Upload
kelly-sc-tanzil
View
9
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
ppp
Citation preview
Faktor – faktor yang Mempengaruhi Berat Badan Lahir
Oleh:
Alvin Wijaya
102011307
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jl. Arjuna Utara No. 6, Jakarta Barat, 11510
1
Abstrak
Angka Kematian Bayi (AKB) menjadi indikator pertama dalam menentukan derajat
kesehatan anak di suatu negara, selain itu juga menjadi indikator pelayanan kesehatan negara
tersebut bersama dengan Angka Kematian Ibu (AKI). Indonesia merupakan salah satu negara
berkembang yang memiliki AKB dan AKI yang cukup tinggi, hal ini terjadi karena
kesenjangan pelayanan kesehatan antara masyarakat kota dengan pedesaan, dimana
masyarakat Indonesia mayoritas masih tinggal di pedesaan. Penyebab AKB yang cukup
sering adalah Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
hubungan faktor – faktor yang dapat menyebabkan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR).
Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif dengan jenis kros seksional.
Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik multi stage sampling. Penelitian dilakukan
pada tempat X dan waktu Y. Hasil penelitian didapatkan adanya hubungan antara tingkat
pendidikan Ibu dengan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) di tempat X pada waktu Y dengan
p value 0,000. Maka dari itu pentingnya pendidikan yang baik untuk setiap warga negara
Indonesia khususnya wanita, agar bisa mendapatkan anak yang sehat.
Kata Kunci: BBLR, umur Ibu, merokok, hipertensi, tingkat pendidikan
2
Abstract
Infant Mortality Rate (IMR) has been the first indicator to determine a level of child’s health
in a nation, besides it is also become an indicator for nation’s health service level within
Maternal Mortality Rate (MMR). Indonesia is one of the developing countries that has IMR
and MMR high enough, this happens because there is a discrepancy of health service between
people in major cities than in villages, where there are still many Indonesians live in villages.
Low Birth Weight (LBW) is one of the cause of high IMR. This research aims to know the
relationship of which factors could cause Low Birth Weight (LBW). This research use a
descriptive design with cross sectional type. Multi Stage Sampling is a technique to gain
sample. This research take place at X and Y time. The result of the research is, there’s a real
relationship between mother’s education level with Low Birth Weight (LBW) at X place and
Y time with p value of 0,000. Therefore education has an important role for every Indonesian
citizens, especially for women, to get a healthy children.
Key words: LBW, mother’s age, smoking, hypertension, education level
3
Bab I
Pendahuluan
Latar Belakang
Angka Kematian Bayi (AKB) menjadi indikator pertama dalam menentukan
derajat kesehatan anak, yang merupakan cerminan dari status kesehatan anak saat ini. Angka
kematian bayi di Indonesia saat ini masih tergolong tinggi. Angka kematian bayi di Indonesia
tercatat 16,3 per 1000 kelahiran bayi pada tahun 2008, ini memang bukan gambaran yang
indah karena masih terbilang tinggi bila di bandingkan dengan Negara – negara di bagian
ASEAN. Penyebab kematian bayi terbanyak adalah karena gangguan perinatal. Dari seluruh
kematian perinatal sekitar 2 – 27% disebabkan karena kelahiran bayi berat lahir rendah
(BBLR). Sementara itu prevalensi BBLR pada saat ini diperkirakan 7 – 14% yaitu sekitar
459.200 – 900.000 bayi.
Angka kejadian di Indonesia sangat bervariasi antara satu daerah dengan
daerah yang lain, yaitu berkisar antara 9% - 30% hasil studi di 7 daerah multicenter diperoleh
angka BBLR dengan rentang 2,1% -17,2%. Secara nasional berdasarkan analisa lanjut SDKI,
angka BBLR sekitar 7,5%.
Berdasarkan hasil pengumpulan data indikator kesehatan provinsi yang berasal
dari fasilitas pelayanan kesehatan, proporsi BBLR berkisar antara 0,91% (Gorontalo) dan
18,89% (Jawa Tengah), pada tahun 2010 berkisar antara 0,3% (NAD) dan 6,90% (Sumatra
Utara). Sebenarnya angka tersebut belum mencerminkan kondisi sebenarnya yang ada di
masyarakat, karena belum semua berat badan bayi yang dilahirkan dapat dipantau oleh
petugas kesehatan, khususnya yang ditolong oleh dukun beranak atau tenaga non kesehatan
lainnya.
Permasalahan
Berdasarkan uraian diatas, maka timbul pertanyaan peneliti “Apakah faktor –
faktor yang mempengaruhi Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)?”.
Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan antara umur Ibu, merokok, hipertensi, dan
pendidikan Ibu dengan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR).
Tujuan Khusus
1. Mengetahui kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)
2. Mengetahui hubungan umur Ibu dengan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)
3. Mengetahui hubungan merokok dengan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)
4. Mengetahui hubungan hipertensi dengan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)
4
5. Mengetahui hubungan pendidikan Ibu dengan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)
Manfaat Penelitian
1. Memberi pengalaman pertama kepada peneliti menyangkut cara menyusun makalah
penelitian
2. Sebagai pemenuhan terhadap tugas yang diberikan oleh dr. Djap Hadi Susanto, M.Kes
5
Bab II
Tinjauan Pustaka
Kerangka Teori
Kerangka Penelitian ini berdasarkan Manuaba (2007) yang mengatakan
faktor – faktor yang menyebabkan kejadian Bayi Berat Badan Lahir (BBLR) dibedakan
menjadi tiga, yaitu faktor janin dan faktor maternal. Faktor janin adalah faktor genetik, faktor
hormonal janin, kehamilan tunggal atau ganda, dan faktor kelainan kongenital. Faktor
maternal terbagi dua yaitu kondisi tubuh Ibu dan faktor plasenta. Faktor – faktor yang
mempengaruhi kondisi tubuh Ibu adalah umur Ibu, kegemukan, tinggi badan, gizi
(kekurangan atau kelebihan gizi, hipertensi, diabetes melitus, dan lain – lain), candu atau
tidaknya terhadap rokok, alkohol, atau obat – obatan terlarang, pertambahan berat badan Ibu
hamil saat hamil, pendidikan Ibu dan umur kehamilan. Faktor – faktor yang berasal dari
plasenta adalah ada tidaknya kelainan implantasi, bentuk plasenta, dan ada tidaknya insersio
tali pusat.1
Kerangka Konsep
Kerangka teori yang telah dijabarkan diatas, telah terangkum di dalamnya
variabel – variabel yang dapat digunakan dalam penelitian ini, namun mengingat berbagai
keterbatasan yang dimiliki oleh peneliti, peneliti hanya mampu melaksanakan 4 variabel
utama yaitu, umur Ibu hamil, merokok atau tidaknya seorang Ibu hamil, hipertensi atau
tidaknya seorang Ibu hamil, dan tingkat pendidikan seorang Ibu hamil.
Hipotesa
1. Ada hubungan umur Ibu dengan kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) di tempat
X pada waktu Y
2. Ada hubungan Ibu yang merokok dengan kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)
di tempat X pada waktu Y
3. Ada hubungan Ibu yang hipertensi dengan kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)
di tempat X pada waktu Y
4. Ada hubungan tingkat pendidikan Ibu dengan kejadian Bayi Berat Lahir Rendah
(BBLR) di tempat X pada waktu Y
Definisi
Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir yang berat
badan lahirnya pada saat kelahiran kurang dari 2500 gram, dahulu neonatus dengan berat
badan lahir kurang dari 2500 gram atau sama dengan 2500 gram disebut prematur.2
Klasifikasi BBLR
6
Berat badan bayi saat dilahirkan sesuai kriteria WHO. Berat badan saat
dilahirkan ini dibagi dalam dua kelompok yaitu, bayi dengan berat badan kurang dari 2500
gram (BBLR) dan bayi dengan BB minimal 2500 gram (normal). Berdasarkan pengertian di
atas maka bayi dengan berat badan lahir rendah dapat dibagi menjadi 2 golongan :
1. Prematuritas murni yaitu bayi lahir dengan umur kehamilan kurang dari 37 minggu dan
mempunyai berat badan sesuai dengan berat badan sesuai dengan masa kehamilan atau
disebut Neonatus Kurang Bulan – Sesuai Masa Kehamilan (NKB-SMK)
2. Dismaturitas yaitu bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk
masa kahamilan, dismatur dapat terjadi pada preaterm, aterm, dan post aterm. Dismatur ini
dapat juga Neonatus Kurang Bulan – Kecil untuk Masa Kehamilan (NKB-KMK), Neonatus
Cukup Bulan – Kecil Masa Kehamilan (NCB-KMK), Neonatus Lebih Bulan – Kecil Masa
Kehamilan (NLB-KMK).
Umur Ibu
Seperti halnya kehamilan pada usia kurang dari 20 tahun, kehamilan pada usia
lebih dari 35 tahun pun memiliki resiko tinggi. Sejalan dengan bertambahnya usia, fungsi
organ tubuh semakin menurun. Begitu juga dengan kehamilan dibawah usia 20 tahun, organ
tubuh belum sepenuhnya siap untuk mengandung dan partus. Kondisi rahim perempuan pada
usia di atas 35 tahun berbeda dengan saat ia berusia 20 tahunan. Pada usia di atas 35 tahun,
peluang untuk hamil semakin kecil, dikarenakan sel telur yang siap dibuahi semakin sedikit
dari waktu ke waktu dan juga kualitasnya yang menurun. Resiko – resiko yang umum
dihadapi oleh Ibu hamil dibawah 20 tahun atau diatas usia 35 tahun adalah3:
a. Mengidap diabetes gestasional
b. Dapat terjadi plasenta previa
c. Perdarahan
d. Mengalami hipertensi
Merokok
Merokok saat hamil bagi masyarakat Indonesia masih menjadi hal yang ganjil,
sedangkan di masyarakat Barat sudah merupakan pemandangan biasa. Merokok melebihi 20
batang sehari dapat memberikan pengaruh buruk pada kehamilan karena akan menimbulkan4:
a. Gangguan sirkulasi intervilous plasenta sehingga mengganggu pertukaran O2 dan CO2
b. Darah terlalu banyak mengandung CO sehingga kaspasitas pengangkutan O2 dan CO2
makin berkurang
c. Keguguran
d. Perdarahan vagina
7
e. Kelahiran prematur
f. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)
Hipertensi
Hipertensi gestational adalah hipertensi yang terjadi kemudian dalam
kehamilan (tanpa bukti adanya pre-eklampsia) dan menghilang setelah melahirkan. Biasanya
perempuan dengan keadaan ini memiliki berat badan yang berlebih, sebagian pasien lainnya
mempunyai riwayat hipertensi dalam keluarganya, akhirnya menderita hipertensi esensial
kronik, dan memiliki insidensi kekambuhan yang tinggi dalam kehamilan berikutnya.
Perhatian kita harus dicurahkan kepada upaya untuk mendeteksi peningkatan kadar protein
urin dan kadar asam urat, keratinin, atau BUN dalam serum, karena semua hasil laboratorium
ini tetap normal pada hipertensi gestasional dan meninggi pada pre-eklampsia. Preparat
penyekat beta atau alfa metildopa biasanya efektif untuk menurunkan tekanan darah.5
Tingkat Pendidikan Ibu
Tingkat pendidikan Ibu secara tidak langsung akan mempengaruhinya dalam
bertindak dalam merawat anaknya, memberikan gizi makanan, dan menjaga kesehatan
anaknya tentu akan berbeda dari setiap tingkat pendidikan Ibu.6,7
8
Bab III
Metodologi Penelitian
Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain
penelitian deskriptif untuk menentukan hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat
tanpa membandingkannya dengan kelompok kontrol. Jenis penelitian yang digunakan adalah
kros seksional, yang artinya peneliti berusaha mencari data dalam suatu waktu tanpa melihat
ke belakang atau ke depan (snap shot).
Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian dilakukan di tempat X pada waktu Y.
Sumber Data
Sumber data didapatkan dari berbagai buku teks dan jurnal yang sudah
terakreditasi.
Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bayi yang lahir di tempat X
pada waktu Y yang berjumlah sekian. Adapaun kriteria inklusi sampel yaitu:
1. Bayi yang dilahirkan di tempat X di ruang bersalin
2. Bayi yang memiliki berat badan < 2500 gram
3. Bayi yang memiliki berat badan ≥ 2500 gram
Kriteria eksklusinya yaitu:
1. Ibu tidak setuju anaknya dijadikan sampel penelitian
2. Bayi yang akan diteliti, sudah akan pulang meninggalkan tempat X
Sampel
Sampel yang akan diambil berjumlah 101 orang sesuai dengan yang telah
ditetapkan dari awal dari sudut pandang kemampuan peneliti dalam menjalankan penelitian
ini. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah multi stage sampling, sebuah teknik
pengambilan sampel dimana sampel dikelompokkan ke dalam cluster – cluster kecil, lalu
dipilih secara acak, teknik ini lebih baik dari pada sekadar simple random sampling.8
Identifikasi variabel dependent yang akan digunakan adalah Bayi Berat Lahir Rendah
(BBLR). Identifikasi variabel independent yang akan digunakan adalah umur Ibu, merokok
Ibunya, hipertensi Ibunya, dan pendidikan Ibunya.
Cara kerja variabel BBLR adalah dengan dilakukannya penimbangan
melalui alat timbang bayi untuk mendapatkan hasil yang akurat. Variabel umur Ibu dapat
diukur dengan dihitung dari keterangan di Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang sudah tertera.
9
Variabel merokok dapat diukur dengan menggunakan kuesioner untuk diwawancarai apakah
Ibu tersebut merokok atau tidak. Variabel hipertensi dapat diukur dengan pengukuran tekanan
darah Ibu melalui tensimeter yang dioperasikan oleh peneliti. Variabel pendidikan Ibu dapat
diukur dengan menggunakan bukti ijazah Ibu tersebut.
Definisi operasional dari variabel BBLR dapat dibedakan menjadi bayi yang
memiliki berat dibawah 2500 gram dan sama dengan atau lebih dari 2500 gram, hasil ini
ditentukan berdasarkan pengukuran melalui timbangan bayi. Definisi operasional dari
variabel umur Ibu adalah jika sudah dihitung dari tanggal pengukuran dikurangi tanggal lahir
yang tertera di KTP, maka dapat dikategorikan baik yang ke dalam kelompok umur di bawah
25 tahun dan sama dengan atau lebih dari 25 tahun. Definisi operasional dari merokok adalah,
jika pada kuesioner yang diajukan, Ibu tersebut mengakui dirinya merokok, maka dapat
dikelompokkan ke dalam kelompok merokok, namun jika Ibu tersebut menjawab tidak
merokok, maka Ibu tersebut dimasukkan ke dalam kelompok yang tidak merokok. Definisi
operasional dari hipertensi adalah tekanan darah ibu tersebut saat diukur dengan tensimeter
memiliki nilai yang melebihi normal, nilai normal adalah 120/80 mmHg, baik tekanan sistol
maupun diastol saja yang melebihi nilai normal, dapat dikatakan sudah hipertensi. Definisi
operasional pendidikan Ibu adalah dapat dikategorikan menjadi rendah, sedang, dan tinggi.
Dikatakan rendah jika Ibu tersebut memiliki pendidikan terakhir SMP atau lebih rendah baik
lulus atau tidak lulus, dapat dikatakan sedang jika Ibu tersebut memiliki pendidikan terakhir
SMA baik lulus maupun tidak, namun tidak melanjutkan ke jenjang berikutnya, dan dapat
dikatakan tinggi jika Ibu tersebut memiliki pendidikan terakhir D1 atau lebih tinggi baik lulus
maupun tidak lulus.
Dalam melakukan penelitian, peneliti sangat menjunjung tinggi etika
penelitian dikarenakan untuk beberapa variabel merupakan variabel yang cukup sensitif
sehingga dikhawatirkan dapat menyinggung perasaan Ibu.
10
Bab IV
Hasil Penelitian
Berikut adalah hasil data yang bisa dikumpulkan dari penelitian pada Bayi
Berat Lahir Rendah (BBLR).
Tabel 1. Hasil Data Penelitian Sampel yang akan Diteliti
Nomor Umur Ibu
Rokok
Hipertensi Berat Badan Lahir
Pendidikan
1 28 0 0 3234 02 24 0 0 2100 03 16 1 0 3643 04 26 1 0 3260 05 29 0 0 1021 06 27 0 0 2187 07 23 0 0 3104 08 22 1 0 3132 09 16 0 0 1899 0
10 20 0 0 2055 011 23 0 0 3544 012 20 1 0 2381 013 28 1 0 709 014 20 1 0 2296 015 26 1 0 2084 016 25 0 0 1893 017 26 1 0 2665 018 17 0 0 2920 019 21 1 0 3203 020 19 1 0 2084 021 18 1 0 2296 022 16 0 0 3175 023 15 0 0 2353 024 32 1 0 1818 025 25 0 1 1330 026 24 1 0 2381 027 20 0 0 2450 028 31 1 0 2353 029 21 0 0 1970 030 19 0 0 2082 031 31 0 0 2835 032 21 0 0 2301 033 26 0 0 2325 034 19 0 0 2722 035 25 0 0 2055 036 24 1 0 2948 037 25 0 0 1474 0
11
38 20 1 0 2211 039 28 1 0 3303 140 18 0 0 3402 141 31 1 0 3005 142 36 0 0 2836 143 21 0 0 1928 144 26 1 0 2466 145 19 0 0 3062 146 21 1 0 3042 147 19 1 1 3756 148 26 0 0 4054 149 21 0 0 3062 150 22 0 0 3317 151 33 0 0 2551 152 30 0 0 3203 153 26 0 1 2442 154 31 1 0 3321 155 29 0 0 2920 156 20 1 0 1928 157 18 0 0 2282 158 30 1 0 2410 159 29 1 0 2977 160 25 0 0 3416 161 20 0 0 3317 162 19 1 0 2977 163 16 1 0 3374 164 32 1 0 3430 165 32 0 0 3080 166 19 0 0 3090 167 29 1 0 3884 168 25 0 0 4153 169 24 0 0 1701 170 23 0 0 3062 171 22 1 0 2187 172 22 1 0 2410 173 17 1 0 2125 174 20 0 0 3487 175 27 1 0 2992 176 25 0 0 2977 177 22 0 0 3614 178 21 0 0 2622 179 17 1 0 2906 180 32 0 0 2835 181 28 0 0 2863 182 25 0 0 2877 183 23 0 0 2395 1
12
84 23 0 0 3232 185 22 0 1 3100 186 20 1 0 2126 187 20 0 0 2807 188 20 0 0 3770 189 17 1 0 2414 190 17 0 0 2438 191 17 1 0 3572 192 33 0 0 3912 193 24 0 0 3090 194 24 0 0 3274 195 23 1 0 3331 196 21 0 0 4054 197 15 0 0 2381 198 30 0 0 3475 199 24 0 0 3232 1
100 16 0 0 3374 1101 33 1 0 3033 1
Analisa Univariat
Tabel 2. Distribusi Umur Ibu
Keterangan: 0 = <25 tahun
1 = ≥ 25 tahun
Berdasarkan tabel 2 diatas diketahui bahwa dari 61 responden yang berada
pada kelompok umur <25 tahun sudah mempunyai anak (60,4%).
Tabel 3. Distribusi Ibu yang Merokok
Berdasarkan tabel 3 diatas diketahui bahwa dari 39 responden yang berada
pada kelompok merokok sudah mempunyai anak (38,6%).
13
Tabel 4. Distribusi Ibu yang Hipertensi
Berdasarkan tabel 4 diatas diketahui bahwa dari 97 responden yang berada
pada kelompok hipertensi sudah mempunyai anak (96%).
Tabel 5. Distribusi Bayi yang Memiliki Berat Badan Lahir Rendah dan Berat Badan Lahir
Normal
Berdasarkan tabel 5 diatas diketahui bahwa terdapat 40 responden yang
berada pada kelompok Bayi Berat Lahir Rendah (39,6%).
Tabel 6. Distribusi Tingkat Pendidikan Ibu
Berdasarkan tabel 6 diatas diketahui bahwa dari 38 responden yang berada
pada kelompok pendidikan tinggi sudah mempunyai anak (37,6%).
Tabel 7. Rangkuman Sebaran Responden Berdasarkan Usia Ibu saat Kehamilan, Merokok,
Hipertensi dan Pendidikan
Variabel Frekuensi Persentase
Umur Ibu < 25 tahun 61 60,4%
≥ 25 tahun 40 39,6%
14
Merokok Ya 39 61,4%
Tidak 62 38,6%
Hipertensi Ya 4 4%
Tidak 97 96%
Tingkat Pendidikan Rendah 0 0%
Sedang 63 62,4%
Tinggi 38 37,6%
Tabel 8. Rangkuman Sebaran Responden Berdasarkan Berat Badan Lahir Anak
Variabel Frekuensi Persentase
Berat Badan Lahir < 2500 gram 40 39,6%
≥ 2500 gram 61 60,4%
Analisa Bivariat
Tabel 9. Tabulasi Umur dengan Berat Badan Lahir Bayi
Berdasarkan tabel 7 diatas diketahui bahwa Ibu yang berumur kurang dari 25
tahun dengan kategori anak yang BBLR sebanyak 42,6%, dan yang bukan BBLR sebanyak
57,4%, lalu umur yang diatas 25 tahun dengan kategori anak yang BBLR sebanyak 35%, dan
yang bukan BBLR 65%.
Tabel 10. Tabulasi Ibu yang Merokok dengan Berat Badan Lahir Bayi
15
Berdasarkan tabel 8 diatas diketahui bahwa Ibu yang merokok dengan
kategori anak yang BBLR sebanyak 46,2%, dan yang bukan BBLR sebanyak 53,8%, lalu Ibu
yang tidak merokok dengan kategori anak yang BBLR sebanyak 35,5%, dan yang bukan
BBLR 64.5%.
Tabel 11. Tabulasi Ibu yang Hipertensi dengan Berat Badan Lahir Bayi
Berdasarkan tabel 9 diatas diketahui bahwa Ibu yang hipertensi dengan
kategori anak yang BBLR sebanyak 50%, dan yang bukan BBLR sebanyak 50%, lalu Ibu
yang tidak hipertensi dengan kategori anak yang BBLR sebanyak 39,2%, dan yang bukan
BBLR 60.8%.
Tabel 12. Tabulasi Tingkat Pendidikan Ibu dengan Berat Badan Lahir Bayi
16
Berdasarkan tabel 10 diatas diketahui bahwa Ibu yang tingkat pendidikan
sedang dengan kategori anak yang BBLR sebanyak 23,8%, dan yang bukan BBLR sebanyak
76,2%, lalu Ibu yang tingkat pendidikan yang tinggi dengan kategori anak yang BBLR
sebanyak 65,8%, dan yang bukan BBLR 34,2%.
17
Bab V
Pembahasan
Hubungan Umur Ibu dengan Berat Badan Lahir Anak
Berdasarkan tabel 9 diatas diketahui bahwa Ibu yang berumur kurang dari 25
tahun dengan kategori anak yang BBLR sebanyak 42,6%, dan yang bukan BBLR sebanyak
57,4%, lalu umur yang diatas 25 tahun dengan kategori anak yang BBLR sebanyak 35%, dan
yang bukan BBLR 65%. Penelitian ini menggunakan Chi Square karena tabelnya yang
merupakan tabel 2x2, tidak ada sel yang nilainya 0 dan juga expected sel-nya tidak ada yang
dibawah 5 (jika ada, tidak boleh dibawah dari 20%), yang terbukti dari nilai expected sel
terkecilnya adalah 15,84.
Tabel 13. Nilai Uji Statistik antara Umur Ibu dengan Berat Badan Lahir Anak
Dikarenakan tabelnya merupakan tabel 2x2 dan telah memenuhi syarat, maka dapat dibaca
hasil p dari continuity correction bagian 2-sided yaitu p1 = 0,577, dibandingkan terhadap p0 =
0,05, maka dari itu, p1 > p0 sehingga hipotesa 0 diterima, dimana hipotesa kerja adalah adanya
hubungan antara umur Ibu dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) dan hipotesa 0 adalah
tidak adanya hubungan antara umur Ibu dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR). Jadi
kesimpulannya adalah, tidak ada hubungan antara umur Ibu dengan Berat Badan Lahir
Rendah (BBLR).
Mengingat dari berbagai teori dikatakan bahwa ada hubungan antara umur
Ibu dengan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) sedangkan hasil penelitian yang dilakukan
menunjukkan hasil yang berbeda, maka perlu dilakukan penelitian ulang dan mengevaluasi
data yang diambil dan penelitian yang dilakukan oleh peneliti, apakah sudah benar atau tidak.
Hubungan Ibu yang Merokok dengan Berat Badan Lahir Anak
Berdasarkan tabel 10 diatas diketahui bahwa Ibu yang merokok dengan
kategori anak yang BBLR sebanyak 46,2%, dan yang bukan BBLR sebanyak 53,8%, lalu Ibu
yang tidak merokok dengan kategori anak yang BBLR sebanyak 35,5%, dan yang bukan
18
BBLR 64.5%. Penelitian ini menggunakan Chi Square karena tabelnya yang merupakan tabel
2x2, tidak ada sel yang nilainya 0 dan juga expected sel-nya tidak ada yang dibawah 5 (jika
ada, tidak boleh dibawah dari 20%), yang terbukti dari nilai expected sel terkecilnya adalah
15,45.
Tabel 14. Nilai Uji Statistik antara Ibu yang Merokok dengan Berat Badan Lahir Anak
Dikarenakan tabelnya merupakan tabel 2x2 dan telah memenuhi syarat, maka dapat dibaca
hasil p dari continuity correction bagian 2-sided yaitu p1 = 0,391, dibandingkan terhadap p0 =
0,05, maka dari itu, p1 > p0 sehingga hipotesa 0 diterima, dimana hipotesa kerja adalah adanya
hubungan antara Ibu yang merokok dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) dan hipotesa
0 adalah tidak adanya hubungan antara Ibu yang merokok dengan Berat Badan Lahir Rendah
(BBLR). Jadi kesimpulannya adalah, tidak ada hubungan antara Ibu yang merokok dengan
Berat Badan Lahir Rendah (BBLR).
Mengingat dari berbagai teori dikatakan bahwa ada hubungan antara
merokok dengan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) sedangkan hasil penelitian yang
dilakukan menunjukkan hasil yang berbeda, maka perlu dilakukan penelitian ulang dan
mengevaluasi data yang diambil dan penelitian yang dilakukan oleh peneliti, apakah sudah
benar atau tidak.
Hubungan Ibu yang Hipertensi dengan Berat Badan Lahir Anak
Berdasarkan tabel 11 diatas diketahui bahwa Ibu yang hipertensi dengan
kategori anak yang BBLR sebanyak 50%, dan yang bukan BBLR sebanyak 50%, lalu Ibu
yang tidak hipertensi dengan kategori anak yang BBLR sebanyak 39,2%, dan yang bukan
BBLR 60.8%. Penelitian ini menggunakan Fisher karena tabelnya yang merupakan tabel 2x2,
namun tidak memenuhi syarat Chi Square, yaitu ada sel yang nilainya 0, yang terbukti
terdapat 2 sel yang nilainya dibawah 0, dan juga expected sel-nya ada yang dibawah 5 (jika
ada, boleh dibawah dari 20%), yang terbukti dari nilai expected sel terkecilnya adalah 1,58.
Tabel 15. Nilai Uji Statistik antara Ibu yang Hipertensi dengan Berat Badan Lahir Anak
19
Dikarenakan tabelnya merupakan tabel 2x2 dan tidak memenuhi syarat, maka dapat dibaca
hasil p dari Fisher bagian 2-sided yaitu p1 = 0,647, dibandingkan terhadap p0 = 0,05, maka
dari itu, p1 > p0 sehingga hipotesa 0 diterima, dimana hipotesa kerja adalah adanya hubungan
antara Ibu yang hipertensi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) dan hipotesa 0 adalah
tidak adanya hubungan antara Ibu yang hipertensi dengan Berat Badan Lahir Rendah
(BBLR). Jadi kesimpulannya adalah, tidak ada hubungan antara Ibu yang hipertensi dengan
Berat Badan Lahir Rendah (BBLR).
Mengingat dari berbagai teori dikatakan bahwa ada hubungan antara
hipertensi dengan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) sedangkan hasil penelitian yang
dilakukan menunjukkan hasil yang berbeda, maka perlu dilakukan penelitian ulang dan
mengevaluasi data yang diambil dan penelitian yang dilakukan oleh peneliti, apakah sudah
benar atau tidak.
Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu dengan Berat Badan Lahir Anak
Berdasarkan tabel 12 diatas diketahui bahwa Ibu yang tingkat pendidikan
sedang dengan kategori anak yang BBLR sebanyak 23,8%, dan yang bukan BBLR sebanyak
76,2%, lalu Ibu yang tingkat pendidikan yang tinggi dengan kategori anak yang BBLR
sebanyak 65,8%, dan yang bukan BBLR 34,2%. Penelitian ini menggunakan Chi Square
karena tabelnya yang merupakan tabel 2x2, tidak ada sel yang nilainya 0 dan juga expected
sel-nya tidak ada yang dibawah 5 (jika ada, tidak boleh dibawah dari 20%), yang terbukti dari
nilai expected sel terkecilnya adalah 15,05.
Tabel 16. Nilai Uji Statistik antara Tingkat Pendidikan Ibu dengan Berat Badan Lahir Anak
20
Dikarenakan tabelnya merupakan tabel 2x2 dan telah memenuhi syarat, maka dapat dibaca
hasil p dari continuity correction bagian 2-sided yaitu p1 = 0,000, dibandingkan terhadap p0 =
0,05, maka dari itu, p1 < p0 sehingga hipotesa 0 ditolak, dimana hipotesa kerja adalah adanya
hubungan antara tingkat pendidikan Ibu dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) dan
hipotesa 0 adalah tidak adanya hubungan antara tingkat pendidikan Ibu dengan Berat Badan
Lahir Rendah (BBLR). Jadi kesimpulannya adalah, ada hubungan antara tingkat pendidikan
Ibu dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR). Hal ini sesuai dengan berbagai sumber yang
menyatakan serupa.
21
Bab VI
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
1. Ada hubungan antara tingkat pendidikan Ibu dengan Bayi Berat Lahir Rendah
(BBLR)
Saran
1. Disarankan untuk peneliti agar mengevaluasi penelitian ini lebih lanjut mengenai data
yang didapatkan, agar ke depannya penelitian yang dilakukan lebih valid lagi
2. Disarankan bagi peneliti agar dapat menambah wawasan mengenai BBLR dan agar
dapat bermanfaat untuk peneliti selanjutnya
3. Disarankan bagi tenaga kesehatan agar dapat menjadi masukan dan sebagai
pertimbangan untuk membuat kebijakan dalam bidang KIA, sehingga kejadian BBLR
dapat diantisipasi sedini mungkin
4. Untuk menambah literatur atau dapat menjadi sumber bacaan dan referensi bagi
perpustakaan di instansi pendidikan mengenai BBLR, pencegahan, dan
penanganannya
22
Daftar Pustaka
1. Manuaba IBG, Manuaba IAC, Manuaba IBGF. Pengantar kuliah obstetri. Edisi ke-1.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2007. H. 421.
2. Surasmi A, Handayani S, Kusuma HN. Perawatan Bayi Risiko Tinggi. Edisi ke-1.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2004. H. 30.
3. Anggarani DR, Subakti Y. Kupas tuntas seputar kehamilan. Edisi ke-1. Jakarta:
Penerbit PT Agro Media Pustaka; 2013. H. 5.
4. Thorn G. Kehamilan sehat. Edisi ke-1. Jakarta: Penerbit Erlangga; 2004. H. 23.
5. Benson RC, Pernoll ML. Buku saku obstetri & ginekologi. Edisi ke-9. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2008. H. 203-4.
6. Muula AS, Siziya S, Rudatsikira E. Parity and maternal education are associated with
low birth weight in Malawi. Afr Health Sci Mar 2012; 11(1): 65-71.
7. Arwal G, et al. Maternal risk factors associated with low birth weight neonates in a
tertiary care hospital, northern India. J Community Med Health Educ 2012; 2(9): 1-4.
8. Babbie E. The practice of social research. 12 th edition. California: Wadsworth. P. 218-
9.
23