61
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pasar Modal 2.1.1 Definisi Pasar Modal Menurut Irham Fahmi (2012 : 55), pasar modal adalah tempat dimana berbagai pihak khususnya perusahaan menjual saham (stock) dan obligasi (bond) dengan tujuan dari hasil penjualan tersebut nantinya akan dipergunakan sebagai tambahan dana atau untuk memperkuat modal perusahaan. Menurut Mohammad Samsul (2009 : 43), pasar modal adalah tempat atau sarana bertemunya antara permintaan dan penawaran atas instrumen keuangan jangka panjang, umumnya lebih dari 1 (satu) tahun. Hukum mendefinisikan pasar modal sebagai kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. 2.1.2 Jenis Pasar Modal

BAB 2 pengaruh variabel makro terhadap return saham

Embed Size (px)

DESCRIPTION

landasan teori

Citation preview

Page 1: BAB 2 pengaruh variabel makro terhadap return saham

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pasar Modal

2.1.1 Definisi Pasar Modal

Menurut Irham Fahmi (2012 : 55), pasar modal adalah tempat dimana

berbagai pihak khususnya perusahaan menjual saham (stock) dan

obligasi (bond) dengan tujuan dari hasil penjualan tersebut nantinya

akan dipergunakan sebagai tambahan dana atau untuk memperkuat

modal perusahaan.

Menurut Mohammad Samsul (2009 : 43), pasar modal adalah tempat

atau sarana bertemunya antara permintaan dan penawaran atas

instrumen keuangan jangka panjang, umumnya lebih dari 1 (satu)

tahun. Hukum mendefinisikan pasar modal sebagai kegiatan yang

bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek,

perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya,

serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.

2.1.2 Jenis Pasar Modal

Menurut Mohammad Samsul (2009 : 46 – 49), Pasar modal dapat

dikategorikan menjadi 4 pasar, yaitu :

1. Pasar pertama (perdana)

Pasar perdana adalah tempat atau sarana bagi perusahaan yang

untuk pertama kali menawarkan saham atau obligasi ke

masyarakat umum. Dikatakan tempat karena secara fisik

masyarakat pembeli dapat bertemu dengan penjamin emisi

ataupun agen penjual untuk melakukan pesanan sekaligus

membayar uang pesanan. Dikatakan sarana karena pembeli

dapat memesan melalui telepon dari rumah dan membayar

Page 2: BAB 2 pengaruh variabel makro terhadap return saham

dengan cara mentransfer uang melalui bank ke rekening agen

penjual. Dikatakan pertama kali karena sebelumnya

perusahaan ini milik perorangan atau beberapa pihak saja, dan

sekarang menawarkan kepada masyarakat umum.

2. Pasar Kedua

Pasar kedua adalah tempat atau sarana transaksi jual-beli efek

antarinvestor dan harga dibentuk oleh investor melalui

perantara efek.

3. Pasar ketiga

Pasar ketiga adalah sarana transaksi jual-beli efek antara

market maker serta investor dan harga dibentuk oleh market

maker. Investor dapat memilih market maker yang member

harga terbaik. Market maker adalah anggota bursa.

4. Pasar keempat

Pasar keempat adalah sarana transaksi jual-beli antara investor

jual dan investor beli tanpa perantara efek. Transaksi dilakukan

secara tatap muka antara investor beli dan investor jual untuk

saham atas pembawa.

2.2 Saham

2.2.1 Definisi Saham

Martalena dan Malinda ( 2011 : 12 ) mendefinisikan saham (stock)

dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau

pihak (badan usaha) dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas.

Dengan menyertakan modal tersebut maka pihak tersebut memiliki

klaim atas pendapatan perusahaan, klaim atas asset perusahaan, dan

berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham ( RUPS ).

Page 3: BAB 2 pengaruh variabel makro terhadap return saham

Berdasarkan fungsinya, nilai suatu saham dibagi atas tiga jenis, yaitu

yang pertama Per Value (nilai nominal) nilai yang tercantum pada

saham untuk tujuan akuntansi. Nilai nominal ini digunakan untuk

mengukur sesuatu. Jumlah saham yang dikeluarkan perseroan dikali

dengan nilai nominalnya merupakan modal disetor penuh bagi suatu

perseroan, dan dalam pencatatan akuntansi nilai nominal dicatat

sebagai modal ekuitas perseroan di dalam neraca. Kedua, Base Price

(harga pasar) yaitu harga perdana (untuk menetukan nilai dasar),

dipergunakan dalam perhitungan indeks harga saham. Harga dasar

akan berubah sesuai dengan perhitungan indeks harga saham. Harga

saham akan berubah sesuai dengan aksi emiten. Untuk saham baru,

harga dasar merupakan harga perdananya.

Ketiga, Market Price merupakan harga pada pasar rill, dan merupakan

harga yang paling mudah ditentukan karena merupakan harga dari

suatu saham pada pasar yang sedang berlangsung atau jika pasar sudah

tutup, maka harga pasar adalah harga penutupannya (closing price).

Harga ini terjadi setelah saham tersebut dicatatkan di bursa, baik bursa

utama maupun melibatkan emiten dan penjamin emisi. Harga pasar ini

merupakan harga sebagai harga di pasar sekunder. Harga pasar inilah

yang mencatatkan naik-turunnya suatu saham dan setiap hari

diumumkan di surat-surat kabar atau di media-media lainnya.

2.2.2 Jenis-jenis Saham

Nilai Dasar = Harga Pasar x Total Saham yang beredar

Nilai Pasar = Harga Pasar x Total Saham yang beredar

Page 4: BAB 2 pengaruh variabel makro terhadap return saham

1. Saham Preferen

Saham preferen mempunyai sifat gabungan (hybrid) antara

obligasi (bond) dan saham biasa. Seperti bond yang membayarkan

bunga atas pinjaman, saham preferen juga memberikan hasil yang

tetap berupa deviden preferen. Seperti saham biasa, dalam hal

likuiditas, klaim pemegang saham preferen dibawah klaim

pemegang obligasi (bond). Dibandingkan dengan saham biasa,

saham preferen mempunyai beberapa hak, yaitu hak atas deviden

tetap dan hak pembayaran terlebih dahulu jika terjadi likuidasi.

Oleh karena itu, saham preferen dianggap mempunyai karakteristik

ditengah-tengah antara bond dan saham biasa (Jogiyanto,

2008:67). Saham preferen juga adalah jenis saham yang memiliki

hak terlebih dahulu untuk menerima laba dan memiliki hak laba

kumulatif. Hak kumulatif adalah hak untuk mendapatkan laba yang

tidak dibagikan pada suatu tahun yang mengalami kerugian, tetapi

akan dibayar pada tahun yang mengalami keuntungan, sehingga

saham preferen akan menerima laba dua kali (Samsul, 2008).

2. Saham biasa

Saham biasa adalah jenis saham yang akan menerima laba setelah

laba saham preferen dibayarkan. Perhitungan indeks harga saham

didasarkan pada harga saham biasa. Hanya pemegang saham biasa

yang mempunyai suara dalam RUPS (Samsul, 2008:73). Jika

perusahaan hanya mengeluarkan suatu kelas saham saja, saham ini

biasanya dalam bentuk saham biasa (common stock). Pemegang

saham adalah pemilik dari perusahaan yang mewakilkan kepada

manajemen untuk menjalankan operasi perusahaan (Jogiyanto,

2008).

2.2.3 Harga Saham

Page 5: BAB 2 pengaruh variabel makro terhadap return saham

Zalmi Zubir (2011 : 321) menyatakan harga saham di pasar seringkali

bergerak bersama-sama, yaitu turun dan naik bersama walaupun tidak

untuk keseluruhan jenis saham. Sebagian jenis saham mungkin

bergerak naik, sebagian lagi stagnan (tidak berubah). Nilai pasar dari

sekuritas/harga saham merupakan harga pasar dari sekuritas itu

sendiri. Untuk sekuritas yang diperdagangkan dengan aktif nilai pasar

merupakan harga terakhir yang dilaporkan pada saat sekuritas terjual.

Pada laporan bursa dan beberapa media cetak seperti surat kabar,

informasi harga saham dikelompokan sebagai berikut :

1. Date menunjukkan harga transaksi.

2. Open atau Opening price menunjukkan harga saham pada saat

pembukaan di awal-awal hari kerja tersebut yaitu pada saat jam

09.30 wib.

3. High atau Highest Price menunjukkan harga tertinggi pada hari

kerja yang bersangkutan.

4. Low atau Lowest Price menunjukkan harga terrendah pada hari

kerja tersebut.

5. Closing Price atau Last price menunjukkan harga penutupan pada

hari kerja bursa tersebut yaitu jam 16.00 wib.

6. Volume menunjukkan nilai saham yang diperjual belikan pada hari

tersebut

7. Adjusted Clouse menunjukkan harga saham setelah disesuaikan

dengan deviden yang dibagikan.

Berdasarkan fungsinya, nilai dari suatu saham dapat memiliki empat

konsep, yaitu :

1. Nilai Nominal

Page 6: BAB 2 pengaruh variabel makro terhadap return saham

Merupakan nilai per lembar saham yang berkaitan dengan

akuntansi dan hukum. Nilai ini diperlihatkan pada neraca

perusahaan dan merupakan modal disetor penuh dibagi dengan

jumlah saham yang sudah diedarkan.

2. Nilai buku per lembar saham menunjukkan nilai aktiva bersih per

lembar saham yang merupakan nilai ekuitas dibagi dengan jumlah

lembar saham.

3. Nilai Pasar

Nilai suatu saham yang ditentukan oleh permintaan dan penawaran

yang terbentuk di bursa saham.

4. Nilai Intrinsik

Merupakan harga wajar saham yang mencerminkan harga saham

yang sebenarnya. Nilai intirinsik ini merupakan nilai sekarang dari

semua arus kas dimasa mendatang ( yang berasal dari capital gain

dan deviden ).

2.2.4 Return

Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi atau merupakan

keuntungan yang diperoleh investor sebagai hasil dari investasi saham

yang dilakukan yang diperoleh setelah melakukan tindakan investasi

dengan berbagai peristiwa tertentu dan dengan berbagai kemungkinan

(expected return). Return dapat berupa return realisasi yang sudah

terjadi atau return ekspetasi yang belum terjadi (Jogiyanto, 2008:109).

Return realisasi (realized return) merupakan return yang telah terjadi

return realisasi dihitung berdasarkan data historis. Return realisasi

penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari

perusahaan. Return historis ini juga berguna sebagai dasar penentuan

Page 7: BAB 2 pengaruh variabel makro terhadap return saham

return ekspetasi (expected return) dan risiko dimasa yang akan datang.

Return ekspetasi (expected return) adalah return yang diharapkan akan

diperoleh investor dimasa yang akan mendatang. Berbeda dengan

return realisasi yang sifatnya sudah terjadi, return ekspetasi sifatnya

belum terjadi (Jogiyanto, 2008:109). Return yang diperoleh dan terjadi

berdasarkan data historis sebagai keuntungan sesungguhnya melalui

berbagai informasi ekstern dan intern, maka selisih antara return

saham sesungguhnya terjadi (return) dengan ecpected return disebut

dengan abnormal return. Pengukuran return realisasi yang banyak

digunakan adalah return total (total return), relatif return (relative

return), dan kumulatif return (return kumulave). Sedangkan rata-rata

dari return dapat dihitung berdasarkan rata-rata aritmatika atau rata-

rata geometrik. Rata-rata geometrik biasanya digunakan untuk

menghitung rata-rata return beberapa periode, misalnya untuk

menghitung return mingguan return bulanan. Return total merupakan

return keseluruhan dari suatu investasi dalam suatu periode yang

tertentu. Return total terdiri dari capital gin (loss) dan yield sebagai

berikut:

Capital gain atau capital loss merupakan selisih dari harga investasi

sekarang relatif dengan harga periode yang lalu:

Jika harga investasi sekarang (Pt) lebih tinggi dari harga investasi

periode lalu (Pt-1) ini berarti terjadi keuntungan modal (capital gain),

sebaliknya terjadi kerugian modal (capital loss). Yield merupakan

persentase penerimaan kas periodik terhadap harga investasi. Untuk

capital gain ( loss )=Pt−¿ Pt−1

Pt−1¿

Return = Capital gain (loss) + Yield.

Page 8: BAB 2 pengaruh variabel makro terhadap return saham

saham, yield adalah persentase deviden terhadap harga saham periode

sebelumnya (Jogiyanto, 2008:109).

1. Return Realisasi

Beberapa pengukuran return realisasi yang banyak digunakan

adalah return total (total retunrs), relatif return (return relative),

kumulatif dan return (return cumulative). Sedang rata-rata dari

return dapat dihitung berdasarkan rata-rata geometrik (Jogiyanto,

2008:109).

2. Relatif Return

Return total dapat bernilai negatif atau positif. Relatif return dapat

digunakan yaitu dengan menambahkan nilai 1 terhadap nilai total

sebagai berikut (Jogiyanto, 2008:113):

Atau

3. Kumulatif Return

Return total mengukur perubahan kemakmuran yaitu perubahan

harga dari saham dan perubahan dari dividen yang diterima.

Perubahan kemakmuran ini menunjukkan tambahan kekayaan dari

kemakmuran yang dimiliki (Jogiyanto, 2008:115). Untuk

mengetahui total kemakmuran pada saat waktu tertentu saja, tetapi

tidak mengukur total dari kemakmuran, indeks kemakmuran

kumulatif dapat digunakan. IKK (indeks kemakmuran kumulatif)

Relatif return=Pt−Pt−1+Dt

Pt−1+1

Relatif Return = (Return Total + 1)

Page 9: BAB 2 pengaruh variabel makro terhadap return saham

mengukur akumulasi semua return mulai dari kemakmuran awal

yang dimiliki sebagai berikut:

Dimana:

IKK= Indeks kemakmuran kumulatif, mulai sari periode pertama

sampai ke n

KK 0 = Kekayaan awal, biasanya digunakan nilai Rp 1

Rt = Return period eke-t, mulai dari awal periode (t=1) sampai

akhir periode (t=n)

4. Return Ekspetasi

Return ekspetasi (expected return) merupakan return yang

digunakan untuk pengambilan keputusan investasi. Return ini

penting dibandingkan dengan return historis karena return

ekspetasi merupakan return yang diharapkan dari investasi yang

dilakukan. Return ekspetasi (expected return) dapat dihitung

berdasarkan bebrapa cara, yang pertama berdasarkan nilai

ekspetasi masa depan. Yang kedua, berdasarkan nilai-nilai return

historis dan yang ketiga, berdasarkan model return ekspetasi yang

ada (Jogiyano, 2008:126). Untuk mengestimasi return sekuritas

sebagi asset tunggal (stand alone risk), investor harus

memperhitungkan setiap kemungkinan terwujudnya tingkat return

tertentu, atau yang diharapkan dapat ditulis sebagai berikut:

Dimana:

IKK = IKK 0(1 +R2) (1 + R2)….. (1+Rn)

E(R)=∑i=1

n

Ri pr i

Page 10: BAB 2 pengaruh variabel makro terhadap return saham

E (R) = Return yang diharapkan dari suatu sekuritas

Ri = Return ke-I yang mungkin terjadi

pr I = Probabilitas kejadian return ke - i

n = Banyaknya return yang mungkin terjadi

2.2.5 Risiko Saham

Zalmi Zubir (2011 : 19) mendefinisikan risiko sebagai perbedaan

antara hasil yang diharapkan (expected return) dan realisasinya.

Semakin besar penyimpangannya, semakin besar tingkat risikonya.

Suatu keputusan dikatakan dalam keadaan risiko apabila hasil

keputusan tersebut tidak dapat diketahui sebelumnnya dengan pasti,

akan tetapi tahu probabilitasnya (nilai kemungkinan), dimana ketidak

pastian tersebut (uncertainly) dapat diukur dengan probabilitas.

Apabila dikaitkan dengan preferensi investor terhadap risiko.

Macam-macam Risiko, yaitu :

a. Risk Seeker, merupakan investor yang apabila dihadapkan pada

dua pilihan investasi yang memberikan tingkat pengembalian yang

sama dengan risiko yang berbeda, maka ia akan lebih suka

mengambil investasi yang risiko lebih besar. Biasanya investor

jenis ini bersifat agresif dan spekulatif dalam mengambil

keputusan investasi.

b. Risk Neutrality, merupakan investor yang akan meminta kenaikan

tingkat pengembalian yang sama untuk setiap kenaikan risiko,

investor jenis ini umumnya cukup fleksibel dan bersikap hati-hati

(prudent) dalam mengambil keputusan investasi.

Page 11: BAB 2 pengaruh variabel makro terhadap return saham

c. Risk Averter, merupakan investor yang apabila dihadapkan pada

dua pilihan investasi yang memberikan tingkat pengembalian yang

sama dengan risiko yang berbeda, maka ia akan lebih suka

mengambil investasi yang dengan risiko yang lebih kecil, biasanya

investor jenis ini cenderung selalu mempertimbangkan secara

matang dan terencana atas keputusan investasinya.

Kerugian (risiko) membeli atau memiliki saham, yaitu :

a. Capital Loss

Merupakan kebalikan dari Capital gain, yaitu suatu kondisi

dimana investor menjual saham lebih rendah dari harga beli.

b. Risiko Likuidasi

Perusahaan yang sahamnya dimiliki, dinyatakan bangkrut oleh

pengadilan atau perusahaan tersebut dibubarkan. Dalam hal ini,

hak klaim dari pemegang saham mendapat prioritas terakhir

setelah seluruh kewajiban perusahaan dapat di lunasi ( dari hasil

penjualan kekayaan perusahaan ). Namun jika tidak terdapat sisa

kekayaan perusahaan, pemegang saham tidak akan memperoleh

hasil dari likuidasi tersebut. Kondisi ini merupakan risiko terberat

dari pemegang saham. Untuk itu seorang pemegang saham dituntut

untuk secara terus-menerus mengikuti perkembangan perusahaan.

2.3 Makro Ekonomi

Menurut Sadono Sukirno (2010 : 26), makro berarti besar. Dari arti kata

“Makro” tersebut sudah dapat diduga bahwa teori makro ekonomi membuat

analisis ke atas kegiatan sesuatu perekonomian dari sudut pandangan yang

berbeda dari teori mikroekonomi. Analisis makro ekonomi merupakan analisis

ke atas keseluruhan kegiatan perekonomian. Analisisnya bersifat global dan tidak

Page 12: BAB 2 pengaruh variabel makro terhadap return saham

memperhatikan kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh unit – unit kecil dalam

perekonomian.

Makro ekonomi membahas aktivitas ekonomi secara keseluruhan yang

mencakup suku bunga, inflasi, pertumbuhan ekonomi, kurs dollar, investasi dan

berbagai kebijakan perekonomian terkait, serta dampak kebijakan tersebut.

2.3.1 Inflasi

2.3.1.1 Definisi Infasi

Dalam ekonomi, inflasi memiliki pengertian suatu proses

meningkatnya harga – harga secara umum dan terus – menerus,

dengan kata lain inflasi merupakan proses suatu peristiwa dan

bukan tinggi-rendahnya tingkat harga. Artinya harga yang

dianggap tinggi belum tentu menunjukan inflasi, dianggap inflasi

jika terjadi proses kenaikan harga yang terus – menerus dan

saling mempengaruhi (Ahmad Rodoni dan Herni Ali, 2010 :

184). Inflasi adalah istilah yang digunakan untuk mengukur

tingkat kenaikan harga barang atau jasa yang dibeli oleh

masyarakat. Inflasi ini biasanya terjadi pada masa perekonomian

berkembang dengan pesat. Kesempatan kerja yang tinggi

menciptakan tingkat pendapatan yang tinggi dan selanjutnya

menimbulkan pengeluaran yang melebihi kemampuan ekonomi

mengeluarkan barang dan jasa. ( Sukirno, 2013 : 333 ).

Tingkat inflasi (persentase pertambahan kenaikan harga) berbeda

dari satu periode ke periode lainnya, dan berbeda pula dari satu

negara ke negara lain. Adakalanya tingkat inflasi adalah rendah

yaitu mencapai dibawah 4 – 6 persen. Tingkat inflasi yang

moderat mencapai diantara 5 – 10 persen. Tingkat inflasi yang

hiperinflasi dapat mencapai tingkat beberapa ratus atau beberapa

Page 13: BAB 2 pengaruh variabel makro terhadap return saham

ribu persen dalam setahun. Menghitung laju inflasi salah satu

yang digunakan adalah rumus berikut :

I = x 100 %

Keterangan : I = laju inflasi = indeks harga konsumen thn/bln yg

dihitung = indeks harga konsumen thn/bln dasar/sebelumnya.

2.3.1.2 Jenis-jenis Infasi

Berdasarkan tingkat kualitas parah atau tidaknya

a) Inflasi ringan

Inflasi ringan atau inflasi merangkak (creeping

inflation)adalah inflasi yang lajunya kurang dari 10% per

tahun,inflasi seperti ini wajar terjadi pada negara berkembang

yang selalu berada dalam proses pembangunan.

b) Inflasi sedang

Inflasi ini memiliki ciri yaitu lajunya berkisar antara 10%

sampai 30% per tahun.Tingkat sedang ini sudah mulai

membahayakan kegiatan ekonomi.Perlu diingat laju inflasi

ini secara nyata dapat dilihat garak kenaikan

harga.Pendapatan riil masyarakat terutama masyarakat yang

berpenghasilan tetap seperti buruh mulai turun dan kenaikan

upah selalu lebih kecil bila dibandingkan dengan kenaikan

harga.

c) Inflasi berat

Inflasi berat adalah inflasi yang lajunya antara 30% sampai

100%.Kenaikan harga sudah sulit dikendalikan.Hal ini

diperburuk lagi oleh pelaku-palaku ekonomi yang

memanfaatkan keadaan untuk melakukan spekulasi.

d) Inflasi liar (hyperinflation)

Page 14: BAB 2 pengaruh variabel makro terhadap return saham

Inflasi liar adalah inflasi yang lajunya sudah melebihi dari

100% per tahun. Inflasi ini terjadi bila setiap saat harga-

harga terus berubah dan meningkat sehingga orang tidak

dapat menahan uang lebih lama disebabkan nilai uang terus

merosot disebut inflasi yang tidak terkendali

(Hyperinflastion).

2.3.1.3 Penyebab Inflasi

a) Inflasi karena tarikan permintaan atau inflasi permintaan

(demand full inflation)

Inflasi ini merupakan inflasi yang disebabkan oleh besarnya

permintaan masyarakat akan barang-barang. Permintaan total

yang berlebihan biasanya dipicu oleh membanjirnya

likuiditas di pasar sehingga terjadi permintaan yang tinggi

dan memicu perubahan pada tingkat harga. inflasi ini terjadi

karena suatu kenaikan dalam permintaan total sewaktu

perekonomian yang bersangkutan dalam situasi full

employment dimana biasanya lebih disebabkan oleh

rangsangan volume likuiditas dipasar yang berlebihan.

Membanjirnya likuiditas di pasar juga disebabkan oleh

banyak faktor selain yang utama tentunya kemampuan bank

sentral dalam mengatur peredaran.

b) Inflasi karena kenaikan biaya-biaya produksi (cost push

inflation)

Inflasi ini terjadi karena adanya perubahan tingkat

penawaran. Kelangkaan produksi dan/atau juga termasuk

adanya kelangkaan distribusi, walau permintaan secara

umum tidak ada perubahan yang meningkat secara

signifikan. Begitu juga hal yang sama dapat terjadi pada

Page 15: BAB 2 pengaruh variabel makro terhadap return saham

distribusi, dimana dalam hal ini faktor infrastruktur

memainkan peranan yang sangat penting.

2.3.2.4 Cara Perhitungan Inflasi

Rumus :

IHKn = Indeks Harga Konsumen periode iniIHKo = Indeks Harga Konsumen periode lalu

Pn = Harga sekarang

Po = Harga pada tahun dasar

2.3.2 Pertumbuhan Ekonomi

2.3.2.1 Definisi Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi adalah perkembangan kegiatan dalam

perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang

diproduksikan dalam masyarakat bertambah. Pertumbuhan

ekonomi dapat digunakan untuk menilai prestasi pertumbuhan

ekonomi, dan menentukan tingkat kemakmuran suatu perusahaan

dan perkembangannya.( Sukirno,2013 : 9 )

2.3.2.2 Pendapatan Per-kapita dan Cara Perhitungannya

Salah satu komponen dari pendapatan nasional yang selalu

dilakukan perhitungannya adalah pendapatan per kapita, yaitu

pendapatan rata-rata penduduk suatu negara pada suatu masa

tertentu. Nilai diperoleh dengan membagi nilai Produk Domestik

Pn

IHK = Po

IHKn - IHKo

Inflasi = IHKo

Page 16: BAB 2 pengaruh variabel makro terhadap return saham

Bruto ( PDB ) atau Produk Nasional Bruto ( PNB ) suatu tahun

tertentu dengan jumlah penduduk pada tahun tersebut. Dengan

demikian pendapatan per kapita dapat dihitung sebagai berikut :

a.

b.

2.3.2.3 Menentukan Tingkat Pertumbuhan Ekonomi

Salah satu kegunaan penting dari data pendapatan nasional

adalah untuk menentukan tingkat pertumbuhan ekonomi yang

dicapai sesuatu negara dari tahun ketahun. Dengan mengamati

tingkat pertumbuhan yang tercapai dari tahun ketahun dapatlah

dinilai prestasi dan kesuksesan negara tersebut dalam

mengendalikan kegiatan ekonominya dalam jangka pendek, dan

usaha mengembangkan perekonomiannya dalam jangka panjang.

Cara Menghitung Tingkat Pertumbuhan ekonomi yang dicapai

oleh suatu negara perlu dihitung pendapatan nasional riil, yaitu

Produk Nasional Bruto riil atau Produk Domestik Bruto riil.

( Sukirno, 2013 : 50 ).

- Formula Penghitungan

Penghitungan pendapatan nasional secara ini memungkinkan

tingkat pertummbuhan ekonomi secara langsung dihitung

dari data pendapatan nasional riil yang tersedia. Formula

yang akan digunakan untuk menentukan tingkat

pertumbuhan ekonomi ialah :

PDB Per Kapita = PDB

Jumlah Penduduk

PNB Per Kapita = PNB

Jumlah Penduduk

Page 17: BAB 2 pengaruh variabel makro terhadap return saham

g = PN-riil1 – PN-riil0

x 100

PN-riil0

Dimana :

g = Tingkat Pertumbuhan Ekonomi dinyatakan

dalam persen

PN-riil1 = Pendapatan Nasional untuk tahun sekarang

PN-riil0 = Pendapatan Nasional pada tahun sebelumnya

2.3.2.4 Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi

a) Faktor Sumber Daya Manusia

Sama halnya dengan proses pembangunan, pertumbuhan

ekonomi juga dipengaruhi oleh SDM. Sumber daya manusia

merupakan faktor terpenting dalam proses pembangunan,

cepat lambatnya proses pembangunan tergantung kepada

sejauhmana sumber daya manusianya selaku subjek

pembangunan memiliki kompetensi yang memadai untuk

melaksanakan proses pembangunan.

b) Faktor Sumber Daya Alam

Sebagian besar negara berkembang bertumpu kepada

sumber daya alam dalam melaksanakan proses

pembangunannya. Namun demikian, sumber daya alam saja

tidak menjamin keberhasilan proses pembanguan ekonomi,

apabila tidak didukung oleh kemampaun sumber daya

manusianya dalam mengelola sumber daya alam yang

tersedia. Sumber daya alam yang dimaksud dinataranya

kesuburan tanah, kekayaan mineral, tambang, kekayaan

hasil hutan dan kekayaan laut.

Page 18: BAB 2 pengaruh variabel makro terhadap return saham

c) Faktor Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

semakin pesat mendorong adanya percepatan proses

pembangunan, pergantian pola kerja yang semula

menggunakan tangan manusia digantikan oleh mesin-mesin

canggih berdampak kepada aspek efisiensi, kualitas dan

kuantitas serangkaian aktivitas pembangunan ekonomi yang

dilakukan dan pada akhirnya berakibat pada percepatan laju

pertumbuhan perekonomian.

d) Faktor Budaya

Faktor budaya memberikan dampak tersendiri terhadap

pembangunan ekonomi yang dilakukan, faktor ini dapat

berfungsi sebagai pembangkit atau pendorong proses

pembangunan tetapi dapat juga menjadi penghambat

pembangunan. Budaya yang dapat mendorong

pembangunan diantaranya sikap kerja keras dan kerja

cerdas, jujur, ulet dan sebagainya. Adapun budaya yang

dapat menghambat proses pembangunan diantaranya sikap

anarkis, egois, boros, KKN, dan sebagainya.

e) Sumber Daya Modal

Sumber daya modal dibutuhkan manusia untuk mengolah

SDA dan meningkatkan kualitas IPTEK. Sumber daya

modal berupa barang-barang modal sangat penting bagi

perkembangan dan kelancaran pembangunan ekonomi

karena barang-barang modal juga dapat meningkatkan

produktivitas.

f) Kewirausahaan (Entrepreneurship)

Page 19: BAB 2 pengaruh variabel makro terhadap return saham

Para pengusaha memiliki perkiraan yang matang bahwa

input yang dikombinasikan akan menghasilkan barang dan

jasa yang dibutuhkan masyarakat atau menjadi bararang

yang akan dibutuhkan masyarakat. Kemampuan

mengombinasikan input dapat disebut sebagai kemampuan

inovasi. Sejarah mencatat bahwa kemampuatun inovasi

tidak selalu dikaitkan dengan teknologi tinggi. Contohnya,

produk coca cola, salah satu minuman ringan terlaris di

dunia dihasilkan oleh wirausaha Amerika Serikat.

2.3.3 Kurs

2.3.3.1 Definisi Kurs

Kurs merupakan harga sebuah mata uang dari sutu negara yang

diukur atau dinyatakan dalam mata uang lainnya. Kurs

memainkan peranan penting dalam keputusan-keputusan

pembelanjaan, Karena kurs memungkinkan kita menerjemahkan

harga-harga dari berbagai negara ke dalam satu bahasa yang

sama. Bila semua kondisi lainnya tetap, depresiasi mata uang

dari suatu negara terhadap segenap mata uang lainnya (kenaikan

harga valuta asing bagi negara yang bersangkutan) menyebabkan

ekspornya lebih murah dan impornya lebih mahal. Sedangkan

apresiasi (penurunan harga valuta asing di negara yang

bersangkutan) membuat ekspornya lebih mahal dan impornya

lebih murah.

2.3.3.2 Macam-macam Kurs

a) Kurs beli, yaitu kurs yang digunakan apabila bank atau

money changer membeli valuta asing atau apabila kita akan

menukarkan valuta asing yang kita miliki dengan rupiah. Atau

Page 20: BAB 2 pengaruh variabel makro terhadap return saham

dapat diartikan sebagai kurs yang diberlakukan bank jika

melakukan pembelian mata uang valuta asing.

b) Kurs jual, yaitu kurs yang digunakan apabila bank atau

money changer menjual valuta asing atau apabila kita akan

menukarkan rupiah dengan valuta asing yang kita butuhkan.

Atau dapat disingkat kurs jual adalah harga jual mata uang

valuta asing oleh bank atau money changer.

c) Kurs tengah, yaitu kurs antara kurs jual dan kurs beli

(penjumlahan kurs beli dan kurs jual yang dibagi dua).

2.3.3.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Nilai Kurs

1. Tingkat inflasi

Dalam pasar valuta asing, perdagangan internasional baik dalam

bentuk barang atau jasa menjadi dasar yang utama dalam pasar

valuta asing, sehingga perubahan harga dalam negeri yang

relatif terhadap harga luar negeri dipandang sebagai faktor yang

mempengaruhi pergerakan kurs valuta asing. Rasio uang dalam

daya beli (paritas daya beli) berfungsi sebagai titik nilai tukar

yang mencerminkan hukum nilai. Itulah mengapa tingkat inflasi

berdampak pada nilai tukar. Peningkatan inflasi di suatu negara

mengarah pada penurunan mata uang nasional, dan sebaliknya.

Penyusutan inflasi uang di dalam negeri akan mengurangi daya

beli dan kecenderungan untuk menjatuhkan nilai tukar mata

uang mereka terhadap mata uang negara-negara di mana tingkat

inflasi yang lebih rendah.

2. Aktifitas neraca pembayaran

Page 21: BAB 2 pengaruh variabel makro terhadap return saham

Neraca pembayaran secara langsung mempengaruhi nilai tukar.

Dengan demikian, neraca pembayaran aktif meningkatkan mata

uang nasional dengan meningkatnya permintaan dari debitur

asing. Saldo pembayaran yang pasif menyebabkan

kecenderungan penurunan nilai tukar mata uang nasional

sebagai seorang debitur dalam negeri mencoba untuk menjual

semuanya menggunakan mata uang asing untuk membayar

kembali kewajiban eksternal mereka. Ukuran dampak neraca

pembayaran pada nilai tukar ditentukan oleh tingkat

keterbukaan ekonomi.

3. Perbedaan suku bunga di berbagai negara

Perubahan  tingkat suku bunga di suatu negara akan

mempengaruhi arus modal internasional. Pada prinsipnya,

kenaikan suku bunga akan merangsang masuknya modal asing

Itulah sebabnya di negara dengan modal lebih tinggi tingkat

suku bunga masuk, permintaan untuk meningkatkan mata uang,

dan itu menjadi mahal. Pergerakan modal, terutama spekulatif

“uang panas” meningkatkan ketidakstabilan neraca

pembayaran.Suku bunga mempengaruhi operasi pasar valuta

asing dan pasar uang. Ketika melakukan transaksi, bank akan

mempertimbangkan perbedaan suku bunga di pasar modal

nasional dan global dengan pandangan  yang berasal dari laba.

Mereka lebih memilih untuk mendapatkan pinjaman lebih

murah di pasar uang asing, dimana tingkat lebih rendah, dan

tempat mata uang asing di pasar kredit domestik, jika tingkat

bunga yang lebih tinggi. Di sisi lain, kenaikan nominal suku

bunga di suatu negara menurunkan permintaan untuk mata uang

domestik sebagai tanda terima kredit yang mahal untuk bisnis.

Dalam hal mengambil pinjaman, pengusaha meningkatkan

Page 22: BAB 2 pengaruh variabel makro terhadap return saham

biaya produk mereka yang, pada gilirannya, menyebabkan

tingginya harga barang dalam negeri. Hal ini relatif mengurangi

nilai mata uang nasional terhadap satu negara.

4. Tingkat pendapatan relatif

Faktor lain yang mempengaruhi permintaan dan penawaran

dalam pasar mata uang asing adalah laju pertumbuhan

pendapatan terhadap harga-harga luar negeri. Laju pertumbuhan

pendapatan dalam negeri diperkirakan akan melemahkan kurs

mata uang asing. Sedangkan pendapatan riil dalam negeri akan

meningkatkan permintaan valuta asing relatif dibandingkan

dengan supply yang tersedia.

5. Kontrol pemerintah

Kebijakan pemerintah bisa mempengaruhi keseimbangan nilai

tukar dalam berbagai hal, termasuk:

a) Usaha untuk menghindari hambatan nilai tukar valuta asing.

b) Usaha untuk menghindari hambatan perdagangan luar

negeri.

c) Melakukan intervensi di pasar uang yaitu dengan menjual

dan membeli mata uang.

Alasan pemerintah untuk melakukan intervensi di pasar uang

adalah :

a) Untuk memperlancar perubahan dari nilai tukar uang

domestik yang bersangkutan.

b) Untuk membuat kondisi nilai tukar domestik di dalam batas-

batas yang ditentukan.

c) Tanggapan atas gangguan yang bersifat sementara.

Page 23: BAB 2 pengaruh variabel makro terhadap return saham

d) Berpengaruh terhadap variabel makro seperti inflasi, tingkat

suku bunga dan tingkat pendapatan.

6. Ekspektasi

Faktor terakhir yang mempengaruhi nilai tukar valuta asing

adalah ekspektasi nilai tukar di masa depan. Sama seperti pasar

keuangan yang lain, pasar valas bereaksi cepat terhadap setiap

berita yang memiliki dampak ke depan.

2.3.3.4 Sistem Kurs Mata Uang

Menurut Triyono (2008) terdapat lima jenis sistem kurs utama yang

berlaku, yaitu: sistem kurs mengambang (floating exchang rate),

kurs tertambat (pegged exchange rate), kurs tertambat merangkak

(crawling pegs),sekeranjang mata uang (basket of currencies), kurs

tetap (fixed exchange rate).

a) Sistem kurs mengambang

Kurs ditentukan oleh mekanisme pasar dengan atau tanpa

adanya campur tangan pemerintah dalam upaya stabilisasi

melalui kebijakan moneter apabila terdapat campur tangan

pemerintah maka sistem ini termasuk mengambang terkendali

(managed floating exchange rate).

b) Sistem kurs tertambat

Suatu negara menambatkan nilai mata uangnya dengan sesuatu

atau sekelompok mata uang negara lainnya yang merupakan

negara mitra dagang utama dari negara yang bersangkutan, ini

berarti mata uang negara tersebut bergerak mengikuti mata uang

dari negara yang menjadi tambatannya.

c) Sistem kurs tertambat merangkak

Page 24: BAB 2 pengaruh variabel makro terhadap return saham

Di mana negara melakukan sedikit perubahan terhadap mata

uangnya secara periodik dengan tujuan untuk bergerak ke arah

suatu nilai tertentu dalam rentang waktu tertentu. Keuntungan

utama dari sistem ini adalah negara dapat mengukur

penyelesaian kursnya dalam periode yang lebih lama jika

dibanding dengan sistem kurs terambat.

d) Sistem sekeranjang mata uang

Keuntungannya adalah sistem ini menawarkan stabilisasi mata

uang suatu negara karena pergerakan mata uangnya disebar

dalam sekeranjang mata uang. Mata uang yang dimasukan

dalam keranjang biasanya ditentukan oleh besarnya peranannya

dalam membiayai perdagangan negara tertentu.

e) Sistem kurs tetap

Dimana negara menetapkan dan mengumumkan suatu kurs

tertentu atas mata uangnya dan menjaga kurs dengan cara

membeli atau menjual valas dalam jumlah yang tidak terbatas

dalam kurs tersebut. Bagi negara yang memiliki ketergantungan

tinggi terhadap sektor luar negeri maupun gangguan seperti

sering mengalami gangguan alam, menetapkan kurs tetap

merupakan suatu kebijakan yang beresiko tinggi.

2.3.3.5 Kurs Dollar Amerika

Dolar AS adalah mata uang resmi Amerika Serikat. Dolar AS juga

digunakan secara luas di dunia internasional sebagai kurs cadangan

devisa di luar AS. Penerbitan uang dolar AS dikontrol oleh sistem

Page 25: BAB 2 pengaruh variabel makro terhadap return saham

perbankan Federal Reserve. Simbol yang paling umum digunakan

untuk dolar AS adalah lambang dolar ($). Kode ISO 4217 untuk

dolar AS adalah USD; dolar AS juga dirujuk sebagai US$ oleh

Dana Moneter Internasional. AS adalah salah satu dari banyak

negara yang menggunakan mata uang bernama dolar. Beberapa

negara lainnya menggunakan dolar AS sebagai mata uang resmi

mereka, dan banyak lainnya yang memperbolehkannya digunakan

dalam kapasitas legal de facto. Lihat dolar. Kata buck umumnya

digunakan oleh orang Amerika untuk merujuk kepada satu dolar AS

dalam percakapan sehari-hari (informal).

2.3.4 Investasi

2.3.4.1 Definisi Investasi

Richardus Eko Indrajit (2011 : 51) mendefinisikan investasi

adalah menambah kekayaan guna memenuhi keperluan yang

akan datang dan meningkatkan kesejahteraan. Berinvestasi

biasanya dibarengi dengan perencanaan kebutuhan keuangan

untuk yang akan datang, apakah untuk biaya sekolah dan kuliah

anak, untuk keperluan pensiun, untuk meningkatkan kegiatan

organisasi, dan sebagainya. Sedangklan menabung adalah

menyisihkan uang pendapatan sekarang untuk dikumpulkan guna

mencukupi kebutuhan dimasa yang akan datang yang belum

dapat diprediksikan sebelumnya.

Eduardus Tandelilin (2010 : 2) investasi adalah komitmen atas

sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada

saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di

masa datang. Seorang investor membeli saham saat ini dengan

harapan memperoleh keuntungan dari kenaikan harga saham

ataupun sejumlah dividen di masa yang akan datang, sebagai

Page 26: BAB 2 pengaruh variabel makro terhadap return saham

imbalan atas waktu dan risiko yang terkait dengan investasi

tersebut.

Hal yang terpenting dalam melaksanakan investasi adalah

kemampuan untuk memutuskan investasi mana yang akan

dipilih, yang dikenal dengan istilah proses keputusan investasi.

Menurut Eduardus Tandelilin (2010 : 12) proses keputusan

investasi terdiri dari lima tahap keputusan yang berjalan terus

menerus sampai tercapai keputusan investasi yang terbaik.

Tahap-tahap keputusan investasi meliputi lima tahap keputusan,

yaitu :

1. Penentuan tujuan investasi. Dalam menentukan tujuan

investasi masing-masing investor dapat berbeda-beda

tergantung pada investor yang membuat keputusan tersebut.

Sebagai contoh, lembaga dana pensiunan yang bertujuan

untuk memperoleh dana untuk membayar dana pensiun

nasabahnya di masa depan mungkin akan memilih investasi

pada portofolio reksadana. Sedangkan bagi institusi

penyimpanan dana seperti bank, mempunyai tujuan untuk

memperoleh return yang lebih tinggi di atas biaya investasi

yang dikeluarkan.

2. Penentuan kebijakan investasi. Tahap ini dimulai dengan

penentuan keputusan alokasi asset (asset allocation

ddecision). Keputusan ini menyangkut pendistribusian dana

yang dimiliki pada berbagai kelas asset yang tersedia

( saham, obligasi, real estate ataupun sekuritas luar negeri).

Investor juga harus memperhatikan berbagai batasan yang

mempengaruhi kebijakan investasi seperti seberapa besar

Page 27: BAB 2 pengaruh variabel makro terhadap return saham

dana yang dimiliki dan porsi pendistribusian dana tersebut

serta beban pajak yang harus ditanggung.

3. Penentuan strategi portofolio. Ada dua strategi portofolio

yang dipilih, yaitu strategi portofolio aktif dan strategi

portofolio pasif. Strategi portofolio aktif meliputi kegiatan

penggunaan informasi yang tersedia dan teknik-teknik

peramalan secara aktif untuk mencari kombinasi portofolio

yang lebih baik. Strategi portofolio pasif meliputi aktivitas

investasi pada portofolio yang seiring dengan kinerja indeks

pasar. Asumsi strategi pasif ini adalah bahwa semua

informasi yang tersedia akan diserap dan direfleksikan pada

harga saham.

4. Pemilihan asset. Tahap ini memerlukan pengevaluasian

setiap sekuritas yang ingin dimasukan dalam portofolio.

Tujuan tahap ini adalah untuk mencari kombinasi portofolio

yang efisien, yaitu portofolio yang menawarkan return

diharapkan yang tertinggi dengan tingakt risiko tertentu atau

sebaliknya menawarkan return diharapkan tertentu dengan

tingkat risiko rendah.

5. Pengukuran dan evaluasi kinerja portofolio. Tahap ini

merupakan paling akhir dari proses keputusan investasi.

Tahap pengukuran dan evaluasi kinerja portofolio ini

meliputi pengukuran kinerja portofolio dan pembandingan

hasil pengukuran tersebut dengan kinerja portofolio lainnya

melalui proses benchmarking. Proses benchmarking ini

biasanya dilakukan terhadap indeks portofolio pasar, untuk

Page 28: BAB 2 pengaruh variabel makro terhadap return saham

mengetahui seberapa baik kinerja prtofolio lainnya

(portofolio pasar).

Melakukan investasi dalam bentuk aktiva financial oleh investor

(baik perorangan maupun perusahaan) dapat dilakukan dengan dua

cara, yaitu investasi langsung (direct investing) dan investasi tidak

langsung (indirect investing). Investasi langsung diartikan sebagai

suatu kepemilikan terhadap surat-surat berharga secara langsung

dari suatu perusahaan yang telah go public. Investasi tidak langsung

dilakukan dengan cara membeli saham dari perusahaan investasi

yang memiliki portofolio aktiva keuangan perusahaan lain.

2.3.4.2 Jenis-jenis Investasi

1. Investasi langsung

Investasi langsung adalah pembelian langsung aktiva keuangan

secara langsung. Investasi langsung dapat dilakukan dengan

membeli aktiva keuangan yang dapat diperjual-belikan di pasar

uang (money market), pasar modal (capital market), atau pasar

turunan (derivative market). Investasi langsung juga dapat

dilakukan dengan membeli aktiva keuangan yang tidak dapat

diperjual-belikan. Aktiva keuangan yang tidak dapat diperjual

belikan biasanya diperoleh melalui bank komersial. Aktiva-

aktiva ini dapat berupa tabungan di bank atau sertifikat

deposito.

Macam-macam investasi langsung adalah sebagai berikut :

a. Investasi langsung yang tidak dapat diperjual-belikan.

- Tabungan

- Deposito.

b. Investasi langsung dapat diperjual-belikan.

Page 29: BAB 2 pengaruh variabel makro terhadap return saham

- Investasi langsung di pasar uang seperti T-bill dan

deposito yang dapat dinegosiasi.

- Investasi langsung di pasar modal seperti surat-surat

berharga pendapatan tetap (fixed-income securities) dan

saham-saham.

c. Investasi langsung di pasar turunan.

- Opsi seperti waran, opsi put dan opsi call.

- Futures contract

2. Investasi tidak langsung

Investasi tidak langsung adalah pembelian saham dari perusahaan

investasi yang mempunyai portofolio aktiva keuangan dari

perusahaan-perusahaan lain. Investasi tidak langsung dilakukan

dengan membeli surat-surat berharga dari perusahaan investasi.

Perusahaan investasi adalah perusahaan yang menyediakan jasa

keuangan dengan cara menjual sahamnya ke publik dan

menggunakan dana yang diperoleh untuk di investasikan ke

dalam portofolionya. Perusahaan investasi dapat diklasifikasikan

sebagai unit invesment trust, closed-end invesment companies dan

open-end investment companies. Unit investment trust merupakan

trust yang menerbitkan portofolio yang dibentuk dari surat-surat

berharga berpenghasilan tetap dan ditangani oleh orang

kepercayaan yang independen. Closed-end investment companies

merupakan perusahaan investasi yang hanya menjual sahamnya

pada saat penawaran perdana saja dan selanjutnya tidak

menawarkan lagi tambahan lembar saham. Open-end investment

companies dikenal dengan nama perusahaan reksadana.

Perusahaan investasi ini masih menjual saham baru kepada

investor setelah penjualan saham perdananya. Juga pemegang

Page 30: BAB 2 pengaruh variabel makro terhadap return saham

saham dapat menjual sahamnya ke perusahaan reksadana

bersangkutan.

Beberapa alasan mengapa seseorang melakukan investasi :

a. Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak dimasa yang

akan datang.

b. Mengurangi tekanan inflasi dengan melakukan investasi

dalam pemilihan perusahaan atau objek lain, seseorang dapat

menghindarkan diri agar kekayaan atau harta miliknya tidak

merosot nilainya karena digerogoti inflasi.

c. Dorongan untuk menghemat, beberapa negara di dunia dapat

melakukan kebijakan yang sifatnya mendorong tumbuhnya

investasi dimasyarakat melalui fasilitas perpajakan yang

diberikan kepada masyarakat yang melakukan investasi pada

bidang-bidang usaha tertentu.

2.3.4.3 Tujuan Investasi

Untuk mencapai suatu efektifitas dan afisiensi dalam keputusan

maka memerlukan ketegasan akan tujuan yang diharapkan.

Begitu pula halnya dalam bidang investasi kita perlu menetapkan

tujuan yang hendak dicapai, (Irham Fahmi, 2012 : 03) yaitu :

1. Terciptanya berkelanjutan (continuity) dalam investasi

tersebut

2. Terciptanya profit yang maksimum atau keuntungan yang

diharapkan (profit actual)

3. Terciptanya kemakmuran bagi para pemegang saham

4. Turut memberikan adil bagi pembangunan bangsa.

2.3.4.4 Faktor yang Mempengaruhi Investasi

Page 31: BAB 2 pengaruh variabel makro terhadap return saham

a) Peningkatan Suku Bunga

Suku bunga berpengaruh besar dalam investasi, karena apabila

suku bunga turun maka investor akan meminjam modal dan

akan melakukan investasi.

b) Inflasi

Tingkat inflasi berpengaruh negatif pada tingkat investasi hal ini

disebabkan karena tingkat inflasi yang tinggi akan meningkatkan

resiko proyek-proyek investasi dan dalam jangka panjang inflasi

yang tinggi dapat mengurangi rata-rata masa jatuh pinjam modal

serta menimbulkan distrosi informasi tentang harga-harga relatif.

Di Indonesia kenaikan tingkat inflasi yang cukup besar biasanya

akan diikuti dengan kenaikan tingkat suku bunga perbankan.

Dapat dipahami, dalam upayanya menurunkan tingkat inflasi

yang membumbung, pemerintah sering menggunakan kebijakan

moneter uang ketat. Dengan demikian tingkat inflasi domestik

juga berpengaruh pada investasi secara tidak langsung melalui

pengaruhnya pada tingkat bunga domestik.

c) Kualitas Sumber Daya Manusia

Sumber Daya Manusia memiliki daya tarik investasi cukup

penting sebab teknologi yang digunakan bagi pengusaha sangat

modern sehingga menuntut ketrampilan yang lebih dari tenaga

kerja. Dengan demikian semakin berkualitasnya sumber daya

manusia akan sangat membantu bagi para pengusaha.

d) Faktor Keamanan

Selain dapat menambah penghasilan seseorang, investasi juga

membawa risiko keuangan jika investasi tersebut gagal.

Page 32: BAB 2 pengaruh variabel makro terhadap return saham

Kegagalan investasi disebabkan oleh banyak hal, diantaranya

adalah faktor keamanan.

e) Ketertiban Hukum

Dengan menggunakan aturan-aturan hukum yang berlaku dalam

melaksanakan investasi, investasi yang kita lakukan akan dapat

berjalan dengan lancar.

f) Pengaruh Infrastruktur

Seperti dilakukan banyak negara di dunia, pemerintah

mengundang investor guna berpartisipasi menanamkan

modalnya di sektor-sektor infrastruktur, seperti jalan tol, sumber

energi listrik, sumber daya air, pelabuhan, dan lain-lain.

Partisipasi tersebut dapat berupa pembiayaan dalam mata uang

rupiah atau mata uang asing. Melihat perkembangan makro-

ekonomi saat ini, terutama memperhatikan kecenderungan

penurunan tingkat bunga.

2.3.4.5 Cara Perhitungan Investasi

Investasi adalah suatu komponen dari PDB (Produk Domestik

Bruto) dengan rumus:

PDB = C + I + G + (X-M)

Dimana:

C = Consume/ Konsumsi

I = Investasi

G = Goverment/ Pemerintah

X = Export = Ekspor

M = Import = Impor

Page 33: BAB 2 pengaruh variabel makro terhadap return saham

2.4 Indeks JII ( Jakarta Islamic Indeks )

2.4.1 Definisi Indeks JII ( Jakarta Islamic Indeks )

Indeks JII adalah index bursa saham atau index harga rata-rata saham

yang mulai dibuat pada tanggal 3 Juli 2000 untuk memfasilitasi

perdagangan perusahaan publik yang dijalankan sesuai prinsip syariah.

Prinsip-prinsip syariah tersebut diantaranya melarang perusahaan yang

sahamnya tercantum untuk melakukan aktivitas usaha dengan dasar

judi, spekulasi, melakukan sistem perbankan secara konvensional,

memproduksi atau memperdagangkan makanan/minumam yang haram,

menyediakan barang/jasa yang merusak moral & kesehatan, dll.

2.4.2 Kriteria Pemilihan Saham yang Memenuhi Prinsip-prinsip

Syariah

Dari sekian banyak emiten yang tercatat di Bursa Efek Indonesia,

terdapat beberapa emiten yang kegiatan usahanya belum sesuai dengan

syariah, sehingga saham-saham tersebut secara otomatis belum dapat

dimasukkan dalam perhitungan Jakarta Islamic Index.

Berdasarkan arahan Dewan Syariah Nasional dan Peraturan Bapepam-

LK Nomor IX.A.13 tentang Penerbitan Efek Syariah, jenis kegiatan

utama suatu badan usaha yang dinilai tidak memenuhi syariah Islam

adalah:

1. Usaha perjudian dan permainan yang tergolong judi atau

perdagangan yang dilarang.

2. Menyelenggarakan jasa keuangan yang menerapkan konsep

ribawi, jual beli resiko yang mengandung gharar dan maysir.

3. Memproduksi, mendistribusikan, memperdagangkan dan atau

menyediakan :

a. Barang dan atau jasa yang haram karena zatnya (haram li-

dzatihi)

Page 34: BAB 2 pengaruh variabel makro terhadap return saham

b. Barang dan atau jasa yang haram bukan karena zatnya (haram

li-ghairihi) yang ditetapkan oleh DSN-MUI, dan atau

c. Barang dan atau jasa yang merusak moral dan bersifat

mudarat.

4. Melakukan investasi pada perusahaan yang pada saat transaksi

tingkat (nisbah) hutang perusahaan kepada lembaga keuangan

ribawi lebih dominan dari modalnya, kecuali investasi tersebut

dinyatakan kesyariahannya oleh DSN-MUI.

Sedangkan kriteria saham yang masuk dalam katagori syariah adalah:

1. Tidak melakukan kegiatan usaha sebagaimana yang diuraikan di

atas.

2. Tidak melakukan perdagangan yang tidak disertai dengan

penyerahan barang/jasa dan perdagangan dengan penawaran dan

permintaan palsu

3. Tidak melebihi rasio keuangan sebagai berikut:

a. Total hutang yang berbasis bunga dibandingkan dengan total

ekuitas tidak lebih dari 82% (hutang yang berbasis bunga

dibandingkan dengan total ekuitas tidak lebih dari 45% : 55%)

b. Total pendapatan bunga dan pendapatan tidak halal lainnya

dibandingkan dengan total pendapatan (revenue) tidak lebih

dari 10%

2.4.3 Kriteria Pemilihan Saham yang Jakarta Islamic Indeks

Untuk menetapkan saham-saham yang masuk dalam perhitungan Jakarta Islamic Index dilakukan proses seleksi sebagai berikut:1. Saham-saham yang akan dipilih berdasarkan Daftar Efek Syariah

(DES) yang dikeluarkan oleh Bapepam-LK.

2. Memilih 60 saham dari Daftar Efek Syariah tersebut berdasarkan

urutan kapitalisasi pasar terbesar selama 1 tahun terakhir.

Page 35: BAB 2 pengaruh variabel makro terhadap return saham

3. Dari 60 saham tersebut, dipilih 30 saham berdasarkan tingkat

likuiditas yaitu nilai transaksi di pasar reguler selama 1 tahun

terakhir.

2.4.4 Evaluasi Indeks dan Penggantian Saham

Jakarta Islamic Index akan direview setiap 6 bulan, yaitu setiap bulan

Januari dan Juli atau berdasarkan periode yang ditetapkan oleh

Bapepam-LK yaitu pada saat diterbitkannya Daftar Efek Syariah.

Sedangkan perubahan jenis usaha emiten akan dimonitor secara terus

menerus berdasarkan data publik yang tersedia.

2.5 Hubungan Antar Variabel

2.5.1 Hubungan Makro Ekonomi Terhadap Return Saham

Makro ekonomi disebut sebagai faktor eksternal perusahaan, karena

makro ekonomi mempelajari tentang perekonomian secara keseluruhan

dan memiliki tujuan untuk menjelaskan perubahan perekonomian yang

mempengaruhi semua rumah tangga, perusahaan, dan pasar secara

bersamaan. ( Mankiw Quah-Wilson, 2013 : 4)

Makro ekonomi yang terdiri dari inflasi, pertumbuhan ekonomi, kurs

dollar amerika dan investasi sangat erat pengaruhnya terhadap retun,

dimana Korelasi tingkat return saham terjadi karena saham-saham tersebut

dipengaruhi oleh faktor bersama yang berasal dari perekonomian khususnya

makro ekonomi. Semakin tinggi return akan menambah pendapatan

perusahaan, sehingga meningkatkan kemampuan perusahaan untuk

membagikan keuntungan dan menarik para investor untuk berinvestasi.

Page 36: BAB 2 pengaruh variabel makro terhadap return saham

2.6 Penelitian Terdahulu

1. Prihantini ( 2009 ) meneliti dengan judul analisis pengaruh inflasi, nilai tukar,

ROA,DER, dan CR terhadap return saham pada industri real estate and

property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, dengan tahun pengamatan

2003 – 2006. Sampel dalam penelitian ini adalah 23 perusahaan Real Estate

and Property yang listed di Bursa Efek Indonesia. Metode analisis data yang

digunakan adalah analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa ROA dan CR berpengaruh positif terhadap return saham,

sedangkan Inflasi, nilai tukar, DER berpengaruh negatif terhadap return

saham.

2. Muhammad Zuhdi Amin ( 2012 ) meneliti dengan judul pengaruh tingkat

inflasi, suku bunga SBI, nilai kurs dollar ( US/IDR ), dan indeks down jones

( DJIA ), terhadap pergerakan indeks harga saham gabungan di bursa efek

indonesia ( BEI ) ( periode 2008-2011 ). Berdasarkan hasil pengujian

hipotesis pertama dikemukakan bahwa tingkat inflasi, suku bunga SBI, nilai

kurs dollar AS (Rp/USD) dan indeks Dow Jones secara simultan berpengaruh

terhadap indeks harga saham gabungan. Ketiga variabel bebas tersebut secara

simultan berpengaruh terhadap IHSG. Dengan demikian model regresi yang

digunakan cukup layak untuk digunakan sebagai pertimbangan dalam menilai

IHSG. Hal ini menunjukkan bahwa kebijakan moneter pemerintah dengan

cara melakukan penyesuaian suku bunga merupakan faktor yang dijadikan

pertimbangan para pelaku pasar.

3. Suramaya Suci Kewal ( 2012 ) meneliti dengan judul pengaruh inflasi, suku

bunga, kurs , dan pertumbuhan PDB terhadap indeks harga saham gabungan.

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis inflasi tidak berpengaruh secara

signifikan terhadap return saham. Penelitian ini juga menemukan bahwa

secara parsial suku bunga SBI tidak berpengaruh terhadap IHSG. Penelitian

ini menemukan bahwa kurs Rupiah terhadap Dollar Amerika memiliki

Page 37: BAB 2 pengaruh variabel makro terhadap return saham

pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap IHSG. Nilai tukar memiliki

hubungan sebab akibat yang rendah dengan harga saham. Temuan lain dari

penelitian ini adalah pertumbuhan PDB tidak memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap IHSG.

4. Mia Laksmita SE, MM ( 2010 ) meneliti dengan judul pengaruh faktor-faktor

ekonomi makro terhadap return saham jakarta islamic index di bursa efek

indonesia ( januari 2006 – september 2009 ). Berdasarkan Analisis dalam

penelitian ini menggunakan analisis korelasi dan regresi, dimana variabel

independennya adalah BI Rate,kurs nilai tukar IDR – USD dan tingkat inflasi

untuk periode Januari 2006 sampai dengan September 2009 dan variabel

dependennya adalah return saham perusahaan yang termasuk dalam kelompok

Jakarta Islamic Index. Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian variabel

independen dan dependen maka dapat diambil kesimpulan bahwa baik secara

parsial maupun simultan tidak ada pengaruh BI Rate, Kurs Dollar AS dan

tingkat inflasi tidak mempengaruhi pergerakan atau fluktuasi return saham

Jakarta Islamic Index untuk periode Januari 2006 sampai dengan September

2009.

5. Achmad Ath Thobarry ( 2009 ) meneliti dengan judul analisis pengaruh nilai

tukar, suku bunga, laju inflasi dan pertumbuhan GDP terhadap indeks harga

saham sektor properti ( kajian empiris pada bursa efek indonesia periode

pengamatan tahun 2000-2008 ). Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel

nilai tukar memiliki pengaruh positif signifikan dan variabel inflasi

berpengaruh negatif signifikan terhadap indeks harga saham sektor properti,

sedangkan variabel suku bunga dan pertumbuhan GDP hanya signifikan bila

diuji secara bersamaan dan tidak berpengaruh signifikan bila diuji secara

parsial.

Page 38: BAB 2 pengaruh variabel makro terhadap return saham

2.7 Kerangka Pikir

Indeks JII merupakan index bursa saham atau index harga rata-rata saham

untuk memfasilitasi perdagangan perusahaan publik yang dijalankan sesuai

prinsip syariah. Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi atau

merupakan keuntungan yang diperoleh investor sebagai hasil dari investasi

saham, namun untuk mengetahui kondisi sebuah perusahaan tersebut salah

satunya dapat dilihat dari faktor makro ekonomi. Makro ekonomi merupakan

analisis keseluruhan kegiatan perekonomian yang bersifat global dan tidak

memperhatikan kegiatan ekonomi unit-unit kecil dalam perekonomian. Faktor

makro ekonomi yaitu antara lain inflasi, pertumbuhan ekonomi, kurs dollar

amerika dan investasi.

Gambar 2.1Kerangka Pikir

Return Saham( Y )

Inflasi (X1)

Pertumbuhan Ekonomi (X2)

Kurs Dollar Amerika (X3)

Investasi (X4)

Jakarta Islamic Indeks ( JII )

Harga SahamMakro Ekonomi

Pengaruh Inflasi, Pertumbuhan Ekonomi, Kurs Dollar Amerika dan Investasi Terhadap Return Saham

Page 39: BAB 2 pengaruh variabel makro terhadap return saham

2.7 Hipotesis

Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, penelitin

terdahulu serta kerangka pemikiran penelitian maka hipotesis yang dapat diambil

yaitu:

“Diduga terdapat pengaruh yang signifikan antara inflasi, pertumbuhan ekonomi,

kurs dollar amerika dan investasi terhadap return saham.