Upload
others
View
9
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
BAB 3
ANALISIS KOMPISISI
A. Konsep Penyusunan Komposisi
Komposisi musik program “Journey, Experience, and Victory”
terbagi menjadi tiga bagian, yaitu “Impression”, “Complicated”, dan “Last
Step”. Komposisi ini menceritakan tentang perjalanan masa perkuliahan
yang dialami penulis mulai dari awal perkuliahan, pertengahan, hingga
akhir perkuliahan..
Impression menceritakan tentang kesan yang dirasakan penulis pada
awal perkuliahan, di mana penulis merasa sangat bersemangat dalam
mengawali perkuliahan. Bagian ini dimainkan dengan tonalitas D mayor
dan tempo 120. Diawali dengan introduksi yang cukup riang dan terjadi
modulasi sementara pada awal komposisi ini menggambarkan perasaan
penulis yang campur aduk ketika akan memasuki kampus. Frase selanjutnya
menggambarkan penulis semakin banyak mendapat teman, dan hubungan
pertemanan yang semakin akrab. Kemudian penulis mulai masuk pada hari-
hari awal sebagai mahasiswa, bagian ini menggambarkan rutinitas sebagai
mahasiswa yang harus dilakukan. Tugas demi tugas dikerjakan dengan rajin
dan bersemangat, berbagai aktivitas dilakukan bersama teman. Bagian akhir
dari Impression ditandai dengan adanya modulasi sementara dari tonalitas
E mayor menuju G mayor, yang menggambarkan setiap gairah yang tenang
dan kepuasan tersendiri sebagai mahasiswa.1
Bagian kedua yaitu Complicated yang dimainkan dengan tonalitas E
minor. Bagian ini menceritakan tentang masa penulis mulai mengalami
masalah-masalah dalam perkuliahan, merasakan kesulitan dalam
memahami materi yang diberikan, bahkan mulai muncul rasa malas dan
1 Rita Steblin, ”A History of Key Characteristics in the 18th and Early 19th Centuries”. 22
September 2017 http://www.biteyourownelbow.com/keychar.htm
2
frustasi yang besar ketika menghadapi tantangan-tantangan perkuliahan.
Hingga akhirnya penulis mencoba untuk bangkit dan kembali bersemangat.
Penulis mencoba untuk mengejar setiap materi, walaupun mengalami
kesulitan dan sering tersendat-sendat namun dengan motivasi dari teman-
teman penulis tetap mencoba untuk maju. Pada situasi ini penulis bercerita
pada teman tentang kesulitan yang dialami, namun penulis merasa tidak
mendapat jalan keluar dari permasalahan yang ada. Penulis masuk pada
masa terberat selama kuliah, banyak tantangan dan tekanan membuat
penulis kembali jatuh. Salah satunya, penulis sempat terbesit pikiran untuk
ganti mayor, dari mayor piano ke mayor gitar. Penulis merasa bimbang dan
mempertimbangkan apakah memilih berganti mayor adalah jalan keluar
dari keadaan ini. Dalam masa kelam tersebut penulis kembali mendapat
nasehat, teguran, dan motivasi dari yang berharga dari orangtua, dosen, dan
teman-teman. Sampai akhirnya penulis memutuskan untuk bertahan,
bangkit dan berjuang kembali. Nasehat dan motivasi yang diberikan
membuat penulis mengingat perjalanan yang sudah dilalui, hal-hal yang
telah dilewati, dan menyadari bahwa sia-sia jika harus berhenti sampai
disini, perjuangan harus dilanjutkan hingga kemenangan mampu diraih.
Bagian selanjutnya menggambarkan penulis melanjutkan perjuangan
kuliah, kembali berhadapan dengan tantangan dan kerumitan yang ada,
namun dengan semangat dan suasana yang berbeda.
Bagian terakhir yaitu Last Step. Komposisi ini menceritakan tentang
tahap akhir penulis dalam masa perkuliahannya, ketika penulis mulai
mengerjakan tugas akhirnya sebagai syarat kelulusan. Mencari ide,
merangkai konsep, membuat komposisi, hingga mengikuti ujian skripsi
merupakan beberapa langkah akhir yang harus dilewati penulis dalam
tujuannya mendapatkan gelar Strata 1. Dalam keadaan itu penulis berdoa
kepada Tuhan, agar Tuhan membantu penulis untuk mendapatkan ide-ide
kreatif, karena penulis sadar tanpa bantuan Tuhan tidak akan bisa
mengerjakan skripsi ini. Ketika ide sudah muncul, penulis langsung
menuangkan ide tersebut dalam komposisi. Ada kalanya penulis kembali
3
bingung dalam mengembangkan komposisi, hingga penulis mencari ide lagi
untuk pengembangan selanjutnya. Sampai akhirnya rangkaian konsep yang
ada sudah matang, penulis kembali melanjutkan proses pengerjaan
komposisinya. Ketika beberapa bagian komposisi sudah jadi, penulis pun
cukup lega dan senang, perasaan optimis untuk menyelesaikan komposisi
pun meningkat. Penulis melakukan bimbingan skripsi dengan dosen
pembimbing digambarkan dengan melodi piano dan saxofon. Semakin
mendekati hari ujian, penulis semakin merasa tegang dan gugup. Hingga
tibalah hari ujian di mana penulis harus menampilkan karya komposisinya.
Bagian ini digambarkan dengan memainkan cuplikan motif pada komposisi
“Impression” dan “Complicated” yang dimainkan dengan nuansa yang
berbeda. Setelah melalui tahap ujian, penulis merasa lega dan puas karena
perjalanan perkuliahan sudah berakhir.
Pembuatan tugas akhir tidak selalu berjalan mulus, seringkali
penulis kembali mengalami jalan buntu dimana penulis mulai kehabisan
cara dalam mengolah komposisinya. Tahap demi tahap dilalui, dengan
semangat mengejar kelulusan, akhirnya penulis mampu menyelesaikan
komposisinya dan mengikuti ujian skripsi. Perasaan tegang, malu, nervous,
dan takut pun sempat dirasakan. Hingga akhirnya penulis mampu melewati
tahap terakhir tersebut dengan baik. Gelar sarjana pun diraih. Perjuangan
berat yang telah dilalui tidak sia-sia d engan dicapainya kemenangan yang
membanggakan. Pada bagian ini, penulis kembali membawa alur komposisi
ke nuansa riang dan bahagia. Digambarkan dengan musik yang megah dan
dinamis, dengan melodi pada brass section mengajak pendengar untuk
merasakan apa yang juga dirasakan penulis dalam masa-masa akhir
perkuliahannya.
4
B. Analisis Bentuk dan Struktural
Analisis komposisi “Journey, Experience, and Victory” dalam format Combo
band terbagi dalam 3 bagian, yaitu Impression, Complicated, dan Last Step.
1. Impression
Bagian ini memiliki struktur A-B-C dan menggunakan tanda sukat 4/4
dengan tonalitas D Mayor.
Tabel Struktur Komposisi 3.1
Komposisi ini dimulai dengan introduksi pada birama 1-16, dibuka oleh
instrumen drum dengan snare drum dan diikuti harmoni akord D mayor pada
seluruh instrumen. Memasuki birama 6 terjadi modulasi menuju F mayor dengan
pola musik yang sama dengan birama 1. Pada birama 10 kembali terjadi modulasi
ke D mayor.
Perpindahan tonalitas ini menggambarkan perasaan penulis yang campur aduk
ketika memasuki kampus.
Birama Keterangan
1 – 16 Introduksi
Perasaan bersemangat menjadi mahasiswa
17 – 36 Bagian A
Perkenalan dengan teman baru
37 – 45 Bagian B
Menjalani hari-hari sebagai mahasiswa baru
46 – 60 Transisi
61 – 79 Bagian C
Hubungan pertemanan
81 – 101 Ending
Perasaan lega dan bahagia penulis sebagai
mahasiswa baru
5
Gambar 3.1 Perasaan campur aduk
Pada birama 11-17 pola drum dengan dominasi tom-tom dan crash cymbal
bergabung menjadi satu kesatuan musik, menggambarkan detak jantung yang
semakin kuat karena perasaan gugup.
Gambar 3.2 Detak jantung
Adanya melodi saxofon dan piano pada birama 18 menggambarkan penulis
berkenalan dengan teman baru dan mencoba untuk beradaptasi mengenal
lingkungan kampus.
Bagian ini dimainkan dengan tonalitas D mayor yang berkarakteristik riang dan
penuh sukacita.
6
Gambar 3.3 Berkenalan dengan teman baru
Frase selanjutnya pada birama 27-36 menggambarkan penulis semakin banyak
mendapat teman, dan hubungan pertemanan yang semakin akrab digambarkan
dengan melodi saxofon dan gitar, sementara piano memainkan pola akord
menggambarkan adanya kesatuan dan kekompakan dalam pertemanan. Bagian ini
akan dimainkan dengan tonalitas F Mayor yang berkarakteristik ramah tamah.
Gambar 3.5 Kesatuan dan kekompakan
Kemudian penulis mulai masuk pada hari-hari awal sebagai mahasiswa, pola gitar
dengan not 1/8 dan 1/16 yang diulang-ulang pada pada birama 37-44
menggambarkan rutinitas sebagai mahasiswa yang harus dilakukan.
Gambar 3.6 Rutinitas mahasiswa baru
Birama 61-79 menggambarkan hubungan pertemanan penulis, di mana pada masa
awal perkuliahan penulis banyak melakukan aktivitas dengan teman-teman satu
angkatan. Bagian ini digambarkan dengan seluruh instrumen memainkan progressi
akord IV-iii-ii bersamaan.Teknik staccato pada intrumen synthesizer strings yang
7
memainkan melodi berinterval 8 menggambarkan suasana keceriaan yang tercipta
ketika melakukan sesuatu bersama teman.
Gambar 3.7 Suasana keceriaan
Adanya akord disonan BbM7 pada birama 70 menggambarkan dalam pertemanan
pun kadang kala terjadi salah paham yang mengubah suasana.
Gambar 3.8 Salah paham
Bagian akhir dari Impression ditandai dengan adanya modulasi sementara dari
tonalitas E mayor menuju G mayor, yang menggambarkan setiap gairah yang
tenang dan kepuasan tersendiri penulis sebagai mahasiswa.
2. Complicated
8
Bagian ini memiliki struktur A-B-A’-C dan menggunakan tanda sukat 4/4
dengan tonalitas E Minor.
Tabel Struktur Komposisi 3.2
Komposisi
ini diawali
dengan pola
akord E
minor – E
diminished
pada birama
1-4 yang
dimainkan
olehh
intrumen
synthesizer
yang
menggambarkan penulis mengalami masa-masa malas dan tidak bersemangat.
Masuknya pola bass akord E minor dengan sinkupasi not 1/16 pada birama 6
menggambarkan kehidupan perkuliahan memasuki sesuatu yang lebih rumit dan
kompleks.
Birama Keterangan
1 – 33 Introduksi
Tantangan baru yang dirasakan penulis
34 – 71 Bagian A
Penulis berusaha untuk memahami materi baru
72 – 122 Bagian B
Masa kelam penulis selama perkuliahan
123 – 142 Transisi
143 – 178 Bagian A’
Penulis melanjutkan perkuliahan dengan suasana
dan semangat yang baru
179 – 195 Bagian C
Penulis mampu mengikuti setiap materi
196 – 209 Ending
9
Gambar 3.9 Kerumitan
Akord piano dengan nilai not penuh dan not ½ pada birama 10 menggambarkan
bahwa penulis perlahan mulai mencoba untuk memahami setiap tugas yang
semakin rumit, adanya akord disonan F Mayor7 dalam suasana akord E Minor
menggambarkan penulis mengalami sedikit kebingungan dalam memahami tugas.
Gambar 3.10a Mencoba untuk memahami
Gambar 3.10b Bingung memahami tugas
10
Pada birama 18 pola arpeggio dengan sinkopasi not 1/16 yang dimainkan oleh
instrumen piano, gitar, dan bass menggambarkan banyaknya materi-materi baru
yang cukup membuat penulis frustasi.
Gambar 3.11 Frustasi
Birama 26 menggambarkan penulis mencoba untuk bangkit dan kembali
bersemangat, bagian ini digambarkan kadens 4-5 dengan pola unison dan sinkupasi
pada semua instrumen.
Gambar 3.12 Bangkit dan bersemangat
Penulis mencoba untuk mengejar setiap materi, walaupun mengalami kesulitan dan
sering tersendat-sendat namun dengan motivasi dari teman-teman, penulis tetap
11
mencoba untuk maju. Bagian ini digambarkan pada birama 34-70 dengan
instrumen bass hanya memainkan ketukan 1 dan 2 untuk memberikan suasana
musik yang kurang lancar.
Gambar 3.13 Tersendat-sendat
Tangga nada G minor dengan nilai not 1/16 menggambarkan perasaan gelisah dan
khawatir apakah penulis mampu terus maju atau tidak.
Gambar 3.14 Gelisah dan khawatir
Pada birama 53-60, adanya melodi piano dan saxofon mengambarkan penulis yang
bercerita pada teman tentang kesulitan yang dialami. Namun penulis merasa ada
beberapa saran dari teman yang kurang tepat dan penulis tidak mendapat jalan
keluar dari permasalahan yang ada. Bagian ini digambarkan dengan akord C
minor7 pada birama 68.
Gambar 3.15 Saran yang kurang tepat
12
Penulis masuk pada masa terberat selama kuliah, banyak tantangan dan tekanan
membuat penulis kembali jatuh. Salah satunya, penulis sempat terbesit pikiran
untuk berganti instrumen mayor, dari instrumen mayor piano ke instrumen mayor
gitar.
Bagian ini digambarkan dengan penulis memainkan lagu Romance de Amor pada
instrumen gitar diiringi instrument synthesizer dengan beberapa akord disonan
untuk menggambarkan keadaan kelam tersebut.
Gambar 3.16 Masa kelam
Penulis merasa bimbang dan mempertimbangkan apakah memilih berganti mayor
adalah jalan keluar dari keadaan ini. Bagian ini digambarkan pada birama 95 oleh
melodi piano dengan arpeggio pola akord Em7 dan CM7.
Gambar 3.17 Merasa bimbang
Dalam masa kelam tersebut penulis kembali mendapat nasehat, teguran, dan
motivasi dari yang berharga dari orangtua, dosen, dan teman-teman. Pada birama
107 permainan solo 8 birama pada instrumen gitar dilanjutkan dengan solo saxofon
13
pada birama 115 menggambarkan beberapa bagian dari nasehat yang diberikan
kepada penulis.
Progressi akord vi-IV-III, vi-ii-III pada bagian solo yang cenderung naik turun
menggambarkan suasana hati penulis yang bimbang.
Gambar 3.18 Suasana hati bimbang
Birama 123-142 adalah transisi perpindahan suasana dari kelam menuju suasana
yang lebih riang dan bersemangat, digambarkan oleh melodi sinkopasi dengan not
1/16.
Gambar 3.19 Transisi perpindahan suasana
14
Kadens 4-5 dengan pola unison dan sinkupasi pada semua instrumen pada birama
143 menggambarkan penulis yang bangkit dan kembali bersemangat . Tangga nada
C mayor dan G mayor dengan not 1/16 yang dimainkan menuju register tinggi pada
piano menggambarkan gairah penulis yang semakin meningkat dan bersemangat
untuk kembali melanjutkan perjalanan yang sudah dimulai.
Gambar 3.20 Kembali bersemangat
3. Last Step
Bagian ini memiliki struktur A-B, menggunakan tanda sukat 4/4 dengan
tonalitas C Mayor.
15
Tabel Struktur Komposisi 3.3
Bagian terakhir yaitu Last Step. Komposisi ini menceritakan tentang tahap
akhir penulis dalam masa perkuliahannya, ketika penulis mulai mengerjakan tugas
akhirnya sebagai syarat kelulusan. Mencari ide, membuat komposisi, melakukan
bimbingan skripsi, hingga mengikuti ujian skripsi merupakan beberapa langkah
akhir yang harus dilewati penulis dalam tujuannya mendapatkan gelar Strata 1.
Komposisi ini diawali dengan instrumen synthesizer yang memainkan
akord E minor, dan dilanjutkan dengan instrumen piano dengan teknik arpeggio
yang menggambarkan tahap awal pengerjaan komposisi. Penulis sempat
kebingungan ketika harus menentukan ide dan konsep yang akan dibawakan.
Birama Keterangan
1 – 26 Introduksi
Proses pengerjaan skripsi
27 – 51 Bagian A
Bimbingan skripsi
52 – 58 Transisi
Ketegangan menjelang ujian
59 – 85 Bagian B
Ujian skripsi
86 - 94 Transisi
Perasaan setelah ujian selesai
95 - 112 Ending
16
Gambar 3.21 Bingung menentukan konsep
Dalam keadaan itu penulis berdoa kepada Tuhan, agar Tuhan membantu penulis
untuk mendapatkan ide-ide kreatif, karena penulis sadar tanpa bantuan Tuhan tidak
akan bisa mengerjakan skripsi ini. Bagian ini akan digambarkan pada birama 7-14
dengan instrumen saxofon memainkan motif salah satu lagu rohani. Selanjutnya
pada birama 15-26 menggambarkan saat dimana penulis mulai mengerjakan
komposisi.
Melodi dengan nilai not 1/16 pada instrumen gitar dan staccato pada instrumen
lain menggambarkan ide yang diperoleh penulis.
17
Gambar 3.22 Mendapatkan ide
Ketika ide sudah muncul, penulis langsung menuangkan ide yang muncul ke dalam
komposisi. Digambarkan dengan broken chord F2/A dengan nilai not 1/16.
Gambar 3.23 Langsung mengerjakan
Ada kalanya penulis kembali bingung dalam mengembangkan komposisi, hingga
penulis mencari ide lagi untuk pengembangan selanjutnya. Sampai akhirnya ketika
rangkaian konsep yang ada sudah matang, penulis kembali melanjutkan proses
pengerjaan komposisinya. Ketika beberapa bagian komposisi sudah selesai
dikerjakan, penulis pun cukup lega dan senang, dan perasaan optimis untuk
menyelesaikan komposisi pun meningkat. Bagian ini akan digambarkan dengan
sekuen naik dari instrumen saksofon dan synthesizer (brass) diiringi dengan musik
yang bernuansa riang pada birama 25-33.
18
Gambar 3.24 Optimis mampu menyelesaikan skripsi
Penulis melakukan bimbingan skripsi dengan dosen pembimbing digambarkan
dengan melodi piano dan saxofon.
19
Gambar 3.25 Bimbingan skripsi
Adanya modulasi sementara pada birama 47 dari C Mayor ke Eb Mayor
menggambarkan dalam bimbingan skripsi sering adanya perubahan-perubahan
untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.
Semakin mendekati hari ujian, penulis semakin merasa tegang dan gugup. Bagian
ini digambarkan pada birama 52 dengan musik bernuansa menegangkan yang
dimainkan dalam tonalitas A minor. Nada2 disonan menggambarkan ketegangan
penulis menjelang hari ujian.
Gambar 3.26 Ketegangan menjelang ujian
Pergerakan tangga nada C Mayor pada birama 69 menggambarkan penulis
berusahan untuk melawan rasa gugup pada saat ujian.
20
Gambar 3.27 Melawan rasa gugup
Birama 86-94 merupakan akhir dari penampilan ujian dan transisi menuju bagian
penutup komposisi Journey, Experience and Victory. Menggambarkan perasaan
penulis yang campur aduk bahagia, lega, dan puas setelah berhasil melewati ujian
skripsi. Bagian ini akan digambarkan dengan melodi pentatonis dan diakhiri
dengan unison oleh semua instrumen pada birama 91.
Gambar 3.28 Transisi menuju bagian penutup
Sekuen turun pada birama 94 menggambarkan ketegangan yang mulai berkurang.
21
Gambar 3.29 Ketengangan yang mulai berkurang
Setelah melalui tahap ujian, penulis merasa lega dan puas karena perjalanan
perkuliahan sudah berakhir. Bagian ini digambarkan dengan musik rock dengan
tempo 120 pada birama 95-112 dengan melodi saksofon dan piano.
Gambar 3.30 Lega dan puas