Anastesi cpr

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/17/2019 Anastesi cpr

    1/49

    REFERAT

    ILMU ANESTESI

    RESUSITASI JANTUNG PARU OTAK 

    Pembimbing:

    dr. Nicolaa P. Simamora! S".An

    Pen#$$n:

    Enrico J %ar&ono '()*.(+.'.((+,

    FAKULTAS KE-OKTERAN

    UNIERSITAS %ANG TUA%

    SURA/A0A

    '()+

  • 8/17/2019 Anastesi cpr

    2/49

    1

    LEM/AR PENGESA%AN

    REFERAT

    ILMU ANESTESI

    RJPO

    Judul Referat ”RJPO” telah diperiksa dan disetujui sebagai salah satu

    tugas baca dalam rangka menyelesaikan studi kepaniteraan Dokter Muda di

     bagian Ilmu nestesi R!" dr# Ramelan !urabaya

    Mengetahui$

    Pembimbing

    dr# %icolaas P#!& !p#n

  • 8/17/2019 Anastesi cpr

    3/49

    '

    Ka&a Pengan&ar

    Puji syukur kami panjatkan kepada (uhan )ang Maha *sa& karena dengan

    rahmat dan karunia+%ya akhirnya referat yang berjudul Resusitasi Jantung Paru

    Otak ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat pada ,aktunya#

    Penyusunan referat ini merupakan salah satu tugas yang harus

    dilaksanakan sebagai bagian dari kepaniteraan Ilmu nestesi di R!" !urabaya#

    (ak lupa kami ucapkan terima kasih kami ucapkan pada semua pihak yang telah

    membantu penyusunan referat ini& terutama kepada dr# %icolaas P !& !p#n yang

    membimbing penyusunan referat ini#!emoga referat ini dapat berguna bagi para pembaca# -ami menyadari

    referat ini masih jauh dari nilai kesempurnaan& oleh karena itu kritik maupun

    saran yang membangun selalu diharapkan#

    !urabaya& '. Januari& '/10

    (im Penyusun

  • 8/17/2019 Anastesi cpr

    4/49

    -AFTAR ISI

    "embar Pengesahan################################################################################### i

    -ata Pengantar########################################################################################### ii

    Daftar isi#################################################################################################### iii

    22 1 P*%D34"4%####################################################################### 1

    1#1 4mum################################################################################### 1

    22 ' P*M2!3%##########################################################################

    '#1 Definisi#################################################################################

    '#' Indikasi#################################################################################

    '# Resusitasi Jantung Paru######################################################## 5

    '#5 2asic "ife !upport################################################################ 6

    '#6 Panduan RJP '/16################################################################ 1

    '#0# -eputusan 4ntuk Mengakhiri 4paya Resusitasi################## 1.

    '#7 -omplikasi########################################################################### 1.

    22 -*!IMP4"%########################################################################### '/

    D8(R P4!(-################################################################################ ''

  • 8/17/2019 Anastesi cpr

    5/49

    1

    /A/ I

    PEN-A%ULUAN

    ).). Um$m

    9ardiac arrest atau henti jantung merupakan kasus yang sering terjadi di

    masyarakat# !etiap menit terdapat orang di seluruh dunia meninggal dunia

    akibat cardiac arrest yang tidak teresusitasi dengan baik& di merika dan -anada

    diasosiasikan sekitar /#66 per 1/// populasi# Pada pasien cardiac arrest

    dibutuhkan penanganan bantuan hidup dasar untuk tetap menjaga kelangsunganhidup sebelum mendapat penanganan medis#

    -asus penyebab terjadinya cardiac arrest dapat terjadi kapan saja& di mana

    saja& dan pada siapa saja# Dari semua kejadian serangan jantung& :/; serangan

     jantung terjadi di rumah& sehingga setiap orang seharusnya dapat melakukan

    resusitasi jantung paru otak

  • 8/17/2019 Anastesi cpr

    6/49

    '

    2antuan hidup dasar bukan merupakan suatu tindakan tunggal melainkan

    terdiri dari e>aluasi dan inter>ensi# *>aluasi cardiac arrest& pernafasan& dan

    resusitasi jantung paru# Pada konsensus merican 3eart ssociation '//6

    membahas mengenai semua aspek deteksi dan penangan cardiac arrest#

    -onsesnsus '//6 menetapkan bantuan hidup dasar dengan prinsip 29 air,ay

     breathing dan circulation& namun kembali dilakukan konsensus pada tahun '/1/&

    dan terjadi perubahan prinsip menjadi 92 circulation& air,ay dan breathing#

    Perbedaan tersebut berpengaruh terhadap keberhasilan resusitasi dan

    kelangsungan hidup seseorang#

    hasil konsensus '/1/ hingga saat ini masih menjadi panduan utama hingga pada konsensus '/16 dilakukan beberapa tambahan dan sedikit perubahan

    mengikuti perkembangan teknologi dan semakin memudahkan untuk dipelajari#

  • 8/17/2019 Anastesi cpr

    7/49

    /A/ II

    PEM/A%ASAN

    '.). -e1inii

    Resusitasi atau reanimasi mengandung arti harafiah menghidupkan kembali&

    dimaksudkan usaha ? usaha yang dapat dilakukan untuk mencegah suatu episode

    henti jantung berlanjut menjadi kematian biologis# Resusitasi Jantung Paru

  • 8/17/2019 Anastesi cpr

    8/49

    5

    RJP diindikasikan untuk setiap orang yang tidak sadar& yang tidak bernafas

    atau hanya tergagap  ("aspin")& sebagaimana yang sering terjadi pada henti

     jantung#

    A. 3enti napas

    3enti napas primer

  • 8/17/2019 Anastesi cpr

    9/49

    6

    >entrikel takikardi atau >entrikel fibrilasi& namun setelah (P habis akan menjadi

    asistol# !etelah henti jantung& kontraktilitas otot jantung menurun# !elama periode

    hipoperfusi& miokard mungkin rusak#

    '.3. RESUSITASI JANTUNG PARU

    Resusitasi yang berhasil setelah terjadinya henti jantung membutuhkan

    gabungan dari tindakan yang terkoordinasi yang ditunjukkan dalam Chain of 

    #urvival & yang meliputi $

    • Pengenalan segera terhadap henti jantung dan akti>asi dari emer"ency

    response system

    • RJP yang a,al dengan menekankan pada kompresi dada

    • Defibrilasi yang cepat

    •  Advanced life support  yang efektif 

    • Pera,atan post$cardiac arrest  yang terintegrasi

    sedangkan berdasarkan 3 '/16 hal ini dibedakan menjadi ' yaitu

    O39 asi keadaan darurat

    c# 9PR berkualitas yang cepat

    d# defibrilasi yang cepat

    e# penatalaksanaan life support dan postarrest yang baik 

    O39 $

    a# pengenalan dan segera menghubungi tim tanggap ga,at darurat

     b# 9PR cepat dan berkualitas

    c# defibrilasi cepat

    d# penatalaksanaan medis dasar dan lanjutan

    e# penatalaksanaan life support dan post arrest lanjutan

  • 8/17/2019 Anastesi cpr

    10/49

    0

    !istem kega,atdaruratan yang secara efektif menerapkan rangkaian

    tersebut diatas dapat meningkatkan rata+rata kelangsungan hidup pada penderita

    henti jantung sebesar 6/;# Pada sebagian besar sistem kega,atdaruratan&

    meskipun demikian& rata+rata kelangsungan hidupnya rendah& yang

    mengindikasikan bah,a terdapat kesempatan untuk meningkatkan rata+rata

    kelangsungan hidup dengan pemeriksaan setiap mata rantai secara cermat dan

    memperkuat mata rantai yang lemah# Mata rantai yang satu tergantung dengan

    mata rantai yang lainnya& dan kesuksesan dari setiap mata rantai tergantung dari

    keefektifan mata rantai sebelumnya#

    Penolong dapat mempunyai berbagai macam pelatihan& pengalaman& dan

    kemampuan# !tatus penderita henti jantung dan responnya terhadap RJP juga

     ber>ariasi# (antangannya adalah bagaimana untuk mencapai RJP yang sedini

    seefektif dan mungkin untuk penderita henti jantung#

    RJP secara tradisional telah menggabungkan kompresi dan nafas buatan

    dengan tujuan untuk mengoptimalkan sirkulasi dan oksigenasi# -arakteristik 

     penolong dan penderita dapat mempengaruhi aplikasi yang optimal dari

    komponen RJP#

    !emua orang dapat menjadi penolong untuk penderita henti jantung#

    -ompresi dada merupakan dasar dari RJP# !emua penolong& tanpa melihat telah

    mendapat pelatihan atau tidak& harus memberikan kompresi dada pada setiap

  • 8/17/2019 Anastesi cpr

    11/49

    7

     penderita henti jantung# -arena sangat penting& kompresi dada harus menjadi

    tindakan a,al pada RJP untuk setiap penderita pada semua usia# Penolong yang

    telah terlatih harus berkoordinasi dalam melakukan kompresi dada bersamaan

    dengan >entilasi& sebagai suatu tim#

    !ebagian besar henti jantung pada de,asa terjadi secara tiba+tiba& sebagai

    akibat dari kelainan jantung& sehingga sirkulasi yang dihasilkan dari kompresi

    dada menjadi sangat penting# 2erla,anan dengan hal itu& henti jantung pada anak+

    anak seringkali karena asfiksia& dimana membutuhkan baik >entilasi maupun

    kompresi dada untuk hasil yang optimal# Dengan demikian nafas buatan pada

    henti jantung menjadi lebih penting untuk anak+anak daripada untuk de,asa#

    '.+. AIRWAY & BREATHING MANAGEMENT 

    ir,ay Manajement ialah memastikan jalan napas terbuka# tindakan paling

     penting untuk keberhasilan resusitasi adalah segera melapangkang saluran

     pernapasan# Dengan tujuan untuk menjamin jalan masuknya udara ke paru secara

    normal sehingga menjamin kecukupan oksigenase tubuh#

    Menurut (he 9ommite on (rauma$ merican 9ollege of !urgeon

  • 8/17/2019 Anastesi cpr

    12/49

    :

    Pada (riple ir,ay Manue>er terdapat tiga perlakuan yaitu$

    • -epala ditengadahkan dengan satu tangan berada di ba,ah leher&

    sedangkan tangan yang lain pada dahi# "eher diangkat dengan satu tangan

    dan kepala ditengadahkan ke belakang oleh tangan yang lain

    •  Menarik rahang ba,ah ke depan& atau keduanya& akan mencegah obtruksi

    hipofarings oleh dasar lidah# -edua gerakan ini meregangkan jaringan

    antara larings dan rahang ba,ah#

    •  Menarik @ mengangkat dasar lidah dari dinding pharyinB posterior#

    b. Man$4er %eimlic5

    Manue>er 3eimlich

  • 8/17/2019 Anastesi cpr

    13/49

    .

    oleh kongesti& darah atau lendir Jika dagu terjatuh& maka usaha inspirasi dapat

    ”menghisap” dasar lidah ke posisi yang menyumbat jalan napas# !umbatan jalan

    napas oleh dasar lidah bergantung kepada posisi kepala dan mandibula serta dapat

    saja terjadi lateral& terlentang atau telungkup# Calaupun gra>itasi dapat menolong

    drainase benda asing cair& gra>itasi ini tidak akan meringankan sumbatan jaringan

    lunak hipofaring& sehingga gerak mengangkat dasar lidah seperti diterangkan

    diatas tetap diperlukan#

    Penyebab lain sumbatan jalan napas adalah benda asing& seperti muntahan

    atau daah dijalan napas atas yang tidak dapat ditelan atau dibatukkan keluar oleh

     pasien yang tidak sadar# "aringospame biasanya disebabkan oleh rangsangan jalan

    nafas atas pada pasien stupor atau koma dangkal# !umbatan jalan nafas ba,ah

    dapat disebabkan oleh bronkospasme& sekresi bronkus& sembeb mukosa& inhalasi

    isi lambung atau benda asing#

    !umbatan jalan nafas dapat total atau partial#

    (anda+tanda obstruksi partial$

    1# !tridor

  • 8/17/2019 Anastesi cpr

    14/49

    1/

    # -erja otot nafas tambahan meningkat dan makin jelas#

    5# 2alon cadangan tidak kembang kempis lagi#

    6# !ianosis lebih cepat timbul#

    !umbatan total tidak berbunyi dan menyebabkan asfiksia

  • 8/17/2019 Anastesi cpr

    15/49

    11

    '# Perasat dorong rahang ba,ah er=

    Pada pasien dengan trauma leher& rahang ba,ah diangakat didorong

    kedepan pada sendinya tanpa menggerakkan kepala leher# -arena lidah

    melekat pada rahang ba,ah& maka lidah ikut tertarik dan jalan nafas

    terbuka#

    Jika henti jantung terjadi diluar rumah sakit& letakkan pasien dalam posisi

    terlentang& lakukan ”manue>er triple air,ay”

  • 8/17/2019 Anastesi cpr

    16/49

    1'

    Jangan meletakkan pasien pada posisi telungkup karena muka sukar dicapai&

    menyebabkan sumbatan mekanis dan mengurang kekembungan dada#

    Posisi lurus terlentang ditopang dianjurkan utnuk pasien koma dia,asi

    yang memerlukan resusitasi# Peninggian bahu dengan meletakkan bantal atau

    handuk yang dilipat diba,ahnya mempermudah ekstensi kepala# kan tetapi

     jangan sekali+kali meletakkan bantal diba,ah kepala pasienyang tidak sadar

  • 8/17/2019 Anastesi cpr

    17/49

    1

    3ilangnya tonus otot jalan nafas bagian atas pada pasien yang dianestesi

    menyebabkan lidah dan epiglotis jatuh kebelakang kearah dinding posterior

    faring# Mengubah posisi kepala atau %a& thrust  merupakan teknik yang disukai

    untuk membebaskan jalan nafas# 4ntuk mempertahankan jalan nafas bebas& jalan

    nafas buatan

  • 8/17/2019 Anastesi cpr

    18/49

    15

    Penggunaan face mas  dapat memfasilitasi pengaliran oksigen atau gas

    anestesi dari sistem breathing ke pasien dengan pemasangan  face mas  dengan

    rapat

  • 8/17/2019 Anastesi cpr

    19/49

    16

    2ila face mask dipegang dengan tangan kiri& tangan kanan digunakan

    untuk melakukan >entilasi dengan tekanan positif dengan memeras breathing bag#

    8ace mask dipasang dimuka pasien dan sedikit ditekan pada badan face mask

    dengan ibu jari dan telunjuk# Jari tengah dan jari manis menarik mandibula untuk

    ekstensi joint atlantooccipital# (ekanan jari+jari harus pada mandibula& jangan

     pada jaringan lunak yang menopang dasar lidah karena dapat terjadi obstruksi

     jalan nafas# Jari kelingking ditempatkan diba,ah sudut %a& dan digunakan

    untuk %a& thrust  manu>er yang paling penting untuk dapat melakukan >entilasi

     pasien#

    Pada situasi yang sulit& diperlukan dua tangan untuk mendapatkan ja,

    thrust yang adekuat dan face mask yang rapat# -arena itu diperlukan seorang

    asisten untuk memompa bag al>e dari ja,

    thrust# -adang+kadang sulit memasang face maks rapat kemuka# Membiarkan gigi palsu pada tempatnya

  • 8/17/2019 Anastesi cpr

    20/49

    10

    face mask dan ikatan mask digunakan dalam jangka lama maka posisi harus

    sering dirubah untuk menghindari cedera# 3indari tekanan pada mata& dan mata

    harus diplester untuk menghindari resiko aberasi kornea#

    b9 Te2ni2 dan /en&$2 Lar#ngeal Ma2 Air8a# 7LMA9

    Penggunaan "M meningkat untuk menggantikan pemakaian face

    mas  dan (( selama pemberian anestesi& untuk memfasilitasi >entilasi dan

     pemasangan (( pada pasien dengan difficult air,ay& dan untuk membantu

    >entilasi selama bronchoscopy fiberoptic& juga pemasangan bronkhoskop# "M

    memiliki kelebihan istime,a dalam menentukan penanganan kesulitan jalan nafas

    dibandingkan combitube# da 5 tipe "M yang biasa digunakan$ "M yang

    dapat dipakai ulang& "M yang tidak dapat dipakai ulang& Pro!eal "M yang

    memiliki lubang untuk memasukkan pipa nasogastrik dan dapat digunakan

    >entilasi tekanan positif& dan 8astrach "M yang dapat memfasilitasi intubasi

     bagi pasien dengan jalan nafas yang sulit#

    "M terdiri dari pipa dengan lubang yang besar& yang di akhir bagian

     proksimal dihubungkan dengan sirkuit nafas dengan konektor berukuran 16 mm&

    dan dibagian distal terdapat balon berbentuk elips yang dapat dikembangkan le,at

     pipa# 2alon dikempiskan dulu& kemudian diberi pelumas dan masukan secara

  • 8/17/2019 Anastesi cpr

    21/49

    17

    membuta ke hipofaring& sekali telah dikembangkan& balon dengan tekanan rendah

    ada di muara laring# Pemasangannya memerlukan anestesi yang lebih dalam

    dibandingkan untuk memasukan oral air,ay# Posisi ideal dari balon adalah dasar

    lidah di bagian superior& sinus pyriforme dilateral& dan spincter oesopagus bagian

    atas di inferior# Jika esophagus terletak di rim balon& distensi lambung atau

    regurgitasi masih mungkin terjadi# Eariasi anatomi mencegah fungsi "M yang

    adekuat pada beberapa pasien# kan tetapi& jika "M tidak berfungsi semestinya

    dan setelah mencoba memperbaiki masih tidak baik& kebanyakan klinisi mencoba

    dengan "M lain yang ukurannya lebih besar atau lebih kecil# -arena penutupan

    oleh epiglotis atau ujung balon merupakan penyebab kegagalan terbanyak& maka

    memasukkan "M dengan penglihatan secara langsung dengan laringoskop atau

     bronchoskop fiberoptik

  • 8/17/2019 Anastesi cpr

    22/49

    1:

    "M memberikan alternatif untuk >entilasi selain face mask atau ((#

    -ontraindikasi untuk "M adalah pasien dengan kelainan faring

  • 8/17/2019 Anastesi cpr

    23/49

    1.

    distal& keduanya harus dikembungkan secara penuh setelah pemasangan# Pipa

    yang bening yang lebih pendek dapat digunakan untuk dekompresi lambung#

    Pilihan lain& jika *(9 masuk ke dalam trakhea& >entilasi melalui pipa yang bening

    akan langsung gas ke trachea# Meskipun pipa kombinasi masih rerdaftar sebagai

     pilihan untuk penanganan jalan nafas yang sulit dalam algoritma d>anced

    9ardiac "ife !upport& biasanya jarang digunakan oleh dokter anestesi yang lebih

    suka memakai "M atau alat lain untuk penanganan pasien dengan jalan nafas

    yang sulit#

    '9 Pi"a Trac5eal 7TT9

    (( digunakan untuk mengalirkan gas anestesi langsung ke dalam trachea

    dan mengijinkan untuk kontrol >entilasi dan oksigenasi# Pabrik menentukan

    standar (( inylchloride# Pada masa lalu& (( diberi tanda

    HI(” atau HG+7.” untuk indikasi ini telah dicoba untuk memastikan tidak beracun#

    2entuk dan kekakuan dari (( dapat dirubah dengan pemasangan mandren# 4jung

     pipa diruncingkan untuk membantu penglihatan dan pemasangan melalui pita

    suara# Pipa Murphy memiliki sebuah lubang

  • 8/17/2019 Anastesi cpr

    24/49

    '/

    aspirasi# Pipa yang tidak berbalon biasanya digunakan untuk anak+anak untuk

    meminimalkan resiko dari cedera karena tekanan dan post intubasi croup#

    da ' tipe balon (( yaitu balon dengan tekanan tinggi >olume rendah dan

    tekanan rendah >olume tinggi# 2alon tekanan tinggi dikaitkan dengan besarnya

    iskhemia mukosa trachea dan kurang nyaman untuk intubasi pada ,aktu lama#

    2alon tekanan rendah dapat meningkatkan kemungkinan nyeri tenggorokan olume pengembangan&

    diameter balon yang berhubungan dengan trachea& trachea dan komplians balon&

    dan tekanan intratorak

  • 8/17/2019 Anastesi cpr

    25/49

    '1

    39 Rigid Lar#ngoco"e

    "aringoskop adalah instrumen untuk pemeriksaan laring dan untukfasilitas intubasi trachea# 3andle biasanya berisi batre untuk cahaya bola lampu

     pada ujung blade& atau untuk energi fiberoptic bundle yang berakhir pada ujung

     blade# 9ahaya dari bundle fiberoptik tertuju langsung dan tidak tersebar#

    "aringoskop dengan lampu fiberoptic bundle dapat cocok digunakan

    diruang MRI# 2lade Macintosh dan Miller ada yang melengkung dan bentuk

    lurus# Pemilihan dari blade tergantung dari kebiasaan seseorang dan anatomi

     pasien# Disebabkan karena tidak ada blade yang cocok untuk semua situasi& klinisi

    harus familier dan ahli dengan bentuk blade yang beragam#

  • 8/17/2019 Anastesi cpr

    26/49

    ''

    +9 Laringo2o" K5$$

    Dalam 16 tahun terakhir& terdapat ' laringskop baru yang telah dibuat&

    untuk membantu dokter anestesi menjamin jalan nafas pada pasien dengan jalan

    nafas yang sulit+ "aringokop 2ullard dan laringoskop Cu

     

  • 8/17/2019 Anastesi cpr

    27/49

    '

    -eduanya memiliki sumber cahaya fiberoptic dan blade yang melengkung

    dengan ujung yang panjang& dan didisain untuk membantu melihat muara glotis

     pada pasien dengan lidah besar atau yang memiliki muara glotis sangat anterior#

    2anyak dokter anestesi percaya bah,a alat ini untuk mengantisipasi pasien yang

    memiliki jalan nafas sulit# 2agaimanapun juga& seperti halnya alat+alat lain yang

    digunakan jalan nafas pasien& pengalaman penggunaannya harus dilakukan pada

     pasien normal sebelum digunakan pada saat penting dan memergensi pada pasien

    dengan jalan nafas sulit#

    *9 Fle=ible Fibero"&ic /ronc5oco"e 7FO/9

    Dalam beberapa situasi& +misalnya pasien dengan tulang cer>ical yang

    tidak stabil& pergerakan yang terbatas pada temporo mandibular join& atau dengan

    kelainan kongenital atau kelainan didapat pada jalan nafas atas+ laringoskopi

    langsung dengan penggunakan rigid laringoskop mungkin tidak dipertimbangkan

    atau tidak dimungkinkan# !uatu 8O2 yang feksibelmemungkin >isualisasi tidak

    langsung dari laring dalam beberapa kasus atau untuk beberapa situasi dimana

    direncanakan intubasi sadar

  • 8/17/2019 Anastesi cpr

    28/49

    '5

    Manipulasi langsung untuk memasangkan pipa dilakukan dengan ka,at

    yang kaku# !aluran aspirasi digunakan untuk suction dari sekresi& insuflasi

    oksigen atau penyemprotan anestesi lokal# !aluran aspirasi sulit untuk

    dibersihkan& akan tetapi& sebagai sumber infeksi sehingga memerlukan kehati+

    hatian pada pembersihan dan sterilisasi telah digunakan#

    Indi2ai dan 2on&raindi2ai In&$bai

    Indikasi intubasi endotrakeal yaitu mengontrol jalan napas&

    menyediakan saluran udara yang bebas hambatan untuk >entilasi dalam jangka

     panjang& meminimalkan risiko aspirasi& menyelenggarakan proteksi terhadap

     pasien dengan keadaan ga,at atau pasien dengan refleks akibat sumbatan

    yang terjadi& >entilasi yang tidak adekuat& >entilasi dengan thoracoabdominal

     pada saat pembedahan& menjamin fleksibilitas posisi& memberikan jarak

    anestesi dari kepala& memungkinkan berbagai posisi

  • 8/17/2019 Anastesi cpr

    29/49

    '6

    endotrakeal adalah $ trauma ser>ikal yang memerlukan keadaan imobilisasi

    tulang >ertebra ser>ical& sehingga sangat sulit untuk dilakukan intubasi#'

    Intubasi nasotrakeal dapat dilakukan pada pasien+pasien yang akan

    menjalani operasi maupun tindakan intraoral# Dibandingkan dengan pipa

    orotrakeal& diameter maksimal dari pipa yang digunakan pada intubasi

    nasotrakeal biasanya lebih kecil oleh karenanya tahanan jalan napas menjadi

    cenderung meningkat# Intubasi nasotrakeal pada saat ini sudah jarang

    dilakukan untuk intubasi jangka panjang karena peningkatan tahanan jalan

    napas serta risiko terjadinya sinusitis# (eknik ini bermanfaat apabila urgensi

     pengelolaan air,ay tidak memungkinkan foto ser>ikal# Intubasi nasotrakeal

    secara membuta isualisasi orofaring# Pasien duduk membuka mulutnya dan menjulurkan

    lidah#.&1/

  • 8/17/2019 Anastesi cpr

    30/49

    '0

    -lasifikasi Mallampati $

    Mallampati 1 $ Palatum mole& u>ula& dinding posterior oropharing& pilar tonsil

    Mallampati ' $ Palatum mole& sebagian u>ula& dinding posterior u>ula

    Mallampati $ Palatum mole& dasar u>ula

    Mallampati 5 $ Palatum durum saja

    Dalam sistem klasifikasi& -elas I dan II saluran nafas umumnya diperkirakan

    mudah intubasi& sedangkan kelas III dan IE terkadang sulit#1/

    !elain sistem klasifikasi Mallampati& temuan fisik lainnya telah terbukti

    menjadi prediktor yang baik dari kesulitan saluran nafas# Cilson dkk

    menggunakan analisis diskriminan linier& dimasukkan lima >ariable $ 2erat

     badan& kepala dan gerakan leher& gerakan rahang& sudut mandibula& dan gigi ke

    dalam sistem penilaian yang diperkirakan 76; dari intubasi sulit pada kriteria

    risiko '#11 8aktor lain yang digunakan untuk memprediksi kesulitan intubasi

    meliputi $

    • "idah besar 

    • erak sendi temporo+mandibular terbatas

    • Mandibula menonjol

    • Maksila atau gigi depan menonjol

    Mobilitas leher terbatas

    • Pertumbuhan gigi tidak lengkap

    • "angit+langit mulut sempit

    • Pembukaan mulut kecil

    • nafilaksis saluran napas

    • rthritis dan ankilosis cer>ical

  • 8/17/2019 Anastesi cpr

    31/49

    '7

    • !indrom kongenital

  • 8/17/2019 Anastesi cpr

    32/49

    ':

    Kom"li2ai In&$bai

    ). Selama in&$bai

    a# (rauma gigi geligi

     b# "aserasi bibir& gusi& laring

    c# Merangsang saraf simpatis < hipertensi+takikardi=

    d# Intubasi bronkus

    e# Intubasi esophagus

    f# spirasi

    g# !pasme bronkus

    '. Se&ela5 in&$bai

    a# !pasme laring

     b# spirasi

    c# angguan fonasi

    d# *dema glotis+subglotis

    e# Infeksi laring& faring& trakea

    '.*. BASIC LIFE SUPPORT (BLS)

     +asic ,ife #upport   atau 2antuan 3idup Dasar sudah sering diperkenalkan

     pada kasus kega,atdaruratan# Dalam perkembangannya& metode  +,#   selalu

    mengalami penyempurnaan# lgoritma Adult +asic ,ife #upport  yang secara luas

    dikenal adalah suatu konsep kerangka untuk semua tingkatan penolong pada

    setiap kondisi# spek dasar dalam 2"! meliputi pengenalan (recognition) secara

    cepat henti jantung yang tiba+tiba dan akti>asi emer"ency response system

    (cti!tion)& resusitasi jantung paru yang dini (re"#"cittion)& dan defibrilasi yang

    cepat ($e%iri''tion)  dengan  Automated E-ternal .efibrillator (AE.)/

    Pengenalan dan respon yang dini terhadap serangan jantung dan stroke juga

    termasuk bagian dari 2"!# 

    a.  Pengenalan 5en&i 6an&$ng ecara ce"a& dan a2&i4ai eergenc re"*on"e

    ""te

    -etika menjumpai seorang penderita yang mengalami henti jantung

    secara tiba+tiba& penolong yang seorang diri harus pertama kali mengenali

     bah,a penderita telah mengalami henti jantung& berdasarkan pada tidak 

    adanya atau berkurangnya respon nafas#

    !etelah memastikan bah,a lokasi sekitar aman& penolong harus

    memeriksa respon penderita dengan cara menepuk pundak penderita dan

  • 8/17/2019 Anastesi cpr

    33/49

    '.

    memanggil penderita# !etelah itu baik penolong yang terlatih maupun yang

    tidak terlatih harus segera mengaktifkan emer"ency response system 

  • 8/17/2019 Anastesi cpr

    34/49

    /

    -ompresi dada terdiri dari pemberian tekanan yang ritmis dan

     bertenaga pada setengah ba,ah sternum# -ompresi ini akan menciptakan

    aliran darah dengan cara meningkatkan tekanan intrathorakal dan secara

    langsung menekan jantung# 3al ini menimbulkan aliran darah dan oksigen

    menuju miokardium dan otak# -ompresi dada yang efektif penting untuk 

    menyediakan aliran darah selama RJP# -arena alasan ini semua penderita henti

     jantung harus mendapatkan kompresi dada#

    4ntuk memperoleh kompresi dada yang efektif& tekan secara kuat dan

    cepat (push hard and push fast)/ -ecepatan kompresi harus mencapai paling

    sedikit 1// B@menit dengan kedalaman kompresi paling sedikit ' inchi

  • 8/17/2019 Anastesi cpr

    35/49

    1

    terletak lebih tinggi dalam rongga dada& jadi tekanan harus dilakukan di

     bagian tengah tulang dada# Pada bayi kedalaman kompresi adalah 1&6 inchi#

     Penyelamatan pernafasan

    Perubahan yang terjadi pada AHA Guidelines for CPR and ECC 20!

    adalah pada rekomendasi untuk memulai kompresi sebelum >entilasi#

    Meskipun tidak ada pembuktian pada manusia maupun he,an bah,a memulai

    RJP dengan / kompresi daripada memulai dengan ' >entilasi yangmenunjukkan hasil yang lebih baik& namun jelas bah,a aliran darah

    tergantung dari kompresi dada# Oleh sebab itu& penundaan dan interupsi dari

    kompresi dada harus diminimalkan selama seluruh proses resusitasi#

    !elain itu& kompresi dada dapat dimulai sesegera mungkin& sedangkan

    memposisikan kepala& mengambil penutup untuk pertolongan nafas dari

    mulut+ke mulut& dan mengambil alat ba"$mas   memakan banyak ,aktu#

    Memulai RJP dengan / kompresi daripada ' >entilasi menghasilkan

     penundaan yang lebih singkat#

  • 8/17/2019 Anastesi cpr

    36/49

    '

    2egitu kompresi dada telah dimulai& seorang penolong yang terlatih

    harus memberikan nafas buatan dengan cara dari mulut ke mulut atau melalui

    ba"$mas  untuk memberikan oksigenasi dan >entilasi& sebagai berikut$

    - Memberikan setiap nafas buatan selama satu detik 

    - 2erikan >olume tidal yang cukup untuk menghasilkan

     pengembangan dada yang terlihat (visible chest rise)

    - Melakukan rasio kompresi dan >entilasi sebanyak /$'

    - -etika jalan nafas buatan entilasi#

    d.  -e1ibrilai dini dengan AE-

    !etelah mengaktifkan emer"ency response system1  penolong yang

    seorang diri harus mencari *D

  • 8/17/2019 Anastesi cpr

    37/49

    2ila terdapat dua atau lebih penolong& seorang penolong harus segera

    memberikan kompresi dada sedangkan penolong kedua mengaktifkan

    emer"ency response system dan mengambil *D entilasi#

    (ahapan defibrilasi $

    -  %yalakan *D

    - Ikuti petunjuk 

    - "anjutkan kompresi dada segera setelah syok

  • 8/17/2019 Anastesi cpr

    38/49

    5

  • 8/17/2019 Anastesi cpr

    39/49

    6

    '.*. PAN-UAN RJP '()*

    ). Mene2an2an "ada RJP #ang ber2$ali&a ecara &er$ mener$

    -ompresi dada efektif yang dilakukan secara dini merupakan aspek yang

     penting dalam resusitasi henti jantung# RJP meningkatkan kemungkinan

    kelangsungan hidup penderita dengan memberikan sirkulasi pada jantung dan

     paru# Penolong harus melakukan kompresi dada untuk semua penderita henti

     jantung& tanpa melihat tingkatan ketrampilan& karaktrikstik penderita& atau sumber 

    daya yang tersedia#  AHA Guidelines for CPR and ECC 20!  mengutamakan

    kebutuhan RJP yang berkualitas tinggi& hal ini mencakup$

    • -ecepatan kompresi paling sedikit 1'/ B@menit ersi

    sebelumnya dari AHA Guidelines for CPR and ECC 

    • Memberi kesempatan daya rekoil dada (chest recoil)  yang lengkap

    setiap kali selesai kompresi

    • Meminimalisasi gangguan pada kompresi dada

    • Menghindari >entilasi yang berlebihan

    (idak ada perubahan dalam rekomendasi untuk rasio kompresi+>entilasi

    yaitu sebanyak /$' untuk de,asa& anak+anak& dan bayi

  • 8/17/2019 Anastesi cpr

    40/49

    0

    menghindari penghambatan pada pemberian kompresi dada yang cepat dan

    efektif# Mengamankan jalan nafas sebagai prioritas utama merupakan sesuatu

    yang memakan ,aktu dan mungkin tidak berhasil 1//;& terutama oleh penolong

    yang seorang diri#

    Mayoritas besar henti jantung terjadi pada de,asa dan penyebab paling

    umum adalah entricular *ibrilation atau pulseless entricular 3achycardia# Pada

     penderita tersebut& elemen paling penting dari +asic ,ife #upport  adalah kompresi

    dada dan defibrilasi yang segera# Pada rangkaian +2+9& kompresi dada seringkali

    tertunda ketika penolong membuka jalan nafas untuk memberikan nafas buatan&

    mencari alat pembatas (barrier devices)& atau mengumpulkan peralatan >entilasi#

    !etelah memulai emer"ency response system hal berikutnya yang penting yaitu

    untuk segera memulai kompresi dada# 3anya RJP pada bayi yang merupakan

     perkecualian dari protokol ini& dimana urutan yang lama tidak berubah# 3al ini

     berarti tidak ada lagi loo1 listen1 feel & sehingga komponen ini dihilangkan dari

     panduan#

    Dengan merubah urutan menjadi 9++2 kompresi dada akan dimulai

    sesegera mungkin dan >entilasi hanya tertunda sebentar ra&a 2om"rei

    !ebaiknya dilakukan kira ? kira minimal 1//+1'/ kali@ menit# Jumlah

    kompresi dada yang dilakukan per menit selama RJP sangat penting untuk 

    menentukan kembalinya sirkulasi spontan

  • 8/17/2019 Anastesi cpr

    41/49

    7

    KRO!9L= dan fungsi neurologis yang baik# Jumlah yang tepat untuk memberikan

    kompresi dada per menit ditetapkan oleh kecepatan kompresi dada dan jumlah

    serta lamanya gangguan dalam melakukan kompresi

  • 8/17/2019 Anastesi cpr

    42/49

    :

    *. RJP -engan Tangan Sa6a (Hn$" On' CPR)

    !ecara teknis terdapat perubahan dari petunjuk RJP '//6& namun 3

    mengesahkan tehnik ini pada tahun '//:# 4ntuk penolong yang belum terlatih

    diharapkan melakukan RJP pada korban de,asa yang pingsan didepan mereka#

     Hands 'nly CPR  entilasi (Hands 'nly CPR) memberikan hasil

    yang sama jika dibandingkan kompresi dengan menggunakan >entilasi#

    +, Iden&i1i2ai "erna1aan agonal ole5 "engan&ar (-i"*tc.er I$enti%iction

    o% Agon' G"*")

    3al ini sangat penting bah,a penolong seharusnya dilatih dengan baik 

    untuk mengidentifikasi antara pernafasan normal dengan pernafasan agonal&

  • 8/17/2019 Anastesi cpr

    43/49

    .

    selama proses RJP# Penolong diajarkan untuk memulai RJP jika korban tidak 

     bernafas atau sulit bernafas# Penyedia layanan kesehatan seharusnya diajarkan

    untuk memulai RJP jika korban tidak bernafas atau pernafasan yang tidak normal#

    Pengecekan kecepatan pernafasan seharusnya dilakukan sebelum akti>asi

    emer"ency response system#

    ?. Pene2anan 2ri2oid

    Penekanan krikoid adalah suatu teknik dimana dilakukan pemberian

    tekanan pada kartilago krikoid penderita untuk menekan trakea kearah posterior 

    dan menekan esophagus ke >ertebra ser>ikal# Penekanan krikoid dapat

    menghambat inflasi lambung dan mengurangi resiko regurgitasi dan aspirasi

    selama >entilasi dengan ba"$mas namun hal ini juga dapat menghambat

    >entilasi#

    !aat ini penggunaan rutin penekanan krikoid tidak lagi direkomendasikan#

    Penelitian menunjukkan bah,a penekanan krikoid dapat menghambat kemajuan

    air&ay dan aspirasi dapat terjadi meskipun dengan aplikasi yang tepat# Ditambah

    lagi& tindakan ini sulit dilakukan dengan tepat bahkan oleh penolong yang terlatih#

    Penekanan krikoid masih dapat digunakan dalam beberapa keadaan tertentu

  • 8/17/2019 Anastesi cpr

    44/49

    5/

    Tabel "erbandingan daar /LS "ada de8aa! ana2>ana2 dan ba#i 7&erma$2 

    RJP "ada neona&$9.

    -eterangan $

    *D& automated eBternal defibrillatorA

    P& anterior+posteriorA

    9PR& cardiopulmonary resuscitationA

    39P& healthcare pro>ider#

    Ntermasuk neonatus dengan kasus henti jantung yang biasanya disebabkan oleh asfiksia#

    '.. KEPUTUSAN UNTUK MENGAK%IRI UPA0A RESUSITASI

  • 8/17/2019 Anastesi cpr

    45/49

    51

    Dalam keadaan darurat& resusitasi dapat diakhiri bila terdapat salah satu dari

     berikut ini $ telah timbul kembali sirkulasi dan >entilasi spontan yang efektifA ada

    orang lain yang mengambil alih tanggung ja,abA penolong terlalu capek sehingga

    tidak sanggup meneruskan resusitasiA pasien dinyatakan matiA setelah dimulai

    resusitasi& ternyata kemudian diketahui bah,a pasien berada dalam stadium

    terminal suatu penyakit yang tidak dapat disembuhkan atau hampir dipastikan

     bah,a fungsi serebral tidak akan pulih& yaitu sesudah / menit ? 1 jam terbukti

    tidak ada nadi pada normotermia tanpa RJPO#

    Pasien dinyatakan mati bila telah terbukti terjadi kematian batang otak&

    fungsi spontan pernafasan dan jantung telah berhenti secara pasti@irreversible/

    Petunjuk terjadinya kematian otak adalah pasien tidak sadar& tidak ada

     pernafasan spontan dan reflek muntah& serta terdapat dilatasi pupil yang menetap

    selama 16+/ menit atau lebih& kecuali pada pasien hipotermik& diba,ah efek 

     barbiturat& atau dalam anestesi umum# !edangkan mati jantung ditandai oleh tidak 

    adanya akti>itas listrik jantung

  • 8/17/2019 Anastesi cpr

    46/49

    5'

    nafas atau henti jantung isi terbaru pada

    tahun '/16# 3 mere>isi dari +2+9 ke 9++2& dan memberikan ' algoritma

     bantuan hidup dasar yakni simple algoritma untuk masyarakat a,am dalam

     bentuk sederhana agar mudah dipahami dan algoritma khsus untuk petugas

    kesehatan# Perubahan +2+9 ke 9++2 dengan alasan berdasarkan penelitian

    sebagian besar henti jantung disebabkan oleh fibrilasi >entrikel ataupun takikardi

    >entrikuler& sehingga yang paling dibutuhkan adalah kompresi dada dan defibrilasi

    segera& selain itu jika kompresi dada dilakukan pertama kali maka >entilasi hanya

    akan tertunda sejenak sampai siklus pertama kompresi dada selesai

  • 8/17/2019 Anastesi cpr

    47/49

    5

  • 8/17/2019 Anastesi cpr

    48/49

    55

    -AFTAR PUSTAKA

    1# Garitsky # Morley P#'//6 merican 3eart ssociation uidelines for 

    9ardiopulmonary Resuscitation and *mergency 9ardio>ascular 9are#

    *ditorial $ (he e>idence e>aluation process for the '//6 International

    9onsensus on 9ardiopulmonary Resuscitation and *mergency 9ardio>ascular 

    9are !cience ,ith (reatment Recommendations# Circulation/ '//6A 11'$ III+

    1':+III+1/

    '# International "iaison 9ommittee on Resuscitation '//6 International

    9onsensus on 9ardiopulmonary Resuscitation and *mergency 9ardiocascular 9are !cience ,ith (reatment Recommendations# Circulation/ '//6A 11'$ III+1+

    III+10#

    # http$ ,,,#kesad#mil#id@content@perubahan+paradigma+resusitasi+jantung+paru+

    ;*';:/;./+abc+cab;*';:/;./

    5# 8ield& John M#3ainski& Mary 8ran# !ayre& Michael R# et al# '/1/  American

     Heart Association Guidelines for Cardiopulmonary Resuscitation and 

     Emer"ency Cardiovascular Care/  '/1/# Diakses dari

    http$@@circ#ahajournal#org#cgi@content@full@1''@1:suppl@!05/ 

    6# ndrey#  Resusitasi 4antun" Paru pada e"a&atan ardiovasuler/  '//:#

    Diakses dari http$@@yumione#,ordpress#com@'//:@11@'7@resusitasi+jantung+

     paru+pada+kega,atan+kardio>askuler@ 

    0# Cardiopulmonary Resuscitation/  '//.# Diakses dari

    http$@@en#,ikipedia#org@,iki@9ardipulmonaryresuscitation 

    7# "atief& !aid #!uryadi& -artini # Dachlan& M Rus,an#  Petun%u Pratis

     Anestesiolo"i/ *disi kedua# Jakarta $ 2agian nestesiologi dan (erapi Intensif 

    8- 4I#'//.#

    :# Morgan& *d,ard& Jr& MD# Mikhail& Maged !& MD# Murray& Michael J&

    MD&PhD# et# al# Clinical Anesthesiolo"y/ rd edition 4! $ (he Mcra,+3ill

    9ompanies&Inc#'//'#

    .# lena "ira& MD# '/11# 9ardio Pulmonary Rususcitation#

    http$@@emedicine#medscape#com@article@155/:1 

    http://www.kesad.mil.id/content/perubahan-paradigma-resusitasi-jantung-paru-%E2%80%90-abc-cab%E2%80%90http://www.kesad.mil.id/content/perubahan-paradigma-resusitasi-jantung-paru-%E2%80%90-abc-cab%E2%80%90http://circ.ahajournal.org.cgi/content/full/122/18_suppl_3/S640http://yumizone.wordpress.com/2008/11/27/resusitasi-jantung-paru-pada-kegawatan-kardiovaskuler/http://yumizone.wordpress.com/2008/11/27/resusitasi-jantung-paru-pada-kegawatan-kardiovaskuler/http://yumizone.wordpress.com/2008/11/27/resusitasi-jantung-paru-pada-kegawatan-kardiovaskuler/http://en.wikipedia.org/wiki/Cardipulmonary_resuscitationhttp://emedicine.medscape.com/article/1344081http://www.kesad.mil.id/content/perubahan-paradigma-resusitasi-jantung-paru-%E2%80%90-abc-cab%E2%80%90http://www.kesad.mil.id/content/perubahan-paradigma-resusitasi-jantung-paru-%E2%80%90-abc-cab%E2%80%90http://circ.ahajournal.org.cgi/content/full/122/18_suppl_3/S640http://yumizone.wordpress.com/2008/11/27/resusitasi-jantung-paru-pada-kegawatan-kardiovaskuler/http://yumizone.wordpress.com/2008/11/27/resusitasi-jantung-paru-pada-kegawatan-kardiovaskuler/http://en.wikipedia.org/wiki/Cardipulmonary_resuscitationhttp://emedicine.medscape.com/article/1344081

  • 8/17/2019 Anastesi cpr

    49/49

    1/# "atief !& !uryadi -& Dachlan MR# Ilmu dasar nestesi in Petunjuk Praktis

    nestesiologi 'nd ed# Jakarta$ 8-4IA '//.& +:#

    11# Roberts 8& -estin I# Respiratory Physiology in 4pdate in nesthesia 1'th ed#

    '///#

    1'# !tock M9# Respiratory 8unction in nesthesia in 2arash P& 9ullen 28&

    !telting R-& editors# 9linical nesthesia 6th ed# Philadelphia$ "ippincott

    Cilliam Q CilkinsA '//0& p# 7.1+:11#

    1# al>in I& Drummond 2& %irmalan M# Distribution of blood flo, and

    >entilation in the lung$ gra>ity is not the only factor# 2ritish Journal of 

    naesthesiaA '//7& .:$ 5'/+:#

    15# Morgan *& Mikhail M!& Murray MJ# 2reathing !ystem in 9linical

    nesthesilogy 5th ed# Mcra,+3illA '//7#