Upload
musadiryanto
View
297
Download
15
Embed Size (px)
Citation preview
HERNIA NUKLEUS PULPOSUS (HNP)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latarbelakang
Hernia nukleus pulposus adalah Suatu nyeri yang disebabkan oleh proses
patologik dikolumna vertebralis pada diskus intervertebralis (diskogenik), juga disebut
nukleus pulposus keluar menonjol untuk kemudia menekan ke arah kanalis spinalis
melalui anulus fibrosis yang robek.Diskus Intervertebralis adalah lempengan kartilago
yang membentuk sebuah bantalan diantara tubuh vertebra. Material yang keras dan
fibrosa ini digabungkan dalam satu kapsul. Bantalan seperti bola dibagian tengah diskus
disebut nukleus pulposus.
Pada kebanyakan kasus nyeri dapat terjadi pada bagian spinal manapun seperti
servikal, torakal (jarang) atau lumbal. Manifestasi klinis bergantung pada lokasi,
kecepatan perkembangan (akut atau kronik) dan pengaruh pada struktur disekitarnya.
Nyeri punggung bawah yang berat, kronik dan berulang (kambuh).
Angka kejadi dan kesakitan banyak terjadi pada usia pertengahan. Pada umumnya
HNP didahului oelh aktiivtas yang berlebihan, misalnya mengangkat beban berat
(terutama mendadak) mendorong barang berat. Laki—laki lebih banyak dari pada
wanita
Untuk mencapai prognosis yang baik bagi penderita, tindakan pembedahan dan
pengobatan yang adekuat sangatlah penting. Oleh karena itu diagnosis banding yang
akurat sangat penting, dalam manajemen intraoperasi maupun pasca operasi ataupun
pengobatan dan tindakan keperawatan pada setiap kasus.
0
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Dengan selesainya makalah ini diharapkan mahasiswa dapat mengelola klien
dengan HNP (hernia nukleus pulposus) dan memberikan asuhan keperawatan
dengan benar.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian pada klien dengan HNP
b. Mahasiswa mampu menganalisa masalah yang timbul pada klien
degan HNP
c. Mahasiswa mampu menyusun rencana asuhan keperawatan pada
klien dengan HNP
d. Mahasiswa mampu membut intervensi keperawatan pada klien
dengan HNP
e. Mahasiswa mampu melakukan pengevaluasian pada klien dengan
HNP
1
BAB II
TINJAUAN TEORI
HERNIA NUKLEUS PULPOSUS (HNP)
A. Pengertian
Diskus Intervertebralis adalah lempengan kartilago yang membentuk sebuah
bantalan diantara tubuh vertebra. Material yang keras dan fibrosa ini digabungkan
dalam satu kapsul. Bantalan seperti bola dibagian tengah diskus disebut nukleus
pulposus. HNP merupakan rupturnya nukleus pulposus. (Brunner & Suddarth, 2002)
Hernia Nukleus Pulposus bisa ke korpus vertebra diatas atau bawahnya, bisa
juga langsung ke kanalis vertebralis. (Priguna Sidharta, 1990)
B. Patofisiologi
Protrusi atau ruptur nukleus pulposus biasanya didahului dengan perubahan
degeneratif yang terjadi pada proses penuaan. Kehilangan protein polisakarida
dalam diskus menurunkan kandungan air nukleus pulposus. Perkembangan pecahan
yang menyebar di anulus melemahkan pertahanan pada herniasi nukleus. Setela
trauma *jatuh, kecelakaan, dan stress minor berulang seperti mengangkat) kartilago
dapat cedera.
Pada kebanyakan pasien, gejala trauma segera bersifat khas dan singkat, dan
gejala ini disebabkan oleh cedera pada diskus yang tidak terlihat selama beberapa
bulan maupun tahun. Kemudian pada degenerasi pada diskus, kapsulnya mendorong
ke arah medula spinalis atau mungkin ruptur dan memungkinkan nukleus pulposus
terdorong terhadap sakus dural atau terhadap saraf spinal saat muncul dari kolumna
spinal.
Hernia nukleus pulposus ke kanalis vertebralis berarti bahwa nukleus pulposus
menekan pada radiks yang bersama-sama dengan arteria radikularis berada dalam
bungkusan dura. Hal ini terjadi kalau tempat herniasi di sisi lateral. Bilamana tempat
herniasinya ditengah-tengah tidak ada radiks yang terkena. Lagipula,oleh karena
2
pada tingkat L2 dan terus kebawah sudah tidak terdapat medula spinalis lagi, maka
herniasi di garis tengah tidak akan menimbulkan kompresi pada kolumna anterior.
Setelah terjadi hernia nukleus pulposus sisa duktus intervertebralis mengalami lisis
sehingga dua korpora vertebra bertumpang tindih tanpa ganjalan.
C. Manifestasi Klinis
Nyeri dapat terjadi pada bagian spinal manapun seperti servikal, torakal (jarang)
atau lumbal. Manifestasi klinis bergantung pada lokasi, kecepatan perkembangan
(akut atau kronik) dan pengaruh pada struktur disekitarnya. Nyeri punggung bawah
yang berat, kronik dan berulang (kambuh).
D. Pemeriksaan Diagnostik
1. RO Spinal : Memperlihatkan perubahan degeneratif pada tulang belakang
2. M R I : untuk melokalisasi protrusi diskus kecil sekalipun terutama untuk
penyakit spinal lumbal.
3. CT Scan dan Mielogram jika gejala klinis dan patologiknya tidak terlihat pada
M R I
4. Elektromiografi (EMG) : untuk melokalisasi radiks saraf spinal khusus yang
terkena.
E. Penatalaksanaan
1. Pembedahan
Tujuan : Mengurangi tekanan pada radiks saraf untuk mengurangi nyeri dan
mengubah defisit neurologik.
Macam :
a. Disektomi : Mengangkat fragmen herniasi atau yang keluar dari diskus
intervertebral
b. Laminektomi : Mengangkat lamina untuk memajankan elemen neural
pada kanalis spinalis, memungkinkan ahli bedah untuk menginspeksi
kanalis spinalis, mengidentifikasi dan mengangkat patologi dan
menghilangkan kompresi medula dan radiks
c. Laminotomi : Pembagian lamina vertebra.
d. Disektomi dengan peleburan.
2. Immobilisasi
3
Immobilisasi dengan mengeluarkan kolor servikal, traksi, atau brace.
3. Traksi
Traksi servikal yang disertai dengan penyanggah kepala yang dikaitkan pada
katrol dan beban.
4. Meredakan Nyeri
Kompres lembab panas, analgesik, sedatif, relaksan otot, obat anti inflamasi dan
jika perlu kortikosteroid.
F. Pengkajian
1. Anamnesa
Keluhan utama, riwayat perawatan sekarang, Riwayat kesehatan dahulu,
Riwayat kesehatan keluarga
2. Pemeriksaan Fisik
Pengkajian terhadap masalah pasien terdiri dari awitan, lokasi dan penyebaran
nyeri, parestesia, keterbatasan gerak dan keterbatasan fungsi leher, bahu dan
ekstremitas atas. Pengkajian pada daerah spinal servikal meliputi palpasi yang
bertujuan untuk mengkaji tonus otot dan kekakuannya.
3. Pemeriksaan Penunjang
G. Diagnosa Keperawatan yang Muncul
1. Nyeri b.d Kompresi saraf, spasme otot
2. Gangguan mobilitas fisik b.d nyeri, spasme otot, terapi restriktif dan kerusakan
neuromuskulus
3. Ansietas b.d tidak efektifnya koping individual
4. Kurang pengetahuan b.d kurangnya informasi mengenai kondisi, prognosis dan
tindakan pengobatan.
H. Intervensi
1. Nyeri b.d kompresi saraf, spasme otot
a. Kaji keluhan nyeri, lokasi, lamanya serangan, faktor pencetus / yang
memperberat. Tetapkan skala 0 – 10
b. Pertahankan tirah baring, posisi semi fowler dengan tulang spinal,
pinggang dan lutut dalam keadaan fleksi, posisi telentang
4
c. Gunakan logroll (papan) selama melakukan perubahan posisi
d. Bantu pemasangan brace / korset
e. Batasi aktifitas selama fase akut sesuai dengan kebutuhan
f. Ajarkan teknik relaksasi
g. Kolaborasi : analgetik, traksi, fisioterapi
2. Gangguan mobilitas fisik b.d nyeri, spasme otot, terapi restriktif dan
kerusakan neuromuskulus
a. Berikan / bantu pasien untuk melakukan latihan rentang gerak pasif dan
aktif
b. Bantu pasien dalam melakukan aktivitas ambulasi progresif
c. Berikan perawatan kulit dengan baik, masase titik yang tertekan setelah
rehap perubahan posisi. Periksa keadaan kulit dibawah brace dengan periode
waktu tertentu.
d. Catat respon emosi / perilaku pada immobilisasi
e. Demonstrasikan penggunaan alat penolong seperti tongkat.
f. Kolaborasi : analgetik
3. Ansietas b.d tidak efektifnya koping individual
a. Kaji tingkat ansietas pasien
b. Berikan informasi yang akurat
c. Berikan kesempatan pasien untuk mengungkapkan masalah seperti
kemungkinan paralisis, pengaruh terhadap fungsi seksual, perubahan peran dan
tanggung jawab.
d. Kaji adanya masalah sekunder yang mungkin merintangi keinginan
untuk sembuh dan mungkin menghalangi proses penyembuhannya.
e. Libatkan keluarga
4. Kurang pengetahuan b.d kurangnya informasi mengenai kondisi,
prognosis
a. Jelaskan kembali proses penyakit dan prognosis dan pembatasan
kegiatan
b. Berikan informasi mengenai mekanika tubuh sendiri untuk berdiri,
mengangkat dan menggunakan sepatu penyokong
5
c. Diskusikan mengenai pengobatan dan efek sampingnya.
d. Anjurkan untuk menggunakan papan / matras yang kuat, bantal kecil
yang agak datar dibawah leher, tidur miring dengan lutut difleksikan, hindari
posisi telungkup.
e. Hindari pemakaian pemanas dalam waktu yang lama
f. Berikan informasi mengenai tanda-tanda yang perlu diperhatikan
seperti nyeri tusuk, kehilangan sensasi / kemampuan untuk berjalan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Smeltzer, Suzane C, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth edisi 8 Vol 3, Jakarta : EGC, 2002
2. Doengoes, ME, Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman Untuk Perencanaan
dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, Edisi 2, Jakarta : EGC, 2000.
3. Tucker,Susan Martin,Standar Perawatan Pasien edisi 5, Jakarta : EGC, 1998.
4. Long, Barbara C, Perawatan Medikal Bedah, Bandung : Yayasan Ikatan
Alumni Pendidikan Keperawatan Pajajaran, 1996.
5. Priguna Sidharta, Sakit Neuromuskuloskeletal dalam Praktek, Jakarta : Dian
Rakyat, 1996.
6. Chusid, IG, Neuroanatomi Korelatif dan Neurologi Fungsional, Yogyakarta :
Gajahmada University Press, 1993.
6
I. Pathways
ÿÿÿÿ2 ÿÿÿÿar ÿÿdÿÿn ÿÿÿÿutÿÿadjustrightÿÿÿÿ2124095
7
Proses degeneratif
Ujung saraf spinal tertekan
Kandungan air menurun
Kehilangan protein polisakarida
Nukleus Pulposus Terdorong
Stress OkupasiTrauma
H N P
Gangguan Mobilitas Fisik
Penurunan Kerja reflekNyeriPerubahan sensasi
BAB IIITINJAUAN KASUS
PADA Ny,S DENGAN (HNP)
A. PENGKAJIANI IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. S.Umur : 51 tahunJenis kelamin : Perempuan Agama : IslamAlamat : Kalipang, RembangPekerjaan : -Pendidikan : SDPenanggung jawab : Tn MHubungan dengan klien : Suami Diagnosa medis : HNP No. Rekam medis : 740869Tanggal pengkajian : 7 november 2007
II RIWAYAT KESEHATAN
1. Keluhan utama: nyeri pinggang kanan
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Dua puluh tahun yang lalu klien merasa nyeri pinggang kanan, nyeri
bertambah berat jika mengangkat beban berat. Kemudian 5 bulan yang lalu
8
klien merasakan nyeri pinggang sampai kaki, kaki sering kesemutan, nyeri
bertambah jika berjalan.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Klien mengatakan tidak pernah mengalami cedera, tidak ada riwayat
hipertensi, DM dan penyakit menular dan keturunan yang lain.
4.Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada keluarga yang menderita penyakit seperti pasien
III DATA DASAR
1. Pernafasan
Pasien bernafas melalui hidung, spontan, tidak ada dypsneu, tak ada
takhipneu dan tak ada kesulitan dalam bernafas.
2. Sirkulasi
TD: 120/80 mmHg, tak ada pembesaran vena jugularis, tak ada
takhikardi/bradhikardi
3. Nutrisi dan cairan
Diet TKTP, porsi habis, pasien tidak mengalami kesulitan dalam mengunyah
dan menelan,Minum air putih, 5-6 gelas/hari
4. Eliminasi
BAB 3x/hari, konsistensi keras dan BAK 6-7x /hari, kuning jernih
5. Mobilitas dan kenyamanan
Pasien lebih banyak ditempat tidur karena nyeri pinggang kanan, kompres
hangat pada punggung, Dengan begitu pasien merasa nyerinya sedikit
berkurang. Pasien juga mengatakan nyeri bertambah jika berjalan..
6. Tidur dan istirahat
Tidur kurang, sering terbangun pada malam hari, karena serangan nyeri yang
hebat
7. Kebersihan diri
Kebersihan diri cukup, pasien dibantu oleh suami dalam melakukan ADL
8. Komunikasi
Komunikasi tidak terganggu,.
9. Ibadah
Pasien beragama Islam dan taat dalam beribadah
10. Sosial Ekonomi:
9
Pasien tidak bekerja namun membantu suami megangkat hasil panen dari
kebun.suami pensiun
11. Pengetahuan tentang kesehatan
Kalau sakit pasien memeriksakan diri ke dokter praktek
IV PENGKAJIAN FISIK
1.Keadaan umum
Kesadaran : compos mentis
TD : 120/80 mmHg
Nadi : 88x/menit
Suhu : 36oC
RR : 24x/menit
2.Kulit : turgor baik, kebersihan cukup
3.Kepala : rambut hitam bersih, tak mudah rontok
4.Mata : pupil isokor, reflek cahaya (+), konjungtiva tidak anemis, skliera tidak
icterik, tak ada gangguan dalam penglihatan
5.Telinga : simetris, tak ada serumen/sekret.
6.Hidung : tak ada polip, tak, ada sekret, tak ada pernapasan cuping hidung
7.Mulut dan tenggorok : tak ada kesulitan mengunyah, tak ada keluhan dalam
menelan, Leher :, tak ada pembesaran thiroid, vena jugularis dan
pembesaran limpha, kaku kuduk (-)
8.Dada : simetris, tak ada tarikan dinding dada
9.Paru : taktil fokal premitus normal, bunyi paru vesikuler
10.Jantung : tak ada pulsasi ictus cordis
11.Abdomen : simetris, tak ada distensi abdomen, tak ada nyeri tekan, peristaltik
usus (+)
12.Ekstremitas:
Motorik : Gerak : terbatas
Kekuatan : 4
Tonus :
Fungsi sensorik
Baik / tidak ada gangguan
Sensibilitas :Parestesi bagian lateral paha
10
Reflek :Patela kanan (+), kiri (+)
Achiles kanan (+), kiri (+)
Reflek patologis
Babinski : -
Chaddok : -
Schaffer : -
Openheim : -
Gordon : -
Bing : -
Gonda : -
V DATA PENUNJANG
Laboratorium
Hb : 14,5 g/dl ( 13,5-17,5)
Ht : 41.1 % (411-53)
Leko : 9,41 (4,1-10,9)
Tromb : 301 ui (140-440)
MRI : tgl 3 Nov 2007
Interpretasi :
Diskusi 2/3, L3/4, L4/5 dan L5/S1 meonjol ke posterior
Indentasi pada thecal sac disitu
Indensitas diskus hiperintens pada T2
Corpus tampak gepeng
Peonjolan ke posterior paling nyata L4/5 pada irisan sagital
Kesimpulan : HNP multipelregio lumbal, L4/5
THERAPI
Asam mefenamat 3x500 mg
Diazepam 2x2mg
11
B.ANALISA DATA
DATA MASALAH PENYEBAB
12
DS:
Pasien mengatakan nyeri
pinggang kanan.
Pasien mengatakan nyeri
bertambah jika berjalan
Skala nyeri 6
DO:
Terlihat pasien lebih
banyak di tempat tidur
dengan posisi telentang
mengurut kaki sampai
pinggang
DS:
Pasien menanyakan
mengapa sudah lama
dirawat tapi penyakitnya
tidak berkurang
DO:
Pasien dirawat selama satu
bulan.
Selalu menanyakan
tindakan keperawatan
ataupun medis
Nyeri
Kurang pengetahuan
mengenai kondisi dan
kebutuhan pengobatan
Kompresi saraf
Keterbatasan kognitif
C.DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri berhubungan dengan kompresi saraf
13
2. Kurang pengetahuan mengenai kondisi dan kebutuhan pengobatan berhubungan
dengan keterbatasan kognitif
D.RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
14
DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI
Nyeri b.d kompresi
saraf
Kurang pengetahuan
mengenai kondisi
dan kebutuhan
Tujuan : nyeri
berkurang sampai ke
tingkat ringan
Kriteria :
Menyatakan nyeri
berkurang
Istirahat tidur
cukup
Sikap rileks
Komunikasi lancar
Tujuan: mengetahui
kondisi dan kebutuhan
Pastikan durasi/episode masalah , siapa
yang telah dikonsulkan, dan obat dan/atau
terapi apa yang telah digunakan
Teliti keluhan nyeri, catat itensitasnya
( dengan skala 0-10 ), karakteristiknya
(misal : berat, berdenyut, konstan)
lokasinya, lamanya, faktor yang
memperburuk atau meredakan.
Catat kemungkinan patofisiologi yang
khas, misalnya otak/meningeal/infeksi
sinus, trauma servikal, hipertensi atau
trauma.
Observasi adanya tanda-tanda nyeri
nonverbal, seperi : ekspresi wajah, posisi
tubuh, gelisah, menangis/meringis, menarik
diri, diaforesis, perubahan frekuensi
jantung/pernafasan, tekanan darah.
Kaji hubungan faktor fisik/emosi dari
keadaan seseorang
Evaluasi perilaku nyeri
Batasi aktifitas
Ajarkan tehnik relaksasi / distraksi
Instruksikan pasien untuk melaporkan nyeri
dengan segera jika nyeri itu timbul.
Anjurkan untuk beristirahat didalam
ruangan yang tenang.
Berikan kompres hangat pada area nyeri
Masase daerah nyeri
Mengkaji pengetahuan keluarga tentang
sakitnya.
Memberikesempatan klien
15
pengobatan b.d
keterbatasan kognitif
pengobatan
Kriteria:
Mengungkapkan
pemahaman tentang
kondisi dan
kebutuhan
pengobatan
Perubahan gaya
hidup yang tepat
Mengidentifikasi
situasi stress dan
metode
menghadapinya
mengungkapkan perasaannya
Membantu pasien dalam
mengidentifikasikan kemungkinan faktor
predisposisi, seperti stress emosi,
Menjelaskan prosedur tindakan
keperawatan dan tindakan pengobatan
Menjelaskan tentang efek dan kegunaan
obat- obatan yang diberikan
E. IMPLEMENTASI
16
NO DX JAM IMPLEMENTASI RESPON KLIEN
1
II
7 Nov
2007
09.00
08 Nov
2007
Mengkaji karakteristik
nyeri. lokasi, lamanya, faktor
yang memperburuk dan yang
meredakan.
Mencatat adanya tanda-
tanda nyeri non verbal, seperti:
ekspresi wajah, posisi tubuh,
menangis atau meringis,
menarik diri.
Menganjurkan klien
istirahat
Meberikan posisi
nyaman,
Mengajarkan tehnik
relaksasi
Mengompres dengan air
hangat pada daerah nyeri
Menberikan terapi asmef
500mg
Mengkaji pengetahuan
keluarga tentang sakitnya.
S:
klien mengatakan nyeri masih
dirasakan jika bergerak dan
makain berat bila berjalan.
O :
klien tampak meringis kesakitan
Skala nyeri 6
Nyeri dirasakan di pinggang
kanan.
O :
Klien tampak istirahat bedrest di
tempat tidur
O; klien sedikit nyaman
O : klien mau mempraktekkan
S : kien mengatakan sedikit
berkurang nyerinya
O : tampak sedikit rtilek
O ; asmef masuk per oral 500
mg
S ; klien mengatakan belum tau
sebab penyakitnya
O; klien banyak bertanya pada
perawat dan setiap tindakan
S : klien mengungkapkan
kecemasannya
O ;klien mengungkapkan
17
I, II 9 Nov
2007
Memberikesempatan klien
mengungkapkan perasaannya
Membantu pasien dalam
mengidentifikasikan
kemungkinan faktor
predisposisi, seperti stress
emosi,
Menjelaskan prosedur
tindakan keperawatan dan
tindakan pengobatan
Menjelaskan tentang efek
dan kegunaan obat- obatan
yang diberikan
Mengkaji karakteristik
nyeri. lokasi, lamanya, faktor
yang memperburuk dan yang
meredakan.
Mencatat adanya tanda-
tanda nyeri non verbal, seperti:
ekspresi wajah, posisi tubuh,
menangis atau meringis,
menarik diri.
Menberikan terapi asmef
500mg
Membantu pasien dalam
mengidentifikasikan
kemungkinan faktor
predisposisi, seperti stress
perasaannya
S : klien mengungkapkan cemas
dengan kondisi penyakitnya
O:
S : klien memperhatikan
O : klien kooperatif
S : klien memperhatikan
penjelasan dari perawat
O; klien kooperatif
S:
klien mengatakan nyeri masih
dirasakan jika bergerak dan
makain berat bila berjalan.
O :
klien tampak meringis kesakitan
Skala nyeri 4
Nyeri dirasakan di pinggang
kanan.
O ; asmef masuk per oral 500
mg
S : klien mengungkapkan cemas
dengan kondisi penyakitnya
O:
S : klien memperhatikan
18
emosi,
Menjelaskan prosedur
tindakan keperawatan dan
tindakan pengobatan
Menjelaskan tentang efek
dan kegunaan obat- obatan
yang diberikan
Menganjurkan klien
untuk menghindari angkat
beban berat
O : klien kooperatif
S : klien memperhatikan
penjelasan dari perawat
O; klien kooperatif
S : klien mau melaksanakan
anjuran dari perawat
O ; kooperatif
F. EVALUASI
19
NO
DX
TGL/JAM EVALUASI TTD
I
II
09 NOV
2007
13.30
WIB
13.30
WIB
S: Pasien mengatakan nyeri berkurang sedikit tetapi masih
dirasakan dipinggang kanan, dan makin bertambah
jika bergerak
O: Klien tampak meringis kesakitan
Skala nyeri 4
Klien tiduran terus di tempat tidur.
A: Masalah teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi.
Ingatkan kembali tehnik relaksasi/ distraksi
Kaji karakteristik nyeri
Kolaborasi analgatik
S: Pasien menanyakan sebenarnya sakitnya ada obatnya
atau tidak.
Pasien mengatakan sudah lama sekali di RS dan sudah
ingin pulang.
O: Pasien dan keluarga banyak bertanya.
Pasien dan keluarga mendengarkan penjelasan perawat
dan tampak puas.
A: Masalah teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi.
Yakinkan bahwa penyakit nya bisa disembuhkan
dan beri dukungan moral
BAB IVPEMBAHASAN
20
HNP adalah Suatu nyeri yang disebabkan oleh proses patologik dikolumna
vertebralis pada diskus intervertebralis (diskogenik), juga disebut nukleus pulposus
keluar menonjol untuk kemudia menekan ke arah kanalis spinalis melalui anulus
fibrosis yang robek.Diskus Intervertebralis adalah lempengan kartilago yang
membentuk sebuah bantalan diantara tubuh vertebra. Material yang keras dan fibrosa ini
digabungkan dalam satu kapsul. Bantalan seperti bola dibagian tengah diskus disebut
nukleus pulposus.
Pada kebanyakan pasien, gejala trauma segera bersifat khas dan singkat, dan
gejala ini disebabkan oleh cedera pada diskus yang tidak terlihat selama beberapa bulan
maupun tahun. Kemudian pada degenerasi pada diskus, kapsulnya mendorong ke arah
medula spinalis atau mungkin ruptur dan memungkinkan nukleus pulposus terdorong
terhadap sakus dural atau terhadap saraf spinal saat muncul dari kolumna spinal.
Pada Ny S usia 51 th telah di lakukan pemeriksaan secara keseluruhan dan di
dukung data penunjang selama di rawat di Rumah Sakit dr Kariadi Semarnag pada
tanggal telah di temukan HNP dengan di tandai nyeri pinggang kanan, nyeri bertambah
berat jika mengangkat beban berat. Kemudian klien merasakan nyeri pinggang sampai
kaki, kaki sering kesemutan, nyeri bertambah jika berjalan.
dan dari tim medis di lakukan tindakan pengobatan.di lanjutkan tindakan
keperawatan di ruang BI saraf dan setelah di lakukan pengkajian keperawatan selama 3x
24 jam sehingga di dapatkan tiga masalah utama yang muncul yaitu : ganggauan rasa
nyaman nyeri, kurang pengetahuan tentang prosedur pengobatan
Dari dua masalah yang muncul sehingg dari tim keperawatan di lakukan tindakan
keperawatan berupa mengajarkan tehnik relaksasi dan nafas dalam untuk mengatasi
nyeri, memberikan penjelasan tentang prosedur tindakan dan pengobatan,dan
memberikan motivasi dukungan moral Setelah di lakukan tindakan keperawatan Selama
3 x 24 jam di dapatkan hasil evaluasi berupa : berkurangnya nyeri secara bertahap, ada
peningkatan pengetahuan tentang prosedur tindakan dan pengobatan.
21