21
BAB II RUANG LINGKUP STUDI http://makassarge.blogspot.com/2012_02_08_archive.html 2.1 LINGKUP RENCANA KEGIATAN 2.1.1 Lingkup Rencana Usaha A. Tahap Pra-Konstruksi A.1 Pengurusan Perijinan Tahap ini berupa pengurusan legalitas terhadap proyek pembangunan New Port yang akan dijalankan. Legalitas proyek yang telah dimiliki pemrakarsa antara lain : SIPPT No 1805/IV/1985 Rekomendasi Peil Banjir No 1219/-1.797.1 A.2 Perencanaan Teknik Pembuatan desain perencanaan meliputi desain struktur bangunan dan arsitekturnya, merencanakan tata letak bangunan, merencanakan luasan penggunaan bangunan, dan juga mendesign prasarana dan infrastruktur lainnya seperti peil banjir,saluran, dan luas penyempurna hijau taman. A.3 Sosialisasi Sosialisasi studi AMDAL yang bertujuan untuk menjelaskan kepada masyarakat yang terkena dampak serta berbagai pihak pemerhati lingkungan tentang rencana kegiatan pembangunan yaitu masyarakat yang bermukim di wilayah RW 06 Kelurahan Kelapa Gading Barat dan proses sosialisasinya sesuai dengan SK. Kepala Bapedal No. 8

Amdaaall Bab II

  • Upload
    dydhay

  • View
    34

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Amdaaall Bab II

BAB II

RUANG LINGKUP STUDI

http://makassarge.blogspot.com/2012_02_08_archive.html

2.1 LINGKUP RENCANA KEGIATAN

2.1.1 Lingkup Rencana Usaha

A. Tahap Pra-Konstruksi

A.1Pengurusan Perijinan

Tahap ini berupa pengurusan legalitas terhadap proyek pembangunan New

Port yang akan dijalankan. Legalitas proyek yang telah dimiliki pemrakarsa antara

lain :

SIPPT No 1805/IV/1985

Rekomendasi Peil Banjir No 1219/-1.797.1

A.2 Perencanaan Teknik

Pembuatan desain perencanaan meliputi desain struktur bangunan dan

arsitekturnya, merencanakan tata letak bangunan, merencanakan luasan

penggunaan bangunan, dan juga mendesign prasarana dan infrastruktur lainnya

seperti peil banjir,saluran, dan luas penyempurna hijau taman.

A.3 Sosialisasi

Sosialisasi studi AMDAL yang bertujuan untuk menjelaskan kepada

masyarakat yang terkena dampak serta berbagai pihak pemerhati lingkungan

tentang rencana kegiatan pembangunan yaitu masyarakat yang bermukim di

wilayah RW 06 Kelurahan Kelapa Gading Barat dan proses sosialisasinya sesuai

dengan SK. Kepala Bapedal No. 8 Tahun 2000 tentang Keterlibatan Masyarakat

dan Keterbukaan Informasi Dalam Proses Amdal.

B. Tahap Konstruksi

B.1Persiapan dan Pembersihan Lahan

Proses pembersihan lahan dilakukan untuk memudahkan orientasi pekerjaan

konstruksi. Selain itu proses pembersihan bertujuan untuk mengetahui kondisi

teknis dari tanah di lokasi konstruksi yang akan berlangsung dengan cara

membersihkan lahan dari sampah dan semka belukar yang bersifat mengganggu

kegiatan proyek serta disekeliling lahan proyek telah dilaksanakan pemagaran dan

beberapa tanaman peneduh yang ada masih dipertahankan.

Page 2: Amdaaall Bab II

B.2 Mobilisasi Tenaga Kerja

Jumlah tenaga kerja untuk kegiatan konstruksi mencapai 400 orang. Jumlah

ini cukup besar sehingga mengakibatkan dampak pada kebutuhan air bersih,

buangan limbah cair dan buangan sampah padat. Dengan kebutuhan air bersih yang

harus disiapkan pada tahap ini sebesar ± 38 m3/hari dan jumlah buangan air

limbahnya sama dengan kebutuhan air bersih dengan asumsi 100% air bersih

terbuang sebagai limbah cair, serta timbulan sampah padat mencapai 1,3 m3/hari

B.3 Mobilisasi Peralatan dan Material Proyek

Jenis peralatan yang digunakan antara lain 2 buah tower crane, 3 unit

material lift, backhoe, dump truck, pile hammer, concrete vibrator, concrete mixer

truck. Sementara material yang digunakan anatara lain bore pile, beton ready mix,

beton precast, besi beton, gypsum, aluminium, pasir urug, semen, kerikil, bata

ringan, homogenous tile, parquet, keramik, kaca dan lain-lain. Pengangkutan

material tidak dilakukan pada jam sibuk bahkan pada malam hari dengan

kebutuhan 15-20 unit/hari sesuai dengan kebutuhan.

B.4 Pekerjaan Tanah

Akan dilakukan pekerjaan galian tanah sedalam 1,5 m dengan volume galian

sebesar ± 30.638 m3 yang kemudian akan digunakan kembali untuk mengurug

lahan penghijauan dan sisanya diserahkan ke pihak ketiga. Dan tidak ada pekerjaan

dewatering karena muka air tanah berada pada kedalaman 2,45 m, sehingga tidak

dikhawatirkan ada gangguan dari rembesan air tanah.

B.5 Pekerjaan Struktur Bangunan

Sistem struktur bangunan town house dan apartemen menggunakan pondasi

bore pile, dengan town house menggunakan bore pile Ø 30 cm dan panjang 10 m

untuk apartemen menggunakan bore pile Ø 45 cm dan panjang 20 m. Struktur

kolom balok dan pelat dari beton bertulang, dinding eksternal berupa dinding beton

precast dan internalnya berupa bata ringan atau gypsum board, struktur atap dan

platfond menggunakan beton bertulang dan beton expose finishing cat, dan ruang

dalam apartemen, lantai lobby dan area public serta are corridor dengan

homogenous pile dengan lantai menggunakan parquet dan keramik.

B.6 Penghijauan dan Landscaping

Lahan penghijauan disediakan minimal seluas ± 10.960 m2 atau 31,6 % dari

luasan daerah perencanaan proyek.

C. Tahap Operasi

Page 3: Amdaaall Bab II

c.1 Penerimaan Penghuni dan Tenaga Kerja

Apartemen dan town house Kelapa Nias akan terdiri dari 405 unit hunian

dengan kapasitas penghuni ± 2.239 jiwa. Unit apartemen yang direncanakan akan

dijual lepas dengan status Hak Milik (strata title,) sementara untuk unit town house

sebagian akan dijual lepas dan yang lain disewakan.

c.2 Pengoperasian Apartemen, Town House, Rukan dan Fasilitas Penunjang

Kebutuhan air bersih akan disuplai dari PAM sebagai sumber utama. Limbah

cair yang dihasilkan di apartemen dan toen house akan diolah dengan

menggunakan STP sistem Extended Aeration berkapasitas 900 m3. Sementara pada

rukan dan gedung kantor eksisting menggunakan septic tank konvensional dan

Biofill denga kapasitas masing-masing 1,5 m3. Untuk Limbah B3 pengelolaannya

akan diserahkan ke pihak ketiga yang telah mendapat izin. Selain itu juga

dilakukan pemeliharaan penghijauan dengan penanaman pohon pelindung,

penyiraman setiap pagi dan sore hari serta pemupukan dengan kompos setiap 3

bulan sekali.

2.1.2 Komponen Kegiatan yang Berkaitan dengan Dampak

A. Tahap Prakonstruksi

Pada tahap ini ada beberapa komponen kegiatan yang ditelaah yang dapat

memberi dampak yaitu :

1. Pengurusan Perizinan

2. Perencanaan teknis

3. Sosialisasi

B. Tahap Konstruksi

Pada tahapan ini, beberapa komponen kegiatan yang kemungkinan akan

berkaitan dengan dampak lingkungan yang akan dihasilkan adalah :

1. Persiapan dan Pembersihan lahan

2. Mobilisasi tenaga kerja

3. Mobilisasi peralatan dan material proyek

4. Pekerjaan tanah

5. Pekerjaan struktur bangunan Apatemen dan Town House Kelapa Nias

6. Penghijauan dan Landscaping

Page 4: Amdaaall Bab II

C. Tahap Operasi

Pada tahapan ini, beberapa komponen kegiatan yang kemungkinan akan

berkaitan dengan dampak lingkungan yang akan dihasilkan adalah :

1. Penerimaan Penghuni dan Tenaga Kerja

2. Pengoperasian Rukan, Apartemen dan Town House Kelapa Nias

3. Pengoperasian Genset

4. Pengoperasian STP

5. Pemeliharaan Ruang Terbuka Hijau

2.2 LINGKUP RONA LINGKUNGAN AWAL

2.2.1 Komponen Fisik-Kimia

1. Iklim

Data klimatologi untuk lokai kegiatan diperoleh dari stasiun klimatologi

terdekat, yaitu Stasiun Klimatologi BMG Tanjung Priok.. Curah hujan bulanan

tertinggi di kawasan Kelapa Gading jatuh pada bulan Februari dengan rata-rata

450,5 mm, sedangkan curah hujan bulanan terkecil jatuh pada bulan Agustus dengan

rata-rata 77,3 mm. Berdasarkan data curah hujan tersebut dapat dikatakan bahwa

tidak terjadi perbedaan curah hujan rata-rata bulanan yang cukup mencolok antara

musim kemarau dengan musim penghujan. Menurut penggolongan tipe curah hujan

Schmidt dan Ferguson, daerh penelitian termasuk iklim tipe A karena curah hujan

rata-rata bulanannya lebih besar dari 100 mm.

Temperatur rata-rata bulanan tertinggi jatuh pada bulan Oktober dan

November (32,6oC) dan terendah pada bulan Januari (25,8oC). Berdasarkan data

curah hujan dan temperatur udara bulanan, dapat ditentukan bahwa tipe iklim

setempat sesuai dengan klasifikasi tipe iklim menurut Koppen, termasuk ke dalam

tipe Af, yaitu tipe iklim hujan tropis.

2. Geomorfologi

Berdasarkan soil test yang dilaksanakan oleh PT. Testana Indoteknika, 2010

diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:

Lapisan tanah proyek pada permukaan hingga kedalaman 5,0 m terdiri dari

lanau lunak hingga sedang. Pada kedalaman 5,0 m hingga 11,5 terdiri dari

Page 5: Amdaaall Bab II

lempungyang sangat lunak. Dari kedalaman 11,5 m hingga 13,0 m terdiri dari

lempung teguh. Mulai dari kedalaaman 13,0m hingga 36,0 m didominasi oleh pasir

yang sangat padat. Pada kedalaman 36,0 m hingga 40, 0 m terdiri dari lempung

dengan konsistensi keras. Muka air tabah di lokasi proyek mulai ditemukan pada

kedalaman -2,45 m dari permukaan tanah asli.

3. Hidrologi

Wilayah studi merupakan lahan bekas sawah yang dikembangkan sejak tahun

1973. Hingga saat ini, banjir sering melanda kawasan tersebut akibat adanya

perubahan tata guna lahan.

Permasalahan banjir di wilayah studi itu disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya:

- Topografi lahan lebih rendah dari muka air laut pasang rata-rata yang

disebabkan karena kondisi alami dan karena penurunan muka tanah

- Saluran drainase tidak teratur, terdapat saluran yang buntu/tidak menyambung,

elevasi/kemiringan saluran tidak konsisten sehingga menyebabkan arah aliran

air tidak jelas dan berputar-putar.

- Pembangunan saluran drainase terabaikan.

- Kurangnya pemeliharaan dan pengawasan sistem drainase.

- Wilayah studi juga berpotensi menerima luapan Kali Sunter dan Kali Cakung

bila banjir karena mengecilnya kapsitas Kali Sunter dan Kali Cakung.

4. Kualitas Air Permukaan

Dari hasil pengukuran kualitas beberapa air sungai di wilayah Jakarta Utara,

umumnya parameter yang ditemukan berlebih, antara lain daya hantar listrik, zat

padat terlarut, BOD, COD, minyak dan lemak serta zat organic. Hal ini tentunya

dipengaruhi oleh akumulasi limbah domestik dari kegiatan rumah tangga dan

industri/pabrik yang berada di wilayah tersebut.

5. Kualitas Air Tanah

Page 6: Amdaaall Bab II

Berdasarkan penelitian LPM-ITB dan pemantauan BPLHD Provinsi DKI

Jakarta menunjukkan bahwa secara umum kualitas air tanah dangkal di wilayah

Jakarat Utara memperlihatkan kecenderungan tinggi dan atau melampaui baku mutu

untuk parameter seperti zat terlarut, sulfat, chlorida, total kesadahan dan total

coliform. Hal ini selain disebabkan oleh karakteristik tanah setempat, diperkirakan

tingginya parameter tersebut diakibatkan oleh rembesan buangan air limbah

domestik rumah tangga dan industri.

2.2.2 Komponen Biologi

Keberadaan flora di dalam lokasi proyek hanya dijumpai dalam bentuk semak,

rerumputan dan pepohonan dengan ketinggian sedang. Adapun jenis fauna yang

ditemui adalah jenis burung dan serangga yang tidak termasuk hewan dilindungi.

2.2.3 Komponen Sosekbud, Kesmas, dan Lingkungan Binaan

1. Kependudukan

Kelurahan kelapa Gading Barat memiliki area seluas 6,50 km2 dan memiliki

jumlah penduduk sebanyak 27.763 jiwa dengan kepadatan penduduknya sebesar

4.271 jiwa/km2. Kelurahan kelapa Gading Barat memiliki 9.120 KK yang terbagi

dalam 21 RW dan 206 RT. Berdasarkan mata pencahariannya, sektor yang banyak

digeluti oleh KK di wilayah ini adalah sektor pemerintahan, diikuti oleh sektor

perdagangan, jasa, industri, properti/bangunan, transportasi/komunikasi,

keuangan/perbankan dan lainnya. Sementara itu penduduk musiman yang tinggal di

wilayah ini banyak yang menjadi buruh pabrik, buruh bangunan, pedangang keliling

dan tukang ojek. Adapun agama yang banyak dianut penduduk Kelurahan kelapa

Gading Barat adalah Islam, disusul Kristen Protestan, Katholik, Budha, dan Hindu.

2. Lalu Lintas

Ada beberapa simpang pada lokasi yang kemungkinan akan mengalami

dampak dari pembangunan Apartemen dan town House Kelapa Nias. Permasalahan

yang timbul pada simpang-simpang tersebut adalah sebagai berikut:

a. Simpang Pegangsaan Dua – Hybrida Raya (Pintu Timur 3)

Page 7: Amdaaall Bab II

Kinerja Simpang Pegangsaan Dua – Hybrida Raya sangat tinggi,

tertinggi berada pada pagi hari dengan derajat kejenuhan 0,88 s/d 0,90

sementara pada sore hari tingkat derajat kejenuhan sekitar 0,79 s/d 0,80.

b. Simpang Pegangsaan Dua – Kelapa Nias Raya (Pintu Timur 2)

Simpang Pegangsaan Dua – Kelapa Nias Raya adalah simpang yang

terletak di sebelah timur lokasi pembangunan apartemen dan town house.

Simpang ini yang akan menjadi akses utama bagi orang yang akan keluar

masuk lokasi kegiatan dari arah Pegangsaan Dua. Kinerja simpang tertinggi

berada pada pagi hari dengan derajat kejenuhan 0,8 s/d 0,9 sementara pada

sore hari tingkat kejenuhan sekitar 0,6 s/d 0,7.

c. Simpang Boulevard Kelapa Gading – Kelapa Nias Raya

Kinerja simpang cukup baik dengan derjat kejenuhan berkisar di antara

0,25 s/d 0,67.

3. Fungsi dan Tata Guna Lahan

Penggunaan tanah di Kelurahan Kelapa Gading Barat sekitar 92,13%

diperuntukkan bagi perumahan/hunian; 3,65% untuk perkantoran; 1,88% untuk

taman/ruang terbuka hijau; 1,31% untuk industri dan 1,03% untuk kegiatan lainnya.

Bangunan yang ada di wilayah ini sebagian besar sudah merupakan bangunan

permanen dan sebagian kecil merupakan bangunan semi permanen maupun

sementara (temporary). Banyaknya bangunan rukan di wilayah ini sebagian besar

telah digunakan untuk bengkel mobil/motor, salon, butik, dan showroom. Hunian

yang ada di sekitar lokasi kegiatan terdiri atas real estate dan

kondominium/apartemen.

2.3 PRIORITAS DAMPAK PENTING HIPOTESIS

2.3.1 Identifikasi Dampak Potensial

Tahap PraKonstruksi

1. Perubahan Fungsi dan Tata Guna Lahan

Page 8: Amdaaall Bab II

Pengurusan perijinan dan perencanaan teknis proyek dimana sosialisasi dan

koordinasi menjangkau pihak-pihak terkait telah berdampak terhadap penyesuaian

peruntukan lahan dan intensitas bangunan berdasarkan rencana tata ruang wilayah

Kecamatan Kelapa Gading, Jakarta Utara

Tahap Konstruksi

1. Perubahan Kualitas Udara

Kegiatan konstruksi yang didalamnya tercakup kegiatan pembersihan lahan,

mobilisasi peralatan dan material, pekerjaan tanah serta pekerjaan struktur

bangunan akan menghasilkan debu yang berpengaruh terhadap kualitas udara

ambien di sekitarnya.

2. Perubahan Intensitas Kebisingan

Kegiatan konstruksi yang didalamnya tercakup kegiatan mobilisasi material,

pekerjaan tanah serta pelaksanaan konstruksi bangunan dengan menggunakan

peralatan berat seperti pada pekerjaan pondasi akan mempengaruhi intensitas

kebisingan di dalam dan disekitar tapak proyek.

3. Perubahan Intensitas Getaran

Dampak lain yang dapat timbul dari kegiatan konstruksi adalah timbulnya getaran

yang mengakibatkan kerusakan struktur bangunan di sekitar lokasi proyek.

4. Perubahan Volume Limpasan

Dengan adanya kegiatan konstruksi, perubaan tutupan lahan yang ditandai dengan

perubahan koefisien run off lahan akan berdampak terhadap perubahan volume air

larian/limpasan hujan. Jika kapasitas tampungan badan air yang ada disekitar lokasi

proyek tidak memadai dalam menerima air larian ini, maka air larian akan meluap

dan menggenangi kawasan sekitarnya.

5. Perubahan Kualitas Air Permukaan

Kehadiran pekerja proyek yang berjumlah sekitar 400 orang akan menghasilkan

limbah cair. Limbah cair yang masuk ke saluran akan berdampak terhadap

perubahan kualitas air permukaan.

6. Peningkatan Volume Sampah Padat

Sampah pada kegiatan konstruksi sebagian besar akan berupa sisa/puing-puing

bahan dan material yang digunakan selama pelaksanaan konstruksi. Tak

ketinggalan pula sampah basah dan kering dari kegiatan domestik sekitar 400

orang pekerja.

Page 9: Amdaaall Bab II

7. Gangguan Stabilitas Tanah

Pekerjaan konstruksi apartemen setinggi 23 lantai dapat mempengaruhi

kecenderungan amblesan/gangguan stabilitas tanah yang telah berlangsung selama

ini di wilayah DKI Jakarta.

8. Perubahan Keragaman Flora Darat

Perubahan keragaman flora darat akan mulai terjadi sejak berlangsungnya kegiatan

pembersihan lahan hingga pelaksanaan penghijauan/landscaping di atas lahan

proyek.

9. Peningkatan Kesempatan Kerja dan Peluang Berusaha

Dibutuhkannnya 400 tenaga kerja konstruksi untuk proyek Apartemen dan Town

House Kelapa Nias akan berdampak terhadap terbukanya kesempatan kerja dan

peluang berusaha bagi masyarakat sekitar maupun masyarakat di luar Kelurahan

Kelapa Gading Barat.

10. Perubahan Pendapatan Masyarakat

Dampak terhadap pendapatan masyarakat merupakan dampak turunan (sekunder)

akibat terbukanya kesempatan kerja dan peluang berusaha pada tahap konstruksi

apartemen dan town house.

11. Peningkatan Kepadatan Lalu Lintas

Kegiatan mobilisasi material pada tahap konstruksi akan berdampak terhadap

meningkatnya kepadatan lalu lintas di ruas jalan depan proyek.

12. Kerusakan Infrastruktur Jalan

Mobilisasi material proyek dengan menggunakan kendaraan berat dapat

berdampak terhadap kerusakan di ruas Jalan Raya Kelapa Nias, terlebih kegiatan

ini berakumulasi dengan aktivitas kendaraan dari beberapa pemukiman yang

beroperasi di sekitar lokasi kegiatan.

13. Gangguan Kamtibnas

Adanya dampak-dampak primer yang terjadi selama pelaksanaan konstruksi akan

berdampak terhadap kondisi kamtibnas di dalam dan di sekitar lokasi proyek.

14. Gangguan Kesehatan Masyarakat

Gangguan kesehatan masyarakat merupakan dampak turunan (sekunder) akibat

terjadinya perubahan kualitas udara dan kebisingan.

15. Perubahan Sikap dan Persepsi Masyarakat

Perubahan sikap dan persepsi masyarakat merupakan dampak lanjutan dari

timbulnya dampak-dampak primer selama tahap konstruksi.

Page 10: Amdaaall Bab II

Tahap Operasi

1. Perubahan Kualitas Udara

Buangan gas polutan dari kendaraan bermotor yang semakin meningkat serta

penggunaan utilitas bangunan seperti genset selama beroperasinya Rukan,

Apartemen dan Town House Kelapa Nias akan berdampak terhadap perubahan

kualitas udara setempat.

2. Perubahan Intensitas Kebisingan

Perubahan intensitas kebisingan pada tahap operasi akan diakibatkan oleh aktivitas

kendaraan penghuni dan utilitas bangunan seperti genset.

3. Peningkatan Limpasan

Meningkatnya debit air pada badan air penerima selain disebabkan oleh limpasan

air hujan, juga akan disebabkan oleh buangan air limbah domestik dari kegiatan

Rukan, Apartemen dan Town House Kelapa Nias.

4. Ketersediaan Air Bersih

Beroperasinya rukan dan kantor telah mengakibatkan meningkatnya permintaan

kebutuhan air bersih, ditambah dengan adanya rencana kegiatan Rukan, Apartemen

dan Town House Kelapa Nias maka peningkatan kebutuhan air akan membebani

sistem penyediaan air bersih di Jakarta.

5. Perubahan Kualitas Air Permukaan

Komponen lingkungan yang akan dipengaruhi oleh buangan limbah cair domestik

serta limbah oli bekas genset dari pengoperasian Rukan, Apartemen dan Town

House Kelapa Nias adalah kualitas air permukaan. Rencana pengoperasian STP

untuk mengelola limbah cair akan memberi dampak positif terhadap komponen

kualitas air permukaan.

6. Peningkatan Volume Sampah Padat

Pengoperasian rukan dan kantor telah menghasilkan sejumlah sampah padat,

ditambah dengan rencana kegiatan apartemen dan town house maka volume

sampah padat yang dihasilkan akan meningkat sehingga membebani sistem

persampahan Jakarta.

7. Perubahan Keragaman Flora darat

Pemeliharaan ruang terbuka hijau hingga ke tahap operasi akan berdampak

terhadap meningkatnya keragaman flora darat.

8. Peningkatan Kepadatan Penduduk

Page 11: Amdaaall Bab II

Kedatangan penghuni dan rekruitmen sejumlah tenaga kerja pada tahap operasional

Rukan, Apartemen dan Town House Kelapa Nias akan berpengaruh terhadap

kepadatan penduduk di lokasi kegiatan.

9. Peningkatan Kesempatan Kerja dan Berusaha

Dibutuhkannya sejumlah tenaga kerja pada kegiatan Rukan, Apartemen dan Town

House Kelapa Nias akan berdampak terhadap meningkatnya kesempatan kerja dan

peluang berusaha bagi masyarakat sekitar maupun masyarakat di luar Kelurahan

Kelapa Gading Barat.

10. Perubahan Pola Mata Pencaharian

Tersedianya kesempatan kerja dan peluang berusaha di salah satu atau beberapa

sektor terkait dengan pengoperasian Rukan, Apartemen dan Town House Kelapa

Nias dapat mempengaruhi pola mata pencaharian penduduk di wilayah Kelapa

Gading Jakut.

11. Perubahan Pendapatan Masyarakat

Dampak terhadap pendapatan masyarakat merupakan dampak turunan akibat

meningkatnya kesempatan kerja dan peluang berusaha pada tahap operasional

Rukan, Apartemen dan Town House Kelapa Nias.

12. Peningkatan Kepadatan Lalu Lintas

Pada tahap operasional, aktivitas dari kendaraan penghuni dan pekerja Rukan,

Apartemen dan Town House Kelapa Nias akan menimbulkan peningkatan

kepadatan volume lalu lintas di ruas jalan sekitar.

13. Perubahan Sikap dan Persepsi Masyarakat

Pengoperasian Rukan, Apartemen dan Town House Kelapa Nias dengan berbagai

dampak primernya akan memberikan dampak lanjutan terhadap timbulnya persepsi

masyarakat.

2.3.2 Evaluasi Dampak Potensial

Tahap Pra Konstruksi

1. Perubahan fungsi dan tata guna lahan, tidak dikaji lebih lanjut dalam ANDAL

karena sudah sesuai dengan rencana tata ruang.

Tahap Konstruksi

Page 12: Amdaaall Bab II

1. Perubahan kualitas udara, akan dikaji lebih lanjut dalam ANDAL karena berkaitan

pula dengan meningkatnya aktivitas kendaraan di sekitar lokasi serta berkaitan pula

dengan debu yang dihasilkan selama konstruksi berlangsung

2. Meningkatnya kebisingan, akan dikaji lebih lanjut dalam ANDAL karena aktivitas

masyarakat di sekitar lokasi cukup padat

3. Terjadinya getaran, tidak akan dikaji lebih lanjut dalam ANDAL karena dianggap

hanya berpengaruh sedikit, yaitu hanya pada saat pengerjaan pondasi

4. Meningkatnya limpasan, akan dikaji lebih lanjut dalam ANDAL karena daerah di

sekitar lokasi pembangunan rawan banjir

5. Meningkatnya volume sampah, akan dikaji lebih lanjut dalam ANDAL karena

dapat mengganggu sanitasi serta merusak estetika

6. Meningkatnya peluang kerja, akan dikaji lebih lanjut dalam ANDAL

karenaberpengaruh terhadap tingkat kehidupan masyarakat

7. Meningkatnya kepadatan lalu lintas, akan dikaji lebih lanjut dalam ANDAL karena

lokasi pembangunan terdapat di jalan utama dengan tingkat kepadatan yang cukup

tinggi, dan akan diperparah dengan akses mobilisasi peralatan dan material proyek

Tahap Operasi

1. Perubahan kualitas udara, akan dikaji lebih lanjut dalam ANDAL karena berkaitan

dengan aktivitas kendaraan yang akan meningkat pula

2. Meningkatnya limpasan, akan dikaji lebih lanjut dalam ANDAL karena lokasi

yang digunakan rawan banjir, juga diperparah dengan meningkatnya buangan air

limbah domestik

3. Ketersediaan air bersih, akan dikaji lebih lanjut dalam ANDAL karena pemakaian

air bersih di lokasi akan meningkat sehingga ada kemungkinan penyediaan air oleh

PAM kurang mencukupi

4. Perubahan kualitas air permukaan, akan dikaji lebih lanjut dalam ANDAL karena

berkaitan dengan produksi limbah cair domestik dan limbah B3 yang dihasilkan

5. Meningkatnya volume sampah, akan dikaji lebih lanjut dalam ANDAL karena

dapat mengganggu sanitasi serta merusak nilai estetika

6. Meningkatnya kepadatan penduduk, tidak akan dikaji lebih lanjut dalam ANDAL

karena kepadatan penduduk di kelurahan tersebut masih tergolong kecil

dibandingkan kelurahan lain di Kecamatan Kelapa Gading

Page 13: Amdaaall Bab II

7. Meningkatnya pendapatan daerah karena pengoperasian rukan, apartemen, dan

town house, tidak akan dikaji lebih lanjut dalam ANDAL karena tidak berdampak

langsung terhadap masyarakat sekitar

8. Meningkatnya kepadatan lalu lintas, akan dikaji lebih lanjut dalam ANDAL karena

lokasinya yang terdapat di jalan utama dengan tingkat kepadatan yang cukup tinggi

2.3.3 Prioritas Dampak Penting Hipotetik

Dampak-dampak dengan prioritas tinggi yang akan memegang peranan penting dalam

pertimbangan para pengambil keputusan. Beberapa kriteria yang dapat digunakan sebagai

skala prioritas adalah :

a. Kondisi komponen lingkungan penerima sudah kritis yaitu sudah melebihi atau

mendekati baku mutu ambien yang ditetapkan atau sudah tidak dapat dimanfaatkan

sesuai peruntukannya

b. Sudah banyak terdapat keluhan masyarakat tentang dampak tersebut atau kondisi

komponen lingkungan penerima dampak

c. Tidak ada teknologi atau pendekatan penanggulangan dampak yang tersedia dan teruji

keberhasilannya.

2.4 LINGKUP WILAYAH STUDI

2.4.1 Batas Proyek

Lokasi kegiatan rukan dan rencana kegiatan Apartemen dan Town House

Kelapa Nias berbatasan dengan:

Sebelah Timur : Jl. Kelapa Gading Boulevard, ruko/rukan

Sebelah Selatan : Jl. Raya Kelapa Nias, pemukiman penduduk

Sebelah Barat : Jl. Pelepah Elok 2, pemukiman penduduk

Sebelah Utara : Jl. Raya Janur Elok, pemukiman penduduk

2.4.2 Batas Ekologis

Batas ekologis merupakan batas yang mempertimbangkan sebaran dampak

polutan dalam media air, udara, dan tanah. Batas ekologis meliputi badan air

Page 14: Amdaaall Bab II

permukaan (saluran Jalan Kelapa Nias dan sauran jalan Pelepah Elok II), wilayah

sebaran debu dan kebisingan serta pengamatan lalu lintas meliputi Simpang Boulevard

Kelapa Gading – Kelapa Nias Raya dan simpang-simpang terdekat lainnnya.

2.4.3 Batas Sosial

Interaksi social akan terjadi di dalam dan di sekitar tapak kegiatan. Dengan

demikian batas kajian sosial meliputi pemukiman warga di sekitar lokasi kegiatan yang

kemungkinan paling terkena dampak pembangunan proyek. Pemukiman tersebut

berada di wilayah RW 06 Kelurahan Kelapa Gading Bart yang berada di sisi barat dan

selatan tapak proyek.

2.4.4 Batas Administratif

Seluruh lahan pembangunan pengembangan Rukan, Apartemen, dan Town

House Kelapa Nias berada di Kelurahan Kelapa Gading Barat, Kecamatan Kelapa

Gading, Kota Administrasi Jakarta Utara. Oleh karenanya batas administrative meliputi

Kelurahan Kelapa Gading Barat.

2.4.5 Batas Wilayah Studi

Batas wilayah studi merupakan batas studi AMDAL dengan

mempertimbangkan batas proyek, ekologi, sosial, dan administratif.