29
ANTIPARKINSONIA DRUGS Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Tindakan Keperawatan Jiwa Semester IV Disusun Oleh Kelas 2A: Jehan Pristiya (A01301777) Khikmah Yuniati (A01301778) Krisna Surya S (A01301779) Leny Oktaviani P.R (A01301781) Ludi Nur Kurniawan (A01301784) Lulu Mustafidhoh (A01301785) Nesi Nur Istiqomah (A01301788) Nina Wanda K (A01301791) i

Antiparkinsonian Drugs Fiks

  • Upload
    indah

  • View
    36

  • Download
    0

Embed Size (px)

DESCRIPTION

anti parkinson drug

Citation preview

ANTIPARKINSONIA DRUGS

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Tindakan Keperawatan Jiwa Semester IV

Disusun Oleh Kelas 2A:Jehan Pristiya (A01301777) Khikmah Yuniati (A01301778) Krisna Surya S (A01301779) Leny Oktaviani P.R (A01301781) Ludi Nur Kurniawan (A01301784) Lulu Mustafidhoh (A01301785) Nesi Nur Istiqomah (A01301788) Nina Wanda K (A01301791)

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATANSEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG2015LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBINGTugas Makalah ini telah Diterima dan Disetujui oleh dosen pembimbing Mata Kuliah Tindakan Keperawatan Jiwa pada :Hari/ Tanggal: Selasa, 7 April 2015 Tempat: Stikes Muhammadiyah Gombong

Pembimbing

(Sawiji, M. Kep )

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul Antiparkinsonia Drugs ini dengan baik.Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas Mata Kuliah Tindakan Keperawatan Jiwa yang diampu oleh Bapak Sawiji, M. Kep. Penulis menyadari bahwa makalah ini dapat terselesaikan atas bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini menyampaikan terima kasih kepada:1. Bapak Madkhan Anis, S.Kep.Ns.,M.Kep selaku ketua Stikes Muhammadiyah Gombong.2. Bapak Sawiji, M. Kep selaku dosen pengampu Mata Kuliah Tindakan Keperawatan Jiwa yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan makalah ini. 3. Pihak perpustakaan STIKes Muhammadiyah Gombong yang telah meminjamkan buku untuk referensi dalam pembuatan makalah ini. Penulis menyadari masih terdapat kekurangan dalam penyusunan makalah ini, meskipun telah berusaha semaksimal mungkin sesuai kemampuan. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati penyusun bersedia menerima kritik dan saran yang bersifat membangun dan berguna untuk masa yang akan datang. Akhirnya, semoga makalah ini dapat bermanfaat baik bagi penyusun sendiri, pembaca maupun bagi perkembangan ilmu pengetahuan.

Gombong, 7 April 2015

PenulisDAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL iHALAMAN LEMBAR PENGESAHAN iiKATA PENGANTARiiiDAFTAR ISIivDAFTAR GAMBARvBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang1B. Tujuan Penulisan2BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian3B. Etiologi3C. Patofisiologi4D. Gejala6BAB III PEMBAHASANA. Klasifikasi Obat Antiparkinson8B. Penjelasan Obat-Obat Untuk Mengobati Penyakit Parkinson (PP)9BAB IV PENUTUPA. Kesimpulan15B. Saran15DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR GAMBAR

A. Gambar 1. Penyebab Penyakit Parkinson5B. Gambar 2. Gambaran Sinaptik Penyakit Parkinson (PP) dan Terapi6C. Gambar 3. Gejala Penyakit Parkinson7

iv

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penyakit Parkinson (PD) pertama kali dideskripsikan secara lengkap gejalanya oleh seorang dokter dan geologis dari Inggris yaitu James Parkinson sekitar 2 abad yang lalu (1817) melalui monografnya An Essay on the Shaking Palsy. Atas jasa dari Arvid Carlsson sebagai pemenang Nobel Prize, saat ini kita mengetahui lebih dalam lagi mengenai prinsip kelainan penyakit Parkinson yaitu hilangnya fungsi dopamine (DA) dan pengobatan menggunakan levodopa sebagai metoda pengobatan yang dipakai, setidaknya saat ini kita telah mencapai suatu tahap pengertian dimana kelainan yang terjadi dan bagaimana cara memperbaikinya. Penyakit Parkinson dimulai secara samar-samar dan berkembang secara perlahan. Pada banyak penderita, pada mulanya Penyakit Parkinson muncul sebagai tremor (gemetar) tangan ketika sedang beristirahat, tremor akan berkurang jika tangan digerakkan secara sengaja dan menghilang selama tidur.Stres emosional atau kelelahan bisa memperberat tremor. Pada awalnya tremor terjadi pada satu tangan, akhirnya akan mengenai tangan lainnya, lengan dan tungkai. Insidensi dan prevalensi yang pasti dari penyakit Parkinson tidak diketahui. Pada umumnya PD muncul pada usia 40-70 tahun, rata-rata diatas usia 55 tahun, lebih sering ditemukan pada laki-laki dibandingkan perempuan dengan rasio 3:2. Suatu kepustakaan menyebutkan prevalensi tertinggi penyakit Parkinson terjadi pada ras Kaukasian di Amerika Utara dan ras Eropa (0,98 % hingga 1,94%); menengah terdapat pada ras Asia (0,018 %) dan prevalensi terendah terdapat pada ras kulit hitam di Afrika (0,01 %). Di Indonesia sendiri, dengan jumlah penduduk 210 juta orang, diperkirakan ada sekitar 200.000-400.000 penderita. Adapun obat-obatt antiparkinson yaitu Amantadin, Obat-obat antimuskarinik, Bromokriptin, Karbidopa, Deprenil (Selegiline) dan Levodopa. Oleh karena itu, penulis membuat makalah dengan judul Antiparkinsonia Drugs dengan tujuan mengetahui obat-obat bagi pasien Parkinson.

B. Tujuan Penulisan1. Tujuan Umum Mahasiswa mampu memenuhi tugas Keperawatan Jiwa 2. Tujuan Khusus Mahasiswa mampu memahami yang termasuk obat antiparkinson

BAB IITINJAUAN TEORI

A. Pengertian Penyakit Parkinson (PP) pertama kali dideskripsikan secara lengkap gejalanya oleh seorang dokter dan geologis dari Inggris yaitu James Parkinson sekitar 2 abad yang lalu (1817) melalui monografnya An Essay on the Shaking Palsy. Atas jasa dari Arvid Carlsson sebagai pemenang Nobel Prize, saat ini kita mengetahui lebih dalam lagi mengenai prinsip kelainan penyakit Parkinson yaitu hilangnya fungsi dopamine (DA) dan pengobatan menggunakan levodopa sebagai metoda pengobatan yang dipakai, setidaknya saat ini kita telah mencapai suatu tahap pengertian dimana kelainan yang terjadi dan bagaimana cara memperbaikinya. Menurut Staf pengajar Departemen Farmakologi (2009) bahwa Penyakit Parkinson adalah penyakit neurodegeneratif yang bersifat kronis progresif, merupakan suatu penyakit/sindrom karena gangguan pada ganglia basalis akibat penurunan atau tidak adanya pengiriman dopamine dari substansia nigra ke globus palidus / neostriatum (striatal dopamine deficiency). Penyakit Parkinson adalah tipe tersering dari suatu keadaan Parkinsonism, lebih kurang 80% dari seluruh kasus. Selain itu penyakit Parkinson juga merupakan penyakit neurodegenerative tersering kedua setelah demensia Alzheimer. Jadi, dapat disimpulkan bahwa Penyakit Parkinson (PP) adalah penyakit yang disebabkan oleh penurunan neurotransmisi dopamine pada jaras nigrostriatal akibat degradasi neuron-neuron dopaminergik yang berproyeksi dari substansi nigra ke striatum (kuadatus dan putamen). B. Etiologi Pada umumnya, penyebab penyakit Parkinson tidak di ketahui. Penyakit ini ada hubunganya dengan penurunan aktifitas inhibutor neuron dopaminergikdalam subtansi nigra dan korpus striatum-bagian dari sistem ganglia basalis otak yang berfungsi mengtur gerakan. Faktor genetik tidak memainkan peran dominan dalam etiologi penyakit Parkinson, meskipun dapat mempengaruhi pada orang-oang yang peka pada penyakit tersebut. Mungkin faktor lingkungan yang belun diketahui ikut mempengaruhi kenapa neuron dopaminergik tersebut berkurang. Dalam Buku Belajar Mudah Farmakologi menurut James Olsogn (2003) bahwa penyebab dari Penyakit Parkinson adalah: 1. Subtansi nigra Subtansi nigra, bagian dari sistem ekstrapiramidal, merupakan sumber neuron dopaminergik yang berakhir dalam stiatum. Setiap neuron dopaminergik akan membuat ribuan kontak sinaptik dalam striatum dan memodulasi sebagian besar akivitas sel. Cabang dopminergik dari subtansi nigra ini mengeluarkan pacu secara tonik, bukan berdasarkan respon gerakan muskular spesifik ataupun input sensoris. Sistem dopaminergik memberikan pengaruh yang bersifa tonik, terus menerus selama aktivitas motorik, bukan hanya dalam gerakan-gerakan tertentu.2. Striatum Biasanya, striatum dan subtansi nigra dihubungkan olen neoron yang mengeluarkan transmiter inhibitor GABA di terminlnya dalam subtansi nigra. Sebaliknya, sel-sel subtansi nigra mengirim neuron ke striatum dengan transmiter dopamin diujung terminalnya. Jalur intibhisi bersama ini biasanya mempertahankan suatu derajat inthibisi dari kedua daerah yang terpisah ini. Serabut saraf kortek serebri dan talamus dalam neustriatum asetilkolit, berfungsi eksitatif, memacu dan mengatur gerakan-gerakan tubuh dibawah kehendak. Pada penyakit parkinson, dekstruksi sel dalam substansi nigra menumbulkan degenerasi neuron sehingga sekresi dopamin dalam neostriatum menurun. Inhibisi modulasi akan mengurangi pengaruh dopamin dapa neostriatum, menyebabkan kontrol gerakan otot pada parkinson akan menurun.

Gambar 1. Penyebab Penyakit Parkinson

Gejala-gejala penyakit Parkinson disebabkan oleh degenerasi neuron dopaminergik pada jaras nigrostriatal. Penghambatan neuron-neuron dopaminergik yang berproyeksi dari substansi nigra ke kuadatus dan putamen paling banyak terkena. Masukan kolinergik (ekstasi) ke kuadatus dan putamen tampaknya tidak terkena, sehinggga keseimbangan bergeser ke masukan kolinergik.

C. Patofisiologi Secara patofisiologi diketahui bahwa pada penyakit parkinson terjadi gangguan keseimbangan antara komponen kolinerik yang merangsang dan komponen dopaminergik yang menghambat. Gangguan keseimbangan ke arah dominase komponen kolinergik yang akan menimbulkan sindrom parkinsonise. Pada penyakit parkinson terdapat kerusakan pada traktus nigro-striatum yang bersifat dopaminergik sehingga terjadi suatu penurunan kadar dopamin dalam ganglia basalis (sehingga penyakit parkinson ini dinamakan juga sebagai striatal dopamine deficiency syndrome), diduga sebagai penyebab terjadinya rigiditas, bradikinesia atau akinesia (perlambatan atau hilangnya gerakan), dan tremor yang merupakan gambaran utama penyakit tersebut. Dalam Buku Belajar Mudah Farmakologi menurut James Olsogn (2003) dijelaskan bahwa neuropatologi penyakit Parkinson yaitu: Gambar 2. Gambaran sinaptik penyakit Parkinson (PP) dan terapi. Kunci Dopamine L-DOPA

Terminal dopaminergik rusak pada PP, menyebabkan penurunan dopamine (DA, segitiga hitam). L-dopa, prekusor asam amino DA melintasi sawar otak, memasuki terminal DA yang masih ada dan menjadi DA. Neurotransmisi Da yang meningkat sebagian memulihkan keseimbangan neurotransmisi dopamine-asetilkolin.

Obat-obat seperti klorpomazin dan derivat fenotiazin lain, serta reserpin menyebabkan deplesi amin-biogenik (antara lain deplesi dopamin [DA] di striatum serta blokade reseptor dopaminergik). Hipotesis lain menyatakan bahwa radikal bebas diduga mendasari penyakit degeneratif, termasuk penyakit parkinson. Hal ini di temukannya penimbunan Fe di substansia nigra. Fe meningkatkan produksi radikal hidroksil. Terdapat fakta bahwa parkinsonisme adalah suatu penyakit yang menahun dan progresif yang biasanya memerlukan terapi kombinasi obat.

D. Gejala Menurut Harvey Mycek (2001) dalam buku Farmakologi Ulasan Bergambar bahwa gejala-gejala Parkinson dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu: 1. Gangguan motorik positif, misalnya terjadi tremor/ bergetar, akinesia/ bradikinesia, rigiditas/ kekakuan, tiba-tiba berhenti atau ragu-ragu untuk melangkah, bicara monoton. Gangguan motorik negatif, misalnya terjadi hipokinesia.2. Gejala vegetatif, seperti air liur dan air mata berlebihan, muka pucat dan kaku (mask face). 3. Gangguan psikis, seperti berkurangnya kemampuan mengambil keputusan, merasa tertekan.

Gambar 3. Gejala Penyakit Parkinson

BAB IIIPEMBAHASAN

A. Klasifikasi Obat Antiparkinson1. Golongan obat antiparkinson:a. Obat dopaminergik sentral: Levodopa, Bromokriptin dan Carbidopab. Obat antikolinergik sentral: Triheksifenidilc. Penghambat MAO: Selegilined. Penghambat DOPA Decarboxylase: BensarizideBensarizide biasa digunakan sebagai obat kombinasi dengan Levodopa. Yang berfungsi untuk mencegah Levodopa berubah menjadi Dopamin sehingga tidak bisa masuk ke dalam otak.e. Obat Dopamino-antikolinergik: Pramipexole.Obat parkinson Pramipexole digunakan untuk mengurangi gejala dari Parkinson seperti tremor, kekakuan dan gerak yang lambat yang disebabkan oleh Parkinson.f. Penghambat catechol-O-methyltransferase: EntacaponeBiasa dikombinasi dengan Levodopa/Carbidopa dengan atau tidak. Pengobatan dasar untuk Parkinson adalah Levodopa-Karbidopa. Penambahan Karbidopa dimaksudkan untuk meningkatkan efektivitas Llevodopa di dalam otak dan untuk mengurangi efek Levodopa yang tidak diinginkan diluarotak. Kini ada kombinasi tiga obat selain Levodopa dan Karbidopa juga ditambahkan Entacapone. Dimana fungsi Entacapone membantu kerja kedua obat tersebut dengan memperlancar masuknya kedua obat tersebut ke otak. Di dalam otak Levodopa dirubah menjadi Dopamin. Obat ini mengurangi tremor dan kekakuan otot dan memperbaiki gerakan. Penderita Parkinson ringan bisa kembali menjalani aktivitasnya secara normal.

2. Berdasarkan cara kerjanya dibagi menjadi:a. Obat anti muskarinik, seperti triheksifenidil/ benzheksol, digunakan pada pasien dengan gejala ringan dimana tremor adalah gejala yang dominan.b. Obat anti dopaminergik, seperti levodopa, bromokriptin. Untuk penyakit parkinson idiopatik, obat pilihan utama adalah levodopa.c. Obat anti dopamin antikolinergik, seperti amantadine.d. Obat untuk tremor essensial, seperti haloperidol, klorpromazine, primidon dll.

B. Penjelasan Obat-Obat Untuk Mengobati Penyakit Parkinson (PP) Prinsip obat Parkinson's disease, kira-kira agar dopamin dapat kembali ke kadar normal; khususnya di substansia nigra otak. Sehubungan dengan dopamin, ada zat penghantar saraf lainnya yang ikut terlibat; yaitu asetilkolin. Jika dopamin turun, maka asetilkolin secara relatif akan naik.1. Levodopa (I-dopa) a. Mekanisme Kerja Mekanisme kerja Levodopa adalah mengendalikan kadar dopamin substansia nigra, di dalam neuron tersebut levodopa akan berkonversi menjadi dopamin, tetapi pada pengobatan yang terlambat dimana jumlah neuron dan sel-sel yang mampumengambillevodopa berkurang akibat penyakit. Kesembuhan bersifat simptomatik dan berlangsung selama obat berada dalam tubuh. Parkinson diakibatkan dopamin yang tidak mencukupi pada daerah tertentu di otak. Dopamin tidak dapat melewati sawar darah otak, sementara levodopa dapat, sehingga lebih mudah levodopa lebih mudah diubah menjadi dopamin di otak.b. Indikasi Penyakit Parkinson.c. Efek Tak Diinginkan Mual, muntah akibat stimulasi pusat muntah (timbul toleransi terhadap efek saluran cerna, hipotensi ortostatik sedang, aritmia pada pasien tua, pergerakan involuntar (terbatas dosis, gangguan psikiatrik, tidak aktivitas seksual akibat kerja pada hipotalamus.d. Farmakokinetik PO. Cepat diabsorpsi, waktu paruh 1-3 jam. Kurang dari 1% levodopa menembus system saraf pusat karena dekarboksilasi perifer. Hal ini dihindari dengan pemberian bersamaan karbidopa, penghambat dekarboksilase dopa. e. Interaksi Obat Piridoksin: dapat menurunkan efek levodopa dengan merangsang dekarboksilasi. Obat antipsikotik: memblok reseptor DA. Penghambat MAO: menyebabkan terbentuknya amin simpatomimetik (hentikan 2minggu sebelum pemberian levodopa). Obat antikolinergik: sinergisme dengan levodopa, dapat memperlambat absorpsi dengan memperlambat pengosongan lambung. Obat antidepresan: peningkatan hipotensi ortostatik. f. Kontraindikasi Glaukoma, penyakit psikiatri berat.g. Catatan Jarang digunakan tanpa pemberian bersama dengan penghambat dekarboksilase dopa (karbidopa).

2. Karbidopa (Ladosyn) a. Mekanisme Kerja Mengurangi dekarboksilasi I-dopa pada jaringan perifer. Memperbaiki efek I-dopa, menurunkan dosis I-dopa yang diperlukan sekitar 75%, menurunkan mual dan muntah. b. Indikasi Tambahan untuk penyakit Parkinson. c. Efek Yang Tak Diinginkan Tidak mengurangi sebagian besar efek samping yang disebabkan oleh levodopa. Tidak mempunyai toksisitas yang diketahui bila diberikan sendiri. d. Farmakokinetik PO: Pil berisi jumlah karbidopa dan levodopa yang tetap (Sinemet). e. Catatan Tidak mempunyai kerja farmakologi bila diberikan sendiri.

3. Amantadin (Symmetrel) a. Mekanisme Kerja Melepaskan DA dari terminal yang utuh. b. Indikasi Kurang efektif dibandingkan I-dopa untuk mengobati penyakit Parkinson Juga digunakan untuk mengobati reaksi ekstrapiramidal yang diinduksi obat. c. Efek Yang Tak DiinginkanEfek samping lebih ringan dari levodopa, pada dosis biasa tidak sering terjadi antara lain mulut kering, gangguan penglihatan, hipotensi ortostatik, kadang-kadang terjadi udema mata kaki. Pada dosis tinggi dapat menginduksi halusinasi kebingungan dan mimpi buruk. d. Farmakokinetik PO. Dosis harus disesuaikan pada gagal ginjal. e. Interaksi Obat Zat antikolinergik: meningkatkan efek samping system saraf pusat. f. Catatan Kurang efektif dari pada I-dopa, lebih efektih dari pada antikolinergik. Juga merupakan obat antivirus.

4. Bromokriptin (Parlodel) a. Mekanisme Kerja Bekerja sebagai antagonis dopamin, obat ini semula digunakan pada pasien-pasien parkinson hanya dimana erek-efek dopa berkurang setelah beberapa tahun dan efeknyapun menjadi lebih singkat, bersamaan dengan lebih seringnya terjadi efek samping.b. Indikasi Penyakit Parkinson, terutama bila terjadi toleransi terhadap I-dopa atau bila hilangnya gejala berayun diantara dosis. Juga hiperprolaktinemia, tambahan pada pengobatan tumor hipofisis.c. Efek Yang Tak Diinginkan Lebih banyak menyebabkan mual, halusinasi, kebingungan dan hipotensi daripada I-dopa. Diskinesia lebih sedikit. Bangkitan system saraf pusat nonspesifik. d. Farmakokinetik PO. Mulai pada dosis rendah dan sesuaikan untuk tiap pasien. Absorpsi cepat, sebagian. Waktu paruh 1,5-3 jam. e. Interaksi Obat Dapat digunakan dengan I-dopa atau karbidopa.

5. Pergolide (Permax) a. Mekanisme Kerja Agonis D1 dan D2. Lebih poten daripada bromokriptin. b. Indikasi Tambahan untuk levodopa atau karbidopa pada pasien penyakit Parkinson. c. Efek Tak Yang Diinginkan Diskinesia, mual, rhinitis konstipasi, pusing, halusinasi dan somnolen. d. Interaksi Obat PO. 90% terikat protein. Dimetabolisme dalam hati, diekskresi dalam ginjal. e. Interkasi Obat Antagonis dopamine mengurangi kerja pergolid.

6. Selegilin (Eldepryl) a. Mekanisme Kerja Menghambat monoamin oksidase tipe B secara ireversebel (tetapi tidak tipe A). Menghambat degradasi DA metabolik intraserebral. b. Indikasi Tambahan untuk levodopa atau karbidopa bila respon terhadap levodopa atau karbidopa tidak adekuat lagi. c. Efek Yang Tak Diinginkan Mual, halusinasi, kebingungan, hipotensi, pusing, peningkatan tremor, agitasi dan depresi. d. FarmakokinetikCepat diabsorpsi. Melintas sawar darah otak. Dimetabolisme dalam hati. Amfetamin adalah metabolit minor. e. Interaksi Obat Pernah terjadi reaksi fatal antara meperidin dan penghambatan MAO. f. Catatan Selegilin memperlambat perkembangan penyakit Parkinson bila digunakan bersama dengan levodopa atau karbidopa.

7. Obat Antikolinergik (Triheksifenidil: Artane, Tremin) a. Mekanisme KerjaAntagonis pada reseptor kolinergik. Mengurangi ketidakseimbangan ACh: DA pada striatum. Kurang efektif dibandingkan I-dopa untuk tremor dan gejala-gejala lain. b. Indikasi Suplemen I-dopa untuk Parkinson. Digunakan sendiri bila I-dopa merupakan kontrindikasi. c. Efek Yang Tak Diinginkan Sikloplegia, konstipasi, retensi urin, gangguan system saraf pusat. d. FarmakokinetikPO. Sesuaikan dosis secara individu. e. Interaksi Obat Levodopa: peningkatan deaktivasi I-dopa pada lambung akibat penurunan motilitas saluran cerna. f. Catatan Benztropin, prosiklidin, biperidin, dan etopropazidjuga digunakan sebagai antikolinergik.

BAB IVPENUTUP

A. Kesimpulan Penyakit Parkinson adalah penyakit neurodegeneratif yang bersifat kronis progresif, merupakan suatu penyakit/ sindrom karena gangguan pada ganglia basalis akibat penurunan atau tidak adanya pengiriman dopamine dari substansia nigra ke globus palidus/ neostriatum (striatal dopamine deficiency). Di Amerika Serikat, ada sekitar 500.000 penderita parkinson. Di Indonesia sendiri, dengan jumlah penduduk 210 juta orang, diperkirakan ada sekitar 200.000-400.000 penderita. Adapun obat-obatt antiparkinson yaitu Amantadin, Obat-obat antimuskarinik, Bromokriptin, Karbidopa, Deprenil (Selegiline) dan Levodopa.

B. Saran Untuk tenaga kesehatan (perawat) mampu memahami secara detail tentang obat-obat antiparkinson supaya mampu memberikan asuhan keperawatan yang baik.

DAFTAR PUSTAKA

Katzung G, Bertram. 2002. FARMAKOLOGI Dasar dan Klinik Buku 2 Edisi 8. Jakarta: Saemba Medika.Mycek, Harvey. Champe. 2001. Farmakologi Ulasan Bergambar Edisi 2. Jakarta: Widya Medika.Olsogn, James. 2003. Belajar Mudah Farmakologi. Jakarta: EGC. Staf Pengajar Departemen Farmakologi. 2009. Kumpulan Kuliah Farmakologi. Jakarta: Buku kedokteran EGC.

1