17
ANALISIS KUALITAS AIR Anindita Sistya Rahmawati 11/318132/PN/12442 Manajemen Sumberdaya Perikanan INTISARI Kualitas air ditentukan oleh faktor biologi, kimia dan fisika. Parameter yang diukur adalah parameter fisik (suhu udara, suhu air, kecerahan),parameter kimia (DO, CO 2 bebas, pH, alkalinitas, BOD ) , dan parameter biologi (densitas dan diversitas plankton). Praktikum analisis kualitas air dilaksanakan di kolam Jurusan Perikanan, Universitas Gadjah Mada dan Danau Lembah UGM. Praktikum bertujuan untuk mengetahui parameter kualitas air kolam dan cara pengukurannya, serta mengetahui hubungan antara parameter fisika, kimia, dan biologi dalam kualitas air. Parameter fisika yang diamati meliputi suhu udara, suhu air, dan kecerahan. Parameter kimia yang diamati meliputi DO, CO 2 , alkalinitas, pH, dan BOD 5 . Berdasarkan pengamatan pada praktikum diperoleh hasil dari setiap parameter berubah-ubah dari waktu ke waktu. Jika dibandingkan antara kualitas air kolam dan danau maka dapat disimpulkan bahwa kualitas air danau lembah UGM lebih subur dibandingkan dengan kualitas air di kolam Jurusan Perikanan UGM. Salah satu parameter yang menunjukkan adalah diversitas yang lebih tinggi di Danau Lembah UGM. Manfaat dari analisis kualitas air adalah untuk bidang konservasi, pengukuran parameter kualitas air digunakan untuk menentukan tingkat pencemaran. Kata Kunci: Analisis, Danau, Kolam, Kualitas, Parameter PENDAHULUAN Air merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi kehidupan manusia maupun makhluk hidup lainnya.Pencemaran air dapat terjadi akibat masuknya atau dimasukkannya bahan pencemar dari berbagai kegiatan, seperti limbah rumah tangga, pertanian, industri, dan lain-lain. Pencemaran air mengakibatkan kualitas air menjadi menurun. Pengelolaan dan pengecekan kualitas air perlu dilakukan secara rutin untuk menjaga kualitas air. Oleh karena itu, analisis kualitas air sangat penting untuk menjaga kualitas suatu perairan. Kualitas air menjadi bagian penting dalam pengembangan sumberdaya air yang mencakup keadaan fisik, kimia dan biologi. Kualitas air tersebut dapat mempengaruhi ketersediaan air untuk kehidupan manusia, pertanian, industry, perikanan, rekreasi, dan pemanfaatan lainnya (Asdak, 1995). Karakteristik fisik dan kimia dapat mempengaruhi kepadatan, komposisi jenis, produktivitas dan kondisi fisiologis populasi organisme akuatik.(Michael, 1995).Suhu merupakan karakteristik yang paling jelas, mudah diukur.Berdasarkan tingkat suhu danau dibagi menjadi tiga; epilimnion, metalimnion, dan hipolimnion.Konsentrasi oksigen terlarut tertinggi terdapat pada lapisan epilimnion, dimana kegiatan fotosintesis tumbuh-tumbuhan paling banyak terjadi. Konsentrasi oksigen terlarut terendah berada di lapisan hipolimnion dimana penguraian kotoran, bangkai, dan bahan organik lainnya yang berjatuhan ke dasar danau lebih banyak menggunakan daripada menghasilkan oksigen (Whitten et all, 1999). Parameter biologi perairan dapat diketahui dari plankton dan tanaman air. Parameter biologi dapat digunakan sebagai indicator dampak kualitas air (APHA- AWWA-WEF, 1995). Praktikum analisis kualitas air bertujuan untuk mengetahui parameter kualitas air kolam dan cara pengukurannya, serta mengetahui hubungan antara parameter fisika, kimia, dan biologi

Analisis Kualitas Air (1)

  • Upload
    asistya

  • View
    248

  • Download
    5

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Analisis Kualitas Air (1)

ANALISIS KUALITAS AIR

Anindita Sistya Rahmawati

11/318132/PN/12442

Manajemen Sumberdaya Perikanan

INTISARI

Kualitas air ditentukan oleh faktor biologi, kimia dan fisika. Parameter yang diukur

adalah parameter fisik (suhu udara, suhu air, kecerahan),parameter kimia (DO, CO2

bebas, pH, alkalinitas, BOD), dan parameter biologi (densitas dan diversitas plankton).

Praktikum analisis kualitas air dilaksanakan di kolam Jurusan Perikanan, Universitas

Gadjah Mada dan Danau Lembah UGM. Praktikum bertujuan untuk mengetahui

parameter kualitas air kolam dan cara pengukurannya, serta mengetahui hubungan antara

parameter fisika, kimia, dan biologi dalam kualitas air. Parameter fisika yang diamati

meliputi suhu udara, suhu air, dan kecerahan. Parameter kimia yang diamati meliputi

DO, CO2, alkalinitas, pH, dan BOD5. Berdasarkan pengamatan pada praktikum diperoleh

hasil dari setiap parameter berubah-ubah dari waktu ke waktu. Jika dibandingkan antara

kualitas air kolam dan danau maka dapat disimpulkan bahwa kualitas air danau lembah

UGM lebih subur dibandingkan dengan kualitas air di kolam Jurusan Perikanan UGM.

Salah satu parameter yang menunjukkan adalah diversitas yang lebih tinggi di Danau

Lembah UGM. Manfaat dari analisis kualitas air adalah untuk bidang konservasi,

pengukuran parameter kualitas air digunakan untuk menentukan tingkat pencemaran.

Kata Kunci: Analisis, Danau, Kolam, Kualitas, Parameter

PENDAHULUAN

Air merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi kehidupan manusia maupun

makhluk hidup lainnya.Pencemaran air dapat terjadi akibat masuknya atau dimasukkannya

bahan pencemar dari berbagai kegiatan, seperti limbah rumah tangga, pertanian, industri, dan

lain-lain. Pencemaran air mengakibatkan kualitas air menjadi menurun. Pengelolaan dan

pengecekan kualitas air perlu dilakukan secara rutin untuk menjaga kualitas air. Oleh karena itu,

analisis kualitas air sangat penting untuk menjaga kualitas suatu perairan.

Kualitas air menjadi bagian penting dalam pengembangan sumberdaya air yang

mencakup keadaan fisik, kimia dan biologi. Kualitas air tersebut dapat mempengaruhi

ketersediaan air untuk kehidupan manusia, pertanian, industry, perikanan, rekreasi, dan

pemanfaatan lainnya (Asdak, 1995). Karakteristik fisik dan kimia dapat mempengaruhi

kepadatan, komposisi jenis, produktivitas dan kondisi fisiologis populasi organisme

akuatik.(Michael, 1995).Suhu merupakan karakteristik yang paling jelas, mudah

diukur.Berdasarkan tingkat suhu danau dibagi menjadi tiga; epilimnion, metalimnion, dan

hipolimnion.Konsentrasi oksigen terlarut tertinggi terdapat pada lapisan epilimnion, dimana

kegiatan fotosintesis tumbuh-tumbuhan paling banyak terjadi. Konsentrasi oksigen terlarut

terendah berada di lapisan hipolimnion dimana penguraian kotoran, bangkai, dan bahan organik

lainnya yang berjatuhan ke dasar danau lebih banyak menggunakan daripada menghasilkan

oksigen (Whitten et all, 1999). Parameter biologi perairan dapat diketahui dari plankton dan

tanaman air. Parameter biologi dapat digunakan sebagai indicator dampak kualitas air (APHA-

AWWA-WEF, 1995).

Praktikum analisis kualitas air bertujuan untuk mengetahui parameter kualitas air kolam

dan cara pengukurannya, serta mengetahui hubungan antara parameter fisika, kimia, dan biologi

Page 2: Analisis Kualitas Air (1)

dalam kualitas air. Analisis perairan tersebut baik atau tidak untuk bidang konservasi, dengan

pengukuran parameter kualitas air dapat mengetahui tingkat pencemaran.

METODOLOGI

Praktikum analisis kualitas air dilaksanakan pada tanggal 10 November 2012 di danau

Lembah UGM dan kolam Jurusan Perikanan Universitas Gadjah Mada. Beberapa alat yang

digunakan pada praktikum ini antara lain botol oksigen, pipet ukur, kempot, erlenmeyer,

ember,termometer, pipet tetes, dan plankton net. Bahan-bahan yang digunakan adalah indikator

amilum, indikator pp, 1/80 N Na2S2O3, 1/44 N NaOH, MnSO4, H2SO4 pekat, reagen, 1/50 N

H2SO4, dan Methyl Orange (MO).

Parameter yang diukur pada praktikum ini adalah parameter fisika, kimia, dan

biologi.Parameter fisika meliputi suhu udara, suhu air, TSS dan, kecerahan.Pengukuran suhu

dilakukan dengan membenamkan ujung termometer ke dalam air selama kurang lebih 5 menit,

kemudian dibaca skalanya.Pengukuran kecerahan menggunakan Sachi disk, dengan dibenamkan

hingga garis putih hitam tepat terlihat, diukur sebagai a. Dibenamkan lagi tarik perlahan sampai

garis putih hitam tepat terlihat, diukur sebagai b. Dihitung dengan rumus a+b/2. Pengukuran

TSS dengan cara menimbang kertas saring, ambil sampel air dan disaring, sebelum dan sesudah

digunakan kertas saring ditimbang. Dihitung dengan berat akhir-berat awal. Parameter kimia

yang diamati meliputi DO, CO2 bebas, BO, BOD0, alkalinitas, pH, dan BOD5. Pengukuran DO

dapat dilakukan dengan metode Winkler dan dihitung dengan rumus DO = 1000/50 X a X f X

0,1 mg/L, dimana a adalah volume titran dan f adalah faktor koreksi = 1. Pengukuran CO2 dan

alkalinitas dapat dilakukan dengan metode alkalimetri. Rumus yang digunakan untuk

menghitung adalah CO2 = 1000/50 X b X f X 1 mg/L, dimana b adalah volume titran dan f

adalah faktor koreksi = 1. Rumus untuk menghitung alkalinitas adalah CO3-= 1000/50 X c X f

mg/L (=x) dan HCO3-= 1000/50 X d X f mg/L (=y) sehingga diperoleh alkalinitas total =

(x)+(y) mg/L, dimana c dan d adalah volume titran yang digunakan dan f adalah faktor koreksi.

Rumus yang digunakan untuk menghitung BOD0 = 1000xvol sampel x a x f x 0.1 mg/L. Rumus

yang digunakan untuk menghitung BO= 1000/vol. titran x {(10+a)xf} x 0.3613 mg/L. Rumus

yang digunakan untuk menghitung BOD5 = 1000xvol sampel x (b-a) x f x 0.1 mg/L, a hasil

analisis O2 terlarut segera, b hasil analisis O2 terlarut 5 hari. Pengukuran pH dilakukan dengan

mencelupkan kertas pH dalam air dan dibandingkan dengan warna bakunya atau memasukkan

ujung pH meter ke dalam air.Parameter biologi meliputi densitas dan indeks diversitas plankton.

Rumus densitas plankton adalah D= A x volume botol : volume sampel air individu/L volume

SR dimana A adalah cacah individu plankton. Rumus indeks diversitas plankton adalah H=-

Σ𝑁𝑖

𝑁2log

𝑁𝑖

𝑁, dimana Ni= cacah individu suatu genus; dan N= cacah individu seluruh genera.

HASIL dan PEMBAHASAN

Pada praktikum ini dilakukan analisis terhadap kualitas air kolam dan danau. analisis

kualitas air bertujuan untuk mengetahui tingkat kualitas air pada suatu perairan berdasarkan

parameter fisika, kimia dan biologi yang telah diamatai dan dihitung. Praktikum dilaksanakan

pada tanggal 10 November 2012 di kolam Jurusan Perikanan, Fakultas Pertanian, Universitas

Gadjah Mada. Kolam Jurusan Perikanan, terletak disebelah timur gedung perikanan. Kondisi

kolam agak keruh, warna air hijau kecokelatan, namun tak terlihat ada sampah

menggenang.Daerah sekitar kolam ditumbuhi dengan rumput-rumputan.

Danau yang digunakan berada di sebelah utara lembah UGM.Kondisi air lebih keruh dari

kolam, warna hijau kecokelatan.Ada banyak sampah mengapung di permukaan air.Vegetasi

sekitar danau banyak ditumbuhi pepohonan, dan pohon-pohon tersebut digunakan sebagai

sarang burung.Udara di sekitar sejuk.Parameter-parameter yang akan diamati bersifat dinamis

dari waktu ke waktu. Perubahan nilai dari setiap parameter dari pagi hingga malam digambarkan

pula dengan grafik. Berdasarkan praktikum diperoleh data analisis kualitas air sebagai berikut:

Tabel 1. Data Hasil Pengamatan Kualitas Air (Kolam)

Page 3: Analisis Kualitas Air (1)

Parameter 6:00 9:00 12:00 15:00 18:00

Inlet Outlet Inlet Outlet Inlet Outlet Inlet Outlet Inlet Outlet

Suhu udara (ºc) 24.75 27 27 28.5 25 31 28 28.75 24 25

Suhu air (ºc) 26 28 28 27 30 30 29 32 28 30

Kecerahan

(cm) 22.375 17.875 20.7 18 18.75 29.375 24.75 27.75 27 23

TSS (ppm) 103 116 140 93 73 126

DO (ppm) 4.15 3.7 8.5 7.34 12.6 15.07 13.5 13.5 7.95 6.62

CO₂ (ppm) 9 0.6 0 2.54 0 0 0 0 0 0

Alkalinitas

(ppm) 72 125 83 174 86 119.4 40 75.3 96 104

BOD₀ (ppm) 2.35 3.3 12.25 7.38 9 10

BOD₅ (ppm) 4.1 6.6 24.5 14.76 18 20

BO 41.12 35.43 44.28 45.55 39.22 36.69

pH 7.5 7.6 8 8.1 8.5 9.1 9.4 9.2 8.2 7.7

Tabel 2. Data Hasil Pengamatan Kualitas Air (Danau)

Parameter 6:00 9:00 12:00 15:00 18:00

Inlet Outlet Inlet Outlet Inlet Outlet Inlet Outlet Inlet Outlet

Suhu udara (ºc) 25 27 29 27.5 29 32 27.5 31 27 27.5

Suhu air (ºc) 28 29 31.25 28 30 30 31 30 31 30.5

Kecerahan

(cm) 40.75 39.75 12.5 42 29 38.5 27 36.25 7 33.75

TSS (ppm) 60 170 193 156 152 1650

DO (ppm) 4.2 5.05 14.6 7.6 9.8 4.6 13.95 8.6 9.33 9.58

CO₂ (ppm) 27 0.8 3.2 0.9 0 0 0 0.8 10 0

Alkalinitas

(ppm) 98 106 106 97 124 84 105 122 67.2 115

BOD₀ (ppm) 4.5 3.9 2.48 2.43 7.6 4.5

BOD₅ (ppm) 0 7.8 0.3 0 14.6 9

BO 42.39 47.445 31.63 40.43 34.793 34.79

pH 6.7 6.9 7.3 7.1 8.2 7.6 8.6 8 8.1 8

1. Parameter Fisika

a. Suhu Udara

Grafik 1. Suhu Udara vs Waktu (Kolam)

0

5

10

15

20

25

30

35

6:00 9:00 12:00 15:00 18:00

(ºC)

Suhu Udara vs Waktu

INLET

OUTLET

Page 4: Analisis Kualitas Air (1)

Grafik 2. Suhu Udara vs Waktu (Danau)

Grafik suhu udara pada bagian inlet dan outlet baik di danau maupun di kolam, dapat

dilihat bahwa terjadi adanya peningkatan dan penurunan. Pada inlet kolam terjadi kenaikan

suhu pada pukul 06.00 hingga 09.00 dan pukul 12.00 hingga 15.00, 24.750C menjadi 27

0C

dan 250C menjadi 28

0C. Sedangkan pada inlet danau kenaikan ditunjukkan pada pukul 06.00

hingga 09.00 dan suhu tetap 290C hingga pukul 12.00.Hal ini dikarenakan adanya radiasi

cahaya matahari.Sedangkan pada pukul 12.00 hingga 18.00, pada kolam terjadi penurunan

suhu 270C menjadi 25

0C dan 28

0C menjadi 24

0C.Sedangkan pada kolam penurunan terjadi

pada suhu 290C menjadi 17.5v kemudian 17

0C.Hal ini dikarenakan matahari yang tertutup

awan sehingga udara molekul sangat renggang, mudah mengalami perubahan suhu.

Pada bagian outlet, di kolam kenaikan dapat dilihat dari pukul 06.00 (270C) hingga pukul

09.00 (28.50C) dan panas tertinggi terjadi pukul 12.00 (31

0C).Begitu pula yang terjadi di

danau, pukul 06.00 (270C), puku; 09.00 (27.5

0C) dan pukul 12.00 (31

0C).Hal ini

dikarenakan cuaca cerah saat pengukuran, baik di kolam maupun danau penurunan suhu

udara terjadi pada pukul 12.00 hingga pukul 18.00.pada kolam besar suhu 310C menjadi

250C. pada danau suhu 32

0C menjadi 27.5

0C. Hal ini dikarenakan pada sore hari matahari

mulai terbenam, sehingga radiasi cahaya berkurang mengakibatkan penurunan suhu.

b. Suhu Air

Grafik 3. Suhu Air vs Waktu (Kolam)

0

5

10

15

20

25

30

35

6:00 9:00 12:00 15:00 18:00

(ºC)

Suhu Udara vs Waktu

INLET

OUTLET

0

5

10

15

20

25

30

35

6:00 9:00 12:00 15:00 18:00

(ºC)

Suhu Air vs Waktu

INLET

OUTLET

Page 5: Analisis Kualitas Air (1)

Grafik 4. Suhu Air vs Suhu (Danau)

Grafik suhu air pada bagian inlet dan outlet, kolam maupun danau, diketahui terjadi

peningkatan dan penurunan suhu air. Pada inlet kolam pukul 06.00 diketahui sebesar 260C,

pada pukul 09.00 sebesar 280C, pada pukul 12.00 sebesar 30

0C pada pukul 15.00 sebesar

290C, dan pada pukul 18.00 sebesar 28

0C. Pada inlet danau suhu pukul 06.00 sebesar 28

0C ,

pada pukul 09.00 sebesar 31.250C, pada pukul 12.00 sebesar 30

0C, pada pukul 15.00 sebesar

310C, pada pukul 18.00 sebesar 31

0C. Pada inlet kolam diketahui kenaikan suhu terjadi pada

pukul 06.00 hingga 12.00.Dan suhu mengalami penurunan pada pukul 12.00 hingga 18.00.

Pada inlet danau diketahui mengalami kenaikan pada pukul 06.00 hingga 09.00 mengalami

penurunan pada pukkul 09.00 hingga 12.00, kemudian naik lagi pada pukul 12.00 hingga

15.00 dan pada pukul 15.00 sampai 18.00 suhu relative tetap.

Pada outlet danau pukul 06.00 suhu sebesar 290C, pukul 09.00 sebesar 28

0C, pukul 12.00

sebesar 300C, pukul 15.00 sebesar 30

0C dan pukul 18.00 sebesar 30.5

0C. Pada kolam

diketahui pukul 06.00 sebesar 280C, pukul 09.00 sebesar 27

0C, pukul 12.00 sebesar 30

0C,

pukul 15.00 sebesar 320C dan pukul 18.00 sebesar 30

0C. Berdasarkan data dan grafik pada

danau diketahui setiap waktu pengamatan menunjukkan adanya kenaikan suhu hanya pada

pukul 12.00 meningkatnya suhu tersebut mengakibatkan metabolisme mahluk hidup

didalamnya menjadi meningkat sehingga konsumsi O2 meningkat dan poduksi CO2

meningkat pula.Pada kolam diketahui pukul 06.00 sampai 09.00 mengalami penurunan

kemudian naik hingga pukul 15.00 suhu turun hingga pukul 18.00.Meskipun terlihat adanya

penurunan dan kenaikan suhu di bagian inlet maupun outlet tapi tidak terlalu besar.Hal ini

dikarenakan molekul air lebih rapat dibandingkan dengan molekul udara sehingga perubahan

suhu kecil.Suhu sangat mempengaruhi terhadap kadar oksigen, apabila suhu meningkat

maka DO menurun karena metabolism biota air meningkat, sehinnga kelarutan oksigen

meningkat (Lesmana, 2001). Suhu air pada berbagi lingkungan air berkisar antara 26oC-

33oC (Lagler 1962

c. Kecerahan

26

27

28

29

30

31

32

6:00 9:00 12:00 15:00 18:00

(ºC)

Suhu Air vs Waktu

INLET

OUTLET

Page 6: Analisis Kualitas Air (1)

Grafik 5. Kecerahan vs Waktu (Kolam)

Grafik 6. Kecerahan vs Waktu (Danau)

Berdasarkan data diketahui kecerahan pada inlet kolam pukul 06.00 sebesar 22.3, pukul

09.00 sebesar 20.7, pukul 12.00 sebesar 29, pukul 15.00 sebesar 27, pukul 18.00 sebesar 7.

Untuk outlet di kolam diketahui pada pukul pukul 06.00 sebesar 17.88, pukul 09.00 sebesar

18, pukul 12.00 sebesar 29.38, pukul 15.00 sebesar 27.75, pukul 18.00 sebesar 23.

Berdasarkan data diketahui nilai kecerahan danau lebih besar daripada kolam.Hal ini

disebabkan kepadatan organisme danau lebih besar dari kolam.Berdasarkan grafik dapat

diketahui pada waktu tertentu di kolam maupun di danau memiliki nilai kecerahan berbeda-

beda.Tertinggi di kolam yaitu 29.375 terjadi pada pukul 12.00 sedangkan di

outlet.Sedangkan di danau terjadi pada pukul 09.00.Hal tersebut juga dipengaruhi oleh

intensitas cahaya matahari ke danau atau kolam lebih tinggi.

d. TSS

0

5

10

15

20

25

30

35

6:00 9:00 12:00 15:00 18:00

(cm

)

Kecerahan vs waktu

INLET

OUTLET

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

6:00 9:00 12:00 15:00 18:00

(cm

)

Kecerahan vs Waktu

INLET

OUTLET

Page 7: Analisis Kualitas Air (1)

Gambar 7. TSS vs Waktu (Kolam)

Grafik 8. TSS vs Waktu (Danau)

Berdasarkan data diketahui besaran TSS di setiap waktu pengamatan yang ada di kolam

dan danau. Pada inlet kolam diketahui pukul 06.00 sebesar 103ppm , pukul 12.00 sebesar

140ppm, pukul 18.00 sebesar 73ppm. Pada outlet kolam pukul 06.00 sebesar 116ppm , pukul

12.00 sebesar 93ppm, pukul 18.00 sebesar 126ppm. Pada danau pukul 06.00 sebesar

170ppm, pukul 12.00 sebesar 156ppm, pukul 18.00 sebesar 1650ppm. Nilai TSS pada danau

maupun kolam terlihat fluktuatif. Pada kolam outlet pukul 12.00 terjadi penurunan,

sedangkan pada jam yang sama di inlet naik. Pada danu ditemukan peningkatan drastis pada

pukul 18.00 dengan nilai TSS 1650ppm. Nilai TSS berbanding terbalik dengan kecerahan,

saat kecerahan turun, TSS naik karena banyak zat-zat terlarut.

2. Parameter Kimia

a. DO

0

20

40

60

80

100

120

140

160

6:00 12:00 18:00

(pp

m)

TSS vs Waktu

INLET

OUTLET

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

1600

1800

6:00 12:00 18:00

(pp

m)

TSS vs Waktu

INLET

OUTLET

Page 8: Analisis Kualitas Air (1)

Grafik 9. DO vs Waktu (Kolam)

Grafik 10. DO vs Waktu (Danau)

Berdasarkan data diketahui besarnya oksigen terlarut di kolam maupun danau baik inlet

maupun outlet, pada inlet kolam pukul 06.00 sebesar 4.15ppm, pukul 09.00 sebesar 8.5ppm,

pukul 12.00 sebesar 12.6ppm, pukul 15.00 sebesar 13.5ppm, pukul 18.00 sebesar 7.95ppm.

Pada inlet danau pkul 06.00 sebesar 4.2ppm, pukul 09.00 sebesar 14.6ppm, pukul 12.00

sebesar 9.8ppm, pukul 15.00 sebesar 13.95ppm, pukul 18.00 sebesar 9.33ppm. Pada outlet,

kolam pukul 06.00 sebesar 3.7ppm, pukul 09.00 sebesar 7.34ppm, pukul 12.00 sebesar

15.07ppm, pukul 15.00 sebesar 13.5ppm, pukul 18.00 sebesar 6.62ppm. Di danau pukul

06.00 sebesar 5.05ppm, pukul 09.00 sebesar 7.6ppm, pukul 12.00 sebesar 4.6ppm, pukul

15.00 sebesar 8.6ppm, pukul 18.00 sebesar 9.58ppm.

Di kolam baik inlet dan outlet DO mengalami kenaikan dari pagi hingga sore.Namun, di

outlet DO mulai turun mulai pukul 12.00 hingga 18.00.sedangakan di inlet penurunan terjadi

pukul 15.00 hingga 18.00. kenaikan dan penurunan nilai DO dipengaruhi oleh fotosintesis.

Berdasarkan grafik parameter kimia kolam, grafik DO vs Waktu di kolam diperoleh kadar

DO genangan lebih tinggi dibanding inlet, hal tersebut disebabkan karena fitoplankton

cenderung berkumpul di dekat arah buangan air sehingga dengan bantuan cahaya matahari

fitoplankton ini menghasilkan O2, sehingga kandungan O2 pada stasiun genangan ini tinggi,

sedangkan pada daerah inlet merupakan daerah suplai air dari luar, namun air yang masuk

pada stasiun ini merupakan air buangan dari limbah rumah tangga sehingga tingkat

kekeruhan juga tinggi dan menghalangi proses fotosintesis, akibat dari hal tersebut

kandungan O2 pada stasiun ini menjadi rendah, selain itu rendahnya kandungan O2 ini juga

disebabkan oleh aktifitas organisme non-klorofil seperti respirasi, metabolisme, dan aktifitas

bakteri untuk merombak bahan organik yang juga memerlukan O2 meningkat sehingga kadar

DO dalam air berkurang. Hal lain yang juga turut mempengaruhi tingginya nilai DO pada

0

2

4

6

8

10

12

14

16

6:00 9:00 12:00 15:00 18:00

(pp

m)

D0 vs Waktu

INLET

OUTLET

0

2

4

6

8

10

12

14

16

6:00 9:00 12:00 15:00 18:00

(pp

m)

DO vs Waktu

INLET

OUTLET

Page 9: Analisis Kualitas Air (1)

genangan adalah densitas plaknton, karena berpengaruh pada kekeruhan perairan sehingga

penetrasi cahaya kedalam air juga berkurang, hal ini dapat dilihat dari densitas plankton di

daerah inlet lebih tinggi dari genangan sehingga daerah ini memiliki tingkat kekeruhan yang

lebih tinggi dibandinggkan daerah genangan sehingga intensitas cahaya matahari yang

masuk pada daerah ini menjadi berkurang. Hal ini lah yang menyebabkan nilai O2 pada

daerah inlet menjadi rendah.

Adapun yang mempengaruhi tinggi rendahnya kandungan O2 Pada suatu perairan antara

lain adalah cuaca saat pengamatan karena hal tersebut sangat berpengaruh pada intensitas

cahaya matahari yang digunakan dalam proses fotosintesis, kekeruhan perairan juga

berpengaruhi dalam hal penetrasi cahaya pada peraiaran, selain itu densitas plankton yang

banyak akan meningkatkan turbiditas perairan, yang akan mempengaruhi masuknya cahaya

matahari ke dalam badan air sehingga akan mempengaruhi proses fotosintesis dan akhirnya

akan mempengaruhi oksigen yang dihasilkan.Oksigen akan meningkat apabila CO2

menurun, dan akan menurun saat CO2 meningkat. Selain itu penurunan kadar oksigen juga

dipengaruhi oleh meningkatnya suhu (Lesmana, 2001). Besarnya kandung oksigen yang

perlu dipertahankan untuk menjamin kehidupan ikan yang baik tidak kurang dari 3ppm, jika

kurang dari 2ppm, beberapa jenis biota perairan akan mati (Susanto, 1987), untuk itu

oksigen terlarut 5-6 ppm dianggap apling ideal untuk tumbuh dan berkembangbiak biota air

(Gufran, 2004).

b. CO2 Bebas

Grafik 11. CO2 Bebas vs Waktu (Kolam)

Grafik 12. CO2 Bebas vs Waktu (Danau)

Berdasarkan grafik dapat diketahui bahwa CO2 bebas tertinggi di kolam bagian inlet

adalah pukul 06.00 sebesar 9ppm, sedangkan pada jam lain CO2 bebas 0. Pada bagian outlet

0

2

4

6

8

10

6:00 9:00 12:00 15:00 18:00

(pp

m)

CO₂ vs Waktu

INLET

OUTLET

0

5

10

15

20

25

30

6:00 9:00 12:00 15:00 18:00

(pp

m)

CO₂ vs Waktu

INLET

OUTLET

Page 10: Analisis Kualitas Air (1)

pun tak jauh beda CO2 bebas tertinggi pukul 09.00 dan setelah itu pukul 12.00 hingga 18.00

CO2 bebas 0. Begitu pula pada danau baik inlet maupun outlet. Pada inlet danau CO2 bebas

tertinggi pukul 06.00 sebesar 27ppm. Pada outlet CO2 bebas sangat fluktuatif meskipun

rentangnya tidak jauh. Pada danau baik inlet maupun outlet terendah pukul 12.00 sebesar

0ppm. Hal itu, disebabkan karena pada pukul tersebut fitoplankton mengadakan fotosintesis

dan respirasi tinggi. Hal ini sebnading karena saat fotosintesis maksimal atau optimum. Nilai

CO2 bebas rendah atau bahakn 0ppm. Berdasarkan pengamatan dapat diketahui bahwa CO2

bebas berbanding terbalik dengan nilai oksigen terlarut, apabila oksigen terlarut tinggi CO2

bebas rendah, begitu pula sebaliknya. Selain itu kadar CO2 juga berbanding terbalik dengan

pH, apabila pH naik CO2 menurun.

c. Alkalinitas

Grafik 13. Alkalinitas vs Waktu (Kolam)

Grafik 14. Alkalinitas vs Waktu (Danau)

Berdasarkan grafik di kolam dapat diketahui bahwa nilai alkalinitas baik di inlet dan

outlet sangat fluktuatif. Di outlet alkalinitas tertinggi pada pukul 09.00 sebesar 174ppm dan

inlet alkalinitas tertinggi terjadi pukul 12.00 sebesar 119.4ppm, sedangkan alkalinitas

terendah baik di inlet maupun outlet terjadi pada pukul 15.00. Turunnya alkalinitas diikuti

dengan turunnya CO2. Ditunjukkan dengan reaksi; 𝐻2𝑂 + 𝐶𝑂2 ↔ 𝐻+ + 𝐻𝐶𝑂3−, alkalinitas

dan CO2 berbanding lurus.

Berdasarkan grafik di danau dapat diketahui bahwa nilai alkalinitas baik di inlet maupun

outlet sangat fluktuatif. Alkalinitas tertinggi di inlet danau adalah 124ppm terjadi pada pukul

0

50

100

150

200

6:00 9:00 12:00 15:00 18:00

(pp

m)

Alkalinitas vs Waktu

INLET

OUTLET

0

20

40

60

80

100

120

140

6:00 9:00 12:00 15:00 18:00

(pp

m)

Alkalinitas vs Waktu

INLET

OUTLET

Page 11: Analisis Kualitas Air (1)

12.00. Sedangkan di outlet alkalinitas tertinggi pukul 15.00 sebsar 105 ppm. Hal ini

dikarenakan pH pada pukul tersebut juga naik. Alkalinitas terendah pada pukul 18.00 baik

inlet maupun outlet. Berdasarkan data dan grafik dapat diketahui bahwa alkalinitas

berbanding lurus dengan pH, apabila pH meningkat maka alkalinita pun meningkat. Pada

danau dan kolam berada pada nilai alkalinitas yang baik untuk pertumbuhan organisme, 30-

50 ppm. Apabila alkalinitas lebih dari 500 ppm, maka akan mengganggu kehidupan biota

(Boyd, 1998).

d. pH

Grafik 15. pH ws Waktu (Kolam)

Grafik 16. pH vs Waktu (Danau)

Berdasarkan grafik pada kolam maupun danau, baik inlet maupun outlet dapat dilihat

bahwa nilai pH mengalami perubahan meskipun tidak signifikan. Di danau rentan pH yaitu

6.7 sampai 8.6 sedangkan di kolam pH berkisar 7.5 – 9.4. Perubahan pH tersebut

dipengaruhi oleh kadar CO2 bebas. Apabila CO2 tinggi maka perairan tersebut akan menjadi

semakin asam (Cholik, et.al., 1991). Nilai pH yang tidak terlalu signifikan dikarenakan

adanya alkalinitas. Alkalinitas berfungsi sebagai penyangga pH suoaya pH dalam perairan

tersebut tetap stabil. Nilai CO2 berbanding terbalik dengan CO2 dan berbanding lurus dengan

alkalinitas. pH optimal untuk hidup biota perairan, umumnya pada rentan 6.7 – 8.6 (Cholik,

et.al., 1991). Sehingga dapat diketahui bahwa danau merupakan badan perairan yang lebih

optimal untuk hidup ikan dibandingkan dengan kolam.

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

6:00 9:00 12:00 15:00 18:00

PH vs Waktu

INLET

OUTLET

0

2

4

6

8

10

6:00 9:00 12:00 15:00 18:00

pH vs Waktu

INLET

OUTLET

Page 12: Analisis Kualitas Air (1)

e. BOD0

Grafik 17. BOD0 vs Waktu

Grafik 18. BOD0 vs Waktu

Nilai BOD0 secara tidak langsung merupakan gambaran bahan organik pada BOD5. Nilai

BOD0 pada kolam outlet cenderung mengalami kenaikan dari pagi hingga petang. Pda kolam

inlet terjadi kenaikan tertinggi pada pukul 12.00 sebesar 12.5ppm. nilai BOD0 pada danau

baik inlet maupun outlet terjadi penurunan terendah pada pukul 12.00 sebesar 2.4 ppm. Nilai

BOD0 yang sesuai untuk perairan alami adalah 0.5 – 7 ppm, nilai BOD0 yang lebih dari

10ppm dianggap bahwa perairan tersebut tercemar. BOD0 tertinggi pada danau terjadi pukul

18.00, disebabkan karena pada sore hari terjadi akumulasi bahan organik dari proses

fotosintesis yang berlangsung pada pagi dan siang hari. Dengan ini dapat diketahui bahwa

danau lembah termasuk perairan yang baik.

0

2

4

6

8

10

12

14

6:00 12:00 18:00

(pp

m)

BOD₀ vs Waktu

INLET

OUTLET

0

1

2

3

4

5

6

7

8

6:00 12:00 18:00

(pp

m)

BOD₀ vs Waktu

INLET

OUTLET

Page 13: Analisis Kualitas Air (1)

f. BOD5

Grafik 19. BOD5 vs Waktu (Kolam)

Grafik 20. BOD5 vs Waktu (Danau)

BOD5 merupakan gambaran bahan organik yang sudah diinkubasi selama 5 hari tanpa

sinar matahari yang masuk. Nilai BOD5 pada outlet kolam cenderung naik secara stabil dari

pagi hingga sore. Namun itu tidak terjadi pada inlet kolam, pada pukul 12.00 terjadi

kenaikan drastis. Kemudian turun pada pukul 12.00 hingga 18.00. nilai BOD5 pada danau

baik inlet maupun outlet penurunan terendah ada pada pukul 06.00. kemudian terjadi

kenaikan drastis pada pukul 18.00.

Grafik BOD5menunjukkan bahwa jumlah oksigen yang digunakan untuk mendegradasi

bahan organik. Tingginya nilai BOD5 disebabkan tingginya pemasukkan bhan biru. Bahan

organik dapat terbawa oleh air yang masuk. Bahan organik terkumpul di daerah inlet

sehingga BOD5 cenderung lebih tinggi dan outlet.

0

5

10

15

20

25

30

6:00 12:00 18:00

(pp

m)

BOD₅ vs Waktu

INLET

OUTLET

0

2

4

6

8

10

12

14

16

6:00 12:00 18:00

(pp

m)

BOD₅ vs Waktu

INLET

OUTLET

Page 14: Analisis Kualitas Air (1)

g. Bahan Organik (BO)

Grafik 21. BO vs Waktu (Kolam)

Grafik 22. BO vs Waktu (Danau)

Nilai BO merupakan jumlah bahan organik dalam air. Nilai BO pada kolam mencapai

kenaikan tertinggi pada pukul 12.00. Pada danau inlet mengalami penurunan terendah pada

pukul 12.00. Sementara danau outlet nilai tertinggi pada pukul 06.00 dan terus menurun

hingga 18.00. Nilai BO dipengaruhi oleh aktivitas dekomposer dan plankton yang dapat

mendegradasi bahan organik melalui oksidasi. BO semakin tinggi apabila dekomposer

banyak. Semakin tinggi dekomposisi BO makan DO akan menurun. Pada waktu yang sama

nilai BO di kolam lebih tinggu daripada BO di danau, oleh karena itu dapat diketahui bahwa

danau lebih baik sebagai tempat hidup berbagai biota air, karena DO tinggi.

3. Parameter Biologi

a. Densitas Plankton

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

6:00 12:00 18:00

(pp

m)

BO vs Waktu

INLET

OUTLET

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

6:00 12:00 18:00

(pp

m )

BO vs Waktu

INLET

OUTLET

Page 15: Analisis Kualitas Air (1)

Grafik 23. Densitas vs Waktu (Kolam)

Grafik 24. Densitas vs Waktu (Danau)

Densitas plankton merupakan kepadatan plankton pada suatu luasan daerah tertentu.

Berdasarkan hasil pengamatan kerapatan plankton tertinggi di kolam stasiun inlet pada pukul

12.00 dan stasiun outlet pada pukul 18.00. Hal tersebut disebabkan pada pukul 12.00

plankton banyak berada di permukaan untuk melakukan fotosintesis karena cahaya matahari

maksimal pada pukul tersebut. Sedangkan pukul 18.00 plankton banyak berada di dasar

perairan karena tidak lagi melakukan fotosintesis. Hal tersebut juga terjadi di danau. Danau

inlet tertinggi pada pukul 12.00 dan outlet pukul 18.00. Kerapatan plankton pada pukul

12.00 inlet dan outlet pukul 18.00 tertinggi karena CO2 bebas rendah, alkalinitas rendah dan

oksigen terlarut tinggi.

b. Diversitas Plankton

0

100

200

300

400

500

600

700

6:00 12:00 18:00

ind

/L

Densitas vs Waktu

in let

out let

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

1600

1800

6:00 12:00 18:00

ind

/L

Densitas vs Waktu

in let

out let

Page 16: Analisis Kualitas Air (1)

Grafik 25. Diversitas vs Waktu (Kolam)

Grafik 26. Diversitas vs Waktu (Danau)

Diversitas plankton pada bagian inlet mengalami penurunan pada pukul 06.00 hingga

12.00 kemudian naik hingga pukul 18.00. Inlet kolam tertinggi terjadi pada pukul 06.00

hingga 12.00 mengalami penurunan, dan kualitas air membaik setelah pukul 12.00 dimana

plankton melakukan fotosintesis. Hal ini terbalik dengan outlet kolam. Kenaikan terjadi

pukul 06.00 sampai pukul 12.00 dan menurun drastis hingga pukul 18.00. Hal ini terjadi

outlet terletak di arus keluar air, pada siang hari aktivitas inlet meningkat air mengalir

menuju outlet sehingga kualitas air di outlet semakin sore semakin menurun.

Pada pukul diketahui grafik diversitas fluktuatif. Inlet danau tertinggi pukul 12.00, dan

outlet tertinggi pukul 18.00. Hal ini menunjukkan kualitas air di danau stasiun inlet terbaik

pada pukul 12.00, sedangkan di outlet kualitas air terbaik pukul 18.00

Berdasarkan pengamatan pada praktikum analisis kualitas air, dapat diabandingkan

bahwa kualitas air yang lebih baik adalah perairan danau. DO pada danau lebih tinggi

dibandingkan DO di kolam, dan CO2 di danau cenderung lebih rendah daripada di kolam.

pH pada perairan danau cenderung dominan netral, sedangkan di kolam bersifat asam. Suhu

air pada danau juga sesuai dengan teori, suhu optimum untuk hidup biota 280C-32

0C (Odum,

1993). Diversitas dan densitas pada perairan danau cenderung lebih tinggi yang menandakan

tingkat kesuburan di perairan danau lebih tinggi dari pada di kolam. Manfaat analisis

kualitas air adalah untuk memajukan bidang konservasi, karena pengukuran kualitas air

dapat digunakan sebagai parameter dalam mengetahui kondisi lahan konservasi untuk

mengetahui pencemaran lingkungan beserta penangannya.

0.000

0.500

1.000

1.500

2.000

2.500

3.000

3.500

4.000

4.500

5.000

6:00 12:00 18:00

Diversitas vs Waktu

in let

out let

0.000

2.000

4.000

6.000

8.000

10.000

12.000

6:00 12:00 18:00

Diversitas vs Waktu

in let

out let

Page 17: Analisis Kualitas Air (1)

KESIMPULAN

Parameter yang diamati dalam analisis kualitas air adalah parameter fisika, kimia, dan

biologi. Parameter fisika yang diamati meliputi suhu udara, suhu air, TSS dan, kecerahan.

Parameter kimia yang diamati meliputi DO, CO2 bebas, BO, BOD0, alkalinitas, pH, dan BOD5.

Parameter biologi meliputi densitas dan diversitas plankton. Pengukuran DO, digunakan metode

Winkler, pengukuran CO2 dan alkalinitas menggunakan metode alkalimetri. Setiap parameter

akan berpengaruh untuk parameter lainnya. Salah satu parameter yang menunjukkan adalah

diversitas dan densitas plankton di danau yang lebih tinggi daripada kolam. Sehingga

berdasarkan pengamatan kualitas air di perairan danau lebih baik dibandingkan kualitas air

kolam.

SARAN

Pembahasan yang ditentukan sudah baik.Ketika praktikum berlangsung, dapat dijelaskan

mengenai kemungkinan-kemungkinan yang bisa terjadi namun tidak sesuai dengan teori.

DAFTAR PUSTAKA

Asdak, C. 1995. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Alliran Sungai (DAS).Gadjah Mada

University Press.Yogyakarta.

APHA-AWWA-WEF. 1995. Standard Methods for The Examination of Water and Wastewater.

19th

edition. Editor: A.D. Eaton, L.S. Clesceri, A.E. Greenberg. American Public Health

Association, Washington.

Boyd, C.E. 1998. Water Quality in Warm Water Fish Ponds.4th

Printing Auburn.University

Agriculture Experimental Statin. Alabama.

Cholik, et al. 1991.Pengelolaan Kualitas Air Kolam Ikan. Dirjen Perikanan dan International

Research Centre.

Gufran.2004. Penanggulangan Hama dan Penyakit Ikan. Bina Adiaksara. Jakarta.

Lesmana, D. S. 2001. Kualitas Air untuk Ikan Hias Air Tawar. Penebar Swadaya. Jakarta.

Michael,P. 1995. Metode Ekologi untuk Penyelidikan dan Laboraturium.Gadjah Mada

University Press.Yogyakarta.

Odum, E.P. 1993. Dasar-Dasar Ekologi. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Susanto. 1987. Budidaya Ikan di Pekarangan. Penebar Swadaya. Jakarta.

Whitten, T. Soeriaatmadja, B.E, dan Afif, S.A. 1999. Ekologi Jawa-Bali. Premhallindo. Jakarta.