79
i ANALISIS PRODUKTIVITAS PADA PABRIK TAHU DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN GREEN PRODUCTIVITY (STUDI KASUS UD. GUDANGE TAHU TAKWA, KEDIRI) SKRIPSI Oleh: IZZATUL JANNAH 135100300111068 JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2017

ANALISIS PRODUKTIVITAS PADA PABRIK TAHU DENGAN …repository.ub.ac.id/4215/1/Izzatul Jannah.pdf · 2020. 10. 20. · i analisis produktivitas pada pabrik tahu dengan menggunakan pendekatan

  • Upload
    others

  • View
    30

  • Download
    2

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS PRODUKTIVITAS PADA PABRIK TAHU DENGAN …repository.ub.ac.id/4215/1/Izzatul Jannah.pdf · 2020. 10. 20. · i analisis produktivitas pada pabrik tahu dengan menggunakan pendekatan

i

ANALISIS PRODUKTIVITAS PADA PABRIK TAHU DENGAN

MENGGUNAKAN PENDEKATAN GREEN PRODUCTIVITY

(STUDI KASUS UD. GUDANGE TAHU TAKWA, KEDIRI)

SKRIPSI

Oleh:

IZZATUL JANNAH

135100300111068

JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2017

Page 2: ANALISIS PRODUKTIVITAS PADA PABRIK TAHU DENGAN …repository.ub.ac.id/4215/1/Izzatul Jannah.pdf · 2020. 10. 20. · i analisis produktivitas pada pabrik tahu dengan menggunakan pendekatan

ii

ANALISIS PRODUKTIVITAS PADA PABRIK TAHU DENGAN

MENGGUNAKAN PENDEKATAN GREEN PRODUCTIVITY

(STUDI KASUS UD. GUDANGE TAHU TAKWA, KEDIRI)

Oleh:

IZZATUL JANNAH

NIM. 135100300111068

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Teknologi Pertanian

JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2017

Page 3: ANALISIS PRODUKTIVITAS PADA PABRIK TAHU DENGAN …repository.ub.ac.id/4215/1/Izzatul Jannah.pdf · 2020. 10. 20. · i analisis produktivitas pada pabrik tahu dengan menggunakan pendekatan

iii

Page 4: ANALISIS PRODUKTIVITAS PADA PABRIK TAHU DENGAN …repository.ub.ac.id/4215/1/Izzatul Jannah.pdf · 2020. 10. 20. · i analisis produktivitas pada pabrik tahu dengan menggunakan pendekatan

iv

Page 5: ANALISIS PRODUKTIVITAS PADA PABRIK TAHU DENGAN …repository.ub.ac.id/4215/1/Izzatul Jannah.pdf · 2020. 10. 20. · i analisis produktivitas pada pabrik tahu dengan menggunakan pendekatan

v

RIWAYAT HIDUP

Penulis dihairkan di Kediri pada

tanggal 15 Mei 1995 dari bapak yang

bernama Ahmad Muhyidin dan Ibu Binti

Khoirul Rohmah.

Penulis menyelesaikan pendidikan

Sekolah Dasar di SDI Ar-Robithoh, Gurah-

Kediri pada tahun 2007. Kemudian melanjutkan ke Sekolah

Menengah Pertama di MTsN 1 Pare, Kediri dengan tahun

kelulusan 2010. Menyelesaikan Sekolah Menengah Atas di

SMAN 2 Pare, Kediri pada tahun 2013.

Pada tahun 2017 penulis berhasil menyelesaikan

pendidikan di Universitas Brawiaya Malang di Jurusan Teknologi

Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian. Pada masa

pendidikannya, penulis aktif sebagai Asisten Dasar

Pemrograman, Sisten dan Teknologi Informasi, dan Penanganan

Bahan dan Perencanaan Tata Letak Fasilitas.

Page 6: ANALISIS PRODUKTIVITAS PADA PABRIK TAHU DENGAN …repository.ub.ac.id/4215/1/Izzatul Jannah.pdf · 2020. 10. 20. · i analisis produktivitas pada pabrik tahu dengan menggunakan pendekatan

vi

Alhamdulillah......terima kasih Ya Allah

Karya kecil ini aku persembahkan kepada

Kedua Orang Tuaku, Kakakku dan Adikku tercinta

Page 7: ANALISIS PRODUKTIVITAS PADA PABRIK TAHU DENGAN …repository.ub.ac.id/4215/1/Izzatul Jannah.pdf · 2020. 10. 20. · i analisis produktivitas pada pabrik tahu dengan menggunakan pendekatan

vii

PERNYATAAN KEASLIAN TA

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : Izzatul Jannah NIM : 135100300111068 Jurusan : Teknologi Industri Pertanian Fakultas : Teknologi Pertanian Judul Skripsi : Analisis Produktivitas Pada Pabrik Tahu

dengan Menggunakan Pendekatan Green Productivity (Studi Kasus UD. Gudange Tahu Takwa, Kediri)

Menyatakan bahwa, TA dengan judul di atas merupakan karya asli penulis. Apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar saya bersedia dituntut sesuai hukum yang berlaku. Malang, 12 Agustus 2017 Pembuat Pernyataan, Izzatul Jannah NIM. 135100300111068

Page 8: ANALISIS PRODUKTIVITAS PADA PABRIK TAHU DENGAN …repository.ub.ac.id/4215/1/Izzatul Jannah.pdf · 2020. 10. 20. · i analisis produktivitas pada pabrik tahu dengan menggunakan pendekatan

viii

IZZATUL JANNAH. 135100300111068. Analisis Produktivitas pada Pabrik Tahu dengan Menggunakan Pendekatan Green Productivity (Studi Kasus UD. Gudange Tahu Takwa, Kediri). TA Pembimbing Dr. Panji Deoranto, STP. MP. dan Riska Septifani, STP. MP.

RINGKASAN

UD. GTT merupakan salah satu UKM yang memproduksi tahu. Banyaknya UKM tahu di Kediri, masing-masing berkompetisi untuk terus bertahan di pasar dengan cara meningkatkan produktivitasnya. Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan faktor yang paling mempengaruhi tingkat produktivitas dan juga menentukan alternatif penanganan limbah terbaik. Suatu pendekatan yang dilakukan untuk meningkatkan produktivitas sekaligus menurunkan dampak lingkungan adalah dengan metode Green Productivity (GP).

Pendekatan green productivity dapat diaplikasikan dengan menggunakan beberapa alat diantaranya yaitu neraca massa, diagram sebab akibat, Environmental Performance Indicator (EPI) dan Net Present Value (NPV).

Berdasarkan hasil penelitian, produktivitas terendah ada pada proses pencucian dengan persentase 17%. Indentifikasi indeks EPI diperoleh total indeks EPI -3,94, artinya kinerja lingkungan masih dibawah mutu standar. Alternatif yang diusulkan ada 2. Alternatif 1 adalah penggantian supplier sedangkan alternatif 2 adalah pengadaan alat filtrasi dan bak penyaring.

Faktor yang paling mempengaruhi tingkat produktivitas adalah jumlah limbah cair yang dihasilkan. Alternatif yang dipilih adalah alternatif 2 dengan kenaikan tingkat produktivitas pada proses pencucian sebesar 79%, indeks EPI meningkat menjadi -3,00 dan nilai NPV sebesar Rp 1.582.204. Saran dari penelitian ini adalah memilih untuk mengadakan alat filtrasi dan penyaring Kata Kunci : EPI, Green Productivity, NPV, tahu takwa

Page 9: ANALISIS PRODUKTIVITAS PADA PABRIK TAHU DENGAN …repository.ub.ac.id/4215/1/Izzatul Jannah.pdf · 2020. 10. 20. · i analisis produktivitas pada pabrik tahu dengan menggunakan pendekatan

ix

IZZATUL JANNAH. 135100300111068. Productivity Analysis at Tofu Factory by Using Green Productivity Approach (a case study of UD. Gudange Tahu Takwa, Kediri). TA Pembimbing Dr. Panji Deoranto, STP. MP. dan Riska Septifani, STP. MP.

SUMMARY

UD. GTT is one of the Small and Medium Enterprises that produce Tofu. Many small and medium enterprises tofu in Kediri, each competes to survive in the market by increasing productivity. The purpose of this study is determine the most influence factors productivity level and determine the best waste treatment alternatives. An approach to improve productivity while lowering environmental impacts is Green Productivity (GP).

Green productivity approach can be applied by using several tools such as mass balance, causal diagram, Environmental Performance Indicator (EPI) and Net Present Value (NPV). Based on the results of research, the lowest productivity is washing process with percentage 17%. The identification index EPI obtained index EPI total -3.94, environmental performance is still below standard quality. There are two alternatives proposed. Alternative 1 is replacement of supplier while alternative 2 is procurement of filtration and filter basin.

The most influence factor of productivity level is amount of liquid waste generated. The alternatives chosen are alternatives 2 with an increase in productivity rate at 79% washing process, EPI index increased to -3,00 and NPV value of Rp 1.582.204.. Suggestion from this research is should prefer to have filtration and filtering tools.

Keywords: EPI, Green Productivity, NPV, tahu takwa

Page 10: ANALISIS PRODUKTIVITAS PADA PABRIK TAHU DENGAN …repository.ub.ac.id/4215/1/Izzatul Jannah.pdf · 2020. 10. 20. · i analisis produktivitas pada pabrik tahu dengan menggunakan pendekatan

x

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang Maha Pangasih dan Maha Penyayang atas segala rahmat dan hidayah-Nya, hingga penyusun dapat menyelesaikan TA ini. TA ini berjudul “Analisis Produktivitas Pada Pabrik Tahu dengan Menggunakan Pendekatan Green Productivity (Studi Kasus UD. Gudange Tahu Takwa, Kediri)”. Penyusunan TA ini merupakan salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Teknologi Pertanian: Pada kesempatan ini penyusun mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Dr. Panji Deoranto STP. MP. dan Riska Septifani, STP. MP,

selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan bimbingan, arahan, ilmu dan pengetahuan kepada penyusun.

2. Dr. Retno Astuti STP. MT, selaku dosen penguji atas segala saran dan masukannya.

3. Dr. Sucipto‚ STP‚ MP, selaku Ketua Jurusan Teknologi Industri Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya.

4. Mas Hasan sekeluarga, yang telah memberikan dukungan dan partisipasinya dalam menyelesaikan TA sehingga berjalan lancar.

5. Yunita dan Lail, yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam menyelessaikan TA sehingga berjalan lancar.

6. Ragil, Ike, Sopi, Asti, Dayu, Feny, Ryo, Fina, Aqil, dan Arpan, atas kebersamaan, dukungan semangat dan bantuan yang berarti.

7. Bimbingan PAD, atas kebersamaan dukungan semangat dan bantuan yang berarti

8. Mbak Ula dan Yayo juga anggota keluarga dan kerabat yang senantiasa memberikan doa dan dukungan semangat.

9. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam penyusunan TA yang tidak bisa penyusun sebutkan semua.

Menyadari adanya keterbatasan pengetahuan dan referensi dan pengelaman, penyusun mengharapkan saran dan masukkan demi lebih baikknya TA ini.

Page 11: ANALISIS PRODUKTIVITAS PADA PABRIK TAHU DENGAN …repository.ub.ac.id/4215/1/Izzatul Jannah.pdf · 2020. 10. 20. · i analisis produktivitas pada pabrik tahu dengan menggunakan pendekatan

xi

Akhirnya harapan penyusun semoga TA ini dapat bermanfaat bagi penyusun maupun semua pihak yang membutuhkan.

Malang, Juni 2017

Penyusun,

Izzatul Jannah

Page 12: ANALISIS PRODUKTIVITAS PADA PABRIK TAHU DENGAN …repository.ub.ac.id/4215/1/Izzatul Jannah.pdf · 2020. 10. 20. · i analisis produktivitas pada pabrik tahu dengan menggunakan pendekatan

xii

DAFTAR ISI

RINGKASAN ............................................................................ ix KATA PENGANTAR ................................................................ xi DAFTAR ISI ............................................................................ xiii DAFTAR TABEL ..................................................................... xv DAFTAR GAMBAR ................................................................ xvi DAFTAR LAMPIRAN ............................................................ xvii BAB I PENDAHULUAN ............................................................. 1 1.1 Latar Belakang ................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah ............................................................. 3 1.3 Tujuan Penelitian ............................................................... 4 1.4 Manfaat Penelitian ............................................................. 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................... 5 2.1 Tahu .................................................................................. 5 2.2 Produktivitas ...................................................................... 6 2.3 Green Productivity (GP) ..................................................... 8 2.4 Metodologi Green Productivity ........................................... 9 2.5 Neraca Massa .................................................................. 12 2.6 Flowchart (Diagram Alir)................................................... 13 2.7 Diagram Ishikawa............................................................. 14 2.8 Environmental Performance Indicator (EPI) ..................... 15 2.9 Pairwise Comparison ....................................................... 16 2.10 Net Present Value (NPV) ................................................. 17 2.11 Penelitian Terdahulu ........................................................ 18 BAB III METODE PENELITIAN ............................................... 21 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian .......................................... 21 3.2 Batasan Masalah ............................................................. 21 3.3 Prosedur Penelitian .......................................................... 21 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................... 31 4.1 Gambaran Umum Perusahaan......................................... 31 4.2 Diagram Alir (Flowchart) Produksi Tahu Takwa ............... 32 4.3 Proses Produksi ............................................................... 33 4.4 Perhitungan Neraca Massa .............................................. 38 4.5 Pengukuran Produktivitas ................................................ 43

Page 13: ANALISIS PRODUKTIVITAS PADA PABRIK TAHU DENGAN …repository.ub.ac.id/4215/1/Izzatul Jannah.pdf · 2020. 10. 20. · i analisis produktivitas pada pabrik tahu dengan menggunakan pendekatan

xiii

4.6 Pengukuran Indeks Environmental Performance Indicator (EPI) ............................................................................... 44

4.7 Identifikasi Masalah dan Penyebabnya ............................ 46 4.8 Penyusunan Tujuan dan Target ....................................... 49 4.9 Penyusunan Alternatif dan Solusi Perbaikan .................... 49 4.10 Analisis Finansial dari Setiap Alternatif dengan

Menggunakan Net Present Value ............................. .....51 4.11 Estimasi Kontribusi Setiap Alternatif terhadap Tingkat

EPI .................................................................................. 54 4.12 Pemilihan Alternatif .......................................................... 58 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ....................................... 61 5.1 Kesimpulan ...................................................................... 61 5.2 Saran ............................................................................... 61 DAFTAR PUSTAKA ................................................................ 63 Lampiran .................................................................................. 69

Page 14: ANALISIS PRODUKTIVITAS PADA PABRIK TAHU DENGAN …repository.ub.ac.id/4215/1/Izzatul Jannah.pdf · 2020. 10. 20. · i analisis produktivitas pada pabrik tahu dengan menggunakan pendekatan

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Metodologi green productivity ................................... 10 Tabel 2.2 Daftar Indeks Random Konsistensi .......................... 17 Tabel 3.1 Pamater Limbah Cair ............................................... 26 Tabel 3.2 Matriks Perbandingan Berpasangan ........................ 26 Tabel 3.3 Skala Perbandingan Berpasangan ........................... 26 Tabel 3.4 Standar Baku Limbah Cair ....................................... 27 Tabel 4.1 Neraca Massa Pencucian ........................................ 38 Tabel 4.2 Neraca Massa Perendaman ..................................... 39 Tabel 4.3 Neraca Massa Penirisan .......................................... 40 Tabel 4.4 Neraca Massa Penggilingan ..................................... 40 Tabel 4.5 Neraca Massa Perebusan ........................................ 41 Tabel 4.6 Neraca Massa Penyaringan ..................................... 42 Tabel 4.7 Neraca Massa Pencetakan ...................................... 42 Tabel 4.8 Neraca Massa Pewarnaan ....................................... 43 Tabel 4.9 Tingkat Produktivitas Proses Produksi Tahu Takwa UD.

GTT ......................................................................... 44 Tabel 4.10 Hasil Analisa Limbah Cair Tahu Takwa UD. GTT ... 45 Tabel 4.11 Hasil perhitungan Indeks EPI ................................. 45 Tabel 4.12 Tujuan dan target ................................................... 49 Tabel 4.13 Biaya Investasi Alternatif 1 ..................................... 52 Tabel 4.14 Total Penerimaan Alternatif 1 ................................. 52 Tabel 4.15 Perhitungan NPV Alternatif 1 .................................. 52 Tabel 4.16 Biaya Investasi Alternatif 2 ..................................... 53 Tabel 4.17 Biaya operasional dan maintenance Alternatif 2 ..... 53 Tabel 4.18 Total Penerimaan Alternatif 2 ................................. 53 Tabel 4.19 Perhitungan NPV Alternatif 2 .................................. 54 Tabel 4.20 Perbandingan produktivitas dan estimasi alternatif 1 (Penggunaan air 48%) ........................................... 55 Tabel 4.21 Indeks EPI dan estimasi alternatif 1 (Penurunan kadar TSS 56%) ................................. 56 Tabel 4.22 Perbandingan produktivitas dan estimasi alternatif 2 (Penghematan air limbah 75% ............................... 57 Tabel 4.23 Indeks EPI dan estimasi alternatif 2 (Penurunan kadar COD 20%; TSS 17,9%) ............. 58 Tabel 4.24 Perbandingan hasil Alternatif 1 dan Alternatif 2 ...... 59

Page 15: ANALISIS PRODUKTIVITAS PADA PABRIK TAHU DENGAN …repository.ub.ac.id/4215/1/Izzatul Jannah.pdf · 2020. 10. 20. · i analisis produktivitas pada pabrik tahu dengan menggunakan pendekatan

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Diagram alir pembuatan tahu ................................. 5 Gambar 2.2 Contoh neraca massa .......................................... 13 Gambar 2.3 Diagram Ishikawa ................................................. 15 Gambar 3.1 Diagram alir penelitian .......................................... 24 Gambar 4.1 Proses produksi tahu takwa UD. GTT .................. 32 Gambar 4.2 Proses Pencucian ................................................ 34 Gambar 4.3 Proses Perendaman ............................................. 34 Gambar 4.4 Proses Penggilingan ............................................ 35 Gambar 4.5 Proses Perebusan ................................................ 36 Gambar 4.6 Proses Pencetakan .............................................. 37 Gambar 4.7 Proses Pewarnaan ............................................. 38 Gambar 4.8 Neraca Massa Pencucian ..................................... 38 Gambar 4.9 Neraca Massa Perendaman ................................. 39 Gambar 4.10 Neraca Massa Penirisan .................................... 39 Gambar 4.11 Neraca Massa Penggilingan ............................... 40 Gambar 4.12 Neraca Massa Perebusan .................................. 41 Gambar 4.13 Neraca Massa Penyaringan ............................... 41 Gambar 4.14 Neraca Massa Pencetakan ................................ 42 Gambar 4.15 Neraca Massa Pewarnaan ................................ 43 Gambar 4.16 Diagram Sebab Akibat Rendahnya Tingkat

Produktivitas pada Proses Pencucian ............... 47 Gambar 4.17 Diagram Sebab Akibat Tingginya Kadar COD .... 48 Gambar 4.16 Diagram Sebab Akibat Tingginya Kadar TSS ..... 48

Page 16: ANALISIS PRODUKTIVITAS PADA PABRIK TAHU DENGAN …repository.ub.ac.id/4215/1/Izzatul Jannah.pdf · 2020. 10. 20. · i analisis produktivitas pada pabrik tahu dengan menggunakan pendekatan

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner .............................................................. 69

Lampiran 2 Perhitungan Bobot Parameter Kualitas Limbah Cair

UD. GTT ............................................................... 71

Lampiran 3. Rincian Biaya Investasi dan Total Penghematan

Alternatif 1 ........................................................... 72

Lampiran 4. Rincian Biaya Investasi dan Total Penghematan

Alternatif 2 ........................................................... 74

Lampiran 5. Gambaran pada Alternatif 2 ................................. 77

Page 17: ANALISIS PRODUKTIVITAS PADA PABRIK TAHU DENGAN …repository.ub.ac.id/4215/1/Izzatul Jannah.pdf · 2020. 10. 20. · i analisis produktivitas pada pabrik tahu dengan menggunakan pendekatan

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Usaha Kecil dan Menengah (UKM) memegang peranan yang sangat besar dalam memajukan perekomian Indonesia (Jauhari, 2010). UKM tahu merupakan usaha kecil yang sudah banyak digeluti oleh masyarakat Kediri. Tahu merupakan makanan khas Kediri yang berbahan dari kedelai dan banyak dicari sebagai oleh oleh khas Kediri sehingga masyarakat sekitar memanfaatkan hal tersebut untuk membuka peluang usaha.

Data dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Kediri menunjukkan bahwa terdapat 149 unit usaha tahu takwa berskala kecil maupun menengah. Merk-merk tahu takwa yang populer saat ini antara lain yaitu POO, LYM, LTT, Nusantara, Surya, Panglima, Pong dan juga GTT. Keberadaan UKM tahu takwa mampu menggerakkan nilai ekonomi sebesar 3 milyar dan menampung tenaga kerja sebanyak 217 orang, yang lebih penting dengan adanya UKM berdampak positif terhadap pergerakan sektor ekonomi lain (Mustaniroh dkk, 2006). Banyaknya UKM tersebut membuat adanya kompetisi untuk terus bertahan di pasar dengan cara meningkatkan produktivitasnya.

Produktivitas merupakan perbandingan antara hasil yang dicapai (output) dengan keseluruhan sumber daya yang digunakan (input) (Umar, 2002). Peningkatan produktivitas dilakukan di setiap proses produksi, baik dari segi peningkatan kualitas dan hasil produksi serta efisiensi penggunaan sumber daya (resource). UKM menggunakan produktivitas sebagai alat untuk memantau kinerja produksinya dengan mengetahui tingkat kinerja pabrik secara keseluruhan. Selain itu, produktivitas dijadikan sebagai pedoman untuk melakukan perbaikan terus-menerus (continuous improvement). Salah satu langkah untuk melakukan perbaikan yaitu dengan meningkatkan produksi.

Peningkatan produksi UKM tahu dapat menimbulkan permasalahan lingkungan sekitarnya karena proses produksi mengakibatkan pembuangan material dan energi yang membebani lingkungan. Menurut Fitri dkk (2015), proses

Page 18: ANALISIS PRODUKTIVITAS PADA PABRIK TAHU DENGAN …repository.ub.ac.id/4215/1/Izzatul Jannah.pdf · 2020. 10. 20. · i analisis produktivitas pada pabrik tahu dengan menggunakan pendekatan

2

produksi yang baik tidak hanya memperhatikan keamanan dan efek samping dari limbah sisa produksi, namun juga berusaha mereduksi limbah buangan yang dihasilkan. Permasalahan lingkungan yang ditimbulkan oleh produsen tahu menjadi isu yang cukup hangat dibicarakan karena setiap UKM tahu perlu memperhatikan aspek lingkungan dalam setiap proses produksi supaya tercipta keseimbangan lingkungan.

Pada saat ini, sebagian besar UKM tahu merupakan industri kecil berskala rumah tangga yang jumlahnya semakin meningkat. Menurut Suwahyono (2014), UKM tahu merupakan salah satu sumber pencemaran lingkungan yang menghasilkan limbah berupa padat dan cair. Limbah tersebut dapat menimbulkan bau busuk dan pencemaran sungai yang ada di sekitar UKM. Ampas tahu lebih banyak digunakan sebagai pakan ternak, padahal ampas tahu memiliki kandungan protein yang cukup tinggi. Dalam menghadapi persaingan usaha tersebut, diperlukan strategi khusus. UKM harus melakukan perbaikan dengan meningkatkan kinerja dan produktivitasnya, supaya dapat mempertahankan usahanya.

Gudange Tahu Takwa (GTT) adalah UKM tahu yang berdiri sejak tahun 1990. Didirikan oleh Bapak Gatot Siswanto yang dibangun dalam kompleks rumahnya. GTT beralamat di Desa Toyoresmi Kecamatan Ngasem Kabupaten Kediri. Usaha ini menjual berbagai aneka olahan tahu misalnya tahu takwa, tahu bulat, stik tahu, keripik tahu, kerupuk tahu, tahu kriuk, emping tahu dan tahu goreng sumedang. Produk utamanya adalah tahu takwa, dengan kapasitas produksi 250 kg per hari.

Produksi tahu GTT menghasilkan hasil sampingan berupa limbah yaitu cair dan padat. Limbah padat yang dihasilkan diolah menjadi makanan ternak. Sedangkan limbah cair yang jumlahnya cukup banyak akan mengganggu lingkungan dan masyarakat sekitarnya. Limbah cair tersebut diduga diperoleh dari proses pencucian, perendaman serta pembuangan cairan padatan tahu dan cairan pada proses produksi. Adanya limbah mengharuskan GTT melakukan tindakan penanganan limbah dari proses produksi yang diharapkan akan berpengaruh pada produktivitas perusahaan. Suatu pendekatan yang dilakukan untuk

Page 19: ANALISIS PRODUKTIVITAS PADA PABRIK TAHU DENGAN …repository.ub.ac.id/4215/1/Izzatul Jannah.pdf · 2020. 10. 20. · i analisis produktivitas pada pabrik tahu dengan menggunakan pendekatan

3

meningkatkan produktivitas sekaligus menurunkan dampak lingkungan adalah dengan metode Green Productivity (GP).

Green productivity adalah suatu strategi untuk meningkatkan produktivitas perusahaan dan performansi lingkungan secara bersamaan dalam pembangunan sosial-ekonomi secara menyeluruh (APO, 2006). Penerapan green productivity pada UKM dianggap relevan karena green productivity berawal dari sebuah strategi untuk meningkatkan produktivitas dan kinerja lingkungan dengan menganalisis input, proses dan outputnya. Green productivity menunjukkan cara praktis mengurangi dampak terhadap lingkungan yang dapat menyebabkan penghematan biaya dan pengurangan risiko. Green productivity juga menghasilkan manfaat yang signifikan bagi peningkatan produktivitas (APO, 2006).

Pengukuran produktivitas dilakukan dengan menggunakan hasil dari perhitungan neraca massa pada masing-masing proses produksi yang telah dilakukan. Pendekatan green productivity dapat diaplikasikan dengan menggunakan beberapa alat diantaranya yaitu diagram sebab akibat dan NPV. Faktor yang mempengaruhi tingkat produktivitas dapat diketahui menggunakan diagram sebab akibat. Menurut Evans dan William (2007), diagram sebab akibat adalah metode grafis sederhana untuk membuat hipotesis mengenai rantai sebab dan akibat. Penentuan alternatif perbaikan yang terbaik dengan menangani limbah dan juga meningkatkan produktivitas menggunakan NPV. Net present value yaitu alat yang membandingkan biaya dan keuntungan dari beberapa alternatif (Margaretha, 2007).

1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah dari penelitian ini adalah:

1. Faktor apa yang paling mempengaruhi tingkat produktivitas proses produksi tahu?

2. Apakah alternatif penanganan limbah terbaik untuk meningkatkan kinerja terhadap lingkungan?

Page 20: ANALISIS PRODUKTIVITAS PADA PABRIK TAHU DENGAN …repository.ub.ac.id/4215/1/Izzatul Jannah.pdf · 2020. 10. 20. · i analisis produktivitas pada pabrik tahu dengan menggunakan pendekatan

4

1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Menentukan faktor yang paling mempengaruhi tingkat produktivitas proses produksi tahu

2. Menentukan alternatif penanganan limbah terbaik untuk meningkatkan kinerja terhadap lingkungan

1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi UKM, yaitu:

1. UKM dapat memiliki gambaran mengenai tingkat produktivitas sebagai alat pengukur kinerja produksi

2. UKM dapat menggunakan pendekatan green productivity dalam melakukan perbaikan untuk meningkatkan produktivitas dan mereduksi limbah sehingga produksi berjalan secara efisien dan dapat meningkatkan kualitas lingkungan kerja

Page 21: ANALISIS PRODUKTIVITAS PADA PABRIK TAHU DENGAN …repository.ub.ac.id/4215/1/Izzatul Jannah.pdf · 2020. 10. 20. · i analisis produktivitas pada pabrik tahu dengan menggunakan pendekatan

5

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tahu Tahu merupakan sari kedelai yang telah digumpalkan, lalu dituang ke dalam cetakan dengan kain sebagai alas dan pembungkus. Sesudahnya tahu ditindih dengan pemberat untuk mengeluarkan kandungan airnya. Tahu yang baik itu tidak mungkin bisa bertahan dari 12 jam tanpa pengawet. Ciri-ciri tahu yang baik adalah tekstur lebih kenyal, tidak mudah hancur (Erwin, 2006). Berikut adalah proses pembuatan tahu:

Gambar 2.1 Diagram alir pembuatan tahu

Sumber : Said dkk (2010)

Tahu adalah makanan dengan bahan baku kedelai yang dihancurkan menjadi bubur. Produsen tahu di Indonesia tersebar dimana-mana, namun daerah tertentu memiliki tahu yang “khas”.

Page 22: ANALISIS PRODUKTIVITAS PADA PABRIK TAHU DENGAN …repository.ub.ac.id/4215/1/Izzatul Jannah.pdf · 2020. 10. 20. · i analisis produktivitas pada pabrik tahu dengan menggunakan pendekatan

6

Kota Kediri terkenal dengan sebutan “kota tahu”, karena tahu Kediri sedikit berbeda dengan tahu tahu pada umumnya. Tahu kediri atau lebih dikenal dengan sebutan tahu “takwa” (Sarwono, 2006). Proses pengolahan tahu takwa pada prisipnya sama dengan tahu biasa, hanya terdapat perbedaan dalam perlakuan, terutama pada perendaman kedelai dengan pengepresan tahu. Penggumpalan sari kedelai menggunakan asam cuka. Sebelum dipasarkan, tahu takwa dimasak atau dicelup beberapa menit dalam air kunyit mendidih sehingga warnanya menjadi kuning. Tahu dijual dan disimpan dalam keadaan kering tanpa perlu air seperti tahu putih biasa (Sarwono, 2006).

2.2 Produktivitas Kata produktivitas dalam kamus bahasa Indonesia diartikan sebagai kemampuan untuk menghasilkan sesuatu (daya produksi). Istilah produktivitas (productivity) mengacu pada jumlah barang dan jasa yang dihasilkan seseorang perkerja persatuan waktu. Peningkatan produktivitas suatu usaha yang berorientasi pada keuntungan, yang merupakan hasil kombinasi dari dua lingkungan dimana perusahan melakukan usahanya, yaitu lingkungan internal dan lingkungan eksternal. Selanjutnya dikatakan bahwa faktor-faktor eksternal yang dominan dalam mempengaruhi produktivitas perusahaan kecil adalah lokasi, pasar (kondisi konsumen), kondisi persaingan dan iklim ekonomi. Faktor internal yang dominan dalam mempengaruhi produktivitas didalamnya terdapat kondisi modal usaha, kemampuan pengelolaan yang menyangkut kemampuan manager atau pemilik dan tenaga kerja atau buruh yang digunakan. Berdasarkan definisi diatas maka dapat dituliskan persamaan sebagai berikut (Gaspersz, 2000):

Produktivitas = 𝑂𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡

𝐼𝑛𝑝𝑢𝑡...................................................(2.1)

Produktivitas didefinisikan sebagai hubungan antara input dan output suatu sistem produksi (Kusmindari dan Aprianto, 2009). Untuk mengetahui produktivitas sebuah UKM, dapat dilakukan dengan cara membandingkan keluaran dan masukan. Keluaran (output) adalah semua hasil produksi yang baik,

Page 23: ANALISIS PRODUKTIVITAS PADA PABRIK TAHU DENGAN …repository.ub.ac.id/4215/1/Izzatul Jannah.pdf · 2020. 10. 20. · i analisis produktivitas pada pabrik tahu dengan menggunakan pendekatan

7

sedangkan masukan (input) didefinisikan sebagai semua sumber yang digunakan untuk menghasilkan keluaran tersebut (Aroef dan Djamal, 2009). Produktivitas merupakan istilah yang cukup populer saat ini dan merupakan prioritas nasional. Peningkatan produktivitas merupakan keinginan setiap UKM. Beberapa manfaat dari pengukuran produktivitas suatu perusahaan bagi manajemen antara lain (Sari dkk, 2016):

1. Untuk menilai tingkat efisiensi penggunaan sumber daya dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan oleh perusahaan

2. Perencanaan sumber daya menjadi lebih efektif dan efisien, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang

3. Target tingkat produktivitas di masa mendatang dapat di modifikasi kembali berdasarkan informasi pengukuran tingkat produktivitas sekarang

4. Untuk mengidentifikasi masalah atau perubahan yang terjadi, sehingga dapat segera diambil tindakan korektif

5. Menjadi sumber informasi untuk membandingkan tingkat produktivitas antar perusahaan sejenis, dan bermanfaat untuk produktivitas industri pada skala nasional maupun global

6. Menjadi sumber informasi untuk menentukan dan mengevaluasi kecendrungan produktivitas perusahaan dari waktu ke waktu

7. Dapat memberikan motivasi kepada para karyawan untuk secara terus menerus melakukan perbaikan dan peningkatan kepuasan kerja, karena dampak peningkatan produktivitas terlihat jelas dan dapat dirasakan secara langsung oleh mereka

Peningkatan produksi menunjukkan pertambahan jumlah hasil yang dicapai sedangkan peningkatan produktivitas mengandung pengertian hasil dan perbaikan cara produksi. Siklus produktivitas terdiri dari empat tahapan utama yang dapat digunakan sebagai suatu upaya peningkatan produktivitas secara terus menerus. Suatu organisasi perusahaan perlu mengetahui pada produktivitas mana perusahaan itu beroperasi, supaya dapat membandingkan dengan produktivitas standar yang telah ditetapkan manajemen dan mengukur tingkat perbaikan produktivitas dari waktu ke waktu. Hal ini menjadi penting supaya

Page 24: ANALISIS PRODUKTIVITAS PADA PABRIK TAHU DENGAN …repository.ub.ac.id/4215/1/Izzatul Jannah.pdf · 2020. 10. 20. · i analisis produktivitas pada pabrik tahu dengan menggunakan pendekatan

8

perusahaan dapat meningkatkan daya saing dari produk yang dihasilkan di pasar global (Ramadhani, 2011). Menaikkan produktivitas dapat dilakukan dengan memperbaiki rasio produktivitas, dengan menghasilkan lebih banyak keluaran atau output yang lebih baik dengan tingkat masukan sumber daya tertentu (Wibowo, 2009).

2.3 Green Productivity (GP) Green productivity dikembangkan oleh Asian Productivity

Organization (APO) pada tahun 1994 sejalan dengan KTT Bumi pada tahun 1992, dimana pembangunan ekonomi dan perlindungan lingkungan akan menjadi kunci strategi untuk pengembangan berkelanjutan. Green productivity adalah suatu strategi untuk meningkatkan produktivitas bisnis dan kinerja lingkungan pada saat yang bersamaan dalam mengembangkan sosial ekonomi secara keseluruhan. Metode ini mengaplikasikan teknik, teknologi dan sistem manajemen untuk menghasilkan barang dan jasa sesuai dengan lingkungan atau ramah lingkungan (APO, 2001). Tujuan utama green productivity untuk meningkatkan produktivitas dan sekaligus mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan. Konsep green productivity menyatukan tiga unsur untuk mencapai tujuannya yaitu (APO, 2006):

1.Lingkungan, diwakili oleh adanya sustainable development 2. Profitabilitas, didefinisikan oleh faktor input 3. Kualitas, disuarakan oleh pelanggan

Apabila konsep green productivity digunakan secara efektif dapat menyebabkan perubahan positif dalam pembangunan sosio-ekonomi. Konsep green productivity diintegrasi dari dua hal penting yaitu peningkatan produktivitas dan perlindungan lingkungan. Faktanya, ketika GP diimplementasikan, UKM akan mengalami perbaikan produktivitas melalui penurunan pengeluaran pengurangan polusi dan produksi yang lebih baik. Maka UKM dapat meningkatkan keuntungan dan melindungi lingkungan yang akan mengarah pada terjadinya sustainable development. Manfaat yang diperoleh dari penerapan green productivity untuk jangka menengah dan panjang. Manfaat yang diperoleh

Page 25: ANALISIS PRODUKTIVITAS PADA PABRIK TAHU DENGAN …repository.ub.ac.id/4215/1/Izzatul Jannah.pdf · 2020. 10. 20. · i analisis produktivitas pada pabrik tahu dengan menggunakan pendekatan

9

diantaranya adalah peningkatan efisiensi sumber daya yang digunakan, biaya produksi yang lebih rendah, pengurangan biaya yang dikeluarkan untuk pengolahan dan pembuangan limbah produksi, dan kualitas produk yang lebih baik. Apabila UKM sudah menerapkan green productivity dengan benar maka produktivitasnya secara signifikan akan meningkat yang berdampak pada peningkatan pangsa pasar dan mendapatkan laba yang meningkat. Green productivity mempunyai empat tujuan umum, yaitu (Billatos and Basaly, 1997):

1. Pengurangan limbah (waste reduction) 2. Manajemen material (material management) 3. Pencegahan polusi (pollution prevention) 4. Meningkatkan nilai produk (product enhancement)

2.4 Metodologi Green Productivity Berikut ini adalah garis besar metode green productivity

yang ditampilkan pada Tabel 2.1.

Tahap 1: Getting Started Getting started yaitu pengumpulan informasi dasar serta

proses identifikasi mengenai ruang lingkup permasalahan. Tahap ini memerlukan dukungan untuk memastikan sumber daya di UKM telah memenuhi. Diperlukan tim untuk menerapkannya. Terdapat dua aktivitas utama, yaitu:

a. Membentuk Tim Green Productivity (GP) Tim GP bertanggung jawab dalam mengawasi pelaksanaan

program dan memastikan sistem sesuai aliran proses. Tim meliputi keseluruhan dapartemen produksi atau non-produksi. Tugasnya yaitu mengumpulkan informasi awal, mengidentifikasi masalah, menyusun dan mengevaluasi alternatif GP, menyiapkan rencana implementasi, menerapkan alternatif pilihan, dokumentasi, dan komunikasi dengan puncak manajemen dan stakeholder supaya mendapatkan persetujuan terhadap keputusan yang diambil.

b. Walk Through Survey dan pengumpulan informasi Mengidentifikasi aktivitas proses produksi yang digambarkan

dengan flowchart mulai dari input, proses manufaktur hingga

Page 26: ANALISIS PRODUKTIVITAS PADA PABRIK TAHU DENGAN …repository.ub.ac.id/4215/1/Izzatul Jannah.pdf · 2020. 10. 20. · i analisis produktivitas pada pabrik tahu dengan menggunakan pendekatan

10

output. Selanjutnya identifikasi limbah dari setiap proses menggunakan neraca massa (material balance).

Tabel 2.1 Metodologi green productivity

Sumber: APO (2006)

Tahap 2: Planning a. Identifikasi masalah dan penyebabnya Diagram sebab akibat dan brainstorming merupakan alat yang

digunakan untuk mengidentifikasi masalah dan penyebabnya. Diagram sebab akibat digunakan menemukan penyebab suatu masalah, ketidaksesuaian, dan kesenjangan yang ada, sedangkan brainstorming untuk menghasilkan ide sebanyak mungkin dan mengembangkan rencana pelaksanaan dalam hal memprioritaskan berbagai pilihan.

b. Menentukan tujuan dan target Tujuan dan target dicapai sebagai petunjuk untuk memilih

alternatif solusi yang terbaik. Beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam menetapkan tujuan dan terget, yaitu tujuan didasarkan masalah yang diidentifikasi, target atau sasaran dikembangkan berdasarkan kebutuhan.

Langkah Tugas

1. Getting Started Membentuk Tim Green Productivity (GP) Walk Through Survey dan pengumpulan informasi

2. Planning Identifikasi masalah dan penyebabnya Menentukan tujuan dan target

3. Generation, Evaluation of Green Productivity Options

Menyusun alternatif green produvtivity Screening, evaluation, dan prioritization dari alternatif green produvtivity

4. Implementation of Green Productivity Options

Merencanakan implementasi GP Mengimplementasi alternatif terpilih Pelatihan, awareness building, dan mengembangkan kompetensi

5. Monitoring and Review

Memonitor dan mengevaluasi hasil Management review

6. Sustaining Green Productivity

Menggabungkan perubahan-perubahan dalam sistem manajemen organisasi Identifikasi permasalahan baru untuk continuous improvement

Page 27: ANALISIS PRODUKTIVITAS PADA PABRIK TAHU DENGAN …repository.ub.ac.id/4215/1/Izzatul Jannah.pdf · 2020. 10. 20. · i analisis produktivitas pada pabrik tahu dengan menggunakan pendekatan

11

Tahap 3: Generation, Evaluation of Green Productivity Options a. Menyusun alternatif green produvtivity Penyusunan alternatif green productivity membutuhkan ide

kreatif untuk menciptakan metode penyelesaian masalah. Tahap ini dilakukan dengan cara brainstorming.

b. Screening, evaluation, dan prioritization dari alternatif green produvtivity

Ketika alternatif-alternatif GP telah diidentifikasi, selanjutnya tim GP memilih dan memprioritaskan alternatif yang memungkinkan. Tools yang digunakan pada tahap ini yaitu cost benefit analysis. Cost benefit analysis merupakan perbandingan biaya dan keuntungan dari beberapa alternatif green productivity. Analisis biasanya dilakukan dengan melihat rasio antara manfaat dari GP terhadap biaya yang dikeluarkan. Indikator yang digunakan mengevaluasi pilihan GP, yaitu Net Present Value (NPV).

Tahap 4: Implementasi of Green Productivity Options a. Merencanakan implementasi GP Merencanakan implementasi GP merupakan detail kegiatan

yang dilakukan dan batasan waktu pelaksanaan. Personnel dalam tahap ini menjamin proses implementasi berlangsung dengan baik.

b. Mengimplementasi alternatif terpilih Apabila semua hal dalam tahap perencanaan telah dilakukan

dengan baik, maka tim GP dapat melaksanakan solusi terpilih secara simultan.

c. Pelatihan, awareness building, dan mengembangkan kompetensi

Pelaksanaan solusi terpilih diterapkan dengan mengadakan pelatihan bagi tenaga kerja untuk memberikan gambaran mengenai konsep GP serta mengetahui tentang peran masing-masing.

Page 28: ANALISIS PRODUKTIVITAS PADA PABRIK TAHU DENGAN …repository.ub.ac.id/4215/1/Izzatul Jannah.pdf · 2020. 10. 20. · i analisis produktivitas pada pabrik tahu dengan menggunakan pendekatan

12

Tahap 5: Monitoring and review a. Memonitor dan mengevaluasi hasil Kinerja dari solusi yang dilaksanakan harus dimonitor supaya

dapat dibandingkan dengan target dan tujuan, sehingga pihak manajemen dapat melakukan perbaikan-perbaikan.

b. Management review Management review dilakukan untuk menentukan apakah

seluruh metodologi GP telah dilaksanakan secara efektif.

Tahap 6: Sustaining GP a. Menggabungkan perubahan-perubahan dalam sistem

manajemen organisasi GP harus diintegrasikan menjadi bagian dari manajemen

harian dengan membentuk sistem terstruktur untuk menjamin perbaikan yang terus-menerus dalam GP.

b. Identifikasi permasalahan baru untuk continuous improvement

Permasalahan baru dapat muncul karena perubahan harga dan ketersediaan resources, kompetisi baru, adanya produk dan pasar baru. Oleh karena itu akan ada kesempatan baru dalam perbaikan produktivitas dan penurunan dampak limbah.

2.5 Neraca Massa Neraca massa merupakan suatu alat yang menunjukkan keseimbangan antara material yang masuk (input) dengan keluaran (output) yang dihasilkan. Neraca massa sangat diperlukan untuk mengetahui adanya perubahan massa dalam setiap prosesnya. Neraca massa adalah penerapan dari prinsip kekekalan massa pada satuan proses. Hukum kekekalan massa menyatakan bahwa “massa tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan tetapi dapat dirubah dari satu bentuk ke bentuk yang lain” (Himmelblau, 1999). Neraca massa adalah alat/ tool untuk mendapatkan rincian perhitungan jumlah bahan baku yang diperlukan untuk mendapatkan sejumlah produk (Wardana, 2008). Alat ini digunakan untuk mengetahui adanya sejumlah kehilangan bahan dengan meningkatkan efisiensi penggunaan bahan baku. Neraca massa dikembangkan untuk mencapai proses zero waste (tidak

Page 29: ANALISIS PRODUKTIVITAS PADA PABRIK TAHU DENGAN …repository.ub.ac.id/4215/1/Izzatul Jannah.pdf · 2020. 10. 20. · i analisis produktivitas pada pabrik tahu dengan menggunakan pendekatan

13

ada limbah yang terbuang). Konsep dasarnya adalah jumlah bahan yang masuk dalam suatu unit proses adalah sama jumlahnya dengan yang keluar dari unit tersebut, sesuai dengan penerapan kekekalan massa. Perhitungan neraca massa pada sistem kontinyu dianggap dalam keadaan steady (steady state). Aliran proses yang memiliki lebih dari satu komponen, perhitungan neraca massa dilakukan pada masing-masing komponen disamping perhitungan neraca massa total. Persamaan untuk setiap proses yaitu (Smith, 2011): Output = Input+Generation–Consumption–Accumulation....(2.2) Sedangkan untuk proses steady state tidak terjadi reaksi kimia maka akumulasi, generasi dan konsumsi adalah nol, sehingga persamaan neraca massa yaitu (Smith, 2011):

Input = Output.............................................................(2.3)

Gambar 2.2 Contoh neraca massa

Sumber: APO (2006)

2.6 Flowchart (Diagram Alir) Flowchart merupakan metode grafis yang

menggambarkan aktivitas atau proses pengambilan keputusan, dimana semua tahapan dalam suatu proses pekerjaan saling dihubungkan (APO, 2006). Flowchart menyajikan urutan suatu kegiatan serta fungsi kegiatan, misalnya pengumpulan informasi, analisis, operasi, pengambilan keputusan. Flowchart digunakan untuk penyederhanaan suatu proses.

Flowchart atau bagan alur merupakan metode untuk menggambarkan tahap-tahap penyelesaian masalah (prosedur)

Page 30: ANALISIS PRODUKTIVITAS PADA PABRIK TAHU DENGAN …repository.ub.ac.id/4215/1/Izzatul Jannah.pdf · 2020. 10. 20. · i analisis produktivitas pada pabrik tahu dengan menggunakan pendekatan

14

beserta aliran data dengan simbol-simbol standar yang mudah dipahami. Tujuan utama penggunaan flowchart adalah untuk menyederhanakan rangkaian proses atau prosedur untuk memudahkan pemahaman pengguna terhadap informasi tersebut. Desain sebuah flowchart harus ringkas, jelas dan logis (Soeherman dan Marion, 2008).

Pengertian flowchart adalah representasi grafik yang menggambarkan setiap langkah dalam suatu proses (Baraja, 2009). Menurut Chrystanti dan Indah (2011), bagan alir (flowchart) adalah bagan yang menggambarkan urutan instruksi proses dan hubungan satu proses dengan proses lainnya menggunakan simbol-simbol tertentu. Bagan alir digunakan sebagai alat bantu komunikasi dan dokumentasi.

2.7 Diagram Ishikawa Diagram sebab akibat adalah metode grafis sederhana untuk membuat hipotesis mengenai rantai penyebab dan akibat serta menyaring potensi penyebab dan mengorganisasikan hubungan antar variabel (Evans dan William, 2007). Kaoru Ishikawa memperkenalkan diagram sebab akibat di Jepang sehingga diagram ini juga disebut diagram ishikawa. Karena strukturnya, diagram ini juga disebut diagram tulang ikan. Pada akhir garis horizontal, sebuah permasalahan dituliskan. Setiap cabang yang menunjuk ke ranting utama mewakili suatu kemungkinan penyebab. Cabang-cabang yang menunjuk ke sebab-sebab merupakan kontributor dari sebab tersebut. Diagram sebab akibat mengidentifikasi penyebab yang mungkin dari suatu masalah sehingga pengumpulan data dan analisis lebih lanjut dapat dilaksanakan.

Diagram ishikawa atau fishbone diagram atau cause-effect diagram adalah salah satu dari seven tools dalam pengendalian kualitas. Tujuan utamanya adalah mengidentifikasi kemungkinan penyebab efeknya. Efek yang dianalisis supaya tidak terjadi lagi di masa depan (Anderson, 2007). Penyebab permasalahan terjadi karena 5 faktor yaitu man, material, mechine, methode dan environment. Dalam langkah menganalisis masalah perlu dilakukan analisis hubungan sebab-akibat dari berbagai faktor yang dipelajari (APO, 2006).

Page 31: ANALISIS PRODUKTIVITAS PADA PABRIK TAHU DENGAN …repository.ub.ac.id/4215/1/Izzatul Jannah.pdf · 2020. 10. 20. · i analisis produktivitas pada pabrik tahu dengan menggunakan pendekatan

15

Gambar 2.3 Diagram Ishikawa

Sumber : Herjanto (2010)

Diagram ishikawa dalam penelitian ini berguna untuk mencari penyebab permasalahan limbah yang dihasilkan pada proses produksi. Kemudian mencari solusi yang sesuai dari permasalahan tersebut. Mencari faktor-faktor penyebab permasalahan dengan menggunakan brainstorming. Menurut Evans dan William (2007), semua orang dapat terlibat dan merasa mereka adalah bagian yang penting dari proses pemecahan masalah. Biasanya kelompok-kelompok kecil yang diambil dari wilayah operasi atau manajemen bekerja dengan seorang fasilitator terlatih dan berpengalaman. Faktor-faktor penyebab utama diidentifikasi dan disesuaikan dengan permasalahan.

2.8 Environmental Peformance Indicator (EPI) Environmental peformance indicator adalah tolok ukur kinerja/ performansi lingkungan suatu perusahaan. EPI berkaitan dengan limbah yang dihasilkan dalam proses produksi yang terkena dampak terhadap lingkungan sekitar. Pengukuran EPI dilakukan dengan penyebaran kuisioner kepada pihak yang mengerti/ paham tentang lingkungan atau karyawan yang telah lama berkerja pabrik. Pembuatan kuisioner digunakan untuk mengetahui tingkat bahaya dari setiap zat kimia limbah yang dihasilkan dari proses produksi. EPI menggambarkan efisiensi lingkungan dari proses produksi dengan melibatkan jumlah input dan output.

Page 32: ANALISIS PRODUKTIVITAS PADA PABRIK TAHU DENGAN …repository.ub.ac.id/4215/1/Izzatul Jannah.pdf · 2020. 10. 20. · i analisis produktivitas pada pabrik tahu dengan menggunakan pendekatan

16

Kriteria yang digunakan pada penilitian ini yaitu, BOD, COD, TSS dan pH. Menurut Chandra (2007), Biochemical Oxygen Demand (BOD) digunakan untuk menentukan beban pencemaran terhadap air buangan dan mendesain sistem pengolahan limbah biologis bagi air tercemar. Chemical Oxigen Demand (COD) adalah ukuran pencemaran air oleh zat organik secara alami dapat dioksidasi melalui proses biologis dan menyebabkan berkurangnya oksigen terlarut dalam air. Menurut Effendi (2003), Total Suspended Solid (TSS) atau padatan tersuspensi total terdiri atas lumpur dan pasir halus serta jasad-jasad renik, terutama disebabkan oleh kikisan tanah atau erosi tanah yang terbawa ke badan air. Menurut Soeparman dan Suparmin (2001), pH limbah cair menunjukkan perlu atau tidaknya pengolahan pendahuluan (pretreatment) untuk mencegah terjadinya gangguan pada proses pengolahan limbah cair secara konvensional. Environmental performance adalah kinerja perusahaan dalam menciptakan lingkungan yang baik (green). Pengukuran kinerja lingkungan merupakan bagian penting dari sistem manajemen lingkungan. Hal tersebut merupakan ukuran hasil dari sistem manajemen lingkungan yang diberikan terhadap perusahaan secara riil dan kongkrit. Selain itu, kinerja lingkungan adalah hasil yang dapat diukur dari sistem manajemen lingkungan, yang terkait dengan kontrol aspek aspek lingkungannya. Pengkaji kinerja lingkungan didasarkan pada kebijakan lingkungan, sasaran lingkungan dan target lingkungan (Sturm, 1998).

2.9 Pairwise Comparison Pairwise comparison matriks adalah metode

perbandingan berpasangan yang digunakan dalam studi ilmiah. Pairwise comparison matriks biasanya mengacu pada setiap proses membandingkan setiap varians berpasangan untuk menilai yang mana dari setiap varians yang memiliki performa lebih baik (Oswaldo dkk, 2014). AHP memungkinkan pengguna untuk memberikan nilai bobot relatif dari suatu kriteria majemuk (atau alternatif majemuk terhadap suatu kriteria) secara intuitif, yaitu dengan melakukan

Page 33: ANALISIS PRODUKTIVITAS PADA PABRIK TAHU DENGAN …repository.ub.ac.id/4215/1/Izzatul Jannah.pdf · 2020. 10. 20. · i analisis produktivitas pada pabrik tahu dengan menggunakan pendekatan

17

perbandingan berpasangan (pairwise comparisons). Penentuan cara yang konsisten untuk mengubah perbandingan berpasangan/ pairwise, menjadi suatu himpunan bilangan yang merepresentasikan prioritas relatif dari setiap kriteria dan alternatif. Untuk setiap kriteria dan alternatif, perlu dilakukan perbandingan berpasangan (pairwise comparisons). Nilai-nilai perbandingan relatif kemudian diolah untuk menentukan peringkat relatif dari seluruh alternatif. Baik kriteria kualitatif, maupun kriteria kuantitatif, dapat dibandingkan sesuai dengan judgement yang telah ditentukan untuk menghasilkan bobot atau prioritas. Bobot atau prioritas dihitung dengan manipulasi matriks atau melalui penyelesaian persamaan matematik. Nilai RI merupakan nilai random indeks yang dikeluarkan oleh orarkridge laboratory yang ditunjukkan pada Tabel 2.2.

Tabel 2.2 Daftar Indeks Random Konsistensi N RI

1 0,00 2 0,00 3 0,58 4 0,90 5 1,12 6 1,24 7 1,32 8 1,41 9 1,45 10 1,49 11 1,51 12 1,48 13 1,56

Sumber : Marimin (2004)

2.10 Net Present Value (NPV) Net Present Value (NPV) adalah penjumlahan dari nilai

sekarang arus kas di tingkat pengembalian yang diinginkan dikurangi nilai investasi. Semua metode keputusan penganggaran modal pada dasarnya suatu format cost benefit analisis, namun metode NPV adalah aplikasi analisis biaya keuntungan secara langsung. NPV hanya manfaat, yang diukur oleh penjumlahan nilai-nilai yang saat ini dari arus kas dikurangi

Page 34: ANALISIS PRODUKTIVITAS PADA PABRIK TAHU DENGAN …repository.ub.ac.id/4215/1/Izzatul Jannah.pdf · 2020. 10. 20. · i analisis produktivitas pada pabrik tahu dengan menggunakan pendekatan

18

biaya. Jika NPV positif maka proyek bisa diterima, apabila NPV negatif maka proyek tidak dapat diterima (Margaretha, 2007).

Net present value didefinisikan sebagai perbedaan antara nilai-nilai sekarang dari keuntungan dan biaya proyek (Wright, 2002). Metode nilai sekarang adalah metode penilaian kelayakan investasi yang menyeleraskan nilai akan datang arus kas menjadi nilai sekarang melalui pemotongan arus kas dengan memakai faktor pengurangan (diskon) tingkat biaya modal tertentu yang diperhitungkan (Fuad dkk, 2006).

2.11 Penelitian Terdahulu Fitri dkk (2015), melakukan penelitian dengan judul

Peningkatan Produktivitas dan Kinerja Lingkungan Menggunakan Pendekatan Green Productivity pada Proses Produksi Pupuk Organik (Studi Kasus di PT Tiara Kurnia, Malang). Pada penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dan potensi untuk mereduksi jumlah limbah yang berlebih. Penelitian diawali dengan mengidentifikasi sumber penyebab limbah, menentukan tujuan dan target, dan menyusun alternatif green productivity serta mengestimasi konstribusi alternatif terpilih terhadap produktivitas dan kinerja lingkungan. Alternatif perbaikan dirumuskan dan dipilih berdasarkan kelayakannya untuk diimplementasikan melalui analisis finansial. Dari hasil penelitian, didapatkan alternatif solusi untuk mengatasi permasalahan tingginya jumlah limbah gas yaitu dengan membuat digester biogas, serta memanfaatkannya sebagai pengganti bahan bakar LPG pada mesin dryer. Alternatif ini mampu memberikan konstribusi terhadap peningkatan produktivitas penggunaan material sebesar 16%, peningkatan produktivitas total berdasarkan biaya sebesar 34%, peningkatan GPI sebesar 0,2 serta menurunkan limbah gas sebesar 3232,5 kg/jam.

Aprianto et. al (2016), melakukan penelitian dengan judul Analysis Value Chain of Green Productivity in Natural Rubber Cultivation Process at Kelompok Usaha Tani Restu. Tujuan penelitian ini adalah menghitung produktivitas Kelompok Usaha Tani Restu dalam satu tahun, menghitung Green Productivity Index (GPI), mengetahui masalah yang terjadi dalam budidaya

Page 35: ANALISIS PRODUKTIVITAS PADA PABRIK TAHU DENGAN …repository.ub.ac.id/4215/1/Izzatul Jannah.pdf · 2020. 10. 20. · i analisis produktivitas pada pabrik tahu dengan menggunakan pendekatan

19

karet alam, memberikan rekomendasi strategi yang terbaik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Tingkat produktivitas pertanian kelompok usaha tani restu selama satu tahun menurun 2) Nilai Green Productivity Index adalah 3,6. 3) Masalah terjadi ketika penggunaan materi pendukung yang tidak ramah lingkungan. Strategi yang direkomendasikan untuk meningkatkan produktivitas ramah lingkungan adalah kompos yang dapat mengurangi limbah yang dihasilkan dan mengganti pupuk kimia untuk pupuk organik yang lebih ramah lingkungan ramah.

Marimin dkk (2013), melakukan penelitian dengan judul Peningkatan Produktivitas Proses Budidaya Karet Alam dengan Pendekatan Green Productivity. Tujuan dari penelitian ini yaitu merancang model perbaikan green productivity dan disimulasikan di perkebunan petani karet dalam memastikan kualitas produk kepada pelanggan sementara pada saat yang sama mengurangi dampak lingkungan. Model itu dikembangkan dengan menerapkan alat diantaranya Interpretive Structural Modeling (ISM), Green Value Stream Mapping (GVSM), Quality Function Deployment (QFD), Analytical Hierarchy Process (AHP), dan Green Productivity Index (GPI). Model itu dapat meminimalkan dampak lingkungan dan menjaga aspek pertumbuhan ekonomi. Inisiatif perbaikan berdasarkan kombinasi manajemen perkebunan dengan pendekatan green productivity yang merupakan skenario perbaikan terbaik. Hasil perbandingan skenario strategi peningkatan proses budidaya karet alam melalui skenenario peningkatan produksi lateks kebun sebagai skenario terbaik dengan nilai EI terendah 0,49, indikator ekonomi 1,95, dan indeks GP 3,96. Melalui hasil analisis tujuh sumber pembangkit limbah pada penerapan strategi skenario ini dengan menggunakan peta aliran material (future state) dapat mengurangi penggunaan material penunjang sebesar 61.985 kg dan pengurangan sampah proses sebesar 132.934 kg.

Page 36: ANALISIS PRODUKTIVITAS PADA PABRIK TAHU DENGAN …repository.ub.ac.id/4215/1/Izzatul Jannah.pdf · 2020. 10. 20. · i analisis produktivitas pada pabrik tahu dengan menggunakan pendekatan

21

III. METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret hingga April 2017. Lokasi penelitian dilaksanakan di UD. Gudange Tahu Takwa (GTT) yang terletak di Desa Toyoresmi, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Pengolahan data dilakukan di Laboratorium Komputasi dan Analisis Sistem, Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya, Malang.

3.2 Batasan Masalah Batasan yang digunakan dalam penelitian diantaranya

yaitu: 1. Limbah yang diteliti adalah hasil samping berupa limbah cair

dari produksi tahu takwa 2. Tahap pelaksanaan green productivity hanya dilakukan

hingga tahapan ketiga yaitu pemilihan alternatif terbaik green productivity

3.3 Prosedur Penelitian Prosedur penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.1 a. Tahap Pendahuluan 1. Studi Lapang

Observasi langsung dilakukan dengan cara mengunjungi tempat penelitian di UD. Gudange Tahu Takwa (GTT). Observasi berguna untuk memperoleh berbagai data sebenarnya secara langsung di GTT, dan memperoleh gambaran yang jelas mengenai masalahnya dan mungkin petunjuk-petunjuk tentang cara pemecahannya.

2. Studi Literatur

Studi literatur merupakan suatu metode yang digunakan untuk mendapatkan sumber-sumber informasi yang berhubungan dengan pembahasan. Adapun sumber literatur yang diperoleh dari buku, jurnal, laporan penelitian, serta artikel yang berhubungan dengan green productivity. Pendekatan green productivity dapat dicapai dengan beberapa alat diantaranya

Page 37: ANALISIS PRODUKTIVITAS PADA PABRIK TAHU DENGAN …repository.ub.ac.id/4215/1/Izzatul Jannah.pdf · 2020. 10. 20. · i analisis produktivitas pada pabrik tahu dengan menggunakan pendekatan

22

yaitu neraca massa, EPI dan NPV. Neraca massa digunakan untuk mengetahui aliran bahan masuk dan keluar suatu proses secara keseluruhan dari sistem. Hasil perhitungan neraca massa juga dapat digunakan untuk mendapatkan produktivitas UD. GTT. Environmental Performance Indicator (EPI) digunakan untuk mengetahui seberapa banyak limbah yang dihasilkan membahayakan lingkungan sekitar. Net Present Value (NPV) digunakan untuk menentukan alternatif terbaik dengan mempertimbangkan aspek lingkungan.

3. Identifikasi Masalah

Tahap ini dilakukan dengan cara mengidentifikasi permasalahan yang sedang dihadapi oleh GTT berkaitan dengan proses produksi. Identifikasi masalah adalah tindakan yang diperlukan untuk mengetahui inti dari masalah atau persoalan, penyebab permasalahan, sekaligus solusi yang tepat untuk memperbaiki atau menyelesaikan permasalahan tersebut. Permasalahan yang sudah diidentifikasi selanjutnya dirumuskan menjadi rumusan masalah sesuai dengan permasalahan yang ada.

4. Perumusan Masalah

Perumusan masalah yaitu rincian permasalahan yang akan dikaji dan nantinya menunjukkan tujuan penelitian. Masalah ditulis sesuai dengan kenyataan di lapangan. Masalah diidentifikasi kemudian dianalisis untuk menyelesaikan permasalahan, sehingga diperoleh hasil yang terbaik dari permasalahan objek penelitian.

b. Tahap Pengumpulan dan Pengolahan Data 1. Pengumpulan Data Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer berupa input-output produksi dan jenis-jenis limbah. Data sekunder yang dibutuhkan adalah profil GTT dan data aliran proses produksi. Data primer diperoleh dengan cara obsevasi, wawancara dan brainsorming. Wawancara dilakukan dengan tanya jawab terhadap pihak dari GTT yaitu pimpinan atau karyawan. Observasi dilakukan dengan

Page 38: ANALISIS PRODUKTIVITAS PADA PABRIK TAHU DENGAN …repository.ub.ac.id/4215/1/Izzatul Jannah.pdf · 2020. 10. 20. · i analisis produktivitas pada pabrik tahu dengan menggunakan pendekatan

23

pengamatan langsung selama proses produksi. Brainstorming yaitu melakukan diskusi dengan para ahli dalam proses identifikasi limbah serta dampak, penilaian produktivitas GTT, pembuatan diagram ishikawa dan pemilihan alternatif-alternatif pilihan. Data sekunder diperoleh dari arsip dan dokumen yang digunakan untuk penunjang data primer. 2. Pembuatan Diagram Alir

Diagram alir digunakan untuk menampilkan urutan proses produksi tahu takwa UD. GTT. Diagram alir menjadi dasar untuk membuat neraca massa. Urutan proses produksi pada diagram alir menampilkan bahan-bahan yang masuk dan keluar. Bahan yang masuk berupa air dan asam cuka sedangkan yang keluar berupa limbah (ampas tahu dan air limbah).

3. Perhitungan Neraca Massa

Material balance atau neraca massa digunakan untuk mengetahui kesetimbangan massa yang masuk dengan massa yang keluar pada setiap prosesnya. Selisih yang dihasilkan dari neraca massa disebut dengan limbah. Neraca massa memberikan gambaran kuantitatif dari input dan output material setiap proses. Input yang digunakan pada penelitian ini berupa bahan baku yang terdiri dari bahan baku utama (kedelai) dan bahan baku pendukung (air dan asam cuka). Output berupa tahu takwa dan scrap/ limbah. Data yang telah diperoleh digunakan untuk pengukuran sumber limbah yang diperoleh setiap proses produksi.

4. Pengukuran Produktivitas

Perhitungan produktivitas dilakukan dengan cara membagi output dengan input. Perhitungan produktivitas berguna untuk mengetahui tingkat produktivitas berdasarkan data input dan output yang mengacu pada neraca massa. Nilai produktivitas ini diperoleh dari hasil dari perhitungan neraca massa pada proses produksi.

Page 39: ANALISIS PRODUKTIVITAS PADA PABRIK TAHU DENGAN …repository.ub.ac.id/4215/1/Izzatul Jannah.pdf · 2020. 10. 20. · i analisis produktivitas pada pabrik tahu dengan menggunakan pendekatan

24

Gambar 3.1 Diagram alir penelitian

Page 40: ANALISIS PRODUKTIVITAS PADA PABRIK TAHU DENGAN …repository.ub.ac.id/4215/1/Izzatul Jannah.pdf · 2020. 10. 20. · i analisis produktivitas pada pabrik tahu dengan menggunakan pendekatan

25

5. Pengukuran Indeks EPI Pengukuran Indeks EPI berguna untuk meminimasi limbah yang dihasilkan pada proses produksi dan meningkatkan produktivitasnya. Apabila nilai EPI positif menunjukkan kinerja lingkungan perusahaan sudah baik. Sebaliknya apabila nilai EPI negatif maka kinerja lingkungan perusahaan tidak baik (Singgih dan Ketut, 2015). Perhitungan indeks EPI mengacu pada persamaan (3.1). Kriteria yang digunakan untuk menghitung indeks EPI adalah BOD, COD, TSS dan pH. Keempatnya merupakan parameter yang umum digunakan sebagai indikator kualitas air limbah. Pada Tabel 3.1 menampilkan parameter-parameter yang akan digunakan. Pengukuran indeks EPI dapat dirumuskan sebagai berikut:

Indeks EPI = ∑ Wi . Pi𝑘𝑖=1 .............................................(3.1)

k = jumlah kriteria limbah yang diajukan Wi = bobot dari masing masing kriteria Pi = penyimpangan dari masing masing kriteria antara standar baku limbah dengan hasil analisis laboratorium

Bobot atau Wi pada perhitungan indeks EPI diperoleh dari penyebaran kuisioner kepada pihak yang memiliki kompetensi dalam bidang kimia lingkungan sebanyak 2 orang yaitu bagian pabrik yang menangani limbah cair dan pihak laboratorium yang menguji hasil limbah cair tahu takwa. Kuisioner terlampir pada Lampiran 1. Bobot didasarkan pada parameter keseimbangan manusia dan lingkungan. Bobot dapat diperoleh dengan menggunakan metode pairwise comparison untuk membandingkan tingkat bahaya antara zat kimia (parameter) yang terkandung dalam limbah cair tersebut.

Kerangka matriks perbandingan level alternatif dapat dilihat pada Tabel 3.2. Kriteria dan alternatif dinilai melalui perbandingan berpasangan. Untuk berbagai persoalan skala 1 sampai 9 adalah skala terbaik dalam mengekpresikan pendapat. Nilai dan definisi pendapat kualitatif dari skala perbandingan dapat dilihat pada Tabel 3.3

Page 41: ANALISIS PRODUKTIVITAS PADA PABRIK TAHU DENGAN …repository.ub.ac.id/4215/1/Izzatul Jannah.pdf · 2020. 10. 20. · i analisis produktivitas pada pabrik tahu dengan menggunakan pendekatan

26

Tabel 3.1 Paramater Limbah Cair Parameter Definisi Satuan

BOD (Biochemical Oxygen Demand)

Jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh bakteri untuk melakukan proses dekomposi aerobik terhadap bahan organik dari larutan, di bawah kondisi suhu tertentu (umumnya 20oC) dan waktu tertentu (umumnya 5 hari)

ppm

COD (Chemical Oxygen Demand)

Jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi bahan-bahan organik yang terdapat di dalam air secara sempurna

ppm

TSS (Total Suspended Solid)

Terdiri atas lumpur dan pasir halus serta jasad-jasad renik, terutama disebabkan oleh kikisan tanah atau erosi tanah yang terbawa ke badan air

ppm

Ph Menunjukkan perlu atau tidaknya pengolahan pendahuluan (pretreatment) untuk mencegah terjadinya gangguan pada proses pengolahan limbah cair secara konvensional

-

Sumber : Peraturan Daerah (2014)

Tabel 3.2 Matriks Perbandingan Berpasangan Faktor BOD COD TSS pH

BOD 1 ... ... ... COD ... 1 ... ... TSS ... ... 1 ... pH ... ... ... 1

Sumber : Marimin (2004)

Tabel 3.3 Skala Perbandingan Berpasangan Tingkat

Kepentingan Definisi

1 Sama penting 3 Sedikit lebih penting 5 Lebih penting 7 Sangat penting 9 Mutlak lebih penting 4,6,8 Nilai-nilai diantara dua pertimbangan yang

berdekatan

Sumber : Marimin (2004)

Page 42: ANALISIS PRODUKTIVITAS PADA PABRIK TAHU DENGAN …repository.ub.ac.id/4215/1/Izzatul Jannah.pdf · 2020. 10. 20. · i analisis produktivitas pada pabrik tahu dengan menggunakan pendekatan

27

Perhitungan rasio konsistensi (CI) digunakan untuk mengetahui tingkat konsistensi dari suatu matriks yang didapatkan dari hasil kuisioner.

CI = 𝜆 𝑚𝑎𝑘𝑠 −𝑛

𝑛−1............................................................(3.2)

CI = Consistency Index 𝜆𝑚𝑎𝑘𝑠 = nilai eigen terbesar n = jumlah elemen yang dibandingkan Perhitungan Consistency Ratio (CR) menggunakan rumus:

CR = 𝐶𝐼

𝑅𝐼........................................................................(3.3)

CR = Consistency Index RI = Random Index Matriks perbandingan berpasangan dikatakan konsisten apabila

Consistency Ratio (CR) CR ≤ 0,1.

Nilai Pi adalah persentase penyimpangan antara standar baku mutu limbah dengan hasil analisis laboratorium. Rumus Pi dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:

Pi = 𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟−𝑎𝑛𝑎𝑙𝑖𝑠𝑖𝑠

𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 𝑥 100%..........................................(3.4)

Tabel 3.4 Standar Baku Limbah Cair Parameter Kadar Maksimum

(mg/L) Beban Pencemaran Maksimium (kg/hari.Ha)

BOD 50 4,3 COD 100 8,6 TSS 200 17,2 pH 6,0-9,0

DEBIT LIMBAH CAIR MAKSIMUM 1L per detik per HA lahan kawasan yang terpakai

Sumber : Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup (1998) 6. Identifikasi Masalah dan Penyebabnya

Tahap ini digunakan untuk mengidentifikasi permasalahan limbah dari proses produksi yang berpotensi untuk direduksi. Informasi yang diperoleh digunakan untuk mengetahui

Page 43: ANALISIS PRODUKTIVITAS PADA PABRIK TAHU DENGAN …repository.ub.ac.id/4215/1/Izzatul Jannah.pdf · 2020. 10. 20. · i analisis produktivitas pada pabrik tahu dengan menggunakan pendekatan

28

inefisiensi dari sumber daya/ input yang digunakan supaya dapat dilakukan perbaikan. Untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas dilakukan dengan membuat diagram sebab akibat (cause effect diagram). Dengan menggunakan diagram sebab akibat maka akan diketahui berbagai macam kemungkinan penyebab yang mempengaruhi limbah produksi yang dihasilkan.

7. Penentuan Tujuan dan Target

Setelah mengetahui masalah dan penyebabnya, kemudian menentukan tujuan dan target yang akan dicapai oleh pabrik. Tujuan dan target berkaitan dengan tujuan dari green productivity yaitu meningkatkan produktivitas dengan mereduksi limbah dan memperhatikan dampak terhadap lingkungan.

8. Penentuan Alternatif dan Solusi Perbaikan

Beberapa alternatif dikembangkan untuk menyelesaikan permasalahan yang bertujuan mengoptimalkan penggunaan sumber daya (energi, bahan baku, air, dan lain lain). Alternatif solusi disesuaikan dengan hasil identifikasi masalah, tujuan dan target peraikan yang diinginkan. Tahapan ini dilakukan dengan cara brainstorming dan konsultasi untuk mengembangkan ide-ide perbaikan. Dengan konsultasi dan studi literatur akan sangat membantu memberikan alternatif solusi yang sesuai.

9. Pemilihan alternatif

Setelah penyusunan alternatif, kemudian memilih alternatif terbaik dari semua alternatif yang diajukan. Salah satu alternatif nantinya akan menjadi bahan pertimbangan UD. GTT dalam usaha peningkatan produktivitas sekaligus mendukung perlindungan lingkungan yang sesuai dengan konsep Green productivity. Pada penelitian kali ini pemilihan alternatif menggunakan NPV. NPV dilakukan dengan cara perbedaan antara nilai-nilai sekarang dari keuntungan dan biaya proyek. Perhitungan NPV dapat dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Singgih dan Ketut, 2015) : PV Benevit = Total Penghematan (P/A, i%, n)........................(3.5)

Page 44: ANALISIS PRODUKTIVITAS PADA PABRIK TAHU DENGAN …repository.ub.ac.id/4215/1/Izzatul Jannah.pdf · 2020. 10. 20. · i analisis produktivitas pada pabrik tahu dengan menggunakan pendekatan

29

PV Biaya = Investasi awal + Biaya operasional dan perawatan (P/A, i%, n).........................................(3.6) NPV= PVBenefit – PVCost....................................................(3.7)

Hasil yang diperoleh dari PV Benevit dan PV Biaya diaplikasikan pada persamaan (3.7). Total penghematan maksudnya total biaya yang bisa dikurangi apabila menerapkan alternatif-alternatif yang telah disebutkan. Investasi awal adalah modal yang harus dikeluarkan di awal. Biaya operasional berupa berapa banyak biaya yang dikeluarkan untuk merawat mesin yang akan digunakan.

c. Tahap Analisis dan Hasil Pembahasan

Tahap analisis dan pembahasan dilakukan dengan menganalisis dan interpretasi hasil dari pengolahan data yang telah dilakukan. Analisis yang dilakukan antara lain yaitu: analisis produktivitas, kinerja lingkungan, penyusunan dan pemilihan alternatif, alternatif terpilih.

d. Tahap Penarikan Kesimpulan dan saran Tahap penarikan kesimpulan dan saran merupakan tahap akhir dari penelitian. Kesimpulan merupakan ringkasan yang mencakup hasil tujuan penelitian dilakukan. Saran yang diperoleh, diharapkan dapat memberikan manfaat untuk UD. GTT yang berhubungan dengan produktivitasnya.

Page 45: ANALISIS PRODUKTIVITAS PADA PABRIK TAHU DENGAN …repository.ub.ac.id/4215/1/Izzatul Jannah.pdf · 2020. 10. 20. · i analisis produktivitas pada pabrik tahu dengan menggunakan pendekatan

31

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan Gudange Tahu Takwa atau yang lebih dikenal dengan

GTT merupakan salah satu UKM tahu dan pusat oleh-oleh yang menjual berbagai macam olahan tahu khususnya tahu takwa khas Kediri. Selain produk tahu takwa GTT menjual stik tahu, kripik tahu, gethuk pisang dan lain-lain. GTT bertempat di Jalan Pamenang Desa Toyoresmi Kecamatan Ngasem Kabupaten Kediri yang berjarak 3,5 km arah utara dari Kantor Kabupaten. GTT memiliki fasilitas yang dapat menarik pengunjung diantaranya yaitu mushola, rest area, dan juga tempat parkir yang cukup luas. GTT didirikan oleh Bapak Gatot Siswanto pada tahun 1993. Awalnya usaha ini hanya usaha kecil-kecilan yang dijual dipasar. Pada saat itu karyawannya hanya satu orang. Pak Gatot berniat untuk membesarkan usahanya dengan cara mengikuti program pembinaan dari pemerintah yang diperuntukkan bagi pemilik UKM. Setelah mendapatkan pembinaan, pada tahun 2007 usaha milik Pak Gatot ini semakin berkembang yang ditunjukkan dengan adanya 50 pegawai tetap. Karyawan yang bekerja kebanyakan warga disekitar rumah produksi. Pak Gatot lebih memilih memberdayakan warga di sekitarnya supaya bisa meningkatkan perekonomian mereka dan sekaligus menambah hasil produksi GTT. Hal ini ditunjukkan dengan persentase pegawai GTT, 45%-nya merupakan warga sekitar.

Pak Gatot berhasil mendirikan outlet-nya sendiri yang berada tidak jauh dari rumah produksinya, setelah mengikuti program dari pemerintah. Selain menjual produknya di outlet-nya sendiri UD GTT juga memasarkan di berbagai gerai yang ada di Kota dan Kabupaten Kediri. Saat ini gerai yang dimiliki UD GTT berjumlah 23 unit. Produk-produk yang dihasilkan, didistribusikan di Kabupaten dan Kota Kediri selain itu juga didistribusikan di luar kota diantaranya: Nganjuk, Trenggalek, Surabaya dan Jember. UD. GTT memiliki 9 mitra dagang yang terdiri dari supplier bahan baku dan distributor.

Page 46: ANALISIS PRODUKTIVITAS PADA PABRIK TAHU DENGAN …repository.ub.ac.id/4215/1/Izzatul Jannah.pdf · 2020. 10. 20. · i analisis produktivitas pada pabrik tahu dengan menggunakan pendekatan

32

UD. GTT setiap hari memproduksi tahu takwa sebagai produk utamanya. Saat ini kapasitas produksi adalah 250 kg/ hari. Setiap liburan atau hari-hari besar perayaan seperti hari raya idul fitri UD. GTT menambah jumlah tahu takwa yang akan dijual. Karena setiap pada hari-hari itu pengunjung yang mendatangi -outlet bertambah dua kali lipat dari hari-hari biasa.

Setiap proses produksi pasti menimbulkan limbah yang akan dibuang ke lingkungan. Limbah yang dihasilkan UD. GTT berupa cair dan padat. Saat ini UD. GTT belum mempunyai pengolahan limbah yang baik. Limbah produksi yang dihasilkan dibuang ke lingkungan sekitar.

4.2 Diagram Alir (Flowchart) Produksi Tahu Takwa Diagram alir pada penelitian ini digunakan untuk menuliskan proses produksi tahu takwa UD. GTT. Diagram alir produksi tahu takwa tercantum pada Gambar 4.1:

DicuciAir Limbah Padat

Limbah Cair

DirendamAir

Kedelai

DigilingAir

DirebusAir Uap

DisaringLarutan cuka Ampas tahu

Dicetak Limbah cair

DiwarnaKunyit

Air

Limbah cair

Uap

DitiriskanLimbah Padat

Limbah Cair

Tahu GTT

Skrap

Gambar 4.1 Proses produksi tahu takwa UD. GTT

Page 47: ANALISIS PRODUKTIVITAS PADA PABRIK TAHU DENGAN …repository.ub.ac.id/4215/1/Izzatul Jannah.pdf · 2020. 10. 20. · i analisis produktivitas pada pabrik tahu dengan menggunakan pendekatan

33

Pada Gambar 4.1 menerangkan bahwa pembuatan tahu takwa terdapat 7 proses yaitu pencucian; perendaman dan penirisan; penggilingan; perebusan; penyaringan; pencetakan; dan pewarnaan. Input yang digunakan diantara lain yaitu kedelai, air dan asam cuka, sedangkan output yang dihasilkan berupa tahu takwa dan limbah. Limbah yang dihasilkan berupa limbah cair, dan limbah padat (ampas tahu). Proses yang membedakan dengan pembutan tahu-tahu biasanya adalah pada proses pewarnaan, yaitu dengan penambahan kunyit. Pewarnaan dilakukan dengan cara merebus tahu yang selesai dicetak di atas tungku kayu.

4.3 Proses Produksi

Tahapan proses produksi tahu takwa UD. GTT adalah sebagai berikut:

1. Pencucian Proses pencucian merupakan langkah pertama dalam

pembuatan tahu takwa UD. GTT. Pencucian berguna untuk menghilangkan biji-biji kedelai dari kotoran. Kotoran yang dimaksud disini adalah kerikil, butiran tanah, kulit atau batang kedelai supaya tidak tercampur pada saat melakukan proses pembuatan tahu takwa. Biji-biji kedelai dimasukkan ke dalam beberapa bak kemudian dicuci dengan air mengalir. Pencucian ini dilakukan dengan mencuci kedelai sampai air bekas cucian tidak terdapat limbah padat (kulit ari, ranting atau kerikil) yang tercampur. Kedelai dapat dikatakan berkualitas baik apabila berbentuk besar, bewarna kuning dan tidak memiliki banyak kerikil, ranting atau kulit ari. Kedelai yang digunakan UD. GTT diperoleh dari supplier di Kediri yang memiliki kualitas kedelai baik.

Page 48: ANALISIS PRODUKTIVITAS PADA PABRIK TAHU DENGAN …repository.ub.ac.id/4215/1/Izzatul Jannah.pdf · 2020. 10. 20. · i analisis produktivitas pada pabrik tahu dengan menggunakan pendekatan

34

Gambar 4.2 Proses Pencucian

2. Perendaman Biji-biji kedelai yang selesai dicuci kemudian direndam ke

dalam bak-bak yang telah disiapkan. Perendaman dilakukan selama kurang lebih 3 jam. Proses perendaman berguna untuk melunakkan biji kedelai. Kedelai yang sudah direndam akan memiliki berat 2 atau 3 kali lipat dari berat sebelumnya. Kedelai dengan karakter yang lunak akan mempermudah proses penggilingan. Proses perendaman juga berguna untuk mengurangi jumlah zat anti gizi (antitripsin) yang ada pada kedelai. Zat antigizi yang ada dalam kedelai dapat mengurangi daya cerna protein pada tahu sehingga kadarnya perlu dikurangi. Menurut Purwaningsih (2008) perendaman dimaksudkan untuk melunakkan struktur selularnya sehingga mudah digiling dan memberikan dispersi dan suspensi bahan padat kedelai yang lebih baik pada waktu penggilingan.

Gambar 4.3 Proses Perendaman

Page 49: ANALISIS PRODUKTIVITAS PADA PABRIK TAHU DENGAN …repository.ub.ac.id/4215/1/Izzatul Jannah.pdf · 2020. 10. 20. · i analisis produktivitas pada pabrik tahu dengan menggunakan pendekatan

35

4. Penirisan Penirisan dilakukan dengan membuang air bekas rendaman kedelai. Penirisan berguna untuk membuang sisa kotoran yang masih tertinggal pada proses pencucian. Penirisan dilakukan manual dengan bantuan manusia. Pada proses ini menghasilkan 2 macam limbah yaitu cair dan padat. Limbah padat berupa sisa kulit ari maupun ranting, sedangkan limbah cair berupa air sisa dari proses perendaman.

5. Penggilingan Kedelai yang sudah direndam kemudian digiling

menggunakan mesin penggiling selama kurang lebih 15 menit. Hasil yang diperoleh dari proses penggilingan berupa bubur kedelai. Proses penggilingan bertujuan untuk memperkecil ukuran sehingga sari kedelai yang keluar dapat maksimal.

Gambar 4.4 Proses Penggilingan

6. Perebusan Proses perebusan atau pemasakan merupakan proses

merebus bubur kedelai di dalam bejana besar sampai mendidih. Bejana besar ini terbuat dari stainless steel yang dialiri uap panas dari sebuah tungku. Uap panas berasal dari ketel uap yang dialirkan melalui pipa besi. Bahan bakar yang digunakan sebagai sumber panas adalah kayu bakar. Tujuan proses perebusan adalah mendenaturasi protein dari bubur kedelai sehingga protein mudah terkoagulasi saat penambahan asam. Waktu yang dibutuhkan untuk merebus kedelai kurang lebih 15-30 menit. Menurut Purwaningsih (2008) pemasakan bertujuan untuk mengurangi bau langu, mengaktifkan tripsin inhibitor (antitripsin),

Page 50: ANALISIS PRODUKTIVITAS PADA PABRIK TAHU DENGAN …repository.ub.ac.id/4215/1/Izzatul Jannah.pdf · 2020. 10. 20. · i analisis produktivitas pada pabrik tahu dengan menggunakan pendekatan

36

meningkatkan daya cerna, mempermudah ekstraksi, penggumpalan protein, serta menambah keawetan produk.

Gambar 4.5 Proses Perebusan

7. Penyaringan Proses penyaringan berguna untuk memisahkan ampas

tahu atau limbah padat dari bubur kedelai dengan filtrat yang diinginkan. Proses penyaringan dilakukan dengan menggunakan kain saring. Alat yang digunakan untuk penyaringan menggunakan kain yang berbentuk segi empat dan setiap ujung diikatkan dengan besi. Sari kedelai setelah proses pemasakan dimasukkan sedikit demi sedikit ke dalam kain saring dan juga menambahkan asam cuka. penambahan asam cuka berguna untuk menggumpalkan filtrat yang telah tersaring supaya bisa dibentuk menjadi tahu. Pada proses ini karyawan menggoyangkan bubur kedelai supaya dapat disaring. Penggoyangan saringan berguna untuk mempercepat sari kedelai yang diinginkan. Sari kedelai yang diinginkan tersaring dari saringan sedangkan ampas tahu tidak ikut tersaring. Penambahan asam cuka digunakan untuk menggumpalkan sari kedelai supaya dapat dibentuk menjadi tahu.

8. Pencetakan Sari tahu hasil penyaringan yang masih panas dituang ke

dalam cetakan yang telah dilapisi kain saring. Cetakan yang sudah penuh ditutupi dengan kain saring yang ditangkupkan hingga menutup permukaan endapan sari tahu dalam cetakan. Untuk memeras endapan sari tahu dalam cetakan menggunakan

Page 51: ANALISIS PRODUKTIVITAS PADA PABRIK TAHU DENGAN …repository.ub.ac.id/4215/1/Izzatul Jannah.pdf · 2020. 10. 20. · i analisis produktivitas pada pabrik tahu dengan menggunakan pendekatan

37

alat kempa (pemberat) yang berada diatas cetakan supaya sebagian cairan tahu terperas keluar dan diperoleh tahu yang cukup keras. Alat kempa yang digunakan sebelumnya disesuaikan dengan ukuran kekerasan yang diinginkan. Kain saring yang berada pada cetakan berfungsi supaya sari tahu pada saat dikempa tidak ada yang keluar dari cetakan. Sari tahu yang berada pada cetakan dibiarkan 10-15 menit, kemudian dipotong sesuai dengan ukuran yang dikehendaki. Proses pencetakan menghasilkan limbah cair, hasil dari proses pemerasan tahu yang dicetak.

Gambar 4.6 Proses Pencetakan

9. Pewarnaan Pewarnaan merupakan proses terakhir pembuatan tahu

takwa. Pewarna yang digunakan untuk membuat tahu takwa adalah pewarna alami (kunyit). Pemberian kunyit akan membuat tahu bewarna kuning dan inilah yang membedakan tahu takwa dengan tahu-tahu biasanya. Pewarnaan dilakukan dengan memasak tahu diatas tungku yang terbuat dari batu bata. Setelah tahu bewarna kuning yang melekat maka tahu ditiriskan. Pada proses pewarnaan menghasilkan limbah cair dan uap.

Page 52: ANALISIS PRODUKTIVITAS PADA PABRIK TAHU DENGAN …repository.ub.ac.id/4215/1/Izzatul Jannah.pdf · 2020. 10. 20. · i analisis produktivitas pada pabrik tahu dengan menggunakan pendekatan

38

Gambar 4.7 Proses Pewarnaan

4.4 Perhitungan Neraca Massa

Perhitungan neraca massa pada proses pembuatan tahu takwa UD. GTT adalah sebagai berikut:

1. Pencucian

PencucianKedelai 12 kg

Air 59 kg

Kedelai 11,56 kg

Limbah Padat 0,5 kg

Limbah Cair 58,94 kg

Gambar 4.8 Neraca Massa Pencucian

Tabel 4.1 Neraca Massa Pencucian

Komponen Input

(kg/ siklus) Output

(kg/ siklus) Limbah

(kg/ siklus)

Kedelai 12 11,56 0

Air 59 0 0

Limbah padat 0 0 0,50

Limbah cair 0 0 58,94

Jumlah 71 11,56 59,44

Sumber : Data Primer Diolah (2017)

Kedelai yang digunakan UD. GTT satu kali produksi seberat 12 kg. Input dari proses pencucian berupa kedelai dan air sebanyak 59 kg, sedangkan output yang dihasilkan berupa kedelai yang sudah bersih. Limbah yang dihasilkan pada proses pencucian berupa limbah padat dan cair masing-masing sebesar 0,5 kg dan 58,94 kg. Limbah padat yang dihasilkan berupa kulit

Page 53: ANALISIS PRODUKTIVITAS PADA PABRIK TAHU DENGAN …repository.ub.ac.id/4215/1/Izzatul Jannah.pdf · 2020. 10. 20. · i analisis produktivitas pada pabrik tahu dengan menggunakan pendekatan

39

ari kedelai, kerikil, ranting sedangkan limbah cair berupa air bekas cucian kedelai.

2. Perendaman

PerendamanKedelai 11,56 kg

Air 28 kg Kedelai rendaman 39,56 kg

Gambar 4.9 Neraca Massa Perendaman

Tabel 4.2 Neraca Massa Perendaman

Komponen Input

(kg/ siklus) Output

(kg/ siklus) Limbah

(kg/ siklus)

Kedelai 11,56 0 0

Air 28,00 0 0

Kedelai rendaman 0 39,56 0

Jumlah 39,56 39,56 0

Sumber : Data Primer Diolah (2017)

Perendaman ini berguna untuk melunakkan biji kedelai supaya pada waktu penggilingan kedelai mudah hancur, karena sebagian air yang digunakan masuk kedalam biji kedelai dan menyebabkan kedelai menjadi lebih lunak. Input yang digunakan kedelai 11,56 kg dan air 28,00 kg, sedangkan output yang diperoleh berupa kedelai rendaman 39,56 kg. Pada proses ini tidak ada limbah yang dikeluarkan, karena hanya melakukan proses merendam kedelai dan tidak ada yang dibuang.

3. Penirisan

PenirisanKedelai rendaman 39,56 kgKedelai 20,68 kg

Limbah Padat 0,021 kg

Limbah Cair 18,859 kg

Gambar 4.10 Neraca Massa Penirisan

Page 54: ANALISIS PRODUKTIVITAS PADA PABRIK TAHU DENGAN …repository.ub.ac.id/4215/1/Izzatul Jannah.pdf · 2020. 10. 20. · i analisis produktivitas pada pabrik tahu dengan menggunakan pendekatan

40

Tabel 4.3 Neraca Massa Penirisan

Komponen Input

(kg/ siklus) Output

(kg/ siklus) Limbah

(kg/ siklus)

Kedelai rendaman 39,56 0 0

Kedelai 0 20,68 0

Limbah padat 0 0 0,021

Limbah cair 0 0 18,859

Jumlah 39,56 20,68 18,880

Sumber : Data Primer Diolah (2017)

Proses penirisan berguna untuk menghilangkan kotoran yang kedua kalinya setelah proses pencucian. Input yang digunakan kedelai rendaman 39,56 kg, sedangkan output yang diperoleh berupa kedelai bersih 20,68 kg. Limbah pada proses perendaman berupa limbah padat 0,021 kg dan limbah cair 18,859 kg. Limbah padat pada proses ini berupa kotoran yang belum terangkat pada saat proses pencucian.

4. Penggilingan

PenggilinganKedelai 20,68 kgBubur kedelai 20 kg

Skrap 0,68 kg Gambar 4.11 Neraca Massa Penggilingan

Tabel 4.4 Neraca Massa Penggilingan

Komponen Input

(kg/ siklus) Output

(kg/ siklus) Limbah

(kg/ siklus)

Kedelai 20,68 0 0

Bubur Kedelai 0 20 0

Skrap 0 0 0,68

Jumlah 20,68 20 0,68

Sumber : Data Primer Diolah (2017)

Input yang digunakan pada proses penggilingan berupa kedelai 20,68 kg sedangkan output-nya berupa bubur kedelai 20 kg. Proses penggilingan merubah biji kedelai menjadi bubur. Penggilingan kedelai menggunakan alat giling. Pada proses penggilingan menghasilkan limbah berupa skrap sebanyak 0,68

Page 55: ANALISIS PRODUKTIVITAS PADA PABRIK TAHU DENGAN …repository.ub.ac.id/4215/1/Izzatul Jannah.pdf · 2020. 10. 20. · i analisis produktivitas pada pabrik tahu dengan menggunakan pendekatan

41

kg. Skrap pada proses ini merupakan sisa bubur kedelai yang menempel pada alat giling.

5. Perebusan

PerebusanBubur kedelai 20 kg

Air 0,5 kg

Bubur kedelai matang 20 kg

Uap 0,5 kg

Gambar 4.12 Neraca Massa Perebusan

Tabel 4.5 Neraca Massa Perebusan

Komponen Input (kg/

siklus)

Output (kg/

siklus)

Limbah (kg/ siklus)

Bubur Kedelai 20,0 0 0

Air 0,5 0 0

Bubur kedelai matang 0 20 0

Uap 0 0 0,5

Jumlah 20,5 20 0,5

Sumber : Data Primer Diolah (2017)

Input pada proses perebusan berupa bubur kedelai 20,0 kg dan air 0,5 kg, sedangkan output yang diperoleh berupa bubur kedelai matang 20 kg. Penambahan air ini berguna supaya bubur kedelai yang dimasak lebih encer/ menggantikan jumlah uap yang terbuang dan memudahkan pada saat penyaringan. Limbah yang dihasilkan berupa uap hasil pemasakan atau perebusan bubur kedelai sebesar 0,5 kg. Tetapi uap yang dihasilkan pada proses perebusan ini tidak terlalu berpengaruh atau membahayakan lingkungan.

6. Penyaringan

PenyaringanBubur kedelai matang 20 kg

Cuka 0,125 kgEndapan sari tahu 15,5 kg

Ampas tahu 4,625 kg

Gambar 4.13 Neraca Massa Penyaringan

Page 56: ANALISIS PRODUKTIVITAS PADA PABRIK TAHU DENGAN …repository.ub.ac.id/4215/1/Izzatul Jannah.pdf · 2020. 10. 20. · i analisis produktivitas pada pabrik tahu dengan menggunakan pendekatan

42

Tabel 4.6 Neraca Massa Penyaringan

Komponen Input (kg/

siklus) Output

(kg/ siklus) Limbah

(kg/ siklus)

Bubur kedelai matang 20,00 0 0

Cuka 0,125 0 0

Endapan sari tahu 0 15,5 0

Ampas tahu 0 0 4,625

Jumlah 20,125 15,5 4,625

Sumber : Data Primer Diolah (2017)

Input yang digunakan pada proses penyaringan berupa bubur kedelai matang 20,00 kg dan cuka 0,125 kg, sedangkan output yang diperoleh berupa endapan sari kedelai 15,5 kg. Limbah yang dihasilkan berupa ampas tahu sebesar 4,625 kg. Penambahan cuka pada bubur kedelai matang akan membuat tekstur lebih padat.

7. Pencetakan

PencetakanEndapan sari tahu 15,5 kg Tahu 12,3 kg

Limbah cair 3,2 kg

Gambar 4.14 Neraca Massa Pencetakan

Tabel 4.7 Neraca Massa Pencetakan

Komponen Input

(kg/ siklus) Output

(kg/ siklus) Limbah

(kg/ siklus)

Endapan sari tahu 15,5 0 0

Tahu 0 12,3 0

Limbah cair 0 0 3,2

Jumlah 15,5 12,3 3,2

Sumber : Data Primer Diolah (2017)

Input yang digunakan pada proses pencetakan berupa endapan sari tahu sebesar 15,5 kg dan output-nya berupa tahu sebesar 12,3 kg. Limbah cair yang dikeluarkan berupa sisa air tahu dari proses pencetakan sebesar 3,2 kg. Setiap 1,5 kg tahu berisi 10 potong tahu.

Page 57: ANALISIS PRODUKTIVITAS PADA PABRIK TAHU DENGAN …repository.ub.ac.id/4215/1/Izzatul Jannah.pdf · 2020. 10. 20. · i analisis produktivitas pada pabrik tahu dengan menggunakan pendekatan

43

8. Pewarnaan

PewarnaanTahu 12,3 kg

Kunyit 0,5 kg

Air 10 kg

Tahu kuning 13,4 kg

Limbah cair 9 kg

Uap 0,4

Gambar 4.15 Neraca Massa Pewarnaan

Tabel 4.8 Neraca Massa Pewarnaan

Komponen Input

(kg/ siklus) Output

(kg/ siklus) Limbah

(kg/ siklus)

Tahu 12,3 0 0

Kunyit 0,5 0 0

Air 10,0 0 0

Tahu kuning 0 13,4 0

Uap 0 0 0,4

Limbah cair 0 0 9,0

Jumlah 22,8 13,4 9,4

Sumber : Data Primer Diolah (2017)

Pewarnaan tahu merupakan proses terakhir dari pembuatan tahu takwa. Pada proses inilah yang menunjukkan perbedaan dari proses pembuatan tahu pada umumnya. Proses pewarnaan menggunakan kunyit ini akan membuat tahu takwa menjadi bewarna kuning. Input yang digunakan pada proses pewarnaan adalah tahu sebesar 12,3 kg, kunyit 0,5 kg dan air 10,0 kg. Output yang diperoleh berupa tahu kuning sebesar 13,4 kg, sedangkan limbahnya berupa uap hasil pewarnaan sebesar 0,4 kg, dan limbah cair 9,0 kg.

4.5 Pengukuran Produktivitas Tingkat produktivitasnya akan diketahui setelah menghitung neraca massa maka masing-masing proses. Pengukuran produktivitas menjadi sebuah acuan yang mengarahkan tingkat produktivitas dari proses mana yang paling rendah dan tertinggi.

Dari Tabel 4.9 diperoleh bahwa tingkat produktivitas tertinggi, pada proses perendaman yaitu sebesar 100%. Hal ini dikarenakan perendaman kedelai tidak menghasilkan limbah.

Page 58: ANALISIS PRODUKTIVITAS PADA PABRIK TAHU DENGAN …repository.ub.ac.id/4215/1/Izzatul Jannah.pdf · 2020. 10. 20. · i analisis produktivitas pada pabrik tahu dengan menggunakan pendekatan

44

Perendaman hanya menghasilkan kedelai rendaman, artinya tidak ada limbah yang keluar.

Tabel 4.9 Tingkat Produktivitas Proses Produksi Tahu Takwa UD. GTT

Proses Jumlah input

Jumlah output

Produktivitas (%)

Pencucian 71,00 11,56 17

Perendaman 39,56 39,56 100

Penirisan 39,56 20,68 51

Penggilingan 20,68 20,00 97

Perebusan 20,50 20,00 98

Penyaringan 20,12 15,50 77

Pencetakan 15,50 12,30 79

Pewarnaan 22,80 13,40 59

Sumber : Data Primer Diolah (2017)

Produktivitas terendah ada pada proses pencucian sebesar 17%. Rendahnya tingkat produktivitas proses pencucian dikarenakan jumlah air yang digunakan banyak. Air yang digunakan banyak karena raw material atau kedelainya terlalu mengandung banyak kotoran. Kotoran yang banyak akan memerlukan air yang banyak pula untuk membersihkannya. Diantara semua proses produksi, hanya proses pencucian yang tingkat produktivitasnya di bawah 50%. Dengan rendahnya tingkat produktivitas pada proses pencucian, maka akan dilakukan analisis lebih lanjut. Menurut Gaspersz (2009), tingkat produktivitas yang termasuk kategori tinggi adalah diatas 50%.

4.6 Pengukuran Indeks Environmental Performance Indicator (EPI)

Environmental Performance Indicator (EPI) menunjukkan kinerja lingkungan yang ditunjukkan dengan menganalisis hasil uji limbah cari dari UD. GTT dan standar baku mutu limbah cair. Parameter yang digunakan yaitu BOD, COD, TSS, dan pH. Keempatnya digunakan untuk menentukan tingkat pencemaran air limbah UD. GTT. Hasil analisis limbah cair tahu takwa UD. GTT dapat dilihat pada Tabel 4.10. Hasil analisis laboratorium

Page 59: ANALISIS PRODUKTIVITAS PADA PABRIK TAHU DENGAN …repository.ub.ac.id/4215/1/Izzatul Jannah.pdf · 2020. 10. 20. · i analisis produktivitas pada pabrik tahu dengan menggunakan pendekatan

45

dan standar baku mutu limbah cair digunakan untuk menentukan penyimpangan setiap parameternya. Nilai bobot diperoleh dari hasil pada kuisioner yang diisi oleh 2 pakar dan diolah menggunakan pairwise comparisson. Penyimpangan dan bobot yang diperoleh dapat digunakan untuk menentukan indeks EPI. Perhitungan bobot setiap parameter dapat dilihat pada Lampiran 2.

Tabel 4.10 Hasil Analisis Limbah Cair Tahu Takwa UD. GTT No Parameter Satuan Standar Hasil Analisis

1. BOD Mg/L 50 1,36 2. COD Mg/L 100 1851,60 3. TSS Mg/L 200 720,00 4. pH - 6,0 4,04

Sumber : UPT Layanan Analisa dan Pengukuran Jurusan Kimia FMIPA Universitas Brawijaya (2017)

Tabel 4.11 Hasil perhitungan Indeks EPI

Sumber : Data Primer Diolah (2017)

Pada Tabel 4.11 menunjukkan bahwa indeks EPI pada parameter COD dan TSS menunjukkan nilai negatif. Hasil analisis laboratorium nilai COD sebesar 1851,60 Mg/L sedangkan standar bakunya adalah 100 Mg/L. Hal itu menunjukkan hasil analisis laboratorium berada jauh diatas standar yang telah ditetapkan dan menyebabkan nilai penyimpangan yang diperoleh -17,52. Dengan hasil negatif pada penyimpangan, maka nilai indeks EPI pada COD juga negatif (-3,85). Nilai indeks EPI yang negatif artinya kinerja kinerja terhadap lingkungan tidak baik. Hasil analisis laboratorium pada

Page 60: ANALISIS PRODUKTIVITAS PADA PABRIK TAHU DENGAN …repository.ub.ac.id/4215/1/Izzatul Jannah.pdf · 2020. 10. 20. · i analisis produktivitas pada pabrik tahu dengan menggunakan pendekatan

46

COD yang melebihi standar ini bisa disebabkan dari pada proses penambahan cuka yang dilakukan di proses penyaringan.

Hasil analisis laboratorium nilai TSS sebesar 720,60 Mg/L sedangkan standar bakunya adalah 200 Mg/L. Hal itu menunjukkan hasil analisis laboratorium berada jauh diatas standar yang telah ditetapkan dan menyebabkan nilai penyimpangan yang diperoleh -2,60. Dengan hasil negatif pada penyimpangan, maka nilai indeks EPI pada TSS juga negatif (-0,49). Nilai indeks EPI yang negatif artinya kinerja kinerja terhadap lingkungan tidak baik. Hasil TSS yang melebihi standar ini bisa disebabkan dari penggunaan kedelai yang banyak mengandung kulit ari, ranting atau kerikil.

Nilai parameter COD dan TSS yang negatif maka nilai total indeks EPI juga negatif yaitu sebesar -3,94, artinya kinerja lingkungan UD. GTT masih dibawah standar mutu. Berarti pencemaran lingkungan yang terjadi masih tinggi. Kualitas limbah cair tahu takwa UD. GTT beresiko mengganggu kelestarian lingkungan karena tidak memenuhi baku mutu lingkungan. Indeks EPI dapat dijadikan indikator untuk mengetahui kinerja lingkungan yang telah dicapai perusahaan, berkaitan dengan limbah yang dihasilkan dalam prosesnya terhadap lingkungan sekitar yang terkena dampak. Indeks EPI itu diperlukan karena diperkirakan dapat merefleksikan berbagai dampak dari sebuah aktivitas lingkungan serta usaha mereduksinya (Santoso dan Puji, 2015).

Tingginya nilai COD menyebabkan tidak adanya biota air dan keseimbangan terhadap ekosistem perairan terganggu, sedangkan tingginya TSS akan mengurangi kedalaman penetrasi cahaya matahari kedalam air. Selain itu juga mengurangi nilai guna perairan dan mempengaruhi organisme yang hidup di dalamnya (Hidayat, 2016).

4.7 Identifikasi Masalah dan Penyebabnya Pembahasan sebelumnya diperoleh tingkat produktivitas

pencucian rendah dan nilai COD, TSS yang melebihi standar. Selanjutnya akan dibahas tentang penyebab dari permasalahan yang ada. Masing-masing masalah akan diidentifikasi menggunakan diagram sebab akibat.

Page 61: ANALISIS PRODUKTIVITAS PADA PABRIK TAHU DENGAN …repository.ub.ac.id/4215/1/Izzatul Jannah.pdf · 2020. 10. 20. · i analisis produktivitas pada pabrik tahu dengan menggunakan pendekatan

47

Rendahnya tingkat

produktivitas pada

proses pencucian

MESIN

Masih menggunakan cara manual

MATERIAL

Kedelai yang digunakan banyak

mengandung kotoran (kulit ari,

ranting)

METODE

Tidak ada standar yang menyatakan

kedelai sudah bersih atau belum

Air yang digunakan

banyak

Gambar 4.16 Diagram Sebab Akibat Rendahnya Tingkat

Produktivitas pada Proses Pencucian

Gambar 4.16 menunjukkan bahwa rendahnya tingkat produktivitas pada proses pencucian disebabkan oleh 3 faktor yaitu metode, material, dan mesin. Dari penyebab metode yaitu tidak ada standar yang menyatakan kedelai sudah bersih atau belum. Di UD. GTT belum disusun ukuran standar mutu dari kedelai sehingga penilaian bersih tidaknya tergantung keahlian dari karyawan. Maka untuk mengatasinya standar mutu kebersihan kedelai harus dibuat. Dari sebab material yaitu kedelai yang digunakan banyak mengandung kotoran misalnya kulit ari dan ranting dan air yang digunakan pada proses pencucian banyak. Apabila kulit ari dan ranting banyak maka air yang digunakan pada saat mencuci kedelai juga banyak. Penyebab mesin yaitu masih menggunakan cara manual. Cara manual maksudnya masih menggunakan bak biasa. Cara yang manual ini akan membuat penggunaan air yang banyak pada saat mencuci kedelai, karena kulit ari dan ranting masih banyak yang tersisa. Rendahnya tingkat produktivitas pada proses pencucian ini dikarenakan jumlah air yang digunakan pada saat mencuci banyak. Pada saat pencucian kedelai menggunakan banyak sekali air sehingga limbah cair yang dihasilkan akan banyak juga (Kaswinarni, 2007).

Page 62: ANALISIS PRODUKTIVITAS PADA PABRIK TAHU DENGAN …repository.ub.ac.id/4215/1/Izzatul Jannah.pdf · 2020. 10. 20. · i analisis produktivitas pada pabrik tahu dengan menggunakan pendekatan

48

Tingginya kadar COD

MATERIAL

Cuka yang dimasukkan terlalu

banyak

Gambar 4.17 Diagram Sebab Akibat Tingginya Kadar COD

Gambar 4.17 menunjukkan bahwa tingginya kadar COD disebabkan oleh faktor material. Penyebab material yaitu cuka yang dituangkan terlalu banyak. Cuka yang dimasukkan terlalu banyak akan menyebabkan limbah cair mengeluarkan bau yang tidak diinginkan. Penyebab ini akan mengakibatkan zat kimia pada limbah cair berlebih. Tingginya kadar cuka ini dikarenakan ada penambahan cuka yang mempunyai kadar kimianya yang tinggi. COD yang tinggi akan diikuti dengan meningkatnya kebutuhan oksigen untuk mengurai bahan organik. Limbah cair tahu yang terus-menerus dibuang ke sungai tanpa pengolahan akan berpengaruh terhadap kualitas air sungai (Hudha dkk, 2014).

Kulit ari, ranting dan kotoran lain yang masih tercampur pada proses

pencucian

Tingginya

kadar TSS

MATERIAL

METODE

Tidak ada standar yang menyatakan

kedelai sudah bersih atau belum

Cara pembersihan

yang tidak optimal

Gambar 4.18 Diagram Sebab Akibat Tingginya Kadar TSS

Gambar 4.18 menunjukkan bahwa tingginya kadar COD disebabkan oleh 2 faktor yaitu metode dan material. Penyebab

Page 63: ANALISIS PRODUKTIVITAS PADA PABRIK TAHU DENGAN …repository.ub.ac.id/4215/1/Izzatul Jannah.pdf · 2020. 10. 20. · i analisis produktivitas pada pabrik tahu dengan menggunakan pendekatan

49

metode yaitu tidak ada standar yang menyatakan kedelai sudah bersih atau belum dan cara pembersihan yang tidak optimal. Pembersihan yang tidak optimal ini akan menyebabkan kulit ari dan ranting yang masih tercampur. Penyebab material yaitu kulit ari, ranting dan kotoran lain yang masih tercampur pada proses pencucian. Apabila kotoran tersebut tercampur mengakibatkan tingginya kadar TSS. TSS yang tinggi dalam suatu perairan dapat mengurangi nilai guna perairan dan mempengaruhi organisme hidup di dalamya (Hudha dkk, 2014).

4.8 Penyusunan Tujuan dan Target Berdasarkan dengan permasalahan produktivitas dan kinerja lingkungan, langkah selanjutnya adalah penyusunan tujuan dan target yang hendak dicapai oleh UD GTT. Setelah diketahui masalahnya, maka tujuan adalah mengurangi penggunaan air pada proses pencucian, mengurangi kadar COD dan TSS. Targetnya yaitu meningkatnya produktivitas pada proses pencucian, menurunnya kadar COD dan TSS.

Tabel 4.12 Tujuan dan target Tujuan Target

Mengurangi penggunaan air pada proses pencucian

Produktivitas proses pencucian meningkat

Mengurangi kadar COD dan TSS Kadar COD dan TSS menurun

Sumber : Data Primer Diolah (2017)

4.9 Penyusunan Alternatif dan Solusi Perbaikan Berdasarkan identifikasi masalah dan penyebabnya, masalah yang ada pada UD GTT adalah rendahnya produktivitas pada proses pencucian dan tingginya nilai COD dan TSS limbah cair yang dihasilkan. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka langkah selanjutnya adalah menyusun alternatif dan solusi perbaikan supaya dapat memecahkan permasalahan. Untuk mengurangi penggunaan air atau limbah yang dihasilkan dan kinerja terhadap lingkungan maka diperoleh alternatif solusi perbaikan (green productivity option):

Alternatif 1 Pada alternatif 1 dilakukan dengan pemilihan supplier

yang memiliki biji kedelai baik. Biji kedelai baik yaitu kedelai harus

Page 64: ANALISIS PRODUKTIVITAS PADA PABRIK TAHU DENGAN …repository.ub.ac.id/4215/1/Izzatul Jannah.pdf · 2020. 10. 20. · i analisis produktivitas pada pabrik tahu dengan menggunakan pendekatan

50

bersih, bijinya besar dan bebas dari kulit ari, kerikil, ranting. Kedelai dengan karakteristik seperti itu bisa diperoleh di Jalan Raya Mojo Desa Mlati Kecamatan Mojo Kabupaten Kediri. Kedelai yang akan digunakan adalah kedelai kualitas baik dengan harga Rp 7.500. Hal ini akan meminimalkan penggunaan air pada saat proses pencucian dan menurunkan kadar TSS limbah cair. Supplier yang dipilih adalah yang mampu men-supply kedelai yang baik. Dengan harga yang lebih mahal UD. GTT juga mempertimbangkan hal tersebut. Tetapi untuk memperoleh kenyamanan masyarakat dan lingkungan sekitar sekaligus meningkatkan produktivitas, alternatif 1 cukup mendukung untuk mewujudkan hal tersebut.

Alternatif 2 Alternatif 2 dilakukan dengan pengadaan alat filtrasi dan

bak penyaring. Alat filtrasi ini dibuat di suatu tabung dengan diameter 100 cm dan tinggi 150 cm. Bahan utama pada alat filtrasi ini adalah eceng gondok dan kulit pisang. Eceng gondok dapat menyerap unsur hara, senyawa organik dan unsur kimia, sedangkan kulit pisang dapat mengikat logam berat dan air limbah. Enceng gondok bisa diperoleh di Desa Kandangan Kabupaten Kediri yang dijual oleh Bapak Sulaiman. Bapak Sulaiman menyediakan supply enceng godong dalam jumlah banyak. Kulit pisang diperoleh dari sisa produksi gethuk pisang yang ada di Desa Krenceng Kecamatan Kepung Kabupaten Kediri. Kulit pisang dari proses produksi gethuk pisang biasanya dibuang begitu saja. Maka UD. GTT memanfaatkan limbah tersebut menjadi bahan-bahan alat filtrasi. Bahan-bahan tambahan lainnya yaitu kerikil, pasir, potongan arang dan kain kasa. Masing-masing bahan disusun secara bertingkat di dalam tabung, sedangkan bak penyaring dibangun dengan volume 600 L. Bahan-bahan dari alat filtrasi ini setiap harinya harus diganti, supaya cara kerjanya bisa maksimal. Gambaran lebih jelasnya bisa dilihat pada Lampiran 5.

Alat filtrasi digunakan untuk mengurangi kadar COD dan TSS yang melebihi standar baku mutu. Dengan menurunkan kadar tersebut maka juga mengurangi dampak terhadap lingkungan. Sedangkan bak penyaring digunakan untuk

Page 65: ANALISIS PRODUKTIVITAS PADA PABRIK TAHU DENGAN …repository.ub.ac.id/4215/1/Izzatul Jannah.pdf · 2020. 10. 20. · i analisis produktivitas pada pabrik tahu dengan menggunakan pendekatan

51

menghemat air dengan cara menggunakan kembali air yang sudah digunakan pada proses pencucian. Penggunaan air kembali ini maksudnya menggunakan air yang telah disaring untuk proses selanjutnya. Hasil yang diperoleh akan berpengaruh pada jumlah limbah cair yang dihasilkan. Dengan adanya alternatif ini diharapkan dapat meminimumkan dampak terhadap lingkungan.

4.10 Analisis Finansial dari Setiap Alternatif dengan Menggunakan Net Present Value

Dari penyusunan alternatif green productivity, akan dipilih salah satu alternatif yang akan digunakan oleh UD. GTT. Alternatif yang telah dipilih diharapkan bisa membantu dalam mengatasi beban lingkungan selama ini. Untuk pemilihan alternatif menggunakan analisis kelayakan finansial dengan Net Present Value (NPV).

Alternatif 1 Analisis menggunakan NPV maka perlu mengetahui biaya investasi, operasional dan maintenance, penghematan yang diperlukan untuk melaksanakan alternatif 1. Biaya investasi pada alternatif 1 berupa penambahan biaya untuk membeli kedelai dengan kualitas yang lebih bagus (kotoran dan kulit ari yang menempel tidak banyak atau bahkan tidak ada). Biaya yang diperlukan untuk penambahannya sebesar Rp 43.800.000. Pada alternatif 1 biaya operasional dan maintenance bernilai Rp 0, karena pada penggantian supplier tidak memerlukan pengadaan alat yang menyebabkan munculnya biaya. Biaya penghematan diperoleh dari penghematan air pada proses pencucian apabila menerapkan alternatif 1. Pada penggantian supplier ini bertujuan untuk menurunkan kadar TSS yang dihasilkan pada limbah cair, karena TSS berhubungan dengan padatan terlarut yang dihasilkan. Penjualan ampas tahu juga bisa masuk pada total penerimaan, karena biaya yang didapatkan dapat menjadi keuntungan bagi UD GTT. Total penghematan sebesar Rp 51.261.224,88. Perhitungan biaya investasi, penghematan dan perhitungan NPV dapat dilihat pada Lampiran 3.

Page 66: ANALISIS PRODUKTIVITAS PADA PABRIK TAHU DENGAN …repository.ub.ac.id/4215/1/Izzatul Jannah.pdf · 2020. 10. 20. · i analisis produktivitas pada pabrik tahu dengan menggunakan pendekatan

52

Tabel 4.13 Biaya Investasi Alternatif 1 No. Penggunaan Total/tahun (Rp)

1. Biaya Supplier 43.800.000

Sumber: Data Primer Diolah (2017)

Tabel 4.14 Total Penghematan Alternatif 1 No. Penggunaan Total/tahun (Rp)

1. Penghematan penggunaan air 51.261.224,88

Sumber : Data Primer Diolah (2017)

Tabel 4.15 Perhitungan NPV Alternatif 1

Sumber : Data Primer Diolah (2017) Dari Tabel 4.15 diperoleh nilai NPV>0 yaitu sebesar Rp 1.971.148, berarti investasi yang dilakukan memberikan manfaat bagi UD. GTT maka untuk alternatif 1 (penggantian supplier) bisa dijalankan. Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan pemilihan supplier adalah kualitas dari bahan bakunya. Biasanya perusahaan akan membelanjakan lebih besar biayanya untuk mendapatkan kualitas barang yang lebih baik (Sartin, 2012).

Alternatif 2 Alternatif 2 dapat diwujudkan dengan pengadaan filtrasi

sebagai alat pengolahan air limbah dan bak penyaring, biaya yang dibutuhkan antara lain adalah: a. Biaya investasi atau pembangunan filtrasi sebesar Rp

4.785.000. Biaya investasi meliputi biaya pembuatan filtrasi sebesar Rp 2.535.000 dan bak penyaring sebesar Rp 2.250.000. Perhitungan biaya investasi yang lebih rinci untuk alternatif 2 dapat dilihat pada Lampiran 4.

Page 67: ANALISIS PRODUKTIVITAS PADA PABRIK TAHU DENGAN …repository.ub.ac.id/4215/1/Izzatul Jannah.pdf · 2020. 10. 20. · i analisis produktivitas pada pabrik tahu dengan menggunakan pendekatan

53

Tabel 4.16 Biaya Investasi Alternatif 2 No. Penggunaan Total/tahun (Rp)

1. 2.

Biaya Pembuatan filtrasi Biaya Bak penyaring

2.535.000 2.250.000

Total 4.785.000

Sumber : Data Primer Diolah (2017)

b. Biaya operasinal dan maintenance filtrasi meliputi pembelian bahan-bahan filtrasi yang dapat menurunkan kadar COD dan TSS yang ada pada limbah cair tahu takwa sebesar Rp 4.672.590 dan maintenance (perawatan) sebesar Rp 1.200.000. Penjelasan rinci tentang biaya yang digunakan untuk bahan-bahan filtrasi dapat dilihat pada Lampiran 4. Total dari biaya operasional dan maintenance pada alternati 2 sebesar Rp 5.872.590.

Tabel 4.17 Biaya operasional dan maintenance Alternatif 2 No. Penggunaan Total/tahun (Rp)

1. 2.

Bahan-bahan filtrasi Maintenance

4.672.590 1.200.000

Total 5.872.590

Sumber : Data Primer Diolah (2017)

c. Biaya penghematan meliputi penghematan penggunaan air. Perhitungan penghematan air dapat dilihat pada Lampiran 4. Penghematan penggunaan air pada alternatif 2 sebesar Rp 13.227.506,36. Pengadaan filtrasi ini diharapkan dapat mengurangi jumlah limbah cair yang dihasilkan dan mengurangi kadar COD dan TSS yang tinggi. Sedangkan pengadaan bak penyaringan berguna untuk mengurangi jumlah limbah cair yang dihasilkan pada proses pencucian dengan memanfaatkannya kembali.

Tabel 4.18 Total Penghematan Alternatif 2

No. Penggunaan Total/tahun (Rp)

1. Penghematan penggunaan air 13.227.506,36

Sumber : Data Primer Diolah (2017)

d. Perhitungan NPV digunakan untuk menentukan apakah alternatif 2 yang diajukan layak atau tidak. Nilai NPV diperoleh

Page 68: ANALISIS PRODUKTIVITAS PADA PABRIK TAHU DENGAN …repository.ub.ac.id/4215/1/Izzatul Jannah.pdf · 2020. 10. 20. · i analisis produktivitas pada pabrik tahu dengan menggunakan pendekatan

54

dari biaya-biaya yang sudah disebutkan sebelumnya. Perhitungan NPV lebih rinci dapat dilihat pada lampiran 4.

Tabel 4.19 Perhitungan NPV Alternatif 2

Sumber : Data Primer Diolah (2017)

Dari Tabel 4.19 diperoleh nilai NPV>0 yaitu sebesar Rp 1.582.204 berarti investasi yang dilakukan memberikan manfaat bagi perusahaan maka untuk alternatif 2 (pengadaan filtrasi dan bak penyaringan) bisa dijalankan. Alat filtrasi dapat mengurangi zat berbahaya yang terkandung didalam limbah serta dapat menetralisir bau tidak sedap yang dihasilkan limbah (Wardhani, 2015).

4.11 Estimasi Kontribusi Setiap Alternatif terhadap Tingkat EPI Kedua alternatif yang akan diimplementasikan, diharapkan dapat mengurangi dampak terhadap lingkungan sekitar. Pengurangan dampak terhadap lingkungan sekitar ini dapat berupa jumlah dan konsentrasi limbah cair yang dihasilkan pada setiap harinya lebih sedikit dari sebelum penerapan alternatif. Jumlah limbah cair berhubungan dengan tingkat produktivitas, sedangkan konsentrasi limbah cair berhubungan dengan indeks environmental performace indicator. Dilihat dari hasil pengukuran produktivitas setiap proses diperoleh tingkat terendah pada proses pencucian yaitu dengan produktivitas 17%. Total limbah cair adalah 83,9 kg, dan 58,94 kg berasal dari proses pencucian. Rendahnya produktivitas ini dikarenakan jumlah limbah cair (output) yang dihasilkan banyak dibanding jumlah masukannya (input). Pada pengukuran Environmental Performance Indicator (EPI) diperoleh nilai TSS dan COD yang melebihi standar. Nilai TSS dan COD yang tinggi ini diakibatkan jumlah padatan terlarut pada limbah cair dan zat kimia yang dihasilkan banyak. Selanjutnya, dijelaskan tentang estimasi kontribusi masing-masing alternatif apabila sudah diterapkan.

Suku bunga

(12%) (a)

Total

Penghemtan

(Rp) (b)

Investasi

(Rp) (c)

Operasional

dan

Maintenance

(Rp) (d)

PV Benefit (Rp)

(e)=(b*a)

PV Biaya (Rp)

(f)=(c+(d*a))NPV (Rp) (e-f)

0,8929 13.227.506,36 4.785.000 5.872.590 11.810.840 10.028.636 1.582.204

Page 69: ANALISIS PRODUKTIVITAS PADA PABRIK TAHU DENGAN …repository.ub.ac.id/4215/1/Izzatul Jannah.pdf · 2020. 10. 20. · i analisis produktivitas pada pabrik tahu dengan menggunakan pendekatan

55

Alternatif 1 Kontribusi pada alternatif 1 menjelaskan tentang estimasi

jumlah limbah cair yang dihasilkan dan kadar COD dan TSS setelah penggantian supplier diterapkan. Setiap hari pada proses pencucian menggunakan air sebanyak 590 liter. Menurut Nurhasabah dan Muhammad (2013), dengan penerapan penggantian supplier dapat mengurangi penggunaan air sebanyak 48% atau 283,2 kg. Maka air yang digunakan untuk proses pencucian sebanyak 306,8 kg/ hari sehingga satu kali produksi hanya menggunakan 30,68 kg/ siklus. Estimasi disini maksudnya perkiraan jumlah air yang digunakan setelah penerapan alternatif 1.

Tabel 4.20 Perbandingan produktivitas dan estimasi alternatif 1 (Penggunaan air 48%)

Sumber : Data Primer Diolah (2017)

Dari Tabel 4.20 terdapat perbedaan pada air yang masuk sebelum dan sesudah diterapkan penggantian supplier. Sebelum penerapan alternatif 1 air yang digunakan pada proses pencucian sebanyak 59 kg/siklus, sedangkan setelah penerapan sebanyak 30,68 kg/siklus. Dari penurunan penggunaan air ini, produktivitas pada proses pencucian meningkat, yang awalnya 17% naik menjadi 27%. Kenaikan ini dikarenakan limbah cair yang dihasilkan menurun atau lebih sedikit sebelum alternatif 1 diterapkan.

Untuk mengetahui persentase pengurangan limbah cair pada proses pencucian dapat dilihat pada limbah cair yang dihasilkan sebelum dan setelah penerapan alternatif 1. Sebelum alternatif 1 diterapakan, proses pencuian menghasilkan limbah cair sebanyak 58,94 dan setelah penerapan sebanyak 30,62

Input

(kg/

siklus)

Output

(kg/

siklus)

Limbah

(kg/

siklus)

Produktivitas

(%)

Input

(kg/

siklus)

Output

(kg/

siklus)

Limbah

(kg/

siklus)

Produktivitas

(%)

Kedelai 12 11,56 0 12,00 11,56 0

Air 59 0 0 30,68 0 0

Limbah padat 0 0 0,50 17 0 0 0,50 27

Limbah cair 0 0 58,94 0 0 30,62

Jumlah 71 11,56 59,44 42,68 11,56 31,12

Estimasi Produktivitas Proses PencuianProduktivitas Proses Pencucian

Komponen

Page 70: ANALISIS PRODUKTIVITAS PADA PABRIK TAHU DENGAN …repository.ub.ac.id/4215/1/Izzatul Jannah.pdf · 2020. 10. 20. · i analisis produktivitas pada pabrik tahu dengan menggunakan pendekatan

56

kg/siklus. Berikut adalah perhitungan besar persentase pengurangan limbah cair pada proses pencucian:

=(58,94−30,62)

58,94𝑥 100% = 48,04 %

Jadi dari perhitungan diatas dapat disimpulkan, pengurangan limbah cair yang dihasilkan pada proses pencucian sebesar 48,04%. Selain pengurangan jumlah limbah cair, alternatif 1 juga dapat mengurangi kadar pada TSS. TSS pada limbah cair berhubungan dengan padatan terlarut. Apabila diterapkan penggantian supplier, maka akan mengurangi jumlah kulit ari atau ranting yang ada pada limbah cair. Estimasi pengurangan kadar TSS adalah sebesar 56% (Nurhasanah dan Muhammad, 2013). Pada Tabel 4.21 hasil analisis TSS sebelum penerapan alternatif 1 adalah 720,00. Setelah diketahui estimasi pengurangan kadar TSS pada limbah cair maka diperoleh kadar TSS 403,20.

Tabel 4.21 Indeks EPI dan estimasi alternatif 1 (Penurunan kadar TSS 56%)

Sumber : Data Primer Diolah (2017)

Dari Tabel 4.21 dapat dibandingkan kadar TSS sebelum dan setelah penerapan alternatif 1. Kadar TSS setelah penerapan menurun menjadi 403,20 dengan penyimpangan sebesar -1,016 dan indeks EPI -0,193. Estimasi pada alternatif 1 hanya mengurangi kadar TSS saja, sedangkan parameter lainnya kadarnyanya tetap. Jadi indeks total EPI menurun yang awalnya -3,94 menjadi -3,247. Meskipun hasilnya tetap negatif, tetapi kadar TSS yang turun sudah termasuk baik bagi kinerja lingkungan sekitar.

Page 71: ANALISIS PRODUKTIVITAS PADA PABRIK TAHU DENGAN …repository.ub.ac.id/4215/1/Izzatul Jannah.pdf · 2020. 10. 20. · i analisis produktivitas pada pabrik tahu dengan menggunakan pendekatan

57

Alternatif 2 Kontribusi pada alternatif 2 menjelaskan tentang estimasi

jumlah limbah cair yang dihasilkan dan kadar COD dan TSS pada pengadaan filtrasi dan bak penyaring. Kedua alat pada alternatif 2 digunakan untuk mengurangi dampak terhadap lingkungan. Pengadaan filtrasi mengurangi dampak lingkungan dengan berkurangnya kadar COD dan TSS yang melebihi batas standar, sedangkan bak penyaring untuk mengurangi jumlah limbah cair yang dihasilkan setiap proses prosuksi khususnya pada proses pencucian.

Pada pengadaan bak penyaring, estimasi air olahan yang dihasilkan adalah 75% dari air limbah (Wardhani dkk, 2015). Pada Tabel 4.22 diperoleh limbah cair 58,94 kg/siklus. Maka air yang digunakan lagi untuk proses pencucian selanjutnya sebesar 44,205 kg/siklus.

Tabel 4.22 Perbandingan produktivitas dan estimasi alternatif 2 (Penghematan air limbah 75%)

Sumber : Data Primer Diolah (2017)

Pengadaan bak penyaring berdampak pada pengurangan jumlah limbah cair yang dihasilkan pada proses pencucian. Estimasi alternatif 2 menghasilkan jumlah limbah cair sebanyak 14,735 kg/siklus. Dengan menurunnya jumlah limbah cair, maka produktivitas proses pencucian juga meningkat yang awalnya 17% menjadi 79%. Kenaikan produktivitas ini dikarenakan pada alternatif 2 memanfaatkan kembali Berikut adalah perhitungan besar persentase pengurangan limbah cair pada proses pencucian pada alternatif 2:

Input

(kg/

siklus)

Output

(kg/

siklus)

Limbah

(kg/

siklus)

Produktivitas

(%)

Input

(kg/

siklus)

Output

(kg/

siklus)

Limbah

(kg/

siklus)

Produktivitas

(%)

Kedelai 12 11,56 0 12 11,560 0

Air 59 0 0 59 0 0

Limbah padat 0 0 0,50 17 0 0 0,500 79

Limbah cair 0 0 58,94 0 0 14,735

Air filtrasi 0 0 0 0 44,205 0

Jumlah 71 11,56 59,44 71 55,765 15,235

Produktivitas Proses Pencucian Estimasi Produktivitas Proses Pencuian

Komponen

Page 72: ANALISIS PRODUKTIVITAS PADA PABRIK TAHU DENGAN …repository.ub.ac.id/4215/1/Izzatul Jannah.pdf · 2020. 10. 20. · i analisis produktivitas pada pabrik tahu dengan menggunakan pendekatan

58

= (58,94−14,735)

58,94𝑥 100% = 75 %

Jadi pada alternatif 2 pengurangan limbah cair yang dihasilkan pada proses pencucian sebesar 75%. Selain mengurangi jumlah limbah cair yang dihasilkan estimasi kontribusi alternatif 2 juga bisa mengurangi kadar COD dan TSS yang melebihi standar. Estimasi pada pengadaan filtrasi dapat menurunkan COD 20% dan TSS 17,9% (Utami, 2014). Kadar COD hasil analisis sebesar 1851,6 dan estimasi yang diperoleh sebesar 1481,28. Kadar TSS hasil analisis sebesar 720 dan estimasi yang diperoleh sebesar 591,12. Total indeks EPI naik, dari -3,94 menjadi -3. Meskipun hasilnya tetap negatif, tetapi kadar TSS yang turun sudah termasuk baik bagi kinerja lingkungan sekitar.

Tabel 4.23 Indeks EPI dan estimasi alternatif 2 (Penurunan kadar COD 20%; TSS 17,9%)

Sumber : Data Primer Diolah (2017)

4.12 Pemilihan Alternatif Setelah mengetahui nilai NPV, jumlah limbah, produktivitas dan indeks EPI pada masing-masing alternatif, langkah selanjutnya adalah memilih alternatif yang terbaik. Pemilihan alternatif terbaik dilihat dari produktivitasnya dan kinerja lingkungan. Selain kedua hal tersebut pemilihan alternatif terbaik juga dilihat dari nilai NPV yang tertinggi dari masing-masing alternatif. Jadi pemilihan alternatif mempertimbangkan 3 faktor yaitu NPV, tingkat produktivitas dan indeks EPI.

Page 73: ANALISIS PRODUKTIVITAS PADA PABRIK TAHU DENGAN …repository.ub.ac.id/4215/1/Izzatul Jannah.pdf · 2020. 10. 20. · i analisis produktivitas pada pabrik tahu dengan menggunakan pendekatan

59

Tabel 4.24 Perbandingan hasil Alternatif 1 dan Alternatif 2

Sumber : Data Primer Diolah (2017)

Alternatif yang dipilih adalah alternatif 2 dengan produktivitas naik menjadi 79% dan indeks EPI menjadi -3,000. Meskipun dari nilai NPV lebih menguntungkan alternatif 1 sebesar Rp 1.971.148, sedangkan pada alternatif 2 hanya Rp 1.582.204. Alternatif 2 dipilih karena konsep dari pendekatan green productivity adalah meningkatkan kinerja lingkungan. Dari ketiga faktor untuk pemilihan alternatif, alternatif 2 lebih baik dari tingkat produktivitas dan indeks EPI. Green productivity mempunyai beberapa tujuan dalam rangka meningkatkan kualitas lingkungan dan ekonomi produksi yaitu, pengurangan limbah (waste reduction), manajemen material (material management), pencegahan polusi (pullution prevention) dan peningkatan nilai produk (product enhancement) (Singgih dan Mera, 2008). Dengan menerapkan alternatif 2 maka UD. GTT dapat memperbaiki produktivitas dan indeks EPI yang diperoleh. Meningkatnya produktivitas akan berdampak pada peningkatan pangsa pasar dan hasilnya akan meningkatkan laba UD. GTT. Untuk menerapkan alternatif 2 perlu menyiapkan dana sebesar Rp 10.657.590. Nilai itu diperoleh dari nilai investasi, operasional dan maintenance untuk pengadaan alternatif 2. Alternatif 2 dapat direalisasikan dengan adanya dana tersebut dan tempat untuk pengadaan alat.

Sebelum (L) Sesudah (L) Persentase(%) Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah

Alternatif 1 1.971.148 58,94 30,14 48,46 17 29 -3,94 -3,25

Alternatif 2 1.582.204 58,94 17,59 75,00 17 79 -3,94 -3,00

Produktivitas (%)NPV (Rp)

Jumlah Limbah Indeks EPI

Page 74: ANALISIS PRODUKTIVITAS PADA PABRIK TAHU DENGAN …repository.ub.ac.id/4215/1/Izzatul Jannah.pdf · 2020. 10. 20. · i analisis produktivitas pada pabrik tahu dengan menggunakan pendekatan

49

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan Dari penelitian analisis produktivitas pada pabrik tahu dengan menggunakan pendekatan green productivity di UD. Gudange Tahu Takwa dapat disimpulkan bahwa: 1. Faktor yang paling mempengaruhi tingkat produktivitas

proses produksi tahu takwa adalah jumlah limbah cair yang dihasilkan. Produktivitas terendah ada pada proses pencucian dengan 17%. Hal ini dikarenakan jumlah air yang digunakan untuk mencuci kedelai yang banyak sehingga limbah cair yang dihasilkan juga banyak pula.

2. Alternatif terbaik yang terpilih adalah pengadaan filtrasi dan bak penyaring (Alternatif 2). Alternatif 2 dipilih karena produktivitas naik menjadi 79% dan indeks EPI menjadi -3,00. Meskipun dari faktor NPV nilainya Rp 1.971.148 sedangkan alternatif 1 sebesar Rp 1.582.204. Konsep dari pendekatan green productivity adalah meningkatkan kinerja lingkungan. Kinerja lingkungan dapat dilihat dari faktor indeks EPI dan tingkat produktivitasnya.

5.2 Saran

UD. Gudange Tahu Takwa sebaiknya lebih memilih untuk mengadakan alat filtrasi dan penyaring. Hal ini berguna untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan terhadap lingkungan. Pada penelitian selanjutnya sebaiknya pemilihan alternatif bisa menggunakan cara yang lain seperti weighted sum methode, sieve method, BCR.

Page 75: ANALISIS PRODUKTIVITAS PADA PABRIK TAHU DENGAN …repository.ub.ac.id/4215/1/Izzatul Jannah.pdf · 2020. 10. 20. · i analisis produktivitas pada pabrik tahu dengan menggunakan pendekatan

63

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, I. 2007. Business Process Improvement Toolbox.

USA. ASQ Quality Press Aprianto, D. A., Arief D., Bunasor S. 2016. Analysis Value Chain

of Green Productivity in Natural Rubber Cultivation Process at Kelompok Usahatani Restu. International Journal of Science and Research 6 (8): pp. 1576-1581

Aroef, M. dan Djamal. 2009. Grand Techno-Economic Strategy. PT Mizan Pustaka. Bandung

Asian Productivity Organization. 2001. Eco-Products Directory 2011. APO. Tokyo

Asian Productivity Organization. 2006. Handbook of Green Productivity. APO. Tokyo

Baraja, A. 2009. Implementasi Sistem Informasi Akademik Universitas Surakarta. Jurnal Sentra Penelitian Engineering dan Edukasi 1 (2): Hal. 10-19

Billatos, S. B. and Basaly, N. A. 1997. Green Technology and Design for The Environment. USA. Taylor & Francis

Chandra, B. 2007. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Penerbit EGC. Jakarta

Chrystanti, Y. C. dan Indah U. W. 2011. Sistem Pengolahan Data Simpan Pinjam khusus Perempuan (SPP) Pada Unit Pengelola Kegiatan (UPK) Mitra Usaha Mandiri Program Nasional Pemberdayan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MPd) Kecamatan Pringkuku Kabupaten Pacitan. Jurnal Sentra Penelitian Engineering dan Edukasi 1 (2): Hal. 44-61

Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air, Bagi Pengolahan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan. Kanisius. Yogyakarta

Erwin, L. T. 2006. Masakan Tahu dan Tempe: Lezat dan Sehat Alami. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta

Evans, J. R. dan William M. L. 2007. Pengantar Six Sigma. Penerbit Salemba Empat. Jakarta

Fitri, J. L., Nasir W. S., dan Lely R. 2015. Peningkatan Produktivitas dan Kinerja Lingkungan Menggunakan

Page 76: ANALISIS PRODUKTIVITAS PADA PABRIK TAHU DENGAN …repository.ub.ac.id/4215/1/Izzatul Jannah.pdf · 2020. 10. 20. · i analisis produktivitas pada pabrik tahu dengan menggunakan pendekatan

64

Pendekatan Green Productivity Pada Proses Produksi Pupuk Organik. Jurnal rekayasa dan manajemen sistem industri 3 (2): Hal. 363-374

Fuad, Christin H., Nurlela, Sugiarto dan Paulus. 2006. Pengantar Bisnis. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta

Gaspersz, V. 2000. Manajemen Produktivitas Total: Strategi Peningkatan Prduktivitas Bisnis Global. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta

Harjanto, E. 2010. Manajemen Operasi. Grasindo. Jakarta Hidayat, N. 2016. Bioproses Limbah Cair. Andi Offset. Yogyakarta Himmelblau, D. M. 1996. Basic Principles an Calculations in

Chemical Engineering. 6th Edition. Prentice Hall Inc. Terjemahan Ir. Ita Ananta, MSc. 1999. Prinsip Pripsip Dasar dan Kalkulasi dalam Teknik Kimia. Jilid 2. PT Prenhallindo. Jakarta

Hudha, M., Jimmy dan Muyassaroh. 2014. Studi Penurunan COD dan TSS Limbah Cair Industri Tahu menggunakan Proses Elektrokimia. Jurnal Teknik Kimia 1 (3): Hal. 185-191

Jauhari, J. 2010. Upaya Pengembangan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dengan Memanfaatkan E-Commerce. Jurnal Sistem Informasi 1 (2): Hal. 159-168

Kaswinarni, F. 2007. Kajian Teknis Pengolahan Limbah Padat dan Cair Industri Tahu. Thesis Ilmu Lingkungan Universitas Diponegoro. Semarang

Kusmindari, D. dan Aprianto. 2009. Produktivitas dan Pengukuran Kerja Proses Produksi Medium Dencity Fibreboard (MDF). Jurnal Ilmiah Tekno Vol 6 (2): Hal. 85-96

Margaretha, F. 2007. Manajemen Keuangan Bagi Industri Jasa. Grasindo. Jakarta

Marimin, Muhammad A., Machfud, dan Muhammad P. 2013. Peningkatan Produktivitas Proses Budidaya Karet Alam dengan Pendekatan Green Productivity: Studi Kasus Di PT. XYZ. Jurnal AGRITECH 4 (33): Hal. 433-441

Page 77: ANALISIS PRODUKTIVITAS PADA PABRIK TAHU DENGAN …repository.ub.ac.id/4215/1/Izzatul Jannah.pdf · 2020. 10. 20. · i analisis produktivitas pada pabrik tahu dengan menggunakan pendekatan

65

Marimin. 2004. Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk. Grasindo. Jakarta

Mustaniroh, A. S., Susinggih W., dan Nasrul N. 2006. Analisis Aspek Pemasaran dalam Analisis Aspek Pemasaran dalam Pengembangan Usaha Tahu Takwa Usaha Tahu Takwa Di Kediri. Jurnal Teknologi Pertanian 7 (2): Hal. 135-140

Nurhasanah, N, dan Muhammad A. 2013. Analisis pemilihan supplier untuk pemesanan bahan baku yang optimal menggunakan metode AHP dan fuzzy AHP: studi kasus di PT XYZ. Jurnal Teknik Industri 14 (11): 21-35

Oswaldo, M. I., Ahmad S. dan Bilqis A. 2014. Implementasi Metode Pairwise Comparison pada Uji Kinerja Varian Metode Kecedasan Buatan pada Penyelesaian Masalah TSP. Jurnal Teknik Pomits 2 (1): Hal. 1-6

Purwaningsih, E. 2008. Cara Pembuatan Tahu dan Manfaat Kedelai. Ganeca Exact. Jakarta

Ramadhani, Y. 2011. Analisis Efisiensi, Skala dan Elastisitas Produksi dengan Pendekatan Cobb-Douglass dan Regresi Berganda. Jurnal Teknologi (1): Hal. 61-68

Said, N., Hartoyo I., Nugro R., dan Arie H. 2010. Teknologi Pengolahan Limbah Tahu-Tempe dengan Proses Biofilter Anaerob dan Aerob. Dilihat 23 Februari 2017. http://www.kelair.bppt.go.id/Sitpa/Artikel/Limbahtt/limbahtt.html

Santosa, H., dan Puji N. 2015. Penerapan “Green Productivity” untuk Peningkatan Produktivitas dan Kinerja Lingkungan di Pabrik Gula Sragi. Jurnal Teknik Industri 1(5): Hal 426-433

Sari, I. N., Siti A. M., Endah R. L. dan Retno A. 2016. Analisis Produktivitas Sektor Kebun Menggunakan Craig Harris Productivity Model (Studi Kasus Di PT Candi Loka (Kebun Teh)). Tugas Akhir Program Sarjana Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya. Malang

Sartin, 2012. Pemilihan Supplier Bahan Baku dengan Menggunakan Metode Multi Criteria Decision Making (MCDM) with

Page 78: ANALISIS PRODUKTIVITAS PADA PABRIK TAHU DENGAN …repository.ub.ac.id/4215/1/Izzatul Jannah.pdf · 2020. 10. 20. · i analisis produktivitas pada pabrik tahu dengan menggunakan pendekatan

66

Promethee dan Goal Programming di perusahaan Azam Jaya Sidoarjo. Jurnal Teknik Industri 1 (4): Hal. 1-17

Sarwono, B. 2006. Membuat Aneka Tahu. Penebar Swadaya. Jakarta

Singgih, M. L. dan Ketut R. D. 2015. Evaluasi dan Perbaikan Kinerja Lingkungan dan Peningkatan Produktivitas menggunakan Metode Green Productivity di Pabrik Gula. Tugas Akhir Program Sarjana Fakultas Teknik Institut Teknologi Sepuluh November. Surabaya

Singgih, M., dan Mera K. 2008. Peningkatan Produktivitas dan Kinerja Lingkungan dengan Pendekatan Green Productivity pada Rumah Pemotongan Ayam XX. Jurnal Teknik Industri 2 (3): Hal. 11-20

Smith, P. G. 2011. Introduction to Food Process Engineering. Second Edition. New York: Spinger Science

Soeherman, B. dan Marion P. 2008. Designing Information System. Penerbit PT Elex Media Komputindo. Jakarta

Soeparman dan Suparmin. 2001. Pembuangan Tinja dan Limbah Cair: Suatu Pengantar. Penerbit EGC. Jakarta

Sturm, A. 1998. ISO 14001 Implementing an Environmental Management System. Switzerland. Ellipson AG

Suwahyono, U. 2014. Cara Cepat Buat Kompos dari Limbah. Penebar Swadaya. Jakarta

Umar, H. 2002. Riset Sumber Daya Manusia dalam Organisasi. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta

Utami, A. R. 2014. Pemanfaatan Enceng Gondok sebagai Katalis dalam Pengolahan Limbah Cair Industri Tahu secara Anaerobik. Skripsi Institute Teknologi Sepuluh November. Surabaya

Wardana. 2008. Membuat Aplikasi Berbasis Pendekatan Sisitem dengan Visual Basic Net 2008. PT Elex Media Komputindo. Jakarta

Wardhani, Y. F, Arif R. dan Rahmi Y. 2015. Analisis Produktivitas dan Waste Reduction dengan Pendekatan Metode Green Productivity. Tugas Akhir

Page 79: ANALISIS PRODUKTIVITAS PADA PABRIK TAHU DENGAN …repository.ub.ac.id/4215/1/Izzatul Jannah.pdf · 2020. 10. 20. · i analisis produktivitas pada pabrik tahu dengan menggunakan pendekatan

67

Program Sarjana Fakultas Teknik Universitas Brawijaya. Malang

Wibowo. 2009. Manajemen Kinerja Edisi Kedua. Rajawali Pers. Jakarta Wright, P. H. 2002. Pengantar Engineering. Erlangga. Jakarta