8
Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA) 27 Vol. 5, No. 1, Maret 2016, ISSN : 2089-9033 ANALISIS DAN IMPLEMENTASI MEL SCRIPT UNTUK LIGHTING DAN RENDERING PADA FILM ANIMASI 3D ROBOCUBE Rangga Pramudia 1 , Meyti Eka Apriyani 2 dan Sandi Prasetyaningsih 3 1,2,3 Politeknik Negeri Batam Parkway Street, Batam Centre, Batam 29461, Indonesia E-mail : [email protected] 1 , [email protected] 2 , [email protected] 3 ABSTRAK Saat ini penggunaan animasi 3D semakin populer, karena dapat diaplikasikan ke berbagai aspek, dan memiliki berbagai manfaat. Dalam proses pembuatannya, animasi 3D memiliki beberapa kelemahan, yaitu banyaknya sumber daya, waktu, dan usaha yang dibutuhkan serta terdapat beberapa human error yang fatal pada proses pembuatan animasi 3D, seperti pada bagian lighting dan rendering. Salah satu solusi untuk masalah tersebut adalah dengan memanfaatkan MEL script. Penelitian ini menggunakan beberapa shot dan scene pada film animasi 3D sebagai sampel pengujian. Metode pengujian yang digunakan terdiri dari penghitungan kecepatan proses pengerjaan lighting dan render settings, analisa grafik kestabilan warna, analisa jumlah human error yang terjadi, serta survey pengguna tentang interface MEL script yang digunakan. Hasil dari pengujian membuktikan bahwa metode MEL script dapat membuat proses pengerjaan animasi 3D dari sisi lighting dan render settings menjadi lebih efektif. Kata kunci : animasi 3D, lighting, render settings, human error, MEL script. 1. PENDAHULUAN Saat ini penggunaan animasi 3D semakin populer, karena dapat diaplikasikan ke berbagai aspek. Animasi 3D mampu menyampaikan konsep yang rumit menjadi mudah dimengerti. Selain itu, dengan kelebihan 3D yang dimiliknya, hal ini menjadikan penonton lebih mudah memberikan perhatian. Dengan adanya beberapa manfaat tersebut, tentunya animasi 3D sangat bermanfaat dalam pembelajaran dan pendidikan. Selain itu, teknologi 3D yang ada sekarang sudah lebih realistik dan mirip benda di dunia nyata [1]. Akan tetapi, dalam proses pembuatan animasi 3D, terdapat beberapa kelemahan, yaitu banyaknya sumber daya, waktu, dan usaha yang dibutuhkan [12]. Selain itu, terdapat beberapa human error yang fatal pada proses pembuatan animasi 3D, seperti pada bagian lighting dan rendering. Pada umumnya human error pada lighting dan rendering terjadi karena kurangnya metode yang memungkinkan render dan lighting artist bekerja dan menghasilkan shot-shot animasi yang sesuai dengan kebutuhan dan terjadi banyak kesalahan yang membuat keseluruhan film animasi menjadi tidak stabil dan terjadi pemborosan waktu dalam pembuatan animasi karena harus mengulang proses lighting dan rendering agar sesuai yang diinginkan [5]. Dibutuhkan kestabilan dalam proses rendering dan lighting, karena hal tersebut akan menunjang hasil dari keseluruhan proses pembuatan animasi 3D. Salah satu cara untuk mengotomatisasi dan mengoptimalkan kinerja pembuatan animasi 3D, baik dari segi penghematan waktu maupun pengurangan human error (kesalahan dari artist) adalah dengan menggunakan MEL script. MEL adalah script pada salah satu aplikasi grafis 3D yang digunakan untuk mengotomatisasi perintah- perintah yang ada di Autodesk Maya. Dengan menggunakan MEL, pengguna dapat membuat script sendiri yang akan menghemat waktu dalam melakukan pekerjaannya serta meningkatkan kinerja dari aplikasi Autodesk Maya tersebut [3]. Dengan diterapkannya MEL script pada lighting dan rendering, akan menambah keefektifan dalam pembuatan animasi 3D pada aspek waktu pengerjaan dan kestabilan hasil render [5]. 2. DASAR TEORI 2.1 Animasi Animasi berasal dari kata “to animate” yang artinya membuat seolah-olah hidup dan bergerak. Animasi adalah film yang berasal dari gambar- gambar yang diolah sedemikian rupa hingga menjadi sebuah gambar bergerak dan bercerita [2]. Animasi dibangun berdasarkan manfaatnya sebagai perantara atau media yang digunakan untuk berbagai kebutuhan, diantaranya animasi sebagai media hiburan, media presentasi, media iklan/promosi, media alat bantu, dan pelengkap suatu objek atau tampilan [14]. Secara umum animasi terbagi 2 kategori, yaitu animasi 2D dan animasi 3D [2]. Animasi 2D adalah animasi yg dibuat manual berdasarkan sumbu x dan y. Dimulai dengan cara menggambar di kertas, di- scan, lalu dibuat dalam bentuk digital. Semua frame di gambar satu persatu sehingga menghasilkan animasi 2D.

ANALISIS DAN IMPLEMENTASI MEL SCRIPT UNTUK LIGHTING … · animasi 2D dan animasi 3D [2]. Animasi 2D adalah animasi yg dibuat manual berdasarkan sumbu x dan y. Dimulai dengan cara

  • Upload
    others

  • View
    12

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS DAN IMPLEMENTASI MEL SCRIPT UNTUK LIGHTING … · animasi 2D dan animasi 3D [2]. Animasi 2D adalah animasi yg dibuat manual berdasarkan sumbu x dan y. Dimulai dengan cara

Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA)27

Vol. 5, No. 1, Maret 2016, ISSN : 2089-9033

ANALISIS DAN IMPLEMENTASI MEL SCRIPT UNTUK LIGHTINGDAN RENDERING PADA FILM ANIMASI 3D ROBOCUBE

Rangga Pramudia 1, Meyti Eka Apriyani2 dan Sandi Prasetyaningsih 3

1,2,3 Politeknik Negeri BatamParkway Street, Batam Centre, Batam 29461, Indonesia

E-mail : [email protected], [email protected],[email protected]

ABSTRAK

Saat ini penggunaan animasi 3D semakinpopuler, karena dapat diaplikasikan ke berbagaiaspek, dan memiliki berbagai manfaat. Dalam prosespembuatannya, animasi 3D memiliki beberapakelemahan, yaitu banyaknya sumber daya, waktu,dan usaha yang dibutuhkan serta terdapat beberapahuman error yang fatal pada proses pembuatananimasi 3D, seperti pada bagian lighting danrendering. Salah satu solusi untuk masalah tersebutadalah dengan memanfaatkan MEL script. Penelitianini menggunakan beberapa shot dan scene pada filmanimasi 3D sebagai sampel pengujian. Metodepengujian yang digunakan terdiri dari penghitungankecepatan proses pengerjaan lighting dan rendersettings, analisa grafik kestabilan warna, analisajumlah human error yang terjadi, serta surveypengguna tentang interface MEL script yangdigunakan. Hasil dari pengujian membuktikanbahwa metode MEL script dapat membuat prosespengerjaan animasi 3D dari sisi lighting dan rendersettings menjadi lebih efektif.

Kata kunci : animasi 3D, lighting, render settings,human error, MEL script.

1. PENDAHULUANSaat ini penggunaan animasi 3D semakin

populer, karena dapat diaplikasikan ke berbagaiaspek. Animasi 3D mampu menyampaikan konsepyang rumit menjadi mudah dimengerti. Selain itu,dengan kelebihan 3D yang dimiliknya, hal inimenjadikan penonton lebih mudah memberikanperhatian. Dengan adanya beberapa manfaattersebut, tentunya animasi 3D sangat bermanfaatdalam pembelajaran dan pendidikan. Selain itu,teknologi 3D yang ada sekarang sudah lebih realistikdan mirip benda di dunia nyata [1].

Akan tetapi, dalam proses pembuatan animasi3D, terdapat beberapa kelemahan, yaitu banyaknyasumber daya, waktu, dan usaha yang dibutuhkan[12]. Selain itu, terdapat beberapa human error yangfatal pada proses pembuatan animasi 3D, sepertipada bagian lighting dan rendering. Pada umumnyahuman error pada lighting dan rendering terjadi

karena kurangnya metode yang memungkinkanrender dan lighting artist bekerja dan menghasilkanshot-shot animasi yang sesuai dengan kebutuhan danterjadi banyak kesalahan yang membuat keseluruhanfilm animasi menjadi tidak stabil dan terjadipemborosan waktu dalam pembuatan animasi karenaharus mengulang proses lighting dan rendering agarsesuai yang diinginkan [5]. Dibutuhkan kestabilandalam proses rendering dan lighting, karena haltersebut akan menunjang hasil dari keseluruhanproses pembuatan animasi 3D. Salah satu cara untukmengotomatisasi dan mengoptimalkan kinerjapembuatan animasi 3D, baik dari segi penghematanwaktu maupun pengurangan human error (kesalahandari artist) adalah dengan menggunakan MEL script.

MEL adalah script pada salah satu aplikasi grafis3D yang digunakan untuk mengotomatisasi perintah-perintah yang ada di Autodesk Maya. Denganmenggunakan MEL, pengguna dapat membuat scriptsendiri yang akan menghemat waktu dalammelakukan pekerjaannya serta meningkatkan kinerjadari aplikasi Autodesk Maya tersebut [3]. Denganditerapkannya MEL script pada lighting danrendering, akan menambah keefektifan dalampembuatan animasi 3D pada aspek waktu pengerjaandan kestabilan hasil render [5].

2. DASAR TEORI2.1 Animasi

Animasi berasal dari kata “to animate” yangartinya membuat seolah-olah hidup dan bergerak.Animasi adalah film yang berasal dari gambar-gambar yang diolah sedemikian rupa hingga menjadisebuah gambar bergerak dan bercerita [2].

Animasi dibangun berdasarkan manfaatnyasebagai perantara atau media yang digunakan untukberbagai kebutuhan, diantaranya animasi sebagaimedia hiburan, media presentasi, mediaiklan/promosi, media alat bantu, dan pelengkapsuatu objek atau tampilan [14].

Secara umum animasi terbagi 2 kategori, yaituanimasi 2D dan animasi 3D [2]. Animasi 2D adalahanimasi yg dibuat manual berdasarkan sumbu x dany. Dimulai dengan cara menggambar di kertas, di-scan, lalu dibuat dalam bentuk digital. Semua framedi gambar satu persatu sehingga menghasilkananimasi 2D.

Page 2: ANALISIS DAN IMPLEMENTASI MEL SCRIPT UNTUK LIGHTING … · animasi 2D dan animasi 3D [2]. Animasi 2D adalah animasi yg dibuat manual berdasarkan sumbu x dan y. Dimulai dengan cara

Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA)28

Vol. 5, No. 1, Maret 2016, ISSN : 2089-9033

Kelebihan animasi 2D adalah proses pembuatankarakter yang cepat dan mudah, biaya produksi yangmurah, dan kemudahan perbaikan kesalahan. Namunkekurangannya adalah animator harus mampumenggambar atau menggerakkan elemen grafis yangdiperlukan pada setiap frame dan karakter atau hasilgambar sulit digunakan kembali (reusable) sehinggamembutuhkan usaha yang lebih banyak pada prosesanimasinya [12].

Gambar 1. Animasi 2D

Animasi 3D adalah animasi yang dibuatberdasarkan sumbu x, y, dan z. Objek dapat dilihatdari berbagai sudut pandang. Animasi 3D padaumumnya dikerjakan melalui komputer dan sudahberupa file digital. Walaupun begitu, sketsa manualsangat diperlukan dalam animasi 3D untuk dijadikansebagai acuan.

Kelebihan dari animasi 3D adalah lebih realistis,banyaknya elemen yang dapat digunakan kembali(reusable), serta proses animasi yang lebih cepat.Sementara itu, kekurangan animasi 3D terdapat padamahalnya modal yang diperlukan, sepertidibutuhkan komputer dengan spesifikasi tinggi danaplikasi grafis 3D yang mahal. Selain itu terbatasnyakreatifitas yang dapat diterapkan juga termasukkekurangan dari animasi 3D [12].

Gambar 2. Animasi 3D

2.2 SinopsisDalam film animasi 3D Robocube ini,

menceritakan tentang kota robot yang kehabisanenergi utama, sehingga para robot yang tinggal dikota ini hampir tidak ada yang dapat hidup. Namunrobot yang tersisa berhasil menemukan sumberenergi baru yang dapat memulihkan para robot dikota tersebut [4].2.3 Lighting

Lighting adalah tahapan dalam memberikan danmengontrol elemen cahaya pada scene dan shot

animasi 3D [10]. Proses lighting juga diperlukanagar objek tampak menyatu dengan backgroundsesuai posisi cahaya [11]. Untuk mendapatkanproporsi cahaya yang sesuai, diperlukan waktu danbeberapa kali untuk percobaan [7]. Setelahdidapatkan hasil yang sesuai, seorang lighting artistharus konsisten dalam menentukan lighting settingsyang sudah dibuat, agar hasilnya stabil.

Gambar 3. Lighting

Analisa penggunaan MEL scripting pada lightingdilakukan untuk melihat apakah MEL scriptingdapat membuat proses lighting menjadi lebih efektifatau tidak. Hasil analisa yang akan didapat berupaperbandingan penggunaan MEL scripting dan tanpaMEL scripting.

2.4 RenderingRendering adalah proses membuat atau

membangun output file dari animasi komputer.ketika sebuah animasi di-render, program akanmengambil bermacam-macam komponen, variabel,dan aksi dalam scene yang sudah dianimasi danmembangunnya menjadi hasil akhir yang dapatdilihat atau ditonton. Hasil render dapat berupasebuah gambar, kumpulan gambar (frame), ataukumpulan gambar yang disatukan menjadi formatvideo [8].

Gambar 4. Rendering

Dalam rendering terdapat setting-an output darianimasi yang kita buat, seperti apa yang akan terlihatpada kamera, kualitas, ataupun elemen gambartertentu untuk compositing [10].

Analisa di dalam rendering diperlukan untukmelihat apakah fungsi MEL scripting dapat berjalandengan efektif. Hasil analisa yang akan didapat

Page 3: ANALISIS DAN IMPLEMENTASI MEL SCRIPT UNTUK LIGHTING … · animasi 2D dan animasi 3D [2]. Animasi 2D adalah animasi yg dibuat manual berdasarkan sumbu x dan y. Dimulai dengan cara

Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA)29

Vol. 5, No. 1, Maret 2016, ISSN : 2089-9033

berupa perbandingan penggunaan MEL scriptingdan tanpa MEL scripting.

2.5 MEL ScriptMEL (Maya Embedded Language) adalah script

pada salah satu aplikasi grafis 3D yang digunakanuntuk mengotomatisasi perintah-perintah yang adadi Autodesk Maya. Dengan menggunakan MEL,pengguna dapat membuat script sendiri, yang akanmenghemat waktu pengerjaan dan memaksimalkankinerja dari aplikasi Autodesk Maya [3]. MELtermasuk jenis scripting language, bukanprogramming language seperti C++. Perbedaannyaadalah programming language membutuhkan prosescompiling ke sebuah program eksekusi, namunscripting language yang sudah berada di dalamaplikasi atau program tertentu, dapat langsungdieksekusi.

Gambar 5. MEL Script

Dalam penelitian ini, MEL adalah bahasapemrograman yang digunakan untuk membuat tooltersendiri yang fungsinya mengotomatisasi lightingdan setting pada rendering animasi 3D.

2.6 HistogramSebuah foto terdiri atas sejumlah banyak piksel

dan setiap piksel memiliki elemen warna yangdihasilkan oleh campuran warna utama, yaitu red,green dan blue (RGB). Masing-masing warna RGBtersebut memiliki tingkat terang-gelap yang bernilai0 sampai 255. Saat menghasilkan sebuah foto,komputer atau prosesor dalam kamera digital akanmembaca nilai gelap-terang (tonal) tersebut. Hasilbacaan ini kemudian dikeluarkan dalam bentukgrafik, dan grafik inilah yang disebut denganhistogram [9].

Gambar 6. Histogram

Histogram yang memiliki tampilan 3 warnadisebut dengan color histogram. Color histogramterdiri dari warna RGB yang menampilkanketerangan tingkat terang pada masing-masingwarna tersebut. Kelebihan dari color histogramadalah dapat mengetahui warna yang over-exposedatau under-exposed. Dengan demikian dapat terlihatapakah tingkat white-balance pada gambar sudahtepat atau belum [13].

3. PERANCANGANBerikut ini adalah perancangan interface dan

fungsi-fungsi yang akan dibuat menggunakan MELscript.

Gambar 7. Rancangan Interface MEL Script

Cara penggunaan dan tujuan dari interface iniadalah mempermudah pengguna dalammenggunakan metode MEL script ini. Penggunahanya memilih button yang diinginkan dalam prosesyang sedang dikerjakan. Sebagai contoh, penggunaingin mematikan lampu jalan karena sedang

Page 4: ANALISIS DAN IMPLEMENTASI MEL SCRIPT UNTUK LIGHTING … · animasi 2D dan animasi 3D [2]. Animasi 2D adalah animasi yg dibuat manual berdasarkan sumbu x dan y. Dimulai dengan cara

Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA)30

Vol. 5, No. 1, Maret 2016, ISSN : 2089-9033

mengerjakan scene exterior biasa (siang hari), makapengguna akan memilih button “Lighting ExteriorMematikan Lampu Jalan”.

Terdapat 3 jenis scene yang ada pada FilmAnimasi 3D Robocube dengan pengaturan lightingdan rendering yang berbeda setiap jenisnya. Untuksampel shot yang akan digunakan padaimplementasi dan pengujian metode MEL Scriptdiambil dari jenis scene yang ada pada Film Animasi3D Robocube tersebut.

Tabel 1. Daftar scene dan shot untuk sampelJenis Scene

Exterior MasaBiasa

Exterior MasaSuram

Interior

Scene 5, Shot2

Scene 1, Shot1

Scene 6, Shot 1

Scene 5, Shot4

Scene 1, Shot2

Scene 8, Shot 1

Scene 10, Shot1

Scene 2, Shot1

Scene 15, Shot 1

4. IMPLEMENTASIBerikut ini adalah hasil implementasi dari

perancangan interface MEL script untuk prosesrendering dan lighting pada pengerjaan film animasi3D Robocube.

Gambar 8. Implementasi Interface MEL Script

Fungsi-fungsi yang telah dirancang juga dibuatdan berfungsi sesuai dengan tujuan awal. Berikut iniadalah implementasi fungsi lighting exterior yangtelah dirancang.

Gambar 9. Implementasi MEL Script untukLighting Exterior

Berikut ini adalah implementasi fungsi lightingexterior untuk masa suram yang telah dirancang.

Gambar 10. Implementasi MEL Script untukLighting Exterior Masa Suram

Berikut ini adalah implementasi fungsimematikan lampu jalan yang telah dirancang.

Gambar 11. Implementasi MEL Script untukMematikan Lampu Jalan

Berikut ini adalah implementasi fungsi lightinginterior set lab yang telah dirancang.

Gambar 12. Implementasi MEL Script untukLighting Interior Set Lab

Page 5: ANALISIS DAN IMPLEMENTASI MEL SCRIPT UNTUK LIGHTING … · animasi 2D dan animasi 3D [2]. Animasi 2D adalah animasi yg dibuat manual berdasarkan sumbu x dan y. Dimulai dengan cara

Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA)31

Vol. 5, No. 1, Maret 2016, ISSN : 2089-9033

Berikut ini adalah implementasi fungsi lightinginterior set presenter yang telah dirancang.

Gambar 13. Implementasi MEL Script untukLighting Interior Set Presenter

Berikut ini adalah implementasi fungsi lightinginterior set podium yang telah dirancang.

Gambar 14. Implementasi MEL Script untukLighting Interior Set Podium

Berikut ini adalah implementasi fungsi setrenderer yang telah dirancang.

Gambar 15. Implementasi MEL Script untuk SetRenderer

Berikut ini adalah implementasi fungsi rendersettings yang telah dirancang.

Gambar 16. Implementasi MEL Script untukRender Settings

5. PENGUJIANParameter untuk pengujian penelitian ini adalah

waktu proses lighting dan rendering, tingkatkestabilan hasil render, jumlah human error yangterjadi, serta survey pengguna tentang penggunaanmetode MEL script pada proses lighting danrendering.

Berikut ini merupakan hasil pengujian waktuproses pengerjaan lighting dan rendering.

Tabel 2. Hasil pengujian kecepatan proses lightingdan render settings

Nomor Scene danShot Sampel

Waktu PengerjaanDenganMELscript

Tanpa MELscript

Scene 1, Shot 1 7 detik 1 menit 32 detikScene 1, Shot 2 10 detik 1 menit 53 detikScene 2, Shot 1 12 detik 2 menit 11 detikScene 5, Shot 2 8 detik 1 menit 36 detikScene 5, Shot 4 8 detik 1 menit 31 detikScene 6, Shot 1 10 detik 6 menit 35 detikScene 8, Shot 1 8 detik 3 menit 31 detikScene 10, Shot 1 14 detik 1 menit 25 detikScene 15, Shot 1 14 detik 3 menit 57 detik

Berdasarkan hasil pengujian, rata-rata pengerjaanuntuk scene yang dikerjakan dengan menggunakanmetode MEL script adalah sekitar 10 detik,sedangkan scene/shot yang dikerjakan dengan caramanual memiliki durasi sekitar 161 detik atau 2menit 41 detik. Dapat diambil kesimpulan bahwametode penggunaan MEL script lebih cepat 16 kalilipat dibandingkan dengan tidak menggunakan MELscript (cara manual).

Berikut ini merupakan tabel pengujian analisishistogram dan human error.

Tabel 3. Hasil pengujian analisa histogram danhuman error

No Scenedan Shot

Keterangan HasilAnalisaHistogram

Keterangan HasilAnalisa HumanError

Scene 1,Shot 1

Tidak terdapatperbedaan padahasil pengujiandengan acuan.

Terdapat erroryang terjadi, yaituperbedaan sudutkamera yangdisebabkan humanerror pada bagiananimating.

Scene 1,Shot 2

Terdapat sedikitperbedaan hasilpengujian denganacuan, disebabkanfaktor humanerror yangterjadi.

Terdapat erroryang terjadi, yaituperbedaan sudutkamera yangdisebabkan humanerror pada bagiananimating.

Scene 2, Terdapat sedikit Tidak terdapat

Page 6: ANALISIS DAN IMPLEMENTASI MEL SCRIPT UNTUK LIGHTING … · animasi 2D dan animasi 3D [2]. Animasi 2D adalah animasi yg dibuat manual berdasarkan sumbu x dan y. Dimulai dengan cara

Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA)32

Vol. 5, No. 1, Maret 2016, ISSN : 2089-9033

No Scenedan Shot

Keterangan HasilAnalisaHistogram

Keterangan HasilAnalisa HumanError

Shot 1 perbedaan padahasil pengujiandengan acuan.

human error yangterjadi.

Scene 5,Shot 2

Tidak terdapatperbedaan padahasil pengujiandengan acuan.

Tidak terdapathuman error yangterjadi.

Scene 5,Shot 4

Tidak terdapatperbedaan padahasil pengujiandengan acuan.

Tidak terdapathuman error yangterjadi.

Scene 6,Shot 1

Terdapatperbedaan hasilpengujian denganacuan, disebabkanfaktor humanerror yangterjadi.

Terdapat humanerror yang terjadi,yaitu kesalahanpenempatan lightpada proseslighting danperbedaan sudutkamera yangdisebabkan humanerror pada bagiananimating.

Scene 8,Shot 1

Tidak terdapatperbedaan padahasil pengujiandengan acuan.

Tidak terdapathuman error yangterjadi.

Scene 10,Shot 1

Terdapat sedikitperbedaan padahasil pengujiandengan acuan.

Tidak terdapathuman error yangterjadi.

Scene 15,Shot 1

Terdapat sedikitperbedaan padahasil pengujiandengan acuan.

Tidak terdapathuman error yangterjadi.

Berdasarkan pengamatan dari pengujiankestabilan warna dan jumlah error, dapat diambilkesimpulan bahwa beberapa perbedaan grafikhistogram dapat berasal dari human error yangterjadi. Shot yang memiliki minor differencedibandingkan gambar acuan, juga tidak terlaluterlihat perbedaan pada gambar hasil render (renderbeauty).

Untuk pengujian survey pengguna tentangpenggunaan metode MEL script terdapat 4pertanyaan yang diberikan kepada responden.Berikut ini adalah persentase dari jawabanresponden untuk pertanyaan nomor 1.

Gambar 17. Hasil Kuesioner Nomor 1

Dari hasil persentase, responden yangmenyatakan sangat setuju sebanyak 58%, setujusebanyak 42%, 0% kurang setuju dan tidak setuju0 %, maka dapat disimpulkan bahwa metode MELScript dapat membantu dan mempermudah prosespembuatan animasi 3D, terutama pada proseslighting dan render settings. Untuk grafik hasilkuesioner pertanyaan nomor 1.

Berikut ini adalah persentase dari jawabanresponden untuk pertanyaan nomor 2.

Gambar 18. Hasil Kuesioner Nomor 2

Dari hasil persentase, responden yangmenyatakan sangat setuju sebanyak 46%, setujusebanyak 40%, 14% kurang setuju dan tidaksetuju 0 %. Dari hasil tersebut, terdapat beberaparesponden yang menyatakan kurang setuju. Hal inidisebabkan kurangnya pemahaman responden ataupengguna tentang hubungan button dan fungsi padascene. Selain itu, kurangnya beberapa fiturkustomisasi juga menjadi tanggapan respondententang interface dari script ini. Solusi untuktanggapan responden tersebut adalah denganmemberikan pemahaman lebih baik lagi tentangGUI dari script, memberikan petunjuk penggunaanpada interface, dan menambahkan beberapa fiturkustomisasi. Berdasarkan hasil dan pengamatantersebut, maka dapat disimpulkan bahwa interfacepada MEL script untuk lighting dan render settings

Page 7: ANALISIS DAN IMPLEMENTASI MEL SCRIPT UNTUK LIGHTING … · animasi 2D dan animasi 3D [2]. Animasi 2D adalah animasi yg dibuat manual berdasarkan sumbu x dan y. Dimulai dengan cara

Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA)33

Vol. 5, No. 1, Maret 2016, ISSN : 2089-9033

ini cukup mudah digunakan. Untuk grafik hasilkuesioner nomor 2.

Berikut ini adalah persentase dari jawabanresponden untuk pertanyaan nomor 3.

Gambar 19. Hasil Kuesioner Nomor 3

Dari hasil persentase, responden yangmenyatakan sangat setuju sebanyak 48%, setujusebanyak 24%, kurang setuju sebanyak 18% dantidak setuju 10 %. Dari hasil tersebut, lebih dari25% responden menyatakan kurang setuju dan tidaksetuju. Berdasarkan tanggapan responden, hal inidikarenakan kurangnya minat dalam mendalamianimasi 3D dan kurangnya minat untuk membuatscript pemrograman pada animasi. Meskipunresponden memiliki minat untuk menggunakan hasildari script MEL.

Solusi untuk tanggapan responden tersebutadalah dengan memberikan workshop atau pelatihanuntuk menambah pengetahuan tentang bagaimanamembuat tool dengan MEL script dan meningkatkanminat responden dalam membuat sendiri scriptsesuai fungsi yang mereka inginkan, serta adanyapembagian tugas dalam tim animasi yang tujuannyamembuat script MEL untuk mempermudah kinerjaanggota tim yang lain. Sehingga dapat disimpulkanbahwa sebagian orang kurang memiliki ketertarikandan minat untuk mempelajari pembuatan MELscript untuk pengerjaan film animasi 3D.

6. PENUTUP6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengujian, dapat diambilkesimpulan bahwa metode penggunaan MEL scriptdapat diimplementasikan pada scene dan shot filmanimasi 3D Robocube, dan lebih efektif dalamproses pengerjaannya diantaranya mempercepatproses pengerjaan, menjaga kestabilan hasil render,dan mengurangi human error yang dapat terjadi.6.2 Saran

Sebagai langkah pengembangan, maka terdapatbeberapa saran yang diperlukan untuk penelitianAnalisis dan Implementasi MEL Script untukLighting dan Rendering pada film animasi 3DRobocube ini.a. Mempersiapkan file atau subjek pengujian

dengan lebih variatif dan memiliki manajemen

file yang baik dengan hasil yang dikerjakan padaproses sebelumnya.

b. Mengembangkan bahasa pemrograman untukanimasi menjadi kompatibel dengan aplikasigrafis 3D lainnya, sehingga metode scripting danotomatisasi proses pembuatan animasi 3D dapatdiimplementasikan pada aplikasi grafis 3D lain.

DAFTAR PUSTAKA

[1]. Ghazali, Norsairah Mohd, PengenalanKepada Multimedia, Irghazali Studio,Malaysia, 2014.

[2]. Gunawan, Bami Bambang, Nganimasibersama Mas Be!, PT. Elex MediaKomputindo, Jakarta, 2012.

[3]. Palamar, Todd, et. al., Mastering AutodeskMaya 2013, Syblex, USA. 2012.

[4]. Pramudia, Rangga, et. al., Film Animasi 3DRobocube, Proyek Akhir 3 TeknikMultimedia dan Jaringan Politeknik NegeriBatam, 2015.

[5]. Ariyantono, Delly interview, A Simple TalkAbout Rendering and Lighting, Ruko TunasKDA, Batam, 2015.

[7]. 3D Artist, 24 Things You Need To KnowAbout Lighting, 2015, [berita online],http://www.3dartistonline.com/news/2015/04/24-things-you-need-to-know-about-lighting/(diakses pada 20 Agustus 2015)

[8]. About Tech, In Computer Animation, What isRendering?, 2010, [berita online],http://animation.about.com/od/faqs/f/In-Computer-Animation-What-Is-Rendering.htm (diakses pada 22 Agustus2015)

[9]. Belajar Fotografi, Memahami KonsepHistogram Dan Cara Membacanya, 2013,[berita online], http://belfot.com/membaca-histogram/ (diakses pada 19 Januari 2016)

[10]. Digital Tutors, Understanding a 3DProduction Pipeline - Learning The Basics,2013, [berita online],http://blog.digitaltutors.com/understanding-a-3d-production-pipeline-learning-the-basics/(diakses pada 22 Agustus 2015)

[11]. ESDA. Production Pipeline, 2014, [beritaonline],http://esda.co.id/index.php/site/pipeline(diakses pada 20 Agustus 2015)

[12]. Maya Academy of Advanced Cinematics, 2D& 3D Animation, 2015, [berita online],http://www.maacindia.com/blog/index.php/2d-vs-3d-animation/ (diakses pada 18 Agustus2015)

Page 8: ANALISIS DAN IMPLEMENTASI MEL SCRIPT UNTUK LIGHTING … · animasi 2D dan animasi 3D [2]. Animasi 2D adalah animasi yg dibuat manual berdasarkan sumbu x dan y. Dimulai dengan cara

Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA)34

Vol. 5, No. 1, Maret 2016, ISSN : 2089-9033

[13]. Practical Photography Tips, ColorHistograms, 2011, [berita online]http://practicalphotographytips.com/Digital-Camera-Basics/color-histograms.html(diakses pada 19 Januari 2016)

[14]. Titan Media Internusa, Animasi, 2007, [beritaonline], http://mediainternusa.com/animasi/(diakses pada 22 Agustus 2015).