45
ANALISIS & STUDI SIMULASI KOINTEGRASI DATA RUNTUN WAKTU INDEKS HARGA KONSUMEN BEBERAPA KOMODITAS PADA KOTA KOTA di JAWA TENGAH Oleh : Mariani Jaya Saputra 662008009 TUGAS AKHIR Diajukan kepada Program Studi Matematika, Fakultas Sains dan Matematika guna memenuhi sebagian dari persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana Sains (Matematika) Program Studi Matematika FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2012

Analisis & Studi Simulasi Kointegrasi Data Runtun Waktu ......ANALISIS & STUDI SIMULASI KOINTEGRASI DATA RUNTUN WAKTU INDEKS HARGA KONSUMEN BEBERAPA KOMODITAS PADA KOTA KOTA di JAWA

  • Upload
    others

  • View
    7

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • ANALISIS & STUDI SIMULASI KOINTEGRASI DATA

    RUNTUN WAKTU INDEKS HARGA KONSUMEN

    BEBERAPA KOMODITAS PADA KOTA KOTA

    di JAWA TENGAH

    Oleh :

    Mariani Jaya Saputra

    662008009

    TUGAS AKHIR

    Diajukan kepada Program Studi Matematika, Fakultas Sains dan Matematika

    guna memenuhi sebagian dari persyaratan untuk mencapai

    gelar Sarjana Sains (Matematika)

    Program Studi Matematika

    FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA

    UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

    SALATIGA

    2012

  • PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS TUGAS AKHIR

    Yang bertanda tangan di bawah ini,

    Nama : Mariani Jaya Saputra

    NIM : 662008009

    Program Studi : Matematika

    Fakultas : Sains dan Matematika,

    Universitas Kristen Satya Wacana

    menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir, Judul :

    ANALISIS & STUDI SIMULASI KOINTEGRASI DATA RUNTUN WAKTU INDEKS

    HARGA KONSUMEN BEBERAPA KOMODITAS PADA KOTA KOTA di JAWA

    TENGAH

    yang dibimbing oleh :

    1. Dr. Adi Setiawan, M.Sc

    2. Tundjung Mahatma, S.Pd, M.Kom

    adalah benar – benar hasil karya saya.

    Di dalam laporan tugas akhir ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan atau gagasan orang

    lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau gambar

    serta simbol yang saya aku seolah – olah sebagai karya saya sendiri tanpa memberikan pengakuan

    pada penulis atau sumber aslinya.

  • Salatiga, Agustus 2012

    Yang memberikan pernyataan,

    Mariani Jaya Saputra

    PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

    TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

    Sebagai civitas akademika Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW), saya yang bertanda tangan di

    bawah ini :

    Nama : Mariani Jaya Saputra

    NIM : 662008009

    Program Studi : Matematika

    Fakultas : Sains dan Matematika,

    Jenis Karya : Skripsi / Tesis / Disertasi (hapus yang tidak perlu)

  • Dami pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada UKSW Hak bebas

    royalty non-eksklusif (non-exclusive royalty free right) atas karya ilmiah saya berjudul :

    ANALISIS & STUDI SIMULASI KOINTEGRASI DATA RUNTUN WAKTU INDEKS

    HARGA KONSUMEN BEBERAPA KOMODITAS PADA KOTA KOTA di JAWA

    TENGAH

    Beserta perangkat yang ada (jika perlu).

    Dengan hak bebas royalty non-eksklusif ini, UKSW berhak menyimpan, mengalihmedia /

    mengalihinformarkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data, merawat dan mempublikasikan tugas

    akhir saya, selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis / pencipta.

    Demikianpernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

    Dibuat di : Salatiga

    Pada tanggal : Agustus

    Yang menyatakan,

    Mariani Jaya Saputra

    Mengetahui,

    Pembimbing Utama

    Dr. Adi Setiawan, M.Sc

    Pembimbing Pendamping

    Tundjung Mahatma, S.Pd, M.Kom

    ANALISIS & STUDI SIMULASI KOINTEGRASI DATA RUNTUN

    WAKTU INDEKS HARGA KONSUMEN BEBERAPA KOMODITAS

    PADA KOTA KOTA di JAWA TENGAH

  • MOTTO

    Pray and make it happen.

    Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya,

    Sebab Engkau besertaku, gadaMu dan tongkatMu, itulah yang menghibur aku. (Maz

    23:4)

    Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala

    sessuatu yang tidak kita lihat.

    (Markus 11 :1)

    PERSEMBAHAN

    Karya ini penulis persembahkan untuk :

    Alm. Ayah dan Ibu

  • DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ...................................................................................................................... i

    PERNYATAAN KARYA TULIS TUGAS AKHIR .................................................................... ii

    PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK

    KEPENTINGAN AKADEMIS ..................................................................................................... iii

    HALAMAN PENGESAHAAN ..................................................................................................... iv

    MOTTO DAN PERSEMBAHAN................................................................................................. v

    DAFTAR ISI................................................................................................................................... vi

    PENDAHULUAN .......................................................................................................................... vii

    MAKALAH 1

    ANALISIS KOINTEGRASI DATA RUNTUN WAKTU INDEKS HARGA KONSUMEN

    BEBERAPA KOMODITAS BARANG KOTA di JAWA TENGAH

    MAKALAH 2

    STUDI SIMULASI TENTANG KOINTEGRASI DATA RUNTUN WAKTU INDEKS HARGA

    KONSUMEN KOMODITAS BERAS di JAWA TENGAH

    KESIMPULAN .............................................................................................................................. viii

    KATA PENGANTAR .................................................................................................................... ix

    DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................... x

    LAMPIRAN

    LAMPIRAN 1 : Data Indeks Harga Konsumen komoditas beras, ayam kampung dan cabe

    pada kota Purwokerto, Semarang, Surakarta, Tegal di Jawa Tengah pada

    bulan Januari 2002 sampai dengan Desember 2007.....................................1

    LAMPIRAN 2 : Langkah langkah menggunakan Eviews.....................................................5

    LAMPIRAN 3 : Program R untuk membangkitkan data IHK baru dan uji stasioner serta

    regresi............................................................................................................14

  • PENDAHULUAN

    Perkembangan ekonomi merupakan salah satu indikator untuk menilai keberhasilan

    pembangunan suatu negara. Dalam pelaksanaannya, pertumbuhan ekonomi yang baik merupakan

    sasaran utama bagi negara yang sedang berkembang. Hal ini dimaksudkan untuk mempercepat

    pencapaian tingkat kesejahteraan hidup yang lebih baik. Indikator yang digunakan untuk mengukur

    keberhasilan pembangunan ini diantaranya adalah pertumbuhan ekonomi yang diukur dengan Indeks

    Harga Konsumen (IHK). Indeks harga sangat diperlukan dalam kegiatan ekonomi, sebab kenaikan

    atau penurunan harga merupakan informasi penting untuk mengetahui perkembangan ekonomi.

    Beberapa komoditas yang memiliki pengaruh cukup besar terhadap IHK diantaranya adalah

    beras, ayam kampung dan cabe. Tiga komoditas yang termasuk dalam daftar IHK adalah bahan

    pangan masyarakat Indonesia ini diduga memiliki peranan yang cukup besar dalam perhitungan IHK.

    Makalah ini meneliti hubungan keseimbangan jangka panjang antar komoditas beras, ayam kanpung,

    dan cabe di beberapa kota Jawa Tengah yakni Purwokerto, Semarang, Surakarta dan Tegal dengan

    menggunakan uji kointegrasi.

    Pendekatan kointegrasi berkaitan erat dengan pengujian terhadap kemungkinan adanya hubungan

    keseimbangan jangka panjang antara variabel-variabel ekonomi seperti yang disyaratkan oleh teori

    ekonomi. Pendekatan kointegrasi dapat pula dipandang sebagai uji teori dan merupakan bagian yang

    penting dalam perumusan dan estimasi suatu model dinamis (Engle dan Granger, 1987). Dalam

    konsep kointegrasi, dua atau lebih variabel runtun waktu tidak stasioner akan terkointegrasi bila

    kombinasinya juga linier sejalan dengan berjalannya waktu, meskipun bisa terjadi masing-masing

    variabelnya bersifat tidak stasioner. Bila variabel runtun waktu tersebut terkointegrasi maka terdapat

    hubungan yang stabil dalam jangka panjang.

    Dalam makalah (Saputra et al., 2012a) yang pertama digunakan data sekunder yaitu data Indeks

    Harga Konsumen komoditas beras, ayam kampung dan cabe pada kota Purwokerto, Semarang,

    Surakarta, Tegal di Jawa Tengah pada bulan Januari 2002 sampai dengan Desember 2007. Analisis

    yang dilakukan yaitu menguji kestasioneran data yang kemudian diteliti apakah data tersebut

    mempunyai hubungan jangka panjang. Perbaikan untuk makalah pertama (Saputra et al., 2012a) telah

    dilakukan melalui makalah kedua (Saputra et al., 2012b).

    Makalah yang kedua (Saputra et al., 2012b) membahas tentang studi simulasi. Data yang

    digunakan adalah data baru IHK beras kota Purwokerto, Semarang, Surakarta dan Tegal yang dibuat

    dengan menggunakan data lama yang dibangkitkan dengan ukuran sampel (sample size)= 72 dan

    p=0.05. Analisis yang dilakukan yaitu menguji kestasioneran data yang kemudian diteliti apakah data

    tersebut mempunyai hubungan jangka panjang.

  • KESIMPULAN

    Berdasarkan kedua makalah tersebut di atas dapat disimpulkan sebagai berikut:

    1. Data runtun waktu tidak stasioner mempunyai hubungan keseimbangan jangka panjang,

    sedangkan data runtun waktu yang stasioner tidak mempunyai hubungan jangka panjang.

    Selanjutnya terdapat beberapa data runtun waktu yang mempunyai hubungan jangka panjang

    tetapi mempunyai ketidakseimbangan pada jangka pendek.

    2. Data IHK baru yang dibangkitkan adalah data runtun waktu tidak stasioner. Dari hasil

    kointegrasi terdapat pasangan yang mempunyai hubungan keseimbangan jangka panjang dan

    terdapat beberapa pasangan yang tidak mempunyai hubungan jangka panjang.

    SARAN

    Penelitian selanjutnya dapat dilakukan uji kointegrasi IHK untuk kota kota lain di Indonesia.

  • KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus karena atas penyertaan – Nya

    penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan baik. Banyak hal yang dapat penulis peroleh

    selama penyusunan skripsi ini. Penulis juga menyadari, penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan

    dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih

    kepada :

    1. Dra. Lusiawati Dewi, M.Sc selaku Dekan Fakultas Sains dan Matematika.

    2. Dr. Adi Setiawan, M.Sc selaku Kaprogdi Matematika dan pembimbing I, atas bimbingan

    dan motivasinya untuk segera menyelesaikan skripsi ini.

    3. Tundjung Mahatma,S.Pd, M.Kom selaku pembimbing II dan wali studi, untuk semangat,

    bimbingan dan koreksi yang diberikan dalam penyusunan skripsi ini

    4. Dosen pengajar, Dr. Bambang Susanto, Dr. Hanna Arini Parhusip, Dra. M.M. Lilik

    Linawati, M.Kom , Didit Budi Nugroho, M.Si, Leopodus Ricky S, Ssi untuk ilmu dan

    bimbingan selama penulis belajar di Fakultas Sains dan Matematika UKSW.

    5. Pak Edy (Lab Komputer) terima kasih pak untuk bantuannya dan maaf banyak

    merepotkan. Mas Basuki dan Mbak Eni (TU) atas bantuan dan kerjasamanya.

    6. Alm. Ayah dan Alm. Ibu tercinta, you are my everything. Abang yang selalu mendoakan

    ku, thanks for everything.

    7. My litle girl Victoria, thanks dear you are my spririt. Love you. A good listener Lily,

    thanks.

    8. Keluarga besar JKI Keluarga Kerajaan Salatiga yang mendukung dan memotivasi.

    9. Teman teman kuliah angkatan ’08 Selly, Fika, Puput, Jordan, Ardha, Radite, Jantini,

    Yeyen, Fitri, Yessy, Wira, Stella, Angky makasih sudah jadi teman & partner kuliah yang

    baik.

    10. Silvia, Ririn, Sekar, mba Dini, mba leli, Anika & teman teman kuliah angkatan ’09.

    11. Semua pihak lain yang juga turut membantu penyelesaian penulisan skripsi ini.

    Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan. Oleh sebab itu,

    penulis mengharapkan saran dan kritik membangun dari pembaca. Harapan penulis, semoga skripsi

    ini bermanfaat bagi semua pihak.

    Salatiga, Agustus 2012

    Penulis

  • DAFTAR PUSTAKA

    Damodar, N. Gujarati and Dawn C Porter (2009). Basic Econometrics, Fifth Edition. New

    York: McGraw-Hill Irwin.

    Endri, Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Inflasi. Jurnal Ekonomi Pembangunan

    hal.1-13.Vol.13 No.1 April 2008.

    http://www.scribd.com/doc/99703077/Faktor2-Konsumsi-Masyarakat. Diunduh

    pada 2 februari 2012.

    Kusuma, Briliant Vanda (2008). Analisis Faktor yang Mempengaruhi Konsumsi Masyarakat

    di Indonesia (Tahun 1988-2005). Universitas Islam Indonesia, Jogjakarta.

    http://journal.uii.ac.id/index.php/JEP/article/viewFile/47/144. Diunduh pada 10

    februari 2012.

    Saputra, Mariani Jaya., Setiawan, A., & Mahatma, Tundjung. 2012. Analisis Kointegrasi

    Data Runtun Waktu Indeks Harga Konsumen Beberapa Komoditas Barang di

    Jawa Tengah. Seminar Nasional Penelitan, Pendidikan, dan Penerapan MIPA

    UNY tanggal 2 Juni 2012.

    Widarjono, Agus (2009). Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya,Edisi ketiga. Yogyakarta

    : Ekonosia.

    Winarno,Wing Wahyu (2009). Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews, Edisi

    kedua.Yogyakarta : Unit Penerbit dan Percetakan (UPP STIM YKPN).

    Wooldridge, Jeffrey M (2009). Introductory Econometrics, Fourth Edition. Canada : South-

    Westren.

    http://www.scribd.com/doc/99703077/Faktor2-Konsumsi-Masyarakathttp://journal.uii.ac.id/index.php/JEP/article/viewFile/47/144

  • DAFTAR LAMPIRAN

    LAMPIRAN 1 : Data Indeks Harga Konsumen komoditas beras, ayam kampung dan cabe pada

    kota Purwokerto, Semarang, Surakarta, Tegal di Jawa Tengah pada bulan Januari

    2002 sampai dengan Desember 2007……….........................……………1

    LAMPIRAN 2 : Langkah langkah menggunakan Eviews........................................ ...... ........5

    LAMPIRAN 3 : Program R untuk membangkitkan data IHK baru dan uji stasioner serta

    regresi.......................................................................................... .........

    .............................................................................................................. ......14

  • ANALISIS KOINTEGRASI DATA RUNTUN WAKTU INDEKS HARGA

    KONSUMEN BEBERAPA KOMODITAS BARANG KOTA di JAWA TENGAH

    Mariani Jaya Saputra, Adi Setiawan, Tundjung Mahatma

    Program Studi Matematika, Fakultas Sains dan Matematika

    Universitas Kristen Satya Wacana, Jl. Diponegoro 52-62 Salatiga 50711

    email: [email protected]

    ABSTRAK

    Uji Kointegrasi merupakan salah satu metode untuk mengindikasikan

    kemungkinan adanya hubungan keseimbangan jangka panjang antara variabel-

    variabel ekonomi seperti yang disyaratkan oleh teori ekonomi. Dalam konsep

    kointegrasi, dua variabel tidak stasioner akan terkointegrasi bila kombinasinya

    juga linier. Tujuan penelitian ini adalah untuk menerapkan uji kointegrasi untuk

    melihat apakah terdapat hubungan keseimbangan jangka panjang data runtun

    waktu Indeks Harga Konsumen (IHK) komoditas beras, ayam kampung dan cabe

    di beberapa kota yakni Purwokerto, Semarang, Surakarta, dan Tegal. Pengolahan

    data di selesaikan dengan menggunakan program EViews versi 7. Penelitian ini

    akan menggunakan data runtun waktu IHK komoditas barang di Jawa Tengah

    dalam periode waktu bulanan. Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat

    disimpulkan bahwa data runtun waktu beras adalah runtun waktu yang tidak

    stasioner dan mempunyai hubungan keseimbangan jangka panjang (Kointegrasi)

    sedangkan data runtun waktu ayam kampung adalah runtun waktu yang tidak

    stasioner tetapi mempunyai ketidak-seimbangan hubungan jangka panjang (tidak

    berkointegrasi). Untuk komoditas cabe adalah runtun waktu stasioner jadi tidak

    terdapat hubungan jangka panjang.

    Kata kunci : Kointegrasi, runtun waktu, komoditas

    1. Pendahuluan

    Perkembangan ekonomi merupakan salah satu indikator untuk menilai keberhasilan

    pembangunan suatu negara. Dalam pelaksanaannya, pertumbuhan ekonomi yang baik

    merupakan sasaran utama bagi negara yang sedang berkembang. Hal ini dimaksudkan untuk

    mempercepat pencapaian tingkat kesejahteraan hidup yang lebih baik. Bagi Indonesia sebagai

    salah satu negara yang sedang berkembang, pembangunan ekonomi merupakan pemikiran

    utama untuk mencapai kesejahteraan hidup yang lebih baik bagi penduduknya. Indikator

    yang digunakan untuk mengukur keberhasilan pembangunan ini diantaranya adalah

    pertumbuhan ekonomi yang di ukur dengan Indeks Harga Konsumen (IHK).

    mailto:[email protected]

  • Indeks harga sangat diperlukan dalam kegiatan ekonomi, sebab kenaikan atau penurunan

    harga merupakan informasi penting untuk mengetahui perkembangan ekonomi. Angka indeks

    atau biasa disebut indeks (yang selalu dinyatakan dalam persen) merupakan suatu ukuran

    statistik yang menunjukkan perubahan atau perkembangan keadaan (kegiatan atau peristiwa)

    yang sama jenisnya yang berhubungan satu dengan lainnya dalam dua waktu yang berbeda.

    Singkatnya, angka indeks merupakan suatu ukuran untuk membandingkan dua keadaan yang

    sama jenisnya dalam dua waktu yang berbeda. Fungsi Angka Indeks adalah sebagai petunjuk

    kondisi perekonomian secara umum, dapat digunakan sebagai deflator yakni sebagai tolok

    ukur tingkat inflasi di suatu negara, dengan deflator dapat diketahui perubahan (kenaikan atau

    penurunan) biaya hidup, produksi, ekspor, harga, jumlah uang yang beredar, tingkat

    pengangguran, dan upah pada waktu tertentu dibandingkan dengan waktu sebelumnya.

    Beberapa komoditas yang memiliki pengaruh cukup besar terhadap IHK diantaranya

    adalah beras, ayam kampung dan cabe. Tiga komoditas yang termasuk dalam daftar IHK

    adalah bahan pangan masyarakat Indonesia ini diduga memiliki peranan yang cukup besar

    dalam perhitungan IHK. Makalah ini meneliti hubungan keseimbangan jangka panjang antar

    komoditas beras, ayam ras, dan cabe di beberapa kota Jawa Tengah yakni Purwokerto,

    Semarang, Surakarta dan Tegal dengan menggunakan uji kointegrasi.

    2. Dasar Teori

    2.1 Runtun Waktu (Time Series)

    Runtun waktu { } dikatakan stasioner jika distribusi bersama dari { ktt YY ,...,1 }

    identik dengan{ 11 ,...,1 ktt YY }. Dengan kata lain dalam keadaan stasioner distribusi bersama

    {ktt

    YY ,...,1

    } adalah dalam satu waktu.

    Dalam runtun waktu { } dikatakan stasioner lemah jika kedua rata rata { } dan

    kovariansi antara { } dan { } adalah konstan terhadap waktu.

    ( ) (1)

    ( ) (2)

    ( ) (3)

    Data runtun waktu dikatakan stasioner jika rata-rata, variansi, dan kovariansi pada

    setiap lag adalah tetap sama pada setiap waktu. Jika runtun waktu tidak memenuhi kriteria

  • tersebut maka data dikatakan tidak stasioner. Data runtun waktu dikatakan tidak stasioner jika

    rata-rata maupun variansinya tidak konstan, dapat berubah- ubah (Winarno, 2009).

    2.2 Uji Akar Unit (Unit Root Test)

    Uji akar unit adalah salah satu cara untuk menguji kestasioneran suatu data runtun

    waktu. Uji akar unit digunakan untuk mengamati apakah nilai koefisien tertentu dari variabel

    yang ditaksir mempunyai nilai satu atau tidak. Uji akar unit dapat dijelaskan dari model di

    bawah ini :

    (4)

    dengan adalah residual yang bersifat acak atau stokastik dengan rata-rata nol,variansi

    konstan dan saling tidak berhubungan sebagaimana asumsi OLS (Ordinary Least Square).

    yang bersifat acak dapat dikatakan sebagai white noise (Endri, 2008). Jika =1 maka

    variabel acak Y mempunyai akar unit. Jika data runtun waktu mempunyai akar unit maka

    dikatakan data tersebut bergerak secara acak (random walk) dan data yang mempunyai sifat

    random walk bersifat tidak stasioner. Dari persamaan (4) diperoleh,

    (5)

    ( )

    ( ) + (6)

    Persamaan (6) dapat ditulis menjadi Δ

    dengan ( ) dan . Untuk menguji ada atau tidaknya akar unit dapat

    dilakukan estimasi pada persamaan Δ dengan hipotesis . Jika maka

    sehingga data Y mengandung akar unit dan data runtun waktu tidak stasioner.

    Untuk menguji apakah data runtun waktu mengandung akar unit, Dickey-Fuller

    menyarankan untuk melakukan regresi model-model berikut :

    adalah random walk : (7)

    adalah random walk dengan drift : (8)

    adalah random walk dengan drift dan tren : (9)

    dengan t adalah trend waktu. Persamaan 8 dan 9 adalah dua regresi dengan memasukkan

    konstanta dan variabel trend waktu. Jika data runtun waktu mengandung akar unit maka data

    tersebut tidak stasioner dengan hipotesis nolnya adalah , dan jika sebaliknya maka data

    runtun waktu itu stasioner.

  • 2.3 Regresi Palsu (Spurious Regression)

    Apabila dalam suatu runtun waktu ada data yang tidak stasioner, maka hasil regresi

    akan menyebabkan regresi palsu (spurious regression). Meregresikan suatu variabel runtun

    waktu terhadap variabel runtun waktu lainnya kadangkala menghasilkan yang tinggi

    meskipun tidak ada hubungan yang cukup berarti antara keduanya. Situasi ini biasa disebut

    dengan spurious regression atau regresi palsu (Wooldridgje, 2009). Koefisien determinasi

    digunakan untuk mengukur besar kontribusi dari variabel X terhadap perubahan variabel Y.

    Uji merupakan angka yang menunjukkan besarnya derajat kemampuan menerangkan

    variabel bebas terhadap variabel terikat dari fungsi tersebut. Nilai berkisar antara 0

    1 dimana apabila nilai semakin mendekati 1 semakin dekat pula hubungan antara

    variabel bebas dengan variabel terikat atau bisa dikatakan model semakin baik. Ciri ciri

    regresi palsu (Spurious regression) adalah sebagai berikut :

    1. Memiliki > D/W (Durbin-Watson). 2. Memiliki nilai signifikansi (t) tinggi. 3. Memiliki nilai D/W (Durbin-Watson) rendah.

    Persamaan regresi dapat ditulis sebagai berikut :

    + . (10)

    Jika dan adalah random walk dengan penyimpangan dan trend waktu ini tidak

    disertakan, masalah regresi spurious bahkan lebih buruk. Jika adalah tidak stasioner dan

    setidaknya beberapa variabel penjelas adalah tidak stasioner, hasil regresi mungkin palsu.

    2.4 Uji Kointegrasi

    Uji kointegrasi dipopulerkan oleh Engle dan Granger (1987) (Damodar Gujarati,

    2009). Pendekatan kointegrasi berkaitan erat dengan pengujian terhadap kemungkinan

    adanya hubungan keseimbangan jangka panjang antara variabel-variabel ekonomi seperti

    yang disyaratkan oleh teori ekonomi. Pendekatan kointegrasi dapat pula dipandang sebagai

    uji teori dan merupakan bagian yang penting dalam perumusan dan estimasi suatu model

    dinamis (Engle dan Granger, 1987). Dalam konsep kointegrasi, dua atau lebih variabel runtun

    waktu non-stasioner akan terkointegrasi bila kombinasinya juga linier sejalan dengan

    berjalannya waktu, meskipun bisa terjadi masing-masing variabelnya bersifat non stasioner.

    Bila variabel runtun waktu tersebut terkointegrasi maka terdapat hubungan yang stabil dalam

    jangka panjang, bila dua seri non stasioner yang terdiri atas terkointegrasi, maka

    ada representasi khusus sebagai berikut:

  • = + + (11)

    = - -

    sedemikian rupa hingga (error term) stasioner, I(0). Untuk mengetahui time series

    stasioner atau tidak stasioner dapat digunakan regresi. Uji kointegrasi yang digunakan dalam

    penelitian ini adalah uji kointegrasi yang dikembangkan oleh Johansen. Uji Johansen

    menggunakan analisis trace statistic dan nilai kritis pada tingkat kepercayaan = 5 %.

    Hipotesis nolnya apabila nilai trace statistic lebih besar dari nilai kritis pada tingkat

    kepercayaan = 5 % atau nilai probabilitas (nilai-p) lebih kecil dari = 5 % maka terindikasi

    kointegrasi.

    2.5 Model Koreksi Kesalahan (Error Correction Model)

    Bila dua variabel waktu adalah tidak stasioner tetapi saling berkointegrasi maka dapat

    disimpulkan bahwa ada hubungan keseimbangan jangka panjang antara kedua variabel

    tersebut. Dalam jangka pendek ada kemungkinan terjadi ketidakseimbangan (disequilibrium),

    dan untuk mengatasinya digunakan koreksi dengan model koreksi kesalahan (Error

    Correction Model). Model ECM diperkenalkan oleh Sargan, dikembangkan oleh Hendry, dan

    dipopulerkan oleh Engle dan Granger. Model ECM mempunyai beberapa kegunaan, namun

    penggunaan yang paling utama bagi ekonometrika adalah mengatasi data runtun waktu yang

    tidak stasioner dan regresi palsu. Model ECM Engle-Granger dapat didefinisikan sebagai

    berikut :

    (12)

    dengan , ,

    = koefisien jangka pendek,

    = koefisien jangka panjang, dan

    = koefisien koreksi ketidakseimbangan.

    Koefisien koreksi ketidakseimbangan adalah nilai absolut yang menjelaskan seberapa

    cepat waktu yang diperlukan untuk mendapatkan nilai keseimbangan. Apabila nilai

    probabilitas dari koefisien lebih kecil 0.05 maka terindikasi mempunyai hubungan jangka

    pendek.

    3. Metode Penelitian

    Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data Indeks

    Harga Konsumen komoditas beras, ayam kampung dan cabe pada kota Purwokerto,

  • Semarang, Surakarta, Tegal di Jawa Tengah pada bulan Januari 2002 sampai dengan

    Desember 2007.

    Langkah langkah dalam analisis data dijabarkan sebagai berikut :

    1. Menguji kestasioneran data time series dengan uji unit akar dengan metode

    Dickey-Fuller.

    2. Mencari nilai (determinasi), nilai t statistik, nilai Durbin-Watson dengan

    meregresikan data runtun waktu.

    3. Melakukan uji Kointegrasi dengan uji Johansen menggunakan packages pada

    EViews versi 7.

    4. Melakukan uji model koreksi kesalahan (Error Correction Model).

    4. Analisis dan Pembahasan

    4.1 Komoditas Beras

    Pengujian terhadap uji unit akar untuk data IHK komoditas beras yang

    dimasukkan dalam model menunjukkan bahwa data runtun waktu mempunyai unit

    root. Hal ini ditunjukkan dengan perbandingan nilai t statistik dan nilai kepercayan

    pada tingkat 5%, dan nilai probabilitasnya lebih dari 0.05. Berikut adalah grafik dari

    data IHK komoditas beras untuk kota Purwokerto, Semarang, Surakarta dan Tegal di

    Jawa Tengah. Dari grafik didapatkan informasi bahwa data IHK komoditas beras kota

    Purwokerto, Semarang, Surakarta, Tegal cenderung tidak stasioner, karena nilainya

    cenderung tidak bergerak naik turun pada sekitar nilai yang sama.

    Gambar.1. Grafik IHK komoditas beras pada kota Purwokerto, Semarang, Surakarta,

    Tegal bulan Januari 2002 sampai dengan Desember 2007

    Sumber : Data BPS Tahun 2002-2007 yang diolah

    Selain dari grafik juga dapat diperlihatkan pada uji unit akar IHK komoditas

    beras pada kota Purwokerto, Semarang, Surakarta dan Tegal menggunakan Eviews.

    -

    50,00

    100,00

    150,00

    200,00

    250,00

    300,00

    1 5 9 13 17 21 25 29 33 37 41 45 49 53 57 61 65 69

    smg

    skrt

    tegal

    purwo

  • Pada Tabel 1 ditunjukkan nilai probabilitas dari uji akar unit pada data IHK

    komoditas beras kota Purwokerto. Karena nilai probabilitas 0.8078 > 0.05 maka data

    IHK komoditas beras untuk kota Purwokerto dikatakan tidak stasioner. Dengan cara

    yang sama maka data IHK komoditas beras pada kota Semarang, Surakarta dan Tegal

    dikatakan tidak stasioner.

    Kota Prob Keterangan

    Purwokerto 0,8078 tidak stasioner

    Semarang 0,9854 tidak stasioner

    Surakarta 0,9530 tidak stasioner

    Tegal 0,9728 tidak stasioner

    Tabel 1. Hasil Uji Akar Unit ADF (Augmented Dickey-Fuller)

    Selanjutnya dilakukan regresi pada data IHK komoditas beras kota

    Purwokerto dan Semarang dengan variabel dependent Purwokerto dan variabel

    independent Semarang adalah untuk mengetahui nilai (koefisien determinasi), t

    statistik dan nilai Durbin-Watson. Tujuan dari regresi ini adalah untuk mengetahui

    apakah terjadi regresi palsu (spurious regresion). Dari hasil regresi didapatkan hasil

    sebagai berikut :

    PURWO = -21.798 + 1.284*SMG

    (-3.949) (29.836)

    R-squared = 0.927 D/W = 0.278.

    Nilai koefisien C dan koefisien SMG signifikan dengan nilai t-statistik besar,

    nilai R-squared besar, dan nilai Durbin-Watson cenderung kecil. Hal itu berarti untuk

    IHK komoditas beras kota Purwokerto dan Semarang dapat disimpulkan bahwa

    regresi tersebut adalah regresi linier. Dengan kata lain terdapat indikasi terjadi

    kointegrasi. Dengan cara yang sama dapat dilakukan regresi untuk kombinasi kota-

    kota yang lainnya, seperti yang tertera pada Tabel 2.

    Kota Koefisien Std. Error t-Statistik Nilai R-squared Durbin-Watson

    Purwo-Smg 1,284 0,043 29,836 0,927 0,278

    Purwo-Srkt 1,320 0,041 31,695 0,934 0,265

    Purwo-Tegal 1,304 0,048 27,049 0,912 0,176

    Smg-Srkt 1,017 0,013 76,614 0,987 0,477

    Smg-Tegal 1,015 0,015 65,858 0,984 0,523

    Srkt-Tegal 0,989 0,017 56,840 0,978 0,412

    Tabel 2. Hasil Regresi Kombinasi kota Purwokerto, Semarang, Surakarta dan Tegal

    Pada uji kointegrasi data IHK komoditas beras kota Purwokerto dan Semarang

    diperoleh nilai probabilitas 0.0066, lebih kecil dari tingkat signifikansi 0.05 sehingga

    dapat disimpulkan bahwa kedua variabel saling berkointegrasi. Tetapi untuk kota

  • Surakarta dan Tegal diperoleh nilai probabilitas 0.3466, lebih besar dari 0.05 dapat

    disimpulkan bahwa pada kedua variabel itu tidak terjadi kointegrasi. Hasil kointegrasi

    dengan Uji Johansen untuk kota yang lain dapat dilihat pada Tabel 3 berikut ini.

    Kota Trace Statistic Nilai kritis 5 % Probabilitas

    Purwo-Smg 21.016 15.494 0.0066

    Purwo-Skrt 22.148 15.494 0.0042

    Purwo-Tegal 19.738 15.494 0.0107

    Smg-Skrt 17.737 15.494 0.0226

    Smg-Tegal 15.585 15.494 0.0484

    Skrt-Tegal 92.059 15.494 0.3466

    Tabel 3. Hasil Uji Kointegrasi dengan Uji Johansen

    Karena semua data yang digunakan tidak stasioner pada tingkat level, tetapi

    stasioner pada derajat integrasi pertama dan antar variabel terdapat kointegrasi maka

    penelitian ini akan menggunakan model koreksi kesalahan Error Correction Model

    (ECM) untuk menganalisis pergerakan nilai IHK beras pada kota Purwokerto dan

    Semarang jangka pendek. Menurut Engle-Granger(1989), kita harus memasukkan

    variabel koreksi kesalahan untuk menghilangkan masalah ketidakseimbangan dalam

    jangka pendek. Variabel koreksi kesalahan ini adalah residual periode sebelumnya

    yang diperoleh dari residual estimasi jangka panjang. Dari first difference kota

    Purwokerto D(PURWO) dan Semarang D(SMG) didapatkan regresi untuk model

    koreksi kesalahan sebagai berikut :

    D(PURWO) = -1.149 + 1.821*D(SMG) - 0.11*RESID01(-1)

    (-1.729) (14,165) (-1.849)

    R-squared = 0.747330 D/W = 1.165910.

    Hasil dari ECM menunjukkan bahwa kombinasi kota Purwokerto dan

    Semarang tidak mempunyai hubungan jangka pendek meskipun dua variabel tersebut

    mempunyai hubungan jangka panjang (kointegrasi) nilai t-statistik -1,849 menuju

    angka 2 dan nilai pobabilitas 0.0688 lebih besar dari 0.05. Sedangkan untuk

    kombinasi kota Solo dan Tegal mereka tidak mempunyai hubungan jangka panjang

    tetapi mempunyai hubungan jangka pendek karena nilai probabilitasnya lebih kecil

    dari 0.05.

    Kota Prob(resid(-1))

    Purwo-Smg 0,0688

    Purwo-Skrt 0,5205

    Purwo-Tegal 0,7582

    Smg-Skrt 0,0074

    Smg-Tegal 0,0504

    Skrt-Tegal 0,0024

    Tabel 4. Hasil ECM

  • 4.2 Komoditas Ayam Kampung

    Berikut adalah grafik dari data IHK komoditas ayam kampung untuk kota

    Semarang, Surakarta dan Tegal di Jawa Tengah. Dari grafik didapatkan informasi

    bahwa data IHK komoditas beras kota Semarang, Surakarta dan Tegal cenderung

    tidak stasioner, karena nilainya cenderung tidak bergerak naik turun pada sekitar nilai

    yang sama.

    Gambar.2 Grafik IHK komoditas ayam kampung pada kota Semarang, Surakarta,

    Tegal bulan Januari 2002 sampai dengan Desember 2007

    Sumber : Data BPS Tahun 2002-2007 yang diolah

    Pada Tabel 5 ditunjukkan nilai probabilitas dari uji akar unit pada data IHK

    komoditas beras kota Semarang. Karena nilai probabilitas 0.628 > 0.05 maka data

    IHK komoditas beras untuk kota Purwokerto dikatakan tidak stasioner.

    Kota Nilai Probabilitas Keterangan

    Semarang 0,6280 tidak stasioner

    Surakarta 0,9287 tidak stasioner

    Tegal 0,7763 tidak stasioner

    Tabel 5. Hasil Uji Akar Unit ADF (Augmented Dickey-Fuller)

    Seperti komoditas beras, setelah mengetahui data ayam kampung tidak

    stasioner maka dapat dilakukan regresi pada data IHK komoditas ayam kampung

    kombinasi kota Semarang dan Surakarta dengan variabel dependent Semarang dan

    variabel independent Surakarta. Persamaan regresinya sebagai berikut:

    SMG = 59.434 + 0.507*SRKT

    ( 11. 566) (12.719)

    R-squared = 0.698 D/W = 0.331.

    Nilai koefisien C dan koefisien SRKT signifikan dengan nilai t statistik besar,

    nilai R-squared besar, dan nilai Durbin-Watson cenderung kecil. Berarti regresi

    tersebut adalah regresi linear, dan terindikasi kointegrasi.

    -

    50,00

    100,00

    150,00

    200,00

    250,00

    1 4 7 101316192225283134374043464952555861646770

    SMG

    SRKT

    TEGAL

  • Kota Koefisien Std. Error t-Statistik Nilai R- squared Durbin-Watson

    Smg-Skrt 0,507 0,039 12,719 0,698 0,330

    Smg-Tegal 0,392 0,033 11,570 0,656 0,182

    Skrt-Tegal 0,716 0,041 17,250 0,809 0,352

    Tabel 6. Hasil Regresi Kombinasi kota Purwokerto, Semarang, Surakarta dan Tegal

    Pada uji kointegrasi data IHK komoditas ayam kampung kota Semarang dan

    Surakarta diperoleh nilai probabilitas 0.793 lebih besar dari tingkat signifikansi 0.05

    sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua variabel tidak saling berkointegrasi. Pada

    Kombinasi kota yang lain juga terjadi hal yang sama, yaitu tidak saling

    berkointegrasi.

    Kota Trace Statistic Nilai kritis 5 % Probabilitas

    Smg-Skrt 5.302 15.494 0.775

    Smg-Tegal 2.844 15.494 0.973

    Skrt-Tegal 6.792 15.494 0.601

    Tabel 7. Hasil Uji Kointegrasi dengan Uji Johansen

    4.3 Komoditas Cabe

    Dibawah ini adalah grafik dari data IHK komoditas cabe untuk kota

    Purwokerto, Semarang, Surakarta, Tegal di Jawa Tengah. Dari grafik didapatkan

    informasi bahwa data IHK komoditas cabe kota Purwokerto, Semarang, Surakarta dan

    Tegal cenderung stasioner, karena nilainya cenderung bergerak naik turun pada

    sekitar nilai yang sama.

    Gambar.3 Grafik IHK komoditas cabe pada kota Purwokerto, Semarang,

    Surakarta, Tegal bulan Januari 2002 sampai dengan Desember 2007

    Sumber : Data BPS Tahun 2002-2007 yang diolah

    Pada uji akar unit menunjukkan informasi yang sama, yaitu data IHK

    komoditas ayam kampung pada kota Purwokerto adalah stasioner dengan melihat

    nilai probabilitas 0.0024 lebih kecil dari 0.05. Dalam konsep kointegrasi, dua atau

    -

    50,00

    100,00

    150,00

    200,00

    250,00

    300,00

    350,00

    1 4 7 101316192225283134374043464952555861646770

    smg

    srkt

    tegal

    purwo

  • lebih variabel (series) non-stasioner akan terkointegrasi, apabila data tersebut

    stasioner maka tidak dapat diuji kointegrasinya sehingga tidak dapat dilanjutkan pada

    langkah berikutnya. Berikut hasil uji akar unit dengan metode Augmented Dickey-

    Fuller.

    Kota Nilai Probabilitas Keterangan

    Purwokerto 0.002 stasioner

    Semarang 0.009 stasioner

    Surakarta 0.006 stasioner

    Tegal 0.019 stasioner

    Tabel 8. Hasil Uji Akar Unit ADF (Augmented Dickey-Fuller)

    5. Kesimpulan

    Melalui pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa data runtun waktu tidak

    stasioner mempunyai hubungan keseimbangan jangka panjang, sedangkan data runtun waktu

    yang stasioner tidak mempunyai hubungan jangka panjang. Selanjutnya terdapat beberapa

    data runtun waktu yang mempunyai hubungan jangka panjang tetapi mempunyai

    ketidakseimbangan pada jangka pendek.

    6. Daftar pustaka

    Damodar, N. Gujarati and Dawn C Porter (2009). Basic Econometrics, Fifth Edition. New

    York: McGraw-Hill Irwin.

    Wooldridgje, Jeffrey M (2009). Introductory Econometrics, Fourth Edition. Canada : South-

    Westren.

    Winarno,Wing Wahyu (2009). Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews, Edisi

    kedua.Yogyakarta : Unit Penerbit dan Percetakan (UPP STIM YKPN).

    Widarjono, Agus (2009). Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya,Edisi ketiga. Yogyakarta

    : Ekonosia.

    Web 1 :

    Endri, Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Inflasi. Jurnal Ekonomi Pembangunan

    hal.1-13. Vol.13 No.1 April 2008.

    Web 2 :

    Kusuma, Briliant Vanda (2008). Analisis Faktor yang Mempengaruhi Konsumsi Masyarakat

    di Indonesia (Tahun 1988-2005). Fakultas Islam Indonesia, Jogjakarta.

  • STUDI SIMULASI TENTANG KOINTEGRASI DATA RUNTUN WAKTU INDEKS

    HARGA KONSUMEN KOMODITAS BERAS di JAWA TENGAH

    Mariani Jaya Saputra, Adi Setiawan, Tundjung Mahatma

    Program Studi Matematika, Fakultas Sains dan Matematika

    Universitas Kristen Satya Wacana, Jl. Diponegoro 52-62 Salatiga 50711

    email: [email protected]

    ABSTRAK

    Uji Kointegrasi merupakan salah satu metode untuk mengindikasikan kemungkinan adanya hubungan

    keseimbangan jangka panjang antara variabel-variabel ekonomi seperti yang disyaratkan oleh teori

    ekonomi. Dalam konsep kointegrasi, dua variabel tidak stasioner akan terkointegrasi bila pasangannya

    juga linier. Data yang digunakan adalah data simulasi runtun waktu IHK komoditas beras kota

    Purwokerto, Semarang, Surakarta dan Tegal yang dibangkitkan dari data asli. Berdasarkan hasil yang

    diperoleh dapat disimpulkan bahwa data simulasi runtun waktu dari kota Semarang dan Surakarta

    adalah runtun waktu yang tidak stasioner dan mempunyai hubungan keseimbangan jangka panjang

    (kointegrasi), sedangkan untuk pasangan kota yang lain tidak terjadi kointegrasi.

    Kata kunci : kointegrasi, runtun waktu, komoditas

    PENDAHULUAN

    Indeks harga sangat diperlukan dalam kegiatan ekonomi, sebab kenaikan atau penurunan

    harga merupakan informasi penting untuk mengetahui perkembangan ekonomi. Angka indeks

    atau biasa disebut indeks (yang selalu dinyatakan dalam persen) merupakan suatu ukuran

    statistik yang menunjukkan perubahan atau perkembangan keadaan (kegiatan atau peristiwa)

    yang sama jenisnya yang berhubungan satu dengan lainnya dalam dua waktu yang berbeda.

    Singkatnya, angka indeks merupakan suatu ukuran untuk membandingkan dua keadaan yang

    sama jenisnya dalam dua waktu yang berbeda. Fungsi Angka Indeks adalah sebagai petunjuk

    kondisi perekonomian secara umum, dapat digunakan sebagai deflator yakni sebagai tolok

    ukur tingkat inflasi di suatu negara, dengan deflator dapat diketahui perubahan (kenaikan atau

    penurunan) biaya hidup, produksi, ekspor, harga, jumlah uang yang beredar, tingkat

    pengangguran, dan upah pada waktu tertentu dibandingkan dengan waktu sebelumnya.

    Analisis kointegrasi data runtun waktu indeks harga konsumen beberapa komoditas

    yakni beras, ayam kampung dan cabe di Jawa Tengah telah dipaparkan dalam makalah

    Analisis Kointegrasi Data Runtun Waktu Indeks Harga Konsume Komoditas Barang di Jawa

    Tengah (Saputra et al., 2012). Sedangkan pada makalah ini dibahas studi simulasi tentang

    mailto:[email protected]

  • kointegrasi data runtun waktu indeks harga konsumen komoditas beras kota Purwokerto,

    Semarang, Surakarta dan Tegal di Jawa Tengah.

    DASAR TEORI

    Dasar teori yang dituliskan dalam makalah ini diambil dari makalah Saputra et al.,

    (2012) dan beberapa sumber seperti pada daftar pustaka.

    Runtun Waktu

    Runtun waktu { } dikatakan stasioner jika distribusi bersama dari { ktt YY ,...,1 }

    identik dengan{ 11 ,...,1 ktt YY }. Dengan kata lain dalam keadaan stasioner { ktt YY ,...,1 } adalah

    dalam satu waktu.

    Dalam runtun waktu { } dikatakan stasioner lemah jika baik rata-rata { } dan

    kovariansi antara { } dan { } itu konstan terhadap waktu.

    ( ) (1) ( ) (2) ( )

    . (3)

    Data runtun waktu dikatakan stasioner jika rata-rata, variansi, dan kovariansi pada

    setiap lag adalah tetap sama. Jika runtun waktu tidak memenuhi kriteria tersebut maka data

    dikatakan tidak stasioner. Data runtun waktu dikatakan tidak stasioner jika rata-rata dan

    variansinya tidak konstan, dapat berubah- ubah (Winarno, 2009).

    Uji Akar Unit (Unit Root Test)

    Uji akar unit adalah salah satu cara untuk menguji kestasioneran suatu data runtun

    waktu. Uji akar unit digunakan untuk mengamati apakah nilai koefisien tertentu dari variabel

    yang ditaksir mempunyai nilai satu atau tidak. Uji akar unit dapat dijelaskan dari model di

    bawah ini :

    (4)

    dengan adalah residual yang bersifat acak atau stokastik dengan rata-rata nol, variansi

    konstan dan saling tidak berhubungan sebagaimana asumsi OLS (Ordinary Least Square).

    yang bersifat acak dapat dikatakan sebagai white noise (Endri, 2008). Jika =1 maka

    variabel acak Y mempunyai akar unit. Jika data runtun waktu mempunyai akar unit maka

    dikatakan data tersebut bergerak secara acak (random walk) dan data yang mempunyai sifat

    random walk bersifat tidak stasioner. Dari persamaan (4) diperoleh,

  • (5)

    ( )

    ( ) + . (6)

    Persamaan (6) dapat ditulis menjadi Δ dengan ( ) dan

    . Untuk menguji ada atau tidaknya akar unit dapat dilakukan estimasi pada

    persamaan Δ dengan hipotesis . Jika maka sehingga data Y

    mengandung akar unit dan data runtun waktu tidak stasioner.

    Untuk menguji apakah data runtun waktu mengandung akar unit, Dickey-Fuller

    menyarankan untuk melakukan regresi model-model berikut :

    adalah random walk : (7)

    adalah random walk dengan drift : (8)

    adalah random walk dengan drift dan trend : (9)

    dengan t adalah trend waktu. Persamaan 8 dan 9 adalah dua regresi dengan memasukkan

    konstanta dan variabel trend waktu. Jika data runtun waktu mengandung akar unit maka data

    tersebut tidak stasioner dengan hipotesis nolnya adalah , dan jika sebaliknya maka data

    runtun waktu itu stasioner.

    Regresi Palsu (Spurious Regression)

    Apabila dalam suatu runtun waktu ada data yang tidak stasioner, maka hasil regresi

    akan menyebabkan regresi yang disebut spurious regression. Meregresikan suatu variabel

    runtun waktu terhadap variabel runtun waktu lainnya kadangkala menghasilkan yang

    tinggi meskipun tidak ada hubungan yang cukup berarti antara keduanya. Situasi inilah yang

    disebut dengan spurious regression atau regresi palsu itu (Wooldridgje, 2009). Koefisien

    determinasi digunakan untuk mengukur besar kontribusi dari variabel X terhadap

    perubahan variabel Y. Uji merupakan angka yang menunjukkan besarnya derajat

    kemampuan menerangkan variabel bebas terhadap variabel terikat dari fungsi tersebut.

    Nilai mempunyai sifat 0 1 dan apabila nilai semakin mendekati 1, semakin

    dekat pula hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat; bisa dikatakan model

    semakin baik. Ciri-ciri regresi palsu (spurious regression) adalah sebagai berikut :

    4. Memiliki > D/W (Durbin-Watson). 5. Memiliki nilai signifikansi (t) tinggi. 6. Memiliki nilai D/W (Durbin-Watson) rendah.

  • Persamaan regresi dapat ditulis sebagai berikut :

    + . (10)

    Jika dan adalah random walk dengan penyimpangan (drift) dan trend waktu ini

    tidak disertakan, masalah regresi spurious bahkan lebih buruk. Jika tidak stasioner dan

    setidaknya beberapa variabel penjelas juga tidak stasioner, hasil regresi mungkin palsu.

    Uji Kointegrasi

    Uji kointegrasi dipopulerkan oleh Engle dan Granger (1987) (Damodar Gujarati,

    2009). Pendekatan kointegrasi berkaitan erat dengan pengujian terhadap kemungkinan

    adanya hubungan keseimbangan jangka panjang antara variabel-variabel ekonomi seperti

    yang disyaratkan oleh teori ekonomi. Pendekatan kointegrasi dapat pula dipandang sebagai

    uji teori dan merupakan bagian yang penting dalam perumusan dan estimasi suatu model

    dinamis (Engle dan Granger, 1987). Dalam konsep kointegrasi, dua atau lebih variabel runtun

    waktu tidak stasioner akan terkointegrasi bila hasil regresi juga linier. Bila variabel runtun

    waktu tersebut terkointegrasi maka terdapat hubungan yang stabil dalam jangka panjang, bila

    dua variabel tidak stasioner yang terdiri atas terkointegrasi, maka ada representasi

    khusus sebagai berikut :

    = + + (11)

    = - -

    sedemikian rupa hingga (error term) stasioner. Untuk mengetahui runtun waktu stasioner

    atau tidak stasioner dapat digunakan regresi. Uji kointegrasi yang digunakan dalam penelitian

    ini adalah uji kointegrasi yang dikembangkan oleh Johansen. Uji Johansen menggunakan

    analisis trace statistic dan nilai kritis pada tingkat kepercayaan = 5%. Hipotesis nolnya

    adalah apabila nilai trace statistic lebih besar dari nilai kritis pada tingkat kepercayaan =

    5%, atau nilai probabilitas (nilai-p) lebih kecil dari = 5%, maka terindikasi kointegrasi.

    Model Koreksi Kesalahan (Error Correction Model)

    Bila dua variabel waktu tidak stasioner tetapi saling berkointegrasi, maka dapat

    disimpulkan bahwa ada hubungan keseimbangan jangka panjang antara kedua variabel

    tersebut. Dalam jangka pendek ada kemungkinan terjadi ketidakseimbangan (disequilibrium),

    dan untuk mengatasinya digunakan koreksi dengan model koreksi kesalahan (Error

    Correction Model). Model ECM diperkenalkan oleh Sargan, dikembangkan oleh Hendry, dan

    dipopulerkan oleh Engle dan Granger. Model ECM mempunyai beberapa kegunaan, namun

  • penggunaan yang paling utama dalam ekonometrika adalah mengatasi data runtun waktu

    yang tidak stasioner dan regresi palsu. Model ECM Engle-Granger dapat didefinisikan

    sebagai berikut :

    (12)

    dengan , ,

    = koefisien jangka pendek,

    = koefisien jangka panjang, dan

    = koefisien koreksi ketidakseimbangan.

    Koefisien koreksi ketidakseimbangan adalah nilai absolut yang menjelaskan seberapa

    cepat waktu yang diperlukan untuk mendapatkan nilai keseimbangan. Apabila nilai

    probabilitas dari koefisien lebih kecil 0.05 maka terindikasi mempunyai hubungan jangka

    pendek.

    Apabila dua variabel waktu tidak stasioner tetapi tidak saling berkointegrasi maka

    langkah tidak dilanjutkan ke model koreksi kesalahan.

    METODE PENELITIAN

    Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data simulasi Indeks Harga Konsumen

    komoditas beras pada kota di Jawa Tengah pada bulan Januari 2002 sampai dengan

    Desember 2007 yang dibangkitkan.

    Langkah langkah dalam analisis data dijabarkan sebagai berikut :

    5. Membuat data inflasi berdasarkan data IHK, dengan rumus sebagai berikut :

    Setelah itu data inflasi dapat digunakan untuk membuat data IHK yang baru,

    dengan rumus

    6. Membangkitkan data baru Indeks Harga Konsumen komoditas beras pada kota

    Purwokerto, Semarang, Surakarta dan Tegal dengan ketentuan ukuran sampel

    (sample size) n=72 sampai diperoleh dengan p lebih besar p=0.05.

  • 7. Menguji kestasioneran data simulasi runtun waktu dengan uji akar unit dengan

    metode Dickey-Fuller dengan menggunakan lmtest package pada software R-

    2.15.2.

    8. Mencari nilai (koefisien determinasi), nilai statistik t, nilai Durbin-Watson

    dengan meregresikan data runtun waktu.

    9. Melakukan uji kointegrasi dengan uji Johansen menggunakan packages pada

    EViews versi 7.

    10. Melakukan uji model koreksi kesalahan (Error Correction Model).

    ANALISIS DATA

    Pada tahap awal, dibuat data simulasi Indeks Harga Konsumen komoditas beras pada

    kota Semarang dan Surakarta di Jawa Tengah pada bulan Januari 2002 sampai dengan

    Desember 2007. (Lampiran 1)

    Gambar 1 berikut ini adalah grafik dari data simulasi IHK komoditas beras untuk kota

    Semarang dan Surakarta. Dari grafik didapatkan informasi bahwa data simulasi IHK

    komoditas beras pada kota Semarang dan Surakarta cenderung tidak stasioner, karena

    nilainya cenderung tidak bergerak naik turun pada sekitar nilai yang sama.

    Gambar.1. Grafik data simulasi IHK komoditas beras pada kota Semarang dan Surakarta bulan Januari 2002

    sampai dengan Desember 2007. Sumber : Data BPS Tahun 2002-2007 yang diolah.

    Selain dari grafik juga diperlihatkan uji akar unit data simulasi IHK komoditas beras

    pada kota Semarang dan Surakarta menggunakan R. Hasil keluaran dari program R untuk

    data simulasi beras pada kota Semarang sebagai berikut :

    Augmented Dickey-Fuller Test Data : ihkbaru Dickey-Fuller = -3.1814, Lag order = 4, p-value = 0.0977

    0

    20

    40

    60

    80

    100

    120

    140

    160

    180

    1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 31 34 37 40 43 46 49 52 55 58 61 64 67 70

    smg

    srkt

  • Dari hasil keluaran analisa program di atas, karena nilai probabilitas 0.0977 > 0.05,

    maka data simulasi IHK komoditas beras untuk kota Purwokerto dikatakan tidak stasioner.

    Dengan cara yang sama maka data simulasi IHK komoditas beras pada kota Surakarta

    dikatakan tidak stasioner karena nilai probabilitas 0.999 > 0.05.

    Selanjutnya dilakukan regresi pada data simulasi IHK komoditas beras kota Semarang

    dan Surakarta dengan variabel dependent Semarang (Xt) dan variabel independent Surakarta

    (Yt) adalah untuk mengetahui nilai (koefisien determinasi), t statistik dan nilai Durbin-

    Watson. Tujuan dari regresi ini adalah untuk mengetahui apakah terjadi regresi palsu

    (spurious regresion). Berikut hasil regresi :

    Coefficients:

    Estimate Std. Error t value Pr(>|t|)

    (Intercept) 41.59259 13.97958 2.975 0.00402 **

    xt 0.83223 0.08609 9.667 1.6e-14 ***

    ---

    Signif. codes: 0 ‘***’ 0.001 ‘**’ 0.01 ‘*’ 0.05 ‘.’ 0.1 ‘ ’ 1

    Residual standard error: 20.99 on 70 degrees of freedom

    Multiple R-squared: 0.5717, Adjusted R-squared: 0.5656

    Dari keluaran yang didapat nilai koefisien C dan koefisien SMG signifikan dengan

    nilai statistik t besar. Selain dari regresi, perlu dilihat kembali nilai R-squared di atas dan

    Durbin-Watson, berikut keluaran R untuk nilai Durbin-Watson,

    Durbin-Watson test

    data: yt ~ xt DW = 0.1951, p-value < 2.2e-16

    Dari hasil keluaran di atas nilai R-squared besar, dan nilai Durbin-Watson cenderung

    kecil. Hal itu berarti untuk IHK komoditas beras kota Semarang dan Surakarta dapat

    disimpulkan bahwa regresi tersebut adalah regresi linier. Dengan kata lain terdapat indikasi

    terjadi kointegrasi.

    Pada uji kointegrasi data simulasi IHK komoditas beras kota Semarang dan Surakarta

    diperoleh nilai probabilitas 0.0430, lebih kecil dari tingkat signifikansi 0.05 sehingga dapat

    disimpulkan bahwa kedua variabel saling berkointegrasi. Hasil kointegrasi dengan Uji

    Johansen Eviews dapat dilihat dibawah ini :

    Hypothesized Trace 0.05

    No. of CE(s) Eigenvalue Statistic Critical Value Prob.** None * 0.182006 15.92934 15.49471 0.0430

    At most 1 0.054485 3.473558 3.841466 0.0624

  • Karena data simulasi yang digunakan tidak stasioner, tetapi stasioner pada derajat

    integrasi pertama dan antar variabel terdapat kointegrasi, maka penelitian ini menggunakan

    model koreksi kesalahan Error Correction Model (ECM) untuk menganalisis pergerakan

    nilai IHK beras pada kota Semarang dan Surakarta jangka pendek. Menurut Engle-

    Granger(1989), variabel koreksi kesalahan harus dimasukkan untuk menghilangkan masalah

    ketidakseimbangan dalam jangka pendek. Variabel koreksi kesalahan ini adalah residual

    periode sebelumnya yang diperoleh dari residual estimasi jangka panjang. Dari first

    difference kota Semarang D(SMG) dan Surakarta D(SRKT) didapatkan regresi untuk model

    koreksi kesalahan sebagai berikut :

    D(XT) = 1.165 + 0.0417*D(YT) - 0.0501*RESID01(-1)

    (2.455) (0.568) (-1.232)

    R-squared = 0.023 D/W = 1.913

    Nilai probabilitas = 0.222

    Hasil dari ECM menunjukkan bahwa pasangan kota Semarang dan Surakarta tidak

    mempunyai hubungan jangka pendek meskipun dua variabel tersebut mempunyai hubungan

    jangka panjang (kointegrasi) nilai statistik t -1,232 menuju angka 2 dan nilai pobabilitas

    0.222 lebih besar dari 0.05.

    a) Pasangan kota Purwokerto- Semarang

    Gambar.a. Grafik data simulasi IHK komoditas beras pada kota Purwokerto dan Semarang bulan Januari 2002

    sampai dengan Desember 2007. Sumber: Data BPS Tahun 2002-2007 yang diolah.

    0,000

    50,000

    100,000

    150,000

    200,000

    250,000

    300,000

    1 5 9 13 17 21 25 29 33 37 41 45 49 53 57 61 65 69

    pwkt

    smg

  • b) Pasangan kota Purwokerto- surakarta

    Gambar.b. Grafik data simulasi IHK komoditas beras pada kota Purwokerto dan Surakarta bulan Januari 2002

    sampai dengan Desember 2007. Sumber: Data BPS Tahun 2002-2007 yang diolah.

    c) Pasangan kota Purwokerto-Tegal

    Gambar.c. Grafik data simulasi IHK komoditas beras pada kota Purwokerto dan Tegal bulan Januari 2002

    sampai dengan Desember 2007. Sumber: Data BPS Tahun 2002-2007 yang diolah.

    d) Pasangan kota Surakarta-Tegal

    Gambar.d. Grafik data simulasi IHK komoditas beras pada kota Surakarta dan Tegal bulan Januari 2002

    sampai dengan Desember 2007. Sumber: Data BPS Tahun 2002-2007 yang diolah.

    0

    50

    100

    150

    200

    250

    300

    1 4 7 101316192225283134374043464952555861646770

    srkt

    pwkt

    0,000

    50,000

    100,000

    150,000

    200,000

    250,000

    300,000

    1 4 7 101316192225283134374043464952555861646770

    tegal

    pwkt

    0,000

    20,000

    40,000

    60,000

    80,000

    100,000

    120,000

    140,000

    1 4 7 101316192225283134374043464952555861646770

    tegal

    srkt

  • e) Pasangan kota Tegal- Semarang

    Gambar.e. Grafik data simulasi IHK komoditas beras pada kota Tegal dan Semarang bulan Januari 2002

    sampai dengan Desember 2007. Sumber: Data BPS Tahun 2002-2007 yang diolah.

    Gambar a) diatas adalah grafik dari data IHK baru komoditas beras untuk pasangan

    kota Purwokerto dan Semarang. Dari grafik didapatkan informasi bahwa data simulasi IHK

    komoditas beras pada kota Purwokerto dan Semarang cenderung tidak stasioner, karena

    nilainya cenderung tidak bergerak naik turun pada sekitar nilai yang sama. Dari hasil

    kointegrasi pasangan kota Purwokerto dan Semarang didapati nilai probabilitas 0.108 lebih

    besar dari tingkat signifikansi 0.05, hal ini berarti bahwa pasangan kota Purwokerto dan

    Semarang tidak terjadi kointegrasi.

    Gambar b) di atas adalah grafik dari data IHK baru komoditas beras untuk pasangan

    kota Purwokerto dan Surakarta cenderung tidak stasioner, karena nilainya cenderung tidak

    bergerak naik turun pada sekitar nilai yang sama. Dari hasil kointegrasi pasangan kota

    Purwokerto dan Semarang didapati nilai probabilitas 0.268 lebih besar dari tingkat

    signifikansi 0.05, hal ini berarti bahwa pasangan kota Purwokerto dan Surakarta tidak terjadi

    kointegrasi.

    Gambar c) di atas adalah grafik dari data IHK baru komoditas beras untuk pasangan

    kota Purwokerto dan Tegal cenderung tidak stasioner, karena nilainya cenderung tidak

    bergerak naik turun pada sekitar nilai yang sama. Dari hasil kointegrasi pasangan kota

    Purwokerto dan Semarang didapati nilai probabilitas 0.708 lebih besar dari tingkat

    signifikansi 0.05, hal ini berarti bahwa pasangan kota Purwokerto dan Tegal tidak terjadi

    kointegrasi.

    Gambar d) diatas adalah grafik dari data IHK baru komoditas beras untuk pasangan

    kota Surakarta dan Tegal cenderung tidak stasioner, karena nilainya cenderung tidak bergerak

    0

    20

    40

    60

    80

    100

    120

    140

    160

    180

    1 4 7 101316192225283134374043464952555861646770

    smg

    tegal

  • naik turun pada sekitar nilai yang sama. Dari hasil kointegrasi pasangan kota Purwokerto dan

    Semarang didapati nilai probabilitas 0.776 lebih besar dari tingkat signifikansi 0.05, hal ini

    berarti bahwa pasangan kota Surakarta dan Tegal tidak terjadi kointegrasi.

    Gambar e) diatas adalah grafik dari data IHK baru komoditas beras untuk pasangan

    kota Tegal dan Semarang cenderung tidak stasioner, karena nilainya cenderung tidak

    bergerak naik turun pada sekitar nilai yang sama. Dari hasil kointegrasi pasangan kota

    Purwokerto dan Semarang didapati nilai probabilitas 0.030 lebih kecil dari tingkat

    signifikansi 0.05, hal ini berarti bahwa pasangan Tegal dan Semarang kota terjadi kointegrasi.

    Pada uji koreksi kesalahan kota Tegal dan Semarang tidak terdapat hubungan jangka pendek

    karena nilai probabilitas nya tidak stasioner yaitu 0.112 lebih besar dari nilai signifikasi 0.05.

    KESIMPULAN

    Dalam makalah ini dijelaskan proses pembuatan data IHK baru dengan menggunakan

    data lama. Dari data IHK baru dapat disimpulkan bahwa data runtun waktu tidak stasioner

    mempunyai hubungan keseimbangan jangka panjang, dan terdapat beberapa pasangan yang

    tidak mempunyai hubungan jangka panjang.

    DAFTAR PUSTAKA

    Damodar, N. Gujarati and Dawn C Porter (2009). Basic Econometrics, Fifth Edition. New

    York: McGraw-Hill Irwin.

    Endri, Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Inflasi. Jurnal Ekonomi Pembangunan

    hal.1-13. Vol.13 No.1 April 2008. http://www.scribd.com/doc/99703077/Faktor2-Konsumsi-

    Masyarakat. Diunduh pada 2 februari 2012.

    Kusuma, Briliant Vanda (2008). Analisis Faktor yang Mempengaruhi Konsumsi Masyarakat

    di Indonesia (Tahun 1988-2005). Universitas Islam Indonesia, Jogjakarta.

    http://journal.uii.ac.id/index.php/JEP/article/viewFile/47/144. Diunduh pada 10 februari

    2012.

    Saputra, Mariani Jaya., Setiawan, A., & Mahatma, Tundjung. 2012. Analisis Kointegrasi

    Data Runtun Waktu Indeks Harga Konsumen Beberapa Komoditas Barang di Jawa Tengah.

    Seminar Nasional Penelitan, Pendidikan, dan Penerapan MIPA UNY tanggal 2 Juni 2012.

    Widarjono, Agus (2009). Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya,Edisi ketiga. Yogyakarta

    : Ekonosia.

    Winarno,Wing Wahyu (2009). Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews, Edisi

    kedua.Yogyakarta : Unit Penerbit dan Percetakan (UPP STIM YKPN).

    Wooldridge, Jeffrey M (2009). Introductory Econometrics, Fourth Edition. Canada : South-

    Westren.

    http://www.scribd.com/doc/99703077/Faktor2-Konsumsi-Masyarakathttp://www.scribd.com/doc/99703077/Faktor2-Konsumsi-Masyarakathttp://journal.uii.ac.id/index.php/JEP/article/viewFile/47/144

  • STUDI SIMULASI TENTANG KOINTEGRASI DATA RUNTUN WAKTU INDEKS

    HARGA KONSUMEN KOMODITAS BERAS di JAWA TENGAH

    Mariani Jaya Saputra, Adi Setiawan, Tundjung Mahatma

    Program Studi Matematika, Fakultas Sains dan Matematika

    Universitas Kristen Satya Wacana, Jl. Diponegoro 52-62 Salatiga 50711

    email: [email protected]

    ABSTRAK

    Uji Kointegrasi merupakan salah satu metode untuk mengindikasikan kemungkinan adanya hubungan

    keseimbangan jangka panjang antara variabel-variabel ekonomi seperti yang disyaratkan oleh teori

    ekonomi. Dalam konsep kointegrasi, dua variabel tidak stasioner akan terkointegrasi bila pasangannya

    juga linier. Data yang digunakan adalah data simulasi runtun waktu IHK komoditas beras kota

    Purwokerto, Semarang, Surakarta dan Tegal yang dibangkitkan dari data asli. Berdasarkan hasil yang

    diperoleh dapat disimpulkan bahwa data simulasi runtun waktu dari kota Semarang dan Surakarta

    adalah runtun waktu yang tidak stasioner dan mempunyai hubungan keseimbangan jangka panjang

    (kointegrasi), sedangkan untuk pasangan kota yang lain tidak terjadi kointegrasi.

    Kata kunci : kointegrasi, runtun waktu, komoditas

    PENDAHULUAN

    Indeks harga sangat diperlukan dalam kegiatan ekonomi, sebab kenaikan atau penurunan

    harga merupakan informasi penting untuk mengetahui perkembangan ekonomi. Angka indeks

    atau biasa disebut indeks (yang selalu dinyatakan dalam persen) merupakan suatu ukuran

    statistik yang menunjukkan perubahan atau perkembangan keadaan (kegiatan atau peristiwa)

    yang sama jenisnya yang berhubungan satu dengan lainnya dalam dua waktu yang berbeda.

    Singkatnya, angka indeks merupakan suatu ukuran untuk membandingkan dua keadaan yang

    sama jenisnya dalam dua waktu yang berbeda. Fungsi Angka Indeks adalah sebagai petunjuk

    kondisi perekonomian secara umum, dapat digunakan sebagai deflator yakni sebagai tolok

    ukur tingkat inflasi di suatu negara, dengan deflator dapat diketahui perubahan (kenaikan atau

    penurunan) biaya hidup, produksi, ekspor, harga, jumlah uang yang beredar, tingkat

    pengangguran, dan upah pada waktu tertentu dibandingkan dengan waktu sebelumnya.

    Analisis kointegrasi data runtun waktu indeks harga konsumen beberapa komoditas

    yakni beras, ayam kampung dan cabe di Jawa Tengah telah dipaparkan dalam makalah

    Analisis Kointegrasi Data Runtun Waktu Indeks Harga Konsume Komoditas Barang di Jawa

    Tengah (Saputra et al., 2012). Sedangkan pada makalah ini dibahas studi simulasi tentang

    mailto:[email protected]

  • kointegrasi data runtun waktu indeks harga konsumen komoditas beras kota Purwokerto,

    Semarang, Surakarta dan Tegal di Jawa Tengah.

    DASAR TEORI

    Dasar teori yang dituliskan dalam makalah ini diambil dari makalah Saputra et al.,

    (2012) dan beberapa sumber seperti pada daftar pustaka.

    Runtun Waktu

    Runtun waktu { } dikatakan stasioner jika distribusi bersama dari { ktt YY ,...,1 }

    identik dengan{ 11 ,...,1 ktt YY }. Dengan kata lain dalam keadaan stasioner { ktt YY ,...,1 } adalah

    dalam satu waktu.

    Dalam runtun waktu { } dikatakan stasioner lemah jika baik rata-rata { } dan

    kovariansi antara { } dan { } itu konstan terhadap waktu.

    ( ) (1) ( ) (2) ( )

    . (3)

    Data runtun waktu dikatakan stasioner jika rata-rata, variansi, dan kovariansi pada

    setiap lag adalah tetap sama. Jika runtun waktu tidak memenuhi kriteria tersebut maka data

    dikatakan tidak stasioner. Data runtun waktu dikatakan tidak stasioner jika rata-rata dan

    variansinya tidak konstan, dapat berubah- ubah (Winarno, 2009).

    Uji Akar Unit (Unit Root Test)

    Uji akar unit adalah salah satu cara untuk menguji kestasioneran suatu data runtun

    waktu. Uji akar unit digunakan untuk mengamati apakah nilai koefisien tertentu dari variabel

    yang ditaksir mempunyai nilai satu atau tidak. Uji akar unit dapat dijelaskan dari model di

    bawah ini :

    (4)

    dengan adalah residual yang bersifat acak atau stokastik dengan rata-rata nol, variansi

    konstan dan saling tidak berhubungan sebagaimana asumsi OLS (Ordinary Least Square).

    yang bersifat acak dapat dikatakan sebagai white noise (Endri, 2008). Jika =1 maka

    variabel acak Y mempunyai akar unit. Jika data runtun waktu mempunyai akar unit maka

    dikatakan data tersebut bergerak secara acak (random walk) dan data yang mempunyai sifat

    random walk bersifat tidak stasioner. Dari persamaan (4) diperoleh,

  • (5)

    ( )

    ( ) + . (6)

    Persamaan (6) dapat ditulis menjadi Δ dengan ( ) dan

    . Untuk menguji ada atau tidaknya akar unit dapat dilakukan estimasi pada

    persamaan Δ dengan hipotesis . Jika maka sehingga data Y

    mengandung akar unit dan data runtun waktu tidak stasioner.

    Untuk menguji apakah data runtun waktu mengandung akar unit, Dickey-Fuller

    menyarankan untuk melakukan regresi model-model berikut :

    adalah random walk : (7)

    adalah random walk dengan drift : (8)

    adalah random walk dengan drift dan trend : (9)

    dengan t adalah trend waktu. Persamaan 8 dan 9 adalah dua regresi dengan memasukkan

    konstanta dan variabel trend waktu. Jika data runtun waktu mengandung akar unit maka data

    tersebut tidak stasioner dengan hipotesis nolnya adalah , dan jika sebaliknya maka data

    runtun waktu itu stasioner.

    Regresi Palsu (Spurious Regression)

    Apabila dalam suatu runtun waktu ada data yang tidak stasioner, maka hasil regresi

    akan menyebabkan regresi yang disebut spurious regression. Meregresikan suatu variabel

    runtun waktu terhadap variabel runtun waktu lainnya kadangkala menghasilkan yang

    tinggi meskipun tidak ada hubungan yang cukup berarti antara keduanya. Situasi inilah yang

    disebut dengan spurious regression atau regresi palsu itu (Wooldridgje, 2009). Koefisien

    determinasi digunakan untuk mengukur besar kontribusi dari variabel X terhadap

    perubahan variabel Y. Uji merupakan angka yang menunjukkan besarnya derajat

    kemampuan menerangkan variabel bebas terhadap variabel terikat dari fungsi tersebut.

    Nilai mempunyai sifat 0 1 dan apabila nilai semakin mendekati 1, semakin

    dekat pula hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat; bisa dikatakan model

    semakin baik. Ciri-ciri regresi palsu (spurious regression) adalah sebagai berikut :

    7. Memiliki > D/W (Durbin-Watson). 8. Memiliki nilai signifikansi (t) tinggi. 9. Memiliki nilai D/W (Durbin-Watson) rendah.

  • Persamaan regresi dapat ditulis sebagai berikut :

    + . (10)

    Jika dan adalah random walk dengan penyimpangan (drift) dan trend waktu ini

    tidak disertakan, masalah regresi spurious bahkan lebih buruk. Jika tidak stasioner dan

    setidaknya beberapa variabel penjelas juga tidak stasioner, hasil regresi mungkin palsu.

    Uji Kointegrasi

    Uji kointegrasi dipopulerkan oleh Engle dan Granger (1987) (Damodar Gujarati,

    2009). Pendekatan kointegrasi berkaitan erat dengan pengujian terhadap kemungkinan

    adanya hubungan keseimbangan jangka panjang antara variabel-variabel ekonomi seperti

    yang disyaratkan oleh teori ekonomi. Pendekatan kointegrasi dapat pula dipandang sebagai

    uji teori dan merupakan bagian yang penting dalam perumusan dan estimasi suatu model

    dinamis (Engle dan Granger, 1987). Dalam konsep kointegrasi, dua atau lebih variabel runtun

    waktu tidak stasioner akan terkointegrasi bila hasil regresi juga linier. Bila variabel runtun

    waktu tersebut terkointegrasi maka terdapat hubungan yang stabil dalam jangka panjang, bila

    dua variabel tidak stasioner yang terdiri atas terkointegrasi, maka ada representasi

    khusus sebagai berikut :

    = + + (11)

    = - -

    sedemikian rupa hingga (error term) stasioner. Untuk mengetahui runtun waktu stasioner

    atau tidak stasioner dapat digunakan regresi. Uji kointegrasi yang digunakan dalam penelitian

    ini adalah uji kointegrasi yang dikembangkan oleh Johansen. Uji Johansen menggunakan

    analisis trace statistic dan nilai kritis pada tingkat kepercayaan = 5%. Hipotesis nolnya

    adalah apabila nilai trace statistic lebih besar dari nilai kritis pada tingkat kepercayaan =

    5%, atau nilai probabilitas (nilai-p) lebih kecil dari = 5%, maka terindikasi kointegrasi.

    Model Koreksi Kesalahan (Error Correction Model)

    Bila dua variabel waktu tidak stasioner tetapi saling berkointegrasi, maka dapat

    disimpulkan bahwa ada hubungan keseimbangan jangka panjang antara kedua variabel

    tersebut. Dalam jangka pendek ada kemungkinan terjadi ketidakseimbangan (disequilibrium),

    dan untuk mengatasinya digunakan koreksi dengan model koreksi kesalahan (Error

    Correction Model). Model ECM diperkenalkan oleh Sargan, dikembangkan oleh Hendry, dan

    dipopulerkan oleh Engle dan Granger. Model ECM mempunyai beberapa kegunaan, namun

  • penggunaan yang paling utama dalam ekonometrika adalah mengatasi data runtun waktu

    yang tidak stasioner dan regresi palsu. Model ECM Engle-Granger dapat didefinisikan

    sebagai berikut :

    (12)

    dengan , ,

    = koefisien jangka pendek,

    = koefisien jangka panjang, dan

    = koefisien koreksi ketidakseimbangan.

    Koefisien koreksi ketidakseimbangan adalah nilai absolut yang menjelaskan seberapa

    cepat waktu yang diperlukan untuk mendapatkan nilai keseimbangan. Apabila nilai

    probabilitas dari koefisien lebih kecil 0.05 maka terindikasi mempunyai hubungan jangka

    pendek.

    Apabila dua variabel waktu tidak stasioner tetapi tidak saling berkointegrasi maka

    langkah tidak dilanjutkan ke model koreksi kesalahan.

    METODE PENELITIAN

    Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data simulasi Indeks Harga Konsumen

    komoditas beras pada kota di Jawa Tengah pada bulan Januari 2002 sampai dengan

    Desember 2007 yang dibangkitkan.

    Langkah langkah dalam analisis data dijabarkan sebagai berikut :

    11. Membuat data inflasi berdasarkan data IHK, dengan rumus sebagai berikut :

    Setelah itu data inflasi dapat digunakan untuk membuat data IHK yang baru,

    dengan rumus

    12. Membangkitkan data baru Indeks Harga Konsumen komoditas beras pada kota

    Purwokerto, Semarang, Surakarta dan Tegal dengan ketentuan ukuran sampel

    (sample size) n=72 sampai diperoleh dengan p lebih besar p=0.05.

  • 13. Menguji kestasioneran data simulasi runtun waktu dengan uji akar unit dengan

    metode Dickey-Fuller dengan menggunakan lmtest package pada software R-

    2.15.2.

    14. Mencari nilai (koefisien determinasi), nilai statistik t, nilai Durbin-Watson

    dengan meregresikan data runtun waktu.

    15. Melakukan uji kointegrasi dengan uji Johansen menggunakan packages pada

    EViews versi 7.

    16. Melakukan uji model koreksi kesalahan (Error Correction Model).

    ANALISIS DATA

    Pada tahap awal, dibuat data simulasi Indeks Harga Konsumen komoditas beras pada

    kota Semarang dan Surakarta di Jawa Tengah pada bulan Januari 2002 sampai dengan

    Desember 2007. (Lampiran 1)

    Gambar 1 berikut ini adalah grafik dari data simulasi IHK komoditas beras untuk kota

    Semarang dan Surakarta. Dari grafik didapatkan informasi bahwa data simulasi IHK

    komoditas beras pada kota Semarang dan Surakarta cenderung tidak stasioner, karena

    nilainya cenderung tidak bergerak naik turun pada sekitar nilai yang sama.

    Gambar.1. Grafik data simulasi IHK komoditas beras pada kota Semarang dan Surakarta bulan Januari 2002

    sampai dengan Desember 2007. Sumber : Data BPS Tahun 2002-2007 yang diolah.

    Selain dari grafik juga diperlihatkan uji akar unit data simulasi IHK komoditas beras

    pada kota Semarang dan Surakarta menggunakan R. Hasil keluaran dari program R untuk

    data simulasi beras pada kota Semarang sebagai berikut :

    Augmented Dickey-Fuller Test Data : ihkbaru Dickey-Fuller = -3.1814, Lag order = 4, p-value = 0.0977

    0

    20

    40

    60

    80

    100

    120

    140

    160

    180

    1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 31 34 37 40 43 46 49 52 55 58 61 64 67 70

    smg

    srkt

  • Dari hasil keluaran analisa program di atas, karena nilai probabilitas 0.0977 > 0.05,

    maka data simulasi IHK komoditas beras untuk kota Purwokerto dikatakan tidak stasioner.

    Dengan cara yang sama maka data simulasi IHK komoditas beras pada kota Surakarta

    dikatakan tidak stasioner karena nilai probabilitas 0.999 > 0.05.

    Selanjutnya dilakukan regresi pada data simulasi IHK komoditas beras kota Semarang

    dan Surakarta dengan variabel dependent Semarang (Xt) dan variabel independent Surakarta

    (Yt) adalah untuk mengetahui nilai (koefisien determinasi), t statistik dan nilai Durbin-

    Watson. Tujuan dari regresi ini adalah untuk mengetahui apakah terjadi regresi palsu

    (spurious regresion). Berikut hasil regresi :

    Coefficients:

    Estimate Std. Error t value Pr(>|t|)

    (Intercept) 41.59259 13.97958 2.975 0.00402 **

    xt 0.83223 0.08609 9.667 1.6e-14 ***

    ---

    Signif. codes: 0 ‘***’ 0.001 ‘**’ 0.01 ‘*’ 0.05 ‘.’ 0.1 ‘ ’ 1

    Residual standard error: 20.99 on 70 degrees of freedom

    Multiple R-squared: 0.5717, Adjusted R-squared: 0.5656

    Dari keluaran yang didapat nilai koefisien C dan koefisien SMG signifikan dengan

    nilai statistik t besar. Selain dari regresi, perlu dilihat kembali nilai R-squared di atas dan

    Durbin-Watson, berikut keluaran R untuk nilai Durbin-Watson,

    Durbin-Watson test

    data: yt ~ xt DW = 0.1951, p-value < 2.2e-16

    Dari hasil keluaran di atas nilai R-squared besar, dan nilai Durbin-Watson cenderung

    kecil. Hal itu berarti untuk IHK komoditas beras kota Semarang dan Surakarta dapat

    disimpulkan bahwa regresi tersebut adalah regresi linier. Dengan kata lain terdapat indikasi

    terjadi kointegrasi.

    Pada uji kointegrasi data simulasi IHK komoditas beras kota Semarang dan Surakarta

    diperoleh nilai probabilitas 0.0430, lebih kecil dari tingkat signifikansi 0.05 sehingga dapat

    disimpulkan bahwa kedua variabel saling berkointegrasi. Hasil kointegrasi dengan Uji

    Johansen Eviews dapat dilihat dibawah ini :

    Hypothesized Trace 0.05

    No. of CE(s) Eigenvalue Statistic Critical Value Prob.** None * 0.182006 15.92934 15.49471 0.0430

    At most 1 0.054485 3.473558 3.841466 0.0624

  • Karena data simulasi yang digunakan tidak stasioner, tetapi stasioner pada derajat

    integrasi pertama dan antar variabel terdapat kointegrasi, maka penelitian ini menggunakan

    model koreksi kesalahan Error Correction Model (ECM) untuk menganalisis pergerakan

    nilai IHK beras pada kota Semarang dan Surakarta jangka pendek. Menurut Engle-

    Granger(1989), variabel koreksi kesalahan harus dimasukkan untuk menghilangkan masalah

    ketidakseimbangan dalam jangka pendek. Variabel koreksi kesalahan ini adalah residual

    periode sebelumnya yang diperoleh dari residual estimasi jangka panjang. Dari first

    difference kota Semarang D(SMG) dan Surakarta D(SRKT) didapatkan regresi untuk model

    koreksi kesalahan sebagai berikut :

    D(XT) = 1.165 + 0.0417*D(YT) - 0.0501*RESID01(-1)

    (2.455) (0.568) (-1.232)

    R-squared = 0.023 D/W = 1.913

    Nilai probabilitas = 0.222

    Hasil dari ECM menunjukkan bahwa pasangan kota Semarang dan Surakarta tidak

    mempunyai hubungan jangka pendek meskipun dua variabel tersebut mempunyai hubungan

    jangka panjang (kointegrasi) nilai statistik t -1,232 menuju angka 2 dan nilai pobabilitas

    0.222 lebih besar dari 0.05.

    f) Pasangan kota Purwokerto- Semarang

    Gambar.a. Grafik data simulasi IHK komoditas beras pada kota Purwokerto dan Semarang bulan Januari 2002

    sampai dengan Desember 2007. Sumber: Data BPS Tahun 2002-2007 yang diolah.

    0,000

    50,000

    100,000

    150,000

    200,000

    250,000

    300,000

    1 5 9 13 17 21 25 29 33 37 41 45 49 53 57 61 65 69

    pwkt

    smg

  • g) Pasangan kota Purwokerto- surakarta

    Gambar.b. Grafik data simulasi IHK komoditas beras pada kota Purwokerto dan Surakarta bulan Januari 2002

    sampai dengan Desember 2007. Sumber: Data BPS Tahun 2002-2007 yang diolah.

    h) Pasangan kota Purwokerto-Tegal

    Gambar.c. Grafik data simulasi IHK komoditas beras pada kota Purwokerto dan Tegal bulan Januari 2002

    sampai dengan Desember 2007. Sumber: Data BPS Tahun 2002-2007 yang diolah.

    i) Pasangan kota Surakarta-Tegal

    Gambar.d. Grafik data simulasi IHK komoditas beras pada kota Surakarta dan Tegal bulan Januari 2002

    sampai dengan Desember 2007. Sumber: Data BPS Tahun 2002-2007 yang diolah.

    0

    50

    100

    150

    200

    250

    300

    1 4 7 101316192225283134374043464952555861646770

    srkt

    pwkt

    0,000

    50,000

    100,000

    150,000

    200,000

    250,000

    300,000

    1 4 7 101316192225283134374043464952555861646770

    tegal

    pwkt

    0,000

    20,000

    40,000

    60,000

    80,000

    100,000

    120,000

    140,000

    1 4 7 101316192225283134374043464952555861646770

    tegal

    srkt

  • j) Pasangan kota Tegal- Semarang

    Gambar.e. Grafik data simulasi IHK komoditas beras pada kota Tegal dan Semarang bulan Januari 2002

    sampai dengan Desember 2007. Sumber: Data BPS Tahun 2002-2007 yang diolah.

    Gambar a) diatas adalah grafik dari data IHK baru komoditas beras untuk pasangan

    kota Purwokerto dan Semarang. Dari grafik didapatkan informasi bahwa data simulasi IHK

    komoditas beras pada kota Purwokerto dan Semarang cenderung tidak stasioner, karena

    nilainya cenderung tidak bergerak naik turun pada sekitar nilai yang sama. Dari hasil

    kointegrasi pasangan kota Purwokerto dan Semarang didapati nilai probabilitas 0.108 lebih

    besar dari tingkat signifikansi 0.05, hal ini berarti bahwa pasangan kota Purwokerto dan

    Semarang tidak terjadi kointegrasi.

    Gambar b) di atas adalah grafik dari data IHK baru komoditas beras untuk pasangan

    kota Purwokerto dan Surakarta cenderung tidak stasioner, karena nilainya cenderung tidak

    bergerak naik turun pada sekitar nilai yang sama. Dari hasil kointegrasi pasangan kota

    Purwokerto dan Semarang didapati nilai probabilitas 0.268 lebih besar dari tingkat

    signifikansi 0.05, hal ini berarti bahwa pasangan kota Purwokerto dan Surakarta tidak terjadi

    kointegrasi.

    Gambar c) di atas adalah grafik dari data IHK baru komoditas beras untuk pasangan

    kota Purwokerto dan Tegal cenderung tidak stasioner, karena nilainya cenderung tidak

    bergerak naik turun pada sekitar nilai yang sama. Dari hasil kointegrasi pasangan kota

    Purwokerto dan Semarang didapati nilai probabilitas 0.708 lebih besar dari tingkat

    signifikansi 0.05, hal ini berarti bahwa pasangan kota Purwokerto dan Tegal tidak terjadi

    kointegrasi.

    Gambar d) diatas adalah grafik dari data IHK baru komoditas beras untuk pasangan

    kota Surakarta dan Tegal cenderung tidak stasioner, karena nilainya cenderung tidak bergerak

    0

    20

    40

    60

    80

    100

    120

    140

    160

    180

    1 4 7 101316192225283134374043464952555861646770

    smg

    tegal

  • naik turun pada sekitar nilai yang sama. Dari hasil kointegrasi pasangan kota Purwokerto dan

    Semarang didapati nilai probabilitas 0.776 lebih besar dari tingkat signifikansi 0.05, hal ini

    berarti bahwa pasangan kota Surakarta dan Tegal tidak terjadi kointegrasi.

    Gambar e) diatas adalah grafik dari data IHK baru komoditas beras untuk pasangan

    kota Tegal dan Semarang cenderung tidak stasioner, karena nilainya cenderung tidak

    bergerak naik turun pada sekitar nilai yang sama. Dari hasil kointegrasi pasangan kota

    Purwokerto dan Semarang didapati nilai probabilitas 0.030 lebih kecil dari tingkat

    signifikansi 0.05, hal ini berarti bahwa pasangan Tegal dan Semarang kota terjadi kointegrasi.

    Pada uji koreksi kesalahan kota Tegal dan Semarang tidak terdapat hubungan jangka pendek

    karena nilai probabilitas nya tidak stasioner yaitu 0.112 lebih besar dari nilai signifikasi 0.05.

    KESIMPULAN

    Dalam makalah ini dijelaskan proses pembuatan data IHK baru dengan menggunakan

    data lama. Dari data IHK baru dapat disimpulkan bahwa data runtun waktu tidak stasioner

    mempunyai hubungan keseimbangan jangka panjang, dan terdapat beberapa pasangan yang

    tidak mempunyai hubungan jangka panjang.

    DAFTAR PUSTAKA

    Damodar, N. Gujarati and Dawn C Porter (2009). Basic Econometrics, Fifth Edition. New

    York: McGraw-Hill Irwin.

    Endri, Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Inflasi. Jurnal Ekonomi Pembangunan

    hal.1-13. Vol.13 No.1 April 2008. http://www.scribd.com/doc/99703077/Faktor2-Konsumsi-

    Masyarakat. Diunduh pada 2 februari 2012.

    Kusuma, Briliant Vanda (2008). Analisis Faktor yang Mempengaruhi Konsumsi Masyarakat

    di Indonesia (Tahun 1988-2005). Universitas Islam Indonesia, Jogjakarta.

    http://journal.uii.ac.id/index.php/JEP/article/viewFile/47/144. Diunduh pada 10 februari

    2012.

    Saputra, Mariani Jaya., Setiawan, A., & Mahatma, Tundjung. 2012. Analisis Kointegrasi

    Data Runtun Waktu Indeks Harga Konsumen Beberapa Komoditas Barang di Jawa Tengah.

    Seminar Nasional Penelitan, Pendidikan, dan Penerapan MIPA UNY tanggal 2 Juni 2012.

    Widarjono, Agus (2009). Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya,Edisi ketiga. Yogyakarta

    : Ekonosia.

    Winarno,Wing Wahyu (2009). Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews, Edisi

    kedua.Yogyakarta : Unit Penerbit dan Percetakan (UPP STIM YKPN).

    Wooldridge, Jeffrey M (2009). Introductory Econometrics, Fourth Edition. Canada : South-

    Westren.

    http://www.scribd.com/doc/99703077/Faktor2-Konsumsi-Masyarakathttp://www.scribd.com/doc/99703077/Faktor2-Konsumsi-Masyarakathttp://journal.uii.ac.id/index.php/JEP/article/viewFile/47/144