97
ANALISIS KESALAHAN FONOLOGIS PADA ANAK TUNAGRAHITA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN (Studi Kasus Sekolah Menengah Atas Luar Biasa C di Sekolah Luar Biasa Permata Ciranjang Kabupaten Cianjur) Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Oleh TITIEK MURYANI NIM 1110013000097 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2017

ANALISIS KESALAHAN FONOLOGIS PADA ANAK …

  • Upload
    others

  • View
    18

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS KESALAHAN FONOLOGIS PADA ANAK …

ANALISIS KESALAHAN FONOLOGIS

PADA ANAK TUNAGRAHITA DAN IMPLIKASINYA

TERHADAP PEMBELAJARAN

(Studi Kasus Sekolah Menengah Atas Luar Biasa C di Sekolah Luar

Biasa Permata Ciranjang Kabupaten Cianjur)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

TITIEK MURYANI

NIM 1110013000097

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2017

Page 2: ANALISIS KESALAHAN FONOLOGIS PADA ANAK …
Page 3: ANALISIS KESALAHAN FONOLOGIS PADA ANAK …
Page 4: ANALISIS KESALAHAN FONOLOGIS PADA ANAK …
Page 5: ANALISIS KESALAHAN FONOLOGIS PADA ANAK …

i

ABSTRAK

Titiek Muryani. 1110013000097. Jurusan Pendidikan Bahasa dan

Sastra indonesia. Judul Skripsi “ Analisis Kesalahan Fonologis pada Anak

Tunagrahita dan Implikasinya Terhadap Pembelajaran (Studi Kasus Sekolah

Menengah Atas Luar Biasa C di Sekolah Luar Biasa Permata Ciranjang,

Kabupaten Cianjur).”

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan kemampuan siswa tunagrahita

dalam keterampilan berbicara dengan membaca wacana,dan difokuskan pada

kesalahan fonetik dan fonemik. Subjek penelitian ini adalah siswa SMALB C di

SLB Permata Ciranjang yang bernama M. Lukman Albasri dan Nandar Maulana

Firmansyah. Fokus penelitian ini yaitu siswa diberikan wacana untuk dibaca

setiap tatap muka pelajaran bahasa Indonesia. Data yang terkumpul berjumlah

empat ratus lima kata. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

deskriptif kualitatif. Setelah hasil terkumpul dari hasil pengamatan dideskripsikan

dalam bentuk tulisan.

Hasil penelitian menunjukan bahwa dari data yang berjumlah empat

ratus lima kata pada wacana yang dibaca siswa terdapat kesalahan fonetik

sebanyak 66,7% dan kesalahan fonemik sebanak 46,4%.

Kata kunci: fonetik, fonemik.

Page 6: ANALISIS KESALAHAN FONOLOGIS PADA ANAK …

ii

ABSTRACT

Titiek Muryani. 1110013000097. Majoring in language education

and Indonesian Literature. The tittle of undergraduated thesis is “Analysis of

phonological error in the children and the impucations for learning (case study

special school mental reterdation in Permata kabupaten Cianjur).

The purpose of this reasearch is to describe the ability of mental

reterdation children in speech skills with reading discourse and focused on

phonetic and phonemic errors. The subject of this reasearch SMALBC in Permata

spesial school Ciranjang. Student which are M. Lukman Albasri and Nandar

Maulana Firmansyah.The focus of this reasearch is was given a discourse to read

in every session of bahasa.

The data was collected amount for hundred and five words. The kind

of this reasearch is descriptive qualitative method. According to data result

observation which has been collected in written text. Based on the result of

reasearch four hundred words on the discourse that student read, there are 66,7%

phonetic errors and 46,4% phonemic errors.

Keyword: phonetic, phonemic.

Page 7: ANALISIS KESALAHAN FONOLOGIS PADA ANAK …

iii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi robbil ‘alamin, puji syukur penulis panjatkan kepada

Allah Illahi Rabbi yang telah memberikan rahmat dan nikmat-Nya sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Salawat seiring salam semoga tercurakan

kepada junjungan Nabi Muhammad SAW sebagai suri tauladan kita dari alam

kegelapan sampai ke alam terang benderang seperti ini.

Skripsi yang berjudul “Analisis Kesalahan Fonologis pada Anak

Tunagrahita dan Implikasinya terhadap Pembelajaran Studi Kasus Sekolah Luar

Biasa Permata Ciranjang Kabupaten Cianjur” disusun untuk memenuhi syarat

meraih gelar sarjana strata satu (S1) Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Selesainya skripsi ini, tidak terlepas dari bantuan yang telah diberikan

selama masa perkuliahan baik berupa ilmu pengetahuan, tenaga dan motivasi.

Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, M. A., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah

dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta;

2. Dr. Makyun Subuki, M. Hum., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa

dan Sastra Indonesia, sekaligus dosen penasihat akademik yang telah

memberi bimbingan, semangat, sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini dengan baik.

3. Dr. Nuryani, selaku dosen pembimbing yang telah sabar, teliti, dan selalu

memberikan motivasi dalam proses penyusunan skripsi.

4. Dosen-dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, khususnya Jurusan

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, yang telah memberi ilmu

pengetahuan kepada penulis selama perkuliahan.

5. Kepala Sekolah SLB Permata Ciranjang ibu Eni Karmini S.Pd, beserta

seluruh stafnya yang selalu memberikan motivasi kepada penulis.

Page 8: ANALISIS KESALAHAN FONOLOGIS PADA ANAK …

iv

6. Ayah dan Mama tercinta, Purwadi (alm) dan Nurkhasanah yang telah

merawat dan mendidik penulis dengan penuh kasih sayang. Adikku Adzra

Astutiningtyas Mahera yang selalu memberikan senyum semangat kepada

penulis.

7. Teman-teman PBSI angkatan 2010, khususnya kelas C, Rizka Argafani, ,

M. Agus Kuswanto, Rica Dalie Arden, Nurul Aliyah, dan Maisyatul

Wasiah. Mereka kawan-kawan seperjuangan yang selalu sabar dan rela

membantu juga memberikan semangat kepada penulis.

Tidak dapat dipungkiri adanya kekurangan dan kesalahan dalam

penulisan skripsi ini. Terima kasih atas bimbingan, motivasi, doa, semangat

yang tidak pernah putus diberikan kepada penulis. Semoga Allah membalas

kebaikan kalian semua. Penulis mengharapkan saran dan kritik yang

membangun dalam pembuatan penelitian ini. Semoga penelitian ini dapat

bermanfaat bagi yang memerlukannya. Semoga kita selalu berada dalam

lindunganNya. Aamiin ya Rabbal „alami.

Ciputat, Juli 2017

Penulis

Page 9: ANALISIS KESALAHAN FONOLOGIS PADA ANAK …

v

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

ABSTRAK ...................................................................................................... i

ABSTRACT .................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR .................................................................................... iii

DAFTAR ISI ................................................................................................... v

DAFTAR TABEL........................................................................................... vii

DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1

B. Identifikasi Masalah ...................................................................... 4

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah ............................................ 5

D. Rumusan Masalah ......................................................................... 5

E. Tujuan Penelitian........................................................................... 6

F. Manfaat Penelitian......................................................................... 6

G. Sistematika Penulisan……………………………………………. 7

BAB II ACUAN TEORETIS

A. Landasan Teoretis

1. Kesalahan Berbahasa

a. Pengertian Analisis Kesalahan Berbahasa......................... 8

b. Tujuan Analisis Kebahasaan.............................................. 9

c. Perbedaan antara Kesalahan dan Kekeliruan...................... 10

2. Fonologi

a. Hakikat Fonologi................................................................ 11

b. Kajian Fonologi.................................................................. 12

c. Bidang Pembahasan Fonologi............................................ 13

d. Analisis dan Prosedur Kesalahan Fonologi........................ 15

Page 10: ANALISIS KESALAHAN FONOLOGIS PADA ANAK …

vi

e. Transkripsi Fonetik............................................................. 16

f. Kedudukan Fonologi dalam Cabang-cabang Linguistik..... 17

g. Gejala Fonologi Bahasa Indonesia...................................... 18

3. Berbicara

a. Pengertian Berbicara ........................................................... 19

b. Jenis-jenis Berbicara............................................................ 20

c. Tujuan Berbicara.................................................................. 21

4. Tunagrahita................................................................................. 21

B. Hasil Penelitian yang Relevan........................................................ 22

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................... 25

B. Metode dan Pendekatan Penelitian................................................ 25

C. Metode Pengumpulan Data............................................................ 26

D. Fokus Penelitian............................................................................. 26

E. Metode Analisis Data..................................................................... 27

F. Subyek dan Obyek Peneltian.......................................................... 27

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Profil Sekolah ................................................................................ 29

B. Deskripsi Data ............................................................................... 30

C. Interpretasi Data............................................................................. 74

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ....................................................................................... 76

B. Saran ............................................................................................... 76

Page 11: ANALISIS KESALAHAN FONOLOGIS PADA ANAK …

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Tabel Analisis Kesalahan Fonologis Nama Siswa ( paragraf ) ....... h. 27.

Tabel 4.1 Analisis Kesalahan Fonologis Nandar Maulana Firmansyah (paragraf 1)

h. 31.

Tabel 4. 2 Analisis Kesalahan Fonologis M. Lukman Albasri (paragraf 1) ... h. 35.

Tabel 4.3 Analisis Kesalahan Fonologis Nandar Maulana Firmansyah (paragraf 2)

h. 39.

Tabel 4.4 Analisis Kesalahan Fonologis M. Lukman Albasri (paragraf 2) .... h. 43.

Tabel 4.5 Analisis Kesalahan Fonologis Nandar Maulana Firmansyah (paragraf 3)

h. 46.

Tabel 4.6 Analisis Kesalahan Fonologis M. Lukman Albasri (paragraf 3) ..... h. 49.

Tabel 4.7 Analisis Kesalahan Fonologis Nandar Maulana Firmansyah (paragraf 4)

h. 51.

Tabel 4.8 Analisis Kesalahan Fonologi M. Lukman Albasri (paragraf 4) ...... h. 55.

Tabel 4.9 Analisis Kesalahan Fonologis Nandar Maulana Firmansyah (paragraf 5)

h. 59.

Tabel 4.10 Analisis Kesalahan Fonologis M. Lukman Albasri (paragraf 5) .. h. 63.

Page 12: ANALISIS KESALAHAN FONOLOGIS PADA ANAK …

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Surat Permohonan Izin Penelitian

Lampiran 2 : Surat Bimbingan Skripsi

Lampiran 3 : Surat Keterangan Melakukan Penelitian di Sekolah

Lampiran 4 : Wacana

Page 13: ANALISIS KESALAHAN FONOLOGIS PADA ANAK …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bahasa memiliki peran penting pada kelangsungan hidup manusia

karena bahasa merupakan salah satu media untuk menyampaikan pesan.

Sebagai makhluk sosial manusia tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan

orang lain. Oleh karena itu, manusia membutuhkan interaksi dengan

sesamanya. Dalam proses interaksi ini dibutuhkan suatu media atau alat

yang dapat menunjang proses interaksi, salah satu media yang paling

sesuai dengan proses interaksi yaitu bahasa. Kedudukan bahasa sebagai

alat penghubung dan penyelaras tidak bisa lepas dari proses interaksi,

sehingga ketiadaan bahasa akan menimbulkan masalah dalam proses

interaksi tersebut. Seiring berkembangan zaman, kedudukan bahasa tidak

hanya terbatas digunakan untuk interaksi pada komunikasi satu komunitas

saja, melainkan bahasa juga digunakan untuk tukar menukar informasi

antardaerah bahkan antarnegara, melihat begitu pentingnya bahasa, tidak

heran jika saat ini bahasa termasuk dalam cabang ilmu pengetahuan yang

dipelajari diberbagai lembaga pendidikan. Secara umum tujuan

mempelajari suatu bahasa adalah mampu menggunakan bahasa tersebut

secara baik dan benar dalam berkomunikasi lisan maupun tulisan.

Setiap manusia memiliki tugas untuk dapat mengembangkan

potensi yang ada dalam diri supaya terus menjadi lebih baik lagi di masa

depannya. Salah satu potensi yakni potensi berbicara. Di dalam berbicara

tentunya kita mengeluarkan suatu bunyi, dan maksud tersirat yang hendak

disampaikan. Kemampuan berbahasa secara fonologi hampir dimiliki

setiap manusia ketika terlahir di dunia, melalui proses lama maupun

singkat. Seseorang akan mampu berkomunikasi dengan orang lain melalui

kemampuan fonologi. Dengan demikian, kemampuan fonologi menjadi

salah satu elemen utama berkomunikasi seseorang, tidak terkecuali untuk

anak berkebutuhan khusus.

Page 14: ANALISIS KESALAHAN FONOLOGIS PADA ANAK …

2

Pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah tidak hanya terbatas

kepada siswa biasa saja. Pada kenyataannya, tidak semua manusia

diberikan kemampuan berbicara. Anak berkebutuhan khusus yang

dimaksud disini adalah istilah lain dari kata Anak Luar Biasa (ALB) yang

menandakan adanya kelainan khusus. Anak dengan berkebutuhan khusus

mempunyai karakteristik yang berbeda antara yang satu dengan yang

lainnya. Anak berkebutuhan khusus adalah anak dengan karakteristik

khusus yang berbeda dengan anak pada umumnya menunjukkan pada

ketidakmampuan mental, emosi, dan fisik.

Terdapat beragam jenis anak berkebutuhan khusus diantaranya

tunarungu (mengalami gangguan pada indra pendengaran), tunanetra

(mengalami gangguan pada indra penglihatan), tunadaksa (mengalami

gangguan gerak yang disebabkan oleh kelainan struktur tulang/cacat

tubuh), tunagrahita (memiliki intelegensi yang signifikan berada dibawah

rata-rata dan disertai dengan ketidakmampuan dalam adaptasi perilaku

yang muncul dalam masa perkembangan), tunalaras (mengalami hambatan

dalam mengendalikan emosi dan kontrol sosial), tunaganda (penderita

cacat lebih dari satu kecacatan yaitu cacat fisik dan mental). Namun sangat

disayangkan tidak semua fasilitas tersedia untuk anak-anak tersebut.

Padahal sudah tertulis dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab VI Bagian Kesebelas Pasal 32

Butir 1 Mengenai Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus

yang menyatakan bahwa: “Pendidikan khusus merupakan pendidikan bagi

peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses

pembelajaran karena kelainan fisik, emosional, mental, sosial dan/atau

memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa.1

Proses berbahasa merupakan salah satu perilaku dari kemampuan

manusia untuk berfikir, bercakap-cakap, dan bersuara sehingga terjadi

proses memahami dan menggunakan isyarat komunikasi yang disebut

1Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945 dan Amandemennya, (Surabaya:

Kesindo Utama, 2009), h. 143.

Page 15: ANALISIS KESALAHAN FONOLOGIS PADA ANAK …

3

bahasa. Berbahasa merupakan gabungan antara dua proses yaitu proses

produktif dan proses reseptif. Proses produktif berlangsung pada diri

pembicara yang menghasilkan kode-kode bahasa yang bermakna dan

berguna. Proses reseptif berlangsung pada diri pendengar yang menerima

kode-kode bahasa yang bermakna dan berguna yang disampaikan oleh

pembicara melalui alat-alat artikulasi dan diterima oleh alat-alat pendegar.

Apabila proses berbahasa terhambat oleh keterbatasan intelegensi

atau keterbelakangan mental (tunagrahita) pada saat memproduksi bahasa

seperti yang diketahui seseorang yang mengalami keterbelakangan mental

kemungkinan akan menemui ketidaklaziman pada proses berbahasa dalam

tuturannya. Ketidaklaziman ini diperoleh akibat proses produktif bahasa

yang menghasilkan kode-kode yang sesuai dengan kemampuan seseorang

yang mengalami keterbelakangan mental dan ketidaklaziman ini dapat

diukur berdasarkan proses produktif bahasa seseorang yang normal.

Berdasarkan alasan di atas penulis tertarik untuk mengetahui

bentuk tuturan pada penderita tunagrahita. Sebelumnya telah diketahui

bahwa anak tunagrahita memiliki tingkat intelegensi rendah, sehingga

terdapat kondisi dimana perkembangan kecerdasan mengalami hambatan

sehingga tidak mencapai tahap perkembangan yang optimal. Dengan

adanya keterbatasan itu secara tidak langsung mempengaruhi proses

produksi bahasa atau performasi dalam tuturannya.

Terapi bicara dapat dilakukan oleh anak-anak tunagrahita untuk

menunjang daya bicara dalam beradaptasi. Misalnya pada mata pelajaran

bahasa Indonesia di sekolah guru memberikan wacana kepada siswa untuk

dibaca secara berkala, dan dari terapi ini diharapkan ada perkembangan

yang dicapai. Anak-anak yang berkategori tunagrahita umumnya belajar di

Sekolah Luar Biasa (SLB), salah satu sekolah yang menangani anak-anak

tunagrahita adalah SLB Permata Ciranjang, Kabupaten Cianjur. Di sekolah

ini seluruh siswanya berkebutuhan khusus dengan kategori SLB ABC

(tunanetra, tunarungu, dan tunagrahita). SLB Permata Ciranjang memiliki

jenjang pendidikan tingkat SDLB, SMPLB, dan SMALB. Pada jenjang

Page 16: ANALISIS KESALAHAN FONOLOGIS PADA ANAK …

4

dan pembagian kelas di sekolah ini hampir sama dengan sekolah lainnya.

Namun yang membedakannya adalah jumlah siswa yang lebih sedikit tiap-

tiap kelasnya dan dijumpai siswa memiliki usia diatas usia anak sekolah

pada sekolah normal.

Hasil dari proses produktif dalam bentuk tuturan siswa tunagrahita

yang berupa fonem-fonem, morfem-morfem, hingga kalimat-kalimat inilah

yang akan dijadikan objek untuk penulisan tugas akhir ini dengan tujuan

dapt mengklasifikasikan tuturan pada siswa tunagrahita, khususnya untuk

fonem.

Dari latar belakang di atas muncul ketertarikan penulis untuk

melakukan penelitian dengan menangkap judul “Analisis Kesalahan

Fonologis pada Anak Tunagrahita dan Implikasinya terhadap

Pembelajaran (Studi Kasus Sekolah Menengah Atas Luar Biasa C di

Sekolah Luar Biasa Permata Ciranjang Kabupaten Cianjur)”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, masalah

yang menjadi dasar analisa meliputi proses pelafalan kata. Adapun

pernyataan untuk menidentifikasi masalah dijabarkan sebagai berikut:

1. Kemampuan interaksi anak tunagrahita (memiliki intelegensi yang

signifikan berada di bawah rata-rata dan disertai dengan

ketidakmampuan dalam adaptasi perilaku yang muncul dalam masa

perkembangan).

2. Sedikitnya ketersediaan Sekolah Luar Biasa (SLB) dan daya tampung

siswa tunagrahita.

3. Pendidikan anak tunagrahita lebih diorientasikan pada peningkatan

intelegensi siswa yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan

adaptasi perilaku siswa.

4. Gangguan fonologi anak tunagrahita disebabkan oleh tingkat

intelegensi yang rendah atau di bawah rata-rata.

Page 17: ANALISIS KESALAHAN FONOLOGIS PADA ANAK …

5

5. Keterbelakangan mental menjadi kendala berbahasa baik produktif

maupun reseptif.

6. Kendala dalam berbicara atau melafalkan kata berpengaruh pada

sistem komunikasi langsung maupun tidak langsung.

7. Kesalahan pelafalan kata anak tunagrahita menyebabkan terjadinya

gangguan artikulasi.

C. Pembatasan Masalah

Apabila dilihat dari beberapa identifikasi masalah yang ada, maka

penulis membatasinya dan hanya meneliti perihal kesalahan fonologis

pada dua siswa tunagrahita SMALB C di SLB Permata Ciranjang

Kabupaten Cianjur.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah

diuraikan di atas, rumusan masalah dijabarkan dalam bentuk pertanyaan

analisis sebagai berikut:

1. Bagaimana kemampuan berbahasa siswa tunagrahita SMALB C di SLB

Permata, Ciranjang, Kabupaten Cianjur?

2. Bagaimana kesalahan pelafalan kata pada siswa tunagrahita SMALB C

di SLB Permata, Ciranjang, Kabupaten Cianjur?

3. Apa saja bentuk-bentuk kesalahan fonologi yang terjadi pada siswa

tunagrahita SMALB C di SLB Permata, Ciranjang, Kabupaten Cianjur

dalam membaca wacana?

4. Bagaimana implikasinya terhadap pembelajaran bahasa Indonesia di

sekolah tersebut?

E. Tujuan Penelitian

Sebagaimana rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas,

maka tujuan penelitian ini adalah untuk:

Page 18: ANALISIS KESALAHAN FONOLOGIS PADA ANAK …

6

1. Mengetahui kemampuan berbahasa siswa tunagrahita SMALB C di

SLB Permata, Ciranjang, Kabupaten Cianjur.

2. Mengetahui kesalahan pelafalan kata pada siswa tunagrahita SMALB C

di SLB Permata, Ciranjang, Kabupaten Cianjur.

3. Mengetahui bentuk-bentuk kesalahan fonologi yang terjadi pada siswa

tunagrahita SMALB C di SLB permata, Ciranjang, Kabupaten Cianjur

pada saat membaca wacana.

4. Mengetahui implikasi penelitian terhadap pembelajaran bahasa

Indonesia SMALB C di SLB Permata, Ciranjang, Kabupaten Cianjur.

F. Manfaat Penelitian

Sebuah penelitian diharapkan memberikan manfaat teoretis dan

praktis, yakni:

1. Manfaat teoretis temuan penelitian

a. Penelitian ini diharapkan dapat mengetahui kemampuan berbahasa

anak tunagrahita.

b. Penelitian ini diharapkan dapat mengetahui kesalahan fonologi yang

terjadi pada anak tunagrahita.

c. Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pelafalan kata pada

anak tunagrahita.

d. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan ilmu linguistik

(kebahasaan) yang endalam pada anak tunagrahita.

e. Penelitian ini diharapkan dapat menambah kajian kosakata serta

kelancaran pelafalan kata pada anak tunagrahita.

f. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan implikasi terhadap

pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan berguna bagi pengajar dalam

meningkatkan pembelajaran pelafalan kata, terutama bagi anak

tunagrahita.

Page 19: ANALISIS KESALAHAN FONOLOGIS PADA ANAK …

7

G. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan prosese penelitian dan pembahasan hasil

penelitian, maka peneliti menyusun sistematika penelitian ke dalam lima

bagian yaitu:

BAB I PENDAHULUAN

Bagian pertama merupakan latar belakang masalah, batasan masalah,

rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian.

BAB II ACUAN TEORETIS

Bagian kedua merupakan kesalahan berbahasa, fonologi, berbicara, dan

anak tunagrahita.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bagian ketiga merupakan waktu dan metode penelitian, lokasi penelitian,

metode pengumpulan data, fokus penelitian, dan metode analisis data.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bagian keempat merupakan profil sekolah SLB Permata Ciranjang,

Kabupaten Cianjur yang meliputi identitas sekolah, keadaan peserta didik

dan tenaga kependidikan, visi dan misi, kegiatan-kegiatan yang pernah

diikuti.

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

Bagian kelima merupakan simpulan, implikasi, dan saran.

Page 20: ANALISIS KESALAHAN FONOLOGIS PADA ANAK …

8

BAB II

ACUAN TEORETIS

A. Landasan Teoretis

1. Kesalahan Berbahasa

a. Pengertian Analisis Kesalahan Berbahasa

Kesalahan berbahasa dianggap sebagai bagian dari proses

belajar mengajar, namun kesalahan berbahasa yang dilakukan oleh

siswa dalam suatu proses belajar mengajar mengindikasikan bahwa

tujuan pengajaran bahasa belum tercapai secara maksimal. Semakin

sering kesalahan berbahasa itu terjadi, maka semakin sedikit tujuan

pengajaran yang dicapai. Menurut Ellis, analisis kesalahan adalah

suatu prosedur kerja, yang biasa digunakan oleh para peneliti dan

guru bahasa, yang meliputi pengumpulan sampel,

pengidentifikasian kesalahan yang terdapat dalam sampel,

penjelasan kesalahan tersebut, pengklasifikasian kesalahan

berdasarkan penyebabnya, serta penilaian taraf keseriusan

kesalahan.1

Tarigan (1996/1997:48-49) berpendapat bahwa kesalahan

berbahasa dalam bahasa Indonesia dapat diklsifikasikan menjadi:

1) Berdasarkan tataran linguistik, kesalahan berbahasa dapat

diklasifikasikan menjadi: kesalahan berbahasa di bidang

fonologi, morfologi, dan sintaksis (frasa, klausa, kalimat),

semantik, dan wacana.

2) Berdasarkan kegiatan berbahasa atau keterampilan berbahasa

dapat diklasifikasikan menjadi kesalahan berbahasa dalam

menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.

3) Berdasarkan sarana atau jenis bahasa yang digunakan dapat

berwujud kesalahan berbahasa secara lisan maupun tertulis.

1 Bambang Yulianto dan Maria Mintowati, Analisis Kesalahan Berbahasa. (Jakarta:

Universitas Terbuka, 2009), h. 25.

Page 21: ANALISIS KESALAHAN FONOLOGIS PADA ANAK …

9

4) Berdasarkan penyebab kesalahan tersebut terjadi dapat

diklasifikasikan menjadi kesalahan berbahasa karena

pengajaran dan kesalahan berbahasa karena interverensi.

5) Kesalahan berbahasa berdasarkan frekuensi terjadinya dapat

diklasifikasikan atas kesalahan berbahasa yang paling sering,

sering, sedang, kurang, dan jarang terjadi.2

Selanjutnya pendapat lain mengemukakan bahwa analisis

kesalahan berbahasa (AKB) adalah suatu prosedur yang digunakan

oleh para peneliti dan para guru, yang mencakup pengumpulan

sampel bahasa pelajar, pengenalan kesalahan-kesalahan yang

terdapat dalam sampel tersebut, pendeskripsian kesalahan-

kesalahan itu, pengklasifikasian berdasarkan sebab-sebabnya yang

telah dihipotesiskan serta pengevaluasian keseriusannya.3 Dalam

penelitian ini, peneliti lebih memfokuskan pada kesalahan fonologi

pada bagian bunyi bahasa (fon) yang disebut tata bunyi (fonetik)

dan yang kedua mengkaji fonem yang disebut tata fonem

(fonetik).4

b. Tujuan Analisis Kebahasaan

Menganalisis kesalahan yang dibuat oleh para siswa jelas

memberikan manfaat tertentu, karena pemahaman terhadap

kesalahan itu merupakan umpan balik yang sangat berharga bagi

pengevaluasian dan perencanaan penyusunan materi dan strategi

pengajaran di kelas. Analisis kesalahan bertujuan untuk:

1) Menentukan urutan penyajian butir-butir yang diajarkan

dalam kelas dan buku teks, misalnya urutan mudah-sukar.

2) Menentukan urutan jenjang relatif penekanan, penjelasan,

dan latihan berbagai butir bahan yang diajarkan.

2 Nanik Setyawati, Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia Teori dan Praktik. (

Surakarta: Yuma Pustaka, 2010), h. 17. 3 Henry Guntur Tarigan dan Djago Tarigan, Pengajaran Analisis Kesalahan Berbahasa.

(Bandung: Angkasa, 1988), h. 68. 4 Novi Resmini, Kebahasaan (Fonologi, Morfologi, dan Semantik). (Bandung: UPI

PRESS, 2006), h. 26.

Page 22: ANALISIS KESALAHAN FONOLOGIS PADA ANAK …

10

3) Merencanakan latihan dan pengajaran remedial.

4) Memilih butir-butir bagi pengujian kemahiran siswa.5

Sebelum kebangkitan kembali minat terhadap anakes dapat

dikatakan bahwa tujuan anakes bersifat aplikatif, yakni

memperbaiki dan mengurangi kesalahan berbahasa para siswa.

Tujuan tersebut ternyata mengabaikan hal yang penting, yakni

penyusunan atau pengembangan teori penjelasan mengenai

performansi siswa. Padahal, tujuan anakes tidak hanya bersifat

aplikatif tetapi juga bersifat teoretis. Para pakar sependapat bahwa

tujuan anakes yang bersifat aplikatif kurang memadai . tujuan ini

memang cocok dengan konsep yang memandang pengajaran

bahasa dari sudut pandang guru. Kini pengajaran bahasa juga harus

dilihat dari sudut pandang siswa. Dengan perkataan lain, orientasi

tujuan anakes menghasilkan rumusan bahwa tujuan anakes

haruslah meliputi: tujuan yang bersifat teoretis dan tujuan yang

bersifat aplikatif. Singkatnya tujuan anakes bersifat teoretis

aplikatif.6

c. Perbedaan antara Kesalahan dan Kekeliruan

Dalam kehidupan sehari-hari kita mengenal kata kesalahan

dan kekeliruan sebagai dua kata yang bersinonim, dua kata yang

mempunyai makna yang kurang-lebih sama. Istilah kesalahan

(error) dan kekeliruan (mistake) dalam pengajaran bahasa

dibedakan yakni penyimpangan dalam pemakaian bahasa.

Kekeliruan pada umumnya disebabkan oleh faktor

performansi. Keterbatasan dalam mengingat sesuatu atau kelupaan

menyebabkan kekeliruan dalam melafalkan bunyi bahasa, kata,

tekanan kata, atau kalimat dan sebagainya. Kekeliruan ini bersifat

acak, artinya dapat terjadi pada setiap tataran linguistik. Kekeliruan

5Henry Guntur Tarigan dan Djago Tarigan, Pengajaran Analisis Kesalahan Berbahasa,

(Bandung: Angkasa, 1988), h. 69. 6 Ibid., h. 77.

Page 23: ANALISIS KESALAHAN FONOLOGIS PADA ANAK …

11

biasanya dapat diperbaiki oleh para siswa sendiri bila yang

bersangkutan lebih mawas diri, lebih sadar atau memusatkan

perhatian. Sebaliknya, kesalahan disebabkan oleh faktor

kompetensi. Artinya siswa memang belum memahami sistem

linguistik yang digunakannya. Kesalahan biasanya terjadi secara

konsisten, jadi secara sistematis, kesalahan itu dapat berlangsung

lama apabila tidak diperbaiki. Perbaikan biasanya dilakukan oleh

guru, misalnya melalui pengajaran remedial, latikan, praktik, dan

sebagainya. Sering dikatakan bahwa kesalahan merupakan

gambaran terhadap pemahaman siswa akan sistem bahasa yang

dipelajarinya.7

2. Fonologi

a. Hakikat Fonologi

Bahwa bahasa adalah sistem bunyi ujar yang sudah disadari

oleh para linguis. Oleh karena itu, objek utama kajian linguistik

adalah bahasa lisan, yaitu bahasa dalam bentuk bunyi ujar.

Fonologi berkonsentrasi pada persoalan bunyi, morfologi pada

persoalan-persoalan struktur internal kata, sintaksis pada persoalan

susunan kata dalam kalimat, semantik pada persoalan

perbendaharaan kata.

Sebagai bidang yang berkonsentrasi dalam deskripsi dan

analisis bunyi-bunyi ujar, hasil kerja fonologi berguna bahkan

sering dimanfaatkan oleh cabang-cabang linguistik yang lain, yaitu

linguistik teoretis maupun terapan.8 Secara etimologi kata fonologi

berasal dari gabungan kata fon yang berarti bunyi, dan logi yang

berarti ilmu. Sebagai sebuah ilmu, fonologi lazim diartikan sebagai

bagian dari kajian linguistik yang mempelajari, membahas,

membicarakan, dan menganalisis bunyi-bunyi bahasa yang

7 Ibid., h. 75-76.

8 Masnur Muslich, Fonologi Bahasa Indonesia Tinjauan Deskriptif Sistem Bunyi Bahasa

Indonesia. (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008), h.2.

Page 24: ANALISIS KESALAHAN FONOLOGIS PADA ANAK …

12

diproduksi oleh alat-alat ucap manusia.9 Fonologi adalah bidang

dalam linguistik yang menyelidiki bunyi-bunyi bahasa menurut

fungsinya.10

Fonologi adalah subdisiplin linguistik yang

mempelajari bunyi bahasa yang menghiraukan arti maupun yang

tidak.11

Dari beberapa deskripsi di atas, dapat disimpulkan bahwa

fonologi adalah cabang ilmu linguistik atau bahasa yang

menyelidiki, mempelajari, menganalisis dan membicarakan

runtutan bunyi-bunyi bahasa yang dihasilkan oleh alat ucap

manusia beserta fungsinya. Fonologi juga membicarakan runtutan

bunyi-bunyi bahasa dan cara menganalisanya.

b. Kajian Fonologi

Fonologi mengkaji bunyi-bunyi bahasa sebagai satuan

terkecil dari ujaran beserta dengan gabungan antar bunyi yang

membentuk silabel atau suku kata dengan unsur-unsur

suprasegmentalnya. Misalnya tekanan, nada, hentian, dan durasi.12

Selain itu, kajian psikolinguistik juga banyak meminta bantuan

kajian fonologi. Waktu membicarakan perkembangan pemerolehan

bunyi-bunyi bahasa pada kanak-kanak tentu memerlukan bantuan

fonologi. Misalnya, mengapa bunyi bilabial lebih dahulu diperoleh

seorang kanak-kanak daripada bunyi dental atau palatal. Begitu

juga mengapa bunyi lateral dan bunyi tril pada kanak-kanak usia

tertentu sering dipertukarkan.13

Jadi fonologi tidak hanya

mempelajari bunyi-bunyi bahasa, tetapi cabang ilmu linguistik yang

lain seperti psikolinguistik.

9 Abdul Chaer, Fonologi Bahasa Indonesia.(Jakarta: Rineke Cipta, 2009), h. 1.

10 Harimurti Kridalaksana, Kamus Linguistik.(Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,

1995), h. 57. 11

Soeparno, Dasar-Dasar Linguistik Umum. (Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya, 2002),

h. 79-80. 12

Chaer,op.cit., h. 5. 13

Ibid., h. 7.

Page 25: ANALISIS KESALAHAN FONOLOGIS PADA ANAK …

13

Bunyi-bunyi ujar dapat dipelajari dengan dua sudut pandang.

Pertama, bunyi-bunyi ujar dipandang sebagai media bahasa semata,

tak ubahnya seperti benda atau zat. Kedua, bunyi-bunyi ujar

dipandang sebagai bagian dari sistem bahasa.14

Dari pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa fonologi

tidak hanya mengkaji tentang ilmu bunyi, tetapi juga mengkaji

ilmu-ilmu yang lain. Misalnya psikolinguistik dan sosiolinguistik.

c. Bidang Pembahasan Fonologi

Menurut hierarki satuan bunyi yang menjadi objek studi

fonologi mempunyai dua cabang kajian. Pertama fonetik yaitu

cabang kajian yang menyelidiki dan menganalisa bunyi-bunyi

ujaran yang dipakai dalam tutur, serta mempelajari bagaimana

menghasilkan bunyi-bunyi tersebut dengan alat ucap manusia.15

Fonetik adalah cabang studi fonologi yang mempelajari bunyi

bahasa tanpa memperhatikan apakah bunyi-bunyi tersebut

mempunyai fungsi sebagai pembeda makna atau tidak.16

Menurut

urutan proses terjadinya bunyi bahasa, fonetik dibedakan menjadi

tiga cabang, yaitu:

1) Fonetik artikulatoris atau fonetik organis atau fonetik fisiologi,

mempelajari bagaimana mekanisme alat-alat bicara manusia

bekerja dalam menghasilkan bunyi bahasa serta bagaimana

bunyi-bunyi itu diklasifikasikan.

2) Fonetik akustik mempelajari bunyi bahasa sebagai peristiwa

fisis atau fenomena alam bunyi-bunyi itu diselidiki getarannya,

amplitudonya, dan intensitasnya.

3) Fonetik auditoris mempelajari bagaimana mekanisme

penerimaan bunyi bahasa itu oleh telinga kita. 17

14

Muslich. loc.cit. 15

Gorys Keraf, Komposisi. (Flores: Penerbit Nusa Indah, 1993), h. 30. 16

Abdul Chaer, Linguistik Umum. (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1994), h. 102. 17

Ibid, h. 103.

Page 26: ANALISIS KESALAHAN FONOLOGIS PADA ANAK …

14

Dari ketiga jenis fonetik tersebut yang berurusan dengan

dunia linguistik adalah fonetik artikulatoris. Sebab fonetik inilah

yang berkenaan dengan masalah bagaimana bunyi-bunyi bahasa itu

dihasilkan atau diucapkan manusia. Sedangkan fonetik akustik lebih

berkenaan dengan bidang fisika, dan fonetik auditoris berkenaan

dengan bidang kedokteran

Kedua, fonemik yaitu kesatuan bunyi terkecil suatu bahasa

yang berfungsi membedakan makna. Chaer mengatakan bahwa

fonemik mengkaji bunyi bahasa yang dapat atau berfungsi

membedakan makna kata. Misalnya bunyi [l], [a], [b], dan [u];

dan [r], [a], [b] dan [u] jika dibandingkan perbedaannya hanya

pada bunyi yang pertama, yaitu bunyi [l] dan bunyi [r]. Dapat

disimpulkan bahwa kedua bunyi tersebut adalah fonem yang

berbeda dalam bahasa indonesia yaitu fonem /l/ dan fonem /r/.

Gorys Keraf dalam bukunya yang berjudul Komposis

menjelaskan fonemik adalah ilmu yang mempelajari bunyi ujaran

dalam fungsinya sebagai pembeda arti. Misalnya perbedaan bunyi

[p] dan [b] yang terdapat dalam kata [paru] dan [baru]. Dalam

kajian fonologi mencakup dua fonem, yaitu fonem segmental dan

suprasegmental. Klasifikasi segmental didasarkan pada berbagai

macam kriteria, yaitu (1) ada tidaknya gangguan, (2) mekanisme

udara, (3) arah udara, (4) pita suara, (5) lubang lewatan suara, (6)

mekanisme artikulasi, (7) cara gangguan, (8) maju mundurnya

lidah, (9) tinggi rendahnya lidah, (10) bentuk bibir. Sedangkan

unsur suprasegmental dikelompokkan menjadi empat jenis, yaitu

tinggi rendahnya bunyi (nada), keras lemahnya bunyi (tekanan),

panjang pendeknya bunyi (tempo), kesenyapan (jeda).18

Istilah lain yang berkaitan dengan fonologi antara lain fona,

fonem, konsonan, dan vokal. Fona adalah bunyi ujaran yang

bersifat netral, atau masih belum terbukti membedakan arti, sedang

18

Muslich, Fonologi Bahasa,h. 61.

Page 27: ANALISIS KESALAHAN FONOLOGIS PADA ANAK …

15

fonem adalahsatuan bunyi ujaran terkecil yang membedakan arti.

Variasi fonem karena pengaruh lingkungan yang dimasuki disebut

alofon. Gambar atau lambang fonem dinamakan huruf. Jadi, fonem

berbeda dengan huruf. Untuk menghasilkan suatu bunyi atau fonem

ada tiga unsur yang penting, yaitu udara, artikulator atau bagian

alat ucap yang bergerak, dan titik artikulaso atau bagian alat ucap

yang menjadi titik sentuh artikulator. Pembentukan bunyi vokal

terjadi setelah melewati pita suara, tidak mendapat hambatan apa-

apa dan bunyi vokal adalah semuanya bersuara, sebab

dihasilkandengan pita suara terbuka sedikit. adalah fonem yang

dihasilkan dengan pita suara terbuka sedikit.19

d. Analisis dan Prosedur Kesalahan Fonologi

Analisis kesalahan fonologi merupakan bentuk

penyederhanaan dari analisis kesalahan berbahasa dalam tataran

fonologi. Kesalahan berbahasa dalam tataran fonologi dibedakan

menjadi dua kategori , yaitu kesalahan ucapan atau pelafalan dan

kesalahan ejaan. Kesalahan ucapan terjadi dalam penggunaan

bahasa secara lisan, sedangkan kesalahan ejaan terjadi dalam

penggunaan bahasa secara tertulis.

Sebagaimana telah penulis katakan sebelumnyabahwa

analisis kesalahan fonologi adalah bentuk penyederhanaan dari

analisis kesalahan berbahasa dalam tataran fonologi, jadi analisis

kesalahan fonologi termasuk salah satu bentuk kegiatan analisis

kesalahan berbahasa.

Henry Guntur Tarigan dan Djago Tarigan menjelaskan

tentang langkah-langkah yang harus ditempuh dalam menganalisis

kesalahan berbahasa. Langkah-langkah tersebut meliputi:20

1) Memilih Korpus Bahasa

19

Chaer, op.cit., h. 113. 20

Henry Guntur Tarigan dan Djago Tarigan, op.cit.,h. 169.

Page 28: ANALISIS KESALAHAN FONOLOGIS PADA ANAK …

16

Kegiatan dalam hal ini meliputi beberapa ha, yaitu:

a) Menetapkan luas sampel

b) Menentukan media sampel

c) Menentukan kehomogenan sampel (yang berkaitan

dengan usia pelajar, latar belakang B1, tahap

perkembangan, dan lain-lain)

2) Mengenali Kesalahan

Kalimat-kalimat dapat berupa overtli idiosyncratic yaitu yang

mempunyai cacat yang menyimpang dari kaidah-kaidah bahasa

sasaran dan convertly idiosyncratic yaitu yang secara sepintas

merupakan baik tetapi bila konteks pemakaiannya diuji dan diteliti

ternyata tidak gramatis.

3) Mengklasifikasi Kesalahan

Kesalahan berbahasa dalam tataran fonologi dibedakan

menjadi dua kategori, yaitu kesalahan ucapan atau

pelafalan dan kesalahan ejaan. Kesalahan ucapan terjadi

dalam penggunaan bahasa secara lisan, sedangkan

kesalahan ejaan terjadi dalam penggunaan bahasa tertulis

e. Transkripsi Fonetik

Penyelidik bahasa yang ingin memperoleh hasil sebaik-

baiknya, perlu mengetahui ilmu bunyi dan pemakaiannya. Tanpa

menguasai ilmu bunyi ia akan kandas pada hasil yang tak

sempurna dan tidak memuaskan, karena bahasa pertama-tama

bersifat bunyi. Dengan singkat dapat dikatakan bahwa fonetik

adalah studi tentang bunyi-bunyi ujar. Sebagai ilmu, fonetik

berusaha menemukan kebenaran-kebenaran umum dan

memformulasikan hukum-hukum tentang bunyi-bunyi itu dan

pengucapannya. Sebagai kemahiran fonetik memakai data

deskriptif dari fonetik ilmiah untuk memberi kemungkinan

pengenalan dan produksi (pengucapan) bunyi-bunyi ujar tersebut.

Page 29: ANALISIS KESALAHAN FONOLOGIS PADA ANAK …

17

Orang yang telah terlatih dalam ilmu bunyi mempunyai

pengetahuan dan kemahiran menganalisa dan menghasilkan tiap

bunyi bahasa, karena ia telah tahu tentang struktur dan fungsi

peralatan ujar. Ia pun dapat menguraikan dengan setepat-tepatnya

dan sederhana-sederhananya pembentukan bahasa asing, sehingga

ia sendiri maupun siapa saja yang telah terlatih dalam ilmu bunyi,

dapat menghasilkan bunyi-bunyi itu dengan benar dengan

menggunakan alat-alat ucapnya sesuai dengan uraian yang telah

diformulasikannya.21

f. Kedudukan Fonologi dalam Cabang-cabang Linguistik

Ilmu bahasa memang telah mengalami bermacam-macam

perubahan, baik dari segi landasan filosofi maupun alirannya.

Pada aliran linguistik mana pun bahasa selalu dikatan memiliki

tiga komponen: semantik, fonologi dan sintaksis. Komponen

fonologi bersifat interpretif. Bunyi merupakan simbol lisan yang

dipakai oleh manusia untuk menyam paikan apapun yang ingin

disampaikan. Dalam komponen fonologi tidak hanya

diinventariskan jumlah dan macam bunyi yang ada pada suatu

bahasa tetapi juga bagaimana bunyi-bunyi tadi membentuk suatu

sistem dalam bahasa tersebut.22

Bahwa bahasa adalah sistem bunyi ujar sudah disadari oleh

para linguis. oleh karena itu, objek utama kajian linguistik adalah

bahasa lisan , yaitu bahasa dalam bentuk bunyi ujar. Fonologi

berkonsentrasi pada persoalan bunyi, morfologi pada persoalan-

persoalan struktur internal kata, sintaksis pada persoalan susunan

kata dalam kalimat, semantik pada persoalan-persoalan

perbendaharaan kata.

21

Samsuri, Analisa Bahasa Memahami Bahasa Secara Ilmiah, (Jakarta: Erlangga, 1998),

h. 91. 22

Soenjono Dardjowidjojo, Psikolinguistik Pengantar Pemahaman Bahasa Manusia,

(Jakarta; Yayasan Obor Indonesia, 2003), h. 20.

Page 30: ANALISIS KESALAHAN FONOLOGIS PADA ANAK …

18

Pada bidang klinis, hasil kajian fonologi (khususnya fonetik)

dapat dimanfaatkan untuk menangani orang atau anak yang

mengalami hambatan berbicara dan mendengar. Studi fonologi

sangat berkaitan dengan (bahkan sangat berpengaruh pada)

bidang-bidang linguistik lain, baik secara teoritis maupun

praktis.23

g. Gejala Fonologi Bahasa Indonesia

1) Penambahan fonem, penambahan fonem pada suatu kata pada

umumnya berupa penambahan bunyi vokal. Penambahan ini

dilakukan untuk kelancaran ucapan.

2) Penghilangan fonem, penghilangan fonem adalah hilangnya

bunyi atau fonem pada awal, tengah, dan akhir sebuah kata

tanpa mengubah makna. Penghilangan ini biasanya berupa

pemendekan kata.

3) Perubahan fonem, perubahan fonem adalah berubahnya bunyi

atau fonem pada sebuah kata agar kata menjadi terdengar

dengan jelas atau untuk tujuan tertentu.

4) Kontraksi, kontraksi adalah gejala yang memperlihatkan

adanya satu atau lebih fonem yang dihilangkan. Kadang-

kadang ada perubahan atau penggantian fonem.

5) Analogi, analogi adalah pembentukan suatu kata baru

berdasarkan suatu contoh yang sudah ada.

6) Fonem Suprasegmental, fonem vokal dan konsonan

merupakan fonem suprasegmental karena dapat diruas-ruas.

Fonem tersebut biasanya terwujud bersama-sama dengan ciri

suprasegmental seperti tekanan, jangka, dan nada. Disamping

23

Muslich, op.cit., h. 4.

Page 31: ANALISIS KESALAHAN FONOLOGIS PADA ANAK …

19

ketiga ciri itu, pada untaian terdengar pula ciri

suprasegmental yang lain, yaitu intonasi dan ritme.24

Jika dilihat dari banyaknya gejala fonologi yang tertera di

atas, maka dapat disimpulkan bahwa hal yang demikian maklum

terjadi pada kalangan masyarakat. Misalnya pada kontraksi atau

gejala penghilangan satu fonem atau lebih yang mengakibatkan

perubahan atau penggantian fonem. Seorang anak apabila ditanya

”Ayah mau kemana hari ini?”, maka ia hanya menjawab “kantor”

secara tidak sadar ia telah menghilangkan suatu fonem yang

seharusnya ia menjawab “Ayah ku hari ini pergi ke kantor”.

3. Berbicara

a. Pengertian Berbicara

Manusia adalah makhluk sosial. Manusia baru akan menjadi

manusia bila ia hidup dalam lingkungan manusia. Lingkungan

hidup manusia dapat berwujud aneka bentuk. Sebagai anggota

masyarakat setiap individu dituntut untuk terampil berkomunikasi.

Terampil menyampaikan pikiran, gagasan, ide dan perasaan.25

Berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi

artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan , menyatakan serta

menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan.26

Dari pengertian

tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa berbicara merupakan

salah satu karunia terbesar bagi manusia. Berbicara memiliki

peranan penting bagi kehidupan manusia sebagai makhluk sosial

yang berinteraksi . berbicara berfungsi sebagai alat berkomunikasi.

Selain itu, berbicara merupakan pembeda antara manusia dengan

makhluk lain.

24

Ahlan Husen dan Yayat Sudaryat, Fonologi Bahasa Indonesia, (Jakarta: Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan, 1996), h. 45. 25

Djago Tarigan dan H.G.Tarigan, Teknik Pengajaran Keterampilan Berbahasa,

(Bandung: Angkasa, 1986), h. 87. 26

Henry Guntur Tarigan, Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung:

Angkasa, 1987), h. 15.

Page 32: ANALISIS KESALAHAN FONOLOGIS PADA ANAK …

20

Jika menyinggung tentang kemampuan, maka kemampuan

adalah kesanggupan, kecakapan, kekuatan untuk melakukan

sesuatu. Kemampuan diperoleh pada taraf pertama melalui

pendidikan, kursus, dan latihan, kemudian dikembangkan dengan

praktik sehingga mewujudkan hasil yang nyata. Sama halnya

dengan kemampuan berbicara yaitu kemampuan mengucapkan

kalimat untuk mengekspresikan, menyatakan, dan menyampaikan

pikiran, gagasan, dan perasaan. Berdasarkan bunyi-bunyi yang

didengar, manusia belajar untuk mengucapkan dan akhirnya

berbicara.

Berbicara merupakan suatu komponen menyampaikan pesan

dan amanat secara lisan. Keterampilan berbicara tidak dapat

dipisahkan dari keterampilan mendengarkan. Bahasa merupakan

alat komunikasi yang efektif antar manusia.27

Dalam berbagai

situasi, bahasa dapat dimanfaatkan untuk menyampaikan gagasan

pembicaraan kepada pendengar atau penulis kepada pembaca.

Keterampilan berbicara lebih menuntut guru daripada siswa.

b. Jenis-Jenis Berbicara

Secara garis besar bahwa ragam seni berbicara terdiri atas

dua macam, yaitu: (1) berbicara dimuka umum pada masyarakat

yang terdiri atas dua macam yaitu: wawancara, diskusi, bercerita

atau mendongeng, berpidato, dan permainan. (2) berbicara pada

konferensi. Dalam penelitian ini penulis lebih menekankan pada

kemampuan berpidato atau berbicara untuk melaporkan dan

memberikan informasi yang meliputi faktor kebahsaan dan non

kebahasaan.

c. Tujuan Berbicara

27

Sugihastuti, Rona Bahasa dan Sastra Indonesia, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar 2005), h.

121.

Page 33: ANALISIS KESALAHAN FONOLOGIS PADA ANAK …

21

Tujuan utama berbicara adalah untuk berkomunikasi . agar

dapat menyampaikan pikiran secara efektif, maka pembicara harus

memahami makna yang ingin dikomunikasikan dan mengevaluasi

efek komunikasi terhadap pendengarnya, dan harus tahu prinsip

yang mendasari situasi pembicaraan (umum dan perorangan).

Proses komunikasi pada hakikatnya adalah proses

penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator)

kepada orang lain (komunikan). Pikiran biasa merupakan gagasan,

informasi, opini yang muncul dari benaknya

4. Tunagrahita

Mental atau kecerdasan bagi manusia merupakan pelengkap

kehidupan yang sempurna, karena kecerdasan merupakan pembenar

yang menjadi pembeda antara manusia dengan makhluk yang lain di

bumi ini. Istilah anak berkelainan mental subnormal dalam beberapa

reverensi disebut pula dengan keterbelakangan mental, lemah ingatan,

flebeminded, mental subnormal, dan tunagrahita.28

Semua makna dari

istilah tersebut sama, yaitu menunjukan kepada seseorang yang

memiliki kecerdasan mental di bawah normal, dan dalam istilah

Pendidikan Luar Biasa (PLB) menggunakan sebutan tunagrahita.

Etgar Doll berpendapat seseorang dapat dikatakan

tunagrahita jika: secara sosial tidak cakap, secara mental di

bawah normal, kecerdasan terhambat sejak lahir atau pada

usia muda, kematangannya terhambat, serta kecerdasannya

secara umum dibawah rata-rata dan mengalami kesulitan

penyesuaian sosial dalam setiap fase perkembangannya.29

Jadi individu dapat dikatakan tunagrahita yaitu mereka yang

memiliki kecerdasan mental di bawah normal. Seorang psikolog

mengklasifikasikan anak tunagrahita mengarah kepada aspek mental

intelegensinya, indikasinya dapat dilihat dari tes kecerdasan, seperti

28

Mohammad Efendi, Pengantar Psikopedagogik Anak Berkelainan,(Jakarta: Bumi

Aksara, 2006), h. 88. 29

Ibid.,h. 89.

Page 34: ANALISIS KESALAHAN FONOLOGIS PADA ANAK …

22

IQ 0-25dikategorikan idiot, IQ 25 sampai 50 dikategorikan embicil,

dan IQ 50-&5 dikategorikan debil atau moron.

a. Anak tunagrahita yang mampu didik (debil). Anak tunagrahita

yang tidak mampu mengikuti sekolah biasa, namun masih memiliki

kemampuan yang dapat dikembangkan walaupun hasilnya kurang

maksimal. Anak tunagrahita yang mampu didik berarti anak

tunagrahita yang mampu dididik secara minimal dalam bidang-

bidang akademis, sosial, dan pekerjaan.

b. Anak tunagrahita yang mampu dilatih (embicil). Aank tunagrahita

yang mampu latih berarti anak tunagrahita yang hanya mampu

dilatih untuk mengurus diri sendiri melalui aktifitas kehidupan

sehari-hari, serta melakukan fungsi sosial kemasyarakatan menurut

kemampuannya.

c. Anak tunagrahita mampu rawat (idiot). Anak tunagrahita yang

memiliki kecerdasan sangat rendah sehingga ia tidak mampu

mengurus diri sendiri dan sangat membutuhkan perawatan

sepenuhnya sepanjang hidupnya, karena ia tidak mamputerus hidup

tanpa bantuan orang lain.30

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian ini didasarkan pada banyaknya permasalahan yang

berkaitan dengan analisis kesalahan fonologi. Berdasarkan pencarian

literatur yang dilakukan oleh penulis, maka terdapat beberapa hasil

penelitian terdahulu yang terkait dengan penelitian ini, diantaranya:

Penelitian yang dilakukan oleh Nenin Arum Sari R dengan judul

Analisis Kesalahan Fonologi dalam Membaca Teks Bahasa Arab Siswa

Kelas VIII G MTsN Piyungan Bantul dari Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2009.

Dalam hasil penelitiannya ia mengemukakan bahwa bentuk-bentuk

kesalahan fonologi yang terjadi pada siswa kelas VIII G MTsN Piyungan

30

Ibid., h. 89-91.

Page 35: ANALISIS KESALAHAN FONOLOGIS PADA ANAK …

23

Bantul dalam membaca teks berbahasa Arab dibedakan menjadi tiga,

yaitu: (1) Perubahan fonem, meliputi pertukaran penggunaan suara tipis

(ringan) sebagai ganti huruf bersuara tebal (berat) atau sebaliknya,

pertukaran penggunaan fonem vokal fathah sebagai ganti fonem vokal

kasrah, dan pertukaran penggunaan fonem yang memiliki tempat artikulasi

berdekatan misalnya sha dengan tsa, (2) penghilangan fonem, meliputi

penghilangan fonem alif, wawu, dan ya, (3) penambahan fonem.

Dalam penelitiannya ia juga menemukan hasil bahwa faktor-

faktor penyebab kesalahan fonologi dalam membaca teks berbahasa Arab

siswa kelas VIII G MTsN Piyungan Bantul diantaranya karakteristik

bahasa Arab yang berbeda dengan bahasa Indonesia, bahasa Arab

merupakan pelajaran baru bagi siswa dan minimnya semangat siswa dalam

pembelajaran bahasa Arab.

Selanjutnya penelitian yang dilakukan Anggun Setyorini dengan

judul Bentuk Ujaran Bahasa Jawa Tataran Fonologi Anak Tunagrahita

Tingkat Berat SMP Luar Biasa Semarang (Kajian Psikolinguistik) dari

Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang, 2012 mendapati

hasil sebagai berikut: (1) ujaran bahasa Jawaanak tunagrahita tingkat berat

SMP LB Negeri Semarang mengalami pola-pola perubahan, yaitu

penghilangan fonem, penggantian fonem, penghilangan dan penggantian

fonem, dan perubahan total, (2) faktor-faktor yang menyebabkan

gangguan ujaran anak tunagrahita tingkat berat SMP LB Negeri Semarang

yaitu gangguan fungsi otak dan alat produksi ujar, meliputi bentuk lidah

yang pendek dan tebal, bibir sumbing, dan gangguan pendengaran

permanen.

Dari beberapa hasil penelitian di atas, penulis merasa tertarik

untuk mengadakan penelitian dengan judul yang berbeda, tujuannya agar

menambah ilmu pengetahuan untuk kalangan akademika dan masyarakat

umum lainnya.

Page 36: ANALISIS KESALAHAN FONOLOGIS PADA ANAK …

24

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian di bidang pendidikan yang sifatnya

masih umum, komprehensif dan kompleks serta ada kemungkinan masih terdapat

pengembangan-pengembangan teori. Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan

metode deskriptif dengan menggunakan data wacana yang di baca oleh siswa

tunagrahita SMALB C. Metode deskriptif ini menggunakan penelitian kualitatif

dalam penggunaannya. Penelitian kualitatif adalah suatu pendekatan yang juga

disebut pendekatan investigasi karena biasanya peneliti mengumpulkan data

dengan cara bertatap muka langsung dan berinteraksi dengan orang-orang di

tempat penelitian.1

Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang ingin mencari makna

kontekstual secara menyeluruh (holistic) berdasarkan fakta-fakta (tindakan,

ucapan, sikap, dan sebagainya) yang dilakukan subjek penelitian untuk

membangun teori (nomotetik, mencari hukum keberlakuan umum).2Selain itu ada

yang mengatakan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan

pendekatan naturalistik untuk mencari dan menemukan pengertian atau

pemahaman atau fenomena dalam suatu latar yang berkonteks khusus.3

Penelitian ini bertujuan mencari data tentang kesalahan-kesalahan yang

terjadi dalam penggunaan bahasa Indonesia yang diucapkan siswa pada saat

membaca wacana . kesalahan yang dimaksud adalah terjadinya

ketidakbenaranfonologi yang diucapkan oleh siswa tunagrahita pada saat

membaca wacana.

1Syamsudin A.R dan Vismaia S. Damaianti, Metode Penelitian Pendidikan Bahasa,

(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006), h. 73. 2Abdul Hanafi Halim, Metode Penelitian Bahasa, (Jakarta: Diadit Media Press, 2011), h.

92. 3 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2009), h. 5.

Page 37: ANALISIS KESALAHAN FONOLOGIS PADA ANAK …

25

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SLB Permata, Ciranjang, kabupaten

Cianjur, yang beralamat di Jl. Raya Ciranjang Kaum Kaler RT.01 RW. 15

Ciranjang, Cianjur. Waktu yang dipergunakan untuk meneliti yakni bulan

April sampai dengan Juni 2016.

B. Metode dan Pendekatan Penelitian

Suatu penelitian, pemilihan dan penentuan metode merupakan

langkah yang sangat penting agar tujuan penelitian dapat terjadi. Adapun

metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif yang

bersifat deskriptif. Metode penelitian kualitatif sering disebut metode

penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan dengan kondisi yang

alamiah (natural setting); disebut juga sebagai metode etnographi, karena

pada awalnya metode ini lebih banyak digunakan untuk penelitian bidang

antropologi budaya; disebut sebagai metode kualitatif, karena data yang

terkumpul dan analisisnya lebih bersifat kualitatif.4

Pada hakikatnya pendekatan kualitatif menyajikan secara langsung

hubungan antara peneliti dengan responden dalam rangka memecahkan

masalah sesuain dengan tujuan yang hendak dicapai. Dari pernyataan di

atas dapat disimpulkan bahwa metode deskriptif dengan pendekatan

kualitatif mudah digunakan karena terdapat hubungan antara peneliti

dengan responden

Data dalam penelitian ini diperoleh melalui studi dokumentasi.

Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal berupa catatan,

transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen, rapat, legger,

agenda, dan sebagainya.5

Pada penelitian ini data diperoleh melalui transkripsi fonetik dari

wacana yang dibaca oleh siswa tunagrahita SLB Permata Ciranjang,

kabupaten Cianjur. Tujuannya adalah menemukan kesalahan fonologi

4Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2010), h. 14, cet, ke-11.

5Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian (Saatu Pendekatan Praktek), (Jakarta: Rineke

Cipta, 2002), h. 206.

Page 38: ANALISIS KESALAHAN FONOLOGIS PADA ANAK …

26

pada siswa tunagrahita. Penelitian dilakukan bertahap, siswa diberikan

wacana yang sama pada setiap pertemuannya atau satu pekan sekali. Siswa

membaca wacana dan penulis melakukan rekam suara yang selanjutnya

akan dijadikan bahan untuk transkripsi fonetik.

C. Metode Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data dalam penelitian ini penulis menggunakan

beberapa teknik pengumpulan data, yaitu:

1. Observasi, yaitu pengamatan dan pencatatan dengan sistematika

fenomena-fenomena yang diselidiki. Teknik ini penulis lakukan untuk

mengumpulkan data tentang keadaan lingkungan sekolah, kegiatan

pembelajaran di kelas, dan lain-lain.

2. Rekam suara. Penulis melalukan rekam suara pada saat siswa

membaca wacana. Hal ini dilakukan penulis sepekan sekali pada saat

melakukan penelitian. Dari rekam suara selajutnya penulis melakukan

transkripsi fonetik

D. Fokus Penelitian

Teknik yang digunakan untuk menganalisis data ini adalah analisis

kesalahan fonologi melalui transkrip. Penelitian ini ditujukan hanya untuk

siswa tunagrahita.

Tabel 3.1

Tabel Analisis Kesalahan Fonologi

Nama Siswa ( Paragraf)

No Kata

Kesalahan Fonologi

Fonetik Fonemik

Page 39: ANALISIS KESALAHAN FONOLOGIS PADA ANAK …

27

E. Metode Analisis Data

Analisis data dilakukakan dengan menguraikan kesalahan fonologi

yang terjadi ada saat siswa membaca wacana. Langkah-langkah analisis

data yang dilakukan penulis meliputi; mengamti secara teliti hasil bacaan

siswa yang telah di rekam, mengamati hasil bacaan siswa selama

penelitian berlangsung, mengidentifikasi kesalahan-kesalahan fonologi

siswa, membuat transkripsi fonetik, megelompokkan kata-kata yang sering

terjadi, mendeskripsikan kesalahan dan membuat kesimpulan berdasarkan

hasil analisis data.

Penulis juga menggunakan analisis data dengan cara:

1. Pengklasifikasian.

2. Pengodean

3. Penabulasian

4. Pembetulan atau pengoreksian

5. Pengalkulasian dengan menggunakan

Keterangan :

X = Frekuensi kata yang dianalisis

X2

= Jumlah Kesalahan

F. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa tunagrahita tingkat SMA

yang ada di SLB Permata Ciranjang, kabupaten Cianjur. Adapun yang

menjadi subyek dalam penelitian ini adalah

a. Nama Peserta Didik : M. Lukman Albasri

Nomor Induk : 9993422692

Tempat Tanggal Lahir: Cianjur, 01 Juli 1997

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Status dalam Keluarga: Anak Kandung

Anak ke : 1 dari 2 bersaudara

Page 40: ANALISIS KESALAHAN FONOLOGIS PADA ANAK …

28

Alamat Peserta Didik : Kp. Samolo RT 04/02 Ds. Ciherang

b. Nama Peserta Didik : Nandar Maulana Firmansyah

Nomor Induk : 9997905278

Tempat Tanggal Lahir: Cianjur, 04 Juli 1998

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Status dalam Keluarga: Anak Kandung

Anak ke : 1 dari 2 bersaudara

Alamat Peserta Didik : Kp. Hegarmanah RT 01/05 Bojong Picung.

2. Objek Penelitian

Objek yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini yaitu

analisis kesalahan fonologi yang difokuskan hanya pada fonetik dan

fonemik saja. Fonetik adalah bidang linguistik yang mempelajari

bunyi bahasa tanpa memperhatikan apakah bunyi tersebut mempunyai

fungsi sebagai pembeda makna atau tidak.6 Fonemik adalah bunyi

bahasa yang dapat atau berfungsi membedakan makna kata.7 Pada saat

penelitian, penulis memeberikan wacana kepada siswa, kemudian

dibaca setiap tatap muka pelajaran bahasa Indonesia.

6Abdul Chaer, Linguistik Umum, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2007), h. 103.

7Ibid., h. 125.

Page 41: ANALISIS KESALAHAN FONOLOGIS PADA ANAK …

29

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Profil Sekolah

1. Identitas Sekolah

Sekolah Luar Biasa Permata Ciranjang, beralamat di Jl. Raya

Ciranjang RT 01/ RW 15 Kaum Kaler, Desa Ciranjang, Kecamatan

Cianjur, Kabupaten Cianjur. Sekolah ini didirikan dan mulai dibuka

pada tahun 2003, dengan status sekolah swasta terakreditasi A. Nomor

statistik sekolah 204 02 07 01 010, dan nomor ijin pendirian

421.9/2368-Disdik/2003 tanggal 16 Juni 2003. Penyelenggaraan

sekolah pagi. Status pendidikan SDLB, SMPLB, dan SMALB jenis

kelainan A, B, C, C-1, dan D.

2. Keadaan Peserta Didik dan tenaga Kependidikan

Di bulan Desember 2016 – Mei 2017 terdapat 92 peserta didik

dan tenaga kependidikan berjumlah 14 orang pegawai yang meliputi

kepala sekolah, guru, sukwan, dan caraka.

3. Visi dan Misi

Visi sekolah “Menciptakan manusia yang hidup mandiri di

lingkungan keluarga maupun masyarakat dalam kehidupan sehari-hari”.

Misi “Meningkatkan harkat dan derajat anak dalam berkehidupan

bermasyarakat, mengoptimalkan potensi yang dimiliki agar memiliki

keterampilan untuk bekal hidup, membekali anak dengan satu

keterampilan yang betul-betul dikuasai agar anak mampu menghidupi

dalam kehidupan di masyarakat.

4. Keadaan Sarana dan Prasarana Pendidikan

Status tanah milik yayasan/wafah, dengan nomor sertifikat

10.31.14.07.7.7.00001, luas tanah 1.400 m2, luas bangunan 740 m

2.

Ruang belajar, 5 ruang ukuran 8 x 7 m2 kondisi baik, 3 ruang ukuran 4

x 6 m2 kondisi baik. Ruang kantor, 5 ruang ukuran 8 x 7 m

2 kondisi

baik. Kamar mandi, 4 buah ukuran 2 x 2 m2 kondisi baik. Ruang UKS,

Page 42: ANALISIS KESALAHAN FONOLOGIS PADA ANAK …

30

1 ruangan 8 x 5 m2. Ruang perpustakaan, 1 ruang ukuran 10 x 5 m

2

kondisi baik. Ruang tunggu orang tua, 1 buah ukuran 6 x 8 m2 kondisi

baik. Lapangan olahraga ukuran 20 x 10 m2 kondisi baik ( untuk basket

dan bulu tangkis). Mushola, 1 ruang ukuran 5 x 7 m2 kondisi baik.

Dapur, 5 ruang ukuran 8 x 7 m2 kondisi baik. Taman dan kebun kondisi

baik.

Sarana penunjang KBM memadai berupa listrik telfon, PDAM,

sumur dan internet.

5. Kegiatan-kegiatan yang Telah Dilaksanakan

Aktif mengikuti O2SN, FLS2N tingkat gugus, tingkat provinsi

dan tingkat nasional. Aktif mengikuti pramuka tingkat gugus, tingkat

provinsi dan tingkat nasional. Aktif mengikuti gebyar tingkat gugus dan

tingkat provinsi. Aktif mengikuti lomba keterampilan tingkt gugus,

tingkat provinsi, dan tingkat nasional. Mengikuti kegiatan guru dari

tingkat kecamatan, kabupaten hingga provinsi.

B. Deskripsi Data

Pada deskripsi ini, penulis akan menguraikan kesalahan siswa

dalam keterampilan membaca. Penulisis membatasi obyek analisis

kesalahan fonologi hanya pada tataran fonetik dan fonemik.

Tabel 4.1

Tabel Analisis Kesalahan Fonologis

Nandar Maulana Firmansyah ( Paragraf I)

No. Kata Transkripsi

Fonetis

Kesalahan Fonologi

Fonetik Fonemik

Ortografis Ortografis

1. Pendidikan [pǝndidikan] [pǝñidikan]

panyidikan

[pǝnyiyikan]

penyiyikan

2. Bahasa [bahasa] - -

3. Indonesia [indonɛsia] - -

Page 43: ANALISIS KESALAHAN FONOLOGIS PADA ANAK …

31

4. Merupakan [mǝrupakan] [pǝrupakan]

perupakan

[mǝlupakan]

melupakan

5. Salah [salah] [dalah]

dalah

-

6. Satu [satu] [sadu]

sadu

[sagu]

sagu

7. Mata [mata] [mada]

ada

-

8. Pelajaran [pǝlajaran] [pǝlajaraƞ]

pelajarang

-

9. Yang [yaƞ] - -

10. Wajib [wajib] [pajib]

pajib

[wagib]

wagib

11. Diajarkan [diajarkan] [diajarkaƞ]

diajarkang

[dijajarkan]

dijajarkan

12. Mulai [mulay] - -

13. Dari [dari] [dayi]

dayi

[day]

day

14. Tingkat [tingkat’] [iƞkat’]

ingkat

[tiƞgat]

tinggat

15. Pendidikan [pǝndidikan] [pǝñidikan]

panyidikan

[pǝnyiyikan]

penyiyikan

16. Dasar [dasar] - -

17. Sampai [sampay] - -

18. Pendidikan [pǝndidikan] [pǝñidikan]

Panyidikan

[pǝnyiyikan]

penyiyikan

19. Tinggi [tiƞgi] [iƞgi]

Inggi

[tiƞi]

tingi

20. Akan [akan] [ayan]

Ayan

-

Page 44: ANALISIS KESALAHAN FONOLOGIS PADA ANAK …

32

21. Tetapi [tǝtapi] [tǝtapɛ]

tetape

-

22. Yang [yaƞ] [waƞ]

wang

-

23. Sangat [sangat’] - -

24. Mengheran

kan

[mǝƞhɛranka

n]

[pǝƞhǝrankan]

pengherankan

[pǝƞhɛraƞkan]

pengherangkan

25. Sebagai [sǝbagay] - -

26. Warga [warga] [parga]

parga

-

27. Negara [ņǝgara] [pǝgara]

pegara

-

28. Indonesia [indonɛsia] - -

29. Yang [yaƞ] [waƞ]

wang

-

30. Mengenyam [mǝngeñam] [pǝƞǝƞam]

pengengam

[pǝƞǝñam]

pengenyam

31. Pendidikan [pǝndidikan] [pǝñidikan]

Panyidikan

[pǝnyiyikan]

penyiyikan

32. Dan [daņ] [ǝdan]

edan

[daƞ]

dang

33. Mem

pelajari

[mǝmpǝlajari

]

[pǝmpǝlajari]

pempelajari

[mǝmpǝƞjari]

mempengajari

34. Bahasa [bahasa] - -

35. Indonesia [indonɛsia] - -

36. Masih [masih] [pasih]

pasih

[basih]

basih

37. Banyak [banyak’] - -

38. Yang [yaƞ] [waƞ]

wang

-

Page 45: ANALISIS KESALAHAN FONOLOGIS PADA ANAK …

33

39. Belum [bǝlum] [balum]

balum

-

40. Mengerti [mǝngerti] [pangǝrti]

Pangerti

[pǝƞǝrti]

pengerti

41. Dengan [dǝƞan] [baƞan]

Bangan

[dǝgan]

degan

42. Baik [baik] [daik]

daik

[bayik]

bayik

43. Bahasa [bahasa] - -

44. Indonesia [indonɛsia] - -

45. Baik [baik] [daik]

daik

[bayik]

bayik

46. Secara [sǝcara] - -

47. Lisan [lisan] [pisan]

pisan

-

48. Maupun [maupun] - -

49. Tertulis [tǝrtulis] [tǝryulis]

teryulis

[pǝrtulis]

pertulis

50. Hal [hal] - -

51. Ini [ini] - -

52. Terlihat [tǝrlihat’] - [tǝrliyat]

terliyat

53. Dari [dari] [dayi]

dayi

[day]

day

54. Masih [masih] [pasih]

pasih

[basih]

basih

55. Banyaknya [bañakña] [dariña]

darinya

-

56. Pelajar [pǝlajar] - -

57. Yang [yaƞ] - -

Page 46: ANALISIS KESALAHAN FONOLOGIS PADA ANAK …

34

58. Memiliki [mǝmiliki] [pemiliki]

pemiliki

[dimliki]

dimiliki

59. Nilai [nilay] [nilay]

nilay

-

60. Ujian [ujian] [ubian]

ubian

[ujaran]

ujaran

61. Nasional [nasional] [nasyional]

nasyional

-

62. Yang [yaƞ] - -

63. Masih [masih] [pasih]

pasih

[basih]

basih

64. Sangat [sangat’] - -

65. Rendah [rǝndah] [pɛndɛk]

pendek

-

66. Bahasa [bahasa] - -

67. Indonesia [indonɛsia] - -

68. Adalah [adalah] - -

69. Bahasa [bahasa] - -

70. Resmi [rǝsmi] [basmi]

basmi

[pesmi]

pesmi

71. Republik [rǝpublik] [repuplik]

repupluk

[rebublik]

rebublik

72. Indonesia [indonɛsia] - -

73. Dan [daņ] [ǝdan]

edan

[daƞ]

dang

74. Bahasa [bahasa] - -

75. Persatuan [pǝrsatuan] - [pǝrsatuwan]

persatuwan

76. Bangsa [baƞsa] [baƞga]

bangga

-

Page 47: ANALISIS KESALAHAN FONOLOGIS PADA ANAK …

35

77. Indonesia [indonɛsia] - -

78. Di [di] [yi]

yi

-

79. Timor [timor] [timol]

timol

-

80. Leste [lɛstɛ] - -

81. Bahasa [bahasa] - -

82. Indonesia [indonɛsia] - -

83. Berstatus [berstatus] [bǝrsatu]

bersatu

-

84. Sebagai [sǝbagay] [pǝagai]

pebagai

-

85. Bahasa [bahasa] - -

86. Kerja [kerja] [kǝlja]

kelja

-

Berdasarkan tabel 4.1 diketahui bahwa frekuensi kesalahan

fonetik dan fonemik yang dilakukan Nandar Maulana Firmansyah

sebanyak 51 kesalahan fonetik dan sebanyak 32 kesalahan fonemik.

1. Kesalahan Fonetik

Kesalahan fonetik yang dilakukan siswa sebanyak 51 kata pada

paragraf pertama yang terdiri dari 86 kata, yaitu pada kata pendidikan;

merupakan; salah; satu; mata; pelajaran; wajib; diajarkan; dari; tingkat;

tinggi; akan; tetapi; yang; mengherankan; warga; negara; Indonesia;

mengenyam; dan; mempelajari; masih; belum; mengerti; dengan; baik;

lisan; tertulis; banyaknya; memiliki; nilai; ujian; nasional; sangat;

rendah; resmi; republik; bangsa; di; Timor; berstatus; sebagai; kerja.

2. Kesalahan Fonemik

Kesalahan fonemik yang dilakukan siswa sebanyak 32 kata pada

paragraf pertama yang terdiri dari 86 kata, yaitu pada kata pendidikan;

merupakan; satu; wajib; diajarkan; dari; tingkat; tinggi; mengherankan;

Page 48: ANALISIS KESALAHAN FONOLOGIS PADA ANAK …

36

mengenyam; dan; mempelajari; masih; mengerti; dengan; baik; tertulis;

memiliki; nasional; masih; ujian; resmi; republik; terlihat; dari;

persetujuan.

Tabel 4.2

Tabel Analisis Kesalahan Fonologi

M. Lukman Albasri ( Paragraf I )

No. Kata Transkripsi

Fonetis

Kesalahan Fonologi

Fonetik Fonemik

Ortografis Ortografis

1. Pendidikan [pǝndidikan] - -

2. Bahasa [bahasa] [bahaŝa]

bahasya

[bahaya]

Bahaya

3. Indonesia [indonɛsia] - -

4. Merupakan [mǝrupakan] - -

5. Salah [salah] [ŝalah]

syalah

[talah]

talah

6. Satu [satu] - -

7. Mata [mata] - -

8. Pelajaran [pǝlajaran] - -

9. Yang [yaƞ] - -

10. Wajib [wajib] - -

11. Diajarkan [diajarkan] - -

12. Mulai [mulay] [mulay]

mulay

[mula]

mula

13. Dari [dari - -

14. Tingkat [tingkat’] - -

15. Pendidikan [pǝndidikan] - -

16. Dasar [dasar] - -

17. Sampai [sampay] - -

Page 49: ANALISIS KESALAHAN FONOLOGIS PADA ANAK …

37

18. Pendidikan [pǝndidikan] - -

19. Tinggi [tiƞgi] - -

20. Akan [akan] - -

21. Tetapi [tǝtapi] - -

22. Yang [yaƞ] - -

23. Sangat [sangat’] [ŝangat]

syangat

[samat]

samat

24. Mengheran

kan

[mǝƞhɛranka

n]

- -

25. Sebagai [sǝbagay] [ŝebagai]

syebagai

[berbagai]

berbagai

26. Warga [warga] - -

27. Negara [ņǝgara] - -

28. Indonesia [indonɛsia]

29. Yang [yaƞ] - -

30. Mengenyam [mǝngeñam] - -

31. Pendidikan [pǝndidikan] - -

32. Dan [daņ] - -

33. Mempelajar

i

[mǝmpǝlajari

]

- -

34. Bahasa [bahasa] [bahaŝa]

bahasya

[bahaya]

bahaya

35. Indonesia [indonɛsia] - -

36. Masih [masih] [maŝih]

masyih

[matih]

matih

37. Banyak [banyak’] - -

38. Yang [yaƞ] - -

39. Belum [bǝlum] - -

40. Mengerti [mǝngerti] - -

41. Dengan [dǝƞan] - -

Page 50: ANALISIS KESALAHAN FONOLOGIS PADA ANAK …

38

42. Baik [baik] - -

43. Bahasa [bahasa] [bahaŝa]

bahasya

[bahaya]

bahaya

44. Indonesia [indonɛsia] - -

45. Baik [baik] - -

46. Secara [sǝcara] - -

47. Lisan [lisan] [liŝan]

lisyan

[piŝan]

pisyan

48. Maupun [maupun] - -

49. Tertulis [tǝrtulis] - -

50. Hal [hal] - -

51. Ini [ini] - -

52. Terlihat [tǝrlihat’] - -

53. Dari [dari] - -

54. Masih [masih] - -

55. Banyaknya [bañakña] - -

56. Pelajar [pǝlajar] - -

57. Yang [yaƞ] - -

58. Memiliki [mǝmiliki] - -

59. Nilai [nilay] - -

60. Ujian [ujian] - -

61. Nasional [nasional] [naŝional]

nasyional

[naŝiyonal]

nasyiyonal

62. Yang [yaƞ] - -

63. Masih [masih] - -

64. Sangat [sangat’] [ŝangat]

syangat

[samat]

samat

65. Rendah [rǝndah] - -

66. Bahasa [bahasa] [bahaŝa]

bahasya

[bahaya]

bahaya

Page 51: ANALISIS KESALAHAN FONOLOGIS PADA ANAK …

39

67. Indonesia [indonɛsia] - -

68. Adalah [adalah] - -

69. Bahasa [bahasa] [bahaŝa]

bahasya

[bahaya]

bahaya

70. Resmi [rǝsmi] - -

71. Republik [rǝpublik] - -

72. Indonesia [indonɛsia] - -

73. Dan [daņ] - -

74. Bahasa [bahasa] [bahaŝa]

bahasya

[bahaya]

bahaya

75. Persatuan [pǝrsatuan] - [prsatuwan]

persatuwan

76. Bangsa [baƞsa] - -

77. Indonesia [indonɛsia] - -

78. Di [di] - -

79. Timor [timor] - -

80. Leste [lɛstɛ] - -

81. Bahasa [bahasa] [bahaŝa]

bahasya

[bahaya]

bahaya

82. Indonesia [indonɛsia] - -

83. Berstatus [berstatus] - -

84. Sebagai [sǝbagay] - -

85. Bahasa [bahasa] -

86. Kerja [kerja] - -

Berdasarkan tabel 4.2 diketahui bahwa frekuensi kesalahan

fonetik dan fonemik yang dilakukan M. Lukman Albasri sebanyak 16

kesalahan fonetik dan sebanyak 17 kesalahan fonemik.

1. Kesalahan Fonetik

Page 52: ANALISIS KESALAHAN FONOLOGIS PADA ANAK …

40

Kesalahan fonetik yang dilakukan siswa sebanyak 16 kata pada

paragraf pertama yang terdiri dari 86 kata, yaitu pada kata bahasa;

salah; mulai; sangat; sebagai; pendidikan; masih; lisan; nasional.

2. Kesalahan Fonemik

Kesalahan fonemik yang dilakukan siswa sebanyak 17 kata pada

paragraf pertama yang terdiri dari 86 kata, yaitu pada kata bahasa;

salah; mulai; sangat; sebagai; persatuan; pendidikan; masih; lisan;

nasional.

Tabel 4.3

Tabel Analisis Kesalahan Fonologi

Nandar Maulana Firmansyah ( Paragraf 2 )

No. Kata Transkripsi

Fonetis

Kesalahan Fonologi

Fonetik Fonemik

Ortografis Ortografis

1. Dari [dari] [dayi]

dayi

[day]

Day

2. Sudut [sudut’] - -

3. Pandang [pandaƞ] [dandaƞ]

dandang

-

4. Linguistik [liƞuistik] - [liƞuistis]

linguistis

5. Bahasa [bahasa] - -

6. Indonesia [indonɛsia] - -

7. Adalah [adalah] - -

8. Salah [salah] - -

9. Satu [satu] - -

10. Dari [dari] [dayi]

dayi

[day]

Day

11. Banyak [bañak’] - -

Page 53: ANALISIS KESALAHAN FONOLOGIS PADA ANAK …

41

12. Ragam [ragam] [rajam]

rajam

[raga]

raga

13. Bahasa [bahasa] - -

14. Melayu [mǝlayu] [mǝmayu]

memayu

-

15. Penamaan [pǝnamaan] [pǝnanaman]

penanaman

[pǝngalaman]

pengalaman

16. Bahasa [bahasa] - -

17. Indonesia [indonɛsia] - -

18. Diawali [diawali] [diawani]

diawani

[diawasi]

diawasi

19. Sejak [sǝjak’] [sebab]

Sebab

-

20. Dicanangka

nnya

[dicanaƞkanñ

a]

[dicadaƞkanña]

dicadangkannya

[dicamparkanña]

dicamparkannya

21. Sumpah [sumpah] [tumpah]

tumpah

[tambah]

tambah

22. Pemuda [pǝmuda] [pemuba]

pemuba

[pemula]

Pemula

23. Duapuluhde

lapan

[duapuluhdǝl

apan]

- -

24. Oktober [ok’tober] [otober]

otober

[otober]

otober

25. Seribu

sembilan

ratus dua

puluh

delapan

[sǝribusǝmbil

an

ratusduapulu

h

dǝlapan]

- -

26. Untuk [untuk’] - [tumbuk’]

tumbuk

Page 54: ANALISIS KESALAHAN FONOLOGIS PADA ANAK …

42

27. Menghindar

i

[mǝƞhindari] - -

28. Kesan [kǝsan] [pǝsan]

pesan

[paɛsan]

paesan

29. Imperialism

e

[impǝrialismǝ

]

[emperialisme]

emperialisme

30. Bahasa [bahasa] - -

31. Apabila [apabila] - -

32. Nama [nama] - -

33. Bahasa [bahasa] - -

34. Melayu [mǝlayu] - -

35. Tetap [tǝtap] - -

36. Digunakan [digunakan] - [dicanaƞkan]

dicanangkan

37. Proses [prosɛs] [protɛs]

protes

[propɛs]

propes

38. Ini [ini] - -

39. Menyebabk

an

[mǝñɛbabkan

]

[mǝnsǝbabkan]

mensebabkan

[mǝnyǝbalkan]

menyebalkan

40. Berbedanya [bɛrbɛdaña] [bǝrbadanña]

berbadannya

[bǝrpɛdaña]

berpedanya

41. Bahasa [bahasa] - -

42. Indonesia [indonɛsia] - -

43. Saat [saat’] [saad]

saad

-

44. Ini [ini] - -

45. Dari [dari] [dayi]

dayi

[day]

day

46. Varian [varian] - -

47. Bahasa [bahasa] - -

Page 55: ANALISIS KESALAHAN FONOLOGIS PADA ANAK …

43

48. Melayu [mǝlayu] - -

49. Yang [yaƞ] [waƞ]

wang

-

50. Digunakan [digunakan] - -

51. Di [di] - -

52. Riau [riaw] [riaw]

riaw

[riyau]

riyau

53. Maupun [maupun] [mawpun]

mawpun

-

54. Semenanjun

g

[sǝmǝnanjuƞ] [sǝmǝnanduƞ]

semenandung

[sǝmǝnaƞguƞ]

semenanggung

55. Malaka [malaka] - -

56. Hingga [hingga] - -

57. Saat [saat’] [saad]

saad

-

58. Ini [ini] - -

59. Bahasa [bahasa] - -

60. Indonesia [indonɛsia] - -

61. Merupakan [mǝrupakan]

62. Bahasa [bahasa] - -

63. Yang [yaƞ] - -

64. Hidup [hidup] - -

65. Yang [yaƞ] - -

66. Harus [harus] - -

67. Menghasilk

an

[mǝƞhasilkan

]

[mǝnhasilkan]

menhasilkan

[mǝƞasiƞkan]

mengasingkan

68. Kata-kata [kata-kata] [kata-data]

kata-data

[data-data]

data-data

69. Baru [baru] - -

70. Baik [baik’] - -

Page 56: ANALISIS KESALAHAN FONOLOGIS PADA ANAK …

44

71. Melalui [mǝlalui] [malalui]

malalui

[mǝlampaui]

Melampaui

72. Penciptaan [pǝnciptaan] [pǝñitaan]

penyitaan

[pǝñiptaan]

penyiptaan

73. Maupun [maupun] [mawpun]

mawpun

-

74. Penyerapan [pǝñɛrapan] [pǝnserapan]

penserapan

[pǝñergapan]

penyergapan

75. Dari [dari] - -

76. Bahasa [bahasa] - -

77. Daerah [daerah] - -

78. Dan [dan] [ǝdan]

edan

[daƞ]

dang

79. Bahasa [bahasa] - -

80. Asing [asiƞ] - -

Berdasarkan tabel 4.3 diketahui bahwa frekuensi kesalahan

fonetik dan fonemik yang dilakukan Nandar Maulana Firmansyah

sebanyak 31 kesalahan fonetik dan sebanyak 26 kesalahan fonemik.

1. Kesalahan Fonetik

Kesalahan fonetik yang dilakukan siswa sebanyak 31 kata pada

paragraf kedua yang terdiri dari 80 kata, yaitu pada kata dari; pandang;

ragam; melayu; penamaan; diawali; sejak; dicanangkannya; sumpah;

pemuda; Oktober; kesan; imperiakisme; proses; berbedanya; saat; Riau;

maupun; Semenanjung; menghasilkan; kata-kata; melalui; penciptaan;

maupun; penyerapan; dan.

2. Kesalahan Fonemik

Kesalahan fonemik yang dilakukan siswa sebanyak 26 kata pada

paragraf kedua yang terdiri dari 80 kata, yaitu pada kata dari; linguistik;

ragam; penamaan; diawali; dicanangkannya; sumpah; pemuda; oktober;

untuk; kesan; imperialisme; digunakan; proses; menyebabkan; yang;

Page 57: ANALISIS KESALAHAN FONOLOGIS PADA ANAK …

45

Riau; Semenanjung; menghasilkan; kata-kata; melalui; penyerapan;

dan.

Tabel 4.4

Tabel Analisis Kesalahan Fonologi

M. Lukman Albasri ( Paragraf 2 )

No. Kata Transkripsi

Fonetis

Kesalahan Fonologi

Fonetik Fonemik

Ortografis Ortografis

1. Dari [dari] - -

2. Sudut [sudut’] [ŝudut]

syudut

-

3. Pandang [pandaƞ] - -

4. Linguistik [liƞuistik] [liƞuiŝtik]

linguisytik

-

5. Bahasa [bahasa] [bahaŝa]

bahasya

[bahaya]

bahaya

6. Indonesia [indonɛsia] - -

7. Adalah [adalah] - -

8. Salah [salah] [ŝalah]

syalah

[ŝalam]

syalam

9. Satu [satu] - -

10. Dari [dari] - -

11. Banyak [bañak’] - -

12. Ragam [ragam] - -

13. Bahasa [bahasa] [bahaŝa]

bahasya

[bahaya]

bahaya

14. Melayu [mǝlayu] - -

15. Penamaan [pǝnamaan] - -

16. Bahasa [bahasa] [bahaŝa] [bahaya]

Page 58: ANALISIS KESALAHAN FONOLOGIS PADA ANAK …

46

bahasya bahaya

17. Indonesia [indonɛsia] - -

18. Diawali [diawali] - -

19. Sejak [sǝjak’] - -

20. Dicanangka

nnya

[dicanaƞkanñ

a]

- -

21. Sumpah [sumpah] [ŝumpah

syumpah

-

22. Pemuda [pǝmuda] [pǝmudah]

pemudah

-

23. Duapuluhde

lapan

[duapuluhdǝl

apan]

- -

24. Oktober [ok’tober] - -

25. Seribu

sembilan

ratus dua

puluh

delapan

[sǝribusǝmbil

an

ratusduapulu

h

dǝlapan]

[ŝeribuŝǝmbilanratu

sduapuluhdǝlapan]

syeribusyembilanra

tusduapuluh

delapan

-

26. Untuk [untuk’] - -

27. Menghindar

i

[mǝƞhindari] [menhindari]

mehindari

-

28. Kesan [kǝsan] [kǝŝan]

kesyan

-

29. Imperialism

e

[impǝrialismǝ

]

- -

30. Bahasa [bahasa] [bahaŝa]

bahasya

[bahaya]

bahaya

31. Apabila [apabila] - -

32. Nama [nama] - -

33. Bahasa [bahasa] [bahaŝa] [bahaya]

Page 59: ANALISIS KESALAHAN FONOLOGIS PADA ANAK …

47

bahasya bahaya

34. Melayu [mǝlayu] - -

35. Tetap [tǝtap] - -

36. Digunakan [digunakan] - -

37. Proses [prosɛs] - -

38. Ini [ini] - -

39. Menyebabk

an

[mǝñɛbabkan

]

- -

40. Berbedanya [bɛrbɛdaña] - -

41. Bahasa [bahasa]

42. Indonesia [indonɛsia] - -

43. Saat [saat’] - -

44. Ini [ini] - -

45. Dari [dari] - -

46. Varian [varian] - -

47. Bahasa [bahasa] [bahaŝa]

bahasya

[bahaya]

bahaya

48. Melayu [mǝlayu] - -

49. Yang [yaƞ] - -

50. Digunakan [digunakan] - -

51. Di [di] - -

52. Riau [riaw] - -

53. Maupun [maupun] - -

54. Semenanjun

g

[sǝmǝnanjuƞ] [ŝǝmǝnanjuƞ]

syemenanjung

-

55. Malaka [malaka] - -

56. Hingga [hingga] - -

57. Saat [saat’] [saad]

saad

-

58. Ini [ini] - -

Page 60: ANALISIS KESALAHAN FONOLOGIS PADA ANAK …

48

59. Bahasa [bahasa] [bahaŝa]

bahasya

[bahaya]

bahaya

60. Indonesia [indonɛsia] - -

61. Merupakan [mǝrupakan] - -

62. Bahasa [bahasa] [bahaŝa]

bahasya

[bahaya]

bahaya

63. Yang [yaƞ] - -

64. Hidup [hidup] - -

65. Yang [yaƞ] - -

66. Harus [harus] - -

67. Menghasilk

an

[mǝƞhasilkan

]

- -

68. Kata-kata [kata-kata] - -

69. Baru [baru] [bau]

bau

[bawu]

bawu

70. Baik [baik’] - -

71. Melalui [mǝlalui] - -

72. Penciptaan [pǝnciptaan] - -

73. Maupun [maupun] - -

74. Penyerapan [pǝñɛrapan] [pǝŝerapan]

pensyerapan

-

75. Dari [dari] - -

76. Bahasa [bahasa] [bahaŝa]

bahasya

[bahaya]

bahaya

77. Daerah [daerah] - -

78. Dan [dan] - -

79. Bahasa [bahasa] [bahaŝa]

bahasya

[bahaya]

bahaya

80. Asing [asiƞ] [aŝiƞ]

asying

-

Page 61: ANALISIS KESALAHAN FONOLOGIS PADA ANAK …

49

Berdasarkan tabel 4.4 diketahui bahwa frekuensi kesalahan

fonetik dan fonemik yang dilakukan M. Lukman Albasri sebanyak 24

kesalahan fonetik dan sebanyak 13 kesalahan fonemik.

1. Kesalahan Fonetik

Kesalahan fonetik yang dilakukan siswa sebanyak 24 kata pada

paragraf kedua yang terdiri dari 80 kata, yaitu pada kata sudut; linguistik;

bahasa; salah; sumpah; pemuda; seribu sembilan ratus dua puluh delapan;

menghindari; kesan; Semenanjung; saat; baru; penyerapan; asing.

2. Kesalahan Fonemik

Kesalahan fonemik yang dilakukan siswa sebanyak 13 kata pada

paragraf kedua yang terdiri dari 80 kata, yaitu pada kata bahasa; salah;

baru.

Tabel 4.5

Tabel Analisis Kesalahan Fonologi

Nandar Maulana Firmansyah ( Paragraf 3 )

No. Kata Transkripsi

Fonetis

Kesalahan Fonologi

Fonetik Fonemik

Ortografis Ortografis

1. Meskipun [mǝskipun] [mǝstipun]

mestipun

[mǝskipuƞ]

meskipung

2. Dipahami [dipahami] [diahammi]

dipahammi

[dipadami]

dipadami

3. Dan [dan] [ǝdan] [daƞ]

Page 62: ANALISIS KESALAHAN FONOLOGIS PADA ANAK …

50

edan dang

4. Dituturkan [dituturkan] [dikuburkan]

dikuburkan

-

5. Oleh [olǝh] - -

6. Lebih [lǝbih] - -

7. Dari [dari] [dayi]

dayi

[day]

day

8. Sembilan

puluh persen

( 90%)

[sǝmbilanpul

uh

pǝrsen]

[sǝmbilaƞpuluhpǝrs

ɛn]

sembilangpuluhper

sen

[sǝmbilanbuluhpǝr

sɛn]

sembilanbuluhpers

en

9. Warga [warga] - -

10. Indonesia [indonɛsia] - -

11. Bahasa [bahasa] - -

12. Indonesia [indonɛsia] - -

13. Bukanlah [bukanlah] - [bukalah]

bukalah

14. Bahasa [bahasa] - -

15. Ibu [ibu] - -

16. Bagi [bagi] - -

17. Kebanyakan [kǝbañakan] [kǝbaikan]

kebaikan

-

18. Penuturnya [pǝnuturña] [pǝnuturan]

penuturan

-

19. Sebagian [sǝbagian] - -

20. Besar [bǝsar] - -

21. Warga [warga] - -

22. Indonesia [indonɛsia] - -

23. Menggunakan [mǝƞ

gunakan]

[peƞgunakan]

penggunakan

[digunakan]

digunakan

Page 63: ANALISIS KESALAHAN FONOLOGIS PADA ANAK …

51

24. Salah [salah] - -

25. Satu [satu] - -

26. Dari [dari] - -

27. Tujuh ratus

empat puluh

delapan ( 748

)

[tujuhratus

ǝmpatpuluh

dǝlapan]

[tujuhratusǝmpatpu

luƞdǝapan]

tujuhratusempat

pulungdelapan

[tujuhratusǝmpatpu

luhsǝlapan]

tujuhratusempatpul

uhselapan

28. Bahasa [bahasa] - -

29. Yang [yaƞ] - -

30. Ada [ada] - -

31. Di [di] - -

32. Indonesia [indonɛsia] - -

33. Sebagai [sǝbagay] [pǝbagai]

pebagai

-

34. Bahasa [bahasa] - -

35. Ibu [ibu] - -

36. Fonologi [fonologi] [ponologi]

ponologi

[ponologi]

ponologi

37. Dan [dan] [ǝdan]

edan

[daƞ]

Dang

38. Tata [tata] - -

39. Bahasa [bahasa] - -

40. Bahasa [bahasa] - -

41. Indonesia [indonɛsia] - -

42. Dianggap [dianggap] [ditanggap]

ditanggap

-

43. Relatif [rɛlatif] - -

44. Mudah [mudah] - -

Page 64: ANALISIS KESALAHAN FONOLOGIS PADA ANAK …

52

Berdasarkan tabel 4.5 diketahui bahwa frekuensi kesalahan

fonetik dan fonemik yang dilakukan Nandar Maulana Firmansyah

sebanyak 14 kesalahan fonetik dan sebanyak 10 kesalahan fonemik.

1. Kesalahan Fonetik

Kesalahan fonetik yang dilakukan siswa sebanyak 14 kata pada

paragraf ketiga yang terdiri dari 44 kata, yaitu pada kata mskipun;

dipahami; dan; dituturkan; dari; sembilan puluh persen; kebanyakan;

penuturnya; menggunakan; tujuhratus empat puluh delapan; sebagai;

fonologi; dan; dianggap.

2. Kesalahan Fonemik

Kesalahan fonemik yang dilakukan siswa sebanyak 10 kata pada

paragraf ketiga yang terdiri dari 44 kata, yaitu pada kata meskipun;

dipahami; dan; dari; sembilan puluh persen; bukanlah; menggunakan;

tujuh ratus empat puluh delapan; fonologi; dan.

Tabel 4.6

Tabel Analisis Kesalahan Fonologi

M. Lukman Albasri ( Paragraf 3 )

No. Kata Transkripsi

Fonetik

Kesalahan Fonologi

Fonetik Fonemik

Ortografis Ortografis

1. Meskipun [mǝskipun] - -

2. Dipahami [dipahami] - -

3. Dan [dan] - -

Page 65: ANALISIS KESALAHAN FONOLOGIS PADA ANAK …

53

4. Dituturkan [dituturkan] [diturunkan]

diturunkan

-

5. Oleh [olǝh] - -

6. Lebih [lǝbih] - -

7. Dari [dari] - -

8. Sembilan

puluh persen

( 90%)

[sǝmbilanpul

uh

pǝrsen]

[ŝǝmbilanpuluh

pǝrsɛn]

syembilanpuluh

persen

-

9. Warga [warga] - -

10. Indonesia [indonɛsia] - -

11. Bahasa [bahasa] [bahaŝa]

bahasya

[bahaya]

bahaya

12. Indonesia [indonɛsia] - -

13. Bukanlah [bukanlah] - -

14. Bahasa [bahasa] [bahaŝa]

bahasya

[bahaya]

bahaya

15. Ibu [ibu] - -

16. Bagi [bagi] - -

17. Kebanyakan [kǝbañakan] - -

18. Penuturnya [pǝnuturña] - -

19. Sebagian [sǝbagian] [ŝǝbagai]

syebagai

-

20. Besar [bǝsar] [bǝŝar]

besyar

-

21. Warga [warga] - -

22. Indonesia [indonɛsia] - -

23. Menggunakan [mǝƞgunakan

]

- -

24. Salah [salah] [ŝalah] [talah]

Page 66: ANALISIS KESALAHAN FONOLOGIS PADA ANAK …

54

syalah talah

25. Satu [satu] - -

26. Dari [dari] - -

27. Tujuh ratus

empat puluh

delapan (748)

[tujuhratus

ǝmpatpuluh

dǝlapan]

- -

28. Bahasa [bahasa] [bahaŝa]

bahasya

[bahaya]

bahaya

29. Yang [yaƞ] - -

30. Ada [ada] - -

31. Di [di] - -

32. Indonesia [indonɛsia] - -

33. Sebagai [sǝbagay] [ŝǝbagai]

syebagai

-

34. Bahasa [bahasa] [bahaŝa]

bahasya

[bahaya]

bahaya

35. Ibu [ibu] - -

36. Fonologi [fonologi] - -

37. Dan [dan] - -

38. Tata [tata] - -

39. Bahasa [bahasa] [bahaŝa]

bahasya

[bahaya]

bahaya

40. Bahasa [bahasa] [bahaŝa]

bahasya

[bahaya]

bahaya

41. Indonesia [indonɛsia] - -

42. Dianggap [dianggap] - -

43. Relatif [rɛlatif] - -

44. Mudah [mudah] - -

Page 67: ANALISIS KESALAHAN FONOLOGIS PADA ANAK …

55

Berdasarkan tabel 4.6 diketahui bahwa frekuensi kesalahan

fonetik dan fonemik yang dilakukan M. Maulana Albasri sebanyak 11

kesalahan fonetik dan sebanyak 6 kesalahan fonemik.

1. Kesalahan Fonetik

Kesalahan fonetik yang dilakukan siswa sebanyak 11 kata pada

paragraf ketiga yang terdiri dari 44 kata, yaitu pada kata dituturkan;

sembilan puluh persen; bahasa; sebagian; besar; salah; sebagai.

2. Kesalahan Fonemik

Kesalahan fonemik yang dilakukan siswa sebanyak 6 kata pada

paragraf ketiga yang terdiri dari 44 kata, yaitu pada kata bahasa; salah.

Tabel 4.7

Tabel Analisis Kesalahan Fonologi

Nandar Maulana Firmansyah ( Paragraf 4 )

No. Kata Transkripsi

Fonetis

Kesalahan Fonologi

Fonetik Fonemik

Ortografis Ortografis

1. Tidak [tidaɁ] - -

2. Jarang [jaraƞ] - -

3. Mahasiswa [mahasiswa] - -

4. Diperlakukan [dipǝrlakukan [dibǝrlakukan] -

Page 68: ANALISIS KESALAHAN FONOLOGIS PADA ANAK …

56

] diberlakukan

5. Seperti [sǝperti] - -

6. Mahasiswa [mahasiswa] [mahaciswa]

mahaciswa

[mahasiwa]

mahasiwa

7. Jurusan [jurusan] - -

8. Bahasa [bahasa] - -

9. Indonesia [indonɛsia] - -

10. Di [di] - -

11. Fakultas [fakultas] [bakultas]

bakultas

-

12. Sastra [sastra] [ŝastra]

syastra

[pasra]

pasra

13. Dan [dan] [ǝdan]

edan

[daƞ]

dang

14. Bahasa [bahasa] - -

15. Setelah [sǝtǝlah] [ŝǝtǝlah]

syetelah

-

16. Duabelas

(12)

[duabǝlas] [duabǝras]

duaberas

[duagǝlas]

duagelas

17. Tahun [tahun] - -

18. Belajar [bǝlajar] - -

19. Bahasa [bahasa] - -

20. Indonesia [indonɛsia] - -

21. Apakah [apakah] -

22. Mereka [mǝrɛka] - -

23. Sudah [sudah] - -

24. Mampu [mampu] - -

25. Berbahasa [bǝrbahasa] - -

26. Indonesia [indonɛsia] - -

27. Dengan [dǝƞan] - -

Page 69: ANALISIS KESALAHAN FONOLOGIS PADA ANAK …

57

28. Baik [baik] - -

29. Dan [dan] - -

30. Benar [bǝnar] - -

31. Baik [baik] - -

32. secara [sǝcara] [sǝtara]

setara

-

33. Tertulis [tǝrtulis] [tǝryulis]

teryulis

[pǝrtulis]

pertulis

34. Bahasa [bahasa] - -

35. Maupun [maupun] - -

36. Terlisan [tǝrlisan] [tǝrpisan]

terpisan

[tǝrlisaƞ]

terlisang

37. Lalu [lalu] - -

38. Bagaimana [bagaimana] [bagaymana]

bagaymana

[darimana]

darimana

39. Dengan [dǝngan] - -

40. Kemampuan [kǝmampuan] [kǝmauan]

kemauan

-

41. Bahasa [bahasa] - -

42. Indonesia [indonɛsia] - -

43. Mahasiswa [mahasiswa] [mahaciswa]

mahaciswa

[mahasiwa]

mahasiwa

44. S2 [S2] - -

45. Seperti [sǝpǝrti] - -

46. Halnya [halnya] - -

47. Mahasiswa [mahasiswa] - -

48. D3 [D3] - -

49. Dan [dan] [ǝdan]

edan

[daƞ]

dang

50. S1 [S1] - -

Page 70: ANALISIS KESALAHAN FONOLOGIS PADA ANAK …

58

51. Ternyata [tǝrnyata] - -

52. Sebagian [sǝbagian] [sǝagan]

sebagan

-

53. Mahasiswa [mahasiswa] [mahaciswa]

mahaciswa

[mahasiwa]

Mahasiwa

54. S2 [S2] - -

55. Dan [dan] [ǝdan]

edan

[daƞ]

dang

56. S3 [S3] - -

57. Juga [juga] - -

58. Masih [masih] - -

59. Lemah [lǝmah] - [temah]

temah

60. Dalam [dalam] - -

61. Berbahasa [bǝrbahasa] - -

62. Indonesia [indonɛsia] - -

63. Paparan [paparan] - -

64. Singkat [siƞkat] - -

65. Di [di] - -

66. Atas [atas] - -

67. Membuktikan [mǝmbuktika

n]

[pǝmbuktikan]

pembuktikan

[mǝmbuktian]

membuktian

68. Ketidakmam

pu

an

[kǝtidaɁmam

pu

an]

- -

69. Sebagian [sǝbagian] [sǝbagan]

sebagan

-

70. Besar [bǝsar] - -

71. Mahasiswa [mahasiswa] [mahaciswa]

mahaciswa

[mahasiwa]

mahasiwa

Page 71: ANALISIS KESALAHAN FONOLOGIS PADA ANAK …

59

72. Dalam [dalam] - -

73. Berbahasa [bǝrbahasa] [bǝrbagasa]

berbagasa

[bǝrbadasa]

berbadasa

74. Indonesia [indonɛsia] - -

75. Dalam [dalam] - -

76. Hal [hal] - -

77. Ini [ini] - -

78. Bahasa [bahasa] - -

79. Tulisan [tulisan] - [yulisan]

yulisan

80. Lalu [lalu] - -

81. Apa [apa] - -

82. Yang [yaƞ] - -

83. Mesti [mesti] - -

84. Dikerjakan [dikǝrjakan] [dikǝjarkan]

dikejarkan

[dipǝrjakan]

diperjakan

85. Para [para] - -

86. Dosen [dƆs€n] [dosɛƞ]

doseng

[posɛn]

posen

87. Bahasa [bahasa] - -

88. Indonesia [indonɛsia] - -

89. Yang [yaƞ] - -

90. Ternyata [tǝrñata] - -

91. Tidak [tidaɁ] - -

92. Semua [sǝmua] - -

93. Bergelar [bǝrgǝlar] [bǝrgǝyar]

bergeyar

[tǝrgǝlar]

tergelar

94. Sarjana [sarjana] - -

95. Bahasa [bahasa] - -

96. Indonesia [indonɛsia] - -

Page 72: ANALISIS KESALAHAN FONOLOGIS PADA ANAK …

60

Berdasarkan tabel 4.7 diketahui bahwa frekuensi kesalahan

fonetik dan fonemik yang dilakukan Nandar Maulana Firmansyah 25

kesalahan fonetik dan sebanyak 20 kesalahan fonemik.

1. Kesalahan Fonetik

Kesalahan fonetik yang dilakukan siswa sebanyak 25 kata pada

paragraf ketempat yang terdiri dari 97 kata, yaitu pada kata bergelar;

dosen; dikerjakan; berbahasa; mahasiswa; sebagian; membuktikan; dan;

mahasiswa; kemampuan; bagaimana; terlisan; tertulis; secara; duabelas;

setelah; sastra; fakultas; diperlakukan.

2. Kesalahan Fonemik

Kesalahan fonemik yang dilakukan siswa sebanyak 20 kata pada

paragraf keempat yang terdiri dari 97 kata, yaitu pada kata bergelar; dosen;

dikerjakan; tulisan; berbahasa; mahasiswa; membuktikan; lemah; dan;

bagaimana; terlisan; tertulis; apakah; duabelas; sastra.

Tabel 4.8

Tabel Analisis Kesalahan Fonologi

M. Lukman Albasri ( Paragraf 4 )

No. Kata Transkripsi

Fonetik

Kesalahan Fonologi

Fonetik Fonemik

Ortografis Ortografis

1. Tidak [tidaɁ] - -

2. Jarang [jaraƞ] - -

3. Mahasiswa [mahasiswa] - -

4. Diperlakukan [dipǝrlakukan

]

- -

5. Seperti [sǝperti] [ŝǝpǝrti]

syeperti

-

6. Mahasiswa [mahasiswa] - -

Page 73: ANALISIS KESALAHAN FONOLOGIS PADA ANAK …

61

7. Jurusan [jurusan] - -

8. Bahasa [bahasa] [bahaŝa]

bahasya

[bahaya]

bahaya

9. Indonesia [indonɛsia] - -

10. Di [di] - -

11. Fakultas [fakultas] - -

12. Sastra [sastra] - -

13. Dan [dan] - -

14. Bahasa [bahasa] [bahaŝa]

bahasya

[bahaya]

bahaya

15. Setelah [sǝtǝlah] - -

16. Duabelas ( 12

)

[duabǝlas] - -

17. Tahun [tahun] - -

18. Belajar [bǝlajar] - -

19. Bahasa [bahasa] [bahaŝa]

bahasya

[bahaya]

bahaya

20. Indonesia [indonɛsia] - -

21. Apakah [apakah] - -

22. Mereka [mǝrɛka] - -

23. Sudah [sudah] [ŝudah]

syudah

[sujah]

sujah

24. Mampu [mampu] - -

25. Berbahasa [bǝrbahasa] [bǝrbahaŝa]

berbahasya

-

26. Indonesia [indonɛsia]

27. Dengan [dǝƞan] - -

28. Baik [baik] - -

29. Dan [dan] - -

30. Benar [bǝnar] - -

Page 74: ANALISIS KESALAHAN FONOLOGIS PADA ANAK …

62

31. Baik [baik] - -

32. secara [sǝcara] - -

33. Tertulis [tǝrtulis] - -

34. Bahasa [bahasa] [bahaŝa]

bahasya

[bahaya]

bahaya

35. Maupun [maupun] - -

36. Terlisan [tǝrlisan] [tǝrliŝan]

terlisyan

[tǝrpisan]

terpisan

37. Lalu [lalu] - -

38. Bagaimana [bagaimana] - -

39. Dengan [dǝngan] - -

40. Kemampuan [kǝmampuan] - -

41. Bahasa [bahasa] [bahaŝa]

bahasya

[bahaya]

bahaya

42. Indonesia [indonɛsia] - -

43. Mahasiswa [mahasiswa] [mahaciswa]

mahaciswa

[mahasiwa]

mahasiwa

44. S2 [S2] - -

45. Seperti [sǝpǝrti] - -

46. Halnya [halnya] - -

47. Mahasiswa [mahasiswa] - -

48. D3 [D3] - -

49. Dan [dan] - -

50. S1 [S1] - -

51. Ternyata [tǝrnyata] - -

52. Sebagian [sǝbagian] - -

53. Mahasiswa [mahasiswa] - -

54. S2 [S2] - -

55. Dan [dan] - -

56. S3 [S3] - -

Page 75: ANALISIS KESALAHAN FONOLOGIS PADA ANAK …

63

57. Juga [juga] - -

58. Masih [masih] - -

59. Lemah [lǝmah] - -

60. Dalam [dalam] - -

61. Berbahasa [bǝrbahasa] [bǝrbahaŝa]

berbahasya

-

62. Indonesia [indonɛsia] - -

63. Paparan [paparan] - -

64. Singkat [siƞkat] - -

65. Di [di] - -

66. Atas [atas] - -

67. Membuktikan [mǝmbuktika

n]

- -

68. Ketidakmam

puan

[kǝtidaɁmam

pu

an]

- -

69. Sebagian [sǝbagian] - -

70. Besar [bǝsar] - -

71. Mahasiswa [mahasiswa] - -

72. Dalam [dalam] - -

73. Berbahasa [bǝrbahasa] [bǝrbahaŝa]

berbahasya

-

74. Indonesia [indonɛsia] - -

75. Dalam [dalam] - -

76. Hal [hal] - -

77. Ini [ini] - -

78. Bahasa [bahasa] [bahaŝa]

bahasya

[bahaya]

bahaya

79. Tulisan [tulisan] - -

80. Lalu [lalu] - -

Page 76: ANALISIS KESALAHAN FONOLOGIS PADA ANAK …

64

81. Apa [apa] - -

82. Yang [yaƞ] - -

83. Mesti [mesti] - -

84. Dikerjakan [dikǝrjakan] - -

85. Para [para] - -

86. Dosen [dƆs€n] - -

87. Bahasa [bahasa] [bahaŝa]

bahasya

[bahaya]

bahaya

88. Indonesia [indonɛsia] - -

89. Yang [yaƞ] - -

90. Ternyata [tǝrñata] - -

91. Tidak [tidaɁ] - -

92. Semua [sǝmua] - -

93. Bergelar [bǝrgǝlar] - -

94. Sarjana [sarjana] - -

95. Bahasa [bahasa] [bahaŝa]

bahasya

[bahaya]

bahaya

96. Indonesia [indonɛsia] - -

Berdasarkan tabel 4.8 diketahui bahwa frekuensi kesalahan

fonetik dan fonemik yang dilakukan M. Lukman Albasri 16 kesalahan

fonetik dan sebanyak 11 kesalahan fonemik.

1. Kesalahan Fonetik

Kesalahan fonetik yang dilakukan siswa sebanyak 16 kata pada

paragraf ketempat yang terdiri dari 97 kata, yaitu pada kata seperti; sudah;

berbahasa; terlisan.

2. Kesalahan Fonemik

Page 77: ANALISIS KESALAHAN FONOLOGIS PADA ANAK …

65

Kesalahan fonemik yang dilakukan siswa sebanyak 11 kata pada

paragraf keempa yang terdiri dari 97 kata, yaitu pada kata bahasa; sudah;

terlisan.

Tabel 4.9

Tabel Analisis Kesalahan Fonologi

Nandar Maulana Firmansyah ( Paragraf 5 )

No. Kata Transkripsi

Fonetis

Kesalahan Fonologi

Fonetik Fonemik

Ortografis Ortografis

1. Dengan [dǝƞan] [baƞan]

bangan

[dagan]

dagan

2. Kata [kata] - -

3. Lain [lain] - -

4. Setiap [sǝtiap] - -

5. Dosen [dƆs€n] [dosɛƞ]

doseng

-

6. Harus [harus] - -

7. Mampu [mampu] - -

8. Menjadi [mǝnjadi] [mǝnjabi]

menjabi

[mǝjabi]

menjabi

9. Dosen [dƆs€n] [dosɛƞ]

doseng

-

10. Bahasa [bahasa] - -

11. Indonesia [indonɛsia] - -

12. Artikel [artikel] [arbikɛl]

arbikel

-

13. Artikel [artikel] - -

14. Opini [opini] [odini]

odini

-

Page 78: ANALISIS KESALAHAN FONOLOGIS PADA ANAK …

66

15. Yang [yaƞ] - -

16. Berkaitan [bǝrkaitan] [bǝaikan]

berdaikan

-

17. Langsung [laƞsuƞ] - -

18. Dan [dan] [ǝdan]

edan

[daƞ]

ang

19. Tak [tak’] - -

20. Langsung [laƞsuƞ] [lansun]

lansun

[daƞsuƞ

dangsung

21. Dengan [dǝƞan] [baƞan]

bangan

[dagan]

dagan

22. Bahasa [bahasa] - -

23. Indonesia [indonɛsia] - -

24. Yang [yaƞ] [waƞ]

wang

[taƞ]

tang

25. Dimuat [dimuat] - -

26. Di [di] [yi]

yi

-

27. Media [mǝdia] - -

28. Massa [massa] - -

29. Cetak [cǝtak’] - -

30. Pun [pun] - -

31. Jangan [jaƞan] - -

32. Pula [pula] - -

33. Dilewatkan [dilǝwatkan] [dipawatkan]

dipawatkan

-

34. Dalam [dalam] - -

35. Konteks [kontɛx] [kontǝk]

kontek

[kondɛk]

kondek

36. Tulisan [tulisan] - -

Page 79: ANALISIS KESALAHAN FONOLOGIS PADA ANAK …

67

37. Ini [ini] - -

38. Bukan [bukan] - -

39. Dosen [dƆs€n] [dosɛƞ]

doseng

-

40. Bahasa [bahasa] - -

41. Indonesia [indonɛsia] - -

42. Mengajari [mǝƞajari] [mǝƞajayi]

mengajayi

[mǝƞajak]

mengajak

43. Mahasiswa [mahasiswa] [mahaciswa]

mahaciswa

[mahasiwa]

mahasiwa

44. Melainkan [mǝlainan] [mǝlayinkan]

melayinkan

[pǝlainkan]

Pelainkan

45. Dosen [dƆs€n] [dosɛƞ]

Doseng

-

46. Bahasa [bahasa] - -

47. Indonesia [indonɛsia] - -

48. Dan [dan] [ǝdan]

Edan

[daƞ]

ang

49. Mahasiswa [mahasiswa] [mahaciswa]

mahaciswa

[mahasiwa]

mahasiwa

50. Sama-sama [samasama] - -

51. Belajar [bǝlajar] - -

52. Bahasa [bahasa] - -

53. Indonesia [indonɛsia] - -

54. Bila [bila] - -

55. Beberapa [bǝbǝrapa] - -

56. Upaya [upaya] - -

57. Ini [ini] - -

58. Dapat [dapat] - -

59. Dilaksanakan [dilaksanakan [dipaksakan] -

Page 80: ANALISIS KESALAHAN FONOLOGIS PADA ANAK …

68

] dipaksakan

60. Sungguh-

sungguh

[suƞguhsuƞg

uh]

[suƞuh-suƞuh]

sunguhsunguh

[suƞu-suƞu]

sungusungu

61. Dan [dan] - -

62. Dengan [dǝƞan] [baƞn]

bangan

-

63. Senang [sǝnaƞ] - -

64. Hati [hati] - -

65. Oleh [olɛh] - -

66. Para [para] - -

67. Mahasiswa [mahasiswa] [mahaciswa]

mahaciswa

[mahasiwa]

mahasiwa

68. Dan [dan] - -

69. Dosen [dƆs€n] [dosɛƞ]

doseng

-

70. Bahasa [bahasa] - -

71. Indonesia [indonɛsia] - -

72. Maka [maka] - -

73. Kita [kita] - -

74. Yakin [yakin] - -

75. Para [para] - -

76. Lulusan [lulusan] [kukusan]

kukusan

-

77. Perguruan [pǝrguruan] [pǝguruan] -

78. Tinggi [tiƞgi] -peguruan -

79. Kita [kita] - -

80. Tidak [tidaɁ] - -

81. Hanya [haƞa] - -

82. Mampu [mampu] - -

83. Dan [dan] [ǝdan] [daƞ]

Page 81: ANALISIS KESALAHAN FONOLOGIS PADA ANAK …

69

edan dang

84. Terampil [tǝrampil] - -

85. Berbahasa [bǝrbahasa] - -

86. Indonesia [indonɛsia] - -

87. Secara [sǝcara] - -

88. Terlisan [tǝrlisan] [tǝrpisan]

terpisan

[tǝrlisaƞ]

erlisang

89. Dan [dan] [ǝdan]

edan

[daƞ]

dang

90. Tertulis [tǝrtulis] - -

91. Tetapi [tǝtapi] - -

92. Juga [juga] - -

93. Sungguh-

sungguh

[suƞguh-

suƞguh]

[suƞusuƞ]

sungusungu

[suƞusuƞ]

sungusungu

94. Mencintai [mǝncintai] - -

95. Bahasa [bahasa] - -

96. Lokal [lokal] - -

97. Mereka [mǝrdɛka] - -

98. Sendiri [sǝndiri] - -

Berdasarkan tabel 4.9 diketahui bahwa frekuensi kesalahan

fonetik dan fonemik yang dilakukan Nandar Maulana Firmansyah 31

kesalahan fonetik dan sebanyak 16 kesalahan fonemik.

1. Kesalahan Fonetik

Kesalahan fonetik yang dilakukan siswa sebanyak 31 kata pada

paragraf kelima yang terdiri dari 98 kata, yaitu pada kata dosen; menjadi;

artikel; opini; berkaitan; dan; dengan; langsung; yang; di; dilewatkan;

konteks; mengajari; mahasiswa; melainkan; dilaksanakan; sungguh-

sungguh; perguruan; terlisan.

2. Kesalahan Fonemik

Page 82: ANALISIS KESALAHAN FONOLOGIS PADA ANAK …

70

Kesalahan fonemik yang dilakukan siswa sebanyak 16 kata pada

paragraf kelima yang terdiri dari 98 kata, yaitu pada kata menjadi; dengan;

langsung; yang; lulusan; terlisan; konteks; mengajari; mahasiswa;

melainkan; sungguh-sungguh.

Tabel 4.10

Tabel Analisis Kesalahan Fonologi

M. Lukman Albasri ( Paragraf 5 )

No. Kata Transkripsi

Fonetis

Kesalahan Fonologi

Fonetik Fonemik

1. Dengan [dǝƞan] - -

2. Kata [kata] - -

3. Lain [lain] - -

4. Setiap [sǝtiap] [ŝǝtiap]

syetiap

-

5. Dosen [dƆs€n] [doŝ€n]

dosyen

-

6. Harus [harus] - -

7. Mampu [mampu] - -

8. Menjadi [mǝnjadi] - -

9. Dosen [dƆs€n] [doŝ€n]

dosyen

-

10. Bahasa [bahasa] [bahaŝa]

Bahasya

[bahaya]

bahaya

11. Indonesia [indonɛsia] - -

12. Artikel [artikel] - -

13. Artikel [artikel] - -

Page 83: ANALISIS KESALAHAN FONOLOGIS PADA ANAK …

71

14. Opini [opini] - -

15. Yang [yaƞ] - -

16. Berkaitan [bǝrkaitan] - -

17. Langsung [laƞsuƞ] - -

18. Dan [dan] - -

19. Tak [tak’] - -

20. Langsung [laƞsuƞ] - -

21. Dengan [dǝƞan] - -

22. Bahasa [bahasa] [bahaŝa]

bahasya

[bahaya]

bahaya

23. Indonesia [indonɛsia] - -

24. Yang [yaƞ] - -

25. Dimuat [dimuat] - -

26. Di [di] - -

27. Media [mǝdia] [mɛdiya]

mediya

-

28. Massa [massa] - -

29. Cetak [cǝtak’] - -

30. Pun [pun] - -

31. Jangan [jaƞan] - -

32. Pula [pula] - -

33. Dilewatkan [dilǝwatkan] - -

34. Dalam [dalam] - -

35. Konteks [kontɛx] [kontek]

kontek

-

36. Tulisan [tulisan] - -

37. Ini [ini] - -

38. Bukan [bukan] - -

39. Dosen [dƆs€n] [doŝ€n]

dosyen

-

Page 84: ANALISIS KESALAHAN FONOLOGIS PADA ANAK …

72

40. Bahasa [bahasa] [bahaŝa]

bahasya

[bahaya]

bahaya

41. Indonesia [indonɛsia] - -

42. Mengajari [mǝƞajari] - -

43. Mahasiswa [mahasiswa] - -

44. Melainkan [mǝlainan] - -

45. Dosen [dƆs€n] [doŝ€n]

dosyen

-

46. Bahasa [bahasa] - -

47. Indonesia [indonɛsia] - -

48. Dan [dan] - -

49. Mahasiswa [mahasiswa] - -

50. Sama-sama [samasama] - -

51. Belajar [bǝlajar] - -

52. Bahasa [bahasa] [bahaŝa]

bahasya

[bahaya]

bahaya

53. Indonesia [indonɛsia] - -

54. Bila [bila] - -

55. Beberapa [bǝbǝrapa] - -

56. Upaya [upaya] - -

57. Ini [ini] - -

58. Dapat [dapat] - -

59. Dilaksanakan [dilaksanakan

]

- -

60. Sungguh-

sungguh

[suƞguhsuƞg

uh]

- -

61. Dan [dan] - -

62. Dengan [dǝƞan] - -

63. Senang [sǝnaƞ] - -

64. Hati [hati] - -

Page 85: ANALISIS KESALAHAN FONOLOGIS PADA ANAK …

73

65. Oleh [olɛh] - -

66. Para [para] - -

67. Mahasiswa [mahasiswa] - -

68. Dan [dan] - -

69. Dosen [dƆs€n] [doŝ€n]

dosyen

-

70. Bahasa [bahasa] [bahaŝa]

bahasya

[bahaya]

bahaya

71. Indonesia [indonɛsia] - -

72. Maka [maka] - -

73. Kita [kita] - -

74. Yakin [yakin] - -

75. Para [para] - -

76. Lulusan [lulusan] - -

77. Perguruan [pǝrguruan] - -

78. Tinggi [tiƞgi] - -

79. Kita [kita] - -

80. Tidak [tidaɁ] - -

81. Hanya [haƞa] - -

82. Mampu [mampu] - -

83. Dan [dan] - -

84. Terampil [tǝrampil] - -

85. Berbahasa [bǝrbahasa] [bǝrbahaŝa]

berbahasya

-

86. Indonesia [indonɛsia] - -

87. Secara [sǝcara] - -

88. Terlisan [tǝrlisan] - -

89. Dan [dan] - -

90. Tertulis [tǝrtulis] - -

91. Tetapi [tǝtapi] - -

Page 86: ANALISIS KESALAHAN FONOLOGIS PADA ANAK …

74

92. Juga [juga] - -

93. Sungguh-

sungguh

[suƞguh-

suƞguh]

[ŝuƞguh ŝuƞguh]

sungguhsungguh

-

94. Mencintai [mǝncintai] - -

95. Bahasa [bahasa] [bahaŝa]

bahasya

[bahaya]

bahaya

96. Lokal [lokal] - -

97. Mereka [mǝrdɛka] - -

98. Sendiri [sǝndiri] - -

Berdasarkan tabel 4.10 diketahui bahwa frekuensi kesalahan

fonetik dan fonemik yang dilakukan M. Lukman Albasri 16 kesalahan

fonetik dan sebanyak 6 kesalahan fonemik.

1. Kesalahan Fonetik

Kesalahan fonetik yang dilakukan siswa sebanyak 16 kata pada

paragraf kelima yang terdiri dari 98 kata, yaitu pada kata setiap; bahasa;

Indonesia; media; konteks; berbahasa; sungguh-sungguh.

2. Kesalahan Fonemik

Kesalahan fonemik yang dilakukan siswa sebanyak 6 kata pada

paragraf kelima yang terdiri dari 98 kata, yaitu bahasa; Indonesia.

C. Interpretasi Data

Berdasarkan deskripsi data di atas, diperoleh empat ratus lima kata

dalam satu wacana yang terdiri dari lima paragraf. Dari empat ratus lima

kata tersebut terdapat kesalahan fonetik sebanyak 270 kata dan kesalahan

fonemik sebanyak 188 kata. Adapun prosentasenya sebagai berikut:

1. Kesalahan fonetik

x 100 = 58,1%

2. Kesalahan fonemik

x 100 = 38,8%

Page 87: ANALISIS KESALAHAN FONOLOGIS PADA ANAK …

75

Berdasarkan prosentase di atas dapat diketahui bahwa kesalahan

terbanyak terdapat pada fonetik yang mencapai 58,1% dan kesalahan

fonemik sebanyak 38,8%. Dari prosentase ini, bisa diketahui siswa lebih

banyak melakukan kesalahan fonetik.

Page 88: ANALISIS KESALAHAN FONOLOGIS PADA ANAK …

76

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai kesalahan fonologi anak

tunagrahita yang dikhususkan pada fonetik dan fonemik pada keterampilan

membaca wacana siswa SMALB C di SLB Permata Ciranjang, maka

dapat disimpulkan sebagai berikut:

Dari empat ratus lima kata dalam wacana yang dianalisis fonetik

dan fonemiknya oleh penulis diperoleh hasil kesalahan fonetik sebanyak

58,1% dan kesalahan fonemik sebanyak 38,8% Kesalahan yang paling

banyak terjadi dikarenakan siswa tunagrahita di sekolah tersebut jarang

mendapatkan latihan membaca. Akibatnya terdapat banyak kesalahan

fonem yang menyebabkan banyaknya kekeliruan ujaran.

B. Saran

Anak berkebutuhan khusus memang sedikit mendapatkan

perhatian. Hal ini juga terjadi di kabupaten Cianjur yang hanya terdapat

sedikit sekolah luar biasa. Pemerintah kurang memperhatikan pendidikan

untuk anak berkebutuhan khusus. Perlu bimbingan khusus untuk anak

berkebutuhan khusus pada umumnya dan untuk anak tunagrahita pada

khususnya.

Dengan adanya penelitian ini sebaiknya kita sebagai calon guru

harus lebih perduli dan memperhatikan siswa dan sering melakukan

komunikasi supaya siswa terlatih berbicara juga. Penelitian ini diharapkan

jadi pembelajaran untuk kita semua sebagai calon guru Pendidikan Bahasa

dan Sastra Indonesia. Sebagai calon guru kita harus lebih peka terhadap

kesalahan berbahasa yang dilakukan siswa, agar siswa dapat memperbaiki

kesalahannya.

Page 89: ANALISIS KESALAHAN FONOLOGIS PADA ANAK …

77

Berdasarkan kesimpulan yang penulis kemukakan, maka dapat

disampaikan saran dan masukan kepada guru, agar sebaiknya

mengalokasikan waktu yang sesuai atau lebih banyak dalam pengajaran

dan menggunakan metode pembelajaran yang tepat, serta sering

memberikan latihan berbicara dengan memperhatikan fonetik dan

fonemik.

Page 90: ANALISIS KESALAHAN FONOLOGIS PADA ANAK …

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktek).Jakarta:

Rineke Cipta, 2002.

A.R, Syamsudin, dkk. Metode Penelitian Pendidikan Bahasa. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2006.

Chaer, Abdul. Fonologi Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Rineke Cipta, 2009.

Chaer, Abdul. Linguistik Umum. Jakarta: PT Rineka Cipta, 2007.

Dardjowidjojo, Soejono. Psikolinguistik Pengantar Pemahaman Bahasa Manusia.

Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2003.

Efendi, Mohammad. Pengantar Psikopedagogik Anak Berkelainan. Jakarta: Bumi

Aksara, 2006.

Halim, Abdul Hanafi. Metode Penelitian Bahasa. Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2006.

Husen, Ahlan dkk. Fonologi Bahasa Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan. Jakarta: 1996.

Keraf, Gorys. Komposisi. Flores: Penerbit Nusa Indah, 1993.

Kridalaksana, Harimurti. Kamus Linguistik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,

1995.

Moleong, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2009.

Page 91: ANALISIS KESALAHAN FONOLOGIS PADA ANAK …

Muslich, Masnur. Fonologi Bahasa Indonesia Tinjauan Deskriptif Sistem Bunyi

Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008.

Resmini, Novi. Kebahasaan ( Fonologi, Morfologi, dan Semantik). Bandung: UPI

PRESS, 2006.

Samsuri. Analisis Bahasa Memahami Bahasa Secara Ilmiah. Jakarta: Erlangga, 1998.

Setyawati, Nanik. Kesalahan Berbahasa Indonesia Teori dan Praktik. Surakarta:

Yuma Pustaka, 2010.

Soeparno. Dasar-dasar Linguistik Umum. Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya, 2002.

Sugihastuti. Rona Bahasa dan Sastra Indonesia. Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2005.

Sugiono. Metode Penelitian Pendidikan (Suatu Pendekatan Praktek). Jakarta: Rineke

Cipta, 2002.

Tarigan, Djago, dkk. Teknik Pengajaran Keterampilan Berbahasa. Bandung:

Angkasa, 1986.

Tarigan, Henry Guntur, dkk. Pengajaran Analisis Kesalahan Berbahasa. Bandung:

Angkasa, 1988.

Tarigan, Henry Guntur. Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.

Bandung: Angkasa, 1987.

Yulianto, Bambang, dkk. Analisis Kesalahan Berbahasa. Jakarta: Universitas

Terbuka, 2009.

Anonim. Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945 dan Amandemennya.

Surabaya: Kesindo Utama, 2009.

Page 92: ANALISIS KESALAHAN FONOLOGIS PADA ANAK …
Page 93: ANALISIS KESALAHAN FONOLOGIS PADA ANAK …
Page 94: ANALISIS KESALAHAN FONOLOGIS PADA ANAK …
Page 95: ANALISIS KESALAHAN FONOLOGIS PADA ANAK …
Page 96: ANALISIS KESALAHAN FONOLOGIS PADA ANAK …
Page 97: ANALISIS KESALAHAN FONOLOGIS PADA ANAK …