22

Click here to load reader

ANDRIYANI UTTAS

Embed Size (px)

DESCRIPTION

komputer dasar

Citation preview

Page 1: ANDRIYANI UTTAS

ENKRIPSI GAMBAR DENGAN MENGGUNAKAN METODE

STEGANOGRAFI UNTUK PENGAMANAN PENGIRIMAN DATA

ELEKTRONIK

NAMA : ANDRIYANI UTTAS

NIM : 0 9 2 9 0 4 0 5 2

KELAS : PTIK B

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO

PRODI PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER

2012

Page 2: ANDRIYANI UTTAS

ENKRIPSI GAMBAR DENGAN MENGGUNAKAN METODE STEGANOGRAFI

UNTUK PENGAMANAN PENGIRIMAN DATA ELEKTRONIK

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Saat ini internet sudah berkembang menjadi salah satu media yang paling

populer di dunia. Karena fasilitas dan kemudahan yang dimiliki oleh internet

maka internet untuk saat ini sudah menjadi barang yang tidak asing lagi. Dengan

berkembangnya internet dan aplikasi menggunakan internet semakin

berkembang pula kejahatan sistem informasi. Dengan berbagai teknik banyak

yang mencoba untuk mengakses informasi yang bukan haknya.

Maka dari itu sejalan dengan berkembangnya media internet ini harus juga

dibarengi dengan perkembangan pengamanan sistem informasi. Berbagai

macam teknik yang digunakan untuk melindungi informasi yang dirahasiakan dari

orang yang tidak berhak telah banyak dilakukan dalam upaya mengamankan

suatu data penting, salah satunya adalah Steganografi yang dapat

menyembunyikan data rahasia. Teknik ini sering digunakan untuk menghindari

kecurigaan orang dan menghindari keinginan orang untuk mengetahui isi pesan

rahasia tersebut.

Perkembangan yang pesat dalam proses pengiriman data membawa dampak

yang besar, yaitu masalah keamanan data yang dikirim. Salah satu cara untuk

menjamin keamanan data elektronik dengan cara melakukan enkripsi pada data

tersebut. Namun, bagi sebagian orang metode ini dirasakan masih kurang dalam

derajat keamanan datanya, karena bila data yang ter-enkripsi ini diketahui orang

lain, dia akan berasumsi bahwa data ini sangat penting, sampai perlu dienkripsi,

dan akan berusaha memecahkan kodenya. Dengan menyembunyikan data yang

sudah terenkripsi kedalam data lain, yang disebut media pembawa (carrier),

orang tidak akan mengira bahwa di dalam carrier tersebut (misal: file lagu) ada

data penting.

Page 3: ANDRIYANI UTTAS

Oleh karena itu, steganography semakin dibutuhkan guna memberikan

keamanan yang maksimal dalam proses pengiriman informasi. Steganografi

merupakan ilmu yang mempelajari, meneliti, dan mengembangkan seni

menyembunyikan sesuatu informasi. Steganografi dapat digolongkan sebagai

salah satu bagian dari ilmu komunikasi. Kata steganografi berasal dari bahasa

Yunani yang berarti “tulisan tersembunyi”. Pada era informasi digital,

steganografi merupakan teknik dan seni menyembunyikan informasi dan data

digital dibalik informasi digital lain, sehingga informasi digital yang sesungguhnya

tidak kelihatan.

Secara teori, semua file umum yang ada di dalam komputer dapat digunakan

sebagai media, seperti file gambar berformat JPG, GIF, BMP, atau di dalam musik

MP3, atau bahkan di dalam sebuah film dengan format WAV atau AVI. Semua

dapat dijadikan tempat bersembunyi, asalkan file tersebut memiliki bit-bit data

redundan yang dapat dimodifikasi. Setelah dimodifikasi file media tersebut tidak

akan banyak terganggu fungsinya dan kualitasnya tidak akan jauh berbeda

dengan aslinya.

Data yang dikirim hasil enkripsi disembunyikan dalam cover carrier agar

dapat meningkatkan keamanan pada saat transmisi. Banyak metoda steganografi

yang melekatkan sejumlah besar informasi rahasia di dalam pixel pada cover

image. Karena perasaan manusia yang tidak sempurna dalam hal visualisasi,

keberadaan informasi rahasia yang ditempelkan tersebut dapat saja tidak

terlihat. Tetapi informasi rahasia tersebut mungkin saja ditemukan, jika belum

ditempatkan secara baik.

Melalui tugas ini di gunakan suatu metode steganografi dengan tujuan untuk

menyembunyikan suatu data ke dalam media image. Penggunaan teknologi

steganography ini diharapkan dapat membantu upaya dalam peningkatan

pengamanan pengiriman informasi dan mempermudah perlindungan atas hak

cipta hasil karya media elektronik.

Page 4: ANDRIYANI UTTAS

1.2 PERUMUSAN MASALAH

Dalam pelaksanaan tugas akhir ini terdapat beberapa permasalahan yang

menjadi titik utama pembahasan, diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana menyisipkan suatu pesan rahasia ke dalam sebuah file image

menggunakan metode “Steganografi”.

2. Bagaimana menyisipkan suatu pesan rahasia ke dalam sebuah file image agar

tidak mudah diketahui oleh yang tidak berhak, tetapi mudah dibuka oleh yang

berhak.

1.3 BATASAN MASALAH

Sedangkan batasan masalah pada tugas akhir ini agar tidak terjadi kesalahan

persepsi dan tidak meluasnya pokok bahasan antara lain :

1. Format file image yang dapat digunakan untuk menyimpan pesan rahasia

adalah berformat *.jpg,

2. Teknik steganography yang digunakan hanya dapat menyimpan pesan

rahasia berupa teks dan file-file dokumen *.txt, dan berbagai format file .

1.4 TUJUAN

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :

1. Memberikan informasi bagaimana teknik steganography dapat

diterapkan di dalam file image.

2. Untuk meningkatkan keamanan pada pengiriman data elektronik dengan

menggunakan metode steganografi.

3. Memanipulasi image yang di dalamnya terdapat informasi rahasia

sehingga pesan rahasia tersebut tidak dapat diketahui keberadaannya

dan secara kasat mata tidak terjadi perubahan pada image hasil

manipulasi.

1.5 MANFAAT

1. Untuk menyembunyikan informasi atau pesan yang nantinya dapat

dikembangkan sebagai keamanan suatu data.

2. Untuk menjamin keamanan data elektronik dengan cara melakukan

enkripsi pada data tersebut.

3. Untuk melindungi data yang dirahasiakan dari orang yang tidak berhak.

Page 5: ANDRIYANI UTTAS

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 PENGERTIAN STEGANOGRAFI

Steganografi berasal dari bahasa Yunani yaitu Steganós yang berarti

menyembunyikan dan Graptos yang artinya tulisan, sehingga secara keseluruhan

artinya adalah tulisan yang disembunyikan (covered writing). Secara umum

steganografi merupakan seni atau ilmu yang digunakan untuk menyembunyikan

pesan rahasia dengan segala cara sehingga selain orang yang dituju, orang lain tidak

akan menyadari keberadaan dari pesan rahasia tersebut.

Steganografi terbagi menjadi beberapa zaman, yaitu ancient, renaissance, dan modern.

Media yang digunakan umumnya merupakan suatu media yang berbeda

dengan media pembawa informasi rahasia, dimana disinilah fungsi dari teknik

steganography yaitu sebagai teknik penyamaran menggunakan media lain yang

berbeda sehingga informasi rahasia dalam media awal tidak terlihat secara jelas

[Waheed, 2000].

Teknik Steganografi ini telah banyak digunakan dalam strategi peperangan

dan pengiriman sandi rahasia sejak jaman dahulu kala. Dalam perang Dunia II, teknik

steganography umum digunakan oleh tentara Jerman dalam mengirimkan pesan

rahasia dari atau menuju Jerman [Simmons., 1983].

Sebagai fungsi yang umum, steganography digunakan untuk memberikan cap

khusus dalam sebuah karya yang dibuat dalam format media elektronik sebagai

identifikasi [Johnson, 2006].

Skema penyembunyian data dalam steganografi secara umum adalah sebagai

berikut :

Page 6: ANDRIYANI UTTAS

Pada gambar di atas data atau informasi yang ingin disembunyikan disimpan dalam

sebuah wadah (cover) melalui suatu algoritma steganografi tertentu (misalnya LSB).

Untuk menambah tingkat keamanan data, dapat diberikan kunci, agar tidak semua

orang mampu mengungkapkan data yang disimpan dalam berkas wadah (cover).

Hasil akhir dari proses penyimpanan data ini adalah sebuah berkas stego (stego

data/stego file).

Sedangkan proses pengungkapan informasi dari berkas stego digambarkan

pada gambar berikut :

Berkas stego diekstrak setelah memasukkan kunci yang dibutuhkan. Hasil

ekstraksi ini adalah informasi atau data yang disimpan beserta berkas stego. Dalam

kebanyakan teknik steganografi, ekstraksi pesan tidak akan mengembalikan berkas

stego tepat sama dengan berkas wadah (cover) saat pesan disimpan, hal ini karena

saat penyimpanan pesan tidak dilakukan pencatatan kondisi awal dari berkas wadah

yang digunakan untuk menyimpan pesan. Dengan demikian jika diingikan

penghilangan pesan dari berkas stego maka yang dapat dilakukan diantaranya

adalah dengan melakukan pengubahan nilai pixel secara acak dari tempat pixel –

pixel pesan disimpan dalam berkas.

2.2 FILE GAMBAR

Pada komputer, suatu gambar adalah suatu array dari bilangan yang

merepresentasikan intensitas terang pada point yang bervariasi (pixel). Pixel ini

menghasilkan raster data gambar. Suatu ukuran gambar yang umum adalah 640 x

Page 7: ANDRIYANI UTTAS

480 pixel dan 256 warna (atau 8 bit per pixel). Suatu gambar akan berisi kira-kira 300

kilobit data

Gambar digital disimpan juga secara khusus di dalam file 24-bit atau 8-bit.

Gambar 24-bit menyediakan lebih banyak ruang untuk menyembunyikan informasi;

bagaimanapun, itu dapat sungguh besar (dengan perkecualian gambar JPEG). Semua

variasi warna untuk pixel yang diperoleh dari tiga warna dasar: merah, hijau dan

biru. Setiap warna dasar direpresentasikan dengan 1 byte; gambar 24-bit

menggunakan 3 byte per pixel untuk merepresentasikan suatu nilai warna. 3 byte ini

dapat direpresentasikan sebagai nilai hexadecimal, decimal, dan biner. Dalam

banyak halaman Web, warna latar belakang direpresentasikan dengan bilangan 6

digit hexadecimal, yang aktualnya tiga ikatan merepresentasikan merah, hijau dan

biru. Latar belakang putih akan mempunyai nilai FFFFFF: 100% merah (FF), 100%

hijau (FF) dan 100% biru (FF). Nilai decimal-nya 255,255,255 dan nilai biner-nya

adalah 11111111, 11111111, 11111111, yang adalah tiga byte yang menghasilkan

putih.

Definisi latar belakang putih adalah analog dengan definisi warna dari pixel

tunggal dalam suatu gambar. Pixel merepresentasikan kontribusi pada ukuran file.

Untuk contoh, andaikan kita mempunyai gambar 24-bit luasnya 1,024 pixel dengan

ketinggian 768 pixel, yang merupakan resolusi umum untuk grafik beresolusi tinggi.

Suatu gambar mempunyai lebih dari dua juta pixel, masing-masing mempunyai

definisi yang akan menghasilkan suatu kelebihan file 2 Mbyte. Karena gambar 24-bit

masih relative tidak umum pada internet, ukuran seperti ini akan menarik perhatian

selama transmisi. Kompresi file akan menguntungkan, jika tidak perlu transmisi file

seperti itu.

2.3 KOMPRES FILE

Dua kandungan dari kompresi adalah lossless dan lossy. Kedua metoda ini

menghemat ruang penyimpanan tetapi mempunyai hasil yang berbeda, yang

bertentangan dengan penyembunyian informasi. Kompresi lossless membiarkan kita

merekonstruksi pesan asli yang sama; oleh karena itu, lebih disukai ketika informasi

asli harus tetap utuh (seperti dengan gambar steganography). Kompresi lossless

khusus untuk gambar yang tersimpan sebagai GIF (Graphic Interchange Format) dan

BMP 8-bit (file bitmap Microsoft Windows dan OS/2 ).

Page 8: ANDRIYANI UTTAS

Kompresi lossy, pada penanganan lainnya, menghemat ruangan tetapi tidak

menjaga integritas gambar aslinya. Metoda ini secara khusus untuk gambar yang

tersimpan sebagai JPEG (Joint Photographic Experts Group).

2.4 EMBEDDING DATA

Data embedded, yang tersembunyi dalam suatu gambar membutuhkan dua

file. Pertama adalah gambar asli yang belum modifikasi yang akan menangani

informasi tersembunyi, yang disebut cover image. File kedua adalah informasi pesan

yang disembunyikan. Suatu pesan dapat berupa plaintext, chipertext, gambar lain,

atau apapun yang dapat ditempelkan ke dalam bit-stream. Ketika dikombinasikan,

cover image dan pesan yang ditempelkan membuat stego-image. Suatu stego-key

(suatu password khusus) juga dapat digunakan secara tersembunyi, pada saat

decode selanjutnya dari pesan.

Kebanyakan software steganography tidak mendukung atau tidak

direkomendasi menggunakan gambar JPEG, tetapi sebagai gantinya

direkomendasikan menggunakan gambar lossless 24-bit seperti BMP. Alternatif

terbaik berikutnya untuk gambar 24-bit adalah 256 warna atau gambar gray scale.

Secara umum ditemukan pada Internet atau file GIF.

Dalam gambar 8-bit warna seperti file GIF, setiap pixel direpresentasikan

sebagai byte tunggal, dan setiap pixel selalu menunjuk ke tabel indek warna (palette)

dengan 256-kemungkinan warna. Nilai pixel adalah diantara 0 dan 255. Software

secara sederhana menggambarkan indikasi warna pada palette merah,

menggambarkan perubahan yang sulit dipisahkan dalam variasi warna: perbedaan

visualisasi diantara banyak warna yang sulit. Gambar 2.1(b) menunjukkan perubahan

warna yang sulit dipisahkan dengan baik.

2.5 RAHASIA DI DALAM IMAGE

Banyak cara untuk menyembunyikan informasi di dalam gambar. Untuk

menyembunyikan informasi, penyisipan pesan yang langsung dapat meng-enkode setiap bit

dari informasi dalam gambar atau menempelkan pesan secara selektif dalam area noisy,

menggambarkan area yang kurang diperhatikan, dimana ada banyak variasi warna natural.

Page 9: ANDRIYANI UTTAS

Pesan dapat juga terserak secara acak sepanjang gambar. Pola redundansi encoding

“wallpapers” menutup gambar dengan pesan.

Sejumlah cara yang ada untuk menyembunyikan informasi dalam gambar digital

dengan pendekatan yang umum termasuk :

- penyisipan least significant bit

- masking dan filtering, dan

- algoritma dan transformasi.

Setiap teknik-teknik itu dapat diaplikasikan dengan derajat kesuksesan yang

bervariasi pada file gambar yang berbeda

2.5.1 Penyisipan Least Significant Bit

Penyisipan Least Significant Bit (LSB) adalah umum, pendekatan yang sederhana

untuk menempelkan informasi di dalam suatu file cover. Sayangnya, hal itu sangat peka

untuk kejadian yang melalaikan manipulasi gambar. Meng-konvert suatu gambar dari

format GIF atau BMP, yang merekonstruksi pesan yang sama dengan aslinya (lossless

compression) ke JPEG yang lossy compression, dan ketika dilakukan kembali akan

menghancurkan informasi yang tersembunyi dalam LSB.

2.5.2 Masking dan Filtering

Teknik masking dan filtering, hanya terbatas ke gambar 24-bit dan gray-scale,

informasi disembunyikan dengan menandai suatu gambar dengan cara seperti paper

watermark. Teknik watermarking dapat di aplikasikan dengan resiko rusaknya gambar

dalam kaitannya dengan lossy compression, sebab mereka lebih menyatu ke dalam gambar.

Menurut definisinya, watermark kelihatannya bukanlah steganography. Salah satu

perbedaan utama adalah mengenai tujuannya. Steganography tradisional merahasiakan

informasi; watermark meluaskan informasi dan menjadikannya suatu attribute dari gambar

cover. Watermark digital dapat berupa informasi sebagai copyright, kepemilikan, atau

lisensi, Dalam steganography, objek dari komunikasi adalah pesan yang tersembunyi. Di

dalam watermark digital, objek dari komunikasi adalah cover.

Page 10: ANDRIYANI UTTAS

Gambar 2.3 Gambar yang di Watermarking

(Sumber: Exploring Steganography: Seeing the Unseen)

Untuk membuat gambar watermark dalam dengan meningkatkan luminance dari

area masked 15%. Jika diubah luminance dengan persentasi yang lebih kecil, mask akan

tidak terdeteksi oleh mata manusia. Sekarang kita dapat menggunakan gambar watermark

untuk menyembunyikan plaintext atau informasi yang di-encode-kan.

Masking lebih robust dari pada penyisipan LSB dengan hasil kompresi, cropping, dan

beberapa pemrosesan gambar. Tehnik masking menempelkan informasi dalam area

significant sehingga pesan yang tersembunyi itu lebih bersatu dengan gambar cover dari

pada penyembunyian dalam level “noise”.

2.5.3 ALGORITMA DAN TRANSFORMASI

Manipulasi LSB adalah suatu cara yang cepat dan mudah untuk menyembunyikan

informasi tetapi sangat peka untuk perubahan hasil yang kecil dari pemerosesan gambar

atau lossy compression. Seperti kompresi yang merupakan kunci keuntungan dari gambar

JPEG yang mempunyai kelebihan dari format yang lain. Gambar dengan kualitas warna yang

Page 11: ANDRIYANI UTTAS

tinggi dapat disimpan dalam file yang relative kecil menggunakan metoda kompresi JPEG;

sehingga gambar JPEG menjadi lebih berlimpah pada Internet.

Satu tool steganography yang mengintegrasikan algoritma kompresi untuk

menyembunyikan informasi adalah Jpeg-Jsteg. Jpeg-Jsteg membuat suatu stego-image JPEG

dari input suatu pesan yang disembunyikan dan suatu lossless gambar cover. Dengan

mempertimbangkan Independent Group JPEG, software JPEG telah dicoba dengan

modifikasi untuk 1-bit steganography dalam file output JFIF, yang mengkomposisikan bagian

lossy dan nonlossy. Software mengkombinasikan pesan dan gambar cover menggunakan

algoritma JPEG untuk membuat stego-image lossy JPEG.

Gambar JPEG menggunakan discrete cosine transform (DCT) untuk mencapai

kompresi. DCT adalah transformasi lossy compression sebab nilai cosine tidak dapat dihitung

sama, dan perhitungan yang diulangi menggunakan jumlah presisi yang terbatas,

menjelaskan pembulatan kesalahan ke dalam hasil akhir. Varian diantara nilai data yang asli

dan nilai data yang disimpan kembali tergantung pada metoda yang digunakan untuk

menghitung DCT.

Dalam penambahan ke DCT, gambar dapat diproses dengan transformasi fast fourier

dan transformasi wavelet. Properti gambar yang lain seperti luminance dapat juga

dimanipulasi. Teknik patchwork menggunakan metoda redundant patern encoding dan

spread spectrum ke informasi tersembunyi yang tersebar dalam keseluruhan gambar cover

(“patchwork” adalah metoda yang menandai area gambar, atau patch).

Dalam menggunakan redundant pattern encoding, kita harus menjual ukuran pesan

melawan ketahanan. Untuk contoh, suatu pesan yang kecil dapat di gambarkan beberapa

kali pada gambar ,sehingga jika stego-image di hasilkan ada suatu kemungkinan yang tinggi

bahwa watermark masih dapat terbaca. Suatu pesan yang besar dapat ditempelkan hanya

sekali karena akan menduduki suatu porsi yang besar dari area gambar.

Encrypt dan scatter adalah teknik yang lain dalam menyembunyikan data secara

menyeluruh ke gambar. Pesan yang menyebar lebih disukai daripada noise. Penganjur dari

pendekatan ini mengasumsikan bahwa jika pesan bit diekstrak, akan menjadi sia-sia tanpa

algoritma dan stego-key men-dekodenya. Untuk contoh, tool White Noise Storm

berdasarkan pada teknologi spread spectrum dan hopping frekuensi, menyebarkan pesan ke

seluruh gambar. Sebagai gantinya, saluran x dari komunikasi yang berubah dengan rumusan

Page 12: ANDRIYANI UTTAS

dan passkey yang tetap. White Noise Strom menyebarkan delapan saluran dengan men-

generate bilangan acak dengan ukuran window dan saluran data sebelumnya. Setiap saluran

merepresentasikan 1 bit, sehingga setiap window gambar menjaga 1 byte dari informasi dan

bit yang tidak digunakan. Rotasi saluran, pertukaran dan penyilangan antar diri mereka ke

field permutasi bit yang berbeda. Untuk kejadian, bit 1 boleh ditukar dengan bit 7, atau

kedua bit dapat ber-rotasi satu posisi ke kanan. Aturan untuk pertukaran diatur dengan

stego-key dan dengan data acak window sebelumnya (sama dengan blok enkripsi DES).

Page 13: ANDRIYANI UTTAS

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 STUDI LITERARTUR

Pada tahap ini akan digunakan studi literature tentang bagaimana enkripsi file image

yang berformat JPG dengan mengunakan metode steganography. Pada pemgembangan

apliaksi ini akan menggunakan bahasa pemrograman Delphi.

3.2 PERENCANAAN SISTEM

Dalam proses ini kita konsen pada perancangan desain perangkat lunak, yang meliputi

tahap desain data input, data output, desain proses.

3.3 PENGUMPULAN DATA

Data-data yang diperoleh dengan cara mengumpulkan data melalui buku-buku dan

sumber-sumber lain (internet) yang relevan dengan permasalahan yang dihadapi, dalam hal

ini tentang bagaimana data disisipkan ke dalam berkas image sehingga menghasilkan stego

dan juga dilakukan studi bagaimana data yang telah disisipkan tidak diketahui oleh orang

yang tidak berhak.

3.2.1 Data Input

Desain data input yang digunakan pada data hiding steganographi ini yang pertama

sebagai cover message (file carrier) menggunakan file image berformat JPG. Agar hasil file

stego nanti tidak didapatkan hasil yang tidak terlalu jauh berbeda dengan aslinya, maka

sebaiknya digunakan file image dengan kedalaman warna 24-bit.

Sedangkan untuk data input yang kedua sebagai secret info (file data) digunakan file

dokumen sebagai format dengan ektensi *.txt. dan untuk semua tipe data file*.*

3.2.2 Data Output

Desain data output yang digunakan dalam aplikasi ini didasarkan dari ektensi cover

message (file carrier) pada saat proses input data. Jika pada saat input cover message

digunakan file image dengan ektensi *.jpg maka diharuskan untuk format file outputnya

juga menggunakan ektensi *.jpg. demikian juga untuk format file image yang lain.

Page 14: ANDRIYANI UTTAS

3.4 RANCANGAN PROSES

Secara garis besar jalannya aplikasi ini adalah terbagi dua proses utama yaitu hide

message atau penyisipan pesan dan extract message atau pendekteksian kembali pesan

yang tersembunyi.

Pada proses penyisipan pesan (embedding message) dimulai dengan memilih

gambar yang akan dijadikan cover object untuk menyisipkan dan menyembunyikan pesan ke

dalam gambar kemudian menentukan key file yang akan digunakan sebagai password dalam

proses extract dan menuliskan isi pesan text yang akan disisipkan kedalam gambar.

Sedangkan pada proses pendeteksian pesan (extraction message) dimulai dengan memilih

file gambar atau covert object yang akan akan di extract dan memasukan key file, yang hasil

y ekstraksi pesannya dapat disimpan pada satu file tertentu yang dipilih.

Berikut merupakan digram alir atau flowchart yang akan menjelaskan proses

embedding message yaitu bagaimana suatu file gambar dapat disisipkan pesan sehingga

menghasilkan stego object atau encoder dan proses extraction message yaitu bagaimana

mengekstrak pesan dari suatu file gambar stego object agar dapat terbaca kembali pesan

yang dienkripsi sebelumnya.

3.4.1 DIAGRAM ALUR SISTEM

Pada alur system yang telah dirancang sehingga dapat mengantar pada tujuan yang

diharapkan. Secara umum, rancangan skema proses penyisipan informasi dapat

digambarkan sebagai berikut :

Page 15: ANDRIYANI UTTAS

START

CARRIER IMAGE

DATA TEXT DATA FILE

ENCODE TEXT

COMPRES

COMPRES DATA

ENKRYPT

ENCRYPT DATA

ENKODE DATA

STEGO FILE

STOP

proses penyisipan informasi dapat digambarkan

Page 16: ANDRIYANI UTTAS

Dari diagram jalur encoding data di atas, dapat dijelaskan langkah-langkah proses

sebagai berikut : pertama-tama setelah memulai system (start), selanjutnya user melakukan

input untuk carrier image, lakukan pilihan untuk pilihan encoding, apakah data teks atau

data file. Jika data text, maka akan muncul inputan untuk text, jika data file maka akan

keluar menu dialog untuk memilih file mana yang akan disisipkan . selanjutnya akan muncul

pilihan untuk melakukan kompresi dan enkripsi data sebelumnya melakukan encoding data.

Dari proses ini akan dihasilkan stego file.

START

STEGO FILE

READ STEGO FILR INFO

DECODE DATA

ENCRYPTEDATA

DECRYPT DATA

COMPRESED

EXTRACT DATA

DATA TEXT

OUTPUT FILE

OUTPUT TEXT

STOP

Page 17: ANDRIYANI UTTAS

Dari diagram alur decoding di atas, dapat di jelaskan langkah-langkah proses sebagai

berikut: setelah memulai system (start) selanjutnya user melakukan input untuk stego file.

Kemudian di lakukan pembacaan info file stego. Lalu dilakukan encoding data dari file stego.

Selanjutnya akan dilkaukan encoding data dari file stego. Selanjutnya akan dilakukan

pendecrryptan dan pengektrakan data jika pada proses encoding sebelumnya di lakukan

encrypt dan compres. Hasil outputnya berupa teks atau data file tergantung dari informasi

yang dibawahnya.

3.5 DESAIN ANTAR MUKA

Desain antar muka yang buat bertujuan untuk memudahkan user dalam melakukan

proses penyisipan dan pengmabilan data dari media gambar.

Dalam desain antar muka ini, penggunaan system antar muka dibedakan menjadi dua

bagian utama yaitu bagian untuk menyembunyikan informasi yang nantinya akan disebut

encode data dan bagian untuk mengambil informasi dari file stego yang nantinya akan

disebut decode data.