Upload
moh-ubaidillah-faqih
View
235
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
ASUAHAN KEPERAWATAN ANAK
PADA
PASIEN JANTUNG ANEMIA
OLEH :
ISTIKANAH
(08.01.00.025)
STIKES NU TUBAN
PRODI S1 KEPERAWATAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Peristiwa jantung anemia pada bayi dan anak menggambarkan terdapatnya rendahnya
sel darah merah dan kadar hemoglobin dan hematokrit di bawah normal.keadaan itu
timbul karena asupan gizi anak kurang atau sistem imun yang rendah.
Hingga pada saat ini kasus anemia terus bertambah khususnya pada anak dan ibu
hamil.bahkan diindonesia korban anemia terus bertambah.
Penyakit jantung anemia pada umumnya baru diketahui jika seseorang tersebut telah
mengalami perdarahan hebat setelah mengalami trauma luka .
Maka pemerintah membuat program untuk mencegah anemia semakin meningkat
yaitu dengan memberikan obat zat besi kepada ibu hamil dan anak-anak di pos yandu
serta memberikan penyuluhan kesehatan tentang pentingnya mengkonsumsi sayuran
segar.
1.2 TUJUAN
1.2.1.TUJUAN UMUM
Untuk mengetahui lebih jelas tentang askep jantung anemia pada bayi dan anak.
1.2.2.TUJUAN KHUSUS
1.2.2.1.Untuk mengetahui pengertian dari jantung anemia pda bayi dan anak.
1.2.2.2.Untuk mengetahui penyebab jantung anemia pada bayi dan anak.
1.2.2.3.Untuk mengetahui klasifikasi dari jantung anemia bayi dan anak.
1.2.2.4.Untuk mengetahui tanda dan gejala jantung anemia pada bayi dan anak.
1.2.2.5.Untuk mengetahui diagnosis jantung anemia pada bayi dan anak.
1.2.2.6.Untuk mengetahui komplikasi jantung anemia pada bayi dan anak.
1.2.2.7.Untuk mengetahui pengobatan pada bayi dan anak.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 TINJAUAN TEORI
2.1.1 definisi
Anemia adalah istilah yang menunjukkan rendahnya hitung sel darah merah dan kadar
hemoglobin dan hematokrit di bawah normal. Anemia bukan merupakan penyakit, melainkan
merupakan pencerminan keadaan suatu penyakit atau gangguan fungsi tubuh. anemia terjadi
apabila terdapat kekurangan jumlah hemoglobin untuk mengangkut oksigen ke jaringan
(Brunner and Suddart, 2001).
Penyebab menurut Brunner and Suddart (2001)
a. Sel darah merah premature/ penghancuran sel darah merah yang berlebih (hemolisis)
b. Kehilangan darah
c. Defisit zat besi dan nutrisi
d. Penyakit kronis yang berhubungan dengan infeksi, inflamasi, kerusakan jaringan.
Menurut Sylvia Anderson (1995) timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan
sumsum atau kehilangan sel darah merah berlebih atau keduanya kegagalan sumsum (mis.
berkurangnya eritropoesis) dapat terjadi karena kekurangan nutrisi pajanan toksis, invasi
tumor atau kebanyakan akibat penyebab yang tidak diketahui.
Apabila jumlah efektif sel darah merah berkurang, maka lebih sedikit O2 yang dikirimkan ke
jaringan. Kehilangan darah yang mendadak (30% atau lebih), seperti pada perdarahan,
menimbulkan simtomatologi sekunder hipovolemia dan hipoksemia tanda dan gejala yang
sering muncul adalah gelisah, deaforosis (keringat dingin) takikardi, sesak nafas, kolaps
sirkulasi yang progresif cepat atau syok. Namun pengurangan hebat massa sel darah merah
dalam waktu beberapa bulan (walaupun pengurangan 50%) memungkinkan mekanisme
kompensasi tubuh menyesuaikan diri, dan biasanya penderita asimtomatik kecuali pada kerja
jasmani berat. Mekanisme kompensasi tubuh bekerja melalui:
a. Peningkatan curah jantung dan pernapasan, karena itu menambah pengiriman 02 ke
jaringan-jaringan oleh sel darah merah.
b. Meningkatkan pelepasan O2 oleh hemoglobin
c. Mengembangkan volume plasma dengan menarik cairan dari sela-sela jaringan.
d. Redistribusi aliran darah ke organ-organ vital
2.1.2 Patofisiologi
Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sumsum atau kehilangan sel
darah merah secara berlebihan atau keduanya. Kegagalan sumsum dapat terjadi akibat
kekurangan nutrisi, pajanan toksik, invasi tumor atau kebanyakan akibat penyebab yang tidak
diketahui. Sel darah merah dapat hilang melalui perdarahan atau hemplisis (destruksi), hal ini
dapat akibat defek sel darah merah yang tidak sesuai dengan ketahanan sel darah merah yang
menyebabkan destruksi sel darah merah.
Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam sel fagositik atau dalam system
retikuloendotelial, terutama dalam hati dan limpa. Hasil samping proses ini adalah bilirubin
yang akan memasuki aliran darah. Setiap kenaikan destruksi sel darah merah (hemolisis)
segera direfleksikan dengan peningkatan bilirubin plasma (konsentrasi normal ≤ 1 mg/dl,
kadar diatas 1,5 mg/dl mengakibatkan ikterik pada sclera).
Apabila sel darah merah mengalami penghancuran dalam sirkulasi, (pada kelainan
hemplitik) maka hemoglobin akan muncul dalam plasma (hemoglobinemia). Apabila
konsentrasi plasmanya melebihi kapasitas haptoglobin plasma (protein pengikat untuk
hemoglobin bebas) untuk mengikat semuanya, hemoglobin akan berdifusi dalam glomerulus
ginjal dan kedalam urin (hemoglobinuria).
Kesimpulan mengenai apakah suatu anemia pada pasien disebabkan oleh
penghancuran sel darah merah atau produksi sel darah merah yang tidak mencukupi biasanya
dapat diperleh dengan dasar:1. hitung retikulosit dalam sirkulasi darah; 2. derajat proliferasi
sel darah merah muda dalam sumsum tulang dan cara pematangannya, seperti yang terlihat
dalam biopsi; dan ada tidaknya hiperbilirubinemia dan hemoglobinemia.
2.1.3 Etiologi
1. Hemolisis (eritrosit mudah pecah)
2. Perdarahan
3. Penekanan sumsum tulang (misalnya oleh kanker)
4. Defisiensi nutrient (nutrisional anemia), meliputi defisiensi besi, folic acid,
piridoksin,vitamin C dan copper
2.1.4 Manifestasi Klinis
Pada anemia, karena semua sistem organ dapat terlibat, maka dapat menimbulkan manifestasi
klinik yang luas.
Menurut Brunner dan Suddart (2001), manifestasi ini bergantung pada:
a. Kecepatan timbulnya anemia
b. Umur individu
c. Mekanisme kompensasinya
d. Tingkat aktivitasnya
e. Keadaan penyakit yang mendasari
f. Parahnya anemia tersebut
2.1.5 Gejala-gejala umum anemia antara lain Menurut Brunner dan Suddart
(2001) :
a. Kelemahan, kelelahan
b. Takikardi
c. Palpitasi
d. Pusing tinnitus
e. Takipnea pada latihan fisik
f. Pucat pada kulit
g. Kongjungtiva anemis
h. Nyeri dada (angina)
2.1.6 Klasifikasi Anemia
Menurut Brunner dan Suddart (2001), anemia diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Anemia aplastik
Pengertian
Anemia aplastik adalah anemia yang disebabkan oleh penurunan sel prekursor dalam
sumsum tulang dan lemak menggantikan sumsum tulang (Charlene J. Reeves, 2001)
b. Anemia defisiensi besi
Pengertian
Anemia defisiensi besi adalah suatu kondisi dimana kandungan besi tubuh total tidak adekuat
untuk perkembangan sel darah optimal. (Sandra M. Nettina, 2002)
c. Anemia Megaloblastik
Pengertian
Anemia megaloblastik adalah anemia yang disebabkan oleh definisi vitamin B12 dan
defisiensi asam folat yang memperlihatkan perubahan sumsum tulang dan darah perifer yang
identik (Brunner dan Suddart, 2001).
2.1.7 Komplikasi
Komplikasi umum akibat anemia adalah:
o Gagal jantung,
o Parestisia dan
o Kejang.
2.2 TINJAUAN KEPERAWATAN
2.2.1 Pengkajian
Perawat mengumpulkan informasi tentang riwayat penyakit jantung anemia pasien.
Pasien ditanyakan tentang faktor atau kejadian yang dapat menimbulkan penyakit jantung
anemia.
1.Identitas
Identitas klien meliputi : nama, umur, jenis kelamin, agama, suku bangsa,alamat,
tanggal masuk rumah sakit, nomor register, tanggal pengkajian dan diagnosa medis.
2.Keluhan utama
Merupakan kebutuhan yang mendorong penderita jantung anemia untuk masuk RS. keluhan
utama pada penderita jantung anemia misalnya yaitu pucat,mudah lelah,pusing,nafas pendek
nadi cepat,dan suhu tubuh meningkat.
3.Riwayat penyakit sekarang
Merupakan riwayat klien saat ini meliputi keluhan, sifat dan hebatnya keluhan, mulai timbul.
Biasanya ditandai dengan anak mulai rewel, kelihatan pucat, demam, sianosis,merasa sesak.
4. Riwayat penyakit dahulu.
Adanya riwayat penyakit sebelumnya yang berhubungan dengan keadaan penyakit
sekarang perlu ditanyakan.
5. Riwayat kehamilan dan kelahiran.
Dalam hal ini yang dikaji meliputi riwayat prenatal, natal dan post natal. Dalam riwayat
prenatal perlu diketahui penyakit apa saja yang pernah diderita oleh ibu. Riwayat natal perlu
diketahui apakah bayi lahir dalam usia kehamilan aterm atau tidak karena mempengaruhi
sistem kekebalan terhadap penyakit pada anak. Trauma persalinan juga mempengaruhi
timbulnya penyakit contohnya aspirasi ketuban untuk anak. Riwayat post natal diperlukan
untuk mengetahui keadaan anak setelah kelahirannya.
6. Riwayat penyakit keluarga
Merupakan gambaran kesehatan keluarga, apakah ada kaitannya dengan penyakit yang
dideritanya. Pada keadaan ini status kesehatan keluarga perlu diketahui, apakah ada yang
menderita gangguan hematologi, adanya faktor hereditas misalnya kembar monozigot.
2.2.2 Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik yang dilakukan sama dengan pengkajian fisik yang dilakukan terhadap
pasien yang menderita penyakit jantung anemia pada umumnya. Secara spesifik data yang
dapat ditemukan dari hasil pengkajian fisik pada penyakit jantung anemia ini adalah:
a) Bayi baru lahir berukuran kecil dan berat badan kurang.
b) Anak terlihat pucat, banyak keringat bercucuran, ujung-ujung jari hiperemik.
c) Diameter dada bertambah, sering terlihat pembonjolan dada kiri.
d) Tanda yang menojol adalah nafas pendek dan retraksi pada jugulum, sela
e) intrakostal dan region epigastrium.
f) Pada anak yang kurus terlihat impuls jantung yang hiperdinarnik.
g) Anak mungkin sering mengalami kelelahan dan infeksi saluran pernafasan atas
h) Neonatus menunjukan tanda-tanda respiratory distress seperti
mendengkur, tacipnea dan retraksi.
i) Anak pusing, tanda-tanda ini lebih nampak apabila pemenuhan
kebutuhan terhadap O2 tidak terpenuhi ditandai dengan adanya
murmur sistolik yang terdengar pada batas kiri sternum,
j) Adanya kenaikan tekanan darah. Tekanan darah lebih tinggi pada lengan daripada kaki.
k) Denyut nadi pada lengan terasa kuat, tetapi lemah pada popliteal dan temoral.
l) Anak tampak pucat dan suhu naik.
2.2.3 Diagnosa Keperawatan
1. Intoleransi aktivitas b/d gangguan sistem transpor oksigen sekunder akibat anemia
2. Kurang nutrisi dari kebutuhan b/d ketidak adekuatan masukan sekunder akibat: kurang
stimulasi emosional/sensoris atau kurang pengetahuan tentang pemberian asuhan.
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1 KASUS
Anak A(3 th) dilarikan ke RS NU TUBAN setelah jatuh dan mengalami pendarahan hebat
pasien dibawa ke RS dalam keadaan pingsan.
Setelah dilakukan pemeriksaan oleh perawat didapatkan S : 39 C,N:110x/mnt
,RR:30x/mnt ,TD :110/90 mmhg.wajah px pucat, konjungtiva anemis dan Tubuh px tampak
kurus.ibu pasien mengatakan pasien sangat sulit makan dan gampang sekali capek.
3.2. PENGKAJIAN
PRAKTIK PROFESI KEPERAWATAN ANAK
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NAHDLATUL ULAMA TUBAN
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN PROGRAM UMUM (A)
JL. LETDA SECIPTO NO. 211 TUBAN TELP. 0356-325789 FAX. 333237 Email : STIKES-
LEMBAR PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Tanggal MRS :11 Maret 2011 Jam Masuk :09.30 WIB
Tanggal Pengkajian :11 Maret 2011 No. RM:6765
Jam Pengkajian :10.00 WIB Diagnosa Masuk: anemia
IDENTITAS
Identitas anak Identitas Orang Tua
Nama :An.A Identitas Orang Tua:TN.B
Umur/Tgl lahir :3th Nama ibu :NY.B
Pendidikan :- Pekerjaan ayah/ibu :Swasta
Jenis kelamin :Laki-laki Pendidikan ayah:SMA
Suku/Bangsa :Jawa Pendidikan ibu:SMP
Alamat :Tuban
Sumber informasi :-
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
1. Keluhan Utama :Px pingsan setelah jatuh dari sepeda.
Riwayat Penyakit Saat ini :pasien dilarikan ke RS NU TUBAN setelah jatuh dan
mengalami pendarahan hebat pasien dibawa ke RS dalam keadaan pingsan. Pasien tampak
pucat, kurus dan wajah tampak membiru.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
Riwayat Kesehatan Sebelumnya :-
Riwayat Kesehatan yang lalu :-
1. Penyakit yang pernah di derita:
Demam, Kejang, Batuk pilek, Mimisan,
Lain-lain…….
2. Operasi : Ya, Tidak Tahun........
3. Alergi : Makanan, Obat, Udara, Debu, lainnya,
sebutkan…………………
4. Imunisasi : BCG (Umur…2.bulan), Polio…3..x (Umur..2,4,6bulan)
DPT…x (Umur…,…,…bulan), Hep.B…x (Umur…,…,…bulan), Campak (Umur…..bln)
Riwayat kesehatan keluarga
1. Penyakit yang pernah diderita keluarga :-
2. Lingkungan rumah dan komunitas :Nyaman,lingkungan bersih rumahnya ada
jendelanya,
3. Perilaku yang mempengaruhi kesehatan :-
4.Persepsi keluarga terhadap penyakit anak :Cobaan tuhan
Riwayat nutrisi
Nafsu makan : Baik, Tidak, Mual, Muntah
Pola makan : 2x/hari, 3x/hari, > 3x/hari
Minum : Jenis……………………....., jumlah………………….cc/hari
Pantangan makanan : Ya, Tidak,
Menu makanan :……………………………………………………………………………
Riwayat pertumbuhan
1. BB saat ini :……7 ....kg, TB……80…cm, LK…….cm, LD…….cm, LLA……cm
2. BB lahir :…2900……kg, BB sebelum sakit…7…..kg
3. Panjang badan lahir :……49..cm
Riwayat perkembangan
1. Pengkajian perkembangan (DDST) :
Tahap perkembangan psikososial :
2. Tahap perkembangan psikoseksual :
OBSERVASI DAN PEMERIKSAAN FISIK
1. Tanda tanda vital
Keadaan Umum :Kurang baik
Tanda Vital : S :39C N :110x/Menit
TD :110/90mmHg RR :30x/menit
Kesadaran Compos Mentis Apatis Somnolen Sopor Koma
2. Sistem Pernafasan B1
a. Keluhan : sesak nyeri waktu nafas
Batuk produktif tidak produktif
Sekret :…….. Konsistensi :......................
Warna :.......... Bau :..................................
Masalah Keperawatan :
b. Irama nafas teratur tidak teratur
c. Jenis Dispnoe Kusmaul Cheyne Stokes
d. Suara nafas Vesikuler Bronko vesikuler
Ronki Wheezing
e. Alat bantu napas ya tidak
Jenis................... Flow..............lpm
Lain-lain :
3. Sistem Kardio vaskuler B2
a. Keluhan nyeri dada ya tidak
b. Irama jantung reguler ireguler
S1/S2 tunggal ya tidak
c. Suara jantung normal murmur
gallop lain-lain.....
d. CRT :.............detik
e. Akral hangat panas dingin kering
basah
f. JVP normal meningkat menurun
Lain-lain :
4. Sistem Persyarafan B3
a. GCS : 246……………..
Masalah Keperawatan :gx pola napas
Masalah keperawatan:
sesak napas
b. Refleks fisiologis patella triceps biceps
c. Refleks patologis babinsky budzinsky kernig
d. Keluhan pusing ya tidak
e. Pupil Isokor Anisokor Diameter……..
f. Sclera/Konjunctiva anemis ikterus
g. Gangguan pandangan ya tidak Jelaskan……..
h. Gangguan pendengaran ya tidak Jelaskan……..
i. Gangguan penciuman ya tidak Jelaskan……..
j. Isitrahat/Tidur :........8......... Jam/Hari Gangguan tidur : ya,dikarenkan sesak
napasnya........................
5. Sistem perkemihan B4
a. Kebersihan Bersih Kotor
b. KeluhanKencing Nokturi Inkontinensia
Gross hematuri Poliuria
Disuria Oliguria
Retensi Hesistensi
Anuri
c. Produksi urine : ………….. ml/hari Warna…… Bau………..
d. Kandung kemih : Membesar ya tidak
Nyeri tekan ya tidak
e. Intake cairan oral : ……… cc/hari parenteral : ……… cc/hari
Masalah Keperawatan :
Anemia
f. Alat bantu kateter ya tidak
Jenis :............. Sejak tanggal : .........
Lain-lain :
6. Sistem pencernaan B5
a. Mulut bersih kotor berbau
b. Mukosa lembab kering stomatitis
c. Tenggorokan sakit menelan kesulitan menelan
pembesaran tonsil nyeri tekan
d. Abdomen tegang kembung ascites
Nyeri tekan ya tidak
Luka operasi ada tidak Tanggal operasi : .............
Jenis operasi :.............. Lokasi : ................
Keadaan : Drain ada tidak
Jumlah :........... Warna :...................
Kondisi area sekitar insersi :...............
e. Peristaltik :.............. x/menit
f. BAB : ......................x/hari Terakhir tanggal : ..............
Konsistensi keras lunak cair lendir/darah
g. Diet padat lunak cair
h. Nafsu makan baik menurun Frekuensi:..2...x/hari
Masalah Keperawatan
i. Porsi makan habis tidak Keterangan:merasa mual
Lain-lain:
7. Sistem muskulo skeletal dan integumen B6
a. Pergerakan sendi bebas terbatas
b. Kekuatan otot
c. Kelainan ekstremitas ya tidak
d. Kelainan tulang belakang ya tidak
e. Fraktur ya tidak
f. Traksi / spalk /gips ya tidak
g. Kompartemen syndrome ya tidak
h. Kulit ikterik sianosis kemerahan hiperpigmentasi
i. Turgor baik kurang jelek
j. Luka jenis :........... luas : ......... bersih kotor
Lain-lain:
8. Sistem Endokrin
Pembesaran kelenjat tyroid ya tidak
Pembesaran Kelenjar getah beningya tidak
Masalah keperawatan:
Intake cairan kurang
Masalah Keperawatan :Gx immobilitas
Hipoglikemia ya tidak
Hiperglikemia ya tidak
Luka gangren ya tidak
Lain-lain:
PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL-SPIRITUAL
Ekspresi afek dan emosi : Senang, Sedih, Menangis, Cemas
Marah, Diam, Takut, Lainnya…………………….
Hubungan dengan keluarga : Akrab, Kurang akrab
Dampak hospitalisasi bagi anak:Merasa takut dan cemas saat mendengar kata rumah sakit.
Dampak hospitalisasi bagi orang tua:Ortu lebih waspada dengan keadaan anaknya.
PERSONAL HYGIENE & KEBIASAAN
.a.Mandi:2... x/hari f. Ganti pakaian :1......x/hari
b. Keramas :.....2x seminggu g. Sikat gigi : ......................x/hari
c. Memotong kuku :.1 kali seminggu
d. Merokok : ya tidak
e. Alkohol : ya tidak
Masalah Keperawatan :
Masalah keperawatan:
Anxietas
Masalah Keperawatan :
PEMERIKSAAN PENUNJANG (Laboratorium,Radiologi, EKG, USG )
1. Kadar Hb, hematokrit, indek sel darah merah, penelitian sel darah putih, kadar Fe,
pengukuran kapasitas ikatan besi, kadar folat, vitamin B12, hitung trombosit, waktu
perdarahan, waktu protrombin, dan waktu tromboplastin parsial.
2. Aspirasi dan biopsy sumsum tulang. Unsaturated iron-binding capacity serum
3. Pemeriksaan diagnostic untuk menentukan adanya penyakit akut dan kronis serta sumber
kehilangan darah kronis.
Terapi
Penatalaksanaan anemia ditujukan untuk mencari penyebab dan mengganti darah yang
hilang:
1. Anemia aplastik:
o Transplantasi sumsum tulang
o Pemberian terapi imunosupresif dengan globolin antitimosit(ATG)
2. Anemia pada penyakit ginjal
o Pada paien dialisis harus ditangani denganpemberian besi dan asam folat
o Ketersediaan eritropoetin rekombinan
3. Anemia pada penyakit kronis
Kebanyakan pasien tidak menunjukkan gejala dan tidak memerlukan penanganan untuk
aneminya, dengan keberhasilan penanganan kelainan yang mendasarinya, besi sumsum
tulang dipergunakan untuk membuat darah, sehingga Hb meningkat.
4. Anemia pada defisiensi besi
o Dicari penyebab defisiensi besi
o Menggunakan preparat besi oral: sulfat feros, glukonat ferosus dan fumarat ferosus.
5. Anemia megaloblastik
o Defisiensi vitamin B12 ditangani dengan pemberian vitamin B12, bila difisiensi
disebabkan oleh defekabsorbsi atau tidak tersedianya faktor intrinsik dapat diberikan
vitamin B12 dengan injeksi IM.
o Untuk mencegah kekambuhan anemia terapi vitamin B12 harus diteruskan selama
hidup pasien yang menderita anemia pernisiosa atau malabsorbsi yang tidak dapat
dikoreksi.
o Anemia defisiensi asam folat penanganannya dengan diet dan penambahan asam
folat 1 mg/hari, secara IM pada pasien dengan gangguan absorbsi.
DATA TAMBAHAN LAIN :
TINDAKAN OPERASI :-
Tuban,11 Maret 2011
(…………………)
3.2 ANALISA DATA
No Data Etologi Masalah
1. Ds : px mengatakan sesak
nafas.
Do :
KU : kurang baik
TTV :
S : 39C
N :110x/mnt
RR :30x
TD :110/90mmhg
Inspeksi:wajah
nampak pucat.
Luka trauma
Perdarahan
Anemia
Viskositas darah menurun
Resistensi aliran darah
periver
Transpor o2 ke jar
hipoxia
kerja jantung
payah jantung
sesak nafas
gx pola nafas
Gangguan pola nafas
2. Ds : px merasa cepet
kelelahan.
Do :
KU:Kurangbaik
TTV:
S :39C
N:110x/Menit
TD :110/90mmHg
RR :30x/menit
Inspeksi:Px tampak
pucat ,lelah.
Berkeringat dingin
(+)
Luka trauma
Perdarahan
Anemia
Viskositas darah menurun
Resistensi aliran darah
periver
Transpor o2 ke jar
hipoxia
lemah
aktivitas terganggu
kelelahan
Intoleransi aktivitas
Bibir membiru
Sianosis
3.3 DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan pola nafas berhubungan dengan meningkatnya kerja jantung.
2. Gangguan intoleransi aktivitas berhubungan dengan menurunnya transpor O2 ke
jaringan.
3.4 INTERVENSI DAN IMPLEMENTASI
No Diagnosa Tujuan /KH Tgl /jam Intervensi Rasional Implementasi
1. Gangguan pola nafas
berhubungan dengan
meningkatnya kerja
jantung.
Tujuan: setelah
dilakukan tindakan
selama 1x24 jam
mempertahankan
tingkat energi
adekuat tanpa
stress tambahan
dengan KH:
-TTV normal
-KU baik
-anak tidak sesak
nafas.
1.awasi frekwensi
/kedalaman
pernafasan ,penggunaan
otot aksesori area
sianosis.
2. auskultasi bunyi
nafas catat,dan
dengarkan bunyi
adventisius
3. bantu dalam
mengubah posisi ,batuk
dan nafas dalam.
1. indikator keadekuatan
fungsi pernafasan atau
tingkat gangguan dan
kebutuhan /keefektifan
terapi.
2.terjadinya atekektasis
dan statis sekret dapat
mengganggu pertukaran
gas.
3.meningkatkan
ekspansi dada
optimal,memobilisasika
n sekresi ,dan pengisisan
udara semua area paru
1.mengawasi
frekwensi /kedalaman
pernafasan ,pengguna
an otot aksesori area
sianosis.
2. mengauskultasi
bunyi nafas catat,dan
dengarkan bunyi
adventisius
3. membantu dalam
mengubah
posisi ,batuk dan
nafas dalam.
menurunkan resiko statis
sekret.
2 Gannguan intoleransi
aktivitas
berhubungan dengan
menurunnya transpor
O2 ke jaringan.
Tujuan:Setelah
dilakukan
perawatan 3x24
jam pasien merasa
nyaman dalam
beraktifitas,dengan
Kriteria hasil:
-TTV normal
-KU baik
-anak tidak merasa
kelelahan saat
beraktivitas.
1. Pantau pasien untuk
melakukan aktivitas
2. Kaji faktor yang
menyebabkan keletihan
3. Anjurkan aktivitas
alternatif sambil
istirahat.
4. Pertahankan status
nutrisi yang adekuat.
1.Aktivitas apa yang
membuat pasien merasa
nyaman.
2.Untuk membatasi
faktor-faktor penyebab.
3.Mengurangi resiko
terjadi kelelahan.
4.Untuk menjaga
keseimbangan tubuh.
1. Memantau pasien
untuk melakukan
aktivitas
2. Mengkaji faktor
yang menyebabkan
keletihan
3. Menganjurkan
aktivitas alternatif
sambil istirahat
4. Mempertahankan
status nutrisi yang
adekuat
3.5 EVALUASI
No Tgl /jam Diagnosa SOAP
1. Gangguan pola nafas
berhubungan dengan
meningkatnya kerja jantung.
S:Px mengatakan sesak napas sudah
berkurang.
O: KU:Cukup baik
TTV: : S :37C
N:110x/Menit
TD :100/90mmHg
RR :26x/menit
-Inspeksi:wajah pasien sudah tidak pucat.
-irama nafas teratur
A:Masalah teratasi
P:Tindakan dihentikan.
2. Gannguan intoleransi
aktivitas berhubungan
dengan menurunnya
transpor O2 ke jaringan
S:Px mengatakan aktivitasnya tidak
terganggu lagi.
O: : KU:Cukup baik
TTV: : S :37C
N:110x/Menit
TD :100/90mmHg
RR :26x/menit
Inspeksi:Px tampak tidak pucat..
- Berkeringat dingin (-)
-Bibir membiru(-)
-Sianosis(-)
A:Masalah teratasi.
P:Tindakan di hentikan.
BAB IV
PENUTUP
Dari makalah yang telah kita bahas diketahui bahwa jantung anemia pada dasarnya
adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh enemia yang kemudian bisa menyebabkan
penyakit jantung.
Penyakit jantung anemia pada anak sangat berbahaya jika tidak segera ditangani
karena penyakit tersebut dapat menyebabkan kematian.
Maka perlu adanya pencegahan agar penyakit tersebut tidak terjadi khususnya pada
anak. Denagan cara penuhi kebutuhan nutrisi anak dan hindarkan anak dari truma luka yang
dapat menyebabkan perdarahan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Nursalam, Rekawati, Sri Utami, Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak, Jakarta,
Medika, 2005
2. Robins, Dasar-dasar Patologi Penyakit, EBC, 2005
3. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak, Jakarta, Medika, 2006