21
PENDAHULUAN Latar Belakang Alelopati adalah interaksi biokimia antara mikroorganisme atau tanaman baiki yang bersifat positif maupun negatif. Beberapa gulma terbukti bersifat ellelopati adalah Imperata cylindrica dan Acasia mangium, gulma tersebut diketahui sangat kompetitif dengan tanaman lain yang mengakibatkan turunnya produksi tanaman.Ekstrak umbi Imperata cylindrica dan daun Acasia mangium terbukti mampu menghambat perkecambahan dan pertumbuhan kecambah,rendaman ekstrak daun Acasia mangium ataupun umbi akar dari Imperata cylindrica dapat menghambat perkembangan banih kacang- kacangan,centel dan mustard.Dan ekstrak ini juga dilaporkan dapat menghambat perpanjangan akar (http://unjabisnis.blogspot.com.alelopati.html , 2009). Tumbuhan juga dapat bersaing antara sesamanya dengan secara interaksi biokimia, yaitu salah satu tumbuhan mengeluarkan

alelopati

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ekologi tumbuhan

Citation preview

PENDAHULUAN

Latar BelakangAlelopati adalah interaksi biokimia antara mikroorganisme atau tanaman baiki yang bersifat positif maupun negatif. Beberapa gulma terbukti bersifat ellelopati adalah Imperata cylindrica dan Acasia mangium, gulma tersebut diketahui sangat kompetitif dengan tanaman lain yang mengakibatkan turunnya produksi tanaman.Ekstrak umbi Imperata cylindrica dan daun Acasia mangium terbukti mampu menghambat perkecambahan dan pertumbuhan kecambah,rendaman ekstrak daun Acasia mangium ataupun umbi akar dari Imperata cylindrica dapat menghambat perkembangan banih kacang-kacangan,centel dan mustard.Dan ekstrak ini juga dilaporkan dapat menghambat perpanjangan akar (http://unjabisnis.blogspot.com.alelopati.html, 2009).Tumbuhan juga dapat bersaing antara sesamanya dengan secara interaksi biokimia, yaitu salah satu tumbuhan mengeluarkan senyawa beracun ke sekitarnya dan dapat mengakibatkan gangguan pertumbuhan tumbuhan lainnya. Interaksi biokimia antara gulma dan pertanaman antara lain menyebabkan gangguan perkecambahan biji, kecambah jadi abnormal, pertumbuhan memanjang akar terhambat, perubahan susunan sel-sel akar dan lain sebagainya. Persaingan yang timbul akibat dikeluarkannya zat yang meracuni tumbuhan lain disebut allelopathy (Sukman dan Yakup, 1995). Peristiwa alelopati ialah peristiwa adanya pengaruh jelek dari zat kimia (allelopat) yang dikeluarkan tumbuhan tertentu yang dapat merugikan petumbuhan tumbuhan lain jenis yang tumbuh disekitarnya (Moenandir, 1993).Gulma mengadakan interaksi dengan tanaman umumnya secara kompetisi (gulma dan tanaman terpengaruh secara negatif oleh interaksi dalam bentuk penururunan kegiatan pertumbuhan termasuk peristiwa alelopati) (Triharso, 1995). Penggunaan herbisida sintetik mempunyai dampak negatif seperti pencemaran linkungan, meninggalkan residu pada produk pertanian, matinya beberapa musuh alami dan sebagainya. Upaya tersebut dapat dilakukan dengan menggali potensi senyawa kimia yang berasal dari tumbuhan (alelokimia) yang dapat dimanfaatkan sebagai bioherbisida (alelopati (http://eprints.undip.ac.id/pdf+alelopati+teki, 2010).

Tujuan Percobaan

Adapun tujuan dari percobaan adalah untuk mempelajari pengaruh alelopati/jenis tumbuhan terhadap pertumbuhan tanaman jagung. Kegunaan Percobaan

- Sebagai salah satu syarat untuk dapat mengikuti Praktikal Test di Laboratorium Ekologi Tanaman, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan. Sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan.TINJAUAN PUSTAKASejumlah peneliti melaporkan bukti untuk zat kimia mengendalikan distribusi tumbuhan, asisiasi antar species, dan jalannya suksesi tumbuhan. Muller (1966) telah meneliti hubungan spatial antara Salvia leucophyla dan rumput annual. Rumpun saliva yang hidup pada padang rumbut ternyata dibawah rumpun dan disekeliling rumpun semak tersebut terjadi zona gundul (1-2 meter) tak ada tumbuhan rumput dan herbalain. Bahkan 6-10 m dari kanopi semak tumbuhan lain menjadi kerdil. Bentuk kerdil ini tidak disebabkan karena kompetisis untuk air, karena akar semak tidak menyusup jauh ke daerah rumput. Faktor tanah nampak tidak bertanggung jawab untuk asosiasi nehgatif, karena faktor khemis dan fisis tanah tidak berubah pada zona gundul tersebut. Muller menemukan bahwa salvia mengeluarkan minyak volatile dari daun dan kandungan cinoile dan canphor bersifat toksik terhadap perkecambahan dan pertumbuhan annual disekeliling (http://iqbalali.com.alelopati.html, 2008).Beberapa pengaruh alelopati terhadap aktivitas tumbuhan antara lain :Senyawa alelopati dapat menghambat penyerapan hara yaitu dengan menurunkan kecepatan penyerapan ion-ion oleh tumbuhan. Beberapa alelopat menghambat pembelahan sel-sel akar tumbuhan. Beberapa alelopat dapat menghambat pertumbuhan yaitu dengan mempengaruhi pembesaran sel tumbuhan. Beberapa senyawa alelopati memberikan pengaruh menghambat respirasi akar. Senyawa alelopati memberikan pengaruh menghambat sintesis protein. Beberapa senyawa alelopati dapat menurunkan daya permeabilitas membran pada sel tumbuhan. Senyawa alelopati dapat menghambat aktivitas enzim (http://iqbalali.com.alelopati.html, 2008). Alang-alang bukan hanya sebagai pesaing bagi tanaman lain terutama tanaman pangan dalam mendapatkan air, unsur hara dan cahaya tetapi juga menghasilkan zat alelopati yang menyebabkan pengaruh negatif pada tanaman lain (http://unjabisnis.blogspot.com.alelopati.html, 2009)

BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu Percobaan

Percobaan dilakukan di Laboratorium Ekologi Tanaman, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan. Pada ketinggian 25 m dpl pada hari senin tanggal 23 Februari 2010 pada pukul 08.00 WIB sampai selesai..Bahan dan Alat Adapun bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah rhizome alang-alang sebagai penghambat pertumbuhan tanaman, umbi teki sebagai penghambat pertumbuhan tanaman, daun akasia sebagai penghambat pertumbuhan tanaman, benih jagung sebagai objek percobaan Adapun alat yang digunakan pada percobaan adalah blender untuk menghaluskan bahan, timbangan untuk menimbang bahan, petridish sebagai tempat media tanam, pasir steril sebagai media tanam, gelas ukur untuk mengukur larutan alelopati, dan pisau/gunting untuk memotong gulma.

Prosedur Percobaan1. Disediakan 100 gr rhizome alang-alang, atau teki, atau daun akasia yang telah dicuci bersih. Kemudain dipotong-potong untuk ememudahkan penghancuran.2. Diblender rhizome alang-alang tersebut dengan terlebiih dahulu ditambahkan air dengan perbandingan 1:1 (larutan A); 1:2 (larutan B); 1:3 (larutan C) dilakukan untuk umbi teki, dan daun akasia.3. Diambil petridish sebanyak 12 buah.4. Sebelum benih jagung dikecambahkan terlebih dahulu direndam dengan benlate selama 30 menit.5. Di ambil 5 butir benih jagung diletakkan di atas pasir steril dalam petridish.6. Di siram sebanyak 3 petridish dengan air biasa, 3 dengan larutan A1, 3 larutan A2, 3 dengan larutan A3.7. Di hitung persentase kecambah, untuk masing-masing perlakuan konsentrasi dengan menggunakan rumus Jumlah benih yang dikecambahkan = x butir, jumlah benih yang berkecambah = y butir, maka daya kecambah X/Y x 100%..

HASIL DAN PEMBAHASANHasil

Parameter : Persentase Perkecambahan

No.Perlakuan2HST4 HST 6 HSTKeterangan

1A140%40%40%2 benih jagung yang hidup

2A280%80%100%Semua hidup

3A3100%100%100%Semua hidup

Parameter : Tinggi kecambah

No.MST123 45TotalRata-rata

1A1---0,10,30,40.08

2A2--359173,4

3A3-0,81,21012,524,54,3

PembahasanAlelopati adalah interaksi biokimia antara mikroorganisme atau tanaman baiki yang bersifat positif maupun negatif. Beberapa gulma terbukti bersifat ellelopati adalah Imperata cylindrica dan Acasia mangium, gulma tersebut diketahui sangat kompetitif dengan tanaman lain yang mengakibatkan turunnya produksi tanaman. Ekstrak umbi Imperata cylindrica dan daun Acasia mangium terbukti mampu menghambat perkecambahan dan pertumbuhan kecambah,rendaman ekstrak daun Acasia mangium ataupun umbi akar dari Imperata cylindrica dapat menghambat perkembangan banih kacang-kacangan,centel dan mustard.Dan ekstrak ini juga dilaporkan dapat menghambat perpanjangan akar. Penekanan pertumbuhan dan perkembangan karena ekstrak alang-alang dan akasia ditandai dengan penurunan tinggi tanaman, penurunan panjang akar, perubahan warna daun (Dari hijau normal menjadi kekuning-kuningan) serta bengkaknya akar. Pertumbuhan rambut akar juga terganggu, dengan melihat fenomena ini maka allelokikia yang berasal dari ekstrak Imperata cylindrica dan Acasia mangium mungkin bekerja mengganggu proses fotosintesis atau proses pembelahan sel. Hal ini sesuai dengan literatur Sukman dan Yakup (1995) yang menyatakan bahwa interaksi biokimia antara gulma dan pertanaman antara lain menyebabkan gangguan perkecambahan biji, kecambah jadi abnormal, pertumbuhan memanjang akar terhambat, perubahan susunan sel-sel akar dan lain sebagainya.Pada allelopati A1 tanaman tumbuh layaknya tanaman kontrol, hanya sedikit saja perubahan yang terjadi saat akhir pengamatan. Hal ini dapat dikarenakan oleh kosentrasi allelopati yang dalam hal ini adalah zat racun, tidak terlalu tinggi, hingga tumbuhan masih mampu melakukan proses metabolisme dan yang lainnya dengan normal, walau terdapat sedikit hambatan allelopati. Itulah sebabnya perubahan hanya terjadi pada morfologi daunnya saja.Sedangkan pada allelopati A2 tanamannya tumbuh tidak normal, namun tetap saja perubahan yang terjadi tidak telalu mencolok seperti pada tanaman yang diberikan allelopati kosentrasi tinggi. Pada allelopati berkosentrasi A3 mulai terjadi perubahan yang agak mencolok dari kontrolnya seperti bercak-bercak pada daun yang sangat banyak, panjang akar yang tidak normal, dan tinggi yang tidak normal. Hal ini sesuai dengan literatur Triharso (1995) yang mengemukakan bahwa perkembangan tumbuhan tergantung pada konsentrasi ekstrak, sumber ekstrak, temperatur ruangan, dan jenis tumbuhan yang dievaluasi serta saat aplikasi.

KESIMPULAN DAN SARANKesimpulan1. Pada allelopati yang berkosentrasi A1 tanaman tumbuh layaknya tanaman kontrol, hanya sedikit saja perubahan hal ini dapat dikarenakan oleh kosentrasi allelopati yang dalam hal ini adalah zat racun, tidak terlalu tinggi, hingga tumbuhan masih mampu melakukan proses metabolisme2. Perkembangan tumbuhan yang di beri allelopati tergantung pada konsentrasi ekstrak, sumber ekstrak, temperatur ruangan, dan jenis tumbuhan yang dievaluasi serta saat aplikasi.3. Persaingan antara tanaman utama sehingga mengurangi kemampuan berproduksi, terjadi persaingan dalam pengambilan air, unsur-unsur hara dari tanah, cahaya dan ruang lingkup 4. Alelopati yaitu pengeluaran senyawa kimiawi oleh gulma yang beracun bagi tanaman yang lainnya, sehingga merusak pertumbuhannya 5. Gulma menimbulkan kerugian-kerugian karena mengadakan persaingan dengan tanaman pokok, mengotori kualitas produksi pertanian, menimbulkan allelopathy, mengganggu kelancaran pekerjaan para petani, sebagai perantara atau sumber hama dan penyakit, mengganggu kesehatan manusia, menaikkan ongkos-ongkos usaha pertanian dan menurunkan produktivitas air.

SaranSebaiknya praktikum menggunakan media tanam yang banyak mengandung bahan organik dan merawat tanaman dengan baik agar didapat hasil yang optimal.

DAFTAR PUSTAKA

http://unjabisnis.blogspot.com/2009/12/alelopati.html).Daikses Tanggal 11 Maret 2010

(http://iqbalali.com/2008/01/23/alelopati, 2010).Dakses Tanggal 11 Maret 2010

(http://eprints.undip.ac.id/pdf+alelopati+teki, 2010).Diakses Tanggal 11 Maret 2010

Moenandir, J., 1993. Persaingan Tanaman Budidaya dengan Gulma. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta

Sukman, Y dan Yakup. 1995. Gulma. PT.Raja Grafindo Persada. Jakarta

Triharso, 1995. Dasar-dasar Perlindungan Tanaman. UGM-Press. Yogyakarta

Diposkan oleh yoppi406 di 02.44 Tidak ada komentar: Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke PinterestLabel: yoppi406 laporan stump karet

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Tanaman karet termasuk famili Euphorbiaceae atau tanaman getah-gatahan. Dinamakan demikian karena golongan famili ini mempunyai jaringan tanaman yang banyak mengandung getah (lateks) dan getah tersebut mengalir keluar apabila jaringan tanaman terlukai. Mengingat manfaat dan kegunaannya, tanaman ini digolongkan ke dalam tanaman industri (Syamsulbahri, 1996). Sesuai dengan nama latin yang disandangnya tanaman karet (Hevea brassiliensis) berasal dari Brazil. Tanaman ini merupakan sumber utama bahan karet alam dunia. Padahal jauh sebelum tanaman karet dibudidayakan, penduduk asli di berbagai tempat seperti Amerika Selatan, Afrika, dan Asia menggunakan pohon-pohon lain yang juga menghasilkan getah. Sebagai penghasil lateks, tanaman karet dapat dikatakan merupakan satu-satunya tanaman yang dikebunkan secara besar-besaran (Tim Penulis PS, 2008).Sejak berabad-abad yang lalu karet telah dikenal dan digunakan secara tradisional oleh penduduk asli di daerah asalnya, yakni Brasil Amerika Selatan. Akan tetapi meskipun telah diketahui penggunaannya, oleh Columbus dalam pelayarannya ke Amerika Selatan pada akhir abad ke-16, sampai saat itu karet masih belum menarik perhatian orang-orang Eropa. Karet tumbuh secara liar di lembah-lembah sungai Amazon dan secara tradisional diambil getahnya oleh penduduk setempat untuk digunakan dalam berbagai keperluan, antara lain sebagai bahan untuk menyalakan api dan bola untuk permainan (Setyamidjaja, 1993).Sistem perkebunan karet muncul pada abad ke-19. Akan tetapi, sistem pekebunan di Asia Tenggara tidak terjadi sebelum akhir abad ke-19, ketika permintaan menuntut perluasan sumber penawaran. Sistem ini diperkenalkan oleh beberapa ahli tumbuh-tumbuhan di Inggris. Pada tahun 1870 tanaman karet berkembang baik di Jawa dan Burma, akan tetapi tanaman ini memakan waktu antara penanaman dengan masa produksi (BPTP-Jambi, 2008).Dewasa ini, luas areal tanaman karet mencapai 3,04 juta hektar, dimana 83,4 % (92,54 juta hektar) adalah karet rakyat. Oleh karena itu, selain sebagai sumber devisa, karet rakyat juga memiliki arti sosial yang sangat penting karena mendukung lebih dari 10 juta jiwa keluarga petani yang mengusahakan komoditas ini. Walaupun demikian, produktivitas karet rakyat saat ini masih tergolong rendah, yakni hanya sekitar 300-400 kg karet kering per hektar per tahun (http://www.icraf.org, 2010).Pada awalnya seluruh karet dikumpulkan dari tanaman liar, awalnya karet dari Brazil, tetapi ada juga dari daerah lain dalam jumlah perbandingan yang kecil. Karena permintaan yang bertambah dan lebih cepat dibandingkan persediaan yang ada dan harga yang melambung tinggi. Ini memungkinkan terjadinya pelanggaran terhadap pengeksporan benih, dan pohon karet pun diperkenalkan kepada kerajaan-kerajaan kolonial di bagian dunia lain (Schery, 1961).

Tujuan Percobaan

Adapun tujuan percobaan ini adalah untuk mengetahui pengaruh media tanam dan ZPT Rootone-F terhadap pertumbuhan stump mata tidur karet (Hevea brassiliensis Muell. Arg).

Hipotesis Percobaan

- Diduga adanya pengaruh media tanam terhadap pertumbuhan stump mata tidur Karet (Hevea brassiliensis Muell.Arg).- Diduga adanya pengaruh ZPT Rootone F terhadap pertumbuhan stump mata tidur Karet (Hevea brassiliensis Muell.Arg).- Diduga adanya interaksi media tanam dan ZPT Rootone F terhadap pertumbuhan stump mata tidur Karet (Hevea brassiliensis Muell.Arg).Kegunaan Percobaan

- Sebagai salah satu syarat untuk dapat mengikuti Praktikal Tes di Laboratorium Budidaya Tanaman Kelapa Sawit dan Karet Departemen Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.- Sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan.