Upload
faris-abdullah
View
20
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
s
Citation preview
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN PSIKOLOGI KONSUMEN
Secara etimologi bahasa atau asal usul kata. Psikologi konsumen berasal dari
penggabungan dua kata, yakni psikologi serta konsumen. Adapun kedua jenis kata tersebut bisa
juga dikatakan memiliki makna yang bersebrangan dari dua ilmu yang berbeda bidang. Yakni ilmu
ekonomi serta ilmu psikologi. Namun melebur menjadi satu membentuk satu pengertian
tersendiri.Psikologi konsumen dapat dikupas satu persatu seperti hal berikut. Psikologi dan
konsumen. Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang segala bentuk pengetahuan yang
berkenaan dengan kejiwaan manusia. Baik cara pengamatan, pembahasan, pembagian maupun
pengevaluasian. Yang berhubungan dengan berbagai hal tentang kejiwaan manusia.
Sedangkan konsumen merupakan orang atau kelompok dalam suatu masyarakat. Yang
melakukan kegiatan pemakaian atau pemanfaatan suatu barang atau jasa. Kegiatan ini dikenal luas
dengan sebutan konsumsi. Konsumen adalah pihak terakhir dari serangkaian panjang proses
produksi suatu barang atau jasa. Sehingga apabila disatukan makna psikologi konsumen memiliki
pengertian ilmu yang mempelajari kejiwaan dan kecenderungan para konsumen atau pemakai
suatu barang dan jasa.
Dalam pengertian lain juga disebutkan bahwa psikologi konsumen adalah sebuah ilmu
tentang motivasi dan perilaku psikologis seseorang dalam usaha mereduksi suatu barang atau jasa
melalui kegiatan konsumsi (pembelian).
2.2 MANFAAT PSIKOLOGI KONSUMEN BAGI USAHA
Adapun manfaat dari mengetahui atau mempelajari psikologi konsumen adalah pengelola sebuah
usaha (toko, perusahaan, usaha jasa, dan lain sebagainya) akan mampu memahami dan
menganalisa kecenderungan konsumen terhadap produk yang dimiliki dan diusahakannya.
Psikologi konsumen dalam mereduksi barang atau jasa ini tak pernah terlepas dari beberapa proses
tahap keputusan yang mendahuluinya, seperti tahap sebelum pembelian, saat pembelian, dan
setelah pembelian. Hal ini terjadi pada saat suatu usaha sudah berjalan sebagaimana mestinya.
Meskipun tahap-tahap keputusan tersebut bukan harga mutlak sebagai dasar pengambilan
keputusan atau kebijaksanaan sang pengelola. Setidaknya bisa menjadi suatu acuan bagi
pelaksanaan operasional usaha di langkah berikutnya.
2.3 TAHAPAN PSIKOLOGI KONSUMEN BAGI PENGELOLA TOKO
Sejatinya, pengelola toko adalah orang yang paling bertanggung jawab dalam usaha
pemaksimalan omzet toko atau perusahaannya. Naik turunnya pendapatan toko atau perusahaan
bergantung pada seberapa besar usaha mereka untuk memanfaatkan psikologi konsumen ini.
Beberapa ahli psikologi dan ekonomi menyebutkan. Bahwa perilaku pembelian yang dilakukan
konsumen dipengaruhi dua hal. 20% Disebabkan oleh kebutuhan dan 80% dipengaruhi oleh
emosi. Bertolak dari pendapat yang dikemukakan para ahli tersebut, ada beberapa cara yang bisa
dilakukan oleh pengelola toko untuk mempengaruhi psikologi konsumen, yakni sebagai berikut.
1. Pemanfaatan Tahap Sebelum Pembelian
Pengelola toko yang pintar mampu mempengaruhi psikologi konsumen sesaat sebelum konsumen
itu mengambil keputusan membeli. Ingat, 80 persen keputusan pembelian itu dipengaruhi oleh
emosi. Dengan demikian, pelayanan baik saat memberikan sambutan yang datang ke toko akan
menjadi sesuatu yang sangat berandil besar.
Pelayanan yang baik tersebut bisa dilakukan dengan sangat mudah -meski praktiknya agak sulit-
oleh pengelola toko. Cukup dengan menerapkan prinsip 3S, yaitu senyum, sapa, dan santun. Maka
untuk sesaat emosi konsumen akan sangat terpengaruh. Bukan mustahil jika kebanyakan
konsumen akan memutuskan melakukan pembelian di toko Anda, hanya karena sebagai bentuk
penghargaan atas pelayanan yang baik ini.
2. Pemanfaatan Tahap Saat Melakukan Pembelian
Tahap saat melakukan pembelian ini lebih tepatnya adalah pada saat transaksi atau saat
pembayaran di area kassa. Pengelola toko yang pintar, dalam hal ini kasir, sebenarnya masih bisa
“bermain” dengan emosi konsumen. Sehingga masih memungkinkan ada barang lain yang akan
dibeli sebagai tambahan.
Cara “memainkan” emosi konsumen saat pembayaran di area kassa dinamakan proses up
selling. Up selling adalah suatu proses penawaran yang diberikan oleh kasir kepada konsumen
yang tengah melakukan transaksi pembayaran. Tanpa mengganggu proses transaksi, si kasir
berusaha menawarkan suatu barang yang sedang mendapatkan promo turun harga. Atau juga
promo buy one get one dan penawaran suatu barang atau produk baru.
Keberhasilan “mempermainkan” emosi dengan cara ini mampu mengubah keputusan membeli
konsumen. Ya, konsumen yang terpengaruh oleh tawaran kasir akan memutuskan untuk membeli
barang yang di-up selling-kan tadi meski sebenarnya si konsumen tidak membutuhkan barang
tersebut.
3. Pemanfaatan Tahap Setelah Pembelian
Cara yang dilakukan pengelola toko pada tahap ini memang hampir sama dengan tahap sebelum
melakukan pembelian. Yakni memberikan pelayanan terbaik pada konsumen. Ya, 3S. Namun,
tujuannya agak berbeda. Tahap pertama dilakukan untuk memberikan kenyamanan konsumen
yang akan berbelanja. Pada tahap ini, dilakukan sebagai cara untuk “mengikat” konsumen agar
menjadikannya konsumen loyal bagi toko Anda.
Tips-tips Tambahan Bagi Pengelola Toko
Setelah Anda mengerti beberapa tahapan yang dapat Anda kreasikan sebagai seorang pengelola
toko, misalnya. Maka Anda disarankan untuk melakukan pula beberapa hal tambahan, yang dapat
memberi nilai lebih kepada toko Anda. Beberapa tips menarik berikut semoga dapat membantu
Anda :
1. Ambil intisari dari penemuan para ahli. Di mana, seseorang mengambil keputusan untuk
membeli suatu barang berdasarkan : 40% karena kebutuhan, dan 60%
karena cerita/saran/promosi yang dilakukan dari mulut ke mulut. Oleh para konsumen
yang pernah merasakan berbelanja di toko Anda. Sehingga, menjalin hubungan baik
dengan berbagai kalangan, berbagai tipe konsumen adalah sangat membantu.
2. Ketika pada tahapan saat pembelian tengah berlangsung. Anda dapat meningkatkan up
selling toko Anda, dengan misalnya memajang berbagai produk-produk toko pada area
kasir. Sehingga meski transaksi sudah berjalan, konsumen tetap memiliki waktu untuk
berpikir membeli beberapa barang yang mungkin terlihat menarik karena didisplay dengan
sangat baik di kasir.
3. Gunakan strategi menjemput bola. Mungkin saat ini bukan lagi saatnya, penjual ataupun
pengelola toko hanya menjalankan toko dan usaha secara konvensional saja. Ada baiknya
strategi menjemput bola dijalankan. Lakukan kegiatan pro-aktif. Semisal membuat
selebaran tentang diskon-diskon di toko Anda, mengumpulkan nomer kontak konsumen
dan sesekali menelpon mereka menawarkan jenis barang baru atau sistem pelayanan baru
di toko Anda. Dan lain sebagainya.
4. Bersikap jujur, ramah dan terbuka. Jangan hanya karena mengharap untung besar, namun
Anda justru membuka celah kebohongan bagi diri Anda sendiri. Konsumen sekarang sudah
sangat pintar. Alih-alih menerapkan pemanfaatan psikologi konsumen, justru konsumen
Anda dapat segera hengkang dalam waktu tidak lama, apabila merasa Anda sudah tidak
lagi jujur.
Penerapan 3S, senyum, sapa dan santun, yang tetap berkesinambungan. Jangan sebagai pengelola
toko hanya merasa perlu untuk tersenyum pada saat konsumen bermaksud membayar hutang Anda
saja. Atau cemberut pada saat ada konsumen yang hanya memberi satu macam barang saja di toko
Anda. Namun terapkanlah 3S secara konsisten.
2.4 MELIHAT KONSUMEN DARI KARAKTERISTIKNYA.
Peneliti lain mencoba untuk membentuk segmen dengan melihat pada respon konsumen
(consumers responses) untuk mencari manfaat (benefit), menggunakan kesempatan (use
occasions) atau merek. Begitu segmen dibentuk peneliti melihat apakah perbedaan
karakteristik konsumen terkait dengan respon konsumen pada setiap segmen. Sebagai contoh
peneliti mungkin menguji apakah pembeli yang menginginkan kualitas vs harga rendah didalam
pembelian sebuah mobil berbeda dalam segmen geografis, demografis dan psikografis mereka.
Untuk mengadakan segmentasi pasar dapat ditempuh dengan beberapa cara yang berbeda. Metode
tersebut juga dapat berbeda antara suatu produk ke produk lainnya. Salah satu cara dalam
mengadakan segmentasi pasar adalah dengan membagi segmen pasar berdasarkan sembilan
kategori berikut :
1. Segmen geografis,
Pada segmen geografis pasar dibagi berdasarkan lokasi. Teori dibelakang strategi ini adalah bahwa
masyarakat yang hidup pada daerah yang sama mempunyai sejumlah kebutuhan dan keinginan
dan ingin berbeda dengan masyarakat yang tinggal pada daerah lainnya. Segmen geografis
membagi pasar kedalam unit/satuan geografis yang berbeda seperti bangsa, negara,
daerah/regional, propinsi, kota dan seterusnya. Perusahaan bisa memutuskan untuk beroperasi di
satu atau beberapa daerah geografis atau beroperasi disemua daerah geografis akan tetapi
memberikan perhatian pada variasi lokal dalam kebutuhan dan preferensi geografis. Contoh mie
instan Nissin dari Jepang dijual disebagian besar negara di Asia akan tetapi disesuaikan dengan
kebutuhan regional (customized regionally). Di India dimana penduduknya berbedadengan
Jepang, masyarakatnya tidak menggunakan chopsticks, maka bakminya dipotong pendek (tidak
panjang-panjang) dan tidak menggunakan aroma daging sapi.
2. Segmen demografis,
Dapat dipisahkan berdasarkan variabel demografis seperti : usia, jenis kelamin, agama, suku,
kebangsaan, pendidikan dan kepadatan penduduk. Variabel demografi merupakan dasar paling
populer untuk membedakan kelompok konsumen. Demografis membantu lokasi sebuah pasar
sasaran, meliputi ciri-ciri psikologis dan sociocultural yang membantu menjelaskan bagaimana
anggota masyarakat memikirkan dan bagaimana mereka merasakan. Informasi demografis
kadang-kadang sangat muydah untuk diakses dan biaya perjalanan menjadi sangat efektif untuk
mengidentifikasi sebuah pasar sasaran.
3. Segmen psikologis
Ciri-ciri psikologis berkenaan dengan inner atau kualitas intrinsic dari konsumer individual.
Strategi segmentasi konsumen kadang-kadang didasarkan pada valiabel psikologis yang spesifik.
Segmen psikologis dapat dibagi ke dalam kelompok berbeda, seperti : motivasi mereka,
kepribadian, persepsi, pembelajaran dan sikap.
4. Segmen psychographic
Didalam segmentasi psikografis, konsumen dibagi kedalam kelompok berbeda berdasarkan kelas
sosial, gaya hidup dan atau kepribadian (personality). Orang didalam kelompok demografis yang
sama dapat menunjukan profil psikografis yang berbeda.
a. Kelas sosial (social class)
Kelas sosial mempunyai pengaruh yang kuat terhadap preferensi perorangan dalam hal
mobil, pakaian, peralatan rumah tangga, kegiatan santai (leisure activities), kebiasaan
membaca, tempat berbelanja. Banyak perusahaan mendesain produk atau jasa untuk
kelas sosial khusus, misalnya yang berpenghasilan sebulannya diatas Rp.50 juta.
b. Gaya hidup (life style)
Gaya hidup sesorang sangat mempengaruhi jenis produk yang disenangi. Kenyataan
menunjukan bahwa produk yang dikonsumsi (dipergunakan/dikonsumsi) mengekspresikan
gaya hidup mereka, para konsumen. Para pemasar membentuk segmen pasar
berdasarkan gaya hidup konsumen.
c. Kepribadian (personality)
Pemasar sering menggunakan kepribadian sebagai dasar segmentasi. Para pemasar
membuat produk mereka dengan merek kepribadian yang sesuai atau berpedoman
dengan kepribadian konsumen. Apple berhasil di Jepang karena mampu menyamakan
kepribadian produk/merek dengan kepribadian konsumen (pengguna komputer).
5. Segmen sosiocultural,
Variabel sosiologis (kelompok) dan antropologis (budaya) merupakan variabel sosio kultural,
menyediakan dasar lebih lanjut untuk segmentasi pasar. Untuk segmen pasar yang sukses
dibagi lagi dalam segment sesuai dengan tahap pada :
a. Daur hidup keluarga,
b. Kelas sosial,
c. Budaya dan sub budaya dan
d. Lintas budaya atau sementasi pemasaran global.
6. Segmen hubungan menggunakan
Sebuah cara ekstrim yang populer dan bentuk efektif segmentasi untuk kategori konsumen
dengan persyaratan produk, jasa dan kategori penggunaan merek, seperti tingkat penggunaan,
tingkat kesadaran dan persetujuan terhadap loyalitas merek.
a. Tingkat penggunaan : perbedaan segmentasi antara pengguna berat, pengguna sedang, pengguna
ringan dan bukan pengguna untuk sebuah produk, jasa atau merek khusus.
b. Tingkat kesadaran : kesadaran konsumen pada produk, tingkat ketertarikan pada produk,
kesiapan membeli produk atau apakah konsumen butuh informasi tentang produk menyangkut
semua aspek kesadaran.
c. Loyalitas merek : kadang-kadang digunakan sebagai dasar untuk segmentasi. Pemasar kadang
mencoba untuk mengidentifikasi karakteristik konsumen yang loyal merek tentu mereka bisa
langsung menjadi pendukung promosi mereka ke orang dengan karakteristik yang sama dalam
populasi yang lebih besar.
7. Segmen situasi penggunaan
Pemasar mengenal bahwa kesempatan atau situasi kadang-kadang menentukan apakah konsumen
akan membeli atau mengkonsumsi. Untuk alasan ini mereka kadang-kadang fokus pada
situasi penggunaan sebagai sebuah variabel segmentasi. Segmentasi berdasarkan
kesempatan dapat membantu perusahaan memperluas penggunaan produk, misalnya minuman
beraroma coklat seperti Milo, Ovaltine dan lain-lain biasanya sering diminum pada waktu sarapan
pagi. Perusahaan berusaha melakukan promosi supaya minuman yang diproduksinya juga
diminum pada siang dan malam hari.
8. Segmen benefit
Bentuk segmentasi yang kuat adalah dengan mengklasifikasikan pembeli sesuai dengan manfaat
berbeda yang mereka cari dari produk. Eksekutif pemasaran dan periklanan secara konstan
mencoba mengidentifikasi sebuah keuntungan paling penting dari produk atau jasa yang akan
menjadi sangat berarti bagi konsumer. Contoh keuntungan yang biasa digunakan mencakup
pembersih gigi (Oral-B), protection of data (Norton Antivirus). Sebuah studi yang menguji apakah
yang mengendalikan preferensi konsumen terhadap micro atau craft beer, teridentifikasi lima
keuntungan strategic brand yaitu :
a. Fungsional (contoh kualitas)
b. Nilai uang
c. Manfaat sosial
d. Manfaat emosi positif
e. Manfaat emosi negatif
Sementasi benefit bisa juga digunakan untuk bermacam-macam posisi merek dalam kategori
produk yang sama. Kasus klasik segmentasi manfaat adalah pasar untuk pasta gigi yang bisa
menghasikan gigi putih dan sebuah artikel menganjurkan, bahwa jika konsumen yang secara aktif
bersosialisasi, mereka ingin sebuah pasta gigi yang bisa menghasilkan gigi putih dan nafas segar,
jika mereka perokok, mereka ingin pasta gigi yang membersihkan kotoran.
9. Segmen hybrid
Pemasar secara umum membentuk segmen pasar dengan kombinasi beberapa variabel segmen
berdasarkan sebuah segmen tunggal. Segmen geodemografis, adalah sangat berguna bagi ketika
seorang pengiklan atau pemasar menemukan prospek terbaik (kepribadian, tujuan dan
ketertarikan) bisa diisolasi di mana mereka hidup. Segmen lintas budaya & global marketing
merupakan segmen geodemo grafis.
Berikut 10 karakteristik umum Orang Indonesia:
1) Memiliki pola pikir jangka pendek.
2) Tidak memiliki perencanaan.
3) Cenderung berkelompok dan suka berkumpul.
4) Tidak adaptif dengan teknologi baru.
5) Fokus pada konten bukan pada konteks
6) Menyukai barang-barang produksi luar negeri.
7) Semakin memperhatikan masalah keagamaan.
8) Suka pamer dan gengsi.
9) Tidak banyak dipengaruhi oleh budaya lokal.
10) Kurang mempedulikan lingkungan
2.5 PERILAKU KONSUMEN
Perilaku konsumen adalah proses yang dilalui oleh seseorang/ organisasi dalam mencari, membeli,
menggunakan, mengevaluasi, dan membuang produk atau jasa setelah dikonsumsi untuk
memenuhi kebutuhannya. Perilaku konsumen akan diperlihatkan dalam beberapa tahap yaitu tahap
sebelum pembelian, pembelian, dan setelah pembelian. Pada tahap sebelum pembelian konsumen
akan melakukan pencarian informasi yang terkait produk dan jasa. Pada tahap pembelian,
konsumen akan melakukan pembelian produk, dan pada tahap setelah pembelian, konsumen
melakukan konsumsi (penggunaan produk), evaluasi kinerja produk, dan akhirnya membuang
produk setelah digunakan.
Konsumen sendiri dapat merupakan seorang individu ataupun organisasi, mereka memiliki peran
yang berbeda dalam perilaku konsumsi, mereka mungkin berperan sebagai initiator, influencer,
buyer, payer atau user. Dalam upaya untuk lebih memahami konsumennya sehingga dapat
memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen, perusahaan dapat menggolongkan konsumennya
ke dalam kelompok yang memiliki kemiripan tertentu, yaitu pengelompokan menurut geografi,
demografi, psikografi, dan perilaku.
Perilaku konsumen juga merupakan tingkah laku dari konsumen, dimana mereka dapat
mengilustrasikan pencarian untuk membeli, menggunakan, mengevaluasi dan memperbaiki suatu
produk dan jasa mereka. Focus dari perilaku konsumen adalah bagaimana individu membuat
keputusan untuk menggunakan sumber daya mereka yang telah tersedia untuk mengkonsumsi
suatu barang.
Dua wujud konsumen:
1.Personal Consumer : konsumen ini membeli atau menggunakan barang atau jasa untuk
penggunaannya sendiri.
2.Organizational Consumer : konsumen ini membeli atau menggunakan barang atau jasa
untuk memenuhi kebutuhan dan menjalankan organisasi tersebut.
Konsep untuk mengenali konsumen:
A.Production concept
Konsumen pada umumnya lebih tertarik dengan produk-produk yang harganya lebih murah.
Mutlak diketahui bahwa objek marketing tersebut murah, produksi yang efisien dan distribusi
yang intensif.
B.Product concept
Konsumen akan menggunakan atau membeli produk yang ditawarkan tersebut memiliki
kualitas yang tinggi, performa yang terbaik dan memiliki fitur-fitur yang lengkap.
C.Selling concept
Marketer memiliki tujuan utama yaitu menjual produk yang diputuskan secara sepihak untuk
diproduksi.
D.Marketing concept
Perusahaan mengetahui keinginan konsumen melalui riset yang telah dilakukan sebelumnya,
kemudian memproduksi produk yang diinginkan konsumen. Konsep ini disebut marketing
concept.
E.Market segmentation
Membagi kelompok pasar yang heterogen ke kelompok pasar yang homogen.
F.Market targeting
Memlih satu atau lebih segmen yang mengidentifikasikan perusahaan untuk menentukan.
G.Positioning
Mengembangkan pemikiran yang berbeda untuk barang dan jasa yang ada dalampikiran
konsumen.
2.6 PERILAKU KONSUMEN
Pendekatan untuk mempelajari tingkah laku konsumen ada 2 :
1.Pendekatan Marginal Utility (Cardinal), beranggapan bahwa kepuasan konsumen dapat
diukur dengan satu satuan. Misalnya uang.
2.Pendekatan Inddifferences Curve (Ordinal) yang beranggapan bahwa kepuasaan konsumen
tidak dapat diukur dengan satu satuan. Tingkat kepuasan konsumen hanya dapat dinyatakan
lebih tinggi atau lebih rendah.
Dalam pendekatan Marginal Utility digunakan anggapan sebagai berikut :
a.Utility bisa diukur dengan uang
b.Hokum Gossen (The Law Of Diminishing Returns) berlaku yang menyatakan bahwa
“semakin banyak sesuatu barang dikonsumsi, maka tambahan yang dikonsumsikan akan
menurun”.
c.Konsumen berusaha memaksimumkan kepuasan.
Total Utility adalah seluruh kepuasan yang diperoleh dari mengkonsumsi sejumlah barang
tertentu. Marginal Utility adalah tambahan atau pengurangan kepuasan sebagai akibat dari
pertambahan atau pengurangan satu unit barang tertentu.
2.7 PERIKLANAN
Psikologi konsumen berakar dari psikologi periklanan dan penjualan. Inti dari berjualan
adalah membujuk dan meyakinkan orang lain untuk menerima dan melakukan hal-hal yang
disampaikan oleh penjual. Iklan mempunyai fungsi ganda yaitu fungsi informasi dan fungsi
persuasif. Tingkat efektivitas iklan ditentukan oleh:
1) daya penarik perhatian
2) interes dan sikap calon konsumen
3) nilai sugesti dari iklan
4) motivasi calon konsumen.
Motif seseorang untuk membeli barang atau jasa yang ditawarkan, sangat bervariasi.
Biasanya sulit untuk mengetahui motif yang sesungguhnya, ada berbagai motif membeli yang
menurut seorang psikolog, Vance Packard, kebanyakan motif pembelian berkisar antara
mencari kekayaan dan pangkat.
Di dalam kegiatan menjual membeli sering terjadi perbedaan persepsi. Untuk mengamalkan
persepsi perlu dilakukan beberapa hal meliputi, tujuan pemberian informasi, tugas dalam
penyampaian informasi, metode komunikasi, alat alat yang digunakan, cara cara
penyampaian, informasi, wadah atau organisasi dan personil, lokasi dan tempat operasi,
waktu dan lamanya pelaksanaan, penanganan hambatan yang mungkin timbul, sistem
pengawasan dan pengendalian. Tingkah laku konsumen banyak dipengaruhi oleh
karakteristik-karakteristik seperti, jenis kelamin, usia,watak, status, sosial ekonomi, serta
lokasi tempat tinggal.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari keseluruhan yang kelompok kami bahas dan yang sudah di presentasikan, dapat
disimpulkan bahwa:
1. psikologi konsumen adalah sebuah ilmu yang mempelajari tentang motivasi dan
perilaku psikologis seseorang dalam usaha mereduksi suatu barang atau jasa melalui
kegiatan konsumsi (pembelian).
2. Dari data diatas kami dapat menarik kesimpulan mengenai pemanfaatan tahapan yang
bisa dilakukan oleh pengelola toko untuk mempengaruhi psikologi konsumen, yakni
sebagai berikut :
a) Pemanfaatan Tahap Sebelum Pembelian
b) Pemanfaatan Tahap Saat Melakukan Pembelian
c) Pemanfaatan Tahap Setelah Pembelian
3. Dua wujud konsumen antara lain sebagai berikut :
a. Personal Consumer : konsumen ini membeli atau menggunakan barang atau jasa
untuk penggunaannya sendiri.
b. Organizational Consumer : konsumen ini membeli atau menggunakan barang atau
jasa untuk memenuhi kebutuhan dan menjalankan organisasi tersebut.
kedua wujud konsumen itu sebenarnya saling berhubungan yang
membedakannya adalah keggunaannya.
DAFTAR PUSTAKA
http://psikologikonsumen.blogspot.com/2010/09/pengertian-dan-perilaku-psikologi.html
http://tentangretail.blogspot.com/2012/06/10-karakteristik-konsumen-indonesia.html
kk.mercubuana.ac.id/files/93023-3-978177444686.doc
http://dimasmandala.wordpress.com/2011/12/01/segmentasi-pasar-dan-analisis-demografi-
terhadap-perilaku-konsumen/
http://www.anneahira.com/psikologi-konsumen.htm