Upload
others
View
15
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
“ANALISIS PERBANDINGAN BRAND AWARENESS, BRAND
ASSOCIATION, PERCEIVED QUALITY DAN BRAND LOYALTY
PRODUK KAMERA DSLR MEREK CANON DAN NIKON”.
(Studi Kasus Pada Unit Kegiatan Mahasiswa Fotografi di Jakarta)
SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh :
SUPRIYADI
NIM : 1110081000126
PRODI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1435 H/2014 M
v
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Supriyadi
No. Induk Mahasiswa : 1110081000126
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Prodi : Manajemen
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya :
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan
mempertanggung jawabkan
2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau
tanpa izin pemilik karya
4. Tidak melakukan pemanipulasiaan dan pemalsuan data
5. Mengerjakan sendiri karya dan mampu bertanggung jawab atas karya ini
Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah melalui
pembuktian yang dapat dipertanggung jawabkan, ternyata memang ditemukan bukti
bahwa saya melanggar pernyataan di atas, maka saya siap untuk dikenakan sanksi sesuai
peraturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Ciputat, 30 Agustus 2014
Yang menyatakan,
(Supriyadi)
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. Data Pribadi
Nama : Supriyadi
Tempat/Tanggal lahir : Jakarta, 30 Agustus 1992
Alamat : Jl. Albaido RT 01/06 No. 25
Kel: Lubang Buaya Kec. Cipayung, Jakarta
Telepon : 08989369294
Email : [email protected]
II. Data Pendidikan
1. SDN O3 Jakarta Tahun 1998-2004
2. SMPN 81 Jakarta Tahun 2004-2007
3. SMAN 113 Jakarta Tahun 2007-2010
4. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2010-2014
III. Pengalaman Organisasi
Divisi PPSDM UKM Fotografi KALACITRA UIN Jakarta
Perintis Komunitas Sepeda Sehat UIN Jakarta
Ketua Eskul Sepak Bola SMAN 113 Jakarta
vii
ABSTRACT
The research aims to analyze the comparison of brand equity which consist of brand awareness, brand association, perceived quality, and brand loyalty between Canon and Nikon Camera. The sample is taken from student activity unit photography in Jakarta with quota sampling approach. In collecting data, the research applies questionnaire technique which consists of 27 statements which are distributed to 60 respondents. The research applies discriminant analysis as methodological analysis. As the result , the research shows that there is significant difference between Canon and Nikon based on the four dimensions of brand equity measurement. However, both brands are partially the same in term of brand awareness and are different in term of brand association, perceived quality and brand loyalty. Key word: brand awareness, brand association, perceived quality, brand loyalty.
viii
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis perbedaan ekuitas merek yang terdiri dari kesadaran merek, asosiasi merek, persepsi kualitas, dan loyalitas merek antara merek kamera Canon dan Nikon. Pengambilan sampel dalam penelitian diambil dengan menggunakan teknik non pprobability sampling dengan pendekatan quota sampling. Pengumpulan data dalam penelitian menggunakan kuesioner yang berisi 27 butir pernyataan yang disebarkan kepada 60 responden. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis diskriminan. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat perbedaan ekuitas merek kamera Canon dan Nikon dilihat dari empat dimensi secara kesulurahan. Sedangkan jika dilihat secara parsial, kedua produk memiliki kesamaan dalam variabel kesadaran merek dan perbedaan dalam variabel asosiasi merek, kualitas persepsi dan loyalitas merek
Kata kunci : kesadaran merek, asosiasi merek, persepsi kualitas, loyalitas merek.
ix
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Segala puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT yang
telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam tak lupa dijunjungkan kepada
Nabi Muhammad SAW, Nabi segala umat, Nabi yang telah memberi syafaat.
Skripsi ini disusun guna memenuhi syarat-syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Dalam sedikit lembar dan kata dalam bagian skripsi ini, penulis
ingin memberikan seucap terimakasih atas bantuan, bimbingan, doa, dan
semangat terus menerus yang diberikan dalam penyelesaian skripsi ini kepada:
1. Kedua orang tuaku, Bapakku tercinta, Asmawih dan Ibuku tersayang
Bainah. Serta ketiga kakaku yang selalu mendukung perkuliahku.
2. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi
dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Muniaty ST, MM selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak Dr. Yahya Hamja, MM selaku Dosen Pembimbing Skripsi I yang
telah bersedia meluangkan waktunya untuk berdiskusi, memberikan
perhatian, pengarahan, dan bimbingan dalam penulisan skripsi ini.
Terimakasih atas ilmu dan perhatian yang telah Bapak berikan selama ini.
5. Bapak Ade Suherlan, MBA, MM Dosen Pembimbing Skripsi II yang telah
besedia meluangkan banyak waktu untuk berdiskusi, memberikan
arahan, serta bimbingan kepada penulis. Terimakasih atas semua ilmu,
saran, dan masukan yang telah Bapak berikan selama ini.
6. Seluruh dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah
yang telah memberikan ilmu bermanfaat kepada penulis.
x
7. Seluruh pihak yang membantu dalam penulisan skripsi yang tidak
dapat disebutkan satu persatu.
Penulis sepenuhnya menyadari bahwa penulisan skripsi ini jauh
dari kata sempurna baik dalam segi penulisan, cara penguraian, maupun
pada pembahasan secara ilmiah. Hal ini dikarenakan adanya keterbatasan
dan kekurangan yang dimiliki oleh penulis. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan saran dan masukan yang membangun dari berbagai pihak.
Penulis juga berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak
yang membutuhkan.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Jakarta, 30 Agustus 2014
Supriyadi
xi
DAFTAR ISI
Cover Dalam ............................................................................................... i
Halaman Pengesahan Skripsi ....................................................................... ii
Halaman Pengesahaan Ujian Komprehenshif ............................................... iii
Halaman Pengesahaan Ujian Skripsi ............................................................ iv
Lembar Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah .................................................. v
Daftar Riwayat Hidup .................................................................................. vi
Abstract ....................................................................................................... vii
Abstrak ........................................................................................................ viii
Kata Pengantar............................................................................................. ix
Daftra Isi...................................................................................................... xi
Daftar Tabel ................................................................................................. xiv
Daftar Gambar ............................................................................................. xviii
Daftar Lampiran .......................................................................................... xix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian ...................................................................... 1
B. Perumusan Maasalah .............................................................................. 4
C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian............................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Merek .................................................................................................... 6
1. Pengertian Merek .............................................................................. 6
2. Peranan dan Kegunaan Merek ........................................................... 8
B. Ekuitas Merek ........................................................................................ 10
1. Pengertian Ekuitas Merek .................................................................. 10
2. Peran Ekuitas Merek .......................................................................... 14
C. Elemen Elemen Ekuitas Merek .............................................................. 17
1. Kesadaran Merek ( Brand Awareness) .............................................. 17
a. Pengertian Kesadaran Merek ...................................................... 17
b. Peran Brand Awareness dalam Brand Equity .............................. 20
xii
c. Cara Mencapai Brand Awareness................................................ 21
2. Asosiasi Merek ( Brand Association ) ............................................... 22
3. Persepsi Kualitas (Perceived Quality) ............................................... 27
a. Pengertian Persepsi Kualitas ....................................................... 27
b. Indikator Persepsi Kualitas ......................................................... 30
c. Membangun Perceived Quality yang Kuat .................................. 31
4. Loyalitas Merek ( Brand Loyalty ) .................................................... 32
a. Pengertian Loyalitas Merek......................................................... 34
b. Fungsi Brand Loyalty.................................................................. 35
c. Tingkatan Brand Loyalty ............................................................ 35
5. Penelitian Terdahulu ........................................................................ 39
6. Kerangka Pemikiran ......................................................................... 54
7. Hipotesis .......................................................................................... 56
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian ...................................................................... 57
B. Teknik Penentuan Sampel ...................................................................... 57
1. Populasi .......................................................................................... 57
2. Sampel ............................................................................................ 58
C. Jenis dan Metode Pengumpulan Data ..................................................... 59
1. Data Primer ..................................................................................... 59
2. Data Sekunder ................................................................................. 60
D. Metode Analisis Data ............................................................................. 61
1. Uji Validitas dan Reliabilitas ............................................................ 61
a. Uji Validitas ............................................................................... 61
b. Uji Reliabilitas ............................................................................ 61
2. Uji Normalitas Data ......................................................................... 62
3. Analisis Diskriminan ........................................................................ 63
a. Tujuan dari Analisis Diskriminan ............................................... 64
b. Proses dasar dari Analisis Diskriminan ....................................... 64
xiii
4. Operasional Variabel ........................................................................ 68
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ............................................ 71
1. Sejarah Singaka Kamera Canon ....................................................... 71
2. Sejarah Singkat Kamera Nikon ........................................................ 73
B. Pembahasan Hasil Kuesioner ................................................................. 74
1. Uji Validitas dan Realibilitas ........................................................... 75
2. Karakteristik dan Data Responden ................................................... 77
C. Pembahasan dan Analisis Data ............................................................... 84
1. Analisis Deskriptif ........................................................................... 84
a. Deskriptif Variabel Brand Awareness ......................................... 84
b. Deskriptif Variabel Brand Association ........................................ 91
c. Deskriptif Variabel Perceived Quality ........................................ 101
d. Deskriptif Variabel Brand Loyalty .............................................. 106
2. Uji Normalitas Data ......................................................................... 115
3. Analisis Dikriminan ......................................................................... 116
4. Intrepretasi Hasil .............................................................................. 126
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan ............................................................................................ 129
B. Saran ...................................................................................................... 129
C. DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 132
D. Lampiran .............................................................................................. 134
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Tingkat Penilaian Jawaban ...................................................... 60
Tabel 3.2 Operasional Variabel ...................................................................... 69
Tabel 4.1 Hasil Try Out Untuk Validitas ....................................................... 76
Tabel 4.2 Hasil Try Out Untuk Reliablitas .................................................... 78
Tabel 4.3 Karakteristik Responden Canon Berdasarkan
Jenis Kelamin ........................................................................................ 79
Tabel 4.4 Karakteristik Responden Canon Berdasarkan
Usia ....................................................................................................... 80
Tabel 4.5 Karakteristik Responden Canon Berdasarkan
Universitas dan Klub ..............................................................................
Tabel 4.6 Karakteristik Responden Nikon Berdasarkan
Jenis Kelamin ....................................................................................... 82
Tabel 4.7 Karakteristik Responden Nikon Berdasarkan Usia .................. 82
Tabel 4.8 Karakteristik responden Nikon Berdasarakan
Universitas dan klub .............................................................................. 84
Tabel 4.9 Konsumen Mengetahui Seperti Apa Merek
Kamera DSLR Canon ............................................................................ 85
Tabel 4.10 Konsumen Mengetahui Seperti Apa Merek
Kamera DSLR Nikon ............................................................................ 86
Tabel 4.11 Konsumen Dapat Mengenali Kamera Canon
Diantara Pesaing .................................................................................... 86
Tabel 4.12 Konsumen Dapat Mengenali Kamera Nikon
Diantara Pesaing ................................................................................... 87
Tabel 4.13 Konsumen Dapat Mengingat Langsung Merek
Canon Saat Pertama
Membeli Kamera ................................................................................... 87
xv
Tabel 4.14 Konsumen Dapat Mengingat Langsung Merek
Nikon Saat Pertama Membeli Kamera .................................................... 88
Tabel 4.15 Konsumen Dapat Mengingat Ciri Kamera Canon
Dengan Cepat ........................................................................................ 85
Tabel 4.16 Konsumen Dapat Mengingat Ciri Kamera Nikon
Dengan Cepat ........................................................................................ 89
Tabel 4.17 Konsumen Dapat Mengingat Logo Kamera Canon
Dengan Cepat ........................................................................................ 90
Tabel 4.18 Konsumen Dapat mengingat Logo Kamera Nikon
Dengan Cepat ........................................................................................ 90
Tabel 4.19 Konsumen Mengetahui Merek Canon Banyak Digunakan .... 91
Tabel 4.20 Konsumen Mengetahui Merek Nikon Banyak Digunakan ..... 92
Tabel 4.21 Kelengkapan Fitur Merupakan Pertimbangan
Memilih KameraCanon .......................................................................... 92
Tabel 4.22 Kelengkapan fitur Merupakan Pertimbangan Memilih
Kamera Nikon ....................................................................................... 93
Tabel 4.23 Merek Canon Merupakan Pertimbngan Dalam
Memilih Kamera .................................................................................... 93
Tabel 4.24 Merek Nikon Merupakan pertimbngan Dalam
Memilih Kamera .................................................................................... 94
Tabel 4.25 Kamera DSLR Canon Dapat Mengabadikan
Momen Penting ...................................................................................... 94
Tabel 4.26 Kamera DSLR Nikon Dapat Mengabadikan
Momen Penting ..................................................................................... 95
Tabel 4.27 DSLR Canon Harga Relatif Mahal ........................................ 95
Tabel 4.28 DSLR Nikon Harga Relatif Mahal ........................................ 96
Tabel 4.29 DSLR Canon Bnyak Digunakan Fotografer Profesional ........ 97
Tabel 4.30 DSLR Nikon Banyak Digunakan Fotografer Profesional ...... 97
xvi
Tabel 4.31 DSLR Canon Hanya Digunakan Oleh Fotografer .................. 98
Tabel 4.32 DSLR Nikon Hanya Digunakan Oleh Fotografer .................. 98
Tabel 4.33 DSLR Canon Meningkatkan Nilai Diri pengguna ................. 99
Tabel 4.34 DSLR Nikon meningkatkan Nilai Diri Pengguna .................. 99
Tabel 4.35 Model Iklan Kamera Canon Gunakan Artis Ternama ............ 100
Tabel 4.36 Model Iklan Kamera Nikon Gunakan Artis Ternama ............ 101
Tabel 4.37 Banyak Ragam Kamera Canon Yang Cukup
Dipertimbangkan Untuk Dibeli .............................................................. 101
Tabel 4.38 Banyak Ragam Kamera Nikon Yang Cukup
Dipertimbangkan Untuk Dibeli .............................................................. 102
Tabel 4.39 Kualitas Gambar Kamera Canon Baik .................................. 103
Tabel 4.40 Kualitas Gambar Kamera Nikon Baik ................................... 103
Tabel 4.41 Kamera Canon Mudah Digunakan ........................................ 104
Tabel 4.42 Kamera Nikon Mudah Digunakan......................................... 104
Tabel 4.43 Kamera Canon Banyak Memiliki Pengaturan Warna ............ 105
Tabel 4.44 Kamera Nikon Banyak Memiliki Pengaturan Warna ............. 105
Tabel 4.45 Kamera Canon Memiliki Lensa Yang Bervariasi .................. 106
Tabel 4.46 Kamera Nikon Memiliki Lensa Yang Bervariasi ................... 106
Tabel 4.47 Konsumen Merasa Puas Menggunakan Kamera Canon ......... 107
Tabel 4.48 Konsumen Merasa Puas Menggunakan Kamera Nikon ......... 107
Tabel 4.49 Konsumen Berniat Membeli Lagi Kamera Canon ................. 108
Tabel 4.50 Konsumen Berniat Membeli Lagi Kamera Nikon ................. 108
Tabel 4.51 Konsumen Selalu Upgrade Lensa Canon .............................. 109
Tabel 4.52 Konsumen Selalu Upgrade Lensa Nikon ............................... 110
Tabel 4.53 Kamera DSLR Canon Merupakan pilihan Utama .................. 110
Tabel 4.54 Kamera DSLR Nikon Merupakan pilihan Utama .................. 111
Tabel 4.55 Konsumen Tidak Akan Membeli Merek Lain Jika
Kamera Canon Tidak Ada Di Toko ........................................................ 111
xvii
Tabel 4.56 Konsumen Tidak Akan Membeli Merek Lain Jika
Kamera Nikon Tidak Ada Di Toko ........................................................ 112
Tabel 4.57 Konsumen Kamera Canon Akan Gunakan Merek
Yang Sama Seterusnya .......................................................................... 113
Tabel 4.58 Konsumen Kamera Nikon Akan Gunakan Merek
Yang Sama Seterusnya ........................................................................... 113
Tabel 4.59 Konsumen akan Merekomendasikan Merek Canon Kepada
Orang Lain ............................................................................................. 114
Tabel 4.60 Konsumen akan Merekomendasikan Merek NIkon Kepada
Orang Lain ............................................................................................. 115
Tabel 4.61 Konsumen Merasa Loyal Terhadap Kamera merek Canon .... 115
Tabel 4.62 Konsumen Merasa Loyal Terhadap Kamera merek Nikon .... 116
Tabel 4.63 Uji Normalitas ...................................................................... 117
Tabel 4.64 Analysis Case Processing Summary ...................................... 118
Tabel 4.65 Group Statistic ...................................................................... 119
Tabel 4.66 Uji Box’ M ............................................................................ 120
Tabel 4.67 Test of Equality og Group Means .......................................... 121
Tabel 4.68 Wilks Lamda ......................................................................... 122
Tabel 4.69 Eigenvalues .......................................................................... 122
Tabel 4.70 Canonical Discriminat Function Coefficient ......................... 123
Tabel 4.71 Function Group Centroid ..................................................... 124
Tabel 4.72 Classification Result ............................................................. 126
xviii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Konsep Brand Equity .......................................................... 13
Gambar 2.2 Piramida Brand Awareness ................................................ 18
Gambar 2.3 Peran Brand Awareness .................................................... 20
Gambar 2.4 Diagram Nilai Brand Association ...................................... 24
Gambar 2.5 Diagram Nilai Dari Persepsi Kualitas ................................ 28
Gambar 2.6 Primaida Brand Loyalty ..................................................... 38
Gambar 2.7 Kerangka Pemikiran........................................................... 55
xix
DAFTAR GAMBAR
Lampiran 1 Kuesioner Penelitian ............................................................ 134
Lampiran 2 Distribusi Jawaban Responden ........................................... 139
Lampiran 3 Output Hasil Pengujian Data .............................................. 142
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Era globalisasi menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru
bagi perusahaan yang ada di Indonesia, memperluas pasar produk dari
perusahaan di Indonesia, dan di sisi lain, keadaan tersebut memunculkan
persaingan yang semakin ketat baik antara perusahaan domestik maupun
dengan perusahaan asing.
Kini teknologi semakin berkembang, ini berdampak positif terhadap
perkembangan kamera digital yang semakin canggih. Untuk segmen kamera
digital Canon merupakan salah satu produsen kamera digital berkualitas
tinggi dan Canon merupakan pelopor untuk kemera digital dengan
menggunakan teknik 35 mm focal-pesawat-rana kamera, yang diproduksi
dalam bentuk prototipe. Brand Canon sudah sangat familiar bagi
konsumennya, khusunya di bidang teknik penggambaran dan optik. Canon
pertama didirikan pada tahun 1934, akan tetapi merek canon terkenal oleh
masyarakat di seluruh dunia sekitar tahun 1946, hadir merubah situasi pasar
dengan menciptakan kamera pertama yang harganya relatif murah dibanding
harga kamera lain pada waktu itu.
Segmentasi pasar Canon sangat luas, pada umumnya bersegmentasi
pada seluruh segmen yang ada di dalam pasar, karena produk yang diciptakan
oleh Canon ini sangat beragam dan sesuai dengan tingkat kebutuhan
2
konsumen. Untuk kamera digital, Canon menciptakan kamera digital untuk
para pemula, akan tetapi, untuk para fotografer profesional, Canon juga
menciptakan berbagai jenis produk yang sesuai untuk digunakan dalam
bidang fotografi dan pilihan target untuk seluruh segmen yang bisa dipakai
pada seluruh tingkatan segmen.
Membangun persepsi dapat dilakukan melalui jalur merek, menurut
Rangkuti (2009), merek merupakan janji penjual untuk secara konsisten
memberikan feature, manfaat, dan jasa tertentu kepada pembeli, oleh karena
itu merek terbaik akan memberikan jaminan kualitas.
Merek yang prestisius dapat disebut memiliki brand equity yang kuat,
menurut Darmadi dkk (2004), brand equity merupakan seperangkat aset dan
liabilitas yang terkait dengan suatu merek, nama, simbol, yang mampu
menambah atau mengurangi nilai yang diberikan oleh sebuah produk atau
jasa baik pada perusahaan maupun pada pelanggan. David A. Aaker
mengelompokan brand equity ke dalam lima kategori yaitu; brand awareness
(kesadaran merek), brand association (asosiasi merek), perceived quality
(persepsi kualitas), brand loyalty (loyalitas merek) dan other proprietary
brand assets (aset-aset merek lainnya). Semakin kuat brand equity yang
dimiliki oleh suatu merek, semakin kuat pula daya tariknya di mata konsumen
konsumen untuk mengonsumsi produk tersebut, dan mampu membentuk
brand platform (landasan merek) yang kuat dan mampu mengembangkan
keberadaan suatu merek dalam persaingan apa pun dalam jangka waktu yang
lama (Durianto dkk, 2004).
3
Perbedaan paling mencolok dari kedua perusahaan ini adalah strategi
korporat mereka. Nikon sejak awal hanya memfokuskan diri pada Teknologi
Presisi dan Teknologi Alat Elektronik yang berhubungan dengan Lensa
Precision ( Technologies and Opto-electronic Technologies ), oleh karenanya
produk-produk keluaran Nikon selalu berbasiskan lensa (Kamera, Teropong,
Mikroskop, Alat pengukur jarak, Lensa kaca mata, dan lain-lain)
Sedangkan Canon sejak tahun 1960an sudah merencakan untuk
melakukan diversivikasi produk mereka dengan mulai memproduksi
kalkulator 10-key elektronik pertama di Dunia pada tahun 1964. Sejak itu,
selain memiliki bisnis berbasis kamera dan lensa, Canon mulai memproduksi
mesin Fotokopi (tahun 1970 menjadi mesin copier kertas pertama di Jepang),
laser printer (tahun 1979), ink-jet printer (1985) dan large-format ink-jet
printer (2006)
Dari kedua strategi korporat tersebut, Nikon dan Canon bersaing
secara langsung di bidang kamera (slr dan point-n-shoot), dan teknologi
presisi (alat pembuat semi-konduktor). Dalam bidang ini, kedua perusahaan
ini masing-masing memiliki teknologi yang sama baiknya. Kedua perusahaan
ini juga memiliki pengikut yang sama fanatiknya, sehingga tidak bisa
dikatakan yang satu lebih baik dibandingkan yang lain.
Kalau dilihat dari sisi finansialnya, Canon mempunyai total aset
sebesar 3.983.820 juta yen (2010), sedangkan Nikon sebesar 829.909 juta yen
(2011/Q3). Canon sekitar 4,8 kali lebih besar daripada Nikon. Hal ini tentu
4
dikarenakan bisnis Canon jauh lebih beragam dibandingkan Nikon.
(www.nikon.com)
Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk mengadakan
penelitian dengan judul “Analisis Perbandingan Brand Awareness, Brand
Association, Perceived-Quality dan Brand Loyalty Produk Kamera DSLR
Merek Canon dan Kamera DSLR Merek Nikon”.
B. Perumusan masalah
Perumusan masalah merupakan hal paling penting dalam suau
penelitian, hal ini diperlukan agar batasan masalah menjadi jelas sehingga
dapat dijadikan pedoman dalam melakukan peneniltian. Adapun perumusan
masalah pada penelitian ini adalah : apakah ada perbedaan ekuitas merek
antara kamera DSLR merk Canon dengan kamera DSLR merk Nikon dilihat
dari variabel kesadaran merek, asosiasi merek, pesrsepsi kualitas dan loyalitas
merek ?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui perbandingan ekuitas merek antara kamera DSLR merek
Canon dan kamera DSLR merek Nikon dilihat dari variabel :
a. Kesadaran merek (brand awareness)
b. Asosiasi merek (brand association)
c. Persepsi kualitas (perceived quality)
d. Loyalitas merek (brand loyalty)
5
2. Manfaat Penelitian
a. Bagi Peneliti
Dengan melakukan penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai
bahan referensi untuk memperoleh tambahan pengetahuan tentang
perbandingan ekuitas merek.
b. Bagi perusahaan
Penelitian ini dapat memberikan masukan bagi perusahaan dalam
mengambil kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan usaha untuk
meningkatkan ekuitas merek produknya agar lebih mengoptimalkan
persaingan.
c. Bagi pembaca
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan referensi
untuk penelitian yang akan datang, khususnya bagi sivitas akademika di
lingkungan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah dan umumnya bagi sivitas fakultas ekonomi universitas lainnya.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Merek
1. Pengertian Merek
Asosiasi Pemasaran Amerika dalam Kotler dan Keller (2007:332),
mendefinisikan merek (brand) sebagai “nama, istilah, tanda, simbol, atau
rancangan, atau kombinasi dari semua barangnya, yang dimaksudkan untuk
mengidentifikasi barang atau jasa penjual atau kelompok penjual dan untuk
mengidentifikasikannya dari barang atau jasa pesaing.” Dengan demikian,
sebuah merek adalah produk atau jasa lain yang dirancang untuk memuaskan
kebutuhan yang sama.
Menurut Kotler dan Armstrong (2008:275), merek (brand) adalah
sebuah nama, istilah, tanda, lambang, atau desain, atau kombinasi semua ini,
yang menunjukkan identitas pembuat atau penjual produk atau jasa.
Menurut Aaker (1997:9), merek adalah nama dan atau simbol yang
bersifat membedakan (seperti sebuah logo, cap atau kemasan) dengan
maksud mengidentifikasikan barang atau jasa dari seorang penjual atau
sebuah kelompok penjual tertentu. Dengan demikian suatu merek
membedakannya dari barang dan jasa yang dihasilkan oleh kompetitor.
Menurut UU Merek No. 15 Tahun 2001 pasal 1 ayat 1, merek adalah
“tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka,
susunan warna, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki
7
daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau
jasa” (Tjiptono, 2009:3).
Menurut William J. Stanton dalam Rangkuti (2009:36), merek
adalah nama, istilah, simbol atau desain khusus atau beberapa kombinasi
unsur-unsur ini yang dirancang untuk mengidentifikasikan barang atau
jasa yang ditawarkan oleh penjual.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa merek merupakan
simbol, nama, tulisan, logo atau desain yang diciptakan oleh penjual untuk
memudahkan konsumen dalam mengenali dan membedakan produknya
dengan produk lain.
Merek juga mengandung janji penjual untuk menyampaikan
kumpulan feature, manfaat, dan jasa tertentu secara konsisten pada
pembeli. Merek terbaik menjadi jaminan kualitas. Merek memiliki enam
tingkat pengertian, yaitu (Rangkuti, 2009):
a. Atribut
Atribut perlu dikelola dan diciptakan agar pelanggan dapat mengetahui
dengan pasti atribut–atribut apa saja yang terkandung dalam suatu
merek. Macam-macam atribut antara lain kualitas, gengsi, nilai jual
kembali, desain, dan lain-lain.
b. Manfaat
Merek juga memiliki serangkaian manfaat. Konsumen tidak membeli
atribut, mereka membeli manfaat. Atribut-atribut yang dapat diingat
melalui merek harus diterjemahkan dalam bentuk manfaat baik secara
8
fungsional maupun emosional yang dapat langsung dirasakan oleh
konsumen.
c. Nilai
Merek menyatakan sesuatu tentang nilai yang dimiliki oleh produsen.
Merek yang memiliki nilai tinggi akan dihargai oleh konsumen sebagai
merek yang berkelas, sehingga dapat mencerminkan siapa pengguna
merek tersebut.
d. Budaya
Merek juga mewakili budaya tertentu. Misalnya Mercedes mewakili
budaya Jerman yang terorganisasi dengan baik, memiliki cara kerja
yang efisien, dan selalu menghasilkan produk yang berkualitas tinggi.
e. Kepribadian
Merek, dapat mencerminkan kepribadian si pengguna akan bersamaan
dengan merek yang ia gunakan.
f. Pemakai
Merek menunjukkan jenis-jenis konsumen yang membeli atau
menggunakan merek tertentu.
2. Peran dan Kegunaan Merek
Merek memiliki peran yang sangat penting bagi konsumen maupun
produsen. Dari sisi konsumen, merek mempermudah pembelian. Bila tidak
ada merek, konsumen harus mengevaluasi semua produk yang tidak
memiliki merek setiap kali mereka akan melakukan pembelian. Merek
9
juga membantu meyakinkan konsumen bahwa mereka akan mendapatkan
kualitas yang konsisten ketika mereka membeli produk yang digunakan.
Dari sisi produsen, merek dapat dipromosikan. Merek dapat dengan
mudah diketahui ketika diperlihatkan atau ditempatkan dalam suatu
pameran. Selain itu, merek dapat dipakai untuk mengurangi perbandingan
harga, karena merek adalah salah satu faktor yang perlu dipertimbangkan
dalam membandingkan produk-produk sejenis yang berbeda (Rangkuti,
2009:5).
Merek memegang peranan sangat penting salah satunya adalah
menjembatani harapan konsumen pada saat kita menjadikan sesuatu
harapan kepada konsumen. Dengan demikian dapat diketahui adanya
ikatan emosional yang tercipta antara konsumen dengan perusahaan
penghasil produk melalui merek. Pesaing bisa saja menawarkan produk
yang mirip, tapi mereka tidak mungkin menawarkan janji emosional yang
sama (Durianto dkk, 2004).
Merek menjadi sangat penting saat ini, karena beberapa faktor
seperti:
a. Emosi konsumen terkadang turun naik. Merek mampu membuat janji
emosi menjadi konsisten dan stabil
b. Merek mampu menembus setiap pagar budaya dan pasar. Bisa dilihat
bahwa suatu merek yang kuat mampu diterima diseluruh dunia dan
budaya. Contoh yang paling fenomenal adalah Coca Cola yang
10
berhasil menjadi “Global Brand”, diterima di mana saja dan kapan saja
di seluruh dunia.
c. Merek mampu menciptakan komunikasi interaksi dengan konsumen.
Semakin kuat suatu merek, makin kuat pula interaksinya dengan
konsumen dan makin banyak brand association (asosiasi merek) yang
terbentuk dalam merek tersebut. Jika brand association (asosiasi
merek) yang terbentuk memiliki kualitas dan kuantitas yang kuat,
potensi ini akan meningkatkan brand image (citra merek).
d. Merek sangat berpengaruh dalam membentuk perilaku konsumen, dan
sebuah merek yang kuat akan sanggup merubah perilaku konsumen.
e. Merek juga mampu memudahkan proses pengambilan keputusan
pembelian oleh konsumen. Dengan adanya merek, konsumen dapat
dengan mudah membedakan produk yang dibelinya dengan produk
lain sehubungan dengan kualitas, kepuasan, kebanggaan, ataupun
atribut lain yang melekat pada merek tersebut.
f. Merek dapat berkembang menjadi sumber aset terbesar bagi
perusahaan.
B. Ekuitas Merek
1. Pengertian Ekuitas Merek
Menurut Philip Kotler dan Gary Armstrong (2008:282), ekuitas
merek adalah pengaruh deferensial positif bahwa jika pelanggan mengenal
nama merek, pelanggan akan merespon produk atau jasa. Satu ukuran
11
ekuitas merek adalah sejauh mana pelanggan bersedia membayar lebih
untuk produk tersebut.
Ekuitas merek adalah nilai tambah yang diberikan pada produk dan
jasa. nilai ini bisa dicerminkan dalam cara konsumen berpikir, merasa, dan
bertindak terhadap merek, harga, pangsa pasar, dan profitabilitas yang
dimiliki perusahaan. ekuitas merek merupakan aset tak terwujud yang
penting, yang memiliki nilai psikologis dan keuangan bagi perusahaan
(Kotler dan Keller 2007:334).
Menurut Aaker (1997:23), ekuitas merek adalah seperangkat aset
dan liabilitas merek yang terkait dengan suatu merek, nama, simbol, yang
menambah atau mengurangi nilai yang diberikan oleh sebuah barang atau
jasa kepada perusahaan atau para pelanggan perusahaan.
Menurut Aaker, ekuitas merek dapat dikelompokan ke dalam 5
kategori. Pertama, kesadaran merek (brand awareness), menunjukkan
kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali atau mengingat
kembali bahwa suatu merek merupakan bagian dari kategori produk
tertentu. Kedua, asosiasi merek (brand association), mencerminkan
pencitraan suatu merek terhadap suatu kesan tertentu dalam kaitannya
dengan kebiasaan, gaya hidup, manfaat, atribut produk, geografis, harga
pesaing, selebriti dan lain-lain. Ketiga, persepsi kualitas (perceived
quality), mencerminkan persepsi pelangan terhadap keseluruhan
kualitas/keunggulan suatu produk atau jasa layanan berkenaan dengan
maksud yang diharapkan. Keempat, loyalitas merek (brand loyalty),
12
mencerminkan tingkat keterikatan konsumen dengan suatu merek produk.
Kelima, Aset-aset Merek Lainnya (other proprietary assets).
Empat elemen brand equity di luar aset-aset merek lainnya dikenal
dengan elemen-elemen utama dari brand equity. Elemen brand equity
yang kelima secara langsung akan dipengaruhi oleh kualitas dari empat
elemen utama tersebut (Durianto dkk, 2004). Adapun konsep brand equity
dapat digambarkan sebagai berikut ini:
13
Gambar 2.1.
Konsep Brand Equity
v
Memperkuat nilai kepada
pelanggan dengan memperkuat
Memberikan nilai kepada
perusahaan dengan
memperkuat
Interpretasi / proses
informasi
Rasa percaya diri dalam
pembelian
Pencapaian kepuasan dari
pesaing
Efisiensi dan efektivitas
program pemasaran
Harga / laba
Brand Loyalty
Perluasan merek
Peningkatan
Perdagangan
Keuntungan kompetitif
Sumber: Darmadi.D, Sugiarto, Tony Sitinjak (2004:5)
Brand
Brand loyalty
Preceived
Other
Brand
Brand Equity
Nama, simbol
14
2. Peran Ekuitas Merek
Ekuitas merek merupakan aset yang dapat memberikan nilai
tersendiri di mata pelanggannya. Aset yang dikandung dapat membantu
pelanggan dalam menafsirkan, memproses, dan menyimpan informasi
yang terkait dengan produk dan merek tersebut. Ekuitas merek dapat
mempengaruhi rasa percaya diri konsumen dalam pengambilan keputusan
pembelian atas dasar pengalaman masa lalu dalam penggunaan atau
kedekatan, asosiasi dengan berbagai karakteristik merek. Dalam
kenyataannya, perceived quality dan brand association dapat
mempertinggi tingkat kepuasan konsumen (Durianto dkk, 2004).
Disamping memberi manfaat bagi konsumen, ekuitas merek juga
memberikan nilai bagi perusahaan dalam bentuk (Durianto dkk, 2004):
a. Ekuitas merek yang kuat dapat mempertinggi keberhasilan program
dalam memikat konsumen baru atau merangkul kembali konsumen
lama. Promosi yang dilakukan akan lebih efektif jika merek dikenal.
ekuitas merek yang kuat dapat menghilangkan keraguan konsumen
terhadap kualitas merek.
b. Empat dimensi brand equity : brand awareness, perceived quality,
asosiasi-asosiasi, dan aset merek lainnya dapat mempengaruhi alasan
pembelian konsumen. Bahkan seandainya brand awareness, perceived
quality, dan asosiasi-asosiasi tidak begitu penting dalam proses
pemilihan merek, ketiganya tetap dapat mengurangi keinginan atau
rangsangan konsumen untuk mencoba merek-merek lain.
15
c. Brand loyalty yang telah diperkuat merupakan hal penting dalam
merespons inovasi yang dilakukan para pesaing. Brand loyalty adalah
salah satu kategori brand equity yang dipengaruhi oleh kategori brand
equity lainnya. Kategori-kategori brand equity lainnya juga
berhubungan satu sama lain. Perceived quality dapat dipengaruhi oleh
brand awareness. Nama merek dapat memberikan kesan bahwa produk
dibuat dengan baik (perceived quality), diyakinkan oleh asosiasi dan
loyalitas (seorang konsumen yang loyal tidak akan menyukai produk
yang kualitasnya rendah).
d. Brand association juga sangat penting sebagai dasar strategi positioning
maupun strategi perluasan produk. Suatu analisis terhadap portofolio
merek sangat diperlukan untuk mengetahui efektivitas dari perluasan
merek yang telah dilakukan.
e. Salah satu cara memperkuat brand equity adalah dengan melakukan
promosi besar-besaran yang membutuhkan biaya besar. Brand equity
yang kuat memungkinkan perusahaan memperoleh margin yang lebih
tinggi dengan menerapkan premium price (harga premium), dan
mengurangi ketergantungan pada promosi sehingga dapat dapat
diperoleh laba yang lebih tinggi.
f. Brand equity yang kuat dapat digunakan sebagai dasar untuk
pertumbuhan dan perluasan merek kepada produk lainnya atau
menciptakan bidang bisnis baru yang terkait yang biayanya akan jauh
16
lebih mahal untuk dimasuki tanpa merek yang memiliki brand equity
tersebut.
g. Brand equity yang kuat dapat meningkatkan penjualan karena mampu
menciptakan loyalitas saluran distribusi. Toko, supermarket dan
tempat-tempat penjualan lainnya tidak akan ragu-ragu untuk menerima
suatu produk dengan brand equity yang kuat dan sudah terkenal untuk
dijual kepada konsumen. Produk dengan brand equity yang kuat akan
dicari oleh pedagang karena mereka yakin bahwa produk dengan merek
tersebut akan memberikan keuntungan bagi mereka. Dengan brand
equity yang kuat, saluran distribusi dapat berkembang sehingga
semakin banyak tempat penjualan yang pada akhirnya akan
memperbesar volume penjualan produk tersebut.
h. Aset-aset ekuitas merek lainnya dapat memberikan keuntungan
kompetitif bagi perusahaan dengan memanfaatkan celah-celah yang
tidak dimiliki pesaing. Biasanya, bila dimensi utama dari brand equity
yaitu brand awareness, brand association, perceived quality, dan brand
loyalty sudah kuat, secara otomatis aset ekuitas merek lainnya juga akan
kuat.
17
C. Elemen-Elemen Ekuitas Merek
1. Kesadaran Merek (Brand Awareness)
a. Pengertian Kesadaran Merek
Menurut Aaker (1997:90), kesadaran merek adalah kesanggupan
seorang calon pembeli untuk mengenali atau mengingat kembali
bahwa suatu merek merupakan bagian dari kategori produk tertentu.
Kesadaran (awareness) menggambarkan keberadaan merek di
dalam pikiran konsumen, yang dapat menjadi penentu dalam beberapa
katagori dan biasanya mempunyai peranan kunci dalam brand equity.
Meningkatkan kesadaran adalah suatu mekanisme untuk memperluas
pasar merek. Kesadaran juga mempengaruhi persepsi dan tingkah
laku. Kesadaran merek merupakan key of brand asset atau kunci
pembuka untuk masuk ke elemen lainnya. Jadi jika kesadaran itu
sangat rendah maka hampir dipastikan bahwa ekuitas mereknya juga
rendah (Durianto dkk, 2004).
Menurut Yoo dkk (2000:203), indikator-indikator kesadaran
merek antara lain :
1) Konsumen mengetahui seperti apa merek X.
2) Konsumen dapat mengenali merek X diantara merek pesaing.
3) Konsumen dapat mengingat langsung merek X.
4) Konsumen dapat dengan cepat mengingat ciri merek X.
5) Konsumen dapat dengan cepat mengingat logo atau simbol merek
X.
18
6) Konsumen dapat dengan mudah membayangkan merek X di
benaknya.
Terdapat beberapa tingkatan dari brand awareness. Tingkatan
brand awareness dari tingkat terendah sampai tingkat tertinggi dapat
dilihat dari piramida kesadaran merek sebagai berikut
Gambar 2.2
Piramida Brand Awareness
Puncak Pikiran
(Top of mind)
Pengingat Kembali Merek
(Brand Recall)
Pengenalan Merek
(Brand Recognation)
Tidak Menyadari Merek
(Brand Unaware)
Gambar 2.2 Piramida Brand Awareness
Sumber: David Aaker (Durianto dkk, 2004)
19
Penjelasan mengenai piramida kesadaran merek dari tingkat yang
paling rendah hingga pada tingkat yang tertinggi adalah sebagai
berikut : (Durianto dkk, 2004)
1) Unaware of Brand (tidak menyadari keberadaan merek)
Menggambarkan tingkat paling rendah dalam piramida kedaran
merek, di mana konsumen tidak menyadari adanya suatu merek.
2) Brand Recognition (pengenalan merek)
Merupakan tingkat minimal kesadaran merek, di mana pengenalan
suatu merek muncul lagi setelah dilakukan pengingatan kembali
lewat bantuan (aided recall). Pertanyaan yang diajukan dibantu
dengan menyebutkan ciri-ciri produk tersebut.
3) Brand Recall (pengingatan kembali terhadap merek)
Yaitu pengingatan kembali terhadap merek tanpa bantuan (unaided
recall), yakni pengingatan tanpa bantuan, karena konsumen tidak
perlu dibantu untuk mengingat merek. Brand Recall mencerminkan
merek-merek apa yang diingat konsumen setelah menyebutkan
merek yang pertama kali disebut.
4) Top of Mind (puncak pikiran)
Adalah merek yang disebutkan pertama kali oleh konsumen atau
yang pertama kali muncul dalam benak konsumen. Dengan kata
lain, merek tersebut merupakan merek utama dari berbagai merek
yang ada dalam benak konsumen.
20
b. Peran Brand Awareness dalam Brand Equity
Menurut Durianto dkk (2004), peran brand awareness terhadap
brand equity dalam kaitannya untuk menciptakan nilai ialah sebagai
berikut:
Gambar 2.3 Peran Brand Awareness
(Sumber: Durianto dkk, 2004:7)
Keterangan
1) Jangkar yang menjadi cantolan bagi asosiasi lain
Suatu merek yang kesadarannya tinggi akan membantu asosiasi-
asosiasi melekat pada merek tersebut karena adanya jelajah merek
tersebut menjadi sangat tinggi di benak konsumen.
2) Familier/rasa suka
Jika kesadaran merek akan suatu produk di mata konsumen sangat
tinggi, konsumen akan sangat akrab dengan merek perusahaan
tersebut, dan lama-kelamaan akan timbul rasa suka yang tinggi
terhadap merek yang kita pasarkan.
Brand Awareness
Jangkar yang menjadi cantolan asosiasi lain
Familier/rasa suka
Substansi/komitmen
Mempertimbangkan merek
21
3) Substansi /komitmen.
Kesadaran merek dapat menandakan keberadaan, komitmen, dan
inti yang sangat penting bagi suatu perusahaan. Secara logika,
suatu nama dikenal karena beberapa alasan, mungkin karena
program iklan perusahaan yang ekstensif, jaringan distribusi yang
luas, eksistensi yang sudah lama dan teruji oleh waktu, dan merek
tersebut dikelola dengan baik. Jika kualitas dua merek sama, brand
awareness akan menjadi faktor yang menentukan dalam keputusan
pembelian konsumen.
4) Mempertimbangkan merek.
Langkah pertama dalam suatu proses pembelian adalah menyeleksi
dari suatu kelompok merek-merek yang dikenal untuk
dipertimbangkan merek mana yang akan diputuskan dibeli. Merek
yang memiliki Top of Mind yang tinggi mempunyai nilai yang
tinggi. Jika suatu merek tidak tersimpan dalam ingatan, merek
tersebut tidak dipertimbangkan di benak konsumen.
c. Cara Mencapai Brand Awareness
Pengenalan maupun pengingatan merek akan melibatkan upaya
mendapatkan identitas nama dan menghubungkannya ke kategori
produk. Brand awareness dapat dicapai dan diperbaiki, terdapat
beberapa cara yang dapat ditempuh antara lain sebagai berikut
(Durianto dkk, 2004:57):
22
1) Pesan yang disampaikan harus mudah diingat dan tampil beda
dibandingkan dengan lainnya serta harus ada hubungan antara
merek dengan kategori produknya.
2) Memakai slogan atau jingle lagu yang menarik, sehingga dapat
membantu konsumen untuk mengingat merek.
3) Jika produk memiliki simbol, hendaknya simbol yang dipakai
dapat dihubungkan dengan mereknya.
4) Perluasan nama merek dapat dipakai agar merek semakin banyak
diingat pelanggan.
5) Brand awareness dapat diperkuat dengan memakai suatu isyarat
yang sesuai dengan kategori produk, merek, atau keduanya.
6) Melakukan pengulangan untuk meningkatkan pengingatan karena
membentuk ingatan lebih sulit dibandingkan membentuk
pengenalan.
2. Asosiasi Merek (Brand Association)
Asosiasi Merek adalah merupakan segala kesan yang muncul
dibenak seseorang yang terkait dengan ingatannya mengenai suatu merek
(Durianto dkk, 2004:69). Sedangkan menurut Aaker dalam Rangkuti
(2004:43), asosiasi merek adalah segala hal yang berkaitan dengan ingatan
mengenai merek. Asosiasi itu tidak hanya eksis, namun juga memiliki
suatu tingkat kekuatan. Keterkaitan pada suatu merek akan lebih kuat
apabila dilandasi pada banyak pengalaman atau penampakan untuk
23
mengkomunikasikannya. Berbagai asosiasi yang diingat konsumen dapat
dirangkai sehingga membentuk citra tentang merek atau brand image di
dalam benak konsumen. Brand image adalah sekumpulan asosiasi merek
yang terbentuk di benak konsumen. Konsumen yang terbiasa
menggunakan merek tertentu cenderung memiliki konsistensi terhadap
brand image atau hal ini disebut juga dengan kepribadian merek (brand
personality).
Pada umumnya asosiasi merek (terutama yang membentuk brand
image-nya) menjadi pijakan konsumen dalam keputusan pembelian dan
loyalitas pada merek tersebut. Dalam prakteknya, didapati banyak sekali
kemungkinan asosiasi dan variasi dari brand association yang dapat
memberikan nilai bagi suatu merek, dipandang dari sisi perusahaan
maupun dari sisi pengguna. Berbagai fungsi asosiasi merek tersebut adalah
(Darmadi dkk, 2004:69) :
a. Membantu proses penyusunan informasi (Help process/retrieve
information)
b. Membedakan (Differentiate)
Suatu produk dapat memberikan landasan yang penting bagi upaya
pembedaan suatu merek lain.
c. Alasan pembelian (Reason to buy)
Brand association membangkitkan berbagai atribut produk atau
manfaat bagi konsumen yang dapat memberikan alasan spesifik bagi
konsumen untuk membeli dan menggunakan merek tersebut.
24
d. Menciptakan sikap atau perasaan positif (Create positive
attitude/feelings)
Beberapa asosiasi mampu menciptakan suatu perasaan positif atas dasar
pengalaman mereka serta pengubahan pengalaman tersebut menjadi
sesuatu yang berbeda.
e. Landasan untuk perluasan (Basis for exetensions)
Menjadi landasan bagi suatu perluasan dengan menciptakan rasa
kesesuaian (sense of fit) antara merek dan sebuah produk baru.
Asosiasi merek dapat menciptakan suatu nilai bagi perusahaan dan
para pelanggan, karena ia dapat membantu proses penyusunan informasi
untuk membedakan merek yang satu dari merek yang lain. Terdapat lima
keuntungan asosiasi merek dikemukan oleh Rangkuti yaitu (2009:44) :
Gambar 2.4 Diagram Nilai Brand Association
(Sumber:Rangkuti, 2009:43)
Brand Association
Membantu proses/penyusunan informasi
Diferensiasi/posisi
Alasan untuk membeli
Menciptakan sikap/perasaan positif
Basis perluasan
25
Keterangan
a. Dapat membantu proses penyusunan informasi, yaitu dapat membantu
memberikan sekumpulan fakta dan spesifikasi yang dapat dengan
mudah dikenal oleh konsumen.
b. Perbedaan. Asosiasi dapat memberikan landasan yang penting bagi
usaha pembedaan satu merek dengan merek yang lain.
c. Alasan untuk membeli. Asosiasi merek sangat membantu para
konsumen untuk mengambil keputusan untuk membeli produk tersebut
atau tidak.
d. Penciptaan sikap atau perasaan positif. Asosiasi merek dapat
merangsang perasaan positif yang pada akhirnya juga akan berdampak
positif pada produk yang bersangkutan.
e. Landasan untuk perluasan. Asosiasi merek dapat menghasilkan
landasan bagi suatu perluasan merek, yaitu dengan menciptakan rasa
kesesuaian antara suatu merek dengan sebuah produk baru.
Asosiasi–asosiasi yang terkait dengan suatu merek umumnya
dihubungkan dengan hal berikut (Durianto dkk, 2004:70) :
a. Atribut produk (Product attributes), menurut Kotler dan Armstrong
(2008:272), atribut produk meliputi kualitas, fitur, gaya dan desain.
Sedangkan menurut Widiana dan Sinaga (2010:43), atribut produk
meliputi merek, kemasan, jaminan (garansi), pelayanan dan sebagainya.
26
b. Atribut tak berwujud (Intangibles attributes), yaitu suatu faktor yang
tidak berwujud merupakan atribut umum, seperti halnya persepsi
kualitas, kemajuan teknologi, atau kesan nilai yang mengikhtisarkan
serangkaian atribut yang objektif.
c. Manfaat bagi pelanggan (Customer’s benefits) yaitu produk dapat
memberikan manfaat bagi pelanggan. Manfaat bagi pelanggan dapat
dibagi dua, yaitu rational benefit (manfaat rasional) dan psychological
benefit (manfaat psikologis). Manfaat rasional berkaitan erat dengan
atribut dari produk yang dapat menjadi bagian dari proses pengambilan
keputusan yang rasional. Manfaat psikologis sering kali merupakan
konsekuensi ekstrem yang ditimbulkan ketika membeli atau
menggunakan merek tersebut.
d. Harga relatif (relative price) merupakan evaluasi terhadap suatu merek
di sebagian kelas produk yang diawali dengan penentuan posisi merek
tersebut dalam satu atau dua dari tingkat harga.
e. Penggunaan (application) merupakan pendekatan penggunaaan yang
dilakukan dengan mengasosiasikan merek dengan suatu penggunaan
atau aplikasi tertentu.
f. Pengguna/pelanggan (user/customer) merupakan pendekatan yang
dilakukan dengan mengasosiasikan sebuah merek dengan sebuah tipe
pengguna atau pelanggan dari produk tersebut. Misalnya Dimension
Kiddies dikaitkan dengan pemakainya yaitu anak-anak.
27
g. Orang terkenal/khalayak (celebrity/person) adalah suatu pendekatan
dengan mengkaitkan orang terkenal atau artis dengan sebuah merek
dapat mentransfer asosiasi kuat yang dimiliki oleh orang terkenal ke
merek tersebut.
h. Gaya hidup/kepribadian (life style/personality) adalah sebuah merek
bisa diilhami oleh asosiasi para pelanggan merek tersebut dengan aneka
kepribadian dan karakteristik gaya hidup yang hampir sama.
i. Kelas produk (product class), mengasosiasikan sebuah merek menurut
kelas produknya. Misalnya, Volvo mencerminkan nilai berupa prestige,
performa tinggi, keamanan, dan lain-lain.
j. Para pesaing (competitors), mengetahui pesaing dan berusaha untuk
menyamai atau bahkan mengungguli pesaing
k. Negara/wilayah geografis (country/geographic area), sebuah negara
dapat menjadi simbol yang kuat, asalkan negara itu mempunyai
hubungan yang erat dengan produk, bahan, dan kemampuan. Contoh,
prancis diasosaisikan dengan mode pakaian dan parfum. Asosiasi
tersebut dapat dieksploitasi dengan mengaitkan merek pada suatu
negara.
Dari sebelas 11 indikator tersebut, pada indikator kelas produk, canon
dan nikon memiliki produk kamera dengan masing masing kelas
konsumen yang sama dan pada indikator negara, produk kamera canon
dan nikon diproduksi oleh negara yang sama yaitu jepang dengan
28
teknologi yang canggih, sehingga 9 indikator yang digunakan sudah
cukup memadai.
3. Persepsi Kualitas (Perceived-Quality)
a. Pengertian Persepsi Kualitas
Menurut Aaker dalam Rangkuti (2009:41), persepsi kualitas
merupakan persepsi konsumen terhadap keseluruhan kualitas atau
keunggulan suatu produk atau jasa layanan berkaitan dengan maksud
yang diharapkannya.
Persepsi kualitas dapat didefinisikan sebagai persepsi pelanggan
terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa
layanan berkaitan dengan apa yang diharapkan oleh pelanggan
(Durianto dkk, 2004:96).
Persepsi terhadap kualitas keseluruhan dari suatu produk atau jasa
dapat menentukan nilai dari produk atau jasa tersebut dan berpengaruh
secara langsung kepada keputusan pembelian konsumen dan loyalitas
mereka terhadap merek (Durianto dkk, 2004:96).
Persepsi kualitas memberikan nilai dalam beberapa bentuk
manfaat/keuntungan, yaitu:
29
Gambar 2.5 Diagram Nilai dari Persepsi Kualitas
(Sumber: Rangkuti, 2009:43)
Keterangan
1) Alasan untuk membeli
Kesan kualitas sebuah merek memberikan alasan yang penting
untuk membeli. Hal ini mempengaruhi merek-merek mana yang
harus dipertimbangkan, dan selanjutnya mempengaruhi merek apa
yang akan dipilih.
2) Diferensiasi/posisi
Suatu karakteristik penting dari merek adalah posisinya dalam
dimensi persepsi kualitas.
3) Harga optimum
Keuntungan ketiga ini memberikan pilihan-pilihan di dalan
menetapkan harga optimum.
Persepsi Kualitas
Alasan untuk membeli
Diferensiasi/posisi
Harga optimum
Minat saluran distribusi
Perluasan merek
30
4) Minat saluran distribusi
Keuntungan keempat ini memiliki arti penting bagi para
distributor, pengecer serta berbagai saluran distribusi lainnya,
karena hal itu sangat membantu perluasan distribusi.
5) Perluasan merek
Persepsi kualitas dapat dieksplorasi dengan cara mengenalkan
berbagai perluasan merek, yaitu dengan menggunakan merek
tertentu untuk masuk kedalam kategori produk baru.
b. Indikator Persepsi Kualitas
Menurut Durianto dkk (2001:98), mengembangkan definisi
kualitas kedalam beberapa dimensi, yaitu sebagai berikut :
1. Performance ( Kinerja )
Merupakan karakteristik dari produk inti dan merupakan aspek
fungsional dari suatu produk. Misalnya karakteristik operasional
mobil adalah kecepatan, akselerasi, sistem kemudi, serta
kenyamanan. Karena faktor kepentingan pelanggan berbeda satu
sama lain. Sering kali pelanggan mempunyai sikap yang berbeda
dalam atribut ini.
2. Serviceability ( Kemudahan Pelayanan )
Mencerminkan kemampuan memberikan pelayanan pada produk
tersebut. Misalnya mobil merek tertentu menyediakan pelayanan
kerusakan atau service 24 jam di seluruh kota.
31
3. Durability ( Daya Tahan )
Mencerminkan umur ekonomis dari merek tersebut. Misalnya
mobil merek tertentu yang memposisikan dirinya sebagai mobil
tahan lama. Walaupun telah berumur 12 tahun tetapi tetap
berfungsi dengan sangat baik.
4. Reliabilty ( Kehandalan )
Konsisten dari kinerja yang dihasilkan suatu produk dari satu
pembelian ke pembelian lainnya. Dimensi keandalan juga berkaitan
dengan probabilitas suatu produk menjalankan fungsinya secara
berhasil dalam produk tertentu dibawah kondisi tertentu. Dengan
demikian kehandalan merupakan karateristik yang merupakan
tingakat keberhasilan dalam menggunakan suatu produk.
c. Membangun Perceived Quality yang kuat
Membangun perceived quality harus diikuti dengan peningkatan
kualitas nyata dari produknya karena akan sia-sia meyakinkan
pelanggan bahwa kualitas merek produknya tinggi bilamana kenyataan
menunjukkan kebalikannya. Bahkan dalam jangka panjang upaya
tersebut akan menjadi bumerang. Pelangan yang tidak puas akan
merasa dikecewakan sehingga perceived quality yang dimiliki pada
awalnya berganti dengan kesan benci karena merasa dibodohi.
Kejadian tersebut menyebabkan kemungkinan perpindahan merek
yang sangat besar di kemudian hari. Intinya adalah jika pengalaman
penggunaan dari para pelanggan tidak sesuai dengan kualitas yang
32
posisikan maka citra perceived quality tidak dapat dipertahankan.
Berikut adalah berbagai hal yang perlu dipertahankan dalam
membangun perceived quality. (Aaker dalam Durianto dkk, 2004:103)
1. Komitmen terhadap kualitas
Perusahan harus mempunyai komitmen terhadap kualitas serta
memelihara kualitas secara terus menerus. Upaya memelihara
kualitas bukan hanya basa basi tapi tercermin dalam tindakan tanpa
kompromi.
2. Budaya kualitas
Komitmen kualitas harus terefleksi dalam budaya perusahaan,
norma perilakunya, dan nilai-nilainya. Jika perusahaan dihadapkan
kepada pilihan kualitas dan biaya maka kualitas yang harus
dimenangkan.
3. Informasi masukan dari pelanggan
Pada akhirnya dalam membangun perceived quality pelangganlah
yang mendefinisikan kualitas. Seringkali para pemimpin keliru
dalam memperkirakan apa yang dianggap penting oleh
pelanggannya. Untuk kartu kredit, misalnya para manajer
memperkirakan bahwa kemudahan memperoleh kartu kredit adalah
yang paling penting bagi pelanggan, padahal bagi pelanggan
keamanan dan jaminan terhadap kartu hilang adalah yang
terpenting. Untuk itulah perusahaan perlu secara
33
berkesinambungan melakukan riset terhadap pelanggannya
sehingga diperoleh informasi yang akurat, relevan, dan up-to-date.
4. Sasasaran/standar yang jelas
Sasaran kualitas harus jelas dan tidak terlalu umum karena sasaran
kualitas yang terlalu umum cenderung menjadi tidak bermanfaat.
Kualitas juga harus memiliki standar yang jelas, dapat dipahami,
dan diperioritaskan. Terlalu banyak sasaran tanpa prioritas sama
saja dengan tidak mempunyai sasaran yang fokus yang pada
akhirnya akan membahayakan kelangsungan perusahaan sendiri.
5. Kembangkan karyawan yang inisiatif
Karyawan harus dimotivasi dan diizinkan untuk berinisiatif serta
dilibatkan dalam mencari solusi masalah yang dihadapi dengan
pemikiran yang kreatif dan inovatif. Karyawan juga secara aktif
dilibatkan dalam pengendalian kualitas kualitas layanan.
4. Loyalitas Merek (Brand Loyalty)
a. Pengertian Loyalitas Merek
Menurut Rangkuti (2009:60), loyalitas merek adalah suatu
ukuran kesetiaan konsumen terhadap suatu merek. Sedangkan menurut
Durianto dkk (2004:126), loyalitas merek merupakan suatu ukuran
keterkaitan pelanggan kepada sebuah merek.
Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa loyalitas
merek merupakan ukuran kesetiaan dan keterikatan konsumen
34
terhadap sebuah produk. Ukuran ini mampu memberikan gambaran
tentang mungkin tidaknya seorang pelanggan beralih ke produk lain,
terutama jika pada merek tersebut didapati adanya perubahan, baik
menyangkut harga ataupun atribut lain. Apabila loyalitas meningkat,
maka dapat mengurangi kerentanan kelompok pelanggan dari serangan
kompetitor, sehingga laba yang optimal dapat diperoleh karena
loyalitas merek.
Menurut Yoo dkk (2000:203), indikator-indikator loyalitas merek
antara lain :
1) Konsumen menganggap dirinya loyal terhadap Merek X
2) Merek X akan menjadi pilihan pertama konsumen
3) Konsumen tidak akan membeli merek lain jika jika merek X
tersedia di toko
Menurut Kim dan Kim (2004:120), menyatakan bahwa indikator-
indikator loyalitas merek pada pengukuran Customer Based
Restaurant Brand Equity adalah sebagai berikut :
1) Konsumen mengunjungi restoran tertentu secara rutin
2) Konsumen berminat mengunjungi restoran tertentu lagi
3) Konsumen biasanya menjadikan restoran tertentu sebagai sebagai
pilihan pertama dibandingkan restoran lain
4) Konsumen puas dengan kunjungannya ke restoran tersebut
5) Konsumen akan merekomendasikan restoran tersebut kepada orang
lain
35
6) Konsumen tidak akan beralih ke restoran lain di lain waktu
Dari teori- teori diatas maka dirumuskan indikator – indikator brand loyalty
sebagai berikut :
1. Konsumen membeli produk merek x secara rutin
2. Konsumen berminat membeli produk merek x lagi
3. Merek x akan menjadi pilihan utama konsumen
4. Konsumen merasa puas setelah menggunakan produk merek x
5. Konsumen tidak akan membeli merek lain jika merek x tersedia di toko
6. Konsumen akan merekomendasikan merek x kepada orang lain
7. Konsumen tidak akan beralih ke merek lain di lain waktu
8. Konsumen menganggap dirinya loyal terhadap merek x
b. Fungsi Brand Loyalty
Dengan pengelolaan dan pemanfaatan yang benar, brand loyalty
dapat menjadi asset strategis bagi perusahaan. Berikut adalah beberapa
potensi yang dapat diberikan oleh brand loyalty bagi perusahaan:
(Durianto, dkk, 2004:127)
a. Reduced Marketing Costs (Mengurangi Biaya Pemasaran)
Biaya pemasaran untuk mempertahankan pelanggan akan lebih
murah dibandingkan dengan upaya untuk mendapatkan
pelanggan baru. Jadi, biaya pemasaran akan mengecil jika brand
loyalty meningkat. Ciri yang paling Nampak dari jenis pelanggan
ini adalah mereka membeli suatu produk karena harganya murah.
b. Trade Laverage (Meningkatkan Perdagangan)
36
Loyalitas yang kuat terhadap suatu merek akan menghasilkan
peningkatan perdagangan dan memperkuat keyakinan perantara
pemasaran. Dapat disimpulkan bahwa pembeli ini dalam
membeli suatu merek didsarkan atas kebiasaan mereka selama
ini.
c. Attacing New Customers (Menarik Minat Pelanggan Baru)
Perasaan puas dan suka kepada merek oleh pelanggan akan
menimbulkan perasaan keyakinan bagi calon pelanggan untuk
mengkonsumsi merek tersebut terutama jika pembelian yang
mereka lakukan mengandung resiko tinggi. Di samping itu,
pelanggan yang puas umumnya akan merekomendasikan merek
tersebut kepada orang yang dekat dengannya sehingga dapat
menarik pelanggan baru.
d. Provide Time to Respond to Competitive Threats (Memberi
Waktu untuk Merespons Ancaman Persaingan)
Brand loyalty akan memberikan waktu pada sebuah perusahaan
untuk merespons gerak pesaing. Jika salah satu pesaing
mengembangkan produk yang unggul, pelanggan yang loyal
akan memberikan waktu pada perusahaan tersebut untuk
memperbaharui produknya dengan cara menyesuaikan atau
menetralisasikannya.
37
c. Tingkatan Brand Loyalty
Dalam kaitannya dengan brand loyalty suatu produk, didapati
adanya beberapa tingkatan brand loyalty. Masing-masing tingkatannya
menunjukkan tantangn pemasaran yang harus dihadapi sekaligus asset
yang dapat dimanfaatkan. Adapun tingkatan brand loyalty tersebut
adalah sebagai berikut (Durianto, dkk 2004:128):
a. Switcher (berpindah-pindah)
Switcher adalah tingkat paling dasar dalam tingkatan loyalitas
merek. Semakin tinggi frekuensi pelanggan untuk memindahkan
pembeliannya dari suatu merek ke merek-merek yang lain yang
mengindikasikan mereka sebagai pembeli yang sama sekali tidak
loyal atau tidak tertarik pada merek tersebut. Pada tingkatan ini
merek apa pun mereka anggap memadai serta memegang peranan
yang sangat kecil dalam keputusan pembelian. Ciri yang paling
nampak dari jenis pelanggan ini adalah mereka membeli suatu
produk karena harganya murah.
b. Habitual Buyer (pembeli yang bersifat kebiasaan)
Habitual Buyer adalah pembeli yang dalam tingkat loyalitas
dapat diaktegorikan sebagai pembeli yang puas dengan merek
produk yang dikonsumsinya atau setidaknya mereka tidak
mengalami ketidakpuasan dalam mengkonsumsi merek produk
tersebut. Pada tingkatan ini pada dasarnya tidak didapati alasan
yang cukup untuk menciptakan keinginan untuk membeli merek
38
produk yang lain atau berpindah merek terutama jika peralihan
tersebut memerlukan usaha, biaya maupun berbagai pengorbanan
lainnya. Dapat disimpulkan bahwa pembeli ini dalam membeli
suatu merek didasarkan atas kebiasaan mereka selama ini.
c. Satiefied Buyer (pembeli yang puas dengan biaya peralihan)
Satiefied Buyer adalah suatu tingkat loyalitas dimana pembeli
merek merasa puas bila mereka mengkonsumsi merek tersebut,
meskipun demikian mungkin saja mereka memindahkan
pembeliannya ke merek lain dengan menanggung switching cost
(biaya peralihan) yang terkait dengan waktu, uang, atau resiko
kinerja yang melekat dengan tindakan mereka beralih merek.
Untuk dapat menarik minat para pembeli yang masuk dalam
tingakt loyalitas ini maka para pesaing perlu mengatasi biaya
peralihan yang harus ditanggung oleh pembeli yang masuk dalam
kategori ini dengan menawarkan berbagai manfaat yang cukup
besar sebagai kompensasinya (switching cost loyal).
d. Likes the Brand (menyukai merek)
Pembeli yang masuk kategori loyalitas ini merupakan pembeli
yang sungguh-sungguh menyukai merek tersebut. Pada tingkatan
ini dijumpai perasaan emosional yang terkait pada merek. Rasa
suka pembeli bisa saja didasari oleh asosiasi yang terkait dengan
simbol, rangkaian pengalaman dalam penggunaan sebelumnya
baik yang dialami pribadi maupun oleh kerabatnya ataupun
39
disebabkan oleh perceived quality yang tinggi. Meskipun
demikian seringkali rasa suka ini merupakan suatu perasaan yang
sulit diidentifikasi dan ditelusuri dengan cermat untuk
dikategorikan ke dalam sesuatu yang spesifik.
e. Committed Buyer (pembeli yang komit)
Pada tahapan ini pembeli merupakan pelanggan yang setia.
Mereka memiliki suatu kebanggaan sebagai pengguna suatu
merek dan bahkan merek tersebut menjadi sangat penting bagi
mereka dipandang dari segi fungsinya maupun sebagai suatu
ekspresi mengenai siapa sebenarnya mereka. Pada tingkatan ini,
salah satu aktualisasi loyalitas pembeli ditunjukkan oleh tindakan
merekomendasikan dan mempromosikan merek tersebut kepada
pihak lain.
Tiap tingkatan brand loyalty mewakili tantangan pemasaran yang
berbeda dan juga mewakili tipe aset yang berbeda dalam pengelolaan
dan eksploitasinya. Tampilan piramida brand loyalty yang umum
adalah sebagai berikut:
40
Gambar 2.6.
Piramida Brand Loyalty
Committed buyer
Liking the brand
Satiesfied buyer
Habitual Buyer
Switcher
Sumber : Durianto dkk, (2004:130)
D. Penelitian Terdahulu
Penelitian yang berkaitan dengan ekuitas merek sudah banyak dilakukan
oleh peneliti sebelumnya dengan fokus pada produk yang berbeda. Berikut ini
beberapa penelitian terdahulu yang akan penulis gambarkan berkenaan dengan
tema skripsi yang diangkat oleh penulis:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Robertus Sola Asisi (2007), dengan judul
“Analisis Perbandingan Brand Equity Indomie Dengan Mie Sedaap Pada
Mahasiswa Universitas Negeri Semarang”
Penelitian ini menggunakan metode uji beda t-test. Adapun hasil
analisis perbandingan ekuitas merek antara Indomie dan Mie Sedaap
dalam penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut :
41
a. Brand Awareness
Dalam penelitian ini terdapat perbedaan yang signifikan antara
kesadaran merek Indomie dan Mie Sedaap, dimana kesadaran merek
Indomie lebih baik dari Mie Sedaap. Hal ini dapat diketahui dari nilai
mean brand awareness Indomie yang lebih besar dari Mie Sedaap
sebesar 20,6823 > 20,1771. Perbedaan ini bisa disebabkan karena
merek Indomie telah dikenal jauh lebih lama oleh konsumen mie
instan di Indonesia sehingga menjadi top of mind dikategori produk
mie instan. Selain itu, untuk mencuri kesadaran konsumen, Indomie
tidak hanya mengandalkan iklan semata tapi juga lebih banyak
melakukan event marketing dibandingkan dengan Mie Sedaap.
b. Brand Association
Dalam penelitian ini terdapat perbedaan yang signifikan antara
asosiasi merek Indomie dan Mie Sedaap, dimana asosiasi merek
Indomie lebih baik dari Mie Sedaap. Hal ini dapat diketahui dari nilai
mean brand association Indomie yang lebih besar dari Mie Sedaap
sebesar 19,0052 > 18,3750. Perbedaan ini bisa terjadi karena merek
Indomie selalu konsisten memenuhi janjinya dari waktu ke waktu.
c. Perceived Quality
Dalam penelitian ini terdapat perbedaan yang signifikan antara
persepsi kualitas Indomie dan Mie Sedaap, dimana persepsi kualitas
Indomie lebih baik dari Mie Sedaap. Hal ini dapat diketahui dari dari
42
mean perceived quality Indomie yang lebih besar dari Mie Sedaap
sebesar 27,3854 > 26,5469. Perbedaan ini bisa disebabkan karena
dimata konsumen kualitas Indomie lebih baik yang ditunjang oleh
kepercayaan konsumen terhadap merek yang telah lama dipasar mie
instan. Konsumen telah mencoba berbagai macam merek mie instan
dan akhirnya akan mampu memberikan persepsi yang berbeda-beda
antara merek satu dan yang lainnya.
d. Brand Loyalty
Dalam penelitian ini terdapat perbedaan yang signifikan antara
loyalitas merek Indomie dan Mie Sedaap, dimana loyalitas merek
Indomie lebih baik dari Mie Sedaap. Hal ini dapat diketahui dari nilai
mean brand loyalty Indomie yang lebih besar dari Mie Sedaap sebesar
22,9583 > 22,5052. Perbedaan ini bisa disebabkan karena Indomie
mampu memberikan kepuasan pada konsumennya secara konsisten.
Loyalitas tidak terbentuk secara instan dan pengalaman selama
menggunakan merek tersebut (brand experience) akan menjadi hal
mendasar yang mendorong konsumen melakukan pembelian ulang.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Robby Stevanus dan Shandy Novianto
(2008), dengan judul “Analisis Perbandingan Profil Dimensi Ekuitas
Merek Sepeda Motor Honda dan Yamaha Menurut Pengguna Kedua
Merek Di Surabaya”
43
Penelitian ini menggunakan metode uji beda t-test. Adapun hasil
analisis perbandingan ekuitas merek antara sepeda motor merek Honda
dan Yamaha dalam penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut :
a. Brand Awareness
Dalam penelitian ini terdapat perbedaan yang signifikan antara
kesadaran merek sepeda motor Honda dan Yamaha, dimana kesadaran
merek sepeda motor Honda lebih baik dari Yamaha. Hal ini dapat
diketahui dari nilai mean brand awareness sepeda motor Honda yang
lebih besar dari Yamaha sebesar 4,195 > 3,798. Perbedaan ini bisa
disebabkan karena konsumen pengguna motor Honda merasa merek
Honda sudah melekat kuat di benak mereka dan merek Honda sendiri
sangat terkenal di Indonesia. Sehingga konsumen cenderung membeli
suatu merek yang sudah dikenal, karena dengan membeli merek yang
sudah dikenal, mereka merasa aman, terhindar dari resiko pemakaian
dengan asumsi bahwa merek yang sudah dikenal lebih dapat
diandalkan.
b. Brand Association
Dalam penelitian ini terdapat perbedaan yang signifikan antara
asosiasi merek sepeda motor Honda dan Yamaha, dimana asosiasi
merek sepeda motor Honda lebih baik dari Yamaha. Hal ini dapat
diketahui dari nilai mean brand association sepeda motor Honda yang
lebih besar dari Yamaha sebesar 4,010 > 3,779. Perbedaan ini bisa
disebabkan karena konsumen pengguna motor Honda merasa bahwa
44
harga beli sepeda motor merek Honda sesuai dengan kualitasnya dan
sepeda motor merek Honda memiliki teknologi tinggi. Asosiasi
menjadi pijakan dalam keputusan-keputusan pembelian dan loyalitas
merek.
c. Perceived Quality
Dalam penelitian ini terdapat perbedaan yang signifikan antara
persepsi kualitas sepeda motor Honda dan Yamaha, dimana persepsi
kualitas sepeda motor Honda lebih baik dari Yamaha. Hal ini dapat
diketahui dari nilai mean perceived quality sepeda motor Honda yang
lebih besar dari Yamaha sebesar 3,976 > 3,644. Perbedaan ini bisa
disebabkan karena konsumen pengguna sepeda motor Honda merasa
bahwa sepeda motor Honda irit BBM dan mesin sepeda motor Honda
awet atau tidak mudah rusak. Kesan kualitas akan membentuk persepsi
kualitas dari suatu produk di mata konsumen. Persepsi terhadap
kualitas keseluruhan dari suatu produk atau jasa dapat menentukan
nilai produk atau jasa tersebut dan berpengaruh secara langsung
kepada keputusan pembelian konsumen dan loyalitas mereka terhadap
merek.
d. Brand Loyalty
Dalam penelitian ini terdapat perbedaan yang signifikan antara
loyalitas merek sepeda motor Honda dan Yamaha, dimana loyalitas
merek sepeda motor Honda lebih baik dari Yamaha. Hal ini dapat
diketahui dari nilai mean brand loyalty sepeda motor Honda yang lebih
45
besar dari Yamaha sebesar 3,497 > 3,274. Perbedaan ini bisa
disebabkan karena konsumen pengguna sepeda motor Honda merasa
bahwa jika mereka akan membeli sepeda motor lagi, mereka akan
membeli sepeda motor merek Honda dan merek sepeda motor Honda
satu-satunya yang mereka beli dan gunakan.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Woo Gon Kim dan Hong-bum Kim (2004),
dengan judul “Measuring Customer-based Restaurant Brand Equity“
Penelitian ini menggunakan metode uji beda t-test yang meneliti
beberapa merek restoran cepat saji seperti McDonald’s, KFC, Burger
King, Lotteria, Popeyes, Jakob’s dan Hardee’s. Penelitian ini dilakukan
terhadap 394 responden yang mengunjungi sejumlah mall di Seoul, Korea
Selatan. Adapun hasil analisis elemen-elemen ekuitas merek pada
beberapa merek restoran cepat saji yang diteliti dalam penelitian ini dapat
disimpulkan sebagai berikut :
a. Brand Awareness
Dalam penelitian ini terdapat perbedaan nilai kesadaran merek
antar merek restoran cepat saji. Penilaian ini dilihat dari nilai mean
masing-masing merek yang diambil dari jawaban responden. Hasil
penelitian ini menunjukkan McDonald’s sebagai merek yang paling
diingat responden dengan nilai mean sebesar (4,46) yang diikuti oleh
KFC (4,12), Lotteria (4,03), Burger King (3,75), Popeyes (3,12),
Hardee’s (2,19) dan Jakob’s (1,45). Dalam penelitian ini dapat
46
diketahui bahwa nilai mean Jakob’s merupakan yang terendah dari
semua merek restoran cepat saji yang diteliti, hal ini dikarenakan
Jakob’s merupakan merek lokal yang baru didirikan pada tahun 1999.
b. Brand Image
Dalam penelitian ini terdapat perbedaan nilai citra merek antar
merek restoran cepat saji. Penilaian ini dilihat dari nilai mean masing-
masing merek yang diambil dari jawaban responden. Hasil penelitian
ini menunjukkan McDonald’s sebagai merek dengan citra merek yang
paling baik dengan nilai mean sebesar (4,43) yang diikuti oleh KFC
(4,22), Lotteria (3,97), Burger King (3,93), Popeyes (3,85), Hardee’s
(3,62) dan Jakob’s (3,55).
c. Perceived Quality
Dalam penelitian ini terdapat perbedaan nilai persepsi kualitas
antar merek restoran cepat saji. Penilaian ini dilihat dari nilai mean
masing-masing merek yang diambil dari jawaban responden. Hasil
penelitian ini menunjukkan McDonald’s sebagai merek dengan
persepsi kualitas yang paling baik dengan nilai mean sebesar (4,43)
yang diikuti oleh Lotteria (4,13), Burger King (4,07), KFC (3,94),
Popeyes (3,92), Jakob’s (3,92) dan Hardee’s (3,90).
d. Brand Loyalty
Dalam penelitian ini terdapat perbedaan nilai loyalitas merek
antar merek restoran cepat saji. Penilaian ini dilihat dari nilai mean
masing-masing merek yang diambil dari jawaban responden. Hasil
47
penelitian ini menunjukkan KFC sebagai merek dengan loyalitas
merek yang paling baik dengan nilai mean sebesar (4,52) yang diikuti
oleh McDonald’s (4,46), Burger King (4,41), Popeyes (4,18), Jakob’s
(4,11), Lotteria (3,91), dan Hardee’s (3,08).
4. Penelitian yang dilakukan oleh Etria, Ujang Sumarwan dan Kirbrandoko
(2004), dengan judul “Analisis Ekuitas Berbagai Merek Minyak Goreng”
Penelitian ini dilakukan di enam kecamatan Kota Bogor dan meneliti
beberapa merek minyak goreng, yaitu Bimoli, Tropical, Filma dan Sania.
Adapun hasil analisis elemen-elemen ekuitas merek pada beberapa merek
minyak goreng yang diteliti dalam penelitian ini dapat disimpulkan
sebagai berikut :
a. Brand Awareness
Pengukuran brand awareness menggunakan analisis deskriptif
yang dibagi ke dalam tingkatan top of mind, brand recall, brand
recognition dan unaware brand. Pada penelitian ini, merek yang
menempati posisi top of mind adalah Bimoli dengan 81 jawaban,
Tropical dengan 32 jawaban, Filma dengan 19 jawaban dan Sania
dengan 17 jawaban. Sedangkan pada tingkatan brand recall, dan kedua
Tropical.
Selanjutnya pada tingkat brand recall, posisi pertama ditempati
Sania dengan 81 jawaban, Tropical dengan 76 jawaban, Bimoli dengan
62 jawaban, Filma dengan 50 jawaban, Kunci Mas dengan 23 jawaban,
48
Fortune dengan 4 jawaban, Delima dengan 4 jawaban, Cap Sendok
dengan 3 jawaban dan Avena dengan 2 jawaban.
Pada tingkat brand recognition menunjukkan responden yang
dapat mengingat merek Sania setelah diberi bantuan berjumlah 43
orang, sedangkan pada tingkat unaware of brand, terdapat 7 responden
yang sama sekali tidak mengenal merek sania meskipun sudah diberi
bantuan.
b. Brand Association
Pengukuran asosiasi merek dilakukuan dengan menggunakan Uji
Chocran. Uji Chocran digunakan untuk menguji signifikansi hubungan
setiap asosiasi yang ada pada suatu merek. Uji Chocran bertujuan
untuk mencari atribut mana yang benar-benar merupakan asosiasi dari
suatu merek. Pada merek Sania, asosiasi-asosiasi yang terbentuk yaitu
warna kuning jernih dan kemasan yang menarik. Terdapat kesamaan
asosiasi-asosiasi yang terbentuk pada merek Bimoli dan Tropical yaitu
warna kuning jernih, kualitas masakan yang baik, dan mudah
diperoleh. Sedangkan pada merek Filma, asosiasi yang terbentuk
adalah warna kuning jernih, kualitas masakan yang baik, mudah
diperoleh, dan teknologi proses yang baik.
c. Perceived Quality
Pengukuran perceived quality dilakukan dengan menggunakan
analisis perbandingan importance (tingkat kepentingan) dan
performance (tingkat kinerja). Pengujian ini dilakukan untuk
49
mengetahui atribut mana yang kinerjanya sudah sesuai dengan harapan
konsumen. Pada pengujian ini, konsumen menilai atribut yang
kinerjanya sudah sesuai dengan harapan konsumen pada merek
Bimoli, Tropical, Filma dan Sania yaitu warna dan kejernihan,
kandungan pengawet, kandungan kolesterol, dan kualitas hasil
masakan. Pada merek Sania, atribut yang menjadi diferensiasi dengan
merek lain adalah kemasan yang menarik, akan tetapi konsumen tidak
menganggap penting atribut ini.
d. Brand Loyalty
Pengukuran brand loyalty menggunakan uji diskriminan. Hasil
pengukuran brand loyalty pada merek Sania menunjukkan 16
responden atau 40% konsumen Sania mudah berpindah merek. Hal ini
menunjukkan bahwa loyalitas pengguna Sania masih masih rendah,
karena penggunanya tidak punya keterikatan teradap Sania.
Hasil pengukuran brand loyalty pada merek Bimoli
menunjukkan 31,48% dari 54 responden konsumen Bimoli mudah
berpindah merek. Akan tetapi pengguna Bimoli yang sudah menyukai
merek ini mencapai persentasi terbesar dengan 35,19%. Hal ini
menunjukkan bahwa sudah terbentuk ikatan emosional yang kuat
antara pelanggan dengan merek Bimoli.
Hasil pengukuran brand loyalty pada merek Tropical
menunjukkan 32,35% dari 34 responden konsumen Tropical mudah
berpindah merek. Akan tetapi pengguna Tropical yang sudah
50
menyukai merek ini mencapai persentasi yang cukup tinggi dengan
29,41%. Hal ini menunjukkan bahwa sudah terbentuk ikatan emosional
antara pelanggan dengan merek Tropical.
Hasil pengukuran brand loyalty pada 11 responden merek Filma
menunjukkan konsumen Filma mudah berpindah merek. Hal ini
menunjukkan bahwa loyalitas pengguna Filma masih masih rendah,
karena penggunanya tidak punya keterikatan teradap Filma.
5. Penelitian yang dilakukan oleh Humdiana (2005), dengan judul “Analisis
Elemen-Elemen Ekuitas Merek Produk Rokok Merek Djarum Black”
Hasil analisis elemen-elemen ekuitas merek pada rokok merek
Djarum Black dalam penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut :
a. Brand Awareness
Brand awareness meliputi top of mind, brand recall, brand
recognition dan unaware brand. Pada penelitian ini, top of mind
Djarum Black menempati posisi ke tiga dari empat merek rokok mild
yang paling banyak disebut responden dengan proporsi 23,14%. Posisi
pertama dan kedua ditempati oleh A Mild dengan proporsi 40,61% dan
Star Mild dengan proporsi 28,38%. Sedangkan posisi keempat
ditempati oleh LA light dengan proporsi 7,86%.
Selanjutnya pada tingkat brand recall, Djarum Black menempati
posisi ke tiga dengan proporsi 30,01%. Posisi pertama dan kedua
ditempati oleh A Mild dengan proporsi 41,0% dan Star Mild dengan
51
proporsi 34,1%, sisanya ditempati oleh Bentoel Mild dengan proporsi
21,4%, LA light dengan proporsi 22,7% dan GG Signature dengan
proporsi 3,5%.
Tingkat brand recognition Djarum Black sebesar 46,7%, dengan
demikian 107 responden harus diingatkan dalam kesadaran merek
Djarum Black, sedangkan taraf unaware of brand Djarum Black
sebesar 13,10%, dengan demikian 30 responden tidak mengetahui
keberadaan merek Djarum Black. Hal ini menunjukkan bahwa Djarum
Black merupakan merek yang belum cukup dikenal oleh seluruh
responden.
b. Brand Association
Asosiasi-asosiasi yang terbentuk untuk merek rokok Djarum
Black adalah rokok hitam dengan kandungan tar dan nikotin rendah,
rokok hitam untuk lelaki, berani tampil beda, iklannya menarik,
imajinatif, dan kreatif.
c. Perceived Quality
Hasil analisis perceived quality merek produk rokok Djarum
Black menunjukkan bahwa Djarum Black memiliki performance yang
lebih rendah dari importance-nya. Fenomena ini menunjukkan bahwa
perceived quality responden terhadap merek produk rokok Djarum
Black masih belum sesuai dengan tingkat kepentingan atribut tersebut.
Atribut-atribut yang harus dibenahi dan perlu dievaluasi kembali yaitu
kadar tar dan nikotin, dan kemudahan memperoleh. Sedangkan atribut
52
rasa dan harga harus tetap dipertahankan kinerjanya. Adapun atribut
kemasan, dinilai memiliki kinerja yang baik, akan tetapi responden
tidak terlalu menganggap penting.
d. Brand Loyalty
Hasil pengukuran habitual buyer Djarum Black menunjukkan
kebanyakan responden sebesar 88,67% merasa tidak setuju bahwa
keputusan pembelian rokok merek Djarum Black adalah karena
kebiasaan.
Hasil pengukuran satisfied buyer dibagi pada dua bagian yakni
satisfied buyer terhadap kualitas dan satisfied buyer terhadap rasa.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 28% responden merasa puas
terhadap kualitas, sedangkan 30% responden merasa puas terhadap
rasa.
Pengukuran committed buyer dilakukan untuk mengetahui
tingkat kesetiaan (komitmen) pembelian rokok merek Djarum Black
responden. Hasil penghitungan ini menunjukkan nilai committed buyer
sebesar 8,67% yang termasuk ke dalam kategori rendah.
Pengukuran brand switcher dilakukan untuk mengetahui tingkat
sensitivitas konsumen terhadap perubahan harga, adapun jumlah
responden yang sangat sensitive terhadap perubahan harga sebanyak
22,67%.
Pengukuran liking buyer rokok merek Djarum Black mencapai
30,67%, hal ini menunjukkan baru 30,67% responden saja yang
53
menyukai rokok merek Djarum Black sehingga Djarum Black harus
mempertahankan atribut-atribut yang menjadi alasan loyalitas
kelompok ini.
Adapun bentuk piramida brand loyalty Djarum Black cenderung
berbentuk piramida tegak, hal ini menunjukkan bahwa konsumen
Djarum Black cenderung kurang/belum loyal.
6. Penelitian yang dilakukan oleh Maya Widjaja, Serli Wijaya, dan Regina
Jokom (2007), dengan judul “Analisis Penilaian Konsumen Terhadap
Ekuitas Merek Coffe Shops di Surabaya”
Pada penelitian ini, hasil analisis kesadaran merek (brand
awareness) menunjukkan bahwa Starbucks merupakan coffee shop yang
meraih top of mind paling tinggi. Dengan demikian, Starbucks merupakan
coffee shop utama dari berbagai coffee shop yang diingat pertama kali oleh
responden.
Hasil analisis mengenai asosiasi merek (brand associations)
menunjukkan bahwa Excelso merupakan coffee shop yang memiliki
asosiasi merek yang paling positif. Hal ini berarti atribut yang diberikan
responden kepada suatu merek dinilai sangat baik dan semakin banyak,
dampaknya adalah semakin positif dan kuat image yang terbangun pada
merek tersebut. Excelso yang merupakan bisnis lokal dapat mempunyai
asosiasi merek yang lebih positif dibandingkan dengan Starbucks yang
merupakan bisnis skala internasional.
54
Hasil analisis mengenai kesan kualitas (perceived quality)
menunjukkan bahwa Starbucks merupakan coffee shop yang menjadi the
best of perceived quality, artinya Starbucks dinilai paling mampu
memberikan produk dan jasa yang sesuai dengan apa yang diharapkan
konsumennya.
Hasil analisis mengenai loyalitas merek (brand loyalty)
menunjukkan bahwa Starbucks merupakan coffee shop yang menjadi the
strongest of brand loyalty. Hal ini ditunjukkan dengan mayoritas jawaban
responden bersedia untuk datang kembali, merekomendasikan Starbucks
kepada orang lain, mengajak orang lain datang mengunjungi Starbucks
dan bersedia membeli produk lain yang Starbucks tawarkan.
E. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran merupakan sebuah sintesa dari serangkaian teori
yang tertuang dalam tinjauan pustaka, yang pada dasarnya merupakan
gambaran sistematis dari kinerja teori dalam memberikan solusi atau alternatif
solusi dari serangkaian masalah yang ditetapkan, kerangka pemikiran dapat
disajikan dalam bentuk bagan, deskripsi kualitatif, dan atau gabungan
keduanya. (Hamid dkk, 2010:15).
Sesuai dengan teori ekuitas merek yang dikemukakan oleh David A.
Aeker dalam Durianto dkk (2004), penelitian ini hanya menekankan pada
empat elemen utama ekuitas merek, yakni brand awareness, brand
association, perceived quality dan brand loyalty.
55
Empat komponen ekuitas merek tersebut akan dikaitkan dengan dua
produk yang diteliti, yakni Kamera Canon dan Kamera Nikon, dan selanjutnya
diambil perbandingan pada masing-masing variabel ekuitas merek dengan
menggunakan metode analisis diskriminan. Berikut akan digambarkan
kerangka pemikiran dalam penelitian ini.
Gambar 2.7
Kerangka Pemikiran
Brand Awareness
Brand Association
Perceived Quality
Brand Loyalty
Ekuitas Merek
Kamera Canon
Ekuitas Merek
Kamera Nikon
Analisis Diskriminan
Kesimpulan
56
F. Hipotesis
Berdasarkan kajian teori, hasil penelitian sebelumnya dan rumusan
masalah dari penelitian, maka hipotesis yang dirumuskan pada penelitian ini adalah
sebagai berikut :
H01: Variabel brand awareness secara signifikan tidak dapat membedakan
ekuitas merek pada merek kamera canon dan nikon
Ha1: Variabel brand awareness secara signifikan dapat membedakan
ekuitas merek pada merek kamera canon dan nikon
H02: Variabel brand association secara signifikan tidak dapat
membedakan ekuitas merek pada merek kamera canon dan nikon
Ha2: Variabel brand association secara signifikan dapat membedakan
ekuitas merek pada merek kamera canon dan nikon
H03: Variabel perceived quality secara signifikan tidak dapat membedakan
ekuitas merek pada merek kamera canon dan nikon
Ha3: Variabel perceived quaility secara signifikan dapat membedakan
ekuitas merek pada merek kamera canon dan nikon
H04: Variabel brand loyalty seecara signifikan tidak dapat membedakan
ekuitas merek pada merek kamera canon dan nikon
Ha4: Variabel brand loyalty seecara signifikan dapat membedakan ekuitas
merek pada merek kamera canon dan nikon
57
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah anggota Unit Kegiatan Mahasiswa
Fotografi di Jakarta pengguna kamera merk Canon dan Nikon. Hal yang
melatar belakangi dipilihnya objek tersebut karena Unit Kegiatan Mahasiswa
Fotografi di Jakarta mulai tumbuh dan berkembang. Selain itu pemilihan
mahasiswa fotografi sebagai responden penelitian dikarenakan mahasiswa
sekaligus penghobi foto, merupakan salah satu target pasar produk kamera.
Penelitian ini dilakukan dari bulan maret 2014 sampai agustus 2014.
Penelitian dibatasi pada elemen-elemen utama ekuitas merek (brand
awereness, brand association, perceived quality dan brand loyalty) pada
produk kamera merek Canon dan Nikon .
B. Teknik Penentuan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas:
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya (Sugiyono, 2011:90). Populasi dari penelitian ini adalah
anggota Unit Kegiatan Mahasiswa Fotografi di Jakarta
58
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2011:91). Penggunaan sampel
memudahkan peneliti dalam melakukan penelitian dalam waktu yang
tidak terlalu lama dan biaya yang lebih rendah jika dibandingkan dengan
penelitian pada populasi.
Sampel yang diambil dalam penelitian berjumlah 60 responden.
Penentuan jumlah ukuran sampel didasarkan pada pernyataan Roscoe
(1982) dalam Sugiyono (2010:74), yang menyatakan bahwa ukuran
sampel yang layak dalam penelitian adalah antara 30 sampai 500.
Responden adalah orang yang diminta memberikan keterangan
tentang suatu fakta atau pendapat (Arikunto, 2010:188). Sampel yang
akan dijadikan responden dalam penelitian ini Unit Kegiatan Mahasiswa
Fotografi di Jakarta yang pernah menggunakan kamera merek canon dan
merek nikon .
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah quota
sampling. Menurut Malhotra (2009:374), sampling kuota adalah sampling
judgmental terbatas dua tahap, dimana pada tahap pertama penentuan
sampel dibatasi kuota berdasarkan karakteristik responden. Tahap ke dua,
elemen sampel dipilih berdasarkan kemudahan atau judgement.
Penentuan sampel dipilih sesuai dengan elemen karakteristik penelitian.
59
C. Jenis dan Metode Pengumpulan Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Data primer
Menurut Istijanto (2005:45), data primer adalah data asli yang
dikumpulkan oleh periset untuk menjawab masalah risetnya secara
khusus. Data primer diperoleh secara langsung dari sumbernya, sehingga
periset merupakan “tangan pertama” yang memperoleh data tersebut.
Teknik pengumpulan data primer yang dilakukan dalam penelitian
ini menggunakan metode penyebaran angket (kuesioner). Angket adalah
instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data dengan cara
menyusun format pertanyaan yang telah didesain sedemikian rupa untuk
memudahkan analisis sesuai dengan tujuan penelitian (Rangkuti,
2009:83). Teknik pengumpulan data melalui penyebaran angket
dilakukan dengan memberikan pertanyaan langsung kepada anggota Unit
Kegiatan Mahasiswa Fotografi di Jakarta yang pernah menggunakan
produk kamera merek Canon dan Nikon dan kemudian responden diminta
menjawab sesuai dengan pendapat mereka.
Untuk mengukur bobot penilaian angka hasil dari kuesioner dalam
penelitian ini digambarkan dalam skala likert. ukuran skala ini digunakan
untuk mempermudah konsumen memberikan penilaian sesuai dengan
tanggapan mereka terhadap produk. skala likert memiliki lima kategori
sebagaimana disajikan dalam tabel di bawah ini :
60
Tabel 3.1
Tingkat Penilaian Jawaban
Jenis Jawaban Bobot
Sangat Tidak Setuju 1
Tidak Setuju 2
Tidak Ada Pendapat 3
Setuju 4
Sangat Setuju 5
(Sumber : Rangkuti 2005:66)
2. Data Sekunder
Menurut Istijanto (2005:38), data sekunder merupakan data yang
telah dikumpulkan oleh pihak lain bukan oleh periset sendiri untuk tujuan
yang lain. Ini mengandung arti bahwa periset sekedar mencatat,
mengakses, atau meminta data tersebut (kadang sudah berbentuk
informasi) ke pihak lain yang telah mengumpulkannya di lapangan. Pada
umumnya, data sekunder digunakan oleh peneliti untuk memberikan
gambaran tambahan, atau pelengkap untuk menunjang proses penelitian.
Data sekunder dapat berupa sumber bacaan yang terdapat pada buku,
jurnal ilmiah, laporan penelitian, media masa dan penelitian terdahulu
yang berguna dalam proses penyelesaian masalah penelitian.
61
D. Metode Analisis Data
1. Uji validitas dan Reliabilitas
a. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkatan-
tingkatan keabsahan (validitas) suatu alat ukur (Arikunto 1998 dalam
Rangkuti, 2009:77). Menurut Sugiyono (2011:137), valid berarti
instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang
seharusnya diukur. Sebuah alat ukur dikatakan valid apabila mampu
mengukur sejauh mana data yang terkumpul dengan tepat dan tidak
menyimpang dari gambaran tentang variabel yang dimaksud.
Menurut Sugiyono (2011:142), jumlah skor total uji validitas
dikatakan valid apabila jumlah skor > 0,30 dan korelasi tiap faktor
tersebut positif. Untuk mengukur uji tersebut menggunakan alat
bantu program SPSS.
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjukan pada suatu pengertian bahwa suatu
instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat
pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik (Arikunto,
2010:221). Menurut Imam Ghozali (2009:45), reliabilitas adalah alat
untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari
variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau
handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten
62
atau stabil dari waktu ke waktu. Pengkuran reliabilitas dapat
dilakukan dengan dengan dua cara yaitu:
1) Repeated Measure atau pengukuran berulang: Disini seseorang
akan disodori pertanyaan yang sama pada waktu yang berbeda,
dan kemudian dilihat apakah ia tetap konsisten dengan
jawabannya.
2) One Shoot atau pengukuran sekali saja: Disini pengukurannya
hanya hanya sekali dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan
pertanyaan lain atau mengukur korelasi antar jawaban
pertanyaan. SPSS memberikan fasiltas untuk mengukur
reliabilitas dengan uji statisik Cronbach Alpha (X). suatu
konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberkan nilai
Cronbach Alpha lebih besar dari 0,60.
2. Uji Normalitas data
Hasil analisis diskriminan sangat sensitif jika terjadi penyimpangan
atas asumsi yang digunakan. Jika asumsi kenormalan data tidak terpenuhi
akan berakibat pada kesalahan dalam melakukan estimasi fungsi
diskriminan. Gujarati (1997:67) dalam Andy Pradana (2011:55)
menuliskan bahwa asumsi kenormalan data harus dipenuhi oleh sebuah
model dengan beberapa alasan :
a. Data normal menghasilkan model prediksi yang tidak bias, serta
memiliki varians yang minimum.
63
b. Data normal menghasilkan model yang konsisten, yaitu dengan
meningkatnya jumlah sampel ke jumlah yang tidak terbatas, penaksir
akan mengarah ke nilai populasi yang sebenarnya.
Pengujian terhadap normalitas data dilakukan menggunakan One
Sample Kolmogorov-Smirnov Test dengan α=5%. Kaidah pengambilan
keputusan adalah (Ghozali, 2009:30):
a. Jika Probabilitas (p) > 0,05 maka data berdistribusi normal.
b. Jika Probabilitas (p) < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal.
3. Analisis Diskriminan
Analisis Diskriminan adalah uji statistik yang digunakan oleh
peneliti ketika variabel prediktor terdiri dari satu atau lebih metrik, dan
variabel kriterion terdiri dari satu non-metrik dua kategori (Ghazali,
2009:9).
Menurut Santoso dan Tjiptono dalam Suranto dan Riza, analisis
diskriminan adalah metode statistik untuk mengelompokkan atau
mengklasifikasi sejumlah objek ke dalam beberapa kelompok,
berdasarkan beberapa variabel, sedemikian hingga setiap objek yang
menjadi anggota lebih dari pada satu kelompok. Pada prinsipnya analisis
diskriminan bertujuan untuk mengelompokkan setiap objek ke dalam dua
atau lebih kelompok berdasar pada kriteria sejumlah variabel bebas
(Suranto dan Riza, 2005:19).
Analisis diskriminan merupakan teknik menganalisis data, dimana
variabel tidak bebas (criterion) berbentuk kategori (non-metrik, nominal
64
atau ordinal, bersifat kualitatif), sedangkan variabel bebas (predictor)
merupakan metrik (interval atau rasio, bersifat kuantitatif) (Supranto,
2010:77).
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan tahap-tahap proses
analisis dengan menggunakan analisis diskriminan untuk dua kelompok.
Untuk mempermudah, analisis data dilakukan dengan bantuan software
SPSS.
a. Tujuan Dari Analisis Diskriminan
Analisis ini secara umum bertujuan untuk (Santoso, 2012:156):
1) Mengetahui apakah ada perbedaan yang jelas antar grup pada
variabel dependent (terikat),
2) Jika ada perbedaan selanjutnya menentukan variabel
independen (bebas) manakah pada fungsi diskriminan yang
membuat perbedaan tersebut,
3) Membuat Fungsi atau Model Diskriminan yang pada dasarnya
mirip dengan persamaan regresi,
4) Melakukan klasifikasi terhadap objek, apakah suatu objek
termasuk pada grup 1 atau grup 2, atau lainnya.
b. Proses Dasar dari Analisis Diskriminan
Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam analisis diskriminan
adalah (Ghazali (2009:226).
1) Mengidentifikasi data yang hilang
65
Analysis Case Processing Summary, tabel yang menyatakan
bahwa semua responden (jumlah kasus atau baris SPSS)
semuanya valid (sah) untuk diproses dan agar dapat mengetahui
data yang hilang (missing).
2) Penilaian signifikansi variabel diskriminan melalui nilai rata-
rata
Tabel Group Statistics digunakan untuk menilai signifikansi
yang dilihat dari nilai rata-rata (mean) setiap variabel produk.
Semakin tinggi nilai mean, semakin positif (baik) penilaian
responden terhadap produk yang diteliti.
3) Menguji homogenitas varian data
Tabel Box’s M digunakan untuk mengetahui apakah suatu data
memiliki homogenitas varian data antara kategori 0 (Canon) dan
kategori 1 (Nikon).
4) Mengidentifikasi variabel diskriminan secara parsial
Tabel Test of Equality of Group Means digunakan untuk
mengetahui perbedaan atau persamaan variabel diskriminan
secara parsial. Jika nilai Wilks’Lambda mendekati angka 0 dan
nilai signifikansi < 0,05, maka terdapat perbedaan variabel
independen antara kedua produk secara parsial. Sedangkan jika
nilai Wilks’Lambda mendekati angka 1 dan nilai signifikansi >
0,05, maka tidak terdapat perbedaan variabel independen antara
kedua produk secara parsial
66
5) Menjelaskan perbedaan variabel diskriminan secara simultan.
Tabel Wilk’s Lambda digunakan untuk mengetahui perbedaan
atau persamaan variabel diskriminan secara simultan. Jika nilai
Wilks’Lambda mendekati angka 0 dan nilai signifikansi < 0,05,
maka terdapat perbedaan variabel diskriminan antara kedua
produk secara simultan. Sedangkan jika nilai Wilks’Lambda
mendekati angka 1 dan nilai signifikansi > 0,05, maka tidak
terdapat perbedaan variabel diskriminan antara kedua produk
secara simultan.
6) Menguji kemampuan variabel independen dalam menjelaskan
variabel dependen.
Pada tabel Eigenvalues terdapat nilai Canonical correlation
yang digunakan untuk mengukur kemampuan variabel
independen dalam menjelaskan variabel dependen. Nilai
tersebut dikatakan baik jika > 0,05.
7) Membuat Persamaan Fungsi Diskriminan.
Tabel Canonical Discriminant Function Coefficient digunakan
untuk membentuk persamaan fungsi diskriminan. Variabel
dengan nilai koefisien yang positif setiap mengalami kenaikan
akan menaikan discriminant powernya sehingga dapat
menimbulkan perbedaan.
8) Mengelompokan klasifikasi responden ke dalam 2 region
67
Pada tabel Function at Group Centroids terdapat nilai rata-rata
skor diskriminan (centroid) yang digunkan sebagai patokan
mengelompokan objek ke dalam 2 region dengan menggunakan
rumus yang disebut critical cutting score. Pengelompokan ini
dilakukan untuk melihat apakah terdapat miss klasifikasi pada
responden penelitian.
9) Ketepatan dalam memprediksi
Tabel Classification Result digunakan untuk mengukur angka
ketepatan prediksi dari model diskriminan. pada umumnya
ketepatan di atas 50% dianggap memadai. Selain itu terdapat
pula cara mengukur ketepatan prediksi dengan The Hit Ratio.
The Hit Ratio adalah persentase ketepatan pengklasifikasian
suatu objek.
68
E. Operasional Variabel
Tabel 3.2
Operasional Variabel
Variabel Indikator Skala
Brand Awareness
(Yoo dkk,
2000:203)
1. Konsumen mengetahui seperti apa
merek X
2. Konsumen dapat mengenali merek
X diantara merek pesaing.
3. Konsumen dapat mengingat
langsung merek X
4. Konsumen dapat dengan cepat
mengingat ciri merek X
5. Konsumen dapat dengan cepat
mengingat logo atau simbol merek
X
6. Konsumen dapat dengan mudah
membayangkan merek X di
benaknya
Likert
69
Variabel Indikator Skala
Brand Association
(Durianto dkk,
2004:70)
1. Atribut produk
2. Atribut tak berwujud
3. Manfaat bagi pelanggan
4. Harga relatif
5. Penggunaan
6. Pelanggan
7. Orang terkenal
8. Gaya hidup/kepribadian
9. Pesaing
Likert
Perceived Quality
(Durianto dkk,
2001:98)
1. Kinerja
2. Kemudahan pelayanan
3. Daya Tahan
4. Kehandalan
Likert
Brand Loyalty
(Yoo dkk,
2000:203)
1. Konsumen membeli produk merek x
secara rutin
2. Konsumen berminat membeli
produk merek x lagi
Likert
70
Variabel
Brand Loyalty
(Yoo dkk,
2000:203)
Indikator
3. Merek x akan menjadi pilihan utama
konsumen
4. Konsumen merasa puas setelah
menggunakan produk merek x
5. Konsumen tidak akan membeli
merek lain jika merek x tersedia di
took
6. Konsumen akan merekomendasikan
merek x kepada orang lain
7. Konsumen tidak akan beralih ke
merek lain di lain waktu
8. Konsumen menganggap dirinya
loyal terhadap merek x
Skala
likert
71
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Sejarah Singkat Kamera Merek Canon
Kamera digital Canon dimulai dari kamera EOS DCS yang merupakan
kamera DSLR pertama buatan Canon. Kamera ini dirilis pada tahun 1995 dan
ditujukan untuk pemakai professional. Kemudian pada Juli 1996, Canon
meliris kamera kompak digital pertama yang ditunjukan untuk pengguna
secara umum yang dinamakan Power Shot 600 dengan media penyimpanan
CF. Dengan diluncurkannya PowerShot 600, ini menandakan bahwa Canon
sudah memulai era digitalnya.
Awal tahun 1990-an kamera digital canon mengalami perkembangan
lebih pesat dan lahirlah kamera digital canon tipe EOS DSC 3 pada Juli 1995.
Perkembangan EOS DCS 3 mengambil basis kamera EOS 1N dengan
pemakaian sensor gambar CCD (Charge-Coupled Device) high density
sebesar 1,3 MP. Tidak lama setelah kamera EOS DSC 3 diluncurkan, pada
bulan Desember 1995, EOS DSC 1 diluncurkan. Dengan ukuran gambar yang
lebih besar, yaitu 6 MP dengan kecepatan 0.6 fps. EOS DSC dijual dengan
harga 3,6 juta yen. Ditunjukan untuk fotografer yang membutuhkan kualitas
gambar tinggi.
72
Seiring perkembangan zaman, kamera digital Canon terus mengalami
perubahan yang dinamis baik dari segi fitur maupun bentuk kamera dan
lahirlah beberapa tipe kamera canon yang lebih canggih dengan fitur yang
lebih memudahkan para penggunanya.
Canon mencoba untuk mengulang kesuksesan mereka pada Canon EOS
Kiss 35mm film SLR, pada bulan September 2003 Canon meliris Canon EOS
Kiss digital (digital rebel untuk pasar Amerika dan tiga digit untuk pasar Asia
dan Eropa). Canon EOS Kiss Digital / 300D ditunjukan untuk pengguna
pemula. Dengan sensor APS-C CMOS 6 MP dan kecepatan 2.5fps. Canon
EOS Kiss mampu menyerap pasar dengan sangat baik.
Berikut adalah beberapa pengembangan dari Canon EOS Kiss, dengan
kesuksesan Canon EOS 50D dipasaran, pada November 2008 Canon kembali
meliris Canon EOS 5D Mark II dengan peningkatan pada jumlah pixel
menjadi 21 MP dan kecepatan 3.9 fps, diharapkan Canon EOS 5D Mark II
dapat menuai kesuksesan yang sama dengan pendahulunya.
Sampai saat ini, kamera digital canon terus mengalami pembaharuan
baik dari segi teknologi maupun dari segi harga. Jika menginginkan kamera
digital murah dengan memiliki fitur dan kualitas gambar yang baik, ada
baiknya Anda beralih ke kamera digital Canon berbentuk pocket/ kamera
saku. Selain harganya terjangkau teknologi kamera digital tersebut cukup baik
dan menghasilkan kualitas gambar yang baik pula.
73
2. Sejarah Singkat Kamera Merek Nikon
Nikon Corporation adalah sebuah perusahaan Jepang mengkhususkan
dalam bidang optik dan gambar. Produknya termasuk kamera, teropong,
mikroskop dan alat pengukur. Perusahaan ini didirikan pada 1917 sebagai
Nihon (Nippon) Kōgaku Kōgyō (日本光學工業株式會社); kemud ian
berganti nama menjadi (株式会社ニコン), atas nama kameranya, pada 1988.
Pada 2002, ia memiliki 14.000 tenaga kerja.
Nikon adalah salah satu dari perusahaan Mitsubishi.
Produk terkenalnya adalah lensa kamera Nikkor, kamera dalam air Nikonos,
kamera profesional seri Nikon F, dan digital kamera Nikon seri-D.
Saingan utama Nikon adalah Canon, Minolta, Leica, Pentax, dan Olympus.
Nikon Corporation didirikan pada 25 Juli 1917 ketika tiga produsen
optik terkemuka bergabung untuk membentuk sebuah perusahaan
komprehensif optik terintegrasi yang dikenal sebagai Nippon Kogaku Tōkyō
Selama enam puluh tahun berikutnya, perusahaan ini berkembang menjadi
produsen lensa optik (termasuk untuk kamera Canon pertama) dan peralatan
yang digunakan dalam kamera, teropong, mikroskop dan peralatan inspeksi.
Selama Perang Dunia II perusahaan tumbuh ke sembilan belas pabrik dan
23.000 karyawan, penyediaan barang-barang seperti teropong, lensa,
pemandangan bom dan periskop militer Jepang.
74
B. Pembahasan Hasil Kuesioner
1. Uji Validitas dan Reliabilitas
Kuesioner dalam penelitian ini dibagi dalam empat variabel utama, yaitu
brand awareness (X1) dengan 6 butir pernyataan, brand association (X2)
dengan 9 butir pernyataan, perceived quality (X3) dengan 4 butir pernyataan
dan brand loyalty (X4) dengan 8 butir pernyataan. Jadi, jumlah pernyataan
dalam kuesioner sebanyak 27 butir pernyataan dengan jumlah responden
sebanyak 60 responden.
Sebelum kuesioner disebar kepada 60 orang responden, penulis lebih
dahulu melakukan try out kepada 30 orang responden dengan memberikan 27
butir pernyataan yang dibagi menjadi empat variable utama yaitu brand
awareness, brand association, perceived quality dan brand loyalty untuk
menguji validitas dan reliabilitas dari seluruh pernyataan tersebut
75
Tabel 4.1 Hasil Uji Coba Kuesioner Untuk Validitas
Item Pernyataan Corrected Item-Total Correlation Keterangan
Brand Awareness (X1)
X1.1 0,754 Valid
X1.2 0,516 Valid
X1.3 0,475 Valid
X1.4 0,519 Valid
X1.5 0.456 Valid
X1.6 0.468 Valid
Brand association (X2)
X2.1 0,542 Valid
X2.2 0,371 Valid
X2.3 0.459 Valid
X2.4 0,635 Valid
X2.5 0,358 Valid
X2.6 0,622 Valid
X2.7 0.355 Valid
X2.8 0,421 Valid
X2.9 0,611 Valid
Perceived Quality (X3)
X3.1 0,738 Valid
76
Sumber : Data primer yang diolah, 2014
Hasil data try out menunjukkan bahwa dari 27 butir pernyataan yang
diberikan kepada 30 responden memiliki nilai Corrected Item-Total
Correlation lebih besar dari nilai 0,30 yang berarti semua butir pernyataan
dinyatakan valid (Sugiyono, 2011:142).
Item Pernyataan Corrected Item-Total Correlation Keterangan
X3.2 0,361 Valid
X3.3 0,717 Valid
X3.4 0,679 Valid
Item Pernyataan Corrected Item-Total Correlation Keterangan
Brand Loyalty (X4)
X4.1 0,671 Valid
X4.2 0,525 Valid
X4.3 0,706 Valid
X4.4 0,528 Valid
X4.5 0,607 Valid
X4.6 0,708 Valid
X4.7 0,467 Valid
X4.8 0,759 Valid
77
Tabel 4.2 Hasil Uji Coba Kuesioner untuk Reliabilitas
No Variabel Cronbach's Alpha Keterangan
1. Brand Awareness 0,775 Reliabel
2. Brand association 0,782 Reliabel
3. Perceived Quality 0,658 Reliabel
4. Brand Loyalty 0,809 Reliabel
Sumber : Data primer yang diolah, 2014
Hasil uji reliabilitas tersebut menunjukkan bahwa tiga variabel
mempunyai koefisien Cronbach Alpha yang cukup besar yaitu di atas 0,60
sehingga dapat dikatakan semua konsep pengukur masing-masing variabel
dari kuesioner adalah reliabel yang berarti bahwa kuesioner yang digunakan
dalam penelitian ini merupakan kuesioner yang handal.
2. Karakteristik dan Data Responden
Dalam pembahasan kali ini akan dijelaskan tentang gambaran responden
untuk mendukung dan melengkapi hasil analisis data. Responden dalam
penelitian ini adalah konsumen kamera merek canon dan kamera merek nikon
yang berjumlah 60 responden pada unit kegiatan mahasiswa fotografi di
Jakarta. Responden terbagi ke dalam 2 kelompok responden, yakni 30
responden pengguna kamera canon dan 30 responden kamera merek nikon.
Adapun gambaran responden penelitian dari semua sampel yang merupakan
78
pengguna kamera merek canon dan nikon pada unit kegiatan mahasiswa
fotografi di Jakarta
Karakteristik dan data responden dari responden sebagai obyek
penelitian tersebut satu per satu dapat diuraikan seperti pada bagian berikut:
a) Karakteristik dan Data Responden Kamera Canon
1) Jenis Kelamin Responden Kamera DSLR Canon
Berdasarkan hasil kuesioner penelitian yang dilakukan, diperoleh
gambaran tentang jenis kelamin dari responden yang dapat dilihat pada
tabel 4.3 sebagai berikut :
Tabel 4.3 Karakteristik Responden Kamera DSLR Canon Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah
Pria 19 orang
Wanita 11 orang
Jumlah 30 orang
Sumber : Data primer yang diolah, 2014
Tabel 4.3 menunjukkan bahwa responden dengan jenis kelamin
pria lebih banyak dari pada responden dengan jenis kelamin wanita.
Responden dengan jenis kelamin wanita sebanyak 11 orang dan
responden dengan jenis kelamin pria sebanyak 19 orang.
2) Usia Responden Kamera DSLR Canon
Berdasarkan hasil kuesioner penelitian yang dilakukan,
diperoleh gambaran tentang usia dari responden yang dapat
79
dilihat pada tabel 4.4 sebagai berikut :
Tabel 4.4
Karakteristik Responden Kamera Dslr Canon
Usia Jumlah
20 tahun 7 orang
21 tahun 4 orang
22 tahun 9 orang
23 tahun 10 orang
Total 30 orang
Sumber : Data primer yang diolah, 2014
Tabel 4.4 menunjukan bahwa total responden dengan usia
20 tahun sebanyak 7 orang, usia 21 tahun sebanyak 4 orang, usia
22 tahun sebanyak 9 orang, usia 23 tahun sebanyak 10 orang, dan
jumlah terbanyak adalah responden dengan usia 23 tahun dengan
jumlah 10 orang.
3) Asal Klub Fotografi dan Perguruan Tinggi
Berdasarkan hasil kuesioner penelitian yang dilakukan,
diperoleh gambaran tentang asal klub dan perguruan tingi
dari responden yang dapat dilihat pada tabel 4.5 sebagai berikut :
80
Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Perguruan Tinggi dan Klub Fotografi
Perguruan Tinggi Klub Jumlah
Universitas Pancasila Photo UP 2 orang
Kampus Inter Studi Jepret 1 orang
Universitas Negeri Jakarta KMPF 3 orang
Universita Islam Negeri Jakarta Kalacitra 6 orang
Kampus ISIP Kapak 0 orang
Universitas Gunadarma SNAP 3 orang
Universitas Sahid Dua Mata 2 orang
Universitas Moestopo Telefikom 0 orang
Universitas Nasional Wreta Aksaara 3 orang
Universitas Uhamka I Fotografi 3 orang
Bina Sarana Informatika Impra 3 orang
Universitas Mercubuana FPC 3 orang
STMT Trisakti Hotlens 1 orang
Total 30 orang
Sumber : Data primer yang diolah, 2014
b) Karakteristik dan Data Responden Kamera Nikon
1) Jenis Kelamin Responden Kamera DSLR Nikon
Berdasarkan hasil kuesioner penelitian yang dilakukan, diperoleh
gambaran tentang jenis kelamin dari responden yang dapat dilihat pada
tabel 4.6 sebagai berikut :
81
Tabel 4.6 Karakteristik Responden Kamera Nikon Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah
Pria 21 orang
Wanita 9 orang
Jumlah 30 orang
Sumber : Data primer yang diolah, 2014
Tabel 4.6 menunjukkan bahwa responden dengan jenis kelamin
pria lebih banyak dari pada responden dengan jenis kelamin wanita.
Responden dengan jenis kelamin pria sebanyak 21 orang dan
responden dengan jenis kelamin wanita sebanyak 9 orang.
2) Usia Responden Kamera DSLR Nikon
Berdasarkan hasil kuesioner penelitian yang dilakukan,
diperoleh gambaran tentang usia dari responden yang dapat
dilihat pada tabel 4.7 sebagai berikut :
Tabel 4.7 Karakteristik Responden Kamera DSLR Nikon Berdasarkan Usia
Usia Jumlah
20 tahun 5 orang
21 tahun 5 orang
22 tahun 12 orang
23 tahun 8 orang
Total 30 orang
82
Sumber : Data primer yang diolah, 2014
Tabel 4.7 menunjukan bahwa total responden dengan usia
20 tahun sebanyak 5 orang, usia 21 tahun sebanyak 5 orang, usia
22 tahun sebanyak 12 orang, usia 23 tahun sebanyak 8 orang, dan
jumlah terbanyak adalah responden dengan usia 22 tahun dengan
jumlah 12 orang.
3) Asal Klub Fotografi dan Perguruan Tinggi
Berdasarkan hasil kuesioner penelitian yang dilakukan,
diperoleh gambaran tentang asal klub fotografi dan perguruan
tingi dari responden yang dapat dilihat pada tabel 4.8 sebagai
berikut :
83
Tabel 4.8 Karakteristik Responden Berdasarkan Perguruan Tinggi dan Klub
Sumber : Data primer yang diolah, 2014
Perguruan Tinggi Klub Jumlah
Universitas Pancasila Photo UP 5 orang
Kampus Inter Studi Jepret 1 orang
Universitas Negeri Jakarta KMPF 0 orang
Universita Islam Negeri Jakarta Kalacitra 4 orang
Kampus ISIP Kapak 3 orang
Universitas Gunadarma SNAP 3 orang
Universitas Sahid Dua Mata 1 orang
Universitas Moestopo Telefikom 2 orang
Universitas Nasional Wreta Aksaara 0 orang
Universitas Uhamka I Fotografi 5 orang
Bina Sarana Informatika Impra 2 orang
Universitas Mercubuana FPC 2 orang
STMT Trisakti Hotlens 2 orang
Total 30 orang
84
C. Pembahasan dan Analisis Data
1. Analisis Deskriptif
Dari karakteristik responden yang sudah diketahui, selanjutnya
peneliti akan menganalisis jawaban dari kuesioner yang telah dibagikan
kepada 60 responden yang merupakan sampel penelitian, yaitu responden
yang menggunakan kamera DSLR merek Canon dan Nikon.
Analisis meliputi butir-butir pernyataan kuesioner yang merupakan
indikator dari variabel-variabel yang diteliti sebagai berikut:
a) Deskriptif Variabel Brand Awareness
Jawaban responden mengenai variabel kesadaran merek adalah
sebagai berikut:
Tabel 4.9 Saya Mengetahui Seperti Apa Merek Kamera yang Saya Gunakan Saat ini
Frequency Percent
Ragu-ragu (R) 1 3,3
Setuju (S) 22 73,3
Sangat Setuju (SS) 7 23,3
Total 30 100
Sumber : Data primer yang diolah, 2014
Tabel 4.9 di atas menjelaskan bahwa 1 responden atau 3,3%
menyatakan ragu-ragu, 22 responden atau 73,3% menyatakan setuju, dan
7 responden atau 23,3% menyatakan sangat setuju terhadap pernyataan
saya mengetahui seperti apa merek kamera yang saya gunakan saat ini.
85
Tabel 4.10 Saya Mengetahui Seperti Apa Merek Kamera yang Saya Gunakan Saat ini
Frequency Percent
Setuju (S) 21 70
Sangat Setuju (SS) 9 30
Total 30 100
Sumber : Data primer yang diolah, 2014
Tabel 4.10 di atas menjelaskan bahwa 21 responden atau 70%
menyatakan setuju, dan 9 responden atau 30% menyatakan sangat setuju
terhadap pernyataan saya mengetahui seperti apa merek kamera yang saya
gunakan saat ini.
Tabel 4.11 Saya Dapat Mengenali Kamera Canon
Diantara Merek Pesaing
Frequency Percent
Ragu-ragu (R) 3 10,0
Setuju (S) 18 60,0
Sangat Setuju (SS) 9 30,0
Total 30 100
Sumber : Data primer yang diolah, 2014
Tabel 4.11 di atas menjelaskan bahwa 3 responden atau 10%
menyatakan ragu-ragu, 18 responden atau 60% menyatakan setuju, dan 9
responden atau 30% menyatakan sangat setuju terhadap pernyataan saya
dapat mengenali merek kamera DSLR Canon diantara merek pesaing.
86
Tabel 4.12 Saya Dapat Mengenali Merek Kamera DSLR Nikon
Diantara Merek Pesaing
Frequency Percent
Ragu-ragu (R) 1 3,3
Setuju (S) 24 80,0
Sangat Setuju (SS) 5 16,7
Total 30 100
Sumber : Data primer yang diolah, 2014
Tabel 4.12 di atas menjelaskan bahwa 1 responden atau 3,3%
menyatakan ragu-ragu, 24 responden atau 80% menyatakan setuju, dan 5
responden atau 16,7% menyatakan sangat setuju terhadap pernyataan saya
dapat mengenali merek Kamera Niko diantara merek pesaing.
Tabel 4.13 Saya Dapat Mengingat Langsung Merek Kamera yang
Saya Gunakan Tanpa Melihat Produknya
Frequency Percent
Tidak setuju (TS) 1 3,3
Ragu-ragu (R) 6 20,0
Setuju (S) 12 40,0
Sangat Setuju (SS) 11 36,7
Total 30 100
Sumber : Data primer yang diolah, 2014
Tabel 4.13 di atas menjelaskan bahwa 1 responden atau 3,3%
menyatakan tidak setuju, 6 responden atau 20% menyatakan ragu-ragu, 12
87
responden atau 40% menyatakan setuju, dan 11 responden atau 36,7%
menyatakan sangat setuju terhadap pernyataan saya dapat mengingat
langsung merek Kamera yang saya gunakan tanpa melihat produknya.
Tabel 4.14 Saya Dapat Mengingat Langsung Merek Kamera yang
Saya Gunakan Tanpa Melihat Produknya
Frequency Percent
Ragu-ragu (R) 3 10,0
Setuju (S) 21 70,0
Sangat Setuju (SS) 6 20,0
Total 30 100
Sumber : Data primer yang diolah, 2014
Tabel 4.14 di atas menjelaskan bahwa 3 responden atau 10%
menyatakan ragu-ragu, 21 responden atau 70% menyatakan setuju, dan 6
responden atau 20% menyatakan sangat setuju terhadap pernyataan saya
dapat mengingat langsung merek Kamera yang saya gunakan tanpa melihat
produknya
88
Tabel 4.15 Saya Dapat Mengingat Dengan Cepat Ciri Merek
Kamera DSLR Canon
Frequency Percent
Tidak setuju (TS) 2 6,6
Ragu-ragu (R) 9 30,0
Setuju (S) 13 43,3
Sangat Setuju (SS) 6 20,0
Total 30 100
Sumber : Data primer yang diolah, 2014
Tabel 4.15 di atas menjelaskan bahwa 2 responden atau 6,6%
menyatakan tidak setuju, 9 responden atau 30% menyatakan ragu-ragu, 13
responden atau 43,3% menyatakan setuju, dan 6 responden atau 20%
menyatakan sangat setuju terhadap pernyataan saya dapat mengingat
dengan cepat ciri merek Kamera Canon.
Tabel 4.16 Saya Dapat Mengingat Dengan Cepat Ciri Kamera DSLR Nikon
Frequency Percent
Ragu-ragu (R) 6 20
Setuju (S) 20 66,6
Sangat Setuju (SS) 4 13,3
Total 30 100
Sumber : Data primer yang diolah, 2014
89
Tabel 4.16 di atas menjelaskan bahwa 6 responden atau 20%
menyatakan ragu-ragu, 20 responden atau 66,6% menyatakan setuju, dan 4
responden atau 13,3% menyatakan sangat setuju terhadap pernyataan saya
dapat mengingat dengan cepat ciri Kamera DSLR Nikon.
Tabel 4.17 Saya Dapat Mengingat Dengan Cepat Logo atau Simbol
Kamera DSLR Canon
Frequency Percent
Tidak setuju (TS) 1 3,3
Ragu-ragu (R) 3 10
Setuju (S) 15 50,0
Sangat Setuju (SS) 11 36,7
Total 30 100
Sumber : Data primer yang diolah, 2014
Tabel 4.17 di atas menjelaskan bahwa 1 responden atau 3,3%
menyatakan tidak setuju, 3 responden atau 10% menyatakan ragu-ragu, 15
responden atau 50% menyatakan setuju, dan 11 responden atau 36,7%
menyatakan sangat setuju terhadap pernyataan saya dapat mengingat
dengan cepat logo atau simbol kamera DSLR Canon.
Tabel 4.18 Saya Dapat Mengingat Dengan Cepat Logo
atau Simbol Kamera DSLR Nikon
Frequency Percent
Ragu-ragu (R) 6 20,0
90
Setuju (S) 20 66,7
Sangat Setuju (SS) 4 13,3
Total 30 100
Sumber : Data primer yang diolah, 2014
Tabel 4.18 di atas menjelaskan bahwa 6 responden atau 20%
menyatakan ragu-ragu, 20 responden atau 66,7% menyatakan setuju, dan 4
responden atau 13,3% menyatakan sangat setuju terhadap pernyataan saya
dapat mengingat dengan cepat logo atau simbol Kamera DSLR Nikon
Tabel 4.19 Saya Dapat dengan Mudah Membayangkan Merek Kamera
yang Saya Gunakan di Benak Saya
Frequency Percent
Tidak setuju (TS) 2 6,7
Ragu-ragu (R) 2 6,7
Setuju (S) 17 56,7
Sangat Setuju (SS) 9 30
Total 30 100
Sumber : Data primer yang diolah, 2014
Tabel 4.19 di atas menjelaskan bahwa 1 responden atau 3,3%
menyatakan sangat tidak setuju, 2 responden atau 6,7% menyatakan tidak
setuju, 2 responden atau 6,7% menyatakan ragu-ragu, 17 responden atau
56,7% menyatakan setuju, dan 9 responden atau 30% menyatakan sangat
setuju terhadap pernyataan saya dapat dengan mudah membayangkan
merek kamera yang saat ini saya gunakan di benak saya.
91
Tabel 4.20 Saya Dapat dengan Mudah Membayangkan Merek Kamera
yang Saya Gunakan di Benak Saya
Frequency Percent
Ragu-ragu (R) 2 6,7
Setuju (S) 24 80,0
Sangat Setuju (SS) 4 13,3
Total 30 100
Sumber : Data primer yang diolah, 2014
Tabel 4.20 di atas menjelaskan bahwa 2 responden atau 6,7%
menyatakan ragu-ragu, 24 responden atau 80% menyatakan setuju, dan 4
responden atau 13,3% menyatakan sangat setuju terhadap pernyataan saya
dapat dengan mudah membayangkan merek kamera yang saat ini saya
gunakan di benak saya.
b) Deskriptif Variabel Asosiasi Merek
Jawaban responden mengenai variabel asosiasi merek adalah sebagai berikut:
Tabel 4.21 Kamera yang Saya Gunakan Memiliki Fitur yang Lengkap
Frequency Percent
Ragu-ragu (R) 9 30
Setuju (S) 17 56,7
Sangat Setuju (SS) 4 13,3
92
Total 30 100
Sumber : Data primer yang diolah, 2014
Tabel 4.21 di atas menjelaskan bahwa 9 responden atau 30%
menyatakan ragu-ragu, 17 responden atau 56,7% menyatakan setuju, dan 4
responden atau 13,3% menyatakan sangat setuju terhadap pernyataan
kamera yang saya gunakan memiliki fitur yang lengkap.
Tabel 4.22 Kamera yang Saya Gunakan Memiliki Fitur yang Lengkap
Frequency Percent
Ragu-ragu (R) 6 20,0
Setuju (S) 13 43,3
Sangat Setuju (SS) 11 36,6
Total 30 100
Sumber : Data primer yang diolah, 2014
Tabel 4.22 di atas menjelaskan bahwa 6 responden atau 20%
menyatakan ragu-ragu, 13 responden atau 43,3% menyatakan setuju, dan
11 responden atau 36,6% menyatakan sangat setuju terhadap pernyataan
kamera yang saya gunakan memiliki fitur yang lengkap
Tabel 4.23 Kamera yang Saat Ini Saya Gunakan di Produksi dengan Teknologi
Canggih
Frequency Percent
Ragu-ragu (R) 9 30,0
Setuju (S) 18 60,0
93
Sangat Setuju (SS) 3 10,0
Total 30 100
Sumber : Data primer yang diolah, 2014
Tabel 4.23 di atas menjelaskan bahwa 9 responden atau 30%
menyatakan ragu-ragu, 18 responden atau 60% menyatakan setuju, dan 3
responden atau 10% menyatakan sangat setuju terhadap pernyataan kamera
yang saat ini saya gunakan diproduksi dengan teknolgi canggi
Tabel 4.24 Kamera yang Saat Ini Saya Gunakan di Produksi dengan Teknologi
Canggih
Frequency Percent
Setuju (S) 20 66,6
Sangat Setuju (SS) 10 33,3
Total 30 100
Sumber : Data primer yang diolah, 2014
Tabel 4.24 di atas menjelaskan bahwa 20 responden atau 66,7%
menyatakan setuju, dan 7 responden atau 33,3% menyatakan sangat setuju
terhadap pernyataan kamera yang saat ini saya gunakan diproduksi dengan
teknolgi canggih.
Tabel 4.25 Kamera DSLR Canon dapat Mengabadikan Momen-Momen Penting
Frequency Percent
Ragu-ragu (R) 3 10
Setuju (S) 24 80
94
Sangat Setuju (SS) 3 10
Total 30 100
Sumber : Data primer yang diolah, 2014
Tabel 4.25 di atas menjelaskan bahwa 3 responden atau 10%
menyatakan ragu-ragu, 24 responden atau 80% menyatakan setuju, dan 3
responden atau 10% menyatakan sangat setuju terhadap pernyataan kamera
Canon dapat mengabadikan momen-momen penting
Tabel 4.26 Kamera DSLR Nikon dapat Mengabadikan Momen-Momen Penting
Frequency Percent
Tidak setuju (TS) 1 3,3
Ragu-ragu (R) 7 23,3
Setuju (S) 18 60,0
Sangat Setuju (SS) 4 13,3
Total 30 100
Sumber : Data primer yang diolah, 2014
Tabel 4.26 di atas menjelaskan bahwa 1 responden atau 3,3%
menyatakan tidak setuju, 7 responden atau 23,3% menyatakan ragu-ragu,
18 responden atau 60% menyatakan setuju, dan 4 responden atau 13,3%
menyatakan sangat setuju terhadap pernyataan Kamera Canon dapat
Mengabadikan Momen-Momen Penting
Tabel 4.27 Kamera yang Saat Ini Saya Gunakan Memiliki Harga yang Mahal
95
Sumber : Data primer yang diolah, 2014
Tabel 4.27 di atas menjelaskan bahwa 5 responden atau 16,7%
menyatakan tidak setuju, 7 responden atau 23,3% menyatakan ragu-ragu,
14 responden atau 46,7% menyatakan setuju, dan 4 responden atau 13,3%
menyatakan sangat setuju terhadap pernyataan kamera yang saya gunakan
memiliki harga yang mahal.
Tabel 4.28 Kamera yang Saat Ini Saya Gunakan Memiliki Harga yang Mahal
Frequency Percent
Tidak Setuju (TS) 5 16,7
Ragu-ragu (R) 6 20,0
Setuju (S) 13 43,3
Sangat Setuju (SS) 6 20,0
Total 30 100
Sumber : Data primer yang diolah, 2014
Tabel 4.28 di atas menjelaskan bahwa 5 responden atau 16,7%
menyatakan tidak setuju, 6 responden atau 20% menyatakan ragu-ragu, 13
responden atau 43,3% menyatakan setuju, dan 6 responden atau 20%
Frequency Percent
Tidak Setuju (TS) 5 16,7
Ragu-ragu (R) 7 23,3
Setuju (S) 14 46,7
Sangat Setuju (SS) 4 13,3
Total 30 100
96
menyatakan sangat setuju terhadap pernyataan kamera yang saya gunakan
memiliki harga yang mahal.
Tabel 4.29 Kamera yang Saya Gunakan Biasanya di Gunakan Untuk
Kepentingan Komersial
Frequency Percent
Ragu-ragu (R) 2 6,7
Setuju (S) 21 70,0
Sangat Setuju (SS) 7 23,3
Total 30 100
Sumber : Data primer yang diolah, 2014
Tabel 4.29 di atas menjelaskan bahwa 2 responden atau 6,7%
menyatakan ragu-ragu, 21 responden atau 70% menyatakan setuju, dan 7
responden atau 23,3% menyatakan sangat setuju terhadap pernyataan kamera
yang saya gunakan biasanya digunakan untuk kepentingan komersial.
Tabel 4.30 Kamera yang Saya Gunakan Biasanya di Gunakan Untuk
Kepentingan Komersial
Frequency Percent
Setuju (S) 13 43,3
Sangat Setuju (SS) 17 56,7
Total 30 100
Sumber : Data primer yang diolah, 2014
Tabel 4.30 di atas menjelaskan bahwa 13 responden atau 43,3%
menyatakan setuju, dan 17 responden atau 56,7% menyatakan sangat setuju
97
terhadap pernyataan kamera yang saya gunakan biasanya digunakan untuk
kepentingan komersial.
Tabel 4.31 Kamera yang Saya Gunakan Dapat di Gunakan Semua Umur
Frequency Percent
Sangat Tidak Setuju (STS) 1 3,3
Tidak Setuju (TS) 6 20,0
Ragu-ragu (R) 15 50,0
Setuju (S) 7 23,3
Sangat Setuju (SS) 1 3,3
Total 30 100
Sumber : Data primer yang diolah, 2014
Tabel 4.31 di atas menjelaskan bahwa 1 responden atau 3,3%
menyatakan sangat tidak setuju, 6 responden atau 20% menyatakan tidak
setuju, 15 responden atau 50% menyatakan ragu-ragu, 7 responden atau
23,3% menyatakan setuju, dan 1 responden atau 3,3% menyatakan sangat
setuju terhadap pernyataan Kamera yang saya gunakan dapat digunakan
semua umur.
Tabel 4.32 Kamera yang Saya Gunakan Dapat di Gunakan Semua Umur
Frequency Percent
Sangat Tidak Setuju (STS) 1 3,3
Tidak Setuju (TS) 5 16,7
98
Ragu-ragu (R) 8 26,7
Setuju (S) 7 23,3
Sangat Setuju (SS) 9 30,0
Total 30 100
Sumber : Data primer yang diolah, 2014
Tabel 4.32 di atas menjelaskan bahwa 1 responden atau 3,3%
menyatakan sangat tidak setuju, 5 responden atau 16,7% menyatakan tidak
setuju, 8 responden atau 26,7% menyatakan ragu-ragu, 7 responden atau
23,3% menyatakan setuju, dan 9 responden atau 30% menyatakan sangat
setuju terhadap pernyataan Kamera yang saya gunakan dapat digunakan
semua umur.
Tabel 4.33 Kamera yang Saya Gunakan Merupakan Kamera yang di Gunakan
Selebritis.
Frequency Percent
Setuju (S) 26 86,7
Sangat Setuju (SS) 4 13,3
Total 30 100
Sumber : Data primer yang diolah, 2014
Tabel 4.33 di atas menjelaskan bahwa 26 responden atau 86,7%
menyatakan setuju, dan 4 responden atau 13,3% menyatakan sangat setuju
terhadap pernyataan kamera yang saya gunakan merupakan kamera yang
digunakan selebritis.
99
Tabel 4.34 Kamera yang Saya Gunakan Merupakan Kamera yang di Gunakan
Selebritis.
Frequency Percent
Setuju (S) 21 70,0
Sangat Setuju (SS) 9 30,0
Total 30 100
Sumber : Data primer yang diolah, 2014
Tabel 4.34 di atas menjelaskan bahwa 21 responden atau 70%
menyatakan setuju, dan 9 responden atau 30% menyatakan sangat setuju
terhadap pernyataan kamera yang saya gunakan merupakan kamera yang
digunakan selebritis.
Tabel 4.35 Kamera yang Saat Ini Saya Gunakan Mencerminkan Kepribadian yang
Berani dan Kuat
Frequency Percent
Sangat Tidak Setuju (STS) 1 3,3
Tidak Setuju (TS) 6 20,0
Ragu-ragu (R) 11 36,7
Setuju (S) 12 40,0
Total 30 100
Sumber : Data primer yang diolah, 2014
Tabel 4.35 di atas menjelaskan bahwa 1 responden atau 3,3%
menyatakan sangat tidak setuju, 6 responden atau 20% menyatakan tidak
setuju, 11 responden atau 36,7% menyatakan ragu-ragu, dan 12 responden
100
atau 40% menyatakan setuju terhadap pernyataan kamera yang saat ini saya
gunakan mencerminkan kepribadian yang berani dan kuat.
Tabel 4.36 Kamera yang Saat Ini Saya Gunakan Mencerminkan Kepribadian yang
Berani dan Kuat
Frequency Percent
Tidak Setuju (TS) 1 3,3
Ragu-ragu (R) 15 50
Setuju (S) 13 43,3
Sangat Setuju (SS) 1 3,3
Total 30 100
Sumber : Data primer yang diolah, 2014
Tabel 4.36 di atas menjelaskan bahwa 1 responden atau 3,3%
menyatakan tidak setuju, 15 responden atau 50% menyatakan ragu-ragu, 13
responden atau 43,3% menyatakan setuju, dan 1 responden atau 3,3%
menyatakan sangat setuju terhadap pernyataan kamera yang saat ini saya
gunakan mencerminkan kepribadian yang berani dan kuat.
Tabel 4.37 Kamera yang Saya Gunakan Lebih Baik dari Merek Lain
Frequency Percent
Tidak Setuju (TS) 4 13,3
Ragu-ragu (R) 18 60,0
Setuju (S) 8 26,7
Total 30 100
101
Sumber : Data primer yang diolah, 2014
Tabel 4.37 di atas menjelaskan bahwa 4 responden atau 13,3%
menyatakan tidak setuju, 18 responden atau 60% menyatakan ragu-ragu, dan
8 responden atau 26,7% menyatakan setuju terhadap pernyataan kamera
yang saya gunakan lebih baik dari merek lain.
Tabel 4.38 Kamera yang Saya Gunakan Lebih Baik dari Merek Lain
Frequency Percent
Tidak Setuju (TS) 1 3,3
Ragu-ragu (R) 14 46,7
Setuju (S) 10 33,3
Sangat Setuju (SS) 5 16,7
Total 30 100
Sumber : Data primer yang diolah, 2014
Tabel 4.44 di atas menjelaskan bahwa 1 responden atau 3,3%
menyatakan tidak setuju, 14 responden atau 46,7% menyatakan ragu-ragu,
dan 10 responden atau 33,3% menyatakan setuju, dan 5 responden atau
16,7% menyatakan sangat setuju terhadap pernyataan kamera yang saya
gunakan lebih baik dari merek lain.
c) Deskriptif Variabel Persepsi Kualitas
Jawaban responden mengenai variabel persepsi kualitas adalah
sebagai berikut:
102
Tabel 4.39 Kamera yang Saya Gunakan Memiliki Hasil dengan
Kualitas Foto yang Sangat Baik
Frequency Percent
Ragu-ragu (R) 5 16,7
Setuju (S) 15 50,0
Sangat Setuju (SS) 10 33,3
Total 30 100
Sumber : Data primer yang diolah, 2014
Tabel 4.39 di atas menjelaskan bahwa 5 responden atau 16,7%
menyatakan ragu-ragu, 15 responden atau 50% menyatakan setuju, dan 10
responden atau 33,3% menyatakan sangat setuju terhadap pernyataan kamera
yang saya gunakan memiliki hasil yang sangat baik.
Tabel 4.40 Kamera yang Saya Gunakan Memiliki Hasil dengan
Kualitas Foto yang Sangat Baik
Frequency Percent
Ragu-ragu (R) 3 10,0
Setuju (S) 14 46,7
Sangat Setuju (SS) 13 43,3
Total 30 100
Sumber : Data primer yang diolah, 2014
Tabel 4.40 di atas menjelaskan bahwa 3 responden atau 10%
menyatakan ragu-ragu, 14 responden atau 46,7% menyatakan setuju, dan 13
103
responden atau 43,3% menyatakan sangat setuju terhadap pernyataan kamera
yang saya gunakan memiliki hasil yang sangat baik.
Tabel 4.41 Kamera yang Saya Gunakan Memiliki Pelayanan Kerusakan disetiap Kota
Frequency Percent
Ragu-ragu (R) 1 3,3
Setuju (S) 21 70,0
Sangat Setuju (SS) 8 26,7
Total 30 100
Sumber : Data primer yang diolah, 2014
Tabel 4.41 di atas menjelaskan bahwa 1 responden atau 3,3%
menyatakan ragu-ragu, 21 responden atau 70% menyatakan setuju, dan 8
responden atau 26,7% menyatakan sangat setuju terhadap pernyataan kamera
yang saya gunakan memiliki pelayanan kerusakan disetiap kota.
Tabel 4.42 Kamera yang Saya Gunakan Memiliki Pelayanan Kerusakan disetiap Kota
Frequency Percent
Setuju (S) 24 80
Sangat Setuju (SS) 6 20
Total 30 100
Sumber : Data primer yang diolah, 2014
Tabel 4.42 di atas menjelaskan bahwa 24 responden atau 80%
menyatakan setuju, dan 6 responden atau 20% menyatakan sangat setuju
104
terhadap pernyataan kamera yang saya gunakan memiliki pelayanan
kerusakan disetiap kota.
Tabel 4.43 Kamera yang Saya Gunakan memiliki Daya Tahan yang Sangat Baik
Frequency Percent
Ragu-ragu (R) 2 6,7
Setuju (S) 16 53,3
Sangat Setuju (SS) 12 40
Total 30 100
Sumber : Data primer yang diolah, 2014
Tabel 4.43 di atas menjelaskan bahwa 2 responden atau 6,7%
menyatakan ragu-ragu, 16 responden atau 53,3% menyatakan setuju, dan 12
responden atau 40% menyatakan sangat setuju terhadap pernyataan kamera
yang saya gunakan memiliki daya tahan yang sangat baik.
Tabel 4.44 Kamera yang Saya Gunakan memiliki Daya Tahan yang Sangat Baik
Frequency Percent
Setuju (S) 18 60
Sangat Setuju (SS) 12 40
Total 30 100
Sumber : Data primer yang diolah, 2014
Tabel 4.44 di atas menjelaskan bahwa 18 responden atau 60%
menyatakan setuju, dan 12 responden atau 40% menyatakan sangat setuju
105
terhadap pernyataan kamera yang saya gunakan memiliki daya tahan yang
sangat baik
Tabel 4.45
Kamera yang Saya Gunakan Memiliki Fungsi yang Sangat Baik
Frequency Percent
Ragu-ragu (R) 3 10
Setuju (S) 14 46,7
Sangat Setuju (SS) 13 43,3
Total 30 100
Sumber : Data primer yang diolah, 2014
Tabel 4.45 di atas menjelaskan bahwa 13 responden atau 43,3%
menyatakan ragu-ragu, 14 responden atau 46,7% menyatakan setuju, dan 3
responden atau 10% menyatakan sangat setuju terhadap pernyataan kamera
yang saya gunakan memiliki fungsi yang sangat baik.
Tabel 4.46
Kamera yang Saya Gunakan Memiliki Fungsi yang Sangat Baik
Frequency Percent
Ragu-ragu (R) 4 13,3
Setuju (S) 18 60,0
Sangat Setuju (SS) 8 26,7
Total 30 100
Sumber : Data primer yang diolah, 2014
106
Tabel 4.46 di atas menjelaskan bahwa 4 responden atau 13,3%
menyatakan ragu-ragu, 18 responden atau 60% menyatakan setuju, dan 8
responden atau 26,7% menyatakan sangat setuju terhadap pernyataan kamera
yang saya gunakan memiliki fungsi yang sangat baik.
d) Deskriptif Variabel Brand Loyalty
Jawaban responden mengenai variabel loyalitas merek adalah sebagai
berikut:
Tabel 4.47 Saya Selalu Menggunakan Merek Kamera yang Sama Setiap Memotret
Frequency Percent
Ragu-ragu (R) 6 20,0
Setuju (S) 20 66,7
Sangat Setuju (SS) 4 13,3
Total 30 100
Sumber : Data primer yang diolah, 2014
Tabel 4.47 di atas menjelaskan bahwa 6 responden atau 20%
menyatakan ragu-ragu, 20 responden atau 66,7% menyatakan setuju, dan 4
responden atau 13,3% menyatakan sangat setuju terhadap pernyataan saya
selalu menggunakan merek kamera yang sama setiap memotret.
107
Tabel 4.48 Saya Selalu Menggunakan Merek Kamera yang Sama Setiap Memotret
Frequency Percent
Ragu-ragu (R) 1 3,3
Setuju (S) 19 63,3
Sangat Setuju (SS) 10 33,3
Total 30 100
Sumber : Data primer yang diolah, 2014
Tabel 4.48 di atas menjelaskan bahwa 1 responden atau 3,3%
menyatakan ragu-ragu, 19 responden atau 63,3% menyatakan setuju, dan 10
responden atau 33,3% menyatakan sangat setuju terhadap pernyataan saya
selalu menggunakan merek kamera yang sama setiap memotret.
Tabel 4.49 Saya Berniat Membeli Lagi Kamera yang Saat Ini Saya Gunakan
Frequency Percent
Tidak Setuju (TS) 1 3,3
Ragu-ragu (R) 7 23,3
Setuju (S) 20 66,7
Sangat Setuju (SS) 2 6,7
Total 30 100
Sumber : Data primer yang diolah, 2014
Tabel 4.49 di atas menjelaskan bahwa 1 responden atau 3,3%
menyatakan tidak setuju, 7 responden atau 23,3% menyatakan ragu-ragu, 20
responden atau 66,7% menyatakan setuju, dan 2 responden atau 6,7%
108
menyatakan sangat setuju terhadap pernyataan saya berniat membeli lagi
kamera yang saat ini saya gunakan.
Tabel 4.50 Saya Berniat Membeli Lagi Kamera yang Saat Ini Saya Gunakan
Frequency Percent
Setuju (S) 23 76,7
Sangat Setuju (SS) 7 23,3
Total 30 100
Sumber : Data primer yang diolah, 2014
Tabel 4.50 di atas menjelaskan bahwa 23 responden atau 76,7%
menyatakan setuju dan 7 responden atau 23,3% menyatakan sangat setuju
terhadap pernyataan saya berniat membeli lagi kamera yang saat ini saya
gunakan.
Tabel 4.51 Saya Menjadikan Merek Kamera yang Saya Gunakan
Sebagai Pilihan Utama
Frequency Percent
Tidak Setuju (TS) 7 23,3
Ragu-ragu (R) 14 46,7
Setuju (S) 7 23,3
Sangat Setuju (SS) 2 6,7
Total 30 100
Sumber : Data primer yang diolah, 2014
109
Tabel 4.51 di atas menjelaskan bahwa 7 responden atau 23,3%
menyatakan tidak setuju, 14 responden atau 46,7% menyatakan ragu-ragu, 7
responden atau 23,3% menyatakan setuju, dan 2 responden atau 6,7%
menyatakan sangat setuju terhadap pernyataan saya menjadikan merek
kamera yang saya gunakan sebagai pilihan utama.
Tabel 4.52 Saya Menjadikan Merek Kamera yang Saya Gunakan
Sebagai Pilihan Utama Frequency Percent
Tidak Setuju (TS) 2 6,7
Ragu-ragu (R) 6 20,0
Setuju (S) 18 60,0
Sangat Setuju (SS) 4 13,3
Total 30 100
Sumber : Data primer yang diolah, 2014
Tabel 4.52 di atas menjelaskan bahwa 2 responden atau 6,7%
menyatakan tidak setuju, 6 responden atau 20% menyatakan ragu-ragu, 18
responden atau 60% menyatakan setuju, dan 4 responden atau 13,3%
menyatakan sangat setuju terhadap pernyataan saya menjadikan merek
kamera yang saya gunakan sebagai pilihan utama..
Tabel 4.53 Saya Merasa Puas Setelah Menggunakan Merek Kamera
yang Saat ini Saya Gunakan Frequency Percent
Ragu-ragu (R) 9 30,0
110
Setuju (S) 17 56,7
Sangat Setuju (SS) 4 13,3
Total 30 100
Sumber : Data primer yang diolah, 2014
Tabel 4.53 di atas menjelaskan bahwa 9 responden atau 30%
menyatakan ragu-ragu, 17 responden atau 56,7% menyatakan setuju, dan 4
responden atau 13,3% menyatakan sangat setuju terhadap pernyataan saya
merasa puas dengan merek kamera yang saat ini saya gunakan.
Tabel 4.54 Saya Merasa Puas Setelah Menggunakan Merek Kamera
yang Saat ini Saya Gunakan Frequency Percent
Ragu-ragu (R) 5 16,7
Setuju (S) 21 70,0
Sangat Setuju (SS) 4 13,3
Total 30 100
Sumber : Data primer yang diolah, 2014
Tabel 4.54 di atas menjelaskan bahwa 5 responden atau 16,7%
menyatakan ragu-ragu, 21 responden atau 70% menyatakan setuju, dan 4
responden atau 13,3% menyatakan sangat setuju terhadap pernyataan saya
merasa puas dengan merek kamera yang saat ini saya gunakan.
111
Tabel 4.55 Saya Tidak Akan Membeli Merek Lain Jika Kamera
DSLR Canon Tersedia di Toko
Frequency Percent
Tidak Setuju (TS) 4 13,3
Ragu-ragu (R) 8 26,7
Setuju (S) 14 46.7
Sangat Setuju (SS) 4 13,3
Total 30 100
Sumber : Data primer yang diolah, 2014
Tabel 4.55 di atas menjelaskan bahwa 4 responden atau 13,3%
menyatakan tidak setuju, 8 responden atau 26,7% menyatakan ragu-ragu, 14
responden atau 45,7% menyatakan setuju, dan 4 responden atau 13,3%
menyatakan sangat setuju terhadap pernyataan saya tidak akan membeli
merek lain jika kamera DSLR Canon tersedia di toko
Tabel 4.56 Saya Tidak Akan Membeli Merek Lain Jika Kamera
DSLR Nikon Tersedia Di Toko
Frequency Percent
Tidak Setuju (TS) 1 3,3
Ragu-ragu (R) 6 20,0
Setuju (S) 17 56,7
Sangat Setuju (SS) 6 20,0
Total 30 100
Sumber : Data primer yang diolah, 2014
112
Tabel 4.56 di atas menjelaskan bahwa 1 responden atau 3,3%
menyatakan tidak setuju, 6 responden atau 20% menyatakan ragu-ragu, 17
responden atau 56,7% menyatakan setuju, dan 6 responden atau 20%
menyatakan sangat setuju terhadap pernyataan saya tidak akan membeli
merek lain jika Kamera DSLR Nikon tersedia di toko.
Tabel 4.57 Saya akan Merekomendasikan Merek yang Saya Gunakan
kepada Orang Lain
Frequency Percent
Tidak Setuju (TS) 2 6,7
Ragu-ragu (R) 15 50
Setuju (S) 12 40
Sangat Setuju (SS) 1 3,3
Total 30 100
Sumber : Data primer yang diolah, 2014
Tabel 4.57 di atas menjelaskan bahwa 2 responden atau 6,7%
menyatakan tidak setuju, 14 responden atau 50% menyatakan ragu-ragu, 13
responden atau 40% menyatakan setuju, dan 1 responden atau 3,3%
menyatakan sangat setuju terhadap pernyataan saya akan merekomendasikan
merek yang saya gunakan kepada orang lain.
113
Tabel 4.58 Saya akan Merekomendasikan Merek yang Saya Gunakan
kepada Orang Lain Frequency Percent
Tidak Setuju (TS) 1 3,3
Ragu-ragu (R) 12 40
Setuju (S) 13 43,3
Sangat Setuju (SS) 4 13,3
Total 30 100
Sumber : Data primer yang diolah, 2014
Tabel 4.58 di atas menjelaskan bahwa 1 responden atau 3,3%
menyatakan tidak setuju, 12 responden atau 40% menyatakan ragu-ragu, 13
responden atau 43,3% menyatakan setuju, dan 4 responden atau 13,3%
menyatakan sangat setuju terhadap pernyataan saya akan merekomendasikan
merek yang saya gunakan kepada orang lain.
Tabel 4.59 Saya Tidak akan Beralih ke Merek Lain di Lain Waktu
Frequency Percent
Tidak Setuju (TS) 2 6,7
Ragu-ragu (R) 10 33,3
Setuju (S) 16 53,3
Sangat Setuju (SS) 2 6,7
Total 30 100
Sumber : Data primer yang diolah, 2014
Tabel 4.59 di atas menjelaskan bahwa 2 responden atau 6,7%
menyatakan tidak setuju, 10 responden atau 33,3% menyatakan ragu-ragu,
114
16 responden atau 53,3% menyatakan setuju, dan 2 responden atau 6,7%
menyatakan sangat setuju terhadap pernyataan saya tidak akan beralih ke
merek lain di lain waktu.
Tabel 4.60 Saya Tidak akan Beralih ke Merek Lain di Lain Waktu
Frequency Percent
Ragu-ragu (R) 4 13,3
Setuju (S) 21 70
Sangat Setuju (SS) 5 16,7
Total 30 100
Sumber : Data primer yang diolah, 2014
Tabel 4.60 di atas menjelaskan bahwa 4 responden atau 33,3%
menyatakan ragu-ragu, 17 responden atau 56,7% menyatakan setuju, dan 5
responden atau 16,7% menyatakan sangat setuju terhadap pernyataan saya
tidak akan beralih ke merek lain di lain waktu.
Tabel 4.61 Saya Menganggap Diri Saya Loyal Terhadap Kamera yang Saya Gunakan
Saat Ini Frequency Percent
Tidak Setuju (TS) 4 13,3
Ragu-ragu (R) 10 33,3
Setuju (S) 14 46,7
Sangat Setuju (SS) 2 6,7
Total 30 100
Sumber : Data primer yang diolah, 2014
115
Tabel 4.61 di atas menjelaskan bahwa 4 responden atau 13,3%
menyatakan tidak setuju, 10 responden atau 33,3% menyatakan ragu-ragu,
14 responden atau 46,7% menyatakan setuju, dan 2 responden atau 6,7%
menyatakan sangat setuju terhadap pernyataan saya menganggap diri saya
loyal terhadap kamera yang saya gunakan saat ini.
Tabel 4.62 Saya Menganggap Diri Saya Loyal Terhadap Kamera yang Saya Gunakan
Saat Ini
Frequency Percent
Tidak Setuju (TS) 3 10
Ragu-ragu (R) 7 23,3
Setuju (S) 12 40,0
Sangat Setuju (SS) 8 26,7
Total 30 100
Sumber : Data primer yang diolah, 2014
Tabel 4.62 di atas menjelaskan bahwa 3 responden atau 10%
menyatakan tidak setuju, 7 responden atau 23,3% menyatakan ragu-ragu, 12
responden atau 40% menyatakan setuju, dan 8 responden atau 26,7%
menyatakan sangat setuju terhadap pernyataan saya menganggap diri saya
loyal terhadap kamera yang saya gunakan saat ini.
D. Pembahasan dan Analisis Data
2. Uji Normalitas
Screeing terhadap normalitas data merupakan langkah awal yang
harus dilakukan untuk setiap analisis multivariat. Dalam penelitian ini, uji
116
normalitas menggunakan One-Sample Kolmogorov Smirnov Test. Dalam
metode ini, data dapat dikatakan berdistribusi normal apabila nilai signifikansi
berada di atas 0,05
Tabel 4.63 Uji Normalitas
Variabel X Nilai Normalitas Signifikansi
Kesadaran Merek 0,439 >0,05
Asosiasi Merek 0,389 >0,05
Persepsi Kualitas 0,224 >0,05
Loyalitas Merek 0,584 >0,05
Tabel di atas menunjukan bahwa variabel kesadaran merek, asosiasi
merek, dan loyalitas merek memiliki nilai probabilitas signifikansi di atas 0,05
yang menunjukan bahwa kesemua variabel tersebut berdistribusi normal.
3. Analisis Diskriminan
a. Analysis Case Processing Summary
Dari hasil olahan data dapat diketahui bahwa tidak ada data yang
hilang (missing) dari pengelompokkannya. Analysis Case Processing
Summary dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut ini.
117
Tabel 4.64
Analysis Case Processing Summary
Unweighted Cases N Percent
Valid 60 100.0
Excluded Missing or out-of-range group
codes
0 .0
At least one missing
discriminating variable
0 .0
Both missing or out-of-range
group codes and at least one
missing discriminating
variable
0 .0
Total 0 .0
Total 60 100.0
b. Group Statistics
Dari tabel Group Statistics di bawah ini diketahui bahwa terdapat 30
responden yang menggunakan kamera merek Canon dan 30 responden
yang menggunakan kamera merek Nikon. Tabel Group Statistics
menggambarkan rata-rata (mean) dan standar deviasi dari setiap kelompok
per karakteristik. Semakin besar nilai rata-rata, semakin baik penilaian
responden terhadap produk yang diteliti
118
Tabel 4.65 Group Statistic
Berdasarkan perhitungan yang terdapat pada tabel 4.65, kelompok
responden pengguna Nikon memiliki penilaian yang positif terhadap semua
variabel. Hal ini ditunjukan dengan nilai rata-rata karateristik yang lebih
besar dibandingkan dengan kelompok pengguna kamera Canon .
c. Box’s M
Tabel Box’s M digunakan untuk mengetahui apakah suatu data
memiliki homogenitas varian data antara kategori 0 (Canon) dan kategori 1
(Nikon). Suatu data dikatakan tidak outlier ( sangat berbeda ) dan
memenuhi signifikansi > 0,05.
Mean
Std.
Deviation
Valid N (listwise)
Unweight
ed Weighted
Canon Brand awareness 24.03 3.828 30 30.000
Brand Asosiation 32.67 3.252 30 30.000
Perceived Quality 16.00 1.554 30 30.000
Brand Loyalty 28.57 4.248 30 30.000
Nikon Brand awareness 24.57 2.315 30 30.000
Brand Asosiation 35.50 4.754 30 30.000
Perceived Quality 16.87 1.717 30 30.000
Brand Loyalty 31.80 4.063 30 30.000
Total Brand awareness 24.30 3.148 60 60.000
Brand Asosiation 34.08 4.284 60 60.000
Perceived Quality 16.43 1.681 60 60.000
Brand Loyalty 30.18 4.432 60 60.000
119
Tabel 4.66 Uji Box’s M
Test Results
Box's M .057
F Approx. .056
df1 1
df2 10092.000
Sig. .812
Tests null hypothesis of equal
population covariance matrices.
Pada tabel diatas, menunjukan bahwa tabel Box’s M memiliki nilai F
sebesar 0,56 dan signifikansi 0,812. Maka dapat disimpulkan bahwa varian
kovarian antar kelompok berbeda.
d. Tests of Equality of Group Means
Test of equality of group means adalah uji signifikansi antar kelompok
dari setiap variabel. Dalam uji ini akan dilihat variabel-variabel independen
mana saja, yang berbeda secara signifikan diantara kelompok pengguna
kamera Canon dan Nikon.
120
Tabel 4.67
Tests of Equality of Group Means
Wilks'
Lambda F df1 df2 Sig.
Brand Awarness .993 .426 1 58 .516
Brand Asossiation .889 7.259 1 58 .009
Perceived Quality .932 4.203 1 58 .045
Brand Loyalty .865 9.076 1 58 .004
Pada tabel diatas, dijelaskan bahwa variabel brand awareness
memiliki angka Wilks' Lambda yang mendekati 1 dan angka sig
(signifikansi) > 0,05 yang artinya tidak ada perbedaan antar kelompok. Hal
ini berarti tidak ada perbedaan antar kelompok pengguna Canon dan Nikon
tersebut terhadap variabel brand awareness
Sedangkan untuk variabel brand association, perceived quality dan
brand loyalty memiliki angka Wilks' Lambda yang mendekati 1 dan angka
sig (signifikansi) < 0,05 yang artinya ada perbedaan antar kelompok. Hal
ini berarti ada perbedaan antar kelompok pengguna kamera Canon dan
Nikon tersebut terhadap variabel brand association, perceived quality dan
brand loyalty
e. Wilk’s Lamda
Tabel wilk’s lamda menunjukan ada atau tidaknya perbedaan variabel
diskriminan secara simultan.
121
Tabel 4.68
Wilks' Lambda
Test of Function(s) Wilks' Lambda Chi-square df Sig.
1 .865 8.359 1 .004
Pada tabel Wilks' Lambda di atas, menunjukkan bahwa besarnya nilai
Wilk’s Lambda adalah 0,865 dengan Chi-Square 8,359 dan nilai
signifikansi 0,004, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan
nilai rata-rata kedua kelompok responden secara simultan.
f. Eigenvalues.
Output eigenvalues digunakan untuk menguji kemampuan variabel
independen menjelaskan variabel dependen.
Tabel 4.69
Eigenvalues
Function Eigenvalue % of Variance Cumulative %
Canonical
Correlation
1 .156a 100.0 100.0 .368
a. First 1 canonical discriminant functions were used in the analysis.
Pada tabel eigenvalues di atas, menunjukkan bahwa besarnya
Canonical Correlation adalah sebesar 0,368 atau sebesar Square Canonical
Correlation (퐶푅) = (0,368) atau sama dengan 0,135. Jadi dapat
122
disimpulkan bahwa hanya 13,5% variasi antara kelompok pengguna Canon
dan Nikon yang dapat dijelaskan oleh variabel kesadaran merek, asosiasi
merek, persepsi kualitas dan loyalitas merek.
g. Canonical Discriminant Function Coefficient
Tabel dibawah ini menunjukkan angka-angka pada setiap variabel
independen yang digunakan untuk menerangkan model diskriminan yang
terbentuk.
Tabel 4.70
Canonical Discriminant
Function Coefficients
Function
1
totalbaw -.109
totalbas .121
totalpq -.034
total blo .193
(Constant) -6.740
Unstandardized coefficients
Berdasarkan tabel diatas, maka persamaan model diskriminan yang
terbentuk yaitu :
Z = -6,740 + 0,121 Brand Association + 0,193 Brand Loyalty.
Angka -0,6740 merupakan nilai konstanta yang menunjukkan jumlah
perbedaan antara empat variabel yang diteliti yakni kesadaran merek,
asosiasi merek, persepsi kualitas dan loyalitas merek antara kedua
123
kelompok responden. Nilai koefisien variabel brand association sebesar
0,121 dan brand loyalty sebesar 0,193 memiliki tanda positif yang berarti
variabel tersebut memiliki pengaruh yang positif. Artinya untuk variabel
brand association dan brand loyalty setiap mengalami kenaikan maka akan
meningkatkan discriminant powernya sehingga dapat menimbulkan
perbedaan.
h. Function at Group Centroids
Tabel Function at Group Centroids menunjukkan angka critical
cutting score yang digunakan untuk mengelompokan klasifikasi responden
ke dalam 2 region.
Tabel 4.71
Functions at Group Centroids
produk
Function
1
Canon -.389
Nikon .389
Unstandardized canonical discriminant
functions evaluated at group means
124
Rumus perhitungan critical cutting score sebagai berikut,
풁풄풖 = 푵푨풁푨+ 푵푩풁푩
푵푨 + 푵푩
Dimana :
푍 = critical cutting score
푁 = jumlah sampel dalam kelompok A (pengguna Canon)
푁 = jumlah sampel dalam kelompok B (pengguna Nikon)
푍 = nilai centroid untuk kelompok A
푍 = nilai centroid untuk kelompok B
풁풄풖 = 30 (-0,389) + 30 (0,389)
30+30
= 0
Angka dibawah 푍 akan dimasukkan dalam kelompok Pengguna
Canon, sedangkan angka diatas nilai 푍 akan dimasukkan dalam
kelompok Nikon. Hasil lengkap perhitungan diskriminan skor untuk
responden lainnya dapat dilihat pada lampiran tabel casewie statistics.
i. Classification Result
Tabel Classification Result digunakan untuk mengukur angka
ketepatan prediksi dari model diskriminan. pada umumnya ketepatan di
atas 50% dianggap memadai. Cara lain yang digunakan untuk mengukur
ketepatan prediksi yakni The Hit Ratio.
125
Tabel 4.72
Classification Resultsb,c
produk
Predicted Group Membership
Total Canon Nikon
Original Count Canon 20 10 30
Nikon 11 19 30
% Canon 66.7 33.3 100.0
Nikon 36.7 63.3 100.0
Cross-validateda Count Canon 20 10 30
Nikon 11 19 30
% Canon 66.7 33.3 100.0
Nikon 36.7 63.3 100.0
a. Cross validation is done only for those cases in the analysis. In cross validation, each
case is classified by the functions derived from all cases other than that case.
b. 65.0% of original grouped cases correctly classified.
c. 65.0% of cross-validated grouped cases correctly classified.
Tabel Classification Results menggambarkan crosstabulasi antara
model awal (original) dengan pengklasifikasian hasil model diskriminan
(predicted group membership). Terlihat 21 responden yang salah
klasifikasi, yaitu 11 responden yang awalnya adalah kelompok pengguna
Nikon kemudian diprediksi Pengguna Canon, dan 10 responden yang
awalnya adalah pengguna Canon kemudian diprediksi pengguna Nikon.
126
The hit ratio yaitu persentase objek/kasus yang secara tepat diklasifikasi
sebesar (20+19)/60 = 65%.
Hasil penelitian ini menunjukkan hasil keakuratan model diskriminan
yang cukup tinggi yakni berada diatas 50%, sehingga dan dapat digunakan
untuk mengklasifikasi kasus pada pengguna kamera Canon dan Nikon.
4. Interpretasi Hasil
Berdasarkan hasil dapat disimpulkan bahwa empat variabel yang
diteliti yakni brand awareness, brand association, perceived quality dan
brand loyalty antara merek Canon dan Nikon memiliki perbedaaan antar
kelompok, pada variabel brand association, perceived quality dan brand
loyalty berbeda secara simultan karena nilai Wilks’ Lambda mendekati
angka 0 dan nilai signifikansi < 0,05. Dan pada variabel brand awareness
angka wilks lamda mendekati angka 1 dan nilai signifikansi > 0,05 yang
artinya tidak ada perbedaan antar kelompok. Adapun dilihat dari nilai mean
kedua merek, nilai mean kamera merek Nikon lebih tinggi dibandingkan
nilai mean merek Canon. Hal ini berarti Nikon memiliki penilaian yang
positif dibandingkan dengan kamera merek Canon.
Hasil perhitungan pada variabel brand awareness dapat diketahui
bahwa brand awareness yang dimiliki Nikon lebih baik daripada Canon.
Hal ni dikarenakan nilai mean brand awareness yang dimiliki Nikon
sebesar 24,57 lebih tinggi dari nilai brand awareness Canon sebesar 24,03.
127
Hasil perhitungan pada variabel brand association dapat diketahui
bahwa brand association yang dimiliki Nikon lebih baik dari pada Canon.
Hal ini dikarenakan nilai mean brand association yang dimiliki Nikon
sebesar 35,50 lebih tinggi dari nilai brand association Canon sebesar
32,67. Asosiasi-asosiasi yang terbentuk dalam merek kamera Nikon lebih
baik di mata penggunanya, hal ini membuat semakin kuat brand image dari
kamera Nikon. Penilaian asosiasi-asosiasi tersebut berdasarkan jawaban
responden pada indikator pembentuk asosiasi merek. Penilaian ini didasari
atas ingatan responden mengenai suatu merek yang mereka gunakan. Hasil
ini sesuai dengan teori yang dikemukakan Durianto dkk ( 2004:69 ), bahwa
suatu merek yang telah mapan akan memiliki posisi yang menonjol dalam
persaingan bila didukung oleh berbagai asosiasi yang kuat. Berbagai
asosiasi merek yang saling berhubungan akan menimbulkan suatu
rangkaian yang disebut brand image, semakin banyak asosiasi yang saling
berhubungan, semakin kuat brand image yang dimiliki merek tersebut.
Hasil perhitungan pada variabel perceived quality dapat diketahui
bahwa perceived quality yang dimiliki Nikon lebih baik daripada Canon.
Hal ini dikarenakan nilai mean perceived quality yang dimiliki Nikon
sebesar 16.87 lebih tinggi dari nilai perceived quality Canon sebesar 16.00.
Konsumen Nikon melihat yang mereka gunakan lebih baik , hal ini terlihat
dengan penilaian yang dilihat dari distribusi jawaban responden terhadap
strategi inovasi lensa yang diproduksi oleh Nikon , faktanya dapat
128
digunakan oleh semua kamera yang diproduksinya dan beberapa feature
menarik yang dimiliki Nikon seperti fungsi multiple exposure
menimbulkan keuntungan bagi si pengguna. Hasil ini sesuai dengan teori
yang dikemukaan oleh Durianto dkk (2004:69), bahwa persepsi kualitas
merupakan persepsi pelanggan terhadap keseluruhan kualitas atau
keunggulan suatu produk atau jasa berkaitan dengan apa yang diharapkan
pelanggan.
Hasil perhitungan pada variabel brand loyalty dapat diketahui bahwa
brand loyalty yang dimiliki Nikon lebih baik daripada Canon. Hal ini
dikarenakan nilai mean brand loyalty yang dimiliki Nikon sebesar 30.18
lebih tinggi dari nilai brand loyalty Canon sebesar 28.57. salah satu
aktualisasi loyalitas merek adalah konsumen merekomendasikan merek
yang digunakan kepada orang lain. Dilihat dari distribusi jawaban
responden , pengguna Nikon lebih suka merekomendasikan dibanding
pengguna Canon. Hal ini sesuai teori yang dikemukakan oleh Durianto dkk
(2004:129), bahwa tingkatan tertinggi dalam loyalitas merek adalah
committed buyer (pembeli yang komit). Pada tahap ini pembeli adalah
yang setia. Salah satu aktualisasi loyalitas pembeli adalah ditunjukan oleh
tindakan merekomendasikan dan merek tersebut kepada orang lain.
129
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan ekuitas merek yang
meliputi brand awareness, brand association, perceived quality, dan brand
loyalty antara merek Canon dan Nikon. Berdasarkan pada data yang telah
dikumpulkan dan pengujian yang telah dilakukan terhadap permasalahan dengan
menggunakan metode analisis diskriminan, maka dapat disimpulkan bahwa
terdapat perbedaan ekuitas merek antara kamera merek Canon dan kamera
merek Nikon dilihat dari keempat dimensi secara keseluruhan. Sedangkan jika
dilihat secara parsial, kedua produk memiliki kesamaan dalam variabel brand
awareness , dan perbedaan dalam variabel brand association, perceived quality
dan brand loyalty.
B. Saran
Dari hasil kesimpulan penelitian, maka peneliti menyarankan pihak
perusahaan khususnya canon harus meningkatkan kesadaran merek
konsumennya karena memiliki nilai kesadaran merek yang lebih rendah dari
pada perusahaan nikon. Hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kesadaran
merek perusahaan adalah dengan cara mengadakan suatu acara khusus atau
mensponsori acara-acara khusus (events) seperti kompetisi liga sepak bola
Indonesia atau pameran Foto.
130
Pada variabel brand association, nilai brand association yang dimiliki
Nikon lebih baik dari Canon,. Hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan
Brand Association Canon adalah dengan cara meningkatkan atribut produknya
dengan menambahkan manfaat-manfaat dan tambahan komposisi lain yang
belum digunakan dan berguna bagi kebutuhan konsumen seperti asesoris
asesoris kamera yang semakin beragam.
Pada variabel persepsi kualitas Nikon memiliki nilai persepsi kualitas yang
lebih baik dari Canon, maka canon harus meningkatkan persepsi kualitas
konsumennya. Hal ini dikarenakan perbedaan nilai mean yang tidak begitu jauh
, Persepsi kualitas merupakan persepsi pelanggan terhadap keseluruhan kualitas
atau keunggulan suatu produk atau jasa layanan berkaitan dengan maksud yang
diharapkan. Oleh karena itu perusahaan dituntut harus menciptakan produk
yang sesuai dengan harapan pelanggan. Hal yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan persepsi kualitas adalah dengan cara memelihara kualitas produk
secara terus-menerus seperti penambahan manfaat teknologi terbaru yang
terkandung pada kamera. ( Aeker dalam Durianto dkk, 2004:104)
Pada variabel loyalitas merek, nilai loyalitas merek yang dimiliki Nikon
lebih baik dari Canon, Hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan loyalitas
merek canon adalah dengan cara meningkatkan nilai asosiasi-asosiasi yang
terbentuk pada suatu merek dan persepsi kualitas yang sesuai dengan harapan
pelanggan. Persepsi kualitas yang positif akan mendorong keputusan pembelian
dan menciptakan loyalitas terhadap produk tersebut (Durianto dkk, 2004:96).
131
Konsumen yang puas akan merekomendasikan dan mempromosikan mererk
tersebut kepada orang lain. Menjaga hubungan yang saling menguntungkan
dengan pelanggan dengan melakukan relationship marketing yang terpadu oleh
perusahaan agar konsumen dapat terpuaskan terus-menerus, sehingga loyalitas
konsumen akan terjaga sepanjang masa. Perusahaan memberi imbalan berupa
hadiah/reward kepada konsumen, misalnya berupa pemberian hadiah atas
sejumlah pembelian tertentu atau kupon hadiah yang terdapat dalam kemasan.
Suatu merek dengan ekuitas merek yang kuat akan mampu bersaing,
merebut dan menguasai pasar. Semakin kuat ekuitas merek suatu produk,
semakin kuat pula daya tariknya di mata konsumen untuk mengkonsumsi produk
tersebut yang selanjutnya dapat mengiring konsumen untuk melakukan
pembelian serta mengantarkan perusahaan untuk meraup keuntungan dari waktu
ke waktu.
Dalam kaitannya dengan penjual, ekuitas merek yang kuat dapat
meningkatkan penjualan karena mampu menciptakan loyalitas saluran distribusi.
Penjual tidak akan ragu-ragu untuk menerima suatu produk dengan ekuitas
merek yang kuat dan sudah dikenal untuk dijual kepada konsumen. Produk
dengan ekuitas merek yang kuat akan dicari oleh penjual karena mereka yakin
bahwa produk dengan merek tersebut akan memberikan keuntungan bagi
mereka. Dengan ekuitas merek yang kuat, saluran distribusi dapat berkembang
sehingga semakin banyak tempat penjualan yang pada akhirnya akan
memperbesar volume penjualan produk tersebut.
132
DAFTAR PUSTAKA
Aaker, David. “Manajemen Ekuitas Merek, Memanfaatkan Nilai dari Suatu Merek”, Spektrum, Jakarta, 1997.
Arikunto, Suharsimi.” Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan praktik”, Rhineka Cipta, Jakarta, 2010
Durianto, Darmadi dkk, “ Strategi Menaklukan Pasar Melalui Riset Ekuitas dan Perilaku Merek” , Gramedia Pustaka Utama, Jakarta , 2004
Ghozali, Imam, “Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program SPSS”, Universitas Diponegoro, Semarang, 2009
Hamid, Abdul dkk. “ Buku Panduan Penulisan Skripsi”, FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010
Humdiana. “ Analisis Elemen-Elemen Ekuitas Merek Produk Rokok Merek Djarum Black”, Vol. 12, No. 1, Manajemen Pemasaran 2005.
Istijanto, “ Aplikasi Riset Pemasaran”, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2005
Kim, Woon Go & Hong-Bumm Kim. “Measuring Customer-based Restaurant Brand Equity ( Investigating the Relationship between Brand Equity and Firm’s Performance )” Vol 45, No. 2, SAGE Publications, 2004
Kotler, Philip & Gary Amstrong. “Prinsip – Prinsip Pemasaran”. Edisi Keduabelas Jilid 1, Erlangga, Jakarta, 2008.
Kotler, Philip & Kevin L. Keller. “ Manajemen Pemasaran”, Edisi Kedua Belas Jilid 1, Indeks, Jakarta, 2007
__________________________. “ Manajemen Pemasaran”, Edisi Kedua Belas Jilid 2, Indeks, Jakarta, 2007
Rangkuti, Freddy. “The Power Of Brands, Teknik Mengelolah Brand Equity dan Strategi Pengembangan Merek”. Gramedia, Jakarta, 2009
Santoso, Singgih. “ Aplikasi SPSS pada Statistik Multivariat ”, Elex Media Komputindo, Jakarta 2012.
133
Sugiyono. “Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D”, CV. Alfabeta , Bandung, 2011
________. “Statistik Untuk Penelitian”, Alfabeta, Bandung, 2010
Sumarwan, Ujang. Dkk “Analisis Ekuitas Bebagai Merek Minyak Goreng”, Vol 1 No. 2, Jurnal Manajemen Agribisnis, 2004
Suprapto, Johanes. “ Analisis Multivariat (Arti & Interpretasi )”, Rhineka Cipta, Jakarta,2010
Tjiptono, fandy. “ Brand Mangement & Strategy ” , Penerbit Andi, Yogyakarta, 2009
Widiana, Musclihah erma & Bonar Sinaga. “ Dasar- Dasar Pemasaran” Karya Putra Darmawanti, Bandung , 2010.
Widjaja, Maya. Dkk. “Analisis Penilaian Konsumen Terhadap Ekuitas Merek Coffe Shops di Surabaya”, Vol. 3, No. 2, Jurnal Manajemen Perhotelan Universitas Kristen Petra, 2007
134
LlalLampi
Lampiran 1
Kuesioner Penelitian
135
LEMBAR KUESIONER Assalamu’alaikum Wr. Wb Responden Yth. Nama saya Supriyadi. Saya adalah mahasiswa tingkat akhir Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Saat ini saya sedang
melakukan penelitian untuk skripsi saya mengenai (Analisis Perbandingan Brand
Awareness, Brand Association, Perceived Quality dan Brand Loyalty Produk
Kamera DSLR Canon dan Nikon ). Agar penelitian ini berjalan dengan baik,
saya mengharapkan kesedian dan bantuan dari para responden untuk mengisi
kuisioner ini dengan tepat dan benar. Saya menjamin kerahasiaan saudara/i berikan,
karena jawaban tersebut hanya sebagai bahan atau data penelitian dan tidak untuk
dipublikasikan. Atas perhatian dan kesedian waktunya, saya ucapkan banyak terima
kasih.
Petunjuk Pengisian:
1. Isilah titik-titik di bawah ini dengan singkat dan jelas.
2. Pilih salah satu jawaban yang anda anggap benar dengan memberikan tanda
silang (X) pada pilihan:
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
N : Netral
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
136
I. Identitas Diri:
Nama : Umur :
Alamat : Universitas :
Nama UKM Fotografi :
Jenis Kelamin (coret salah satu): Laki-laki/ Perempuan
No Brand Awarness SS S R TS STS
1 Saya mengetahui seperti apa merek kamera yang saya gunakan saat ini
2 Saya dapat mengenali merek kamera yang saat ini saya gunakan diantara merek pesaing
3 Saya dapat mengingat langsung merek kamera yang saya gunakan tanpa melihat produknya
4 Saya dapat dengan cepat mengingat ciri kamera yang saya gunakan saat ini
5 Saya dapat dengan cepat mengingat logo atau simbol merek kamera yang saya gunakan
6 Saya dapat dengan mudah membayangkan merek kamera yang saat ini saya gunakan di benak saya
No Brand Association SS S R TS STS
1 Kamera yang saat ini saya gunakan memiliki fitur yang lengkap
2 Kamera yang saat ini saya gunakan diproduksi dengan teknologi canggih
3 Kamera yang saat ini saya gunakan dapat mengabadikan momen penting dalam hidup saya
4 Kamera yang saat ini saya gunakan memiliki harga yang mahal
137
5
Kamera yang saya gunakan, biasanya digunakan untuk kepentingan komersial
6 Kamera yang saya gunakan dapat digunakan oleh semua umur
7 Kamera yang saat ini saya gunakan merupakan kamera yang digunakan selebritis
8 Kamera yang saat ini saya gunakan mencerminkan bahwa konsumenya memiliki kepribadian yang berani dan kuat
9 Kamera yang saat ini saya gunakan lebih baik dari merek yang lain
No Perceived Quality SS S R TS STS
1 Kamera yang saya gunakan saat ini memiliki hasil dengan kualitas foto yang sangat baik
2 Merek kamera yang saya gunakan saat ini memberikan pelayanan kerusakan disetiap kota
3 Kamera yang saya gunakan saat ini memiliki daya tahan yang sangat baik
4 Kamera yang saya gunakan saat ini memiliki fungsi yang sangat baik
No Brand loyalty SS S R TS STS
1 Setiap memotret saya selalu menggunakan merek yang sama
2 Saya berminat untuk membeli lagi merek kamera yang saat ini saya gunakan
3 Saya menjadikan merek kamera yang saya gunakan sebagai pilihan pertama
4 Saya merasa puas setelah menggunakan merek kamera yang saat ini saya gunakan
138
No Brand loyalty SS S R TS STS
5 Saya tidak akan membeli merek lain jika merek kamera yang saya gunakan tersedia di took
6 Saya akan merekomendasikan merek yang saya gunakan kepada orang lain
7 Saya tidak akan beralih ke merek lain di lain waktu
8 Saya menganggap diri saya loyal terhadap merek kamera yang saat ini saya gunakan
TERIMA KASIH
139
LlalLampi
Lampiran 2
Distribusi Jawaban
Respnden
1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 7 81 0 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 5 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 5 4 4 42 0 4 4 5 4 3 4 4 4 3 3 5 4 4 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 43 0 5 5 5 4 4 4 3 4 4 4 5 4 5 4 4 3 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 44 0 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 5 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 35 0 4 4 4 3 5 5 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 46 0 4 3 3 3 2 2 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 5 3 4 4 4 4 3 3 4 3 4 37 0 5 5 5 5 5 5 3 3 4 3 4 5 4 4 3 3 3 5 4 5 3 5 4 4 4 5 5 5 3 4 58 0 5 5 5 5 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 2 2 2 2 2 2 29 0 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 3 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 3 4 3 3 4 3
10 0 4 4 3 1 1 2 3 4 4 3 4 4 4 2 2 3 4 3 4 5 3 3 4 3 4 3 3 3 3 1 111 0 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 2 4 3 3 4 3 5 4 5 3 5 4 4 4 4 4 5 3 4 312 0 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 2 4 4 3 5 4 4 4 5 4 5 5 3 2 2 4 4 413 0 4 4 4 4 4 4 3 3 4 2 4 2 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 414 0 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 415 0 4 4 4 4 4 5 4 4 3 1 4 2 4 3 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 2 3 4 4 4 416 0 5 5 5 5 3 5 2 4 4 3 5 4 4 2 3 2 4 5 5 4 5 5 5 4 4 4 4 5 5 3 417 0 4 4 5 2 5 4 5 4 4 4 4 3 4 4 4 5 4 5 4 3 5 5 4 5 4 3 4 4 4 5 418 0 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 5 4 2 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 5 419 0 4 4 4 3 3 4 3 3 3 2 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 320 0 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 5 2 5 3 4 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 2 4 3 3 3 321 0 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 4 4 5 4 3 3 5 4 4 3 3 3 4 3 4 322 0 3 3 2 3 3 3 5 5 5 5 4 5 4 2 4 5 5 4 4 3 5 4 4 4 4 4 4 4 3 3 323 0 5 5 4 4 4 4 4 3 4 3 5 3 4 4 3 4 3 5 4 5 4 5 4 4 4 3 4 4 4 4 524 0 5 5 5 5 5 5 4 4 4 2 4 4 4 4 3 4 4 4 5 5 3 4 5 5 4 2 5 3 3 4 425 0 4 4 4 3 5 1 1 4 4 2 5 3 4 1 2 1 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 226 0 4 4 3 3 4 4 3 3 4 2 4 2 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 2 4 3 3 4 227 0 5 5 5 4 5 5 4 4 4 3 4 4 5 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 328 0 3 3 4 3 4 3 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 3 3 2 3 2 2 3 329 0 4 5 5 5 5 5 5 5 4 3 4 5 5 4 3 5 5 5 5 5 3 5 5 4 4 4 5 3 3 4 430 0 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 2 2 4 3 331 1 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 432 1 4 4 3 3 4 4 3 4 3 3 4 2 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3 4 333 1 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 2 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 434 1 5 5 5 4 5 4 5 5 5 4 4 4 4 4 3 5 5 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 5 5 435 1 4 4 4 3 4 4 5 5 4 2 5 4 5 3 3 5 5 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 336 1 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 337 1 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 538 1 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4
Distribusi Jawaban Responden Pengguna Kamera Canon dan Nikon
No. GrupBrand Awareness Brand LoyaltyPerceived QualityBrand Association
39 1 4 4 4 4 4 4 3 4 2 2 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 440 1 5 4 4 5 4 5 5 4 4 4 5 4 5 3 4 5 4 5 4 4 5 5 4 5 5 4 5 5 4 4 441 1 5 5 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 3 4 5 4 5 4 5 5 5 4 5 4 4 5 5 4 4 542 1 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 3 4 3 3 4 5 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 3 443 1 4 4 4 3 3 4 3 3 3 1 5 2 5 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 2 3 2 2 2 244 1 4 4 5 4 4 4 4 4 3 2 5 3 4 4 3 4 4 4 5 5 4 4 5 4 4 3 4 3 3 3 345 1 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 346 1 4 4 4 4 3 4 4 4 4 5 5 5 5 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 447 1 4 4 4 4 5 4 4 4 4 3 5 3 4 4 3 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 448 1 5 5 4 4 4 4 5 5 4 5 5 5 4 4 4 5 5 5 4 4 5 5 4 5 5 5 4 5 4 4 449 1 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 350 1 4 4 5 4 4 4 5 5 5 5 5 4 5 3 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 3 3 4 551 1 4 3 3 3 4 3 4 4 4 3 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 352 1 4 4 4 4 4 4 3 4 3 2 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 353 1 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 2 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 5 454 1 4 4 4 3 4 4 3 4 3 2 4 2 4 2 2 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 2 4 4 3 3 355 1 5 4 5 5 4 5 5 4 4 5 5 5 5 4 5 5 4 5 4 5 4 5 4 5 5 4 4 4 5 4 556 1 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 5 5 4 4 4 5 4 5 4 5 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 557 1 5 4 4 4 4 4 5 5 4 5 5 4 4 4 5 5 5 5 4 5 4 5 4 5 5 5 4 5 4 4 558 1 5 4 4 4 4 5 4 4 4 3 5 3 5 3 4 4 4 5 4 5 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4 559 1 5 4 4 4 4 4 5 5 4 5 5 5 4 4 5 5 5 5 4 5 4 5 4 5 5 5 4 4 4 4 560 1 5 4 4 4 5 4 5 4 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 4 5 4 4 5 4 4 5 4
Keterangan :Grup 0 : Konsumen Kamera CanonGrup 1 : Konsumen Kamera Nikon
142
LlalLampi
Lampiran 3
Output Hasil Pengujian
Data
143
Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Brand Awareness
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 30 100.0
Excludeda 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.833 6
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
baw1 20.17 4.971 .824 .766
baw2 20.30 5.459 .720 .793
baw3 20.40 4.455 .711 .784
baw4 20.60 4.869 .565 .820
baw5 20.60 5.903 .302 .866
baw6 20.27 5.444 .684 .797
144
Hasil Uji Validitas dan Reliabiltas Variabel Brand Association
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.812 9
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
bas1 30.33 13.678 .632 .776
bas2 30.37 16.309 .423 .804
bas3 30.43 14.944 .553 .789
bas4 30.93 11.651 .762 .755
bas5 30.00 16.621 .375 .818
bas6 30.73 13.099 .623 .778
bas7 30.13 17.085 .312 .813
bas8 31.23 15.978 .355 .811
bas9 30.77 14.392 .630 .779
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 30 100.0
Excludeda 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
145
Hasil Uji Validitas dan Reliabiltas Variabel Perceived Quality
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 30 100.0
Excludeda 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.718 4
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
pq1 12.10 1.748 .660 .550
pq2 12.33 2.851 .355 .737
pq3 12.53 2.051 .460 .691
pq4 12.33 1.954 .596 .598
146
Hasil Uji Validitas dan Reliabiltas Variabel Perceived Quality
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 30 100.0
Excludeda 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.849 8
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
blo1 27.33 10.299 .641 .826
blo2 27.43 10.944 .543 .837
blo3 27.93 9.720 .574 .835
blo4 27.57 10.599 .499 .842
blo5 27.47 9.844 .605 .829
blo6 27.60 10.179 .655 .824
blo7 27.60 10.869 .461 .845
blo8 27.57 9.426 .749 .810
147
ANALISIS DISKRIMINAN
Analysis Case Processing Summary
Unweighted Cases N Percent
Valid 60 100.0
Excluded Missing or out-of-range group codes 0 .0
At least one missing discriminating
variable
0 .0
Both missing or out-of-range group
codes and at least one missing
discriminating variable
0 .0
Total 0 .0
Total 60 100.0
Group Statistics
Mean
Std.
Deviation
Valid N (listwise)
Unweight
ed Weighted
Canon Brand awareness 24.03 3.828 30 30.000
Brand Asosiation 32.67 3.252 30 30.000
Perceived Quality 16.00 1.554 30 30.000
Brand Loyalty 28.57 4.248 30 30.000
Nikon Brand awareness 24.57 2.315 30 30.000
Brand Asosiation 35.50 4.754 30 30.000
Perceived Quality 16.87 1.717 30 30.000
Brand Loyalty 31.80 4.063 30 30.000
Total Brand awareness 24.30 3.148 60 60.000
Brand Asosiation 34.08 4.284 60 60.000
Perceived Quality 16.43 1.681 60 60.000
Brand Loyalty 30.18 4.432 60 60.000
148
Tests of Equality of Group Means
Wilks' Lambda F df1 df2 Sig.
totalbaw .993 .426 1 58 .516
totalbas .889 7.259 1 58 .009
totalpq .932 4.203 1 58 .045
total blo .865 9.076 1 58 .004
ANALISIS 1 Box’s Test of Equality of Covariance Matrices
Log Determinants
produk Rank Log Determinant
Canon 4 7.659
Nikon 4 5.738
Pooled within-groups 4 7.273
The ranks and natural logarithms of determinants printed are those of the group
covariance matrices.
Test Results
Box's M .057
F Approx. .056
df1 1
df2 10092.000
Sig. .812
Tests null hypothesis of equal
population covariance matrices.
149
Summary of Canonical Discriminant Functions
Eigenvalues
Function Eigenvalue % of Variance Cumulative %
Canonical
Correlation
1 .200a 100.0 100.0 .408
a. First 1 canonical discriminant functions were used in the analysis.
Wilks' Lambda
Test of Function(s) Wilks' Lambda Chi-square df Sig.
1 .833 10.214 4 .037
Standardized Canonical
Discriminant Function
Coefficients
Function
1
totalbaw -.345
totalbas .492
totalpq -.056
total blo .804
Structure Matrix
Function
1
total blo .884
totalbas .791
totalpq .602
totalbaw .192
150
Structure Matrix
Function
1
total blo .884
totalbas .791
totalpq .602
totalbaw .192
Pooled within-groups
correlations between
discriminating variables
and standardized
canonical discriminant
functions
Variables ordered by
absolute size of correlation
within function.
Canonical Discriminant
Function Coefficients
Function
1
totalbaw -.109
totalbas .121
totalpq -.034
total blo .193
(Constant) -6.740
Unstandardized coefficients
Functions at Group
Centroids
produk
Function
1
0 -.440
1 .440
Unstandardized
canonical discriminant
functions evaluated at
group means
151
Functions at Group
Centroids
produk
Function
1
0 -.440
1 .440
Classification Statistics
Classification Processing Summary
Processed 60
Excluded Missing or out-of-range
group codes
0
At least one missing
discriminating variable
0
Used in Output 60
Prior Probabilities for Groups
produk Prior
Cases Used in Analysis
Unweighted Weighted
0 .500 30 30.000
1 .500 30 30.000
Total 1.000 60 60.000
Classification Resultsa
produk
Predicted Group Membership
Total 0 1
Original Count 0 21 9 30
1 10 20 30
% 0 70.0 30.0 100.0
1 33.3 66.7 100.0
a. 68.3% of original grouped cases correctly classified.
152
Casewise Statistics
Case Number Actual Group
Highest Group Second Highest Group
Discriminant
Scores
Predicted
Group
P(D>d | G=g)
P(G=g | D=d)
Squared
Mahalanobis
Distance to
Centroid Group P(G=g | D=d)
Squared
Mahalanobis
Distance to
Centroid Function 1
p df
Original 1 0 1** .773 1 .655 .083 0 .345 1.363 .728
2 0 0 .841 1 .552 .040 1 .448 .461 -.239
3 0 1** .886 1 .626 .021 0 .374 1.047 .583
4 0 1** .869 1 .630 .027 0 .370 1.092 .605
5 0 0 .859 1 .557 .032 1 .443 .493 -.262
6 0 1** .762 1 .530 .092 0 .470 .332 .137
7 0 1** .780 1 .535 .078 0 .465 .360 .160
8 0 0 .013 1 .928 6.119 1 .072 11.244 -2.913
9 0 0 .782 1 .536 .077 1 .464 .363 -.163
10 0 0 .443 1 .743 .588 1 .257 2.710 -1.206
11 0 0 .906 1 .570 .014 1 .430 .581 -.322
12 0 0 .978 1 .601 .001 1 .399 .823 -.467
13 0 0 .858 1 .633 .032 1 .367 1.122 -.619
14 0 0 .785 1 .537 .074 1 .463 .368 -.167
15 0 0 .582 1 .705 .303 1 .295 2.046 -.991
153
16 0 0 .904 1 .570 .014 1 .430 .576 -.319
17 0 1** .727 1 .667 .122 0 .333 1.511 .789
18 0 1** .664 1 .683 .188 0 .317 1.726 .874
19 0 0 .262 1 .798 1.259 1 .202 4.006 -1.562
20 0 0 .434 1 .746 .612 1 .254 2.761 -1.222
21 0 0 .804 1 .647 .062 1 .353 1.272 -.688
22 0 1** .462 1 .738 .541 0 .262 2.610 1.176
23 0 0 .674 1 .504 .177 1 .496 .210 -.019
24 0 0 .713 1 .670 .135 1 .330 1.555 -.807
25 0 0 .606 1 .699 .266 1 .301 1.946 -.955
26 0 0 .381 1 .761 .768 1 .239 3.084 -1.316
27 0 0 .494 1 .729 .467 1 .271 2.442 -1.123
28 0 0 .301 1 .785 1.072 1 .215 3.667 -1.475
29 0 1** .708 1 .514 .141 0 .486 .255 .065
30 0 0 .302 1 .785 1.066 1 .215 3.657 -1.472
31 1 1 .706 1 .514 .142 0 .486 .253 .063
32 1 0** .820 1 .643 .052 1 .357 1.226 -.667
33 1 0** .785 1 .537 .074 1 .463 .368 -.167
34 1 1 .753 1 .660 .099 0 .340 1.425 .754
35 1 1 .888 1 .625 .020 0 .375 1.041 .581
36 1 0** .908 1 .620 .013 1 .380 .990 -.555
37 1 1 .140 1 .844 2.183 0 .156 5.556 1.917
38 1 1 .808 1 .646 .059 0 .354 1.259 .682
154
39 1 0** .777 1 .654 .080 1 .346 1.351 -.723
40 1 1 .418 1 .750 .656 0 .250 2.855 1.250
41 1 1 .445 1 .742 .583 0 .258 2.700 1.204
42 1 0** .686 1 .508 .163 1 .492 .226 -.036
43 1 0** .077 1 .875 3.136 1 .125 7.026 -2.211
44 1 0** .577 1 .706 .311 1 .294 2.066 -.998
45 1 1 .992 1 .598 .000 0 .402 .791 .450
46 1 1 .392 1 .758 .732 0 .242 3.010 1.295
47 1 1 .999 1 .595 .000 0 .405 .772 .439
48 1 1 .200 1 .820 1.642 0 .180 4.670 1.721
49 1 0** .756 1 .528 .097 1 .472 .323 -.129
50 1 1 .350 1 .770 .874 0 .230 3.291 1.374
51 1 1 .883 1 .564 .022 0 .436 .537 .293
52 1 0** .641 1 .689 .217 1 .311 1.811 -.906
53 1 1 .853 1 .556 .034 0 .444 .482 .254
54 1 0** .248 1 .803 1.333 1 .197 4.138 -1.594
55 1 1 .236 1 .807 1.402 0 .193 4.259 1.624
56 1 1 .680 1 .679 .170 0 .321 1.669 .852
57 1 1 .113 1 .856 2.508 0 .144 6.068 2.024
58 1 1 .716 1 .670 .132 0 .330 1.544 .803
59 1 1 .131 1 .848 2.284 0 .152 5.716 1.951
60 1 1 .227 1 .810 1.461 0 .190 4.361 1.649
155
**. Misclassified case