52
 PENGARUH JENIS MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT SIRIH MERAH (Piper crocatum Ruiz and Pav.) OLEH:  YULIANA RIYANTI A34304039 PROGRAM STUDI HORTIKULTURA DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009

A08yri

Embed Size (px)

Citation preview

5/13/2018 A08yri - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/a08yri 1/52

 

PENGARUH JENIS MEDIA TANAM TERHADAP

PERTUMBUHAN BIBIT SIRIH MERAH

(Piper crocatum Ruiz and Pav.)

OLEH:

YULIANA RIYANTI

A34304039

PROGRAM STUDI HORTIKULTURA

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2009

5/13/2018 A08yri - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/a08yri 2/52

 

RINGKASAN

YULIANA RIYANTI. Pengaruh Jenis Media Tanam terhadap Pertumbuhan

Bibit Sirih Merah (  Piper crocatum Ruiz and Pav.). (Dibimbing oleh

MEGAYANI SRI RAHAYU).

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh jenis media tanam

terhadap pertumbuhan bibit sirih merah (Piper crocatum Ruiz and Pav.) yang

dilaksanakan di Desa Sukamantri Pasir Kuda Ciomas Bogor pada bulan Maret

sampai dengan Juni 2008.

Penelitian ini disusun menggunakan Rancangan Kelompok Lengkap

Teracak (RKLT) satu faktor dengan perlakuan 4 jenis media tanam yaitu M1

(serbuk sabut kelapa dan arang sekam 1:1 (v/v)), M2 (serbuk sabut kelapa dan

pakis 1:1 (v/v)), M3 (serbuk sabut kelapa dan humus daun bambu 1:1 (v/v)) dan

M4 (serbuk sabut kelapa, arang sekam, pakis dan humus daun bambu

1:1:1:1 (v/v)). Perlakuan diulang 3 kali sehingga terdapat 12 unit percobaan dan

setiap satu satuan percobaan terdiri dari 6 polibag dengan 1 bibit setek per polibag.

Peubah yang diamati terdiri atas waktu muncul tunas daun, jumlah daun, tinggi

tanaman, jumlah buku, jumlah ruas, panjang akar dan jumlah akar.

Perlakuan media tanam berpengaruh nyata dan sangat nyata terhadap

semua peubah yang diamati. Campuran media serbuk sabut kelapa, arang sekam,

pakis dan humus daun bambu (M4) memberikan hasil jumlah daun, ruas, buku,

akar terbanyak dan tinggi tanaman tertinggi pada akhir pengamatan 12 MST.

Perlakuan media tanam yang memberikan hasil panjang akar terpanjang dan

waktu muncul tunas daun paling cepat adalah campuran media serbuk sabut

kelapa dan humus daun bambu (M3).

Pembibitan tanaman sirih merah (Piper crocatum Ruiz and Pav.) sangat

baik dilakukan dengan campuran media serbuk sabut kelapa, arang sekam, pakis

dan humus daun bambu 1:1:1:1 (v/v). Media tanam yang dapat digunakan untuk 

mempercepat munculnya tunas daun adalah campuran media serbuk sabut kelapa

dan humus daun bambu 1:1 (v/v).

5/13/2018 A08yri - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/a08yri 3/52

 

PENGARUH JENIS MEDIA TANAM TERHADAP

PERTUMBUHAN BIBIT SIRIH MERAH

(Piper crocatum Ruiz and Pav.)

Skripsi sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian

pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

Oleh:

Yuliana Riyanti

A34304039

PROGRAM STUDI HORTIKULTURA

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2009

5/13/2018 A08yri - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/a08yri 4/52

 

LEMBAR PENGESAHAN

Judul : PENGARUH JENIS MEDIA TANAM TERHADAP

PERTUMBUHAN BIBIT SIRIH MERAH

( Piper crocatum Ruiz and Pav.)

Nama : Yuliana Riyanti

Nrp : A34304039

Menyetujui,

Dosen Pembimbing

Ir Megayani Sri Rahayu, MS

NIP : 131 790 709

Mengetahui,

Dekan Fakultas Pertanian

Prof Dr Ir Didy Sopandie, MAgr

NIP : 131 124 019

Tanggal Lulus :

5/13/2018 A08yri - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/a08yri 5/52

 

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bogor, Propinsi Jawa Barat pada tanggal 18 Juli 1986.

Penulis merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara dari Bapak Drs. Samiran dan

Ibu Rumiyati. Penulis merupakan adik dari Sugeng Riyanto, ST dan Esti Riyani,

SSi.

Pendidikan pertama penulis tempuh di TK Triguna Bogor pada tahun

1991-1992. Penulis menyelesaikan pendidikan di SDN Cibalagung 5 Bogor pada

tahun 1998, dilanjutkan studi di SLTP PGRI 3 Bogor pada tahun 1998-2001,

kemudian SMU KORNITA Bogor pada tahun 2001-2004.

Tahun 2004 penulis diterima sebagai mahasiswa program studi

Hortikultura, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian di IPB

melalui jalur USMI. Penulis juga telah mengikuti berbagai pelatihan dan

organisasi mahasiswa. Penulis aktif di Zingiber (Tanaman Obat) Mahasiswa IPB

pada periode 2004-2005. Tahun 2006 penulis menjadi Panitia pelatihan

“Hidroponik Sistem Terapung” dalam rangkaian Festival Tanaman XXVII

Himagron (Himpunan Mahasiswa Agronomi) Faperta IPB.

5/13/2018 A08yri - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/a08yri 6/52

 

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberi

kekuatan dan hidayah sehingga penelitian ini dapat diselesaikan.

Skripsi yang berjudul “Pengaruh Jenis Media Tanam Terhadap

Pertumbuhan Bibit Sirih Merah ( Piper crocatum Ruiz and Pav.)” merupakan

bagian dari tugas akhir sebagai syarat memperoleh gelar Sarjana Pertanian dari

Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Penelitian ini dilaksanakan untuk 

mengetahui pengaruh penggunaan media tanam.

Dengan rasa hormat, penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1.  Kedua orang tua untuk segala doa, kasih sayang, perhatian serta dukungan

secara moril dan materil yang tak ternilai.

2.  Ani Kurniawati, SP, MSi dan Ir Megayani Sri Rahayu, MS selaku dosen

pembimbing atas bimbingan dan saran selama pelaksanaan penelitian.

3.  Dr. Dewi Sukma, SP, MSi atas bimbingan yang diberikan kepada penulis

selama menyelesaikan studi di Institut Pertanian Bogor.

4.  Dosen penguji atas koreksi dan sarannya yang diberikan kepada penulis untuk 

perbaikan penulisan laporan penelitian ini.

5.  Kaka, Mba Esti dan Mas Edy yang telah membantu selama penelitian dan

keponakanku tercinta Nailah yang selalu memberikan senyuman.

6.  Mely, Eneng, dede, bude, bul2, mbah, purna dan tiwi atas bantuan dan

semangatnya serta teman-teman hortikultura 41 untuk persahabatan dan

kebersamaan selama 4 tahun.

7.  Figo Nursery yang telah membantu menyediakan bibit tanaman.

8.  Pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu-persatu yang turut membantu

dalam penyelesaian skripsi ini.

Bogor, 22 Januari 2009

Penulis

5/13/2018 A08yri - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/a08yri 7/52

 

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL .............................................................................. v 

DAFTAR GAMBAR .......................................................................... vi 

PENDAHULUAN............................................................................... 1 

Latar Belakang ............................................................................ 1Tujuan Percobaan. ....................................................................... 3Hipotesis. ..................................................................................... 3

TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 4Botani dan Taksonomi Tanaman Sirih Merah ............................ 4

Syarat Tumbuh Tanaman Sirih Merah ........................................ 5Jenis Media Tanam ..................................................................... 5

BAHAN DAN METODA................................................................... 9Tempat dan Waktu ...................................................................... 9Bahan dan Alat ............................................................................ 9Metode Penelitian........................................................................ 9Pelaksanaan Penelitian ................................................................ 10Pengamatan Penelitian ................................................................ 11Analisis Data ............................................................................... 11

HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................... 12

Kondisi Umum ............................................................................ 12Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Sirih Merah ........................... 19

KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 29Kesimpulan ................................................................................. 29Saran ............................................................................................ 29

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................... 30

LAMPIRAN........................................................................................ 33

5/13/2018 A08yri - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/a08yri 8/52

 

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

Teks

1. Kandungan Nitrogen, Fosfor dan Kalium pada BerbagaiCampuran Media ......................................................................... 13

2. Rekapitulasi Hasil Analisis Ragam ............................................. 18

3. Jumlah Daun Tanaman Sirih Merah 4 MST hingga 12 MSTpada Perlakuan Media Tanam ................................................... 20

4. Jumlah Ruas Tanaman Sirih Merah 3 MST hingga 12 MST

pada Perlakuan Media Tanam ................................................... 22

5. Jumlah Buku Tanaman Sirih Merah 3 MST hingga 12 MSTpada Perlakuan Media Tanam ................................................... 23

6. Tinggi Tanaman Sirih Merah 5 MST hingga 12 MST padaPerlakuan Media Tanam ........................................................... 25

7. Jumlah Akar Tanaman Sirih Merah 12 MST pada PerlakuanMedia Tanam .............................................................................. 26

8. Panjang Akar Tanaman Sirih Merah 12 MST pada PerlakuanMedia Tanam .............................................................................. 27

9. Waktu Muncul Tunas Daun Tanaman Sirih Merah padaPerlakuan Media Tanam ............................................................. 28

 Lampiran

1.  Suhu dan RH Rata-rata pada Periode Mingguan PertanamanSirih Merah ................................................................................... 33

2.  Kriteria Sifat kimia Tanah............................................................. 34

3.  Analisis Sidik Ragam Jumlah daun Terbuka PenuhSirih Merah ................................................................................... 36

4.  Analisis Sidik Ragam Jumlah Ruas Sirih Merah .......................... 37

5.  Analisis Sidik Ragam Jumlah Buku Sirih Merah ......................... 39

6.  Analisis Sidik Ragam Tinggi Tanaman Sirih Merah .................... 40

7.  Analisis Sidik Ragam Jumlah Akar Sirih Merah .......................... 41

8.  Analisis Sidik Ragam Panjang Akar Sirih Merah ......................... 41

9.  Analisis Sidik Ragam Waktu Muncul Tunas ................................ 42

5/13/2018 A08yri - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/a08yri 9/52

 

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

Teks

1.  Bibit Setek Tanaman Sirih Merah ................................................. 9

2.  Rumah Plastik ............................................................................... 12

3.  Jenis-jenis Media Tanam yang digunakan dalam PenelitianTanaman Sirih merah .................................................................... 13

4.  Campuran Media Tanam yang digunakan dalam PenelitianTanaman Sirih Merah .................................................................. 14

5.  Kondisi Pertanaman Setek Sirih Merah (Piper crocatum Ruizand Pav) pada Saat Tanam ........................................................... 15

6.  Hama Belalang Coklat .................................................................. 15

7.  Hama Bekicot ................................................................................ 16

8.  Jamur yang Tumbuh pada Media Tanam Sirih Merah(Piper crocatum Ruiz and Pav) ..................................................... 16

9.  Keriting Daun pada Tanaman Sirih Merah ................................... 17

10.  Pertumbuhan Rata-rata Jumlah Daun Tanaman Sirih Merah Pada

Perlakuan Media Tanam ............................................................... 19

11.  Pertumbuhan Rata-rata Jumlah Ruas Tanaman Sirih Merah padaPerlakuan Media Tanam ............................................................... 21

12.  Pertumbuhan Rata-rata Jumlah Buku Tanaman Sirih Merah padaPerlakuan Media Tanam ............................................................... 22

13.  Pertumbuhan Rata-rata Tinggi Tanaman Sirih Merah padaPerlakuan Media Tanam ............................................................... 24

14.  Tinggi Tanaman Sirih merah 12 MST pada PerlakuanMedia Tanam ............................................................................... 25

15.  Panjang Akar Tanaman Sirih merah pada Perlakuan Media M1,M2, M3 dan M4 ............................................................................ 27

 Lampiran

1.  Denah Tata Letak Petak Penelitian ................................................ 35

5/13/2018 A08yri - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/a08yri 10/52

 

1

PENDAHULUAN

Latar belakang

Jenis tanaman yang berkhasiat untuk obat di Indonesia jumlahnya cukup

banyak, pada umumnya tanaman obat ini banyak ditemukan di hutan-hutan yang

mempunyai kelembaban yang tinggi dan rimbun. Zuhud (2007) menyatakan

bahwa spesies tumbuhan di Indonesia mencapai 30 000 spesies, sebagian besar

merupakan spesies tumbuhan obat yaitu sebanyak 2 000 spesies. Berbagai macam

obat tradisional berbahan dasar tanaman obat alami yang sering disebut dengan

 jamu, yaitu perpaduan antara rempah dan jenis tumbuhan obat alam temuan nenek 

moyang. Zuhud (2007) menyebutkan bahwa dalam beberapa dekade belakangan

ini obat tradisional sangat terkenal dan menyebar luas di seluruh dunia sampai

mendapatkan perhatian khusus di dunia barat.

Permintaan bahan baku tumbuhan obat di pasaran mengalami peningkatan.

Supriyadi (2007) menjelaskan bahwa pada tahun 2006 omset perdagangan dalam

negeri dari industri obat tradisional (sekitar 450 perusahaan) dapat mencapai

Rp 400 miliar/tahun. Berdasarkan data yang didapat dari Departemen Pertanian

(2007), nilai ekspor tanaman obat pada tahun 2006 mencapai US $ 4.4 juta dan

pada tahun 2007 mengalami peningkatan sebesar US $ 5.4 juta.

Salah satu tumbuhan obat yang telah banyak dikenal khasiat dan

kegunaannya adalah sirih (Piper  sp.). Tanaman sirih sangat banyak macamnya,

dilihat dari warna daunnya tanaman sirih ada yang berwarna hijau, merah, hitam,

kuning bahkan ada yang berwarna perak. Dua tahun terakhir ini sirih merah (Piper 

crocatum Ruiz and Pav.) banyak diburu orang karena khasiatnya untuk 

menyembuhkan berbagai jenis penyakit dan sebagai tanaman hias. Tanaman ini

memiliki nilai jual tinggi karena penampilannya yang indah khususnya pada

bagian daunnya. Tanaman sirih merah merupakan tanaman yang tumbuh

merambat di pagar atau pohon. Permukaan daun sirih merah berwarna merah

keperakan dan mengkilap saat cahaya menerpa (Sudewo, 2005).

Asman (2006) menyatakan bahwa sirih merah berkhasiat menyembuhkan

penyakit jantung koroner, tumor, asam urat, hipertensi, peradangan organ tubuh

(paru, ginjal, hati, dan pencernaan). Khasiat sirih merah itu disebabkan sejumlah

5/13/2018 A08yri - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/a08yri 11/52

 

2

senyawa aktif yang dikandungnya, antara lain senyawa Flavonoid, Polevanolad,

Alkaloid, Tannin serta minyak atsiri. Senyawa Flavonoid, Polevanolad adalah

senyawa anti kanker, antidiabethik, antioksidan, antiseptik serta anti-inflamasi.

Senyawa Alkaloid mempunyai fungsi antineoplastik sangat ampuh menghambat

pertumbuhan sel-sel kanker.

Tanaman sirih merah umumnya diperbanyak secara vegetatif 

menggunakan setek batang. Keuntungan perbanyakan dengan cara setek ini

menurut Wudianto (1996) tanaman yang dihasilkan dari setek biasanya

mempunyai persamaan dalam umur, ukuran tinggi, ketahanan terhadap penyakit

dan dapat memperoleh tanaman yang sempurna yaitu tanaman yang telah

mempunyai akar, batang dan daun dalam waktu yang relatif singkat juga dapat

diperoleh jumlah bibit tanaman dalam jumlah banyak.

Penggunaan media tanam yang sifatnya menyimpan air lebih banyak akan

mengakibatkan akar dan batang bagian bawah sirih merah dapat membusuk dan

  jenis media tanam yang memiliki sifat kemampuan menahan air rendah akan

mengakibatkan media tanam mudah kering dan tanaman akan cepat mati (Sudewo,

2005). Prayugo (2007) menyebutkan bahwa media tanam yang baik harus

memiliki persyaratan-persyaratan sebagai tempat berpijak tanaman, memiliki

kemampuan mengikat air dan menyuplai unsur hara yang dibutuhkan tanaman,

mampu mengontrol kelebihan air (drainase) serta memiliki sirkulasi dan

ketersediaan udara (aerasi) yang baik, dapat mempertahankan kelembaban di

sekitar akar tanaman dan tidak mudah lapuk atau rapuh.

Beberapa jenis bahan organik yang dapat dijadikan sebagai media tanam

diantaranya arang sekam, cacahan pakis, sebuk sabut kelapa dan humus daun

bambu. Arang sekam bersifat porous dan tidak dapat menggumpal/memadatsehingga akar tanaman dapat tumbuh dengan baik dan sempurna. Serbuk sabut

kelapa mempunyai kemampuan menyerap air yang tinggi yaitu delapan kali dari

berat keringnya dan mengandung beberapa hara utama seperti N, P, K, Ca dan Mg.

Media batang pakis bersifat mudah mengikat air, memiliki aerasi dan drainase

yang baik serta bertekstur lunak sehingga mudah ditembus oleh akar tanaman.

Humus daun bambu bersifat memiliki kemampuan daya tukar ion yang tinggi

sehingga bisa menyimpan unsur hara (Wuryaningsih dan Andyantoro, 1998).

5/13/2018 A08yri - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/a08yri 12/52

 

3

Penelitian ini diarahkan pada aspek penggunaan media tanam karena

dengan penggunaan media tanam merupakan usaha awal dari budidaya tanaman

sirih merah. Jenis media tanam yang sifatnya menyimpan air lebih banyak akan

mengakibatkan akar dan batang bagian bawah sirih merah dapat membusuk. Jenis

media tanam yang memiliki sifat kemampuan menahan air rendah akan

mengakibatkan media tanam mudah kering dan tanaman akan cepat mati.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon pertumbuhan bibit sirih

merah (Piper crocatum Ruiz and Pav.) akibat penggunaan beberapa jenis media

tanam.

Hipotesis Penelitian

Diduga perlakuan jenis media tanam berpengaruh terhadap pertumbuhan

bibit sirih merah (Piper crocatum Ruiz and Pav.).

5/13/2018 A08yri - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/a08yri 13/52

 

4

TINJAUAN PUSTAKA

Botani dan Taksonomi Tanaman Sirih Merah

Sirih merah (Piper crocatum Ruiz and Pav.) memiliki taksonomi

tumbuhan dengan klasifikasi sebagai berikut :

Regnum : Plantae

Divisio : Spermatophyta

Sub Divisio : Angiospermae

Classis : Monocotyledonae

Ordo : Piperales

Familia : Piperaceae

Genus : Piper

Species : Piper crocatum Ruiz and Pav. 

Sirih merah merupakan jenis tumbuhan terna, tumbuh merambat seperti

halnya sirih hijau, batangnya bulat, bersulur, beruas dengan jarak buku 5-10 cm

dengan warna kulit batang hijau keunguan dan tidak berbunga, memiliki daun

berbentuk jantung dengan bagian ujung daun meruncing, tepi daun rata,

permukaannya mengkilap tidak berbulu dengan panjang daun dapat mencapai

15-20 cm. Bagian permukaan atas daun berwarna hijau bercorak putih keabu-

abuan sedangkan bagian permukaan bawah daun berwarna merah hati cerah

(Sudewo, 2005).

Kultivar sirih merah ini merupakan salah satu kultivar sirih yang belum

ada klasifikasi yang memadai. Berdasarkan tradisi masyarakat, sirih

dikelompokkan menurut warna dan baunya. Sudewo (2005) menyebutkan bahwa

sirih merah memiliki lendir jika pada bagian daunnya disobek, dan rasa daun sirih

merah terasa pahit getir namun sirih merah memiliki aroma yang lebih wangi jika

dibandingkan dengan sirih hijau.

Heyne (1987) menyatakan bahwa beberapa genotipe sirih dapat

dikelompokkan berdasarkan ciri khasnya, yaitu 1) Sirih Jawa, daun berwarna

hijau tua dengan rasa pedas, banyak digunakan di Jawa Tengah dan Jawa Timur;

2) Sirih kuning, lebih lunak dan bau kurang tajam banyak disukai di Jawa Barat;

3) Sirih Banda, daun lebih besar, warna hijau kehitaman, dibudidayakan di daerah

5/13/2018 A08yri - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/a08yri 14/52

 

5

Banda, Seram Timur dan Ambon, tetapi kurang disenangi; 4) Sirih cengke,

tumbuhan kecil berdaun kecil, berwarna kuning, rasa dan aroma seperti cengkeh;

5) Sirih hitam, daun dengan rasa kuat sekali, dibudidayakan untuk keperluan

pengobatan. Beberapa genotipe sirih yang dipaparkan di atas, ciri khas dari sirih

merah tidak dicantumkan dalam pengelompokan tersebut.

Syarat Tumbuh Tanaman Sirih

Tanaman sirih pada umumnya dapat dikembangkan di daerah dataran

rendah dengan ketinggian tempat berkisar antara 200-1000 meter di atas

permukaan laut (mdpl), dengan cara memperbaiki sifat fisik tanah seperti

penambahan bahan organik yang akan membuat atau memperbaiki struktur tanah

menjadi lebih baik dan tanaman akan tumbuh subur (Januwati dan Rosita, 1992),.

Sudewo (2005) menjelaskan bahwa tanaman sirih merah akan tumbuh

dengan baik jika mendapatkan 60-75% cahaya matahari. Sirih merah tidak dapat

tumbuh subur di daerah panas, sedangkan di daerah dingin sirih merah dapat

tumbuh dengan baik dan subur kemudian jika sirih merah banyak terkena sinar

matahari, maka batangnya akan cepat mengering dan apabila tanaman sirih merah

disiram secara berlebihan akar dan batangnya cepat membusuk. Pada musim

hujan banyak tanaman sirih merah yang mati akibat batangnya membusuk dan

daun yang rontok.

Tanaman sirih tidak tahan terhadap genangan air, sehingga pada musim

hujan drainase pada tempat tumbuhnya akar perlu mendapatkan perhatian

(Heyne, 1987).

Media TanamMedia tanam memegang peranan penting bagi pertumbuhan dan kesehatan

tanaman sirih merah. Salah satu syarat media tanam yang baik adalah porositas

yaitu kemampuan media dalam menyerap air dan steril. Tingkat porositas tanaman

di setiap daerah berbeda-beda, di daerah dataran rendah yang berudara panas,

tingkat penguapannya tinggi, media harus mampu menahan air sehingga tidak 

mudah kering. Media harus terbebas dari organisme yang dapat menyebabkan

penyakit, seperti bakteri, spora, jamur dan telur siput (Harsono, 1992).

5/13/2018 A08yri - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/a08yri 15/52

 

6

Junaedhie (2007) menyebutkan bahwa bahan organik yang digunakan bisa

berupa serbuk sabut kelapa, pakis, arang sekam dan humus.

1. Serbuk sabut kelapa.

Serbuk sabut kelapa berasal dari sabut kelapa yang sudah dipisahkan dari

seratnya, dan telah direbus untuk menghilangkan zat tanin (zat yang dapat

mematikan tanaman). Proses perebusan berarti juga sterilisasi untuk 

menghilangkan benih-benih penyakit yang mungkin ada di dalamnya.

Kelebihan serbuk sabut kelapa sebagai media tanam adalah memiliki

kemampuan mengikat air dan menyimpan air dengan kuat, serbuk sabut kelapa

mengandung unsur-unsur hara esensial, seperti kalsium (Ca), magnesium (Mg),

kalium (K), natrium (Na), dan Fosfor (P) serta dapat menetralkan keasaman tanah

(Prayugo, 2007).

Penelitian Susilawati (2007) menunjukkan bahwa campuran serbuk sabut

kelapa, tanah dan kompos dengan perbandingan 3:2:1 pada tanaman bunga kertas

(  Zinnia elegans) memiliki serabut akar yang banyak dibandingkan dengan

perlakuan lainnya. Campuran media tersebut mempunyai jumlah dan penyebaran

pori-pori yang cukup besar sehingga ujung akar mudah untuk masuk dan

memungkinkan perluasan akar. Campuran media serbuk sabut kelapa, tanah dan

kompos dengan perbandingan 3:2:1 pada tanaman bunga kertas memberikan rata-

rata daya berkecambah terbanyak.

Wuryaningsih dan Andyantoro (1998) menjelaskan bahwa campuran

media pasir dan serbuk sabut kelapa dengan perbandingan 1:1 pada tanaman

melati memberikan rata-rata panjang akar, volume akar dan jumlah akar terbaik 

dibanding perlakuan lain.

2. Pakis

Karateristik yang menjadi keunggulan media batang pakis adalah sifat-

sifatnya yang mudah mengikat air karena mempunyai rongga udara yang banyak 

serta bertekstur lunak sehingga mudah ditembus oleh akar tanaman dan membuat

akar tanaman bisa berkembang dengan nyaman dan memperoleh air dengan

mudah (Prayugo, 2007).

5/13/2018 A08yri - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/a08yri 16/52

 

7

Pakis dikenal sebagai bahan campuran media yang bisa menyimpan air

dalam jumlah cukup, sekaligus drainase dan aerasinya baik. Daya tahannya

sebagai bahan media juga baik, yakni tidak mudah lapuk sehingga dapat

digunakan di daerah dengan curah hujan tinggi (Junaedhie, 2007).

Sriyanti (1989) memaparkan bahwa campuran media pakis dan pecahan

genting dengan perbandingan 1:1 pada tanaman anggrek memberikan rata-rata

 jumlah daun, jumlah bulb dan jumlah akar lebih besar dibanding perlakuan lain.

Wijayanti (2006) menyatakan bahwa media pakis pada tanaman

Anthurium memberikan rata-rata jumlah daun lebih besar dan warna daun lebih

mengkilat dibanding perlakuan lain.

3. Arang Sekam

Arang sekam berasal dari sekam padi yang disangrai sampai hitam tetapi

bentuknya masih utuh dan tidak sampai menjadi abu. Proses sangrai ini, sekam

menjadi arang sekaligus disterilkan, karena dengan suhu yang tinggi benih

penyakit yang tersisa akan mati.

Arang sekam merupakan media tanam yang porous dan memiliki

kandungan karbon (C) yang tinggi sehingga membuat media tanam ini menjadi

gembur (Prayugo, 2007). Kelemahan penggunaan arang sekam adalah mudah

hancur dan harus rajin melakukan penggantian media tanam. Arang sekam

disarankan sebagai bahan campuran media, tetapi digunakan sekitar 25% saja,

karena dalam jumlah banyak akan mengurangi kemampuan media dalam

menyerap air (Junaedhie, 2007).

Susilawati (2007) mengemukakan bahwa campuran media arang sekam,

tanah dan kompos dengan perbandingan 1:2:1 pada tanaman  Helichrysumbracteatum memberikan rata-rata pertumbuhan tinggi tanaman, pertambahan

diameter batang, dan jumlah daun yang lebih besar dibanding perlakuan lain.

Campuran media arang sekam, tanah dan kompos dengan perbandingan 1:2:1

pada tanaman bunga kertas (  Zinnia elegans) memberikan kecepatan tumbuh

tercepat. Arang sekam yang berwarna hitam akibat adanya proses pembakaran

mempunyai daya serap terhadap panas tinggi dapat menaikkan suhu dan

mempercepat perkecambahan.

5/13/2018 A08yri - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/a08yri 17/52

 

8

Dewi (2004) menunjukkan bahwa campuran media tanah, arang sekam

dan pupuk kandang dengan perbandingan 2:1:1 pada bibit stum mangga varietas

kelapa memberikan rata-rata pertumbuhan diameter batang bawah total, panjang

tunas, jumlah daun dan volume akar yang lebih besar dibanding perlakuan lain.

Wuryaningsih dan Andyantoro (1998) menyatakan bahwa media arang

sekam pada bibit setek melati memberikan rata-rata persentase setek bertunas

lebih besar dan menunjukkan nilai rata-rata panjang akar, volume akar dan jumlah

akar terbaik dibanding perlakuan lain.

Murti, Rugayah dan Rusdi (2006) menjelaskan bahwa campuran media

pasir dan arang sekam dengan perbandingan 1:1 pada bibit setek sirih merah

memberikan rata-rata waktu muncul tunas lebih cepat dibandingkan dengan

perlakuan lain.

4. Humus Daun Bambu 

Humus daun bambu adalah hasil pelapukan bahan organik yang berasal

dari daun bambu oleh jasad mikro. Humus daun bambu sangat membantu dalam

proses penggemburan tanah dan memiliki kemampuan daya tukar ion yang tinggi

sehingga bisa menyimpan unsur hara. Daya serap humus daun bambu cukup

tinggi, 80-90% dari bobotnya sehingga media tetap lembab. Media tanam ini

mudah ditumbuhi jamur, terlebih ketika terjadi perubahan suhu, kelembaban, dan

aerasi yang ekstrim (Prayugo, 2007).

Rahayu, Rugayah dan Rusdi (2006) menyatakan bahwa humus daun

bambu pada tanaman sirih merah menghasilkan peningkatan pertumbuhan jumlah

daun dan jumlah buku dibanding perlakuan lain.

Nuruzaman (2008) menunjukkan bahwa campuran media humus daunbambu, tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 3:2:1 pada bibit tanaman

manggis memberikan pertumbuhan awal persemaian yang lebih baik dibanding

dengan perlakuan lain.

5/13/2018 A08yri - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/a08yri 18/52

 

9

BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu

Penelitian dilakukan di rumah plastik desa Sukamantri Pasir Kuda Ciomas,

Bogor. Waktu pelaksanaan penelitian dimulai pada bulan Maret 2008 sampai

dengan bulan Juni tahun 2008.

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas bibit setek tanaman

sirih merah (Gambar 1), arang sekam, pakis, serbuk sabut kelapa, humus daun

bambu, polibag (ukuran 25 cm x 25 cm) untuk pembibitan, paranet dan plastik 

untuk naungan, bilah bambu untuk ajir.

Gambar 1. Bibit setek tanaman sirih merah

Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain alat budidaya umum:

alat ukur seperti temperatur suhu dan kelembaban, penggaris, gunting setek,

gembor, sendok pengaduk media tanam.

Metode Penelitian

Penelitian dirancang menggunakan Rancangan Kelompok Lengkap

Teracak (RKLT) dengan 1 faktor yaitu Media Tanam yang terdiri dari 4 taraf 

percobaan dengan 3 ulangan. Keempat taraf tersebut adalah : M1 (serbuk sabut

kelapa dan arang sekam 1 : 1), M2 (serbuk sabut kelapa dan pakis 1 : 1), M3

(serbuk sabut kelapa dan humus daun bambu 1 : 1) dan M4 (serbuk sabut kelapa,

arang sekam, pakis, dan humus daun bambu 1 : 1 : 1 : 1). Setiap satu satuan

percobaan terdiri dari 6 polibag dengan 1 bibit setek per polibag sehingga terdapat

5/13/2018 A08yri - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/a08yri 19/52

 

10

12 unit percobaan. Secara keseluruhan untuk penelitian ini dibutuhkan 72 setek 

sirih merah.

Adapun model matematika yang digunakan dalam penelitian ini sebagai

berikut:

Yij = µ + αi + β j + ε ij, dimana: 

Yij = Nilai pengamatan pada perlakuan media tanam ke-i terhadap ulangan ke- j

µ = Nilai rataan umum

αi = Pengaruh perlakuan media tanam ke-i

β j = Pengaruh kelompok ke-j

ε ij = Pengaruh galat pada perlakuan ke-i terhadap kelompok ke-j

Hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan analisis ragam (uji F) dan

dilakukan uji lanjut DMRT 5 % jika hasilnya berbeda nyata.

Pelaksanaan Penelitian

Kegiatan diawali dengan persiapan bibit tanaman sirih merah. Bahan

setek diambil dari satu pohon induk dengan batang yang sudah cukup tua dan

telah dikarakterisasi penampakan morfologinya. Pohon induk asal bahan setek 

berasal dari daerah Ciapus, Bogor. Bagian yang dipergunakan sebagai setek 

dipilih bagian pertengahan sulur (antara 3 daun dari pangkal dan 3 daun dari

ujung). Setek dipotong dengan satu buku dan satu daun.

Sebelum ditanam di polibag, bahan setek direndam terlebih dahulu di

dalam air selama sekitar 12 jam/semalaman. Setelah itu, setek ditanam di media

tanam sesuai perlakuan, setiap polibag terdapat 1 bahan setek sirih merah. Jenis

campuran media tanam yang diberi perlakuan berupa M1 (serbuk sabut kelapa dan

arang sekam 1: 1), M2 (serbuk sabut kelapa dan pakis 1 : 1), M3 (serbuk sabutkelapa dan humus daun bambu 1 : 1) dan M4 (serbuk sabut kelapa, arang sekam,

pakis, dan humus 1 : 1 : 1 : 1). Masing-masing campuran media tanam

dimasukkan ke dalam polibag sampai ¾ bagian kemudian disiram dengan air.

Setek ditanam dengan cara membenamkan satu buku di bawah permukaan media.

Kegiatan pemeliharaan meliputi penyulaman, penyiangan dan

pengendalian hama penyakit tanaman bila diperlukan. Penyiraman dilakukan

setiap hari selama masa penelitian.

5/13/2018 A08yri - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/a08yri 20/52

 

11

Pengamatan Penelitian

Pengamatan pertumbuhan dilakukan terhadap semua tanaman dalam

polibag pada masing-masing unit satuan percobaan. Peubah yang diamati terdiri

atas:

1.  Waktu muncul tunas daun pertama kali, diamati pada setiap bahan setek yang

sudah tumbuh tunas sepanjang ≥ 2 cm kemudian dilakukan perhitungan waktu

tumbuh tunas pertama kali. Pengamatan dilakukan 1 MST sampai 12 MST.

2.  Jumlah daun yang terbuka penuh, diamati dengan menghitung daun yang telah

membuka penuh. Pengamatan dilakukan 4 MST sampai 12 MST.

3.  Tinggi tanaman, diukur dengan menggunakan tali dari pangkal batang

mengikuti batang yang tumbuh sampai dengan titik tumbuhnya. Panjang tali

tersebut kemudian diukur dengan penggaris. Pengamatan dilakukan dari

5 MST sampai 12 MST.

4.  Jumlah buku dan ruas pada cabang baru, diamati dengan menghitung buku

dan ruas pada cabang baru. Pengamatan dilakukan pada 3 MST sampai

12 MST.

5.  Panjang akar dan jumlah akar utama (primer). Pengukuran dilakukan pada saat

akhir pengamatan yaitu pada 12 MST. Tanaman dicabut dari polibag secara

perlahan-lahan. Akar dari tanaman dibersihkan dalam ember yang berisi air.

Bagian akar yang telah bersih dari media tanam dilakukan perhitungan jumlah

akar utama.

Analisis Data

Hasil penelitian dianalisis menggunakan analisis ragam (uji F) pada taraf 

nyata (α) 5%. Apabila hasil uji F nyata, dilanjutkan dengan uji wilayah bergandaDuncan (  Duncan’s Mutiple Range Test -DMRT). Transformasi dilakukan jika

asumsi analisis ragam tidak terpenuhi. Hasil uji yang memiliki data dalam suatu

gugus data adalah kecil (adanya angka nol) maka digunakan transfomasi dengan

(X + 0.5)1/2 dan apabila gugus data merupakan nilai-nilai kecil (kurang dari 10)

menggunakan transformasi log (X + 1), dimana X adalah data aslinya.

5/13/2018 A08yri - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/a08yri 21/52

 

12

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kondisi Umum

Penelitian dilakukan di rumah plastik desa Sukamantri Pasir Kuda Ciomas,

Bogor pada bulan Maret sampai Juni 2008. Data iklim di lokasi penelitian

menunjukkan bahwa lokasi penelitian berada pada ketinggian 260 mdpl (meter di

atas permukaan laut), memiliki suhu rata-rata 27.5 oC dengan curah hujan rata-rata

284.5 mm/bulan dan kelembaban relatif 81.5 %. (Sumber: Kantor Kecamatan

Bogor Barat, 2008). Gambar 2 memperlihatkan rumah plastik yang digunakan

saat penelitian.

Gambar 2. Rumah Plastik yang digunakan dalam Penelitian Tanaman Sirih Merah

Luas lahan yang digunakan untuk pembuatan rumah plastik adalah 12 m2.

rumah plastik ini dibuat menggunakan bambu dan atapnya menggunakan plastik 

yang dilapisi paranet 55% dan ditutupi beberapa daun palem. Hal ini bertujuan

untuk meminimalkan sinar matahari yang masuk ke dalam rumah plastik karena

tanaman sirih merah tumbuh baik pada tempat yang teduh dan sejuk.

Kandungan unsur nitrogen (N), fosfor (P), dan kalium (K) dalam media

tanam yang digunakan pada penelitian ini telah dianalisis di Laboratorium Balai

Penelitian Tanah Bogor. Analisis dilakukan sebelum penanaman. Selain analisis

unsur NPK dilakukan juga analisis pH. Berikut disajikan unsur N, P, K dan pH

yang terkandung dalam media tanam tersebut dapat dilihat pada Tabel 1.

5/13/2018 A08yri - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/a08yri 22/52

 

13

Tabel 1. Kandungan Nitrogen, Fosfor dan Kalium pada Berbagai CampuranMedia

KomposisiMedia

Nitrogen (N)(%)

Fosfor (P2O5)(%)

Kalium (K2O)(%)

pH(H2O)

M1 0.14 0.24 0.42 6.28

M2 0.16 0.36 0.53 6.04

M3 0.64 0.53 0.11 6.30

M4 0.72 1.34 1.20 6.38

Berdasarkan analisis yang dilakukan sebelum perlakuan, media M4

memiliki kandungan N, P dan K tertinggi. Kisaran pH untuk perlakuan media

tanam sesuai untuk tanaman pada umumnya yaitu 5.5-6.8. Klasifikasi N, P dan K

tergolong rendah, sedang dan tinggi berdasarkan kriteria penelitian sifat-sifat

kimia tanah oleh Balai Penelitian Tanah Bogor (1983), terdapat pada Tabel

Lampiran 1.

Warna media sebelum dicampur dengan media lain, masing-masing adalah

serbuk sabut kelapa berwarna coklat, arang sekam berwarna hitam keabuan, pakis

berwarna coklat kehitaman dan humus daun bambu berwarna coklat kekuningan.

Berikut disajikan warna media sebelum dicampur dengan media lain (Gambar 3).

Serbuk Sabut Arang Sekam Pakis Humus Daun

Kelapa Bambu

Gambar 3. Jenis-jenis Media Tanam yang digunakan dalam PenelitianTanaman Sirih Merah.

Media serbuk sabut kelapa memiliki sifat fisika-kimia yang dapat menahan

kandungan air dan unsur kimia pupuk, serta dapat menetralkan keasaman tanah.

Media arang sekam memiliki karakteristik sangat ringan (berat jenis = 0.2 kg/l),

kasar sehingga sirkulasi udara tinggi (banyak pori), berwarna hitam sehingga

5/13/2018 A08yri - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/a08yri 23/52

 

14

dapat mengabsorbsi sinar matahari dengan efektif serta dapat mengurangi

pengaruh penyakit khususnya bakteri (Douglas, 1985).

Media pakis yang berwarna hitam, keras dan tidak mudah untuk 

menyerap air, setelah beberapa bulan banyak menyerap air. Pakis yang berwarna

coklat dan lunak lebih mudah menyerap dan menahan air. Media humus daun

bambu bersifat gembur, sangat mudah menyerap air dan lembab.

Warna media setelah dicampur dengan media lain sesuai perlakuan adalah

campuran media serbuk sabut kelapa dan arang sekam 1:1 (v/v) (M1) berwarna

hitam kecoklatan, campuran media serbuk sabut kelapa dan pakis 1:1 (v/v) (M2)

berwarna coklat kehitaman, campuran media serbuk sabut kelapa dan humus daun

bambu 1:1 (v/v) (M3) berwarna coklat dan campuran media serbuk sabut kelapa,

arang sekam, pakis dan humus daun bambu 1:1:1:1 (v/v) (M4) berwarna hitam

kecoklatan. Berikut disajikan warna media setelah dicampur dengan media lain

pada setiap perlakuan (Gambar 4).

M1 M2 M3 M4

Gambar 4. Campuran Media Tanam yang digunakan dalam PenelitianTanaman Sirih Merah.

Media M1 memiliki tingkat porositas yang rendah, pada saat awal

penyiraman sangat lambat memegang air dan kering serta panas. Media M2

memiliki porositas media baik, mudah menyerap air. Media M3 sangat poros,mampu menyerap air, media mudah mengalami kekeringan dan sering ditumbuhi

  jamur. Media M4 mempunyai porositas yang baik, mudah menyerap air dan

lembab, serta dingin.

Tanaman sirih merah secara umum dapat tumbuh dengan baik dan terawat

pada semua media perlakuan yang dicoba, dibuktikan dengan persentase tumbuh

pada akhir pengamatan mencapai 100%. Pertumbuhan vegetatif terbaik diberikan

oleh media M4 yang ditunjukkan dengan pertumbuhan tinggi paling tinggi,

5/13/2018 A08yri - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/a08yri 24/52

 

15

  jumlah daun, jumlah buku, jumlah ruas dan jumlah akar paling banyak. Kondisi

awal pertanaman bibit setek sirih merah dapat dilihat pada Gambar 5.

Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3

Gambar 5. Kondisi Pertanaman Setek Sirih Merah (Piper crocatum Ruiz and Pav)pada Saat Tanam.

Tanaman terserang hama dan penyakit pada 4 sampai 6 MST dapat dilihat

pada Gambar 6 hama belalang coklat yang merusak dengan cara melubangi daun

secara tidak merata dan bergerigi. Persentase tingkat terserangnya tanaman oleh

hama belalang coklat ini sebesar 3% dan sebagian besar menyerang pada tanaman

dengan campuran media serbuk sabut kelapa dan pakis (M2).

Gambar 6. Daun Sirih Merah yang Diserang Hama Belalang Coklat

Pada Gambar 7 memperlihatkan hama bekicot yang merusak dengan cara

memakan daun yang berdekatan dengan tanah. Persentase tingkat terserangnya

tanaman oleh hama bekicot ini sebesar 8% dan sebagian besar menyerang pada

tanaman dengan campuran media serbuk sabut kelapa dan pakis (M2) dan

campuran media serbuk sabut kelapa dan humus daun bambu (M3).

5/13/2018 A08yri - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/a08yri 25/52

 

16

Gambar 7. Daun Sirih Merah yang Diserang Hama Bekicot

Pada Gambar 8 menunjukkan media yang ditumbuhi jamur putih.Persentase tingkat tumbuhnya jamur pada media sebesar 7%, sebagian besar

tumbuh pada campuran media serbuk sabut kelapa dan pakis (M2), campuran

media serbuk sabut kelapa dan humus daun bambu (M3) dan campuran media

serbuk sabut kelapa, arang sekam, pakis dan humus daun bambu (M4).

Gambar 8. Media Tanam Sirih merah yang Ditumbuhi Jamur Putih

Hama kutu putih yang menempel di permukaan daun bagian bawah

mengakibatkan daun menjadi keriting dapat dilihat pada Gambar 9. Persentase

tingkat terserangnya hama kutu putih sebesar 6%, sebagian besar menyerang pada

tanaman dengan campuran media serbuk sabut kelapa dan humus daun bambu

(M3) karena media sangat lembab. Pengendalian hama dan penyakit dilakukan

dengan cara mekanik yaitu membuang hama dan daun yang rusak tersebut.

5/13/2018 A08yri - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/a08yri 26/52

 

17

Kutu Putih

Keriting Daun

Gambar 9. Keriting daun sirih merah yang disebabkan oleh hama kutu putih

Suhu rata-rata rumah plastik yang cukup tinggi dengan RH rendah pada

siang hari tidak menyebabkan tanaman mengalami kelayuan permanen. Suhu rata-

rata terendah dan tertinggi selama pengamatan berlangsung berturut-turut yaitu

27.5 dan 39.7°C. Kelembaban relatif rata-rata terendah dan tertinggi adalah 38.4

dan 97.7% (Tabel Lampiran 1).

Sidik ragam pada Tabel 2 menunjukkan bahwa perlakuan media

berpengaruh sangat nyata terhadap peubah jumlah daun, jumlah buku, jumlah ruas,

tinggi tanaman pada 6 MST hingga akhir pengamatan 12 MST, dan peubah

 jumlah akar, serta panjang akar pada akhir pengamatan 12 MST. Berikut disajikan

rekapitulasi sidik ragam terhadap semua peubah yang diamati.

5/13/2018 A08yri - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/a08yri 27/52

 

18

Tabel 2. Rakapitulasi Hasil Analisis Ragam

Peubah Media KK (%)

Jumlah Daun4 MST tn 75.50 (13.79)

1) 

5 MST tn 53.93 (14.54)1) 6 MST ** 24.687 MST ** 14.268 MST ** 9.889 MST ** 9.2810 MST ** 9.0511 MST ** 5.1912 MST ** 5.35

Jumlah Ruas3 MST tn 61.46 (10.95)

4 MST * 42.31 (9.36)1)

 5 MST * 25.72

6 MST ** 17.587 MST ** 15.538 MST ** 10.489 MST ** 8.7110 MST ** 5.9811 MST ** 7.3512 MST ** 6.82

Jumlah Buku3 MST tn 61.46 (10.95)

1) 

4 MST * 52.98 (11.56)1)

 5 MST * 26.416 MST ** 20.397 MST ** 10.198 MST ** 9.129 MST ** 10.0710 MST ** 7.1311 MST ** 7.1312 MST ** 6.27

Tinggi Tanaman5 MST * 31.57 (13.24)

2) 

6 MST ** 10.987 MST ** 7.308 MST ** 7.499 MST ** 6.7110 MST ** 6.84

11 MST ** 7.0212 MST ** 7.96

Jumlah Akar12 MST ** 7.62

Panjang Akar12 MST ** 10.69

Waktu Muncul TunasMinggu * 17.63

Keterangan:KK : Koefisien keragaman * : berbeda nyata menurut uji F pada taraf 5 %tn : tidak nyata ** : berbeda sangat nyata menurut uji F pada taraf 1 %1)

 Angka dalam kurung adalah angka hasil transformasi dengan √x+0.5 

2) Angka dalam kurung adalah angka hasil transformasi dengan log x+1

5/13/2018 A08yri - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/a08yri 28/52

 

19

Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Sirih Merah

Jumlah Daun

Tabel 2 menunjukkan bahwa perlakuan media tanam berpengaruh sangat

nyata terhadap peubah jumlah daun dari 6 MST hingga 12 MST. Peningkatan

 jumlah daun selama penelitian dapat dilihat pada Gambar 10, tanaman pada media

M4 menunjukkan peningkatan jumlah daun tertinggi dibandingkan tanaman pada

media lainnya.

Gambar 10. Pertumbuhan Rata-rata Jumlah Daun Tanaman Sirih Merah padaberbagai perlakuan media tanam.

Perlakuan media M4 menghasilkan jumlah daun paling banyak dan

perlakuan media M1 dan M2 memperlihatkan peningkatan jumlah daun yang

paling rendah. Pada tanaman berumur 1 MST hingga 3 MST jumlah daun

tanaman sirih merah pada seluruh perlakuan media adalah 0.

Pada pengamatan akhir 12 MST perlakuan media M4 menghasilkan

  jumlah daun rata-rata terbanyak. Jumlah daun tanaman pada media M1 tidak 

berbeda nyata dengan jumlah daun tanaman pada media M2. Pada Tabel 3 terlihat

bahwa perlakuan media M1 dan M2 menghasilkan jumlah daun rata-rata paling

sedikit.

0

1

2

3

4

5

6

7

8

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

MST

   J  u  m   l  a   h   D  a  u  n

M1 M2

M3 M4

5/13/2018 A08yri - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/a08yri 29/52

 

20

Tabel 3. Jumlah Daun Tanaman Sirih Merah pada Perlakuan Media Tanam

Perlakuan

Jumlah Daun

6 MST  7 MST  8 MST  9 MST  10 MST  11 MST 

12

MST 

M1 0.5b 1.1b 1.2b 1.7b 1.9b 2.1c 2.4cM2 0.9b 1.1b 1.4b 1.7b 2.0b 2.2c 2.4cM3 1.9a 2.6a 3.3a 3.8a 4.5a 5.3b 6.2bM4 1.6a 2.3a 3.2a 4.1a 5.0a 5.8a 6.7a

Keterangan:Nilai rataan pada kolom yang sama yang diikuti huruf yang berbeda menunjukkan perbedaanyang nyata menurut uji DMRT pada taraf 5%.

Tabel 3 menunjukkan bahwa pada 6 MST sampai dengan 8 MST

campuran media serbuk sabut kelapa dan humus daun bambu (M3) memiliki rata-

rata jumlah daun yang paling banyak. Pada saat tanaman berumur 9 MST sampai

dengan 12 MST ternyata media yang memberikan rata-rata jumlah daun terbanyak 

adalah campuran media serbuk sabut kelapa, arang sekam, pakis dan humus daun

bambu (M4). Pada awal penelitian campuran media serbuk sabut kelapa dan

humus daun bambu (M3) memiliki sifat media yang gembur, mengakibatkan akar

dapat lebih leluasa berkembang sehingga air dan unsur hara diserap lebih optimal,

akan tetapi media tanam M3 semakin lama akan mengalami pembusukan dan

media akan memadat sehingga akar sulit untuk berkembang.

Starbuck (2004), dalam www.balitbu.go.id menjelaskan bahwa ketika

proses pembusukan selesai, humus daun bambu akan berwarna coklat kehitaman

dan menjadi material bubuk. Penanaman terus menerus terutama pada jenis media

yang memiliki sifat menyerap air lebih banyak kerap kali mengakibatkan media

mengalami pemadatan dan terjadi pengurangan pori-pori makro (Prayugo, 2007).

Perlakuan media tanam M4 menunjukkan hasil jumlah daun tertinggi di

antara perlakuan media tanam lainnya. Hal ini diduga karena kandungan kalium

media M4 lebih tinggi dibandingkan media M1, media M2 dan media M3. Tabel 1

memperlihatkan bahwa kandungan K2O tertinggi pada media M4 yaitu 1.20%,

diikuti media M2 (0.53%), media M1 (0.42%) dan media M3 (0.11%). Kalium

berperan penting dalam transpor fotosintat (pada proses   phloem loading) ke

bagian sink tanaman (Krishna, 2002). Salah satu bagian sink yang kompetitif pada

masa pertumbuhan vegetatif adalah daun muda (tunas) yang sedang tumbuh

(Gardner et al., 1991; Salisbury dan Ross, 1995). Semakin banyak tunas yang

5/13/2018 A08yri - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/a08yri 30/52

 

21

memperoleh hara maka pertumbuhan dan perkembangan tunas-tunas akan

semakin cepat diikuti dengan meningkatnya jumlah daun.

Jumlah Ruas 

Peningkatan jumlah ruas pada setiap perlakuan media tanam dapat dilihat

pada Gambar 11. Pada saat tanaman berumur 1 MST dan 2 MST, jumlah ruas

pada seluruh perlakuan media tanam adalah 0. Berikut disajikan pertumbuhan

rata-rata jumlah ruas setiap perlakuan

Gambar 11. Pertumbuhan Rata-rata Jumlah Ruas Tanaman Sirih Merah padaberbagai perlakuan media tanam.

Pada akhir pengamatan dapat dilihat pada Tabel 4, perlakuan media M4

(campuran serbuk sabut kelapa, arang sekam, pakis dan humus daun bambu)

menghasilkan rataan jumlah ruas terbanyak, sedangkan rataan jumlah ruas yang

paling rendah diberikan oleh perlakuan media M1 (campuran serbuk sabut kelapa

dan arang sekam). Campuran media M1 hingga akhir pengamatan 12 MST kurang

menyediakan cadangan makanan yang cukup berupa unsur hara untuk 

pertumbuhan vegetatif tanaman sirih merah. Prayugo (2007) menyatakan bahwa

media arang sekam cenderung miskin akan unsur hara, sehingga tanaman yang

ditanam menggunakan media arang sekam pertumbuhannya kurang baik.

Perlakuan media tanam M4 menunjukkan hasil jumlah ruas tertinggi di

antara perlakuan media tanam lainnya. Hal ini diduga karena kandungan nitrogen

media M4 lebih tinggi dibandingkan media M1, media M2 dan media M3. Tabel

1 memperlihatkan bahwa kandungan nitrogen tertinggi pada media M4 yaitu

0.72%, diikuti media M3 (0.64%), media M2 (0.16%) dan media M1 (0.14%).

0

1

2

3

4

5

6

7

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

MST

   J  u  m   l  a   h   R  u  a

  s

M1 M2

M3 M4

5/13/2018 A08yri - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/a08yri 31/52

 

22

Salisbury dan Ross (1995) menuliskan bahwa nitrogen diserap oleh tanaman

dalam bentuk NO3- dan NH4

+  untuk sintesis asam amino, protein dan jaringan

tanaman. Menurut Plaster (1992) nitrogen lebih optimum dalam menunjang

pertumbuhan bagian vegetatif dibandingkan bagian generatif.

Tabel 4. Jumlah Ruas Tanaman Sirih Merah pada Perlakuan Media Tanam.

Keterangan:Nilai rataan pada kolom yang sama yang diikuti huruf yang berbeda menunjukkanperbedaan yang nyata menurut uji DMRT pada taraf 5%.Angka dalam kurung adalah angka hasil transformasi dengan √x+0.5 

Jumlah Buku

Perlakuan media berpengaruh nyata terhadap peubah jumlah buku dari

4 MST hingga akhir pengamatan 12 MST (Tabel 2).

Gambar 12. Pertumbuhan Rata-rata Jumlah Buku Tanaman Sirih Merah padaberbagai perlakuan media tanam.

Berdasarkan Gambar 12 terlihat pada 7 MST hingga 12 MST rataan

 jumlah buku yang terbanyak dihasilkan oleh media tanam M4. Media tanam M1

memiliki rataan jumlah buku terendah dari 3 MST hingga 12 MST (kecuali 8

PerlakuanJumlah Ruas

4MST

5MST

6MST

7MST

8MST

9MST

10MST

11MST

12MST

M1 0.2b (0.8) 

0.3b 0.5c 0.8b 1.1b 1.3c 1.4c 1.4c 1.5c

M2 0.3b (0.9) 

0.6ab 0.7bc 0.9b 1.0b 1.3c 1.4c 1.7c 1.9c

M3 0.8a (1.1)

 

0.8a 1.2a 1.8a 2.4a 3.0b 3.8b 4.7b 5.4bM4 0.5ab(1.0)

 0.8a 0.9ab 2.1a 2.6a 3.4a 4.4a 5.3a 6.3a

0

1

2

3

4

5

6

7

8

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

MST

   J  u  m   l  a   h   B  u   k  u

M1 M2

M3 M4

5/13/2018 A08yri - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/a08yri 32/52

 

23

MST). Pada saat tanaman berumur 1 MST dan 2 MST, jumlah buku pada seluruh

perlakuan media tanam adalah 0.

Pada Tabel 5 terlihat jumlah buku pada perlakuan media M1 tidak 

memberikan perbedaan yang nyata dengan jumlah buku pada perlakuan media M2.

Jumlah buku pada seluruh perlakuan media tanam tidak memberikan pengaruh

yang nyata pada saat tanaman berumur 3 MST. Campuran media tanam M4

memberikan cadangan makanan berupa unsur hara yang cukup untuk disimpan di

dalam buku yang memungkinkan tanaman untuk beregenerasi secepatnya.

Menurut Mualim (2006) tanaman memerlukan cadangan makanan yang cukup

untuk disimpan di dalam buku yang kemudian akan dirombak dan digunakan

untuk memunculkan akar dan tunas.

Tabel 5. Jumlah Buku Tanaman Sirih Merah pada Perlakuan Media Tanam.

PerlakuanJumlah Buku

4MST

5MST

6MST

7MST

8MST

9MST

10MST

11MST

12MST

M1 0.2b (0.8) 0.4c 0.6b 1.1b 1.6b 1.8b 2.1b 2.3c 2.4c

M2 0.4b (0.9) 0.7bc 0.8b 1.3b 1.4b 1.9b 2.2b 2.4c 2.7c

M3 1.0a (1.2) 1.1a 1.8a 2.8a 3.4a 4.0a 4.8a 5.7b 6.4b

M4 0.5ab(1.0) 0.9ab 1.6a 2.9a 3.4a 4.4a 5.3a 6.3a 7.2a

Keterangan:Nilai rataan pada kolom yang sama yang diikuti huruf yang berbeda menunjukkanperbedaan yang nyata menurut uji DMRT pada taraf 5%.Angka dalam kurung adalah angka hasil transformasi dengan √x+0.5 

Tinggi Tanaman

Berdasarkan rekapitulasi sidik ragam, perlakuan media tanam berpengaruh

nyata terhadap peubah tinggi tanaman pada 5 MST hingga akhir pengamatan

12 MST. Pada Gambar 13 terlihat peningkatan tinggi tanaman tertinggi pada

perlakuan media M4 yaitu saat tanaman berusia 7 MST hingga 12 MST. Tinggi

tanaman terendah adalah media M1 dari awal pengamatan 5 MST hingga akhir

pengamatan 12 MST. Berikut disajikan pertumbuhan rata-rata tinggi tanaman

sirih merah pada setiap perlakuan.

5/13/2018 A08yri - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/a08yri 33/52

 

24

Gambar 13. Pertumbuhan Rata-rata Tinggi Tanaman Sirih Merah pada berbagai

perlakuan media tanam.

Pada Tabel 6 diketahui bahwa pada akhir pengamatan 12 MST media

tanam yang menunjukkan rata-rata tinggi tanaman tertinggi adalah media M4

sedangkan media tanam yang memiliki rata-rata tinggi tanaman terendah adalah

media M1. Keadaan ini diduga akibat tidak ada penambahan hara pada media M1

sehingga tanaman kekurangan hara terutama fosfor. Lægreid et al. (1999)

mengemukakan media tanam memerlukan penambahan fosfor apabila jumlahnya

tidak cukup tersedia untuk pertumbuhan tanaman. Menurut Plaster (1992)

tanaman yang kekurangan fosfor memperlihatkan gejala tanaman tumbuh kerdil.

Campuran media tanam M4 memiliki kandungan unsur hara makro (N, P,

K) yang tinggi dibandingkan dengan media lainnya sehingga tanaman yang

ditanam pada media M4 mendapatkan cadangan makanan yang lebih banyak 

untuk merangsang pertumbuhan vegetatif tanaman sirih merah tersebut.

Susilawati (2007) menjelaskan bahwa nitrogen dibutuhkan oleh tanaman dalam

 jumlah yang banyak karena nitrogen mempunyai fungsi merangsang pertumbuhan

atau memperbaiki pertumbuhan vegetatif tanaman dan membantu pembentukan

klorofil sehingga memberikan warna hijau kegelapan pada tanaman.

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

MST

   T   i  n  g  g   i   T  a  n  a  m

  a  n   (  c  m   )

M1 M2

M3 M4

5/13/2018 A08yri - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/a08yri 34/52

 

25

Tabel 6. Tinggi Tanaman Sirih Merah pada Perlakuan Jenis Media Tanam

PerlakuanTinggi Tanaman (cm)

5

MST

6

MST

7

MST

8

MST

9

MST

10

MST

11

MST

12

MSTM1 2.8c (0.6) 4.7b 6.4c 8.2b 10.4c 12.1c 13.2c 14.2c

M2 4.5bc(0.7) 6.4b 8.2b 9.6b 11.3c 12.6c 14.0c 15.1c

M3 8.3a (0.9) 12.5a 16.2a 19.2a 22.6b 26.1b 29.9b 35.3b

M4 7.2ab(0.9) 12.4a 17.2a 21.3a 26.0a 31.4a 37.2a 44.8a

Keterangan:Nilai rataan pada kolom yang sama yang diikuti huruf yang berbeda menunjukkan perbedaanyang nyata menurut uji DMRT pada taraf 5%.Angka dalam kurung adalah angka hasil transformasi dengan log x + 1

Gambar 14 menunjukkan pertumbuhan tinggi tanaman sirih merah setiapperlakuan pada akhir pengamatan 12 MST. Perlakuan media M4 menghasilkan

tinggi tanaman tertinggi dan media M1 menghasilkan pertumbuhan tanaman yang

kurang optimal.

Gambar 14. Tinggi Tanaman Sirih Merah 12 MST pada berbagai perlakuanmedia tanam.

5/13/2018 A08yri - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/a08yri 35/52

 

26

Jumlah Akar

Perlakuan media tanam memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap

 jumlah akar. Tabel 7 terlihat pada akhir pengamatan 12 MST rataan jumlah akar

terbanyak dihasilkan oleh media M4. Media tanam M1 memiliki rataan jumlah

akar terendah. Campuran media tanam M4 mengandung cukup banyak unsur hara

berupa N, P dan K yang dapat digunakan oleh tanaman untuk merangsang

pertumbuhan akar lebih banyak .

Ljung et al. (2006) menyatakan bahwa hormon auksin merangsang

pembentukan akar primer pada awal pertumbuhan, auksin tidak hanya disintesis

pada bagian tajuk tetapi juga disintesis sebagian kecil pada bagian akar. Awal

terbentuknya akar dimulai oleh adanya metabolisme cadangan nutrisi berupa

karbohidrat yang akan menghasilkan energi selanjutnya mendorong pembelahan

sel dan membentuk sel-sel baru dalam jaringan (Wuryaningsih dan Andyantoro,

1998).

Tabel 7. Jumlah Akar Tanaman Sirih Merah 12 MST pada Perlakuan JenisMedia Tanam

Perlakuan Jumlah Akar

M1 14.9c

M2 16.7bc

M3 19.3ab

M4 20.8a

Keterangan:Nilai rataan yang diikuti huruf yang berbeda menunjukkan perbedaan yang nyatamenurut uji DMRT pada taraf 5%.

Panjang Akar 

Perlakuan media tanam memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap

panjang akar pada akhir pengamatan 12 MST (Tabel 2). Tabel 8 memperlihatkan

panjang akar tanaman sirih merah yang menggunakan campuran media M3 (30.6

cm) lebih panjang dibandingkan dengan menggunakan media M4 (28.0 cm), M2

(19.5 cm) dan M1 (12.3 cm). Diduga kandungan hara media M4 yang lebih besar

daripada kandungan hara media M3 menjadi penyebabnya. Berdasarkan hasil

analisis media pada Tabel 1, media M4 mengandung 0.72% N, 1.34% P 2O5 dan

1.20% K2O sedangkan media M3 memiliki 0.64% N, 0.53% P2O5 dan 0.11% K2O.

Salisbury dan Ross (1995) menjelaskan bahwa selain ditentukan oleh faktor

5/13/2018 A08yri - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/a08yri 36/52

 

27

genetik, morfologi akar ditentukan pula oleh keadaan lingkungan media yaitu hara.

Apabila hara tersedia dalam jumlah yang cukup maka tanaman akan membentuk 

sistem akar yang dangkal. Sebaliknya, tanaman dengan perlakuan media M3

cenderung memperluas akar untuk mendapatkan hara.

Campuran media serbuk sabut kelapa dan humus daun bambu dapat

menahan air 75-90 % dari berat keringnya, sehingga media tetap lembab dan

mampu bertahan selama tiga hari tergantung kondisi lingkungan (Apriyanti, 2008).

Rein et al. (1991), menyebutkan bahwa tingkat kelembaban dalam media

penyetekan mempengaruhi kemampuan setek untuk menyerap air dan merangsang

pertumbuhan akar primer.

Tabel 8. Panjang Akar Tanaman Sirih Merah 12 MST pada Perlakuan JenisMedia Tanam

Keterangan:

Nilai rataan yang diikuti huruf yang berbeda menunjukkan perbedaan yang nyatamenurut uji DMRT pada taraf 5%.

Gambar 15 memperlihatkan panjang akar tanaman sirih merah pada

berbagai perlakuan media tanam. Perlakuan media tanam M3 menghasilkan

panjang akar terpanjang dan media M1 menghasilkan panjang akar terpendek.

Gambar 15. Panjang Akar Tanaman Sirih Merah pada berbagai perlakuan media

tanam.

Perlakuan Panjang Akar (cm)

M1 12.3c

M2 19.5b

M3 30.6a

M4 28.0a

5/13/2018 A08yri - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/a08yri 37/52

 

28

Waktu Muncul Tunas

Perlakuan media tanam berpengaruh nyata terhadap waktu muncul tunas

(Tabel 2). Media tanam yang memunculkan tunas paling cepat setelah tanam

adalah campuran media serbuk sabut kelapa dan humus daun bambu (M3) serta

campuran media serbuk sabut kelapa, arang sekam, pakis dan humus daun bambu

(M4) yaitu 4.1 minggu dan 4.6 minggu, sedangkan media M1 dan M2 baru

memunculkan tunas 6.3 minggu dan 5.9 minggu (Tabel 9). Diduga karena media

M3 memiliki kelembaban yang tinggi sehingga cepat merangsang tumbuhnya akar.

Tabel 9. Waktu Muncul Tunas Tanaman Sirih Merah pada Perlakuan JenisMedia Tanam.

Perlakuan Waktu Muncul Tunas (Minggu)

M1 6.3a

M2 5.9ab

M3 4.1b

M4 4.6ab

Keterangan:Nilai rataan yang diikuti huruf yang berbeda menunjukkan perbedaan yang nyatamenurut uji DMRT pada taraf 5%.

Pada umumnya pembentukan dan pertumbuhan tunas akan terjadi setelahakar terbentuk dengan baik. Setelah primordia akar terbentuk maka akar tersebut

segera dapat berfungsi sebagai penyerap makanan dan titik tumbuhnya akan dapat

segera menghasilkan zat pengatur tumbuh sitokinin yang diperlukan untuk induksi

tunas (Mariska et al, 1987). Menurut Wuryaningsih dan Andyantoro (1998),

proses fisiologis awal tumbuhnya tunas ditentukan oleh pembelahan dan

pemanjangan sel meristematis dan ini lebih banyak ditentukan adanya

keseimbangan antara auksin, sitokinin dan senyawa-senyawa lain yangmengaktifkan sitokinin.

5/13/2018 A08yri - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/a08yri 38/52

 

29

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Perlakuan jenis media tanam berpengaruh nyata terhadap peubah waktu

muncul tunas daun, jumlah daun, tinggi tanaman, jumlah buku, jumlah ruas,

panjang akar dan jumlah akar. Tanaman sirih merah berkembang lebih baik pada

media yang menggunakan campuran serbuk sabut kelapa, arang sekam, pakis dan

humus daun bambu 1:1:1:1 (v/v) dibandingkan dengan perlakuan media lainnya.

Media campuran serbuk sabut kelapa, arang sekam, pakis dan humus daun bambu

1:1:1:1 (v/v) memberikan hasil jumlah daun, jumlah ruas, jumlah buku, jumlah

akar terbanyak dan tinggi tanaman.

Perlakuan media tanam yang memberikan hasil panjang akar terpanjang

dan waktu muncul tunas daun paling cepat adalah campuran media serbuk sabut

kelapa dan humus daun bambu dengan perbandingan 1:1 (v/v).

Saran

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui campuran jenis

media tanam yang tepat untuk pertumbuhan bibit sirih merah di dalam rumah

plastik.

5/13/2018 A08yri - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/a08yri 39/52

 

30

DAFTAR PUSTAKA

Apriyanti, R. N. 2008. Caladium: Supaya Tetap Cantik.http://www.daunbagus.com. (3 Februari 2008).

Asman. 2006. Manfaat Sirih Merah dan Sirih Hitam. Health groups. Jawa Barat.

Dewi, S. 2004. Pengaruh penggunaan media tanam terhadap pertumbuhan bibitstum mangga ( Mangiferaindica L.). Jurnal Budidaya Pertanian. 1(2): 3-12.

Douglas, J.S. 1985. Advanced Guide to Hydrophonic (Soilless Cultivation).Pelham Books Ltd, London. 368p.

Gardner, F. P., R. B. Pearce dan R. L. Mitchell. 1991. Fisiologi TanamanBudidaya. Jilid pertama. Penerjemah: Herawati Susilo. UI-Press. Jakarta.428 hal.

Harsono, S. 1992. Perbanyakan tanaman sirih. Warta Tumbuhan Obat Indonesia.1(1): 22-23.

Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia II. Badan Litbang Kehutanan.Departemen Kehutanan. Jilid II, hal. 622-628.

Januwati, M dan Rosita SM. 1992. Faktor-faktor ekologi yang mempengaruhi

pertumbuhan tanaman sirih (Piper betle Linn.). Warta Tumbuhan ObatIndonesia. 1(1): 18-20

Junaedhie, K. 2007. Syarat Hidup Anthurium. http://www.toekangkeboen.com. (6Juni 2007).

Krishna, K. R. 2002. Potassium in Soil and Its Influence on Crop Growth andYield, p. 141-153.  In: K. R. Krishna ( Ed.). Soil Fertility and CropProduction. Science Publishers Inc. USA.

Lægreid, M. O. C. Bøckman and O. Kaarstad. 1999. Agriculture, Fertilizers and

the Environment. CAB International. Cambridge. 294 p.

Ljung, K., Hull, A. K., Celenza, J., Yamada, M., Estelle, M., Normanly, J., andSandberg, G. 2008. http://www.plantcell.com. (21 juli 2008). Sites andregulation of auxin biosynthesis in arabidopsis Roots.

Mariska, I., I. Darwati dan H. Moko. 1987. Perbanyakan Setek Panili (Vanilla

 planifolia) dengan Zat Pengatur Tumbuh Pada Berbagai Media Tumbuh.Laporan Penelitian Perbanyakan Tanaman Pada Media Tumbuh Pelet Jiffy.Balai Penelitian Perkebunan Bogor. Hal : 50-58.

5/13/2018 A08yri - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/a08yri 40/52

 

31

Mualim, L. 2006. Respon Pertumbuhan Bibit Tanaman Sirih (Piper betle L.)terhadap Jumlah Buku Bahan Setek dan Lama Penyungkupan. Skripsi.Departemen Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, IPB. Bogor.

Murti, T. Rugayah dan Rusdi. 2006. Pengaruh jenis media pengakaran danpemberian zat perangsang akar pada pertumbuhan setek sirih merah (Piper 

crocatum Ruiz and Pav). Jurnal Budidaya Pertanian. 1(1): 4-13.

Nuruzaman. 2008. Pengaruh penggunaan media tanam terhadap pertumbuhantanaman manggis (Garcinia mangostana L.). Jurnal Budidaya Pertanian.1(1):14-20 .

Prayugo, S. 2007. Media Tanam untuk Tanaman Hias. Penebar Swadaya. Jakarta.

Plaster, E. J. 1992. Soil Science and Management. Delmar Publishers Inc. 2 nd ed.

New York. 514 p.

Rahayu, T. Rugayah dan Rusdi. 2006. Pengaruh jenis serasah tanaman sebagaicampuran media tanam pada pertumbuhan sirih merah (Piper crocatum

Ruiz and Pav) dalam pot. Jurnal Budidaya Pertanian. 1(1):27-33 .

Rein, W.H., R.D. Wright and J.R. Seiler. 1991. Propagation medium moisturelevel influence primer rooting of woody stem cuttings. J. Amer. Soc. Hort.Sci. 116(4) : 632-636.

Salisbury, F. B. and C. W. Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan. Jilid pertama.Penerjemah: D. R. Lukman dan Sumaryono. Penerbit ITB. Bandung.

Sriyanti. 1989. Pengaruh penggunaan jenis media tanam terhadap pertumbuhananggrek  Dendrobium sp. dalam pot. Jurnal Budidaya Pertanian. 1(1):34-42

Starbuck. 2004. www.balitbu.go.id 26 Agustus 2008.

Sudewo, B. 2005. Basmi Penyakit dengan Sirih Merah. Agromedia Pustaka.Jakarta.

Supriyadi. 2007. Tumbuhan Obat Indonesia: Penggunaan dan Khasiatnya. PustakaPopuler Obor. Jakarta. 145 hal.

Susilawati, E. 2007. Pengaruh Komposisi Media terhadap Perkecambahan danPertumbuhan Tanaman   Helichrysum bracteatum dan   Zinnia elegans.Skripsi. Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, IPB.Bogor

Wijayanti, S. 2006. Pengaruh jenis media tanam terhadap pertumbuhan anthurium( Anthurium sp.). Jurnal Budidaya Pertanian. 1(2): 18-27.

5/13/2018 A08yri - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/a08yri 41/52

 

32

Wudianto, R. 1996. Membuat Setek, Cangkok dan Okulasi. Penebar Swadaya.Jakarta.

Wuryaningsih, S. dan S. Andyantoro. 1998. Pertumbuhan setek melati berbuku

satu dan dua pada beberapa macam media. Agri Journal. 5 (1-2) : 32-41.

Zuhud, E.A.M. 2007. Potensi dan Prospek Tumbuhan Obat Hutan TropikaIndonesia. Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

5/13/2018 A08yri - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/a08yri 42/52

 

 

LAMPIRAN

5/13/2018 A08yri - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/a08yri 43/52

 

33

Tabel Lampiran 1. Suhu dan RH Rata-rata pada Periode Mingguan PertanamanSirih Merah (Piper crocatum Ruiz and Pav.).

UmurSuhu RH

Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore

MST -------------- ºC ------------- ---------- % ----------1 27.5 32.4  28.3  97.7 64.1 87.02 28.0 35.3  32.0  91.2 61.7 84.83 35.2 37.1  30.4  82.7 53.2 85.5

4 29.5 35.7  33.2  90.5 61.3 83.3

5 32.4 35.6  33.1  85.2 61.4 83.5

6 35.6 37.2  32.5  81.3 53.0 84.3

7 30.4 33.2  29.5  87.2 63.5 86.7

8 28.7 30.4  29.6  91.6 65.2 86.6

9 32.8 34.2  30.2  85.0 62.6 85.7

10 29.3 35.2  33.4  90.2 61.8 83.011 31.3 33.6  32.6  86.3 63.7 84.2

12 33.5 39.7  32.1  80.9 38.4 84.6

5/13/2018 A08yri - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/a08yri 44/52

 

34

Tabel Lampiran 2. Kriteria Sifat Kimia Tanah (Pusat Penelitian Tanah 1983).

Sifat TanahNilai

SangatRendah

Rendah Sedang Tinggi SangatTinggi

C (%) <1.00 1.00-2.00 2.01-3.00 3.01-5.00 >5.00N (%) <0.10 0.10-0.20 0.21-0.50 0.51-0.75 >0.75C/N <5 5-10 11-15 16-25 >25P2O5HCl 25% (ppm) <15 15-20 21-40 41-60 >60P2O5 Bray I (ppm) <10 10-15 16-25 26-35 >35P2O5 Olsen (ppm) <10 10-25 26-45 46-60 >60K2O.HCl 25% <10 10-20 21-40 41-60 >60KTK <5 5-16 17-24 25-40 >40Susunan KationK (me/100g) <0.10 0.10-0.20 0.30-0.50 0.60-1.00 >1.00

Na (me/100g) <0.10 0.10-0.30 0.40-0.70 0.80-1.00 >1.00Mg (me/100g) <0.4 0.40-1.00 1.10-2.00 2.80-8.00 >8.00Ca (me/100g) <2 2-5 6-10 11-20 >20Kejenuhan Basa (%) <20 20-35 36-50 51-70 >70Kejenuhan Al (%) <1 10-20 21-30 31-60 >60

pH (H2O)SangatMasam

Masam Agak Masam

Netral Agak Basa

<4.5 4.5-5.5 5.6-6.5 6.6-7.5 7.6-8.5

5/13/2018 A08yri - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/a08yri 45/52

 

35

U 1 U2 U3

s

Gambar Lampiran 1. Denah Tata Letak Penelitian

Keterangan :

M1 = Unit perlakuan campuran media tanam serbuk sabut kelapa dan arang

sekam 1 : 1

M2 = Unit perlakuan campuran media tanam serbuk sabut kelapa dan pakis

1 : 1

M3 = Unit perlakuan campuran media tanam serbuk sabut kelapa dan humus

daun bambu 1 : 1

M4 = Unit perlakuan campuran media tanam serbuk sabut kelapa, arang

sekam, pakis dan humus daun bambu 1 : 1 : 1 : 1

U1 = Ulangan ke-1

U2 = Ulangan ke-2

U3 = Ulangan ke-3

M1

M3

M4M2

M3

M1

M2M4

M2

M4

M1M3

5/13/2018 A08yri - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/a08yri 46/52

 

36

Tabel Lampiran 3. Analisis Sidik Ragam Jumlah Daun Terbuka Penuh SirihMerah.

Umur SumberKeragaman

db JK KTF

hitungPr>F

(MST)

41)

Ulangan (U) 20.0182

(0.0054)0.0090

(0.0027)0.16

(0.18)0.8607

(0.8497)

Perlakuan (M) 30.1144

(0.0321)0.0381

(0.0107)0.68

(0.70)0.6414

(0.6340)

Galat 20.1122

(0.0306)0.0561

(0.0153)

Umum 70.2448

(0.0682)

KK75.5027 

(13.7894)

51)

Ulangan (U) 20.2437

(0.0491)0.1219

(0.0245)0.99

(1.04)0.4254

(0.4093)

Perlakuan (M) 30.8819

(0.1677)0.2940

(0.0559)2.39

(2.37)0.1679

(0.1697)

Galat 60.7393

(0.1416)0.1232

(0.0236)

Umum 111.8649

(0.3585)

KK53.9336

(14.5393)

6

Ulangan (U) 2 0.6112 0.3056 3.36 0.1049

Perlakuan (M) 3 3.7848 1.2616 13.88 0.0042

Galat 6 0.5455 0.0909

Umum 11 4.9416

KK 24.6817

7

Ulangan (U) 2 0.4540 0.0070 3.59 0.0943

Perlakuan (M) 3 6.1357 2.0452 32.35 0.0004

Galat 6 0.3794 0.0632

Umum 11 6.9691

KK 14.2603

8

Ulangan (U) 2 0.1990 0.0995 1.99 0.2172

Perlakuan (M) 3 11.7223 3.9074 78.17 0.0001

Galat 6 0.2999 0.0500

Umum 11 12.2213

KK 9.8782

9

Ulangan (U) 2 0.1321 0.0660 0.97 0.4301Perlakuan (M) 3 15.7163 5.2388 77.32 0.0001

Galat 6 0.4066 0.0678

Umum 11 16.2549

KK 9.2800

10

Ulangan (U) 2 0.0726 0.0363 0.40 0.6899

Perlakuan (M) 3 23.9972 7.9991 87.07 0.0001

Galat 6 0.5512 0.09187

Umum 11 24.6210

KK 9.0544

5/13/2018 A08yri - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/a08yri 47/52

 

37

Tabel Lampiran 3. Lanjutan.

Umur SumberKeragaman

db JK KTF

hitungPr>F

(MST)

11

Ulangan (U) 2 0.0899 0.0449 1.12 0.3869

Perlakuan (M) 3 34.9265 11.6422 289.45 0.0001Galat 6 0.2413 0.0402

Umum 11 35.2577

KK 5.1946

12

Ulangan (U) 2 0.0970 0.0485 0.87 0.4665

Perlakuan (M) 3 48.4243 16.1414 289.11 0.0001

Galat 6 0.3350 0.0558

Umum 11 48.8562

KK 5.3488

Ket: 1) Angka dalam kurung adalah angka hasil transformasi dengan √x+0.5 

Tabel Lampiran 4. Analisis Sidik Ragam Jumlah Ruas Sirih Merah.

Umur SumberKeragaman

db JK KTF

hitungPr>F

(MST)

31) 

Ulangan (U) 20.0443

(0.0135)0.0221

(0.0068)0.69

(0.71)0.5934

(0.5833)

Perlakuan (M) 30.0400

(0.0122)0.0133

(0.0041)0.41

(0.43)0.7635

(0.7552)

Galat 20.0646

(0.0189)0.0323

(0.0095)

Umum 7

0.1490

(0.0446)KK

61.4593(10.9534)

41) 

Ulangan (U) 20.0283

(0.0083)0.0142

(0.0041)0.47

(0.53)0.6507

(0.6201)

Perlakuan (M) 30.4444

(0.1181)0.1481

(0.0394)4.90

(5.02)0.0598

(0.0573)

Galat 50.1511

(0.0392)0.0302

(0.0078)

Umum 100.6239

(0.1657)

KK42.3098(9.3620)

5

Ulangan (U) 2 0.1225 0.0613 2.38 0.1731Perlakuan (M) 3 0.3997 0.1332 5.18 0.0420

Galat 6 0.1542 0.0257

Umum 11 0.6765

KK 25.7199

6

Ulangan (U) 2 0.3440 0.1720 8.31 0.0187

Perlakuan (M) 3 0.7870 0.2623 12.67 0.0052

Galat 6 0.1242 0.0207

Umum 11 1.2552

KK 17.5803

5/13/2018 A08yri - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/a08yri 48/52

 

38

Tabel Lampiran 4. Lanjutan.

Umur SumberKeragaman

db JK KTF

hitungPr>F

(MST)

7

Ulangan (U) 2 0.1121 0.0560 1.20 0.3633

Perlakuan (M) 3 3.8015 1.2672 27.24 0.0007Galat 6 0.2791 0.0465

Umum 11 4.1927

KK 15.5266

8

Ulangan (U) 2 0.0153 0.0077 0.22 0.8107

Perlakuan (M) 3 6.5436 2.1812 61.90 0.0001

Galat 6 0.2114 0.0352

Umum 11 6.7704

KK 10.4770

9

Ulangan (U) 2 0.0986 0.0493 1.28 0.3434

Perlakuan (M) 3 11.6439 3.8813 101.08 0.0001

Galat 6 0.2304 0.0384

Umum 11 11.9729KK 8.7122

10

Ulangan (U) 2 0.2251 0.1126 4.12 0.0747

Perlakuan (M) 3 22.2582 7.4194 271.74 0.0001

Galat 6 0.1638 0.0273

Umum 11 22.6471

KK 5.9778

11

Ulangan (U) 2 0.2293 0.1146 1.98 0.2189

Perlakuan (M) 3 36.3500 12.1167 209.03 0.0001

Galat 6 0.3478 0.0580

Umum 11 36.9271

KK 7.3497

12

Ulangan (U) 2 0.6045 0.3022 4.52 0.0635

Perlakuan (M) 3 52.6770 17.5590 262.64 0.0001

Galat 6 0.4011 0.0669

Umum 11 53.6826

KK 6.8193

Ket: 1) Angka dalam kurung adalah angka hasil transformasi dengan √x+0.5 

5/13/2018 A08yri - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/a08yri 49/52

 

39

Tabel Lampiran 5. Analisis Sidik Ragam Jumlah Buku Sirih Merah.

Umur SumberKeragaman

db JK KTF

hitungPr>F

(MST)

31) 

Ulangan (U) 2

0.0443

(0.0135)

0.0221

(0.0068)

0.69

(0.71)

0.5934

(0.5833)

Perlakuan (M) 30.0400

(0.0122)0.0133

(0.0041)0.41

(0.43)0.7635

(0.7552)

Galat 20.0646

(0.0189)0.0323

(0.0095)

Umum 70.1490

(0.0446)

KK61.4593

(10.9534)

41) 

Ulangan (U) 20.0370

(0.0081)0.0185

(0.0040)0.30

(0.32)0.7551

(0.7411)

Perlakuan (M) 30.8537

(0.1935)0.2846

(0.0645)4.57

(5.10)0.0676

(0.0557)

Galat 50.3112

(0.0633)0.0622

(0.0127)

Umum 101.2019

(0.2648)

KK52.9783

(11.5636)

5

Ulangan (U) 2 0.2917 0.1458 3.34 0.1058

Perlakuan (M) 3 0.7839 0.2613 5.99 0.0309

Galat 6 0.2617 0.0436

Umum 11 1.3373

KK 26.4100

6

Ulangan (U) 2 0.6667 0.3333 5.49 0.0441

Perlakuan (M) 3 3.0318 1.0106 16.65 0.0026Galat 6 0.3641 0.0607

Umum 11 4.0626

KK 20.3877

7

Ulangan (U) 2 0.2426 0.1213 2.84 0.1356

Perlakuan (M) 3 7.8865 2.6288 61.53 0.0001

Galat 6 0.2563 0.0427

Umum 11 8.3854

KK 10.1945

8

Ulangan (U) 2 0.0545 0.0272 0.54 0.6077

Perlakuan (M) 3 11.0241 3.6747 73.12 0.0001

Galat 6 0.3015 0.0503

Umum 11 11.3801KK 9.1160

9

Ulangan (U) 2 0.0873 0.0437 0.47 0.6465

Perlakuan (M) 3 16.5663 5.5221 59.38 0.0001

Galat 6 0.5579 0.0930

Umum 11 17.2116

KK 10.0697

10

Ulangan (U) 2 0.3393 0.1696 2.56 0.1572

Perlakuan (M) 3 26.3689 8.7896 132.57 0.0001

Galat 6 0.3978 0.0663

Umum 11 27.1060

KK 7.1293

5/13/2018 A08yri - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/a08yri 50/52

 

40

Tabel Lampiran 5. Lanjutan.

Umur SumberKeragaman

db JK KTF

hitungPr>F

(MST)

11

Ulangan (U) 2 0.2917 0.1458 1.65 0.2679

Perlakuan (M) 3 39.6293 13.2098 149.79 0.0001Galat 6 0.5291 0.0882

Umum 11 40.4501

KK 7.1286

12

Ulangan (U) 2 0.5951 0.2976 3.43 0.1016

Perlakuan (M) 3 55.8043 18.6014 214.43 0.0001

Galat 6 0.5205 0.0867

Umum 11 56.9199

KK 6.2744

Tabel Lampiran 6. Analisis Sidik Ragam Tinggi Tanaman Sirih Merah.

Umur SumberKeragaman

db JK KT Fhitung

Pr>F(MST)

52) 

Ulangan (U) 217.1763(0.0891)

8.5881(0.0446)

2.66(4.12)

0.1488(0.0749)

Perlakuan (M) 355.9765(0.2764)

18.6588(0.0921)

5.78(8.51)

0.0333(0.0139)

Galat 619.3603(0.0650)

3.2267(0.0108)

Umum 1192.5130(0.4305)

KK 31.5695 (13.2399)

6

Ulangan (U) 2 25.8482 12.9241 13.21 0.0063Perlakuan (M) 3 146.9246 48.9749 50.08 0.0001

Galat 6 5.8681 0.9780

Umum 11 178.6409

KK 10.9822

7

Ulangan (U) 2 27.1730 13.5865 17.70 0.0030

Perlakuan (M) 3 271.6634 90.5545 117.99 0.0001

Galat 6 4.6049 0.7675

Umum 11 303.4412

KK 7.3005

8

Ulangan (U) 2 21.1133 10.5566 8.85 0.0162

Perlakuan (M) 3 394.6866 131.5622 110.30 0.0001

Galat 6 7.1567 1.1928

Umum 11 422.9566

KK 7.4899

9

Ulangan (U) 2 11.7775 5.8887 4.24 0.0713

Perlakuan (M) 3 564.6403 188.2134 135.38 0.0001

Galat 6 8.3417 1.3903

Umum 11 584.7594

KK 6.7147

5/13/2018 A08yri - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/a08yri 51/52

 

41

Tabel Lampiran 6. Lanjutan.

Umur SumberKeragaman

db JK KTF

hitungPr>F

(MST)

10

Ulangan (U) 2 8.0546 4.0273 2.04 0.2106Perlakuan (M) 3 846.9764 282.3255 143.17 0.0001

Galat 6 11.8321 1.9720

Umum 11 866.8631

KK 6.8421

11

Ulangan (U) 2 14.8061 7.4030 2.70 0.1455

Perlakuan (M) 3 1278.9166 426.3055 155.66 0.0001

Galat 6 16.4317 2.7386

Umum 11 1310.1544

KK 7.0186

12

Ulangan (U) 2 18.1213 9.0606 1.91 0.2281

Perlakuan (M) 3 2071.3215 690.4405 145.55 0.0001Galat 6 28.4629 4.7438

Umum 11 2117.9056

KK 7.9555

Ket: 2) Angka dalam kurung adalah angka hasil transformasi dengan log x+1

Tabel Lampiran 7. Analisis Sidik Ragam Jumlah Akar Sirih Merah.

Umur SumberKeragaman

db JK KTF

hitungPr>F

(MST)

12

Ulangan (U) 2 1.5512 0.7756 0.42 0.6774

Perlakuan (M) 3 62.3684 20.7895 11.15 0.0072

Galat 6 11.1877 1.8646

Umum 11 75.1074

KK 7.6165

Tabel Lampiran 8. Analisis Sidik Ragam Panjang Akar Sirih Merah.

UmurSumber Keragaman db JK KT F hitung Pr>F

(MST)

12

Ulangan (U) 2 5.5115 2.7557 0.47 0.6453

Perlakuan (M) 3 626.7973 208.9324 35.76 0.0003

Galat 6 35.0521 5.8420

Umum 11 667.3609

KK 10.6944

5/13/2018 A08yri - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/a08yri 52/52

 

42

Tabel Lampiran 9. Analisis Sidik Ragam Waktu Muncul Tunas Sirih Merah.

Umur Sumber Keragaman db JK KT F hitung Pr>F

Minggu

Ulangan (U) 2 4.3193 2.1596 2.55 0.1580Perlakuan (M) 3 10.2393 3.4131 4.03 0.0692

Galat 6 5.0830 0.8472

Umum 11 19.6416

KK 17.6269