Upload
julay
View
56
Download
2
Embed Size (px)
DESCRIPTION
PENGERTIAN DAN ASKEP DCA
Citation preview
1
BAB 1
KONSEP DASAR MEDIS
GASTROENTRIRTIS AKUT (GEA)
A. PENGERTIAN
1. Gastroentreritis adalah inflamasi membrane mukosa lambung dan usus halus
yang ditandai dengan muntah dan diare yang berakibat kehilangan cairan
dan elektrolit yang menimbulkan dehidrasi dan gangguan keseimbangan
cairan dan elektrolit ( Best, 2002)
2. Diare adalah kehilangan cairan dan eleektrolit secara berlabih yang terjadi
karena frekuensi satu kali ataulebih pada saat buang air besar dengan bentuk
tinja yang encer atau cair .( Suradi, 2006 )
3. Diare adalah defekasi encer lebih dari tigs kali sehari dengann atau tanpa
darah dan atau lender dalam tinja ( Mansjoer, 2000 ).
4. Diare adalah suatu keadaan pengeluaran tinja yang tidak normal atau tidak
seperti biasa, ditandai dengan peningkatan volume. Keenceran serta
frekuensi lebih dari 3 kali sehari, dan pada neonates lebih dari 4 kali sehari
dengan atau tanpa lendir dara ( Hidayat, 2006 ).
2
B. PROSES TERJADINYA MASALAH
1. ETIOLOGI
A. Faktor presipitasi
a) Infeksi enternal yaitu saluran pencernaa yang merupakan
penyebab utama diare pada anak. Infeksi sentral meliputi:
1. Infeksi bakteri : Vibrio, E. coli, Salmonella,
Compylobacter, Yersinia, Aeromonas.
2. Infeksi virus : Enterovirus ( Virus ECHO, Coxsackie,
Poliomyelitis).
3. Infeksi Parasit : Cacing, ( Ascaris, Trichuris, Oxyuris,
Strongyloides ), Protozoa ( Entamoeba histtolytica,
Giardia lamblia, Trichomonas haminisis), Jamur ( Candida
Albicas).
b) Infeksi Parenteral yaitu infeksi dibangian tubuh lain diluar alat
pencernaan , seperti Otitis Media Akut ( OMA ), Tonsilofaringitis,
Broonkopneumonia, Ensefalitas dan sebagianya. Keadaan ini
terutama terdapat pada berumur dibawah 2 tahun.
B. Faktor Predisposisi
Menurut Nursalam. 2005, penyebab gastroenteritis akut dapat dibagi
dalam beberapa faktor:
3
1. Tidak memberikan ASI secara penuh untuk 4-6 bulan pertama dari
kehidupan.
2. Air minum tercemar dengan bakteri tinja.
3. Tidak mencuci tangan sesudah buang air besar, sesudah membuang
tinja atau sebelum memegang makanan.
2. PATOFISIOLOGI
Menurut Ngastiyah, 2003 mekanisme dasar yang menimbulkan diare :
a. Gangguan osmotik
Akibat terdapat makanan atau zat yang tidak diserap akan
menyebabakan tekanan osmotic dalam rongga usus yang meninggi
sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit ke dalam rongga usus.
Isi rongga usus yang berlebih akan merangsang usus untuk
mengeluarkannya sehingga tibul diare.
b. Gangguan sekresi
Akibat rangsangan tertentu ( misalnya toksin ) pada dinding usus
akan terjadi peningkatan sekresi, air dan elektrolit ke dalam rongga
usus dan selanjutnya timbul diare karena terdapat peningkatan isi
rongga usus.
c. Gangguan mobilitas usus
Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus
untuk menyerap makanan sehingga tibul diare. Sabaliknya bila
4
peristaltic usus menurut mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan,
selanjutnya timbul diare pula.
Potogenesis Diare Akut:
a. Masuknya jasad renik yang masih muda ke dalam usus halus
setelah berhasil melewati rintangan asam lambung
b. Jasad renik tersebut berkembang biak ( multiplikasi ) di dalam
ususs halus.
c. Oleh jasad renik dikelurkan leh toksin.
d. Akibat toksin tersebut terjadi hipersekresi yang selanjutnya akan
menimbulkan diare.
Sebagai akibat diare baik akut maupun kronik akan meliputi:
a. Kehilangan air dan elektrolit ( terjadi dehidrasi ) yang
mengakibatkan gangguan keseimbangan asam basa ( asidosis
metabolic, hipokalemi).
b. Gangguan gizi akibat kelaparan ( masuknya kurang,
pengeluaran bertambah).
c. Hipoglikemi
d. Gangguan sirkulasi darah.
3. MANIFESTASI KLINIS
Tanda, gejala dan sifat tinja pada penderita diare karena infeksi ( ECG,
Pediatricia, 2006)
5
Gejala Rotavirus Shigella Salmonel
a
ETEC EIEC Kholer
a
Masa tunas 12-72
jam
24-48
jam
6-72 jam 6-7 jam 6-72 jam 48-72
jam
Panas ++ ++ ++ - ++ -
Mual,
muntah
Sering Jarang Sering - - Sering
Nyeri
perut
Tenesmu
s
Tenesmu
s , kramp
Tenesmus
, kolik
+ Tenesmus
, kramp
Kramp
Nyeri
kepala -
+ + - - -
Lama sakit 5-7 hari >7 hari 3-7 jam 2-3 hari Variasi 3 hari
Sifat tinja
Volume Sedang Sedikit Sedikit Banyak Sedikit Banyak
Frekuensi 5-10x/hr >10x/hr Sering Sering Sering Terus 2
an
Konsistens
i
Cair Lembek Lembek Cari Lembek Cair
Lendir - - - - - -
Darah - Sering Kadang - + -
Bau Langu +- Busuk + Tidak
merah-ijo
Amis
Warna Kuning-
ijo
Merah-
ijo
Kehijauan Tak warna + Cucian
beras
Lekosit - + + - infeksi -
6
Lain-lain anoreksia Kejang+- Sepsis +- meteorismu
s
infeksi +_
Tanda dan Gejala keracunan makanan ( Wong, 2003 )
Agen Bakterial :
a. Kelompok Shigella gram negative ( masa inkubasi 1-7 hari )
Karakteristik : demam, kram abdomen, sakit kepala, Diare cair
disertai mucus dan pus. Penyakit dapat sembuh sendiri, pengobatan
dengan antibiotic.
b. Escherrichia Coli ( inkubasi bervariasi bergantung pada strain )
Inside bannyak pada musim panas, dengan hanya pegobatan
simptomatis. Gejala berkurang dalam 3-7 hari.
c. Complaybacter jejuni ( inkubasi 1-7 hari )
Kebanyakan pasien sembuh sendiri, antibiotic dapat mempercepat
penyembuhan.
Agen Viral :
Rotavirus : awitan tiba-tiba, demam, mual, muntah, diare dapat
menetap lebih dari satu minggu. Terjadi lebih tinggi pada musim
dingin, biasanya ringan dan smbuh sendiri.
Keracuna makanan karena :
7
a. Staphilococcus ( inkubasi 4-6 jam )
Karakteristik : muala, muntah, kram abdomen, diare hebat,
demam ringan, syok pada kasus berat. Ditularkan melalui
makanan tekontaminasi, sembuh sendiri, perbaikan terlihat dalam
24 jam.
b. Clostridium Perfringens ( inkubasi 8-12 jam )
Karakteristik : kram sedang sampai hebat, nyeri medepigastrik.
Dapat sembuh sendiri.
c. Clostridium botulinum ( 12-26 jam )
Karakteristik : mual, muntah, diare, mulut kering, disfagia.
Keparahan bervariasi cepat dalam beberapa jam, dapat diberikn
antitoksin.
Secar umum, tanda dan gejala diare menuru ( Rita Yuliani, 2006 )
adalah :
a. Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer
b. Terdapat tanda dan gejala dehidrasi : Turgor kulit jelek ( elastic
kulit menurun ), ubun-ubun dan mata sekung, membrane mukosa
kering.
c. Demam
d. Mual dan muntah
e. Anoreksia
8
f. Lemah
g. Pucat
h. Perubahan tanda-tanda cital
i. Menurun atau tidak adanya pengeluaran urine
Tahapan dehidrasi dari Ashwill dan droske ( 2000 ) :
a. Dehidrasi ringan : berat badab menurun 3%-5%, dengan volume
cairan yang hilang kurang dari 50 ml/kg
b. Dehidrasi sedang : berat badan menurun 6%-9%, dengan volume
cairan yang 50-90 ml/kg
c. Dehidrasi berat : berat badan menurun lebih dari 10%, dengan
volume cairan yang hilang sama dengan atau lebih dari 100 ml/kg
Penilaian derajat dehidrasi ( Menurut Soenarto, 2003 )
Yang dinilai Tanpa dehidrasi Dehidrasi tak
berat
Dehidrasi berat
RIWAYAT
Rasa haus Normal Rakus jika diberi
minum
Tidak dapat
diminumi
Air kemih Normal Sedikit gelap Tak ada dalam 6
jam
PERIKSA
9
Keadaan umum Sehat, aktif Mengantuk,
rewel, gelisah
Tidak sadar,
lemah
Air mata Ada Tak ada Tak ada
Mata Normal Cekung * Sangat cekung
Mulut/lidah Basah Kering ** Sangat kering
Nafas Normal Agak cepat Cepat & dalam
RABA
Cubitan kulit Kembali normal Kembali lamban
***
Sangat lambat
Denyut nadi Normal Agak cepat Sangat cepat,
lemah
Ubun-ubun Normal Cekung Sangat cekung
KEHILANGAN
BB
<40gr/kgBB 40-100gr/kgBB >100gr/kgBB
4. PENATALAKSANAAN MEDIS
Lintas Diare atau Lima langkah pananganan diare pada anak :
( Menurut Rekomendasi WHO, Yayasan Eureka Indonesia, 2009 )
a. Oralit dengan formula baru dapta mengurangi mual dan muntah,
cairan ini diberikan untuk mencegah dan mengatasi dehidrasi
10
b. Zinc diberikan 10 hari untuk mengurangi durasi dan keparahan diare,
memperbaiki imunitas tubuh, mengurangi resiko berulangnya diare
selama 2-3 bulan. Zinc juga dapat meningkatkan nafsu makan anak.
c. Pemberian ASI dan makanan tetap diberikan sama seperti saat sehat,
untuk mencegah kekurangan nutrsi.
d. Jangan menggunakan atibiotik, kecuali kasus kolera dan disentri
e. Berikan nasehat pada ibu untuk membawa anaknya ke dokter apabila
anak demam, tinja disertai darah, makan/minum berkurang, anak
kehausan, diare yang tidak berhenti dalam 3 hari.
PENGOBATAN PADA DIARE :
a. Pengobatan cairan
b. Pengobatan dietik
c. Pengobatan kausal
d. Pengobatan simptomatik
a. Pengobatan Cairan
Pemberian cairan pada diare dehidrasi murni :
1. Jenis cairan
a. Cairan rehidrasi oral ( oral rehidrasi salt )
11
- Formula lengkap mengandung NaCL, NaHCO3, KCL Dan
glukosa. Kadar natrium 90 mEq/l untuk kolera dan diare
akut pada anak diatas 6 bulan dengan dehidrasi ringan dan
sedang atau tanpa dehidrasi ( untuk pencegahan dehidrasi ).
Kadar natrium 50-60 mEq/l untuk diare akut non-kolera
pada anak di bawah 6 bulan dwngan dehidrasi ringan,
sedang atau tanpa dehidrasi. Formula lengkap sering
misalnya larutan oralit
- Formula sederhana ( tidak lengkap )hanya mengandung
NaCL dan sukrosa atau karbohidrat lain , misalnya larutan
gula garam, larutan air tajin garam, larutan tepung beras
garam dan sebagainyauntuk pengobatan pertama di rumah
pada semua anak denngan diare akut baik sebelum ada
dehidrasi maupun setelah ada dehidrasi ringan.
b. Cairan Parental
- DG aa ( 1 bagian larutan Darrow+ 1 bagian glukosa 5% ).
- RL g ( 1 bagian Ringer laktat + 1 bagian glukosa 5 % )
- RL ( Ringer Laktat )
- 3 @ ( 1 bangian NaCL 0,9 % + 1 bagian glukosa Na laktat
1/6 mol/l ).
- DG 1 : 2 ( 1 bagian larutan Darrow + 2 bagian glukosa 5
% )
12
- RLg 1 : 3 ( 1 bagian Ringer laktat + 3 bagian glukosa 5-
10% )
- Cairan 4 : 1 ( 4 bagian glukosa 5-10% + 1 bagian NaCO3
11/2 % atau 4 bagian glukosa 5-10% + 1 bagian NaCl 0,9%)
2. Jalan pemberian ciran
a. Peroral untuk dehidrasi ringan, sedang dan tanpa dehidrasi san
bila anak mau minum serta kesadaran baik.
b. Intragastrik untuk dehidrasi ringan, sedang atau tanpa
dehidrasi, tetap anak tidak mau minum, atau kesadarannya
menurun.
c. Intravena untuk dehidrasi berat.
13
Jumlah Cairan ( lihat tabel 1, 2dan 3 )
Tabel 1. Jumlah cairan ( ml ) yang hilang menurut derajat
dehidrasi pada anak usia < 2 tahun ( BB 3 – 10 kg )
Derajat dehsidrasi PWL NWL CWL Jumlah
Dehidrasi ringan 50 100 25 175
Dehidrasi sedang 75 100 25 200
Dehidrasi berat 125 100 25 250
Tabel 2. Jumlah cairan yang hilang pada anak umur 2-5 tahun
( BB 10 – 15 kg ) sesuai dengan derajat dehidrasi
Tabel 3. Jumlah cairan yang hilang pada anak umur > 5 tahun ( BB 15-25 kg )
Derajat dehidrasi PWL NWL CWL Jumlah
Dehidrasi ringan 30 80 25 135
Dehidrasi sedang 50 80 25 155
Dehidrasi berat 80 80 25 185
Derajat dehidrasi PWL NWL CWL Jumlah
Dehidrasi ringan 25 65 25 115
Dehidrasi sedang 50 65 25 140
Dehidrasi berat 80 65 25 170
14
Keterangan : PWL : previous Water Loss (ml/kgbb)
NWL : Normal Water Loss (ml/kgbb)
CWL : Concomitant Water Loss (ml/kgbb)
a. Pengobatan Diitetik
Mempuasakan penderita diare tidak dianjurkan, yang menjadi pegangan
dalam pengobatan dietetik adalah O – B – E – S – E , sebagai singkatan
Oralit, Breast Feeding, Early Feeding, Simultaneously, Education.
Cara pemberian makanan
Pada bayi dengan ASI : ASI dilanjutkan bersama dengan oralit, selang
seling. Pada bayi umur >4bulan (sudah mendapat buah, makanan
tambahan) dapat dilanjutkan dengan fase readaptasi, sedikit demi sedikit
makanan diberikan seperti sebelum sakit.
Pada bayi dengan susu formula : berikan oralit selang seling dengan
susu fomula, jika bayi umur >4bulan, makanan tambahan dihentikan
sementara, diberikan sedikit demi sedikit mulai hari ke-3.
Anak-anak berumur lebih dari 1 tahun : dengan gizi jelek (BB<7kg)
realimentasi sama dengan bayi.
15
Dengan gizi baik realimentasi diberikan : Hari I = oralit + bubur tanpa
sayur +pisang. Hari II = bubur dengan sayur. Hari III = makanan biasa
b.Pengobatan Kausal
Pengobatan yang tepat terhadap kausa diare diberikan setelah kita
mengetahui penyebab yang pasti.
Pada penderita diare antibiotika hanya boleh diberikan kalau :
1)Ditemukan bakteri pathogen pada pemeriksaan mikoskopik dan/atau
biakan
2)Pada pemeriksaan makroskopik dan/atau mikroskopik ditemukan darah
pada tinja
3)Secara klinik terdapat tanda-tanda yang menyokong adanya infeksi
parenteral
4)Di daerah endemick kolera (diberi tetrasiklin)
5)Pada neonatus jika diduga terjadi infeksi nosokomial
c.Pengobatan Simptomatis
1)Obat antidiare
Obat yang berkhasiat menghentikan diare secara cepat seperti
antispasmodik/spasmolitik atau opium(papaverin,belladonna) akan
memperburuk keadaan karena menyebabkan terkumpulnya cairan di
lumen usus, sehingga bakteri berlipat ganda,gangguan
digesti&absorpsi.
16
Obat ini berkhasiat menghentikan peristaltic, diare tampak ada
perbaikan tetapi justru perut tambah kembung dan dehidrasi semakin
berat.
2)Adsorbent
Obat adsorbent seperti kaolin, pectin, arang aktif, bismuth dibuktikan
tidak ada manfaatnya
3)Stimulans
Obat stimulant seperti adrenalin tidak akan memperbaiki renjatan atau
dehidrasi karena dehidrasi ini kehilangan cairan sehingga diperlukan
pemberian cairan secepatnya
4)Antiemetik
Obat antiemetik seperti klorpromazin (largaktil)terbukti selain
mencegah muntah juga mengurangi sekresi dan kehilangan cairan
bersama tinja. Pemberian dalam dosis adekuat (sampai dengan
1mg/kgBB/hari)kiranya cukup bermanfaat, tetapi juga perlu diingat efek
samping dari obat ini. Penderita menjadi ngantuk sehingga intake cairan
kurang.
5)Antipiretika
Obat antipiretika seperti preparat silisilat(asetosal,aspirin) dalam dosis
rendah (25mg/tahun/kali) ternyata selain berguna untuk menurunkan
17
panas sebagai akibat dehidrasi atau panas karena infeksi, juga mengurangi
sekresi cairan yang keluar bersama tinja.
1. KOMPLIKASI
Sebagai akibat kehilangan cairan dan elektrolit secara mendadak, dapat
terjadi berbagai ancaman komplikasi seperti:
a. Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonik, atau, hipertonik)
b. Renjatan hipovolemik
c. Hipokalemia (dengan gejala meteorismus, hipotoni otot, lemah,
bradikardia, perubahan pada elektrokardiogram)
d. Hipoglikemia
e. Intoleran laktosa sekunder, sebagai akibat defisiensi enzim laktase
karena kerusakan vili mukosa usus halus
f. Kejang, terutama pada dehidrasi hipertonik
g. Malnutrisi energi protein, karena selain diare dan muntah penderita
juga mengalami kelaparan
(FKUI/RSCM, 2006)
2. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Pemeriksaan tinja:
Makroskopis dan mikroskopis
PH dan kadar gula dalam tinja dengan kertas lakmus dan tablet
clinitest, bila diduga terdapat intoleransi gula.
Bila perlu dilakukan pemeriksaan biakan dan uji resistensi
18
b. Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam-basa dalam darah dengan
menentukan PH dan cadangan alkali atau lebih tepat lagi dengan
pemeriksaan analisa gas darah menurut ASTRUP (bila
memungkinkan)
c. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui faal ginjal.
d. Pemeriksaan elektrolit terutama kadar natrium, kalium, kalsium, dan
fosfor dalam serum (terutama pada penderita diare yang disertai
kejang)
e. Pemeriksaan intubasi duodenum untuk mengetahui jenis jasad renik
atau parasit secara kualitatif dan kuantitatif, terutama dilakukan pada
penderita diare kronik.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan pada pasien dengan Gastroenteritis Akut menurut
(Suriadi , 2003) adalah
1. Kurang volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan berlebihan
melalui feses/emesis
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
kehilangan cairan melalui diare, masukan yang tidak adekuat
3. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan mikroorganisme yang
menembus saluran GI (Gastrointestinal)
19
4. Kerusakan Integritas kulit berhubungan dengan iritasi karena diare
5. Cemas/takut berhubungan dengan prosedur pengobatan , lingkungan tidak
dikenal, prosedur yang menimbulkan stress
6. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan krisis situasi, kurang
pengetahuan.
20
FOKUS INTERVENSI (Sunardi, 2003)
1. Diagnosa 1
Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan
berlebihan melalui feses dan emesis
Tujuan : Pasien menunjukkan tanda-tanda rehidrasi dan mempertahankan
hidrasi adekuat
Intervensi :
a. Beri larutan rehidrasi oral (LRO)
Rasional : sebagai rehidrasi dan penggantian kehilangan cairan melalui
feses.
b. Berikan dan pantau pemberian cairan intravena sesuai ketentuan
Rasional : sebagai rehidrasi, terutama pada kasus dehidrasi disertai
muntah.
c. Setelah rehidrasi, berikan diet regular pada anak sesuai toleransi
Rasional : menurunkan jumlah defikasi, mencegah penurunan berat
badan serta pemendekan durasi penyakit.
d. Ganti LRO dengan cairan rendah natrium seperti air, ASI, formula
bebas laktosa, atau formula yang mengandung setengah laktosa.
Rasional : mempertahankan terapi cairan
21
e. Timbang berat badan anak
Rasional : sebagai indikator cairan dan status gizi
f. Kaji tanda-tanda vital, turgor kulit, membrane mukosa dan status
mental
Rasional : menunjukkan status hidrasi
g. Pertahankan pencatatan yang ketat terhadap masukan dan keluaran
cairan
Rasional : mengevaluasi keefektivan intervensi, mengetahui
keseimbangan cairan.
2. Diagnosa 2
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
kehilangan cairan melalui diare, masukan yang tidak adekuat
Tujuan : Pasien mengkonsumsi nutrisi yang adekuat untuk
mempertahankan berat badan yang sesuai dengan usia.
Intervensi :
a. Observasi dan catat respon terhadap pemberian makan
Rasional : mengetahui kemampuan dan keinginan makan pasien
b. Timbang Berat badan tiap hari
22
Rasional : memberikan informasi tentang kebutuhan diet/keefektifan
terapi
c. Dorong pasien makan sedikit sedikit tapi sering
Rasional : memberikan makan dalam porsi kecil dan sering,
meningkatkan masukan
d. Berikan kebersihan oral
Rasional : mulut yang bersih membantu meningkatkan nafsu makan
3. Diagnosa 3
Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan mikroorganisme yang
menembus saluran Gastrointestinal
Tujuan : Pasien tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi, infeksi tidak
menyebar/menular ke orang lain.
Intervensi :
a. Implementasikan isolasi substansi tubuh atau praktik pengendalian
infeksi rumah sakit, termasuk pembuangan feses dan pencucian yang
tepat, serta penanganan yang tepat
Rasional : mencegah penyebaran infeksi
b. Pertahankan pencucian tangan yang benar
23
Rasional : mengurangi resiko penyebaran infeksi
c. Gunakan celana sekali pakai
Rasional : celana yang sudah terkena feses, kemudian dipakai lagi,
memungkinkan terjadinya dermatitis
d. Ajarkan anak, bila mungkin, tindakan perlindungan seperti mencuci
tangan setelah menggunakan toilet
Rasional : mencegah penyebaran infeksi
e. Instruksikan anggota keluarga dan pengunjung dalam praktek isolasi
khususnya mencuci tangan
Rasional : mengurangi resiko penyebaran infeksi
4. Diagnosa 4
Kerusakan Integritas kulit berhubungan dengan iritasi karena diare
Tujuan : kulit pasien tetap utuh
Intervensi :
a. Ganti celana dengan sering
Rasional : Menjaga agar kulit tetap bersih dan kering
b. Bersihkan bokong perlahan-lahan dengan sabun lunak dan air atau
celupkan anak dalam bak untuk pembersihan yang lembut
Rasional : feses diare sangat mengiritasi kulit
24
c. Beri salep seperti seng oksida (tiap salep dapat bervariasi untuk setiap
anak dan memerlukan periode percobaan)
Rasional : melindungi kulit dari infeksi
d. Pajankan dengan ringan kulit utuh yang kemerahan pada udara jika
mungkin, serta berikan salep pada kulit yang teriritasi atau kulit yang
terekskoriasi
Rasional : meningkatkan/memudahkan penyembuhan
e. Berikan salep pelindung pada kulit yang sangat teriritasi atau kulit
yang terekskoriasi
Rasional : memudahkan penyembuhan
f. Observasi bokong dan perineum akan adanya infeksi seperti kandida
Rasional : terapi yang tepat dapat dimulai
g. Berikan obat anti jamur yang tepat
Rasional : mengobati infeksi jamur kulit
5. Diagnosa 5
Cemas/takut berhubungan dengan perpisahan orangtua, lingkungan tidak
dikenal, prosedur yang menimbulkan stress.
Tujuan : Pasien menunjukkan tanda-tanda kenyamanan
Intervensi :
a. Dorong kunjungan dan partisipasi keluarga dalam perawatan sebanyak
yang mampu dilakukan keluarga
25
Rasional : mencegah stress yang berhubungan dengan perpisahan
b. Sentuh, gendong dan bicara pada anak sebanyak mungkin
Rasional : memberikan rasa nyaman dan menghilangkan stress
c. Beri stimulasi dan pengalihan yang sesuai dengan tingkat
perkembangan anak dan kondisinya
Rasional : meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan yang
optimal
6. Diagnosa 6
Perubahan proses keluarga berhubungan dengan krisis situasi, kurang
pengetahuan.
Tujuan : Keluarga memahami tentang penyakit anak dan pengobatannya
serta mampu memberikan perawatan.
Intervensi :
a. Berikan informasi kepada keluarga tentang penyakit anak dan tindakan
terapeutik
Rasional : mendorong kepatuhan terhadap program terapeutik ,
khususnya jika sudah berada di rumah
b. Bantu keluarga dalam memberikan rasa nyaman dan dukungan pada
anak
Rasional : memenuhi kebutuhan anak dan keluarga
26
c. Izinkan anggota keluarga berpartisipasi dalam perawatan anak
sebanyak yang mereka inginkan
Rasional : memenuhi kebutuhan anak dan keluarga
27
BAB II
RESUME KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
Hari/Tanggal : Senin/28 Juli 2011
Tempat : Bangsal ANGGREK RSUD Panembahan Senopati Bantul
Oleh : Dewi Cahyaningsih
Metode :Wawancara, Observasi, Pemeriksaan Fisik, Studi
Dokumentasi
Sumber Data : Pasian, Keluarga Pasien, Status Pasien, Tim Kesehatan
I. DATA DASAR
a. Pasien
Nama : An “N”
Umur : 4,5 tahun
Agama : Islam
Suku Bangsa : Jawa
Jenis Kelamin : laki-laki
Pendidikan : TK
Alamat : Depok Gayen RT 06 Tamantirto Kasihan Bantul
Tanggal Masuk : 27 Juli 2011
Dx. Medis : GEA
No. RM : 445723
b. Penanggung Jawab
Nama : Bp “D”
Umur : 30 tahun
28
Pekerjaan : Wiraswasta
Agama : Islam
Alamat : Depok Gayen RT 06 Tamantirto Kasihan Bantul
Hub. Dengan pasien : Orang tua pasien
c. Presipitasi
Disebabkan oleh infeksi bakteri.
d. Predisposisi
Sebelumnya pasien makan sosis.
II. DATA FOKUS
a. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengeluh BAB cair sejak hari selasa sore, perut terasa kembung,
selama di rumah pasien mengalami muntah 5 x dan BAB 15x selama 5
jam dengan konsistensi cair.
b. Alasan Masuk Rumah Sakit
Pasien mengalami diare cair, berlendir, dan berwarna kuning sebanyak
15 kali, mutah 5 kali, dan perut kembung.
c. Keluhan Utama Saat Pengkajian
Sewaktu dilakukan pengkajian tanggal 28 Juli 2011 pukul 08.00 WIB
didapatkan data pasien:
Nenek pasien mengatakan bahwa anak susah makan dan minum,
mengalami diare cair, berlendir dan berwarna kuning sebanyak 15 kali,
mutah 5 kali sejak Selasa pagi. Selain itu perut anak mengalami
kembung.
Pemeriksaan Fisik :
1. Keadaan Umum : lemas, tampak pucat, bibir kering
Kesadaran : Composmentis GCS : 15
E : 4
29
V : 5
M : 6
2. Tanda Vital:
TD : 90/60 mmHg
R : 28X/menit
N : 105X/menit
S : 364 0C
3. Status Gizi
BB : 13 kg
TB : 131 cm
Pasien mendapatkan diit bubur nasi.
Z Score
Umur : 4,5 tahun
BB : 13 kg
Z Score : BB actual – Median
+ 1 standar defisiasi
: 13 – 72,3
75,0
Z Score : - 0.79
Status gizi : normal
Keterangan : Normal : - 2 SD s/d 2 SD atau Gizi Baik
Kurus : < -2 SD s/d 2 SD -3 atau gizi buruk
30
Kurus sekali : < -3 SD atau Gizi Buruk
Gemuk : > 2 SD atau Gizi lebih
Balance Cairan/ 24 jam tanggal 28 Juli 2011 12.30 – 30 Juli 2011
jam 12.30 WIB
Input : minum air : 1000 cc
Infus : 600 cc
Susu : 50 cc
Output : urine/24 jam : 730 cc
IWL : 260cc ( 30 cc/kgBB/hari )
Feses : 100 cc
BC : (400+600+50) – (259,2+260+100)
: 700 – 619,2 = 80,8
IMT : BB : (TB)2 = 13 : ( 1,31 )2= 13:1,71= 7,6 ( kurus )
Kepala :
Mata cowong tidak ada
Mukosa bibir kering
Konjungtiva merah muda
Turgor kulit baik
31
Dari pemerikasaan fisik didapatkan data pasien tampak tiduran,
pasien terlihat lemas, pasien badannya kurus, terpasang infus
RLditangan kanan sejak tanggal 27 Juli 2011. Pasien menghabiskan
12
porsi diet yang disediakan RS. Bunyi abdomen : terdengar suara
peristaltic usus 14x/m.
4. Cepalo kaudal
Kepala dan wajah : kepala mesoccepale, rambut pendek
hitam,kulit kepala bersih
Mulut dan gigi : tidak ada stoma, mukosa bibir kering, fungsi
pengunyah baik
Abdomen :
Inspeksi : otot-otot abdomen simetris
Auskultasi : terdengar suara peristaltic usus 14x/m
Palpasi : supel, tidak ada benjolan
Perkusi : terdengar suara tipani
Ekstremitas atas : terpasang infus RL ditangan kanan sejak 27 Juli
2011
Anus : Anus terlihat bersih, tidak kemerahan
5. Therapy yang didapat :
Cefotaxim 3 x 500 mg per IV
Zing 1 x 20 mg peroral
Paracetamol 1x 5 mg peroral
6. Pemeriksaan penunjang :
Lab tanggal 27 Juli 2011
AL = 15,6 ribu/µL ( 5 – 11 ribu/mmk )
32
Hb = 13,6 % ( 13-17 g/dl )
Hmt = 42,2 % ( 3,5-5,0 g/dl )
AE = 5, 67 jta/µL ( 4,2 – 5,4 jta/µL )
AT = 5,14 ribu/µL ( 150 – 450 ribu/µL )
a. Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan
Motorik Kasar :
Miring – miring : 3 bulan
Mengangkat kepala : 4 bulan
Tengkurap : 6 bulan
Merangkak : 8 bulan
Merambat : 9 bulan
Duduk : 10 bulan
Berjalan : 12 bulan
Motorik Halus
Menggenggam : 3 bulan
Mencoret-coret : 13 bulan
Bicara
1-2 kata : 12 bulan
Sosial
Senyum spontan
33
Bermain sendiri
Bermain dengan teman sebaya
Sosialisasi dengan lingkungan
Riwayat makan : ASI : sejak bayi – umur 8 bulan
Makanan tambahan : 4 bulan ( bubur sun )
6 bulan (nasi )
Riwayat Imunisasi :
BCG : 1x Usia 0 bulan
Hepatitis B : 3x Usia 2,3,4 bulan
DPT : 3x Usia 2,3,4 bulan
Polio : 4x Usia 2,3,4,9 bulan
Campak : 1x Usia 9 bulan
PENGELOMPOKAN DATA
DS :
- Nenek pasien mengatakan, pada tanggal 28 juli 2011
selama 24 jam pasien BAB 3x dengan konsistensi lembek
- Nenek pasien mengatakan napsu makan pasien berkurang,
dan nenek pasien mengatakan anaknya makan habis ½
porsi diit dari Rumah sakit
34
- Nenek pasien mengatakan pasien selalu rewel saat di
periksa atau didekati oleh dokter dan tim medis
- Nenek pasien mengatakan pasien tidak muntah lagi
- Nenek pasien mengatakan pasien cepat haus
- Nenek pasien mengatakan sedih karena cucunya sakit
DO :
- Kesadaran : compos mentis
E : 4
V : 5
M : 6
GCS : 15
- Pasien sering merengek ingin cepat pulang
- Pasien nampak lemah
- Mata cowong tidak ada
- Mukosa bibir kering
- Peristaltik usus 14x/menit
- Makan bubur habis 3 – 4 sendok
- Terpasang infuse RL 8 tpm makro sejak 27 Juli 2011
- Tetesan infuse lancar
- Tidak ada tanda-tanda iritasi pada anus
- Ibu tampak cemas
- Suhu : 36 0C
- Nadi : 105x/menit
- Status Gizi normal, Z skore = - 0,79
- AL : 15,6 ribu/ul
- Hb : 13, 6 gr/dl
35
- Hmt : 42, 2 %
- Hasil DDST anak Normal
- DDST ( Denfer Defelopmen Screning Test)
Motorik kasar Kriteria Bahasa KriteriaDerdiri bengan 1 kaki selama 3 detikLoncat dengan 2 kaki
Dapat
Dapat
Lancar
Kombinasi silabel
Dapat
Tidak dapat
Motorik halus Kriteria Personal social KriteriaMengambil 2 kubus Dapat Berlawanan dapat
- Balance cairan : + 16 cc
- Kenaikan BB, 13 kg menjadi 13,5 kg
- Minum 50 – 100 ml
- IMT : BB : (TB)2 = 13 : ( 1,31 )2= 13:1,71= 7,6 ( kurus )
- Pasien makan habis ½ porsi dr RS secara bertahap
- Pasien terlihat nangis saat dilakukan pemeriksaan atau pada
saat pemberian obat injeksi
36
ANALISA DATA
NO DATA SENJANG ETIOLOGI PROBLEM
1.
2.
DS :
Nenek Pasien mengatakan
pasien cepat haus
Nenek pasien mengatakan
pasien hanya mau minum ±
300 cc 24 jam
DO :
Pasien terlihat lemah
Nadi : 105x/mnt
TD : 90/60 mmHg
Mukosa bibir kering
BAB 3x selama 24 jam
dengan konsistensi lembek
Pasien sudah tidk mutah l agi
DS :
Nenek pasien mengatakan
napsu makan pasien
berkurang
DO :
Pasien makan hanya habis ½
porsi diit dari RS secara
Input dan output
( daire) yang tidak
adekuat
Asupan nutrisi dan
tidak adekuat
Defisit volume cairan
Nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
37
3.
4.
bertahap
IMT : 7,6 (Kurus )
DS : -
DO :
Injeksi cefotaxime 3 x 500
mg
AL : 15,6 ribu /uL
AE : 5, 67 jt/uL
AT : 514 rb/Ul
HB : 13,6 g/dl
S: 36,40c
DS :
Nenek pasien mengatakan
pasien selalu nangis saat
diperiksa oleh tim kesehatane
dan merengek ingin cepat
pulang
DO :
Pasien terlihat nangis saat
dilakukan pemeriksaan atau
pada saat pemberian obat
injeksi
Inflamasi GI dan prosedur invasif
Tindakan
kepearwatan/prosedur
pengobatan dan
lingkungan yang tidak
dikenal
Resiko penyebaran
Infeksi
Takut/cemas
38
Pasien terlihat tidak nyaman
dengan kedaan lingkungan
ruangan
39
Diagnosa Keperawatan
1. Defisit volume cairan berhubungan dengan input dan output yang tidak
adekuat, ditandai dengan :
DS :
Pasien mengatakan cepat haus
Nenek pasien mengatakan pasien pasien hanya mau minum ± 300 cc
24 jam
DO :
Pasien terlihat lemah
Nadi : 105x/mnt
TD : 90/60 mmHg
Mukosa bibir kering
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan asupan nutrisi yang
tidak adekuat, ditandai dengan :
DS :
Nenek pasien mengatakan napsu makan pasien berkurang
DO :
Pasien makan hanya habis ½ porsi diit dari RS secara bertahap
IMT : 7,6 (Kurus )
40
3. Resiko penyebaran infeksi (septicemia) berhubungan dengan inflamasi GI dan prosedur invasif ditandai dengan
DS : -DO :
Injeksi cefotaxime 3 x 500 mg
AL : 15,6 ribu /uL
AE : 5, 67 jt/uL
AT : 514 rb/Ul
HB : 13,6 g/dl
S: 36,40c
4. Takut/ cemas berhubungan dengan Tindakan keperawatan ( prosedur pengobatan dan lingkungan yang tidak dikenal
DS :
Nenek pasien mengatakan pasien selalu nangis saat diperiksa oleh
tim kesehatan
Nenek pasien mengatakan pasien merengek ingin cepat pulang
DO :
Pasien terlihat menangis saat dilakukan pemeriksaan atau pada saat
pemberian obat injeksi
Nadi : 120x/mnt
Pasien terlihat tidak nyaman dengan lingkungan ruangan
41
PRIORITAS MASALAH
Prioritas masalah disusun menurut Abraham Maslow, yang meliputi
kebutuhan fisik biologis, rasa aman dan nyaman, cinta dan mencintai,
harga diri dan aktualisasi diri yaitu:
1. Devisit volume cairan berhubungan dengan input dan output
( diare) yang tidak adekuat
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan asupan nutrisi
yang tidak adekuat
3. Resiko infeksi berhubungan dengan inflamasi GI dan prosedur
invasive
4. Takut/cemas berhubungan dengan tindakan keperawatan /
prosedur pengobatan dan lingkungan yang tidak dikenal