21
1 BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang penelitian dilakukan, kemudian dilanjutkan dengan beberapa bagian lainnya yang meliputi perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penjelaasan metode penelitian, dan susunan penelitian. Dalam bab ini juga akan dibahas mengenai metode penelitian yang terdiri dari metode pengumpulan data dan metode analisis yang digunakan dalam penelitian, yang terdiri dari analisis internal yang dimiliki oleh perusahaan dan analisi eksternal yang dihadapi oleh perusahaan. 1.1. Latar Belakang Tersedianya jaringan telekomunikasi di Indonesia, merupakan salah satu indikator tingkat ekonomi di suatu wilayah. Tersedianya jaringan telekomunikasi yang baik, dapat membantu meningkatkan kegiatan ekonomi masyarakat Indonesia, karena dengan adanya kemudahan dalam melakukan tekeomunikasi jarak jauh, masyarakat maupun pelaku ekonomi dapat mengurangi biaya transportasi, biaya logistik, dan dapat mengefisiensikan waktu yang digunakan dalam melakukan telekomunikasi tersebut. Dalam beberapa tahun terakhir, perkembangan teknologi baik dalam infrastuktur maupun produk akhir yang dijual kepada konsumen berupa handphone ataupun modem, makin mempermudah konsumen dalam melakukan

BAB I PENDAHULUANetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/74120/potongan/S2...1 BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang penelitian dilakukan, kemudian dilanjutkan

  • Upload
    buihanh

  • View
    227

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB I PENDAHULUANetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/74120/potongan/S2...1 BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang penelitian dilakukan, kemudian dilanjutkan

1

BAB I

PENDAHULUAN

Pada bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang penelitian dilakukan,

kemudian dilanjutkan dengan beberapa bagian lainnya yang meliputi perumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penjelaasan metode penelitian, dan

susunan penelitian. Dalam bab ini juga akan dibahas mengenai metode

penelitian yang terdiri dari metode pengumpulan data dan metode analisis yang

digunakan dalam penelitian, yang terdiri dari analisis internal yang dimiliki oleh

perusahaan dan analisi eksternal yang dihadapi oleh perusahaan.

1.1. Latar Belakang

Tersedianya jaringan telekomunikasi di Indonesia, merupakan salah satu

indikator tingkat ekonomi di suatu wilayah. Tersedianya jaringan telekomunikasi

yang baik, dapat membantu meningkatkan kegiatan ekonomi masyarakat

Indonesia, karena dengan adanya kemudahan dalam melakukan tekeomunikasi

jarak jauh, masyarakat maupun pelaku ekonomi dapat mengurangi biaya

transportasi, biaya logistik, dan dapat mengefisiensikan waktu yang digunakan

dalam melakukan telekomunikasi tersebut.

Dalam beberapa tahun terakhir, perkembangan teknologi baik dalam

infrastuktur maupun produk akhir yang dijual kepada konsumen berupa

handphone ataupun modem, makin mempermudah konsumen dalam melakukan

Page 2: BAB I PENDAHULUANetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/74120/potongan/S2...1 BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang penelitian dilakukan, kemudian dilanjutkan

2

komunikasi maupun akses data. Perkambangan ini tentu saja makin meningkatkan

kebutuhan para operator penyedia jasa telekomunikasi untuk selalu meningkatkan

kualitas dan kuantitas jasanya.

Aktivasi telepon seluler yang jauh lebih mudah daripada aktivasi telepon

jaringan tetap (fixed line), mengakibatkan industri telekomunikasi terus tumbuh.

Selain itu, waktu aktivasi dalam penggunaan telepon seluler jauh lebih pendek

dari pada waktu yang dibutuhkan untuk mengaktivasi telepon jaringan tetap,

menjadi salah satu faktor yang berperan dalam peningkatan jumlah pelanggan

telepon seluler. Berikut ini adalah gambaran perkembangan jumlah pelanggan

telepon bergerak seluler di Indonesia yang dijelaskan dalam tabel berikut ini.

Tabel 1.1 :Teledensitas Jaringan Telepon Tetap Kabel dan Telepon Tetap

Nirkabel Tahun 2005-2010

Teledesitas 2006 2007 2008 2009 2010

Tetap Kabel 3.94 3.88 3.81 3.69 3.55

Tetap Nirkabel 2.71 4.81 9.53 11.69 13.37 Sumber : Indikator TIK Indonesia Tahun 2011

Page 3: BAB I PENDAHULUANetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/74120/potongan/S2...1 BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang penelitian dilakukan, kemudian dilanjutkan

3

Sumber : Indikator TIK Indonesia Tahun 2011

Berdasarkan data yang dipublikasikan oleh Kementrian Telekomunikasi dan

Informatika pada tahun 2010, selama kurun waktu 2006 hingga 2010, pelanggan

telepon tetap kabel cenderung mengalami penurunan rata-rata 0,71% setiap

tahunnya. Sebaliknya, pelanggan telepon tetap nirkabel jumlah mengalami

pertumbuhan sebesar 26%. Hal ini menunjukkan bahwa pasar untuk telepon tetap

nirkabel terus mengalami peningkatan, sehingga peluang dalam industri telepon

tetap nirkabel masih sangat besar.

Page 4: BAB I PENDAHULUANetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/74120/potongan/S2...1 BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang penelitian dilakukan, kemudian dilanjutkan

4

Tabel 1.2 : Perkembangan Jumlah Pelanggan Telepon Bergerak

Telkomsel 16,291,000 24,269,000 35,597,000 47,890,000 65,299,991 81,643,532

Indosat 9,754,607 14,512,453 16,704,729 24,545,422 36,510,246 28,707,198

Excelcomindo 3,791,000 6,978,519 9,527,970 15,469,000 26,015,517 31,438,377

Mobile 8 500 1,200,000 1,825,888 3,012,801 2,701,914 2,805,842

STI - 10,609 134,713 310,464 784,343 636,868

Natrindo - 21,537 12,715 4,788 3,234,800 4,105,156

Hutchison - - - 2,039,406 4,500,609 7,311,000

Smart Telecom - - - 115 1,530,823 2,599,665

Perkembangan Jumlah Pelanggan Telepon Bergerak Seluler

Operator 2004 2005 2006 2007 2008 2009*

Sumber : Indikator TIK Indonesia Tahun 2011

Operator yang memiliki jumlah pelanggan terbanyak hingga tahun 2009,

yaitu Telkomsel, memiliki jumlah pelanggan sebanyak 81.643.532 orang, dimana

jumlah tersebut meningkat lima kali lipat dari jumlah pelanggannya di tahun

2004, yaitu sebanyak 16.291.000, dengan pertumbuhan jumlah pelanggan yang

terus meningkat 34.35% pada tahun 2008, dan meningkat 25.02% pada tahun

2009 dari tahun sebelumnya. Sedangkan operator telekomunikasi yang memiliki

jumlah pelanggan kedua terbanyak, XL Axiata, memiliki jumlah pelanggan

sebanyak 31.438.377 orang pada tahun 2009, yang berarti juga terjadi

peningkatan jumlah pelanggan sebesar 5.422.860 orang atau sebesar 20.84% dari

tahun 2008. Berbeda dengan pesaingnya, yaitu XL Axiata dan Telkomsel, pada

tahun 2009 Indosat mengalami penurunan jumlah pelanggan sebanyak 7.803.048

pelanggan, atau sebesar 21.37% dari jumlah pelannggannya di tahun 2008.

Operator lain yang jumlah pelanggannya mengalami peningkatan, adalah Mobile

8, Natrindo, Hutchison, dan Smart Telecom. Peningkatan jumlah pelanggan yang

Page 5: BAB I PENDAHULUANetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/74120/potongan/S2...1 BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang penelitian dilakukan, kemudian dilanjutkan

5

diraih oleh ketiga operator tersebut adalah sebesar 103.928 pelanggan (3.84%)

untuk Mobile 8, 870.356 pelanggan (26.9%) untuk Natrindo, 2.810.391 pelanggan

(62.44%) untuk Hutchison, dan sebesar 1.068.842 pelanggan (69.825%) untuk

Smart Telecom. Sedangkan Sampoerna Telekomunikasi Indonesia mengalami

penurunan jumlah pelanggan di tahun 2009 sebesar 147.4745 pelanggan, atau

sebesar 23% dari jumlah pelanggan sebelumnya di tahun 2008.

Gambar 1.1 : Teledensitas Pengguna Telepon Tetap Kabel dan Nirkabel Menurut

Wilayah

Sumber : Indikator TIK Indonesia Tahun 2011

Sedangkan menurut teledensitas atau jumlah dari saluran telepon dibagi dengan

total penduduk yang dikalikan 100 pada tahun 2010, wilayah Jakarta-Banten

memiliki nilai teledensitas tertinggi dibandingkan wilayah lainnya di Indonesia

dengan nilai teledensitas sebesar 73,72 untuk pelanggan telepon . Hal ini berarti,

di dalam tiap 100 penduduk, terdapat sekitar 73 penduduk yang menggunakan

saluran telepon tetap, sedangkan nilai teledensitas penduduk Jakarta-Banten untuk

Page 6: BAB I PENDAHULUANetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/74120/potongan/S2...1 BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang penelitian dilakukan, kemudian dilanjutkan

6

pengguna telepon tetap nirkabel adalah sebesar 65.59 yang artinya penduduk yang

menggunakan saluran tetap telepon lebih banyak dibandingkan dengan jumlah

pelanggan yang menggunakan saluran tetap nirkabel di wilayah Jakarta-Banten.

Wilayah yang memiliki teledensitas pengguna saluran telepon tetap kabel maupun

nirkabel terbesar kedua setelah wilayah Jakarta-Banten, adalah wilayah Jawa

Timur, Bali, dan Nusa Tenggara yang memiliki densitas pelanggan saluran

telepon tetap nirkabel sebesar 12,23 dan teledensitas pelanggan saluran telepon

tetap sebesar 15,37.

Perkembangan industri telekomunikasi di Indonesia juga dapat diamati dari

peningkatan teledensitas pengguna telepon bergerak seluler di Indonesia. Pada

tahun 2006, teledensitas pengguna telepon bergerrak seluler di Indonesia adalah

sebesar 28,73. Jumlah ini meningkat di tahun 2007 menjadi sebesar 41,52 dan di

tahun 2010 menjadi 85,85.

Page 7: BAB I PENDAHULUANetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/74120/potongan/S2...1 BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang penelitian dilakukan, kemudian dilanjutkan

7

Gambar 1.2 : Perkembangan Jumlah Pengguna Telepon Bergerak Seluler 2006-

2010

Sumber : Indikator TIK Indonesia Tahun 2011

Pasar industri telekomunikasi di Indonesia cenderung menunjukkan

pengembangan ke arah yang positif, dimana perusahaan-perusahaan yang ikut

bersaing untuk menyediakan jasa telekomunikasi diantaranya adalah : PT

Telekomunikasi Indonesia Seluler, Tbk (Telkomsel), PT XL Axiata (XL) Tbk,

PT Indosat Tbk (Indosat), PT Hutchison CP Telecommunications (3), PT Axis

Telecom Indonesia (Axis), PT Bakrie Telecom Tbk, PT Smartfren Tbk, PT

Sampoerna Telekomunikasi Indonesa (Ceria), dan PT Telekomunikasi Indonesia

(Telkom Flexi).

Perusahaan-perusahaan tersebut tidak hanya menyediakan jasa jaringan

telekomunikasi berbasis GSM (Global System for Global Communication), dan

3G (Third Generation) untuk layanan datanya, namun juga terdapat beberapa

operator yang menyediakan layanan jaringan telekomunikasi berbasis CDMA

Page 8: BAB I PENDAHULUANetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/74120/potongan/S2...1 BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang penelitian dilakukan, kemudian dilanjutkan

8

(Code Division Multiple Access) dan EVDO (Evolution, data Optimized).

Umumnya, perusahaan-perusahaan penyedia layanan jaringan telekomunikasi

yang berbasis GSM sudah lebih dahulu masuk ke pasar di Indonesia, sedangkan

masuknya operator atau perusahaan penyedia layanan jaringan telekomunikasi

yang berbasis CDMA mulai sejak tahun 2003 dimana PT. Bakrie Telecom mulai

menggunakan teknologi CDMA2000 1x dan mulai mengeluarkan produk dengan

brand Esia. Saat awal diluncurkan, produk Esia yang dikeluarkan oleh PT Bakrie

Telecom, Tbk masih mencakup beberapa kota di Indonesia di wilayah Jakarta,

Jawa Barat, dan Banten.

Walaupun tingkat persaingan di dalam industri penyedia jasa

telekomunikasi seluler ini cenderung tinggi, market share di industri ini sebagian

besar dimiliki oleh tiga operator besar, dengan operator yang memiliki jumlah

subscriber tertinggi menguasai hampir 50% market share yang ada.

Page 9: BAB I PENDAHULUANetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/74120/potongan/S2...1 BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang penelitian dilakukan, kemudian dilanjutkan

9

Tabel 1.3 : Jumlah Subscriber Telepon Seluler (Q3 2011)

OperatorJumlah

Subscriber ('000)Market share

Telkomsel 104.149 40,0%

Indosat 51.500 19,8%

XL Axiata 43.436 16,7%

Hutchison '3' Telecom 19.490 7,5%

Axis (e) 16.000 6,1%

Bakrie Telecom 14.442 5,6%

Smartfren (e) 10.600 4,1%

Ceria (e) 500 0,2%

Sumber : Indonesia Telecommunications Report 2012

Berdasarkan data dari Business Monitor International Ltd (2012), market

leader dalam industri ini adalah Telkomsel, perusahaan penyedia jaringan

telekomunikasi selular yang merupakan anak perusahaan PT Telkom, pelopor

dalam industri telekomunikasi di Indonesia, dengan market share sebesar 40%

pada bulan September 2011, dengan jumlah subscriber sebanyak 104,144 juta.

Dengan jumlah tersebut, Telkomsel telah menjadi operator mobile network

ketujuh yang memiliki jumlah pelanggan lebih dari 100 juta subscribers. Dalam

beberapa kuarter terakhir, pertumbuhan yang signifikan banyak didorong oleh

promosi tarif dan paket layanan yang ditawarkan bersama dengan mulai

meningkatnya jumlah pengguna smartphone Blackberry. Telkomsel sendiri

memiliki jumlah pelanggan pengguna Blackberry sebanyak 3,04 juta pada bulan

September 2011, meningkat sebayak 230% dari tahun sebelumnya.

Page 10: BAB I PENDAHULUANetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/74120/potongan/S2...1 BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang penelitian dilakukan, kemudian dilanjutkan

10

Operator yang memiliki market share kedua terbesar adalah Indosat, yang

memiliki 51,5 juta pelanggan hingga periode September 2012 dan memiliki

market share sebesar 19,8%. Persentase ini meningkat dibandingkan persentase

market share tahun sebelumnya, yaitu sebesar 17,9%. XL Axiata merupakan

operator yang memiliki market share ketiga terbesar setelah Telkomsel dan

Indosat. Dengan jumlah subscriber sebanyak 43,436 juta subscriber pada periode

September 2011, XL Axiata menguasai 16,7%.

Sedangkan Hutchison (3), memiliki market share terbesar yang keempat

dengan jumlah pelanggan yang diestimasikan sebesar 16,49 subscriber pada

September 2011, dengan market share sebesar 7,5%. Jumlah subscriber yang

dimiliki oleh Hutchison meningkat dari tahun sebelumnya yang berjumlah 16,27

juta subscriber.

1.2 Rumusan Masalah

Pada tahun 2010 dan 2011, operator telekomunikasi yang berbasis CDMA

kurang dapat bersaing dengan operator telekomunikasi berbasis GSM. Beberapa

permasalahan yang menyebabkan hal tersebut dijelaskan dalam poin-poin di

bawah ini.

- Mulai berubahnya layanan yang dominan dipakai oleh pelanggan, dimana pada

tahun 2009 masyarakat Indonesia mulai banyak menggunakan smartphone

sehingga operator harus dapat menyediakan layanan data agar dapat terus

Page 11: BAB I PENDAHULUANetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/74120/potongan/S2...1 BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang penelitian dilakukan, kemudian dilanjutkan

11

bersaing. Perbandingan net income beberapa operator dijelaskan dalam tabel di

bawah ini.

Tabel 1.4 : Perbandingan Net Income Operator di Indonesia Tahun 2007 – 2011

Sumber :Diolah dari berbagai sumber

Dari tabel di atas, dapat diamati bahwa tingkat keuntungan atau laba yang

diperoleh perusahaan pada tahun 2007 hingga tahun 2008 cenderung mengalami

penurunan hingga adanya rugi yang doalami oleh PT XL Axiata, Tbk dan PT

Smartfrren, Tbk, sedangkan PT Telekomunikasi Selular dan PT Bakrie Telecom,

Tbk mengalami penurunan laba dan tidak mengalami kerugian. Sedangkan pada

tahun 2009, perusahaan telekomunikasi lainnya, yaitu PT Telekomunikasi Selular

dan PT XL Axiata, Tbk dapat meningkatkan laba perusahaannya menjadi IDR

13.160.000.000 dan menjadi IDR 17.709.000.000. Namun di tahun 2010, laba

perusahaan PT Telekomunikasi Selular, Tbk mengalami penurunan sebesar 6%, di

mana pada tahun yang sama, PT XL Axiata mencatatkan peningkatan laba sebesar

69%. Penurunan laba juga dialami oleh dua operator yag bergerak di jaringan

CDMA, yaitu PT. Bakrie Telecom, Tbk dan PT Smartfren, dengan penurunan

sebesar 89,83% dan 93,51%. Penurunan laba ini masih dialami oleh PT. Telecom,

Tbk dan PT Smartfren, Tbk di tahun 2011. Apabila di tahun 2011 PT. Bakrie

Telecom, Tbk mencatat kerugian perusahaan sebesar IDR 782.700.000.000,00,

Page 12: BAB I PENDAHULUANetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/74120/potongan/S2...1 BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang penelitian dilakukan, kemudian dilanjutkan

12

maka PT. Smartfren, Tbk mengalami kerugian yang lebih besar daripada kerugian

yang dialaminya pada tahun 2010, yaitu menjadi senilai IDR

2.400.248.000.000,000.

- Banyaknya operator di Indonesia, mulai meningkatnya pengunaan data oleh

konsumen yang disertai banyaknya smartphone, merupakan beberapa faktor

eksternal yang mengurangi ARPU (Average Revenue Per User) perusahaan,

yang sebelumnya unggul dalam layanan suara karena memilikin tarif yang

murah dibandingkan dengan operator lain. Kurangnya daya saing perusaahan

dalam industri telekomunikasi yang tingkat persaingannya makin tinggi

mengakibatkan penurunan pertumbuhan subscriber yang secara garis besar

dapat diamati dari tabel di bawah ini :

Tabel 15: Data Subscriber PT Bakrie Telecom, Tbk

Sumber : Laporan Tahunan PT. Bakrie Telecom, Tbk Tahun 2011

Dari tabel di atas, dapat diamati bahwa pertumbuhan jumlah subscriber

mengalami penurunan sejak tahun 2008, yang terjadi pula pada jumlah pelanggan

prepaid. Sedangkan jumlah pelanggan postpaid mengalami penurunan yang

signifikan dari tahun 2009 hingga tahun 2011. ARPU yang mengalami penurunan

Page 13: BAB I PENDAHULUANetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/74120/potongan/S2...1 BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang penelitian dilakukan, kemudian dilanjutkan

13

dari tahun ke tahun merupakan salah satu pertanda bahwa terdapat pengurangan

pemakaian telepon oleh subscriber sehingga menyebabkan pendapatan rata-rata

per subscriber menurun, dimana hal ini bisa dibsebabkan kurangnya infrastruktur

untuk mendukung layanan data dan mulai berkurangnya penggunaan layanan

voice oleh konsumen. Penurunan tingkat pertumbuhan subscriber dan ARPU

tersebut bertolak belakang dengan penambahan jumlah BTS yang dilakukan oleh

Bakrie Telecom, dimana jumlah BTS selalu meningkat dari tahun 2007 hingga

tahun 2011.

1.3 Pertanyaan dan Tujuan Penelitian

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka pertanyaan penelitian yang

muncul adalah:

1. Apakah strategi yang diterapkan oleh Bakrie Telecom saat ini masih

efektif dalam menghadapi persaingan?

2. Apa kekuatan dan kelemahan serta peluang dan tantangan Bakrie

Telecom dalam menghadapi persaingan?

3. Strategi apa yang sesuai untuk Bakrie Telecom dalam menghadapi

persaingan?

Page 14: BAB I PENDAHULUANetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/74120/potongan/S2...1 BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang penelitian dilakukan, kemudian dilanjutkan

14

1.4 Penjelasan Metode Penelitian

1.4.1. Metode Pengumpulan Data

Sumber data penelitian adalah dari data primer yang berupa hasil

wawancara dengan Chief Business Plan & Control Officer dan General

Manager Relationship & System PT. Bakrie Telecom, Tbk. Wawancara yanng

dilakukan adalah untuk menganalisis strategi perusahaan dan industri

telekomunikasi di Indonesia. Selain itu data primer juga diperoleh dari hasil

penilaian rating oleh Chief Business Plan & Control Officer, Chief Product

Tariff & CCM Officer dan General Manager Relationship & System yang akan

digunakan dalam Internal Factor Analysis dan External Factor Analysis

Sedangkan data sekunder adalah berupa data laporan keuangan PT. Bakrie

Telecom, Tbk, laporan keuangan PT. XL Axiata Tbk, laporan keuangan PT

Telekomunikasi Selular Tbk, dan laporan keuangan PT Smafrtfren Tbk. Selain

itu, data industri telekomunikasi akan didapat dari Indikator Teknologi

Informasi dan Komunikasi Indonesia tahun 2011, yang diterbitkan oleh

Kementrian Komunikasi dan Informatika, dan Indonesia Telecommunications

Report kuartal 2 tahun 2012 yang diterbitkan oleh Business Monitor

International.

1.4.2. Metode Analisis

Analisa terhadap perkembangan industri telekomunikasi di Indonesia, dan

faktor-faktor apa yang mempengaruhinya.

Page 15: BAB I PENDAHULUANetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/74120/potongan/S2...1 BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang penelitian dilakukan, kemudian dilanjutkan

15

1. Evaluasi Strategi Bersaing

Analisis strategi bersaing dilakukan dengan melakukan evaluasi akan

strategi-strategi yang telah dilakukan dan diterapkan oleh perusahaan agar

perusahaan dapat meningkatkan layanan dan performanya di dalam industri

telekomunikasi.

2. Analisis Lingkungan Internal

Analisis lingkungan internal merupakan analisis yang dilakukan terhadap

kondisi-konsdisi di dalam perusahaan. Analisis yang akan dilakukan terdiri

dari :

a. Analisis Keuangan, merupakan analisis untuk mengetahui kondisi

internal perusahaan untuk mengetahui performa perusahaan. Analisis keuangan

yang akan dilakukan akan berdasarkan pendapatan usaha, beban usaha, dan

rugi usaha dan margin usaha.

b. Aspek Produk, merupakan analisis tentang produk atau jasa yang

dimilki oleh perusahaan yang dapat berperan meningkatkan performa

perusahaan.

c. Aspek Sumber Daya Manusia, merupakan analisis yang dilaukan

terhadap sumber daya manusia yang dimiliki oleh perusahaan.

3. Analisis Lingkungan Eksternal

a. Analisis Lingkungan Makro

Analisis lingkungan makro merupakan analisis yang mengevaluasi

lingkungan ekternal perusahaan secara makro, dan terdiri dari analisis

Page 16: BAB I PENDAHULUANetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/74120/potongan/S2...1 BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang penelitian dilakukan, kemudian dilanjutkan

16

lingkungan politik atau regulasi, analisis lingkungan ekonomi

general, analisis lingkungan sosial, dan teknologi.

b. Analisis Lingkungan Persaingan

Dalam analisis lingkungan persaingan, akan digunakan analisis

dengan Porter’s Five Forces model, di mana produk dan jasa yang

ditawarkan oleh perusahaan akan dianalisis berdasarkanfaktor

kekuatan pemasok, ancaman pendatang baru, ancaman dari produk

substitusi, dan kekuatan dari pembeli, yang kesemuanya

mempengaruhi tingkat persaingan diantara perusahaan-perusahaan

penyedia layanan telekomunikasi. Berikut adalah penjelasan dari tiap-

tiap faktor pada Porter’s Five Forces :

- Intensitas persaingan di dalam pasar diamati dari beberapa hal yang

dapat mempengaruhinya, antara lain adalah tingkat konsentrasi

penjual, tingkat pertumbuhan industri, perbedaan cost yang

signifikan antar perusahaan, tingkat diferensiasi produk antara

perusahaan, tingkat loyalitas pelanggan, cost pembeli dari satu

kompetitor ke kompetitor lainnya, dan analisis mengenai adanya

price leadership yang terjadi di dalam industri.

- Analisis terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi ancaman

pendatang baru akan diamati dari tingkat pengaruh adanya

economies of scale, akses pendatang baru terhadap kemudahan

dalam pemilihan site, teknologi, dan izin dari pemerintah, dan

keuntungan incumbentsterhadap penggunaaan teknologi. Faktor-

Page 17: BAB I PENDAHULUANetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/74120/potongan/S2...1 BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang penelitian dilakukan, kemudian dilanjutkan

17

faktor yang relevan terhadap pengaruh ancaman dari pendatang baru

di industri telekomunikasi adalah skala ekonomi yang signifikan,

akses pendatang baru terhadap jalur distribusi, akses pendatang baru

terhadap sumber material atau sumber daya, dan akses pendatang

baru terhadap lokasi yang dipilih

- Analisis terhadap pengaruh produk substitusi maupun produk

komplementer akan diamati dari availibility produk substitusi, nilai

harga terhadap produk yang dimiliki oleh produk substitusi,

availability dari prosuk dimiliki oleh produk substitusi. Faktor-faktor

yang signifikan yang mempengaruhi sebuah produk apabila ditinjau

dari ancaman produk substitusinya maupun sokongan dari produk

komplementernya di industri telekomunikasi adalah ketersediaan

produk atau jasa distribusi dan karakterisyik harga-nilau dari produk

distribusi.

- Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kekuatan pembeli akan

diamati dari kemampuan pembeli dalam mendapatkan produk

substitusi bagi produk yang digunakannya dan analisis harga yang

disesuaikan dengan keinginan konsumen atau harga yang ditentukan

oleh penjual

- Analisis terhadap kekuatan tawar menaawar pemasok, yang akan

dianalisis dari jumlah produk susbstitusi dari produk-produk yang

disediakan oleh suppiler dan kemampuan supplier dalam

mendiskriminasi harga.

Page 18: BAB I PENDAHULUANetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/74120/potongan/S2...1 BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang penelitian dilakukan, kemudian dilanjutkan

18

4. Analisis SWOT

Analisis SWOT yang akan dilakukan mencakup evaluasi perusahaan

berdasarkan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan, dan

tingkat peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan dari industri

telekomunikasi.

5. Formulasi Strategi

Formulasi strategi yang akan dilakukan adalah berdasarkan penghitungan

bobot dan rating dari masing-masing unsur kekuatan, kelemahan, peluang,

dan ancaman yang didapatkan dari analisis SWOT, yang disusun menjadi

matriks IFE (Internal Factors Analysis) dan EFE (External Factor

Analysis). Setelah didapatkan nilai weighted score dari matriks IFE dan

EFE tersebut, maka dapat diketahui posisi perusahaan dari matriks

internal-eksternal, di mana matriks tersebut akan membantu dalam

memetakan strategi perusahaan ke depan. Setelah itu, posisi perusahaan

akan dianalisa berdasarkan grand strategy matrix yang didapatkan dari

analisis terhadap tingkat pertumbuan pasar dan posisi kompetitif

perusahaan.

6. Driving Forces & Key Success Factor

Analisis terhadap faktor-faktor terpenting yang memberikan pengaruh

terbesar dalam membentuk ulang suatu industri dan merubah kondisi

kompetisi industri. Analisis ini akan meliputi tingkat perkembangan

teknologi dalam dunia telekomunikasi, perubahan tren dalam penggunaan

Page 19: BAB I PENDAHULUANetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/74120/potongan/S2...1 BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang penelitian dilakukan, kemudian dilanjutkan

19

handphone pintar, dan perubahan tingkat penggunaan suatu produk atau

jasa oleh konsumen.

Menurut Thompson, et al. (2012), key success factor pada suatu

industri adalah faktor-faktor kompetitif yang mempengaruhi kemampuan

anggota industri tersebut untuk bertahan dan sukses di pasar, yaitu antara

lain : elemen-elemen strategi, atribut produk, pendekatan operasional,

sumber daya, dan kemampuan berkompetisi yang memberikan perbedaan

antara menjadi kompetitor yang kuat atau kompetitor yang lemah, dan

antara keuntungan dan kerugian.

1.5 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai

berikut :

1. Bagi akademisi, penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber dan

atau dapat dikembangkan menajdi penelitian berikutnya.

2. Bagi praktisi, penelitian ini diharapkan dapat membantu dalam

memecahkan permasalahan maupun sebagai alat bantu dalam membuat

keputusan

Page 20: BAB I PENDAHULUANetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/74120/potongan/S2...1 BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang penelitian dilakukan, kemudian dilanjutkan

20

1.6 Susunan Penelitian

Sistematika penulisan dalam penelitian ini terdiri dari beberapa bab

yang saling berkaitan dan merupakan suatu kesatuan yang utuh, yang disusun

dengan sistematika sebagai berikut :

BAB 1 : PENDAHULUAN

Berisi penjelasan tentang latar belakang permasalahan, perumusan

masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian,

sistematika penulisan, metode penelitian dan metode analisis yang dilakukan

pada penelitian.

BAB 2 : TINJAUAN LITERATUR

Berisi penjelasan tentang berbagai kajian literatur yang terkait dengan

permasalahan penelitian, serta penelitiann terdahulu.

BAB 3 : PROFIL INDUSTRI TELEKOMUNIKASI DAN PERUSAHAAN

Berisi penjelasan tentang industri telekomunikasi di Indonesia, serta

tentang perusahaan PT. Bakrie Telecom, Tbk.

BAB 4 : ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Berisi penjelasan terkait dengan analisis data yang telah didapatkan

dengan metode analisis yang telah dijelaskan, beserta pembahasan yang

mendalam.

Page 21: BAB I PENDAHULUANetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/74120/potongan/S2...1 BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang penelitian dilakukan, kemudian dilanjutkan

21

BAB 5 : SIMPULAN DAN REKOMENDASI

Berisi kesimpulan dari hasil penelitian dan hasil analisis yang telah

dilakukan, serta rekomendasi untuk manajemen perusahaan PT. Bakrie

Telecom, Tbk, dan bagi praktisi yang akan melakukan studi lanjutan dari

penelitian ini.