Upload
joaquimrohi
View
1.702
Download
4
Embed Size (px)
Citation preview
Jl. Kusumaatmaja No. 59, Menteng, Jakarta Pusat [email protected] | www.saifulmujani.com
KINERJA PEMERINTAH DAN DUKUNGAN PADA PARTAI
TREND ANOMALI POLITIK 2012-2013
SUMBER DATA: SMRC DAN LSI
Latar belakang Dalam demokrasi, keberlangsungan politik banyak
dipengaruhi oleh mekanisme reward and punishment. Partai atau politisi akan mendapat dukungan dari rakyat
bila berkinerja baik, dan sebaliknya bila berkinerja buruk (Downs, 1957).
Mekanisme reward and punishment itu terutama menjelaskan dua kekuatan politik utama yang bersaing: kekuatan yang sedang berkuasa dan kekuatan oposisi.
Presiden dan partai utama pendukungnya kembali akan mendapat dukungan dari rakyat bila rakyat menilai kinerja pemerintah baik, dan sebaliknya bila kinerja pemerintah buruk maka yang akan mendapat keuntungan adalah tokoh atau partai oposisi utama.
Dalam perspektif ini, partai Demokrat sebagai partai utama pendukung pemerintah akan kembali mendapat dukungan dari rakyat bila rakyat menilai kinerja pemerintah, terutama presiden, baik.
Latar belakang Kinerja presiden, dalam perspektif ini, terutama ditentukan
oleh bagaimana rakyat menilai kondisi ekonomi nasional, baik atau buruk.
Bila rakyat merasakan kondisi ekonomi buruk maka rakyat akan merasa tidak puas dengan kinerja presiden, dan kemudian pada gilirannya menarik dukungan pada presiden maupun partai pendukungnya.
Seberapa besar kecenderungan pola itu terjadi dalam politik kita?
Apakah dukungan pada Demokrat naik karena rakyat merasa puas dengan kinerja presiden, dan sebaliknya apakah dukungan pada Demokrat menurun karena rakyat merasa tidak puas dengan kinerja presiden akibat dari buruknya penilaian masyarakat terhadap kondisi ekonomi?
Presentasi di bawah mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut.
Model Ekonomi Politik Perilaku Memilih
Kondsi Ekonomi Nasional
Kinerja Presiden
DukunganPada Demokrat
Metodologi
• Populasi survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berumur 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan.
• Sampel: Jumlah sampel 1.220. Berdasar jumlah sampel ini, diperkirakan margin of error sebesar ±3% pada tingkat kepercayaan 95%.
• Responden terpilih diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih. Satu pewawancara bertugas untuk satu desa/kelurahan yang terdiri hanya dari 10 responden
• Quality control terhadap hasil wawancara dilakukan secara random sebesar 20% dari total sampel oleh supervisor dengan kembali mendatangi responden terpilih (spot check). Dalam quality control tidak ditemukan kesalahan berarti.
• Waktu wawancara lapangan 6 – 20 Desember 2012.
Survei Nasional (Desember 2012)
5
Stratifikasi 1 = populasi dikelompokan menurut provinsi, dan masing-masing provinsi diberi kuota sesuai dengan total pemilih di masing-masing provinsi.
Stratifikasi 2: populasi dikelompokan menurut jenis kelamin: 50% laki-laki, dan 50% perempuan.
Stratifikasi 3: populasi dikelompokan ke dalam kategori yang tinggal di pedesaan (desa, 50%) dan perkotaan (kelurahan, 50%).
Survei Nasional (Desember 2012)
6
Cluster 1: Di masing-masing provinsi ditentukan jumlah pemilih sesuai dengan populasi pemilih masing-masing provinsi. Atas dasar ini, dipilih desa dan kelurahan secara random sebagai primary sampling unit. Berapa desa atau kelurahan? Tergantung jumlah pemilih di masing-masing provinsi. Ditetapkan untuk setiap desa dipilih 10 pemilih (5 laki-laki, dan 5 perempuan) secara random. Bila di Jawa Barat prosentase pemilih 18%, dan di NTB 2%, maka kalau di Jabar dipilih 18 desa/kelurahan maka di NTB dipilih hanya 2 desa/kelurahan, dst.
Cluster 2: Di masing-masing desa terpilih, kemudian didaftar populasi RT atau yang setingkat. Kemudian dipilih secara random 5 RT dengan ketentuan di masing-masing RT akan dipilih secara random dua Keluarga.
Survei Nasional (Desember 2012)
7
Cluster 3: Di masing-masing RT terpilih, populasi keluarga didaftar, kemudian dipilih secara random 2 keluarga.
Di masing-masing keluarga terpilih, kemudian didaftar seluruh anggota keluarga yang punya hak pilih laki-laki atau perempuan, dan kemudian dipilih secara random siapa yang akan menjadi responden di antara mereka.
Bila pada keluarga pertama yang dipilih adalah responden perempuan, maka pada keluarga berikutnya harus laki-laki.
Survei Nasional (Desember 2012)
8
Populasi desa/kelurahantingkat Nasional
Desa/kelurahan di tingkat Provinsi dipilih secara random dengan jumlah proporsional
Di masing-masing RT/Lingkungan dipilih secara random dua KK
Di KK terpilih dipilih secara randomSatu orang yang punya hak pilih laki-laki/perempuan
Ds 1 … Ds n
Prov 1
Ds 1 … Ds m
Prov k
… …
RT1 RT2 RT3 …. RT5
KK1 KK2
Laki-laki Perempuan
Di setiap desa/kelurahan dipilih sebanyak 5 RT dengan cara random
Flow chat penarikan sampelFlow chat penarikan sampel
Survei Nasional (Desember 2012)
9
Temuan: Validasi Sampel
PROFIL DEMOGRAFI RESPONDEN PROFIL DEMOGRAFI RESPONDEN
KATEGORI SAMPEL BPS KATEGORI SAMPEL BPS
Laki- laki 49.8 50.3 Islam 87.0 87.3Perempuan 50.2 49.7 Katolik/Protestan 9.2 9.8
Lainnya 3.8 3.0Pedesaan 50.6 50.2Perkotaa 49.4 49.8 J awa 40.0 40.2
Sunda 15.9 15.5Melayu 2.3 2.3Madura 3.0 3.0Bugis 2.7 2.7Betawi 2.9 2.9Batak 3.6 3.6Minang 2.7 2.7Lainnya 27.1 27.1
ETNIS
AGAMAGENDER
DESA-KOTA
Survei Nasional (Desember 2012)
11
DEMOGRAFI NASIONALDEMOGRAFI NASIONAL
KATEGORI SAMPEL BPS KATEGORI SAMPEL BPS
NAD 1.9 1.9 BALI 1.9 1.6SUMUT 4.8 5.5 NTB 1.9 1.9SUMBAR 1.3 2.0 NTT 1.9 2.0RIAU 1.9 2.3 KALBAR 1.0 1.8J AMBI 0.8 1.3 KALTENG 0.9 0.9SUMSEL 3.1 3.1 KALSEL 1.9 1.5BENGKULU 0.5 0.7 KALTIM 1.7 1.5LAMPUNG 3.5 3.2 SULUT 0.9 1.0BABEL 0.4 0.5 SULTENG 0.9 1.1KEPRI 0.8 0.7 SULSEL 3.2 3.4DKI 4.7 4.0 SULTRA 0.9 0.9J ABAR 17.1 18.1 GORONTALO 0.9 0.4J ATENG 14.4 13.6 SULBAR 0.9 0.5DIY 1.7 1.5 MALUKU 0.9 0.6J ATIM 16.6 15.8 MALUT 0.9 0.4BANTEN 4.0 4.5 PAPUA 0.9 1.2
PAPUA BARAT 0.9 0.3
PROVINSI PROVINSI
Survei Nasional (Desember 2012)
12
KONDISI EKONOMI SEKARANG DIBANDING
TAHUN LALU
Keadaan ekonomi sekarang dibanding tahun lalu (%)Desember 2012
38
32
21
9
0
5
10
15
20
25
30
35
40
Lebih baik Sama Lebih buruk Tidak tahu
Trend penilaian atas kondisi ekonomi nasional sekarang dibanding tahun lalu (%)
23
29
33
23
2831
2724
17
25
31 32
38 3942
51 52
56
33
40 39
29
34 32
37 37 39
3432 31
35
38
2422 23 22
25
33
2219
21
2624 25 25 26 26
23 23 22
31 31 30
35 3431 31
28 2932 32 32 34
32
53
43
38
50
42
32
45
49
58
44
4037
31 3027
21 2118
31
2124
34
26
30
2628
26 2528 28
22 21
0
5 5 57
5
107 6 5 5 4
68
4 5 6 6 75 5 6
4 4 58 7
2
7 7 6 7 7 8 8 9 9 9
3129
37
2224
26
3638
3532
24
15
28
41
2932
47
37
0
10
20
30
40
50
60
70
Sep
'0
3O
kt
'04
Des '
04
Ap
r '0
5Ju
n '
05
Sep
t D
es '
05
Sep
tD
es '
06
Ap
r '0
7Ju
n '
07
Sep
'0
7
Des '
07
Ap
r '0
8Ju
n '
08
Sep
'0
8
Okt
'08
Des '
08
Feb
'0
9
Mar'
09
Ap
r'0
9M
ei'
09
Jun
'09
Jul'
09
No
v'0
9Ja
n'1
0
Mar'
10
Au
g'1
0O
kt'
10
Des'1
0M
ei'
11
Jul'
11
Des'1
1
Feb
'12
Mei'
12
Jun
'12
Sep
'12
Des'1
2
Lebih baikSamaLebih burukTidak tahu
15
Survei Nasional (Desember 2012)
Trend penilaian atas kondisi ekonomi nasional sekarang dibanding tahun lalu: Lebih baik minus lebih buruk (%)
5
-14
-5
-27
-14
-1
-18
-25
-41
-19
-9-5
79
15
30 31
38
2
1915
-5
8
2
119
14
9
4 3
1317
-18
1 1
-11
-23
-31
-50
-40
-30
-20
-10
0
10
20
30
40
50
Sep
'0
3O
kt
'04
Des '
04
Ap
r '0
5
Jun
'0
5S
ep
t D
es '
05
Sep
tD
es '
06
Ap
r '0
7Ju
n '
07
Sep
'0
7D
es '
07
Ap
r '0
8Ju
n '
08
Sep
'0
8O
kt
'08
Des '
08
Feb
'0
9
Mar'
09
Ap
r'0
9M
ei'
09
Jun
'09
Jul'
09
No
v'0
9Ja
n'1
0M
ar'
10
Au
g'1
0O
kt'
10
Des'1
0M
ei'
11
Jul'
11
Des'1
1Feb
'12
Mei'
12
Jun
'12
Sep
'12
Des'1
2
16
Survei Nasional (Desember 2012)
Trend penilaian atas kondisi ekonomi nasional sekarang dibanding tahun lalu: Lebih baik minus lebih buruk yoy (%)
-5
1417
1
-31
-5
-18
19
2
-50
-40
-30
-20
-10
0
10
20
30
Des '
04
Des '
05
Des '
06
Des '
07
Des '
08
Des'0
9
Des'1
0
Des'1
1
Des'1
2
17
Survei Nasional (Desember 2012)
Paralel antara persepsi ekonomi nasional dengan tingkat inflasi (%)
41
2829
37
32
47
53
43
38
50
42
32
4549
58
4440
37
313027
212118
31
2124
34
2630
2628
262521
6 6 6
87
9
17
15
7 66
7 7
9
111212
11
98
7
6
43 2
4 3
66
76
54 4
4
0
10
20
30
40
50
60
70
Sep
'03
Okt
'04
Des
'04
Ap
r '0
5Ju
n '0
5S
ept
Des
'05
Sep
tD
es '0
6A
pr
'07
Jun
'07
Sep
'07
Des
'07
Ap
r '0
8Ju
n '0
8S
ep '0
8O
kt '0
8D
es '0
8F
eb '0
9M
ar'0
9A
pr'
09M
ei'0
9Ju
n'0
9Ju
l'09
No
v'09
Jan
'10
Mar
'10
Au
g'1
0O
kt'1
0D
es'1
0M
ei'1
1Ju
l'11
Des
'11
Feb
'12
Des
'12
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
persepsikondisiekonominasional:sekaranglebih burukdari tahunlaluInflasi YoY(sumber:BPS)
18
Survei Nasional (Desember 2012)
Paralel antara persepsi ekonomi nasional dengan tingkat inflasi (%)
29
53
3840
47
21
30
26
216
17
7 7
11
4
7
44
0
10
20
30
40
50
60D
es '0
4
Des
'05
Des
'06
Des
'07
Des
'08
Des
'09
Des
'10
Des
'11
Des
'12
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
persepsikondisiekonominasional:sekaranglebih burukdari tahunlaluInflasi YoY(sumber:BPS)
19
Survei Nasional (Desember 2012)
Temuan Pada Desember 2012, masyarakat yang menilai bahwa
kondisi ekonomi sekarang lebih baik dibanding yang menyatakan sebaliknya lebih banyak. Ini berarti kondisi ekonomi nasional pada Desember 2012 secara umum dinilai lebih baik oleh masyarakat secara nasional.
Kalau dibandingkan sepanjang pemerintahan SBY 2004-2012, penilaian masyarakat terhadap kondisi ekonomi cenderung semakin positif.
Penilaian masyarakat ini reliable karena berkorelasi sangat kuat dengan inflasi yang merupakan ukuran daya beli masyarakat.
Penilaian masyarakat bahwa kondisi ekonomi lebih baik sejalan dengan fakta tingkat inflasi lebih rendah, dan sebaliknya.
Secara umum pada periode pertama pemerintahan SBY (2004-2009), secara umum masyarakat menilai keadaan ekonomi negatif (yang mengatakan lebih baik proporsinya kalah oleh yang mengatakan lebih buruk).
Temuan … lanjutan Pada periode kedua pemerintahan SBY, 2009-2012, sejauh
ini masyarakat nasional secara umum menilai keadaan ekonomi nasional positif: yang mengatakan lebih baik proporsinya lebih besar dari yang mengatakan sebaliknya.
Dilihat dari perspektif ekonomi politik ini, pemerintahan SBY sebenarnya semakin kuat dan semakin legitimate. Apakah demikian?
Dalam perspektif ini, penilaian yang positif atas kondisi ekonomi nasonal ini harus tercermin dari tingkat kepuasan atas kinerja Presiden, dan penilaian atas kondisi ekonomi nasional harus berkorelasi positif dan signifikan dengan tingkat kepuasan atas kinerja presiden tersebut.
Betulkah demikian?
KEPUASAN ATAS KINERJA PRESIDEN
Seberapa puas atau tidak puas dengan kerja Presiden SBY sejauh ini? (%)
4.2
51.6
34.8
5.1 4.3
0
10
20
30
40
50
60
Sangatpuas
cukuppuas
kurangpuas
tidak puassamasekali
tidak tahu
Trend evaluasi atas kinerja presiden:Puas dengan kinerja Presiden (%)
80
6965
71
63
56565558
6764
67
5450
5556585354
45
56
636970
74808079
85
7570
65666263
5957
60
5350
525456
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
No
v'0
4
De
s'0
04
Ma
r'0
5
Jun
'05
Se
pt'
05
De
s' 0
5
Jan
' 0
6
Ma
r' 0
6
Jun
'06
Se
p'0
6
No
v'
06
De
s'0
6
Feb
' 0
7
Ma
r'0
7
Me
i' 0
7
Jun
'07
Se
p'0
7
De
s'0
7
Ma
r'0
8
Jun
'08
Se
p'0
8
Ok
t'0
8
De
s'0
8
Feb
'09
Ma
r'0
9
Ap
r'0
9
Me
i'09
Jun
'09
Jul'0
9
No
v'0
9
Jan
'10
Ma
r'1
0
Au
g'1
0
Ok
t'1
0
De
s'1
0
Me
i'11
Jul'1
1
De
s'1
1
Feb
'12
Me
i'12
Jun
'12
Se
pt'
12
De
s'1
2
24
Survei Nasional (Desember 2012)
Trend evaluasi atas kinerja presiden:Puas dengan kinerja Presiden & Wakil Presiden, Year on Year (%)
69
56
67
53
69 70
63 6056
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Des'
00
4
Des'
05
Des'
06
Des'
07
Des'
08
Des'
09
Des'
10
Des'
11
Des'
12
SBY
25
Survei Nasional (Desember 2012)
Temuan Penilaian masyarakat secara nasional atas kinerja presiden
SBY pada Desember 2012 positif. Yang mengatakan sangat atau cukup puas dengan kinerja presiden jauh lebih banyak dari yang mengatakan kurang puas atau tidak puas sama sekali.
Kalau dilihat kecenderungannya dalam 8 tahun Presiden SBY, kecenderungannya secara umum positif.
Kalau dilihat year on year, kepuasan pada Desember 2012, satu setengah tahun menjelang pemilu atau Pilpres 2014, lebih tinggi dibanding pada Desember 2007, sekitar satu setengah tahun menjelang Pemilu atau Pilpres 2009.
Penilaian pada SBY pada tiga tahun periode pertama pemerintahannnya (2004-2007) kurang positif dibanding penilaian pada tiga tahun periode kedua pemerintahannya (2009-2012).
Temuan Dilihat dari fakta itu, SBY sebenarnya lebih kuat
legitimasinya secara populer sebagai presiden pada periode kedua ini dibanding pada periode pertama dulu.
Sumber perbedaan legitimasi itu, dalam perspektif ekonomi politik, adalah perbedaan penilaian atas kondisi ekonomi nasional.
Pada periode pertama (2004-2009, atau 2004-2007) keadaan ekonomi secara umum dinilai kurang positif, sedangkan pada periode kedua lebih positif.
Pada periode pertama SBY memerintah, kenaikan harga BBM dilakukan tiga kali, dan ini sumber utama penilaian negatif masyarakat terhadap keadaan ekonomi nasional. Kebijakan kenaikan harga BBM ini belum dilakukan sekalipun pada periode kedua pemerintahannya.
Sejauh mana penilaian atas kondisi ekonomi nasional dan kepuasan atas kinerja SBY ini terkait?
Paralel Trend Evaluasi atas Kinerja Presiden dan Evaluasi atas Kinerja Ekonomi Nasional (%)
6965
71
63
56
6767
505658
5354
45
56
636970
74808079
85
7570
65666263
5957
60
5350
525456
31
26
37
24 22
2933
23
2831
2724
17
25
31 32
38 3942
51 5256
33
40 39
29
34 32
37 37 39
34 32 3135
38
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
De
s'0
04
Ma
r'0
5
Jun
'05
Se
pt'
05
De
s' 0
5
Se
p'0
6
De
s'0
6
Ma
r'0
7
Jun
'07
Se
p'0
7
De
s'0
7
Ma
r'0
8
Jun
'08
Se
p'0
8
Ok
t'0
8
De
s'0
8
Feb
'09
Ma
r'0
9
Ap
r'0
9
Me
i'09
Jun
'09
Jul'0
9
No
v'0
9
Jan
'10
Ma
r'1
0
Au
g'1
0
Ok
t'1
0
De
s'1
0
Me
i'11
Jul'1
1
De
s'1
1
Feb
'12
Me
i'12
Jun
'12
Se
pt'
12
De
s'1
2
28
Survei Nasional (Desember 2012)
Korelasi (r ’Pearson) Trend Kinerja Presiden dan Kondisi Ekonomi Nasional
r = .728 (P<.001; N = 36)
r (Sebelum skandal korupsi Demokrat) = .879 (P<.001; N = 28)
r (sesudah skandal korupsi Demokrat) = .902 (P<.01; N = 8)
Temuan Secara umum korelasi antara penilaian masyarakat atas
kondisi ekonomi nasional dan kepuasan atas kinerja SBY sebagai presiden sangat kuat, apakah pada periode pertama pemerintahannya maupun pada periode kedua.
Ini mengindikasikan bahwa penilaian kedua hal itu dari masyarakat valid kalau menggunakan perspektif ekonomi politik.
Selanjutnya, bagaimana kaitan antara kondisi ekonomi nasional, kinerja SBY, dan dukungan terhadap Partai Demokrat vs partai utama lainnya, terutama PDIP yang lebih jelas posisinya sebagai partai oposisi?
Sebelum menjawab ini, kita lihat bagaimana dukungan pada partai dan kecenderungannya dalam 3 tahun terakhir? Juga bagaimana pola dukungan masyarakat menjelang Pemilu 2009 sebagai sebuah pelajaran ke depan?
DUKUNGAN PADA PARTAI DAN
KECENDERUNGANNYA
PARTAI-PARTAI YANG DISIMULASI PADA SURVEI 2012 Nama-nama partai yang disimulasi dalam survei
bukan hasil penetapan KPU terakhir, dan karena itu hasilnya mungkin sedikit berbeda bila simulasinya hanya sepuluh partai sebagaimana ditetapkan KPU.
Dalam simulasi survei itu di samping 10 partai yang telah ditetapkan KPU sementara ini juga disertakan sejumlah partai lain yang lolos dalam verifikasi adminstratif awal oleh KPU.
Dalam serangkaian survei sepanjang 2012, simulasi itu berulang dilakukan, dan masing-masing partai di luar 10 itu, tidak ada yang mendapat pilihan lebih dari 0.5 persen. Karena itu kalaupun simulasi hanya 10 partai sebagaimana disahkan KPU sekarang, diperkirakan tidak banyak mengubah perilaku pemilih dalam survei-survei 2012 tersebut.
Partai atau calon anggota DPR dari partai yang dipilih bila pemilihan anggota DPR diadakan sekarang (%)Desember 2012
21.318.2
8.37.2
5.65.2
4.12.7
1.51.4
3.121.4
0 5 10 15 20 25
Golkar
PDIP
Demokrat
Gerindra
PKB
Nasdem
PPP
PKS
PAN
Hanura
Partai lain
Belum tahu
34
21 22
19 19
14 13
1012 11
9 8
1113 13
15
2018
2119 18 19
21
17
1417
18 18
14
1715 16
18
2927
22
27
32 32
1112
14
1111
1413
15
911
1412
21
0
5
10
15
20
25
30
35
Apr
'09
(kpu
)
Des
'09
Feb
'10
Mar
'10
Apr
'10
Ags
'10
Okt
'10
Des
'10
Mei
'11
Juli'
11
Des
'11
Feb
'12
Mei
'12
Jun'
12
Sep
t'12
Okt
'12
Des
'12
DEMOKRAT
GOLKAR
PDIP
Semi Terbuka: Partai yang dipilih kalau pemilu diadakan sekarang
Survei Nasional (Desember 2012)
35
21 22
19 19
14 13
1012 11
9 8
2927
22
27
32 32
0
5
10
15
20
25
30
35
Apr
'09
(kpu
)
Des
'09
Feb
'10
Mar
'10
Apr
'10
Ags
'10
Okt
'10
Des
'10
Mei
'11
Juli'
11
Des
'11
Feb
'12
Mei
'12
Jun'
12
Sep
t'12
Okt
'12
Des
'12
DEMOKRAT
Semi Terbuka: Partai yang dipilih kalau pemilu diadakan sekarang
Survei Nasional (Desember 2012)
36
Semi Terbuka: Lanjutan…
Survei Nasional (Desember 2012)
5 5 5 5
4
5
4
55
45
5
4
6
45
6
5
3
4 4
34
33
45
4
5
4
5
4 44
5
1
3
1 1
2
3
33
4
5
4
6
7
5
8
7
0
2
4
6
8
10
Apr
'09
(kpu
)
Jan'
10
Feb
'10
Mar
'10
Apr
'10
Ags
'10
Okt
'10
Des
'10
Mei
'11
Juli'
11
Des
'11
Feb
'12
Mei
'12
Jun'
12
Sep
t'12
Okt
'12
Des
'12
PKB
PPP
GERINDRA
Ket: Jan10-Jul’11: simulasi tertutup 38 partai
37
Semi Terbuka: Lanjutan…
Survei Nasional (Desember 2012)
6
3 3 3
2
3
4
2 2 2 3 3 3 33
3
2
8
3
4
8
3
6
3
54
4
54 4
3
5
33
4
1 1 1 1 1 1 11 1 1 1 1 1 1 1 1
0
2
65
4
6 6
5
0
2
4
6
8
10
Apr
'09
(kpu
)
Jan'
10
Feb
'10
Mar
'10
Apr
'10
Ags
'10
Okt
'10
Des
'10
Mei
'11
Juli'
11
Des
'11
Feb
'12
Mei
'12
Jun'
12
Sep
t'12
Okt
'12
Des
'12
PAN
PKS
HANURA
NASDEM
Ket: Jan10-Jul’11: simulasi tertutup 38 partai
Temuan Pada survei Desember 2012, Golkar mendapat suara sekitar 21%, diikuti
PDIP 18%, dan Demokrat 8%. Selanjutnya, Gerindra 7%, PKB 6%, Nasdem 5%,PPP 4%, PKS 3%, PAN 2%,
dan Hanura 1%. Partai-partai lain (PPN, Partai Sri, PBB, Nasrep, dll.) rata-rata di bawah
0.5%. Partai yang terlihat cenderung mengalami kenaikan signifikan dalam 3
tahun terakhir adalah Golkar, PDIP, Gerindra, dan Nasdem. Partai yang terlihat mengalami kecenderungan penurunan tajam adalah
Demokrat, dan kemudian PKS. Partai-partai lain cenderung stabil. Dalam perspektif ekonomi politik, penilaian yang semakin positif terhadap
kondisi ekonomi nasional dan kinerja Presiden seharusnya membantu Demokrat naik dukungannya atau setidaknya tidak menurun secara berarti seperti terlihat kecenderungannya dalam tiga tahun terakhir.
Apakah kecenderungan di atas akan berkelanjutan sepanjang 2013 mendatang, dan bahkan hingga Pemilu April 2014?
Pengalaman menjelang Pemilu 2009 mungkin memberi inpirasi?
PENGALAMAN MENJELANG PEMILU 2009
Partai apa yang akan dipilih bila pemilu diadakan hari ini? Trend 2004-2009 (%)
22
1314
1312
18 18 18
15
2021
17
15
17
20
18 18 18 19
1614 13
1516
15 15
19
1211 11 12 12
11
1413 14
1718
20
18
16
2021 21
19
1415
17
15
1716
14
7
24
1615 14
1314
1918
16 16
13
10
12
10
1413
9
12
17
19
23 2422 22
2119.7
24.2
8.7
0
5
10
15
20
25
30
Apr
'04
Feb'
05
Juli
'05
Sept
' 05
Des
' 05
Jan'
06
Mar
' 06
Agu
s' 06
Okt
' 06
Nov
' 06
Des
' 06
Feb'
07
Mar
'07
Mei
' 07
Jul'
07
Sept
' 07
Des
'07
Apr
' 08
Jun'
08
Sep'
08
Okt
'08
Nov
'08*
Des
'08
Jan'
09
Feb'
09
Mar
'09
Apr
'09K
PU
Golkar
PDIP
PD
Partai apa yang akan dipilih bila pemilu diadakan hari ini? Trend 2004-2009 (%)
7
24
1615 14
1314
1918
16 16
13
10
12
10
1413
9
12
17
19
23 2422 22
21
8.7
0
5
10
15
20
25
30
Apr
'04
Feb'
05
Juli
'05
Sept
' 05
Des
' 05
Jan'
06
Mar
' 06
Agu
s' 06
Okt
' 06
Nov
' 06
Des
' 06
Feb'
07
Mar
'07
Mei
' 07
Jul'
07
Sept
' 07
Des
'07
Apr
' 08
Jun'
08
Sep'
08
Okt
'08
Nov
'08*
Des
'08
Jan'
09
Feb'
09
Mar
'09
Apr
'09K
PU
PD
Partai apa yang akan dipilih bila pemilu diadakan hari ini? Trend 2004-2009 (%)
Partai apa yang akan dipilih bila pemilu diadakan hari ini? Trend 2004-2009 (%)
1 1 1 1 1 1
2
3 3
1 1
3
4 4
3
4
3
4
1
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Apr
'04
Juli'
05
Des
' 05
Mar
' 06
Okt
' 06
Des
' 06
Mar
'07
Jul'
07
Jan'
08
Jun'
08
Nov
'08
Jan'
09
Mar
'09
Hanura
Gerindra
PBB
PKNU
Temuan Pengalaman menjelang Pemilu 2009, kecenderungan dukungan
pada partai sangat dinamis. Setahun setelah pemilu 2004, Demokrat mendapat lonjakan
dukungan hingga 24 persen. Setelah pemerintah menaikkan harga BBM pertama, dukungan
pada Demokrat menurun tajam, dan kepemimpinan diambil alih oleh PDIP dan Golkar. Ini berlangsung hingga Desember 2007. Ini mirip polanya dengan kecenderungan tiga tahun terakhir.
Setelah pemilu 2009, Demokrat mengalami lonjakan suara, dan bertahan selama setahun. Pada Pertengahan 2011, Demokrat sudah mulai dikalahkan PDIP dan Golkar.
Posisi Demokrat Desember 2012 hampir sama dengan posisi Demokrat Desember 2007, di bawah PDIP dan Golkar, tapi persentase Demokrat lebih: baik 14% berbanding 8% (Desember 2012).
Posisi Demokrat 8% Desember 2012 tidak pernah dialami sepanjang sejarah Demokrat setelah pemilu 2004. Angka terendah sebelumnya 8.7% atau 9% pada April dan Juni 2008, sekitar setahun sebelum Pemilu 2009.
Temuan … lanjutan Dengan kata lain posisi Demokrat sekarang lebih berat
dibanding menjelang Pemilu 2009. Mengapa demikian padahal kondisi ekonomi lebih baik, dan
kinerja SBY juga dinilai lebih baik dalam kurun waktu yang sama.
Pada bulan April dan Juni 2008 penilaian atas kondisi ekonomi memang sangat negatif (paling negatif sepanjang SBY berkuasa) dan demikian juga kepuasan atas kinerja presiden SBY (45%) yang juga terendah sepanjang ia menjadi presiden? penilaian atas kondisi ekonomi nasional dan kinerja SBY yang negatif itu terkait dengan kenaikan harga BBM ketiga.
Korelasi antara kondisi ekonomi, kinerja SBY, dan dukungan pada Demokrat sangat kuat pada lima tahun pertama pemerintahannya. Sedangkan pada paruh kedua pemerintahannya korelasi itu melemah, dan bahkan tidak signifikan sejak satu setengah tahun yang lalu seperti terlihat dari fakta statistik di bawah ini.
46
32
19 1914 13
10 12 118
66
59 5760
5350 52 54 56
2932
272222
27
85
7570
6562 63
05
101520253035404550556065707580859095
100
De
s'0
9
Fe
b'1
0
Ma
r'1
0
Ap
r'1
0
Ag
s'1
0
Okt
'10
De
s'1
0
Me
i'11
Juli'
11
De
s'1
1
Fe
b'1
2
Me
i'12
Jun
'12
Se
pt'1
2
De
s'1
2
DEMOKRAT
Kinerja Presiden SBY
Paralel Kepuasan dengan kinerja Presiden SBY dan dukungan pada Demokrat: Kecenderungan Anomali sejak awal 2012 (%)
Survei Nasional (Desember 2012)
Anomali
Korelasi antara kinerja Presiden SBY dan dukungan pada Demokrat (r’s Pearson)
Korelasi kinerja Presiden SBY dan Dukungan pada Demokrat:
1) Dalam jangka panjang (2004-2012): r = .824 (P <.001; N = 32).Ini berarti hubungan antara keduanya sangat kuat dan sangat signifikan.
2) Jangka menengah kasus 2004-2009:r = .798 (P<.001; N = 15). Hubungan sangat kuat dan sangat signifikan.
3) Jangka Menengah kasus 2009-2012:r = .908 (P<.001; N = 17). Hubungan sangat kuat dan sangat signifikan.
4) Jangka pendek, kasus 2009-2010:r = .883 (P<.01; N = 8). Hubungan sangat kuat dan signifikan.
5) Jangka pendek, kasus 2011-2012: r = .423 (P<.344; N = 7). Hubungan lemah dan tidak signifikan.
Temuan Hubungan antara kinerja presiden dan dukungan
massa pada Demokrat dalam jangka panjang sangat kuat. Semakin baik kinerja presiden SBY maka dukungan pada Demokrat semakin kuat.
Dalam jangka menengah, misalnya kasus 2004-2009, hubungan keduanya juga sangat kuat.
Demikian juga hubungan jangka menengah 2009-2012, hubungan juga sangat kuat dan signifikan.
Dalam jangka pendek, 2009-2010, hubungan keduanya juga masih sangat erat.
Tapi dalam jangka pendek 2011-2012, hubungan keduanya lemah, dan secara statistik tidak signifikan (kalau menggunakan konvensi tingkat signifikansi minimal 0.05).
Temuan … lanjutan Kasus Demokrat 2011-2012 menolak klaim bahwa kinerja
presiden SBY mempengaruhi dukungan massa pada Demokrat. Pada masa ini, kondisi ekonomi dan kinerja presiden SBY yang
dinilai makin bagus ternyata tidak menaikan atau memulihkan dukungan massa pada partai pemenang Pemilu 2009 tersebut.
Nasib Demokrat nampaknya tidak bisa ditolong atau dipulihkan oleh kinerja pemerintah yang semakin baik dalam bidang ekonomi, dan juga tidak bisa ditolong oleh kinerja presiden SBY.
Dalam setahun terakhir, walapun kinerja ekonomi dan kinerja presiden SBY dinilai makin baik, Demokrat terus meluncur hingga mencapai titik terrendah dalam survei pasca Pemilu 2004.
Anomali itu kemungkinan akan berlanjut sepanjang tahun 2013 atau bahkan hingga Pemilu 2014 kalau Demokrat lebih mengandalkan kinerja pemerintah dan kinerja Presiden SBY.
Kalau dalam kurun waktu setahun, 2011-2012 Demokrat mengalami penurunan sebesar 6%, dan kalau penurunan ini berlanjut secara konsisten dalam setahun ke depan, Demokrat bisa tidak lolos electoral threshold pada Pemilu 2014.Demokrat bisa hilang dari peta politik nasional 2014.
Temuan … lanjutan Mengapa anomali atau ketidaksesuaian antara fakta dan asumsi
ekonomi-politik tersebut terjadi? Kalau diperhatikan, anomali itu terjadi pada 2011-2012. Pada
periode ini skandal korupsi kader-kader Demokat mengemuka dan mendapat perhatian sangat besar dari media massa, terutama sejak pertengahan 2011 ketika Nazaruddin, mantan bendahara Demokrat, ditangkap di Columbia dan mendapat perhatian sangat besar dari media massa.
Nazaruddin pula yang secara gencar menuduh Anas Urbaningrum, ketua Demokrat, terlibat dalam kasus Hambalang.
Ini yang menjadi awal dari anomali tersebut. Tuduhan korupsi kader-kader Demokrat, dan telah menjadi
persepsi publik, yang memotong hubungan yang seharusnya positif dan kuat antara kinerja Presiden dan masa depan Partai Demokrat.
Dalam sebuah survei nasional pada 2012, kader Demokrat dinilai paling banyak melakukan korupsi dengan proporsi di bawah ini.
SMRC: Survei Nasional Juni 2012 51
Oknum partai mana yang paling Oknum partai mana yang paling banyak melakukan korupsi? Juni banyak melakukan korupsi? Juni 2012 (%)2012 (%)
KESIMPULAN
Kesimpulan Politik kepartaian 2012 dalam hubungannya dengan massa
pemilih ditandai oleh gejala anomali, dan kecenderungannya akan berlanjut pada 2013 bila sumber masalahnya tidak diatasi.
Anomali politik itu adalah tidak sejalannya penilaian massa nasional atas kondisi ekonomi nasional dan kinerja Presiden SBY dengan dukungan pada partai utama pendukung pemerintah, yakni Partai Demokrat.
Kinerja presiden SBY tidak bisa menyelamatkan Demokrat. Sepanjang tahun 2012 rating kinerja Presiden SBY naik, tapi
Demokrat terus merosot. Sumber anomali itu adalah masalah internal di Demokrat
sendiri, bukan di kinerja Presiden.
Kesimpulan Demokrat dalam dua tahun terakhir tidak mampu
mengatasi opini publik yang sangat kuat bahwa kader-kadernya paling banyak melakukan korupsi.
Bila masalah opini korupsi ini tak tertanggulangi pada 2013 maka Demokrat akan semakin merosot, atau setidaknya sulit untuk pulih dari keterpurukannya sekarang meskipun kondisi ekonomi dan kinerja presiden SBY dinilai massa nasional semakin positif.
Demokrat tidak bisa menunggu keputusan KPK untuk membersihkan partai ini dari opini korupsi sebab yang dihadapi Demokrat sekarang lebih berkaitan dengan “hukum politik”, bukan “hukum pidana.”
Kesimpulan Walaupun belum tentu bersalah secara pidana, hukum
politik (opini publik) pada Demokrat dan kader-kadernya telah dijatuhkan sehingga partai ini mengalami penurunan kepercayaan dan dukungan dari pemilih secara drastis.
Karena Demokrat Partai Politik, ia harus patuh bukan hanya pada hukum pidana tapi juga hukum politik tersebut. Bila tidak, Demokrat tidak punya dasar untuk bertahan hidup.
Bila Demokrat tidak melakukan bersih-bersih dari opini tentang korupsi yang ditujukan pada kader-kader Demokrat, walaupun ekonomi nasional dan kinerja Presiden SBY semakin baik, maka dukungan pemilih pada Demokrat akan semakin rendah hingga Pemilu 2014, dan terbuka kemungkinan Demokrat tidak akan lolos electoral treshold sehingga ia bisa hilang dalam peta politik nasional hasil Pemilu 2014.
Kesimpulan Ancaman terhadap Demokrat itu dapat dicegah kalau
memperhatikan pengalaman menjelang Pemilu 2009. 10 bulan menjelang Pemilu 2009, persisnya pada bulan Juni
2008, Demokrat berada pada titik terendah, dan sejak itu langkah-langkah pemulihan dilakukan hingga partai ini mengalami kemajuan sampai menjadi pemenang dalam Pemilu 2009.
Waktu itu sumber masalahnya adalah ketidak puasan rakyat pada kondisi ekonomi, dan Presiden menjawabnya dengan program-program sosial-ekonomi langsung seperti cash transfer program, KUR, PNPM Mandiri, BOS, dll.
Kebijakan semacam itu tidak akan menyembuhkan masalah Demokrat karena sumber masalahnya bukan sosial-ekonomi, tapi lebih menyangkut opini bahwa kader-kader Demokrat paling banyak melakukan korupsi. Opini ini yang harus ditanggulangi dengan langkah-langkah politik di dalam internal kader partai Demokrat sendiri.
Terima Kasih