69
KONTRIBUSI PENDAPATAN USAHA SAPI PERAH TERHADAP TOTAL PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI PETERNAK SAPI PERAH DI KECAMATAN CENDANA KABUPATEN ENREKANG S K R I P S I ADI SAPUTRA I 311 07 003 FAKULTAS PETERNAKAN i

Web viewkontribusi pendapatan usaha sapi perah terhadap total pendapatan rumah tangga petani peternak sapi perah di kecamatan cendana kabupaten enrekang

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Web viewkontribusi pendapatan usaha sapi perah terhadap total pendapatan rumah tangga petani peternak sapi perah di kecamatan cendana kabupaten enrekang

KONTRIBUSI PENDAPATAN USAHA SAPI PERAH TERHADAP TOTAL PENDAPATAN

RUMAH TANGGA PETANI PETERNAK SAPI PERAH DI KECAMATAN CENDANA

KABUPATEN ENREKANG

S K R I P S I

ADI SAPUTRAI 311 07 003

FAKULTAS PETERNAKANUNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR2012

i

Page 2: Web viewkontribusi pendapatan usaha sapi perah terhadap total pendapatan rumah tangga petani peternak sapi perah di kecamatan cendana kabupaten enrekang

KONTRIBUSI PENDAPATAN USAHA SAPI PERAH TERHADAP TOTAL PENDAPATAN

RUMAH TANGGA PETANI PETERNAK SAPI PERAH DI KECAMATAN CENDANA

KABUPATEN ENREKANG

ADI SAPUTRAI 311 07 003

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapat Gelas Sarjana Pada Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin, Makassar

JURUSAN SOSIAL EKONOMI PETERNAKANFAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS HASANUDDINMAKASSAR

ii

Page 3: Web viewkontribusi pendapatan usaha sapi perah terhadap total pendapatan rumah tangga petani peternak sapi perah di kecamatan cendana kabupaten enrekang

2012

iii

Page 4: Web viewkontribusi pendapatan usaha sapi perah terhadap total pendapatan rumah tangga petani peternak sapi perah di kecamatan cendana kabupaten enrekang

PERNYATAAN KEASLIAN

1. Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Adi Saputra

Nim : I 311 07 003

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa :

a. Apabila Skripsi saya adalah asli

b. Apabila sebagian atau seluruhnya dari karya skripsi ini, terutama dalam

Bab Hasil dan Pembahasan, tidak asli atau plagiasi maka bersedia

dibatalkan dan dikenakan sanksi akademik yang berlaku.

2. Demikian pernyataan keaslian ini dibuat untuk dapat digunakan seperlunya.

Makassar, Agustus 2012

                            Adi Saputra

HALAMAN PENGESAHANiv

Page 5: Web viewkontribusi pendapatan usaha sapi perah terhadap total pendapatan rumah tangga petani peternak sapi perah di kecamatan cendana kabupaten enrekang

Judul Skripsi : Kontribusi Pendapatan Usaha Sapi Perah Terhadap Total Pendapatan Rumah Tangga Petani Peternak Sapi Perahg Di Kecamatan Cendana Kabupaten Enrekang.

Nama : Adi Saputra

No. Pokok : I 311 07 003

Program Studi : Sosial Ekonomi Peternakan

Skripsi Ini Telah Diperiksa dan Disetujui Oleh :

Pembimbing Utama

Ir. Abd Hamid Hoddi, MS Nip. 19470810 197302 1 002

Pembimbing Anggota

Dr. Sitti Nurani Sirajuddin, S.Pt, M.SiNip. 19710421 199702 2 002

Mengetahui :

Dekan Fakultas Peternakan

Prof.Dr.Ir.H. Syamsuddin Hasan, M.ScNip. 19520923 197903 1 002

Ketua Jurusan Sosial Ekonomi Peternakan

Dr.Sitti Nurani Sirajuddin,S.Pt, M.Si  Nip. 19710421 199702 2 002

Tanggal Lulus :

v

Page 6: Web viewkontribusi pendapatan usaha sapi perah terhadap total pendapatan rumah tangga petani peternak sapi perah di kecamatan cendana kabupaten enrekang

ABSTRAKAdi Saputra (I 311 07 003). Kontribusi Pendapatan Usaha Sapi Perah Terhadap Total Pendapatan Rumah Tangga Petani Peternak Sapi Perah Di Kecamatan Cendana Kabupaten Enrekang. Dibawah Bimbingan Ir. Abd Hamid Hoddi, MS sebagai Pembimbing Utama dan Dr. Sitti Nurani Sirajuddin, S.Pt, M.Si sebagai Pembimbing Anggota.

Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui kontribusi pendapatan usaha sapi perah terhadap total pendapatan rumah tangga petani peternak di kecamatan Cendana kabupaten Enrekang. Penelitian ini dilaksanakan selama dua bulan terhitung dari tanggal 01 Maret 2012 sampai dengan 01 Mei 2012 di Kecamatan Cendana Kabupaten Enrekang Sulawesi Selatan. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa Kecamatan Cendana Kabupaten Enrekang merupakan sentra peternakan sapi perah di Kabupaten Enrekang. Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian kuantitatif deskriptif yaitu suatu jenis penelitian yang bertujuan melihat atau menggambarkan variabel penelitian tanpa melakukan pengujian hipotesis. Adapun variabel yang akan digambarkan atau dijelaskan adalah besarnya kontribusi pendapatan usaha sapi perah terhadap total pendapatan rumah tangga petani peternak sapi perah di Kecamatan Cendana Kabupaten Enrekang.

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh rata-rata kontribusi pendapatan usaha sapi perah terhadap total pendapatan rumah tangga petani peternak usaha sapi perah di Kecamatan Cendana Kabupaten Enrekang berkisar antara 79 % - 89,3 %. Berdasarkan hal ini maka dapat dikatakan bahwa usaha sapi perah di Kecamatan Cendana Kabupaten Enrekang merupakan usaha pokok. Hal ini sesuai dengan pendapat Sodiq dan Abidin (2002) yang menyatakan bahwa Usaha ternak sudah menjadi usaha pokok, sedangkan usaha tani lainnya seperti tanaman pangan dan holtikultura hanya sebagai sambilan. Tinggi pendapatan petani berkisar 70-100%.. Secara umum kontribusi pendapatan usaha sapi perah di Kecamatan Cendana Kabupaten2 Enrekang sebagai berikut (1) Pada skala usaha 1-2 ekor dengan luas kepemiilikan lahan untuk usaha tani jagung 0,5 Ha kontribusi usaha sapi sebesar 79 %, (2) Pada skala usaha 3-4 ekor dengan luas kepemilikan lahan untuk usaha tani jagung 0,55 Ha kontribusi usaha sapi sebesar 83,9 %, (3) Pada skala usaha 5-6 ekor dengan luas kepemilikan lahan untuk usaha tani jagung 0,6125 Ha kontribusi usaha sapi sebesar 85,9 %, (4) Pada skala usaha 7-8 ekor dengan luas kepemilikan lahan untuk usaha tani jagung 1,15 Ha kontribusi usaha sapi sebesar 79,8 %, (5) Pada skala usaha 9-10 ekor dengan luas kepemilikan lahan untuk usaha tani jagung 0,6 Ha kontribusi usaha sapi sebesar 87,8 %, (6) Pada skala usaha 11-12 ekor dengan luas kepemilikan lahan untuk usaha tani jagung 2 Ha kontribusi usaha sapi sebesar 89,3 %.

Kata Kunci : Pendapatan, Sapi Perah, Jagung

vi

Page 7: Web viewkontribusi pendapatan usaha sapi perah terhadap total pendapatan rumah tangga petani peternak sapi perah di kecamatan cendana kabupaten enrekang

ABSTRACTAdi Saputra (I 311 07 003). Revenue Contribution of Milch Cattle Business Against Total Income of Farmers Dairy Farmers Household in Sub-District of Cendana, District of Enrekang. Ir. Abd Hamid Hoddi, MS as Supervisor and Dr. Sitti Nurani Sirajuddin, S.Pt, M.Si as Co-Supervisor.

This thesis aims to determine revenue contribution of milch cattle business against total income of farmers dairy farmers household in sub-district of Cendana, district of Enrekang.

 The research was conducted for two months from March 1, 2012 to May 1, 2012 in sub-district of Cendana, district of Enrekang, South Sulawesi. Site selection is done on purpose (purposive) with consideration that Sub-district of Cendana, District of Enrekang is the center of milch cattle farm in Enrekang’s district. Type of research which is used is descriptive quantitative research which is a type of research that aims to look at or describe the study variables without performing hypothesis testing. The variables which is described or explained is magnitude of revenue contribution of milch cattle business against total income of farmers dairy farmers household in sub-district of Cendana, district of Enrekang.

Based on research results, the average revenue contribution of milch cattle business against total income of farmers dairy farmers household in sub-district of Cendana, district of Enrekang ranged 79% - 89.3%. Based on this result we can conclude that the dairy cattle business in sub-district of Cendana district of Enrekang is main business. This is in accordance with opinion of Sodiq and Abidin’s (2002) the cattle business has become main business, while others such as farming and horticulture crops only as a sideline. High-income of farmers ranges from 70-100%. In general, revenue contribution of dairy cattle business in sub-district of Cendana, district of Enrekang following (1) scale of 1-2 cattles with a ownership farming corn land which is 0.5 hectares contributed cattle business 79% (2) scale of 3-4 cattles with a ownership farming corn land which is 0.55 hectares contributed cattle business 83,9% (3) scale of 5-6 cattles with a ownership farming corn land which is 0,6125 hectares contributed cattle business 85,9% (4) scale of 7-8 cattles with a ownership farming corn land which is 1,15 hectares contributed cattle business 79.8%, (5) scale of 9-10 cattles with a ownership farming corn land which is 0.6 hectares contributed cattle business 87,8% (6) scale of 9-10 cattles with a ownership farming corn land which is 2 hectares contributed cattle business 89.3%.

Keywords: Income, Milch Cattle, Corn

vii

Page 8: Web viewkontribusi pendapatan usaha sapi perah terhadap total pendapatan rumah tangga petani peternak sapi perah di kecamatan cendana kabupaten enrekang

KATA PENGANTAR

Alhamdulillaahirabbil ‘Alamiin, sebagai salah satu bentuk kesadaran

vertikal, selaku insan dhaif layaknya kita menyatakan kesyukuran kepada sang

khalik Allah Azza Wajalla atas pancaran nur hidayah-Nya yang mengilhami

penulis dalam menyelesaikan skripsi berjudul “Kontribusi Pendapatan Usaha

Sapi Perah Terhadap Total Pendapatan Rumah Tangga Petani Peternak

Sapi Perah Di Kecamatan Cendan Kabupaten Enrekang”.

Dalam pelaksanaan penelitian hingga penyusunan skripsi ini terdapat

berbagai kendala yang dihadapi. Namun segala proses tersebut dapat dijalani

dengan bimbingan, arahan, dan dukungan dari berbagai pihak. Dengan

rampungnya salah satu syarat dalam menyelesaikan studi pada Program Studi

Sosial Ekonomi Peternakan ini penulis menghaturkan doa agar segala

kebahagiaan dan kemuliaan dilimpahkan kepada Ayahanda Mardan Madani

serta Ibunda Hj. Fatimah Marma dengan segala kasih sayang dan kesabarannya

memberikan dukungan baik moril, materil maupun doa restunya kepada penulis.

Tak lupa pula untuk adik - adikku Mifda Hilmiyah, Adam Dwi Putra,

Zulkarnaim, Darmawan Putra, dan Fitriany Putri yang selalu memberi ceria

yang tiada habisnya, dan memberikan motivasi dan masukan kepada penulis dari

viii

Page 9: Web viewkontribusi pendapatan usaha sapi perah terhadap total pendapatan rumah tangga petani peternak sapi perah di kecamatan cendana kabupaten enrekang

titik awal menapaki peternakan hingga titik akhir masa penyelesaian studi di

peternakan.

Penulis juga menghaturkan ucapan terima kasih yang setinggi-tingginya

dengan segala keikhlasan hati kepada :

1. Bapak Ir. Abd Hamid Hoddi, MS dan Ibu Dr. Sitti Nurani Sirajuddin,

S.Pt, M.Si selaku pembimbing yang senantiasa meluangkan waktu, tenaga dan

pikiran dalam mengarahkan penulis selama ini.

2. Bapak Dr. Syahdar Baba, S.Pt, M.Si, Ibu Ir. Veronica Sri Lestari, M.Ec

dan Ibu Ir. Martha B. Rombe, MP selaku penguji yang telah berkenan

mengarahkan dan memberi saran kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi

ini.

3. Bapak Ir. Abd Hamid Hoddi, MS selaku penasehat akademik selama penulis

menjalani keseharian sebagai mahasiswa dan motivator bagi saya.

4. Ibu Dr. Sitti Nurani Sirajuddin, S.Pt, M.Si selaku Ketua Jurusan Sosial

Ekonomi Peternakan dan seluruh bapak dan ibu dosen serta para staf jurusan

yang mewadahi penulis dalam menyelesaikan studinya.

5. Bapak Prof. Dr. Ir. H. Syamsuddin Hasan, M.Sc selaku Dekan Fakultas

Peternakan beserta seluruh Stake holder yang ada di tataran Fakultas

Peternakan yang telah banyak memberikan tuntunan selama proes belajar

penulis diperguruan tinggi.

6. Saudara seperjuangan mulai dari awal masuk ke Sosek sampai selesai All

Crew Danketsu 07 atas semangat, bantuan dan dorongannya kala penulis

membutuhkannya.

ix

Page 10: Web viewkontribusi pendapatan usaha sapi perah terhadap total pendapatan rumah tangga petani peternak sapi perah di kecamatan cendana kabupaten enrekang

7. Kakanda dan Adinda Crew Laboratorium Ternak Unggas Unhas yang

selalu memberi motivasi.

8. All Crew PK Identitas Unhas yang selalu memberi ceria yang tiada habisnya

dan masukan kepada penulis.

9. Semua pihak yang tidak sempat penulis sebutkan satu persatu yang telah

membantu dan mendukung hingga tugas akhir ini dapat terselesaikan.

Tahap demi tahap penulis lalui dengan izin Allah SWT serta dukungan

dan dorongan dari semua pihak sehingga skripsi dapat terselesaikan, segala upaya

dengan segala keterbatasan penulis yang telah dilalui memberikan banyak

pelajaran yang tak ternilai namun penulis sangat menyadari sepenuhnya bahwa

skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan dan penulis berharap dapat memberikan

manfaat bagi kita semua terutama diri pribadi penulis. Amin…

Makassar, Agustus 2012

Adi Saputra

x

Page 11: Web viewkontribusi pendapatan usaha sapi perah terhadap total pendapatan rumah tangga petani peternak sapi perah di kecamatan cendana kabupaten enrekang

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL.............................................................................. i

HALAMAN JUDUL................................................................................. ii

PERNYATAAN KEASLIAN................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN................................................................... iv

ABSTRAK................................................................................................. v

KATA PENGANTAR............................................................................... vii

DAFTAR ISI.............................................................................................. x

DAFTAR TABEL..................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN............................................................................. xiv

PENDAHULUAN

Latar Belakang...................................................................................... 1

Rumusan Masalah................................................................................. 3

Tujuan Penelitian.................................................................................. 3

Kegunaan Penelitian............................................................................ 4

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Sapi Perah ........................................................... 5

B. Tinjauan Umum Susu .................................................................... 5

C. Tinjauan Umum Produksi .............................................................. 6

D. Biaya Produksi................................................................................ 9

E. Pendapatan...................................................................................... 11

F. Kontribusi Usaha............................................................................ 12

xi

Page 12: Web viewkontribusi pendapatan usaha sapi perah terhadap total pendapatan rumah tangga petani peternak sapi perah di kecamatan cendana kabupaten enrekang

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat................................................................................ 14

Jenis Penelitian...................................................................................... 14

Populasi dan Sampel............................................................................. 14

Metode Pengumpulan Data................................................................... 15

Jenis dan Sumber Data.......................................................................... 16

Analisa Data.......................................................................................... 16

Konsep Operasional.............................................................................. 18

KEADAAN UMUM RESPONDEN

A. Umur............................................................................................... 20

B. Jenis Kelamin ................................................................................. 21

C. Pendidikan ...................................................................................... 21

D. Pengalaman Kerja .......................................................................... 22

E. Kepemilikan Ternak Sapi Perah .................................................... 23

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. Pendapatan Usaha Sapi Perah .......................................................... 25

A. Penerimaan Usaha Sapi Perah........................................................ 25

B. Biaya Usaha Sapi Perah ................................................................. 25

a). Biaya Produksi Usaha Sapi Perah ............................................. 25

b). Biaya Variabel .......................................................................... 27

c). Biaya Tetap ............................................................................... 28

d). Total Biaya ............................................................................... 30

C. Pendapatan Usaha Sapi Perah ........................................................ 31

II. Pendapatan Usaha Tani Jagung ........................................................ 32

A. Penerimaan Usaha Tani Jagung ..................................................... 32

B. Biaya Usaha Tani Jagung ............................................................... 33

C. Pendapatan Usaha Tani Jagung ...................................................... 34

xii

Page 13: Web viewkontribusi pendapatan usaha sapi perah terhadap total pendapatan rumah tangga petani peternak sapi perah di kecamatan cendana kabupaten enrekang

III. Total Pendapatan Rumah Tangga Petani Peterna Sapi Perah ......... 35

IV. Kontribusi Pendapatan Usaha Sapi Perah Terhadap Total Pendapatan

Petani Peternak Sapi Perah ............................................................ 36

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan........................................................................................... 38

Saran .................................................................................................... 38

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 40

BIOGRAFI PENULIS ....................................................................................... 42

xiii

Page 14: Web viewkontribusi pendapatan usaha sapi perah terhadap total pendapatan rumah tangga petani peternak sapi perah di kecamatan cendana kabupaten enrekang

DAFTAR TABEL

No Halaman

Teks

1. Klasifikasi Responden Berdasarkan tingkatan Umur.......................... 20

2. Klasifikasi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin........................... 21

3. Klasifikasi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan .................. 22

4. Klasifikasi Responden Berdasarkan Tingkat Pengalaman Kerja ..... 22

5. Klasifikasi Responden Berdasarkan Jumlah Kepemilikan Ternak .. 23

6. Rata-rata Penerimaan, Harga, Jumlah Produksi Susu, dan Jumlah Ternak Yang Terjual.......................................................................... 26

7. Rata-rata Komponen Biaya Variabel Usaha Sapi Perah ..................... 27

8. Rata-rata Komponen Biaya Tetap Usaha Sapi Perah........................... 29

9. Biaya Total Usaha Sapi Perah ................................................................ 30

10. Pendapatan Usaha Sapi Perah............................................................ 31

11. Penerimaan Usaha Tani Jagung ............................................................. 33

12. Biaya Total Usaha Tani Jagung ............................................................. 34

10. Pendapatan Usaha Tani Jagung .................................................................. 35

11. Total Pendapatan Rumah Tangga Petani Peternak Sapi Perah ......... 36

12. Kontribusi Pendapatan Usaha Sapi Perah Terhadap Total Pendapatan Rumah Tangga Petani Peternak Sapi Perah ............................................... 36

xiv

Page 15: Web viewkontribusi pendapatan usaha sapi perah terhadap total pendapatan rumah tangga petani peternak sapi perah di kecamatan cendana kabupaten enrekang

DAFTAR LAMPIRAN

No Halaman

Teks

1. Identitas Responden Petani Peternak Sapi Perah ................................. 42

2. Data Populasi Sapi Perah Di Kec. Cendana Kab. Enrekang ............... 43

3. Data Produksi Susu Selama 2 Bulan Penelitian ................................... 47

 4. Penerimaan Usaha Sapi Perah ................................................................ 48

5. Biaya Variabel Usaha Sapi Perah .......................................................... 50

 6. Biaya Tetap Usaha Sapi Perah................................................................ 52

7. Total Biaya Usaha Sapi Perah ................................................................ 54

8. Pendapatan Usaha Sapi Perah .......................................................... 56

9. Penerimaan Usaha Tani Jagung ....................................................... 58

10. Biaya Bibit Usaha Tani Jagung ........................................................ 60

11. Biaya Pupuk Usaha Tani Jagung ..................................................... 62

12. Biaya Pestisida Usaha Tani Jagung ................................................. 64

13. Biaya Tanam dan Pasca Penan Usaha Tani Jagung ......................... 66

14. Biaya PBB Usaha Tani Jagung ........................................................ 68

15. Biaya Penyusutan Peralatan Usaha Tani Jagung ............................. 70

16. Total Biaya Usaha Tani Jagung ....................................................... 72

17. Pendapatan Usaha Tani Jagung ....................................................... 74

18. Total Pendapatan Rumah Tangga Petani Peternak Sapi Perah ........ 76

19. Kontribusi Pendapatan Usaha Sapi Perah ........................................ 78

20. Perhitrungan Kontribusi Pendapatan Usaha Sapi Perah .................. 80xv

Page 16: Web viewkontribusi pendapatan usaha sapi perah terhadap total pendapatan rumah tangga petani peternak sapi perah di kecamatan cendana kabupaten enrekang

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Usaha sapi perah adalah salah satu usaha yang sangat menjanjikan dan

peluangnya masih terbuka secara luas. Dukungan pemerintah untuk mencerdaskan

bangsa yaitu dengan adanya gerakan minum susu secara nasional yang telah mulai

dijalankan di beberapa daerah adalah salah satu faktor yang turut menunjang

usaha sapi perah sebagai salah satu usaha yang perlu dikembangkan.

Usaha sapi perah di Indonesia masih berupa usaha peternakan rakyat, ini

dapat terlihat dari jumlah kepemilikan sapi berkisar antara dua sampai empat ekor.

Hal ini dikarenakan keterbatasan informasi dan hasil penelitian tentang potensi

usaha sapi perah yang bernilai profitable serta potensi wilayah dan strategi

pengembangan di Indonesia menyebabkan para investor tidak melirik usaha

peternakan sapi perah ini dan dampaknya secara tidak langsung adalah kurangnya

penyediaan modal untuk pengembangan peternakan sapi perah tersebut.

Kabupaten Enrekang khususnya Kecamatan Cendana, merupakan salah

satu pusat peternakan sapi perah. Berdasarkan data Disnakin (2011), Kecamatan

Cendana merupakan kecamatan yang paling banyak populasi sapi perah di

Kabupaten Enrekang sebanyak 686 ekor, selanjutnya Kecamatan Anggeraja 242

ekor, Kecamatan Enrekang 174 ekor, Kecamatan Alla 143 ekor, Kecamatan

Baraka 68 ekor, Kecamatan Curio 40 ekor, Kecamatan Masalle 33 ekor,

Kecamatan Buntu batu 19 ekor, Kecamatan Maiwa 5 ekor dan Kecamatan Malua

3 ekor.

xvi

Page 17: Web viewkontribusi pendapatan usaha sapi perah terhadap total pendapatan rumah tangga petani peternak sapi perah di kecamatan cendana kabupaten enrekang

Berdasarkan hasil survei penulis tahun 2012 yang telah dilakukan

diperoleh data jumlah petani peternak yang berusaha sapi perah di Kecamatan

Cendana Kabupaten Enrekang yaitu sebanyak 99 orang yang tersebar di 5 Desa

yaitu Desa Pinang, Desa Cendana, Desa Pundi, Desa Lebang dan Desa Karrang.

Meskipun potensi dan prospek pengembangan usaha sapi perah di

Kabupaten Enrekang, khususnya di Kecamatan Cendana cukup besar tetapi usaha

ini masih mengalami berbagai kendala yang memungkinkan para petani peternak

usaha sapi perah tersebut tidak dikembangkan secara optimal. Berdasarkan hasil

survei penulis, ditemukan berbagai kendala, seperti pakan berupa dedak dan

konsentrat yang sulit didapatkan, harga dedak yang relatif mahal, kurangnya

pengetahuan petani peternak dalam manajemen pemeliharan sapi perah, dan

penurunan produksi susu yang berdampak pada penurunan pendapatan petani

peternak sapi perah.

Berdasarkan data Disnakin (2012) terjadi penurunan produksi susu dari

bulan Januari 2011 sampai dengan bulan Februari 2012 sebesar 55,85 % dari

jumlah produksi pada bulan Januari 2011 sebesar 564 ltr/hari menjadi 315 ltr/hari

pada bulan Februari 2012.

Selain itu usaha sapi perah masih murupakan usaha sambilan dibanding

dengan usaha pertanian, ini dikarenakan peternak sapi perah tidak hanya terfokus

pada usaha sapi perah saja tetapi juga terfokus pada usaha pertanian yang

berdampak pada perkembangan dari usaha sapi perah tersebut yang secara

langsung berpengaruh pada besar kecilnya kontribusi usaha sapi perah terhadap

xvii

Page 18: Web viewkontribusi pendapatan usaha sapi perah terhadap total pendapatan rumah tangga petani peternak sapi perah di kecamatan cendana kabupaten enrekang

total pendapatan petani peternak yang ada di Kecamatan Cendana, Kabupaten

Enrekang.

Meskipun demikian untuk menopang kebutuhan hidupnya tidak terfokus

pada satu pekerjaan saja, akan tetapi petani peternak sapi perah di Kecamatan

Cendana Kabupaten Enrekang memiliki pekerjaan pokok sebagai petani dan

peternak

Berdasarkan pada latar belakang tersebut maka dilakukan penelitian

tentang “Kontribusi Pendapatan Usaha Sapi Perah Terhadap Total Pendapatan

Rumah Tangga Petani Peternak Sapi Perah di Kecamatan Cendana Kabupaten

Enrekang”

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah : Seberapa besar kontribusi

usaha sapi perah terhadap total pendapatan rumah tangga petani peternak sapi

perah di Kecamatan Cendana, Kabupaten Enrekang?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kontribusi usaha

pendapatan usaha sapi perah terhadap total pendapatan rumah tangga petani

peternak di kecamatan Cendana kabupaten Enrekang.

xviii

Page 19: Web viewkontribusi pendapatan usaha sapi perah terhadap total pendapatan rumah tangga petani peternak sapi perah di kecamatan cendana kabupaten enrekang

D. Kegunaan Penelitian

1. Sebagai bahan informasi dan masukan bagi para petani peternak sapi perah

dalam pengembangan usaha sapi perah di Kabupaten Enrekang

2. Sebagai bahan masukan bagi pihak pemerintah dalam upaya pengembangan

produksi dangke di Kabupaten Enrekang.

3. Sebagai bahan referensi untuk penelitian-penilitian selanjutnya.

xix

Page 20: Web viewkontribusi pendapatan usaha sapi perah terhadap total pendapatan rumah tangga petani peternak sapi perah di kecamatan cendana kabupaten enrekang

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Sapi Perah

Menurut Dinas Peternakan (Disnak) Jabar (2005) secara garis besar,

bangsa-bangsa sapi (Bos) yang terdapat di dunia ada dua, yaitu (1) kelompok yang

berasal dari sapi Zebu (Bos indicus) atau jenis sapi yang berpunuk, yang berasal

dan tersebar di daerah tropis serta (2) kelompok dari Bos primigenius, yang

tersebar di daerah sub tropis atau lebih dikenal dengan Bos Taurus.

Jenis sapi perah yang unggul dan paling banyak dipelihara adalah sapi

Shorhorn (dari Inggris), Friesian Holstein (dari Belanda), Yersey (dari selat

Channel antara Inggris dan Perancis), Brown Swiss (dari Switzerland), Red

Danish (dari Denmark) dan Droughtmaster (dari Australia) (Disnak Jabar, 2005).

Menurut Ahira (2010), mengatakan bahwa jenis sapi perah yang paling

sesuai dibudidayakan di Indonesia adalah Friesian Holstein (FH) dengan ciri-ciri

sebagai berikut : bulu berwarna putih dengan bercak hitam, berat badan sapi

betina dewasa mencapai 625 kg sedangkan berat sapi jantan mencapai 900 kg,

sapi betina berprilaku tenang dan jinak, lambat mencapai dewasa kelamin dan

dapat dikawinkan pertama pada umur 15 – 18 bulan, produksi susu relatif tinggi

daripada jenis sapi perah yang lain.

B. Tinjauan Umum Susu

Susu merupakan produk asal ternak yang memiliki kandungan gizi yang

tinggi. Kandungan yang ada didalamnya seperti protein, karbohidrat, lemak,

vitamin dan mineral dibutuhkan untuk pembentukan jaringan tubuh, sumber

protein, energy dan aktivitas sel-sel dalam tubuh. Susu dapat dihasilkan dari

xx

Page 21: Web viewkontribusi pendapatan usaha sapi perah terhadap total pendapatan rumah tangga petani peternak sapi perah di kecamatan cendana kabupaten enrekang

ternak yang diperah. Saat ini, ternak yang dapat menghasilkan susu untuk

dikonsumsi oleh manusia hampir semuanya berasal dari ternak sapi dan kambing

perah. Susu dari sapi perah harganya lebih murah dan kuantitas dipasaran lebih

banyak dibandingkan susu dari ternak kambing (Priyono, 2009).

Dalam SK Dirjen Peternakan No. 17 Tahun 1983, dijelaskan definisi susu

adalah susu sapi yang meliputi susu segar, susu murni, susu pasteurisasi, dan susu

sterilisasi. Susu segar adalah susu murni yang tidak mengalami proses pemanasan.

Susu murni adalah cairan yang berasal dari ambing sapi sehat. Susu murni

diperoleh dengan cara pemerahan yang benar, tanpa mengurangi atau menambah

sesuatu komponen atau bahan lain.

Air susu merupakan bahan makanan yang istimewa bagi manusia karena

kelezatan dan komposisinya yang ideal selain air susu mengandung semua zat

yang dibutuhkan oleh tubuh, semua zat makanan yang terkandung didalam air

susu dapat diserap oleh darah dan dimanfaatkan oleh tubuh (Saleh, 2004).

C. Tinjauan Umum Produksi

Produksi agribisnis dapat diartikan sebagai seperangkat prosedur dan

kegiatan yang terjadi dalam penciptaan produk (produk usaha pertanian,

perikanan, peternakan, kehutanan, dan hasil olahan produk-produk tersebut).

Berdasarkan hal tersebut, manajemen agribisnis dapat diartikan sebagai

seperangkat keputusan untuk mendukung proses produksi agribisnis, mulai dari

keputusan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan,

pengendalian dan evaluasi produksi (Sai’d dan Intan, 2002).

xxi

Page 22: Web viewkontribusi pendapatan usaha sapi perah terhadap total pendapatan rumah tangga petani peternak sapi perah di kecamatan cendana kabupaten enrekang

Menurut Sukirno (2004) teori produksi merupakan ilmu yang mempelajari

tentang tingkah laku produsen dalam rangka mencapai produksi maksimum suatu

usaha, untuk mencapai usaha itu produsen menggunakan prinsip ekonomi yaitu

dengan meminimumkan biaya untuk memperoleh profit yang maksimum. Konsep

dasar teori produksi adalah bahwa setiap produsen selalu berusaha melakukan

produksi secara efisien (biaya rendah) untuk tingkat output dengan dosis input

tertentu.

Soekartawi (1995) juga mengemukakan bahwa fungsi produksi dapat

dinyatakan dalam bentuk fungsi sebagai berikut :

Q = f (K, L, R, T)

Dimana :K = ModalL = Tenaga KerjaR = Kekayaan AlamT = TeknologiQ = Jumlah Produksi yang dihasilkan oleh berbagai jenis factor produksi

secara bersama-sama digunakan untuk memproduksi barang-barang

yang sedang dianalisis sifat produksinya.

Persamaan tersebut merupakan gambaran sederhana yang bersifat umum

mengenai kaitan antara faktor-faktor produksi dan jumlah produksi, sedangkan

didalam ilmu ekonomi fungsi produksi adalah suatu fungsi yang menyatakan

hubungan antara hasil produksi fisik (output) dengan factor-faktor produksi

(input).

Dengan persamaan metematis sebagai berikut :

Y = f (X1,X2……Xn)

xxii

Page 23: Web viewkontribusi pendapatan usaha sapi perah terhadap total pendapatan rumah tangga petani peternak sapi perah di kecamatan cendana kabupaten enrekang

Dimana :

Y = Hasil Produksi Fisik

X1…Xn = Faktor-faktor Produksi

Berdasarkan persamaan fungsi tersebut dapat disimpulkan bahwa fungsi

produksi menjelaskan adanya hubungan matematis antara sejumlah produksi

tertentu dengan input-input (faktor produksi) yang dihasilkan dalam suatu proses

produksi.

Faktor-faktor produksi adalah suatu usaha mengkombinasikan beberapa

faktor produksi (input) dengan tingkat teknologi tertentu untuk menghasilkan

sejumlah produksi (output) tertentu dengan seefisien mungkin dengan maksud

menciptakan manfaat untuk kebutuhan manusia.

Berdasarkan penggunaannya di dalam suatu proses produksi, maka faktor-

faktor produksi dapat dikategorikan ke dalam dua macam yaitu :

1. Faktor produksi yang penggunaannya hanya satu sekali digunakan di

dalam proses produksi, misalnya modal dapat dalam bentuk pupuk, obat-

obatan dan bibit.

2. Faktor produksi yang penggunaannya adalah lebih dari satu kali digunakan

dalam proses produksi, misalnya tanah dan tenaga kerja.

Wahyu (1990) mengemukakan pula bahwa mulanya manusia berusaha

menghasilkan suatu barang hanya dengan menggunakan dua jenis faktor produksi

yaitu alam dan tenaga kerja. Perkembangan taraf kecerdasan manusia meciptakan

alat-alat dalam ilmu ekonomi disebut modal. Sumber daya atau factor produksi

terbatas diperlukan keahlian manusia untuk mengatur faktor-faktor produksi.

xxiii

Page 24: Web viewkontribusi pendapatan usaha sapi perah terhadap total pendapatan rumah tangga petani peternak sapi perah di kecamatan cendana kabupaten enrekang

E. Biaya Produksi

Biaya merupakan dasar dalam penentuan harga, sebab suatu tingkat harga

yang tidak dapat menutupi biaya akan mengalami kerugian. Sebaliknya, apabila

suatu tingkat harga melebihi semua biaya, baik biaya produksi, biaya operasi,

maupun biaya non operasi akan menghasilkan keuntungan. Selanjutnya dikatakan

bahwa biaya variabel adalah biaya berubah-ubah disebabkan karena adanya

perubahan jumlah hasil. Biaya tetap adalah biaya-biaya yang tidak berubah-ubah

(konstan) untuk setiap tingkatan atau hasil yang diproduksi. Biaya total adalah

merupakan seluruh biaya yang akan dikeluarkan oleh perusahaan atau dengan kata

lain biaya total ini merupakan jumlah dari biaya variabel dan biaya tetap (Swastha

dan Sukotjo, 1997).

Jenis dan perilaku biaya merupakan elemen-elemen kunci dalam proses

penganggaran, terutama menyangkut apa yang menjadi tanggung jawab manajer.

Biaya dapat dipecahkan ke dalam : (1) biaya variabel, yaitu biaya yang dapat

berubah-ubah secara langsung dengan tingkat aktivitas yang ada, misalnya

konpensasi penjualan menurut komisi langsung. (2) biaya semi variabel, yaitu

biaya yang bervariasi menurut tingkat aktivitas yang ada tetapi tidak dalam

promosi langsung. (3) biaya tetap, yaitu biaya yang tidak terpengaruh oleh

perubahan aktivitas tetapi bersifat konstan selam priode tertentu (Swastha, 2001).

Selanjutnya soekartawi (1995) yang menyatakan bahwa biaya usaha tani

diklasifikasikan menjadi dua yaitu biaya tetap (fixed cost) adalah biaya yang

relatif tetap jumlahnya dan terus dikeluarkan walaupun produksi yang diperoleh

banyak ataupun sedikit. Jadi besarnya biaya tetap ini tidak tergangtung pada besar

xxiv

Page 25: Web viewkontribusi pendapatan usaha sapi perah terhadap total pendapatan rumah tangga petani peternak sapi perah di kecamatan cendana kabupaten enrekang

kecilnya produksi, contohnya pajak. Biaya variabel (variable cost) adalah biaya

yang besar kecilnya dipengaruhi oleh produksi yang diperoleh, contohnya biaya

untuk sarana produksi.

Biaya tetap adalah biaya yang tdak tergantung pada kesibukkan

perusahaan atau denga kata lain biya yang tidak tergantung pada penggunaan

kapasitas perusahaan, jadi tetap atau manfaat biaya ini tidak berubah oleh adanya

perubahan-perubahan pada kapasitas perusahaan atau pabrik. Biaya variabel

(biaya perubah) yaitu biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh faktor produksi

yang dapat berubah mengikuti besar kecilnya produksi dengan berbagai cara

(Soekartawi, 1995).

Pencatatan perlu dilakukan untuk dua pos besar, yaitu pos pengeluaran

atau biaya dan pos pendapatan. Pengeluaran atau biaya dibagi menjadi dua yaitu :

(1)biaya tetap (fixed cost), diartikan sebagai biaya yang besarnya tetap, walaupun

hasil produksinya berubah sampai batas tentu. (2) biaya variabel (variable cost)

adalah biaya yang jumlahnya berubahjika hasil produksinya berubah. Termasuk

dalam biaya ini adalah biaya pembelian bibit, biaya obat-obatan, dan tenaga kerja.

Lebih lanjut dijelaskan bahwa diluar biaya tersebut, perlu juga perhitungan biaya-

biaya pada usaha tani tradisioanal tidak perna diperhitungkan, misalnya

perhitungan gaji tenaga kerja dari anggota keluarga, bunga modal, dan biaya

penyusutan (Sodiq dan Abidin, 2001)

xxv

Page 26: Web viewkontribusi pendapatan usaha sapi perah terhadap total pendapatan rumah tangga petani peternak sapi perah di kecamatan cendana kabupaten enrekang

F. Pendapatan

Soekartawi (1995) menyatakan bahwa penerimaan adalah perkalian antara

produksi yang diperoleh dengan harga jual. Sedangkan pendapatan (keuntungan)

adalah selisi anatara penerimaan dengan semua biaya dengan rumus π = TR – TC

dimana π adalah pendapatan, TR adalah penerimaan dan TC adalah total biaya.

Selanjutnya dikatakan, bahwa penerimaan diperoleh dari produksi fisik dikali

dengan harga produksi. Total pendapatan bersih diperoleh dari total penerimaan

dikurangi denga total biaya dalam suatu proses produksi.

Dalam menaksir pendapatan kotor petani semua komponen produksi yang

tidak dijual harus dinilai berdasarkan harga pasar, sehimgga pendapatan kotor

petani dihitung sebagai penjualan ditambah nilai produk yang digunakan untuk

konsumsi rumah tangga atau dengan kata lain pendapatan kotor usaha tani (gross

farm income) adalah nilai produk total usaha tani dalam jangka waktu tertentu,

baik yang dijual maupun yang tidak dijual. Sedangkan pendapatan bersih usaha

tani (net farm income) adalah selisih antara pendapatan kotor usaha tani dengan

pengeluaran total usaha tani. Dikatakan pula total pendapatan diperoleh dari total

penerimaan dikurangai dengan total biaya dalam suatu proses produksi

(Soekartawi, dkk, 1995).

Daniel (2004) menyatakan bahwa pada setiap akhir panen petani akan

menghitung berupa hasil buto yang diperolehnya. Semuanya kemudian dinilai

dengan uang. Tetapi tidak semuanya hasil ini diterima petani. Hasil itu akan

dikurangi dengan biaya-biaya yang dikeluarkannya untuk biaya usaha tani seperti

bibit, pupuk, obat-obatan, biaya pengolahan tanah, upah menanam, upah

xxvi

Page 27: Web viewkontribusi pendapatan usaha sapi perah terhadap total pendapatan rumah tangga petani peternak sapi perah di kecamatan cendana kabupaten enrekang

membersihkan rumput, dan biaya panenan yang biasanya berupa bagi hasil (in

natura). Setelah biaya tersebut dikurangkan barulah petani memperoleh apa yang

disebutkan hasil bersih atau keuntungan.

G. Kontribusi Usaha

Sodiq dan Abadin (2002) mengemukakan bahwa lebih dari 90% usaha

peternakan di Indonesia merupakan usaha peternakan rakyat. Pada masa-masa

mendatang, diharapkan terjadi pergeseran skala dan tipe usaha peternakan rakyat

kearah industri peternak, usaha diklasifikasikan sebagai berikut :

1. Usaha sambilan

Tingkat pendapatan petani dan usahanya tidak lebih tinggi dari 30 % total

pendapatannya. Usaha peternakan dilakukan sambil lalu, disamping usaha

pertanian bahan pangan. Tujuan pemeliharaan adalah untuk mencukupi

kebutuhan sendiri (subsistence). Usaha sambilan ini yang menjadi tulang-

tulang punggung penyediaan komoditi peternakan di tanah air, yang

presentasenya mencapai 90 %.

2. Cabang Usaha

Pada klasifikasi ini, petani mengusaha pertanian campuran (mixed

farming) dengan usaha ternak sebagai cabang usaha taninya. Pendapatan

petani berkisar antara 30-70% dari total pendapatan usaha tani

keseluruhan.

3. Usaha Pokok

xxvii

Page 28: Web viewkontribusi pendapatan usaha sapi perah terhadap total pendapatan rumah tangga petani peternak sapi perah di kecamatan cendana kabupaten enrekang

Usaha ternak sudah menjadi usaha pokok, sedangkan usaha tani lainnya

seperti tanaman pangan dan holtikultura hanya sebagai sambilan. Tinggi

pendapatan petani berkisar 70-100%.

4. Usaha Industri

Sebagai usaha industry dengan orentasi bisnis, usaha peternakan sudah

menjadi usaha pemeliharaan ternak dengan komoditas ternak terpilih

(specialized farming) dan tingkat pendatan mencapai 100%.

xxviii

Page 29: Web viewkontribusi pendapatan usaha sapi perah terhadap total pendapatan rumah tangga petani peternak sapi perah di kecamatan cendana kabupaten enrekang

BAB IIIMETODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan selama dua bulan terhitung dari tanggal 01

Maret 2012 sampai dengan 01 Mei 2012 di Kecamatan Cendana Kabupaten

Enrekang Sulawesi Selatan. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja

(purposive) dengan pertimbangan bahwa Kecamatan Cendana Kabupaten

Enrekang merupakan sentra peternakan sapi perah di Kabupaten Enrekang.

B. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian kuantitatif deskriptif yaitu

suatu jenis penelitian yang bertujuan melihat atau menggambarkan variabel

penelitian tanpa melakukan pengujian hipotesis. Adapun variabel yang akan

digambarkan atau dijelaskan adalah besarnya kontribusi pendapatan usaha sapi

perah terhadap total pendapatan rumah tangga petani peternak sapi perah di

Kecamatan Cendana Kabupaten Enrekang.

C. Populasi Dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan petani peternak yang melakukan atau

menggeluti usaha sapi perah dan usaha tani jagung di Kecamatan Cendana

Kabupaten Enrekang. Adapun jumlah peternak yang melakukan usaha tersebut

yaitu sebanyak 99 orang peternak yang tersebar di 5 Desa.

Sampel adalah sebagian dari populasi yang dijadikan sebagai sumber data

atau informasi. Adapun jumlah sampel yang digunkan yaitu 30 orang peternak.

Penentuan jumlah sampel tersebut dengan pertimbangan tertentu, misalnya

peternak yang berprofesi sebagi petani jagung. Hal ini sesuai dengan pendapat

xxix

Page 30: Web viewkontribusi pendapatan usaha sapi perah terhadap total pendapatan rumah tangga petani peternak sapi perah di kecamatan cendana kabupaten enrekang

Sugiyono (2010) yang menyatakan bahwa sampling proposive adalah teknik

penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.

Skala usaha yang digunakan berdasarkan jumlah kepemilikan ternak mulai

dari nilai terkecil sampai dengan nilai terbesar yaitu terbagi atas 6 kelas dengan

panjang kelas 2. yaitu skala usaha I dengan jumlah ternak 1 – 2 ekor, skala usaha

II dengan jumlah ternak 3- 4 ekor, skala usaha III dengan jumlah ternak 5 – 6

ekor, skala usaha IV dengan jumlah ternak 7 – 8 ekor, skala usaha V dengan

jumlah ternak 9 – 10 ekor, dan skala usaha VI dengan jumlah ternak 11 – 12 ekor.

Penentuan skala usaha menggunakan rumus :

P = R K

Dimana P = Panjang kelas R = Rentang K = Banyak Kelas

K = 1 + 3,3 Log n N = (30) D. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini yaitu :

a. Observasi, yaitu pengumpulan data yang dilakukan melalui pengamatan

langsung terhadap lokasi penelitian, dalam hal ini unit usaha sapi perah dan

usaha pengolahan dangke di Kecamatan Cendana, Kabupaten Enrekang.

Adapun objek yang diobservasi yaitu aktivitas usaha sapi perah dan usaha

produksi jagung di lokasi tersebut.

b. Wawancara, yaitu pengumpulan data melalui tanya jawab dengan responden

dalam hal ini petani peternak usaha sapi perah di Kecamatan Cendana,

xxx

Page 31: Web viewkontribusi pendapatan usaha sapi perah terhadap total pendapatan rumah tangga petani peternak sapi perah di kecamatan cendana kabupaten enrekang

Kabupaten Enrekang. Untuk memudahkan pengumpulan data dalam

wawancara ini digunakan daftar pertanyaan atau kusioner.

E. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan yaitu :

Data kuantitatif, yaitu data yang berupa angka-angka meliputi jumlah

kepemilikan ternak sapi, jumlah produksi susu segar, jumlah produksi jagung,

tenaga kerja, harga jual dan lain sebagainya.

Adapun sumber data yang digunakan pada penelitian ini adalah :

1. Data Primer yaitu data yang bersumber dari hasil wawancara langsung dengan

pihak petani peternak usaha sapi perah meliputi jumlah kepemilikan ternak

sapi, produksi susu segar, produksi jagung, tenaga kerja, harga jual dan lain

sebagainya.

2. Data Sekunder yaitu data yang diperoleh dari laporan-laporan atau dokumen,

data pusat statistik, yang meliputi gambaran umum lokasi penelitian.

F. Analisa Data

Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik

deskriptif berupa tabel untuk menggambarkan kontribusi usaha sapi perah.

Adapun Analisa data yang digunakan untuk mengetahui kontribusi pendapatan

usaha sapi perah terhadap total pendapat rumah tangga petani peternak sapi perah

di Kecamtan Cendana, Kabupaten Enrekang adalah sebagia berikut :

xxxi

Page 32: Web viewkontribusi pendapatan usaha sapi perah terhadap total pendapatan rumah tangga petani peternak sapi perah di kecamatan cendana kabupaten enrekang

Untuk mengetahui pendapatan usaha sapi perah, dan usaha tani jagung

digunakan rumus sebagai berikut:

π = TR – TC (Soekartawi, 1995)

dimana π = Pendapatan (Rp/bln)

TR = Total Penerimaan (Rp/bln)

TC = Total Biaya (Rp/bln)

TR = P x Q

Dimana P = Price (Harga(Rp))

Q = Quantity (Produksi)

TC = Biaya Variabel + Biaya Tetap

a. Untuk mengetahui total pendapatan rumah tangga petani peternak digunakan

rumus sebagai berikut :

Total pendapatan = pendapatan usaha sapi perah + pendapatan dari usaha

Tani jagung

b. Untuk mengetahui kontribusi pendapatan usaha sapi perah digunakan rumus

persentase (Soekartawi, 1995) yang diidentifikasikan sebagai berikut :

Kontribusi (%) = Pendapatan usaha sapi perah x 100%Total pendapatan rumah tangga (usaha tani jagung + usaha sapi perah)

xxxii

Page 33: Web viewkontribusi pendapatan usaha sapi perah terhadap total pendapatan rumah tangga petani peternak sapi perah di kecamatan cendana kabupaten enrekang

G. Konsep Operasional

a. Usaha tani adalah suatu usaha yang digeluti di bidang pertanian seperti jagung

dan ternak.

b. Penerimaan usaha sapi perah adalah jumlah produksi susu dan jumlah pedet /

sapi afkir yang terjual dikali dengan harga jual susu dan pedet/sapi afgir

(Rp/Thn/2 bulan)

c. Penerimaan usaha tani jagung adalah jumlah produksi jagung per musim dikali

harga jual jagung (Rp/2 bulan)

d. Pendapatan usaha sapi perah adalah total penghasilan yang diperoleh petani

peternak sapi perah dari usaha sapi perah setelah dikurangi total biaya produksi

yang dikeluarkan (Rp/2 bulan).

e. Pendapatan usaha tani jagung adalah total penghasilan yang diperoleh petani

peternak setelah dikurangi total biaya produksi yang dikeluarkan (Rp/2 Bln)

f. Pendapatan total rumah tangga adalah total penghasilan yang diperoleh petani

peternak sapi perah yang berasal dari usaha sapi perah ditambah dengan

pendapatan usaha tani jagung (Rp/2 bulan).

g. Biaya produksi usaha sapi perah adalah total biaya yang dikeluarkan petani

peternak sapi perah terdiri atas biaya tetap dan biaya variabel (Rp/2 bulan).

h. Biaya tetap usaha sapi perah adalah biaya yang besarnya tidak dipengaruhi

oleh jumlah yang terdiri atas biaya penyusutan kandang dan peralatan, dan

biaya tenaga kerja (Rp/bulan)

xxxiii

Page 34: Web viewkontribusi pendapatan usaha sapi perah terhadap total pendapatan rumah tangga petani peternak sapi perah di kecamatan cendana kabupaten enrekang

i. Biaya variabel usaha sapi perah dan adalah biaya yang besarnya dipengaruhi

oleh biaya produksi yang terdiri atas biaya pakan, vitamin dan obat – obatan

(Rp/2 bulan)

j. Biaya produksi usaha tani jagung adalah total biaya yang dikeluarkan petani

peternak sapi perah terdiri atas biaya tetap dan biaya variabel (Rp/2 bln).

k. Biaya tetap usaha tani jagung adalah biaya yang besarnya tidak dipengaruhi

oleh jumlah yang dangke yang diproduksi terdiri atas biaya penyusutan

peralatan dan biaya PBB (Rp/2 bln)

l. Biaya variabel usaha tani jugung dan adalah biaya yang besarnya dipengaruhi

oleh biaya produksi yang terdiri atas biaya bibit , biaya pupuk , biaya tanam

dan pasca panen, dan biaya pestisida (Rp/2 bln)

m. Kontribusi pendapatan usaha sapi perah adalah persentase sumbangan

pendapatan usaha sapi perah terhadap total pendapatan keluarga petani

peternak usaha sapi perah di Kecamatan Cendana Kabupaten Enrekang yang

dinyatakan dalam persentase.

xxxiv

Page 35: Web viewkontribusi pendapatan usaha sapi perah terhadap total pendapatan rumah tangga petani peternak sapi perah di kecamatan cendana kabupaten enrekang

BAB IVGAMBARAN UMUM RESPONDEN

A. Umur

Umur merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja

seseorang. Berdasarkan hal tersebut dikenal adanya umur produktif dan umur non

produktif. Umur produktif adalah umur dimana seseorang memiliki kemampuan

untuk menghasilkan produk maupun jasa. Adapun klasifikasi responden

berdasarkan umur petani peternak di Kecamatan Cendana, Kabupaten Enrekang

dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Klasifikasi Responden Berdasarkan Tingkatan Umur di Kecamatan Cendana, Kabupaten Enrekang.

No Umur (Tahun) Jumlah (Orang) Persentase (%)1 30 – 35 2 6,672 36 – 40 10 33,333 41 – 45 7 23,334 46 – 50 6 205 51 – 55 2 6,676 56 – 60 3 10

Jumlah 30 100%Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2012

Tabel 1. Menunjukkan bahwa umur responden berkisar antara 30 sampai

dengan 60 tahun. Sebagaian besar responden berumur 36 sampai dengan 40 tahun

yaitu sebanyak 10 orang atau 33,33% dari jumlah responden. Hal ini tentunya

berdampak positif pada pengolahan usaha tani mereka. Hal ini sesuai dengan

pendapat Daniel (2004) yang menyatakan bahwa penduduk yang berumur 15 – 64

tahun merupakan penduduk potensial yang dapat bekerja memproduksi barang

dan jasa.

xxxv

Page 36: Web viewkontribusi pendapatan usaha sapi perah terhadap total pendapatan rumah tangga petani peternak sapi perah di kecamatan cendana kabupaten enrekang

B. Jenis Kelamin

Faktor jenis kelamin dapat mempengaruhi seseorang dalam pemilihan

jenis pekerjaan yang akan digeluti. Adapun klasifikasi responden berdasarkan

jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Klasifikasi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di Kecamatan Cendana, Kabupaten Enrekang.

No Jenis Kelamin Jumlah (Orang) Persentase (%)1 Laki – laki 30 100%2 Perempuan 0 0%

Jumlah 30 100%Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2012

Tabel 2 Menunjukkan bahwa seluruh petani peternak di Kecamatan

Cendana Kabupaten Enrekang yang menjadi responden adalah yang berjenis

kelamin laki – laki yaitu sebanyak 30 orang (100%). Hal ini disebabkan karena

jenis pekerjaan beternak dan bertani sebagian besar hanya dilakukan kaum laki-

laki.

C. Pendidikan

Tingkatan pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

seseorang dalam mengelolah usaha yang digelutinya. Seseorang yang mempunyai

tingkat pendidikan yang tinggi dapat mengelolah usahanya secara efektif begitu

pula sebaliknya. Hal ini sesuai dengan pendapat Soekartawi (1995) yang

menyatakan bahwa pendidikan seseorang akan mempengaruhi pula dalam

menjalankan usaha secara efektif dan efisien. Tingkat pendidikan responden

petani peternak di Kecamatan Cendana, Kabupaten Enrekang dapat dilihat pada

Tabel 3.

xxxvi

Page 37: Web viewkontribusi pendapatan usaha sapi perah terhadap total pendapatan rumah tangga petani peternak sapi perah di kecamatan cendana kabupaten enrekang

Tabel 3. Klasifikasi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Kecamatan Cendana, Kabupaten Enrekang.

No Pendidikan Jumlah (Orang) Persentase (%)1 SD / Sederajat 9 302 SMP / Sederajat 6 203 SMA / Sederajat 14 46,674 S 1 1 3,33

Jumlah 30 100%Sumber : Data Primer Setelah Diolah 2012

Tabel 3 . Menunjukkan bahwa tingkat pendidikan respoden bervariasi

mulai dari Sekolah Dasar (SD) sampai Strata Satu. Sebagian responden memiliki

tingkat pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) sebanyak 14 orang atau 46,67

%, dan hanya 1 orang atau 3,33 % yang memiliki tingkat pendidikan Strata Satu.

Berdasarkan hal tersebut maka dapat dikatakan bahwa tingkat pendidikan yang

dimiliki responden masih rendah.

D. Pengalaman Kerja

Pengalaman dalam berternak dapat mempengaruhi seseorang dalam

menjalankan aktivitasnya dalam beternak. Seseorang yang telah lama berternak

maka dapat dikatakan sudah berpengalaman. Adapun klasifikasi responden

berdasakan tingkat pengalaman dalam berternak dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Keadaan Responden Berdasarkan Tingkat Pengalaman Kerja Di Kecamatan Cendana, Kabupaten Enrekang.

No Pengalaman (Tahun) Jumlah (Orang) Persentase (%)1 1 - 2 2 6,672345

3- 4 5 – 67 – 89 – 10

41047

13,3333,3313,3323,34

6 11 - 12 3 10Jumlah 30 100 %Sumber : Data Premir Setelah Diolah 2012

xxxvii

Page 38: Web viewkontribusi pendapatan usaha sapi perah terhadap total pendapatan rumah tangga petani peternak sapi perah di kecamatan cendana kabupaten enrekang

Tabel 4. Menunjukkan bahwa pengalaman responden cukup bervariasi

mulai dari 1 tahun sampai dengan 12 tahun. Jumlah responden terbanyak terdapat

pada pengalaman 5 – 6 tahun yaitu sebanyak 10 orang atau 33,33 % dan jumlah

responden terkecil pada pengalaman 1 - 2 tahun atau 6,67 %. Berdasarkan data

tersebut dapat dikatakan bahwa para petani peternak di Kecamatan Cendana,

Kabupaten Enrekang umumnya sudah cukup berpengalaman. Hal ini sesuai

dengan pendapat Nitisemito dan Burhan (2004) yang menyatakan bahwa semakin

banyak pengalaman semakin banyak pula pelajaran yang diperoleh di bidang

tersebut.

E. Kepemilikan Ternak Sapi Perah

Kepemilikan ternak adalah banyaknya ternak sapi perah yang dimiliki oleh

petani peternak sapi perah pada saat pengumpulan data penelitian. Banyaknya

jumlah ternak sapi perah yang dimiliki tersebut menunjukkan pula skala usaha

kepemilikan ternak sapi perah. Adapun jumlah kepemilikan ternak sapi perah

pada petani peternak sapi perah di Kecamatan Cendan, Kabupaten Enrekang dapat

dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Keadaan Responden Berdasarkan Kepemilikan Ternak Sapi Perah di Kecamatan Cendana, Kabupaten Enrekang.

No Jumlah Ternak (Ekor) Jumlah (Orang) Persentase (%)1 1 - 2 5 16,662 3 – 4 12 403 5 – 6 8 26,674 7 – 8 2 6,675 9 – 10 2 6,676 11 – 12 1 3,33

Jumlah 30 100%Sumber : Data Primer Setelah Diolah 2012.

xxxviii

Page 39: Web viewkontribusi pendapatan usaha sapi perah terhadap total pendapatan rumah tangga petani peternak sapi perah di kecamatan cendana kabupaten enrekang

Tabel 5. menunjukkan bahwa jumlah kepemilikan ternak berkisar antara 1

sampai dengan 12 ekor. Pada skala usaha 3 – 4 ekor terdapat 12 orang atau 40%

yang merupakan jumlah tertiggi. Jumlah responden terkecil ada pada skala usaha

11 – 12 sebanyak 1 orang atau 3,33%. Melihat kenyataan tersebut maka

berdasarka kepemilikan ternak dapat betdampak pada pendapatan yang diperoleh.

Hal ini sesuai dengan pendapat Ahira (2010) yang menyatakan bahwa pendapatan

yang diperoleh petani peternak sapi perah mengalami peningkatan seiring dengan

meningkatnya jumlah ternak yang dimiliki.

xxxix

Page 40: Web viewkontribusi pendapatan usaha sapi perah terhadap total pendapatan rumah tangga petani peternak sapi perah di kecamatan cendana kabupaten enrekang

BAB VIKESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dilakukan maka dapat

ditarik kesimpulan sebagai berikut :

Secara umum kontribusi pendapatan usaha sapi perah di Kecamatan

Cendana Kabupaten Enrekang sebagai berikut :

Pada skala usaha 1-2 ekor dengan luas kepemilikan lahan untuk usaha tani

jagung 0,5 Ha kontribusi usaha sapi sebesar 79 %.

Pada skala usaha 3-4 ekor dengan luas kepemilikan lahan untuk usaha tani

jagung 0,55 Ha kontribusi usaha sapi sebesar 83,9 %.

Pada skala usaha 5-6 ekor dengan luas kepemilikan lahan untuk usaha tani

jagung 0,6125 Ha kontribusi usaha sapi sebesar 85,9 %.

Pada skala usaha 7-8 ekor dengan luas kepemilikan lahan untuk usaha tani

jagung 1,15 Ha kontribusi usaha sapi sebesar 79,8 %.

Pada skala usaha 9-10 ekor dengan luas kepemilikan lahan untuk usaha tani

jagung 0,6 Ha kontribusi usaha sapi sebesar 87,8 %.

Pada skala usaha 11-12 ekor dengan luas kepemilikan lahan untuk usaha tani

jagung 2 Ha kontribusi usaha sapi sebesar 89,3 %.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan upaya

pengembangan usaha sapi perah di Kecamatan Cendana Kabupaten Enrekang

maka disarankan kepada pihak petani peternak agar lebih fokus terhadap usaha

sapi perah dikarenakan pendapatan dari usaha sapi perah lebih besar dibandingkan

xl

Page 41: Web viewkontribusi pendapatan usaha sapi perah terhadap total pendapatan rumah tangga petani peternak sapi perah di kecamatan cendana kabupaten enrekang

dengan pendapatan dari usaha tani jagung. Sehingga akan memperoleh

pendapatan yang lebih maksimal dari sebelumnya. selain itu kiranya petani

peternak sapi perah di Kecamatan Cendana Kabupaten Enrekang melakukan

pelaihan lahan yang dulunya ditanami tajung menjadi rumput sebagai pakan

ternak

xli

Page 42: Web viewkontribusi pendapatan usaha sapi perah terhadap total pendapatan rumah tangga petani peternak sapi perah di kecamatan cendana kabupaten enrekang

DAFTAR PUSTAKA

Daniel, M. 2004. Pengantar Ekonomi Pertanian. Bumi Aksara, Jakarta

Disnakin. 2011. Usaha Pengolahan Hasil. Dinas Peternakan dan Perikanan. Enrekang

Disnak. JabarProv. 2005. Budidaya Ternak Sapi Perah. avMVhIJ:www.disnak.jabarprov.go.id/data/arsip/BUDIDAYA%2520TERNAK%2520SAPI%2520PERAH.doc+sapi+perah&hl=id&gl=id. Diakses Pada Tanggal 23 Maret 2012.

Nitisemito, A.S dan Burhan, M.U. 2004. Wawasan Studi Kelayakan dan Evaluasi Proyek. Bumi Aksa, Jakarta.

Prioyono, 2009. Analisa Usaha Tani Ternak Sapi Perah Rakyat. http://agribussiness.wordpress.com/2009/07/23/analisis-usaha-tani-ternak-sapi-perah-rakyat/. Diakses Pada Tanggal 23 Maret 2012

Ridwan, M. 2004. Strategi Pengembangan Dangke Sebagai Produk Unggulan Lokal. http://www.damandiri.or.id/file/muhridwanipbbab7.pdf. Diakses Pada Tanggal 12 Maret 2012.

. 2004. Potensi Pengembangan Industri Dangke. http://www.damandiri.or.id/file/muhridwanipbbab5.pdf. Diakses Pada Tanggal 12 Maret 2012.

Said, E.G dan Intan, A. H. 2002. Manajemen Agribisnis. PT. Ghalia Indonesia. Jakarta

Saleh. E. 2004. Dasar Pengolahan Susu Dan Hasil Ikutan Ternak. http://library.usu.ac.id/download/fp/ternak-eniza2.pdf. Diakses Pada Tanggal 23 Maret 2012

Simamora, B. 1992. Panduan Perilaku Komsumen. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

Sodiq, A dan Abidin, Z. 2002. Penggemukkan Domba. Agromedia Pustaka, Jakarta.

Soekartawi. 1995. Analisis Usahatani. Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press). Jakarta.

Sukirno. 2004. Pengantar Ekonomi Makro. Teori, Soal dan Penyelesaiannya. Unit Penerbit dan Percetakan AMP YKPN, Yogyakarta.

xlii

Page 43: Web viewkontribusi pendapatan usaha sapi perah terhadap total pendapatan rumah tangga petani peternak sapi perah di kecamatan cendana kabupaten enrekang

Swastha, B. dan Sukotjo, I. 1997. Pengantar Bisnis Modern, Pengantar Ekonomi Perusahaan Modern. Liberty, Yogyakarta.

Zalfa, Aqilah. 2011. Dangke (Keju Enrekang). Diakses Pada Tanggal 22 Februari 2012. http://zalfaaqilah.wordpress.com/2011/05/17/dangke-keju-enrekang/

xliii