12
Analisis Cross-Section KELOMPOK 3 : I PUTU RAKA BOYKE YANA (1333121093) NI LUH SRI SWANDEWI (1333121094) NI WAYAN SUARTHARI RANY PUTRI (1333121095) RAI HENDY HERMANTO (1333121096) DESAK PUTU ARY SAGITARINI (1333121098) NI PUTU ETI SUABUDI ANDANI (1333121100) NI PUTU DIPAYANTI SARDI (1333121101) AYANG CHANDRA WULANDARI (1333121102) Analisis Laporan Keuangan

Analisis Cross Section

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Analisis Cross Section

Citation preview

Page 1: Analisis Cross Section

Analisis Cross-Section

KELOMPOK 3 :

I PUTU RAKA BOYKE YANA (1333121093)NI LUH SRI SWANDEWI (1333121094)

NI WAYAN SUARTHARI RANY PUTRI (1333121095)RAI HENDY HERMANTO (1333121096)

DESAK PUTU ARY SAGITARINI (1333121098)NI PUTU ETI SUABUDI ANDANI (1333121100)

NI PUTU DIPAYANTI SARDI (1333121101)AYANG CHANDRA WULANDARI (1333121102)

Analisis Laporan Keuangan

Page 2: Analisis Cross Section

2

Analisis keuangan akan lebih tajam apabila angka-angkakeuangan dibandingkan dengan standar tertentu. Standartersebut bisa berupa:1. Standar internal yang ditetapkan oleh manajemen

seperti target yang telah ditetapkan,2. Perbandingan historis atau membandingkan angka-angka

keuangan dengan angka-angka masa sebelumnya,3. Perbandingan dengan perusahaan atau industri yang

sejenis.Tanpa perbandingan tidak akan diketahui apakah prestasi

keuangan suatu perusahaan menunjukkan perbaikan atau sebaliknya menunjukkan penurunan. Pada materi ini membicarakan tentang analisis perbandingan cross section dalam analisis keuangan.

Analisis Cross-Section Kelompok 3

Latar Belakang

Page 3: Analisis Cross Section

3

Analisis Cross-Section

Analisis Cross-Section Kelompok 3

Perbandingan Cross-Section

Perhitungan Rata-rata Industri

Perbedaan Antarindustri

Page 4: Analisis Cross Section

4

Analisis Cross-Section

• Teknik Analisis untuk memperbandingkan data laporan Keuangan suatu perusahaan dengan perusahaan atau industri yang sejenis dalam suatu periode tertentu

Manfaat Analisis Cross-

Section:

• Melihat prestasi perusahaan relatif terhadap industri.

• Untuk menentukan bonus bagi manajemen perusahaan apabila perusahaan memperoleh untung di atas industri.

Analisis Cross-Section Kelompok 3

Perbandingan Cross-Section

Page 5: Analisis Cross Section

5

Beberapa cara untuk mendefinisikan industri sejenis

Dari sudut pandang investasi, saham-saham yang mempunyaibeberapa kesamaan atribut bisa dimasukkan ke dalam satukelompok. Contoh atribut yang relevan adalah risiko, rasioPER (Price Earning Ratio) dan kapitalisasi pasar untukmenentukan besar kecilnya kapitalisasi saham.

Dari sudut pandang investasi, saham-saham yang mempunyaibeberapa kesamaan atribut bisa dimasukkan ke dalam satukelompok. Contoh atribut yang relevan adalah risiko, rasioPER (Price Earning Ratio) dan kapitalisasi pasar untukmenentukan besar kecilnya kapitalisasi saham.

Contoh : Klasifikasi Industri di BEI

Pendekatan ini menggunakan produk-produk yang dihasilkan sebagai kriteria pengelompokan industri

1. Kesamaan dalam jenis bahan baku yang dipakai atau proses produksi yang dipunyai atau

supplier

2. Kesamaan dari sisi permintaan

3. Kesamaan dalam atribut keuangan

Analisis Cross-Section Kelompok 3

Page 6: Analisis Cross Section

6

Masalah dalam Analisis Cross-Section

Adanya sebagian perusahaan di Indonesia masih belum go public yang tidak memberikan laporan keuangan ke publik sehingga data perbandingan laporan keuangan akan sulit diperoleh

Tidak jelasnya industri yang akan dipakai sebagai perbandingan. Perusahaan yang besar biasanya beroperasi tidak hanya pada satu sektor usaha saja, tetapi melakukan diversifikasi pada beberapa sektor.

Analisis Cross-Section Kelompok 3

Page 7: Analisis Cross Section

7

Perusahaan dengan kegiatan tunggal pada sektor yang relevan. Laporan keuangan tersedia.

Perusahaan dengan beberapa aktivitas, tetapi mempunyai kegiatan yang dominan pada sektor yang relevan. Laporan keuangan tersedia.

Perusahaan dengan banyak aktivitas, tidak ada aktivitas yang paling dominan (mirip dengan konglomerasi). Sulit menentukan sektor usaha yang relevan. Laporan keuangan persegmen tersedia.

Perusahaan dengan banyak aktivitas, tidak ada aktivitas yang paling dominan. Sulit menentukan sektor usaha yang relevan. Laporan keuangan hanya berupa laporan konsolidasi.

Perusahaan private, tidak ada laporan keuangan yang dipublikasikan (sektor usaha yang relevan adalah sektor usaha yang akan dijadikan bahan perbandingan).

Analisis Cross-Section Kelompok 3

Berbagai Kemungkinan Data Pelaporan yang Timbul

Page 8: Analisis Cross Section

Perhitungan Rata-rata Industri

Menghitung Rata-rata aritmatika

Menghitung rata-rata tertimbang

Menggunakan median

Menggunakan modus.

Menghitung nilai tunggal sebagai perbandingan

Menghitung nilai tunggal dengan

dispersinya (standar

deviasinya)

Menghitung nilai untuk percentile tertentu (misal menghitung nilai untuk perusahaan-perusahaan yang mempunyai ukuran 25 % paling kecil)

Analisis Cross-Section Kelompok 3

Page 9: Analisis Cross Section

9

Data suatu industri yang terdiri dari beberapa perusahaan sebagai berikut

Analisis Cross-Section Kelompok 3

Contoh

Perusahaan A B C D E F G H

ROA 10% 12% 12% 13% 9% 12% 8% 9%

Nilai Buku Saham 300 420 250 200 250 210 310 335

Nilai Pasar Saham

350 400 420 450 460 350 340 400

Dengan perhitungan rata-rata aritmatika, ROA industri bisa di hitung sebagai berikut :1/8 x (10%+12%+12%+13%+9%+12%+8%+9%) = 10,625 %Angka ini kemudian bisa dipakai sebagai standar untuk perbandingan. Alternatif lain adalah dengan menghitung rata-rata tertimbang.

Page 10: Analisis Cross Section

10

Misalkan analisis menggunakan nilai buku saham sebagai pembobotnya, rata-rata ROA bisa dihitung sebagai berikut : 300/2.275 x (10%) + 420/2.275 x (12%) + 250/2.275 x (12%) + 200/2.275 x (13%) + 250/2.275 x (9%) + 210/2.275 x (12%) + 310/2.275 x (8%) + 335 /2.275 x (9%) = 1,31+2,21 + 1,32 + 1,14 + 0,98 + 1,+11 + 1,09 + 1,33 = 10,50%

 Misalkan analis akan menggunakan nilai pasar saham sebagai pembobotnya, industri bisa dihitung sebagai berikut:350/3.170 x (10%) + 400/3.170 x (12%) + 420/3.170 x (12%) + 450/3.170 x (13%) + 460/3.170 x (9%)  + 350/3.170 x (12%) + 340/3.170 x (8%) + 400/3.170 x (9%) = 1,1 +1,51 + 1,59 + 1,84 + 1,31 + 1,32 + 1, 14 = 10,67%

Analisis Cross-Section Kelompok 3

Page 11: Analisis Cross Section

11

Dari angka-angka yang dihitung di atas, berikut ini ringkasan hasil perhitungan dengan metode berberda tersebut.ROA Rata-Rata IndustriRata-rata aritmatik                             10,63%Rata-rata tertimbang               (dengan bobot nilai buku saham)        10,5%Rata-rata tertimbang(dengan bobot nilai pasar saham)       10,67%            Median                                                11,00%Modus                                                 12,00%

 Pemilihan angka yang akan dijadikan rata-rata industri akan tergantung pertimbangan analis. Dari angka-angka diatas, ROA rata-rata industri adalah sekitar 10-12%.

Analisis Cross-Section Kelompok 3

Page 12: Analisis Cross Section

12

Penggunaan rata-rata industri didasarkan

pada asumsi implisit, ada perbedaan antar

industri

Perbandingan antar industri secara implisit juga mengakui bahwa ada perbedaan risiko bisnis antar industri

Analisis Cross-Section Kelompok 3

PERBEDAAN ANTAR INDUSTRI