31
Faktor – faktor yang Mempengaruhi Berat Badan Lahir Oleh: Alvin Wijaya 102011307 [email protected] 1

AlvinWijaya_2011_307

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ppp

Citation preview

Page 1: AlvinWijaya_2011_307

Faktor – faktor yang Mempengaruhi Berat Badan Lahir

Oleh:

Alvin Wijaya

102011307

[email protected]

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jl. Arjuna Utara No. 6, Jakarta Barat, 11510

1

Page 2: AlvinWijaya_2011_307

Abstrak

Angka Kematian Bayi (AKB) menjadi indikator pertama dalam menentukan derajat

kesehatan anak di suatu negara, selain itu juga menjadi indikator pelayanan kesehatan negara

tersebut bersama dengan Angka Kematian Ibu (AKI). Indonesia merupakan salah satu negara

berkembang yang memiliki AKB dan AKI yang cukup tinggi, hal ini terjadi karena

kesenjangan pelayanan kesehatan antara masyarakat kota dengan pedesaan, dimana

masyarakat Indonesia mayoritas masih tinggal di pedesaan. Penyebab AKB yang cukup

sering adalah Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

hubungan faktor – faktor yang dapat menyebabkan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR).

Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif dengan jenis kros seksional.

Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik multi stage sampling. Penelitian dilakukan

pada tempat X dan waktu Y. Hasil penelitian didapatkan adanya hubungan antara tingkat

pendidikan Ibu dengan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) di tempat X pada waktu Y dengan

p value 0,000. Maka dari itu pentingnya pendidikan yang baik untuk setiap warga negara

Indonesia khususnya wanita, agar bisa mendapatkan anak yang sehat.

Kata Kunci: BBLR, umur Ibu, merokok, hipertensi, tingkat pendidikan

2

Page 3: AlvinWijaya_2011_307

Abstract

Infant Mortality Rate (IMR) has been the first indicator to determine a level of child’s health

in a nation, besides it is also become an indicator for nation’s health service level within

Maternal Mortality Rate (MMR). Indonesia is one of the developing countries that has IMR

and MMR high enough, this happens because there is a discrepancy of health service between

people in major cities than in villages, where there are still many Indonesians live in villages.

Low Birth Weight (LBW) is one of the cause of high IMR. This research aims to know the

relationship of which factors could cause Low Birth Weight (LBW). This research use a

descriptive design with cross sectional type. Multi Stage Sampling is a technique to gain

sample. This research take place at X and Y time. The result of the research is, there’s a real

relationship between mother’s education level with Low Birth Weight (LBW) at X place and

Y time with p value of 0,000. Therefore education has an important role for every Indonesian

citizens, especially for women, to get a healthy children.

Key words: LBW, mother’s age, smoking, hypertension, education level

3

Page 4: AlvinWijaya_2011_307

Bab I

Pendahuluan

Latar Belakang

Angka Kematian Bayi (AKB) menjadi indikator pertama dalam menentukan

derajat kesehatan anak, yang merupakan cerminan dari status kesehatan anak saat ini. Angka

kematian bayi di Indonesia saat ini masih tergolong tinggi. Angka kematian bayi di Indonesia

tercatat 16,3 per 1000 kelahiran bayi pada tahun 2008, ini memang bukan gambaran yang

indah karena masih terbilang tinggi bila di bandingkan dengan Negara – negara di bagian

ASEAN. Penyebab kematian bayi terbanyak adalah karena gangguan perinatal. Dari seluruh

kematian perinatal sekitar 2 – 27% disebabkan karena kelahiran bayi berat lahir rendah

(BBLR). Sementara itu prevalensi BBLR pada saat ini diperkirakan 7 – 14% yaitu sekitar

459.200 – 900.000 bayi.

Angka kejadian di Indonesia sangat bervariasi antara satu daerah dengan

daerah yang lain, yaitu berkisar antara 9% - 30% hasil studi di 7 daerah multicenter diperoleh

angka BBLR dengan rentang 2,1% -17,2%. Secara nasional berdasarkan analisa lanjut SDKI,

angka BBLR sekitar 7,5%.

Berdasarkan hasil pengumpulan data indikator kesehatan provinsi yang berasal

dari fasilitas pelayanan kesehatan, proporsi BBLR berkisar antara 0,91% (Gorontalo) dan

18,89% (Jawa Tengah), pada tahun 2010 berkisar antara 0,3% (NAD) dan 6,90% (Sumatra

Utara). Sebenarnya angka tersebut belum mencerminkan kondisi sebenarnya yang ada di

masyarakat, karena belum semua berat badan bayi yang dilahirkan dapat dipantau oleh

petugas kesehatan, khususnya yang ditolong oleh dukun beranak atau tenaga non kesehatan

lainnya.

Permasalahan

Berdasarkan uraian diatas, maka timbul pertanyaan peneliti “Apakah faktor –

faktor yang mempengaruhi Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)?”.

Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan antara umur Ibu, merokok, hipertensi, dan

pendidikan Ibu dengan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR).

Tujuan Khusus

1. Mengetahui kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)

2. Mengetahui hubungan umur Ibu dengan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)

3. Mengetahui hubungan merokok dengan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)

4. Mengetahui hubungan hipertensi dengan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)

4

Page 5: AlvinWijaya_2011_307

5. Mengetahui hubungan pendidikan Ibu dengan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)

Manfaat Penelitian

1. Memberi pengalaman pertama kepada peneliti menyangkut cara menyusun makalah

penelitian

2. Sebagai pemenuhan terhadap tugas yang diberikan oleh dr. Djap Hadi Susanto, M.Kes

5

Page 6: AlvinWijaya_2011_307

Bab II

Tinjauan Pustaka

Kerangka Teori

Kerangka Penelitian ini berdasarkan Manuaba (2007) yang mengatakan

faktor – faktor yang menyebabkan kejadian Bayi Berat Badan Lahir (BBLR) dibedakan

menjadi tiga, yaitu faktor janin dan faktor maternal. Faktor janin adalah faktor genetik, faktor

hormonal janin, kehamilan tunggal atau ganda, dan faktor kelainan kongenital. Faktor

maternal terbagi dua yaitu kondisi tubuh Ibu dan faktor plasenta. Faktor – faktor yang

mempengaruhi kondisi tubuh Ibu adalah umur Ibu, kegemukan, tinggi badan, gizi

(kekurangan atau kelebihan gizi, hipertensi, diabetes melitus, dan lain – lain), candu atau

tidaknya terhadap rokok, alkohol, atau obat – obatan terlarang, pertambahan berat badan Ibu

hamil saat hamil, pendidikan Ibu dan umur kehamilan. Faktor – faktor yang berasal dari

plasenta adalah ada tidaknya kelainan implantasi, bentuk plasenta, dan ada tidaknya insersio

tali pusat.1

Kerangka Konsep

Kerangka teori yang telah dijabarkan diatas, telah terangkum di dalamnya

variabel – variabel yang dapat digunakan dalam penelitian ini, namun mengingat berbagai

keterbatasan yang dimiliki oleh peneliti, peneliti hanya mampu melaksanakan 4 variabel

utama yaitu, umur Ibu hamil, merokok atau tidaknya seorang Ibu hamil, hipertensi atau

tidaknya seorang Ibu hamil, dan tingkat pendidikan seorang Ibu hamil.

Hipotesa

1. Ada hubungan umur Ibu dengan kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) di tempat

X pada waktu Y

2. Ada hubungan Ibu yang merokok dengan kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)

di tempat X pada waktu Y

3. Ada hubungan Ibu yang hipertensi dengan kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)

di tempat X pada waktu Y

4. Ada hubungan tingkat pendidikan Ibu dengan kejadian Bayi Berat Lahir Rendah

(BBLR) di tempat X pada waktu Y

Definisi

Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir yang berat

badan lahirnya pada saat kelahiran kurang dari 2500 gram, dahulu neonatus dengan berat

badan lahir kurang dari 2500 gram atau sama dengan 2500 gram disebut prematur.2

Klasifikasi BBLR

6

Page 7: AlvinWijaya_2011_307

Berat badan bayi saat dilahirkan sesuai kriteria WHO. Berat badan saat

dilahirkan ini dibagi dalam dua kelompok yaitu, bayi dengan berat badan kurang dari 2500

gram (BBLR) dan bayi dengan BB minimal 2500 gram (normal). Berdasarkan pengertian di

atas maka bayi dengan berat badan lahir rendah dapat dibagi menjadi 2 golongan :

1. Prematuritas murni yaitu bayi lahir dengan umur kehamilan kurang dari 37 minggu dan

mempunyai berat badan sesuai dengan berat badan sesuai dengan masa kehamilan atau

disebut Neonatus Kurang Bulan – Sesuai Masa Kehamilan (NKB-SMK)

2. Dismaturitas yaitu bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk

masa kahamilan, dismatur dapat terjadi pada preaterm, aterm, dan post aterm. Dismatur ini

dapat juga Neonatus Kurang Bulan – Kecil untuk Masa Kehamilan (NKB-KMK), Neonatus

Cukup Bulan – Kecil Masa Kehamilan (NCB-KMK), Neonatus Lebih Bulan – Kecil Masa

Kehamilan (NLB-KMK).

Umur Ibu

Seperti halnya kehamilan pada usia kurang dari 20 tahun, kehamilan pada usia

lebih dari 35 tahun pun memiliki resiko tinggi. Sejalan dengan bertambahnya usia, fungsi

organ tubuh semakin menurun. Begitu juga dengan kehamilan dibawah usia 20 tahun, organ

tubuh belum sepenuhnya siap untuk mengandung dan partus. Kondisi rahim perempuan pada

usia di atas 35 tahun berbeda dengan saat ia berusia 20 tahunan. Pada usia di atas 35 tahun,

peluang untuk hamil semakin kecil, dikarenakan sel telur yang siap dibuahi semakin sedikit

dari waktu ke waktu dan juga kualitasnya yang menurun. Resiko – resiko yang umum

dihadapi oleh Ibu hamil dibawah 20 tahun atau diatas usia 35 tahun adalah3:

a. Mengidap diabetes gestasional

b. Dapat terjadi plasenta previa

c. Perdarahan

d. Mengalami hipertensi

Merokok

Merokok saat hamil bagi masyarakat Indonesia masih menjadi hal yang ganjil,

sedangkan di masyarakat Barat sudah merupakan pemandangan biasa. Merokok melebihi 20

batang sehari dapat memberikan pengaruh buruk pada kehamilan karena akan menimbulkan4:

a. Gangguan sirkulasi intervilous plasenta sehingga mengganggu pertukaran O2 dan CO2

b. Darah terlalu banyak mengandung CO sehingga kaspasitas pengangkutan O2 dan CO2

makin berkurang

c. Keguguran

d. Perdarahan vagina

7

Page 8: AlvinWijaya_2011_307

e. Kelahiran prematur

f. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)

Hipertensi

Hipertensi gestational adalah hipertensi yang terjadi kemudian dalam

kehamilan (tanpa bukti adanya pre-eklampsia) dan menghilang setelah melahirkan. Biasanya

perempuan dengan keadaan ini memiliki berat badan yang berlebih, sebagian pasien lainnya

mempunyai riwayat hipertensi dalam keluarganya, akhirnya menderita hipertensi esensial

kronik, dan memiliki insidensi kekambuhan yang tinggi dalam kehamilan berikutnya.

Perhatian kita harus dicurahkan kepada upaya untuk mendeteksi peningkatan kadar protein

urin dan kadar asam urat, keratinin, atau BUN dalam serum, karena semua hasil laboratorium

ini tetap normal pada hipertensi gestasional dan meninggi pada pre-eklampsia. Preparat

penyekat beta atau alfa metildopa biasanya efektif untuk menurunkan tekanan darah.5

Tingkat Pendidikan Ibu

Tingkat pendidikan Ibu secara tidak langsung akan mempengaruhinya dalam

bertindak dalam merawat anaknya, memberikan gizi makanan, dan menjaga kesehatan

anaknya tentu akan berbeda dari setiap tingkat pendidikan Ibu.6,7

8

Page 9: AlvinWijaya_2011_307

Bab III

Metodologi Penelitian

Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain

penelitian deskriptif untuk menentukan hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat

tanpa membandingkannya dengan kelompok kontrol. Jenis penelitian yang digunakan adalah

kros seksional, yang artinya peneliti berusaha mencari data dalam suatu waktu tanpa melihat

ke belakang atau ke depan (snap shot).

Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian dilakukan di tempat X pada waktu Y.

Sumber Data

Sumber data didapatkan dari berbagai buku teks dan jurnal yang sudah

terakreditasi.

Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bayi yang lahir di tempat X

pada waktu Y yang berjumlah sekian. Adapaun kriteria inklusi sampel yaitu:

1. Bayi yang dilahirkan di tempat X di ruang bersalin

2. Bayi yang memiliki berat badan < 2500 gram

3. Bayi yang memiliki berat badan ≥ 2500 gram

Kriteria eksklusinya yaitu:

1. Ibu tidak setuju anaknya dijadikan sampel penelitian

2. Bayi yang akan diteliti, sudah akan pulang meninggalkan tempat X

Sampel

Sampel yang akan diambil berjumlah 101 orang sesuai dengan yang telah

ditetapkan dari awal dari sudut pandang kemampuan peneliti dalam menjalankan penelitian

ini. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah multi stage sampling, sebuah teknik

pengambilan sampel dimana sampel dikelompokkan ke dalam cluster – cluster kecil, lalu

dipilih secara acak, teknik ini lebih baik dari pada sekadar simple random sampling.8

Identifikasi variabel dependent yang akan digunakan adalah Bayi Berat Lahir Rendah

(BBLR). Identifikasi variabel independent yang akan digunakan adalah umur Ibu, merokok

Ibunya, hipertensi Ibunya, dan pendidikan Ibunya.

Cara kerja variabel BBLR adalah dengan dilakukannya penimbangan

melalui alat timbang bayi untuk mendapatkan hasil yang akurat. Variabel umur Ibu dapat

diukur dengan dihitung dari keterangan di Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang sudah tertera.

9

Page 10: AlvinWijaya_2011_307

Variabel merokok dapat diukur dengan menggunakan kuesioner untuk diwawancarai apakah

Ibu tersebut merokok atau tidak. Variabel hipertensi dapat diukur dengan pengukuran tekanan

darah Ibu melalui tensimeter yang dioperasikan oleh peneliti. Variabel pendidikan Ibu dapat

diukur dengan menggunakan bukti ijazah Ibu tersebut.

Definisi operasional dari variabel BBLR dapat dibedakan menjadi bayi yang

memiliki berat dibawah 2500 gram dan sama dengan atau lebih dari 2500 gram, hasil ini

ditentukan berdasarkan pengukuran melalui timbangan bayi. Definisi operasional dari

variabel umur Ibu adalah jika sudah dihitung dari tanggal pengukuran dikurangi tanggal lahir

yang tertera di KTP, maka dapat dikategorikan baik yang ke dalam kelompok umur di bawah

25 tahun dan sama dengan atau lebih dari 25 tahun. Definisi operasional dari merokok adalah,

jika pada kuesioner yang diajukan, Ibu tersebut mengakui dirinya merokok, maka dapat

dikelompokkan ke dalam kelompok merokok, namun jika Ibu tersebut menjawab tidak

merokok, maka Ibu tersebut dimasukkan ke dalam kelompok yang tidak merokok. Definisi

operasional dari hipertensi adalah tekanan darah ibu tersebut saat diukur dengan tensimeter

memiliki nilai yang melebihi normal, nilai normal adalah 120/80 mmHg, baik tekanan sistol

maupun diastol saja yang melebihi nilai normal, dapat dikatakan sudah hipertensi. Definisi

operasional pendidikan Ibu adalah dapat dikategorikan menjadi rendah, sedang, dan tinggi.

Dikatakan rendah jika Ibu tersebut memiliki pendidikan terakhir SMP atau lebih rendah baik

lulus atau tidak lulus, dapat dikatakan sedang jika Ibu tersebut memiliki pendidikan terakhir

SMA baik lulus maupun tidak, namun tidak melanjutkan ke jenjang berikutnya, dan dapat

dikatakan tinggi jika Ibu tersebut memiliki pendidikan terakhir D1 atau lebih tinggi baik lulus

maupun tidak lulus.

Dalam melakukan penelitian, peneliti sangat menjunjung tinggi etika

penelitian dikarenakan untuk beberapa variabel merupakan variabel yang cukup sensitif

sehingga dikhawatirkan dapat menyinggung perasaan Ibu.

10

Page 11: AlvinWijaya_2011_307

Bab IV

Hasil Penelitian

Berikut adalah hasil data yang bisa dikumpulkan dari penelitian pada Bayi

Berat Lahir Rendah (BBLR).

Tabel 1. Hasil Data Penelitian Sampel yang akan Diteliti

Nomor Umur Ibu

Rokok

Hipertensi Berat Badan Lahir

Pendidikan

1 28 0 0 3234 02 24 0 0 2100 03 16 1 0 3643 04 26 1 0 3260 05 29 0 0 1021 06 27 0 0 2187 07 23 0 0 3104 08 22 1 0 3132 09 16 0 0 1899 0

10 20 0 0 2055 011 23 0 0 3544 012 20 1 0 2381 013 28 1 0 709 014 20 1 0 2296 015 26 1 0 2084 016 25 0 0 1893 017 26 1 0 2665 018 17 0 0 2920 019 21 1 0 3203 020 19 1 0 2084 021 18 1 0 2296 022 16 0 0 3175 023 15 0 0 2353 024 32 1 0 1818 025 25 0 1 1330 026 24 1 0 2381 027 20 0 0 2450 028 31 1 0 2353 029 21 0 0 1970 030 19 0 0 2082 031 31 0 0 2835 032 21 0 0 2301 033 26 0 0 2325 034 19 0 0 2722 035 25 0 0 2055 036 24 1 0 2948 037 25 0 0 1474 0

11

Page 12: AlvinWijaya_2011_307

38 20 1 0 2211 039 28 1 0 3303 140 18 0 0 3402 141 31 1 0 3005 142 36 0 0 2836 143 21 0 0 1928 144 26 1 0 2466 145 19 0 0 3062 146 21 1 0 3042 147 19 1 1 3756 148 26 0 0 4054 149 21 0 0 3062 150 22 0 0 3317 151 33 0 0 2551 152 30 0 0 3203 153 26 0 1 2442 154 31 1 0 3321 155 29 0 0 2920 156 20 1 0 1928 157 18 0 0 2282 158 30 1 0 2410 159 29 1 0 2977 160 25 0 0 3416 161 20 0 0 3317 162 19 1 0 2977 163 16 1 0 3374 164 32 1 0 3430 165 32 0 0 3080 166 19 0 0 3090 167 29 1 0 3884 168 25 0 0 4153 169 24 0 0 1701 170 23 0 0 3062 171 22 1 0 2187 172 22 1 0 2410 173 17 1 0 2125 174 20 0 0 3487 175 27 1 0 2992 176 25 0 0 2977 177 22 0 0 3614 178 21 0 0 2622 179 17 1 0 2906 180 32 0 0 2835 181 28 0 0 2863 182 25 0 0 2877 183 23 0 0 2395 1

12

Page 13: AlvinWijaya_2011_307

84 23 0 0 3232 185 22 0 1 3100 186 20 1 0 2126 187 20 0 0 2807 188 20 0 0 3770 189 17 1 0 2414 190 17 0 0 2438 191 17 1 0 3572 192 33 0 0 3912 193 24 0 0 3090 194 24 0 0 3274 195 23 1 0 3331 196 21 0 0 4054 197 15 0 0 2381 198 30 0 0 3475 199 24 0 0 3232 1

100 16 0 0 3374 1101 33 1 0 3033 1

Analisa Univariat

Tabel 2. Distribusi Umur Ibu

Keterangan: 0 = <25 tahun

1 = ≥ 25 tahun

Berdasarkan tabel 2 diatas diketahui bahwa dari 61 responden yang berada

pada kelompok umur <25 tahun sudah mempunyai anak (60,4%).

Tabel 3. Distribusi Ibu yang Merokok

Berdasarkan tabel 3 diatas diketahui bahwa dari 39 responden yang berada

pada kelompok merokok sudah mempunyai anak (38,6%).

13

Page 14: AlvinWijaya_2011_307

Tabel 4. Distribusi Ibu yang Hipertensi

Berdasarkan tabel 4 diatas diketahui bahwa dari 97 responden yang berada

pada kelompok hipertensi sudah mempunyai anak (96%).

Tabel 5. Distribusi Bayi yang Memiliki Berat Badan Lahir Rendah dan Berat Badan Lahir

Normal

Berdasarkan tabel 5 diatas diketahui bahwa terdapat 40 responden yang

berada pada kelompok Bayi Berat Lahir Rendah (39,6%).

Tabel 6. Distribusi Tingkat Pendidikan Ibu

Berdasarkan tabel 6 diatas diketahui bahwa dari 38 responden yang berada

pada kelompok pendidikan tinggi sudah mempunyai anak (37,6%).

Tabel 7. Rangkuman Sebaran Responden Berdasarkan Usia Ibu saat Kehamilan, Merokok,

Hipertensi dan Pendidikan

Variabel Frekuensi Persentase

Umur Ibu < 25 tahun 61 60,4%

≥ 25 tahun 40 39,6%

14

Page 15: AlvinWijaya_2011_307

Merokok Ya 39 61,4%

Tidak 62 38,6%

Hipertensi Ya 4 4%

Tidak 97 96%

Tingkat Pendidikan Rendah 0 0%

Sedang 63 62,4%

Tinggi 38 37,6%

Tabel 8. Rangkuman Sebaran Responden Berdasarkan Berat Badan Lahir Anak

Variabel Frekuensi Persentase

Berat Badan Lahir < 2500 gram 40 39,6%

≥ 2500 gram 61 60,4%

Analisa Bivariat

Tabel 9. Tabulasi Umur dengan Berat Badan Lahir Bayi

Berdasarkan tabel 7 diatas diketahui bahwa Ibu yang berumur kurang dari 25

tahun dengan kategori anak yang BBLR sebanyak 42,6%, dan yang bukan BBLR sebanyak

57,4%, lalu umur yang diatas 25 tahun dengan kategori anak yang BBLR sebanyak 35%, dan

yang bukan BBLR 65%.

Tabel 10. Tabulasi Ibu yang Merokok dengan Berat Badan Lahir Bayi

15

Page 16: AlvinWijaya_2011_307

Berdasarkan tabel 8 diatas diketahui bahwa Ibu yang merokok dengan

kategori anak yang BBLR sebanyak 46,2%, dan yang bukan BBLR sebanyak 53,8%, lalu Ibu

yang tidak merokok dengan kategori anak yang BBLR sebanyak 35,5%, dan yang bukan

BBLR 64.5%.

Tabel 11. Tabulasi Ibu yang Hipertensi dengan Berat Badan Lahir Bayi

Berdasarkan tabel 9 diatas diketahui bahwa Ibu yang hipertensi dengan

kategori anak yang BBLR sebanyak 50%, dan yang bukan BBLR sebanyak 50%, lalu Ibu

yang tidak hipertensi dengan kategori anak yang BBLR sebanyak 39,2%, dan yang bukan

BBLR 60.8%.

Tabel 12. Tabulasi Tingkat Pendidikan Ibu dengan Berat Badan Lahir Bayi

16

Page 17: AlvinWijaya_2011_307

Berdasarkan tabel 10 diatas diketahui bahwa Ibu yang tingkat pendidikan

sedang dengan kategori anak yang BBLR sebanyak 23,8%, dan yang bukan BBLR sebanyak

76,2%, lalu Ibu yang tingkat pendidikan yang tinggi dengan kategori anak yang BBLR

sebanyak 65,8%, dan yang bukan BBLR 34,2%.

17

Page 18: AlvinWijaya_2011_307

Bab V

Pembahasan

Hubungan Umur Ibu dengan Berat Badan Lahir Anak

Berdasarkan tabel 9 diatas diketahui bahwa Ibu yang berumur kurang dari 25

tahun dengan kategori anak yang BBLR sebanyak 42,6%, dan yang bukan BBLR sebanyak

57,4%, lalu umur yang diatas 25 tahun dengan kategori anak yang BBLR sebanyak 35%, dan

yang bukan BBLR 65%. Penelitian ini menggunakan Chi Square karena tabelnya yang

merupakan tabel 2x2, tidak ada sel yang nilainya 0 dan juga expected sel-nya tidak ada yang

dibawah 5 (jika ada, tidak boleh dibawah dari 20%), yang terbukti dari nilai expected sel

terkecilnya adalah 15,84.

Tabel 13. Nilai Uji Statistik antara Umur Ibu dengan Berat Badan Lahir Anak

Dikarenakan tabelnya merupakan tabel 2x2 dan telah memenuhi syarat, maka dapat dibaca

hasil p dari continuity correction bagian 2-sided yaitu p1 = 0,577, dibandingkan terhadap p0 =

0,05, maka dari itu, p1 > p0 sehingga hipotesa 0 diterima, dimana hipotesa kerja adalah adanya

hubungan antara umur Ibu dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) dan hipotesa 0 adalah

tidak adanya hubungan antara umur Ibu dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR). Jadi

kesimpulannya adalah, tidak ada hubungan antara umur Ibu dengan Berat Badan Lahir

Rendah (BBLR).

Mengingat dari berbagai teori dikatakan bahwa ada hubungan antara umur

Ibu dengan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) sedangkan hasil penelitian yang dilakukan

menunjukkan hasil yang berbeda, maka perlu dilakukan penelitian ulang dan mengevaluasi

data yang diambil dan penelitian yang dilakukan oleh peneliti, apakah sudah benar atau tidak.

Hubungan Ibu yang Merokok dengan Berat Badan Lahir Anak

Berdasarkan tabel 10 diatas diketahui bahwa Ibu yang merokok dengan

kategori anak yang BBLR sebanyak 46,2%, dan yang bukan BBLR sebanyak 53,8%, lalu Ibu

yang tidak merokok dengan kategori anak yang BBLR sebanyak 35,5%, dan yang bukan

18

Page 19: AlvinWijaya_2011_307

BBLR 64.5%. Penelitian ini menggunakan Chi Square karena tabelnya yang merupakan tabel

2x2, tidak ada sel yang nilainya 0 dan juga expected sel-nya tidak ada yang dibawah 5 (jika

ada, tidak boleh dibawah dari 20%), yang terbukti dari nilai expected sel terkecilnya adalah

15,45.

Tabel 14. Nilai Uji Statistik antara Ibu yang Merokok dengan Berat Badan Lahir Anak

Dikarenakan tabelnya merupakan tabel 2x2 dan telah memenuhi syarat, maka dapat dibaca

hasil p dari continuity correction bagian 2-sided yaitu p1 = 0,391, dibandingkan terhadap p0 =

0,05, maka dari itu, p1 > p0 sehingga hipotesa 0 diterima, dimana hipotesa kerja adalah adanya

hubungan antara Ibu yang merokok dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) dan hipotesa

0 adalah tidak adanya hubungan antara Ibu yang merokok dengan Berat Badan Lahir Rendah

(BBLR). Jadi kesimpulannya adalah, tidak ada hubungan antara Ibu yang merokok dengan

Berat Badan Lahir Rendah (BBLR).

Mengingat dari berbagai teori dikatakan bahwa ada hubungan antara

merokok dengan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) sedangkan hasil penelitian yang

dilakukan menunjukkan hasil yang berbeda, maka perlu dilakukan penelitian ulang dan

mengevaluasi data yang diambil dan penelitian yang dilakukan oleh peneliti, apakah sudah

benar atau tidak.

Hubungan Ibu yang Hipertensi dengan Berat Badan Lahir Anak

Berdasarkan tabel 11 diatas diketahui bahwa Ibu yang hipertensi dengan

kategori anak yang BBLR sebanyak 50%, dan yang bukan BBLR sebanyak 50%, lalu Ibu

yang tidak hipertensi dengan kategori anak yang BBLR sebanyak 39,2%, dan yang bukan

BBLR 60.8%. Penelitian ini menggunakan Fisher karena tabelnya yang merupakan tabel 2x2,

namun tidak memenuhi syarat Chi Square, yaitu ada sel yang nilainya 0, yang terbukti

terdapat 2 sel yang nilainya dibawah 0, dan juga expected sel-nya ada yang dibawah 5 (jika

ada, boleh dibawah dari 20%), yang terbukti dari nilai expected sel terkecilnya adalah 1,58.

Tabel 15. Nilai Uji Statistik antara Ibu yang Hipertensi dengan Berat Badan Lahir Anak

19

Page 20: AlvinWijaya_2011_307

Dikarenakan tabelnya merupakan tabel 2x2 dan tidak memenuhi syarat, maka dapat dibaca

hasil p dari Fisher bagian 2-sided yaitu p1 = 0,647, dibandingkan terhadap p0 = 0,05, maka

dari itu, p1 > p0 sehingga hipotesa 0 diterima, dimana hipotesa kerja adalah adanya hubungan

antara Ibu yang hipertensi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) dan hipotesa 0 adalah

tidak adanya hubungan antara Ibu yang hipertensi dengan Berat Badan Lahir Rendah

(BBLR). Jadi kesimpulannya adalah, tidak ada hubungan antara Ibu yang hipertensi dengan

Berat Badan Lahir Rendah (BBLR).

Mengingat dari berbagai teori dikatakan bahwa ada hubungan antara

hipertensi dengan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) sedangkan hasil penelitian yang

dilakukan menunjukkan hasil yang berbeda, maka perlu dilakukan penelitian ulang dan

mengevaluasi data yang diambil dan penelitian yang dilakukan oleh peneliti, apakah sudah

benar atau tidak.

Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu dengan Berat Badan Lahir Anak

Berdasarkan tabel 12 diatas diketahui bahwa Ibu yang tingkat pendidikan

sedang dengan kategori anak yang BBLR sebanyak 23,8%, dan yang bukan BBLR sebanyak

76,2%, lalu Ibu yang tingkat pendidikan yang tinggi dengan kategori anak yang BBLR

sebanyak 65,8%, dan yang bukan BBLR 34,2%. Penelitian ini menggunakan Chi Square

karena tabelnya yang merupakan tabel 2x2, tidak ada sel yang nilainya 0 dan juga expected

sel-nya tidak ada yang dibawah 5 (jika ada, tidak boleh dibawah dari 20%), yang terbukti dari

nilai expected sel terkecilnya adalah 15,05.

Tabel 16. Nilai Uji Statistik antara Tingkat Pendidikan Ibu dengan Berat Badan Lahir Anak

20

Page 21: AlvinWijaya_2011_307

Dikarenakan tabelnya merupakan tabel 2x2 dan telah memenuhi syarat, maka dapat dibaca

hasil p dari continuity correction bagian 2-sided yaitu p1 = 0,000, dibandingkan terhadap p0 =

0,05, maka dari itu, p1 < p0 sehingga hipotesa 0 ditolak, dimana hipotesa kerja adalah adanya

hubungan antara tingkat pendidikan Ibu dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) dan

hipotesa 0 adalah tidak adanya hubungan antara tingkat pendidikan Ibu dengan Berat Badan

Lahir Rendah (BBLR). Jadi kesimpulannya adalah, ada hubungan antara tingkat pendidikan

Ibu dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR). Hal ini sesuai dengan berbagai sumber yang

menyatakan serupa.

21

Page 22: AlvinWijaya_2011_307

Bab VI

Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan

1. Ada hubungan antara tingkat pendidikan Ibu dengan Bayi Berat Lahir Rendah

(BBLR)

Saran

1. Disarankan untuk peneliti agar mengevaluasi penelitian ini lebih lanjut mengenai data

yang didapatkan, agar ke depannya penelitian yang dilakukan lebih valid lagi

2. Disarankan bagi peneliti agar dapat menambah wawasan mengenai BBLR dan agar

dapat bermanfaat untuk peneliti selanjutnya

3. Disarankan bagi tenaga kesehatan agar dapat menjadi masukan dan sebagai

pertimbangan untuk membuat kebijakan dalam bidang KIA, sehingga kejadian BBLR

dapat diantisipasi sedini mungkin

4. Untuk menambah literatur atau dapat menjadi sumber bacaan dan referensi bagi

perpustakaan di instansi pendidikan mengenai BBLR, pencegahan, dan

penanganannya

22

Page 23: AlvinWijaya_2011_307

Daftar Pustaka

1. Manuaba IBG, Manuaba IAC, Manuaba IBGF. Pengantar kuliah obstetri. Edisi ke-1.

Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2007. H. 421.

2. Surasmi A, Handayani S, Kusuma HN. Perawatan Bayi Risiko Tinggi. Edisi ke-1.

Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2004. H. 30.

3. Anggarani DR, Subakti Y. Kupas tuntas seputar kehamilan. Edisi ke-1. Jakarta:

Penerbit PT Agro Media Pustaka; 2013. H. 5.

4. Thorn G. Kehamilan sehat. Edisi ke-1. Jakarta: Penerbit Erlangga; 2004. H. 23.

5. Benson RC, Pernoll ML. Buku saku obstetri & ginekologi. Edisi ke-9. Jakarta:

Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2008. H. 203-4.

6. Muula AS, Siziya S, Rudatsikira E. Parity and maternal education are associated with

low birth weight in Malawi. Afr Health Sci Mar 2012; 11(1): 65-71.

7. Arwal G, et al. Maternal risk factors associated with low birth weight neonates in a

tertiary care hospital, northern India. J Community Med Health Educ 2012; 2(9): 1-4.

8. Babbie E. The practice of social research. 12 th edition. California: Wadsworth. P. 218-

9.

23