan garis tidak putus (Depkes RI, 2008).

Gambar 2.2: Cara Mengisi Penurunan Bagian Terbawah Janin pada Partograf

Sumber: Depkes, RI, 2008

c) Garis Waspada dan Garis Bertindak

Garis waspada dimulai pada pembukaan serviks 4 cm dan berakhir pada

pembukaan lengkap. Pencatatan selama fase aktif persalinan harus dimulai

pada garis waspada. Jika pembukaan serviks mengarah ke sebelah kanan

garis waspada (pembukaan kurang dari 1 cm per jam), maka harus

dipertimbangkan adanya penyulit (misalnya fase aktif yang memanjang,

serviks kaku, inersia uteri hipertonik, dan lain sebagainya). Pertimbangkan

untuk melakukan intervensi bermanfaat yang diperlukan, misalnya

persiapan rujukan ke fasilitas kesehatan rujukan (rumah sakit atau

puskesmas) yang memiliki kemampuan melaksanakan penyulit dan

kegawatdaruratan obstetrik.

Garis bertindak tertera sejajar di sebelah kanan (berjarak 4 jam) garis

waspada. Jika pembukaan serviks telah melewati dan berada di sebelah

kanan garis bertindak, maka hal ini menunjukkan perlu dilakukan tindakan

Universitas Sumatera Utara

Page 13: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penggunaan PartografPartograf adalah alat bantu untuk memantau kemajuan kala satu persalinan

untuk menyelesaikan persalinan dan sebaiknya ibu harus sudah berada di

tempat rujukan sebelum garis bertindak terlewati (Depkes RI, 2008).

4) Jam dan Waktu

a) Waktu Mulainya Fase Aktif Persalinan

Di bagian bawah partograf (pembukaan serviks dan penurunan bagian

terbawah janin) tertera kotak-kotak yang diberi angka 1 sampai 16. Setiap

kotak menyatakan satu jam sejak dimulainya fase aktif persalinan (Depkes

RI, 2008).

b) Waktu Aktual Saat Pemeriksaan atau Penilaian

Di bagian lajur kotak untuk waktu mulai fase aktif, tertera kotak-kotak

untuk mencatat waktu aktual saat pemeriksaan dilakukan. Setiap kotak

menyatakan waktu 1 jam penuh dan berkaitan dengan dua kotak waktu 30

menit yang berhubungan dengan lajur untuk pencatatan pembukaan serviks.

Saat ibu masuk dalam fase aktif persalinan, cantumkan pembukaan

serviks pada garis waspada. Kemudian catatkan waktu aktual pemeriksaan

ini di kotak waktu yang sesuai. Sebagai contoh, jika hasil pemeriksaan

dalam menunjukkan pembukaan serviks adalah 6 cm pada pukul 15.00,

cantumkan tanda “X” di garis waspada yang sesuai dengan lajur angka

enam yang tertera di sisi luar kolom paling kiri dan catatan waktu aktual di

kotak pada lajur waktu di bawah lajur pembukaan (kotak ketiga dari kiri)

(Depkes RI, 2008).

5) Kontraksi Uterus

Di bawah lajur waktu partograf, terdapat lima kotak dengan tulisan

“kontraksi per 10 menit” di sebelah luar kolom kiri. Setiap kotak menyatakan

satu kontraksi. Setiap 30 menit, raba dan catat jumlah kontraksi dalam 10

Universitas Sumatera Utara

Page 14: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penggunaan PartografPartograf adalah alat bantu untuk memantau kemajuan kala satu persalinan

menit dan lamanya kontraksi dalam satuan detik. Nyatakan jumlah kontraksi

yang terjadi dalam waktu 10 menit dengan cara mengisi kotak kontraksi yang

tersedia dan disesuaikan dengan angka yang mencerminkan temuan dari hasil

pemeriksaan kontraksi. Sebagai contoh, jika ibu mengalami tiga kontraksi

dalam waktu satu kali 10 menit, maka lakukan pengisian pada tiga kotak

kontraksi. Nyatakan lamanya kontraksi dengan:

a. : beri titik-titik di kotak yang sesuai untuk menyatakan kontraksi

yang lamanya kurang dari 20 detik.

b. : beri garis-garis di kotak yang sesuai untuk menyatakan kontraksi

yang lamanya 20 sampai 40 detik.

c. : isi penuh kotak yang sesuai untuk menyatakan kontraksi yang

lamanya lebih dari 40 detik (WHO, 1993).

6) Obat-obatan dan Cairan yang Diberikan

a) Oksitosin

Jika tetesan (drip) oksitosin sudah dimulai, dokumentasikan setiap 30

menit jumlah unit oksitosin yang diberikan per volume cairan intravena dan

dalam satuan tetesan per menit.

b) Obat-obatan Lain dan Cairan IV

Catat semua pemberian obat-obatan tambahan dan/ atau cairan intravena

dalam kotak yang sesuai dengan kolom waktunya (Depkes RI, 2008).

7) Kondisi Ibu

Pada bagian terbawah lajur dan kolom pada halaman depan partograf

terdapat kotak atau ruang untuk mencatat hasil kondisi kesehatan dan

kenyamanan ibu selama persalinan yaitu:

Universitas Sumatera Utara

Page 15: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penggunaan PartografPartograf adalah alat bantu untuk memantau kemajuan kala satu persalinan

a) Nadi, Tekanan Darah dan Suhu Tubuh

Angka di sebelah kiri bagian partograf ini berkaitan dengan nadi dan

tekanan darah ibu.

1. Nilai dan catat nadi setiap tiga puluh menit selama fase aktif persalinan

(lebih sering jika diduga adanya penyulit). Beri tanda (●) pada kolom

waktu yang sesuai.

2. Nilai dan catat tekanan darah ibu setiap 4 jam selama fase aktif persalinan

(lebih sering jika diduga adanya penyulit). Beri tanda panah (↕) pada

partograf pada kolom waktu yang sesuai.

3. Nilai dan catat temperatur tubuh ibu setiap dua jam (lebih sering jika

terjadi peningkatan suhu mendadak atau diduga adanya infeksi) pada

kolom waktu yang sesuai.

b) Volume Urin, Protein atau Aseton

Ukur dan catat jumlah produksi urin ibu sedikitnya setiap dua jam (setiap

kali ibu berkemih). Jika memungkinkan setiap kali berkemih lakukan

pemeriksaan aseton dan protein dalam urin (Depkes RI, 2008).

b. Pencatatan pada Lembar Belakang Partograf

Halaman belakang partograf merupakan bagian untuk mencatat hal-hal yang

terjadi selama proses persalinan dan kelahiran bayi, serta tindakan-tindakan

yang dilakukan sejak kala satu hingga kala empat dan bayi baru lahir.

Berbeda dengan pengisian halaman depan (harus segera didisi setiap akhir

pemeriksaan), pengisian data di lembar belakang partograf baru dilengkapi

setelah seluruh proses persalinan selesai. Informasi yang dicatat di halaman

belakang partograf akan meliputi unsur-unsur berikut ini:

Universitas Sumatera Utara

Page 16: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penggunaan PartografPartograf adalah alat bantu untuk memantau kemajuan kala satu persalinan

1) Data Dasar atau Informasi Umum

Data dasar terdiri dari tanggal, nama bidan, tempat persalinan, alamat

tempat persalinan, catatan dan alasan merujuk, tempat rujukan dan pendamping

pada saat merujuk.

2) Kala Satu

Kala satu terdiri dari pertanyaan-pertanyaan tentang partograf saat melewati

garis waspada, masalah-masalah lain yang timbul, penatalaksanaan dan hasil

penatalaksanaan tersebut.

3) Kala Dua

Kala dua terdiri dari episiotomi, pendamping persalinan, distosia bahu,

masalah lain, penatalaksanaan masalah dan hasilnya.

4) Kala Tiga

Data untuk kala tiga terdiri dari lamanya kala tiga, pemberian oksitosin,

penegangan tali pusat terkendali, retensio plasenta yang >30 menit, laserasi,

atonia uteri, jumlah perdarahan, masalah lain, penatalaksanaan dan hasilnya.

5) Kala Empat

Kala empat berisi data tentang tekanan darah ibu, nadi, temperatur, tinggi

fundus, kontraksi uterus, kandung kemih dan perdarahan. Pemantauan pada

kala empat ini sangat penting terutama untuk mendeteksi dini risiko atau

komplikasi perdarahan pascapersalinan. Bila timbul masalah selama kala

empat, tuliskan jenis dan cara menangani masalah tersebut secara singkat dan

lengkap pada kolom yang tersedia.

Pemantauan kala empat dilakukan setiap lima belas menit dalam satu jam

pertama dan setiap 30 menit pada 1 jam berikutnya. Isikan hasil pemeriksaan

pada kolom atau ruang yang sesuai pada tabel pemantauan. Bagian yang

Universitas Sumatera Utara

Page 17: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penggunaan PartografPartograf adalah alat bantu untuk memantau kemajuan kala satu persalinan

digelapkan (dihitamkan) tidak perlu diisi. Catatkan semua temuan selama kala

empat persalinan pada tabel bagian bawah halaman dua partograf seperti pada

tabel di bawah ini.

Tabel 2.1: Pemantauan Kala Empat Persalinan

Sumber: Depkes RI, 2008

6) Bayi Baru Lahir

Informasi yang perlu diperoleh dari bagian bayi baru lahir adalah berat dan

panjang badan, jenis kelamin, penilaian bayi baru lahir, pemberian ASI,

masalah lain dan hasilnya (Depkes RI, 2008).

C. Asuhan Persalinan Normal

1. Definisi Asuhan Persalinan Normal

Asuhan adalah hasil mengasuh, bimbingan, didikan (KBBI, 2005).

Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang telah

cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau jalan

lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan (Manuaba, dkk, 2007).

Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada

kehamilan cukup bulan (37–42 minggu), lahir spontan dengan presentasi

belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada

ibu maupun janin (Saifuddin, dkk, 2006).

Universitas Sumatera Utara

Page 18: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penggunaan PartografPartograf adalah alat bantu untuk memantau kemajuan kala satu persalinan

Asuhan persalinan normal adalah asuhan kebidanan pada persalinan normal

yang mengacu kepada asuhan yang bersih dan aman selama persalinan dan

setelah bayi lahir serta upaya pencegahan komplikasi.

Fokus utama asuhan persalinan normal yaitu mencegah terjadinya

komplikasi selama persalinan dan setelah bayi lahir sehingga akan mengurangi

kesakitan dan kematian ibu serta bayi baru lahir (Depkes RI, 2008).

2. Tujuan Asuhan Persalinan Normal

Tujuan asuhan persalinan normal yaitu:

a. Mengupayakan kelangsungan hidup dan mencapai derajat kesehatan yang

tinggi bagi ibu dan bayinya melalui berbagai upaya yang terintegrasi dan

lengkap serta intervensi minimal sehingga prinsip keamanan dan kualitas

pelayanan dapat terjaga pada tingkat optimal.

b. Meningkatkan sikap positif terhadap keramahan dan keamanan dalam

memberikan pelayanan persalinan normal dan penanganan awal penyulit

serta rujukan yang berkualitas dan sesuai dengan prosedur standar (Depkes

RI, 2008).

3. Sebab-sebab Persalinan

Menurut Prawirohardjo (2008) sebab-sebab terjadinya persalinan sampai

kini masih merupakan teori-teori yang kompleks. Faktor-faktor hormoral,

pengaruh prostaglandin, struktur uterus, sirkulasi uterus, pengaruh saraf dan

nutrisi disebut sebagai faktor–faktor yang mengakibatkan dimulainya persalinan.

4. Tanda-tanda Persalinan

Inpartu adalah seorang wanita yang sedang dalam keadaan persalinan

(Prawirohardjo, 2002).

Universitas Sumatera Utara

Page 19: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penggunaan PartografPartograf adalah alat bantu untuk memantau kemajuan kala satu persalinan

Tanda dan gejala inpartu adalah keluarnya lendir bercampur darah (show)

melalui vagina, adanya penipisan dan pembukaan serviks, adanya kontraksi

uterus yang mengakibatkan perubahan serviks (frekuensi minimal dua kali

dalam sepuluh menit) (Depkes RI, 2008).

5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persalinan

Terdapat lima faktor yang mempengaruhi persalinan yaitu:

a. Kekuatan Ibu (Power)

Kekuatan ibu (power) meliputi kekuatan his atau kontraksi uterus dan otot-

otot abdomen serta tenaga mengejan ibu. Bila terdapat kelainan pada salah satu

dari kekuatan tersebut, maka persalinan akan mengalami kemacetan (partus

lama) (Cunningham, dkk, 2006).

b. Jalan Lahir (Passage)

Jalan lahir meliputi jalan lahir keras (kerangka panggul) serta jalan lahir

lunak (otot-otot dasar panggul). Bila terjadi kesempitan ukuran panggul

maupun kelainan bentuk panggul, maka bayi tidak bisa lahir secara normal

melalui jalan lahir dan harus dilakukan operasi seksio sesarea (Walsh, 2007).

c. Janin (Passenger)

Kondisi janin meliputi sikap janin dalam rahim, letak, posisi, presentasi

(bagian terbawah) serta besar kecilnya janin. Bila terdapat kelainan pada salah

satu kondisi janin tersebut, maka dapat mengakibatkan terjadinya penyulit

dalam persalinan sehingga persalinan tidak dapat berlangsung secara normal

dan harus dilakukan suatu tindakan seperti vacum maupun caesar

(Cunningham, dkk, 2006).

Universitas Sumatera Utara

Page 20: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penggunaan PartografPartograf adalah alat bantu untuk memantau kemajuan kala satu persalinan

d. Psikis

Psikis Ibu sangat penting dalam kelancaran sebuah proses persalinan. Ibu

yang dalam kondisi stress, otot–otot tubuhnya termasuk otot rahimnya

mengalami spasme yang dapat meningkatkan rasa nyeri persalinan sehingga

menghambat proses persalinan (menjadi lama atau macet) (Fraser dan

Margaret, 2009).

Tenaga kesehatan umumnya tidak terlalu memperhatikan kondisi psikis

wanita pada saat persalinan. Mereka terlalu sibuk, lelah, dan tegang

memperhatikan faktor fisik sehingga menganggap saat bayi sudah dilahirkan

dalam keadaan sehat dan kondisi ibu tidak ada kelainan, maka selesailah tugas

mereka (Suryani dan Hesti, 2009).

e. Penolong

Penolong persalinan terlatih yaitu orang yang secara khusus dibekali

keterampilan kebidanan (bidan , perawat, dan dokter) yang telah dilatih untuk

menguasai keterampilan yang dibutuhkan untuk menangani persalinan normal,

menegakkan diagnosis, menangani, dan merujuk jika terjadi penyulit obstetrik

(Fraser dan Margaret, 2009).

Penolong persalinan memegang peranan yang sangat penting. Oleh karena

itu, keberhasilan persalinan ditentukan oleh penolong yang terampil dan

kompeten (Hidayati, 2009).

6. Tahap-tahap Persalinan Normal

Persalinan normal terdiri dari empat tahap yaitu:

a) Kala Satu

Universitas Sumatera Utara

Page 21: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penggunaan PartografPartograf adalah alat bantu untuk memantau kemajuan kala satu persalinan

Kala satu persalinan dimulai dari adanya tanda-tanda persalinan

sesungguhnya (pembukaan 1 cm) sampai pembukaan lengkap (10 cm) (Oxorn

dan William, 2010).

Menurut Prawirohardjo (2008), kala satu persalinan terdiri dari dua fase

yaitu:

1) Fase Laten

Fase laten pada kala satu persalinan dimulai sejak awal kontraksi yang

menyebabkan penipisan dan pembukaan serviks secara bertahap, berlangsung

hingga serviks membuka kurang dari 4 cm, pada umumnya fase laten

berlangsung selama 8 jam.

2) Fase Aktif

Fase aktif pada kala satu persalinan dimulai dari pembukaan 4 cm

menuju pembukaan lengkap (10 cm) yang akan terjadi dengan kecepatan rata-

rata 1 cm per jam (nullipara atau primigravida) dan 1 sampai 2 cm (multipara)

yang disertai adanya penurunan bagian terbawah janin, peningkatan

frekuensi dan lama kontraksi uterus secara bertahap (kontraksi dianggap

adekuat jika terjadi tiga kali atau lebih dalam waktu 10 menit dan

berlangsung selama 40 detik atau lebih) (Depkes RI, 2008).

b) Kala Dua

Kala dua persalinan adalah kala pengeluaran janin. Dimulai pada saat

pembukaan lengkap (10 cm) dan ibu merasakan adanya dorongan untuk

mengejan dan berakhir ketika bayi lahir (Fraser dan Margaret, 2009).

Tanda dan gejala kala dua persalinan yaitu ibu merasa ingin meneran

bersamaan dengan terjadinya kontraksi, ibu merasakan adanya peningkatan

Universitas Sumatera Utara

Page 22: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penggunaan PartografPartograf adalah alat bantu untuk memantau kemajuan kala satu persalinan

tekanan pada rektum dan vagina, perineum menonjol, dan vulva membuka

(Depkes RI, 2008).

c) Kala Tiga

Kala tiga persalinan adalah kala pengeluaran plasenta. Kala ini berlangsung

dari lahirnya bayi sampai plasenta dan membran dikeluarkan (Fraser dan

Margaret, 2009).

d) Kala Empat

Kala empat persalinan disebut juga kala pemantauan yang dimulai setelah

lahirnya plasenta dan berakhir 2 jam setelah itu (Cunnningham, dkk, 2006).

D. Bidan

1. Definisi Bidan Praktik Mandiri

Menurut WHO bidan adalah seorang yang telah diakui secara regular dalam

program pendidikan kebidanan, sebagaimana yang telah diakui secara yuridis,

dimana dia ditempatkan dan telah menyelesaikan pendidikan kebidanan serta

telah memperoleh izin melaksanakan praktik kebidanan.

Menurut International Confederation of Midwives (ICM), bidan adalah

seseorang yang telah secara teratur mengikuti suatu program pendidikan yang

diakui di Negara program tersebut diselenggarakan, telah berhasil

menyelesaikan serangkaian pendidikan kebidanan yang telah ditetapkan dan

telah memperoleh kualifikasi yang diperlukan untuk bisa didaftarkan dan/ atau

secara hukum memperoleh izin untuk melakukan praktik kebidanan (Varney,

Jan dan Carolyn, 2006).

Menurut Ikatan Bidan Indonesia (IBI), bidan adalah seorang wanita yang

telah mengikuti dan menyelesaikan pendidikan bidan yang telah diakui

Universitas Sumatera Utara

Page 23: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penggunaan PartografPartograf adalah alat bantu untuk memantau kemajuan kala satu persalinan

pemerintah dan lulus ujian sesuai dengan persyaratan yang berlaku, dicatat

(register), diberi izin secara sah untuk menjalankan praktik (Sofyan, Wastidar,

Sri 2001).

Bidan praktik swasta adalah suatu institusi pelayanan kesehatan secara

mandiri yang memberi asuhan dalam lingkup praktik kebidanan (Syafrudin dan

Hamidah, 2009).

Bidan praktik mandiri adalah praktik bidan swasta perseorangan

(Sedyaningsih, 2011).

2. Wewenang Bidan

Tugas, tanggung jawab dan kewenangan profesi bidan telah diatur dalam

beberapa peraturan maupun keputusan Menteri Kesehatan yang ditujukan dalam

rangka membantu program pemerintah bidang kesehatan khususnya ikut dalam

rangka menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Perinatal

(AKP), pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), pelayanan ibu hamil,

melahirkan, nifas yang aman, pelayanan Keluarga Berencana (KB), pelayanan

kesehatan masyarakat dan pelayanan kesehatan reproduksi lainnya (Sofyan,

Wastidar, Sri 2001).

Peraturan menteri kesehatan (Permenkes) No. 1464/Menkes/Per/X/2010

tentang izin dan penyelenggaraan praktik bidan. Kewenangan bidan dibahas

pada bab 3 pasal 9 sampai 16 tentang penyelenggaraan praktik.

Universitas Sumatera Utara

Page 24: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penggunaan PartografPartograf adalah alat bantu untuk memantau kemajuan kala satu persalinan

Yang termasuk kewenangan bidan adalah:

a. Kewenangan normal

Kewenangan normal adalah kewenangan yang dimiliki oleh seluruh bidan

yang meliputi:

1) Pelayanan kesehatan ibu

2) Pelayanan kesehatan anak

3) Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana

b. Kewenangan bidan dalam menjalankan program pemerintah

c. Kewenangan bidan dalam menjalankan praktik di daerah yang tidak memiliki

dokter (Sedyaningsih, 2011).

Universitas Sumatera Utara