119
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK GULA GONDANG BARU DI KABUPATEN KLATEN TAHUN 2010 Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta Oleh : TINO PAHLEVI NIM. F0106078 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK … · Kata kunci: tebu, faktor produksi commit to user xiv ABSTRAK ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK GULA KLATEN TAHUN 2010

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK … · Kata kunci: tebu, faktor produksi commit to user xiv ABSTRAK ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK GULA KLATEN TAHUN 2010

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU

PADA PABRIK GULA GONDANG BARU DI KABUPATEN KLATEN

TAHUN 2010

Skripsi

Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat

untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan

Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta

Oleh :

TINO PAHLEVI

NIM. F0106078

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 2: ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK … · Kata kunci: tebu, faktor produksi commit to user xiv ABSTRAK ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK GULA KLATEN TAHUN 2010

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi dengan judul:

ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU

PADA PABRIK GULA GONDANG BARU DI KABUPATEN KLATEN

TAHUN 2010

Surakarta, 19 Maret 2011

Disetujui dan diterima oleh

Pembimbing I

Dr. Guntur Riyanto, M.si__

NIP: 195809271986011001

Pembimbing II

Dr. Evi Gravitiani, SE, M.Si

NIP: 197306052009122001

Page 3: ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK … · Kata kunci: tebu, faktor produksi commit to user xiv ABSTRAK ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK GULA KLATEN TAHUN 2010

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

HALAMAN PENGESAHAN TIM PENGUJI

Telah disetujui dan diterima dengan baik oleh Tim Penguji Skripsi

Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta, guna melengkapi tugas –

tugas dan memenuhi syarat – syarat untuk memperoleh gelar sarjana Ekonomi

Jurusan Ekonomi Pembangunan pada Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas

Maret Surakarta.

Surakarta, April 2011

Tim Penguji Skripsi

1.Nurul Istiqomah, SE, M.Si (…………………….)

NIP: 198006012005012021 Ketua

2. Dr. Guntur Riyanto, M. Si (…………………….)

NIP: 195809271986011001 Pembimbing

3. Dr. Evi Gravitiani, SE, M.Si (…………………….)

NIP: 197306052009122001 Anggota

Page 4: ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK … · Kata kunci: tebu, faktor produksi commit to user xiv ABSTRAK ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK GULA KLATEN TAHUN 2010

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

MOTTO

”Sesungguhnya Sholatku, Ibadahku, Hidupku dan Matiku hanya

untuk

Allah, Tuhan seluruh alam”

(QS AL An’aam: 162)

Kejujuran adalah mata uang yang laku dimana-mana. Bawalah

sekeping kejujuran dalam saku anda, itu melebihi mahkota raja

diraja sekalipun.

(anonim)

Tiadanya keyakinanlah yang membuat orang takut menghadapi

tantangan, dan saya percaya pada diri saya sendiri

(Muhammad Ali )

Page 5: ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK … · Kata kunci: tebu, faktor produksi commit to user xiv ABSTRAK ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK GULA KLATEN TAHUN 2010

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini dengan judul “Analisis Determinan Produksi Tebu pada Pabrik

Gula Gondang Baru di Kabupaten Klaten Tahun 2010”. Skripsi ini disusun

untuk memenuhi syarat guna mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi

Pembangunan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penulis tentunya tidak dapat melupakan jasa baik dari semua pihak. Maka

pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang tulus kepada :

1. Dr. Guntur Riyanto, M.Si selaku pembimbing I yang telah meluangkan

waktunya dan memberikan bimbingan serta pengarahan sehingga penulis

mampu menyelesaikan skripsi ini.

2. Dr. Evi Gravitiani, SE, M.Si selaku pembimbing II skripsi yang dengan sabar

telah membimbing dan memberikan pengarahan sehingga penulis dapat

menyelesaikan penulisan skripsi ini.

3. Orang tua, Ibu dan Bapak tersayang yang selalu mendoakan dan memberikan

restunya yang senantiasa mengiringi setiap langkahku dalam meraih cita-cita

yang telah banyak memberi dukungan doa, dana, dan apapun itu sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak Prof. DR. Bambang Sutopo, M. Com, Ak. selaku Dekan Fakultas

Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

5. Bapak Drs. Kresno Saroso Pribadi, M.Si selaku Ketua Jurusan Ekonomi

Pembangunan FE UNS

Page 6: ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK … · Kata kunci: tebu, faktor produksi commit to user xiv ABSTRAK ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK GULA KLATEN TAHUN 2010

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

6. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta

yang telah memberikan ilmu yang berguna bagi penulis dari awal hingga

sekarang.

7. Seluruh Staff dan Karyawan PT. Perkebunan Nusantara IX dan PG. Gondang

Baru Klaten yang telah banyak membantu penulis dalam mengumpulkan data

yang sangat berguna dalam penyusunan skripsi.

8. Semua pegawai di Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta

atas pelayanan yang diberikan.

9. Mbak-mbak ku tersayang (Pipit dan Lenny)

10. Yunika Wulansari yang selalu menemani penulis dalam suka dan duka.

Terima kasih untuk kebersediaannya mendengarkan keluh kesah dan selalu

memberi dukungan serta semangat kepada penulis selama penelitian sampai

menyusun skripsi ini.

11. Semua sahabat-sahabat terbaikku Rahadian, Raka, Apri, Mario, Darmo,

Darmin. Penghuni D’Kriuks kalian tetap sahabatku semua

12. Kakak tingkat, teman seangkatan dan adik-adik tingkat Fakultas Ekonomi

Universitas Sebelas Maret semua jurusan terutama jurusan Ekonomi

Pembangunan. Terima kasih atas segala yang diberikan sehingga aku dapat

berkembang sampai saat ini. Mohon maaf tidak disebutkan satu per satu,

semoga dapat terwakili.

13. Semua pihak yang telah memberikan bantuan yang bermanfaat dalam

penyusunan skripsi ini yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu.

Page 7: ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK … · Kata kunci: tebu, faktor produksi commit to user xiv ABSTRAK ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK GULA KLATEN TAHUN 2010

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

Penulis sadar bahwa segalanya tak ada yang sempurna dan tidak dapat

disangkal pula jika dalam skripsi ini terdapat kekurangan. Maka dari itu penulis

mengharapkan segala kritik dan saran yang membangun dan berguna bagi penulis

demi sempurnanya skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat berguna bagi semua pihak

yang membaca.

Surakarta, Maret 2011

Penulis

Page 8: ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK … · Kata kunci: tebu, faktor produksi commit to user xiv ABSTRAK ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK GULA KLATEN TAHUN 2010

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ……………………………….... ii

HALAMAN PENGESAHAN TIM PENGUJI………………………………….. iii

HALAMAN MOTTO……………………………………………………………. iv

KATA PENGANTAR .......................................................................................... v

DAFTAR ISI........................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL .................................................................................................. xi

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xiii

ABSTRAK ............................................................................................................ xiv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang Masalah ................................................................... 1

B. Perumusan Masalah ……………………………………………….. 8

C. Tujuan Penelitian ............................................................................. 9

D. Manfaat Penelitian ........................................................................... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori ..................................................................................... 11

1. Teori Produksi ............................................................................ 11

2. Ekonomi Pertanian …………………………………………….. 33

3. Perkebunan ……………………………………………..…….... 36

B. Kerangka Pemikiran ……………………………………………….. 42

C. Hipotesis……………………………………………………………. 42

D. Penelitan Terdahulu ………………………………………………... 43

BAB III METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian ................................................................. 46

B. Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 46

C. Jenis dan Sumber Data ..................................................................... 47

D. Definisi Operasional Variabel .......................................................... 48

1. Produksi Tebu (Kw) ................................................................... 48

Page 9: ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK … · Kata kunci: tebu, faktor produksi commit to user xiv ABSTRAK ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK GULA KLATEN TAHUN 2010

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

2. Luas Lahan (Ha) ......................................................................... 48

3. Tenaga Kerja (HOK) ……………..……………………………. 48

4. Pupuk (Kw)……………...……………………………………... 48

5. Jumlah Bibit (Kw) ………….………………………………….. 48

6. Jenis (Varietas Unggul) ………………….…………...………... 49

E. Teknik Analisis Data………………….……………………..……... 49

1. Metode Regresi Linier Berganda.………....……………….. 49

2. Uji Statistik …………………………...………………….... 50

a. Uji t ………………………………………………….….. 50

b. Uji F …………………………………………………….. 51

c. Uji koefisien determinasi (R2) …………………………... 53

3. Uji Asumsi Klasik…………………………………….…….. 53

a. Uji multikolinearitas……………………………………… 53

b. Uji heteroskedastisitas ………………………………….. 53

c. Uji autokorelasi …………………………………………. 54

4. Pendekatan Dummy…………………………………..……. 55

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Daerah Penelitian........................... ..................... 57

B. Gambaran Umum PG. Gondang Baru Klaten................................... 69

C. Keadaan Pertanian ............................................................................ 73

D. Karakteristik Responden .................................................................. 75

E. Hasil Analisis Kuantitatif .................................................................. 78

1. Data Penelitian ……..………………………………………….. 78

2. Analisis Data ………….……………………………..……..….. 78

3. Metode Regresi Linier Berganda ………..........................…….. 79

4. Uji Asumsi Klasik……………………………………………..... 79

5. Uji Statistik……………………………………………............... 87

6. Interprestasi Ekonomi…………………………………............... 93

7. Pendekatan Dummy……………………………………............. 97

Page 10: ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK … · Kata kunci: tebu, faktor produksi commit to user xiv ABSTRAK ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK GULA KLATEN TAHUN 2010

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ...................................................................................... 101

B. Saran ................................................................................................ 102

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 11: ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK … · Kata kunci: tebu, faktor produksi commit to user xiv ABSTRAK ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK GULA KLATEN TAHUN 2010

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR TABEL

TABEL Halaman

1.1 Produksi Perkebunan Besar Menurut Jenis Tanaman,

Indonesia (Ton),1995-2008.................................................................... 4

4.1 Luas Wilayah Kabupaten Klaten Menurut Kecamatan ......................... 58

4.2 Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Klaten

Tahun 2005 s/d 2009.............................................................................. 61

4.3 Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin

Kabupaten Klaten Tahun 2009............................................................... 62

4.4 Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur

Kabupaten Klaten Tahun 2009............................................................... 63

4.5 Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencharian

Kabupaten Klaten Tahun 2009............................................................... 64

4.6 Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Kabupaten Klaten Tahun 2009............................................................... 66

4.7 Kepadatan Penduduk per km2 Kabupaten Klaten Tahun 2009.............. 67

4.8 Pasar Menurut Jenisnya Kabupaten Klaten 2006-2009.......................... 68

4.9 Sarana Kesehatan Kabupaten Klaten 2005-2009.................................... 69

4.10 Luas Panen, Produksi Tani Tebu Kabupaten Klaten 2009.................... 74

4.11 Jumlah Petani Sampel Berdasarkan Umur............................................ 75

4.12 Jumlah Petani Sampel Berdasarkan Jumlah Tanggungan..................... 76

4.13 Jumlah Petani Sampel Berdasarkan Pendidikan................................... 77

4.14 Jumlah Petani Sampel Berdasarkan Luas Garapan............................... 77

4.15 Hasil Regresi Linier............................................................................... 79

4.16 Hasil Regresi Persamaan Luas Lahan dan Tenaga Kerja….................. 80

4.17 Hasil Regresi Persamaan Luas Lahan Dan Jumlah Pupuk………...…. 80

4.18 Hasil Regresi Persamaan Luas Lahan Dan Jumlah Bibit……………... 81

4.19 Hasil Regresi Persamaan Luas Lahan Dan Variabel Dummy………... 81

4.20 Hasil Regresi Persamaan Tenaga Kerja Dan Jumlah Pupuk……....…. 81

4.21 Hasil Regresi Persamaan Tenaga Kerja Dan Jumlah Bibit………..….. 82

4.22 Hasil Regresi Persamaan Tenaga Kerja Dan Variabel Dummy………. 82

Page 12: ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK … · Kata kunci: tebu, faktor produksi commit to user xiv ABSTRAK ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK GULA KLATEN TAHUN 2010

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

4.23 Hasil Regresi Persamaan Jumlah Pupuk Dan Jumlah Bibit ………….. 82

4.24 Hasil Regresi Persamaan Jumlah Pupuk dan Variabel Dummy ……… 83

4.25 Hasil Regresi Persamaan Jumlah Bibit dan Variabel Dummy .………. 83

4.26 Hasil Regresi Persamaan Jumlah Produksi, Luas Lahan dan

variabel dummy….…………………………………………………… 84

4.27 Hasil Regresi Persamaan Jumlah Produksi, Tenaga Kerja dan

variabel dummy……………………………………………................. 84

4.28 Hasil Regresi Persamaan Jumlah Produksi, Jumlah Pupuk dan

variabel dummy………………………………………………............. 85

4.29 Hasil Regresi Persamaan Jumlah Produksi, Jumlah Bibit dan

variabel dummy……………………………….…………………..….. 85

4.30 Hasil Uji Park…………………….………………………….………… 86

4.31 Tabel Hasil Uji B-G Persamaan Jumlah Produksi, Luas Lahan

Tenaga Kerja, Jumlah Pupuk, Jumlah Bibit dan Jenis Bibit…………... 87

4.32 Varietas bibit unggul………………………..……………………...… 97

4.33 Hasil Estimasi Pendekatan Dummy Produksi Tebu………………….. 98

4.34 Hasil Estimasi Pendekatan Dummy Produksi Tebu………………….. 99

Page 13: ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK … · Kata kunci: tebu, faktor produksi commit to user xiv ABSTRAK ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK GULA KLATEN TAHUN 2010

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR GAMBAR

TABEL Halaman

2.1 Kurna Isoquant...................................................................................... 15

2.2 Kurva TC, VC, TC ….……………………………………………….. 25

2.3 Kurva AFC, AVC, ATC, MC ……..……………………...…………. 26

2.4 Kurva Hubungan Antara Kurva Produksi Dengan Kurva Biaya…….. 29

2.5 Kurva TPP............................................................................................. 30

2.6 Kurva APP............................................................................................ 31

2.7 Kurva MPP............................................................................................ 31

2.8 Kurva Hubungan TPP, APP dan MPP……………………………….. 32

2.9 Skema Kerangka Pikiran....................................................................... 42

3.1 Daerah Kritis Uji t................................................................................. 51

3.2 Daerah Kritis Uji F................................................................................ 52

4.1 Daerah Kritis Uji t Luas Lahan Terhadap Produksi………………….. 88

4.2 Daerah Kritis Uji t Tenaga Kerja Terhadap Produksi………………... 89

4.3 Daerah Kritis Uji t Jumlah Pupuk Terhadap Produksi……………….. 90

4.4 Daerah Kritis Uji t Jumlah Bibit Terhadap Produksi……………….… 91

4.5 Daerah Kritis Uji t Jenis Bibit Terhadap Produksi…………………… 92

4.6 Daerah Kritis Uji F................................................................................ 92

Page 14: ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK … · Kata kunci: tebu, faktor produksi commit to user xiv ABSTRAK ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK GULA KLATEN TAHUN 2010

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

ABSTRAK

ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK GULA

GONDANG BARU DI KABUPATEN KLATEN

TAHUN 2010

Tino pahlevi

F0106078

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang

mempengaruhi produksi tebu pada Pabrik Gula Gondang Baru di Kabupaten

Klaten.

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah luas lahan, tenaga

kerja, jumlah pupuk, jumlah bibit dan jenis bibit. Data yang digunakan dalam

penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Metode pengumpulan

data menggunakan metode wawancara dengan disertai kuisioner yang telah

disusun terlebih dahulu. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan bantuan

program Eviews versi 3. Metode yang digunakan adalah metode kuadrat terkecil

(Ordinary Least Squares/ OLS).

Hasil penelitian menunjukkan variabel luas lahan, tenaga kerja, jumlah

pupuk dan jumlah bibit berpengaruh terhadap produksi tebu sedangkan variabel

jenis bibit tidak berpengaruh terhadap produksi tebu.

Berdasarkan hasil penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi

jumlah produksi tebu PG.Gondang Baru Klaten, maka diajukan saran sebagai

berikut hasil produksi tebu di Pabrik Gula Gondang di Kabupaten Klaten masih

dapat ditingkatkan dengan menambah faktor-faktor produksi yang digunakan

antara lain luas lahan, tenaga kerja, jumlah pupuk, jumlah bibit. Petani yang

berhasil didaerah tersebut dapat dijadikan acuan dalam menentukan berapa besar

panambahan faktor produksi tersebut, Berdasarkan hasil empirik ditemukan

bahwa faktor jenis bibit tidak berpengaruh pada produksi tebu. Ada

kecenderungan para petani tidak mau mencoba hal yang baru atau menerapkan

inovasi baru dari jenis tebu yang digunakan. Petani diharapkan untuk

menggunakan jenis varietas tebu yang baru atau varietas tebu unggul sehingga

dapat meningkatkan produksi tebu.

Kata kunci: tebu, faktor produksi, Kabupaten Klaten

Page 15: ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK … · Kata kunci: tebu, faktor produksi commit to user xiv ABSTRAK ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK GULA KLATEN TAHUN 2010

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

ABSTRAK

ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK GULA

GONDANG BARU DI KABUPATEN KLATEN

TAHUN 2010

Tino pahlevi

F0106078

The purpose of this study was to analyze the factors affecting sugarcane

production in New Gondang Sugar Factory in Klaten district..

Variables used in this study are land, labor, the amount of fertilizer, seed

number and types of seeds. Data used in this research using primary and

secondary data. Methods of data collection using the interview method with

accompanying questionnaire have been prepared in advance. Data processing was

done using Eviews program support version 3. The method used is least squares

methods (Ordinary Least Squares / OLS).

The results showed variable land, labor, the amount of fertilizer and seed

number affect the production of sugarcane while the variable type seedlings did

not affect the production of sugar cane.

Based on the results of research on the factors that affect the amount of

sugar cane production New PG.Gondang Klaten, then proposed the following

suggestions as a result of production of sugarcane in the Sugar Factory Gondang

in Klaten regency still can be improved by adding the factors of production such

as land use, energy work, the amount of fertilizer, seed number. Farmers who

work in the area can be used as guidance in determining how much panambahan

these production factors, Based on empirical results found that the factor type of

seed has no effect on sugarcane production. There is a tendency of the farmers are

not willing to try new things or implement new innovations of this type of cane is

used. Farmers are expected to use new varieties of sugar cane or sugar cane

varieties superior in order to increase sugar cane production.

Key words: sugarcane, production factors, Klaten Regency

Page 16: ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK … · Kata kunci: tebu, faktor produksi commit to user xiv ABSTRAK ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK GULA KLATEN TAHUN 2010

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

ABSTRAK

ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK GULA

GONDANG BARU DI KABUPATEN KLATEN

TAHUN 2010

Tino pahlevi

F0106078

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang

mempengaruhi produksi tebu pada Pabrik Gula Gondang Baru di Kabupaten

Klaten.

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah luas lahan, tenaga

kerja, jumlah pupuk, jumlah bibit dan jenis bibit. Data yang digunakan dalam

penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Metode pengumpulan

data menggunakan metode wawancara dengan disertai kuisioner yang telah

disusun terlebih dahulu. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan bantuan

program Eviews versi 3. Metode yang digunakan adalah metode kuadrat terkecil

(Ordinary Least Squares/ OLS).

Hasil penelitian menunjukkan variabel luas lahan, tenaga kerja, jumlah

pupuk dan jumlah bibit berpengaruh terhadap produksi tebu sedangkan variabel

jenis bibit tidak berpengaruh terhadap produksi tebu.

Berdasarkan hasil penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi

jumlah produksi tebu PG.Gondang Baru Klaten, maka diajukan saran sebagai

berikut hasil produksi tebu di Pabrik Gula Gondang di Kabupaten Klaten masih

dapat ditingkatkan dengan menambah faktor-faktor produksi yang digunakan

antara lain luas lahan, tenaga kerja, jumlah pupuk, jumlah bibit. Petani yang

berhasil didaerah tersebut dapat dijadikan acuan dalam menentukan berapa besar

panambahan faktor produksi tersebut, Berdasarkan hasil empirik ditemukan

bahwa faktor jenis bibit tidak berpengaruh pada produksi tebu. Ada

kecenderungan para petani tidak mau mencoba hal yang baru atau menerapkan

inovasi baru dari jenis tebu yang digunakan. Petani diharapkan untuk

menggunakan jenis varietas tebu yang baru atau varietas tebu unggul sehingga

dapat meningkatkan produksi tebu.

Kata kunci: tebu, faktor produksi, Kabupaten Klaten

Page 17: ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK … · Kata kunci: tebu, faktor produksi commit to user xiv ABSTRAK ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK GULA KLATEN TAHUN 2010

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pertanian Indonesia adalah pertanian tropikal, karena sebagian besar

daerahnya berada di daerah khatulistiwa yang memotong Indonesia hampir

menjadi dua. Disamping pengaruh khatulistiwa, ada dua faktor alam lain yang

ikut memberi corak pertanian Indonesia. Pertama, bentuknya sebagai

kepulauan dan kedua, topografinya yang bergunung-gunung. Letaknya yang

berhubungan antara dua lautan besar yaitu Lautan Indonesia dan Lautan

pasifik, serta dua benua (daratan) yaitu Australia dan Asia, juga ikut

mempengaruhi iklim Indonesia terutama dalam perubahan arah angin dari

daerah tekanan tinggi ke daerah tekanan rendah. Bentuk tanah bergunung-

gunung memungkinkan adanya variasi suhu udara yang berbeda-beda pada

suatu daerah tertentu. Pada daerah pegunungan yang makin tinggi, pengaruh

iklim tropik makin berkurang dan digantikan oleh semacam iklim sub-tropik

(setengah panas) dan iklim setengah dingin (Mubyarto, 1994 : 6).

Kondisi tanah yang beragam dan iklim yang baik untuk pertanian

memungkinkan penanaman berbagai jenis komoditi pertanian, seperti karet,

kopi, lada, tanaman holtikultura. Usaha tani merupakan tumpuan sebagian

besar petani di Indonesia. Kegiatan ini belum mampu meningkatkan

pendapatan petani secara riil. Keseluruhan mata rantai kegiatan ekonomi di

sektor pertanian memiliki nilai tambah yang paling kecil.

1

Page 18: ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK … · Kata kunci: tebu, faktor produksi commit to user xiv ABSTRAK ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK GULA KLATEN TAHUN 2010

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Umumnya jenis tanah di Indonesia dibagi menjadi tiga yaitu:

1. Tanah pegunungan berapi yang umunya sangat subur dengan susunan

tanah yang baik

2. Tanah datar aluvial yang subur tapi dengan susunan yang agak berat

3. Tanah tersier yang kurang subur

Perkembangan ekonomi di sektor pertanian sangatlah penting karena

merupakan salah satu penopang hidup di negara agraris, perkembangan di

sektor pertanian akan memberikan dampak yang positif bagi sektor lain

sehingga perlu penanganan yang serius. Usaha-usaha di sektor pertanian

meliputi bidang-bidang pertanian, tanaman pangan, perkebunan, perikanan,

peternakan dan kehutanan. Sektor pertanian khususnya yang menyangkut

tanaman perkebunan rakyat masih mempunyai prospek yang cerah dalam

rangka usaha peningkatan produksi untuk mencukupi kebutuhan domestik

maupun ekspor.

Tebu (sugar cane) adalah tanaman yang ditanam untuk bahan baku

gula dan vetsin. Tanaman ini hanya dapat tumbuh di daerah beriklim tropis.

Tanaman ini termasuk jenis rumput-rumputan. Umur tanaman sejak ditanam

sampai bisa dipanen mencapai kurang lebih 1 tahun. Di Indonesia tebu banyak

dibudidayakan di pulau Jawa dan Sumatera.

Proses pembuatan gula adalah batang tebu yang sudah dipanen diperas

dengan mesin pemeras (mesin press) di pabrik gula. Sesudah itu, nira atau air

perasan tebu tersebut disaring, dimasak, dan diputihkan sehingga menjadi gula

pasir yang kita kenal. Dari proses pembuatan tebu tersebut akan dihasilkan

Page 19: ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK … · Kata kunci: tebu, faktor produksi commit to user xiv ABSTRAK ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK GULA KLATEN TAHUN 2010

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

gula 5%, ampas tebu 90% dan sisanya berupa tetes (molasse) dan air. Daun

tebu yang kering (dalam bahasa Jawa, dadhok) adalah biomassa yang

mempunyai nilai kalori cukup tinggi. Ibu-ibu di pedesaan sering memakai

dadhok itu sebagai bahan bakar untuk memasak, selain menghemat minyak

tanah yang makin mahal, bahan bakar ini juga cepat panas. Konversi energi

pabrik gula, daun tebu dan juga ampas batang tebu digunakan untuk bahan

bakar boiler, yang uapnya digunakan untuk proses produksi dan pembangkit

listrik.

Secara historis, industri gula merupakan salah satu industri perkebunan

tertua dan terpenting di Indonesia. Sejarah menunjukkan bahwa Indonesia

pernah mengalami era kejayaan industri gula pada tahun 1930-an dengan

jumlah pabrik gula (PG) yang beroperasi 179 pabrik, produktivitas sekitar

14,80%, dan rendemen 11−13,80%. Produksi puncak mencapai sekitar 3 juta

ton dan ekspor gula 2,40 juta ton. Berbagai keberhasilan tersebut didukung

oleh kemudahan dalam memperoleh lahan yang subur, tenaga kerja murah,

prioritas irigasi, dan disiplin dalam penerapan teknologi (Simatupang, 1999).

Industri gula Indonesia kini hanya didukung oleh 60 PG yang aktif,

yaitu 43 PG dikelola oleh BUMN dan 17 PG oleh swasta (Dewan Gula

Indonesia 2000). Luas areal tebu yang dikelola pada tahun 1999 mencapai

341.057 ha yang umumnya terkonsentrasi di Jawa Timur, Jawa Tengah,

Lampung, dan Sulawesi Selatan.

Page 20: ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK … · Kata kunci: tebu, faktor produksi commit to user xiv ABSTRAK ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK GULA KLATEN TAHUN 2010

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

Tabel 1.1 Produksi Perkebunan Besar Menurut Jenis Tanaman, Indonesia (Ton) 1995 - 2008*

Tahun Karet Kering

Minyak Sawit

Biji Sawit Coklat Kopi Teh Kulit Kina

Gula Tebu 1)

Tembakau 1)

1995 341,000 2,476,400 605,300 46,400 20,800 111,082 300 2,104,700 9,900 1996 334,600 2,569,500 626,600 46,800 26,500 132,000 400 2,160,100 7,100 1997 330,500 4,165,685 838,708 65,889 30,612 121,000 500 2,187,243 7,800 1998 332,570 4,585,846 917,169 60,925 28,530 132,682 400 1,928,744 7,700 1999 293,663 4,907,779 981,556 58,914 27,493 126,442 917 1,801,403 5,797 2000 375,819 5,094,855 1,018,971 57,725 28,265 123,120 792 1,780,130 6,312 2001 397,720 5,598,440 1,117,759 57,860 27,045 126,708 728 1,824,575 5,465 2002 403,712 6,195,605 1,209,723 48,245 26,740 120,421 635 1,901,326 5,340 2003 396,104 6,923,510 1,529,249 56,632 29,437 127,523 784 1,991,606 5,228 2004 403,800 8,479,262 1,861,965 54,921 29,159 125,514 740 2,051,642 2,679 2005 432,221 10,119,061 2,139,652 55,127 24,809 128,154 825 2,241,742 4,003 2006 554,634 10,961,756 2,363,147 67,200 28,900 115,436 800 2,307,000 4,200 2007 578,486 11,437,986 2,593,198 68,600 24,100 116,501 500 2,623,800 3,100

2008* 613,487 11,623,822 2,646,577 71,300 25,600 114,861 500 2,800,900 3,200 Catatan :

1) Termasuk produksi yang menggunakan bahan mentah dari perkebunan rakyat

*) Angka sementara

Sumber : www.bps.go.id

Produktifitas gula dari tahun 1995-1997 terus mengalami kenaikan

tetapi pada saat krisis moneter terjadi yaitu pada tahun 1998 produksi gula

mengalami penurunan yang cukup banyak dari 2,187,243 ton menjadi

1,928,744 ton dan puncaknya pada tahun 2000 sebesar 1,780,130 ton. Tahun

2001 sektor perkebunan khususnya gula mulai mengalami peningkatan dalam

hal hasil produksi dengan meningkatnya produksi sebesar 44,445 ton dari

tahun sebelumnya setelah itu produksi gula terus meningkat dari tahun ke

tahun.

Penurunan produksi dan kenaikan defisit gula disebabkan oleh

berbagai faktor internal dan eksternal yang saling terkait. Penurunan produksi

disebabkan oleh penurunan areal dan produktivitas. Contoh, rendemen ( kadar

kandungan gula didalam batang tebu yang dinyatakan dengan persen) yang

Page 21: ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK … · Kata kunci: tebu, faktor produksi commit to user xiv ABSTRAK ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK GULA KLATEN TAHUN 2010

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

dicapai pada tahun 1970-an masih sekitar 10%, tetapi rata-rata rendemen pada

5 tahun terakhir hanya 6,92% (Dewan Gula Indonesia 1999). Kebijakan

pemerintah yang lebih memihak kepada usaha tani padi juga menyebabkan

menurunnya areal tebu (Soentoro, 1999). Contoh, rasio antara harga dasar

gabah dan harga provenue (harga jual) yang semula sekitar 2,40, pada dekade

terakhir terus menurun menjadi 1,80 pada tahun 1998. Harga gula di pasar

internasional yang terus menurun dan mencapai titik terendah pada tahun 1999

juga menjadi penyebab kemunduran industri gula Indonesia. Penurunan harga

gula ini terutama disebabkan oleh kebijakan hampir semua negara produsen

dan konsumen utama yang melakukan intervensi terhadap industri dan

perdagangan gula. Hampir semua negara menerapkan tarif impor lebih dari

50%. Di samping itu, kebijakan dukungan harga (price support) dan subsidi

ekspor masih dilakukan oleh negara-negara besar seperti Eropa Barat dan

Amerika Serikat. Hal ini memposisikan Indonesia pada situasi persaingan

yang tidak adil (unfair).

Ada dua tipe pengusahaan tanaman tebu secara umum. Pabrik gula

(PG) swasta, kebun tebu dikelola dengan menggunakan manajemen

perusahaan perkebunan (estate) dimana PG sekaligus memiliki lahan HGU

(Hak Guna Usaha) untuk pertanaman tebunya, seperti Indo Lampung dan

Gula Putih Mataram. Untuk PG milik BUMN, terutama yang berlokasi di

Jawa, sebagian besar tanaman tebu dikelola oleh rakyat, dengan demikian PG

di Jawa umumnya melakukan hubungan kemitraan dengan petani tebu. Pabrik

Gula secara umum lebih berkonsentrasi pada pengolahan, sedangkan petani

Page 22: ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK … · Kata kunci: tebu, faktor produksi commit to user xiv ABSTRAK ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK GULA KLATEN TAHUN 2010

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

sebagai pemasok bahan baku tebu dengan sistem bagi hasil petani

memperoleh sekitar 66% dari produksi gula petani, sedangkan PG sekitar 34%

(Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian).

Industri gula terus mengalami kemunduran dengan membiarkannya

jelas akan menimbulkan masalah bagi Indonesia karena alasan berikut.

Pertama, industri gula melibatkan sekitar 1,40 juta petani dan tenaga kerja

yang mempunyai ketergantungan ekonomi yang sangat kuat pada industri

gula. Walaupun sebagian dari mereka dapat melakukan kegiatan lain di non

gula, sebagian dari mereka sulit untuk beralih pada usaha tani yang lain

(Bakrie dan Susmiadi 1999).

Kebangkrutan industri gula juga berkaitan dengan investasi yang

sangat besar yang tidak dapat dialihkan ke bidang lain atau disebut investasi

terperangkap. Nilai investasi untuk membangun satu PG berkisar antara US$

130−170 juta sehingga investasi yang terperangkap untuk 60 PG sekitar Rp50

triliun (Susmiadi, 1998). Kedua, gula merupakan kebutuhan pokok yang

mempunyai pengaruh langsung terhadap inflasi dengan ketergantungan

kebutuhan pokok yang harganya sangat fluktuatif dengan koefisien keragaman

harga tahunan sekitar 48% akan berpengaruh negatif terhadap upaya

pencapaian ketahanan pangan (Pakpahan, 2000). Simatupang et al. (2000)

menyebutkan bahwa ketahanan pangan merupakan salah satu indikator

stabilitas ekonomi. Beban devisa untuk mengimpor gula akan terus meningkat

yang pada 5 tahun terakhir telah mencapai US$ 200 juta (Direktorat Jenderal

Perkebunan, 2000).

Page 23: ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK … · Kata kunci: tebu, faktor produksi commit to user xiv ABSTRAK ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK GULA KLATEN TAHUN 2010

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

Perbaikan sistem produksi tebu di tingkat petani di Pulau Jawa

memiliki arti yang sangat strategis, khususnya pada wilayah-wilayah yang

secara teknis dan ekonomis mempunyai potensi untuk dikembangkan. Sekitar

80 persen bahan baku pabrik gula (PG) di Pulau Jawa sampai saat ini berasal

dari tebu rakyat. Produktifitas tebu dan harga gula yang rendah serta biaya

usahatani yang makin meningkat, telah mendorong terjadinya penurunan

kualitas bahan baku yang disediakan petani.

Pertanian seharusnya tidak lagi dilihat sebagai usaha kecil yang tidak

memiliki prospek dimasa depan, baik dilihat secara keuntungan maupun

kualitas produk. Pentingnya usahatani yang baik dalam aspek pertanian

maupun aspek ekonomi yang mampu meningkatkan efisiensi. Analisis

usahatani digunakan untuk mengoptimalisasi produk sehingga dapat dilihat

efisiensi penggunaan faktor produksi. Faktor-faktor produksi di dalam

pertanian lebih berhubungan dengan sumber daya seperti tanah, tenaga kerja

dan modal. Faktor pendukung lain seperti bibit, pupuk, pestisida dan alat-alat

produksi yang mampu menunjang produksi. Kegiatan penyelenggaraan

usahatani setiap petani berusaha agar hasil panennya banyak, dengan

penelitian yang lebih mendalam tampak bahwa petani mengadakan

perhitungan-perhitungan ekonomi dan keuangan walaupun tidak secara

tertulis. Petani harus mengahadapi pilihan antara menggunakan bibit lokal

yang sudah biasa digunakan dengan bibit unggul yang belum pernah

digunakan, walaupun tanpa ditulis diatas kertas petani akan memperhitungkan

untung ruginya (Mubyarto, 1989:67).

Page 24: ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK … · Kata kunci: tebu, faktor produksi commit to user xiv ABSTRAK ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK GULA KLATEN TAHUN 2010

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

Pabrik gula seharusnya menjadi lebih ringan dan sederhana tugas dan

pekerjaanya, dimana hanya bertugas menggiling tebu untuk dijadikan gula

namun kenyataan yang terjadi tidak demikian, pekerjaan teknis memang

menjadi jauh lebih ringan, tetapi dalam pekerjaan non-teknis beban pekerjaan

menjadi lebih berat. Pabrik gula menjadi bagian dari pemerintah yang

bertugas mengadakan bimbingan dan penyuluhan kepada petani Tebu Rakyat

Intensifikasi dan menjadi salah satu anggota terpenting dalam satuan

pelaksana program-program pemerintah yang berhubungan dengan Tebu

Rakyat Intensifikasi. Berdasarkan uraian di atas, maka diadakan sebuah

penelitian yang berjudul ”ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU

PADA PABRIK GULA GONDANG BARU DI KABUPATEN KLATEN

TAHUN 2010”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, maka permasalahan yang akan diteliti

dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah terdapat pengaruh luas lahan terhadap jumlah produksi tebu pada

Pabrik Gula Gondang Baru di Kabupaten Klaten tahun 2010?

2. Apakah terdapat pengaruh jumlah tenaga kerja terhadap jumlah produksi

tebu pada Pabrik Gula Gondang Baru di Kabupaten Klaten tahun 2010?

3. Apakah terdapat pengaruh jumlah pupuk terhadap jumlah produksi tebu

pada Pabrik Gula Gondang Baru di Kabupaten Klaten tahun 2010?

4. Apakah terdapat pengaruh jumlah bibit terhadap jumlah produksi tebu

pada Pabrik Gula Gondang Baru di Kabupaten Klaten tahun 2010?

Page 25: ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK … · Kata kunci: tebu, faktor produksi commit to user xiv ABSTRAK ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK GULA KLATEN TAHUN 2010

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

5. Apakah terdapat pengaruh jenis bibit terhadap jumlah produksi tebu pada

Pabrik Gula Gondang Baru di Kabupaten Klaten tahun 2010?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas penelitian ini bertujuan untuk :

1. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh luas lahan terhadap

jumlah produksi tebu pada Pabrik Gula Gondang Baru di Kabupaten

Klaten tahun 2010

2. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jumlah tenaga kerja

terhadap jumlah produksi tebu pada Pabrik Gula Gondang di Kabupaten

Baru Klaten tahun 2010

3. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jumlah pupuk

terhadap jumlah produksi tebu pada Pabrik Gula Gondang Baru di

Kabupaten Klatentahun 2010

4. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jumlah bibit terhadap

jumlah produksi tebu pada Pabrik Gula Gondang Baru di Kabupaten

Klaten tahun 2010

5. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jenis bibit terhadap

jumlah produksi tebu pada Pabrik Gula Gondang Baru di Kabupaten

Klaten tahun 2010

D. Manfaat

Manfaat yang diperoleh dengan adanya penelitian ini adalah :

1. Bagi Peneliti, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sarana

penambah pengetahuan dan sebagai salah satu satu syarat untuk

Page 26: ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK … · Kata kunci: tebu, faktor produksi commit to user xiv ABSTRAK ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK GULA KLATEN TAHUN 2010

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

memperoleh gelar gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomi Universitas

Sebelas Maret Surakarta

2. Bagi Pemerintah, khususnya pemerintah Kabupaten Klaten, hasil

penelitian ini diharapkan bisa menjadi masukan dalam menentukan

kebijakan mengenai peningkatan pendapatan masayarakat melalui

peningkatan produksi tebu.

3. Bagi pihak lain, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan

informasi dan wawasan serta dapat dijadikan bahan kajian dan

pertimbangan dalam melakukan penelitian pada permasalahan usaha tani

khususnya tebu.

Page 27: ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK … · Kata kunci: tebu, faktor produksi commit to user xiv ABSTRAK ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK GULA KLATEN TAHUN 2010

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Teori Produksi

a. Definisi Produksi

Produksi adalah suatu kegiatan yang mengubah input menjadi

output. Input merupakan faktor–faktor produksi yang digunakan dalam

proses produksi dan output adalah barang dan jasa yang dihasilkan

dalam proses produksi (Sugiarto, 2002:202 ). Sesuai dengan pengertian

produksi di atas, maka produksi pertanian dapat diartikan sebagai

usaha untuk memelihara dan mengembangkan suatu komoditi untuk

kebutuhan manusia. Proses produksi adalah untuk menambah guna dan

manfaat, maka dilakukan proses penanaman dari bibit dan dipelihara

untuk memperoleh manfaat atau hasil dari suatu komoditi pertanian.

Proses produksi pertanian membutuhkan macam-macam faktor

produksi seperti modal, tenaga kerja tanah dan manajemen pertanian

yang berfungsi mengkoordinasikan ketiga faktor produksi yang lain

sehingga benar-benar mengeluarkan hasil produksi (output).

Sumbangan tanah adalah berupa unsur-unsur tanah yang asli dan sifat-

sifat tanah yang dapat diusahakan dengan hasil pertanian tetapi untuk

memungkinkan diperolehnya produksi diperlukan tangan manusia

yaitu tenaga kerja petani (labor). Faktor produksi modal adalah

11

Page 28: ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK … · Kata kunci: tebu, faktor produksi commit to user xiv ABSTRAK ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK GULA KLATEN TAHUN 2010

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

sumber-sumber ekonomi diluar tenaga kerja yang dibuat oleh manusia.

Modal dilihat dalam arti uang atau dalam arti keseluruhan nilai

sumber-sumber ekonomi non-manusiawi (Mubyarto, 1994:70). Modal

juga sering diartikan sebagai barang dan jasa yang diinvestasikan

dalam bentuk bibit, obat-obatan, tanah serta faktor produksi lainnya.

Teori produksi mengandung pengertian mengenai usaha tani yang

dilakukan petani dalam tingkat teknologi tertentu mampu

mengkombinasikan berbagai macam faktor produksi seefisien

mungkin untuk menghasilkan produksi maksimal

b. Faktor Produksi

Faktor produksi merupakan input yang digunakan dalam proses

produksi, dibidang pertanian output yang dihasilkan dalam bentuk

hasil produksi fisik membutuhkan sumber daya yang digunakan

sebagai faktor produksi berupa tanah, tenaga kerja, bibit, pupuk serta

teknologi sebagai penunjang dalam usaha tani dengan tujuan

menghasilkan output yang maksimal.

1) Tanah merupakan faktor produksi yang paling penting. Hal ini

terbukti dari besarnya balas jasa yang diterima oleh tanah

dibandingkan faktor-faktor produksi lain. Tingkat produktifitas

tanah dipengaruhi oleh tingkat kesuburan tanah, sarana dan

prasarana yang ada sebagai penunjang dalam meningkatkan

produksi pertanian. Ada kemungkinan pemilik faktor produksi

Page 29: ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK … · Kata kunci: tebu, faktor produksi commit to user xiv ABSTRAK ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK GULA KLATEN TAHUN 2010

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

tanah menyakapkan tanahnya pada petani penggarap dengan sistem

bagi hasil.

2) David Ricardo dalam Mubyarto (1994:90), mengungkapkan

teorinya tentang sewa tanah diferensial, dimana ditunjukan bahwa

tinggi rendahnya sewa tanah adalah disebabkan oleh perbedaan

kesuburan tanah, makin subur tanah makin tinggi harga tanah.

3) Tenaga kerja merupakan salah satu faktor produksi utama dalam

usaha tani. Tenaga kerja adalah manusia yang dengan aktifitasnya

mencurahkan tenaga kerja untuk memenuhi apa yang menjadi

tuntutan hidup, dalam hal ini adalah syarat hidup yang baik bagi

usaha tani tebu. Tenaga kerja dalam usaha tani tidak hanya

mengembangkan tenaga (labor) saja, tapi juga mengatur organisasi

produksi secara keseluruhan. (Mubyarto, 1994:124).

4) Bibit merupakan salah satu faktor produksi yang sangat

menentukan keberhasilan usaha tani. Pemilihan bibit yang baik dan

tahan terhadap hama sangat menunjang untuk menghasilkan output

yang maksimal.

5) Pupuk juga merupakan faktor produksi yang mendukung

keberhasilan usaha tani. Pupuk dibedakan menjadi dua yaitu :

i) Pupuk organik adalah pupuk yang dihasilkan dari sisa kotoran

ternak atau sisa-sisa mahluk hidup yang karena alam dengan

bantuan mikro organisme mengalami pembusukan.

Page 30: ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK … · Kata kunci: tebu, faktor produksi commit to user xiv ABSTRAK ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK GULA KLATEN TAHUN 2010

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

ii) Pupuk anorganik adalah pupuk buatan yang dihasilkan oleh

manusia melalui proses pabrikasi, dengan meramu bahan-

bahan kimia yang mengandung kadar hava tinggi.

c. Fungsi Produksi

Fungsi produksi merupakan hubungan antara jumlah output

maksimum yang diproduksi dan input yang diperlukan guna

menghasilkan output tersebut, dengan tingkat pengetahuan teknik

tertentu (Samuelson dan Nordhes, 1996:128). Fungsi produksi

menggambarkan tingkat pengetahuan teknik atau teknologi yang

dipakai oleh suatu perusahaan, suatu industri atau suatu perekonomian

secara keseluruhan.

Penyajian fungsi dapat dilakukan melalui bentuk tabel, grafik

atau dalam persamaan matematis. Fungsi produksi yaitu suatu fungsi

yang menunjukan hubungan antara hasil produksi fisik (output) dengan

faktor-faktor produksi (input). Bentuk matematis sederhana fungsi

produksi ini dijelaskan sebagai berikut: (Mubyarto, 1994: 68).

Y = f (X1,X2,X3,…Xn)

Dimana:

Y = Hasil produksi fisik

X1,X2,X3….Xn = Faktor-faktor produksi

Fungsi diatas menunjukkan semua faktor produksi merupakan

variabel. Berdasarkan faktor produksi yang digunakan dalam jangka

pendek faktor tenaga kerja dianggap sebagai faktor tetap dan berlaku

Page 31: ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK … · Kata kunci: tebu, faktor produksi commit to user xiv ABSTRAK ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK GULA KLATEN TAHUN 2010

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

tambahan hasil yang semakin berkurang (law of diminishing return),

produk marginal setiap unit input akan menurun sebanyak penambahan

jumlah input yang bersangkutan, dengan asumsi semua input lainnya

konstan (Samuelson dan Nordhes, 1996:130).

Berbagai kombinasi input menghasilkan tingkat output yang

menunjukkan kombinasi dua faktor produksi yang menghasilkan

output yang sama, jumlah output yang berbeda kurva isoquantnya juga

berbeda. Kombinasi input K dan L menghasilkan satu tingkat produksi

tertentu.

Gambar 2.1. Kurva Isoquant Sumber : Nopirin, (2000:319.).

Kurva yang semakin tinggi (ke kanan atas) menunjukan jumlah

output yang semakin lebih besar. Titik yang terletak pada kurva yang

lebih tinggi mengambarkan jumlah kedua faktor produksi yang lebih

banyak sehingga outputnya lebih besar jumlahnya. Turun miring dari

kiri ke kanan bawah (berlereng negatif) untuk memperoleh jumlah

yang sama, apabila salah satu faktor produksi dikurangi, maka faktor

produksi yang lain harus ditambah. Kurva isoquant cembung ke arah 0,

ciri ini mencerminkan berlakunya the law of disminishing return. Hal

Qo L O

K

Page 32: ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK … · Kata kunci: tebu, faktor produksi commit to user xiv ABSTRAK ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK GULA KLATEN TAHUN 2010

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

ini menjelaskan bahwa setiap unit input (K dan L) akan menurun

sebanyak penambahan jumlah input yang bersangkutan.

Kurva isoquant ini digambarkan hanya dengan dua dimensi

(absis dan ordinat) maka hanya menganalisa dua faktor produksi saja

(K dan L) dalam kenyataannya digunakan lebih dari dua faktor

kombinasi kurva isoquant menggambarkan kemungkinan secara teknis

kombinasi faktor produksi untuk menghasilkan sejumlah output.

Makin produktif faktor tenaga kerja (L) menggantikan modal (K)

maka kurva isoquant makin curam, sebaliknya makin produktif faktor

modal maka semakin besar kemampuannya untuk menggantikan

tenaga kerja sehingga kurva isoquant semakin landai.

d. Fungsi Produksi Constant Elasticity of Substitution (CES)

Fungsi produksi CES ini secara terpisah berasal dari kelompok

ekonom yang berbeda: yang satu terdiri dari K.J. Arrow, H.B.

Chenery, B.S. Minhas, dan RM. Solow; dan kelompok lainnya terdiri

dari Murray Brown dan De Cani. Keduanya berbeda satu sarna lain,

dan pada akhirnya mungkin akan termasuk dalam tingkatan returns to

scale. Murray Brown dan De Cani ( 1963 ) menggunakan fungsi ini

dengan ambisius sekali untuk memisahkan efek atau pengaruh

perubahan output, keekonomisan skala, perubahan teknis dan

perubahan faktor harga relatif pada permintaan pekerja, data ekonomi

Amerika Serikat selama periode 1890 sampai 1958.

Page 33: ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK … · Kata kunci: tebu, faktor produksi commit to user xiv ABSTRAK ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK GULA KLATEN TAHUN 2010

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

Fungsi produksi ini menyatakan bahwa penghitungan dasar

tingkatan substitusi akan sangat diperlukan, tapi tidak hanya terbatas

pada nilai apapun. Fungsi ini disebut Produksi CES ( Constant

Elasticity of Substitution ). Di sini dijelaskan fungsi produksi Cobb-

Douglas dan Leontief adalah kasus istimewa dalam hubungan CES,

ketika substitusi elastisitas tersebut dinyatakan konstan, maka hal itu

hanya dianggap perubahan relatif faktor input dan harga tidak

menunjukkan elastisitas tersebut. Nilai elastisitas ditentukan oleh

teknik yang dipakai dan perubahan teknik yang dipakai tersebut akan

mempengaruhi variasi-variasi elastisitas pada setiap level pada faktor

input dan harga. Jadi konstansi elastisitas mengacu pada invariannya

dalam kaitannya dengan perubahan faktor persediaan relatif dan bukan

pada transformasi dari teknik yang dipakai.

Karakteristik dari teknik-teknik yang bersifat abstrak akan

mudah dikenali dengan penggunaan fungsi produksi CES. Hal tersebut

berarti fungsi produksi tersebut memungkinkan kita untuk mengetahui

perubahan efisiensi suatu teknik, yaitu perubahan returns to scale yang

ditentukan secara teknis, perubahan dalam intensitas modal sebuah

teknik dan perubahan substitusi pekerja untuk modal, dan lain-lain.

Beberapa penelitian terkini menggunakan fungsi CES dengan

elastisitas substitusi di bawah kesatuan yang juga dianggap lebih

sesuai untuk fungsi produksi jika dibandingkan dengan penggunaan

bentuk Cobb-Douglas. Fungsi produksi Cobb-Douglas, elastisitas

Page 34: ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK … · Kata kunci: tebu, faktor produksi commit to user xiv ABSTRAK ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK GULA KLATEN TAHUN 2010

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

substitusi seimbang dengan kesatuan, tapi dalam fungsi produksi CES,

elastisitas substitusi adalah konstan dan tidak semata-mata berbanding

lurus dengan kesatuan. Keempat ekonom, Arrow, Chenery, Minhas

dan Solow dalam Agung (2008:39) juga telah mengusulkan fungsi

produksi CES ini. Persamaan fungsi tersebut ialah:

Q=Q(K,L)=A[α +(1α)

dimana,

Q = output

K = input kapital

L = input tenaga kerja

dengan A>0,0<α<1 dan ≥-1

A dinyatakan sebagai parameter efisiensi, α sebagai parameter

distribusi, dan sebagai parameter substitusi

1. Sifat Fungsi Produksi CES

a. Sifat Homogen Linier

Kalau semua input dinaikkan dengan suatu faktor proposional

ϲ yang sama, maka

Q(ϲK,ϲL)=A[α(ϲK +(1-α)(ϲL

=cQ(K,L)

Yang berarti bahwa output Q(K.L) akan naik menjadi cQ(K,L),

yaitu dengan faktor proporsional yang sama pula.

b. Elastisitas K dan L

Dengan memperhatikan logaritma natural fungsi CES, yaitu:

Page 35: ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK … · Kata kunci: tebu, faktor produksi commit to user xiv ABSTRAK ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK GULA KLATEN TAHUN 2010

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

InQ=InA-1/ .In[α +(1-α)

diperoleh turunan partial terhadap K sebagai berikut:

δInQ/δK=-1/ .(α ) /[α +(1-α)

Selanjutnya, diperoleh elastisitas output terhadap K sebagai

berikut:

(δInQ/δK)*K= (δInQ/ δInK)=α /[α +(1+α)

=α (Q/K

Dengan cara yang sama, diperoleh elastisitas untuk L seperti

ini:

(δInQ/δL)*L== (δInQ/ δInL=(1+α) α +(1+α)

Dengan menjumlahkan kedua elastisitas untuk di atas,

diperoleh:

(δInQ/δK)+ (δInQ/δL)=1

Elastisitas untuk K dan L merupakan fungsi dari input bivariat

(K, L) sehingga bukanlah suatu konstanta. Akan tetapi,

jumlahnya konstan, yaitu sama dengan satu sesuai dengan

pengertian constan return to scale

2. Keuntungan Fungsi Produksi CES dibandingkan dengan Fungsi

Produksi Cobb Douglas:

a. Fungsi CES menunjukan fungsi produksi semua tipe returns

dapat dianalisa, karena s tidak semata-mata berbanding lurus

dengan satu ( s ≠ 1 ), tapi lebih menunjukan bentuk umum

teknik-teknik produksi.

Page 36: ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK … · Kata kunci: tebu, faktor produksi commit to user xiv ABSTRAK ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK GULA KLATEN TAHUN 2010

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

b. Fungsi produksi CES akan menjadi pertimbangan sejumlah

parameter penting. Maka dari itu fungsi tersebut meliputi

lingkup variasi substitutabilitas dan efisiensi yang luas.

c. Estimasi fungsi CES ini sangat mudah. Beberapa perubahan

akan dibutuhkan, jika kita menulis output per unit pekerja

sebuah fungsi modal per unit pekeja, maka , sehingga

fungsi produksi akan menjadi lebih mudah.

d. Fungsi tersebut akan melenyapkan semua kesulitan dalam

fungsi produksi Cobb-Douglas dan terbebas dari asumsi-asumsi

yang tidak realistis dalam fungsi tersebut.

3. Batasan-batasan Dalam Fungsi Produksi CES

a. Fungsi produksi CES yang mengombinasikan dua unsur

kekuatan yang mempengaruhi dalam satu parameter v.

Pertama-tama, pada skala ekonomi, dapat memberikan hasil

sebuah ekspansi skala operasi teknologi yang bersangkutan.

Dengan kata lain, kaitannya dengan skala operasi, sebuah

perubahan teknis dapat mengakibatkan tindakan output. Dalam

aplikasi empiris kedua kekuatan tersebut dapat mempengaruhi

homogeniatas parameter v, dan dengan mudah menentukan

salah satunya.

b. Uzawa dalam Agung (2008:39) telah mempelajari fungsi ini

dan menyimpulkan bahwa sangat sulit untuk

menggeneralisasikannya ke dalam n – faktor produksi.

Page 37: ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK … · Kata kunci: tebu, faktor produksi commit to user xiv ABSTRAK ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK GULA KLATEN TAHUN 2010

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

c. Batasan dalam fungsi produksi CES diasosiasikan dengan

bentuk dasarnya spesifikasi elastisitas substitusi yang bervariasi

terhadap perubahan dalam faktor proporsi. Perlu diingat bahwa

kita memungkinkan elastisitas substitusi (s) terhadap perubahan

dalam kaitannya dengan variasi-variasi tertentu dari teknik-

teknik yang mendasarinya, dan bukan sebagai respon terhadap

perubahan dalam faktor proporsi. Tapi hal tersebut merupakan

‘spesifikasi apriori’ tapi kita tidak tahu apakah elastisitas

substitusi ( s ) bisa berubah bervariasi manakala faktor proporsi

berubah. Jika struktur sesungguhnya menggambarkan

elastisitas sebuah variabel yang mengacu pada perubahan

faktor proporsi dan selanjutnya dinyatakan bahwa elastisitas

berubah dengan alasan teknis, maka kita menganggapnya

berasal dari perubahan teknis lebih dari sebelumnya. Kecuali

jika fungsi umum tersebut ditentukan seluruhnya tingkatan

polinomial n, maka kesulitannya akan tampak. Karena dengan

adanya data yang tersedia itu sudah tidak memungkinkan dan

teknik-teknik statistik untuk memperoleh estimasi keseluruhan

dari fungsi produksi umumnya, dan juga karena mereka

semata-mata tidak puas dengan kriteria neoklasik ( sifat-sifat

fungsi CES ), maka kita tanpa ada potensi-potensi kesalahan

yang spesifik.

Page 38: ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK … · Kata kunci: tebu, faktor produksi commit to user xiv ABSTRAK ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK GULA KLATEN TAHUN 2010

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

d. Kesulitan yang keempat dari fungsi CES ini yaitu bahwa K

parameter intesitas modal, berdimensi (bukan tidak

berdimensi).

Masih terdapat suatu permasalahan empirik selain

kesulitan-kesulitan teoritis diatas, yaitu fungsi produksi CES

relatif sulit untuk disesuaikan dengan data. Terlepas dari

batasan-batasan tersebut diatas, fungsi produksi CES dalam

aplikasinya sangat berguna untuk membuktikan teorema Euler,

yaitu untuk menggambarkan constant return to scale, yang

menunjukan rata-rata tersebut, dan produk marginal (K) dan

pekerja (L) bersifat homogen dalam tataran 0, dan juga untuk

menentukan elastisitas substitusi.

e. Biaya Produksi

1. Definisi Biaya Produksi

Produksi adalah kegiatan untuk mengubah input menjadi

output, perusahaan tidak hanya menentukan input apa saja yang

diperlukan, tetapi juga harus mempertimbangkan harga dari input –

input tersebut yang merupakan biaya produksi dari output.

Biaya produsi sebenarnya merupakan cerminan dari

produksi. Bila produksi merujuk kapada jumlah input yang dipakai

dan jumlah fisik output yang dihasilkan, biaya produksi merujuk

kepada biaya perolehan input tersebut (nilai uang). Biaya produksi

Page 39: ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK … · Kata kunci: tebu, faktor produksi commit to user xiv ABSTRAK ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK GULA KLATEN TAHUN 2010

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

sangat penting peranannya bagi perusahaan dalam menentukan

jumlah output ( Sugiarto, 2002 : 248 ).

Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur

dalam satuan uang yang telah terjadi atau kemungkinan akan

terjadi untuk mencapai tujuan tertentu. Pengorbanan sumber

ekonomis mengandung sifat ekonomis adanya kelangkaan. Biaya

dibedakan menjadi dua macam: pengorbanan sumber ekonomi

yang telah terjadi dan kemungkinan akan terjadi. Pengorbanan

yang telah terjadi mengandung biaya historis untuk mencapai

tujuan tertentu dan biaya yang akan terjadi saat melakukan suatu

proses produksi.

Biaya produksi dapatlah didefinisikan sebagai semua

pengeluaran yang dilakuakn oleh firma (perusahaan) untuk

memperoleh faktor-faktor produksi dan bahan-bahan mentah yang

akan digunakan untuk menciptakan barang-barang firma tersebut

(Sukirno, 1994:207).

Biaya produksi yang dikeluarkan perusahaan ada dua jenis

yaitu: biaya eksplisit dan biaya tersembunyi. Biaya eksplisit adalah

pengeluaran-pengeluaran perusahaan yang berupa pembayaran

dengan uang untuk mendapatkan faktor-faktor produksi dan bahan

mentah yang diperlukan dalam kegiatan produksi firma tersebut,

sedangkan biaya tersembunyi adalah tafsiran pengeluaran keatas

faktor-faktor produksi yang dimiliki firma itu sendiri. Pengeluaran

Page 40: ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK … · Kata kunci: tebu, faktor produksi commit to user xiv ABSTRAK ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK GULA KLATEN TAHUN 2010

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

seperti antara lain adalah pembayaran untuk keadilan produsen,

modalnya sendiri yang digunakan dalam perusahaan dan

pembangunan perusahaan yanb dimilikinya.

Berdasarkan definisi diatas biaya produksi dapatlah

didefinisikan sebagai semua pengorbanan ekonomis yang

dilakukan oleh petani untuk memperoleh faktor-faktor produksi

untuk menghasilkan suatu output.

Secara umum biaya produksi yang dikeluarkan digolongkan

menjadi dua yaitu : biaya tetap (fixed cost) dan biaya variabel

(variable cost). Biaya tetap merupakan total rupiah yang harus

dikeluarkan walaupun tidak beroperasi, biaya tetap tidak berubah

meskipun output berubah, biaya variabel merupakan biaya yang

bervariasi sesuai dengan perubahan tingkat ouput termasuk biaya

bahan baku dan termasuk pula semua biaya yang tidak tetap

contohnya bibit, pupuk, tenaga kerja dan lain-lain. Jumlah dari biya

tetap dan biaya variabel disebut biaya total.

TC = TFC + VC

Dimana :

TC = Total Cost

FC = Fixed Cost

VC = Variabel Cost

2. Kurva biaya rata-rata (AC), biaya Marginal (MC), biaya Tetap

rata-rata (AFC) dan biaya variabel rata-rata jangka pendek (MC)

Page 41: ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK … · Kata kunci: tebu, faktor produksi commit to user xiv ABSTRAK ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK GULA KLATEN TAHUN 2010

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

Kurva biaya total dan biaya rata-rata diperoleh dari upaya

petani mencari kombinasi penggunaan faktor produksi dengan

biaya paling rendah (least cost combination) dengan begitu bentuk

serta kedua kurva biaya ini tergantung pada teknologi produksi

(yang tercermin pada fungsi produksi) dan harga faktor produksi.

Jika harga faktor produksi turun atau petani tersebut menggunakan

teknologi baru yang lebih efisien maka kedua kurva biaya tersebut

akan bergeser kebawah, sebaliknya apabila harga faktor produksi

naik atau teknologinya sudah usang, kedua kurva akan bergeser

keatas. Kedua kurva selalu bergerak bersama-sama

Gambar 2.2: Kurva TC, VC, TC Sumber : Samuelson dan Nordhes (1996:145)

Besarnya biaya tetap untuk jangka pendek adalah tetap,

berapapun output yang diproduksi, jadi besarnya biaya tetap (FC)

tidak tergantung dengan berapapun output yang dihasilkan.

Sedangkan biaya variabel sangat tergantung dengan jumlah output

yang akan dihasilkan dari faktor produksi (input) yang ada. Biaya

0 Q

Biaya tetap

Biaya variabel

T

Biaya

Page 42: ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK … · Kata kunci: tebu, faktor produksi commit to user xiv ABSTRAK ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK GULA KLATEN TAHUN 2010

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

variabel rata-rata diperoleh dengan membagi total biaya variabel

dengan jumlah output yang dihasilkan.

AVC =

Dimana :

AVC = Average Variabel Cost

TVC = Total Variabel Cost

Q = Quantitas

Biaya marginal setiap output adalah tambahan biaya yang

diperlukan untuk memproduksi 1 unit output tambahan, biaya tetap

rata-rata didefinisikan sebagai pembagian antara biaya tetap

dengan kuantitas output yang dihasilkan oleh karena biaya tetap

total adalah konstan, maka dengan membagi biaya ini dengan

kenaikan output akan diperoleh kurva biaya rata-rata yang

menurun.

Gambar 2.3 : Kurva AFC, AVC, ATC, MC Sumber : Nopirin, (2000: 340)

Bia

ya (

Rp)

0 Produks

MC AT

AV

AF

Page 43: ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK … · Kata kunci: tebu, faktor produksi commit to user xiv ABSTRAK ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK GULA KLATEN TAHUN 2010

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

Hubungan antara MC dan AC biaya total rata-rata (AC)

adalah biaya tetap rata-rata (AFC) ditambah dengan biaya variabel

rata-rata (AVC). Biaya variabel rata-rata adalah biaya variabel total

TVC dibagi dengan jumlah output maka apabila MC dibawah AC,

AC akan menurun dan apabila MC diatas AC maka AC menaik.

Dan pada MC=AC maka AC minimum dengan demikian MC

memotong AC dari bawah dan pada titik AC minimum.

Keuntungan maksimum diperoleh apabila jarak vetikal TR-TC

paling besar. Jarak vertikal TR-TC paling besar apabila lereng

kurva TC adalah MC. Dengan demikian keuntungan maksimum

akan diperoleh apabila produsen menghasilkan sejumlah output

dimana : MR=MC (Nopirin, 2000 : 341).

3. Hubungan Antara Biaya Produksi Dan Fungsi Produksi

Biaya produksi perusahaan ditentukan oleh bagaimana

fungsi produksi perusahaan tersebut, yang menunjukkan kombinasi

input yang diperlukan untuk menghasilkan sejumlah output

tertentu, beserta harga yang harus dikeluarkan untuk mendapatkan

input tersebut. Fungsi produksi jangka pendek menghubungkan

output dengan jumlah input variabel saja, karana besarnya input

tetap tidak berubah. Hubungan antara fungsi produksi dengan

biaya produksi digambarkan dengan ilustrasi berikut ( Sugiarto,

2002 : 253 ).

Page 44: ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK … · Kata kunci: tebu, faktor produksi commit to user xiv ABSTRAK ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK GULA KLATEN TAHUN 2010

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

Diketahui fungsi produksi jangka pendek perusahaan adalah:

Q = F ( K, L )

Q = output ( fungsi dari L dan pemakaian K tetap )

L = tenaga kerja ( input variabel )

K = kapital ( input tetap )

Diketahui untuk setiap kapital sewanya adalah sebesar r (

rent ) dan upah setiap unit tenaga kerja adalah w ( wage ), maka

biaya total ( TC ) yang diperlukan untuk memproduksi Q adalah

jumlah kapital dikalikan dengan sewa kapital ditambah dengan

jumlah tenaga kerja yang dipakai dikalikan dengan upahnya.

Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut :

TC = ( K x r ) + ( L x w )

K tetap maka besarnya K x r juga tetap, dalam sudut

pandang ekonomi biaya ini disebut biaya tetap total ( TFC ),

sedangkan L x w akan bervariasi sesuai dengan jumlah L yang

digunakan. Biaya ini dalam ekonomi disebut sebagai biaya variabel

total ( TVC ). Sebagimana telah dikemukakan sebalumnya biaya

total merupakan jumlah biaya tetap dan biaya variabel.

Page 45: ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK … · Kata kunci: tebu, faktor produksi commit to user xiv ABSTRAK ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK GULA KLATEN TAHUN 2010

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

Gambar 2.4 : Kurva Hubungan Antara Kurva Produksi Dengan Kurva Biaya Sumber : Sugiarto ( 2002: 254 )

Gambar di atas menunjukkan jumlah output yang

dihasilkan dari pemakaian sejumlah input variabel dalam ukuran

fisik. Jika input variabel diukur dengan satuan uang, maka gambar

2.4 juga menunjukkan hubungan antara jumlah output yang

dihasilkan dengan biayanya, sehingga kurva TP juga

mencerminkan kurva biaya variabel total.

Kurva TVC bermula dari titik 0 dan semakin lama semakin

bertambah tinggi. Keadaan ini menggambarkan bahwa waktu tidak

ada produksi TVC=0, dan semakin besar produksi semakin besar

nilai ongkos berubah total (TVC). Bentuk kurva TVC yang pada

akhirnya semakin tegak menggambarkan bahwa produksi

dipengaruhi oleh hukum hasil lebih yang semakin berkurang, yaitu

apabila produksi sudah semakin banyak, sejumlah ongkos produksi

tertentu yang dikeluarkan akan menghasilkan jumlah produksi

yang semakin sedikit.

Output unit (Q) TP

TVC

Input variabel

Biaya variabel

Page 46: ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK … · Kata kunci: tebu, faktor produksi commit to user xiv ABSTRAK ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK GULA KLATEN TAHUN 2010

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

4. Hubungan TPP, APP,MPP

Produksi total atau Total Physical Product (TTP)

menunjukkan total output yang diproduksi dalam unit fisik, jadi

kurva produksi adalah kurva yang menunjukkan hubungan antara

jumlah output yang dihasilkan pada berbagai tingkat penggunaan

input variabel dan input-input yang lain dianggap konstan. Kurva

produksi tersebut dapat dituliskan sebagai berikut :

TPP f(x) atau Q = f(x)

dimana, TPP = Q = produksi total

x = jumlah input variabel yang digunakan

Gambar 2.5 : Kurva TPP Sumber : Sadono Sukirno ( 1997)

Produksi rata-rata atau Average Physical Product (APP)

adalah output rata-rata per unit input yang digunukan pada suatu

proses produksi, jadi kurva produksi rata-rata adalah kurva yang

menunjukkan output rata-rata per unit input pada berbagai tingkat

penggunaan input tersebut. APP dapat dirumuskan sebagai berikut:

AAPx= , dimana:

AAPx = average physical product

TPPx = total physical product

X

Y

TPP

0

Page 47: ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK … · Kata kunci: tebu, faktor produksi commit to user xiv ABSTRAK ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK GULA KLATEN TAHUN 2010

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

X = jumlah input X yang digunakan

Gambar 2.6 : Kurva APP Sumber : Sadono Sukirno ( 1997)

Produktifitas marginal atau Marginal Physical Product

(MPP) adalah mengukur seberapa besar tambahan output yang

dihasilkan apabila satu input variabel bertambah satu unit sedang

input yang lain tetap. Kurva marginal adalah kurva yang

menunjukkan tambahan atau kenaikan dari TPP yaitu DTPP atau

DQ, yang disebabkan oleh penggunaan tambahan satu unit input

variable. MPP dapat dirumuskan sebagai berikut :

MPP= , dimana:

MPPx = marginal physical product

ΔTPP = tambahan atau kenaikan output

ΔX = tambahan input x yang digunakan

Gambar 2.7 : Kurva MPP Sumber : Sadono Sukirno ( 1997)

Y

0 X

MPP

X

Y

AP

0

Page 48: ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK … · Kata kunci: tebu, faktor produksi commit to user xiv ABSTRAK ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK GULA KLATEN TAHUN 2010

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

Dalam fungsi produksi terdapat tiga tahap yang masing-

masing mempunyai sifat-sifat khusus yang dapat digunakan untuk

melihat tingkat efisiensi penggunaan faktor produksi.

Hubungan antara TPP, APP dan MPP dapat digambarkan

sebagai berikut :

Gambar 2.8 : Kurva Hubungan TPP, APP dan MPP Sumber : Sadono Sukirno ( 1997)

Terdapat hubungan yang istimewa antara TPP, MPP dan

APP. Hubungan antara ketiga kurva tersebut dapat dijelaskan

sebagai berikut :

a) Penggunaan input variabel (X) sampai pada titik dimana TPP

cekung terhadap titik origin, maka MPP naik demikian pula APP.

b) Pada titik A, MPP mencapai nilai maksimum, kurva TPP

telah berubah bentuknya dari cekung menjadi cembung terhadap

titik origin.. Titik ini disebut titik infeksi.

APP

TPP

MPP Tenaga Kerja

MPP APP

Tenaga Kerja

TPP C B

A

Page 49: ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK … · Kata kunci: tebu, faktor produksi commit to user xiv ABSTRAK ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK GULA KLATEN TAHUN 2010

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

c) Pada titik B, APP mencapai nilai maksimum, kurva MPP

memotong APP dari atas (MPP-APP), dan kurva TPP

bersinggungan dengan garis lurus dari titik origin dengan slope

terbesar.

d) Pada titik C, TPP mencapai maksimum dan MPP bernilai nol.

Gambar ini menunjukkan berlakunya Law of Dcminishing Return

atau hukum hasil lebih yang semakin berkurang. Hukum ini

menyatakan hahwa :

“Apabila faktor produksi yang dapat dirubah jumlahnya

(tenaga kerja) terus menerus ditambah satu unit, pada mulanya

produk total akan semakin bamyak pertambahannya, tetapi

sesudah mencapai suatu tingkat terten/u produksi tamhahan akan

semakin berkurang dan akhirnya ia mencapai tingkat yang

maksimum dan kemudian menurun” (Sukirno, 1996).

2. Ekonomi Pertanian

a. Definisi Ekonomi Pertanian

Pertanian merupakan mata pencaharian sebagaian besar

penduduk Indonesia yang merupakan negara agrikultur. Ekonomi

pertanian merupakan gabungan dari ilmu ekonomi dengan ilmu

pertanian yang memberikan arti sebagai berikut, suatu ilmu yang

mempelajari dan membahas serta menganalisis pertanian secara

ekonomi, atau ilmu ekonomi yang diterapkan pada pertanian (Daniel,

2002; 9).

Page 50: ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK … · Kata kunci: tebu, faktor produksi commit to user xiv ABSTRAK ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK GULA KLATEN TAHUN 2010

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

Pengertian ekonomi pertanian yang demikian mempunyai arti

ilmu pertanian bukan hanya mempelajari tentang bercocok tanam

tetapi suatu ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang pertanian,

baik mengenai subsektor tanaman pangan dan hortikultura, subsektor

perkebunan, subsektor peternakan, maupun subsektor perikanan.

Ilmu ekonomi pertanian menjadi satu ilmu tersendiri yang

mempunyai manfaat yang besar dan berarti dalam proses

pembangunan dan memacu pertumbuhan ekonomi suatu negara.

Ekonomi pertanian mencakup analisis ekonomi dari proses (teknis)

produksi dan hubungan-hubungan sosial dalam produksi pertanian,

hubungan antar faktor produksi, serta hubungan antara faktor produksi

dan produksi itu sendiri. Dalam kebijakan pembangunan nasional,

pembangunan pertanian merupakan langkah awal dan mendasar bagi

pertumbuhan industri. Salah satu subsektor pertanian yang

berkembang adalah subsektor perkebunan.

b. Sejarah Ekonomi Pertanian

Ilmu ekonomi pertanian merupakan cabang ilmu yang masih

sangat muda. Ilmu ekonomi modern dianggap lahir dengan penerbitan

buku Adam Smith yang berjudul Wealth of Nations pada tahun 1776 di

Inggris, maka ilmu ekonomi pertanian dilahirkan awal abad ke-20 atau

akhir abad ke-19 dengan terjadinya depresi pertanian pada tahun 1890.

Di Amerika Serikat mata pelajaran Rural Economic pertama-

tama diajarkan pada tahun 1892 di Universitas Ohio. Mata pelajaran

Page 51: ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK … · Kata kunci: tebu, faktor produksi commit to user xiv ABSTRAK ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK GULA KLATEN TAHUN 2010

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

Economic of Agriculture mulai diberikan di Universitas Cornell pada

tahun 1901 dan Farm Management pada tahun 1903. Tahun1910

beberapa universitas di Amerika Serikat sudah memberikan kuliah-

kuliah yang teratur dalam Agricultural Economics.

Di Indonesia, ilmu ekonomi pertanian baru dikembangkan

mulai tahun 1950-an yang di pelopori oleh Prof. Sukanto

Reksohadiprodjo dan Prof. Ir. Teko Sumodiwirjo, masing-masing

dosen di Universitas Gadjah Mada dan Universitas Indonesia

(Mubyarto, 1984;1).

c. Fungsi Ekonomi Pertanian

Ekonomi pertanian mempunyai fungsi yang tidak kalah

pentingnya dari ilmu ekonomi maupun ilmu pertanian itu sendiri. Dia

bisa berada di awal atau sebelum ilmu pertanian, bisa seiring dan bisa

juga sesudah. Semua fungsinya amat menentukan akan kemajuan

pertanian. Ekonomi pertanian bukan sekedar gabungan antara ilmu

ekonomi dengan ilmu pertanian, tetapi mempunyai arti yang sangat

penting bagi pertanian dan juga bagi ekonomi.

Ilmu ekonomi pertanian mempelajari faktor sumber daya atau

faktor produksi dilengkapi dengan permasalahan, potensi dan

kebijakan serta kemitraan, kelembagaan dan faktor pendukung lainnya.

Sebelum proses produksi atau usaha tani dijalankan (baik dalam

subsektor tanaman pangan dan hortikultura, subsektor perkebunan,

Page 52: ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK … · Kata kunci: tebu, faktor produksi commit to user xiv ABSTRAK ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK GULA KLATEN TAHUN 2010

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

subsektor peternakan, maupun subsektor perikanan) perlu dilakukan

perencanaan yang matang.

Dalam pelaksanaan di lapangan, pertanian juga membutuhkan

ilmu ekonomi pertanian, kalau pupuk diberikan sekian banyak, berapa

hasil yang akan diterima, bila pupuk dikurangi atau ditambah berapa

keuntungan yang akan diperoleh, begitu juga dengan pengaturan

tenaga kerja dan obat-obatan. Di ekonomi pertanian, semua itu akan

diperhitungkan dan dipelajari secara mendalam (Daniel, 2002:6).

3. Perkebunan

a. Pengertian Perkebunan

Pengertian perkebunan sudah lama dikenal, sejak pemerintahan

kolonial Belanda. Tahun 1938 di Indonesia terdapat 243 perkebunan

besar. Pada tahun 1870 dengan keluarnya undang-undang agraria

pengaturan perkebunan-perkebunan swasta di Indonesia lebih tegas

dan jelas. Keluarnya undang-undang agraria mempunyai tujuan utama

mengundang penanaman modal swasta ke Indonesia untuk berusaha

mengembangkan produk-produk pertanian yang diperlukan pasaran

dunia, terutama Eropa, setelah merdeka pemerintah Indonesia

mengambil alih perkebunan-perkebunan yang dikelola oleh Belanda,

tepatnya sejak tahun 1957 (Syamsulbahri, 1996:1).

Perkembangan perkebunan setelah orde baru dengan program

lima tahunan (Pelita) tahap demi tahap telah memfokuskan program

pembangunannya terutama dalam sektor tanaman pangan, sedangkan

Page 53: ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK … · Kata kunci: tebu, faktor produksi commit to user xiv ABSTRAK ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK GULA KLATEN TAHUN 2010

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

sektor perkebunan memberikan kerangka landasan peningkatan

produksi dan diversifikasi tanaman ekspor. Pada tahun 1992

pemerintah telah berhasil membuat Undang-Undang Nomor 12 tentang

budidaya tanaman, dengan adanya undang-undang tersebut pemerintah

telah memberikan kebebasan kepada petani untuk menentukan pilihan

jenis tanaman dan pembudidayaannya, serta kewajiban pemerintah

dalam menjamin penghasilan petani (Syamsulbahri, 1996: 1).

Sejarah perkebunan sebelum penjajahan Belanda di Indonesia,

perkebunan belum terorganisir secara struktural. Selama dekade

penjajahan Belanda, Inggris dan Jepang pengelolaan perkebunan

beralih ke penguasa, dalam hal ini penjajah. Pada zaman Belanda

dikenal “sistem tanam paksa”, setelah merdeka pengelolaan

perkebunan masih seperti zaman Belanda, barulah tahun 1957 terjadi

perubahan pengelolaan perkebunan. Pada tahun tersebut terjadi

pengambilalihan perkebunan dari orang-orang asing oleh pemerintah

Republik Indonesia. Dambaan petani untuk menjadi tuan di tanahnya

sendiri sangat diharapkan, karena manejer-manejer perkebunan telah

diisi oleh putra-putri Indonesia. Kenyataan tersebut tidak bisa

terwujud, karena di dalam negeri sudah terlalu lama mengalami

peperangan untuk merebut kemerdekaan.

Tahap dicanangkannya program-program Pelita, subsektor

perkebunan mulai dilakukan pembenahan-pembenahan oleh

pemerintah. Pada Pelita III hingga V dilaksanakan serangkaian usaha-

Page 54: ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK … · Kata kunci: tebu, faktor produksi commit to user xiv ABSTRAK ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK GULA KLATEN TAHUN 2010

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

usaha intensifikasi, rehabilitasi dan diversifikasi perkebunan. Pada

Pelita III perkembangan sektor perkebunan amat mencolok, terutama

ditinjau dari perluasan areal perkebunan baik di Jawa maupun diluar

Jawa (Syamsulbahri, 1996: 3).

Kesatuan pengertian dari perkebunan itu sendiri perlu diketahui

sebelum mempelajari lebih jauh tentang perkebunan. Hal ini

dimaksudkan untuk memudahkan dalam pemahaman selanjutnya,

terutama tanaman perkebunan tahunan. Perkebunan dapat diartikan

berdasarkan fungsi, pengelolaan, jenis tanaman dan produk yang

dihasilkan.

Perkebunan berdasarkan fungsinya dapat diartikan sebagai

usaha untuk menciptakan lapangan pekerjaan, peningkatan pendapatan

dan devisa negara dan pemeliharaan kelestarian sumber daya alam

(SDA).

Perkebunan berdasarkan pengelolaannya dibagi menjadi 4,

yaitu:

1. Perkebunan rakyat

2. Perkebunan besar

3. Perkebunan perusahaan inti rakyat

4. Perkebunan unit pelaksana proyek

Perkebunan berdasarkan jenis tanamannya dapat diartikan

sebagai usaha budidaya tanaman yang dilakukan oleh rakyat,

pemerintah, maupun swasta selain tanaman pangan dan hortikultura.

Page 55: ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK … · Kata kunci: tebu, faktor produksi commit to user xiv ABSTRAK ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK GULA KLATEN TAHUN 2010

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

Perkebunan berdasarkan produknya dapat diartikan sebagai usaha

budidaya tanaman yang ditujukan untuk menghasilkan bahan industri

(misalnya karet, tembakau, cengkeh, kapas), bahan industri makanan

(misalnya kelapa, kelapa sawit dan kakao) dan makanan (misalnya,

tebu, teh, kopi dan kayu manis).

Pengertian perkebunan dapat diartikan sebagai: “usaha

budidaya tanaman baik oleh pemerintah, swasta, rakyat maupun secara

bersama-sama dalam skala luas maupun sempit areal lahan yang

digunakan namun bertujuan untuk mendapatkan peningkatan

pendapatan dan devisa negara, tanpa mengabaikan penyerapan tenaga

kerja dan pelestarian sumber daya alam” (Syamsulbahri, 1996: 15).

b. Manajemen Perkebunan

Manajemen dapat diartikan sebagai usaha pengelolaan sumber-

sumber daya untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien, dimana

sifatnya universal yang berarti dapat berlaku secara umum untuk

berbagai organisasi. Dalam perkembangannya, perkebunan dijadikan

sebagai satu subsektor dari sektor pertanian. Dimana subsektor

perkebunan dijadikan andalan dalam memasukkan devisa negara dari

sektor non migas. Pengelolaannya ada yang dilakukan oleh

pemerintah, swasta maupun oleh rakyat. Sistem pengelolaan

perkebunan di Indonesia ada keterpaduan antara unsur-unsur yang

membentuk subsektor perkebunan yang meliputi pemerintah, swasta

dan masyarakat (Syamsulbahri, 1996: 16).

Page 56: ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK … · Kata kunci: tebu, faktor produksi commit to user xiv ABSTRAK ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK GULA KLATEN TAHUN 2010

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

1. Perkebunan Rakyat

Perkebunan rakyat yang sering disebut juga pola swadaya

menduduki hampir 80% dari total areal perkebunan yang ada di

Indonesia. Pengelolaannya masih terbatas, dalam artian belum ada

pembagian pengelolaan untuk masing-masing sistem. Seorang

petani tanaman perkebunan dapat berfungsi dan bertindak sebagai

pelaksanaan setiap kegiatan usahanya.

2. Perkebunan Besar

Perkebunan besar swasta dan perkebunan milik negara

sering disebut sebagai satu plantation atau estate dimana

pengelolaannya jelas untuk masing-masing sub-sistem, akan tetapi

merupakan satu kesatuan manajemen. Manajemen perkebunan

yang meliputi manajemen tanaman, manajemen pengolahan hasil

dan manajemen pemasaran komoditi perkebunan.

Beberapa ciri dari perkebunan besar, antara lain: hamparan

lahan relatif luas, tanaman dan tata tanam yang seragam,

pemakaian bibit unggul dan teknologi relatif maju, perencanaan

terperinci dan pengawasan yang ketat, standarisasi (prosedur,

prestasi, hasil, mutu dan biaya), penggunaan tenaga kerja terampil

atau terlatih, disiplin dalam berbagai bidang, akomodasi pekerja di

sekitar unit kerja, wadah organisasi dan mekanisme koordinasi.

Pola organisasi perusahaan perkebunan umumnya dapat

digambarkan sebagai organisasi intern yang mengatur hubungan

Page 57: ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK … · Kata kunci: tebu, faktor produksi commit to user xiv ABSTRAK ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK GULA KLATEN TAHUN 2010

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

antara kantor direksi dengan kebun atau pabrik. Atas dasar laporan-

laporan harian, bulanan serta tugas-tugas pengawasan dilakukan

oleh aparat direksi. Seluruh kegiatan administrasi kebun/pabrik

dikoordinir oleh kantor direksi.

3. Perusahaan Perkebunan Inti Rakyat

Perusahaan Inti Rakyat Perkebunan (PIR-BUN) Direktorat

Jenderal Perkebunan mengartikan sebagai usaha pengembangan

perkebunan dengan menggunakan perkebunan besar inti yang

membantu dan membimbing perkebunan rakyat sekitarnya sebagai

plasma dalam suatu sistem kerjasama yang saling menguntungkan,

utuh dan berkesinambungan. Perusahaan inti merupakan

perusahaan perkebunan besar baik milik swasta maupun milik

negara, sedangkan kebun plasma merupakan areal wilayah plasma

yang dibangun oleh perusahaan inti dengan tanaman perkebunan

yang diperuntukkan bagi petani peserta.

4. Perkebunan Unit Pelaksana Proyek

Unit pelaksana proyek merupakan salah satu pendekatan

yang dilakukan dalam pembinaan dan pelaksanaan proyek

perkebunan, setiap unit pelaksanaan proyek perkebunan ditentukan

oleh luas areal perkebunan rakyat yang dibina, dimana

pembinaannya dilaksanakan mulai dari pembibitan, penanaman

sampai dengan pengolahan dan pemasaran hasil. Pembinaan

dilakukan secara menyeluruh termasuk juga peningkatan

Page 58: ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK … · Kata kunci: tebu, faktor produksi commit to user xiv ABSTRAK ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK GULA KLATEN TAHUN 2010

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

keterampilan para petani dengan mengadakan kursus-kursus,

latihan-latihan dan bimbingan di dalam inti proyek.

B. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran perlu dijelaskan secara sederhana tentang

hubungan antar variabel bebas dengan variabel terikat. Dengan demikian

kerangka pemikiran dalam melakukan penelitian ini adalah produksi tebu

sebagai variabel terikat yang dipengaruhi oleh luas lahan, jumlah tenaga kerja,

jumlah pupuk, jumlah bibit dan jenis bibit sebagai variabel bebas. Berdasarkan

rumusan masalah dan tujuan penelitian dapat disusun kerangka konseptual

sebagai berikut :

Gambar 2.9 Skema Kerangka Pikiran

C. Hipotesis

Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Luas lahan diduga berpengaruh positif terhadap jumlah produksi tebu pada

PG. Gondang Baru di Kabupaten Klaten tahun 2010

Luas lahan (X1)

Jumlah tenaga kerja (X2)

Jumlah produksi tebu (Y)

Jenis bibit (X5)

Jumlah bibit (X4)

Jumlah pupuk (X3)

Page 59: ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK … · Kata kunci: tebu, faktor produksi commit to user xiv ABSTRAK ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK GULA KLATEN TAHUN 2010

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

2. Jumlah tenaga kerja diduga berpengaruh positif terhadap jumlah produksi

tebu pada PG. Gondang Baru di Kabupaten Klaten tahun 2010

3. Jumlah pupuk diduga berpengaruh positif terhadap jumlah produksi tebu

pada PG. Gondang Baru di Kabupaten Klaten tahun 2010

4. Jumlah bibit diduga berpengaruh positif terhadap jumlah produksi Tebu

Pada PG. Gondang Baru di Kabupaten Klaten tahun 2010

5. Jenis bibit diduga berpengaruh positif terhadap jumlah produksi Tebu

Pada PG. Gondang Baru di Kabupaten Klaten tahun 2010

D. Penelitian terdahulu

Studi Anugrahadi (2009) dengan mengambil judul “Analisis

Usahatani Tebu Wilayah Kabupaten Karanganyar”. Penelitian ini

menganalisis tentang bagaimana faktor produksi luas lahan, tenaga kerja,

pupuk dan bibit terhadap produksi tebu, faktor produksi luas lahan, tenaga

kerja, pupuk dan bibit secara bersama-sama terhadap produksi tebu, dan yang

ketiga untuk mengetahui tingkat kesejahteraan petani dari usaha tani tebu

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh

dengan cara wawancara dengan sampel petani tebu yang ada di Karanganyar.

Pengujian yang dilakukan adalah uji statistik yaitu uji t, uji f, koefisien

determinasi dan uji asumsi klasik yaitu uji multikololinearitas, uji

heteroskedastisitas dan uji autokorelasi.

Hasil regresi dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa secara parsial

luas lahan dan pupuk berpengaruh positif dan signifikan terhadap jumlah

produksi, tenaga kerja dan bibit berpengaruh positif dan tidak signifikan

Page 60: ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK … · Kata kunci: tebu, faktor produksi commit to user xiv ABSTRAK ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK GULA KLATEN TAHUN 2010

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

terhadap jumlah produksi jumlah produksi dan secara bersama-sama luas

lahan, tenaga kerja, jumlah pupuk dan jumlah bibit signifikan terhadap jumlah

produksi. Berdasarkan perhitungan pendapatan usahatani tebu disimpulkan

usaha tsni tebu mampu memberi tingkat kesejahteraan pada tingkat tertentu.

Studi yang dilakukan oleh Sukatami (2009) dengan mengambil judul

“Analisis Determinan Produksi Usaha Tani Padi Sawah Di Kecamatan Sei

Bingai Kabupaaten Langkat”. Penelitian ini menganalisis tentang luas lahan,

benih, pupuk, pestisida dan tenaga kerja secara parsial terhadap produksi

usahatani padi. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross section.

Pengujian yang dilakukan adalah uji statistik yaitu uji t, uji f, koefisien

determinasi dan uji asumsi klasik yaitu uji multikololinearitas dan uji

heteroskedastisitas.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa luas lahan, benih, tenaga

kerja dan pupuk berpengaruh secara signifikan terhadap produksi tani

sedangkan pestisida tidak berpengaruh signifikan

Studi oleh Sihombing (2010) dengan mengambil judul “ Faktor-Faktor

Yang Mempengaruhi Hasil Produksi Kelapa Sawit Pada PT. Perkebunan

Nusantara III (Persero) Medan”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

mengetahui pengaruh luas lahan, tenaga kerja dan pupuk secara parsial

terhadap hasil produksi kelapa sawit. Jenis data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah data sekunder dalam bentuk time series yang bersifat

kuantitatif yaitu data yang berbentuk angka-angka. Pengujian yang dilakukan

Page 61: ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK … · Kata kunci: tebu, faktor produksi commit to user xiv ABSTRAK ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK GULA KLATEN TAHUN 2010

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

adalah uji statistik yaitu uji t, uji f, koefisien determinasi dan uji asumsi klasik

yaitu uji multikololinearitas dan uji autokolerasi.

Hasil yang didapat dari penelitian ini adalah variabel luas lahan dan

tenaga kerja berpengaruh positif dan secara statistik signifikan terhadap hasil

produksi kelapa sawit dan variabel pupuk berpengaruh positif dan secara

statistik tidak signifikan terhadap hasil produksi kelapa sawit.

Page 62: ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK … · Kata kunci: tebu, faktor produksi commit to user xiv ABSTRAK ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK GULA KLATEN TAHUN 2010

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini berjudul “Analisis Determinan Produksi Tebu pada

Pabrik Gula Gondang Baru di Kabupaten Klaten”. Metode yang digunakan

adalah metode survei dengan petani tebu sebagai unit analisisnya. Obyek

penelitian dibatasi petani yang melakukan usaha tani di wilayah Kabupaten

Klaten dan melakukan pengolahan tebu di Pabrik Gula Gondang Baru

Kabupaten Klaten Provinsi Jawa Tengah.

B. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel secara acak,

yaitu suatu metode pemilihan ukuran sampel dari suatu populasi dimana setiap

anggota populasi mempunyai peluang yang sama dan semua kemungkinan

penggabungannya yang diseleksi sebagai sampel (Weirsma dalam

Sevilla,1993:163). Pengambilan sampel dengan cara dipermudah, merupakan

strategi pengambilan sampel yang memudahkan peneliti (Sevilla,1993:167).

Populasi dari penelitian ini adalah 157 petani tebu di wilayah

Kabupaten Klaten yang melakukan proses giling di Pabrik Gula Gondang

Baru Klaten. Perhitungan mencari sampel dalam penelitian menggunakan

rumus Slovin dalam Sevilla,(1993:161) sebagai berikut:

n=

46

Page 63: ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK … · Kata kunci: tebu, faktor produksi commit to user xiv ABSTRAK ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK GULA KLATEN TAHUN 2010

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

Keterangan:

n = ukuran sampel

N = ukuran populasi

e =nilai kritis (batasan ketelitian) yang diinginkan (persen kelonggaran

ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel).

n=

=61,08

Hasil perhitungan n diperoleh 61 sampel, maka sampel ditentukan 61

petani tebu wilayah Kabupaten Klaten yang melakukan proses giling di Pabrik

Gula Gondang Baru.

C. Jenis dan Sumber Data

1. Data Primer

Data yang diperoleh melalui metode interview yaitu metode

pengumpulan data dengan cara melakukan wawancara langsung dengan

responden mengenai permasalahan yang diteliti disertai kuisioner yang

telah disusun terlebih dahulu dalam hal ini petani sebagai obyek

penelitian.

2. Data Sekunder

Merupakan data yang dikumpulkan dan diterbitkan oleh instansi

atau lembaga yang relevan dengan penelitian dan diperoleh dengan cara

mengumpulkan data-data yang ada di Biro Pusat Statistik Kabupaten

Page 64: ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK … · Kata kunci: tebu, faktor produksi commit to user xiv ABSTRAK ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK GULA KLATEN TAHUN 2010

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

Klaten, data Pabrik Gula Gondang Baru Klaten yang telah ada dan diambil

keterkaitan dengan masalah yang diteliti dan sebagainya.

D. Definisi Operasional Variabel

1. Produksi Tebu

Produksi tebu adalah jumlah hasil produksi tebu dalam satu musim tanam.

Produksi tebu dihasilkan petani dari lahan tebu yang dimiliki atau disewa

dihitung dalam satuan kwintal (Kw).

2. Luas lahan

Luas lahan adalah luas tanah yang digunakan petani untuk produksi tebu

dalam satu musim tanam diukur dalam satuan hektar (Ha).

3. Tenaga kerja

Tenaga kerja adalah tenaga kerja yang digunakan untuk proses produksi

tebu dalam satu masa tanam. Tenaga kerja diukur menggunakan satuan

hari orang bekerja (HOK). 1 HOK=7 jam.

4. Pupuk

Pupuk adalah banyaknya jumlah pupuk yang digunakan petani dalam satu

musim tanam. Pupuk diukur menggunakan satuan kwintal (Kw).

5. Jumlah Bibit

Jumlah bibit adalah banyaknya jumlah yang digunakan petani dalam

proses produksi tebu. Jumlah bibit diukur menggunakan satuan kwintal

(Kw).

Page 65: ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK … · Kata kunci: tebu, faktor produksi commit to user xiv ABSTRAK ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK GULA KLATEN TAHUN 2010

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

6. Jenis bibit

Jenis bibit adalah jenis bibit tebu yang digunakan petani dalam proses

produksi tebu. Jenis bibit diukur menggunakan satuan varietas unggul.

E. Teknik Analisis Data

1. Metode Regresi Linier Berganda (Ordinary Least Square)

Penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda untuk

menguji hipotesis bagaimana pengaruh luas lahan, jumlah tenaga kerja,

jumlah pupuk, jumlah bibit dan jenis bibit terhadap hasil produksi tebu,

maka digunakan rumus regresi berganda dalam bentuk transformasi

logaritma sebagai berikut :

Y= + + + + + ei

Dimana:

Y = Produksi

LH = Luas Lahan

TK= Jumlah Tenaga Kerja

JP = Jumlah Pupuk

JMLB = Jumlah Bibit

JNSB = Jenis Bibit

= Koefisien Intersep

= Koefisien Luas Lahan

= Koefisien Tenaga Kerja

= Koefisien Jumlah Pupuk

Page 66: ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK … · Kata kunci: tebu, faktor produksi commit to user xiv ABSTRAK ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK GULA KLATEN TAHUN 2010

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

= Koefisien jumlah Bibit

= Koefisien jenis Bibit

Ui = Variabel Pengganggu

2. Uji Statistik

a. Uji t

Uji t adalah pengujian koefisien regresi secara individual untuk

mengetahui kemampuan dari masing-masing variabel independen dalam

mempengaruhi variabel dependen dengan menganggap variabel lain tetapi

menggunakan derajat keyakinan 5% (Gujarati,1995:119). Hipotesis yang

akan diuji adalah adalah sebagai berikut:

1) Ho : β1 = 0

Variabel independen secara individu tidak berpengaruh terhadap

variabel dependen.

2) Ha : β1 ≠ 0

Variabel independen secara individu berpengaruh terhadap variabel

dependen.

Menghitung nilai adalah:

Nilai t hitung =

Keterangan:

= koefisien regresi

Se( = standard error koefisien regresi

Page 67: ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK … · Kata kunci: tebu, faktor produksi commit to user xiv ABSTRAK ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK GULA KLATEN TAHUN 2010

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

Ho ditolak

Ho diterima

- KN;t 2α - KN;t 2α -

Ho ditolak

Gambar. 3.1 Daerah Kritis Uji t Sumber: Gujarati(1995)

Kriteria pengujian:

a) Apabila nilai –t tabel < t hitung < t tabel, maka Ho diterima. Artinya

variabel independen secara signifikan atau jika nilai probabilitas <

tingkat α (derajat signifikansi) 5% maka koefisien regresi signifikan

pada tingkat tertentu.

b) Apabila nilai t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel, maka H0

ditolak. Artinya varibel independen mampu mempengaruhi variabel

dependen secara signifikan atau jika nilai probabilitas < tingkat α

(derajat signifikansi) 5% maka koefisien regresi signifikan pada

tingkat tertentu.

b. Uji F

Pengujian secara serentak ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh

variabel-variabel independen terhadap variabel dependen secara bersama-

sama dengan menentukan hipotesis sebagai berikut: (Gujarati,1995:134)

1) Ho : β1 = β2 = β3 = β4 = 0

Semua parameter sama dengan nol atau semua variabel independen

tersebut bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel

dependen.

Page 68: ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK … · Kata kunci: tebu, faktor produksi commit to user xiv ABSTRAK ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK GULA KLATEN TAHUN 2010

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

Ho diterima Ho ditolak

F (a; K-1; N-K

2) Ha : β1≠ β2≠ β3≠β4≠ 0

Semua parameter tidak sama dengan nol atau semua variabel

independen tersebut merupakan penjelas yang signifikan terhadap

variabel dependen.

Nilai F hitung = ( )

( )( )KN.R1

1KR2

2

---

Keterangan:

2R = koefisien regresi

N = jumlah sampel atau data

K= banyaknya parameter

Gambar. 3.2 Daerah Kritis Uji f Sumber: Gujarati(1995)

Kriteria pengujian:

a) Apabila nilai F hitung < F tabel, maka Ho diterima. Dalam hal ini

dapat dikatakan bahwa semua koefisien regresi secara bersama-sama

tidak signifikan pada taraf signifikansi 5%.

b) Apabila nilai F hitung > F tabel, maka Ho ditolak. Dalam hal ini

dapat dikatakan bahwa semua koefisien regresi secara bersama-sama

tidak signifikan pada taraf signifikansi 5%.

Page 69: ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK … · Kata kunci: tebu, faktor produksi commit to user xiv ABSTRAK ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK GULA KLATEN TAHUN 2010

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

c. Uji koefisien determinasi (R2)

Uji ini bertujuan mengetahui tingkat ketepatan yang paling baik

dalam analisis regresi, yang ditunjukkan oleh besarnya koefisien

determinasi (R2 adjusted) antara nol dan satu. Koefisien determinasi nol

berarti variabel independen sama sekali tidak berpengaruh terhadap

variabel dependen bila mendekati satu variabel independen semakin

berpengaruh terhadap variabel dependen.

3. Uji Asumsi Klasik

a) Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas adalah suatu keadaan dimana terdapat

hubungan yang linier diantara variabel-variabel r2xi,xj = 1, adalah

koefisien yang diestimasi tidak dapat ditentukan dan standar error dari

koefisien menjadi sangat besar. Untuk mendeteksi adanya

multikolinearitas yaitu membandingkan nilai koefisien korelasi setiap

variabel penjelas (r2xi,xj), dengan nilai koefisien determinasi (R2

xi,xj,…

xn). Apabila nilai (r2xi,xj) lebih kecil daripada nilai (R2

xi,xj,… xn) maka

tidak terdapat masalah multikolinearitas di dalam model.

b) Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas terjadi karena varians yang ditimbulkan

oleh variabel penggangu tidak konstan untuk semua variabel penjelas.

Akibat dari adanya heteroskedastisitas ini antara lain uji signifikansi

(uji t dan uji F) menjadi tidak tepat dan koefisien regresi menjadi tidak

Page 70: ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK … · Kata kunci: tebu, faktor produksi commit to user xiv ABSTRAK ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK GULA KLATEN TAHUN 2010

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

mempunyai varians yang minimum walaupun penaksir tersebut tidak

bias dan konsisten. Hipotesis pengujian adalah sebagai berikut:

Ho = tidak terdapat heteroskedastisitas

Ha = terdapat heteroskedastisitas

Bila nila t hitung < t tabel pada taraf signifikansi tertentu dan

df = N – k, maka Ho diterima, yang berarti tidak terdapat hubungan

yang signifikansi antara residual dengan variabel penjelasnya atau

dengan kata lain tidak terdapat masalah heteroskedastisitas dalam

model.

Ada beberapa metode untuk dapat mendeteksi ada tidaknya

masalah heterokedastisitas dalam model empiris, seperti menggunakan

uji Park (1966), uji Glesjer (1969), uji White (1980), uji Breusch-

Pagan Godfrey. Dalam penelitian ini digunakan uji Park yakni dengan

melogkan nilai (residu/ disturbance term). Kemudian diregres

dengan variabel-variabel independen.

c. Autokorelasi Autokorelasi ditemukan jika terdapat korelasi antara variabel

gangguan sehingga penaksir tidak lagi efisien baik dalam sampel kecil

maupun dalam sampel besar. Tinter tahun 1965 mendefinisikan

autokorelasi sebagai korelasi kelambanan (lag correlation) suatu

deretan tertentu dengan dirinya sendiri, tertinggal oleh sejumlah unit

waktu sedangkan menurut Tintner serial korelasi sebagai korelasi

kelambanan (lag correlation) antara dua seri atau rangkaian yang

berbeda.

Page 71: ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK … · Kata kunci: tebu, faktor produksi commit to user xiv ABSTRAK ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK GULA KLATEN TAHUN 2010

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

Beberapa metode yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada

tidaknya autokorelasi yaitu, uji d Durbin-Watson (Durbin-Watson d

test), uji Lagrange Multiplier (LM Test), uji Breusch-Godfrey

(Breusch-Godfrey Test) dan uji ARCH (ARCH Test). Dalam penelitian

ini untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi akan digunakan

Lagrange Multiplier Test. Langkah dari Lagrange Multiplier Test

adalah sebagai berikut:

i) Melakukan regresi terhadap variabel independen dengan

menempatkan nilai residual dari hasil regresi OLS sebagai variabel

dependennya..

ii) Memasukkan nilai R² hasil regresi OLS ke dalam rumus (n- 1)R²,

dimana n adalah jumlah observasi.

iii) Membandingkan nilai R² dari hasil regresi tersebut dengan nilai x²

dalam tabel statistik Chi Square. Kriterianya adalah jika nilai

probabilitas obs*R-squared lebih besar dari 0,05 maka tidak

terdapat masalah autokorelasi dan sebaliknya bila nilai probabilitas

obs*R-squared lebih kecil dari 0,05, maka terdapat autokorelasi.

4. Pendekatan Dummy

Varaibel dummy digunakan untuk mengetahui apakah ada

perbedaan hasil produksi tebu jika menggunakan jenis bibit PS.862, PS.

851 dan menggunakan jenis bibit deverson. Persamaan perhitungan yang

digunakan sebagai berikut:

P= + TK+ + +ei

Page 72: ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK … · Kata kunci: tebu, faktor produksi commit to user xiv ABSTRAK ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK GULA KLATEN TAHUN 2010

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

a) Model regresi

Model regresi untuk produksi sebagai variabel terikat (Y) dan

penggunaan jenis bibit sebagai variabel (X) sebagai berikut

P = Produksi tebu

D = Variabel dummy

β = Koefisien regresi dummy

b) Perumusan hipotesis

D = 0 kalau menggunakan jenis bibit PS. 862

D = 1 kalau menggunakan jenis bibit PS.851

D=2 kalau menggunakan jenis bibit deverson (campuran beberapa

jenis bibit)

c) Uji perbedaan koefisien arah atau regresi

Page 73: ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK … · Kata kunci: tebu, faktor produksi commit to user xiv ABSTRAK ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK GULA KLATEN TAHUN 2010

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Daerah Penelitian

1. Letak Geografis

Kabupaten Klaten terletak secara geografis antara 7°32'19" -

7°48'33" LS dan antara 110°26'14" - 110°47'51" BT. Letak kabupaten

Klaten cukup strategis karena berada diantara kota Surakarta, yang

merupakan salah satu pusat perdagangan dan Daerah Istimewa Yogyakarta

yang dikenal sebagai kota pelajar dan kota wisata. Batas-batas wilayah

kabupaten Klaten.

Sebelah Utara : Kabupaten Boyolali

Sebelah Timur : Kabupaten Sukoharjo

Sebelah Selatan : Kabupaten Gunung Kidul (DI Yogyakarta)

Sebelah Barat : Kabupaten Sleman (DI Yogyakarta)

2. Luas Daerah dan Pembagian Administratif

Kabupaten Klaten mempunyai luas wilayah sebesar 65.556 ha,

terbagi dalam 26 kecamatan, 401 desa/kelurahan. Dari 65.556 ha luas

Kabupaten Klaten, 50,97 persen (33.412 ha) merupakan lahan pertanian

dan 39,29 persen (25.760 ha) merupakan lahan bukan pertanian dan yang

sisanya 9,74 persen adalah bukan lahan pertanian.

57

Page 74: ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK … · Kata kunci: tebu, faktor produksi commit to user xiv ABSTRAK ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK GULA KLATEN TAHUN 2010

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

Tanel 4.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan, Tanah Sawah dan Tanah Kering Kabupaten Klaten Tahun 2009 (Ha)

NO KECAMATAN TANAH SAWAH TANAH KERING LUAS WILAYAH

1 2 3 4 5 1 KLATEN SELATAN 840 604 1.444 2 KLATEN TENGAH 337 65 402 3 KLATEN UTARA 373 665 1.038 4 WEDI 1.556 882 2.438 5 KEBONARUM 724 242 966 6 NGAWEN 1.049 648 1.697 7 KALIKOTES 753 547 1.300 8 JOGONALAN 1.588 1.082 2.670 9 GANTIWARNO 1.625 939 2.564

10 PRAMBANAN 1.257 1.186 2.443 11 MANISRENGGO 1.512 1.184 2.696 12 KEMALANG 54 5.112 5.166 13 KARANGNONGKO 764 1.910 2.674 14 JATINOM 608 2.945 3.553 15 KARANGANOM 1.692 714 2.406 16 TULUNG 1.739 1.461 3.200 17 POLANHARJO 1.829 555 2.384 18 PEDAN 882 1.035 1.917 19 KARANGDOWO 2.049 874 2.923 20 CAWAS 218 1.129 1.347 21 TRUCUK 1.915 1.466 3.381 22 BAYAT 816 3.127 3.943 23 DELANGGU 1.332 546 1.878 24 CEPER 1.572 873 2.445 25 JUWIRING 2.008 971 2.979 26 WONOSARI 2.243 871 3.114

JUMLAH 31.335 31.633 62.968 Sumber: Kabupaten Klaten Dalam Angka 2009

Seiring dengan perkembangan keadaan, terjadi perubahan

penggunaan dari lahan pertanian ke non pertanian. Hal ini ditunjukan dari

luas lahan sawah yang terus mengalami penurunan (tahun 2009: 0,03

persen), sedangkan lahan bukan pertanian mengalami kenaikan (tahun

2009 sebesar 0,03 persen.

Page 75: ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK … · Kata kunci: tebu, faktor produksi commit to user xiv ABSTRAK ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK GULA KLATEN TAHUN 2010

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

3. Keadaan Alam

Topografi Kabupaten Klaten terletak diantara Gunung Merapi dan

pegunungan Seribu dengan ketinggian antara 75-160 meter diatas

permukaan laut yang terbagi menjadi wilayah lereng Gunung Merapi di

bagian utara areal miring, wilayah datar dan wilayah berbukit di

bagian selatan.

Keadaan iklim Kabupaten Klaten termasuk iklim tropis dengan

musim hujan dan kemarau silih berganti sepanjang tahun, temperatur

udara rata-rata 28-30o Celsius dengan kecepatan angin rata-rata sekitar 153

mm setiap bulannya dengan curah hujan tertinggi bulan Januari (350mm)

dan curah hujan terrendah bulan Juli (8mm).

Letak ketinggian dari permukaan laut, terbagi menjadi tiga

ketinggian yaitu :

a) 3,72% terletak diantara ketinggian 0- 100 meter diatas permukaan laut.

b) 83,52% terletak diantara ketinggian 100- 500 meter diatas permukaan

laut.

c) Sisanya yaitu12,76% , terletak diantara ketinggian 500- 2500 meter

diatas permukaan laut.

Jenis tanah dan persebarannya, Kabupaten Klaten tersusun dari

lima macam tanah, antara lain :

i) Litosol : terdapat di daerah kecamatan Bayat

ii) Regosol : terdapat di daerah kecamatan Cawas, Trucuk, Kalikotes,

Kebonarum, Karangnongko, Ngawen, Ceper, Pedan, Karangdowo,

Page 76: ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK … · Kata kunci: tebu, faktor produksi commit to user xiv ABSTRAK ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK GULA KLATEN TAHUN 2010

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

Juwiring, Wonosari, Delanggu, Pulonharjo, Karanganom, Tulung dan

Jatinom.

iii) Grumosol kelabu tua : terdapat di daerah Kecamatan Bayat, Cawas

sebelah selatan.

iv) Regosol kelabu dan kelabu tua: terdapat di daerah kecamatan Klaten

Tengah dan Kalikotes sebelah selatan.

v) Regosol coklat keabuan: sebanyak 20 desa, sedangkan yang paling

sedikit adalah Kecamatan Kalikotes dan terdapat di daerah kecamatan

Kemalang, Manisrenggo, Prambanan, Jogonalan, Gantiwarno dan

Wedi.

4. Aspek Demografi

Penduduk merupakan salah satu unsur penting untuk terciptanya

suatu negara. Salah satu modal dasar pembangunan nasional adalah jumlah

penduduk yang besar sebagai sumber daya manusia yang produktif dan

potensial bagi terwujudnya pembangunan.

Jumlah penduduk Kabupaten Klaten berdasarkan registrasi tahun

2009 sebanyak 1.303.910 jiwa yang terdiri dari dari laki-laki 637.939 jiwa

dan perempuan 665.971 jiwa. Jumlah penduduk mengalami pertambahan

sebanyak 3.416 jiwa atau mengalami pertumbuhan sebesar 0.26% jika

dibandingkan tahun 2008.

Page 77: ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK … · Kata kunci: tebu, faktor produksi commit to user xiv ABSTRAK ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK GULA KLATEN TAHUN 2010

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

Tabel 4.2 Pertumbuhan Penduduk Kota Klaten Tahun 2005-2009

Sumber: Kabupaten Klaten Dalam Angka 2009

Melihat tabel di atas dapat diketahui bahwa pada tahun 2009

penduduk Kota Klaten mengalami pertumbuhan penduduk sebesar 0,26%

dari tahun 2008 yaitu mengalami pertambahan penduduk sebesar 3.416

jiwa. Dampak dari pertumbuhan penduduk salah satunya adalah tingkat

kepadatan penduduk yang semakin meningkat.

Pertumbuhan penduduk Kota Klaten dari tahun 2005-2009 yang

tertinggi terjadi pada tahun 2006, yaitu sebesar 0,55 persen atau

mengalami pertambahan penduduk sebesar 7.184 jiwa. Sedangkan

pertumbuhan penduduk terendah terjadi pada tahun 2009 yang mengalami

penurunan jumlah penduduk sebesar 3.416 jiwa atau 0,26 persen.

a. Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

Jumlah penduduk Kabupaten Klaten jika dilihat dari rasio jenis

kelamin selalu mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, di mulai

dari tahun 2005 sampai tahun 2009. Meskipun peningkatan yang

terjadi tidak terlalu signifikan. Ini dapat dilihat daalm tabel di bawah

ini:

Tahun Jumlah

Penduduk (jiwa)

Pertambahan Jiwa dari kurun waktu sebelumnya

(jiwa)

Pertumbuhan Penduduk

(%) 2005 2006 2007 2008 2009

1.286.058 1.293.242 1.296.987 1.300.494 1.303.910

4.272 7.184 3.745 3.507 3.416

0,33 0,55 0,29 0,27 0,26

Page 78: ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK … · Kata kunci: tebu, faktor produksi commit to user xiv ABSTRAK ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK GULA KLATEN TAHUN 2010

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

Tabel 4.3 Jumlah Penduduk Kota Klaten Menurut Jenis Kelamin Tahun 2005-2009

Sumber: Kabupaten Klaten Dalam Angka 2009

Berdasarkan hasil estimasi survei penduduk antar sensus

(2006) tahun 2009 penduduk Kota Klaten mencapai 1.303.910 jiwa

dengan rasio jenis kelamin sebesar 95,79 yang artinya bahwa pada

setiap 100 penduduk perempuan terdapat sebanyak 95 penduduk laki-

laki.

b. Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur

Berdasarkan teori tentang beban ketergantungan yaitu

penduduk tergantung dari hasil produksi angkatan kerja ataupun

sebaliknya beban tanggungan yang dipikul oleh angkatan kerja untuk

memenuhi kebutuhan hidup bagi penduduk secara menyeluruh.

Penduduk pada dasarnya dapat dibedakan menjadi dua kriteria

yaitu penduduk usia kerja adalah penduduk berusia 14 tahun dan

penduduk bukan usia kerja yang berumur dibawah 14 tahun dan

penduduk yang berumur diatas 65 tahun. Berdasarkan tabel 4.4 terlihat

bahwa tidak seluruh penduduk memiliki kemampuan (produktif)

sehingga dapat dikatakan bahwa penduduk yang menjadi beban

tanggungan penduduk lain dapat dihitung sebagai berikut:

Tahun Jenis Kelamin Jumlah

Penduduk (jiwa)

Rasio Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan

2005 2006 2007 2008 2009

627.751 631.231 633.552 635.528 637.939

658.307 662.011 663.435 664.966 665.971

1.286.058 1.293.242 1.296.987 1.300.494 1.303.910

95,34 95,35 95,50 95,57 95,79

Page 79: ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK … · Kata kunci: tebu, faktor produksi commit to user xiv ABSTRAK ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK GULA KLATEN TAHUN 2010

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

=

Tabel 4.4 Penduduk dalam Kelompok Umur Kota Klaten No Kelompok Umur Jumlah Penduduk 1 0-14 316.234 2 15-64 871.660 3 65< 116.016

Jumlah 1.303.910

Sumber: Kabupaten Klaten dalam Angka 2009

Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa usia produktif

(15 tahun–64 tahun) penduduk Kabupaten Klaten menunjukkan

angka terbesar yaitu 871.660 jiwa, sedangkan usia non produktif (65

keatas) menunjukkan angka 116.016 jiwa. Rasio Ketergantungan

(Dependency Ratio) adalah perbandingan antara jumlah penduduk

berumur 0-14 tahun, ditambah dengan jumlah penduduk 65 tahun

keatas dibandingkan dengan jumlah penduduk usia 15-64 tahun. Rasio

ketergantungan dapat dilihat menurut usia yakni Rasio Ketergantungan

Muda dan Rasio Ketergantungan Tua. Data ini rasio ketergantunganya

sebagai berikut:

=

=0,49

Ukuran rasio ketergantungan adalah sebagai berikut:

DR< 62,33% adalah baik

DR> 62,33% adalah buruk

Berdasarkan perhitungan angka didapat angka 0,49 artinya 100

orang usia produktif menanggung 49 orang usia non produktif. Jadi

Page 80: ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK … · Kata kunci: tebu, faktor produksi commit to user xiv ABSTRAK ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK GULA KLATEN TAHUN 2010

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

menurut hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa ukuran rasio

ketergantungan di Klaten dalam kategori baik. Rasio ketergantungan

(dependency ratio) dapat digunakan sebagai indikator yang secara

kasar dapat menunjukkan keadaan ekonomi suatu negara apakah

tergolong negara maju atau negara yang sedang berkembang.

Dependency ratio merupakan salah satu indikator demografi yang

penting. Semakin tingginya persentase dependency ratio menunjukkan

semakin tingginya beban yang harus ditanggung penduduk yang

produktif untuk membiayai hidup penduduk yang belum produktif dan

tidak produktif lagi.

c. Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian

Di Kabupaten Klaten terdapat beberapa jenis mata pencaharian

yang menjadi pendapatan penduduk. Jenis mata pencaharian penduduk

Kabupaten Klaten dapat dilihat pada tabel 4.5 sebagai berikut:

Tabel 4.5 Jenis Mata Pencaharian Penduduk Kabupaten Klaten No Mata Pencaharian Jumlah (jiwa) Persentase (%) 1 Pertanian 145.514 25,6 2 Pertambangan & galian,

listrik, gas & air bersih 7.795 1,37

3 Industri 115.580 20,34 4 Bangunan 36.702 6,45 5 Perdagangan 150.080 26,4 6 Komunikasi 26.037 4,58 7 Keuangan 4.822 0,85 8 Jasa 81.660 14,37

Jumlah 568.190 99,96 Sumber : Kabupaten Klaten Dalam Angka (2009)

Mata pencaharian penduduk suatu daerah dapat digunakan

untuk mengetahui kesejahteraan penduduknya. Berdasarkan Tabel 4.5

Page 81: ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK … · Kata kunci: tebu, faktor produksi commit to user xiv ABSTRAK ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK GULA KLATEN TAHUN 2010

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

diketahui bahwa sebagian penduduk Kabupaten Klaten bermata

pencaharian di bidang perdagangan yaitu dengan persentase 26,41%.

Sedangkan untuk sektor pertanian, memiliki persentase yang masih

cukup besar yaitu sebesar 25,61%. Hal ini karena luas lahan pertanian

yang ada digunakan secara produktif untuk tanaman pangan. Jadi

selain di bidang perdagangan, penduduk Kabupaten Klaten sebagian

besar juga bermata pencaharian di bidang pertanian tanaman pangan.

d. Penduduk Berdasarkan Pendidikan

Pemerintah telah mencanangkan program pendidikan wajib

belajar 9 tahun bagi anak Indonesia, hal ini merupakan kepedulian

pemerintah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Jumlah penduduk

Kabupaten Klaten yang tergolong cukup besar menyebabkan banyak

timbul keberagaman dalam kehidupan masyarakatnya. Salah satunya

adalah tingkat pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu indikator

kemajuan masyarakat. Jika penduduk di suatu daerah telah

mengenyam pendidikan, maka potensi untuk pengembangan daerah

tersebut besar. Peningkatan pendidikan merupakan peningkatan

kualitas sumber daya manusia, sehingga mampu meningkatkan tingkat

produktifitas seseorang. Keadaan penduduk Kabupaten Klaten

menurut tingkat pendidikan dapat dilihat pada tabel berikut :

Page 82: ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK … · Kata kunci: tebu, faktor produksi commit to user xiv ABSTRAK ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK GULA KLATEN TAHUN 2010

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

Tabel 4.6 Tabel Berdasarkan Penduduk berdasarkan Tingkat Pendidikan No Tingkat Pendidikan Jumlah (Jiwa) Persentase (%) 1 Tidak/belum pernah sekolah 161.781 12,44 2 Tidak/belum tamat SD/MI 175.047 13,46 3 Tamat SD 381.435 29,33 4 Tamat SLTP 237.990 18,30 5 Tamat SLTA 126.538 9,73 6 Tamat SMK 129.269 9,94 7 Tamat D1/D2/D3 37.194 2,86 8 Tamat S1/S2/S3 51.240 3,94

Jumlah 1.300.494 100 Sumber : Kabupaten Klaten Dalam Angka (2009)

Berdasarkan Tabel 4.6 dapat diketahui bahwa mayoritas

penduduk di Kabupaten Klaten adalah tamat SD yang mencapai

29,33%, kemudian urutan kedua adalah jumlah penduduk yang tamat

SLTP yaitu sebesar 18,30%. Sedangkan jumlah penduduk setingkat

akademi atau perguruan tinggi (tamat D1-D2, tamat D3 dan tamat

S1/S2/S3) yaitu sebesar 6,80%, yang mempunyai urutan terakhir

diantara tingkat pendidikan yang lain.

Hal ini dipengaruhi oleh tingkat ekonomi penduduk yang

berkaitan dengan biaya pendidikan semakin tinggi. Meskipun

demikian, dapat dikatakan bahwa tingkat pendidikan penduduk

Kabupaten Klaten cukup baik karena sebagian besar penduduk telah

berpendidikan dan banyak yang telah mengikuti program wajib belajar

9 tahun.

e. Kepadatan Penduduk

Persebaran penduduk di Kabupaten Klaten masih belum

merata. Kepadatan penduduk didaerah perkotaan secara umum lebih

Page 83: ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK … · Kata kunci: tebu, faktor produksi commit to user xiv ABSTRAK ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK GULA KLATEN TAHUN 2010

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

tinggi dibandingkan daerah pedesaan. Perincian mengenai kepadatan

penduduk per desa dan per km2 di Kabupaten Klaten dapat dilihat

dalam tabel. 4.7 berikut:

Tabel. 4.7 Kepadatan penduduk per km2 Kabupaten Klaten Tahun Luas ( ) Jumlah Penduduk Kepadatan/ 2005 655.56 1.281.786 1.995 2006 655.56 1.286.058 1.962 2007 655.56 1.293.242 1.973 2008 655.56 1.300.494 1.984 2009 655.56 1.303.910 1.989

Sumber : Kabupaten Klaten Dalam Angka (2009)

Berdasarkan tabel di atas, kepadatan penduduk dari tahun ke-

tahun mengalami kenaikan. Tahun 2009 sendiri kepadatan penduduk

di Kabupaten Klaten sudah mencapai 1.989 jiwa per .

5. Keadaan Sarana dan Prasarana

a. Sarana Ekonomi

Kondisi perekonomian suatu wilayah merupakan salah satu

indikator keberhasilan pembangunan di wilayah tersebut.

Perkembangan perekonomian dapat dilihat dari ketersediaan sarana

perekonomian yang memadai. Sarana perekonomian tersebut dapat

berupa lembaga-lembaga perekonomian baik yang disediakan

pemerintah atau pihak swasta serta dari swadaya masyarakat setempat.

Salah satu sarana yang dapat menunjang jalannya perekonomian di

suatu daerah adalah pasar, sebab di pasar inilah terjadi transaksi jual

beli barang atau jasa. Banyaknya pasar di Kabupaten Klaten dapat

dilihat pada tabel berikut :

Page 84: ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK … · Kata kunci: tebu, faktor produksi commit to user xiv ABSTRAK ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK GULA KLATEN TAHUN 2010

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

Tabel. 4.8 Pasar Menurut Jenisnya di Kabupaten Klaten Tahun 2006 – 2009 Jenis Pasar 2006 2007 2008 2009 Departement Store 1 1 1 1 Pasar Swalayan 5 5 5 5 Pusat Perbelanjaan 1 1 1 1 Pasar Umum 54 54 55*) 55 Pasar Hewan 12 12 12 12 Pasar Buah 1 1 1 1 Pasar Sepeda 7 7 7 7 Pasar Ikan 0 0 0 0 Lain-lain 12 12 12 12 Jumlah 93 93 94 94

Keterangan:*) termasuk pasar perseorangan

Sumber : Kabupaten Klaten Dalam Angka (2009)

Tabel 4.8 menunjukkan bahwa sarana perekonomian di

Kabupaten Klaten berkembang dengan adanya berbagai jenis pasar

yaitu pasar umum, pasar hewan dan pasar swalayan. Pasar umum

memiliki jumlah yang paling banyak dibandingkan jumlah pasar yang

lain, karena hampir setiap kecamatan di Kabupaten Klaten memiliki

pasar umum. Hal ini dapat berpengaruh pada perekonomian yang ada

di Kabupaten Klaten.

b. Sarana Kesehatan

Kesehatan merupakan syarat manusia untuk melakukan

berbagai aktifitas termasuk melakukan kegiatan ekonomi. Kesehatan

tercapai jika lingkungan disekitar terjaga kebersihanya serta sistem

sanitasi yang memadai. Sarana dan prasarana kesehatan merupakan

penunjang dalam meningkatkan kesehatan masyarakat. Sarana dan

prasarana kesehatan di Kabupaten Klaten dapat dilihat pada tabel 4.9

berikut:

Page 85: ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK … · Kata kunci: tebu, faktor produksi commit to user xiv ABSTRAK ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK GULA KLATEN TAHUN 2010

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

Tabel 4.9 Sarana Kesehatan Kabupaten Klaten tahun 2005-2009 Uraian/Tipe 2005 2006 2007 2008 2009 SWASTA Rumah Sakit Balai Pengobatan Rumah Bersalin Dokter Praktek Apotek

6 11 6 40 25

6 6 8

104 69

6 6 18

106 87

6 28 19

222 16

6 28 19

222 16

NEGERI Rumah Sakit Apotek Daerah Toko Obat Berijin Balai Pengobatan Paru-paru Puskesmas

1 1 1 1 34

1 1 9 1 34

1 1 9 1 34

1 1 3 1 34

1 1 3 1 34

Jumlah 126 239 269 331 331 Sumber : Kabupaten Klaten Dalam Angka (2009)

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Klaten,

pada tahun 2009 jumlah fasilitas kesehatan yang ada terdiri dari 7 RS

yang terbagi dalam 6 RS swasta dan 1 RS negeri, 34 Puskesmas, 19

Rumah Bersalin, 28 Balai Pengobatan, 16 Apotek dan 222 Dokter

Praktek.

B. Gambaran Umum PG. Gondang Baru Klaten

Tebu yang memiliki nama Latin Saccharum officinarum L. Tebu

merupakan tanaman yang berasal dari Papua New Guinea. Tahun 8000 SM,

tanaman ini menyebar ke Kep. Solomon dan Kaledonia Baru. Ekspansi

tanaman ini ke arah timur Papua New Guinea berlangsung pada 6000 SM,

dimana tebu mulai menyebar ke Indonesia, Filipina dan India.

Bermula dari India kemudian tebu dibawa ke China pada tahun 800

SM, dan mulai dimanfaatkan sebagai pemanis oleh bangsa China pada tahun

475 SM. Raja Darius dari Persia ketika menaklukkan India pada 510 M, dia

menemukan tebu yang diistilahkan sebagai batang rerumputan yang

Page 86: ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK … · Kata kunci: tebu, faktor produksi commit to user xiv ABSTRAK ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK GULA KLATEN TAHUN 2010

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

menghasilkan madu tanpa lebah. Penemuan berharga ini kemudian

dirahasiakan dan dijual kepada bangsa lain dengan harga tinggi.

Bangsa Arab menguasai Persia pada 642 M, dan menemukan

keberadaan tebu yang kemudian dipelajari dan mulai diolah menjadi gula

kristal. Bangsa Arab ketika menguasai Mesir pada 710 M, tebu ditanam secara

besar-besaran di tanah Mesir yang subur. Masa inilah ditemukan teknologi

kristalisasi, klarifikasi, dan pemurnian. Gula di bawa dari menyebar ke

Maroko dan menyeberangi Laut Mediterania ke benua Eropa, tepatnya di

Spanyol (755 M) dan Sisilia (950 M). Di Inggris, gula pertama kali diketahui

tercatat pada 1099 M. Keberadaan gula sebagai komoditas yang bernilai tinggi

semakin terasa pasca perang Salib (1096-1292M). Sebuah catatan

perdagangan di Inggris, gula dihargai 2 Shilling/lb, nilai ini setara dengan

beberapa bulan upah buruh rata-rata pada saat itu. Raja Henry III ketika

berkunjung Venice, diadakan sebuah pesta mewah yang menggunakan alat-

alat makan yang terbuat dari gula.

Venice merupakan pusat pemurnian gula di Eropa pada abad ke-15.

Pada 1498, Vasco da Gama berlayar ke India dan membuka perdagangan gula

disana. Di salah satu perjalanannya, Columbus membawa tebu ke Kepulauan

Karibia. Iklim dan kondisi alam yang cocok menjadikan tanaman tebu tumbuh

dengan pesat, ditanam di Barbados, Antigua, dan Tobago. Hampir seluruh

hutan digantikan oleh perkebunan tebu dan dibudidayakan secara massal.

Untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja, jutaan orang dikirim dari Afrika

dan India untuk menjadi budak di penggilingan tebu.

Page 87: ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK … · Kata kunci: tebu, faktor produksi commit to user xiv ABSTRAK ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK GULA KLATEN TAHUN 2010

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

Dalam kehidupan sehari-hari, kegunaan gula sangat penting untuk

kebutuhan hidup manusia. Gula bisa dikatakan merupakan salah satu

kebutuhan pokok manusia, untuk mengantisipasi keadaan ini, maka

didirikanlah Pabrik Gula yang bertujuan untuk dapat mencukupi kebutuhan

masyarakat akan gula. Daerah Jawa Tengah sendiri sebenarnya terdapat 50

pabrik gula dari 180 pabrik gula yang tersebar di seluruh Jawa.

Banyak pabrik gula yang akhirnya berubah fungsi untuk keperluan

perang bagi Jepang karena perang dunia dan penjajahan Belanda. Sebagian

pabrik gula juga ada yang sengaja dihancurkan oleh Jepang. Produksi gula

sangat perlu ditingkatkan kinerjanya untuk memperoleh biaya operasi yang

makin kecil, sehingga dapat diperoleh nilai ekonomis yang makin besar dan

ini merupakan salah satu tujuan dari Pabrik Gula Gondang Baru.

Semula pabrik ini bernama Pabrik Gula Gondang Winangun.

Didirikan tahun 1860 oleh NV Klatensche Cultuur Maatscahapij yang

berkedudukan di Amsterdam, Netherland. Pabrik Gondang Baru ini dikelola

oleh NV Mirandolle Vaut dan Co yang berkedudukan di Semarang. Mulanya

pabrik ini menggunakan turbin air sebagai penggerak mesinnya. Setelah James

Watt menemukan mesin uap, maka pabrik ini mulai mengganti turbin air

menjadi mesin uap sebagai penggerak utama untuk memperbesar kapasitas

penggilingan. Tahun 1930-1935 pabrik ini tidak beroperasi sama sekali

dikarenakan krisis ekonomi. Tahun 1935-1942 kemudian pabrik ini mulai

beroperasi lagi tapi dibawah kendali orang yang berbeda. Pabrik ini

dikendalikan oleh Beermers, warga Negara Belanda.

Page 88: ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK … · Kata kunci: tebu, faktor produksi commit to user xiv ABSTRAK ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK GULA KLATEN TAHUN 2010

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

Pada tahun 1942-1945, karena Jepang mulai menduduki Indonesia,

pabrik ini juga tidak lepas dari penguasaan Belanda. Niskio dan Inogaki

adalah orang yang mengambil alih pabrik ini dibantu oleh MFH Breemers.

Setelah revolusi kemerdekaan Indonesia, maka pada tahun 1945 pabrik ini

bisa kembali ke tangan Indonesia dan kemudian dikelola oleh Badan

Penyelenggara Perusahaan Gula Negara (BPPGN), kemudian pimpinan

beralih ke tangan Indonesia dipegang oleh Bapak Doekoet mulai tahun 1945

sampai 1948.

Setelah beberapa kali berada dalam keadaan timbul tenggelam,

akhirnya pada bulan Desember 1957, Pabrik ini diserahkan kepada PPN

Semarang yang dipimpin oleh Bapak Imam Supeno. Saat itulah Pabrik yang

dulunya bernama Pabrik Gula Gondang Winangun berganti nama menjadi PT.

Pabrik Gula Gondang Baru. Dengan adanya Peraturan Pemerintah No. 164

tanggal 1 Juli 1964, Pabrik Gula Gondang Baru dimasukkan pada PPN

(Perusahaan Pekebunan Negara) V, Solo, Jawa Tengah, dan berganti nama

menjadi PG.Gondang Baru.

Di masa keemasannya, pemerintah kolonial Belanda sangat serius

menggarap industri gula di Indonesia. Mereka mengirimkan teknologi dan

ahli-ahli terbaiknya untuk menggarap komoditi ini. Masa kejayaan ini

berlangsung hingga 1925, sampai kemudian pada 1930 Indonesia dihantam

oleh krisis ekonomi namun setelah itu pabrik-pabrik gula ini kembali

beroperasi. Pasca kemerdekaan, industri ini diambil alih oleh rakyat Indonesia,

sayang industri ini tidak dapat dikelola dengan baik dan mendapat berbagai

Page 89: ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK … · Kata kunci: tebu, faktor produksi commit to user xiv ABSTRAK ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK GULA KLATEN TAHUN 2010

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

macam masalah mulai dari serbuan gula impor dan juga regenerasi alat-alat

pabrik yang tidak terencana.

Pabrik ini terletak kurang lebih 5 km dari kota Klaten, tepatnya

museum yang dulunya adalah Pabrik Gula tersebut berada di Desa Plawikan

Kecamatan Jogonalan, Kabupaten Klaten. Letak PG Gondang Baru sangat

strategis karena berada persis di tepi jalan utama/ jalan raya yang

menghubungkan kota Yogyakarta dengan Kota Solo. Pabrik ini dibangun pada

1860 dan merupakan satu–satunya pabrik gula di Indonesia yang masih

menggunakan mesin uap sebagai penggeraknya. Alasan mengapa tempat ini

dijadikan sebagai tempat dibangunnya Pabrik karena didasari berbagai faktor.

Faktor tersebut antara lain :

1. Bahan baku

Bahan baku mudah diperoleh dari daerah sekitar Klaten, Wonosari,

Semarang, dan Ceper.

2. Sumber Air

Dalam prosesnya, pabrik gula ini sangat membutuhkan air, hal ini dapat

diperoleh dan dipenuhi karena lokasi pabrik dekat dengan sungai.

3. Tenaga Kerja

SDM merupakan faktor yang sangat penting untuk berlangsungnya proses

produksi. Pabrik dapat dengan mudah memperoleh tenaga kerja

dikarenakan penduduk Klaten yang cukup padat.

C. Keadaan Pertanian

1. Luas dan Produksi Tanaman

Page 90: ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK … · Kata kunci: tebu, faktor produksi commit to user xiv ABSTRAK ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK GULA KLATEN TAHUN 2010

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

Keadaan lahan, iklim dan jenis tanah serta kondisi pengairan

disuatu daerah akan mempengaruhi penggunaan lahan pertanian.

Kabupaten Klaten sebagian tanahnya merupakan tanah pertanian yang

memiliki potensi cukup baik. Data dari Dinas Pertanian Kebupaten Klaten

selama tahun 2009 dapat dilihat dalam tabel 4.10 berikut ini:

Tabel 4.10. Luas Panen, Produksi Tani Tebu 2009 Kabupaten Klaten No Kecamatan Luas Area Produksi/ton Produktifitas

1 Prambanaan 10.62 39.81 3.75 2 Gantiwarno 261.71 887.58 3.39 3 Wedi 29.88 90.64 3.03 4 Bayat 55.46 168.05 3.03 5 Cawas 2.41 6.93 2.88 6 Trucuk 5.25 18.51 3.53 7 Kalikotes 30.44 105.60 3.47 8 Kebonarum - - - 9 Jogonalan 146.69 460.40 3.14 10 Manisrenggo 49.18 171.20 3.48 11 Karangnongko 305.05 1318.42 4.32 12 Ngawen 10.95 44.67 4.08 13 Ceper 45.59 137.83 3.02 14 Pedan 45.44 129.39 2.85 15 Karangdowo 6.42 20.34 3.17 16 Juwiring - - - 17 Wonosari 27.82 71.03 2.55 18 Delanggu 5.30 1 3.86 2.61 19 Polanharjo 1.44 4.71 3.27 20 Karanganom 44.36 157.72 3.56 21 Tulung 18.19 70.96 3.90 22 Jatinom 13.38 57.27 4.29 23 Kemalang - - - 24 KlatenSelatan 33.05 149.30 4.57 25 KlatenTengah 17.33 77.47 4.47 26 Klaten Utara 27.31 123.75 4.51

Total 1.193,25 4.324,93 3.62 Sumber : Kabupaten Klaten Dalam Angka (2009)

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa tahun 2009 produksi

tebu Kabupaten Klaten mencapai 4.324,93 ton dengan total luas lahan

Page 91: ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK … · Kata kunci: tebu, faktor produksi commit to user xiv ABSTRAK ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK GULA KLATEN TAHUN 2010

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

1.193,25 Ha. Kecamatan Karangnongko menjadi penghasil terbanyak

dengan total produksi 1318.42 ton.

D. Karakteristik Responden

Karakteristik responden yang dimaksud adalah karakteristik demografi

dan karakteristik sosial ekonomi, yang merupakan karakteristik demografi

adalah jumlah petani sampel berdasarkan tingkat umur dan jumlah petani

sampel berdasarkan jumlah tanggungan keluarga. Karakteristik sosial ekonomi

meliputi jumlah petani sampel berdasarkan tingkat pendidikan dan jumlah

petani berdasarkan luas lahan garapan.

1. Karakteristik Demografi

a. Jumlah Sampel Berdasarkan Tingkat Umur

Petani sampel termuda berumur 35 tahun dan tertua berumur

65 tahun. Tabel 4.11 berikut ini memperlihatkan jumlah petani sampel

berdasarkan tingkat umur.

Tabel 4.11 Jumlah Petani Sampel Berdasarkan Tingkat Umur Umur Responden Usaha Tani Tebu Persentase (%)

35-39 2 3,27 40-44 9 14,75 45-49 11 18,04 50-54 12 19,67 55-59 17 27,86 60-64 6 9,83 65-69 4 6,55

Jumlah 61 100 Sumber: Data Primer Diolah 2011

Berdasarkan tabel tersebut responden paling besar berada pada

usia antara 55-59 tahun dengan persentase sebesar 27,86%. Jumlah

Page 92: ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK … · Kata kunci: tebu, faktor produksi commit to user xiv ABSTRAK ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK GULA KLATEN TAHUN 2010

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

responden paling kecil berada pada usia antara 35-39 tahun dengan

persentase sebesar 3,27%.

b. Jumlah Sampel Berdasarkan Jumlah Tanggungan Keluarga

Jumlah tanggunggan keluarga terdiri dari suami/istri, anak yang

hidup dalam satu atap. Tabel 4.12 berikut ini dapat dilihat jumlah

petani berdasarkan tanggungan keluarga.

Tabel 4.12 Petani Sampel Berdasarkan Jumlah Tanggungan Keluarga

Jumlah Tanggungan Keluarga

Usaha Tani Tebu Persentase (%)

1 2 3,28 2 18 29,5 3 23 37,71 4 13 21,31 5 5 8,2

Jumlah 61 100 Sumber: data Primer yang diolah 2011

Berdasarkan tabel tersebut petani dengan jumlah tanggungan 3

orang merupakan persentase terbesar dari responden. Petani dengan

jumlah tanggungan 1orang merupakan persentase terkecil dari

responden.

2. Karakter Sosial Ekonomi

a. Jumlah Sampel Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Pendidikan mempunyai pengaruh bagi petani dalam adopsi

teknologi dalam mengelola usahatani, semakin tinggi tingkat

pendidikan diharapkan pola pikir semakin rasional. Tabel 4.13 berikut

ini menunjukkan jumlah petani berdasarkan tingkat pendidikan.

Page 93: ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK … · Kata kunci: tebu, faktor produksi commit to user xiv ABSTRAK ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK GULA KLATEN TAHUN 2010

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

Tabel 4.13 Jumlah Sampel Berdasarkan Tingkat Pendidikan Pendidikan Usahatani Tebu Persentase (%)

SD 15 24,6 SLTP 18 29,5 SLTA 23 37,7

Diploma/PT 5 8,20 Jumlah 61 100

Sumber: Data Primer Diolah 2011

Berdasarkan tabel tersebut di atas dapat dilihat bahwa tingkat

pendidikan petani tebu sebagai responden paling banyak adalah

tamatan SLTA yaitu 23 responden atau 37,7 % dari keseluruhan

petani yang dijadikan sampel. Sedang responden yang tingkat

pendidikannya tamat SLTP berjumlah 18 responden atau 29,5%, tamat

SD berjumlah 15 responden atau 24,5%, dan sisanya sejumlah 5

responden atau 8,1 % yang tingkat pendidikannya sampai tamat

Perguruan Tinggi atau Diploma.

b. Jumlah Sampel Berdasarkan Luas Lahan Garapan

Jumlah keuntungan usahatani petani tebu ditentukan oleh luas

lahan garapan, produktifitas dan kesuburan tanah, jenis komoditi yang

diusahakan serta tingkat penerapan teknologi pertanian.

Tabel 4.14 Jumlah Sampel Berdasarkan Luas Lahan Garapan Luas Lahan (Ha) Usahatani Tebu Persen (%)

0,01-4,59 41 67,21 4,60-9,09 14 22,95 9,10-13,59 1 1,64 13,60-18,09 1 1,64 18,10-22,59 2 3,28 22,60-27,09 1 1,64 27,10-31,59 1 1,64

Jumlah 61 100 Sumber: Data Primer Diolah 2011

Page 94: ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK … · Kata kunci: tebu, faktor produksi commit to user xiv ABSTRAK ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK GULA KLATEN TAHUN 2010

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

Bedasarkan luas lahan garapan responden paling banyak

dengan luas lahan0,01 Ha sampai dengan 4,59 Ha dengan jumlah

responden sebesar 41 orang atau 67,21%.

E. Hasil Analisis Kuantitatif

1. Data Penelitian

Variabel independen dalam penelitian ini terdiri dari luas lahan

(LH), tenaga kerja(TK), jumlah pupuk(JP), jumlah bibit(JMLB) dan jenis

bibit(JNSB). Data yang akan dianalisis dalam penelitian ini menggunakan

data primer yang diperoleh langsung dari petani. Data yang digunakan

dalam penelitian ini dapat dilihat dalam halaman lampiran.

2. Analisis Data

Kebenaran hipotesis yang telah dikemukakan, yaitu tentang

analisis determinan produksi tebu di pada PG. Gondang Baru Klaten

dibuktikan menggunakan alat analisis regresi berganda dengan program

olah data Eviews 3. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan

data primer yang berasal dari petani tebu di Kabupaten Klaten.

Variabel dependen adalah jumlah produksi, sedangkan variabel

independen terdiri dari luas lahan, jumlah tenaga kerja, jumlah pupuk,

jumlah bibit dan jenis bibit. Pengaruh masing-masing variabel independen

diuji menggunakan uji t. Pengujian pengaruh variabel independen terhadap

variabel dependen secara bersama-sama menggunakan uji F. Hasil analisis

regresi berganda juga akan menguji besarnya pengaruh variabel

independen terhadap variabel dependen dengan menggunakan uji

Page 95: ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK … · Kata kunci: tebu, faktor produksi commit to user xiv ABSTRAK ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK GULA KLATEN TAHUN 2010

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

(koefisien determinasi). Pengujian ekonometrika yaitu pengujian terhadap

validitas asumsi klasik meliputi uji autokorelasi, multikoleniaritas, dan

heteroskedastisitas juga akan dilakukan dalam penelitian ini.

3. Metode Regresi Linier Berganda (Ordinary Least Square)

Hipotesis diuji menggunakan analisis regresi linier berganda

sehingga dapat mengetahui pengaruh variabel luas lahan, jumlah tenaga

kerja, jumlah pupuk, jumlah bibit dan jenis bibit terhadap variabel jumlah

produksi tebu di PG. Gondang Baru Klaten.

Tabel 4.15 Hasil Regresi Persamaan Jumlah Produksi. Luas Lahan, Tenaga Kerja, Jumlah Pupuk, Jumlah bibit dan Jenis Bibit

variabel Coefficient t-statistic probabilitas C 293.5140 2.049607 0.0453 LH 1.130398 0.038804 0.9692 TK 4.706541 4.344207 0.0001 JP -11.09676 -0.675607 0.5022 JMLB -0.180079 -0.222312 0.8249 D1 -479.2545 -2.203014 0.0319 D2 82.88100 0.399946 0.6908 R-squared 0.961510 F-statistic 224.8252 Prob(F-statistic) 0.000000

Sumber: hasil olahan eviews3, 2011

Berdasarkan tabel 4.15 di atas dapat dilihat bahwa dari 5 variabel

yang ada yaitu luas lahan, tenaga kerja, jumlah pupuk, jumlah bibit, dan

jenis bibit yang signifikan pada tingkat 5% dan berpengaruh positif pada

jumlah produksi tebu hanya variabel tenaga kerja.

4. Uji Asumsi Klasik

a) Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas adalah suatu keadaan di mana satu atau lebih

variabel bebas dapat dinyatakan sebagai kombinasi linear dari variabel

Page 96: ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK … · Kata kunci: tebu, faktor produksi commit to user xiv ABSTRAK ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK GULA KLATEN TAHUN 2010

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

bebas lainnya. Multikolinearitas merupakan suatu masalah yang sering

muncul dalam ekonomi karena dalam ekonomi, sesuatu tergantung

pada sesuatu yang lain (everything depends on everything else). Ada

berbagai cara untuk mengetahui ada tidaknya multikolinearitas di

antaranya dengan menggunakan progam Eviews3, dengan meregres

antar variabel bebas dan dilihat tingkat signifikannya. Jika signifikan

pada tingkat 0,05 berarti terdapat multikolinearitas.

Tabel. 4.16 Hasil Regresi Persamaan Luas Lahan dan Tenaga Kerja Variabel dependen: luas lahan variabel Coefficient t-statistic probabilitas

C 0.353835 0.729869 0.4684 TK 0.006447 13.64941 0.0000

Sumber: data diolah, eviews3, 2011

Berdasarkan regresi di atas dapat diketahui bahwa terjadi

multikolinearitas antara luas lahan dan tenaga kerja dilihat dari nilai

probabilitasnya sebesar 0,000.

Tabel. 4.17 Hasil Regresi Persamaan Luas Lahan dan Jumlah Pupuk Variabel dependen: luas lahan variabel Coefficient t-statistic probabilitas

C 0.468694 0.958196 0.3419 JP 0.096699 13.33385 0.0000

Sumber: data diolah, eviews3 2011

Berdasarkan regresi di atas dapat diketahui bahwa terjadi

multikolinearitas antara luas lahan dan jumlah pupuk dilihat dari nilai

probabilitasnya sebesar 0,000.

Page 97: ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK … · Kata kunci: tebu, faktor produksi commit to user xiv ABSTRAK ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK GULA KLATEN TAHUN 2010

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

Tabel. 4.18 Hasil Regresi Persamaan Luas Lahan dan Jumlah Bibit

Sumber: data diolah, eviews3 2011

Berdasarkan regresi di atas dapat diketahui bahwa terjadi

multikolinearitas antara luas lahan dan jumlah bibit dilihat dari nilai

probabilitasnya sebesar 0,000.

Tabel. 4.19 Hasil Regresi Persamaan Luas Lahan dan Variabel Dummy Variabel dependen: luas lahan variabel Coefficient t-statistic probabilitas

C 3.258250 2.709606 0.0088 D1 3.033750 1.651632 0.1040 D2 1.249855 0.690914 0.4924

Sumber: data diolah, eviews3 2011

Berdasarkan regresi di atas dapat diketahui bahwa tidak terjadi

multikolinearitas antara luas lahan dan variabel dummy (jenis bibit)

dilihat dari nilai probabilitasnya sebesar 0,4924.

Tabel. 4.20 Hasil Regresi Persamaan Tenaga Kerja dan Jumlah Pupuk Variabel dependen: tenaga kerja variabel Coefficient t-statistic probabilitas

C 17.53724 1.291111 0.2017 JP 15.00593 74.51291 0.0000

Sumber: data diolah, eviews3 2011

Berdasarkan regresi di atas dapat diketahui bahwa terjadi

multikolinearitas antara tenaga kerja dan jumlah pupuk dilihat dari

nilai probabilitasnya sebesar 0,000.

Variabel dependen: luas lahan variabel Coefficient t-statistic probabilitas

C 0.517371 0.966415 0.3378 JMLB 0.013196 11.90108 0.0000

Page 98: ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK … · Kata kunci: tebu, faktor produksi commit to user xiv ABSTRAK ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK GULA KLATEN TAHUN 2010

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

Tabel. 4.21 Hasil Regresi Persamaan Tenaga Kerja dan Jumlah Bibit Variabel dependen: tenaga kerja variabel Coefficient t-statistic probabilitas

C 28.93506 0.761352 0.4495 JMLB 2.035187 25.85496 0.0000

Sumber: data diolah, eviews3 2011

Berdasarkan regresi di atas dapat diketahui bahwa terjadi

multikolinearitas antara tenaga keja dan jumlah bibit dilihat dari nilai

probabilitasnya sebesar 0,000.

Tabel. 4.22 Hasil Regresi Persamaan Tenaga Kerja dan Variabel Dummy Variabel dependen: tenaga kerja variabel Coefficient t-statistic probabilitas

C 373.1667 2.364279 0.0214 D1 607.6111 2.520190 0.0145 D2 312.3596 1.315508 0.1935

Sumber: data diolah, eviews3 2011

Berdasarkan regresi di atas dapat diketahui bahwa tidak terjadi

multikolinearitas antara tenaga kerja dan variabel dummy (jenis bibit)

dilihat dari nilai probabilitasnya sebesar 0,1935.

Tabel. 4.23 Hasil Regresi Persamaan Jumlah Pupuk dan Jumlah Bibit Variabel dependen: jumlah pupuk variabel Coefficient t-statistic probabilitas

C 0.891559 0.36297 0.7182 JMLB 0.135193 26.5464 0.0000

Sumber: data diolah, eviews3 2011

Berdasarkan regresi di atas dapat diketahui bahwa terjadi

multikolinearitas antara jumlah pupuk dan jumlah bibit dilihat dari

nilai probabilitasnya sebesar 0,000.

Page 99: ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK … · Kata kunci: tebu, faktor produksi commit to user xiv ABSTRAK ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK GULA KLATEN TAHUN 2010

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

Tabel. 4.24 Hasil Regresi Persamaan Jumlah Pupuk dan Variabel Dummy Variabel dependen: jumlah pupuk variabel Coefficient t-statistic probabilitas C 23.75000 2.261553 0.0275 D1 38.47222 2.398292 0.0197 D2 22.56579 1.428355 0.1586

Sumber: data diolah, eviews3 2011

Berdasarkan regresi di atas dapat diketahui bahwa tidak terjadi

multikolinearitas antara jumlah pupuk dan variabel dummy (jenis

bibit) dilihat dari nilai probabilitasnya sebesar 0,1586.

Tabel. 4.25 Hasil Regresi Persamaan Jumlah Bibit dan Variabel Dummy Variabel dependen: jumlah bibit variabel Coefficient t-statistic probabilitas

C 195.1367 2.586746 0.0122 D1 245.2878 2.128641 0.0375 D2 120.4786 1.061616 0.2928

Sumber: data diolah, eviews3 2011

Berdasarkan regresi di atas dapat diketahui bahwa tidak terjadi

multikolinearitas antara jumlah bibit dan variabel dummy (jenis bibit)

dilihat dari nilai probabilitasnya sebesar 0,2928.

Hasil regresi variabel luas, tenaga kerja jumlah pupuk dan

jumlah bibit mengalami masalah multikolinieritas. Menurut Gujarati

(1995) masalah multikolinieritas dapat diperbaiki dengan cara:

Informasi apriori, kombinasi data cross section dan data time series,

menghilangkan variabel yang bermasalah, transformasi variabel,

menambah atau mengganti data baru dan mengurangi multikolinieritas

dalam regresi polynomial. Dalam penelitian ini menggunakan cara

menghilangkan variabel yang bermasalah. Variabel yang bermasalah

Page 100: ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK … · Kata kunci: tebu, faktor produksi commit to user xiv ABSTRAK ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK GULA KLATEN TAHUN 2010

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

dianggap variabel yang penting dalam penelitian ini, sehingga dalam

penelitian ini akan dilakukan regresi secara terpisah.

Tabel 4.26 Hasil Regresi Persamaan Jumlah Produksi. Luas Lahan dan Variabel Dummy variabel Coefficient t-statistic probabilitas

C 306.8786 0.866745 0.3897 LH 444.3964 12.20027 0.0000 D1 564.6456 1.082964 0.2834 D2 726.8933 1.442580 0.1546

R-squared 0.742067 F-statistic 54.66240 Prob(F-statistic) 0.00000

Sumber: hasil olahan eviews3, 2011

Berdasarkan regresi di atas maka persamaan jumlah produksi,

luas lahan dan variabel dummy dapat ditulis sebagai berikut:

PROD: 306,8789+444,3964LH+564,6456D1+726,8933D2

Tabel 4.27 Hasil Regresi Persamaan Jumlah Produksi. Tenaga Kerja dan Variabel Dummy variabel Coefficient t-statistic probabilitas

C 300.4488 2.214128 0.0308 TK 3.897413 36.14985 0.0000 D1 -455.2780 -2.183411 0.0331 D2 64.93005 0.328183 0.7440

R-squared 0.961069 F-statistic 469.0414 Prob(F-statistic) 0.000000

Sumber: hasil olahan eviews3, 2011

Berdasarkan regresi di atas maka persamaan jumlah produksi,

tenaga kerja dan variabel dummy dapat ditulis sebagai berikut:

PROD: 300,4488+3,897413TK-455,2780D1+64,93005D2

Page 101: ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK … · Kata kunci: tebu, faktor produksi commit to user xiv ABSTRAK ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK GULA KLATEN TAHUN 2010

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

Tabel 4.28 Hasil Regresi Persamaan Jumlah Produksi. Jumlah Pupuk dan Variabel Dummy variabel Coefficient t-statistic probabilitas C 374.2596 2.383870 0.0205 JP 58.12942 30.89067 0.0000 D1 -323.5346 -1.342334 0.1848 D2 -2.41167 -0.127678 0.8989 R-squared 0.947495 F-statistic 342.8709 Prob(F-statistic) 0.000000

Sumber: hasil olahan eviews3, 2011

Berdasarkan regresi di atas maka persamaan jumlah produksi,

jumlah pupuk dan variabel dummy dapat ditulis sebagai berikut:

PROD: 374,2596+58,12942JP-323,5346D1-29,41167D2

Tabel 4.29 Hasil Regresi Persamaan Jumlah Produksi. Jumlah Bibit dan Variabel Dummy variabel Coefficient t-statistic probabilitas C 238.9467 0.988413 0.3271 JMLB 7.768333 19.49723 0.0000 D1 7.356204 0.020262 0.9839 D2 346.4067 0.996313 0.3233 R-squared 0.878541 F-statistic 137.4317 Prob(F-statistic) 0.000000

Sumber: hasil olahan eviews3, 2011

Berdasarkan regresi di atas maka persamaan jumlah produksi,

jumlah bibit dan variabel dummy dapat ditulis sebagai berikut:

PROD: 238,9467+7,768333JMLB+7,356204D1+346,4067D2

b) Uji Heteroskedastisitas

Uji ini untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi

terjadi ketidaksamaan varians residual dari satu pengamatan ke

pengamatan lain. Jika varians residual dari satu pengamatan ke

pengamatan yang lain itu tetap, maka disebut homoskedastisitas. Dan

jika yang terjadi adalah sebaliknya disebut heteroskedastisitas.

Page 102: ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK … · Kata kunci: tebu, faktor produksi commit to user xiv ABSTRAK ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK GULA KLATEN TAHUN 2010

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

Sedangkan model yang baik adalah tanpa heteroskedastisitas. Cara

mendeteksi adalah pertama dengan menggunakan uji Park, yakni

dengan me-log kan nilai (residu/ disturbance term) kemudian

diregres dengan variabel-variabel independen. Jika signifikan pada

a=5% maka terdapat masalah heteroskedaktisitas. Jika tidak signifikan,

maka tidak terdapat masalah heteroskedaktisitas dalam model tersebut.

Tabel. 4.30 Uji Heteroskedastisitas Park

Sumber: data diolah eviews3, 2011

Berdasarkan hasil estimasi tabel diatas dengan menggunakan

uji park pada model regresi tidak terjadi heteroskedastisitas. Dapat

dilihat dari probabilitas semua variabelnya yang lebih dari tingkat

signifikan 0,05%.

c) Uji Autokorelasi Autokorelasi dapat didefinisikan sebagai adanya korelasi antara

unsur-unsur variabel pengganggu sehingga penaksir tidak lagi efisien

baik dalam sampel kecil ataupun sampel besar. Masalah autokorelasi

dideteksi menggunakan Lagrange Multiplier Test.

Uji ini dilakukan dengan meregresi semua variabel bebas dan

variabel tidak bebas, kemudian dilakukan uji Breusch Godfrey

Variabel dependen: LN_RES2 variabel Coefficient t-statistic probabilitas

C 10.47863 24.88087 0.0000 LH -0.147909 -1.726467 0.0900 TK 0.004316 0.301809 0.7640 JP 0.034373 0.711604 0.4798 JMLB -0.002250 -0.944585 0.3491 D1 0.200094 0.312755 0.7557 D2 -0.213939 -0.351039 0.7269

Page 103: ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK … · Kata kunci: tebu, faktor produksi commit to user xiv ABSTRAK ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK GULA KLATEN TAHUN 2010

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

terhadap residu dari hasil regresi model tersebut. Dari model tersebut

akan diperoleh nilai observasi R square untuk kemudian dibandingkan

dengan α = 0,05 atau 5 %.

Kriteria pengujiannya adalah jika nilai probabilitas obs*R-

squared lebih besar dari 0,05 maka tidak terdapat masalah autokorelasi

dan sebaliknya bila nilai probabilitas obs*R-squared lebih kecil dari

0,05, maka terdapat autokorelasi.

Tabel 4.31 Hasil Uji B-G Persamaan Jumlah Produksi, Luas Lahan, Tenaga Kerja, Jumlah Pupuk, Jumlah Bibit dan Jenis Bibit

Sumber: data diolah eviews3, 2011

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan pada tiap variabel

yang dapat dilihat pada tabel di atas , tidak terjadi autokolerasi. Ini

dapat ditunjukkan dari nilai probabilitas obs*R-squared yang lebih

besar dari 0,05 maka tidak terdapat autokolerasi.

5. Uji statistik

a) Uji t statistik

Ini dimaksudkan untuk menguji pengaruh variabel independen

terhadap variabel dependen secara individual. Yang diuji dalam hal ini

F-statistic : 1.309478 Probability 0.283622 Obs*R-squared 3.088136 Probability 0.213511

Coefficient t-statistic probabilitas C 3.162874 0.021816 0.9827 LH 1.762843 0.058426 0.9536 TK -0.025483 -0.023222 0.9816 JP 0.160660 0.009690 0.9923 JMLB -0.004177 -0.005111 0.9959 D1 -0.639032 -0.002912 0.9977 D2 -2.744910 -0.013114 0.9896 RESID(-1) -0.039053 -0.257660 0.7977

Page 104: ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK … · Kata kunci: tebu, faktor produksi commit to user xiv ABSTRAK ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK GULA KLATEN TAHUN 2010

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

Ho ditolak

Ho diterima

-2,003

2,003

Ho ditolak

adalah signifikasi dari koefisisen regresi. Adapun pengujian secara

individual sebagai berikut :

i. Pengaruh Variabel Luas Lahan (LH)

Hipotesis :

Ho : β1 = 0 Luas lahan tidak berpengaruh signifikan terhadap

jumlah produksi

Ha : β1 ≠ 0 Luas lahan berpengaruh signifikan terhadap jumlah

produksi

Hasil pengujian variabel luas lahan menunjukkan bahwa

variabel tersebut mempunyai nilai uji t sebesar 12,20027 dengan

probabilitas sebesar 0,000. Nilai t-tabel dalam persamaan ini

adalah 2,003 (df = 56; 61 – 5). Dimana Nilai t-hitung lebih dari

nilai t-tabel dan nilai signifikansi t tersebut lebih kecil dari taraf

sigifikan (0,05), maka hal ini berarti bahwa luas lahan memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap produksi tebu.

Gambar. 4.1 Daerah Kritis Uji t Luas Lahan Terhadap Produksi Sumber: Gujarati(1995)

ii. Pengaruh Variabel Tenaga Kerja (TK)

Hipotesis :

12,20027

Page 105: ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK … · Kata kunci: tebu, faktor produksi commit to user xiv ABSTRAK ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK GULA KLATEN TAHUN 2010

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

Ho ditolak

Ho diterima

-2,003

2,003

Ho ditolak

Ho : β1 = 0 Tenaga Kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap

jumlah produksi

Ha : β1 ≠ 0 Tenaga Kerja berpengaruh signifikan terhadap jumlah

produksi

Hasil pengujian variabel tenaga kerja (TK) menunjukkan

bahwa variabel tersebut mempunyai nilai uji t sebesar 36,14985

dengan probabilitas sebesar 0,000 Nilai t-tabel dalam persamaan

ini adalah 2,003 (df = 56; 61 – 5). Dimana Nilai t-hitung lebih dari

nilai t-tabel dan nilai signifikansi t tersebut lebih besar dari taraf

signifikan (0,05), maka hal ini berarti bahwa tenaga kerja memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap produksi tebu.

Gambar. 4.2 Daerah Kritis Uji t Tenaga Kerja Terhadap Produksi Sumber: Gujarati(1995)

iii. Pengaruh Jumlah Pupuk (JP)

Hipotesis :

Ho : β1 = 0 Jumlah pupuk tidak berpengaruh signifikan terhadap

jumlah produksi

Ha : β1 ≠ 0 Jumlah pupuk berpengaruh signifikan terhadap jumlah

produksi

36,14985

Page 106: ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK … · Kata kunci: tebu, faktor produksi commit to user xiv ABSTRAK ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK GULA KLATEN TAHUN 2010

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

Ho ditolak

Ho diterima

-2,003

2,003

Ho ditolak

Hasil pengujian variabel Jumlah pupuk menunjukkan

bahwa variabel tersebut mempunyai nilai uji t sebesar 30,89067

dengan probabilitas sebesar 0,000 Nilai t-tabel dalam persamaan

ini adalah 2,003 (df = 56; 61 – 5). Dimana nilai t-hitung lebih dari

nilai t-tabel dan nilai signifikansi t tersebut lebih besar dari taraf

signifikan (0,05), maka hal ini berarti bahwa jumlah pupuk

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap produksi tebu.

Gambar. 4.3 Daerah Kritis Uji t Jumlah Pupuk Terhadap Produksi Sumber: Gujarati(1995)

iv. Pengaruh Variabel Jumlah Bibit (JB)

Hipotesis :

Ho : β1 = 0 Jumlah Bibit tidak berpengaruh signifikan terhadap

jumlah produksi

Ha : β1 ≠ 0 Jumlah Bibit berpengaruh signifikan terhadap jumlah

produksi

Hasil pengujian variabel jumlah bibit menunjukkan bahwa

variabel tersebut mempunyai nilai uji t sebesar 19,49723 dengan

probabilitas sebesar 0,0000 Nilai t-tabel dalam persamaan ini

adalah 2,003 (df = 56; 61 – 5). Dimana nilai t-hitung lebih dari

nilai t-tabel dan nilai signifikansi t tersebut lebih kecil dari taraf

30,89067

Page 107: ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK … · Kata kunci: tebu, faktor produksi commit to user xiv ABSTRAK ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK GULA KLATEN TAHUN 2010

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

Ho ditolak Ho diterima

-2,003

2,003

Ho ditolak

signifikan (0,05), maka hal ini berarti bahwa jumlah bibit memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap produksi tebu.

Gambar. 4.4 Daerah Kritis Uji t Jumlah Bibit Terhadap Produksi Sumber: Gujarati(1995)

v. Pengaruh Variabel Jenis Bibit (JNSB)

Hipotesis :

Ho : β1 =0 Jenis Bibit tidak berpengaruh signifikan terhadap

jumlah produksi

Ha : β1 ≠ 0 Jenis Bibit berpengaruh signifikan terhadap jumlah

produksi

Hasil pengujian variabel jenis bibit menunjukkan bahwa

variabel tersebut mempunyai nilai uji t sebesar 0,399946 dengan

probabilitas sebesar 0,6908 Nilai t-tabel dalam persamaan ini

adalah 2,003 (df = 56; 61 – 5). Dimana nilai t-hitung kurang dari

nilai t-tabel dan nilai signifikansi t tersebut lebih besar dari taraf

signifikan (0,05), maka hal ini berarti bahwa Jenis Bibit tidak

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap produksi tebu.

19,4972

Page 108: ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK … · Kata kunci: tebu, faktor produksi commit to user xiv ABSTRAK ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK GULA KLATEN TAHUN 2010

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

Ho ditolak Ho diterima

-2,003

2,003

Ho ditolak

Ho diterima Ho ditolak

2,53

Gambar. 4.5 Daerah Kritis Uji t Jenis Bibit Terhadap Produksi Sumber: Gujarati(1995)

b) Uji F statistik

Uji F dilakukan untuk menunjukan apakah semua variabel

independen mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap

variabel dependen. Kriteria pengujian uji F adalah sebagai berikut:

Gambar. 4.6 Daerah Kritis Uji f Sumber: Gujarati(1995)

a) Apabila nilai F hitung < 2,53, maka Ho diterima. Artinya variabel

independen secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap

variabel dependen secara signifikan.

b) Apabila nilai F hitung > 2,53, maka Ho ditolak. Artinya variabel

independen secara bersama-sama mampu mempengaruhi variabel

dependen secara signifikan.

Berdasarkan hasil pengolahan didapatkan bahwa nilai F hitung

adalah 224,8252 dengan probabilitas sebesar 0,00000. Sedangkan nilai

F tabel dengan tingkat signifikansi 5%; 5-1; 61-5 adalah 2,53. Karena

0,6908

Page 109: ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK … · Kata kunci: tebu, faktor produksi commit to user xiv ABSTRAK ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK GULA KLATEN TAHUN 2010

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

F hitung > F tabel, maka Ho ditolak. Hal ini berarti secara bersama-

sama faktor luas lahan, tenaga kerja, jumlah pupuk, jumlah bibit dan

jenis bibit mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap produksi

tebu pada derajat signifikansi 5%.

c) Koefisien determinasi

Koefisien determinan ( ) pada persamaan jumlah produksi

sebesar 0,961510. Nilai 0,9615 menunjukkan bahwa variasi dependen

variabel sebesar 96,15% mampu dijelaskan variasi independen

variabel, sisanya sebesar 3,85% dijelaskan oleh variabel-variabel

diluar variabel yang digunakan dalam persamaan.

6. Interpretasi Ekonomi

a) Pengaruh Luas Lahan terhadap Jumlah Produksi Tebu

Niliai koefisien regresi variabel luas lahan 444,3964

menyatakan bahwa apabila variabel luas lahan mengalami peningkatan

sebesar 1 Ha maka akan meningkatkan jumlah produksi tebu sebesar

444,3964 Kw dengan asumsi bahwa variabel lainnya dianggap nol atau

konstan.

Faktor luas lahan dalam penelitian ini merupakan faktor yang

berpengaruh terhadap produksi tebu dengan nilai probabilitas sebesar

0,0000 signifikan pada taraf 5% dan arah hubungan kedua variabel

tersebut bersifat positif. Hasil ini menjelaskan bahwa peningkatan luas

lahan akan meningkatkan produksi tebu.

Page 110: ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK … · Kata kunci: tebu, faktor produksi commit to user xiv ABSTRAK ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK GULA KLATEN TAHUN 2010

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

Pengaruh yang signifnikan dari luas lahan terhadap jumlah

produksi tebu diduga karena luas lahan merupakan salah satu faktor

dari produksi yang sangat penting bagi produksi pertanian. Tanah

menjadi tempat dari proses produksi pertanian. Penambahan pada luas

lahan akan menambah hasil produksi.

Hal ini sesuai dengan teori yaitu lahan sebagai salah satu faktor

produksi yang merupakan pabriknya hasil pertanian yang mempunyai

kontribusi yang cukup besar terhadap usaha tani. Besar kecilnya

produksi dari usaha tani antara lain dipengaruhi oleh luas sempitnya

lahan yang digunakan (Mubyarto, 1989).

b) Pengaruh Tenaga Kerja terhadap Jumlah Produksi Tebu

Nilai koefisien regresi variabel tenaga kerja sebesar 3,897413

menyatakan bahwa apabila variabel tenaga kerja mengalami

peningkatan sebesar 1 HOK maka akan meningkatkan jumlah produksi

tebu sebesar 3,897413 Kw dengan asumsi bahwa variabel lainnya

dianggap nol atau konstan.

Faktor tenaga kerja dalam penelitian ini merupakan faktor yang

berpengaruh terhadap produksi tebu dengan nilai probabilitas sebesar

0,000 signifikan pada taraf 5% dan arah hubungan kedua variabel

tersebut bersifat positif. Hasil ini menjelaskan bahwa peningkatan

tenaga kerja akan meningkatkan produksi tebu.

Hubungan yang positif antara variabel tenaga kerja dan jumlah

produksi diduga karena tenaga kerja merupakan faktor produksi yang

Page 111: ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK … · Kata kunci: tebu, faktor produksi commit to user xiv ABSTRAK ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK GULA KLATEN TAHUN 2010

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

penting selain modal. Penambahan tenaga kerja yang dilakukan diikuti

dengan penambahan jumlah produksi.

c) Pengaruh Jumlah Pupuk terhadap Jumlah Produksi Tebu

Nilai koefisien regresi variabel jumlah pupuk sebesar 58,12942

menyatakan bahwa apabila variabel jumlah pupuk mengalami

peningkatan sebesar 1 Kw maka akan meningkatkan jumlah produksi

tebu sebesar 58,12942 Kw dengan asumsi bahwa variabel lainnya

dianggap nol atau konstan.

Faktor jumlah pupuk dalam penelitian ini merupakan faktor

yang berpengaruh terhadap produksi tebu dengan nilai probabilitas

sebesar 0,000 signifikan pada taraf 5% dan arah hubungan kedua

variabel tersebut bersifat positif. Hasil ini menjelaskan bahwa

peningkatan jumlah pupuk akan meningkatkan produksi tebu.

Hasil ini menjelaskan bahwa penggunaan pupuk juga

merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kualitas maupun

kuantitas produksi tebu yang dapat diperoleh. Dengan menggunakan

pupuk yang efektif dan efisien, maka kualitas tanah sebagai media

tanam tebu akan memberikan zat-zat yang dibutuhkan oleh tanaman

untuk menghasilkan produksi tebu yang lebih optimal.

d) Pengaruh Jumlah Bibit terhadap Jumlah Produksi Tebu

Nilai koefisien regresi variabel jumlah bibit sebesar 7,768333

menyatakan bahwa apabila variabel jumlah bibit mengalami

peningkatan sebesar 1 Kw maka akan meningkatkan jumlah produksi

Page 112: ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK … · Kata kunci: tebu, faktor produksi commit to user xiv ABSTRAK ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK GULA KLATEN TAHUN 2010

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

tebu sebesar 7,768333 Kw dengan asumsi bahwa variabel lainnya

dianggap nol atau konstan.

Faktor jumlah bibit dalam penelitian ini merupakan faktor yang

berpengaruh terhadap produksi tebu dengan nilai probabilitas sebesar

0,0000 signifikan pada taraf 5% dan arah hubungan kedua variabel

tersebut bersifat positif. Hasil ini menjelaskan bahwa peningkatan

jumlah bibit akan meningkatkan produksi tebu.

e) Pengaruh Jenis Bibit terhadap Jumlah Produksi Tebu

Hasil estimasi Ordinary Least Square (OLS) menunjukkan

bahwa variabel jenis bibit tergantung variabel lain mempunyai

pengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap jumlah produksi tebu.

Koefisien variabel jenis bibit yaitu sebesar 82,8810 dan tidak

signifikan pada tingkat signifikansi 5% yang ditunjukkan dengan

probabilitas sebesar 0,6908. Faktor jenis bibit dalam penelitian ini

merupakan faktor yang tidak berpengaruh terhadap produksi tebu.

Pengaruh tidak signifikan antara jenis bibit dan jumlah

produksi diduga karena jenis bibit pada usahatani tebu digunakan

hanya pada saat tanam pertama, karena usahatani tebu menggunakan

sistem keprasaan hingga 3 sampai 4 kali. Jenis bibit juga digunakan

untuk mengganti bibit-bibit keprasaan yang mengalami kerusakan.

Tanaman tebu dikatakan varietas unggul tebu apabila potensi

hasil tinggi, tipe kemasakan, mempunyai kesesuaian terhadap fisik

lahan, tahan terhadap jasad pengganggu tertentu, serta mempunyai

Page 113: ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK … · Kata kunci: tebu, faktor produksi commit to user xiv ABSTRAK ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK GULA KLATEN TAHUN 2010

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

97

sifat-sifat agronomis lainnya. Dalam aplikasinya, peggunaan varietas

tebu unggul harus dilakukan bersama-sama dengan penggunaan bibit

tebu yang berkualitas. Perolehan teknologi ini menjadi dambaan para

praktisi industri gula, karena biaya aplikasinya murah. Masa produktif

suatu varietas unggul antara 5–6 tahun, sehingga diperlukan dinamisasi

varietas tebu unggul dalam kurun waktu tertentu Berikut ini

ditampilkan tabel dengan tipe kemasakan dari beberapa varietas tebu

unggul :

Tabel. 4.32 Varietas bibit unggul

Varietas Tipe kemasan

Awal Tengah Lambat PS.862 PS.851 PS.863 PS.864 PS.921 PS.951

* * *

* * * * *

*

*

Berbagai upaya pemanfaatan varietas tebu unggul dan penataan

kebun tebu pada satu wilayah tertentu diharapkan dapat meningkatkan

produktifitas dan rendemen gula. Dan pada akhirnya, program

percepatan swasembada gula pada tahun 2014 dapat tercapai.

7. Pendekatan Dummy

Pendekatan dummy ini digunakan untuk mengetahui apakah ada

pengaruh penggunaan jenis bibit PS.862, PS.851 dan deverson (campuran

berbagai jenis bibit) dengan tingkat produksi tebu yang nantinya akan

mempengaruhi hasil produksi tebu. Uji pendekatan dummy dapat dihitung

Page 114: ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK … · Kata kunci: tebu, faktor produksi commit to user xiv ABSTRAK ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK GULA KLATEN TAHUN 2010

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

98

dengan menjumlahkan koefisien dari persamaan regresi sebagai berikut:

:P= + TK+ + +ei

Tabel 4.33 Hasil Estimasi Pendekatan Dummy Produksi Tebu variabel Coefficient t-statistic probabilitas

C 293.5140 2.049607 0.0453 LH 1.130398 0.038804 0.9692 TK 4.706541 4.344207 0.0001 JP -11.09676 -0.675607 0.5022 JMLB -0.180079 -0.222312 0.8249 D1 -479.2545 -2.203014 0.0319 D2 82.88100 0.399946 0.6908 R-squared 0.961510 F-statistic 224.8252 Prob(F-statistic) 0.000000

Sumber : data diolah,E-views 3,2011 Berdasarkan hasil perhitungan persamaan regresi diperoleh nilai:

Y= (D1)+ (D2)

Y=293,5140-479,2545(D1)+82,88100(D2)

Y=293,5140-479,2545 (1)+82,88100=-102,8595

Y=293,5140-479,2545 (0)+ 82,88100=376,395

Nilai signifikansi diatas menunjukkan perbedaan antara kategori

yang ditampilkan dengan PS862 sebagai referensi. Terlihat bahwa ada

perbedaan produksi tebu antara jenis bibit PS862 dan PS851 (p=0,0319)

;p<0,05) dan tidak ada perbedaan antara jenis bibit PS862 dan Deverson

(p-=0,6908 ;p>0,05).

Page 115: ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK … · Kata kunci: tebu, faktor produksi commit to user xiv ABSTRAK ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK GULA KLATEN TAHUN 2010

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

99

Tabel 4.34 Hasil Estimasi Pendekatan Dummy Produksi Tebu

Sumber : data diolah,E-views 3,2011

Berdasarkan hasil perhitungan persamaan regresi diperoleh nilai

Y= (D1)+ (D2)

Y=-185,7405+479,2545 (0)+ 562,1355=376,1355

Nilai signifikansi diatas menunjukkan perbedaan antara kategori

yang ditampilkan dengan PS.851 sebagai referensi. Terlihat bahwa ada

perbedaan produksi tebu antara jenis bibit PS.851 dan Deverson

(p=0,0149) ;p<0,05).

Kesimpulan yang didapatkan dari hasil regresi diatas adalah

penggunaan jenis bibit PS.851 lebih baik daripada penggunaan jenis bibit

PS.862 dilihat dari nilai koefisiennya yang mempunyai arah negatif.

Penggunaan jenis bibit PS.862 lebih baik daripada penggunaan jenis bibit

Deverson yang akan menigkatkan produksi sebesar 376,395 kw, kemudian

perbandingan antara penggunaan jenis bibit PS.851 dengan Deverson

mempunyai pengaruh yang lebih baik yang akan meningkatkan hasil

produksi tebu sebesar 376,1355 kw. Penggunaan PS.851 lebih disarankan

variabel Coefficient t-statistic probabilitas C -185.7405 -0.966676 0.3380 LH 1.130398 0.038804 0.9692 TK 4.706541 4.344207 0.0001 JP -11.09676 -0.675607 0.5022 JMLB -0.180079 -0.222312 0.8249 D1 479.2545 2.203014 0.0319 D2 562.1355 2.514350 0.0149 R-squared 0.961510 F-statistic 224.8252 Prob(F-statistic) 0.000000

Page 116: ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK … · Kata kunci: tebu, faktor produksi commit to user xiv ABSTRAK ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK GULA KLATEN TAHUN 2010

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

100

untuk digunakan karena mempunyai pengaruh yang paling besar daripada

jenis bibit PS.862 dan Deverson terhadap produksi tebu.

Page 117: ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK … · Kata kunci: tebu, faktor produksi commit to user xiv ABSTRAK ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK GULA KLATEN TAHUN 2010

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

101

BAB V

PENUTUP

Bab ini akan menyajikan beberapa kesimpulan yang berkaitan dengan

hasil penelitian yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya. Berdasarkan

kesimpulan yang ada, penulis berusaha memberikan saran sehubungan dengan

permasalahan yang telah dikemukakan, sehingga hal ini dapat menjadi bahan

masukan bagi pihak-pihak yang berkaitan.

A. Kesimpulan

1. Pengaruh Luas Lahan terhadap Jumlah Produksi Tebu

Faktor luas lahan dalam penelitian ini merupakan faktor yang berpengaruh

positif dan signifikan terhadap produksi tebu pada Pabrik Gula Gondang

Baru di Kabupaten Klaten tahun 2010.

2. Pengaruh Tenaga Kerja terhadap Jumlah Produksi Tebu

Faktor tenaga kerja dalam penelitian ini merupakan faktor yang

berpengaruh positif dan signifikan terhadap produksi tebu pada Pabrik

Gula Gondang Baru di Kabupaten Klaten tahun 2010.

3. Pengaruh Jumlah Pupuk terhadap Jumlah Produksi Tebu

Faktor jumlah pupuk dalam penelitian ini merupakan faktor yang

berpengaruh positif dan signifikan terhadap produksi tebu pada Pabrik

Gula Gondang Baru di Kabupaten Klaten tahun 2010.

101

Page 118: ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK … · Kata kunci: tebu, faktor produksi commit to user xiv ABSTRAK ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK GULA KLATEN TAHUN 2010

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

102

4. Pengaruh Jumlah Bibit terhadap Jumlah Produksi Tebu

Faktor jumlah bibit dalam penelitian ini merupakan faktor yang

berpengaruh positif dan signifikan terhadap produksi tebu pada Pabrik

Gula Gondang Baru di Kabupaten Klaten tahun 2010.

5. Pengaruh Jenis Bibit terhadap Jumlah Produksi Tebu

Faktor jenis bibit dalam penelitian ini merupakan faktor yang berpengaruh

positif tetapi tidak signifikan terhadap produksi tebu pada Pabrik Gula

Gondang Baru di Kabupaten Klaten tahun 2010.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi

jumlah produksi tebu PG.Gondang Baru Klaten, maka diajukan saran sebagai

berikut :

1. Hasil produksi tebu di Pabrik Gula Gondang Baru di Kabupaten Klaten

masih dapat ditingkatkan dengan menambah faktor-faktor produksi yang

digunakan antara lain luas lahan, tenaga kerja, jumlah pupuk, jumlah bibit.

Petani yang berhasil didaerah tersebut dapat dijadikan acuan dalam

menentukan berapa besar panambahan faktor produksi tersebut.

2 Berdasarkan hasil empirik ditemukan bahwa faktor jenis bibit tidak

berpengaruh pada produksi tebu. Ada kecenderungan para petani tidak

mau mencoba hal yang baru atau menerapkan inovasi baru dari jenis tebu

yang digunakan. Petani diharapkan untuk menggunakan jenis varietas tebu

Page 119: ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK … · Kata kunci: tebu, faktor produksi commit to user xiv ABSTRAK ANALISIS DETERMINAN PRODUKSI TEBU PADA PABRIK GULA KLATEN TAHUN 2010

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

103

yang baru atau varietas tebu unggul sehingga dapat meningkatkan

produksi tebu.