Upload
ahmad-afifi
View
159
Download
6
Embed Size (px)
DESCRIPTION
bagaimana mengaplikasikan teori SWOT pada realitas
Citation preview
i
ANALISIS SWOT
MANAJEMEN KELEMBAGAAN
PONDOK PESANTREN BUSTANUTH THOLIBIN
DESA TEGARON KECAMATAN BANYUBIRU
KABUPATEN SEMARANG
TAHUN 2012/2013
SKRIPSI
Diajukan Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
Oleh :
MUHAMAD KHOIRUL ANAM
111 09 079
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SALATIGA
2014
ii
iii
iv
v
MOTTO
Mulailah HAL BAIK DENGAN segera
karena jika engkau berhasil
kau akan bahagia dan jika kau gagal
kau akan belajar dari kegagalan itu
(M. Khoirul Anam)
vi
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan Karyaku ini untuk :
Ayahanda M. Yunus dan ibunda Mukasonah
Karena dengan bimbingan, kasih sayang dan doa restu keduanyalah aku mampu
melangkah ke depan dengan penuh optimis untuk meraih cita-citaku
yang menjaga dan selalu mendoakanku
Kakak pertamaku Nur Kaifitus Sholikhah sekeluarga yang banyak memberikan
dukungan baik materi maupun non materi
Kakak ke duaku Mustamiroh sekeluarga terimakasih atas motivasi dan
bantuannya
Kh. Bahrodin Latif Dan Siti Sholikhah sekeluarga yang sudah memberikan izin
melakukan penelitian di pondok pesantren Bustanuth Tholibin
Kepada Ustadz Muhammad Asbihan sekeluarga yang banyak membantu dalam
penyelesaian SKRIPSI ini
Temen-teman aku seperjuangan yang selalu memberi semangat khususnya PAI C
angaktan 2009
Seseorang yang juga selalu memberikan motivasi dan mendoakan aku meski
belum ada di sampingku Lilik Muafa binti Muhammad Nur Abidin
vii
KATA PEGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah dan taufiqnya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan skripsi ini. Sholawat serta salam penulis haturkan
kepada junjungan Nabi Agung Muhammad SAW yang telah menuntun umatnya
kejalan kebenaran dan keadilan
Sebuah kewajiban yang tidak dapat ditawar dalam melengkapi persyaratan
guna memperoleh gelar sarjana pada Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri
(STAIN) Salatiga Jurusan Tarbiyah Pendidikan Agama Islam (PAI),maka dengan
segala daya dan upaya penulis meneyelesaikan karya imliah dalam bentuk skripsi
dengan judul “ANALISIS SWOT MANAJEMEN KELEMBAGAAN
PONDOK PESANTREN BUSTANUTH THOLIBIN DESA TEGARON
KECAMATAN BANYUBIRU KABUPATEN SEMARANG TAHUN
2012/2013”
Dengan selesainya penyusunan skripsi ini, penulis menyampaikan terima
kasih setulusnya kepada:
1. Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga.
2. Pembantu Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga.
3. Pembimbing skripsi, Drs. Abdul Syukur, M.Si, yang telah membimbing saya
dengan penuh kesabaran.
4. Segenap Bapak dan Ibu Dosen serta karyawan STAIN Salatiga yang telah
memberikan bekal ilmu dan pelayanan sehingga studi ini selesai.
5. Kepada pengasuh Pondok Pesantren Bustanuth Tholibin dan keluarga, Semua
dewan asatidz, seluruh santri Pondok Pesantren Bustanuth Tholibin dan
viii
Sekretraris Desa Tegaron, yang telah memberi ijin dan memberikan
informasi dalam penelitian ini.
6. Segenap keluarga besar, teman sahabat-sahabat terbaik yang menyertai dan
mendukung dalam menyelesaikan skripsi ini
Terimakasih atas semua yang kalian berikan, semoga apa yang pernah
penulis dapatkan dari kalian menjadi manfaat dan barokah bagi kita semua
amin.
Dengan segenap kesadaran, penulis mengakui bahwa masih terdapat
kekurangan dalam penyusunan skripsi ini. Besar harapan penulis atas segala
respon, saran kritik dari pembaca yang budiman. Semoga karya ini dapat
bermanfaat bagi siapa saja yang mau mengambil manfaat darinya amin.
Salatiga, 2 Maret 2014
Penulis
ix
ABSTRAK
Anam, Khoirul M. 2013. Analisis SWOT Manajemen Kelembagaan Pondok Pesantren
Bustanut Tholibin Desa Tegaron Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang
Tahun 2012/2013. Skripsi Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama
Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga. Pembimbing:
Drs. Abdul Syukur, M. Si
Kata Kunci: Analisis SWOT
Pondok pesantren mempunyai peranan yang besar dalam dunia pendidikan,
terutama dalam pendidikan Islam. Untuk mencetak generasi penerus yang cerdas dan
berahklaq mulia untuk mencapai semua itu maka perlu adanya manajemen pendidikan di
pondok pesantren tersebut, seperti pondok pesantren Bustanuth Tholibin Desa Tegaron.
Penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahui bagaimana manajemen pendidikan
pesantren di Pondok Pesantren Bustanuth Tholibin Tahun 2012/2013. Pertanyaan utama
yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah: (1) Apa Strength (kekuatan)
kelembagaan Pondok Pesantren Bustanuth Tholibin? (2) Apa Weakness
(kelemahan/kekurangan) kelembagaan Pondok Pesantren Bustanuth Tholibin? (3)Apa
Opportunity (peluang) untuk kemajuan kelembagaan Pondok Pesantren Bustanuth
Tholibin? (4) Apa Threat (ancaman) bagi kelembagaan Pondok Pesantren Bustanuth
Tholibin?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, maka penelitian ini menggunakan
pendekatan kualitatif yang menghasilkan data-data yang diperoleh dari objek penelitian
dengan metode wawancara, observasi dan dokumentasi, yang kemudian dilakukan
analisis dengan cara mendeskripsikan data dari informan, mereduksi data sesuai
kebutuhan penelitian, kemudian dianalisis oleh penulis, dan disimpulkan untuk menjawab
penelitian.
Temuan penelitian ini bahwa sistem pendidikan yang dilaksanakan di pondok
pesantren Bustanuth Tholibin yaitu dengan sistem salafiyah, manajemen yang
dilaksanakan di pondok pesantren Bustanuth Tholibin meliputi, manajemen personalia,
manajemen peserta didik, manajemen sarana dan prasarana, manajemen hubungan
masyarakat, Dalam pelaksanaannya ditemui sejumlah kekuatan untuk kemajuan pondok
pesantren tersebut antara lain penggunaan metode salafiyah yang sebagian besar pondok
pesantren sekarang menggunakan metode campuran (salafiyah dan modern), kemandirian
santri, hubungan antara pengasuh, pengurus dan santri yang terjaga dengan baik, sarana
yang memadai dan tersedianya kejar pakt C, sedangkan kelemahan dari pondok pesantren
ini antara lain kurang tenaga pengajar, kurang mampu dalam pengoprasian elektronik,
belum tertatanya manajemen dengan baik, semangat santri yang kadang menurun oleh
kelelahan, tidak adanya honor bagi para ustadz dan tanpa adanya standarisasi bagi ustadz
yang hendak mengajar di pondok tersebut, peluang bagi pondok Bustanuth Tholibin
antara lain masyarakat yang berpotensi menjadi pengajar pondok, sumber daya alam yang
melimpah, untuk ancaman bagi pondok sendiri tidak adanya minat masyarakat untuk
menjadi pengajar di pondok, kurang terawatnya peralatan persewaan dan adanya pesaing
tempat persewaan yang bisa mengurangi pendapatan bagi pondok pesantren.
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................ ii
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................ iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ..................................... iv
MOTTO ......................................................................................................... v
PERSEMBAHAN ............................................................................................ vi
KATA PENGANTAR ..................................................................................... vii
ABSTRAK ....................................................................................................... ix
DAFTAR ISI ................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1
B. Fokus Penelitian ............................................................................ 5
C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 6
D. Kegunaan Penelitian ...................................................................... 6
E. Penegasan Istilah ........................................................................... 7
F. Metode Penelitian .......................................................................... 8
G. Sistematika Penulisan ................................................................... 12
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Analisis SWOT (Strength, Weaknesses, Opportunities, Threats) . 15
1. Pengertian ............................................................................... 16
2. Faktor-faktor Kekuatan ........................................................... 16
3. Faktor-faktor Kelemahan ......................................................... 17
4. Faktor-faktor Peluang............... ................................................ 18
5. Faktor-faktor Ancaman ........................................................... 19
xi
B. Manajemen Kelembagaan Pendidikan Pondok Pesantren ............. 20
1. Pengertian Manajemen Kelembagaan Pendidikan Pondok ..... 20
2. Pengertian Pondok Pesantren .................................................. 27
3. Elemen-elemen Pondok Pesantren............... ............................ 28
4. Macam-macam Pondok Pesantren .......................................... 33
BAB III PAPARAN DATA
A. Sejarah berdirinya pondok pesantren Bustanuth Tholibin ........... 35
B. Letak geografis pondok pesantren Bustanut Tholibin ................... 36
C. Pengelolaan pondok pesantren Bustanuth Tholibin ...................... 36
1. Profil pondok pesantren Bustanuth Tholibin .......................... 36
2. Visi dan Misi Bustanuth Tholibin ............................................ 37
3. Pengurus Pondok Pesantren Bustanuth Tholibin .................... 37
4. Sumber Dana Pondok Pesantren Bustanuth Tholibin ............. 38
5. Daftar Santri Pondok Pesantren Bustanuth Tholibin ............... 38
6. Struktur Organisasi .................................................................. 40
7. Tata Tertib Pondok Pesantren Bustanuth Tholibin .................. 41
8. Data Informan .......................................................................... 43
9. Manajemen Personalia ............................................................ 46
10. Manajemen Peserta Didik......................................................... 48
11. Manajemen Sarana dan Prasarana ........................................... 49
12. Manajemen Hubungan Masyarakat ......................................... 49
D. Kurikulum dan Pengajaran Bustanuth Tholibin ............................ 50
1. Jadwal Pelajaran Pondok Pesantren Bustanuth Tholibin ........ 54
2. Jadwal Kegiatan Harian, Mingguan dan Bulanan .................. 70
3. Kegiatan Pendidikan ................................................................ 72
4. Evaluasi Pembelajaran ............................................................. 73
E. Latar Belakang Snatri Pondok Pesantren Bustanuth Tholibin ....... 74
xii
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Faktor-faktor Kekuatan Pondok Pesantren Bustanuth Tholibin Tahun
2013 ................................................................................................ 77
B. Faktor-faktor Kelemahan Pondok Pesantren Bustanuth Tholibin Tahun
2013 ................................................................................................ 80
C. Faktor-faktor Peluang Pondok Pesantren Bustanuth Tholibin Tahun
2013 ................................................................................................ 83
D. Faktor-faktor Ancaman Pondok Pesantren Bustanuth Tholibin Tahun
2013 ................................................................................................ 84
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................... 86
B. Saran ............................................................................................... 87
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel I .................................................................................................. 36
Tabel II .................................................................................................. 37
Tabel III .................................................................................................. 38
Tabel IV .................................................................................................. 39
Tabel V .................................................................................................. 40
Tabel VI …..... ......................................................................................... 46
Tabel VII … .............................................................................................. 54
Tabel VIII .................................................................................................. 70
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pondok Pesantren merupakan lembaga pendidikan tertua di Indonesia
sudah menjadi suatu kenyataan. Lembaga pendidikan pondok pesantren juga
menjadi satu-satunya lembaga pendidikan non formal yang jasanya tidak
diragukan lagi di tengah-tengah masyarakat, khususnya di bidang keagamaan.
Pendidikan pondok pesantren yaitu pendidikan Islam yang diselenggarakan
secara tradisional, bertolak dari pengajaran Qur’an dan hadis dan merancang
segenap pendidikannya untuk mengajarkan kepada para siswa Islam sebagai
cara hidup atau way of life (Yasmadi, 2002:59). Bagi sebagian besar umat
Islam di Indonesia berpendapat bahwa pondok pesantren ini menjadi wahana
dan sarana bagi mereka dalam menuntut ilmu agama, sehingga mereka
meyakini dengan masuk di pondok pesantren mereka akan mendapatkan
pengetahuan-pengetahuan keagamaan yang tidak mereka dapatkan pada
pendidikan formal. Jika ada lembaga pendidikan Islam yang sekaligus juga
memainkan peran sebagai lembaga bimbingan keagamaan, keilmuan,
kepelatihan, pengembangan masyarakat, dan sekaligus menjadi simpul
budaya, maka itulah pondok pesantren (Nafi’ dkk, 2007:11).
Firman Allah Surat taubah ayat 122 yang berbunyi :
2
Artinya :“Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan
perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka
beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang
agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka
Telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya”.
(QS. At-Taubah:122)
Sesuai dengan firman diatas, maka pondok pesantren menjadi salah
satu tempat untuk memperdalam ilmu agama, keteraturan pendidikan di
dalamnya terbentuk karena pengajian yang bahannya diatur sesuai urutan
penjenjangan kitab (Nafi’ dkk, 2007:12).
Pada perkembangannya pertumbuhan pondok pesantren di Indonesia
dirasakan begitu pesat, hal ini dapat kita lihat dengan banyaknya bangunan-
bangunan pondok pesantren yang ada di setiap daerah, bahkan kadang dalam
satu desa terdapat 2 atau lebih pondok pesantren. Pertumbuhan jumlah pondok
pesantren yang begitu pesat ini kadang tidak diimbangi dengan minat para
warga/orang tua untuk memasukkan anak mereka di pondok pesantren.
Di zaman modern seperti saat ini, pondok pesantren terbagi menjadi
dua yaitu pondok pesantren salafiyah/tradisional dan pondok pesantren
modern. Pondok pesantren salafiyah biasanya memberikan materi-materi
tentang kitab-kitab kuning, khafidz (hafalan Alqur’an), dan kitab-kitab masa
lalu. Kalau pondok pesantren modern biasanya selain mengajarkan kitab-kitab
kuning juga memberikan pelajaran tentang teknologi dan infomasi yang
disesuaikan dengan perkembangan zaman. Dengan klasifikasi tersebut
warga/masyarakat diberikan kebebasan dalam memilih pondok pesantren yang
seperti apa yang mereka minati.
3
Pondok pesantren yang sudah memiliki “nama” atau sudah dikenal
oleh masyarakat karena memiliki banyak prestasi diantaranya pondok
pesantren yang memiliki program unggulan dan sering menjuarai kompetisi
program tersebut ataupun pondok pesantren yang memiliki alumni berprestasi
ketika mereka terjun kemasyarakat akan lebih menarik para orang tua untuk
memasukkan putra-putrinya ke pondok pesantren tersebut. Berbeda dengan
pondok pesantren yang hanya monoton dalam penyajian materi pembelajaran
tentunya sangat berdampak pada daya tarik orang tua dalam memasukkan
anaknya ke pondok pesantren tersebut. Faktor lingkungan tempat tinggal juga
begitu mempengaruhi ketertarikan orang tua dalam memasukkan anaknya
pada pondok pesantren, lingkungan yang sebagian besar warganya
memasukkan anak mereka di pondok pesantren akan berdampak banyaknya
anak yang ikut masuk di pondok pesantren berbeda dengan lingkungan yang
sebagian kecil anak-anaknya masuk pesantren juga akan berdampak sedikitnya
anak yang berminat belajar di pondok pesantren.
Desa Tegaron Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang menjadi
salah satu desa yang memiliki dua pondok pesantren, yaitu Pondok Pesantren
Bustanuth Tholibin dan Pondok Pesantren Sabilul Huda. Kedua pondok
tersebut letaknya berdekatan, masih berada pada satu Dusun. Pada awal
berdirinya kedua pondok tersebut memiliki begitu banyak santri baik putra
maupun putri bahkan sampai bangunan pondok tersebut tidak dapat
menampung mereka sehingga ada sebagian yang tidur di “ndalem” (rumah
pengasuh pondok pesantren). Sebagian besar dari santri tersebut berasal dari
4
luar wilayah desa Tegaron. Hal ini yang membuat prihatin penulis yang
tinggal di wilayah Tegaron karena kurang minatnya warga sekitar pondok
pesantren untuk memasukkan putra putrinya pada kedua pondok tersebut.
Warga desa Tegaron kurang lebih berjumlah 5.000 (tahun 2013) orang
dengan persentase sekitar 40% adalah warga usia sekolah. Akan tetapi hanya
sebagian kecil dari anak-anak tersebut yang menempuh belajar di pondok
pesantren itupun mereka tempuh pada pondok pesantren yang ada di luar
wilayah Tegaron.
Salah satu penyebab kurang minatnya masyarakat sekitar untuk
memasukkan anaknya di pondok adalah sistem manajemen kelembagaan
pondok pesantren yang masih lemah. Sistem manajemen kelembagaan tersebut
diantaranya adalah masih belum berjalannya struktur organisasi yang ada, hal
ini dapat kita lihat dengan berbagai kegiatan yang berjalan di pondok
pesantren tersebut masih menunjukkan ketidak aturan dan masih bergantung
pada salah satu ustadz/kyai. Selain struktur organisasi yang belum berjalan
dengan semestinya struktur kurikulum dan pengolahan keuangan yang belum
berjalan dengan baik, menjadi anggapan sebagian masyarakat bahwa sistem
kelembagaan pondok pesantren tidak sesuai dengan perkembangan zaman.
Meskipun lembaga pondok pesantren Bustanuth Tholibin telah
menyelenggarakan kejar paket C yang setara dengan SMA.
Sistem kelembagaan pondok pesantren Bustanut Tholibin pada zaman
modern sekarang ini masih ada yang menggunakan sistem kelembagaan
salafiyah yang dalam pelaksanaan pendidikan hanya memberikan pendidikan
5
agama dan tidak ada dukungan pendidikan formal. Biasanya pondok pesantren
yang semacam ini kurang diminati masyarakat karena masyarakat yang hidup
pada zaman modern ini lebih berpikir bahwa pendidikan formal (sekolah)
lebih penting dibandingkan pendidikan yang hanya di pondok pesantren saja.
Berdasarkan latar belakang tersebut, penelitian penulis akan terfokus
pada hal yang berkaitan dengan sistem manajemen kelembagaan Pondok
Pesantren Bustanuth Tholibin Desa Tegaron, Kecamatan Banyubiru,
Kabupaten Semarang. Bagaimanakah sistem manajemen kelembagaan pondok
pesantren Bustanuth Tholibin yang dijalankan selama ini, dan bagaimana
pengaruhnya terhadap minat warga sekitar untuk belajar pada pondok tersebut.
B. Fokus Penelitian
Dengan latar belakang di atas dari penulis menyimpulkan fokus
penelitiannya yaitu:
1. Apa Strength (kekuatan) kelembagaan Pondok Pesantren Bustanuth
Tholibin?
2. Apa Weakness (kelemahan/kekurangan) kelembagaan Pondok Pesantren
Bustanuth Tholibin?
3. Apa Opportunity (peluang) untuk kemajuan kelembagaan Pondok
Pesantren Bustanuth Tholibin?
4. Apa Threat (ancaman) bagi kelembagaan Pondok Pesantren Bustanuth
Tholibin?
6
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui apa saja yang menjadi Strength (kekuatan)
kelembagaan Pondok Pesantren Bustanuth Tholibin.
2. Untuk mengetahui Weakness (kelemahan) kelembagaan Pondok Pesantren
Bustanuth Tholibin.
3. Untuk mengetahui Opportunity (peluang) kelembagaan Pondok Pesantren
Bustanuth Tholibin.
4. Untuk mengetahui Threat (ancaman) kelembagaan Pondok Pesantren
Bustanuth Tholibin selama ini.
D. Kegunaan Penelitian
Kegunaan yang diperoleh dalam penelitian adalah :
1. Secara Teoritis
a. Bagi pondok pesantren yang menjadi fokus perhatian hasil studi ini
diharapkan bermanfaat sebagai bahan dokumentasi historis dan bahan
pertimbangan untuk mengambil langkah-langkah guna meningkatkan
kualitas pengasuhan dan pendidikan santri, mengingat sejauh ini jarang
sekali ada studi yang khusus membicarakan pesantren tentang
manajemen kelembagaan.
b. Bagi kalangan akademisi, khususnya yang berkecimpung dalam dunia
pendidikan Islam, hasil studi ini diharapkan bermanfaat paling tidak
sebagai tambahan informasi untuk memperluas wawasan guna sama-
sama memikirkan masa depan pondok pesantren di negara ini pada
khususnya dan masa depan pendidikan Islam pada umumnya.
7
2. Secara Praktis
a. Memberikan wacana baru bagi pengasuh dan pengurus pondok
pesantren mengenai analisis SWOT dalam manajemen kelembagaan
pondok pesantren.
b. Meningkatkan pengetahuan bagi penulis dan pembaca.
E. Penegasan Istilah
Untuk dapat mengambil suatu pengertian yang jelas dan terhindar dari
kesalah pahaman dalam memahami judul skripsi diatas yaitu: ANALISIS
SWOT (Strengh, Weaknesses, Opportunities, Threats) MANAJEMEN
KELEMBAGAAN PONDOK PESANTREN BUSTANUTH THOLIBIN
DESA TEGARON KECAMATAN BANYUBIRU KABUPATEN
SEMARANG TAHUN 2012/2013, maka penulis perlu menjelaskan maksud
dan arti dari berbagai istilah yang ada pada judul tersebut.
1. Analisis SWOT (Strengh, Weaknesses, Opportunities, Threats)
Analisis adalah kata benda yang berarti proses pencarian jalan
keluar (pemecahan masalah) yang berangkat dari dugaan kebenarannya;
penyelidikan terhadap suatu peristiwa untuk mengetahui keadaan yang
sebenarnya; penyelidikan kimia dengan menguraikan sesuatu untuk
mengetahui zat-zat yang menjadi bagiannya; penguraian suatu pokok atas
berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan
antar bagian untuk mendapatkan pengertian yang tepat dan pemahaman
makna keseluruhan (Fajri, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia:58).
Sedangkan SWOT yang merupakan singkatan dari Strengh (kekuatan),
8
Weaknesses (kelemahan), Opportunities (peluang), dan Threats
(ancaman) adalah salah satu instrumen analisis yang andal dalam usaha
mengembagkan lembaga pendidikan (Baharuddin & Makin, 2010:40).
2. Manajemen Kelembagaan
Kata manajemen secara etimologis berarti mengelola, memeriksa atau
mengawasi dan mengurus (Baharuddin & Makin, 2010:48). Lembaga
Pendidikan Islam adalah suatu wadah atau organisasi yang
meyelenggarakan kegiatan pendidikan berdasarkan nilai-nilai ajaran
Islam (Baharuddin & Makin 2010:54).
3. Pondok Pesantren
Pondok Pesantren adalah lembaga keagamaan, yang memberikan
pendidikan dan pengajaran serta mengembangkan dan menyebarkan ilmu
agama Islam (Nasir, 2005:80).
Dari beberapa istilah diatas, dapat diambil pengertian bahwa yang
dimaksudkan oleh judul skripsi ini adalah suatu penelitian lapangan analisis
tentang sistem manajemen kelembagaan secara menyeluruh di pondok
pesantren Bustanuth Tholibin Tegaron, Kecamatan Banyubiru Kabupaten
Semarang Tahun 2012/2013.
F. Metode Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan kualitatif. Metode penelitian kualitatif sering disebut metode
penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang
9
alamiah (natural setting); disebut juga sebagai metode etnografi, karena
pada awalnya metode ini lebih banyak digunakan untuk penelitian bidang
antropologi budaya; disebut sebagai metode kualitatif, karena data yang
terkumpul dan analisisnya bersifat kualitatif (Sugiyono, 2009:8).
Penggunaan metode ini karena untuk memahami interaksi sosial
yang kompleks hanya dapat diurai kalau peneliti melakukan penelitian
dengan metode kualitatif dengan cara ikut berperan serta dan wawancara
mendalam, agar ditemukan pola-pola hubungan yang jelas (Sugiyono,
2009:24).
2. Lokasi dan Informan Penelitian
Penelitian ini dilakukan di pondok pesantren Bustanuth Tholibin
Dusun Krajan I, Desa Tegaron, Kecamatan Banyubiru Kabupaten
Semarang Tahun 2012/2013. Informan yang dilibatkan dalam penelitian
ini adalah pengasuh, pengurus, santri dan tokoh masyarkat.
Data mengenai sejarah (riwayat) pesantren baik tahun berdiri,
masa keemasan maupun masa kemunduran bersumber dari pengasuh,
sementara data mengenai kurikulum dan hal-hal yang terkait dengan
pelaksanaan manajemen kelembagaan akan diperoleh dari pengurus.
Pengalaman-pengalaman santri selama mengikuti kegiatan belajar
mengajar di pondok pesantren akan melengkapi data yang dibutuhkan.
3. Metode Pengumpulan Data
Sesuai dengan sumber datanya, maka prosedur dalam
pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah:
10
a. Metode Dokumentasi
Dokumentasi berasal dari kata dokument artinya barang tertulis.
Di dalam metode dokumentasi penelitian melihat, membaca dan
menyelidiki benda-benda tertulis seperti, majalah, dokumen, peraturan,
notulen rapat, catatan harian dan sebagainya (Hadi, 1981:145). Hal ini
penulis lakukan untuk mendapatkan data-data tertulis dan
terdokumentasikan dalam bentuk cetak dan gambar yang relevan
dengan topik penelitian. menggunakan dokumen sebagai sumber data
meliputi rekaman dalam bentuk tulisan maupun gambar (Daimon,
2008:343). Metode ini penulis gunakan untuk mengumpulkan data-data
yang berupa lokasi, jadwal pelajaran, tata tertib pondok pesantren dan
kegiatan belajar mengajar di pondok pesantren Bustanuth Tholibin.
b. Metode Observasi Participant
Metode observasi adalah penyelidikan yang dijalankan secara
sistematik dan sengaja dilakukan dengan menggunakan alat indera
terhadap kejadian dan langsung ditangkap pada waktu kejadian
(Walgito, 1995:49). Observasi yang diamati penulis adalah manajemen
kelembagaan pondok pesantren dengan cara mengikuti proses belajar
mengajar, rapat-rapat yang diselenggarakan oleh pengurus dan santri
pondok pesantren Bustanuth Tholibin, untuk mendapatkan data yang
berupa hasil musyawarah tersebut seperti kurikulum yang akan dipakai
dan pergantian kepengurusan, jadwal piket dan pergantian ketua kamar
dan kelas.
11
c. Metode Wawancara Mendalam (In Dept Interview)
Interview sering disebut wawancara, kuesioner lisan yang
merupakan sebuah dialog yang dilaksanakan oleh pewancara untuk
memperoleh informasi dari wawancara (Walgito, 1995:149). Dalam
metode ini penulis melakukan wawancara dengan pihak terkait antara
lain pengasuh, pengurus, santri, alumni dan tokoh masyarakat untuk
mengumpulkan data tentang kurikulum, kepengurusan, pembiayaan,
latar belakang santri dan mata pencaharian wali santri pondok pesantren
Bustanuth Tholibin.
4. Analisis Data
a. Analisis Domain
Analisis domain biasanya dilakukan untuk memperoleh
gambaran/pengertian yang bersifat umum dan relatif menyeluruh
tentang apa yang tercakup disuatu fokus/pokok permasalahan yang
tengah diteliti (Faisal, 1990:91). Penulis mendapat petunjuk dari
analisis data tentang manajeman kelembagaan baik yang berhubungan
dengan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman (Strengh,
Weaknesses, Opportunities, Threats) atau disingkat SWOT pada
pondok pesantren Bustanuth Tholibin desa Tegaron Kecamatan
Banyubiru Kabupaten Semarang pada tahun 2012/2013.
b. Analisis Taksonom
Pada analisis ini fokus penelitian ditetapkan terbatas pada
domain tertentu yang sangat berguna dalam upaya mendeskripsikan
12
atau penjelasan fenomena/fokus yang menjadikan sasaran semula
penelitian (Faisal, 1990:91). Dalam hal ini, apa saja yang berhubungan
dengan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman pada kelembagaan
pondok pesantren Bustanuth Tholibin desa Tegaron Kecamatan
Banyubiru Kabupaten Semarang pada tahun 2012/2013.
c. Analisis Komponensial
Untuk analisis komponensial ini sendiri peneliti
mengorganisasikan "kesamaan elemen" melainkan kontras elemen
dalam domain yang diperoleh melalui observasi atau wawancara
terseleksi (Faisal. 1990:102). Yang dilakukan peneliti dengan pengasuh,
pengurus, santri dan tokoh masyarakat.
5. Pengecekan Keabsahan Data
Untuk validitas data yang dikumpulkan oleh peneliti benar-
benar dapat dipertanggung jawabkan terhadap para pembaca, dengan
menggunakan teknik antara lain:
a. Triangulasi data yaitu mengumpulkan data yang sejenis dari beberapa
sumber data yang berbeda.
b. Diskusi dengan teman sejawat.
G. Sistematika Penulisan
Dalam skripsi ini peneliti bermaksud untuk membahas tentang Analisis
SWOT Manajemen Kelembagaan di pondok pesantren Bustanuth Tolibin.
Oleh karena itu, untuk mempermudah pembaca mengikuti pembahasan skripsi
ini, peneliti menyusun sistematika pembahasannya sebagai berikut:
13
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab pendahuluan ini berisi tentang latar belakang masalah,
fokus penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian,
penegasan istilah, metode penelitian yang meliputi pendekatan
penelitian,lokasi dan informan penelitian, metode pengumpulan
data, analisis data dan sistematika penulisan.
BAB II : KAJIAN PUSTAKA
Pada bab kajian pustaka ini, dikupas berbagai pembahasan teori
yang menjadi landasan teoritik penelitian yang meliputi
pengertian analisis swot, faktor-faktor kekuatan, faktor-faktor
kelemahan, faktor-faktor peluang, faktor-faktor ancaman,
pengertian manajemen kelembagaan pendidikan pondok
pesantren, manajemen kurikulum dan pembelajaran anatara lain,
manajemen personalia, manajemen peserta didik, manajemen
administrasi madrasah, manajemen sarana dan prasarana,
manajemen keuangan, manajemen hubungan masyarakat ,
pengertian pondok pesantren, elemen-elemen pondok pesantren
dan macam-macam pondok pesantren.
BAB III : LAPORAN HASIL PENELITIAN
Paparan data dan hasil temuan yang berupa sejarah berdiri, letak
geografis, pengelolaan pondok pesantren yang berisi tentang
profil, visi dan misi, pengurus, sumber dana, daftar santri,
struktur, tata tertib, informan, manajemen personalia,manajemen
14
peserta didik, Manajemen sarana dan prasarana, kurikulum dan
pengajaran yang berisikan jadwal pelajaran, jadwal kegiatan hari,
minggu dan bulanan, kegitana pendidikan, evaluasi pembelajaran
dan latar belakang santri pondok pesantren Bustanuth Tholibin.
BAB IV : ANALISIS/HASIL PENELITIAN
Pada bab analisis, akan dilakukan analisis terhadap data yang
terkumpul, dengan pentahapan, menyimpulkan landasan teori,
mendiskripsikan hasil wawancara tentang apasaja yang menjadi
kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman pondok pesantren
Bustanuth Tholibin.
BAB V : PENUTUP
Mengakhiri penulisan skripsi pada bab ke lima menguraikan
mengenai kesimpulan akhir dari hasil penelitian saran yang
berhubungan dengan pihak-pihak terkait dari subjek penelitian.
Bagian akhir dari skripsi ini berisi lampiran-lampiran.
15
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Analisis SWOT (Strengh, Weaknesses, Opportunities, Threats)
Lembaga pendidikan merupakan sebuah organisasi, dimana dalam
setiap organisasi perlu diadakan perubahan. Perubahan yang terjadi dalam
lembaga pendidikan merupakan reaksi terhadap perubahan lingkungan sekitar,
baik secara langsung maupun tidak. Melakukan perubahan yang efektif atau
strategi pengembangan semacam ini, bukan saja merupakan keharusan demi
kelangsungan organisasi, melainkan juga merupakan tantangan yang perlu
diantisipasi agar organisasi bisa tetap eksis, bertahan hidup serta mampu
bersaing dengan organisasi lain. Firman Allah dalam Al Qur’an yang
menjelaskan tentang luasnya pengetahuan.
Artinya: katakanlah sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-
kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis
(ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun kami datangkan
tambahan sebanyak itu (pula)" (QS. Kahfi: 109)
Untuk mencapai kemajuan tentunya perlu adanya perubahan yang
bersamaan sesuai dengan kebutuhan. Minimal ada tiga sumber yang
mendorong sebuah organisasi dalam melakukan sebuah perubahan, yaitu
kekuatan internal, kekuatan eksternal, dan kekuatan pemimpin atau manajer
(Baharuddin & Makin 2010:36).
16
1. Pengertian
Analisis adalah kata benda yang berarti proses pencarian jalan
keluar (pemecahan masalah) yang berangkat dari dugaan kebenarannya;
penyelidikan terhadap suatu peristiwa untuk mengetahui keadaan yang
sebenarnya; penyelidikan kimia dengan menguraikan sesuatu untuk
mengetahui zat-zat yang menjadi bagiannya; penguraian suatu pokok atas
berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan
antar bagian untuk mendapatkan pengertian yang tepat dan pemahaman
makna keseluruhan (Fajri, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia:58).
SWOT yang merupakan singkatan dari Strengh (kekuatan), Weaknesses
(kelemahan), Opportunities (peluang), dan Threats (ancaman) adalah
salah satu instrumen analisis yang andal dalam usaha mengembagkan
lembaga pendidikan (Bahruddin & Makin, 2010:40).
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud
dengan analisis SWOT adalah pencarian jalan keluar dari dugaan
kebenaran yang berkaitan dengan kekuatan, kelemahan, peluang dan
ancaman suatu lembaga.
2. Faktor-faktor Kekuatan
Faktor-faktor kekuatan dalam sebuah lembaga pendidikan adalah
kompetensi khusus, yang berakibat pada pemilikan keunggulan
komparatif lembaga pendidikan tersebut. Dikatakan demikian karena
satuan pendidikan memiliki sumber keterampilan, produk andalan dan
17
sebagainya yang membuatnya lebih unggul dari para pesaingnya dalam
memuaskan pelanggan (peserta didik dan orang tua).
Sebagai contoh bidang keunggulan, antara lain kekuatan pada
sumber keuangan, citra yang positif, keunggulan kedudukan di
masyarakat, loyalitas pengguna dan kepercayaan berbagai pihak yang
berkepentingan. Sedangkan kekuatan lembaga pendidikan Islam di era
otonomi pendidikan, antara lain sumber daya manusia yang secara
kuantitatif besar, hanya saja perlu pembenahan dari segi kualitas. Selain
itu, atusiasme pelaksanaan pendidikan Islam sangat tinggi, yang didukung
dengan sarana prasarana pendidikan cukup memadai. Hal lain dari faktor
keunggulan
Lembaga pendidikan Islam adalah, kebutuhan masyarakat terhadap
yang transendental sangat tinggi, dan itu sangat mungkin diharapkan dari
proses pendidikan di lembaga pendidikan Islam (Baharuddin & Makin,
2010:41).
3. Faktor-faktor Kelemahan
Dalam praktiknya, berbagai keterbatasan dan kekurangmampuan
bila terlihat pada sarana prasarana yang dimiliki pendidikan Islam. Selain
itu, kemampuan manajerial kepala madrasah yang rendah, serta
keterampilan pemasaran yang tidak sesuai dengan tuntutan pasar menjadi
penghambat dari kemajuan lembaga pendidikan Islam. Produk (out put)
yang dihasilkan dari lembaga pendidikan Islam pun kurang diminati oleh
18
baik oleh pelanggan maupun masyarakat luas (Baharuddin & Makin,
2010:41).
Untuk itu, beberapa faktor kelemahan yang harus segera dibenahi
oleh para pengelola pendidikan Islam, antara lain: (1) lemahnya SDM
lembaga pendidikan Islam, (2) sarana dan prasarana pendidikan yang
masih sebatas pada sarana wajib saja, (3) lembaga pendidikan Islam
swasta umumnya kurang bisa menangkap peluang, sehingga mereka
hanya merasa puas dengan keadaan yang mereka hadapi sekarang ini, (4)
out-put lembaga pendidikan Islam belum sepenuhnya bersaing dengan
output lembaga pendidikan yang lain dan sebagainya (Baharuddin &
Makin, 2010:41).
4. Faktor-faktor Peluang
Peluang adalah sebagai situasi lingkungan eksternal yang
menguntungkan bagi sebuah lembaga pendidikan. Situasi lingkungan
tersebut, misalnya: (1) kecenderungan penting yang terjadi di kalangan
peserta didik, (2) identifikasi suatu layanan pendidikan yang belum
mendapat perhatian, (3) perubahan dalam keadaan persaingan, (4)
hubungan dengan para pengguna atau pelanggan, dan sebagainya.
Peluang pengembangan lembaga pendidikan Islam, antara lain
a) Di era yang sedang krisis moral dan krisis kejujuran seperti sekarang
ini diperlukan peran serta pendidikan agama Islam yang lebih
dominan.
19
b) Pada kehidupan masyarakat kota dan modern yang cenderung
konsumtif dan hedonis, membutuhkan penyejuk jiwa, sehingga
fenomena kajian-kajian agama berdimensi sufistik kian menjamur. Ini
menjadi salah satu peluang bagi pengembangan lembaga pendidikan
Islam di masa depan.
c) Secara historis dan realitas, mayoritas penduduk Indonesia adalah
muslim, bahkan merupakan komunitas muslim terbesar di seluruh
dunia. Ini merupakan peluang yang sangat strategis bagi pentingnya
manajemen pengembangan lembaga pendidikan Islam di masa
mendatang (Baharuddin & Makin, 2010:42).
5. Faktor-faktor Ancaman
Lembaga pendidikan pasti ada ancaman baik dari internal maupun
eksternal lembaga tersebut. Dari internal misalnya peserta didik,
pendidik, metode bahkan sampai pada administrasi lembaga, semua itu
bisa menjadi target ancaman suatu lembaga. Sedang dari eksternal
hubungan dengan masyarakat salah satunya.
Ancaman merupakan kebalikan dari peluang. Ancaman menjadi
faktor-faktor lingkungan yang tidak menguntungkan suatu lembaga
pendidikan. Bila ancaman tidak diatasi, maka akan menjadi penghalang
bagi majunya lembaga pendidikan, baik untuk masa sekarang maupun
yang akan datang. Contoh ancaman, antara lain: minat peserta didik baru
(input) yang turun, meningkatnya angka kenakalan remaja,
20
perkembangan dan perubahan teknologi yang belum dikuasai, dan lain-
lain (Baharuddin & Makin, 2010:42).
B. Manajemen Kelembagaan Pendidikan Pondok Pesantren
1. Pengertian Manajemen Kelembagaan Pendidikan Pondok Pesantren
Pesantren akan berubah, sedang memulai perubahan, dan telah
berubah. Dalam hal ini pesantren-pesantren yang sudah lama memahami
arti penting suatu perubahan, ia telah mengalami perubahan. Pesantren-
pesantren yang baru menyadari pentingnya arti perubahan, ia sedang
memulai perubahan. Sedangkan pesantren-pesantren yang masih mencoba
memahami arti penting perubahan, ia baru akan berubah. Dari mengisolasi
diri ke arah terbuka, dari keterbelakangan ke arah kemajuan, dan yang
terpenting, dari menerima takdir nasib pesantren yang pinggiran, ke upaya
membentuk takdir baru bagi dunia pesantren dan kiai. Sedangkan untuk
merubah suatu pesantren dibutuhkan sebuah manajemen kelembagaan
pendidikan yang baik. Lembaga pendidikan Islam seperti pesantren
merupakan suatu wadah atau organisasi yang menyelenggarakan kegiatan
pendidikan berdasarkan nilai-nilai ajaran Islam, maka yang dimaksud
manajemen kelembagaan pendidikan pesantren adalah suatu upaya
sistematis dalam merencana, mengorganisasi, memimpin dan
mengendalikan lembaga pendidikan dengan segala aspeknya untuk
mencapai tujuan secara efektif dan efisien agar seluruh komponen sistem
lembaga pendidikan pesantren berkembang kearah yang lebih baik, lebih
besar dan lebih sempurna (Baharuddin & Makin, 2010:54). Adapun hal-
21
hal untuk mencapai lembaga pesantren yang lebih baik dan sempurna itu
dibutuhkan banyak hal meliputi: bidang pembelajaran/ketenagaan,
ketenagaan, administrasi, sarana prasarana, keuangan dan partisipasi
masyarakat.
Pondok adalah asrama bagi para santri yaitu sebuah asrama
pendidikan Islam tradisional dimana para siswa tinggal bersama dan
belajar dibawah bimbingan seorang atau lebih guru yang di kenal dengan
sebutan kyai (Ghofur, 2009: 9).
Pondok sebagai wadah pendidikan manusia seutuhnya sebagai
operasionalisasi pendidikan yakni mendidik dan mengajar. Mendidik
secara keluarga berlangsung di pondok sedangkan mengajarnya
berlangsung di kelas dan mushola. Hal inilah merupakan fase pembinaan
dan peningkatan kualitas manusia sehingga ia bisa tampil sebagai kader
masa depan, oleh karena itu pondok pesantren merupakan lembaga
pendidikan yang pertama mengembangkan lingkungan hidup dalam arti
kata pengembangan manusia dari segi mentalnya.
Selain sebagai tempat tinggal pondok/asrama merupakan tempat
belajar, bermasyarakat baik dengan sesama santri maupun masyarakat
sekitar serta tempat untuk menimba ilmu agama Islam sebanyak-
banyaknya sebagai bekal di masyarakat dan bekal di akhirat nanti.
a. Manajemen Kurikulum dan Pembelajaran
Kurikulum sering dimaknai sebagai seperangkat mata pelajaran
yang harus ditempuh oleh peserta didik untuk memperoleh ijazah.
22
Pandangan demikian berimplikasi pada kegiatan pembelajaran di
sekolah/madrasah lebih mengacu kepada ketuntasan materi. Hal ini
menyebabkan output yang dihasilkan lebih menitik beratkan kepada
kemampuan kognitif peserta didik. Kegiatan belajar mengajar yang
diusung hanya berpusat pada guru, sehingga aspek-aspek lain sering
terabaikan (Baharuddin & Makin, 2010:55).
Dalam arti luas, kurikulum adalah segala upaya dan kegiatan
yang mempengaruhi proses belajar. Dengan demikian, setiap kegiatan
yang mempengaruhi proses pendidikan, baik langsung maupun tidak
langsung merupakan bagian dari kurikulum (Halim. A dkk, 2005:20).
Ruang lingkup studi tentang manajemen pengembangan
kurikulum menurut hamalik
1) Manajemen perencanaan dan pengembangan kurikulum; dalam
konteks ini dipelajari masalah perencanaan kurikulum, beberapa
faktor mendasar dan metodologi pengembangan kurikulum yang
akan dilaksanakan.
2) Manajemen pelaksanaan kurikulum; kegiatan ini erat kaitannya
dengan seberapa jauh keterlaksanaan kurikulum di sekolah atau
lembaga pendidikan dan latihan.
3) Supervisi pelaksanaan kurikulum; bidang ini erat kaitannya
dengan upaya pembinaan dan pengembangan kemampuan
personal sekolah/madrasah, yang mendapat tanggung jawab dalam
proses pelaksanaan kurikulum.
23
4) Pemantauan dan penilaian kurikulum; bidang ini diperlukan dalam
kaitannya dengan peranan dan fungsinya dalam pengembangan,
pelaksanaan, supervisi dan perbaikan kurikulum.
5) Perbaikan kurikulum; perbaikan kurikulum perlu dilakukan dalam
upaya membina relevansi pendidikan dan peningkatan mutu
pendidikan sejalan dengan perkembangan kebutuhan masyarakat.
6) Desentralisasi pengembangan kurikulum; perlu ditelaah lebih
lanjut hal-hal yang berkaitan dengan desentralisasi pengelolaan
pendidikan oleh pemerintah daerah.
7) Masalah ketenagaan; masalah ketenagaan dalam pengembangan
kurikulum dan model kepemimpinan yang serasi pada konteks
masyarakat yang berkembang dewasa ini. (Baharuddin & Makin,
2010:59).
b. Manajemen Personalia
Dalam lembaga pendidikan, personalia (sumber daya manusia)
terlebih kepala sekolah/madrasahmemiliki peran vital. Sebagai puncak
pimpinan tertinggi dan penanggung jawab pelaksanaan otonomi
pendidikan di tingkat sekolah/madrasah, ia memiliki peran sentral
dalam pengelolaan personalia. Beberapa prisip dasar manajemen
personalia, yang harus dijadikan pedoman kepala sekolah/madrasah
adalah:
1) Dalam mengembangkan sekolah/madrasah, sumber daya manusia
adalah komponen paling berharga.
24
2) Sumber daya manusia akan berperan secara optimal, jika dikelola
dengan baik, sehingga mendukung tercapainya tujuan institusi.
3) Kultur, dan suasana organisasi sekolah/madrasah, serta perilaku
manajerialnya sangat berpengaruh pada pencapaian tujuan
pengembangan sekolah/madrasah.
4) Manajemen personalia di sekolah/madrasah pada prinsipnya
mengupayakan agar setiap warga (guru, staf administrasi, peserta
didik, orang tua, dan stakeholders) dapat bekerja sama dan saling
mendukung untuk mencapai tujuan sekolah/madrasah.
Apabila beberapa prinsip dasar manajemen personalia ini telah
dipahami dan dilaksanakan dengan baik oleh kepala
sekolah/madrasah, maka besar harapan pencapaian tujuan
sekolah/madrasah tersebut akan lebih mudah tercapai (Baharuddin &
Makin, 2010:62).
c. Manajemen Peserta Didik
Peran peserta didik dalam sebuah lembaga sangat berpengaruh
terhadap kualitas lembaga tersebut, maka perlu adanya manajemen
yang sesuai untuk mencapai keberhasilan yang diinginkan.
Manajemen peserta didik merupakan salah satu bagian dari
manajemen pendidikan secara keseluruhan. Manajemen peserta didik
menepati posisi yang sangat penting, karena sentral layanan
pendidikan di sekolah adalah peserta didik. Semua kegiatan yang ada
di sekolah, diarahkan agar peserta didik mendapat layanan pendidikan
25
yang baik dan tercipta suasana belajar yang kondusif. Pada tingkat
madrasah/sekolah, pemikiran manajemen ini diupayakan untuk
meningkatkan mutu secara individual peserta didik dan menguatkan
tingkat koordinasi antar sekolah/madrasah ke taraf yang lebih tinggi
(Baharuddin & Makin, 2010:68).
d. Manajemen Administrasi Madrasah
Admistrasi adalah usaha yang luas yang mencakup segala-
galanya untuk memimpin, mengusahakan, mengatur kegiatan
kerjasama manusia yang ditujukan pada tujuan atau maksud tertentu
(Baharuddin & Makin, 2010:74). Dari pengertian diatas dapat
disimpulkan bahwa peran utama pengendali dari administrasi
sekolah/madrasah adalah kepala sekolah/madrasah itu sendiri. Maka
sebagai kepala sekolah/madrasah dituntut untuk aktif dalam kegiatan
yang dilaksanakan di sekolah/madrasah yang di pimpinnya, baik yang
berhubungan dengan pelayanan peserta didik, hubungan dengan
masyarakat, rencana pengembangan gedung, pengelolaan keuangan,
kehadiran dan kedisiplinan peserta didik, pengadaan bahan ajar, serta
peningkatan pengajaran dan kurikulum.
e. Manajemen Sarana dan Prasarana
Untuk menyesuaikan dengan kemajuan zaman tentunya sarana
dan prasarana dalam sebuah lembaga sangat berpengeruh besar, untuk
kenyamanan, meningkatkan kualitas peserta didik dan mempermudah
pendidik sebagai sarana penyampaian materi. Manajemen sarana dan
26
prasarana adalah suatu kegiatan bagaimana mengatur dan mengelola
sarana dan prasarana pendidikan secara efisien dan efektif dalam
rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Baharuddin & Makin,
2010:83). Diantara sarana dan prasarana adalah alat bantu pendidikan
yang akan mempermudah menyampaikan materi dan menerimanya,
alat bantu pendidikan adalah alat-alat yang digunakan oleh pendidik
dalam menyampaikan materi pendidikan pengajaran (Halim. A dkk,
2005:20).
f. Manajemen Keuangan
Dalam penyelenggaraan pendidikan di lembaga pendidikan
Islam, manajemen keuangan/pembiayaan merupakan potensi yang
sangat menentukan dan merupaksan bagian yang tak terpisahkan
dalam pembahasan manajemen pendidikan. Sedangkan yang
dimaksud dengan manajemen keuangan/pembiayaan suatu pengaturan
uang, yang meliputi penggalian sumber, pengalokasian pemanfaatan
dan pertanggungjawaban keuangan yang digunakan dalam
menyelenggarakan pendidikan, dalam upaya pencapaian tujuan
pendidikan di sekolah/madrasah (Baharuddin & Makin, 2010:87).
g. Manajemen Hubungan Masyarakat
Suatu lembaga tidak akan terlepas dari masyarakat, karena
lembaga terletak/terbentuk dari sebagian masyarakat, dilaksanakan
oleh sebagian masyarakat dan untuk kebutuhan masyarakat. Maka
27
hubungan masyarakat sangat dibutuhkan untuk mencapai tujuan yang
telah direncanakan.
Hubungan masyarakat atau sering disebut dengan humas di
sekolah/madrasah, tidak hanya cukup menginformasikan fakta-fakta
tertentu dari sekolah/madrasah, melainkan juga harus mengemukakan
beberapa hal sebagai berikut:
1) Melaporkan tentang pikiran-pikiran yang berkembang dalam
masyarakat tentang masalah pendidikan.
2) Membantu kepala sekolah/madrasah bagaimana usaha untuk
memperoleh bantuan dan kerja sama.
3) Menyusun rencana bagaimana cara-cara memperoleh bantuan
(Baharuddin & Makin, 2010:91).
2. Pengertian Pondok Pesantren
Istilah pondok pesantren berasal dari kata funduk, (bahasa arab)
yang berarti rumah penginapan, sedangkan istilah pesantren secara
etimoligis asalnya pe-santri-an yang bearti tempat santri. Pondok
pesantren adalah lembaga keagamaan yang memberikan pendidikan dan
pengajaran serta mengembangkan dan menyebarkan agama Islam (Nasir,
2005:80).
Pondok pesantren adalah suatu lembaga pendidikan agama Islam
yang tumbuh serta diakui masyarakat sekitarnya, dengan sistem asrama
(pemondokan di dalam komplek) dimana santri menerima pendidikan
agama melalui sistem pengajian atau madrasah yang sepenuhnya di bawah
28
kedaulatan kepemimpinan seorang atau beberapa orang Kyai (Farida,
2007: 8).
Pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan yang membahas
dan mengkaji pendidikan keagamaan terutama agama Islam. Keberadaan
pesantren telah lama tumbuh dan berkembang di masyarakat dalam
mengembangkan kualitas pendidikannya untuk menjadikan santriwan dan
santriwati yang sesuai dengan tujuan pendidikan dalam pesantren itu
sendiri.
Pengertian atau ta’rif pondok pesantren tidak dapat diberikan
batasan yang tegas, melainkan mengandung pengertian yang memenuhi
ciri-ciri yang memberikan pengertian pondok pesantren setidaknya ada 5
ciri yang berada dalam lembaga suatu pondok Kyai, Santri, Pengajian,
Asrama, dan Masjid dengan akivitasnya.
3. Elemen-elemen Pondok Pesantren.
Pondok pesantren bukan hanya terbatas dengan kegiatan-kegiatan
pendidikan keagamaan melainkan mengembangkan diri menjadi suatu
lembaga pengembangan masyarakat, oleh karena itu pondok pesantren
sejak semula merupakan ajang mempersiapkan kader masa depan dengan
perangkat-perangkat sebagai berikut (Ghazali, 2003:18).
a. Masjid
b. Pondok
c. Kyai
d. Santri
29
e. Pengkajian kitab-kitab Kuning
Dalam penjelasannya pengertian tiap elemen pondok pesantren di
atas penulis mendevinisikan sebagai berikut:
a. Masjid
Masjid pada hakikatnya merupakan sentral kegiatan muslimin
baik dalam dimensi ukhrawi maupun maknawi masjid memberikan
indikasi sebagai kemampuan seorang abdi dalam mengabdi kepada
Allah yang disimbolkan dengan adanya masjid (Ghazali, 2003:19).
Keberadaan masjid juga digunakan para kyai untuk
menyelenggarakan pengajian yang sifatnya umum yakni pengajian
kitab-kitab klasik, istighosah yang diikuti para santri dan masyarakat
sekitar pesantren.
Lembaga-lembaga pesantren di Jawa memelihara terus tradisi
ini. Para kyai selalu mengajar murid-muridnya di masjid dan
menganggap masjid sebagai tempat yang paling tepat untuk
menanamkan disiplin para murid dalam mengerjakan kewajiban
sembahyang lima waktu, memperoleh pengetahuan agama dan
kewajiban agama yang lain (Dhofier, tt:49)
b. Pondok
Pondok adalah asrama bagi para santri yaitu sebuah asrama
pendidikan Islam tradisional dimana para siswa tinggal bersama dan
belajar dibawah bimbingan seorang atau lebih guru yang di kenal
dengan sebutan kyai (Ghofur, 2009: 9).
30
Pondok sebagai wadah pendidikan manusia seutuhnya sebagai
operasionalisasi pendidikan yakni mendidik dan mengajar. Mendidik
secara keluarga berlangsung di pondok sedangkan mengajarnya
berlangsung di kelas dan masjid/musholla. Hal inilah merupakan fase
pembinaan dan peningkatan kualitas manusia sehingga ia bisa tampil
sebagai kader masa depan.
Pondok, asrama bagi santri, merupakan ciri khas tradisi
pesantren, yang membedakannya dengan sistem pendidikan
tradisional di masjid-masjid yang berkembang di kebanyakan wilayah
Islam di negara-negara lain (Dhofier, tt:45)
Selain sebagai tempat tinggal pondok/asrama merupakan
tempat belajar, bermasyarakat baik dengan sesama santri maupun
masyarakat sekitar serta tempat untuk menimba ilmu agama Islam
sebanyak-banyaknya sebagai bekal di masyarakat dan bekal di akhirat
nanti.
c. Kyai
Ciri yang paling memasyarakat di pondok pesantren adalah
kyai. Kyai pada hakikatnya adalah gelar yang diberikan kepada
seseorang yang mempunyai ilmu dibidang agama dalam hal ini agama
Islam (Ghazali, 2003:22).
Kyai juga berperan penting dalam sebuah pondok karena
sebagai pengasuh, guru dan panutan para masyarakat sekitar pada
umunya dan santri pada khususnya.
31
Sejak Islam masuk ke Jawa, para kyai telah menikmati
kedudukan sosial yang tinggi. Di bawah pemerintahan kolonial
Belanda, para Sultan di Jawa lebih banyak menaruh perhatiannya
terutama kepada aspek-aspek politik daripada kesultanan, dan dalam
pengertiannya yang konkrit membiarkan masalah-masalah Islam
ditangani oleh para kyai (Dhofier, tt:56).
d. Santri
Istilah santri hanya ada di pesantren sebagai pengejawantahan
adanya peserta didik yang haus akan ilmu pengetahuan yang dimiliki
oleh seorang kyai yang memimpin sebuah pesantren, oleh karena itu
santri pada dasarnya berkaitan erat dengan keberadaan kyai dan
pesantren (Ghozali, 2003:24).
Santri terbagi menjadi dua:
1) Santri Mukim
Santri mukim adalah para santri datang dari tempat yang
jauh sehingga ia tinggal dan menetap di pondok (asrama)
pesantren (Maksum, 2003:14).
Santri yang mukim ini biasanya memang yang datang dari
luar daerah sekitar dimana pondok pesantren tersebut, jadi santri
tersebut dinamakan dengan santri yang mukim atau santri yang
tinggal di pondok pesantren.
32
2) Santri Kalong.
Adalah santri yang berasal dari wilayah sekitar pesantren
sehingga mereka tidak memerlukan untuk tinggal dan menetap di
pondok pesantren mereka bolak balik dari rumahnya masing-
masing (Maksum, 2003:15).
Santri kalong pada dasarnya adalah seorang murid yang
berasal dari desa sekitar pondok pesantren yang pola belajarnya
tidak dengan menetap dalam pondok pesantren, melainkan
semata-mata belajar dan secara langsung pulang ke rumah setelah
belajar di pesantren.
e. Pengkajian kitab-kitab kuning
Secara lughowi (bahasa) kitab kuning diartikan sebagai kitab
yang berwarna kuning, kerena kertas-kertas yang dipergunakan
berwarna kuning atau karena terlalu lamanya kitab tersebut tersimpan
sehingga berwarna kuning (Ghofur, 2009: 28).
Kitab-kitab klasik biasanya dikenal dengan istilah kuning yang
terpengaruh oleh warna kertas. Kitab-kitab itu ditulis oleh ulama-
ulama zaman dahulu yang berisikan tentang ilmu keIslaman seperti:
fiqih, hadist, tafsir, maupun tentang akhlaq.
Tujuan utama pengajaran ini ialah untuk mendidik calon-calon
ulama. Para santri yang tinggal di pesantren untuk jangka waktu
pendek (misalnya kurang dari satu tahun) dan tidak bercita-cita
33
menjadi ulama, mempunyai tujuan untuk mencari pengalaman dalam
hal pendalaman perasaan keagamaan (Dhofier, tt:50).
4. Macam-macam Pondok Pesantren
Seiring dengan perkembangan zaman, pondok pesantren terbagi atas
beberapa macam, antara lain:
a. Pondok Pesantren Salaf/Klasik, yaitu pondok pesantren yang di
dalamnya terdapat sistem pendidikan salaf (weton dan sorogan), dan
sistem klasikal (madrasah) salaf.
b. Pondok Pesantren Semi Berkembang, yaitu pondok pesantren yang di
dalamnya terdapat sistem pendidikan salaf (weton dan sorogan) dan
sistem kalasikal (madrasah) swasta dengan kurikulum 90% agama dan
10% umum.
c. Pondok Pesantren Berkembang, yaitu pondok pesantren seperti semi
berkembang, hanya saja sudah lebih bervariasi dalam bidang
kurikulumnya, yakni 70% agama dan 30% umum. Di samping itu juga
diselenggarakan madrasah SKB Tiga Menteri dengan penambahan
diniyah.
d. Pondok Pesantren Khalaf/Modern, yaitu seperti bentuk pondok
pesantren berkembang, hanya saja sudah lebih lengkap lembaga
pendidikan yang berada di dalamnya, antara lain diselenggarakannya
sistem sekolah umum dengan penambahan diniyah (praktek membaca
kitab salaf), perguruan tinggi (baik umum maupun agama), bentuk
koperasi dan dilengkapi dengan takhasus (bahasa Arab dan Inggris).
34
e. Pondok Pesantren Ideal, yaitu sebagaimana bentuk pondok pesantren
modern hanya saja lembaga pendidikan yang ada lebih lengkap,
terutama bidang ketrampilan yang meliputi pertanian, teknik,
perikanan, perbankan, dan benar-benar memperhatikan kualitasnya
dengan tidak menggeser ciri khusus kepesantrenannya yang masih
relevan dengan kebutuhan masyarakat/perkembangan zaman. Dengan
adanya bentuk tersebut diharapkan alumni pondok pesantren benar-
benar berpredikat khalifah fil ardli (Nasir, 2005:88).
35
BAB III
PAPARAN DATA
A. Sejarah berdirinya Pondok Pesantren Bustanuth Tholibin
Pondok Pesantren Bustanuth Tholibin adalah salah satu pondok
pesantren salafiyah diantara dua pondok pesantren yang berada di Dusun
Krajan I Desa Tegaron Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang.
Pondok Pesantren Bustanuth Tholibin didirikan oleh KH. Nahrowi
pada tahun 1921, gedung pondok ini berada di Dusun Krajan I Desa Tegaron
Rt 02/02 Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang untuk santri putra dan
Rt 03/02 untuk santri putri. Jarak dari jalan raya Salatiga-Muncul-Ambarawa
yaitu 300m. Pondok pesantren Bustanuth Tholibin ini pada awalnya diasuh
oleh KH. Nahrowi sendiri hingga beliau wafat pada tahun 1962, dan
diteruskan oleh KH. Bahrodin Latif yang merupakan keponakan dari KH.
Nahrowi hingga sekarang. Pondok pesantren ini berada di tengah-tengah
masyarakat yang luas tanahnya kurang lebih 500 meter. Tanah ini adalah
waqaf dari Almarhum KH. Sulaiman dan KH. Abdul Latif yang merupakan
kakek dan ayah dari KH. Bahrodin Latif. Berkat hasil kerja keras pengasuh
pondok pesantren dan masyarakat sekitar berdirilah pondok Bustanuth
Tholibin. Bangunan pondok ada 2 lantai untuk santri putra dan 1 gedung
untuk santri putri, didalam Pondok Pesantren Bustanuth Tholibin ini juga
diselenggarakan Kejar Paket kejar paket C yang setara dengan SMA, untuk
memberi kesempatan pada santri yang menginginkan Ijazah formal, hanya
36
saja yang menjadi permasalahan adalah semakin merosotnya santri baik putra
maupun putri.
B. Letak Geografis Pondok Pesantren Bustanuth Tholibin
Pondok Pesantren Bustanuth Tholibin terletak di Dusun Krajan I Desa
Tegaron Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang, berjarak dengan jalan
alternatif Salatiga-Ambarawa 300 m.
C. Pengelolaan Pondok Pesantren Bustanuth Tholibin
1. Profil Pondok Pesantren Bustanuth Tholibin
Tabel I
Profil Pondok Pesantren Bustanuth Tholibin Dusun Krajan I Desa
Tegaron, Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang
1 Nama Pondok Pondok Pesantren Bustanuth
Tholibin
Berdiri Tahun 1921
Pengelola Yayasan
Alamat Rt. 03 Rw. 02 Dusun Krajan I Desa
Tegaron Kecamatan Banyubiru
Kabupaten Semarang
No Telp (0298) 5992655/5992653
2 Pengasuh KH. Bahrodin Latif
Riwayat Pendidikan SD Tegaron 02
Tsanawiyah Kediri
Bendo Kediri
PGA (4 tahun)
3 Ketua Pondok Muhammad Asbihan
Riwayat Pendidikan MI Tegaron
Payaman Takhasus
MA Pondok Tremas
4 Kondisi Pondok
a) Jumlah Guru
b) Jumlah Santri
c) Sarana dan Prasarana
9
24
1 Masjid, 5 ruang kelas, 1 kator
pondok, 1 ruang tamu, 11 kamar
tidur, 5 kamar mandi, 2 dapur, 6 WC.
Kondisi lingkungan
37
5
a) Gedung Pondok
b) Lokasi Pondok
c) Ekonomi Wali Santri
Milik Yayasan
Strategis, berjarak + 300 meter dari
jalan raya Salatiga-Muncul-
Ambarawa
Rata-rata penghasilan wali santri
setiap bulannya Rp 500.000-
1.000.000
Sumber: Dokumen Pon-Pes. Bustanuth Tholibin Desa Tegaron
2. Visi dan Misi Pondok Pesantren Bustanuth Tholibin
a. Visi
Mencetak generasi Islami yang berkualitas
b. Misi
Meningkatkan kualitas generasi yang mampu membaca dan
memahami kitab-kitab kuning.
Menanamkan nilai-nilai Islam sejak dini
3. Pengurus Pondok Pesantren Bustanuth Tholibin
Pengurus pondok pesantren Bustanuth Tholibin berada di bawah
yayasan yang dipimpim oleh K. Mahfudz, selain pondok pesantren
Bustanuth Tholibin beliau juga memimpin sebuah Madrasah Ibtidaiyyah
Tholabiyah. untuk lebih mengetahui pengurus Pondok Pesantren
Bustanuth Tholibin, penulis menyajikan tabel sebagai berikut:
Tabel II
No Nama Pendidikan
Terakhir
Jumlah Hari
Mengajar
Jumlah
Mapel
1 KH. Bahrodin Latif PGA (4 th) 6 4
2 K. Nur Achdi PGA (6 th) 7 2
3 Uts. Ikhsanudin MA Payaman 7 9
4 M. Asbihan MA Tremas 7 6
5 Muhlisun MA Darussalam 5 5
6 HJ. Siti Sholekah MTs NU 7 2
38
7 Masyitoh MA Payaman 7 9
8 Dinul Qoyyimah MA Payaman 7 6
9 Nur Malikah S1 UT 5 3
Sumber: Dokumen Pon-Pes. Bustanuth Tholibin Desa Tegaron
4. Sumber Dana Pondok Pesantren Bustanuth Tholibin
Dana yang digunakan untuk pemenuhan kebutuhan pondok
pesantren ini diperoleh dari :
a. Persewaan (bolo pecah) peralatan dapur antara lain piring, gelas,
sendok, nampan dan lampu penerangan
b. Syahriyah santri yang mencari ilmu di pondok pesantren Bustanuth
Tholibin.
AG, semua pengeluaran dibebankan kepada santri dan
hasil persewaan peralatan dapur mas. Dulu bukan hanya
alat-alat dapur mas, ada kursi, tenda (tratak), tapi
sekarang tinggal nampan, piring, gelas, sendok, lampu.
Yang lain sudah rusak. (waw.1.AG,13-19)
c. Sumbangan atau bantuan yang bersifat tidak mengikat, termasuk
sumbangan dari pemerintah.
AD, menjelaskan dahulu pernah mendapatkan bantuan
dana dari pemerintah untuk merawat gedung/pondok
alhamdulillah cukup untuk keramik kamar para santri dan
aula. (waw.2.AD,3-6)
5. Daftar Santri Pondok Pesantren Busatnuth Tholibin Desa Tegaron
Tabel III
a. Daftar Santri Putra
No Nama TTL Nama Ortu Ket
1 Nurul Arkham Mgl, 29-01-1995 Slamet SM
2 Imam As’ari Mgl, 14-01-1996 Jamil SM
3 Muhammad Anwar Kdl, 10-07-1994 Nastain SM
39
4 Mabruri Smg, 11-01-1995 Suaji SM
5 Khusnul Huda Mgl, 09-09-1998 Isromi SM
6 A. Syamsul Huda Mgl, 09-02-1998 Warsudi SM
7 Ahmad Aini Mgl, 22-12-1996 Yatno SM
8 Dwi Harmawi Mgl, 12-12-1996 Kabul SM
9 Ahmad Pradani Mgl, 09-08-1999 As Hadi SM
10 Slamet Heri Mgl, 19-12-1998 Sunarto SM
11 M. Dzulfikar BS Smg, 10-02-1995 Suthon A SK
Sumber: Dokumen Pon-Pes. Bustanuth Tholibin Desa Tegaron
Tabel IV
b. Daftar Santri Putri
No Nama TTL Nama Ortu Ket
1 Tri Kowiyati Mgl, 13-12-1992 Slamet SM
2 Dian Kristiyanti Jkt, 14-10-1997 Sukaryono SM
3 Lia Ratnaningrum Mgl, 23-07-1999 Dawam SM
4 Tanti Noviyani Mgl, 11-11-1999 A.Waroh D SM
5 Inayatul M Kbn, 20-09-2000 Abdul Rohman SM
6 B. Indah Kristiyanti Jkt, 26-02-2000 Sukaryono SM
7 Zulva Ulin N Smg, 02-09-2000 Khamim SK
8 Fika Rizky Amalia Smg, 01-06-2000 Khandiq SK
9 Asma Aisya Smg, 03-04-1996 Azis S SK
10 Hilwa Yasmina Smg, 09-12-2000 Aziz S SK
11 Rahma Safira Smg, 28-03-1998 Masduki SK
12 Tri Dina S Smg, 15-04-1995 Basuki SK
40
13 Dewi Latifah Smg, 09-05-1994 Suyono SK
Sumber: Dokumen Pon-Pes. Bustanuth Tholibin Desa Tegaron
Keterangan
Smg = Semarang Mgl= Magelang Kdl= Kendal
Jkt= Jakarta Kbn = Kebumen SK = Santri Kalong
SM= Santri Mukim
6. Struktur Organisasi
Tabel V
Struktur Organisasi Pondok Pesantren Bustanuth Tholibin
Desa Tegaron Kecamatan Banyubiru
Sumber: Dokumen Pon-Pes. Bustanuth Tholibin Desa Tegaron
7. Tata Tertib Pondok Pesantren Bustanuth Tholibin
Sekretaris
Mabruri
Sek Keamanan
Slamet Heri
Ahmad Syamsul Huda
Humas
Khusnul Huda
Imam As’ari
Bendahara
Nurul Arkham
Seksi Kegiatan
Muhammad Anwar
Sek Kebersiahan
Ahmad Pradani
Dwi Harmawi
Pengasuh
KH. Bahrodin Latif
Hj. Siti Sholikhah
Ketua Pondok
Muhammad Asbihan
Wakil Ketua Pondok
K. Nur Achdi
Ketua Majlis Ma’arif
K. Ikhsanuddin
41
Tata Tertib Pondok Pesantren Bustanuth Tholibin Desa Tegaron
Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang
a) Ma’murot (Kewajiban) sebagai santri
(a.1) Segera mendaftarkan diri bagi santri baru selambat-lambatnya
15 hari dari kedatangannya
(a.2) Harus belajar sungguh-sungguh di pondok yang telah disediakan
(a.3) Mengaji, mudzakroh dan rajin beribadah setiap waktu
(a.4) Mengaji sorogan disetiap waktu yang telah ditentukan sesuai
jadwalnya
(a.5) Harus mengaji Al Qur’an bagi santri yang belum fasih
membacanya
(a.6) Setiap waktu harus mengikuti jama’ah sholat lima waktu
(a.7) Mengikuti belajar khitobahan disetiap waktu yang telah
ditentukan
(a.8) Berziarah bersama-sama Bapak Kiyai kemakam setiap hari
Kamis sore
(a.9) Harus mengikuti mujahadah bersama-sama setiap malam yang
telah ditentukan
(a.10) Mengikuti belajar sholawat Al Barjanji setiap malam Selasa
(a.11) Memegang teguh pendirian santri pada waktu keluar pondok
(a.12) Harus menjaga keamanan, ketertiban, dan ketenangan di
lingkungan pesantren
(a.13) Kalau ingin bepergian/keluar pondok harus memakai peci dan
harus minta izin kepada yang berhak
42
(a.14) Sebelum ustadz datang harus sudah siap di tempat belajar
b) Manhiat (Larangan) untuk santri
(b.1) Mengadakan hubungan dengan wanita yang bukan muhrimnya
baik secara langsung ataupun tidak langsung yang perbuatan
tersebut dapat menjadikan cemarnya pesantren
(b.2) Memasukkan orang lain atau perempuan kedalam pondok baik
itu muhrim ataupun bukan tanpa mendapat izin langsung dari
Bapak Kiayi
(b.3) Menonton pertunjukan apapun diluar pesantren tanpa
mendapat izin ustadz
(b.4) Dilarang mengganggu teman yang sedang menjalankan
kewajiban belajar
(b.5) Dilarang bertindak kasar terhadap sesama santri yang dapat
mengakibatkan permusuhan
(b.6) Dilarang memasang gambar-gambar porno atau gambar lain
yang tidak sesuai dengan profesi sebagai santri
(b.7) Membaca komik, majalah, dan nofel yang sifatnya
bertentangan dengan ajaran agama Islam
(b.8) Dilarang masuk rumah Bapak Kiayi kecuali ada kepentingan
atau dibutuhkan Kiayi
(b.9) Dilarang bercanda atau bermain di rumah penduduk tanpa
mendapat izin
43
(b.10) Bila sudah jam 22.00 malam hari dilarang ramai-ramai atau
membunyikan sesuatu yang dapat mengganggu ketenangan
(b.11) Membawa atau memakai perhiasan intan, berlian dll
Demikian semua kewajiban dan larangan pondok pesantren Bustanuth
Tholibin kepada santriwan dan santriwati harap mengindahkan.
Barang siapa melanggar atau tidak mentaati peraturan-peraturan
tersebut di atas akan dikenakan sangsi sesuai dengan perbuatan yang
telah ditentukan.
Ditetapkan di Tegaron Tgl : 1 Dzulqo’dah 1418 H
11 April 1997 M
8. Data Informan
Dalam kesempatan kali ini penulis mengadakan wawancara
dengan beberapa narasumber yang telah memberikan informasi kepada
penulis berkenaan dengan judul penelitian yang diambil. Para informan
tersebut adalah pengasuh, beberapa dewan asatidz, tokoh masyarakat dan
santri yang ada di Pondok Pesantren Bustanuth Tholibin. Dibawah ini akan
diuraikan data-data beberapa informan yang berkenan memberikan
informasi. Informan-informan tersebut adalah sebagai berikut:
a. AA/KH. Bahrodin Latif, beliau lahir di Kabupaten Semarang pada
tanggal 1 Januari 1937. Beliau beralamatkan di Rt 03/02 Dusun Krajan
I Desa Tegaron Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang. Beliau
adalah pengasuh Pondok Pesantren Bustanuth Tholibin lulusan dari
pondok pesantren Bendo Kediri. Ibu Nyai Siti Sholikhah adalah Istri
44
beliau yang sampai sekarang menemani beliau untuk mengasuh pondok
ini. Beliau merupakan tokoh masyarakat di Desa Tegaron.
b. AB/Siti Sholikhah, beliau lahir di Kota Salatiga Kelurahan Pulutan
tepatnya pada tanggal 10 Januari 1946. Beliau beralamatkan di Rt 03/02
Dusun Krajan I Desa Tegaron Kecamatan Banyubiru Kabupaten
Semarang. Beliau adalah istri dari AA dan juga sebagai ustadzah
pondok pesantren Bustanuth Tholibin itu sendiri sendiri.
c. AC/K. Nur Ahdi, Beliau lahir di Desa Tegaron Kecamatan Banyubiru
pada tanggal 10 Mei 1942, Merupakan sepupu dari KH. Bahrodin Latif,
beliau juga sebagai wakil pengasuh pondok pesantren Bustanuth
Tholibin, beliau beralamatkan di Rt 01/II Dusun Krajan I Desa
Tegaron, semasa mudanya beliau banyak mencari ilmu diberbagai
tempat antara lain: pondok pesantren Tegalrejo, Lasem, Sarang, Maron
Purworejo dan pondok Al Falah Bantar Kecamatan Bringin.
d. AD/K. Ikhsanuddin lahir di desa Tegaron Kecamatan Banyubiru pada
tanggal, 12 Januari 1966, merupakan kakak dari AE yang berperan
sebagai divisi kurikulum di Pondok Pesantren Bustanuth Tholibin,
pernah mengenyam pendidikan dipondok MI Tholabiyah Tegaron, MTs
Negeri Salatiga dan MA Payaman.
e. AE/Ust Muhammad Asbihan, Beliau dilahirkan di lingkungan pondok
pesantren Bustanuth Tholibin sendiri pada tanggal 30 Desember 1972,
beliau merupakan ustadz dan divisi kurikulum di pondok pesantren
Bustanuth Tholibin, beliau sangat dekat dengan para santri-santri dan
45
berpengalaman luas tentang keagamaan pernah mondok dibeberapa
tempat antara lain: Payaman 3 tahun, perguruan Islam pondok Tremas
Jawa Timur.
f. AF/Nurul Arkham, merupakan salah satu santri putra di pondok
pesantren Bustanuth Tholibin Desa Tegaron yang beralamatkan di
Kabupaten Magelang tepatnya Dusun Cabean Desa Mendut lahir pada
tanggal 29 September 1995, termasuk salah satu santri yang sudah lama
di pondok pesantren Bustanuth Tholibin kurang lebih 5 tahun juga
menjabat sebagai bendahara pondok pesantren.
g. AG/Mabruri, juga termasuk salah satu santri putra di pondok pesantren
Bustanuth Tholibin desa Tegaron, menjabat sebagai sekretaris pondok
dan mengelola alat-alat dapur yang disewakan, beralamatkan di Desa
Mendut Kecamatan Banyubiru, lahir pada tanggal 11 Januari 1995.
mondok di Busatanuth Tholibin kurang lebih 3 tahun,
h. AH/Lia Ratna Nignrum Merupakan salah satu santri putri pondok
pesantren Bustanuth Tholibin Desa Tegaron, lahir pada tanggal 23 Juli
1999 di Kabupaten Magelang, beralamatkan di Dusun Batur Desa
Citrosono Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang.
i. AI/Surani Rachman, merupakan sekretaris desa Tegaron lahir pada
tanggal 16 Mei 1970 di desa Tegaron pendidikan beliau SD Kanisius
dusun Karang desa Tegaro Kecamatan Banyubiru dilanjutkan SMP
Sudirman Ambarawa SMAnyapun di Sudirman Ambarawa pada tahun
1990 sampai dengan 1993 beliau merantau di kota Jakarta setelah
46
beliau pulang menjadi Perangkat Desa Kepala Urusan Kesejahteraan
Masyarakat (Kaur Kesra) pada tahun 2000-2002 beliau merangkap
menjadi PJS (Pejabat Sementara Sekretaris Desa), pada tahun 2002
sampai sekarang menjabat sebagai Sekretaris Desa Tegaron pada tahun
2009 resmi diangkat menjadi PNS.
Tabel VI
Daftar Nama Informan
NO KODE INFORMAN L/P KETERANGAN
1 AA L Pengasuh
2 AB P Istri AA
3 AC L Wakil Pengasuh
4 AD L Ketua Dewan Guru
5 AE L Divisi Kurikulum Pon-Pes
6 AF L Santri putra
7 AG L Santri putra & Sekretaris
8 AH P Santri putri
9 AI P Tokoh Masyarakat (SekDes)
Sumber: Dokumen Pon-Pes. Bustanuth Tholibin Desa Tegaron
9. Manajemen Personalia
Adalah teknik atau prosedur yang berhubungan dengan
pengelolaan SDM (sumberdaya manusia) didalam organisasi. Pengelolaan
dan pendayagunaan personalia dalam suatu lembaga baik tenaga edukatif
maupun tenaga administrative secara efektif dan efisien banyak tergantung
pada kemampuan kepala sekolah/ madrasah/ lembaga pendidikan lainnya
baik sebagai manajer maupun kepala lembaga pendidikan tersebut.
(Suryasubroto,2004: 86).
47
AE menuturkan “untuk ustadz dari Desa Tegaron sendiri
sebenarnya banyak mas, mungkin kesibukan yang sangat
padat sehingga untuk mengajar waktunya belum ada, tapi
saya yakin suatu saat mereka yang mempunyai potensi
menjadi ustadz akan bergabung dengan kami untuk
Ngurip-ngurip agama khususnya pondok pesantren
Bustanuth Tholibin ini mas ”. (waw.2.AE,41-49)
Pernah mondok dan lulus adalah ciri khusus yang menjadi
pengajar/ustadz pondok pesantren Bustanuth Tholibin ini.
AD, untuk ustadz disini tidak ada ujian mas, yang penting
pernah mondok di satu pesantren atau lebih dan memang
harus lulus dari pondok pesantren tersebut, kalau belum
lulus dari pihak pondok sendiri masih mempertimbangkan
dan satu lagi ikhlas mengajar santri-santri di pondok sini
karena memang tidak ada bisaroh untuk para ustadz.
(waw.2.AD,12-20)
Dari tokoh masyarakat juga memberikan pengetahuannya tantang
ustadz-ustadz yang berada di Desa Tegaron sendiri.
Kelebihan pondok sini itu sebenarnya banyak sekali mas,
diantara banyak ustadz yang sudah layak/mumpuni
dibidang agama, apalagi dari desa Tegaron sendiri
banyak lulusan dari pondok-pondok yang ternama baik
dari Jawa Tengah sendiri maupun dari Provinsi lain
misalnya Jawa Timur dan Jawa Barat tinggal bagaimana
dari pihak pondok sendiri bisa menarik dari orang-orang
yang berpotensi tersebut. Tutur AI. (waw.1.AI,23-33)
10. Manajemen Peserta Didik
48
Manajemen peserta didik merupakan usaha-usaha setiap lembaga
ataupun organisasi dalam mengembangkan dan memimpin suatu tim
kerjasama atau kelompok orang dalam satu kesatuan, dengan
memanfaatkan sumberdaya yang memiliki tujuan tertentu dalam suatu
organisasi.
AF menuturkan “semua santri yang ada di Pondok
Pesantren Bustanuth Tholibin ini mengikuti pelajaran dan
tata tertib yang ada, untuk hibuaran diluar pondok
bahkan diluar desa Tegaron sendiri, pengurus
memberikan ijin selama tata tertib yang ada tetap harus
dipatuhi, seperti memakai peci ketika keluar pondok dan
merupakan hari libur pondok pesantren. Tapi tidak semua
jenis hiburan diijinkan mas, yang diberi ijin paling kalau
ada pengajian. Selain pengajian diijinkan selama masih
ada didaerah Tegaron sendiri itupun masih dibatasi
hanya boleh sampai jam 22.00 WIB. (waw.1.AF,61-75)
Dalam hal ini pengasuh mengawasi terhadap semua santri untuk
mengikuti pendidikan yang diselenggarakan di pondok dan mengawasi
santri ketika mendapatkan ijin untuk bepergian keluar pondok. Itupun
masih ada santri yang melanggarnya, hanya saja pelanggaran yang ringan-
ringan seperti datang pada waktu sekolah kadang terlambat dan kadang
juga ketiduran sampai tidak berangkat.
AF. Kadang kalau ngantuk banget dan tidak ada yang
membangunkan sampai saya tidak sekolah mas, itu kalau
hanya sekali tidak masuk tidak apa-apa mas, tapi kalau
sampai tiga kali ditanyakan pada teman yang satu kelas
dengan saya. (waw.1.AF,79-85)
11. Manajemen Sarana dan Prasarana
49
Manajemen sarana dan prasarana adalah suatu kegiatan bagaimana
mengatur dan mengelola sarana dan prasarana pendidikan secara efektif
dan efisien dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan yang telah
ditetapkan. Berdasarkan teori yang dijelaskan manajemen sarana dan
prasarana pondok pesantren Bustanuth Tholibin memiliki sarana
pendukung yang efektif dan efisien sesuai dengan tujuan pendidikan yang
akan dicapai yakni meliputi: 1 Masjid, 5 ruang kelas, 1 kator pondok, 1
ruang tamu, 11 kamar tidur, 5 kamar mandi, 2 dapur, 6 WC.
Dalam hal ini, berbagai manajemen pendidikan di Pondok
Pesantren Bustanuth Tholibin telah berjalan cukup lancar. Manajemen bisa
berjalan dengan cukup baik dari pengasuh, dewan asatidz dan santri serta
karena adanya aturan yang mengikat dan telah disepakati berdasarkan
musyawarah bersama. Manajemen tersebut bertujuan untuk menjadikan
Pondok Pesantren Bustanuth Tholibin menjadi lebih baik dan menciptakan
generasi Islami yang berkualitas sesuai dengan visinya.
12. Manajemen Hubungan Masyarakat
Hubungan masyarakat Tegaron dengan pihak pondok dan santri
terjaga dengan baik, terbukti adanya pendapat-pendapat yang mengarah
pada keharmonisan hubungan tersebut, antara lain tutur AI sebagai
Sekretaris Desa Tegaron.
Hubungannya baik, ya, , , hanya cuma hubungan biasa.
Yang berarti tidak ada masalah antara masyarakat dan
pihak pondok pesantren “ya, , , selama ini kan jarang ada
pertentangan antara pihak pondok dan masyarakat sendiri
50
mas, bahkan saya sendiri belum pernah menjumpainya
mas. (waw.1.AI,4-10)
Dukungan masyarakat desa Tegaron sendiripun nampak seperti
yang telah dituturkan oleh AI menjawab pertanyaan peneliti tentang
sejauhmana keterlibatan masyarakat dengan pondok pesantren.
sejauh mana ya mas, , , ya sekedar dukungan aja,
InsyaAllah kalau masyarakat dimintai tolong (sambati)
mereka banyak yang ringan tangan kok mas, seperti yang
telah terjadi dulu waktu ada khataman masyarakat selalu
andil kan. (waw.1.AI,41-46)
D. Kurikulum dan Pengajaran Bustanuth Tholibin
Untuk menyampaikan materi-materi pelajaran agama para ustadz
menggunakan metode yang mereka kuasai tanpa meninggalkan metode-
metode warisan para ulama’ terdahulu untuk mencetak/menjadikan output
yang berkualitas sesuai dengan visinya, yaitu “Mencetak generasi Islami yang
berkualitas”. Pondok Pesantren Bustanuth Tholibin yang selalu
mengedepankan kitab-kitab karangan ulama’ terdahulu tentunya
pengajaran/penyampainnya tidak lepas dari cara para ulama’ dahulu juga.
Salah satu model pembelajaran yang diterapkan di Pondok Pesantren
Bustanuth Tholibin adalah metode pembelajaran bandongan. Model
pembelajaran bandongan adalah penyampaian materi dengan metode ceramah
santri mendengarkan keterangan yang diberikan dari dewan asatidz yang
menerangkan dan dilakukan secara berjama’ah antara santri putra dan santri
putri akan tetapi dibatasi oleh pembatas yang disebut dengan satir. Seperti di
51
jelaskan penuturan AE yang mengatur kegiatan belajar mengajar di Pondok
Pesantren Bustanuth Tholibin, sebagai berikut.
AE menuturkan, model pembelajaran bandongan,
Bandongan yang di laksanakan di Pondok Pesantren
Bustanuth Tholibin sebagai berikut:“Bandongan adalah
salah satu model pembelajaran di Pondok Pesantren
Bustanuth Tholibin dengan metode ceramah, sistem yang
di gunakan adalah seperti ini, ustadz atau dewan guru
membacakan salah satu kitab yang di kaji dan para santri
memaknai (ngabsahi kitab) dengan tujuan untuk mendapat
keterangan yang belum jelas di dalam kitab tersebut.
(waw.2.AE,52-60)
Metode pembelajaran di Pondok Pesantren Bustanuth Tholibin yang
selanjutnya yaitu sorogan. Sorogan adalah salah satu model pembelajaran
yang menjadi ciri khas pondok pesantren.
Proses sorogan yang dilaksanakan di Pondok Pesantren Bustanuth
Tholibin berjalan dengan rapi. Semua santri berjajar mengahadap pengajar
sesuai dengan kelasnya masing-masing satu sama lain saling bergantian,
kemudian pengajar menambah keterangan jika ada pertanyaan dari santri
seperti penjelasan dari salah satu narasummber yaitu AE.
AE menjelaskan model sorogan yang di laksanakan di pondok
Bustanuth Tholibin sebagai berikut, “model pembelajaran ini
sangat membantu para santri untuk mempermudah dalam
membaca kitab-kitab kuning yang menjadi materinya, santri
melakukan sorogan ini setiap bakda subuh sampai dengan
pukul 08.30, sorogan disini dibagi perkelas dan setiap kelas
ini ada ustadz yang menyimak santri yang sedang membaca
saling bergantian apabila ada bacaan yang salah dalam
maknannya dan nahwu, shorofnya maka ustadz yang
menyimak ini membenarkan agar santri dapat memahaminya
dengan mudah, bagi kelas yang tidak ada jam pelajaran
diwajibkan tadarus Al Qur’an dan belajar di kamarnya
52
masing-masing untuk persiapan kelas selanjutnya.
(waw.2.AE,63-79)
Metode pengajaran sorogan merupakan sistem pengajaran yang
melatih semua santri sering membaca kitab-kitab kuning sehingga dalam
pemahamannyapun mengikuti dengan sendirinya, disamping bimbingan
pengajar atau dewan asatidz santri juga harus mempersiapkan bahan sorogan
atau materi sorogan di waktu malam hari atau (Tadarus).
Metode pembelajaran di Pondok Pesantren Bustanuth Tholibin yang
selanjutya yaitu. Metode muhafadzoh juga termasuk metode pembelajaran
yang di terapkan di pondok Bustanuth Tholibin, hafalan/muhafadzoh di
terapkan dengan cara mengahafal bait-bait nadzom kitab-kitab alat (nahwu,
sharaf dan tajwid) yang kemudian disetorkan (di lafadzkan) di depan ustadz
pada pelajaran yang di tentukan.
AE, menuturkan sebagai berikut “metode muhafadzoh ini
banyak sekali dipakai dipondok Bustanuth Tholibin khususnya
pada kelas satu, dua dan tiga karena pada kelas tersebut
banyak pembahasan tentang nahwu, shorof, tajwid. Sedangkan
untuk kelas empat dan lima diwajibkan belajar di kamarnya
masing-masing untuk persiapan sekolah karena untuk kelas
empat dan lima sendiri sudah dituntut untuk bisa memahami
dan menjelaskan didepan santri lain dan ustadz.
(waw.2.AE,80-90)
Metode pembelajaran hafalan/muhafadzoh juga menjadi hal yang
paling penting di dalam Pondok Pesantren Bustanuth Tholibin, selain
penentuan kenaikan kelas yang di tentukan oleh dewan asatidz model
pembelajaran ini juga menjadi penentu di dalam proses kenaikan kelas setiap
53
satu tehun sekali tepat waktunya. pada bulan syawal hari ke 20. Dan pada
tanggal itu juga dimulai tahun ajaran baru, semua santri berangkat kembali
setelah liburan Idul Fitri di rumahnya masing-masing. Dalam kenaikan setiap
kelas mengaji yang ada di pondok pesantren ini sudah mempunyai batasan
minimal dan maximal dari setiap kelas tersebut.
“Pondok Pesantren Bustanuth Tholibin membagi menjadi
beberapa kelas dan melalui dua semester, semester satu dan
dua ada juga pelajaran yang sama mas, karena ada juga kitab
pada semester satu dilanjutkan pada semester dua. tutur AE”.
(waw.2.AE,95-100)
Beliau juga menjelasakan bagaimana proses pembelajaran antara kelas
satu, dua, tiga, empat, dan lima. Karena berbeda kelas berbeda juga sistem
pengajarannya.
Untuk kelas satu, dua, dan tiga memang kami perbanyak kitab-
kitab/mata pelajarannya karena sistem kami kelas satu, dua
dan tiga adalah banyak membaca, pelajaran-pelajaran yang
kemarin kami ajarkan kami pertanyakan kembali pada
pertemuan sekarang kalau para santri 0% pemahamannya
kami ulang kembali pelajaran kemarin, kalau pemahaman
santri 50% maka kami juga ulang kembali pelaran kemarin,
setelah benar-benar paham baru kami lanjutkan pelajaran
selanjutnya akan tetapi tidak kami terangkan, apabila
pemahaman santri 90% maka langsung kami lanjutkan
pelajaran selanjutnya. (waw.2.AE,103-113)
Untuk mengetahui sejauh mana pemahaman santri tentang pelajaran
tentunya ada evaluasi harian, beliau juga menuturkan.
Untuk mengetahui sejauh mana pemahaman santri kami
lakukan tanya jawab sebelum pelajaran dimulai, berbeda lagi
bagi kelas empat dan lima mas, untuk kelas empat dan lima,
memang kami buat sedikit mata pelajarannya akan tetapi
banyak muthola’ah/penjelasan dan tamrin/contoh-contoh
54
pelajaran yang berkaitan pada hari itu. Untuk Al Qur’an
sendiri memang diajarkan langsung oleh pak Kyai mulai kelas
satu sampai kelas lima. (waw.2.AE,121-132)
1. Jadwal Pelajaran Pondok Pesantren Bustanuth Tholibin
Pondok pesantren Bustanuth Tholibin membagi dalam beberapa
kelas dan dua semester demi melancarkan kegiatan belajar mengajar di
pondok tersebut, untuk lebih jelasnya peneliti membuat tabel jadwal
pelajaran dari setiap kelas dan semesternya.
Tabel VII
JADWAL PELAJARAN PONDOK PESANTREN
BUSTANUTH THOLIBIN
DESA TEGARON TAHUN 2013
a. Kelas Satu (I)
Semester I
NO HARI JAM MAPEL Ustadz
1 Ahad
05.15-07.00 Nahwu Jawa Ust. M. Asbihan
07.00-07.30 Shorof Ust. M. Asbihan
07.30-08.30 Tanbihul Mustafsirin Ust. M. Asbihan
Istirahat
13.00-14.00 Durorul Bahiyah Ust. M. Asbihan
Istirahat
16.30-17.30 Bahjatul Wasail Ust. Ikhsanudin
Istirahat
18.15-19.00 Tsulasu Rosail Ust. Ikhsanudin
Istirahat
19.30-20.00 Safinatun Naja Ust. M. Asbihan
2 Senin
05.15-07.00 Nahwu Jawa Ust. M. Asbihan
07.00-07.30 Shorof Ust. M. Asbihan
07.30-08.30 Tanbihul Mustafsirin Ust. M. Asbihan
Istirahat
55
13.00-14.00 Durorul Bahiyah Ust. M. Asbihan
Istirahat
16.30-17.30 Bahjatul Wasail Ust. Ikhsanudin
Istirahat
18.15-19.00 Tsulasu Rosail Ust. Ikhsanudin
Istirahat
20.00-21.00 Fasholatan
Syifaul Jinan KH. Bahrodin Latif
3 Selasa
05.15-07.00 Nahwu Jawa Ust. M. Asbihan
07.00-07.30 Shorof Ust. M. Asbihan
07.30-08.30 Tanbihul Mustafsirin Ust. M. Asbihan
Istirahat
13.00-14.00 Durorul Bahiyah Ust. M. Asbihan
Istirahat
16.30-17.30 Bahjatul Wasail Ust. Ikhsanudin
Istirahat
18.15-19.00 Tsulasu Rosail Ust. Ikhsanudin
Istirahat
19.30-20.00 Safinatun Naja Ust. M. Asbihan
20.00-21.00 Aqidatul Awam KH. Bahrodin Latif
4 Rabu
05.15-07.00 Nahwu Jawa Ust. M. Asbihan
07.00-07.30 Shorof Ust. M. Asbihan
07.30-08.30 Tanbihul Mustafsirin Ust. M. Asbihan
Istirahat
13.00-14.00 Durorul Bahiyah Ust. M. Asbihan
Istirahat
16.30-17.30 Bahjatul Wasail Ust. Ikhsanudin
Istirahat
18.15-19.00 Tsulasu Rosail Ust. Ikhsanudin
Istirahat
19.30-20.00 Safinatun Naja Ust. M. Asbihan
5 Kamis
05.15-07.00 Nahwu Jawa Ust. M. Asbihan
07.00-07.30 Shorof Ust. M. Asbihan
07.30-08.30 Tanbihul Mustafsirin Ust. M. Asbihan
Istirahat
13.00-14.00 Durorul Bahiyah Ust. M. Asbihan
56
Sumber: Dokumen Pon-Pes. Bustanuth Tholibin Desa Tegaron
Semester II
Istirahat
6 Jum’at
18.15-19.00 Tsulasu Rosail Ust. Ikhsanudin
Istirahat
19.30-20.00 Safinatun Naja Ust. M. Asbihan
7 Sabtu
05.15-07.00 Nahwu Jawa Ust. M. Asbihan
07.00-07.30 Shorof Ust. M. Asbihan
07.30-08.30 Tanbihul Mustafsirin Ust. M. Asbihan
Istirahat
13.00-14.00 Durorul Bahiyah Ust. M. Asbihan
Istirahat
16.30-17.30 Bahjatul Wasail Ust. Ikhsanudin
Istirahat
18.15-19.00 Tsulasu Rosail Ust. Ikhsanudin
Istirahat
19.30-20.00 Safinatun Naja Ust. M. Asbihan
20.00-21.00 Al Qur’an KH. Bahrodin Latif
NO HARI JAM MAPEL Ustadz
1 Ahad
05.15-07.00 Nahwu Jawa Ust. M. Asbihan
07.00-07.30 Akhlak Banin 1 Ust. M. Asbihan
07.30-08.30 Tanbihul Mustafsirin Ust. M. Asbihan
Istirahat
13.00-14.00 Durorul Bahiyah Ust. M. Asbihan
Istirahat
16.30-17.30 Minakhus Saniyah Ust. Ikhsanudin
Istirahat
18.15-19.00 Tsulasu Rosail Ust. Ikhsanudin
Istirahat
19.30-20.00 Safinatun Naja
Sulamun Najat Ust. M. Asbihan
2 Senin
05.15-07.00 Nahwu Jawa Ust. M. Asbihan
07.00-07.30 Akhlak Banin 1 Ust. M. Asbihan
07.30-08.30 Tanbihul Mustafsirin Ust. M. Asbihan
57
Istirahat
13.00-14.00 Durorul Bahiyah Ust. M. Asbihan
Istirahat
16.30-17.30 Minakhus Saniyah Ust. Ikhsanudin
Istirahat
18.15-19.00 Tsulasu Rosail Ust. Ikhsanudin
Istirahat
20.00-21.00 Fasholatan
Syifaul Jinan KH. Bahrodin Latif
3 Selasa
05.15-07.00 Nahwu Jawa Ust. M. Asbihan
07.00-07.30 Akhlak Banin 1 Ust. M. Asbihan
07.30-08.30 Tanbihul Mustafsirin Ust. M. Asbihan
Istirahat
13.00-14.00 Durorul Bahiyah Ust. M. Asbihan
Istirahat
16.30-17.30 Minakhus Saniyah Ust. Ikhsanudin
Istirahat
18.15-19.00 Tsulasu Rosail Ust. Ikhsanudin
Istirahat
19.30-20.00 Safinatun Naja
Sulamun Najat Ust. M. Asbihan
20.00-21.00 Aqidatul Awam KH. Bahrodin Latif
4 Rabu
05.15-07.00 Nahwu Jawa Ust. M. Asbihan
07.00-07.30 Akhlak Banin 1 Ust. M. Asbihan
07.30-08.30 Tanbihul Mustafsirin Ust. M. Asbihan
Istirahat
13.00-14.00 Durorul Bahiyah Ust. M. Asbihan
Istirahat
16.30-17.30 Minakhus Saniyah Ust. Ikhsanudin
Istirahat
18.15-19.00 Tsulasu Rosail Ust. Ikhsanudin
Istirahat
19.30-20.00 Safinatun Naja
Sulamun Najat Ust. M. Asbihan
5 Kamis 05.15-07.00 Nahwu Jawa Ust. M. Asbihan
07.00-07.30 Akhlak Banin 1 Ust. M. Asbihan
58
Sumber: Dokumen Pon-Pes. Bustanuth Tholibin Desa Tegaron
b. Kelas Dua (II)
Semester 1
No Hari Jam Mapel Ustadz
1 Ahad
05.15-07.00 Nahwu Arab Ust. Muhlisun
07.00-07.30 Shorof Ust. Muhlisun
07.30-08.30 Fatkhul Qorib Ust. Muhlisun
Istirahat
13.00-14.00 Tankhikhul Qoul Ust. Muhlisun
Istirahat
16.30-17.30 Qomik Tughyan Ust. Muhlisun
Istirahat
18.15-19.00 Arbain Nawawi Ust. Muhlisun
07.30-08.30 Tanbihul Mustafsirin Ust. M. Asbihan
Istirahat
13.00-14.00 Durorul Bahiyah Ust. M. Asbihan
Istirahat
6 Jum’at
18.15-19.00 Tsulasu Rosail Ust. Ikhsanudin
Istirahat
19.30-20.00 Safinatun Naja
Sulamun Najat Ust. M. Asbihan
7 Sabtu
05.15-07.00 Nahwu Jawa Ust. M. Asbihan
07.00-07.30 Shorof Ust. M. Asbihan
07.30-08.30 Tanbihul Mustafsirin Ust. M. Asbihan
Istirahat
13.00-14.00 Durorul Bahiyah Ust. M. Asbihan
Istirahat
16.30-17.30 Minakhus Saniyah Ust. Ikhsanudin
Istirahat
18.15-19.00 Tsulasu Rosail Ust. Ikhsanudin
Istirahat
19.30-20.00 Safinatun Naja
Sulamun Najat Ust. M. Asbihan
20.00-21.00 Al Qur’an KH. Bahrodin Latif
59
Istirahat
19.30-20.00 Tukhfatul Atfal Ust. Muhlisun
20.00-21.00 Akhlak Banin 2 Ust. Muhlisun
Ust. Muhlisun
2 Senin
05.15-07.00 Nahwu Arab Ust. Muhlisun
07.00-07.30 Shorof Ust. Muhlisun
07.30-08.30 Fatkhul Qorib Ust. Muhlisun
Istirahat
13.00-14.00 Tankhikhul Qoul Ust. Muhlisun
Istirahat
16.30-17.30 Qomik Tughyan Ust. Muhlisun
Istirahat
18.15-19.00 Arbain Nawawi Ust. Muhlisun
Istirahat
3 Selasa
05.15-07.00 Nahwu Arab Ust. Muhlisun
07.00-07.30 Shorof Ust. Muhlisun
07.30-08.30 Fatkhul Qorib Ust. Muhlisun
Istirahat
13.00-14.00 Tankhikhul Qoul Ust. Muhlisun
Istirahat
16.30-17.30 Qomik Tughyan Ust. Muhlisun
Istirahat
18.15-19.00 Arbain Nawawi Ust. Muhlisun
Istirahat
19.30-20.00 Tukhfatul Atfal Ust. Muhlisun
20.00-21.00 Akhlak Banin 2 Ust. Muhlisun
4 Rabu
05.15-07.00 Nahwu Arab Ust. Muhlisun
07.00-07.30 Shorof Ust. Muhlisun
07.30-08.30 Fatkhul Qorib Ust. Muhlisun
Istirahat
13.00-14.00 Tankhikhul Qoul Ust. Muhlisun
Istirahat
16.30-17.30 Qomik Tughyan Ust. Muhlisun
Istirahat
18.15-19.00 Arbain Nawawi Ust. Muhlisun
Istirahat
19.30-20.00 Tukhfatul Atfal Ust. Muhlisun
60
20.00-21.00 Akhlak Banin 2 Ust. Muhlisun
5 Kamis
05.15-07.00 Nahwu Arab Ust. Muhlisun
07.00-07.30 Shorof Ust. Muhlisun
07.30-08.30 Fatkhul Qorib Ust. Muhlisun
Istirahat
13.00-14.00 Tankhikhul Qoul Ust. Muhlisun
Istirahat
16.30-17.30 Qomik Tughyan Ust. Muhlisun
Istirahat
6 Jum’at
18.15-19.00 Arbain Nawawi Ust. Muhlisun
Istirahat
19.30-20.00 Tukhfatul Atfal Ust. Muhlisun
20.00-21.00 Akhlak Banin 2 Ust. Muhlisun
7 Sabtu
05.15-07.00 Nahwu Arab Ust. Muhlisun
07.00-07.30 Shorof Ust. Muhlisun
07.30-08.30 Fatkhul Qorib Ust. Muhlisun
Istirahat
13.00-14.00 Tankhikhul Qoul Ust. Muhlisun
Istirahat
16.30-17.30 Qomik Tughyan Ust. Muhlisun
Istirahat
18.15-19.00 Arbain Nawawi Ust. Muhlisun
Istirahat
19.30-20.00 Tukhfatul Atfal Ust. Muhlisun
20.00-21.00 Akhlak Banin 2 Ust. Muhlisun
Sumber: Dokumen Pon-Pes. Bustanuth Tholibin Desa Tegaron
Semester 2
No Hari Jam Mapel Ustadz
1 Ahad
05.15-07.00 Nahwu Arab Ust. Muhlisun
07.00-07.30 Shorof Ust. Muhlisun
07.30-08.30 Sulamun Taufiq Ust. Muhlisun
Istirahat
13.00-14.00 Tankhikhul Qoul Ust. Muhlisun
Istirahat
61
16.30-17.30 Qomik Tughyan Ust. Muhlisun
Istirahat
18.15-19.00 Kholasah Ust. Muhlisun
Istirahat
19.30-20.00 Aqidatul Awam Ust. Muhlisun
20.00-21.00 Akhlak Banin 2 Ust. Muhlisun
2 Senin
05.15-07.00 Nahwu Arab Ust. Muhlisun
07.00-07.30 Shorof Ust. Muhlisun
07.30-08.30 Sulamun Taufiq Ust. Muhlisun
Istirahat
13.00-14.00 Tankhikhul Qoul Ust. Muhlisun
Istirahat
16.30-17.30 Qomik Tughyan Ust. Muhlisun
Istirahat
18.15-19.00 Kholasah Ust. Muhlisun
Istirahat
3 Selasa
05.15-07.00 Nahwu Arab Ust. Muhlisun
07.00-07.30 Shorof Ust. Muhlisun
07.30-08.30 Sulamun Taufiq Ust. Muhlisun
Istirahat
13.00-14.00 Tankhikhul Qoul Ust. Muhlisun
Istirahat
16.30-17.30 Qomik Tughyan Ust. Muhlisun
Istirahat
18.15-19.00 Kholasah Ust. Muhlisun
Istirahat
19.30-20.00 Aqidatul Awam Ust. Muhlisun
20.00-21.00 Akhlak Banin 2 Ust. Muhlisun
4 Rabu
05.15-07.00 Nahwu Arab Ust. Muhlisun
07.00-07.30 Shorof Ust. Muhlisun
07.30-08.30 Sulamun Taufiq Ust. Muhlisun
Istirahat
13.00-14.00 Tankhikhul Qoul Ust. Muhlisun
Istirahat
16.30-17.30 Qomik Tughyan Ust. Muhlisun
Istirahat
62
18.15-19.00 Kholasah Ust. Muhlisun
Istirahat
19.30-20.00 Aqidatul Awam Ust. Muhlisun
20.00-21.00 Akhlak Banin 2 Ust. Muhlisun
5 Kamis
05.15-07.00 Nahwu Arab Ust. Muhlisun
07.00-07.30 Shorof Ust. Muhlisun
07.30-08.30 Sulamun Taufiq Ust. Muhlisun
Istirahat
13.00-14.00 Tankhikhul Qoul Ust. Muhlisun
Istirahat
16.30-17.30 Qomik Tughyan Ust. Muhlisun
Istirahat
6 Jum’at
18.15-19.00 Kholasah Ust. Muhlisun
Istirahat
19.30-20.00 Aqidatul Awam Ust. Muhlisun
20.00-21.00 Akhlak Banin 2 Ust. Muhlisun
7 Sabtu
05.15-07.00 Nahwu Arab Ust. Muhlisun
07.00-07.30 Shorof Ust. Muhlisun
07.30-08.30 Sulamun Taufiq Ust. Muhlisun
Istirahat
13.00-14.00 Tankhikhul Qoul Ust. Muhlisun
Istirahat
16.30-17.30 Qomik Tughyan Ust. Muhlisun
Istirahat
18.15-19.00 Kholasah Ust. Muhlisun
Istirahat
19.30-20.00 Aqidatul Awam Ust. Muhlisun
20.00-21.00 Akhlak Banin 2 Ust. Muhlisun
Sumber: Dokumen Pon-Pes. Bustanuth Tholibin Desa Tegaron
c. Kelas Tiga (III)
Semester 1
No Hari Jam Maple Ustadz
1 Ahad 05.15-06.30 Al Qur’an KH. Bahrodin
Latif
63
07.00-07.30 Nahwu Imriti Ust. Ikhsanudin
Istirahat
13.00-14.00 Targhib wa Tarhib Ust. Ikhsanudin
Istirahat
15.00-16.00 Nasoikhul Ibad Ust. Ikhsanudin
Istirahat
19.30-20.00 Qomik Tughyan Ust. Ikhsanudin
2 Senin
05.15-06.30 Al Qur’an KH. Bahrodin
Latif
07.00-07.30 Nahwu Imriti Ust. Ikhsanudin
Istirahat
13.00-14.00 Targhib wa Tarhib Ust. Ikhsanudin
Istirahat
15.00-16.00 Nasoikhul Ibad Ust. Ikhsanudin
Istirahat
3 Selasa
05.15-06.30 Al Qur’an KH. Bahrodin
Latif
07.00-07.30 Nahwu Imriti Ust. Ikhsanudin
Istirahat
13.00-14.00 Targhib wa Tarhib Ust. Ikhsanudin
Istirahat
15.00-16.00 Nasoikhul Ibad Ust. Ikhsanudin
Istirahat
19.30-20.00 Qomik Tughyan Ust. Ikhsanudin
4 Rabu
05.15-06.30 Al Qur’an KH. Bahrodin
Latif
07.00-07.30 Nahwu Imriti Ust. Ikhsanudin
Istirahat
13.00-14.00 Targhib wa Tarhib Ust. Ikhsanudin
Istirahat
15.00-16.00 Nasoikhul Ibad Ust. Ikhsanudin
Istirahat
19.30-20.00 Qomik Tughyan Ust. Ikhsanudin
5 Kamis 05.15-06.30 Al Qur’an KH. Bahrodin
64
Latif
07.00-07.30 Nahwu Imriti Ust. Ikhsanudin
Istirahat
13.00-14.00 Targhib wa Tarhib Ust. Ikhsanudin
Istirahat
15.00-16.00 Nasoikhul Ibad Ust. Ikhsanudin
Istirahat
6 Jum’at 19.30-20.00 Qomik Tughyan Ust. Ikhsanudin
7 Sabtu
05.15-06.30 Al Qur’an KH. Bahrodin
Latif
07.00-07.30 Nahwu Imriti Ust. Ikhsanudin
Istirahat
13.00-14.00 Targhib wa Tarhib Ust. Ikhsanudin
Istirahat
15.00-16.00 Nasoikhul Ibad Ust. Ikhsanudin
Istirahat
19.30-20.00 Qomik Tughyan Ust. Ikhsanudin
Sumber: Dokumen Pon-Pes. Bustanuth Tholibin Desa Tegaron
Semester 2
No Hari Jam Maple Ustadz
1 Ahad
05.15-06.30 Al Qur’an KH. Bahrodin
Latif
07.00-07.30 Nahwu Imriti &
I’rob Ust. Ikhsanudin
08.30-09.00 Akhlak Banin 3 Ust. M. Asbihan
Istirahat
13.00-14.00 Targhib wa Tarhib Ust. Ikhsanudin
Istirahat
15.00-16.00 Nasoikhul Ibad Ust. Ikhsanudin
Istirahat
19.30-20.00 Qomik Tuhgyan Ust. Ikhsanudin
2 Senin
05.15-06.30 Al Qur’an KH. Bahrodin
Latif
07.00-07.30 Nahwu Imriti &
I’rob Ust. Ikhsanudin
65
08.30-09.00 Akhlak Banin 3 Ust. M. Asbihan
Istirahat
13.00-14.00 Targhib wa Tarhib Ust. Ikhsanudin
Istirahat
15.00-16.00 Nasoikhul Ibad Ust. Ikhsanudin
Istirahat
3 Selasa
05.15-06.30 Al Qur’an KH. Bahrodin
Latif
07.00-07.30 Nahwu Imriti &
I’rob Ust. Ikhsanudin
08.30-09.00 Akhlak Banin 3 Ust. M. Asbihan
Istirahat
13.00-14.00 Targhib wa Tarhib Ust. Ikhsanudin
Istirahat
15.00-16.00 Nasoikhul Ibad Ust. Ikhsanudin
Istirahat
19.30-20.00 Qomik Tuhgyan Ust. Ikhsanudin
4 Rabu
05.15-06.30 Al Qur’an KH. Bahrodin
Latif
07.00-07.30 Nahwu Imriti &
I’rob Ust. Ikhsanudin
08.30-09.00 Akhlak Banin 3 Ust. M. Asbihan
Istirahat
13.00-14.00 Targhib wa Tarhib Ust. Ikhsanudin
Istirahat
15.00-16.00 Nasoikhul Ibad Ust. Ikhsanudin
Istirahat
19.30-20.00 Qomik Tuhgyan Ust. Ikhsanudin
5 Kamis
05.15-06.30 Al Qur’an KH. Bahrodin
Latif
07.00-07.30 Nahwu Imriti &
I’rob Ust. Ikhsanudin
08.30-09.00 Akhlak Banin 3 Ust. M. Asbihan
Istirahat
13.00-14.00 Targhib wa Tarhib Ust. Ikhsanudin
Istirahat
66
15.00-16.00 Nasoikhul Ibad Ust. Ikhsanudin
Istirahat
6 Jum’at 19.30-20.00 Qomik Tuhgyan Ust. Ikhsanudin
7 Sabtu
05.15-06.30 Al Qur’an KH. Bahrodin
Latif
07.00-07.30 Nahwu Imriti &
I’rob Ust. Ikhsanudin
08.30-09.00 Akhlak Banin 3 Ust. M. Asbihan
Istirahat
13.00-14.00 Targhib wa Tarhib Ust. Ikhsanudin
Istirahat
15.00-16.00 Nasoikhul Ibad Ust. Ikhsanudin
Istirahat
19.30-20.00 Qomik Tuhgyan Ust. Ikhsanudin
Sumber: Dokumen Pon-Pes. Bustanuth Tholibin Desa Tegaron
d. Kelas Empat (IV)
Semester 1
No Hari Jam Mapel Ustadz
1 Ahad
06.00-07.00 Alfiyah Awal Ust. Ikhsanudin
Istirahat
14.00-15.00 Idhotun Nasi’in Ust. Ikhsanudin
Istirahat
18.15-19.00 Fatkhul Mu’in K. Nur Achdi
2 Senin
06.00-07.00 Alfiyah Awal Ust. Ikhsanudin
Istirahat
14.00-15.00 Idhotun Nasi’in Ust. Ikhsanudin
Istirahat
18.15-19.00 Fatkhul Mu’in K. Nur Achdi
3 Selasa
06.00-07.00 Alfiyah Awal Ust. Ikhsanudin
Istirahat
14.00-15.00 Idhotun Nasi’in Ust. Ikhsanudin
Istirahat
67
18.15-19.00 Fatkhul Mu’in K. Nur Achdi
4 Rabu
06.00-07.00 Alfiyah Awal Ust. Ikhsanudin
Istirahat
14.00-15.00 Idhotun Nasi’in Ust. Ikhsanudin
Istirahat
18.15-19.00 Fatkhul Mu’in K. Nur Achdi
5 Kamis
06.00-07.00 Alfiyah Awal Ust. Ikhsanudin
Istirahat
14.00-15.00 Idhotun Nasi’in Ust. Ikhsanudin
Istirahat
18.15-19.00 Fatkhul Mu’in K. Nur Achdi
6 Jum’at 18.15-19.00 Fatkhul Mu’in K. Nur Achdi
7 Sabtu
06.00-07.00 Alfiyah Awal Ust. Ikhsanudin
Istirahat
14.00-15.00 Idhotun Nasi’in Ust. Ikhsanudin
Istirahat
18.15-19.00 Fatkhul Mu’in K. Nur Achdi
Sumber: Dokumen Pon-Pes. Bustanuth Tholibin Desa Tegaron
Semester 2
No Hari Jam Mapel Ustadz
1 Ahad
06.00-07.00 Alfiyah Awal Ust. Ikhsanudin
Istirahat
14.00-15.00 Idhotun Nasi’in Ust. Ikhsanudin
Istirahat
18.15-19.00 Fatkhul Mu’in K. Nur Achdi
2 Senin
06.00-07.00 Alfiyah Awal Ust. Ikhsanudin
Istirahat
14.00-15.00 Idhotun Nasi’in Ust. Ikhsanudin
Istirahat
18.15-19.00 Fatkhul Mu’in K. Nur Achdi
3 Selasa 06.00-07.00 Alfiyah Awal Ust. Ikhsanudin
68
Istirahat
14.00-15.00 Idhotun Nasi’in Ust. Ikhsanudin
Istirahat
18.15-19.00 Fatkhul Mu’in K. Nur Achdi
4 Rabu
06.00-07.00 Alfiyah Awal Ust. Ikhsanudin
Istirahat
14.00-15.00 Idhotun Nasi’in Ust. Ikhsanudin
Istirahat
18.15-19.00 Fatkhul Mu’in K. Nur Achdi
5 Kamis
06.00-07.00 Alfiyah Awal Ust. Ikhsanudin
Istirahat
14.00-15.00 Idhotun Nasi’in Ust. Ikhsanudin
Istirahat
18.15-19.00 Fatkhul Mu’in K. Nur Achdi
6 Jum’at 18.15-19.00 Fatkhul Mu’in K. Nur Achdi
7 Sabtu
06.00-07.00 Alfiyah Awal Ust. Ikhsanudin
Istirahat
14.00-15.00 Idhotun Nasi’in Ust. Ikhsanudin
Istirahat
18.15-19.00 Fatkhul Mu’in K. Nur Achdi
Sumber: Dokumen Pon-Pes. Bustanuth Tholibin Desa Tegaron
e. Kelas Lima (V)
Semester 1
No Hari Jam Mapel Ustadz
1 Ahad
07.00-08.00 Alfiyah Tsani Ust. Ikhsanudin
Istirahat
13.00-14.00 Idhotun Nasi’in K. Nur Achdi
14.00-15.00 Asybah wa
Nadhoir Ust. M. Asbihan
2 Senin 07.00-08.00 Alfiyah Tsani Ust. Ikhsanudin
Istirahat
69
13.00-14.00 Idhotun Nasi’in K. Nur Achdi
14.00-15.00 Asybah wa
Nadhoir Ust. M. Asbihan
3 Selasa
07.00-08.00 Alfiyah Tsani Ust. Ikhsanudin
Istirahat
13.00-14.00 Idhotun Nasi’in K. Nur Achdi
14.00-15.00 Asybah wa
Nadhoir Ust. M. Asbihan
4 Rabu
07.00-08.00 Alfiyah Tsani Ust. Ikhsanudin
Istirahat
13.00-14.00 Idhotun Nasi’in K. Nur Achdi
14.00-15.00 Asybah wa
Nadhoir Ust. M. Asbihan
5 Kamis
07.00-08.00 Alfiyah Tsani Ust. Ikhsanudin
Istirahat
13.00-14.00 Idhotun Nasi’in K. Nur Achdi
14.00-15.00 Asybah wa
Nadhoir Ust. M. Asbihan
7 Sabtu
07.00-08.00 Alfiyah Tsani Ust. Ikhsanudin
Istirahat
13.00-14.00 Idhotun Nasi’in K. Nur Achdi
14.00-15.00 Asybah wa
Nadhoir Ust. M. Asbihan
Sumber: Dokumen Pon-Pes. Bustanuth Tholibin Desa Tegaron
Semester 2
No Hari Jam Mapel Ustadz
1 Ahad
07.00-08.00 Alfiyah Tsani Ust. Ikhsanudin
Istirahat
13.00-14.00 Idhotun Nasi’in K. Nur Achdi
14.00-15.00 Asybah wa
Nadhoir Ust. M. Asbihan
2 Senin 07.00-08.00 Alfiyah Tsani Ust. Ikhsanudin
70
Istirahat
13.00-14.00 Idhotun Nasi’in K. Nur Achdi
14.00-15.00 Asybah wa
Nadhoir Ust. M. Asbihan
3 Selasa
07.00-08.00 Alfiyah Tsani Ust. Ikhsanudin
Istirahat
13.00-14.00 Idhotun Nasi’in K. Nur Achdi
14.00-15.00 Asybah wa Nadhoir Ust. M. Asbihan
4 Rabu
07.00-08.00 Alfiyah Tsani Ust. Ikhsanudin
Istirahat
13.00-14.00 Idhotun Nasi’in K. Nur Achdi
14.00-15.00 Asybah wa Nadhoir Ust. M. Asbihan
5 Kamis
07.00-08.00 Alfiyah Tsani Ust. Ikhsanudin
Istirahat
13.00-14.00 Idhotun Nasi’in K. Nur Achdi
14.00-15.00 Asybah wa Nadhoir Ust. M. Asbihan
7 Sabtu
07.00-08.00 Alfiyah Tsani Ust. Ikhsanudin
Istirahat
13.00-14.00 Idhotun Nasi’in K. Nur Achdi
14.00-15.00 Asybah wa Nadhoir Ust. M. Asbihan
Sumber: Dokumen Pon-Pes. Bustanuth Tholibin Desa Tegaron
2. Jadwal Kegiatan Hari, Minggu dan Bulanan
Tabel VIII
a. Kegiatan Harian
No Kegiatan Waktu Keterangan
1 Qobliyah & Jama’ah
sholat subuh 04.00-05.00
Pak Kyai & Semua
santri
2 Tadarus di kamar
masing-masing 05.00-05.15 Semua santri
3 Sekolah Pondok 05.15-08.30 Ustadz & santri
4 Jama’ah Sholat Dhuha 08.30-09.00 Pak Kyai & Semua
santri
71
5
Masak, Makan,
Mencuci pakaian,
mandi & Istirahat
09.00-11.30 Semua santri
6 Sholat Dhuhur
berjama’ah 11.30-12.00
Pak Kyai & Semua
Santri
7 Tadarus di kamar
masing-masing 12.00-12.30 Semua santri
8 Sekolah pondok 12.30-14.00 Ustadz & Semua
santri
9
Isitrahat & Mandi,
Persiapan Jama’ah
Sholat Ashar
14.00-16.00 Semua Santri
10 Jama’ah Sholat Ashar 16.00-16.15 Pak Kyai & Semua
Santri
11 Tadarus di kamar
masing-masing 16.15-16.30 Semua Santri
12 Sekolah pondok 16.30-17.30 Ustadz & Semua
santri
13 Jama’ah Sholat
Mahgrib 17.30-18.00
Pak Kyai & Semua
Santri
14 Tadarus di kamar
masing-masing 18.00-18.15 Semua Santri
15 Sekolah pondok 18.15-19.00 Ustadz & Semua
santri
16 Jama’ah Isya’ 19.00-19.30 Pak Kyai & Semua
Santri
17 Sekolah pondok 19.30-21.00 Ustadz & Semua
santri
Sumber: Dokumen Pon-Pes. Bustanuth Tholibin Desa Tegaron
b. Kegiatan Mingguan
No Kegiatan Waktu Keterangan
1 Ziarah ke Maqbaroh 16.30-17.00 Hari Kamis
2 Mujahadah 18.15-19.00 Kamis Malam Jum’at
3 Khitobiyah & Barjanji 19.30-21.00 Kamis Malam Jum’at
Sumber: Dokumen Pon-Pes. Bustanuth Tholibin Desa Tegaron
72
c. Kegiatan Bulanan
No Kegiatan Waktu Keterangan
1 Bahsul Masail 19.30-21.00 Malam Jum’at
Minggu terakhir
Sumber: Dokumen Pon-Pes. Bustanuth Tholibin Desa Tegaron
3. Kegiatan Pendidikan
Peneliti melakukan observasi Untuk mengetahui kegiatan-
kegiatan di Pondok Pesantren Bustanuth Tholibin dengan melakukan
observasi, wawancara dan dokumentasi tentang hal-hal yang terkait
dengan kegiatan dalam proses pendidikan di Pondok Pesantren Bustanuth
Tholibin.
AE, untuk kegiatan sendiri bisa berjalan dengan baik
menurut jadwal yang sudah dipasang diaula pondok mas.
Yang kadang-kadang di langgar paling sholat lima waktu
belum bisa aktif semua, subuh berjama’ah dhuhur kadang
tidak ada. (waw.3.AE,4-10)
iya mas, kalau sudah ngantuk dan tidak ada yang
bangunin terpaksa deh, tidak ikut jama’ah dan yang
sering dilanggar sholat jama’ah dhuhur. Pas enak-
enaknya tidur kok. Tutur AH. (waw.1.AH, 47-52)
Dari keterangan informan di atas menunjukkan kegiatan yang
dilaksanakan di Pondok Pesantren Bustanuth Tholibin cukup teratur mulai
dari kegiatan harian seperti mengaji, sekolah pondok dan kegiatan yang
lainnya. Disamping itu kegiatan tersebut semua santri harus
mengikutinnya ketika ada yang meninggalkannya maka akan dikenai
hukuman yang sudah ditentukan oleh pihak pesantren.
73
4. Evaluasi Pembelajaran
Untuk mengetahui hasil dan tujuan yang di harapkan dan sesuai
tingkat kemampuan santri dalam penguasaan keilmuan yang di ajarkan,
maka melalui musyawarah kepengurusan Pondok Pesantren Bustanuth
Tholibin menetapkan dengan adanya evaluasi pada akhir semester.
Ustadz AE, menerangkan tentang bagaimana diadakannnya
evaluasi akhir semester
“Evaluasi di Pondok Pesantren Bustanuth Tholibin ini
dinamakan imtihan, biasanya dilaksanakan pada bulan
maulud selama 1 minggu, dan pada bulan rajab.
(waw.3.AE,13-16)
Evaluasi ini selain untuk mengetahui sejauh mana perkembangan
dan memahami pelajaran bagi semua santri mulai dari pelajaran sehari-
harinya, membaca kitabnya dan hafalan atau (setoran nandhoman), dengan
adanya evaluasi bagi semua santri akan terlihat mana santri yang benar-
benar siap untuk meneruskan ke kelas selanjutnya.
AE, di pondok sini juga tiap hari dilakukan evaluasi kok
mas, jadi sebelum pelajaran dimulai ustadz menanyakan
pelajaran kemarin sudah paham belum, kalau memang
belum akan diulang kembali, sampai santri benar-benar
paham betul pelajaran kemarin. (waw.3.AE,19-25)
Sebagai tolak ukur kenaikan kelas pondok pesantren Bustanuth
Tholibin mempunyai ukuran sendiri menurut kelasnya masing-masing.
AE Menjelaskan: Sebagai tolak ukur kenaikan kelas kami
membatasi untuk kelas satu bisa naik kelas dua harus bisa
membaca meskipun belum paham pelajarannya, untuk bisa
naik kelas tiga santri harus paham pelajaran-pelajaran
yang diajarkan pada kelas dua, untuk bisa naik kelas empat
74
santri harus bisa menerangkan/murodan maksudnya lafal
dibaca dan diterangkan didepan santri lain dan ustadznya.
(waw.3.AE,29-38)
AD menambahkan, kenaikan dilakukan pada bulan hijriyah
mas, tepatnya bulan sya’ban, setelah itu libur menjelang
Ramadhon, 1 Ramadhon kembali lagi untuk ngaji posonan
sampai tanggal 21 Ramadhon khataman kitab-kitab yang
dibaca oleh ustadz. Setelah itu libur sampai syawal tanggal
20an mas. (waw.2.AD,32-38)
E. Latar Belakang Santri Pondok Pesantren Bustanuth Tholibin
Untuk mengetahui latar belakang santri pondok pesantren Bustanuth
Tholibin peneliti melakukan observasi dan wawancara kepada pihak yang
terkait.
Santri di Pondok Pesantren Bustanuth Tholibin adalah berasal dari
sekitar luar desa Tegaron, seperti desa Kebumen, Sepakung bahkan ada yang
berasal dari luar Kabupaten Semarang, seperti Kabupaten Magelang dll,
minimal sudah lulus SMP/sederajat, yang kesadarannya mau menjadi santri di
Pondok Pesantren Bustanuth Tholibin, dorongan dari orang tua dan mau
menaati semua peraturan dan tata tertib yang telah diterapkan oleh pengurus.
Sedangkan latar belakang wali santri berasal dari kalangan wira
swasta yang penghasilannya tidak bisa ditentukan,
Ya, , , kadang banyak kadang juga sedikit mas”, tutur AF,
dikarenakan tergantung pesanan bagi kuli angkat
“glondong”/pedagang di pasar, dan ditentukan oleh banyak
tidaknya hasil panin untuk kalangan petani. Tambahnya.
(waw.1.AF, 112-117)
Bahkan ada sebagian santri yang ikut membantu pekerjaan
orang desa, termasuk warga “ndalem” keluarga bapak kyai dengan
75
harapan dapat upah dari pekerjaannya itu dan mendapatkan berkah
dari keluarga pak kyai.
AF, “ya Alhamdullah bisa buat makan mas, tapi itu dulu mas,
sekarang tidak lagi. Dulu waktu aku disuruh bantuin orang
desa, orang tersebut minta ijin dulu sama pengurus mas, kalau
saya matur sendiri tidak berani, dan itupun masih keluarga
pondok sendiri kok mas” tutur AF. (waw.1.AF,92-98)
Tambahan AF,sebenarnya bukan keiinginan saya mas, hanya
saja kalau udah kelas empat dan lima kan mata pelajarannya
sedikit ta, jadi banyak nganggurnya sekalian ngalap berkah.
(waw.1.AF,101-105)
Untuk santri tersebut dari pihak pondok pesantren melihat dari
tingkatan kelas, kalau kelas satu sampai tiga tidak diijinkan karena masih
penuh dengan pengajian kitab-kitab.
AE juga membahas tentang hal ini “ kalau dari pihak pengurus
pondok sendiri membolehkan santri membantu orang desa
selama santri tersebut mau dan kami juga melihat dari
tingkatan kelasnya mas, kalau masih kelas satu sampai tiga
mas tahu sendiri ta, jadwal pelajarannya sangat padat,
tentunya tidak kami perbolehkan. Tapi untuk kelas empat
sampai enam kan pelajarannya juga sudah sedikit jadi kami
persilahkan untuk mengisi waktu luang para santri.
(waw.3.AE,42-52)
AE juga memberi sedikit gambaran tentang latar belakang santri yang
berada di Pondok Pesantren Bustanuth Tholibin.
Ustadz AE, juga menuturkan “semua santri yang mondok sini
dari keinginan diri sendiri dan orang tua mas, jadi kalau
mereka niat tanpa ada dorongan orang tua biasanya tidak
betah, sebaliknya dorongan orang tua sedang anak tidak
pingin mondok juga tidak betah, makanya kedua pihak harus
sama-sama mempunyai niatan yang sama. (waw.3.AE,55-62)
76
Itu dahulu mas, sekarang sudah tidak ada dan tidak saya
perbolehkan, meski kerjanya tidak seberapa terkadang bisa
jadi alasan bagi santri yang nyambi diluar pondok AD juga
ikut menuturkan. (waw.2.AD,42-46)
77
BAB IV
ANALISIS
HASIL PENELITIAN
Wawancara dan hasil observasi yang dilakukan di Pondok Pesantren
Bustanuth Tholibin mengantarkan penulis pada kejelasan terkait dengan
analisis Strength (kekuatan), Weakness (kelemahan), Opportunity (peluang)
dan Thread (ancaman) atau analisis SWOT manajemen Pondok pesantren
Bustanuth Tholibin.
A. Faktor-faktor Kekuatan pondok pesantren Bustanuth Tholibin Tahun 2013
Faktor-faktor kekuatan dalam sebuah lembaga pendidikan
adalah kompetensi khusus, yang berakibat pada pemilikan keunggulan
komparatif lembaga pendidikan tersebut. Dikatakan demikian karena
satuan pendidikan memiliki sumber keterampilan, produk andalan dan
sebagainya yang membuatnya lebih unggul dari para pesaingnya dalam
memuaskan pelanggan (Baharuddin & Makin, 2010:41). Diantara faktor-
faktor kekuatan pondok pesantren Bustanuth Tholibin.
Metode pengajaran yang diterapkan pondok pesantren
Bustanuth Tholibin masih mempertahankan metode para ulama’ terdahulu
yaitu salafiyah metode tersebut antara lain:
a. Hafalan dan setoran.
b. Sorogan (santri membaca kitab kuning dan ustadz/ kyai
menyimak dan membetulkan.
c. Bandongan dengan cara Kyai/ ustadz membaca kitab
kuning dan para santri mendengarkan dan mengabsahi
(memaknai).
d. Khitobah (latihan dakwah).
78
e. Bersyair (mendengarkan senior membaca, minggu
selanjutnya baru digilir membaca)
f. Takror (mengulang pelajaran yang diajarkan ustadz siang
hari pada malam hari (waw.1.AE,15-29).
Yang dinilai efektif, mudah dipahami dan hasil yang
memuaskan menurut ustadz Muhammad Asbihan sebagai divisi
kurikulum.
Kurikulum yang digunakan di pondok sini murni salafiyah
mas, tanpa meniru dari pondok lain, meskipun para ustadz
alumni dari pondok lain, Kata lain “nderek pak yai” tidak
berani merubah karena sudah berjalan berabad-abad dan
hasilnya juga memuaskan kok mas (waw.1.AE,62-68)
Kemandirian pengelolaan dana dari pondok pesantren Bustanuth
Tholibin sendiri sudah berjalan dengan baik, terbukti dari pemasukan dan
pengeluaran dijalankan penuh oleh santri sendiri, mulai dari pemasukan
syahriyah santri dan pemasukan persewaan peralatan pernikahan sampai
pada pengeluaran-pengeluaran yang dibutuhkan misalnya pembayaran
rekening listrik dan juga perawatan sarana dan prasarana kegiatan belajar
mengajar misalnya kapur, papan tulis, penghapus dan lain-lain.
Seperti ungkap salah satu santri pada bab sebelumnya AG.
semua pengeluaran dibebankan kepada santri dan hasil
persewaan peralatan dapur mas. Dulu bukan hanya alat-alat
dapur mas, ada kursi, tenda (tratak), tapi sekarang tinggal
nampan, piring, gelas, sendok, lampu. Yang lain sudah
rusak(waw.1.AG,13-19).
Meskipun dengan sisa peralatan persewaan yang ada, didukung
dengan adanya bantuan dari pemerintah, meskipun baru hanya sekali.
Ungkap AD dahulu pernah mendapatkan bantuan dana dari
pemerintah untuk merawat gedung/pondok alhamdulillah
cukup untuk keramik kamar para santri dan aula. Menandakan
79
bahwa Pemerintah juga ada perhatian terhadap pondok
pesantren Bustanuth Tholibin(waw.2.AD,3-6).
Hubungan antara pondok pesantren Bustanuth Tholibin dengan
masyarakat juga terjaga dengan baik, itu juga merupakan kekuatan dari
lembaga pondok pesantren seperti yang diungkapkan oleh Sekretaris desa
Tegaron.
Sesuai tutur Sekretaris Desa Tegaron pada bab sebelumnya
insyaallah kalau masyarakat dimintai tolong (sambati) mereka
banyak yang ringan tangan kok mas, seperti yang telah terjadi
dulu waktu ada khataman masyarakat selalu andil
(waw.1.AI,42-46).
Selama ini kan jarang ada pertentangan antara pihak pondok
dan masyarakat sendiri mas, bahkan saya sendiri belum pernah
menjumpainya mas (waw.1.AI,6-10).
Sarana dan prasarana yang mencukupi sebagai penunjang
kegiatan para santri untuk menimba ilmu di pondok pesantren Bustanuth
Tholibin. Sangat menentukan kenyamanan santri dalam melaksanakan
kegiatan belajar mengajar di pondok pesantren tersebut. Sarana dan
prasarana tersebut berupa sarana dan prasarana buatan dan alam, yang
berupa alam antara lain adanya sumber mata air yang cukup dan yang
buatan adanya kamar santri yang nyaman ditempati oleh para santri putra
dan santri putri, kamar mandi yang cukup, sehingga tidak ada alasan bagi
santri terlambat ngaji pondok karena antri mandi dan lain sebagainya.
Tersedianya kejar paket C, meskipun di pondok pesantren
Bustanuth Tholibin menggunakan metode salafiyah, akan tetapi pondok
sendiri menyediakan kejar paket sebagai penyesuaian dengan pendidikan
80
formal. Dengan harapan adanya kesempatan untuk melanjutkan
pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi.
B. Faktor-faktor Kelemahan pondok pesantren Bustanuth Tholibin Tahun
2013
Dalam praktiknya, berbagai keterbatasan dan
kekurangmampuan bila terlihat pada sarana prasarana yang dimiliki
pendidikan Islam. Selain itu, kemampuan manajerial kepala madrasah
yang rendah, serta keterampilan pemasaran yang tidak sesuai dengan
tuntutan pasar menjadi penghambat dari kemajuan lembaga pendidikan
Islam. Produk (out put) yang dihasilkan dari lembaga pendidikan Islam
pun kurang diminati oleh baik oleh pelanggan maupun masyarakat luas
(Baharuddin & Makin, 2010:41).
Kelemahan-kelemahan yang terdapat di pondok pesantren Bustanuth
Tholibin, setelah peneliti melakukan mengamatan antara lain:
Pengetahuan tentang komputer yang mempermudah administrasi
lembaga menjadi salah satu kelemahan bagi pondok pesantren Bustanuth
Tholibin, lebih jelasnya Sumber Daya Manusia tentang pengertian
komputer, baik dari pihak ustadz ataupun santri. Pengakuan salah satu
ustadz tentang kekurangtahuannya tentang komputer pada bab
sebelumnya.
AE: Sistem pendidikan di pondok pesantren Bustanuth
Tholibin menggunakan sistem salaf murni, jadi memang untuk
pendidikan modern tidak ada sama sekali mas, bahkan
81
ustadznya pun tidak ada yang yang bisa mengoperasikan
komputer (waw.1.AE,4-9)
Meskipun tanpa komputer administrasi pondok pesantren bisa berjalan
dengan baik, akan tetapi untuk mempermudah dan memperingan
administrasi komputer menjadi salah satu jawaban yang tepat, bahkan
pada zaman sekarang komputerpun sudah dianggap bukan barang asing,
sulit memperoleh dan mengoperasikannya.
Kurangnya ustadz di pondok pesantren Bustanuth Tholibin juga
menjadi kelemahan dalam proses belajar mengajar di pondok, sehingga
sering dari ustadz yang ada harus merangkap beberapa mata pelajaran,
meskipun selama ini mampu dihadapi oleh para ustadz. Keberadaan
ustadz di sebuah pesantren sangat menentukan berlangsungnya kegiatan
belajar mengajar di pondok tersebut yang berhubungan langsung dengan
administrasi, pengaturan kurikulum, pembagian pelajaran yang akan
diajarkan kepada para santri.
AE pada bab sebelumnya menuturkan kurangnya ustadz yang
mau mengajar, disini kan lilllahi taala mas (waw.2.AE,30).
Belum tertata rapi manajemen pondok pesantren Bustanuth
Tholibin yang seharusnya mempermudah dalam administrasi pondok
pesantren tersebut, sebagai contoh kecil data para alumni yang belum
jelas, bahkan sampai saat ini ada berapa alumni yang belum terdaftar
dalam data alumni pondok pesantren Bustanuth Tholibin. Seperti ungkap
K. Ikhsanuddin dalam bab sebelumnya.
82
Manajemen yang dilaksanakan belum tertata rapi, tetapi untuk
mencapai hasil yang baik di dalam pondok pesantren ini
melakukan beberapa manajemen (waw.1.AD,43-46).
Semangat santri yang kadang menurun untuk benar-benar
mencari ilmu, terbukti masih adanya rasa malas dari santri, seperti yang
diungkapkan oleh salah satu santri
AF. Kadang kalau ngantuk banget dan tidak ada yang
membangunkan sampai saya tidak sekolah mas, itu kalau hanya
sekali tidak masuk tidak apa-apa mas, tapi kalau sampai tiga kali
ditanyakan pada teman yang satu kelas dengan saya.
Sistem ihlas lillahi taala atau tidak adanya honor bagi ustadz
juga sebagai kelemahan pondok pesantren Bustantuh Tholibin, karena
bagaimanapun para ustadz/ustadzah butuh adanya pemasukan. Salah satu
ustadz juga menuturkan terkait dengan tidak adanya honor bagi
ustadz/ustadzah.
Belum ada gaji tetap mas, akan tetapi saya yakin suatu saat
kalau yang berpotensi menjadi ustadz ekonominya sudah tertata
rapi akan mau menjadi ustadz disini mas (waw.2.AE, 33-37).
Kapan akan mapannya ekonomi tidak bisa diukur dengan waktu, untuk
itu tidak adanya honor menjadi sebuah kelemahan dari pondok pesantren
Bustanuth Tholibin.
Tidak adanya ujian bagi ustadz yang mengajar di pondok
merupakan kelemahan pondok pesantren Bustanuth Tholibin sendiri
karena tidak bisa dilihat seberapa kemampuan calon ustadz dalam
pengusaan materi khususnya agama, meskipun mereka pernah mondok di
beberapa tempat. Seperti ungkap K. Ikhsanuddin pada bab sebelumnya.
83
Untuk ustadz disini tidak ada ujian mas, yang penting pernah
mondok di satu pesantren atau lebih dan memang harus lulus
dari pondok pesantren tersebut, kalau belum lulus dari pihak
pondok sendiri masih mempertimbangkan dan satu lagi ihlas
mengajar santri-santri di pondok, karena memang tidak ada
bisaroh untuk para ustadz,(waw.2.AD,12-20).
C. Faktor-faktor Peluang pondok pesantren Bustanuth Tholibin Tahun 2013
Peluang adalah sebagai situasi lingkungan eksternal yang
menguntungkan bagi sebuah lembaga pendidikan. Situasi lingkungan
tersebut, misalnya: (1) kecenderungan penting yang terjadi di kalangan
peserta didik, (2) identifikasi suatu layanan pendidikan yang belum
mendapat perhatian, (3) perubahan dalam keadaan persaingan, (4)
hubungan dengan para pengguna atau pelanggan, dan sebagainya
(Baharuddin & Makin, 2010:42).
Peluang-peluang dari pondok pesantren Bustanuth Tholibin
antara lain, banyaknya masyarakat khususnya desa Tegaron sendiri yang
berpotensi menjadi ustadz, tinggal bagaimana cara dari para pengasuh dan
pengurus pondok untuk menarik/mengajak para masyarakat yang
berpotensi untuk bisa menjadi ustadz/ustadzah pondok tanpa menunggu
ekonomi masyarakat tersebut dikatakan mapan. Hal ini sesuai dengan apa
yang diuraikan ustadz Muhammad Asbihan.
Dari desa Tegaron sendiri sebenarnya banyak mas, mungkin
kesibukan yang sangat padat sehingga untuk mengajar waktunya
belum ada, tapi saya yakin suatu saat mereka yang mempunyai
potensi menjadi ustadz akan bergabung dengan kami untuk
Ngurip-ngurip agama khususnya pondok pesantren Bustanuth
Tholibin ini mas (waw.2.AE,41-49).
84
Kelebihan pondok sini itu sebenarnya banyak sekali mas,
diantara banyak ustadz yang sudah layak/mumpuni dibidang
agama, apalagi dari desa Tegaron sendiri banyak lulusan dari
pondok-pondok yang ternama baik dari Jawa Tengah sendiri
maupun dari Provinsi lain misalnya Jawa Timur dan Jawa
Barat(waw.1.AI,23-33).
Tinggal bagaimana dari pihak pondok sendiri bisa menarik dari orang-
orang yang berpotensi tersebut
Tersedianya Sumber Daya Alam seperti irigasi yang cukup,
lahan dari pengasuh/pengurus pondok pesantren sebagai tempat latihan
santri meningkatkan kemampuannya dibidang tertentu, misalnya
pertanian, perikanan yang sampai saat ini belum sempat menjadi
perhatian pengasuh dan pengurus pondok pesantren Bustanuth Tholibin.
D. Faktor-faktor Ancaman pondok pesantren Bustanuth Tholibin Tahun 2013
Ancaman merupakan kebalikan dari peluang. Ancaman menjadi
faktor-faktor lingkungan yang tidak menguntungkan suatu lembaga
pendidikan. Bila ancaman tidak diatasi, maka akan menjadi penghalang
bagi majunya lembaga pendidikan, baik untuk masa sekarang maupun
yang akan datang. Contoh ancaman, antara lain: minat peserta didik baru
(input) yang turun, meningkatnya angka kenakalan remaja, perkembangan
dan perubahan teknologi yang belum dikuasai, dan lain-lain (Baharuddin
& Makin, 2010:42).
Kurang minatnya masyarakat yang berpotensi menjadi ustadz
untuk ikut mengembangkan pondok pesantren Bustanuth Tholibin menjadi
85
satu ancaman yang sangat berpengaruh untuk kemajuan pondok pesantren
tersebut.
Pondok pesantren Bustanuth Tholibin yang mengandalkan
keihlasan dari masyarakat sekitar atau menunggu tertatanya ekonomi para
warga juga merupakan ancaman yang sangat signifikan karena tidak bisa
ditentukan oleh waktu, seiring dengan bertambahnya santri dan pesaing-
pesaing yang lebih unggul dari pada pondok pesantren Bustanuth Tholibin.
Kurang terawatnya peralatan sewa yang juga menjadi salah satu
pendapatan/pemasukan Pondok Pesantren selain dari syahriyah para santri,
sesuai dengan penuturan santri akan banyaknya alat-alat persewaan yang
ada.
Paling hanya mencatat pemasukan dan pengeluaran pondok mas,
semua pengeluaran dibebankan kepada santri dan hasil
persewaan peralatan dapur mas. Dulu bukan hanya alat-alat
dapur mas, ada kursi, tenda (tratak), tapi sekarang tinggal
nampan, piring, gelas, sendok, lampu. Yang lain sudah
rusak(waw.1.AG,12-19)
Adanya tempat persewaan yang bermodal besar dan kelengkapan
peralatan sewa menjadi ancaman bagi pemasukan pondok pesantren,
karena salah satu pemasukan dana pondok pesantren adalah persewaan
alat-alat pernikahan itupun sudah tidak lengkap, apabila ada pesaing yang
lebih unggul dalam pelayanan dan kelengkapan persewaan tentunya minat
para penyewa akan lebih kepada tempat persewaan lengkap tersebut.
86
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai Analisis SWOT (Strength,
Weakness, Opportunity, Threat) Manajemen Kelembagaan Pendidikan
Pondok Pesantren Bustanuth Tholibin Desa Tegaron Tahun 2013 dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Faktor-faktor kekuatan pondok pesantren Bustanuth Tholibin
a. Masih menggunakan metode salafiyah, metode yang diterapkan oleh
ulama terdahulu yaitu (hafalan dan setoran, sorogan, bandongan,
khitobah, bersyair, takror)
b. Kemandirian santri dengan pengelolaan keuangan yang berada di
pondok pesantren.
c. Hubungan pengasuh, pengurus, dan santri dengan masyarakat terjaga
dengan baik
d. Sarana dan prasarana yang ada sudah memenuhi kebutuhan para santri
e. Tersedianya paket C sebagai kesetaraan dengan pendidikan formal.
2. Faktor-faktor kelemahan pondok pesantren Bustanuth Tholibin
a. Kecanggungan terhadap teknologi
b. Kurangnya tenaga pengajar
c. Manajemen belum tertata, baik manajemen personalian, adminstrasi
dan lain-lain
d. Semangat santri yang kadang-kadang menurun
87
e. Tidak adanya honor bagi para pengajar
f. Tidak ada standar/ujian bagi calon ustadz/pengajar pondok pesantren
3. Faktor-faktor peluang pondok pesantren Bustanuth Tholobin
a. Banyak masyarakat khususnya desa Tegaron sendiri yang bisa
dijadikan Ustadz/pengajar pondok
b. Tersedianya sumber daya alam yang cukup melimpah sebagai sarana
dan lahan belajar bagi santri
4. Faktor-faktor ancaman pondok pesantren Bustanuth Tholibin
a. Kurang minatnya masyarakat desa Tegaron untuk menjadi pengajar/
ustadz di pondok
b. Kurang terawatnya peralatan persewaan yang bisa mengurangi
pemasukan/pendapatan pondok
c. Adanya pesaing persewaan alat-alat pernikahan yang lebih maju dan
lengkap.
d. Tidak adanya regenerasi pengasuh yang tertata rapi
B. Saran
1. Bagi pihak pondok pesantren
a. Menjalin hubungan/komunikasi dengan masyarakat khusunya yang
berpotensi menjadi pengajar di pondok
b. Pengawasan terhadap pelaksanaan pendidikan aturan dan tata tertib
pondok pesantren serta pengawasan perkembangan potensi pendidikan
semua santri perlu ditingkatkan agar semua kegiatan, aturan dan tata
88
tertib dapat berjalan dengan baik serta perkembangan potensi santri tetap
terkontrol.
c. Diperlukan pelatihan baik ustadz maupun santri tentang komputer/media
elektronik.
d. Dibukanya lahan sebagai latihan santri mengembangkan potensi sebagai
bekal hidunya kelak.
2. Bagi Para Santri-Santri
a. Semua santri diharapkan lebih giat, sungguh-sungguh, dan tekun dalam
belajar baik ketika masih di pondok pesantren maupun ketika sudah
keluar dari pondok.
b. Semua ilmu pengetahuan dan pengalaman yang di dapatkan oleh santri
diharapkan dapat diamalkan dalam kehidupannya.
c. Perawatan peralatan persewaan yang ada perlu adanya perhatian yang
khusus.
3. Bagi Dewan Asatidz
a. Lebih ditingkatkan lagi dalam pengelolaan pendidikan kepada santri agar
santri menjadi lebih semangat dalam mengikuti pembelajaran pondok
pesantren.
b. Lebih memerhatikan dan pengawasan terhadap murid-muridnya dengan
niat mencari ridho Allah semata.
c. Agar jeli memerhatikan santri dan potensinya masing-masing untuk
mendapat pelatihan.
DAFTAR PUSTAKA
Tim Depag RI. 1986. Al Qur’an dan terjemahannya. Jakarta: Sera Jaya Sentra.
Yasmadi, Modernisasi Pesantren, Kritik Nurcholis Madjid Terhadap Pendidikan
Islam Tradisional, Ciputat Press, Jakarta, 2002
Nafi’ Dian dkk, Praktis Pembelajaran Pesantren, Instite for Training and
Development (ITD), Yogyakarta, 2007
Dhafier Zamakhsyari, Tradisi Pesantren: Studi tentang Pandangan Hidup Kyai,
LP3ES, Jakarta, tt
Hadi, Sutrisno, Methodologi Research I, Yayasan Penerbitanfak. Psikologi UGM,
Yogyakarta, 1981.
Walgito, Bimo, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, Andi Offset, Yogyakarta,
1995.
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Alfabeta, Bandung,
2009.
Christin Daimon, Immy Holloway, terj. Cahya Wiratama, Metode-Metode Riset
Kualitatif Dalam Public Reelations & Marketing Communications, Mizan
Media Utama, Bandung, 2008.
Imam Suprayogo dan Tobroni, Metode Penelitian Sosial Agama, Remaja
Rosdakarya, Bandung, 2003.
Faisal Sanapiah, Penelitian Kualitatif, Dasar dan Aplikasi YA3, Malang, 1990.
Nasir Ridwan, Mencari Tipologi Format Pendidikan Ideal, Pustaka Pelajar,
Yogyakarta, 2005.
Ghofur, abd, Pendidikan Anak Pengungsi. Malang: UIN Malang press, 2009
Baharuddin, Makin. Moh, Manajemen Pendidikan Islam, Malang, 2010
Fajri Zul Em, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Difa Publisher
Halim A dkk, Manajemen Pesantren, Pustaka Pesantren, Yogyakarta, 2005.
Farida anik, Modernisasi Pesantren. Jakarta. Balai Penelitian dan Pengembangan
Agama, 2007.
Maksum dkk, Pola Pembelajaran Pendidikan Pesantren, Jakarta. Departemen
Agama RI, 2003.
Ghozali, Bahri, Pesantren Berwawasan Lingkungan. Jakarta: CV Prasasti, 2001.
Suryosubroto, Manajemen Pendidikan Sekolah. Jakarta: PN Rineka Cipta, 2004.
Lampiran-lampiran
Verbatin wawancara
Dokumentasi di pondok pesantren
Surat keterangan telah melakukan penelitian
Daftar nilai SKK
Riwayat hidup
Kode : Waw.1. AA
Informan : KH. Bahrodin Latif
Hari/Tgl : Selasa, 20 Agustus 2013
Pukul : 08.00-09.30 WIB
Tempat : Rumah Pengasuh Pondok Pesantren
Tema Dialog Baris Interpretasi
Sejarah
berdirinya
pondok
pesantren
Pendiri pondok
pesantren
Wafat pendiri
pondok
pesantren
Penerus
pengasuh pondok
Peneliti (P) : Sejak kapan pondok ini
berdiri pak?
AA: Tahunnya 1921 untuk tanggal dan
hari sudah lupa mas, soalnya waktu
pondok pesantren ini berdiri sayapun
belum lahir.
Peneliti (P): Siapa yang pertama kali
mendirikan pondok pesantren ini pak?
AA: Yang mendirikan pondok ini adalah
paman saya yang bernama KH. Nahrowi
Peneliti (P): Lahir pada tahun berapa
beliau pak?
AA: apalagi tahun lahir beliau, saya juga
tidak tahu mas, kalu jaman dahulu kan hal
semacam itu tidak dianggap penting mas.
Peneliti (P): Kalau wafatnya?
AA: Nah , , , kalau wafatnya sekitar tahun
1962, itupun tanggalnya saya juga tidak
tahu.
Peneliti (P): Setelah itu diteruskan oleh
siapa pak?
AA: Penerusnya, ,,? Iya mulai beliau wafat
sampai sekarang saya yang menggantikan.
Peneliti (P): Kenapa bukan putra-putra
beliau pak?
AA: Sebab putra-putra beliau semua
5
10
15
20
25
Berdiri pada tahun
1921
KH. Nahrowi
Wafat Tahun 1962
KH. Bahrodin Latif
Tempat
berdirinya
pondok
pesantren
Bangunan
pondok
pesantren
Fasilitas kejar
paket C
berumur pendek mas, jadi belum sempat
meneruskan perjuangan abahe, sudah
dipanggil oleh sang kholiq.
Peneliti (P): Awal tanah yang didirikan
pondok milik siapa pak?
AA: Tanahnya waqafan mas, dulu punya
abah dan paman saya yang sampai saat ini
masih kami perjuangkan pondoknya mas.
Peneliti (P): untuk bangunannya sendiri
bagaimana pak?
AA: ya, , , bisa dilihat sendiri untuk
bangunan santri putra ada dua lantai dan
santri putri satu lantai itupun terpisah oleh
sungai yang menjadi pembatas antara RT
02 dan Rt 03.
Peneliti (P): apa di pondok ini ada kejar
paket C nya pak?
AA: iya , , , itu hanya sebagai jawaban
kami kepada wali santri yang menanyakan
apakah ada ijazah formal. Itu mas
Peneliti (P): apakah semua santri ikut
Kejar Paketnya pak
AA: o,o,o, tidak mas, malah kadang-
kadang yang ikut dari luar santri sini.
30
35
40
45
50
Tanah waqafan
Dua lantai pondok
putra dan satu lantai
pondook putrid
Pesantren
menfasilitasi kejar
paket C
Tidak semua santri
ikut kejar paket C
Kode : Waw.1. AC
Informan : K. Nur Ahdi
Hari/Tgl : Jum’at, 23 Agustus 2013
Pukul : 09.45-10.00 WIB
Tempat : Rumah Pengasuh Pondok Pesantren
Tema Dialog Baris Interpretasi
Sistem
pendidikan
pondok
pesantren
Metode
pengajaran yang
dipakai pondok
pesantren
Implementasi
pengajaran
pondok
pesantren
Peneliti (P): Bagaimana pendidikan di
pondok pesantren Bustanuth Tholibin
tahun 2013?
AC: Sistem pendidikan yang dipakai
pondok ini salafiyah mas, harus dibedakan
dengan salafi.
Peneliti (P): Bagaimana metode pengajaran
yang diterapkan di pondok pesantren
Bustanuth Tholibin tahun 2013?
AC: Metode yang diterapkan di pondok ini
adalah
a. Hafalan dan setoran.
b. Sorogan
c. Bandongan
d. Khitobah
e. Barjanji
f. Takror
Peneliti (P): Bagaimana pelaksanaan
pendidiakan di pondok pesantren
Bustanuth Tholibin tahun 2013?
AC: Dimulai jam 06.00 pelajaran Al
Qur’an dan jam 07.30 kitab dan setelah
dhuhur sampai jam 14.00
Peneliti (P): Kok ada ustadz yang
mengatakan dimulai jam 05.15 pak?
AC: o,o,o itu,,,? Ya karena yang saya ajar
5
10
15
20
25
Salafiyah murni
Hafalan dan setoran,
sorogan, bandongan,
khitobiyah, barjanji,
takror
Mulai jam 06.00-
14.00
Pengajaran hanya
Lokasi
pengajaran
pondok
pesantren
Hambatan
pondok
pesantren
Pelaksanaan
khitobiyah
hanya kelas empat dan lima mas, ya, , ,
pada jam itu saya mengajar.
Peneliti (P): Memang tempatnya dimana
pak, kok tidak tahu jam pelajaran santri
lain?
AC: Tahu, yang saya ajar hanya kelas atas.
Untuk tempat kelas yang saya ajar di
rumah saya sendiri mas, soalnya sudah tua,
untuk jalan aja sudah cepet cape, makanya
santri yang saya suruh ke rumah.
Peneliti (P): Hambatan apasaja yang
ditemui dalam pelaksanaan manajemen
pendidikan Bustanuth Tholibin ini pak?
AC: Biasanya dari orang tua mas,
menganggap pentingnya sekolah formal
daripada pondok pesantren.
Peneliti (P): untuk khitobiyah dilakukan
berapa minggu sekali pak?
AC: Khitobiyah dilakukan hanya sebulan
sekali mas, karna butuh persiapan baik
mental maupun teks-teks yang dibutuhkan.
30
35
40
45
kelas empat dan
lima
Di rumah
Anggapan orang tua
pentinya sekolah
formal
Satu bulan sekali
Kode : Waw.1. AD
Informan : Ikhsanuddin
Hari/Tgl : Jum’at, 6 September 2013
Pukul : 09.00-10.00 WIB
Tempat : Rumah Pengasuh Pondok Pesantren
Tema Dialog Baris Interpretasi
Sistem
pendidikan
pondok
pesantren
Metode pondok
pesantren
Pelaksanaan
pendidikan
Pelaksanaan
pendidikan
Peneliti (P): Bagaimana pendidikan di
pondok pesantren Bustanuth Tholibin tahun
2013?
AD: Sistem pendidikan menggunakan
sistem salafiyah.
Peneliti (P): Bagaimana metode pengajaran
yang diterapkan di pondok pesantren
Bustanuth Tholibin tahun 2013?
AD: Metode yang tidak lepas dari salafiyah
yaitu: metode Bandongan, Sorogan dan
Hafalan
Peneliti (P): Bagaimana pelaksanaan
pendidikan di pondok pesantren Bustanuth
Tholibin tahun 2013?
AD: Pelaksanaannya pagi, siang, sore dan
malam hari.
Peneliti (P): Bagaimana kegiatan belajar
mengajar di pondok pesantren Bustanuth
Tholibin tahun 2013?
AD: Pagi hari sorogan Al Qur’an sama
bapak Kyai, siang pengajian kitab kuning,
siang hari setoran bagi pelajaran yang harus
setor seperti nahwu dan lain-lain sore
sekolah sesuai pelajaran yang terjadwal
sampai malam. Tergantung jadwal kalau
memang ada ngaji Al Qur’an yang mengaji
Al Qur’an mas.
5
10
15
20
25
Salafiyah
Bandongan, sorogan
dan hafalan
Pagi, siang, sore dan
malam
Pagi sorogan
Siang pengajian
kitab
Sore sekolah
Malam ngaji
Alqur’an
Kurikulum yang
dipakai
Pelaksanaan
evaluasi
Pelaksanaan
manajemen
pondok
Pelaksanaan
manajemen
Hambatan
pendidikan
pondok
Peneliti (P): Bagaimana kurikulum yang di
terapkan di pondok pesantren Bustanuth
Tholibin tahun 2013?
AD: Salafiyah yang dipadukan dengan
kurikulum yang dibuat oleh dewan asatidz
dan pengasuh pondok.
Peneliti (P): Bagaimana evaluasi pendidikan
di pondok pesantren Bustanuth Tholibin
tahun 2013?
AD: Evaluasi dilakukan dua kali dalam satu
semester. Yaitu semester awal dan semester
akhir.
Peneliti (P): Bagaimana pelaksanaan
manajemen di pondok pesantren Bustanuth
Tholibin tahun 2013?
AD: Manajemen yang dilaksanakan belum
tertata rapi, tetapi untuk mencapai hasil
yang baik di dalam pondok pesantren ini
melakukan beberapa manajemen.
Peneliti (P): Manajemen apasaja yang
diterapkan di pondok pesantren Bustanuth
Tholibin tahun 2013?
AD: Manajemen peserta didik, Manajemen
sarana dan prasarana, manajemen personalia
Peneliti (P): Hambatan apasaja yang
ditemui dalam pelaksanaan manajemen
pendidikan di pondok pesantren Bustanuth
Tholibin?
AD: Yang menjadi hambatan dalam
pendidikan di pondok pesantren ini adalah
kurangnya tenaga pengajar.
30
35
40
45
50
55
Salafiyah dan
penyesuaian
dua kali dalam satu
semester
belum tertata rapi
Peserta didik, sarana
prasarana dan
personalia
Kurang tenaga
pengajar
pesantren
Kode : Waw.2. AD
Informan : Ikhsanuddin
Hari/Tgl : Jum’at, 13 September 2013
Pukul : 09.00-10.00 WIB
Tempat : Rumah Pengasuh Pondok Pesantren
Tema Dialog Baris Interpretasi
Bantuan dana
dari pemerintah
Syarat menjadi
pengajar
Pemasukan
pondok
pesantren
Peneliti (P): Pernahkan mendapat bantuan
dari Pemerintah atau perorangan pak?
AD: Dahulu pernah mendapatkan bantuan
dana dari pemerintah untuk merawat
gedung/pondok alhamdulillah cukup untuk
keramik kamar para santri dan aula.
Peneliti (P): Tahun berapa ya pak?
AD: Sudah lama sekali mas, sekitar tahun
2005 kalau tidak salah
Peneliti (P): Apakah ada ciri khusus untuk
bisa menjadi ustadz di pondok ini pak?
AD: Untuk ustadz disini tidak ada ujian
mas, yang penting pernah mondok di satu
pesantren atau lebih dan memang harus
lulus dari pondok pesantren tersebut, kalau
belum lulus dari pihak pondok sendiri
masih mempertimbangkan dan satu lagi
ikhlas mengajar santri-santri di pondok sini
karena memang tidak ada bisaroh untuk
para ustadz.
Peneliti (P): Kalau begitu untuk pembiayaan
pondok sini didapat dari mana?
AD: Dari syahriah para santri dan hasil
sewa peralatan pernikahan yang masih
tersisa mas..
Peneliti (P): Kalau kenaikan kelas pondok
Bustanuth Tholibin ini, bagaimana
5
10
15
20
25
Perawatan gedung
dan aula santri
Tahun 2005
Sudah pernah
mondok dan lulus
Syahriyah dan alat
persewaan
Kenaikan kelas
Manajemen
peserta didik
sistemnya pak?
AD: Kenaikan kelas di pondok sini
dilakukan setelah ujian mas, paling juga
mulai naik kelas setelah libur. soalnya
kenaikan dilakukan pada bulan hijriyah
mas, tepatnya bulan sya’ban, setelah itu
libur menjelang Ramadhon, 1 Ramadhon
kembali lagi untuk ngaji posonan sampai
tanggal 21 Ramadhon khataman kitab-kitab
yang dibaca oleh ustadz. Setelah itu libur
sampai syawal tanggal 20an mas.
Peneliti (P): Apakah ada santri yang
nyambi/membantu masyarakat dengan
harapan dapat upah?
AD: Itu dahulu mas, sekarang sudah tidak
ada dan tidak saya perbolehkan, meski
kerjanya tidak seberapa terkadang bisa jadi
alasan bagi santri yang nyambi diluar
pondok.
30
35
40
45
Lulus ujian/imtihan
Bulan sya’ban
Naik setelah libur
ramadhon
Pengkajian kitab
pada bulan
ramadhon
Selama 21 hari
Masuk kembali
tanggal 20 syawal
Dahulu ada santri
nyambi dengan
harapan mendapat
upah
Kode : Waw.1. AE
Informan : Muhammad Asbihan
Hari/Tgl : Senin, 19 Agustus 2013
Pukul : 09.40 – 10..40 WIB
Tempat : Rumah Pengurus Pondok Pesantren
Tema Dialog Baris Interpretasi
Sistem pondok
pesantren
Penerapan
metode pondok
pesantren
Peneliti (P): Bagaimana pendidikan di
pondok pesantren Bustanuth Tholibin tahun
2013?
AE: Sistem pendidikan di pondok pesantren
Bustanuth Tholibin menggunakan sistem
salaf murni, jadi memang untuk pendidikan
modern tidak ada sama sekali mas, bahkan
ustadznya pun tidak ada yang yang bisa
mengoperasikan komputer.
Peneliti (P): Bagaimana metode pengajaran
yang diterapkan di pondok pesantren
Bustanuth Tholibin tahun 2013?
AE: Metode yang diterapkan di pondok ini
adalah
1. Hafalan dan setoran.
2. Sorogan (santri membaca kitab kuning
dan ustadz/ kyai menyimak dan
membetulkan.
3. Bandongan dengan cara Kyai/ ustadz
membaca kitab kuning dan para santri
mendengarkan dan mengabsahi
(memaknai).
4. Khitobah (latihan dakwah).
5. Barjanji (mendengarkan senior
membaca, minggu selanjutnya baru
digilir membaca)
6. Takror (mengulang pelajaran yang
5
10
15
20
25
Salafiyah murni
Hafalan, sorogan,
bandongan,
khitobah, barjanji,
takror
Kegiatan pondok
pesantren
Kegiatan belajar
mengajar di
pondok
pesantren
diajarkan ustadz siang hari pada malam
hari)
Peneliti (P): Bagaimana pelaksanaan
pendidiakan di pondok pesantren Bustanuth
Tholibin tahun 2013?
AE: Kegiatan dimulai setelah jama’ah
sholat subuh dimulai dengan sorogan Al
Qur’an, setelah jama’ah sholat subuh
kemudian dilanjutkan dengan bandongan,
jam makan, persiapan untuk sekolah
pondok, kemudian masuk sekolah jam
07.15 pagi sampai dengan jam 11.30
kemudian jam makan siang, jama’ah sholat
duhur istirahat jam 13.30 mulai kegiatan
belajar lagi sampai dengan jam 15.30 untuk
jam makan dan persiapan jama’ah sholat
Ashar, setelah sholat Ashar kegiatan belajar
lagi sampai jam 17.00 setalah itu persiapan
jama’ah sholat Mahgrib, tadarus Al Qur’an
dan makan setelah jama’ah sholat Isya’
kegiatan belajar lagi sampai jam 22.00.
Peneliti (P): Bagaimana kegiatan belajar
mengajar di pondok pesantren Bustanuth
Tholibin tahun 2013?
AE: Kegiatan di pondok pesantren telah
terjadwal dan terorganisir dengan adanya
penyusunan jadwal oleh pengasuh, dewan
asatidz di awal tahun mulai pelajaran,
biasanya di musyawarahkan secara
bersama-sama setelah liburan hari raya idul
fitri tepatnya tanggal 10 Syawal
30
35
40
45
50
55
Dimulai setelah
subuh dengan
sorogan Al Qur’an
Jam 07.15 persiapan
sekolah pondok
11.30 Jam makan
siang
13.30 kegiatan
belajar
15.30 makan sore
dan persiapan sholat
ashar
17.00 belajar sampai
dengan jam 22.00
Terjadwal disusun
oleh pengasuh
pondok setelah
mekaku[kan
musyawarah
bersama pengurus
Pemakaian
kurikulum
pondok
pesantren
Evaluasi
pembelajaran di
pondok
pesantren
Pelaksanaan
manajemen
pondok
pesantren
Peneliti (P): Bagaimana kurikulum yang di
terapkan di pondok pesantren Bustanuth
Tholibin?
AE: Kurikulum yang digunakan di pondok
sini murni salaf mas, tanpa meniru dari
pondok lain, meskipun para ustadz alumni
dari pondok lain, Kata lain “nderek pak
yai” tidak berani merubah karena sudah
berjalan berabad-abad dan hasilnya juga
memuaskan kok mas.
Peneliti (P): Bagaimana evaluasi pendidikan
di pondok pesantren Bustanuth Tholibin?
AE: Evaluasi di pondok sini mas, dilakukan
satu tahun dua kali yaitu pada bulan
Hijriyah karena kalau memakai bulan
nasional tidak bisa menjadi patokan,
tepatnya pada bulan Mulud dan Ruwah mas,
karena kalau bulan Ruwah kelas sebentar
lagi liburan Syawal/Idul Fitri.
Peneliti (P): Bagaimana pelaksanaan
manajemen di pondok pesantren Bustanuth
Tholibin?
AE: Manajemen yang dilaksanakan di
pomdok ini meliputi manajemen peserta
didik, manajemen personalia, manajemen
sarana dan prasarana. Dalam penerimaan
santri baru di pondok ini tidak di batasi
pada waktu tahun ajaran baru tetapi setiap
waktu menerima pendaftaran santri baru
kemudian mengenai pemilihan tenaga
pengajar di pondok ini langsung dipilih oleh
60
65
70
75
80
85
Salafiyah murni
Mengikut pada
pengsuh pondok
pesantren
Maulud dan ruwah
merupakan imtihan
dan kenaikan kelas
Manajemen peserta
didik, manajemen
personalia,
manajemen sarana
prasarana
pengasuh pondok, sarana dan prasarana di
pondok ini di sediakan sebagai penunjang
lancarnya dan kenyamanaannya semua
santri dalam menikuti dan tinggal dipondok
pesantren ini
90
Kode : Waw.2. AE
Informan : Muhammad Asbihan
Hari/Tgl : Senin, 2 September 2013
Pukul : 09.00 – 10.00 WIB
Tempat : Rumah Pengurus Pondok Pesantren
Tema Dialog Baris Interpretasi
Pelaksanaan
manajemen
Pendukung
manajemen
pondok
pesantren
Peneliti (P): Manajemen apa saja yang di
terapkan di pondok pesantren Bustanuth
Tholibin?
AE: manajemen pendidik/personalia,
manajemen peserta didik, manajemen
sarana prasarana
Peneliti (P): Bagaimana daya dukung dalam
manajemen pendidikan di pondok pesantren
Bustanut Tholibin tahun 2013?
AE: Daya dukung dalam manajemen
pendidikan di pondok Bustanuth Tholibin
ini belum maksimal mas, karena terbatasnya
personil pengurus pesantren yang tidak
seimbang dengan semakin banyaknya
jumlah santri dan banyaknya kegiatan
pesantren, yang mengakibatkan para dewan
asatidz, sehingga sering kuwalahan dalam
mengatasinya, namun dengan adanya santri
yang terus bertambah saya sebagai pengurus
berusaha bagaimana dalam proses
5
10
15
20
Pendidik/personalia
Peserta didik
Sarana dan
prasarana
Belum maxsimal
Pemadatan
kegiatan
pendidikan
pondok
pesantren
Pengahargaan
pengajar
Keunggulan dari
internal pondok
pesantren dan
harapan warga
untuk bergabung
dengan pengurus
pondok
pesantren
Metode pelajaran
pendidikan di pondok pesantren ini tidak
terkendala dan bisa berjalan dengan lancar.
Peneliti (P): Hambatan apa saja yang
ditemui dalam pelaksanaan manajemen
pendidikan di Bustanuth Tholibin tahun
2013?
AE: Terlalu banyaknya kegiatan
mengakibatkan santri kurang waktu
istirahat, kurangnya ustadz yang mau
mengajar, disini kan lilllahi taala mas.
Peneliti (P): artinya?
AE: ya, , , belum ada gaji tetap mas, akan
tetapi saya yakin suatu saat kalau yang
berpotensi menjadi ustadz ekonominya
sudah tertata rapi akan mau menjadi ustadz
disini mas.
Peneliti (P): Apakah kurangnya ustadz
menjadi penghambat kegiatan belajar
mengajar?
AE: Iya mas, untuk ustadz dari Desa
Tegaron sendiri sebenarnya banyak mas,
mungkin kesibukan yang sangat padat
sehingga untuk mengajar waktunya belum
ada, tapi saya yakin suatu saat mereka yang
mempunyai potensi menjadi ustadz akan
bergabung dengan kami untuk Ngurip-
ngurip agama khususnya pondok pesantren
Bustanuth Tholibin ini mas.
Peneliti (P): Apa yang dimaksud dengan
metode Bandongan?
25
30
35
40
45
50
Penyebab santri
kadang semangatnya
menurun
Belum ada honor
tetap bagi para
pengajar pondok
Banyaknya warga
yang berpotensi
menjadi
ustadz/pengajar
Ceramah
bandongan
Metode
pengajaran
pondok
pesantren
sorogan
Metode
pengajaran
mukhafadzoh
AE: Bandongan adalah salah satu model
pembelajaran di Pondok Pesantren
Bustanuth Tholibin dengan metode
ceramah, sistem yang di gunakan adalah
seperti ini, ustadz atau dewan guru
membacakan salah satu kitab yang di kaji
dan para santri memaknai (ngabsahi kitab)
dengan tujuan untuk mendapat keterangan
yang belum jelas di dalam kitab tersebut.
Peneliti (P): Kalau yang disebut dengan
metode sorogan pak?
AE: Model pembelajaran ini sangat
membantu para santri untuk mempermudah
dalam membaca kitab-kitab kuning yang
menjadi materinya, santri melakukan
sorogan ini setiap bakda subuh sampai
dengan pukul 08.30, sorogan disini dibagi
perkelas dan setiap kelas ini ada ustadz
yang menyimak santri yang sedang
membaca saling bergantian apabila ada
bacaan yang salah dalam maknannya dan
nahwu, shorofnya maka ustadz yang
menyimak ini membenarkan agar santri
dapat memahaminya dengan mudah, bagi
kelas yang tidak ada jam pelajaran
diwajibkan tadarus Al Qur’an dan belajar di
kamarnya masing-masing untuk persiapan
kelas selanjutnya. Sedangkan metode
Muhafadzoh ini juga banyak sekali dipakai
dipondok Bustanuth Tholibin khususnya
pada kelas satu, dua dan tiga karena pada
55
60
65
70
75
80
Santri membaca dan
disimak oleh
pengajar/ustadz
Hafalan bait-bait
dan koidah
Penggunaan
kitab pengajaran
pondok
pesantren
Proses
pengajaran
pondok
pesantren
kelas tersebut banyak pembahasan tentang
nahwu, shorof, tajwid. Sedangkan untuk
kelas empat dan lima diwajibkan belajar di
kamarnya masing-masing untuk persiapan
sekolah karena untuk kelas empat dan lima
sendiri sudah dituntut untuk bisa memahami
dan menjelaskan didepan santri lain dan
ustadz.
Peneliti (P): Kitab apasaja yang digunakan
untuk kegiatan belajar mengajar pak?
AE: Banyak sekali mas, bisa dilihat jadwal
pelajaran yang tertempel di aula pondok,
Pondok Pesantren Bustanuth Tholibin
membagi menjadi beberapa kelas dan
melalui dua semester, semester satu dan dua
ada juga pelajaran yang sama mas, karena
ada juga kitab pada semester satu
dilanjutkan pada semester dua
Peneliti (P): Apakah sama proses
pembelajaran antar kelas pak?
AE: Jelas sekali berbeda mas, Untuk kelas
satu, dua, dan tiga memang kami perbanyak
kitab-kitab/mata pelajarannya karena sistem
kami kelas satu, dua dan tiga adalah banyak
membaca, pelajaran-pelajaran yang kemarin
kami ajarkan kami pertanyakan kembali
pada pertemuan sekarang kalau para santri
0% pemahamannya kami ulang kembali
pelajaran kemarin, kalau pemahaman santri
50% maka kami juga ulang kembali pelaran
kemarin, setelah benar-benar paham baru
85
90
95
100
105
110
Banyak kitab yang
digunakan oleh
pondok pesantren
Perbedaan antar
kelas
Pengetahuan
tentang sejauh
mana
penguasaan
materi pelajaran
kami lanjutkan pelajaran selanjutnya akan
tetapi tidak kami terangkan, apabila
pemahaman santri 90% maka langsung
kami lanjutkan pelajaran selanjutnya.
Peneliti (P): Untuk mengetahui sejauhmana
pemahaman santri tentang pelajaran
bagaimana pak?
AE: Untuk mengetahui sejauh mana
pemahaman santri kami lakukan tanya
jawab sebelum pelajaran dimulai, berbeda
lagi bagi kelas empat dan lima mas, untuk
kelas empat dan lima, memang kami buat
sedikit mata pelajarannya akan tetapi
banyak muthola’ah/penjelasan dan
tamrin/contoh-contoh pelajaran yang
berkaitan pada hari itu. Untuk Al Qur’an
sendiri memang diajarkan langsung oleh
pak Kyai mulai kelas satu sampai kelas
lima.
115
120
125
130
Tanya jawab antara
santri dan ustadz
Kode : Waw.3. AE
Informan : Muhammad Asbihan
Hari/Tgl : Senin, 9 September 2013
Pukul : 09.00 – 10.30 WIB
Tempat : Rumah Pengurus Pondok Pesantren
Tema Dialog Baris Interpretasi
Kegiatan pondok
pesantren
Pelaksanaan
evaluasi pondok
pesantren
Pelaksanaan
tambahan
evaluasi
Peneliti (P): Apakah kegiatan belajar
mengajar di pondok sudah berjalan dengan
baik pak?
AE: untuk kegiatan sendiri bisa berjalan
dengan baik menurut jadwal yang sudah
dipasang di aula pondok mas. Yang kadang-
kadang di langgar paling sholat lima waktu
belum bisa aktif semua, subuh berjama’ah
dhuhur kadang tidak ada.
Peneliti (P): Kalau evaluasi sendiri
dilakukan berapa kali pak?
AE: Evaluasi di Pondok Pesantren
Bustanuth Tholibin ini dinamakan imtihan,
biasanya dilaksanakan pada bulan maulud
selama 1 minggu, dan pada bulan rajab
Peneliti (P): Selain itu apakah ada evaluasi
lain, misal harian atau bulanan pak?
AE: di pondok sini juga tiap hari dilakukan
evaluasi kok mas, jadi sebelum pelajaran
dimulai ustadz menanyakan pelajaran
kemarin sudah paham belum, kalau
memang belum akan diulang kembali,
sampai santri benar-benar paham betul
pelajaran kemarin.
Peneliti (P): Untuk penguasaan materi antar
kelas apakah berbeda juga pak?
5
10
15
20
25
Bias berjalan sesuai
dengan jadwal
Sholat dhuhur yang
sering dilanggar
oleh santri
Dilaksanakan satu
Minggu pada bulan
Maulid dan Rajab
Sebelum palajaran
dimulai, Tanya
jawab
Pelaksanaan
pembelajaran di
pondok
pesantren
Kegiatan santri
di luar pondok
Niat santri dalam
pelaksanaan
mondok
AE: Iya mas, ada batasan-batasan tertentu
Sebagai tolak ukur kenaikan kelas kami
membatasi untuk kelas satu bisa naik kelas
dua harus bisa membaca meskipun belum
paham pelajarannya, untuk bisa naik kelas
tiga santri harus paham pelajaran-pelajaran
yang diajarkan pada kelas dua, untuk bisa
naik kelas empat santri harus bisa
menerangkan/murodan maksudnya lafal
dibaca dan diterangkan didepan santri lain
dan ustadznya.
Peneliti (P): Tentang santri yang ikut
membantu orang desa, apa pendapat anda
pak?
AE: kalau dari pihak pengurus pondok
sendiri membolehkan santri membantu
orang desa selama santri tersebut mau dan
kami juga melihat dari tingkatan kelasnya
mas, kalau masih kelas satu sampai tiga mas
tahu sendiri ta, jadwal pelajarannya sangat
padat, tentunya tidak kami perbolehkan.
Tapi untuk kelas empat sampai enam kan
pelajarannya juga sudah sedikit jadi kami
persilahkan untuk mengisi waktu luang para
santri.
Peneliti (P): Apakah ada santri yang tanpa
keinginan orang tua mondok di sini pak?
AE: semua santri yang mondok sini dari
keinginan diri sendiri dan orang tua mas,
jadi kalau mereka niat tanpa ada dorongan
orang tua biasanya tidak betah, sebaliknya
30
35
40
45
50
55
Kelas satu bisa
membaca meski
belum bisa
memahami, naik
kelas tiga bisa
memahami
pelajaran, naik kelas
empat bisa
menerangkan, naik
kelas lima bisa
menjelaskan
Dibolehkan
membantu orang
kampung syaratnya
kelas empat dan
lima
Antara santri dan
orang tua sama-
sama berniat
dorongan orang tua sedang anak tidak
pingin mondok juga tidak betah, makanya
kedua pihak harus sama-sama mempunyai
niatan yang sama
60
Kode : Waw.1. AF
Informan : Nurul Arkham
Hari/Tgl : Jum’at, 27 September 2013
Pukul : 08.00-09.30 WIB
Tempat : Kamar Pondok
Tema Dialog Baris Interpretasi
Motivasi santri
masuk
Peneliti (P): Namanya siapa kang?
AF: Nurul Arkham mas.
Peneliti (P): Sudah lama tinggal disini?
AF: lumayan mas, 5 tahunan.
Peneliti (P): Rumahnya mana kang?
AF: Magelang mas, Tepatnya desa Cabean
Kecamatan Mendut Kabupaten Magelang.
Peneliti (P): Apa motivasinya untuk masuk
pondok sini kang?
AF: Ya, Alhamdulillah bapak dan kakak
saya alumni pondok ini mas, dan beliau
juga menyarankan agar saya mondok di
sini mas.
Peneliti (P): Apa yang membuat anda
betah tinggal disini kang?
AF: Asal benar-benar mencari ilmu
insyaallah di manapun saya betah mas.
Peneliti (P): Apakah ada santri yang tidak
betah mondok di sini kang?
AF: Banyak mas
Peneliti (P): Karena apa mereka tidak
5
10
15
20
Orang tua saudara
Niat yang sungguh-
sungguh membuat
betah
Penyebab tidak
betah sebagian
santri
Metode
pengajaran
Pelajaran agama
Interaksi
lembaga
betah kang?
AG: ada yang tidak sungguh-sungguh
mondok di sini, ada yang mondoknya
bukan karena keinginan sendiri tetapi
keinginan orang tua.
Peneliti (P): Bagaimana cara pengasuh dan
dewan asatidz disini mengajarkan
pendidikan?
AG: Biasa mas, guru didepan mengajarkan
pelajaran, santri mendengarkan dan
memahami apa yang disampaikan oleh
ustadz, setelah itu ditanya, sudah faham
belum?
Peneliti (P): kalau belum faham, apa
tidakan ustadz kang?
AF: ya, beda-beda mas, ada yang diulangi
menerangkan pada hari itu juga, ada juga
yang mengulang menerangkan besok
sebelum jam pelajaran dimulai lagi.
Peneliti (P): Apa saja yang diajarkan
pengasuh dan dewan asatidz kepada semua
santri disini?
AF: Banyak mas, antara lain Jawahirul
Bukhori dan lain-lain, tidak hafal mas.
Peneliti (P): Bagaimana interaksi antara
pengasuh, dewan asatidz dan semua santri
disini?
AF: Ya baik-baik saja kok mas, saya kan
juga termasuk yang lumayan lama disini,
jadi beliau faham dengan saya, apa lagi
saya sering ditimbali (panggil) bapak/ibu
25
30
35
40
45
50
Tidak niat sendiri
Metode ceramah
Ada ustadz yang
mau mengulangi
pelajaran yang
belum dipahami
oleh santri, ada juga
yang tidak
Jawahirul bukhori
dll
Pengasuh faham
dengan para santri
Macam
pengajaran di
pondok
pesantren
Fasilitas di luar
pondok
pesantren
Tata tertib
pondok
pesantren
nyai.
Peneliti (P): Kegiatan pendidkan apa saja
yang dilakukan di pondok pesantren ini
AF: yaa, , , hanya belajar ngaji kitab
kuning dan Al Qur’an mas. Hanya saja
peraturannya banyak mas.
Peneliti (P): Apakah semua peraturan
ditaati kang?
AF: Semua santri yang ada di Pondok
Pesantren Bustanuth Tholibin ini
mengikuti pelajaran dan tata tertib yang
ada, untuk hibuaran diluar pondok bahkan
diluar desa Tegaron sendiri, pengurus
memberikan ijin selama tata tertib yang
ada tetap harus dipatuhi, seperti memakai
peci ketika keluar pondok dan merupakan
hari libur pondok pesantren. Tapi tidak
semua jenis hiburan diijinkan mas, yang
diberi ijin paling kalau ada pengajian.
Selain pengajian diijinkan selama masih
ada didaerah Tegaron sendiri itupun masih
dibatasi hanya boleh sampai jam 22.00
WIB. Tapi terkadang saya juga melanggar
peraturan mas he,he,he,
Peneliti (P): Peraturan apa yang sering
dilanggar kang?
AF: Sering Ketiduran mas, itupun kalau
ngantuk banget dan tidak ada yang
membangunkan sampai saya tidak sekolah
mas, itu kalau hanya sekali tidak masuk
tidak apa-apa mas, tapi kalau sampai tiga
55
60
65
70
75
80
Pengajian kitab
kuning dan Al
Qur’an
Hiburan di luar
pondok boleh ijin
dengan syarat
sampai jam 22.00
WIB.
Pelanggaran sering
dilakukan oleh santri
Karena kelelahan
Manajemen
peserta didik
pondok
pesantren
Profesi orang tua
Penghasilan
orang tua
kali ditanyakan pada teman yang satu kelas
dengan saya.
Peneliti (P): Ada yang nyambi kang?
Maksudnya ikut membantu orang
kampung dengan harapan dapat makan lah.
AF: Ya, , itu saya dulu mas
Peneliti (P): Memang dikasih upah berapa
dan bagaimana prosesnya kang?
AF: ya Alhamdullah bisa buat makan mas,
tapi itu dulu mas, sekarang tidak lagi. Dulu
waktu aku disuruh bantuin orang desa,
orang tersebut minta ijin dulu sama
pengurus mas, kalau saya matur sendiri
tidak berani, dan itupun masih keluarga
pondok sendiri kok mas.
Peneliti (P): Apakah keinginan sendiri
untuk nyambi kang?
AF: Sebenarnya bukan keiinginan saya
mas, hanya saja kalau udah kelas empat
dan lima kan mata pelajarannya sedikit ta,
jadi banyak nganggurnya sekalian ngalap
berkah.
Peneliti (P): Apasaja profesi orang tua
yang mondok di sini yang kang?
AF: Ada yang kuli panggul (Glondong)
ada juga yang petani dan peadagang mas
Peneliti (P): Kira-kira penghasilan tiap
bulannya berapa kang?
AF: Ya kadang banyak kadang juga sedikit
mas, dikarenakan tergantung pesanan bagi
kuli angkat “glondong”/pedagang di pasar,
85
90
95
100
105
110
Dulu ada santri yang
ikut membatu orang
kampung
Upah cukup buat
makan satu hari
Untuk mengisi
waktu luang jadi
ikut membantu
orang kampung
Kuli panggul, petani
dan pedagang
Tergantung pesanan
dan panin
dan ditentukan oleh banyak tidaknya hasil
panin untuk kalangan petani mas.
115
Kode : Waw.1. AG
Informan : Kang Mabruri
Hari/Tgl : Jum’at, 20 September 2013
Pukul : 09.00-11.00 WIB
Tempat : Kamar Pondok
Tema Dialog Baris Interpretasi
Tugas sekretaris
dalam
pengurusan alat
persewaan
Pendanaan
pondok
pesantren
Motivasi santri
Peneliti (P): Namanya siapa kang?
AG: Mabruri
Peneliti (P): Rumahnya mana kang?
AG: Magelang mas
Peneliti (P): Sudah lama tinggal disini?
AG: ya, , , sekitar 3 tahun mas.
Peneliti (P): Menjabat sebagai apa di
pondok sini kang?
AG: Sekretaris mas
Peneliti (P): Apa saja tugas anda sebagai
sekretaris kang?
AG: Paling hanya mencatat pemasukan
dan pengeluaran pondok mas, semua
pengeluaran dibebankan kepada santri dan
hasil persewaan peralatan dapur mas. Dulu
bukan hanya alat-alat dapur mas, ada kursi,
tenda (tratak), tapi sekarang tinggal
nampan, piring, gelas, sendok, lampu.
Yang lain sudah rusak.
Peneliti (P): Pemasukan lain apakah tidak
ada kang?
AG: Tidak mas, pernah dapat bantuan,
katanya dulu pernah mendapat bantuan,
dari mana pun saya juga tidak tahu.
Peneliti (P): Apa motivasinya untuk masuk
pondok sini kang?
5
10
15
20
25
Mencatat
peamsukan dan
pengeluaran pondok
Tidak ada selain
sahriyah dan
persewaan alat
Banyak alumni dari
Sistem
pengajaran
Proses
pengajaran
Materi pondok
pesantren
AG: Di desa saya banyak alumni dari
pondok sini mas, dan mereka juga
menyarankan saya untuk mondok disini.
Peneliti (P): Apa yang membuat anda
betah tinggal disini kang?
AG: yang penting punya keinginan dan
niat yang kuat mas, banyak juga yang tidak
betah tinggal di pondok sini kok.
Peneliti (P): Karena apa mereka tidak
betah kang?
AG: ada yang tidak sungguh-sungguh
mondok disini, ada yang mondoknya
bukan karena keinginan sendiri tetapi
keinginan orang tua.
Peneliti (P):Bagaimana cara pengasuh dan
dewan asatidz disini mengajarkan
pendidikan?
AG: ya, , seperti sekolah-sekolah biasa itu
mas, guru didepan mengajarkan pelajaran.
Peneliti (P): dikasih waktu untuk bertanya
nggak kang?
AG: iya mas, kalau belum paham disuruh
bertanya.
Peneliti (P):Apa saja yang diajarkan
pengasuh dan dewan asatidz kepada semua
santri disini?
AG: banyak banget mas, antara lain Al
Qur’an, fiqih, taukhid, bahasa Arab,
tajwid, tasawuf, wah pokoknya banyak
mas
Peneliti (P):Bagaimana interaksi antara
30
35
40
45
50
55
pondok pesantren
Niat yang kuat
menjadi motivasi
sampai sekarang
Tidak sungguh-
sungguh dan bukan
keinginan sendiri
yang membuat tidak
betah
Ceramah
Adanya kesempatan
Tanya jawab
Fiqih, Tauhid, Al
Qur’an, bahasa
Arab, Tajwid,
Tasawuf dll
Interaksi
lembaga
Kegiatan
pembelajaran
Motivasi lain
Rasa tidak
nyaman
pengasuh, dewan asatidz dan semua santri
disini?
AG: baik mas, palah Pak Kiayi dan para
ustadz hafal dengan para santri, saking
sedikitnya santri yang mondok sini
mungkin mas.
Peneliti (P):Kegiatan pendidkan apa saja
yang dilakukan di pondok pesantren ini
AG: Kegiatan apa ya mas , , , Cuma belajar
mengaji Al Qur’an dan Kitab-kitab kuning,
eh ada juga yang dipercaya menjaga
warung miliknya pak yai mas, ya , ,
mungkin itu juga merupakan kegiatan
pendidikan mas.
Peneliti (P): kok bisa dikatakan kegiatan
pendidikan?
AG: ya karena di warung juga dituntut
untuk memanajemen warung mas,
pengeluaran dan pemasukan harus
dibukukan dengan jelas mas.
Peneliti (P):Apa yang membuat santri
tinggal dipondok ini merasa nyaman?
AG: enak mas disini, lokasi strategis,
cuaca tidak jauh berbeda dengan kota
Magelang mas.
Peneliti (P):Apa yang membuat santri
disini merasa tidak nyaman tinggal
dipondok ini?
AG: Tidak ada mas, ya, , , banyak yang
tidak betah tinggal disini karena niat
mereka hanya setengah-setengah.
60
65
70
75
80
85
Semua hafal kepada
para santri
Pelatihan
pengelolaan
keuangan
Lokasi strategis,
cuaca
Tidak ada
Peraturan
Peneliti : Apakah semua peraturan disini
ditaati kang?
AG: He,he,he, ada yang enggak mas, ,
Peneliti (P): contohnya kang?
AG: itu ada peraturan santri harus datang
lebih awal 5 menit sebelum ustadz kan
mas. Nah itu kadang juga ada santri yang
telat.
90
100
Ada pelanggaran
Pelanggaran dating
terlambat dalam
kegiatan belajar
mengajar
Kode : Waw.1. AI
Informan : Surani Rachman
Hari/Tgl : Jum’at, 30 Agustus 2013
Pukul : 09.00-10.00 WIB
Tempat : Balai Desa Tegaron
Tema Dialog Baris Interpretasi
Hubungan
masyarakat
dengan pondok
pesantren
Kelebihan
pondok desa
Tegaron
Peneliti (P): Bagaimana hubungan
masyarakat dengan pondok pesantren
Bustanuth Tholibin?
AI: Hubungannya baik, ya, , , hanya cuma
hubungan biasa.
Peneliti (P): artinya?
AI: ya, , , selama ini kan jarang ada
pertentangan antara pihak pondok dan
masyarakat sendiri mas, bahkan saya sendiri
belum pernah menjumpainya mas.
Peneliti (P): apakah ada dukungan
masyarakat terhadap kemajuan pondok
pesantren Bustanuth Tholibin?
AI: ya, , , masyarakat dan pondok kan milik
desa to mas. Saya lihat juga masyarakat
senang adanya pondok. Untuk dukungan
mungkin ada.
Peneliti (P): Apa kelebihan pondok
pesantren Bustanuth Tholibin?
AI: wah, , , kalau ngomong masalah potensi
banyak banget mas.
Peneliti (P): contohnya?
AI: Kelebihan pondok sini itu sebenarnya
banyak sekali mas, diantara banyak ustadz
yang sudah layak/mumpuni dibidang
agama, apalagi dari desa Tegaron sendiri
banyak lulusan dari pondok-pondok yang
5
10
15
20
25
Berhubungan baik
Belum ada
pertentanggan antara
pihak pondok
dengan mayarakat
Dukungan
masyarakat
Masyarakat yang
mumpuni menjadi
pengajar pondok
Keterlibatan
masyarakat
Sarana dan
prasarana
pondok
ternama baik dari Jawa Tengah sendiri
maupun dari Provinsi lain misalnya Jawa
Timur dan Jawa Barat tinggal bagaimana
dari pihak pondok sendiri bisa menarik dari
orang-orang yang berpotensi tersebut..
Peneliti (P): selain itu pak?
AI: mengenai sumberdaya alam, Tegaron
itu mempunyai banyak sumber daya alam
contohnya persawahan, irigasi cukup bagus
juga untuk perikanan
Peneliti (P): sejauh mana keterlibatan
masyarakat terhadap pondok pesantren
Bustanuth Tholibin?
AI: sejauh mana ya mas, , , ya sekedar
dukungan aja, InsyaAllah kalau masyarakat
dimintai tolong (sambati) mereka banyak
yang ringan tangan kok mas, seperti yang
telah terjadi dulu waktu ada khataman
masyarakat selalu andil kan?
Peneliti (P): Apakah sarana prasarana
pondok pesantren Bustanuth Tholibin sudah
mencukupi?
AI: Untuk sarana saya kira cukup, mungkin
sebagai sarana tambahan aja ya mas,,, dan
kayaknya ini juga penting yaitu
menyediakan lahan untuk latihan santri
mengelola sawah, perikanan dan lain-lain.
Peneliti (P): tujuannya untuk apa pak?
AI: Tahu sendiri ta mas kekawatiran orang
tua itu kebanyakan kalau mondok besok
30
35
40
45
50
55
Sumber daya alam
Sebatas dukungan
Cukup, tambahan
untuk pelatihan
santri
Pembekalan santri
untuk menghadapi
kehidupan dunia
Kekurangan
pondok
pesantren
Modal pondok
pesantren
lulus mau jadi apa? Ya, , , memang
sebagian orang tua ada yang berpendapat
bahwa rezeki sudah ada yang atur, akan
tetapi tanpa diimbangi dengan pengetahuan
kan juga sulit ta mas. Jadi harapan saya
dengan adanya lahan tersebut lulusan
pondok mempunyai skill tertentu.
Peneliti (P): Apa saja yang menjadi
kekurangan pondok pesantren Bustanuth
Tholibin?
AI: Semua sudah ada sebenarnya, cuma
kurang standar, belum terkoordinirnya
manajemen dengan baik, belum tergalinya
potensi alam yang ada.
Peneliti (P): Apasaja yang harus dilakukan
pondok pesantren Bustanuth Tholibin untuk
memajukan pondoknya?
AI: Dari dalam dulu mungkin yang mas,
dari pengurus sendiri harus kreatif,
menambahi pembelajaran tentang pertanian
atau perikanan. Bisa juga mendatangkan
pokar-pakar yang ahli dalam bidangnya
baik ekonomi, perikanan, bahkan politik,
penting itu mas.
Peneliti (P): Modal apa yang belum dimiliki
oleh pondok pesantren Bustanuth Tholibin?
AI: Saya kira untuk modal sudah tersedia
tinggal pengolahannya saja bagaimana.
irigasi yang cukup itu juga merupakan
modal ta mas, lahan juga sudah ada.
60
65
70
75
80
Belum
terkoodinirnya
manajemen dengan
baik
Untuk melakukan
perubahan dimulai
dari dalam dahulu
Adanya pelatihan
baik untuk santri
dan pengurus
Sumber daya alam
yang melimpah ruah
Kode : Waw.1. AH
Informan : Lia Ratna Ningrum
Hari/Tgl : Jum’at, 4 Oktober 2013
Pukul : 09.00-10.00 WIB
Tempat : Rumah KH. Bahrodin Latif (Pengsuh PonPes)
Tema Dialog Baris Interpretasi
Motivasi santri
Santri tidak betah
Pengajaran
pondok
Materi
Peneliti(P): Namanya siapa mbak?
AH: Lia Ratna Ningrum
Peneliti (P): Rumahnya mana mbak?
AH: Magelang mas
Peneliti (P): Sudah lama tinggal disini?
AH: Magelang mas
Peneliti (P): Apa motivasinya untuk masuk
pondok sini mbak?
AH: Mencari ilmu mas:
Peneliti (P): Apa yang membuat anda betah
sampai 3 tahun tinggal disini mbak?
AH: Suasananya di sini nyaman mas
Peneliti (P): Adakah santri di sisini yang
tidak betah mbak?
AH: ada mas
Peneliti (P): Karena apa mereka tidak betah
mbak?
AH: Karena mereka sudah lulus dan merasa
sudah besar mas.
Peneliti (P):Bagaimana cara pengasuh dan
dewan asatidz disini mengajarkan
pendidikan?
AH: Mengajar dari lisan ke lisan
Peneliti (P): dikasih waktu untuk bertanya
tidak mbak?
AH: Iya mas
5
10
15
20
25
Mencari ilmu
Suasana nyaman
Ada santri yang
tidak betah
Karena sudah lulus
dan merasa sudah
besar
Ceramah
pengajaran
Kegiatan pondok
pesantren
Motivasi
Peraturan
Peneliti (P):Apa saja yang diajarkan
pengasuh dan dewan asatidz kepada semua
santri disini?
AH: Al Qur’an, Hadist dan Kitab-kitab lain
mas
Peneliti (P): Bagaimana interaksi antara
pengasuh, dewan asatidz dan semua santri
disini?
AH: Saling tanya jawab dan musyawarah
Peneliti (P): Kegiatan pendidkan apa saja
yang dilakukan di pondok pesantren ini
AH: Mengaji, Tahlil dan bersyair
Peneliti (P): kok bisa dikatakan kegiatan
pendidikan?
AH: Karena itu semua termasuk mengajar
dan memberikan ilmu
Peneliti (P):Apa yang membuat santri
tinggal dipondok ini merasa nyaman?
AH: Karena suasana yang nyaman
Peneliti (P):Apa yang membuat santri disini
merasa tidak nyaman tinggal dipondok ini?
AH: Kayaknya tidak ada mas,
Peneliti (P): Apakah semua peraturan disini
ditaati mbak?
AH: ya,, , ada yang tidak mas
Peneliti (P): contohnya mbak?
AH: Kalau sedang malas ngaji, kadang tidak
mengaji mas, dan kalau sudah ngantuk dan
tidak ada yang bangunin terpaksa deh, tidak
ikut jama’ah dan yang sering dilanggar
sholat jama’ah dhuhur. Pas enak-enaknya
30
35
40
45
50
Al Qur’an dan kitab-
kitab lain
Ngaji, tahlil dan
syair
Suasana nyaman
Ada yang dilanggar
tidur kok mas.
Dokumentasi
AsramaSantri Putra AsramaSantriPutri
Aula santriputra Aula santriputri
Peralatanpersewaan Kamarsantri
PeralatanPersewaan Dapur santri
Sebagian santri belajar di kamar Kamarmandisantri
KBM (Bandongan)
DAFTAR NILAI SKK
Nama : Muhamad Khoirul Anam
NIM : 11109079
Jurusan/Progdi : TARBIYAH/PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
Dosen PA : Achmad Maemun, M.Ag
No Jenis Kegiatan Waktu Pelaksanaan Keterangan Nilai
1. OPAK 2009 18 -20 Agustus 2009 Peserta 3
2.
Pelatihan Emotional Spiritual
Inteligence (ESIQ) STAIN
Salatiga
21 Agustus 2009 Peserta 3
3.
USER EDUCATION
(Pendidikan Pemakai) UPT
STAIN Salatiga
25-29 Agustus 2009 Peserta 3
4.
MAPABA “Memperkuat
Integritas Kader PMII dalam
Mengedepankan Kepentingan
Bersama”
12 Mei 2010 Peserta 3
5.
Surat Keterangan Baca Tulis Al
Qur’an (BTA) STAIN Salatiga 2 November 2010 Peserta 2
6.
MAPABA “Membentuk Kader
Yang Sadar Diri Dan
Lingkungan Untuk
Kesejahteraan Sosial”
12-14
November 2010 Panitia 4
7.
Surat Keterangan Praktikum
Etika Profesi Keguruan 25 November 2010 Peserta 3
8. Bimbingan Muqri’ Yanbu’a 25 Desember 2010 Peserta 3
9.
Prakrikum Kepramukaan
Jurusan Tarbiyah STAIN
Salatiga
22-27 Juli 2011 Peserta 3
10.
Surat Keterangan Praktikum
Metodologi Pendidikan Agama
Islam
23 September 2011 Peserta 3
11.
Seminar Regional Kebangsaan
“Negara Islam dal Tinjauan
Islam Indonesia dan NKRI”
22 November 2011 Peserta 4
12.
Surat Keterangan “Telaah
Kurikulum Pendidikan Agama
Islam
13 Maret 2012 Peserta 3
13.
Seminar Regional “Peran
Mahasiswa Dalam Mengawal
BLSM (BLT) Tepat Sasaran
3 Mei 2012 Peserta 4
14.
Seminar Nasional “Mewaspadai
Gerakan Islam Garis Keras di
Perguruan Tinggi”
23 Juni 2012 Peserta 6
15. Surat Keterangan Kepanitian
Pemilihan Kepala Desa Tegaron 5 Oktober 2012 Panitia 6
16.
Seminar Nasional “Upaya
Membangun Perekonomian dan
Stabilitas Keuangan Nasional;
Menimbang Peran dan Fungsi
BI Pasca Pembentukan OJK
(Otoritas Jasa Keuangan)
15 Desember 2012 Peserta 6
17. Seminar Nasional “HIV/AIDS
Buka Kutukan Dari Tuhan” 13 Maret 2013 Peserta 6