Upload
others
View
14
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA KLIEN TN.MDENGAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN GASTRITIS
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TONGAUNAKABUPATEN KONAWE
TAHUN 2018
KARYA TULIS ILMIAH
Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Pendidikan Diploma IIIPoliteknik Kesehatan Kemenkes Kendari Jurusan Keperawatan
OLEH :
SITI SAHARIA14.401.2017.00074 6
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIAPOLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
JURUSAN KEPERAWATAN2018
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS
1. Nama Lengkap : Siti Saharia
2. Tempat/Tanggal Lahir : Kendari, 16 Desember 1977
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Agama : Islam
5. Suku/Kebangsaan : Bugis/Indonesia
6. Alamat : Unaaha
7. No. Telp/Hp : -
II. PENDIDIKAN
1. Sekolah Dasar Negeri : SDN 1 Pomalaa Lulus Tahun 1990
2. Sekolah Menengah Pertama : SMPN 1 Pomalaa Lulus Tahun 1993
3. Sekolah Menengah Umum : SPK Depkes Kendari Lulus Tahun 1996
4. Poltekkes Kemenkes Kendari Tahun 2017-2018
Motto
Pendidikan mempunyai akar yang pahit
Tapi buahnya manis
Karena itu butuh perjuangan
Tak terasa....
Waktu dan tenaga yang telah kita habiskan untuk belajar tinggal selangkah
Namun.....
Yakinlah, semua akan indah pada waktunya.
Terima kasih untuk Suamiku dan Anak-anakku
Yang telah mendukungkun selama ini...
Terima kasih banyak untuk para pembimbing dan semua pengajar
Yang telah memberi tambahan ilmu kepadaku.
Aku tak akan jenuh dan bosan menerima ilmu dan tuntutan dari kalian.
Sekian dan terima kasih banyak.
Wassalam.
ABSTRAK
Siti Saharia (14401 2017 00074 6) Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Klien Tn.MDengan Gangguan Sistem Pencernaan Gastritis Di Wilayah Kerja PuskesmasTongauna Kabupaten Konawe Tahun 2018. Dibimbing oleh bapakAkhmad.,SST.,M.Kes (xii + 96 halaman + 10 tabel + 9 lampiran). Penguji I ibuHj.Nurjannah.,B.Sc.,S.Pd.,M.Kes, penguji II bapak Indriono Hadi.,S.Kep.,Ns.,M.Kep,penguji III bapak Muhaimin Saranani.,S.Kep.,Ns.,M.Sc. Keluarga adalah dua ataulebih individu yang bergabung karena hubungan darah, perkawinan dan adopsi dalamsuatu rumah tangga yang berinteraksi satu dengan yang lainnya dalam peran sertamenciptakan dan mempertahankan suatu budaya. Gastritis merupakan peradanganyang mengenai mukosa lambung. Studi kasus ini bertujuan untuk menerapkan asuhankeperawatan keluarga dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan yangkomprehensif pada keluara pada klien Tn.M dengan gangguan sistem pencernaangastritis di Wilayah Kerja Puskesmas Tonggauna Kabupaten Konawe tahun 2018.Studi kasus dilakukan pada tanggal 14 mei s/d 18 mei 2018. Hasil studi kasusdidapatkan tiga diagnosa keperawatan keluarga yaitu defiensi pengetahuan, nyeri akutdan ansietas. Dari hasil evaluasi keperawatan keluarga yang dilakukan didapatkanhasil keluarga mampu mengenal masalah gastritis, keluarga mampu mengambilkeputusan yang tepat untuk mengatasih gastritis, keluarga mampu merawat anggotakeluarga sakit dengan gastritis, keluarga dapat memodifikasi lingkungan dan keluargadapat memanfaatkan pelayanan kesehatan untuk mengatasi masalah kesehatangastritis. Saran dalam studi kasus ini bagi Puskesmas diharapkan dapat meningkatkanhubungan kerjasama yang baik antara petugas kesehatan dengan keluarga dan dapatmemberikan pelayanan kesehatan yang optimal khususnya keluarga dengan penyakitgastritis, serta diharapkan puskesmas mampu menyediakan fasilitas, sarana danprasarana yang dapat mendukung kesembuhan keluarga di Wilayah Kerja PuskesmasTonggauna.
Kata kunci : Keluarga – Gastritis - Defisiensi pengetahuan - Nyeri akut - AnsietasDaftar pustaka : 2007 - 2018
KATA PENGANTAR
Tiada kata paling indah dan paling mulia yang patut penulis panjatkan kepada
Allah SWT kecuali rasa syukur atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan studi kasus yang berjudul “Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Klien
Tn.M Dengan Gangguan Sistem Pencernaan Gastritis Di Wilayah Kerja Puskesmas
Tongauna Kabupaten Konawe Tahun 2018”.
Dalam menyelesaikan studi kasus ini penulis sadari sepenuhnya sangat banyak
kesulitan yang dialami, namun berkat Allah AWT yang senantiasa memberikan
petunjuk-Nya dan keyakinan pada kemampuan diri sendiri sehingga segala hambatan
yang penulis hadapi dapat teratasi. Terimakasih yang tak ternilai penulis ucapkan
Kepada Suami dan anak-anak penulis yang sangat penulis sayangi atas segala doa dan
kasih sayang yang tak henti-hentinya tercurahkan demi keberhasilan penulis serta
semua pengorbanan materil yang telah dilimpahkan, tanpa ridho suami penulis tidak
ada apa-apanya.
Selanjutnya penulis ucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada
pembimbing bapak Akhmad.,SST.,M.Kes yang dengan penuh kesabaran dan
keikhlasan membimbing penulis sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan.
Pada kesempatan ini penulis tidak lupa juga mengucapkan banyak terima kasih
dan penghargaan yang tulus kepada yang terhormat:
1. Direktur Poltekkes Kemenkes Kendari
2. Kepala Puskesmas Tongauna yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk
melaksanakan studi kasus.
3. Ketua Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Kendari.
4. Ibu Hj.Nurjannah.,B.Sc,S.Pd,M.Kes Selaku Penguji I, Bapak Indriono Hadi
S.Kep.,Ns.,M.Kes Selaku Penguji II, dan bapak Muhaimin Saranani
S.Kep.,Ns.,M.Sc Selaku Penguji III yang telah membantuh dan mengarahkan
penulis dalam ujian hasil studi kasus sehingga hasil studi kasus ini dapat lebih
terarah.
5. Bapak/Ibu Dosen Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Keperawatan yang turut
membekali ilmu pengetahuan pada penulis selama kuliah.
6. Terakhir, teruntuk sahabat-sahabatku mahasiswa RPL angkatan 2017 khususnya
jurusan keperawatan yang telah memberikan motivasi dan dukungan selama
penulis menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
Akhir kata, semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita semua
khususnya bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan peneliti selanjutnya di
Poltekkes Kemenkes Kendari serta kiranya Allah SWT selalu memberi rahmat kepada
kita semua. Amin.
Kendari, juli 2018
Peneliti
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................. iHALAMAN PERSETUJUAN.................................................................................. iiHALAMAN PENGESAHAN................................................................................... iiiHALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ........................................... ivDAFTAR RIWAYAT HIDUP.................................................................................. vMOTTO .................................................................................................................... viABSTRAK ................................................................................................................ viiKATA PENGANTAR .............................................................................................viiiDAFTAR ISI............................................................................................................. xDAFTAR TABEL..................................................................................................... xiDAFTAR LAMPIRAN............................................................................................ xii
BAB I PENDAHULUANA. Latar Belakang .............................................................................................. 1B. Tujuan ........................................................................................................... 5C. Manfaat Penulisan......................................................................................... 5D. Metode dan Teknik Penelitian ..................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKAA. Konsep Keluarga........................................................................................... 8B. Konsep Gastritis ............................................................................................ 20
BAB III LAPORAN KASUSA. Pengkajian ..................................................................................................... 53B. Data Fokus .................................................................................................... 56C. Analisa Data .................................................................................................. 57D. Rencana Tindakan Keperawatan................................................................... 61E. Implementasi dan Evaluasi ........................................................................... 73
BAB IV PEMBAHASANA. Pengkajian Keperawatan............................................................................... 87B. Diagnosa Keperawatan.................................................................................. 88C. Intervensi Keperawatan................................................................................. 90D. Implementasi Keperatan............................................................................... 92E. Evaluasi Keperawatan.................................................................................. 93
BAB V KESIMPULAN DAN SARANA. Kesimpulan ................................................................................................. 95B. Saran ............................................................................................................ 95
DAFTAR PUSTAKALAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Table 2.1 Skala Prioritas Masalah Keluarga ........................................................ 36
Table 2.2 Contoh Diagnosis Berdasarkan Masalah Kesehatan............................ 38
Tabel 2.3 Integrasi Dokumentasi Asuhan Keperawatan Keluarga ...................... 45
Tabel 3.1 Data Fokus Pengkajian Keperawatan Keluarga................................... 56
Tabel 3.2 Rumusan Masalah Asuhan Keperawatan Keluarga ............................. 57
Tabel 3.3 Skoring Rumusan Diagnosa Keperawatan Nyeri Akut........................ 58
Tabel 3.4 Skoring Rumusan Diagnosa Keperawatan Ansietas ............................ 59
Tabel 3.5 Skoring Rumusan Diagnosa Keperawatan Defisiensi Pengetahuan .... 59
Tabel 3.6 Intervensi Keperawatan Keluarga ........................................................ 61
Tabel 3.7 Implementasi Dan Evaluasi Asuhan Keperawatan Keluarga............... 73
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Pengkajian Asuhan Keperawatan Keluarga.
Lampiran 2. Satuan Acara Penyuluhan Gastritis.
Lampiran 3. Leaflet/Lembar Balik Gastritis.
Lampiran 4. Surat Permohonan Menjadi Responden.
Lampiran 5. Surat Persetujuan Menjadi Responden.
Lampiran 6. Surat Izin Dari Poltekkes Depkes Kendari.
Lampiran 7. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian.
Lampiran 8. Dokumentasi Asuhan Keperawatan Keluarga.
Lampiran 9. Surat Keterangan Bebas Pustaka
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan adalah hak asasi manusia dan sekaligus infestasi untuk
keberhasilan pembangunan bangsa. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk
mencapai Indonesia Sehat, yaitu suatu keadaan dimana setiap orang hidup dalam
lingkungan yang sehat, berperilaku hidup bersih dan sehat, mempunyai akses
terhadap pelayanan kesehatan serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya (Depkes RI,2010).
Pembangunan kesehatan saat ini dihadapkan pada dua masalah, di satu pihak
penyakit penular masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang belum
banyak tertangani, di lain pihak telah terjadi peningkatan kasus penyakit tidak
menular (PTM) yang banyak disebabkan oleh gaya hidup karena urbanisasi,
modernisasi, dan globalisasi. Gastritis merupakan salah satu masalah kesehatan
saluran pencernaan yang paling sering terjadi (Gustin, 2012).
Gastritis merupakan peradangan yang mengenai mukosa lambung.
Peradangan ini dapat mengakibatkan pembengkakan mukosa lambung sampai
terlepasnya epitel mukosa superficial yang menjadi penyebab terpenting dalam
gangguan saluran pencernaan. Pelepasan epitel akan merangsang timbulnya proses
imflamasi pada lambung (Sukarmin 2012). Menurut Smelzer dalam Ardiansyah
(2012) gastritis adalah inflamasi mukosa lambung, sering akibat diet yang
sembarangan. Biasanya individu ini makan terlalu banyak, terlalu cepat, atau
makan makanan yang terlalu terbumbu atau mengandung mikoorganisme
penyebab penyakit.
Gastritis merupakan peradangan mukosa lambung yang bersifat akut, kronik
difus, atau lokal dengan karakteristik anoreksia, rasa penuh, tidak enak pada
epigastrik, mual dan muntah. Gastritis dibedakan menjadi 2 jenis yaitu gastritis
akut dan gastritis kronik. Gastritis akut merupakan peradangan pada mukosa
lambung yang menyebabkan erosi dan perdarahan mukosa lambung, setelah
terpapar zat iritan. Erosi tidak mengenai lapisan otot lambung. Sedangkan gastritis
kronik, merupakan gastritis yang terkait dengan atropi mukosa gastrik sehingga
produksi asam lambung menurun dan menimbulkan ulserasi peptik (Suratun dan
Lusianah, 2010).
Faktor yang menyebabkan gastritis yaitu jenis obat-obatan, alkohol, bakteri,
virus, jamur, stress, radiasi, alergi atau intoksikasi dari bahan makanan dan
minuman, garam empedu, iskemia dan trauma langsung (Muttaqin, 2011).
Gastritis biasanya diawali oleh frekuensi konsumsi makan dan minum yang tidak
teratur sehingga lambung menjadi sensitif bila asam lambung meningkat dan
menyebabkan iritasi pada lambung. Menurut Ardiansyah (2012) penyebab dari
gastritis adalah konsumsi obat yang mengandung kimia digitals, konsumsi alkohol
yang berlebihan, terapi radiasi, kondisi stress dan infeksi bakteri seperti helicobater
pillory, dan salmonella yang dapat menimbulkan tanda dan gejala anoreksia, mual
dan muntah, perdarahan saluran cerna dan nyeri ulu hati.
Gastritis biasanya dianggap sebagai suatu hal yang biasa namun gastritis
merupakan awal dari sebuah penyakit yang dapat membahayakan. Gastritis
merupakan penyakit yang sangat mengganggu aktivitas sehari – hari, yang bisa
mengakibatkan kualitas hidup menurun, tidak produktif dan bila tidak ditangani
dengan baik akan berakibat fatal bahkan sampai pada tahap kematian. Gastritis bila
tidak diobati akan mengakibatkan sekresi lambung semakin meningkat dan
akhirnya membuat lambung luka–luka (ulkus) yang dikenal dengan tukak lambung
juga dapat menimbulkan peradangan saluran cerna bagian atas berupa
hematemesis (muntah darah), melena, perforasi dan anemia karena gangguan
absorpsi vitamin B12 (anemia pernisiosa) bahkan dapat menimbulkan kanker
lambung (Suratum, 2010).
Banyaknya faktor yang dapat menyebabkan gastritis membuat angka
kejadian gastritis juga meningkat. Tinjauan terhadap beberapa negara di dunia
yang dilakukan oleh World Health Organitation (WHO), insiden gastritis di dunia
sekitar 1,8 - 2,1 juta dari jumlah penduduk setiap tahunnya, di Inggris (22%), China
(31%), Jepang (14,5%), Kanada (35%), dan Perancis (29,5%). Di Asia Tenggara
sekitar 583.635 dari jumlah penduduk setiap tahunnya. Gastritis biasanya dianggap
sebagai suatu hal yang biasa namun gastritis merupakan awal dari sebuah penyakit
yang dapat membahayakan. Persentase dari angka kejadian gastritis di Indonesia
menurut WHO (2012) adalah 40,8%, dan angka kejadian gastritis di beberapa
daerah di Indonesia cukup tinggi dengan prevalensi 274.396 kasus dari
238.452.952 jiwa penduduk (Gustin, 2012). Berdasarkan profil kesehatan
indonesia tahun 2014, gastritis merupakan salah satu penyakit dari 10 penyakit
pada pasien rawat inap di rumah sakit di indonesia dengan jumlah 30.154 kasus
(4,9%).
Berdasarkan data dari Rumah Sakit Umum Daerah (2014) pada tahun 2013
tercatat 22.785 kasus gastritis di Puskesmas se-Provinsi Sulawesi Tenggara,
sedangkan tahun 2014 tercatat sebanyak 29.292 pasien gastritis yang mendatangi
Puskesmas untuk melakukan pengobatan.
Gastritis merupakan gangguan kesehatan dimana pada umumnya didiagnosis
berdasarkan gejala klinis bukan pemeriksaan histopatologi saja. Kekambuhan
dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya stress dan dukungan keluarga.
Kekambuhan gastritis dapat dipengaruhi oleh pola dan kebiasaan makan yang
salah serta kurangnya aktivitas fisik sehingga dapat menimbulkan stress
(Handayani dkk, 2011).
Peradangan pada gastritis dapat mengakibatkan pembengkakan mukosa
lambung sampai terlepasnya epitel mukosa superfisial yang menjadi penyebab
terpenting dalam gangguan sistem saluran pencernaan. Helicobacter pylori
merupakan bakteri utama yang paling sering menyebabkan terjadinya gastritis.
Pasien gastritis sering mengeluh rasa sakit di ulu hati, rasa terbakar yang pada
akhirnya menyebabkan produktivitas dan kualitas hidup pasien menurun. Nyeri
terutama pada saat lambung kosong dan stress. Nyeri epigastrik dengan berbagai
macam tipe yaitu seperti di sayat pisau, di remas atau mungkin ada yang terasa
panas seperti terbakar. Skala nyeri tergantung pada luas dalamnya ulkus, volume
asam lambung. Semakin dalam ancaman iritasi dapat mengenai ancaman
persyarafan sehingga memicu sensasi nyeri yang cukup kuat yaitu 6-9. Komplikasi
gastritis sering terjadi bila penyakit tidak di tangani secara optimal sehingga dapat
menyebabkan gastritis berkembang menjadi ulkus peptikum yang pada akhirnya
mengalami komplikasi perdarahan, peritonitis bahkan kematian (Nuraeni, 2013).
Menurut Sudiharto (2007), puskesmas mempunyai peran yang sangat
penting dalam peningkatan mutu dan daya saing sumber daya manusia di Indonesia
maupun Internasional. Puskesmas bertanggung jawab mengupayakan kesehatan
pada jenjang tingkat pertama dan berkewajiban menanamkan budaya hidup sehat
kepada setiap keluarga. Untuk mencapai tujuan tersebut, perlu menyelenggarakan
asuhan keperawatan keluarga.
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang bergabung karena hubungan
darah, perkawinan dan adopsi dalam suatu rumah tangga yang berinteraksi satu
dengan yang lainnya dalam peran serta menciptakan dan mempertahankan suatu
budaya (Ali, 2010).
Keluarga mempunyai tugas di bidang kesehatan yang perlu di pahami dan
dilakukan, ada 5 tugas keluarga dalam bidang kesehatan menurut Friedman (1998)
dalam Dion & Betan, (2013) yaitu : mengenal masalah dalam kesehatan keluarga,
membuat keputusan tindakan yang tepat, memberi perawatan pada anggota
keluarga yang sakit, mempertahankan atau mengusahakan suasana rumah yang
sehat, menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada di masyarakat. Tugas
keluarga tersebut harus selalu dijalankan. Apabila salah satu atau beberapa diantara
tugas tersebut tidak dijalankan justru akan menimbulkan masalah kesehatan dalam
keluarga.
Berdasarkan data dari Puskesmas Tonggauna, kasus gastritis di Puskesmas
Tonggauna masih menjadi salah satu masalah kesehatan utama dan perlu perhatian
khusus. Kasus gastritis dalam 3 bulan terakhir terus meningkat. Menurut data
Puskesmas Tonggauna pada bulan februari penderita gastritis yang melakukan
kunjungan sebanyak 11 orang penderita, pada bulan maret penderita gasrtritis yang
melakukan kunjungan sebanyak 13 orang penderita dan pada bulan april
kunjungan penderita sedikit meningkat dari bulan maret yaitu sebanyak 16 kasus.
Saat dilakukan wawancara dengan petugas kesehatan Puskesmas Tonggauna
dikatakan bahwa sebagian besar penderita gastritis di Wilayah Kerja Puskesmas
Tonggauna diakibatkan karena pola makan yang tidak teratur, seringnya
mengkonsumsi makanan asam dan pedas, serta sedikitnya karena konsumsi
alkohol. Penyakit gastritis sering dianggap sebagai masalah kesehatan biasa oleh
masyarakat, jika kebiasaan tersebut tidak segera ditanggulangi maka dapat
berakibat semakin parahnya kondisi kesehatan dan bahkan sampai menimbulkan
komplikasi hingga mengancam nyawa penderita (Data Puskesmas tonggauna).
Berdasarkan latar belakang dan fenomena diatas penulis tertarik melakukan
studi kasus gangguan sistem pencernaan dengan penyakit gastritis yang dituangkan
dalam judul “Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Klien Tn.M dengan gangguan
sistem pencernaan gastritis di Wilayah Kerja Puskesmas Tonggauna Kabupaten
Konawe tahun 2018”.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu menerapkan asuhan keperawatan keluarga dengan
menggunakan pendekatan proses keperawatan yang komprehensif pada klien
Tn.M dengan gangguan sistem pencernaan gastritis di Wilayah Kerja
Puskesmas Tonggauna Kabupaten Konawe tahun 2018.
2. Tujuan Khusus
a. Penulis mampu melakukan pengkajian keluarga pada klien Tn.M dengan
gangguan sistem pencernaan gastritis di Wilayah Kerja Puskesmas
Tonggauna Kabupaten Konawe tahun 2018.
b. Penulis mampu merumuskan diagnosa keperawatan keluarga pada klien
Tn.M dengan gangguan sistem pencernaan gastritis di Wilayah Kerja
Puskesmas Tonggauna Kabupaten Konawe tahun 2018.
c. Penulis mampu menyusun rencana keperawatan keluarga pada klien Tn.M
dengan gangguan sistem pencernaan gastritis di Wilayah Kerja Puskesmas
Tonggauna Kabupaten Konawe tahun 2018.
d. Penulis mampu melakukan implementasi keperawatan keluarga pada klien
Tn.M dengan gangguan sistem pencernaan gastritis di Wilayah Kerja
Puskesmas Tonggauna Kabupaten Konawe tahun 2018.
e. Penulis mampu melakukan evaluasi keperawatan keluarga pada klien Tn.M
dengan gangguan sistem pencernaan gastritis di Wilayah Kerja Puskesmas
Tonggauna Kabupaten Konawe tahun 2018.
C. Manfaat Penulisan
1. Manfaat Bagi Penulis
Dapat dijadikan sebagai pengembangan pengetahuan peneliti sehingga dapat
mengaplikasikan ilmu yang telah di dapat di bangku perkuliahan dan dapat
menambah wawasan ilmu pengetahuan bagi peneliti dalam penerapan asuhan
keperawatan.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Masyarakat/Klien
Menambah pengetahuan dan keterampilan keluarga dan klien mengenai
perawatan kesehatan dengan penyakit gastritis.
b. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai bahan tambahan informasi dan ilmu pengetahuan untuk institusi
pendidikan dan sebagai referensi perpustakan Poltekkes Kemenkes
Kendari yang bisa digunakan oleh mahasiswa sebagai bahan bacaan dan
dasar untuk studi kasus selanjutnya.
c. Bagi Puskesmas
Dapat memberikan sumbangan pikiran dalam meningkatkan “Asuhan
keperawatan keluarga dengan kasus gangguan sistem pencernaan gastritis
di Wilayah Kerja Puskesmas Tonggauna Kabupaten Konawe”
D. Metode Dan Teknik Penelitian
1. Tempat Dan Waktu Pelaksanaan Studi Kasus
Studi kasus ini dilakukan pada keluarga pada klien Tn.M dengan kasus
Gangguan Sistem Pencernaan Gastritis di Wilayah Kerja Puskesmas
Tonggauna Kabupaten konawe Provinsi Sulawesi Tenggara pada tanggal 14
mei s/d 18 mei 2018 dengan pengkajian dimulai pukul 08.45 WITA.
2. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada studi kasus keluarga pada klien Tn.M
dengan gangguan sistem pencernaan gastritis di Wilayah Kerja Puskesmas
Tonggauna Kabupaten Konawe tahun 2018 dilakukan dengan menggunakan
teknik pengumpulan data sebagai berikut :
a. Studi Kepustakaan
Yaitu mempelajari literatur-literatur yang berhubungan dengan karya tulis
ini.
b. Studi Kasus
Menggunakan pendekatan proses keperawatan keluarga yang meliputi
pengkajian, analisa data, penerapan diagnosa keperawatan, penyusunan
rencana tindakan keperawatan, penerapan rencana tindakan keperawatan
dan evaluasi asuhan keperawatan.
Untuk melengkapi data/informasi dalam pengkajian menggunakan
beberapa cara antara lain:
a. Observasi
Mengadakan pengamatan langsung pada keluarga dengan cara melakukan
pemeriksaan yang berkaitan dengan perkembangan dan keadaan keluarga.
b. Wawancara
Dengan mengadakan pengamatan langsung.
c. Pemeriksaan Fisik
Melakukan pemeriksaan pada keluarga melalui; Inspeksi, palpasi, perkusi
dan auskultasi.
d. Studi Dokumentasi
Penulis memperoleh data dan medical record hasil pemeriksaan di
Puskesmas.
3. Teknik Penulisan
Teknik penulisan disusun secara sistematis yang terdiri dari lima bab yaitu:
a. BAB I : Latar belakang, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode dan
teknik penulisan.
b. BAB II : Tinjauan teoritis yang mencakup konsep keluarga dan konsep
gastritis
c. BAB III : Tinjauan kasus yang memuat tentang pengamatan kasus yang
meliputi pengkajian, analisa data, diagnosa keperawatan, intervensi
keperawatan, implementasi dan evaluasi keperawatan.
d. BAB IV : Pembahasan kasus
e. BAB V : Penutup yang terdiri dari : kesimpulan dan saran
Diakhiri daftar pustaka dalam penyusunan karya tulis ini.
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Keluarga
1. Pengertian Keluarga
Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena
hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup
dalam satu rumah tangga, hidup satu sama lain dan di dalam perannya masing-
masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan (Friedman, 2010).
Sedangkan menurut Achjar (2010) keluarga adalah suatu system sosial yang
berisi dua atau lebih orang yang hidup bersama yang mempunyai hubungan
darah, perkawinan atau adopsi, tinggal bersama dan saling menguntungkan,
mempunyai tujuan bersama, mempunyai generasi penerus, saling pengertian
dan saling menyayangi.
2. Ciri-Ciri Keluarga
Menurut Robert Iver dan Charles Horton yang di kutip dari Setiadi (2008)
ciri-ciri keluarga yaitu :
a. Keluarga merupakan hubungan perkawinan
b. Keluarga bentuk suatu kelembagaan yang berkaitan dengan hubungan
perkawinan yang senganja dibentuk atau dipelihara.
c. Keluarga mempunyai suatu system tata nama (Nomen Clatur) termasuk
perhitungan garis keturunan.
d. Keluarga mempunyai fumgsi ekonomi yang dibentuk oleh anggota-
anggotanya berkaitan dengan kemampuan untuk mempunyai keturunan
dan membesarkan anak.
e. Keluarga merupakan tempat tingggal bersama, ruamh atau rumah tangga.
3. Bentuk Keluarga
Beberapa bentuk keluarga dapat di klasifikasikan menjadi keluarga
tradisional dan keluarga non tradisional adalah sebagai berikut:
a. Keluarga Tradisional
1) Keluarga Inti
Keluarga inti adalah keluarga yang terdiri dari seorang ayah yang
mencari nafkah, seorang ibu yang mengurusi rumah tangga dan anak
(Friedman, 2010)
2) Keluarga Adopsi
Keluarga adopsi adalah dengan menyerahkan secara sah tanggung
jawab sebagai orang tua seterusnya dari orang tua kandung ke orang
tua adopsi, biasanya menimbulkan keadaan yang saling
menguntungkan baik bagi orang tua maupun anak. Disatu pihak orang
tua adopsi mampu memberi asuhan dan kasih sayangnya bagi anak
adospsinya, sementara anak adopsi diberi sebuah keluarga yang sangat
menginginkan mereka (Friedman, 2010).
3) Keluarga Besar (extended family)
Keluarga besar adalah keluarga dengan pasangan yang berbagi
pengaturan rumah tangga dan pengeluaran keuangan dengan orang tua,
kakak/adik, dan keluarga dekat lainnya. Anak-anak kemudian
dibesarkan oleh generasi dan memiliki pilihan model pola perilaku
yang akan membentuk pola perilaku mereka (Friedman, 2010).
4) Keluarga dengan Orangtua Tunggal
Keluarga dengan orang tua tunggal adalah keluarga dengan kepala
rumah tangga duda / janda yang bercerai, ditelantarkan, atau berpisah.
Keluarga orang tua tunggal non tradisional adalah keluarga yang kepala
keluarganya tidak menikah (Friedman, 2010).
5) Dewasa Lajang yang Tinggal Sendiri
Kebanyakan individu yang tinggal sendiri adalah bagian dari beberapa
bentuk jaringan keluarga yang longgar. Jika jaringan ini tidak terdiri
atas kerabat, jaringan ini dapat terdiri atas teman – teman seperti
mereka yang sama – sama tinggal di rumah pensiun, rumah jompo, atau
hidup bertetangga. Hewan pemeliharaan juga dapat menjadi anggota
keluarga yang penting (Friedman, 2010).
6) Keluarga Orang Tua Tiri
Keluarga yang pada awalnya mengalami proses penyatuan yang
kompleks dan penuh dengan stress. Banyak penyesuaian yang perlu
dilakukan dan sering kali individu yang berbeda atau sub kelompok
keluarga yang baru terbentuk ini beradaptasi dengan kecepatan yang
tidak sama. Walaupun seluruh anggota keluarga harus menyesuaikan
diri dengan situasi keluarga yang baru, anak – anak sering kali memiliki
masalah koping yang lebih besar karena usia dan tugas perkembangan
mereka (Friedman, 2010).
7) Keluarga Binuklir
Keluarga binuklir adalah keluarga yang terbentuk setelah perceraian
yaitu anak merupakan anggota dari sebuah sistem keluarga yang terdiri
atas dua rumah tangga inti, maternal dan paternal dengan keragaman
dalam hal tingkat kerjasama dan waktu yang dihabiskan dalam setiap
rumah tangga (Friedman, 2010).
b. Keluarga Non Tradisional (Harmoko (2012)
1) Commune family : lebih satu keluarga tanpa pertalian darah hidup
serumah.
2) Orang tua (ayah ibu) yang tidak ada ikatan perkawinan dan anak hidup
bersama dalam satu rumah tangga.
3) Homosexual : dua individu yang sejenis hidup bersama dalam satu
rumah tangga.
4. Fungsi keluarga
Menurut Friedman (2010), ada lima fungsi keluarga menjadi saling
berhubungan erat pada saat mengkaji dan melakukan intervensi dengan
keluarga, yaitu :
a. Fungsi Afektif
Fungsi afektif merupakan dasar utama baik untuk pembentukan maupun
berkelanjutan unit keluarga itu sendiri, sehingga fungsi afektif merupakan
salah satu fungsi keluarga yang paling penting. Saat ini, ketika tugas sosial
dilaksanakan di luar unit keluarga, sebagian besar upaya keluarga
difokuskan pada pemenuhan kebutuhan anggota keluarga akan kasih
sayang dan pengertian. Peran utama orang dewasa dalam keluarga adalah
fungsi afektif, fungsi ini berhubungan dengan persepsi keluarga dan
kepedulian terhadap kebutuhan sosio emosional semua anggota
keluarganya. Manfaat fungsi afektif di dalam anggota keluarga dijumpai
paling kuat di antara keluarga kelas menengah dan kelas atas, karena pada
keluarga tersebut mempunyai lebih banyak pilihan. Sedangkan pada
keluarga kelas bawah, fungsi afektif sering terhiraukan. Balita yang
seharusnya mendapatkan perhatian dan kasih sayang yang cukup, pada
keluarga kelas bawah hal tersebut tidak didapatkan balita terutama pada
aktivitas bermainnya. Sehingga dapat menyebabkan infeksi saluran
pernafasan akut pada balita karena orang tua tidak memperhatikan atau
tidak memantau cara bermain pada balita tersebut (Friedman, 2010).
b. Fungsi Sosialisasi dan Status Sosial
Sosialisasi anggota keluarga adalah fungsi yang universal dan lintas budaya
yang dibutuhkan untuk kelangsungan hidup masyarakat. Sosialisasi
merujuk pada banyaknya pengalaman belajar yang diberikan dalam
keluarga yang ditujukan untuk mendidik anak-anak tentang cara
menjalankan fungsi dan memikul peran sosial orang dewasa seperti peran
yang dipikul suami-ayah dan istri-ibu. Karena fungsi ini semakin banyak
diberikan di sekolah, fasilitas rekreasi dan perawatan anak, serta lembaga
lain di luar keluarga, peran sosialisasi yang dimainkan keluarga menjadi
berkurang, tetapi tetap penting. Orang tua tetap menyediakan pondasi dan
menurunkan warisan budayanya ke anak-anak mereka. Dengan kemauan
untuk bersosialisasi dengan orang lain, keluarga bisa mendapatkan
informasi tentang infeksi saluran pernafasan akut, penyebab dan
pencegahan terjadinya infeksi saluran pernafasan akut untuk anak
khususnya balita (Friedman, 2010).
c. Fungsi Perawatan Kesehatan
Fungsi fisik keluarga dipenuhi oleh orang tua yang menyediakan makanan,
pakaian, tempat tinggal, perawatan kesehatan, dan perlindungan terhadap
bahaya. Pelayanan dan praktik kesehatan (yang mempengaruhi status
kesehatan anggota keluarga secara individual) adalah fungsi keluarga yang
paling relevan bagi perawat keluarga. Kurangnya kemampuan keluarga
untuk memfasilitasi kebutuhan balita terhadap lingkungan dapat
menyebabkan balita mengalami infeksi saluran pernafasan akut (Friedman,
2010).
d. Fungsi Reproduksi
Salah satu fungsi dasar keluarga adalah untuk menjamin kontinuitas antar-
generasi keluarga masyarakat yaitu menyediakan anggota baru untuk
masyarakat. Banyaknya jumlah anak dalam suatu keluarga menyebabkan
kebutuhan keluarga juga meningkat dan pada anggota keluarga di dalam
rumah dapat menyebabkan udara yang dihirup menjadi berkurang sehingga
bisa mengakibatkan anak mengalami infeksi saluran pernafasan akut
(Friedman, 2010).
e. Fungsi Ekonomi
Fungsi ekonomi melibatkan penyediaan keluarga akan sumber daya yang
cukup finansial, ruang dan materi serta alokasinya yang sesuai melalui
proses pengambilan keputusan. Pendapatan keluarga yang terlalu rendah
menyebabkan keluarga tidak mampu memenuhi kebutuhan fasilitas rumah
seperti jendela yang cukup akan ventilasi udara, lantai yang bersih atau
tidak menyebabkan adanya debu dan kebutuhan lainnya sehingga balita
bisa mengalami infeksi saluran pernafasan akut (Friedman, 2010)
5. Struktur keluarga
Keluarga terdiri atas bermacam-macam, di antaranya adalah: (Mubarok, 2010)
a. Patrilineal
Patrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari atas sanak saudara
sedarah dalam beberapa generasi, di mana hubungan itu disusun melalui
jalur garis ayah.
b. Matrilineal
Matrrilineal adalah keluarga sederah yang terdiri atas sanak saudarah
dalam beberapa generasi di mana hubungan itu disusn melalui jalur garis
ibu.
c. Matrilokal
Matrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga
sederah istri.
d. Patrilokal
Patrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga
sederah suami.
e. Keluarga kawinan
Adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga dan
beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya
hubungan suami istri.
6. Tahap perkembangan keluarga
a. Tahap I : Keluarga Pasangan Baru (beginning family)
Pembentukan pasangan menandakan pemulaan suatu keluarga baru dengan
pergerakan dari membentuk keluarga asli sampai ke hubungan intim yang
baru. Tahap ini juga disebut sebagai tahap pernikahan. Tugas
perkembangan keluarga tahap I adalah membentuk pernikahan yang
memuaskan bagi satu sama lain, berhubungan secara harmonis dengan
jaringan kekerabatan dan perencanaan keluarga (Friedman, 2010).
b. Tahap II : Keluarga Kelahiran Anak Pertama (childbearing family)
Mulai dengan kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai bayi berusia 30
bulan. Transisi ke masa menjadi orang tua adalah salah satu kunci dalam
siklus kehidupan keluarga. Tugas perkembangan keluarga disini adalah
setelah hadirnya anak pertama, keluarga memiliki beberapa tugas
perkembangan penting. Suami, istri, dan anak harus mempelajari peran
barunya, sementara unit keluarga inti mengalami pengembangan fungsi
dan tanggung jawab (Friedman, 2010).
c. Tahap III : Keluarga dengan Anak Prasekolah (families with preschool)
Tahap ketiga siklus kehidupan keluarga dimulai ketika anak pertama
berusia 2½ tahun dan diakhiri ketika anak berusia 5 tahun. Keluarga saat
ini dapat terdiri dari tiga sampai lima orang, dengan posisi pasangan suami-
ayah, istri-ibu, putra-saudara laki-laki, dan putri-saudara perempuan. Tugas
perkembangan keluarga saat ini berkembang baik secara jumlah maupun
kompleksitas. Kebutuhan anak prasekolah dan anak kecil lainnya untuk
mengekplorasi dunia di sekitar mereka, dan kebutuhan orang tua akan
privasi diri, membuat rumah dan jarak yang adekuat menjadi masalah
utama. Peralatan dan fasilitas juga harus aman untuk anak-anak (Friedman,
2010).
d. Tahap IV : Keluarga dengan Anak Sekolah (families with schoolchildren)
Tahap ini dimulai ketika anak pertama memasuki sekolah dalam
waktu penuh, biasanya pada usia 5 tahun, dan diakhiri ketika ia mencapai
pubertas, sekitar 13 tahun. Keluarga biasanya mencapai jumlah anggota
keluarga yang maksimal dan hubungan akhir tahap ini juga maksimal.
Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini adalah keluarga dapat
mensosialisasikan anak-anak, dapat meningkatkan prestasi sekolah dan
mempertahankan hubungan pernikahan yang memuaskan
(Friedman,2010).
e. Tahap V : Keluarga dengan Anak Remaja (families with teenagers)
Ketika anak pertama berusia 13 tahun, tahap kelima dari siklus atau
perjalanan kehidupan keluarga dimulai. Biasanya tahap ini berlangsung
selama enam atau tujuh tahun, walaupun dapat lebih singkat jika anak
meninggalkan keluarga lebih awal atau lebih lama, jika anak tetap tinggal
dirumah pada usia lebih dari 19 atau 20 tahun. Tujuan utama pada keluarga
tahap anak remaja adalah melonggarkan ikatan keluarga untuk meberikan
tanggung jawab dan kebebasan remaja yang lebih besar dalam
mempersiapkan diri menjadi seorang dewasa mudah.
Tugas perkembangan keluarga yang pertama pada tahap ini adalah
menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab seiring dengan
kematangan remaja dan semakin meningkatnya otonomi. Tugas
perkembangan keluarga yang kedua adalah bagi orang tua untuk
memfokuskan kembali hubungan pernikahan mereka. Sedangkan tugas
perkembangan keluarga yang ketiga adalah untuk anggota keluarga,
terutama orang tua dan anak remaja, untuk berkomunikasi secara terbuka
satu sama lain (Friedman, 2010).
f. Tahap VI : Keluarga Melepaskan Anak Dewasa Muda (launching
centerfamilies)
Permulaan fase kehidupan keluarga ini ditandai dengan perginya anak
pertama dari rumah orang tua dan berakhir dengan “kosongnya rumah”,
ketika anak terakhir juga telah meninggalkan rumah. Tahap ini dapat cukup
singkat atau cukup lama, bergantung pada jumlah anak dalam keluarga atau
jika anak yang belum menikah tetap tinggal di rumah setelah mereka
menyelesaikan SMU atau kuliahnya. Tugas perkembangan keluarga pada
tahap ini adalah keluarga membantu anak tertua untuk terjun ke dunia luar,
orang tua juga terlibat dengan anak terkecilnya, yaitu membantu mereka
menjadi mandiri (Friedman, 2010).
g. Tahap VII : Orang Tua Paruh Baya (middle age families)
Tahap ini merupakan tahap masa pertengahan bagi orang tua, dimulai
ketika anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir dengan pension
atau kematian salah satu pasangan. Tahap ini dimulai ketika orang tua
berusia sekitar 45 tahun sampai 55 tahun dan berakhir dengan persiunannya
pasangan, biasanya 16 sampai 18 tahun kemudian.
Tugas keperawatan keluarga pada tahap ini adalah wanita
memprogramkan kembali energi mereka dan bersiap-siap untuk hidup
dalam kesepian dan sebagai pendorong anak mereka yang sedang
berkembang untuk lebih mandiri serta menciptakan lingkungan yang sehat
(Friedman, 2010).
h. Tahap VIII : Keluarga Lansia dan Pensiunan
Tahap terakhir perkembangan keluarga ini adalah dimulai pada saat
pensiunan salah satu atau kedua pasangan, berlanjut sampai kehilangan
salah satu pasangan, dan berakhir dengan kematian pasangan yang lain.
Tugas perkembangan keluarga pada tahap terakhir ini adalah
mempertahankan penataan kehidupan yang memuaskan dan kembali
kerumah setelah individu pensiun/berhenti bekerja dapat menjadi
problematik (Friedman, 2010).
7. Tugas keluarga dalam bidang kesehatan
Ada 5 pokok tugas keluarga dalam bidang kesehatan menurut Friedman
(1998) dalam Dion & Betan (2013) adalalah sebagai berikut :
a. Mengenal masalah kesehatan keluarga
Keluarga perlu mengenal keadaan kesehatan dan perubahan-perubahan
yang dialami anggota keluarga. Perubahan sekecil apapun yang dialami
anggota keluarga secara tidak langsung menjadi perhatian keluarga dan
orang tua. Sejauh mana keluarga mengetahui dan mengenal fakta-fakta dari
masalah kesehatan yang meliputi pengertian, tanda dan gejala, faktor
penyebab yang mempengaruhinya, serta persepsi keluarga terhadap
masalah.
b. Membuat keputusan tindakan yang tepat
Sebelum keluarga dapat membuat keputusan yang tepat mengenai masalah
kesehatan yang dialaminya, perawat harus dapat mengkaji keadaan
keluarga tersebut agar dapat menfasilitasi keluarga dalam
membuat keputusan.
c. Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit
Ketika memberikan perawatan kepada anggota keluarga yang sakit,
keluarga harus mengetahui hal-hal sebagai berikut :
1) Keadaan penyakitnya (sifat, penyebaran, komplikasi, prognosis dan
perawatannya).
2) Sifat dan perkembangan perawatan yang dibutuhkan.
3) Keberadaan fasilitas yang dibutuhkan untuk perawatan.
4) Sumber-sumber yang ada dalam keluarga (anggota keluarga yang
bertanggung jawab, sumber keuangan dan financial, fasilitas fisik,
psikososial).
5) Sikap keluarga terhadap yang sakit.
d. Mempertahankan atau mengusahakan suasana rumah yang sehat
Ketika memodifikasi lingkungan atau menciptakan suasana rumah
yang sehat, keluarga harus mengetahui hal-hal sebagai berikut :
1) Sumber-sumber yang dimilki oleh keluarga.
2) Keuntungan atau manfaat pemeliharaan lingkungan.
3) Pentingnya hiegine sanitasi.
4) Upaya pencegahan penyakit.
5) Sikap atau pandangan keluarga terhadap hiegine sanitasi.
6) Kekompakan antar anggota kelompok.
e. Menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada di masyarakat
Ketika merujuk anggota keluarga ke fasilitas kesehatan, keluarga harus
mengetahui hal-hal sebagai berikut :
1) Keberadaan fasilitas keluarga.
2) Keuntungan-keuntungan yang diperoleh oleh fasilitas kesehatan.
3) Pengalaman yang kurang baik terhadap petugas kesehatan.
4) Fasilitas kesehatan yang ada terjangkau oleh keluarga.
8. Tingkat kemandirian keluarga
Keberhasilan asuhan keperawatan keluarga yang dilakukan perawat
keluarga, dapat dinilai dari seberapa tingkat kemandirian keluarga dengan
mengetahui kriteria atau ciri-ciri yang menjadi ketentuan tingkatan mulai dari
tingkat kemandirian I sampai tingkat kemandirian IV, menurut Depkes, 2006
dalam (Ayu, 2010) sebagai berikut :
a. Tingkat kemandirian I (keluarga mandiri tingkat I/KM-I)
1) Menerima petugas perawatan kesehatan masyarakat
2) Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan
rencana keperawatan
b. Tingkat kemandirian II (keluarga mandiri tingkat II/KM-II)
1) Menerima petugas perawatan kesehatan masyarakat
2) Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan
rencana keperawatan
3) Tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatan secara benar
4) Melakukan tindakan keperawatan sederhana sesuai yang dianjurkan
5) Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan secara aktif
c. Tingkat kemandirian III (keluarga mandiri tingkat III/KM-III)
1) Menerima petugas perawatan kesehatan masyarakat
2) Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan
rencana keperawatan
3) Tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatan secara benar
4) Melakukan tindakan keperawatan sederhana sesuai yang dianjurkan
5) Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan secara aktif
6) Melakukan tindakan pencegahan sesuai anjuran
d. Tingkat kemandirian IV (keluarga mandiri tingkat IV/KM-IV)
1) Menerima petugas perawatan kesehatan masyarakat
2) Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan
rencana keperawatan
3) Tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatan secara benar
4) Melakukan tindakan keperawatan sederhana sesuai yang dianjurkan
5) Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan secara aktif
6) Melakukan tindakan pencegahan sesuai anjuran
7) Melakukan tindakan promotif secara aktif
9. Peran Perawat dalam Asuhan Keperawatan Keperawatan Keluarga
Setiadi (2008) mengatakan dalam pemberian asuhan keperawatan
kesehatan keluarga, ada beberapa peranan yang dapat dilakukan oleh perawat
antara lain adalah :
a. Pengenal kesehatan (health monitor)
Perawat membantu keluarga untuk mengenal penyimpangan dari keadaan
normal tentang kesehatannya dengan menganalisa data secara objektif serta
membuat keluarga sadar akan akibat masalah dalam perkembangan
keluarga.
b. Pemberian pelayanan pada anggota keluarga yang sakit, dengan
memberikan asuhan keperawatan kepada anggota keluarga yang sakit
c. Koordinator pelayanan kesehatan dan keperawatan kesehatan keluarga,
yaitu berperan dalam mengkoordinir pelayanan kesehatan keluaraga baik
secara berkelompok maupun individu.
d. Fasilitator, yaitu dengan cara menjadikan pelayanan kesehatan itu mudah
dijangkau oleh keluarga dan membantu mencarikan jalan pemecahannya.
e. Pendidik kesehatan, yaitu merubah perilaku keluarga dan perilaku tidak
sehat menjadi perilaku sehat.
f. Penyuluh dan konsultan, yang berperan dalam memberikan petunjuk
tentang asuhan keperawatan dasar dalam keluarga.
Dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap keluarga perawat tidak
dapat bekerja sendiri, melainkan bekerja sama secara tim dan bekerja sama
dengan profesi lain untuk mencapai asuhan keperawatan keluarga dengan baik.
10. Prinsip perawatan kesehatan keluarga
Setiadi (2008) mengatakan ada beberapa prinsip penting yang perlu
diperhatikan dalam memberikan Asuhan Keperawatan keluarga yaitu :
a. Keluarga sebagai unit atau satu kesatuan dalam pelayanan kesehatan.
b. Dalam memberikan Asuhan Keperawatan Kesehatan keluarga sehat
sebagai tujuan utama.
c. Asuhan keperawatan yang diberikan sebagai sarana dalam mencapai
peningkatan kesehatan keluarga.
d. Dalam memberikan Asuhan Keperawatan keluarga, perawat melibatkan
peran aktif seluruh keluarga dalam merumuskan masalah dan kebutuhan
keluarga dalam mengatasi masalah kesehatannya.
e. Lebih mengutamakan kegiatan-kegiatan yang bersifat promotif dan
preventif dengan tidak mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif.
f. Dalam memberikan Asuhan Keperawatan kesehatan keluarga, keluarga
memanfaatkan sumber daya keluarga semaksimal mungkin untuk
kepentingan kesehatan keluarga.
g. Sasaran Asuhan Keperawatan kesehatan keluarga adalah keluarga secara
keseluruhan.
h. Pendekatan yang dipergunakan dalam memberikan Asuhan Keperawatan
kesehatan keluarga adalah pendekatan pemecahan masalah dengan
menggunakan proses keperawatan.
i. Kegiatan utama dalam memberikan Asuhan Keperawatan kesehatan
keluarga adalah penyuluhan kesehatan dan Asuhan Keperawatan kesehatan
dasar atau perawatan dirumah.
j. Diutamakan terhadap keluarga yang termasuk resiko tinggi.
Keluarga-keluarga yang tergolong resiko tinggi dalam bidang
kesehatan antara lain adalah :
1) Keluarga dengan anggota keluarga dalam masa usia subur dengan
masalah :
a) Tingkat sosial ekonomi yang rendah.
b) Keluarga kurang tahu atau tidak mampu mengatasi masalah
kesehatan sendiri.
c) Keluarga dengan keturunan yang kurang baik atau keluarga dengan
penyakit keturunan.
2) Keluarga dengan Ibu dengan resiko tinggi kebidanan yaitu :
a) Umur Ibu (16 tahun/lebih dari 35 tahun).
b) Menderita kekurangan gizi (anemia).
c) Menderita hipertensi.
d) Primipara dan Multipara.
e) Riwayat persalinan atau komplikasi
3) Keluarga dalam anak menjadi resiko tinggi karena :
a) Lahir prematur (BBLR).
b) Berat badan sukar naik.
c) Lahir dengan cacat bawaan.
d) ASI Ibu kurang sehingga tidak mencukupi kebutuhan bayi.
e) Ibu menderita penyakit menular yang dapat mengancam bayi dan
anaknya.
4) Keluarga mempunyai masalah hubungan antara anggota keluarga
a) Anak yang tidak pernah dikehendaki pernah mencoba untuk
digugurkan.
b) Tidak ada kesesuaian pendapat antara anggota keluarga dan sering
timbul cekcok dan ketegangan.
c) Ada anggota keluarga yang sering sakit
d) Salah satu anggota (suami atau istri) meninggal, cerai, lari
meninggalkan rumah.
B. Konsep Gastritis
1. Definisi Gastritis
Gastritis berasal dari kata gaster yang artinya lambung dan itis yang berarti
inflamasi/peradangan. Gastritis atau yang secara umum dikenal dengan sakit
“maag” atau sakit ulu hati adalah peradangan dinding lambung terutama pada
selaput dinding lambung (Gustin, 2012). Gastritis adalah proses inflamasi pada
lapisan mukosa dan submukosa lambung, yang berkembang bila mekanisme
protektif mukosa dipenuhi dengan bakteri atau bahan iritan lain. Gastritis
adalah proses inflamasi pada mukosa dan submukosa lambung, secara
histopatologi dapat dibuktikan dengan adanya infiltrasi sel-sel radang pada
daerah tersebut (Suryono, 2011).
Gastritis merupakan peradangan yang mengenai mukosa lambung.
Peradangan ini dapat mengakibatkan pembengkakan mukosa lambung sampai
terlepasnya epitel mukosa superficial yang menjadi penyebab terpenting dalam
gangguan saluran pencernaan. Pelepasan epitel akan merangsang timbulnya
proses imflamasi pada lambung (Sukarmin 2012).
Menurut Muttaqin (2011), gastritis diklasifikasikan menjadi 2 yaitu :
a. Gastritis akut
Gastritis akut adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung yang
akut dengan kerusakan erosi pada bagian superficial.
b. Gastritis kronik
Gastritis kronik adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung
yang bersifat menahun. Gastritis kronik diklasifikasikan dengan tiga
perbedaan yaitu gastritis superficial, gastritis atrofik dan gastritis
hipertrofik.
1) Gastritis superficial, dengan manifestasi kemerahan, edema, serta
perdarahan dan erosi mukosa.
2) Gastritis atrofik, dimana peradangan terjadi pada seluruh lapisan
mukosa. Pada perkembangannya dihubungkan dengan ulkus dan
kanker lambung, serta anemia pernisiosa. Hal ini merupakan
karakteristik dari penurunan jumlah sel parietal dal sel chief.
3) Gastritis hipertrofik, suatu kondisi dengan terbentuknya nodul-nodul
pada mukosa lambung yang bersifat irregular, tipis dan hemoragik.
2. Anatomi Fisiologi Sistem
a. Anatomi
Anatomi lambung terletak oblik dari kiri ke kanan menyilang di
abdomen atas tepat di bawah diafragma. Dalam keadaan kosong lambung
berbentuk tabung J, dan bila penuh berbentuk seperti buah alpukat raksasa.
Kapasitas normal lambung 1 sampai 2 liter. Secara anatomi lambung
terbagi atas fundus, korpus dan antrum pilorus. Sebelah atas lambung
terdapat cekungan kurvatura minor, dan bagian kiri bawah lambung
terdapat kurvatura mayor. Spingter kedua ujung lambung mengatur
pengeluaran dan pemasukan. Spingter kardia atau spingter esofagus bawah,
mengalirkan makanan yang masuk kedalam lambung dan mencegah
refluks isi lambung memasuki esofagus kembali. Daerah lambung tempat
pembukaan spingter kardia dikenal dengan nama daerah kardia. Disaat
spingter pilorikum berelaksasi makanan masuk kedalam duodenum, dan
ketika berkontraksi spingter ini akan mencegah terjadinya aliran balik isi
usus halus kedalam lambung (Endang, 2008). Lambung terdiri dari empat
lapisan yaitu :
1) Lapisan peritoneal luar yang merupakan lapisa serosa
2) Lapisan berotot yang terdiri atas 3 lapisan :
a) Serabut longitudinal yang tidak dalam dan bersambung dengan otot
esofagus
b) Serabut sirkuler yang paling tebal dan terletak di pylorus serta
membentuk otot sfingter, yang berada dibawah lapisan pertama
c) Serabut oblik yang terutama dijumpai pada fundus lambung dan
berjalan dari orivisium kardiak, kemudian membelok kebawah
melalui kurva tura minor (lengkung kelenjar).
3) Lapisan submukosa yang terdiri dari atas jaringan areolar berisi
pembuluh darah dan saluran limfe.
4) Lapisan mukosa yang terletak disebelah dalam, tebal, dan terdiri atas
banyak kerutan/ rugae, yang menghilang bila organ itu mengembang
karena berisi makanan. Ada beberapa tipe kelenjar pada lapisan ini dan
dikategorikan menurut bagian anatomi lambung yang ditempatinya.
Kelenjar kardia berada dekat orifisium kardia. Kelenjar ini
mensekresikan mucus. Kelenjar fundus atau gastric terletak di fundus
dan pada hampir selurus korpus lambung. Kelenjar gastric memiliki
tipe-tipe utama sel. Sel-sel zimognik atau chief cells mensekresikan
pepsinogen. Pepsinogen diubah menjadi pepsin dalam suasana asam
(Budiyono, 2012).
Persarafan lambung sepenuhnya otonom. Suplai saraf parasimpatis
untuk lambung dan duodenum dihantarkan dari abdomen melalui saraf
vagus. Trukus vagus mempercabangkan ramus gastric, pilorik, hepatic
dan seliaka. Pengetahuan tentang anatomi ini sangat penting, karena
vagotomi selektif merupakan tindakan pembedahan primer yang paling
dalam mengobati tukak duodenum (Budiyono, 2012).
Persarafan simpatis adalah melalui saraf splenikus major dan ganlia
seliakum. Serabut-serabut aferen menghantarkan imfuls nyeri yang
dirngsang oleh peregangan, dan di rasakan di daerah epigastrium,
Serabut-serabut aferen simpatis menghambat gerakan dan sekresi
lambung. Pleksus saraf mesenrikus (auerbach) dan submukosa
(meissner) membentuk persarafan intrinsic dinding lambung dan
mengkordianasi aktivitas motoring dan sekresi mukosa lambung (
Budiyono, 2012)
Seluruh suplai darah di lambung dan pancreas (serat hati, empedu,
dan limpa) terutama berasal dari daerah arteri seliaka atau trunkus
seliaka, yang mempercabang cabang-cabang yang mengsuplai
kurvatura minor dan mayor. Dua cabang arteri yang penting dalam
klinis adalah arteri gastroduoodenalis dan arteri pancreas
tikoduoodenalis (retroduodenalis) yang berjalan sepanjang bulbus
posterior duodenum. Tukak dinding posterior duodenum dapat
mengerosi arteria ini dan menyebabkan perdarahan. Darah vena dari
lambung dan duodenum, serta berasal dari pancreas, limpa, dan bagian
lain saluran cerna, berjalan kehati melalui vena porta. (Corwin,2009)
b. Fisiologi
1) Mencerna makanan secara mekanikal.
2) Sekresi, yaitu kelenjar dalam mukosa lambung mensekresi 1500-3000
mL gastric juice (cairan lambung) per hari. Komponen utamanya yaitu
mukus, HCL (hydrocloric acid), pepsinogen, dan air. Hormon gastrik
yang disekresikan langsung masuk kedalam aliran darah.
3) Mencerna makanan secara kimiawi yaitu dimana pertama kali protein
dirubah menjadi polipeptida.
4) Absorpsi, secara minimal terjadi dalam lambung yaitu absorpsi air,
alkohol, glukosa, dan beberapa obat.
5) Pencegahan, banyak mikroorganisme dapat dihancurkan dalam
lambung oleh HCL.
6) Mengontrol aliran chyma (makanan yang sudah dicerna dalam
lambung) kedalam duodenum. Pada saat chyme siap masuk kedalam
duodenum, akan terjadi peristaltik yang lambat yang berjalan dari
fundus ke pylorus (Hidayat, 2009).
3. Etiologi
a. Gastritis akut
Banyak faktor yang menyebabkan gastritis akut, seperti merokok, jenis
obat, alkohol, bakteri, virus, jamur, stres akut, radiasi, alergi atau intoksitasi
dari bahan makanan dan minuman, garam empedu, iskemia dan trauma
langsung (Muttaqin, 2011).
1) Obat-obatan, seperti Obat Anti-Inflamasi Nonsteroid/OAINS
(Indomestasin, Ibuprofen, dan Asam Salisilat), Sulfonamide, Steroid,
Kokain, agen kemoterapi.
2) Minuman beralkohol; seperti whisky, vodka, dan gin.
3) Infeksi bakteri; seperti H. pylori (paling sering), H. heilmanii,
Streptococci, Staphylococci, Protecus species, Clostridium species,
E.coli, Tuberculosis, dan secondary syphilis.
4) Infeksi virus oleh Sitomegalovirus.
5) Infeksi jamur; seperti Candidiasis, Histoplasmosis, dan Phycomycosis.
6) Garam empedu, terjadi pada kondisi refluks garam empedu (komponen
penting alkali untuk aktivasi enzim-enzim gastrointestinal) dari usus
kecil ke mukosa lambung sehingga menimbulkan respons peradangan
mukosa.
7) Iskemia, akibat penurunan aliran darah ke lambung, trauma langsung
lambung, berhubungan dengan keseimbangan antara agresi dan
mekanisme pertahanan untuk menjaga integritas mukosa, yang dapat
menimbulkan respons peradangan pada mukosa lambung.
b. Gastritis kronik
Penyebab pasti dari penyakit gastritsi kronik belum diketahui, tetapi
ada dua predisposisi penting yang bisa meningkatkan kejadian gastritis
kronik, yaitu: infeksi dan non infeksi menurut Wehbi (2008) dalam
Muttaqin (2011).
1) Gastritis infeksi
a) H. pylori. Beberapa peneliti menyebutkan bakteri ini merupakan
penyebab utama dari gastritis kronik.
b) Helycobacter heilmannii, Mycobacteriosis, dan Syphilis (Wehbi,
2008)
c) Infeksi parasit.
d) Infeksi virus.
2) Gastritis non-infeksi
a) Kondisi imunologi (autoimun) didasarkan pada kenyataan, terdapat
kira-kira 60% serum pasien gastritis kronik mempunyai antibodi
terhadap sel parietalnya.
b) Gastropati akibat kimia, dihubungkan dengan kondisi refluk garam
empedu kronis dan kontak dengan OAINS atau Aspirin.
c) Gastropati uremik, terjadi pada gagal ginjal kronis yang
menyebabkan ureum terlalu banyak beredar pada mukosa lambung
dan gastritis sekunder dari terapi obat-obatan.
d) Gastritis granuloma non-infeksi kronis yang berhubungan dengan
berbagai penyakit, meliputi penyakit Crohn, Sarkoidosis, Wegener
granulomatus, penggunaan kokain, Isolated granulomatous
gastritis, penyakit granulomatus kronik pada masa anak-anak,
Eosinophilic granuloma, Allergic granulomatosis dan vasculitis,
Plasma cell granulomas, Rheumatoid nodules, Tumor amyloidosis,
dan granulomas yang berhubungan dengan kanker lambung.
e) Gastritis limfositik, sering disebut dengan collagenous gastritis dan
injuri radiasi pada lambung.
Menurut Smeltzer (2010) Faktor-faktor resiko yang sering menyebabkan
gastritis diantaranya:
a. Pola makan
Orang yang memiliki pola makan tidak teratur mudah terserang penyakit
ini. Pada saat perut harus diisi, tapi dibiarkan kosong atau ditunda
pengisiannya, asam lambung akan mencerna lapisan mukosa lambung
sehingga timbul rasa nyeri.
b. Helicobacter Pylori Helicobacter pylori adalah kuman gram negatif, basil
yang berbentuk kurva dan batang Helicobacter pylori adalah suatu bakteri
yang menyebabkan peradangan lapisan lambung yang kronis (gastritis)
pada manusia. Infeksi Helicobacter pylori ini sering diketahui sebagai
penyebab utama terjadi ulkus peptikum dan penyebab terserang terjadinya
gastritis.
c. Terlambat makan
Secara alami lambung akan terus memproduksi asam lambung setiap waktu
dalam jumlah yang kecil, setelah 4 – 6 jam sesudah makan biasanya kadar
glukosa dalam darah telah banyak terserap dan terpakai sehingga tubuh
akan merasakan lapar dan pada saat itu jumlah asam lambung terstimulasi.
Bila seseorang telat makan sampai 2 – 3 jam, maka asam lambung yang
diproduksi semakin banyak dan berlebih sehingga dapat mengiritasi
mukosa lambung serta menimbulkan rasa nyeri di sekitar epigastrium
d. Makanan Pedas
Mengkonsumsi makanan pedas secara berlebihan akan merangsang sistem
pencernaan, terutama lambung dan usus kontraksi. Hal ini akan
mengakibatkan rasa panas dan nyeri di ulu hati yang disertai dengan mual
dan muntah. Gejala tersebut membuat penderita semakin berkurang nafsu
makannnya. Bila kebiasaan mengkonsumsi makanan pedas > l x dalam 1
minggu selama minimal 6 bulan dibiarkan terus menerus dapat
menyebabkan iritasi pada lambung yang disebut dengan gastritis.
4. Patofisiologi
Obat-obatan, alkohol, garam empedu, zat iritan lainnya dapat merusak
mukosa lambung (gastritis erosif). Mukosa lambung berperan penting dalam
melindungi lambung dari autodigesti oleh HCl dan pepsin. Bila mukosa
lambung rusak terjadi difusi HCl ke mukosa dan HCl akan merusak mukosa.
Kehadiran HCl di mukosa lambung menstimulasi perubahan pepsinogen
menjadi pepsin. Pepsin merangsang pelepasan histamine dari sel mast.
Histamin akan menyebabkan peningkatan permeabilitas kapiler sehingga
terjadi perpindahan cairan dari intrasel ke ekstrasel dan menyebabkan edema
dan kerusakan kapiler sehingga timbul perdarahan pada lambung. Biasanya
Asam dalam lumen + empedu, NSAIDs, alkohol
Epitel sawar lambung rusak
Asam kembaliberdifusi ke mukosa
lambungPenghancuran sel mukosa
↑ asam↑ Pepsinogen-pepsin
↑ histamin
Perangsangan kolenergik
↑ Peningkatanmotilitas pepsinogen
Fungsi sawar ↓
Penghancurankapiler dan vena
kecil
↑ Vasodilatasi kapiler↑ Permeabilitasterhadap protein↑ Plasma bocor keintestum edema↑ Plasma bocorkedalam lambung
Perdarahan
Asam kembali berdifusi ke mukosa lambung
lambung dapat melakukan regenerasi mukosa oleh karena itu gangguan
tersebut menghilang dengan sendirinya (Suratun dan Lusianah 2010).
Namun bila lambung sering terpapar dengan zat iritan maka inflamasi akan
terjadi terus menerus. Jaringan yang meradang akan di isi oleh jaringan fibrin
sehingga lapisan mukosa lambung dapat hilang dan terjadi atropi sel mukosa
lambung. Faktor intrinsik yang dihasilkan oleh sel mukosa lambung akan
menurun atau hilang sehingga cobalamin (vitamin B12) tidak dapat diserap di
usus halus. Sementara vitamin B12 ini berperan penting dalam pertumbuhan
dan maturasi sel darah merah. Pada akhirnya klien gastritis dapat mengalami
anemia. Selain itu dinding lambung menipis rentan terhadap perforasi lambung
dan perdarahan (Suratun dan Lusianah 2010)
5. Manifestasi Klinis
Peningkatan asam lambung yang ditimbulkan oleh gastritis seringkali
memberikan dampak buruk bagi penderitanya karena menimbulkan rasa asam
di mulut, nyeri pada ulu hati, mual, muntah, anoreksia, diare, rasa tak nyaman
pada abdomen, hingga badan menjadi panas (Baughman, 2000; Misnadiarly,
2009). Gejala umum pada penyakit gastritis yaitu rasa tidak nyaman pada
perut, perut kembung, sakit kepala dan mual muntah, keluhan lain seperti
merasa tidak nyaman pada epigastrium, sakit seperti terbakar pada perut bagian
atas yang dapat berakibat lebih buruk ketika makan, nafsu makan hilang,
bersendawa dan kembung, bisa juga disertai demam, menggigil atau
kedinginan yang dapat mengganggu aktifitas sehari-hari. Tanda dan gejala dari
gastritis adalah nyeri di ulu hati, mual, muntah, rasa asam di mulut, dan
anoreksia (Dermawan dan Rahayuningsih, 2010)
Gejala ini bisa menjadi akut, berulang dan kronis. Disebut kronis bila gejala
itu berlangsung lebih dari satu bulan terus-menerus dan gastritis ini dapat
ditangani sejak awal yaitu: mengkonsumsi makanan lunak dalam porsi kecil,
berhenti mengkonsumsi makanan pedas dan asam, berhenti merokok serta
minuman beralkohol dan jika memang diperlukan dapat minum antasida
sekitar setengah jam sebelum makan atau sewaktu makan (Misnadiarly, 2009).
6. Pemeriksaan Penunjang
Untuk menegakkan diagnosa gastritis, dilakukan dengan berbagai macam
pemeriksaan, diantaranya (Yuliarti dan Nurheti, 2009):
a. Tes darah
Dokter biasa meminta pasien untuk melakukan cek darah untuk melihat
adanya antibodi terhadap serangan Helicobacter pylori. Hasil tes yang
positif menunjukkan bahwa seseorang pernah mengalami kontak dengan
bakteri Helicobacter pylori dalam hidupnya, tetapi keadaan tersebut bukan
berarti seseorang telah terinfeksi Helicobacter pylori. tes darah juga dapat
digunakan untuk mengecek terjadinya anemia yang mungkin saja
disebabkan oleh perdarahan yang disebabkan karena gastritis.
b. Breath test
Tes ini menggunakan tinja sebagai sampel dan ditujukan untuk mengetahui
apakah ada infeksi Helicobacter pylori (bakteri penyebab gastritis) dalam
tubuh seseorang.
c. Stool test
Uji ini digunakan untuk mengetahui adanya Helicobacter pylori dalam
sampel tinja seseorang. Hasil tes yang positif menunjukkan orang tersebut
terinfeksi Helicobacter pylori. Biasanya dokter juga menguji adanya darah
dalam tinja yang menandakan adanya perdarahan dalam lambung karena
gastritis.
d. Endoskopi
Endoskopi dimaksudkan untuk melihat adanya kelainan pada lambung
yang mungkin tidak dapat dilihat dengan sinar X.
e. Rontgen
Rontgen bertujuan untuk melihat adanya kelainan pada lambung yang
dapat dilihat dengan sinar X. Agar dapat dilihat dengan jelas, biasanya
penderita diinjeksi terlebih dahulu dengan bubur barium.
7. Komplikasi
a. Perdarahan Gastrointestinal
Pada kondisi gastritis yang tidak ditangani dengan baik, maka akan
berakibat pada peradangan yang berlanjut. Peradangan yang berlanjut ini
akan mengakibatkan pada rusaknya mukosa lambung. Hal ini terjadi
karena selain zat korosif HCl juga dipicu oleh mediator yang merupakan
suatu proteolitik. Bila sudah mencapai mukosa, dan berlanjut menuju
lapisan submukosa yang kaya akan pembuluh darah, maka dapat terjadi
kondisi perdarahan yang persisten (Marx, 2010).
b. Perforasi Gaster
Proses inflamasi yang terjadi terus menerus dan sifat korosif HCl yang
menembus barier mukosa, menjadikan kerusakan struktural yang berarti.
Hal ini akan merusak pada vaskularisasi di gaster sendiri. Sehingga, akan
terjadi suatu kondisi iskemik terlokalisasi, iskemik ini akan berlanjut pada
nekrosis sel, sehingga akan dapat dengan mudah mengalami
rupture. Sehingga, dapat terjadi perforasi gaster (Marx, 2010).
c. Anemia defisiensi besi
Pada kondisi komplikasi gastritis seperti terjadi perdarahan, maka akan
terjadi kehilangan darah yang persisten. Hal ini dianggap sebagai
mekanisme awal dari terjadinya anemia defisiensi besi. Kehilangan darah
yang berlanjut ini menjadikan kurangnya total ikatan besi dalam darah atau
total iron binding capacity. Sehingga, akan muncul tanda dan gejala
anemia yang khas. Selain itu, pada kondisi gastritis juga terjadi suatu
kondisi mukosa gaster mengalami defek baik secara struktural atau
fungsionalnya. Penyerapan dari beberapa zat seperti vitamin B12 dan besi
sendiri akan mengalami gangguan. Pada suatu penelitian, didapat bahwa
pasien dengan terapy besi 100mg perhari mengalami pemanjangan waktu
gejala pada kondisi gstritis. hal ini menunjukan adanya penurunan efikasi
ari penyerapa besi sendiri yang bermanifestasi pada anemia defisiensi besi
(Marx, 2010).
d. Carcinoma Gaster
Mukosa gaster adalah suatu struktur yang terdiri dari sel epitel dan tersusun
atas banyak glandula. Glandula ini memiliki peran masing-masing yang
saling mendukung. Hal ini merupakan kondisi yang mendasari
perkembangan komplikasi menuju suatu keganasan. Kerusakan
mukosa gaster pada gastritis terjadi pada beberapa tempat saja. Hal ini
menjadikan fungsi mereka mengalami penurunan, sehingga akan
berakibat pada hyperaktivitas dari sel kelenjar yang lain. Berawal dari
hyperaktivitas inilah dapat memicu proliferasi patologis yang dapat
berujung pada suatu kondisi keganasan (Marx, 2010).
8. Penatalaksanaan
Pada klien yang mengalami mual dan muntah anjurkan pasien untuk
bedrest, status NPO (Nothing Peroral), pemberian antiemetik dan pasang
infuse untuk mempertahankan cairan tubuh klien. Pasien biasanya sembuh
spontan dalam beberapa hari. Bila muntah berlanjut perlu dipertimbangkan
pemasangan NGT. Antasida diberikan untuk mengatasi perasaan begah dan
tidak enak di abdomen dan menetralisir asam lambung dengan meningkatkan
pH lambung sekitar 6. Antagonis H2 (seperti ranitidin, rantin dan simetidin)
dan inhibitor pompa proton (seperti omeprazole atau lansoprazole) mampu
menurunkan sekresi asam lambung. Antibiotik diberikan bila dicurigai adanya
infeksi oleh helicobacter pylori. Kombinasi dua atau tiga antibiotik dapat
diberikan untuk mengeradikasi helicobacter pylori (seperti clarithromycin dan
amoksisilin) (Hirlan, 2009).
Bila telah terjadi perdarahan akibat erosi mukosa lambung maka perlu
dilakukan transfusi darah untuk mengganti cairan yang keluar dari tubuh dan
dilakukan lavage (bilas) lambung. Bila tidak dapat dikoreksi maka
pembedahan dapat menjadi alternatif. Pembedahan yang dapat dilakukan pada
klien dengan gastritis adalah gastrectomi parsial, vagotomi atau pyloroplasti.
Injeksi intravena cobalamin dilakukan bila terdapat anemia pernisiosa. Fokus
intervensi keperawatan adalah bagaimana mengevaluasi dan mengeliminasi
faktor penyebab gastritis antara lain anjurkan klien untuk tidak mengkonsumsi
alkohol, kafein, teh panas, atau zat iritan bagi lambung serta merubah gaya
hidup dengan pola hidup sehat dan meminimalisasi stress (Suratun dan
Lusianah 2010).
Discharge planning (perencanaan pulang) untuk pasien dengan gastritis
(NANDA NIC-NOC, 2013) :
a. Hindari minuman alkohol karena dapat mengiritasi lambung sehingga
terjadi implamasi dan perdarahan.
b. Hindari merokok karena dapat mengganggu lapisan dinding lambung
sehingga lambung menjadi lebih mudah mengalami gastritis dan
tukak/ulkus. Dan rokok dapat meningkatkan asam lambung dan
memperlabat penyembuhan tukak.
c. Atasi stres sebaik mungkin
d. Makan makanan yang kaya akan buah dan sayur, namun hindari sayur dan
buah yang asam (misal; jeruk, lemon, grapefruit, nanas, tomat).
e. Jangan berbaring setelah makan untuk menghindari refluks (aliran balik)
asam lambung.
f. Berolaraga secara teratut untuk membantuh mempercepat aliran makanan
melalui usus.
g. Bila perut mudah mengalami kembung (banyak gas) untuk sementara
waktu kurangi konsumsi makanan tinggi serat.
h. Makan dalam porsi sedang (tidak banyak) tetapi sering berupa makanan
lunak dan rendah lemak. Makanlah secara perlahan dan rileks.
9. Pathway
Sumber : NANDA NIC-NOC (2013)
Obat-obatan (NISAD,aspirin, sulfanomida
steroid, digitalis
H. phylori Kafein
Menganggupembentukan sawat
mukosa lambung
Melekat padaepitel lambung
Me↓ produksibikarbonat (HCO-)
Menghancurkanlapisan mukosa
lambung
Me↓ kemapuanprotektif terhadap
asam
Menurunkan barier lambungterhadap asam dan pepsin
Menyebabkan difusi kembali asamlambung dan pepsin
Imflasmasi
Nyeri epigastrium
Nyeri akut
Me↓ sensoriuntuk makan
Anoreksia
Ketidakseimbangannutrisi kurang darikebutuhan tubuh
Erosi mukosa lambung
Me ↓ tonus danperistaltik lambung
Refluks isi duodenumke lambung
Mual
Mukosa lambungkehilangan integritas
jaringan
Dorongan ekspulsi isilambung ke mulut
Muntah
Perdarahan
Kekurangan volume cairan
10. Fokus Pengkajian Keperawatan Keluarga
Format pengkajian keluarga model Friedman (2010) yang diaplikasikan
ke kasus dengan masalah utama gastritis meliputi :
a. Data umum
Menurut Friedman (2010), data umum yang perlu dikaji adalah :
1) Nama kepala keluarga dan anggota keluarga, alamat, jenis kelamin,
umur, pekerjaan dan pendidikan.
2) Tipe keluarga
Menjelaskan mengenai jenis/tipe keluarga beserta kendala atau
masalah-masalah yang terjadi dengan jenis/tipe keluarga
3) Status sosial ekonomi Keluarga
Status sosial ekonomi keluarga ditentukan oleh pendapatan baik dari
kepala keluarga maupun anggota keluarga lainnya. Selain itu sosial
ekonomi keluarga ditentukan pula oleh kebutuhan-kebutuhan yang
dikeluarkan oleh keluarga serta barang-barang yang dimiliki oleh
keluarga.
b. Riwayat Keluarga dan Tahap Perkembangan Keluarga
1) Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini
Tahap perkembangan keluarga ditentukan oleh anak tertua dari
keluarga ini.
2) Tahap Perkembangan Keluarga yang Belum Terpenuhi
Menjelaskan perkembangan keluarga yang belum terpenuhi,
menjelaskan mengenai tugas perkembangan keluaruarga yang belum
terpenuhi oleh keluarga serta kendala-kendala mengapa tugas
perkembangan tersebut belum terpenuhi.
3) Riwayat keluarga inti
Menjelaskan mengenai riwayat keluarga inti meliputi riwayat penyakit
keturunan, riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga,
perhatian keluarga terhadap pencegaha penyakit termasuk status
imunisasi, sumber pelayanan kesehatan yang biasa digunakan keluarga
dan pengalaman terhadapa pelayanan kesehatan.
4) Riwayat keluarga sebelumnya
Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan keluarga dari pihak suami
dan istri.
c. Pengkajian lingkungan
Karakteristik rumah diidentifikasi dengan melihat tipe rumah,jumlah
ruangan, jenis ruang, jumlah jendela, jarak septic tankdengan sumber air,
sumber air minum yang digunakan, tanda catyang sudah mengelupas, serta
dilengkapi dengan denah rumah (Friedman, 2010).
d. Fungsi keluarga
1) Fungsi afektif
Hal yang perlu dikaji seberapa jauh keluarga saling asuh dan saling
mendukung, hubungan baik dengan orang lain, menunjukkan rasa
empati, perhatian terhadap perasaan (Friedman, 2010).
2) Fungsi sosialisasi
Dikaji bagaimana interaksi atau hubungan dalam keluarga, sejauh mana
anggota keluarga belajar disiplin, penghargaan, hukuman, serta
memberi dan menerima cinta (Friedman, 2010).
3) Fungsi keperawatan
a) Keyakinan, nilai, dan prilaku kesehatan : menjelaskan nilai yang
dianut keluarga, pencegahan, promosi kesehatan yang dilakukan
dan tujuan kesehatan keluarga (Friedman, 2010).
b) Status kesehatan keluarga dan keretanan terhadap sakit yangdirasa
: keluarga mengkaji status kesehatan, masalah kesehatan yang
membuat kelurga rentan terkena sakit dan jumlah kontrol kesehatan
(Friedman, 2010).
c) Praktik diet keluarga : keluarga mengetahui sumber makanan yang
dikonsumsi, cara menyiapkan makanan, banyak makanan yang
dikonsumsi perhari dan kebiasaan mengkonsumsi makanan
kudapan (Friedman, 2010).
d) Peran keluarga dalam praktik keperawatan diri : tindakan yang
dilakukan dalam memperbaiki status kesehatan, pencegahan
penyakit, perawatan keluarga dirumah dan keyakinan keluarga
dalam perawatan dirumah (Friedman, 2010).
e) Tindakan pencegahan secara medis : status imunisasi anak,
kebersihan gigi setelah makan, dan pola keluarga dalam
mengkonsumsi makanan (Friedman, 2010).
4) Fungsi reproduksi
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi reproduksi keluarga adalah :
berapa jumlah anak, apa rencana keluarga berkaitan dengan jumlah
anggota keluarga, metode yang digunakan keluarga dalam upaya
mengendalikan jumlah anggota keluarga (Padila, 2012).
5) Fungsi ekonomi
Data ini menjelaskan mengenai kemampuan keluarga dalam memenuhi
sandang, pangan, papan, menabung, kemampuan peningkatan status
kesehatan.
e. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga, metode yang
digunakan sama dengan pemeriksaan fisik klinik head to toe.
11. Fokus Diagnosa Keperawatan Keluarga
a. Kemungkinan diagnosa keperawatan keluarga
Menurut Ardiansyah (2012) pada pasien gastritis diagnosa keperawatan
yang dapat ditemukan antara lain :
1) Kekurangan volume cairan (kehilangan aktif)
2) Nyeri akut
3) Resiko tinggi mengalami kekurangan nutrisi
4) Kecemasan/ketakutan
b. Skala rioritas masalah
Table 2.1 Skala Prioritas Masalah Keluarga
Kriteria Skor Bobot
1) Sifat masalah :a) Aktual (tidak/kurang sehat)b) Ancaman kesehatanc) Keadaan sejahtera
321
1
2) Kemungkinan masalah dapat diubaha) Mudahb) Sebagianc) Tidak dapat
210
2
3) Potensi masalah untuk dicegah :a) Tinggib) Cukupc) Rendah
321
1
4) Menonjolnya masalah:a) Masalah dirasakan dan perlu
segera ditanganib) Masalah dirasakan tapi tidak perlu
segera ditanganic) Masalah tidak dirasakan
2
10
1
Total Skore
Sumber : Baylon & Maglaya (1978) dalam Padila (2012)
Keterangan :
Total Skor didapatkan dengan: Skor (total nilai kriteria) x Bobot =NilaiAngka tertinggi dalam skor
Cara melakukan Skoring adalah :
1) Tentukan skor untuk setiap criteria
2) Skor dibagi dengan angka tertinggi dan kalikan dengan bobot
3) Jumlah skor untuk semua criteria
4) Tentukan skor, nilai tertinggi menentukan urutan nomor diagnosa
keperawatan keluarga.
c. Penulisan Diagnosis Keperawatan Individu, Keluarga Dan Komunitas
Formulasi diagnosis keperawatan menggunakan ketentuan diagnosis
keperawatan Nanda (2013) dan ICPN. Formulasi diagnosis tersebut
digunakan tanpa menuliskan etiologi atau diagnosis tunggal (single
diagnosis). Sesuai dengan label diagnosis yang telah dijelaskan
sebelumnya,maka diagnosis keperawatann individu, keluarga dan
kelompok/komunitas:aktual promosi kesehatan/sejahtera, serta resiko.
Diagnosis keperawatan individu dan keluarga dirumuskan berdasarkan
masalah kesehatan yang lazim terjadi.
Berikut merupakan contoh diagnosis berdasarkan masalah kesehatan
yang lasim terjadi di individu, keluarga, kelompok/komunitas berdasarkan
NANDA 2013 dan ICPN 2013.
Tabel 2.2 Contoh Diagnosis Berdasarkan Masalah Kesehatan Yang LasimSasa-ran
Domain Kelas Kode Rumusan DiagnosisKeperawatan
Indivi-du
Domain 2 :Nutrisi
Kels I :Ingesti
00002
00001
0016300003
00103
- Ketidakseimbangannutrisi : kurang darikebutuhan tubuh
- Ketidakseimbangannutrisi : lebih darikebutuhan tubuh
- Kesiapanmeningkatkan nutrisi
- Resikoketidakseimbangannutrisi : lebih darikebutuhan tubuh
- Gangguan menelanKelas 5 :Hidrasi
00195
00160
0002700025
- Resikoketidakseimbanganelektrolit
- Kesiapan untukmeningkatkankeseimbangan cairan
- Defesiensi volumecairan
- Resikoketidakseimbanganvolume cairan
Domain 3 :Eliminasidanpertukaran
Kelas 1 :Fungsiurinari
00016 - Gangguan eliminasiurine
Kelas 2 :Fungsigastrointestinal
000130019600197
- Diare- Disfungsi motilitas
gastrointestinal- Resiko disfungsi
motilitasgastrointestinal
Kelas 4 :Fungsirespirasi
- Gangguanpertukaran gas
Domain 4 :Aktivitas/istrahat
Kelas 1 :Tidur/istrahat
00198 - Gangguan pola tidur
Kelas 2 :Aktivitas/latihan
0008500088
- Gangguan motilitasfisik
- Gangguan berjalanKelas 3 : 00093 - Fatique
KeseimbanganenergiKelas 4 :Responkardiovaskular/pulmonari
0009200094000320002900204
00201
- Intoleransi aktivitas- Resiko intoleransi
aktivitas- Tidak efektifnya
pola nafas- Penurunan kardiak
output- Tidak efektifnya
ferpusi jaringanperifer
- Resiko tidakefektifnya perfusijaringan serebral
Kelas 5 :Perawatan diri
00108001090010200110
- Defisit perawatandiri : mandi
- Defisit perawatandiri : berpakaian
- Defisit perawatandiri : makan
- Defisit pereawatandiri : toileting
Domain 5 :Persepsi/Kognisi
Kleas 4 :Kognisi
0012600161
00131
- Kurangnyapengetahuan
- Kesiapanmeningkatkanpengetahuan
- Gangguan memoriDomain 6 :Persepsi diri
Kelas 1 :Konsepdiri
0012400054
- Ketidakberdayaan- Resiko kesepian
Kelas 2 :Hargadiri
0011900120
- Harga diri rendahkronik
- Harga diri rendahsituaasional
Domain 9 :Koping/Toleransithd stres
Kelas 2 :Responkoping
001460006900158
- Kecemasan- Tidak efektifnya
koping- Kesiapan
meningkatkankoping
Domain 11 :Keamanan/proteksi
Kelas 1 :infeksi
00004 - Resiko infeksi
Kelas 2 :Injuryfisik
00031
00155000350004600047
- Tidak efektifntabersihan jalan nafas
- Resiko jatuh- Resiko injury- Gangguan integritaas
kulit- Resiko gangguan
integritas kulitKelas 6 :termoregulasi
0000700008
- Hipertermi- Tidak efektifnya
termoregulasiDomain 12 :Rasanyaman
Kelas 3 :Kenyamanansosiaal
00214001340013200133
- Gangguaan rasanyaman
- Mual- Nyeri akut- Nyeri kronik
Kelua-rga
Domain 1 :Promosikesehatan
Kelas 2 :Manajemenkesehatan
00080
00099
00188
- Ketidakefektifanmenejemen regimenterapeutik keluarga
- Ketidakefektifanpemeiharaankesehatan
- Perilaku kesehatancenderunng beresiko
Domain 4 :Aktivitas/Isstrahat
Kelas 5 :Pearawatan diri
00098 - Hambaatanpemeliharaan rumah
Domain 5 :Persepsi/Kognisi
Kelas 4 :kognisi
00222 - Ketidakefektifankontrol impuls
Kelas 5 :komunikasi
00157 - Kesiapanmeningkatkankomunikasi
Domain 7 :Hubunganperan
Kelas 1 :Perancaregiver
00106
0006100062
00056
00164
00057
- Kesiapanmeningkatkanpemberian ASI
- Ketegangan peranpemberi asuhan
- Resiko keteganganperan pemberiasuhan
- Ketidakmampuanmenjadi orang tua
- Kesiapanmeningkatkanmenjadi orang tua
- Resikoketidakmampuanmenjai orang tua
Kelas 2 :Hubungankeluarga
00058000630006000159
- Resiko gangguanperlengkatan
- Disfungsi proseskeluarga
- Gangguan proseskeluarga
- Kesiapanmeningkatkan proseskeluarga
Kelas 3 :Hubungankeluarga
0022300207
00229000640005500052
- Keetidakefektifanhubungan
- Kesiapaanmenningkatkanhubungan
- Resikoketidakefektifanhubungan
- Konflik peran orangtua
- Ketidakefektifanperforma peran
- Hambatan interaksisosial
Domain 9 :Koping/Toleransistres
Kelas 2 :Responkoping
0007400073
00075
00226
00212
- Penurunan kopingkeluarga
- Ketidakmpuankoping keluarga
- Kesiapanmeningkatkankoping keluarga
- Resikoketidakefektifanperencanaanaktivitas
- Kesiapanmeningkatkanpenyesuaian
Domain 10 :Prinsiphidup
Kelas 3 :Nilai/keyakinan./Aksikongruen
000830017000184
- Konflik pengambilankeputusan
- Resiko hambataanreligiositass
- Kesiapanmeningkatkanpengambilankeputusan
Domain 11:Keamanan/Proteksi
Kelas 4 :Hazardlingkungan
0018100180
- Kontaminasi- Resiko kontaminasi
Domain 13 :Pertumbuhan/perkembangan
Kelas 1 :pertumbuhan
00113 - Resiko pertumbuhantidak prorporsional
Kelas 2 :perkembangan
00112 - Resikoketerlambatanperkembangan
Carers carers 1002777310027787
100296211002778710032270
- Stres pada pemberiasuhan
- Resiko stres padapemberi asuhan
- Gangguankemampuan untukmelakukn perawatan
- Resikostres padapemberi asuhan
- Resiko gangguankemampuan untukmelakukanperawatan
Emosionall/Isupsikologikal
1002337010038411
- Gangguankomunikasi
- Gangguann statuspsikologis
Perawatankeluarga
100298411002307820022473100227531003574410032364
- Masalahketenagakerjaan
- Gaangguan proseskeluarga
- Kurangnyadukungan keluarga
- Masalah dukungansosial
- Masalah hubungan- Resiko gangguan
koping keluargaPromosikesehatan
Healthpromotion
100234521000091810032386
- Kemampuan unntukmempertahankankesehatan
- Gangguanmempertahankankesehatan
- Resiko bahayalingkungan
Manajemenperawatanjangkapanjang
10021994 - Kurangnyapengetahuan tentangpenyakit
Medikasi 10022635 - Gangguankemampuan untukmemanajemenpengobatan
Perawatandiri
10000925 - Ganngguankerumahtanggaan
Manajemenresiko
100297921003023310030233100298561003228910032301100334701003234010033489100151221001513310033436
- Kekerasan rumahtangga
- Keselamatanlingkungan yangefektif
- Masalahkeselamataanlingkungan
- Resiko terjadinyapenyahlagunaan
- Resiko terjadinyapelecehan anak
- Resiko terjadinyapengabaian anak
- Resiko terjadinyapelecehan lansia
- Resiko terjadinyapengabaian lansia
- Resiko untuk jatuh- Resiko infeksi- Resiko terjadinya
pengabaianKeadaan 10029860 - Masalah finasial
- Tinggal di rumah- Masalah perumahan- Pendapatan yang
tidak memadai- kurangnya dukungan
sosialSumber: Hasil Workshop Nasional IPKKI, 2014
12. Fokus Intervensi Keperawatan Keluarga
Intervensi keperawatan keluarga dibuat berdasarkan pengkajian, diagnosis
keperawatan, pernyataan keluarga, dan perencanaan keluarga, dengan
merumuskan tujuan, mengidentifikasi strategi intervensi alternative dan
sumber, serta menentukan prioritas, intervensi tidak bersifat rutin, acak, atau
standar, tetapi dirancang bagi keluarga tertentu dengan siapa perawat keluarga
sedang bekerja (Friedman, 2010).
Penulisan diagnosis keperawatan individu, keluarga, kelompok dan
komunitas mengggunakan pendekatan: NANDA, NIC dan NOC. Pedoman
diagnosis, intervensi dan hasil untuk asuhan keperawatan komunitas (individu,
keluarga, kelompok/komunitas) dikembangkan berdasarkan integrasi
diagnosis keperawatan NANDA ddan international classification nursing
practise I (ICPN), nursing intervetion kelasification (NOC) dan nursing
outcome classification (NOC) serta pengalaman lapangan dari para penyusun.
Upaya ini dilakukan untuk mempermudah para praktisi dan ners pendidik
untuk melakukan asuhan keperawatan komunitas, keluarga dan gerontik serta
dapat mendokumentasikan asuhan keperawatan komunnitas yang efektif,
ringkas, komprehensif. Disisi lain pengembangan dokumentasi ini diharapkan
dapat menfasilitasi pimpinan untuk menilai kinerja dan menetukaan cara
pemberian reward yang berkeadilan kepada perawat kesehatan masyarakat
(perkesmas) yang melaksanakan tugas di dalam dan di luar gedung Puskesmas.
Integrasi dokumentasi asuhan keperawatan keluarga : NANDA,ICNP, NIC, NOC
Diagnosa ini menggunakan rumusan NANDA dan ICNP. Modifikasi penulisan kriteria intervensi dan hasil pada kasus keluarga
menggunakan pendekatan tugas kesehatan keluarga yaitu kemampuan keluarga menggenal msalah kesehatan, memutuskan untuk
merawat anggota keluarga yang sakit, merawat anggota keluarga yang sakit, modifikasi lingkungan, dan memanfaatkan fasilitas
kesehatan. Rumusan diagnosa keperawatan dengan integrasi NIC dan NOC sebagai berikut :
Tabel 2.3 Integrasi Dokumentasi Asuhan Keperawatan Keluarga
Data Diagnosa(NANDA/INCP)
Tujuan NOC NIC
Data pendukungterhadap masalahpsikososial keluargayang mempunyaianak cacat lahir Perasaan cemas Perasaan bersalah
terhadap penyakityang dialamianaknya
Tidak ada harapan Merasa tiddak
berdaya Mengingkari
masalah kesehatanyang ada
Dari data yangdisajikan ada 2kemungkinandiagnosiskeperawatan yaitu:
Domain 9:Koping/toleransi stres
Kelas 2:Respon koping : Ketidakmampuan
koping keluarga(00073)
Diagnosa lain :Ansietas (00146)
Keluargamemilikikoping yangadaptif.
Setelahdilakukanintervensikeperawatan,keluargamampumengenaltentang: Mekanisme
pertahanandiri(koping)
1. Keluarga mampumengenal
Level 1Domain IV :Pengetahuan kesehatandan perilaku.Hasil yang mengambarkansikap, pemahaman, ddantindakan terhadap kesehatandan penyakit.
Level 2Kelas S : pengetahuankesehatan.Hasil yang mengambarkanpemahaman keluarga dalampemanfaatan informasi untukmeningkatkan,
Keluarga mampu mengenal
Level 1Domain 3 : perilaku.Memberikan dukungan fungsipsikososial dan menfasilitasiperubahan gaya hidup.
Level 2Kelas S : penkesIntervensi yang menfasilitasikeluarga untuk belajar.
Level 3 : intervensi :5510 penkes pengajaranproses penyakit yangdialaminya (hal.210)
Tidak mampumengakui dampakpenyakit
Menurunnya minatuntuk melakukankegiatan sehari-hari
Menolakmengunjungilayanan kesehatan
Mengaabaikanperawatan yangdibutuhkan
Kebutuhan dasarklien tidakterpenuhi
Keluargacenderungmengabaikanhubungan dengananggota keluargayang lain
Keluargacenderung resistenterhadapperawatananaknya
Tanda dangejalahkopingadaptif
Penyakitfisik yangsedangdialamianggotakeluarga
mempertahankan, danperbaikan kesehatan.
Level 3Hasil : 1803 pengetahuan
tentanng proses penyakit(hal.308)
1862 pengetahuanmanajemen stress(hal.344)
Setelahdilakukankunjungan,keluarga dapatmengambilkeputusanuntukmengatasitidakefektifnyakoping dalamkeluarga
2. Keluarga mampumemutuskan
Domain IV :Pengetahuan kesehatandan perilaku.
Kelas Q :Perilaku kesehatan.Hasil yang mengambarkantindakan keluarga untukmeningkatkan ataumemperbaiki kesehatan.
Hasil : 1606 berpatisipasi dalam
memutuskan perawatankesehatan (hal. 407)
Keluarga mampumemutuskan
Kelas P : terapi kognitif.Intervensi yang dilakukanuntuk memperkuat ataumeningkatkan kognitif yangdiinginkan atau mengubahkognitif yang tidakdiinginkan.Intervensi :4700 restrukturisasi kognitif(hal.124b)
Kelas R : bantuan koping.Intervensi untuk membantuhdiri sendiri membangunkekuatan beradaptasi dengan
Keluargamenghindarisosialisasi dengantetangga /orla
Kelas R : keyakinankesehatan.Hasil yang mengambarkanide dan persepsi keluargayang mempengaruhi prilakuprilaku sehat.
Hasil :1700 keyakinan kesehatan(hal.243)
perubahan fungsi, ataumencapai fungsi yang lebihtinggi..
Intervensi : 5250 dukungan membuat
keputusan (hal.139b) 5310 membangun
harapan (218b, 504)
Setelahdilakukankunjunganrumah,keluarga dapatmenunjukanperilaku yangadaptif saatmerawatanggotakeluarga
3. Keluarga mampumerawat
Domainn III : kessehatanpsikososial.Hasil yang mengambarkanpsikososial dan fungsi sosial.
Kelas M : kesejahteraanpsikologis.Hasil ini mengambarkankesehatan emosi danpersepsi.
Hasil : 1211 tingkat kecemasan
(hal.93) 1201 harapan (hal.252)
Keluarga mampu merawat
Kelas O : terapi perilaku.Intervensi yang dilakukanuntuk memperkuat ataumeningkatkan perilaku yangdiinginkan atau mengubahperilaku yang tidak diiginkan.
Level 3 :Intevensi : 4352 manajemen prilaku
(berlebih/kurangperhatian) hal.92-93b
4410 bantuan untukmemodifikasi diri untukmencapai tujuan/harapan(hal.270b)
1209 motivasi (9hal.368-369)
Kelas N : adaptasipsikososial
Hasil mengambarkanadaptasi keluarga terhadapperubahan kesehatan .
Hasil : 1302 koping (hal.188) 1310 resolusi perasaan
bersalah (hal.241-242)
Kelas O : pengendalian diriHasil menggambarkankemampuan keluargamenahan perilaku yangmemungkinkan secara fisikdapat berbahaya bagi dirimaupun orang lain.Hasil : 1409 pengendalian
kecemasan (hal.195)
Kelas P : interaksi sosial.Hasil mengambarkanbagaimana hubungan
4480 fasilitasi peningkatantanggung jawab terhadapperilaku diri (hal.341-342b)
Level 1 :Domain 5 : keluarga.Perawatan yang memberikandukungan pada keluarga.
Kelas X : lifespan care.Intervensi untuk menfasilitasifungsi keluarga dankesejahteraan anggotakeluarga sepanjangkehidupannya.
Intervensi : 7040 dukungan pemberi
perawatan (113b-, 473,474)
7100 peningkatanintegritas keluarga (hal.189b, 492, 493)
7130 mempertahankanproses keluarga (hal 492,493)
710 dukungan keluarga(hal.193,-194b, 492b)
keluarga dengan yanglainnya.
Hasil : 1500 kedekatan orang
tua-anak (hal.393) 1502 interaksi sosial
(hal.526) 1504 dukungan sosial
(hal.518)
Domain VI : kesehatankeluargaHasilnya mengambarkanstatus kesehatan, prilaku,atau fungsi keluarga secarakeseluruhan, atau sebagaiindividu yang merupakananggota keluarganya.
Kelas W ; penampilancaregiver/pengasuh
Hasil : 2204 hubungan pengasuh
dengan klien (hal.121) 2208 stresor pengasuh
(hal.126b)
7150 terapi keluarga(hal.491)
5370 peningkatan peran(hal.331b)
Kelas X : keluargasejahteraHasil mengambarkanlingkungan keluarga, statuskesehatan, kompetensi sosialkeluarga sebagai suatu unit.
Hasil : 2600 koping keluarga
(217-218) 2602 fungsi keluarga (hal
218-219) 2603 integrias keluarg
(hal.221b) 2609 dukungan keluarga
selama perawatan(hal.228b)
Setelahdilakukankunjungan 2 x45 menit,keluargamampumemodifikasilingkunganyang dapatmembantuhmeningkatkan
4. Keluarga mampumemodifikasilingkungan
Level 1Domain IV : pengetahuankesehatan dan prilaku
Kelas T : kontrol resikodan keamananHasil yang mengambarkanstatus keamanan
Keluarga mampumemodifikasi lingkungan.
Level 1Domain 4 : keamanan.Dukungan yang diberikanuntuk melindungi daribahaya.
Kelas V : manajemenresiko.
kopingkeluarga
individu/keluarga dantindakan untuk mencegah,mengurangi atau mengontrolancaman kesehatan.
Hasil : 1902 pengendalian faktor
resiko (hal.435-436b) 1910 lingkungan rumah
yang aman (hal.460-461b)
Domain V :Keehatan yang dirasakan.Hasil yang mengambarkankesehatan personal danpelayanan kesehatan.
Kelas U : kesehatankualitas hidup.Hasil yang mengambarkanstatus kesehatan danberhubungan dengankehidupan.
Hasil :2009 status kenyamanan :lingkungan
Intervensi untuk mengurangiresiko dan pemantauan secarakontinu terhadap resiko.
Intervensi : 6487 manajemen
lingkungan : mencegahkekerasan (179-180b)
6340 mencegah bunuhdiri (hal.360-361b, 470,490, 552)
5. Keluarga mampumemanfaatkan fasilitaspelayanan kesehatan.
Domain V : kesehatan yangdirasakan
Kelas EE : kepuasan dalammerawat.
Hasil :3000 kepuasan klien : aksesmenuju sumber pelayanan(hal.140b)3005 kepuasan klien :bantuan fungsional(hal.146b)3009 kepuasan klien :terhadap pelayananfungsional (hal.151b)
Keluarga mampumemanfaatkan fasilitaspelayanan kesehatan.
Domain 6 : sistemkesehatan.Intervensi untukmendukung pemanfaatanpelayanan kesehatan.
Kelas b : manajemeninformasi.Intervensi untuk menfasilitasikomunikasi tentang pelayanankesehatan.
Intervensi : 7910 konsultasi
(hal.131b, 474) 8100 rujukan (hal.320b,
477, 484)Sumber: Hasil Workshop Nasional IPKKI, 2014.
BAB IIILAPORAN KASUS
A. Pengkajian
Pengkajian dilakukan dengan menggunakan metode wawancara, observasi
langsung, melalui pemeriksaaan fisik pada klien (anggota keluarga sakit),
menelaah catatan medis dan keperawatan klien. Asuhan keperawatan keluarga
dilakukan pada keluarga Tn.P, usia 48 tahun, pekerjaan wiraswasta, pendidikan
SMA, agama islam, suku tolaki, alamat Kel.Tongauna dengan anggota keluarga
sakit klien Tn.M, usia 21 tahun, suku/bangsa tolaki, pendidikan SMA, agama
islam, diagnosa medis gastritis. Tn.M berobat ke Puskesmas Tonggauna tanggal
14 mei 2018. sumber data diperoleh melalui wawancara dengan Tn.M secara
langsung.
Pengkajian dilakukan pada tanggal 14 Mei 2018, dan didapatkan hasil
pengkajian sebagai berikut :
1. Riwayat Kesehatan.
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
1) Keluhan utama
Klien mengeluh nyeri pada perut. Pada pengkajian riwayat keluhan
klien mengatakan keluhan timbul secara tiba-tiba dan tidak tau
penyebab timbulnya keluhan, nyeri yang dirasakan seperti teriris pisau
dan dirasakan pada daerah perut, klien mengatakan dari angka 0-10
nyeri yang dirasakan berada diangka 6 (nyeri sedang) dan keluhan yang
dirasakan hilang timbul. Upaya yang telah dilakukan yaitu keluarga
langsung mengantarkan Tn.M ke Puskesmas untuk dilakukan
pemeriksaan segera. Hasil observasi yang dilakukan nampak wajah
klien meringis, gelisah dan terdapat nyeri tekan pada epigastrium.
2) Keluhan yang menyertai
Klien mengatakan saat ini keluhan yang dirasakan hanya nyeri pada
perutnya, keluhan yang dirasakan hilang timbul dan tidak menentu
kapan datangnya. Klien mengatakan tiga hari yang lalu masuk UGD
Puskesmas Tonggauna dengan keluhan yang sama namun keluhan
disertai mual dan muntah, klien mengatakan kesulitan untuk makan,
jika makan akan langsung dimuntahkan kembali.
3) Terapi/operasi yang pernah dilakukan
Berdasarkan catatan medik klien tiga hari yang lalu mendapatkan terapi
infus Rl 20 tpm (tetes per menit), inj.ranitide, inj.ondansetron, obat oral
vitamin b komplek.
4) Pola aktivitas
Pada pengkajian pola aktivitas makan didapatkan data sebelum sakit
klien mengatakan jenis makanan yang sering dikonsumsi adalah jenis
makanan berminyak, asam, pedas dan berbumbu. Klien mengatakan
sering terlambat makan dan jika makan selalu dalam porsi yang besar.
Selama sakit klien dianjurkan diet makanan lunak dengan porsi sedikit
tapi sering dan menghindari makanan pencetus keluhan. Tidak ada
masalah pada pengkajian pola aktivitas kebersihan perorangan, istrahat
dan aktivitas.
5) Psikososial
Pada pengkajian sosial/interaksi didapatkan data adanya dukungan
keluarga, kelompok/teman/masyarakat dan reaksi saat interaktif klien
terlihat kooperatif. Pada pengkajian psikologis klien mengatakan
merasa cemas dengan keadaanya, klien mengatakan rasa nyeri yang
dirasakan masih belum hilang sepenuhnya dan merasa takut jika
keadaanya tak kunjung membaik, hasil observasi yang dilakukan
nampak wajah klien terlihat tegang dan takut, klien tampak bingung
tentang penyakitnya ketika ditanya.
b. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
Klien mengatakan tidak pernah mengalami keluhan yang sama
sebelumnya, klien juga tidak pernah mengalami riwayat penyakit lain.
Klien memiliki kebiasaan merokok.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Keluarga mengatakan anggota keluarganya belum pernah ada yang
mengalami keluhan yang sama dengan Tn.M sebelumnya, keluarga juga
mengatakan anggota keluarganya tidak ada yang memiliki riwayat
penyakit tertentu atau penyakit keturunan.
2. Pengkajian Tahap Perkembangan Keluarga
Tahap perkembangan keluarga saat ini adalah keluarga dengan anak remaja
(families with teenagers).
3. Pengkajian Lingkungan
Rumah yang ditempati keluarga adalah milik pribadi. Bentuk rumah keluarga
permanen dengan atap seng, lantai dari keramik. Ukuran rumah 15 m x 10 m.
Kondisi rumah rapi, ventilasi baik, penerangan cukup, halaman rumah bersih,
sumber air keluarga menggunakan air sumur (Bor), jarak sumur dengan septik
tank ±10 meter. Keluarga memanfaatkan sarana kesehatan yang tersedia
sebagai sistem pendukung yakni Puskesmas Tongauna.
4. Pengkajian Fungsi Perawatan Kesehatan Keluarga
Sesuai fungsi perawatan keluarga klien mengatakan keluhan timbul secara
tiba-tiba dan tidak tau penyebab timbulnya keluhan, keluarga mampu
mengambil keputusan tepat untuk mengatasi masalah gastritis dengan cara
langsung mengantarkan klien ke Puskesmas unutk mendapatkan pengobatan,
keluarga tidak mampu merawat anggota keluarga sakit, keluarga mampu
memodifikasi lingkungan yang baik yang menunjang kesehatan serta keluarga
mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang tersedia yaitu Puskesmas.
5. Pengkajian Strategi Koping Keluarga
Strategi koping yang digunakan keluarga yaitu keluarga memanfaatkan
layanan kesehatan yaitu Puskesmas untuk berobat.
6. Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik yang dilakukan kepada Tn.M didapatkan data keadaan
umum lemah, kesadaran compos mentis, pemeriksaan tanda-tanda vital
didapatkan tekanan darah 130/90 mmHg, nadi 86 x/, pernafasan 24 x/m dan
suhu 37 ̊ C, pada pemeriksaan fisik abdomen terdapat nyeri tekan pada
epigastrium. Pada pemeriksaaan fisik body sistems lainnya didapatkan hasil
tidak ada data bermasalah atau dikeluhkan klien.
B. Data fokus
Kepala Keluarga : Tn.P
Anggota Keluarga Sakit : Tn.M
Nama Mahasiswa : St.Saharia
NIM : 14.401.2017.00074 6
Tabel 3.1 Data Fokus Pengkajian Keperawatan KeluargaData subjektif Data objektif
1. Klien mengeluh nyeri pada perutP : klien mengatakan keluhantimbul secara tiba-tiba dan tidaktau penyebab timbulnya keluhanQ : klien mengatakan nyeri yangdirasakan seperti teriris pisauR : keluhan dirasakan pada daerahperutS : skala nyeri 0-10 (nyeri sedang6)T : klien mengatakan keluhanyang dirasakan hilang timbul
2. Klien mengatakan tidak tautentang penyebab timbulnyakeluhan.
3. Klien mengatakan sebelum sakitjenis makanan yang seringdikonsumsi adalah jenis makananberminyak, asam, pedas danberbumbu.
4. Klien mengatakan sering terlambatmakan dan jika makan selaludalam porsi yang besar.
5. Klien mengatakan merasa cemasdengan keadaanya
6. Klien mengatakan rasa nyeri yangdirasakan masih belum hilangsepenuhnya dan merasa takut jikakeadaanya tak kunjung membaik.
1. Nampak wajah klien meringis2. Nampak klien gelisah3. Nyeri tekan pada epigastrium4. Nampak wajah klien terlihat
tegang5. Klien tampak bingung tentang
penyakitnya ketika ditanya.6. Tanda-tanda vital :
TD : 130/90 mmHgN : 86 x/mRR : 24 x/mS : 37 ̊ C
C. Analisa Data
1. Rumusan masalah
Tabel 3.2 Rumusan Masalah Asuhan Keperawatan KeluargaNo Data Penyebab Masalah1 DS :
1. Klien mengeluh nyeripada perutP : klien mengatakankeluhan timbul secaratiba-tiba dan tidak taupenyebab timbulnyakeluhanQ : klien mengatakannyeri yang dirasakanseperti teriris pisauR : keluhan dirasakanpada daerah perutS : skala nyeri 0-10(nyeri sedang 6)T : klien mengatakankeluhan yang dirasakanhilang timbul
DO :1. Nampak wajah klien
meringis2. Nampak klien gelisah3. Nyeri tekan pada
epigastrium4. Tanda-tanda vital :
TD : 130/90 mmHgN : 86 x/mRR : 24 x/mS : 37 ̊ C
Ketidakmampuankeluarga merawatanggota keluargasakit
Nyeri Akut
2 DS :1. Klien mengatakan
merasa cemas dengankeadaanya
2. Klien mengatakan rasanyeri yang dirasakanmasih belum hilangsepenuhnya dan merasatakut jika keadaanya takkunjung membaik.
DO :1. Nampak klien gelisah2. Nampak wajah klien
terlihat tegang
Ketidakmampuankeluarga mengenalmasalah
Ansietas
5. Tanda-tanda vital :TD : 130/90 mmHgN : 86 x/mRR : 24 x/m
3. S : 37 ̊ C3 DS :
1. Klien mengatakan tidaktahu tentang penyebabtimbulnya keluhan.
2. Klien mengatakansebelum sakit jenismakanan yang seringdikonsumsi adalah jenismakanan berminyak,asam, pedas danberbumbu.
3. Klien mengatakan seringterlambat makan danjika makan selalu dalamporsi yang besar.
DO :1. Klien tampak bingung
tentang penyakitnyaketika ditanya.
2. Nampak klien gelisah3. Nampak wajah klien
terlihat tegang
Ketidakmampuankeluarga mengenalmasalah
Defisiensipengetahuan
2. Rumusan Diagnosa Keperawatan
a. Skoring
1) Nyeri Akut
Tabel 3.3 Skoring Rumusan Diagnosa Keperawatan Nyeri AkutNo Kriteria Nilai Skor Pembenaran1 Sifat masalah :
Aktual : 33x1/3 1 Masalah nyeri
akut dirasakan danperlu tindakanperawatan
2 Kemungkinanmasalah dapatdiubah :sebagian : 1
1x2/2 1 Pengetahuansumber daya danfasilitas kesehatantersedia dan dapatdijangkau/dimanfaatkan
3 Potensial masalahuntukdicegah
2x1/3 0,6 Nyeri dapatdicegah bila kliendan keluarga
cukup : 2 mengetahui caraperawatan yangbenar
4 Menonjol masalah:Masalahdirasakan danperlu segeraditangani : 2
2x1/2 1 Masalah dirasakanoleh Tn.M danbisa menjadi lebihserius bila tidaksegera ditanggani
Total Skore 3,6
2) Ansietas
Tebel 3.4 Skoring Rumusan Diagnosa Keperawatan AnsietasNo Kriteria Nilai Skor Pembenaran1 Sifat masalah :
Aktual : 33x1/3 1 Klien tampak
cemas2 Kemungkinan
masalah untukdiubah :Sebagian : 1
1x2/2 1 Masalah dapatdiubah jika klienmengetahuimasalahkesehatan yangsedang dialami
3 Potensi masalahdapat dicegah :Cukup : 2
2x1/3 0,6 Cemas dapatdicegah jika klienmengetahui caraperawatangastritis
4Menonjolnyamasalah :ada masalah tapitidak perlu segeraditangani
1x1/2 0,5 Masalahdirasakan namunmasih dapatditolerir, tidakmengancamnyawa bila tidaksegera ditangani
Total Skor 3,1
3) Defisiensi Pengetahuan
Tabel 3.5 Skoring Rumusan Diasnosa Keperawatan DefisiensiPengetahuan
No Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran1 Sifat masalah :
Aktual : 33x1/3 1 Klien tidak
mengetahuitentang penyakitgastritis
2 Kemungkinan 2x2/2 2 Dengan informasiyang cukup, akan
masalah dapatdiubahTinggi : 2
menambahwawasan danpengetahuan klienmengenai gstritis
3 Potensial untukDicegah :Mudah : 3
3x1/3 1 Gastritis adalahpenyakit yangdapatdikendalikanapabila klienmengetahui
4 Menonjol masalahMasalah tidakdirasakan : 0
0x1/2 0 Masalah tidakdirasakanlangsung (tidakmelibatkan fisikklien)
Total Skore 4
b. Prioritas Diagnosa Keperawatan Keluarga
1) Defisiensi pengetahuan
2) Nyeri akut
3) Ansietas
D. Rencana Tidakan Keperawatan
Tabel 3.6 Intervensi Keperawatan Keluarga
No DX keperawatanTujuan Evaluasi
IntervensiUmum Khusus Kriteria Standar
1 DefisiensiPengetahuan
Setelahdilakukankunjungansebanyak 3x 45 menitkeluargamampumengenalmasalahkesehatan.
1. Setelahdilakukankunjungansebanyak 3x 45 menitkeluargamampumengenalmasalahgastritis.
Keluarga mampumenyebutkandefinisi gastritis,penyebab, tandadan gejalahgastritis denganbahasa sendiri.
1. Definisigastritismerupakanperadanganyang mengenaimukosalambung.
2. Penyebabgastritis antaralain adalah;obat-obatan,minumanberalkohol,infeksi bakteri,infeksi virus,infeksi jamur,garam empedu,iskemia.Faktor resiko;pola makantidak teratur,infeksi bakteri,terlambatmakan,
Keluarga mampumengenal masalah :1. Kaji pengetahuan
tentang gastritis.2. Diskusikan dengan
keluarga tentangpengertian, penyebab,tanda dan gejalahgastritis denganmenggunakan leafleat/lembar balik.
3. Evaluasi kembalipengrtahuan keluargatentang gastritis.
4. Berikan pujian padakeluarga atas jawabanyang benar.
2. Setelahdilakukankunjunganrumah 1 x 45menit keluargamampumengambilkeputusan
Keluargamampumemutuskantindakan yangakan dilakukanuntuk merawatanggota keluargayang sakit.
makanan pedasdan asam.
3. Tanda dangejalah gastritisadalah rasaasam di mulut,nyeri pada uluhati, mual,muntah,anoreksia,diare, rasa taknyaman padaabdomen,hingga badanmenjadi panas.
Keluarga memberikeputusan untuktindakankeperawatan yangakan diambil
Keluarga mampumengambil keputusantepat :1. Kaji keputusan yang
diambil oleh keluarga2. Diskusikan dengan
keluarga tentangkeputusan yang telahdibuat
3. Evaluasi kembalitentang keputusanyang telah dibuat
3. Setelahdilakukankunjungan 2 x45 menitkeluargamampumerawatkeluarga yangsakit.
Keluargamampu merawatanggota keluargayang sakit.
Klien mampumengetahuijenis makananuntuk penderitagastritis.
Keluargamengatakanmampu merawatanggota keluargayang sakit
Klien mengetahuijenis makananuntuk perawatangastritis.
4. Berikan pujian padakeluarga ataskeputusan yang tepat.
Keluarga mampumerawat anggotakeluarga sakit :1. Kaji pengetahuan
keluarga tentang caramerawat anggotakeluarga yang sakit
2. Diskusikan dengankeluarga tentangmerawat anggotakeluarga yang sakit .
3. Evaluasi kembalitentang merawatanggota keluarga yangsakit.
4. Berikan pujian padakeluarga atas jawabanyang benar.
1. Kaji pengetahuan kliententang jenis makananpenderita gastritis.
2. Jelaskan jenis makananyang harus dikonsumsidan makanan yang
4. Setelahdilakukankunjungan1x45 menitKeluargadapatmemodifikasilingkungan
Keluarga dapatmenyebutkan 2dari 4 lingkunganyang mendukungkesehatan
Lingkunganyang dapatmenunjangkesehatan :1. Lingkungan
rumah yangnyaman
2. Hindarikebisingan
3. Hindaripermasalahanyang dapatmeningkatkanemosi
4. Istirahat yangcukup.
5. Dapatmengendalikanemosi.
harus dihindaripenderita gastritis.
3. Evaluasi kembalitentang merawatanggota keluarga yangsakit.
4. Berikan pujian atasjawaban yang benar.
Keluarga mampumemodifikasilingkungan :1. Kaji pengetahuan
lingkungan yangnyaman.
2. Diskusikan bersamakeluarga bagaimanalingkungan yang dapatmenunjang kesehatan.
3. Evaluasi kembalitentang bagaimanalingkungan yang dapatmenunjang kesehatanterhadap semuaanggota keluarga.
4. Berikan pujian padakeluarga atas jawabanyang benar.
5. Setelahdilakukankunjungan1 x 45 menitKeluarga dapatmemanfaatkanfasilitaskesehatan.
Keluarga mampumenyebutkan 1dari 2keuntunganfasilitaskesehatan.
1. MemanfaatkanFasilitaskesehatanuntukmencegahsedinimungkinmasalahgastritis.
2. Untukmengetahuidan memeriksamasalahkesehatan.
3. Sebagaipelayananpengobatan
Keluarga mampumemanfaatkan faskes :1. Kaji pengetahuan
keluarga tentangmanfaat fasilitaskesehatan
2. Dsikusikan bersamakeluarga bagaimanamemanfaatkan fasilitaspelayanan kesehatan.
3. Evaluasi kembalibagaimanamemanfaatkan fasilitaskesehatan pada semuaanggota keluarga
4. Berikan pujian padakeluarga atas jawabanyang benar.
2 Nyeri Akut Setelahdilakukankunjungansebanyak3 x 45 menitkeluargamampumengatasirasa nyeri.
1. Setelahdilakukankunjungan1 x 45 menitkeluargamampumengenalmasalah.
Keluargamampumenyebutkanpenyebab nyeridengan bahasasendiri.
Nyeridisebabkankarenaterjadinyaperadangan padadinding lambung.
Keluarga mampumengenal masalah :1. Kaji pengetahuan
tentang penyebab nyeri2. Diskusikan dengan
keluarga tentangpenyebab nyeri denganmenggunakan leafleat/lembar balik.
2. Setelahdilakukankunjungan1 x 45 menitkeluargamampumengambilkeputusanuntukmerawat klien.
3. Setelahdilakukankunjungan2 x 45 menitkeluargamampu
Keluargamampumengambilkeputus tindakankeperawatanyang akandilakukan
Keluargamampu merawatanggota keluargayang sakit.
Keluarga memberikeputusantindakankeperawatan yangakan dilakukan
Keluargamengatakanmampu merawatanggota keluargayang sakit
3. Evaluasi kembalipenyebab nyeri padakeluarga.
4. Berikan pujian padakeluarga atas jawabanyang benar.
Keluarga mampumengambil keputusantepat :1. Kaji keputusan yang
diambil oleh keluarga2. Diskusikan dengan
keluarga tentangkeputusan yang telahdibuat
3. Evaluasi kembalitentang keputusanyang telah dibuat
4. Berikan pujian padakeluarga atas jawabanyang benar.
Keluarga mampumerawat anggotakeluarga sakit :1. Kaji pengetahuan
keluarga tentang cara
merawat dirisendiri dananggotakeluarga yangsakit.
Keluargamampumendemontrasikan caraperawatangastritis.
Perawatangastritis :1. Teknik
relaksasi2. Teknik
distraksi.3. Atur pola
makan (berimakan sedikittapi sering)
4. Berikan cairanlebih banyak(lebih daribiasanya)
merawat anggotakeluarga yang sakit.
2. Diskusikan dengankeluarga tentangmerawat anggotakeluarga yang sakit .
3. Evaluasi kembalitentang merawatanggota keluarga yangsakit.
4. Berikan pujian padakeluarga atas jawabanyang benar.
1. Kaji pengetahuankeluarga tentang caramerawat anggotakeluarga yang sakit
2. Demontrasikan caraperawatan gastritis.
3. Evaluasi kembalitentang merawatanggota keluarga yangsakit.
4. Berikan pujian padakeluarga atas jawabanyang benar.
4. Setelahdilakukankunjungansebanyak1 x 45 menitkeluargamampumemodifikasilingkunganuntukmenunjangkesehatankeluarga.
5. Setelahdilakukankunjungansebanyak1 x 45 menitkeluargamampumemanfaatkan
Keluarga dapatmenyebutkan 2dari 4 lingkunganyang mendukungkesehatan
Keluarga mampumenyebutkan 1dari 2keuntunganfasilitaskesehatan.
Lingkunganyang dapatmenunjangkesehatan :1. Lingkungan
rumah yangnyaman
2. Hindarikebisingan
3. Hindaripermasalahanyang dapatmeningkatkanemosi
4. Istirahat yangCukup
5. Dapatmengendalikanemosi.
1. MemanfaatkanFasilitaskesehatanuntukmencegahsedini mungkinmasalahkesehatan.
Keluarga mampumemodifikasilingkungan :1. Kaji pengetahuan
keluarga tentangLingkungan yangnyaman.
2. Diskusikan bersamakeluarga bagaimanalingkungan yang dapatmenunjang kesehatan.
3. Evaluasi kembalitentang bagaimanalingkungan yang dapatmenunjang kesehatanterhadap semuaanggota keluarga.
4. Berikan pujian padakeluarga atas jawabanyang benar.
Keluarga mampumemanfaatkan faskes :1. Kaji pengetahuan
keluarga tentangmanfaat fasilitaskesehatan
2. Dsikusikan bersamakeluarga bagaimana
fasilitaskesehatan.
2. Untukmengetahuidan memeriksamasalahkesehatan.
3. Sebagaipelayananpengobatan
memanfaatkan fasilitaspelayanan kesehatan.
3. Evaluasi kembalibagaimanamemanfaatkan fasilitaskesehatan pada semuaanggota keluarga
4. Berikan pujian padakeluarga atas jawabanyang benar.
3 Ansietas Setelahdilakukankunjungansebanyak3 x 45 menitkeluargamampumengenalmasalah
1. Setelahdilakukankunjungan1 x 45 menitkeluargamampumengenalmasalahgastritis.
2. Setelahdilakukankunjunganrumah 1 x 45
KeluargaMampumengenal situasiyangmenimbulkankecemasan
Keluargamampumengambilkeputus tindakan
Cemas terjadikarena keluargatidak mengetahuitentang penyakitgastritis sertaperawatangastritis.
Keluarga memberikeputusantindakankeperawatan yang
Keluarga mampumengenal masalah :1. Kaji tingkat kecemasan
keluarga2. Diskusikan dengan
keluarga tentangsituasi cemas yangsedang dialami.
3. Evaluasi kembalimengenai situasicemas pada keluarga.
4. Berikan pujian padakeluarga atas jawabanyang benar.
Keluarga mampumengambil keputusantepat :
menit keluargamampumengambilkeputusan
3. Setelahdilakukankunjungan2 x 45 menitkeluargamampumerawatkeluarga yangsakit
keperawatanyang akandilakukan
Keluarga mampuMendemontrasi-kan caramelakukanteknik relaksasiuntukmengurangicemas.
akan dilakukan
Keluarga dananggota keluargasakitmendemonstrasi -kan teknikrelaksasi
1. Kaji keputusan yangdiambil oleh keluarga
2. Diskusikan dengankeluarga tentangkeputusan yang telahdibuat
3. Evaluasi kembalitentang keputusanyang telah dibuat
4. Berikan pujian padakeluarga atas jawabanyang benar.
Keluarga mampumerawat anggotakeluarga sakit :1. Kaji pengetahuan
keluarga tentang caramerawat anggotakeluarga yang sakit.
2. Demostrasikan carateknik relaksasi.
3. Evaluasi kembalitentang merawatanggota keluarga yangsakit.
4. Berikan pujian padakeluarga atas jawabanyang benar.
4. Setelahdilakukankunjungan1 x 45 menitkeluargamampumemodifikasilingkunganuntukmenunjangkesehatankeluarga.
5. Setelahdilakukankunjungan1 x 45 menitkeluargamampumemanfaatkanfasilitas
Keluarga dapatmenyebutkan 2dari 4 lingkunganyang mendukungkesehatan
Keluarga mampumenyebutkan 1dari 2keuntunganfasilitaskesehatan.
Lingkungan yangdapat menunjangkesehatan :1. Lingkungan
rumah yangnyaman
2. Hindarikebisingan
3. Hindaripermasalahanyang dapatmeningkatkanemosi
4. Istirahat yangcukup
1. Memanfaatkanfasilitaskesehatan untukmencegahsedini mungkinmasalahgastritis padakeluarga.
Keluarga mampumemodifikasilingkungan :1. Kaji pengetahuan
keluarga tentangLingkungan yangnyaman.
2. Diskusikan bersamakeluarga bagaimanalingkungan yang dapatmenunjang kesehatan.
3. Evaluasi kembalitentang bagaimanalingkungan yang dapatmenunjang kesehatanterhadap semuaanggota keluarga.
4. Berikan pujian padakeluarga atas jawabanyang benar.
Keluarga mampumemanfaatkan faskes :1. Kaji pengetahuan
keluarga tentangmanfaat fasilitaskesehatan
2. Diskusikan bersamakeluarga bagaimana
kesehatan. 2. Untukmengetahui danmemeriksamasalahkesehatan.
3. Sebagaipelayananpengobatan
memanfaatkan fasilitaspelayanan kesehatan.
3. Evaluasi kembalibagaimanamemanfaatkan fasilitaskesehatan pada semuaanggota keluarga
4. Berikan pujian padakeluarga atas jawabanyang benar.
E. Implementasi Dan Evaluasi
Tabel 3.7 Implementasi Dan Evaluasi Asuhan Keperawatan Keluarga
Diagnosakeperawatan TUK
HariTanggalDan jam
Implementasi ParafHari
TanggalDan jam
EvaluasiSOAP
ParafCI
DefisiensiPengetahuan
I
II
Senin14/5/18
09.00
1. Mengkaji pengetahuankeluarga tentang gastritis.
2. Mendiskusikan dengankeluarga tentang gastritisdengan menggunakanleafleat/ lembar balik.
3. Mengevaluasi kembalipengetahuan keluargatentang gastritis.
4. Memberikan pujian padakeluarga atas jawabanyang benar.
1. Mengkaji keputusan yangdiambil oleh keluarga
2. Mendiskusikan dengankeluarga tentangkeputusan yang telahdibuat
3. Mengevaluasi kembalitentang keputusan yangtelah dibuat
Selasa15/5/18
16.00
Subjektif :1. Keluarga menyebutkan
pengertian, penyebab,tanda dan gejalahgastritis.
2. Keluarga mengatakankeputusan yang diambilkeluarga yaitu langsungmemeriksakan kondisikesehatan Tn.M diPuskesmas Tongauna.
3. Keluarga menyebutkancara perawatan gastritissesuai yang sudahdiajarkan perawat.Keluarga menyebutkanjenis makanan yang baikuntuk penderita gastritis.
4. Keluarga menyebutkan 2manfaat memodifikasilingkungan yang nyamanuntuk menunjangkesehatan.
III
4. Memberikan pujian padakeluarga atas keputusantepat.
1. Mengkaji pengetahuankeluarga tentang caramerawat anggotakeluarga yang sakit
2. Mendiskusikan dengankeluarga tentang merawatanggota keluarga yangsakit .
3. Mengevaluasi kembalitentang merawat anggotakeluarga yang sakit.
4. Memberikan pujian padakeluarga atas jawabanyang benar.
1. Mengkaji pengetahuankeluarga tentang jenismakanan penderitagastritis.
2. Menjelaskan jenismakanan yang harusdikonsumsi dan makananyang harus dihindaripenderita gastritis.
5. Keluarga menyebutkanmanfaat pelayanankesehatan untukkesembuhan anggotakeluarga yang sakit
Objektif :1. Keluarga mampu
menjelaskan kembaliapa yang dijelaskanperawat dengan bahasasendiri meski masihsering lupa dan tidaklancar.
2. Keluarga mampumengambil keputusantepat untuk mengatasimasalah gastritis padaTn.M.
3. Keluarga mampumenyebutkan caraperawatan penyakitgastritis dan jenismakanan untukpenderita gastritis.
4. Keluarga mampumemodifikasilingkungan yang amandan nyaman.
IV
V
3. Mengevaluasi kembalitentang merawat anggotakeluarga yang sakit.
4. Memberikan pujian padakeluarga atas jawabanyang benar.
1. Mengkaji pengetahuanlingkungan yang nyaman.
2. Mendiskusikan bersamakeluarga bagaimanalingkungan yang dapatmenunjang kesehatan.
3. Mengevaluasi kembalitentang bagaimanalingkungan yang dapatmenunjang kesehatanterhadap semua anggotakeluarga.
4. Memberikan pujian padakeluarga atas jawabanyang benar.
1. Mengkaji pengetahuankeluarga tentang manfaatfasilitas kesehatan
2. Mendiskusikan bersamakeluarga bagaimana
5. Keluarga dapatmenyebutkan manfaatlayanan kesehatan untukmengatasi masalahkesehatan gastritis.
A : Masalah teratasisebagian
P : - Intervensidipertahankan (TUKII, III, IV, V)
- Intervensi dilanjutkan(TUK I)
memanfaatkan fasilitaspelayanan kesehatan.
3. Mengevaluasi kembalibagaimana memanfaatkanfasilitas kesehatan padasemua anggota keluarga
4. Memberikan pujian padakeluarga atas jawabanyang benar.
Nyeri Akut I
II
Senin14/5/18
09.15
1. Mengkaji pengetahuantentang penyebab nyeri
2. Mendiskusikan dengankeluarga tentangpenyebab nyeri denganmenggunakan leafleat/lembar balik.
3. Mengevaluasi kembalitentang penyebab nyeripada keluarga.
4. Memberikan pujian padakeluarga atas jawabanyang benar.
1. Mengkaji keputusan yangdiambil oleh keluarga
2. Mendiskusikan dengankeluarga tentangkeputusan yang telahdibuat
Selasa15/5/18
16.10
Subjektif :1. Keluarga mengatakan
nyeri terjadi karena telahterjadi peradangan padadinding lambung Tn.M
2. Keluarga mengatakankeputusan yang diambilkeluarga yaitu langsungmemeriksakan kondisikesehatan Tn.M diPuskesmas Tongauna.
3. Klien mempraktektancara melakukan teknikrelaksasi dan teknikdistraksi untuk mengatsinyeri. Skala nyeri 5(nyeri sedang)
4. Keluarga menyebutkan 2manfaat memodifikasilingkungan yang nyaman
III
3. Mengevaluasi kembalitentang keputusan yangtelah dibuat
4. Memberikan pujian padakeluarga ataskeputusantepat.
1. Mengkaji pengetahuankeluarga tentang caramerawat anggotakeluarga yang sakit.
2. Mendiskusikan dengankeluarga tentang merawatanggota keluarga yangsakit .
3. Mengevaluasi kembalitentang merawat anggotakeluarga yang sakit.
4. Memberikan pujian padakeluarga atas jawabanyang benar.
1. Mengkaji pengetahuankeluarga tentang caramerawat anggotakeluarga yang sakit
2. Mendemontrasikan caraperawatan gastritis.
untuk kesembuhanTn.M.
5. Keluarga menyebutkanmanfaat pelayanankesehatan untukkesembuhan anggotakeluarga yang sakit
Objektif :1. Keluarga mampu
menyebutkan penyebabterjadinya nyeri.
2. Keluarga mampumengambil keputusantepat untuk mengatasimasalah kesehatan.
3. Klien mampumendemonstrasikan caraperawatan gastritis.
4. Keluarga mampumemodifikasilingkungan yang amandan nyaman.
5. Keluarga dapatmenyebutkan manfaatlayanan kesehatan untukmengatasi masalahkesehatan pada Tn.M.
6. Hasil pemeriksaan
IV
V
3. Mengevaluasi kembalitentang merawat anggotakeluarga yang sakit.
4. Memberikan pujian padakeluarga atas jawabanyang benar.
1. Mengkaji pengetahuankeluarga tentanglingkungan yang nyaman.
2. Mendiskusikan bersamakeluarga bagaimanalingkungan yang dapatmenunjang kesehatan.
3. Mengevaluasi kembalitentang bagaimanalingkungan yang dapatmenunjang kesehatanterhadap semua anggotakeluarga.
4. Memberikan pujian padakeluarga atas jawabanyang benar.
1. Mengkaji pengetahuankeluarga tentang manfaatfasilitas kesehatan
2. Mendiskusikan bersamakeluarga bagaimana
- Nampak klien masihmeringis
- Nyeri tekan padaepigastrik
- Klien mampumendemonstraksikanteknik relaksasi dandistraksi
- Tanda-tanda vitalTD : 130/90 mmHgNadi : 84x/menitRR : 24 x/menitSuhu : 36,8 ̊C
A : Masalah belum teratasiP : - Intervensi
dipertahankan (TUK I,II, IV, V)
- Intervensi dilanjutkan(TUK III)
memanfaatkan fasilitaspelayanan kesehatan.
3. Mengevaluasi kembalibagaimana memanfaatkanfasilitas kesehatan padasemua anggota keluarga.
4. Memberikan pujian padakeluarga atas jawabanyang benar.
Ansietas I
II
Senin14/5/18
16.30
1. Mengkaji tingkatkecemasan keluarga
2. Mendiskusikan dengankeluarga tentang situasicemas yang sedangdialami.
3. Mengevaluasi kembalimengenai situasi cemaspada keluarga.
4. Memberikan pujian padakeluarga atas jawabanyang benar.
1. Mengkaji keputusan yangdiambil oleh keluarga
2. Mendiskusikan dengankeluarga tentangkeputusan yang telahdibuat
Selasa15/5/18
16.20
Subjektif :1. Keluarga mengatakan
cemas sedikit berkurangsetelah mendapatkaninformasi tentang kondisikesehatan saat ini.
2. Keluarga mengatakankeputusan yang diambilkeluarga yaitu langsungmemeriksakan kondisikesehatan Tn.M diPuskesmas Tongauna.
3. Keluarga mempraktektancara melakukan teknikrelaksasi untukmengurangi cemas.
4. Keluarga menyebutkan 2manfaat memodifikasilingkungan yang nyamanuntuk kesembuhan Tn.M
III
IV
3. Menegevaluasi kembalitentang keputusan yangtelah dibuat
4. Memberikan pujian padakeluarga atas jawabanyang benar.
1. Mengkaji pengetahuankeluarga tentang caramerawat anggotakeluarga yang sakit.
2. Mendemostrasikan carateknik relaksasi
3. Mnegevaluasi kembalitentang merawat anggotakeluarga yang sakit.
4. Memberikan pujian padakeluarga atas jawabanyang benar.
1. Mengkaji pengetahuankeluarga tentanglingkungan yang nyaman.
2. Mendiskusikan bersamakeluarga bagaimanalingkungan yang dapatmenunjang kesehatan.
3. Mengevaluasi kembalitentang bagaimana
5. Keluarga menyebutkanmanfaat pelayanankesehatan untukkesembuhan anggotakeluarga yang sakit
Objektif :1. Nampak klien dan
keluargamengungkapkan cemasberkurang setelahmendapatkan informasi
2. Keluarga mampumengambil keputusantepat untuk mengatasimasalah kesehatangastritis.
3. Klien dan keluargamampumendemonstrasikanteknik relaksasi untukmengurangi cemas.
4. Keluarga mampumemodifikasi lingkunganyang aman dan nyaman.
5. Keluarga dapatmenyebutkan manfaatlayanan kesehatan untukmengatasi masalahkesehatan pada Tn.M
V
lingkungan yang dapatmenunjang kesehatanterhadap semua anggotakeluarga.
4. Memberikan pujian padakeluarga atas jawabanyang benar.
1. Mengkaji pengetahuankeluarga tentang manfaatfasilitas kesehatan
2. Mendiskusikan bersamakeluarga bagaimanamemanfaatkan fasilitaspelayanan kesehatan.
3. Mengevaluasi kembalibagaimana memanfaatkanfasilitas kesehatan padasemua anggota keluarga.
4. Memberikan pujian padakeluarga atas jawabanyang benar.
6. Hasil pemeriksaan- Nampak wajah klien
lebih rileks dan tidakmerasa tegang.
- Tanda-tanda vitalTD : 130/90 mmHgNadi : 84 x/menitRR : 24 x/menitSuhu : 36,8 ̊ C
A : Masalah teratasisebagian
P : - Intervensidipertahankan (TUK I,II, IV, V)
- Intervensi dilanjutkan(TUK III)
DefisiensiPengetahuan
I Selasa15/5/18
16.30
1. Mengkaji pengetahuankeluarga tentang gastritis.
2. Mendiskusikan dengankeluarga tentangpengertian, penyebab,tanda dan gejalah gastritis
Rabu16/5/18
15.50
Subjektif :Keluarga menyebutkanpengertian gastritis,penyebab serta tanda dangejalah gastritis denganbahasa sendiri.Objektif :
dengan menggunakanleafleat/ lembar balik.
3. Mengevaluasi kembalipengetahuan keluargatentang gastritis.
4. Memberikan pujian padakeluarga atas jawabanyang benar.
Keluarga mampumenyebutkan pengertian,tanda dan gejala, sertapenyebab gastritis denganbahasa sendiri denganlancar.A : Masalah teratasiPlanning :Intervensi dipertahankankeluarga (TUK I, II, III, IV,V)
Nyeri Akut III Selasa15/5/18
16.45
1. Mengkaji pengetahuankeluarga tentang caramerawat anggotakeluarga yang sakit
2. Mendemontrasikan caraperawatan gastritis.
3. Mengevaluasi kembalitentang merawat anggotakeluarga yang sakit.
4. Memberikan pujian padakeluarga atas jawabanyang benar.
Rabu16/5/18
16.00
Subjektif :1. Klien mempraktektan
cara melakukan teknikrelaksasi dan distraksidengan bermain hp untukmengurangi nyeri.
2. Klien mengatakan nyeriyang dirasakan sedikitberkurang, skala nyeri 4(nyeri sedang).
Objektif :1. Klien mampu
mendemonstrasikanteknik relaksasi danteknik distraksi.
2. Hasil pemeriksaan- Nampak wajah klien
tidak meringis.
- Nyeri tekan padaepigastrik
- Tanda-tanda vitalTD : 120/80 mmHgNadi : 82x/menitRR : 22 x/menitSuhu : 36,8 ̊ C
A : Masalah teratasisebagian
P : - Intervensidipertahankan (TUK I,II, IV, V)
- Intervensi dilanjutkan(TUK III)
Ansietas III Selasa15/5/18
16.55
1. Mengkaji pengetahuankeluarga tentang caramerawat anggotakeluarga yang sakit.
2. Mendemostrasikan carateknik relaksasi
3. Mengevaluasi kembalitentang merawat anggotakeluarga yang sakit.
4. Memberikan pujian padakeluarga atas jawabanyang benar.
Rabu16/5/18
16.10
Subjektif :Klien dan keluargamengatakan sudah tidak lagimerasa cemas. Klien yakinakan segera sembuh darisakitnya.Objektif :1. Klien dan keluarga
mampumendemonstrasikanteknik relaksasi untukmengurangi cemas.
2. Hasil pemeriksaan
- Nampak wajah klienrileks dan tidakmerasa tegang
- Tanda-tanda vitalTD : 120/80 mmHgNadi : 82 x/menitRR : 22 x/menitSuhu : 36,8 ̊ C
A : Masalah teratasiPlanning :Intervensi dipertahankankeluarga (TUK I, II, II, IV,V)
Nyeri Akut III Rabu16/5/18
16.20
1. Mengkaji pengetahuankeluarga tentang caramerawat anggotakeluarga yang sakit
2. Mendemontrasikan caraperawatan gastritis.
3. Mengevaluasi kembalitentang merawat anggotakeluarga yang sakit.
4. Memberikan pujian padakeluarga atas jawabanyang benar.
Kamis17/5/18
16.00
Subjektif :1. Keluarga menyebutkan
cara perawatan gastritis.2. Klien mengatakan nyeri
sudah sedikit berkurangdibandingkan kemarin.Skala nyeri 3 (nyeriringan).
Objektif :1. Keluarga mampu
menyebutkan caraperawatan gastritis untukmengatasi nyeri
2. Hasil pemeriksaan- Nampak wajah klien
tidak meringis
- Tidak ada nyeritekan pada epigastrik
- Tanda-tanda vitalTD : 120/80 mmHgNadi : 80 x/menitRR : 22 x/menitSuhu : 36,5 ̊ C
A : Masalah teratasisebagian
P : - Intervensidipertahankan (TUK I,II, IV, V)
- Intervensi dilanjutkan(TUK III)
Nyeri Akut III Kamis17/5/18
16.10
1. Mengkaji pengetahuankeluarga tentang caramerawat anggotakeluarga yang sakit
2. Mendemontrasikan caraperawatan gastritis.
3. Mengevaluasi kembalitentang merawat anggotakeluarga yang sakit.
4. Memberikan pujian padakeluarga atas jawabanyang benar.
Jum’at18/5/18
15.55
Subjektif :1. Keluarga
mendemonstrasikan caraperawatan gastritis untukmengurangi nyeri.
2. Klien mengatakan sudahtidak lagi merasakannyeri pada perutnya.
Objektif :1. Keluarga mampu
menyebutkan caraperawatan gastritis untukmengatasi nyeri
2. Hasil pemeriksaan
- Nampak wajah klientidak lagi meringis
- Tidak ada nyeritekian padaepigastrik.
- Tanda-tanda vitalTD : 120/80 mmHgNadi : 80 x/menitRR : 22 x/menitSuhu : 36,6 ̊ C
A : Masalah teratasiPlanning :Intervensi dipertahankankeluarga (TUK I, II, III, IV,V)
BAB IVPEMBAHASAN
A. Pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan suatu
proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk
mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien (Nursalam, 2008).
Pengkajian adalah tahap awal dan dasar dalam proses keperawatan sehingga
tahap yang paling menetukan bagi tahap berikutnya (Rohmah dan walid, 2012).
Sesuai dengan teori yang dijabarkan diatas, penulis melakukan pengkajian
keperawatan pada keluarga Tn.P dengan anggota keluarga sakit Tn.M , usia 21
tahun, suku/bangsa tolaki, pendidikan SMA, agama islam, alamat Kel.Tongauna,
diagnosa medis gastritis. Pengkajian dilakukan dengan menggunakan metode
pengkajian keperawatan yaitu metode wawancara, observasi, pemeriksaan fisik
dan menelaah catatan medik dan keperawatan untuk memperoleh data yang
diperlukan.
Partisipan merupakan keluarga inti dengan tahap perkembangan keluarga
anak remaja (famillies with teenagers) dengan anggota keluarga sebanyak 5 orang
dimana Tn.P sebagai kepala keluarga.
Data yang didapatkan pada pengkajian Tn.M pada tahap pengkajian riwayat
kesehatan didapakan data, keluhan utama klien mengeluh nyeri pada perut, hasil
observasi dan pemeriksaan yang dilakukan nampak wajah klien meringis, gelisah
dan terdapat nyeri tekan pada epigastrium. Nyeri timbul karena asam lambung tak
dapat ditekan produksinya hal ini akan mengakibatkan peradangan mukosa
lambung akan merangsang ujung saraf yang terpajan yaitu saraf hipotalamus untuk
mengeluarkan asam lambung, kontak antara lesi dan asam lambung juga
merangsang mekanisme refleks lokal yang dimulai dengan kontraksi otot sehingga
terjadi nyeri (Asrin, Syafrudin dan Purwatiningsih, 2009), hal ini didukung dengan
diagnosa medik yaitu gastritis pada catatan medik klien.
Pada pemeriksaan fisik yang dilakukan didapatkan data klien Tn.M keadaan
umum lemah, kesadaran compos mentis, pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan
tekanan darah 130/90 mmHg, nadi 86 x/, pernafasan 24 x/m dan suhu 37 ̊C, pada
pemeriksaan fisik abdomen terdapat nyeri tekan pada epigastrium. Pada
pemeriksaaan fisik body sistems lainnya didapatkan hasil tidak ada data
bermasalah atau dikeluhkan klien. Menurut Natadidjaja (2012) abdomen dibagi
menjadi empat kwadran dan lambung berada di kwadran dua sehingga ada nyeri
tekan karena adanya peradangan pada lambung.
Pada pengkajian pola aktivitas makan didapatkan data sebelum sakit; klien
mengatakan jenis makanan yang sering dikonsumsi adalah jenis makanan
berminyak, asam, pedas dan berbumbu. Klien mengatakan sering terlambat makan
dan jika makan selalu dalam porsi yang besar. Mengkonsumsi makanan instan,
pedas, asam-asaman, alkohol, makanan yang mengandung kafein, kopi yang dapat
meningkatkan produksi asam lambung dan pada akhirnya kekuatan dinding
lambung menurun. Tidak jarang kondisi seperti ini menimbulkan luka pada
dinding lambung dan menyebabkan penyakit gastritis. Sebaiknya makan diberi
dalam porsi kecil tapi sering. Makan tiga kali sehari dalam porsi kecil untuk
menghindari makan dalam keadaan lapar dan dalam porsi yang besar, jangan
makan dengan tergesa-gesa sehingga makanan yang masuk dapat lebih sedikit dan
makanan dapat lebih dinikmati (sulastri, 2012).
Pada pengkajian psikologis klien mengatakan merasa cemas dengan
keadaanya, klien mengatakan rasa nyeri yang dirasakan masih belum hilang
sepenuhnya dan merasa takut jika keadaanya tak kunjung membaik, hasil observasi
yang dilakukan nampak wajah klien terlihat tegang dan takut, klien tampak
bingung tentang penyakitnya ketika ditanya. Menurut Mutaqqin (2011) Pengkajian
yang dilakukan pada pasien gastritis adalah pengkajian tentang nyeri epigastrium
yang dapat menimbulkan manifestasi kecemasan secara individu.
B. Diagnosa Keperawatan Keluarga
Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang mengambarkan respon
manusia (keadaan sehat atau perubahan pola interaksi aktual/potensial) dari
individu atau kelompok perawat secara legal mengidentifikasi dan perawat dapat
memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga status kesehatan atau untuk
mengurangi, menyingkirkan atau mencegah perubahan (Rohma dan Walid, 2012).
Formulasi diagnosis keperawatan menggunakan ketentuan diagnosis
keperawatan Nanda (2013) dan ICPN 2013. Formulasi diagnosis tersebut
digunakan tanpa menuliskan etiologi atau diagnosis tunggal (single diagnosis).
Pada perumusan diagnosa yang didapatkan dari analisa data berdasarkan data
subjektif dan objektif diagnosa yang muncul dan ditemukan pada tinjauan teori
dengan kasus mengenai masalah gastritis terdapat sedikit perbedaan. Dalam teori
terdapat 4 diagnosa keperawatan, tetapi di kasus terdapat 3 diagnosa keperawatan.
Diagnosa keperawatan yang muncul dalam tinjauan teori, yaitu :
1. Kekurangan volume cairan (kehilangan aktif)
2. Nyeri akut
3. Resiko tinggi mengalami kekurangan nutrisi
4. Kecemasan/ketakutan
Sedangkan diagnosa yang dijumpai dalam kasus keluarga Tn.P dengan anggota
keluarga sakit Tn.M dengan gangguan sistem pencernaan gastritis yaitu :
1. Defisiensi pengetahuan
2. Nyeri akut
3. Ansietas
Beberapa masalah yang didapatkan dalam kasus ditentukan tiga diagnosa yang
dipilih berdasarkan prioritas masalah yaitu :
1. Defisiensi pengetahuan
Defisiensi pengetahuan merupakan ketiadaan atau defisiensi informasi
kognitif yang berkaitan dengan topik tertentu (NANDA NIC-NOC, 2013).
Diagnosa defisiensi pengetahuan ditegakan karena merupakan faktor pencetus
timbulnya masalah utama gastritis, berdasarkan data yang didapatkan saat
pengkajian memungkinkan untuk menegakkan diagnosa defisiensi
pengetahuan. Gastritis terjadi dikarenakan kurangnya informasi tentang
penyakit yang saat ini dialami klien. Jika keluarga memiliki pengetahuan yang
cukup maka resiko untuk terkena gastritis dapat diminimalisir.
Penulis memprioritaskan masalah ini sebagai diagnosa keperawatan yang
pertama karena mencakup kebutuhan dan merupakan faktor utama yang yang
harus dimiliki klien dan keluarga guna mengendalikan masalah gastritis.
Diagnosa ini mencerminkan kebutuhan jangka panjang keluarga sehingga
perlunya tindakan pendidikan kesehatan tentang gastritis guna mencegah
terjadinya serangan berulang/kekambuhan serta perawatan yang tepat.
2. Nyeri akut.
Nyeri akut adalah keadaan ketika individu mengalami dan melaporkan
adanya sensasi tidak nyaman atau ketidaknyamanan yang parah, yang
berlangsung selama satu detik sampai kurang dari 6 bulan (Carrpenito, 2009).
Penulis memprioritaskan masalah ini sebagai diagnosa keperawatan yang
kedua karena diagnosa ini saat pengkajian yang paling klien keluhkan yaitu
nyeri pada perut, diagnosa ini didasarkan pada triage consept yaitu penulis
memprioritaskan masalah yang perlu penanganan perawatan yang tepat, tidak
mengancam kehidupan, tetapi mengancam gangguan kesehatan yang lebih
berat, masalah ini bila tidak segera ditangani akan mengganggu aktivitas
sehari-hari bahkan menimbulkan ancaman kesehatan yang lebih berat.
3. Ansietas
Ansietas adalah perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar
disertai respon autonom (sumber sering kali tidak spesifik atau tidak diketahui
oleh individu); perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi terhadap
bahaya. Hal ini merupakan isyarat kewaspadaan yang memperingatkan
individu akan adanya bahaya dan memampukan individu untuk bertindak
menghadapi ancaman (NANDA NIC-NOC, 2013). Kecemasan yang dialami
timbul karena perubahan status kesehatan yang terjadi pada keluarga yaitu pada
klien Tn.M, sumber utama kecemasan yang dialami adalah karena kurangnya
informasi tentang masalah gastritis yang sedang dialami.
Penulis memprioritaskan masalah ini sebagai diagnosa keperawatan yang
ketiga karena diagnosa ini mencerminkan kebutuhan klien, keluhan dirasakan
klien sehingga perlu penanganan keperawatan guna memperpaiki psikologis
klien mengenai kondisi kesehatan yang dialami saat ini.
C. Intervensi Keperawatan Keluarga
Intervensi keperawatan keluarga dibuat berdasarkan pengkajian, diagnosis
keperawatan, pernyataan keluarga, dan perencanaan keluarga, dengan
merumuskan tujuan, mengidentifikasi strategi intervensi alternative dan sumber,
serta menentukan prioritas, intervensi tidak bersifat rutin, acak, atau standar, tetapi
dirancang bagi keluarga tertentu dengan siapa perawat keluarga sedang bekerja
(Friedman, 2010).
Pembahasan intervensi dalam keperawatan keluarga meliputi tujuan umum,
tujuan khusus, kriteria hasil dan kriteria standar. Dalam mengatasi masalah ini
peran perawat adalah memberikan asuhan keperawatan keluarga untuk mencegah
komplikasi lebih lanjut (Friedman, 2010).
Penyusunan rencana keperawatan disesuaikan dengan teori asuhan
keperawatan yang ada. Rencana tindakan keperawatan diagnosa yang pertama
defisiensi pengetahuan yaitu sesuai dengan tugas perawatan keluarga yang pertama
yaitu mengenal masalah, dengan cara melakukan penyuluhan kesehatan bersama
anggota keluarga agar keluarga paham mengenai masalah kesehatan yang sedang
dialami. Selanjutnya mengambil keputusan untuk mengatasi gastritis dengan
mendiskusikan tindakan yang harus dilakukan untuk mengatasi masalah kesehatan
keluarga. Selanjutnya merawat anggota keluarga dengan melakukan penyuluhan
mengenai cara perawatan anggota keluarga sakit dengan gastritis dan menjelaskan
jenis makanan untuk perawatan gastritis. Lalu memodifikasi lingkungan rumah
yang aman dan nyaman yang berguna untuk menunjang kesehatan. Selanjutnya
memanfaatkan pelayanan kesehatan untuk mengatasi masalah kesehatan yang
dialami.
Intervensi pada diagnosa kedua nyeri akut yaitu sesuai dengan tugas keluarga
pertama yaitu mengenal masalah kesehatan pada keluarga yaitu keluarga mampu
mengenal masalah yang menyebabkan nyeri pada klien. Selanjutnya mengambil
keputusan untuk mengatasi masalah nyeri yaitu keluarga menyatakan
keputusannya untuk mengatasi masalah nyeri. Lalu merawat anggota keluarga
yang sakit dengan mendiskukusikan bersama keluarga tentang cara merawat
anggota keluarga sakit dan cara perawatan perawatan gastritis untuk mengatsi
nyeri yang dialami klien. Tugas keluarga selanjutnya yaitu keluarga mampu
melakukan modifikasi lingkungan dengan menciptakan lingkungan yang aman dan
nyaman yang menunjang kesehatan. Selanjutnya melakukan diskusi agar keluarga
mampu memanfaatkan pelayanan kesehatan untuk mengatasi masalah kesehatan.
Intervensi pada diagnosa ketiga ansietas sesuai dengan tugas perawatan
keluarga pertama yaitu keluarga mengenal masalah, intervensinya yaitu dengan
mendiskusikan bersama keluarga tentang situasi cemas yang sedang dialami.
Selanjutnya mengambil keputusan untuk mengatasi masalah kesehatan yang
dialami, keluarga menyatakan keputusannya untuk melaksanakan keputusan yang
tepat. Selanjutnya merawat anggota keluarga dengan intervensi demonstrasi teknik
relaksasi untuk mengurangi kecemasan. Lalu memodifikasi lingkungan dan
memanfaatkan fasilitas kesehatan yang tersedia untuk mengatsi masalah kesehatan
yang dialami keluarga.
D. Implementasi Keperawatan Keluarga
Implementasi adalah realisasi tindakan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Kegiatan dalam pelaksanaan juga meliputi pengumpulan data
berkelanjutan, mengobservasi respon klien selama dan sesudah pelaksanaan
tindakan, serta menilai data yang baru (Rohma dan Walid, 2012). Implementasi
keperawatan keluarga dilaksanakan berdasarkan intervensi keperawatan keluarga
yang telah disusun.
Tindakan keperawatan diagnosa keperawatan defisiensi pengetahuan
dilakukan mengacuh pada intervensi dan diimplementasikan sama dengan
intervensi yang telah ditetapkan yaitu mengenal masalah dengan cara
mendiskusikan bersama keluarga tentang penyakit gastritis. Selanjutnya
melakukan diskusi bersama keluarga pengambilan keputusan untuk mengatasi
masalah gastritis. Selanjutnya merawat anggota keluarga sakit dengan cara
mendiskusikan tentang cara merawat anggota keluarga sakit dengan gastritis dan
jenis makanan untuk penderitas gastritis. Selanjutnya memodifikasi lingkungan
dengan cara mendiskusikan bersama keluarga tentang lingkungan yang menunjang
kesehatan dan diskusi pemanfaatan fasilitas kesehatn untuk mengatasi masalah
kesehatan.
Tindakan keperawatan nyeri akut sesuai dengan fungsi kesehatan keluarga
yaitu mengenal masalah dengan cara mendiskusikan bersama keluarga tentang
penyebab nyeri yang dirasakan, mendiskusikan bersama keluarga tentang
keputusan tepat untuk mengatasi masalah kesehatan pada klien, mendiskusikan
bersama keluarga tentang cara merawat anggota keluarga sakit dan
mendemonstrasikan cara perawatan gastritis untuk mengatasi nyeri,
mendiskusikan bersama keluarga bagaimana lingkungan yang yang menunjang
kesehatan dan mendiskusikan bersama keluarga bagimana memanfaatkan fasilitas
pelayanan kesehatan. Pada implementasi diagnosa keperawatan nyeri akut semua
intervensi yang telah ditetapkan dilaksanakan dikarenakan untuk memenuhi semua
kriteria hasil dan tercapainya intervensi, sehingga respon nyeri dapat berkurang
atau hilang (Mutaqqin, 2011).
Tindakan keperawatan diagnosa keperawatan keluarga ansietas yaitu
mengenal masalah dengan cara mendiskusikan bersama keluarga tentang situasi
cemas yang sedang dialami, mendiskusikan bersama keluarga tentang keputusan
tepat untuk mengatasi masalah kesehatan pada klien, mendemonstrasikan pada
keluarga teknik relaksasi untuk mengurangi kecemasan, mendiskusikan bersama
keluarga bagaimana lingkungan yang yang menunjang kesehatan dan
mendiskusikan bersama keluarga bagimana memanfaatkan fasilitas pelayanan
kesehatan.
E. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi adalah penilain dengan cara membandingkan perubahan keadaan
klien (hasil yang diamati) dengan tujuan dan kriteria hasil yang dibuat pada tahap
perencanaan (Rohma dan Walid, 2012).
Evaluasi keperawatan keluarga adalah proses untuk menilai keberhasilan
keluarga dalam melaksanakan tugas kesehatannya sehingga memiliki
produktivitas yang tinggi dalam mengembangkan setiap anggota keluarga.
Evaluasi sebagai langka akhir proses keperawatan yaitu upaya untuk menetukan
apakah seluruh proses keperawatan sudah berjalan dengan baik dan apakah
tindakan berhasil dengan baik (Zaidin, 2010).
Evaluasi hari terakhir yang dilaksanakan pada diagnosa pertama defisiensi
pengetahuan pada mengenal masalah didapatkan hasil keluarga sudah mampu
menyebutkan pengertian, penyebab, tanda dan gejala gastritis. Selanjutnya
pengambilan keputusan didapatkan hasil keluarga mampu mengambil keputusan
tepat untuk mengatasi masalah kesehatan gastritis. Selanjutnya keluarga
mengambil keputusan untuk merawat anggota keluarga yang sakit didapatkan hasil
keluarga mampu menyebutkan cara perawatan penyakit gastritis dan jenis
makanan untuk penderita gastritis. Selanjutnya memodifikasi lingkungan yang
menunjang kesehatan didapatkan hasil keluarga mampu memodifikasi lingkungan
yang aman dan nyaman yang menunjang kesehatan. Selanjutnya pada kegiatan
pemanfaatan pelayanan kesehatan didapatkan hasil keluarga dapat memanfaatkan
pelayanan untuk mengatasi masalah kesehatan gastritis. Hasil analisa bahwa
masalah teratasi, dan untuk menindaklanjuti hal tersebut telah diambil keputusan
untuk mempertahankan intervensi dengan menganjurkan keluarga untuk
menerapkan apa yang telah disampaikan dan diajarkan kepada keluarga.
Evaluasi hari terakhir yang dilaksanakan pada diagnosa kedua nyeri akut
didapatkan hasil keluarga mampu mendemonstrasikan cara perawatan gastritis
untuk mengatsi nyeri. Hasil pemeriksaaan yang dilakukan didapatkan hasil
nampak wajah klien tidak lagi meringis, tidak ada nyeri tekan pada epigastri,
pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 80
x/menit, pernafasan 22 x/menit dan suhu : 36,6 ̊ C. Hasil analisa bahwa masalah
teratasi dan untuk menindaklanjuti hal tersebut telah diambil keputusan untuk
mempertahankan intervensi dengan menganjurkan keluarga untuk menerapkan apa
yang telah disampaikan dan diajarkan kepada keluarga.
Evaluasi hari terakhir yang dilaksanakan pada diagnosa ketiga ansietas
didapatkan hasil subjektif klien dan keluarga mengatakn tidak lagi merasa cemas,
klien yakin akan segera sembuh dari sakitnya. Hasil pemeriksaan yang dilakukan
didapatkan data objektif keluarga dan klien mampu mendemonstrasikan teknik
relaksasi untuk megurangi cemas, nampak wajah klien rileks dan tidak terlihat
cemas. Hasil analisis masalah teratasi dan untuk menindaklanjuti hal tersebut telah
diambil keputusan untuk mempertahankan intervensi dengan menganjurkan
keluarga untuk menerapkan apa yang telah disampaikan dan diajarkan kepada
keluarga.
BAB VKESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil studi kasus penerapan asuhan keperawatan keluarga Tn.P
dengan anggota keluarga sakit klien Tn.M dengan gangguan sistem pencernaan
gastritis di Wilayah Kerja Puskesmas Tonggauna Kabupaten Konawe Tahun 2018,
penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Pengkajian yang dilakukan didapatkan data kemudian dianalisis dan
diklasifikasi sesuai data masalah keperawatan keluarga.
2. Diagnosa keperawatan yang didapatkan pada kasus ini terdapat 3 diagnosa
utama yaitu defisiensi pengetahuan, nyeri akut dan ansietas.
3. Intervensi keperawatan yang direncanakan sesuai dengan masalah
keperawatan yang ditemukan. Intervensi yang dilakukan dirumuskan
berdasarkan diagnosa yang telah didapatkan dan berdasarkan 5 tugas khusus
keluarga yaitu mengenal masalah, memutuskan tindakan, merawat anggota
keluarga yang sakit, memodifikasi lingkungan dan pemanfaatan pelayanan
kesehatan.
4. Implementasi dilakukan pada tanggal 14 mei s/d 17 mei 2018. Implementasi
yang telah dilaksanakan sesuai dengan intervensi yang telah disusun yang
mengacuh pada 5 fungsi kesehatan keluarga yaitu melakukan penyuluhan
tentang gastritis, mendiskusikan bersama keluarga dalam mengambil
keputusan untuk mengatasi masalah gastritis, mendiskusikan cara perawatan
untuk mengatasi masalah gastritis, mendiskusikan dengan keluarga untuk
memodifikasi lingkungan yang menunjang kesehatan dan mendiskusikan
mengenai pemanfaatan pelayanan kesehatan pada keluarga.
5. Evaluasi dilakukan pada tanggal 15 mei s/d 18 mei 2018. Evaluasi yang telah
dilaksanakan sesuai dengan tujuan keperawatan yang telah disusun yang
mengacuh pada 5 fungsi kesehatan keluarga.
B. Saran
1. Bagi Mayarakat/Klien
Keluarga berisiko untuk terjadi kekambuhan penyakit, sehingga diharapkan
perlunya upaya pencegahan serta pengendalian secara rutin dari keluarga.
Upaya pencegahan dapat dilakukan dengan menghindari faktor penyebab
timbulnya keluhan.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan hasil laporan studi kasus ini dapat dijadikan sebagai tambahan
informasi dan ilmu pengetahuan untuk institusi pendidikan dan sebagai
referensi perpustakaan yang bisa digunakan untuk mahasiswa sebagai bahan
acuan dan dasar dalam menerapkan asuhan keperawatan keluarga khususnya
gastritis.
3. Bagi Puskesmas
Bagi Puskesmas diharapkan dapat meningkatkan hubungan kerjasama yang
baik antara petugas kesehatan dengan keluarga dan dapat memberikan
pelayanan kesehatan yang optimal khususnya keluarga dengan penyakit
gastritis, serta diharapkan puskesmas mampu menyediakan fasilitas, sarana
dan prasarana yang dapat mendukung kesembuhan keluarga di Wilayah Kerja
Puskesmas Tonggauna.
DAFTAR PUSTAKA
Kementerian Kesehatan. 2010. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2010. DepartemenKesehatan RI, Jakarta. Diakses mei 2018 http://depkes.go.id/
Kurnia, Rahmi Gustin. 2012. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan KejadianGastritis Pada Pasien Yang Berobat Jalan Di Puskesmas Gulai Bancah KotaBukittinggi Tahun 2011. Artikel Penelitian
Sukarmin. 2012. Keperawatan Pada Sistem Pencernaan. Yogyakarta: Pustaka PelajarArdiansyah, M. 2012. Medikal Bedah Untuk Mahasiswa. Yogyakarta: Diva PressLusianah dan Suratun. 2010. Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem
Gastrointestinal. Jakarta: TIM.
Friedman, M. 2010. Buku Ajar Keperawatan Keluarga; Riset, Teori, Dan Praktek(Edisi Ke-5). Jakarta: EGC
Setiadi. 2008. Konsep Dan Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Graha IlmuHarmoko. 2012. Asuhan Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Pustaka PelajarMutaqqin, arif. 2011. Gangguan Gastrointestinal Aplikasi Asuhan Keperawatan
Medikal Bedah. Jakarta: Salemba Medika
Budiana. 2012. Pola Hidup Pengaruh Insiden Penyakit Gastritis. Diakses mei 2018dari http://healthreference-ilham.blogspot.com
Kemenkes RI. 2014. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2014. Jakarta : Kemenkes RIDinkes Prov.Sultra. 2014. Pola Penyakit Rawat Jalan Di Sultra Tahun 2014. KendariHandayani, Siska Dwi dkk. 2011. Hubungan Dukungan Keluarga Dengan
Kekambuhan Pasien Gastritis Puskesmas Jatinangor. Fakultas Ilmu KeperawatanUniversitas Pandjajaran. Bandung
Padila. 2012. Buku Ajar Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Nuha Medika Hidayat,
A. Aziz Alimul. 2009. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia- Aplikasi Konsep danProses. Jakarta : Salemba Medika.
Bagun dan Nuraeni. 2013. Pengaruh Aroma Lavender Terhadap Intensitas Nyeri PadaPasien Post Operasi Di RS. Dustira Cimahi. Diakses mei 2018 Darihttp://keperawatan-unsoed.ac.id/sites/default/files/jks20130802-129-126.pdf
Suryono. 2011. Metodologi Penelitian Keperawatan. Purwekerto: UPT PercetakanDan Penerbitan UNSOED
Sudiharto. 2007. Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Pendekatan KeperawatanTranskultural. Jakarta: EGC
Endang, L. 2008. Penyakit Maag Dan Gangguan Pencernaan. Jogjakarta: KanisiusBudiyono, Setiadi. 2012. Anatomi Tubuh Manusia. Laskar Aksara: Bekasi.Corwin, Elizabeth, J. 2009. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta : EGCSmeltzer,S.C & Brenda, G. Bare. 2010. Teksbook Of Medikal-Surgical Nursing Vol.2.
Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.
Marx, J. A. 2010. Rosen’s Emergency Medicine: Consepts AndclinicalPractice.Philadelphia: Elsevier
Dermawan, D., & Rahayuningsih, T. 2010. Keperawatan Medikal Bedah (SistemPencernaan). Yokyakarta: Gosyon Publishing.
Misnadiarly. 2009. Mengenal Penyakit Organ Cerba. Jakarta: Pustaka Populer OborNurheti Yuliarti. 2009. Panduan pencegahan dan mengatasi penyakit maag.
Yogyakarta: ANDIHirlan. 2009. Gastritis Dalam Ilmu Penyakit Dalam jilid 1 Edisi V. Jakarta: Interna
Publishing.
Nurarif, A. H & Kusuma, H. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan BerdasarkanDiagnosa Medis & NANDA NIC-NOC. Jogjakarta: MediAction.
NANDA International. 2013. Nursing Diagnosis: ICNP 2013. Jakarta: EGC
Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.Jakarta: Salemba Medika.
Rohmah, Nikmatur & Saiful Walid. 2012. Proses Keperawatan Teori Dan Aplikasi.Jakarta: Ar-Ruzz Media.
Ayu, komang Henny Achjar. 2010. Aplikasi Praktis Asuhan Keperawatan Keluarga.Jakarta: Sagung Seto
Asrin, Syafruddin dan Purwatiningsih. 2009. Organisasi dan Manajemen PelayananKesehatan. Jakarta: Trans Info Media
Natadidjaja, Hendarto. 2012. Anamnesi Dan Pemeriksaaan Penyakit Dalam.Tanggerang Selatan: Karisma Publishing.
Sulastri, Muhammada Arifin Siregar, Albiner Siagin. 2012. Gambaran Pola MakanPenderita Gastritis Di Wilayah Puskesmas Kampar Kiri Hulu Kabupaten KamparRiaun Tahun 2012. Diakses mei 2-18 darihttp://jurnAal.usu.ac.id/index.php/gkre/article/.../1051/595.
Dion,Y & Betan,Y. 2013. Asuhan Keperawatan Keluarga Konsep Dan Praktik.Yogyakarta: Nuha Medika
Ali, Zaidin. 2010. Pengantar Keperawatan Keluarga. Jakarta : EGC.Nurarif, A. H & Kusuma, H. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC. Jogjakarta: MediAction
Puskesmas Tongauna. 2018. Profil kesehatan Puskesmas tongauna.
Lampiran 1
PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA KLIENTN.M DENGAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN GASTRITIS
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TONGAUNAKABUPATEN KONAWE
TAHUN 2018
Nama mahasiswa : Siti SahariaNIM : 14401 2017 00074 6Tanggal pengkajian : 14 mei 2018
I. DATA UMUM1. Nama KK : Tn.P2. Pekerjaan KK : Wiraswasta3. Pendidikan KK : SMA4. Agama KK : Islam5. Suku/bangsa : Tolaik/Indonesia6. Alamat : Kel.Tongauna, Kec.Tongauna, Kab.Konawe7. Anggota keluarga sakit : Tn.M8. Diagnosa medis : Gastritis9. Komposisi anggota keluarga
Nama Jk Umur PdknStatus imunisasi
BCG DPT Polio Hepatitis campakTn.P L 48 th SMA √ √ √ √ √Ny.Y P 48 th SMA √ √ √ √ √Tn.M L 21 th SMA √ √ √ √ √Tn.A L 19 th SMP √ √ √ √ √Nn.R P 15 th SMP √ √ √ √ √
10. Riwayat kesehatan sekaranga. Keluhan utama : Klien (Tn.M) mengeluh nyeri pada perut.
1) Riwayat keluhan :P : Klien mengatakan keluhan timbul secara tiba-tiba dan tidak tau
penyebab timbulnya keluhanQ : Nyeri yang dirasakan seperti teriris pisauR : Nyeri yang dirasakan pada daerah perutS : Klien mengatakan dari angka 0-10 nyeri yang dirasakan berada
diangka 6 (nyeri sedang)T : Klien mengatakan keluhan yang dirasakan hilang timbul.
2) Upaya yang telah dilakukanKeluarga langsung mengantarkan Tn.M ke Puskesmas untuk dilakukanpemeriksaan segera.
3) Hasil observasi yang dilakukan nampak wajah klien meringis, gelisahdan terdapat nyeri tekan pada epigastrium.
b. Keluhan yang menyertaiKlien mengatakan saat ini keluhan yang dirasakan hanya nyeri padaperutnya, keluhan yang dirasakan hilang timbul dan tidak menentu kapandatangnya. Klien mengatakan tiga hari yang lalu masuk UGD PuskesmasTonggauna dengan keluhan yang sama namun keluhan disertai mual danmuntah, klien mengatakan kesulitan untuk makan, jika makan akanlangsung dimuntahkan kembali.
c. Terapi/operasi yang pernah dilakukanBerdasarkan catatan medik klien tiga hari yang lalu mendapatkan terapiinfus Rl 20 tpm (tetes per menit), inj.ranitide, inj.ondansetron, obat oralvitamin b komplek.
d. Pola aktivitasPada pengkajian pola aktivitas makan didapatkan data sebelum sakit klienmengatakan jenis makanan yang sering dikonsumsi adalah jenis makananberminyak, asam, pedas dan berbumbu. Klien mengatakan sering terlambatmakan dan jika makan selalu dalam porsi yang besar. Selama sakit kliendianjurkan diet makanan lunak dengan porsi sedikit tapi sering danmenghindari makanan pencetus keluhan. Tidak ada masalah padapengkajian pola aktivitas kebersihan perorangan, istrahat dan aktivitas.
e. PsikososialPada pengkajian sosial/interaksi didapatkan data adanya dukungankeluarga, kelompok/teman/masyarakat dan reaksi saat interaktif klienterlihat kooperatif. Pada pengkajian psikologis klien mengatakan merasacemas dengan keadaanya, klien mengatakan rasa nyeri yang dirasakanmasih belum hilang sepenuhnya dan merasa takut jika keadaanya takkunjung membaik, hasil observasi yang dilakukan nampak wajah klienterlihat tegang dan takut, klien tampak bingung tentang penyakitnya ketikaditanya.
11. Genogram
G.I
G.II
G.III
K
Keterangan : : Laki-laki: Perempuan: Meninggal: Garis keturunan: Tinggal serumah: Anggota keluarga sakit
12. Tipe keluargaKeluarga Tn.P memiliki tipe keluarga inti dimana didalamnya terdiri dariseorang ayah yang mencari nafkah, seorang ibu yang mengurusi rumah tanggadan anak.
13. Suku bangsaTn.P dan semua anggota keluarga adalah suku tolaki/indonesia
14. AgamaTn.P dan semua anggota keluarga beragama islam
15. Status sosial ekonomiKeluarga Tn.P memiliki penghasilan ± 4.500.000/bulan. Barang-barang yangdimiliki cukup berpariasi mulai dari barang elektronik hingga non elektronik.
16. Aktivitas rekreasi keluargaKeluarga jarang melakukan kegiatan rekreasi, lebih sering berkumpul dirumah.
II. RIWAYAT TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA1. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Keluarga dengan anak remaja (famillies with teenagers)2. Tugas perkembangan keluarga
Tugas perkembangan keluarga yang sudah terpenuhia. Menyeimbangkan kebebasan dengan tanggungjawab seiring dengan
kematangan remaja dan semakin meningkatnya otonomi.b. Berkomunikasi secara terbuka satu sama lain.Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi : Tidak ada
3. Riwayat kesehatan masa laluKlien mengatakan tidak pernah mengalami keluhan yang sama sebelumnya,klien juga tidak pernah mengalami riwayat penyakit lain. Klien memilikikebiasaan merokok.
4. Riwayat kesehatan keluargaKeluarga mengatakan anggota keluarganya belum pernah ada yang mengalamikeluhan yang sama dengan Tn.M sebelumnya, keluarga juga mengatakananggota keluarganya tidak ada yang memiliki riwayat penyakit tertentu ataupenyakit keturunan.
III.LINGKUNGAN1. Karakteristik rumah
Rumah yang ditempati keluarga adalah milik pribadi. Bentuk rumah keluargapermanen dengan atap seng, lantai dari keramik. Ukuran rumah 15 m x 10 m.Kondisi rumah rapi, ventilasi baik, penerangan cukup, halaman rumah bersih,
sumber air keluarga menggunakan air sumur (Bor), jarak sumur dengan septiktank ±10 meter.
2. Dena rumah (gambar)
3. Karakteristik tetangga dan komunitas RT/RW/DusunTidak ada karakteristik khusus tetangga atau komunitas, hubungan bertetanggadan komunitas berjalan rukun, tidak ada aturan khusus yang mengikat individudalam bermasyarakat selama tidak menimbulkan keresahan bagi masyarakatlainnya.
4. Mobilitas geografis keluarga.Keluarga tidak memiliki kebiasaan berpindah tempat tinggal. Keluargamenggunakan kendaraan motor sebagai sarana transportasi dalam melakukanaktivitas.
5. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakatSeluruh anggota keluarga besar Tn.P biasanya berkumpul setiap lebaran,interaksi dengan tetangga cukup baik, tetangga sering berkunjung ke rumahuntuk mengobrol.
6. Sistem pendukung keluargaKeluarga memanfaatkan sarana kesehatan yang tersedia sebagai sistempendukung yakni Puskesmas Tongauna.
IV. STRUKTUR KELUARGA1. Pola komunikasi keluarga
Komunikasi antar keluarga yaitu komunikasi terbuka, bahasa yang digunakanbiasanya bahasa indonesia.
2. Struktur kekuatan anggota keluargaDi dalam keluarga, Tn.P yang mengatur semua kebutuhan rumah tangga. Tn.Pjuga bertanggug jawab mengambil keputusan dan semua anggota keluargaakan mematuhi karena Tn.P sebagai kepala keluarga.
3. Struktur perana. Peran formal
1) Tn.P berperan sebagai kepala rumah tangga.2) Ny.Y berperan sebagai ibu rumah tangga3) Tn.M berperan sebagai anak pertama.4) Tn.A berperan sebagai anak kedua.5) Nn.R berperan sebagai anak ketiga.
b. Peran informala) Tn.P sebagai tulang punggung keluarga berperan untuk mencari nafkah
bagi keluarga
KAMAR I
R.TAMU
R.TENGAH
K.IIK.III
KM
DAPUR
b) Ny.Y berperan mengurus keluarga dan anak-anaknyac) Tn.M bereperan sebagai anak remajad) Tn.A berperan sebagai anak sekolahe) Nn.R beperan sebagai anak sekolah
4. Nilai dan norma keluargaDalam kehidupan sehari-hari keluarga Tn.P menggunakan norma dan nilaisesuai dengan agama dan adat istiadat yang tidak bertentangan dengankesehatan.
V. FUNGSI KELUARGA1. Fungsi afektif
Fungsi afektif terjalin baik, di antara anggota keluarga terdapat perasaan salingmenyayangi dan menghargai satu sama lainnya.
2. Fungsi sosialisasiSosialisasi antar anggota keluarga dan tetangga sekitar baik.
3. Fungsi reproduksiPasangan Tn.P dan Ny.Y memiliki 3 orang anak, keluarga merencanakanjumlah anak dengan melalui diskusi antara Tn.P dan Ny.Y. metode yangdigunakan keluarga untuk mengendalikan jumlah anak adalah denganmengikuti program keluarga berencana.
4. Fungsi perawatan kesehatan keluargaMasalah/penyakit : pneumoniaa. Kemapuan keluarga mengenal masalah : Keluarga tidak mampu mengenal
masalah.b. Kemampuan keluarga mengambil keputusan mengenai tindakan yang
tepat: keluarga mampu mengambil keputusan yang tepat.c. Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga sakit : keluarga tidak
mampu merawat anggota keluarga sakit.d. Kemampuan keluarga memodifikasi lingkungan :
Keluarga mampu memodifikasi lingkungan yang yang baik dan nyamanuntuk kesehatan
e. Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan :Keluarga mampu menggunakan fasilitas kesehatan yang ada yaituPuskesmas Tongauna.
VI. STRES DAN KOPING KELUARGA1. Stresor jangka pendek dan jangka panjang
a. Jangka pendek (<6 bulan)Sementara tidak mempunyai masalah berat, hanya Tn.M mengaamigastritis
b. Jangka panjang (>6 bulan)Sementara keluarga tidak memiliki stresor jangka panjang.
2. Respon keluarga terhadap stresor dan mekanisme koping yang digunakana. Respon keluarga terhadap stresor
Keluarga menganggap masalah yang dihadapi adalah ujian atau cobaandari Allah SWT. Setiap ada masalah keluarga selalu memecahkan masalahsecara bermusyawarah.
b. Strategi koping yang digunakanStrategi koping yang digunakan keluarga yaitu keluarga memanfaatkanlayanan kesehatan yaitu Puskesmas untuk berobat.
3. Strategi adaptasi disfungsionalKeluarga tidak pernah menggunakan strategi adaptasi disfungsionalmeskipun dalam kondisi yang parah.
VII. HARAPAN KELUARGAKeluarga mengharapkan agar petugas kesehatan dapat memberikan pelayanankesehatan yang optimal untuk kesembuhan Tn.M dan membantuh semaksimalmungkin bila terdapat masalah kesehatan lainnya.
VIII. PEMERIKSAAN FISIK
Data Tn.P Ny.Y Tn.M Tn.A Nn.RTTV KU: Baik
TD : 130/90N : 76 x/mRR : 22 x/mS : 36,5 ̊ C
KU: BaikTD: 110/80N : 72x/mRR : 22 x/mS : 37 ̊ C
KU : lemasKS : CMTD : 130/90N: 86x/mRR: 24 x/mS : 37 ̊ C
KU: BaikTD : 110/80N : 86x/mRR : 24 x/mS : 36,7 ̊ C
KU: BaikTD : -N : 98x/mRR : 26 x/mS : 36,5 ̊ C
Kepala Tidak adabenjolan,tidak adalesi, rambuthitam
Tidak adabenjolan,tidak adalesi, rambuthitam
Tidak adabenjolan,tidak adalesi, rambuthitam
Tidak adabenjolan,tidak adalesi, rambuthitam
Tidak adabenjolan,tidak adalesi, rambuthitam
Leher Tidak adapelebaranvenajuguralis,tidak adapembengkakankelenjartiroid
Tidak adapelebaranvenajuguralis,tidak adapembengkakankelenjartiroid
Tidak adapelebaranvenaJuguralis,tidak adapembengkakankelenjartiroid
Tidak adapelebaranvenajuguralis,tidak adapembengkakankelenjartiroid
Tidak adapelebaranvenajuguralis,tidak adapembengkakankelenjartiroid
Aksila Tidak adalesi danpembengka-kan padaaxila
Tidak adalesi danpembengka-kan padaaxila
Tidak adalesi danpembengka-kan padaaxila
Tidak adalesi danpembengka-kan padaaxila
Tidak adalesi danpembengka-kan padaaxila
Dada Dadatampaksimetris,tidakterdengar
Dadatampaksimetris,tidakterdengar
Dadatampaksimetris,tidakterdengar
Dadatampaksimetris,tidakterdengar
Dadatampaksimetris,tidakterdengar
suaranafastambahan,tidak lesidanpembengkakanberupabenjolan,tidak adaretraksidindingdada
suaranafastambahan,tidak lesidanpembengkakanberupabenjolan,tidak adaretraksidindingdada
suaranafastambahan,tidak lesidanpembengkakanberupabenjolan,tidak adaretraksidindingdada
suaranafastambahan,tidak lesidanpembengkakanberupabenjolan,tidak adaretraksidindingdada
suaranafastambahan,tidak lesidanpembengkakanberupabenjolan,tidak adaretraksidindingdada
Abdomen Tidak adaasietes,tidak adanyeritekan dannyeri lepasdisetiapkuardran
Tidak adaasietes,tidak adanyeritekan dannyeri lepasdisetiapkuardran
Nyeri tekanpadaepigastrium.
Tidak adaasietes,tidak adanyeritekan dannyeri lepasdisetiapkuardran
Tidak adaasietes,tidak adanyeritekan dannyeri lepasdisetiapkuardran
Ekstremitasatas
Tidakedema,pergerakanbaik
Tidakedema,pergerakanbaik
Tidakedema,pergerakanbaik
Tidakedema,pergerakanbaik
Tidakedema,pergerakanbaik
Ekstremitasbawah
Tidakedema,varisestidakada, turgorkulit baik.
Tidakedema,varisestidakada, turgorkulit baik.
Tidakedema,varises tidakada.
Tidakedema,varisestidakada, turgorkulit baik.
Tidakedema,varisestidakada, turgorkulit baik.
Lampiran 2
SATUAN ACARA PENYULUHAN(SAP)
Sub Pokok Bahasan : GastritisSasaran : Keluarga Tn.PWaktu : 45 menitTanggal : 14 mei 2018Tempat : Kel.Tongauna, Kec.Tongauna, Kab.Konawe
A. Tujuan Instruksional UmumSetelah diberikan penyuluhan selama 45 menit, keluarga mampu memahamitentang masalah gastritis.
B. Tujuan Instruksional KhususSetelah dilakukan penyuluhan tentang gastritis selama 45 menit, diharapkankeluarga dapat :1. Menjelaskan kembali pengertian dari gastritis.2. Menyebutkan kembali penyebab dari gastritis.3. Menyebutkan kembali tanda dan gejala dari gastritis.4. Menjelaskan kembali cara perawatan gastritis dirumah.5. Menjelaskan cara pencegahan gastritis.6. Menjelaskan penatalaksanaan gastritis.
C. Materi Penyuluhan1. Materi
Gastritis2. Sub pokok pembahasan
a. Pengertian gastritis.b. Penyebab gastritis.c. Tanda dan gejalah gastritis.d. Perawatan gastritis.e. Pencegahan gastritis.f. Penatalaksanan gastritis.
D. Metode1. Ceramah2. Demonstrasi3. Diskusi dan tanya jawab
E. MediaLeaflet
F. Proses PelaksanaanNo Waktu Kegiatan penyuluhan Kegiatan sasaran1 5 menit Pembukaan
1. Salam pembuka2. Memperkenalkan diri3. Menyebutkan materi yang
akan diberikan
1. Menjawab salam2. Memperhatikan3. Memperhatikan
2 25 menit Pelaksanaan1. Pengertian gastritis.2. Penyebab gastritis.3. Tanda dan gejalah gastritis.4. Perawatan gastritis.5. Pencegahan gastritis.6. Penatalaksanan gastritis.
Memperhatikan
3 10 menit Evaluasi1. Memberikan kesempatan
untuk bertanya2. Meminta keluarga
menjelaskan tentang materigastritis.
1. Bertanya danmendengar jawaban
2. Menjelaskan materi
4 5 menit Terminasi1. Mengucapkan terima kasih
atas perhatian yang diberikan2. Mengucapkan salam
1. Memperhatikan2. Menjawab salam
G. EvaluasiEvaluasi yang dilakukan adalah :1. Evaluasi Struktur
a. Pengorganisasian dilaksanakan sebelum pelaksanaan kegiatan.b. Kontrak dengan keluargac. Pelaksanaan kegiatan dilaksanakan sesuai satuan acara penyuluhan.
2. Evaluasi ProsesKeluarga antusias dalam menyimak uraian materi penyuluhan tentang gastritis.
3. Evaluasi HasilSetelah dilakukan penyuluhan selama 45 menit sasaran mampu :a. Keluarga mampu menjelaskan pengertian gastritis.b. Keluarga mampu menyebutkan penyebab gastritis.c. Keluarga mampu menyebutkan tanda dan gejalah gastritis.d. Keluarga mampu menjelaskan perawatan gastritis.e. Keluarga mampu menjelaskan pencegahan gastritis.f. Keluarga mampu menjelaskan penatalaksanaan gastritis.
Lampiran 4
LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
Kepada Yth.
Bapak/Ibu Responden
Di -
Tempat
Sebagai persyaratan tugas akhir mahasiswa Politeknik Kementerian Kesehatan
Kendari Jurusan Keperawatan, yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Siti Saharia
NIM : 14401 2017 00074 6
Status : Mahasiswa DIII Jurusan Keperawatan Poltekkes Kendari
Akan melakukan penelitian dengan judul “Asuhan Keperawatan Keluarga Pada
Klien Tn.M Dengan Gangguan Sistem Pencernaan Gastritis Di Wilayah Kerja
Puskesmas Tongauna Kabupaten Konawe Tahun 2018”. Untuk kepentingan tersebut,
saya mohon kesediaan Bapak/Ibu untuk bersedia menjadi responden dalam penelitian
ini.
Demikian lembar permohonan ini, atas partisipasi dan kerjasamanya saya
ucapkan terima kasih.
Peneliti
SITI SAHARIANIM. 14401 2017 00074 6
Lampiran 5
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bersedia menjadi
responden dalam penelitian yang akan dilakukan:
Nama : Siti Saharia
NIM : 14401 2017 00074 6
Status : Mahasiswa DIII Jurusan Keperawatan Poltekkes Kendari
Dengan judul, “Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Klien Tn.M Dengan
Gangguan Sistem Pencernaan Gastritis Di Wilayah Kerja Puskesmas Tongauna
Kabupaten Konawe Tahun 2018”. Tanda tangan saya menunjukkan bukti bahwa saya
bersedia dan telah diberi informasi serta memutuskan untuk berpartisipasi dalam
penelitian ini.
Tongauna, 2018
Responden
(………………………........)
Lampiran 8
DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
Peniliti Pada Saat Melakukan Pengkajian Dan Implementasi Keperawatan HariPertama Di Puskesmas Tongauna.
Peniliti Pada Saat Melaksanakan Implementasi Dan Evaluasi Keperawatan KeluargaDi Rumah Keluarga.