36
Masalah Etik dan Hukum pada Advanced Directive Ferryal Basbeth Departemen Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal Fakultas Kedokteran Universitas YARSI Jl. Letjen Suprapto Cempaka Putih Jakarta Pusat 62-21 4206676 ext. 3103, 62-21 4244574 www.yarsi.ac.id [email protected]

AD 4 konas

Embed Size (px)

DESCRIPTION

tes

Citation preview

Page 1: AD 4 konas

Masalah Etik dan Hukum pada Advanced Directive

Ferryal BasbethDepartemen Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal

Fakultas Kedokteran Universitas YARSIJl. Letjen Suprapto Cempaka Putih Jakarta Pusat

62-21 4206676 ext. 3103, 62-21 4244574 www.yarsi.ac.id [email protected]

Page 2: AD 4 konas

Pernahkah anda menulis rencana tentang perawatan kesehatan yang anda inginkan atau yang anda tidak inginkan pada saat anda sendiri tidak mempunyai competency dan capacy dalam mengambil keputusan?

Advanced Directives

Page 3: AD 4 konas

Objective:1. Definisi Advanced Directives2. Kondisi terminal & Kondisi Irreversible3. Living Will & Durable Power Of Attorney for Health Care 4. Apakah Perlu ke duanya?5. Pencabutan Advanced Directives6. Siapa yang harus menyimpan Advanced Directives?7. Bagaimana sebaiknya sikap tenaga medis pada pasien yg membawa

instructional directives?8. Membuat Advanced Directives

1. Keterlibatan Pegacara2. Saksi-saksi/ wali

9. Keuntungan Advanced Directives10. Etika dan Hukum dari Advanced Directives

3

Page 4: AD 4 konas

Sebuah pernyataan tertulis dari keinginan pasien, preferensi dan pilihannya tentang keputusan dari akhir kehidupan

Sebuah tool untuk membantu pasien berpikir dan berkomunikasi untuk menentukan pilihannya

1. Advance Directives adalah?

Page 5: AD 4 konas

Advance Directive

5

– Dokumen legal – Hak otonomi pasien yang memperkenankan pasien – Instruksi kepada dokter dan tim kesehatan yang

profesional – Tentang jenis pengobatan yang pasien inginkan – Disaat pasien menjadi tidak mampu membuat

keputusan untuk dirinya pada saat stadium terminal. – Doktrin “inform consent”.

Page 6: AD 4 konas

2. Kondisi terminal• Kondisi yang tidak dapat sembuh yang

diakibatkan oleh injury, penyakit, atau penyakit medis lain yang berhubungan dengan kematian dalam 6 bulan walaupun dengan perawatan medis standar.

• End stage renal failure, Stroke berulang dengan vegetative state, Brain death, Gagal jantung tahap akhir

Page 7: AD 4 konas

3. Kondisi irrevesible• Kondisi atau situasi, penderitaan atau penyakit

yang tidak dapat diobati atau tidak akan pernah sembuh,

• Membuat sesorang tidak dapat memelihara atau membuat keputusan untuk dirinya sendiri, dan

• Apabila tanpa dibantu oleh perawatan medis standar akan bersifat fatal

Page 8: AD 4 konas

4. Advance Directives, Living Will & Durable Power of Attorney for Health Care Written instructions about future medical care

Only used: If patient has seriously ill or injured, and Unable to speak for theirself

Should include: Living will Medical (health care) power of attorney

Page 9: AD 4 konas

Apa yang dimaksud dengan Living Will? Living Will (Surat Wasiat) menginstruksikan

dokter untuk tidak memberikan pengobatan untuk memperpanjang hidup

Pada saat pasien menderita penyakit yang bersifat terminal condition atau permanently unconscious.

Page 10: AD 4 konas

Durable Power of Attorney for Health Care (DPOAH)?

• Medical Power of Attorney• Health Care Power of Attorney (HCPA)• "health care proxy or agent" • “health care surrogate”

10

Page 11: AD 4 konas

Durable Power of Attorney for Health Care (DPOAH)?

• Surat Kuasa Tanpa Waktu Tertentu untuk Perawatan Kesehatan

• Dokumen yang memberikan wewenang pada orang yang ditunjuk pasien untuk bertindak sebagai health care agent

• Untuk membuat keputusan medis bagi pasien jika pasien menjadi tidak mampu melakukannya sendiri

Page 12: AD 4 konas

Apakah perlu mempunyai Durable Power of Attorney for Health Care dan Living Will

• Durable Power of Attorney for Health Care berlaku bilamana pasien menjadi tidak mampu untuk membuat keputusan – misalnya, sewaktu operasi, atau bahkan bila pasien dalam keadaan tidak sadar sementara.

• Living Will berlaku bila tidak ada harapan untuk sembuh.

Page 13: AD 4 konas

Hukum New Hampshire

• Jika persyaratan pada advanced directives bertentangan, maka Durable Power of Attorney for Health Care akan mengalahkan ketentuan yang tercantum dalam Living Will.

Page 14: AD 4 konas

5. Pencabutan Advanced Direcitves

• Pasien dapat mencabut atau membatalkan advance directive secara lisan atau tertulis setiap saat.

• Perceraian secara otomatis membatalkan Durable Power of Attorney for Health Care jika yang menjadi wali perawatan kesehatan adalah pasangannya dan belum ada nama alternatif lain di dalam dokumen tsb

• Advance directives atau Petunjuk perawatan didepan, tidak perlu diperbarui. Namun, jika pasien ingin mengubah sesuatu pada Durable Power of Attorney for Health Care atau Living Will, harus mengisi dokumen baru.

Page 15: AD 4 konas

6. Siapa yang harus memiliki salinan advance directives?

• Salinan dokumen harus disimpan oleh dokter, rumah sakit, keluarga dan orang yang dipilih sebagai wali

• Pasien harus memberitahu dokter, perawat atau pihak yang merawat bila memiliki advance directive

• Pasien harus membawa salinan dokumen bila akan dirawat di rumah sakit

Page 16: AD 4 konas

7. Bagaimana sebaiknya sikap tenaga medis pada pasien yg membawa instructional directives?

• Memasukannya kedalam medical record• Melakukan tindakan sesuai dengan instruksi

yang ada dalam advanced directives ketika pasien ditentukan menjadi “lack of decision making capacity”.

• Memberitahukan kepada semua petugas kesehatan lainnya untuk mengikuti instruksi yang ada pada advanced directives.

Page 17: AD 4 konas

8. Membuat Advanced Directives

• Pasien tidak memerlukan pengacara untuk membuat advance directives, cukup mengisi formulir yang sudah tersedia

• Ditanda-tangani di hadapan dua saksi dan notaris untuk keabsahannya, kompeten >18 th

• Wali perawatan kesehatan Anda yang tercantum di dalam Durable Power of Attorney for Health Care, tidak boleh bertindak sebagai saksi. (New Hampshire, Foundation for Healthy Communities, 2002).

Page 18: AD 4 konas

Syarat menjadi Power of Attorney (berdasar pada tabel Missouri)

• Bukan hakim yang bekerja full time atau juru tulis pengadilan, atau yang berhubungan.

• 18 tahun ke atas, bukan orang yang diputuskan akan menjadi incapacitated atau tidak mampu dan bukan pecandu obat-obatan.

• Bukan orang yang sedang dirawat oleh dokter (bukan pasien)

Page 19: AD 4 konas

New Hampshire Partnership for End-of-Life Care, yang dapat dipilih sebagai wali:• Harus seseorang yang dikenal pasien dan dipercaya • Harus berusia sekurangnya 18 tahun.• Jika pasien memilih provider kesehatan atau tempat

perawatan kesehatan maka orang tersebut harus memilih untuk bertindak sebagai wali (agen) perawatan kesehatan pasien atau sebagai provider kesehatan atau penyedia tempat perawatan pasien, dan undang-undang tidak mengizinkan seseorang untuk melakukan keduanya sekaligus

Page 20: AD 4 konas

9. Keuntungan Advanced Directives

• Membantu dokter dan rumah sakit dalam menyelesaikan pertanyaan etik yang berhubungan dengan perawatan medis.

• Membantu keluarga pasien dan teman-teman pasien dengan membebaskan mereka dari beban dalam pengambilan keputusan ttg hidup matinya seseorang.

• Pasien membiayai dirinya sendiri dalam mengambil keputusan ttg dirinya Tidak memerlukan pengacara

• Document dapat diubah setiap saat

Page 21: AD 4 konas

Advanced Directives

Etika dan Hukum

Page 22: AD 4 konas

10. Alasan moral tentang pentingnya persetujuan tindakan medis

• Penderita yang cakap, menurut definisi dapat memberikan persetujuan tindakan medis

• Pentingnya persetujuan tindakan medis didukung oleh– prinsip-prinsip otonomi yaitu untuk menghormati

penderita terutama untuk penderita dalam pengambilan keputusan tindakan medis yang telah diinformasikan kepadanya

– Prinsip-prinsip beneficence/non-maleficence yang secara umum merupakan sesuatu yang diinformasikan kepada pasien adalah suatu keputusan terbaik mengenai terapi apa yang terbaik untuk pasien itu sendiri

Page 23: AD 4 konas

Euthanasia Aktif• KUHP Pasal 344

“ Barangsiapa merampas nyawa orang lain atas permintaan orang itu sendiri yang jelas dinyatakan dengan kesungguhan hati, diancam dengan pidana penjara paling lama 12 tahun “

Page 24: AD 4 konas

KODE ETIK KEDOKTERAN INDONESIA

Pasal 10Setiap dokter harus senantiasa mengingat akanKewajiban melindungi hidup makhluk insani

Page 25: AD 4 konas

Pedoman Etik Spesialis Anestesiologi & Reanimasi Indonesia

Pasal 3 Setiap Sp Anestesi tidak akan mengupayakan

pengakhiran kehidupan manusia ataupun memperpanjang proses kematian pada pasien - pasien yang akan meninggal secara alamiah

Page 26: AD 4 konas

FATWA IDI NO. 231/PB/4/07/90

1. Pada pasien yang belum mati, namun tindakan paliatif dan terapetik tidak ada gunanya lagi, sehingga bertentangan dengan tujuan ilmu kedokteran, maka tindakan-tindakan tersebut dapat dihentikan

2. Penghentian sebaiknya dikonsultasikan dengan minimal 1 dokter lagi

Page 27: AD 4 konas

Keputusan Menteri KesehatanNo. 812/Menkes/SK/VII/2007

1. Persetujuan tindakan medis/informed consent untuk pasien paliatif

2. Resusitasi/tidak resusitasi pada pasien paliatif a) Pasien yang kompeten memiliki hak untuk tidak

menghendaki resusitasi, sepanjang informasi adekuat yang dibutuhkannya untuk membuat keputusan telah dipahaminya. Keputusan tersebut dapat diberikan dalam bentuk pesan ( advanced directive ) atau dalam informed consent menjelang ia kehilangan kompetensinya.

Page 28: AD 4 konas

b. Keluarga terdekatnya pada dasarnya tidak boleh membuat keputusan tidak resusitasi, kecuali telah dipesankan dalam advanced directive tertulis.Namun demikian, dalam keadaan tertentu dan atas pertimbangan tertentu yang layak dan patut, permintaan tertulis oleh seluruh anggota keluarga terdekat dapat dimintakan penetapan panggilan untuk pengesahannya.

Page 29: AD 4 konas

DASAR HUKUM ADVANCE DIRECTIVE DI NEGARA LAIN

AmerikaDokter yang melakukan eutanasia dalam konsekuensi advance directive tidak termasuk tindakan kriminal, jika dokter dapat menunjukkan bahwa :

Pasien menderita penyakit serius yang tidak dapat disembuhkan.

Pasien tidak sadarkan diri. Kondisi pasien irreversibel walaupun dengan pengobatan

standar.

Page 30: AD 4 konas

Dalil-dalil dan syariat Islam

Q.s Yunus (10) : 49 “ Katakanlah : “ Tiap – tiap umat mempunyai ajal mereka. Apabila telah datang ajal mereka, maka mereka tidak dapat mengundurkannya sesaatpun dan tidak (pula) mendahulukan(nya)”

Page 31: AD 4 konas

HR al-Bukhari, Muslim al-Turmudzi, al-Nasai, Abu Dawud, Ibnu Majah, dan Ahmad :

Dari Anas bin Malik ra. Nabi saw bersabda: “Janganlah seorang diantara kalian berharap mati akibat penderitaan yang menimpanya, namun jika mesti melakukannya, maka berdoalah :Ya Allah, hidupkan aku sekiranya hidup itu baik bagiku, atau matikan aku sekiranya mati itu baik bagiku”.

Page 32: AD 4 konas
Page 33: AD 4 konas
Page 34: AD 4 konas
Page 35: AD 4 konas
Page 36: AD 4 konas

Kongres Nasional Hukum Kesehatan PertamaPuri Ardya Garini Halim Perdanakusuma26 Mei 2009