58
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mengembangkan fungsi tersbut perlu menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Implementasi UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dijabarkan ke dalam sejumlah peraturan antara lain Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan yang mencakup 8 standar nasional pendidikan, yaitu : standar isi, proses, kompetensi lulusan, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian pendidikan. Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Mata pelajaran Matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari SD untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir 1

BAB I-IV PTK Matematika

Embed Size (px)

DESCRIPTION

BAB I-IV PTK Matematika

Citation preview

Page 1: BAB I-IV PTK Matematika

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 berfungsi

mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang

bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman dan

bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,

kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung

jawab. Untuk mengembangkan fungsi tersbut perlu menyelenggarakan suatu

sistem pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam UU No. 20 tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Implementasi UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

dijabarkan ke dalam sejumlah peraturan antara lain Peraturan Pemerintah No. 19

tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan yang mencakup 8 standar

nasional pendidikan, yaitu : standar isi, proses, kompetensi lulusan, pendidik dan

tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan

penilaian pendidikan.

Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan

teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan

memajukan daya pikir manusia. Mata pelajaran Matematika perlu diberikan

kepada semua peserta didik mulai dari SD untuk membekali peserta didik dengan

kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, kreatif serta kemampuan

bekerja sama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki

kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk

bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif.

Konsep-konsep dasar Matematika hendaknya dipahami siswa dengan baik.

Seperti halnya pada aspek bilangan, hendaknya konsep pecahan dipahami dengan

baik sebelum siswa dilibatkan dengan operasi aritmatika.

Realita yang ada, sering kita jumpai anak salah dalam membaca dan menulis

pecahan. Jika membaca dan menulis saja salah, tentunya pemahaman tentang

konsep pecahan menjadi lebih parah. Keadaan tersebut dapat terjadi karena

beberapa factor, yang salah satunya adalah media pembelajaran atau tidak

tersedianya alat peraga. Selama ini masih banyak dijumpai pembelajaran

1

Page 2: BAB I-IV PTK Matematika

Matematika yamh sifatnya verbal dan prosedural. Dalam pembelajaran

Matematika siswa nampak pasif dan menerima pengetahuan sesuai dengan yang

diberikan guru. Hal ini berdampak pada lemahnya siswa dalam memahami

konsep-konsep dasar Matematika.

Berdasarkan uraian tersebut, peneliti melakukan studi pendahuluan di SDN

Pejagan 03 kecamatan Kota Bangkalan, untuk mengamati berbagai kendala yang

dihadapi murid kelas III semester 2 tahun pelajaran 2010/2011. Di akhir

pembelajaran kepada 26 siswa diberikan tes formatif, yang terdiri dari 10 soal

tentang pecahan sederhana yang dijawab benar diberi skor 10 sehingga skor

maksimum 100. Hasil tes menunjukkan hanya 15 siswa yang mencapai skor 75%

ke atas menjawab benar, sedang 10 siswa lain masih melakukan kesalahan.

Adapun kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa antara lain :

1. Kesalahan menuliskan lambing pecahan.

2. Kesalahan menuliskan nama pecahan.

3. Keslahan menentukan gambar dari bilangan pecahan.

Kesalahan ini terjadi karena dimungkinkan siswqa mengalami kesulitan dalam

memahami konsep pecahan.

Materi pecahan merupakan salah satu standar kompetensi yang harus

dipelajar dan dikuasai oleh siswa. Keberhasilan seorang guru dalam mengajar

Matematika akan terlihat dari tercapainya target kurikulum yang telah ditentukan.

Tercapainya target kurikulum bisa dilihat dari evaluasi yang diberikan kepada

siswa. Apabila evaluasi bisa diselesaikan oleh siswa dengan baik, berarti target

kurikulum tercapai. Dengan kata lain guru dikatakan berhasil bila pembelajaran

yang diberikan bisa dikuasai siswa.

B. Rumusan Masalah

Melalui diskusi dengan teman sejawat dikeathui bahwa factor penyebab

siswa kurang menguasai materi yang diajarkan adalah:

a. Siswa kurang termotivasi dalam belajar Matematika.

b. Siswa belum mengerti tentang pecahan.

c. Guru tidak menggunakan alat peraga.

d. Kurangnya bimbingan dari guru dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan hal tersebut, yang menjadi focus perbaikan adalah “Bagaimana

cara meningkatkan pemahaman anak tentang konsep pecahan sederhana

2

Page 3: BAB I-IV PTK Matematika

secara aktif dalam pembelajaran Matematika dengan menggunakan

media/alat peraga dari benda konkret maupun gambar-gambar?”

C. Tujuan Penelitian

Untuk meningkatkan penguasaan siswa terhadap materi pelajaran, penulis

melaksanakn perbaikan pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas.

Disamping untuk memperbaiki pembelajaran, pelaksanaan perbaikan

pembelajaran ini juga ditujukan untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah

Pemantapan Kemampuan Profesional (PGSD 4412) pada program S 1 PGSD.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kesalahan siswa dalam

menyelesaikan soal-soal pecahan dan penyebab siswa melakukan kesalahan serta

menerapkan pembelajaran yang dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap

konsep nilai pecahan dengan menggunakan alat peraga.

Secara khusus penelitian ini bertujuan :

1. Untuk mengetahui hambatan atau kendala dalam menyajikan materi pelajaran

tentang konsep pecahan.

2. Mendapatkan suatu cara atau metode yang dapat meningkatkan pemahaman

siswa dalam suatau materi pembelajaran tentang konsep pecahan.

D. Manfaat Penelitian

Hasilnya diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan, khususnya

bagi guru kelas III tentang suatu alternatif pembelajaran untuk meningkatkan

pemahaman konsep abstrak tentang pecahan melalui penggunaan benda konkret,

sehingga bermanfaat untuk perbaikan dan peningkatan mengajarnya sekaligus

sebagai suatu pemberian pengalaman belajar yang dapat mendorong guru

melakukan penelitian tindakan kelas di tempatnya pada kesempatan yang lain.

Sementara itu, bagi siswa terutama subjek penelitian, diharapkan dapat

memperoleh pengalaman langsung mengenai adanya kebebasan dalam belajar

secara aktif dan kreatif sesuai perkembangan berpikirnya.

Laporan ini disusun berdasarkan catatan yang dibuat ketika merancang

kegiatan perbaikan, serta selama pelaksanaan, observasi, dan diskusi pelaksanaan

perbaikan pembelajaran yang dilakukan dalam 2 siklus PTK untuk mata pelajaran

Matematika. Berkenaan dengan itu, laporan ini memuat pendahuluan,

perencanaan dan pelaksanaan perbaikan pembelajaran, temuan atau hasil yang

diperoleh, serta kesimpulan dan saran tindak lanjut.

3

Page 4: BAB I-IV PTK Matematika

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. MEDIA PEMBELAJARAN

1. Pengertian Media Pembelajaran

Menurut Heinich, dkk.(1993) media merupakan alat saluran komunikasi.

Media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata “medium”

yang secara harfiah berarti “perantara”, yaitu perantara sumber pesan (a source)

dengan penerima pesan (a receiver). Schramm (1977) menjelaskan bahwa media

adalah teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan

pembelajaran. Media juga merupakan sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi

pembelajaran seperti buku, film, video, slide, dan sebagainya (Briggs, 1977).

Selain itu media merupakan saran komunikasi dalam bentuk cetak maupun

pandang dengar, termasuk teknologi perangkat kerasnya (NEA, 1969).

Dari beberapa pengertian media di atas dapat disimpulkan bahwa media

pembelajaran pada hakikatnya merupakan saluran atau jembatan dari pesan-pesan

pembelajaran (messages) yang disampaikan oleh sumber pesan (guru) kepada

penerima pesan (siswa) dengan maksud agar pesan-pesan tersebut dapat diserap

dengan cepat dan tepat sesuai dengan tujuannya.

2. Fungsi Media Pembelajaran

Dalam kaitannya dengan peranan media pembelajaran, dapat ditekankan

beberapa fungsi media pembelajaran sebagai berikut:

1. Sebagai sarana bantu untuk mewujudkan situasi pembelajaran yang lebih

efektif.

2. Sebagai salah satu komponen yang tidak berdiri sendiri tetapi saling

berhubungan dengan komponen lainnya dalam rangka menciptakan situasi

belajar yang diharapkan.

3. Selalu melihat kepada kompetensi dan bahan ajar.

4. Untuk mempercepat proses belajar.

5. Untuk meningkatkan kualitas proses belajar mengajar.

6. Dapat mengurangi terjadinya penyakit verbalisme.

4

Page 5: BAB I-IV PTK Matematika

3. Manfaat Media Pembelajaran

Selain fungsi-fungsi tersebut di atas, media pembelajaran ini juga memiliki

nilai dan manfaat sebagai berikut:

1. Membuat konkret konsep-konsep yang abstrak.

2. Menghadirkan objek-objek yang terlalu berbahaya atau sukar didapat ke

dalam lingkungan belajar.

3. Menampilkan objek yang terlalu besar atau kecil.

4. memperlihatkan gerakan yang terlalu cepat atau lambat.

5. Memungkinkan siswa berinteraksi secara langsung dengan

lingkungannya.

6. Memungkinkan adanya keseragaman pengamatan atau persepsi belajar

pada masing-masing siswa.

7. Membangkitkan motivasi belajar siswa.

8. Menyajikan informasi belajar secara konsisten dan dapat diulang maupun

disimpan menurut kebutuhan.

9. Menyajikan pesan atau informasi belajar secara serempak bagi seluruh

siswa.

10. Mengatasi keterbatasan waktu dan ruang.

11. Mengontrol arah dan kecepatan belajar siswa.

4. Jenis-jenis Media Pembelajaran

a. Media visual

Media visual dibagi menjadi 2, yaitu:

1. Media visual yang diproyeksikan (projected visual)

Pada dasarnya media visual ini menggunakan alat proyeksi (projector)

sehingga gambar atau tulisan tampak pada layer (screen). Media proyeksi

ini bisa berbentuk media proyeksi diam, misalnya gambar diam (still

pictures) dan media proyeksi gerak, misalnya gambar bergerak (motion

pictures). Jenis alat proyeksi yang saat ini bisa digunakan untuk kegiatan

pembelajaran diantaranya adalah OHP, slide projector, LCD, dan

filmstrips.

2. Media visual tidak diproyeksikan (non projected visual)

Jenis media visual tidak diproyeksikan, terdiri atas:

5

Page 6: BAB I-IV PTK Matematika

a. Gambar fotografik

Fotografik ini termasuk ke dalam gambar diam/mati, misalnya gambar

tentang manusia, binatang, tempat atau objek lainnya yang ada kaitannya

dengan isi/bahan pembelajaran yang akan disampaikan kepada siswa.

b. Grafis (graphic)

Merupakan media pandang dua dimensi (bukan fotografik) yang

dirancang secara khusus untuk mengkomunikasikan pesan pembelajaran.

Jenis media grafis yang sering digunakan dalam kegiatan pembelajaran

adalah grafik, bagan, diagram, poster, kartun/karikatur, dan komik.

c. Media tiga dimensi

Media tiga dimensi dalam hal ini terdiri atas media realia dan model.

Media realia merupakan alat bantu visual dalam pembelajaran yang

berfungsi memberikan pengalaman secara langsung kepada para siswa

(direct experiences). Media model merupakan tiruan dari beberapa objek

nyata. Model terdiri atas beberapa jenis, yaitu model padat, model

penampang, model susun, model kerja, mock-up dan diorama. Masing-

masing jenis model tersebut ukurannya mungkin persis sama, mungkin

juga lebih kecil atau lebih besar dengan objek sesungguhnya.

b. Media audio

Media audio adalah media yamg mengandung pesan dalam bentuk auditif

(hanya dapat didengar) yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan

kemauan para siswa untuk mempelajari bahan ajar. Jenis media audio terdiri atas

program kaset suara, CD audio, dan program radio.

Penggunaan media audio dalam kegiatan pembelajaran pada umumnya untuk

melatih keterampilan yang berhubungan dengan aspek-aspek keterampilan

mendengarkan.

c. Media audiovisual

Sesuai dengan namanya, media merupakan kombinasi audio dan visual atau biasa

disebut media pandang dengar. Apabila menggunakan media ini akan semakin

lengkap dan optimal penyajian bahan ajar kepada para siswa, selain itu media ini

dalam batas-batas tertentu dapat juga menggantikan peran dan tugas guru.

6

Page 7: BAB I-IV PTK Matematika

Contohnya program video/televise pendidikan, video/televise instruksional,

program slide suara, dan program CD interaktif.

5. Penggunaan Media Pembelajaran

Penggunaan media pembelajaran perlu memperhatikan tujuan yang ingin

dicapai, sifat dari bahan ajar, karakteristik sasaran belajar (siswa), dan kondisi

tempat/ruangan. Yang menjadi pertimbangan antara lain: kesederhanaan, menarik

perhatian, adanya penonjolan/penekanan (misalnya dengan warna), direncanakan

dengan baik, serta memungkinkan siswa lebih aktif belajar.

Dalam melaksanakan tindakan perbaikan, penulis menggunakan media

visual yang tidak diproyeksikan.

B. METODE MENGAJAR

1. Pengertian Metode Mengajar

Metode mengajar merupakan salah satu komponen yang harus digunakan

dalam kegiatan pembelajaran karena untuk mencapai tujuan pembelajaran

maupun dalam upaya membentuk kemampuan siswa diperlukan adanya suatu

metode atau cara mengajara yang efektif. Penggunaan metode mengajar harus

dapat menciptakan terjadinya interaksi antara siswa dengan siswa maupun

interaksi antara siswa dengan guru sehingga proses pembelajaran dapat dilakukan

secara maksimal.

Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam penggunaan metode

mengajar terutama berkaitan dengan perkembangan kemampuan siswa,

diantaranya sebagai berikut:

1. Harus memungkinkan dapat membangkitkan rasa ingin tahusiswa lebih

jauh terhadap materi pelajaran.

2. Harus memungkinkan dapat memberikan peluang untuk berekspresi yang

kreatif dalam aspek seni.

3. Harus memungkinkan siswa belajar melalui pemecahan masalah.

4. Harus memungkinkan siswa untuk selalu ingin menguji kebenaran

sesuatu.

5. Harus memungkinkan siswa untuk melakukan penemuan (inkuiri)

terhadap sesuatu topic permasalahan.

6. Harus memungkinkan siswa untuk mampu menyimak.

7. Harus memungkinkan siswa untuk belajar secara mandiri.

7

Page 8: BAB I-IV PTK Matematika

8. Harus memungkinkan siswa untuk belajar secara bekerja sama.

9. Harus memungkinkan siswa untuk lebih termotivasi dalam belajarnya.

2. Fungsi Metode Mengajar

Penggunaan metode mengajar dalam pembelajaran memiliki fungsi-fungsi

sebagai berikut:

1. Sebagai alat atau cara untuk mencapai tujuan pembelajaran atau

membentuk kompetensi siswa.

2. Sebagai gambaran aktivitas yang harus ditempuh oleh siswa dan guru

dalam kegiatan pembelajaran.

3. Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan alat penilaian

pembelajaran.

4. Sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan bimbingan dalam

kegiatan pembelajaran.

3. Faktor-faktor Metode Mengajar

Penentuan atau memilih metode mengajar dalam pembelajaran harus

mempertimbangkan beberapa faktor yang mempengaruhi pembelajaran. Faktor-

faktor tersebut adalah sebagai berikut:

1. Tujuan pembelajaran atau kompetensi siswa.

2. Karakteristik bahan pelajaran/materi pelajaran.

3. Waktu yang digunakan.

4. Faktor siswa

5. Fasilitas, media, dan sumber belajar.

4. Jenis-jenis Metode Mengajar

1. Metode ceramah

Merupakan suatu cara penyajian bahan atau penyampaian bahan pelajaran

secara lisan dari guru. Bentuk penyampaiannya sangat sederhana dari mulai

pemberian informasi, klarifikasi, ilustrasi, dan menyimpulkan. Ceramah yang baik

adalah ceramah bervariasi artinya ceramah yang dilengkapi dengan penggunaan

alat dan media serta adanya tambahan dialog interaktif atau diskusi sehiingga

proses pembelajaran tidak menjenuhkan.

1.1. Karakteristik metode ceramah

- Bersifat memberi informasi.

8

Page 9: BAB I-IV PTK Matematika

- Proses pembelajarannya dilakukan secara klasikal.

- Lebih bersifat monoton, guru lebih banyak berbicara.

- Perlu adanya dukungan kondisi yang efektif dari guru.

1.2. Prasyarat untuk mengoptimalkan pembelajaran ceramah

- Guru menguasai teknik-teknik ceramah yang dapat membangkitkan minat,

dan motivasi siswa.

- Guru mampu memberikan ilustrasi yang sesuai dengan bahan

pembelajaran.

- Guru menguasai materi pelajaran.

- Guru menjelaskan pokok-pokok bahan pelajaran secara sistematik.

- Guru menguasai aktivitas seluruh siswa dalam kelas.

- Siswa mampu mendengarkan dan mencatat bahan pelajaran yang

dijelaskan guru.

- Kemampuan awal yang dimiliki siswa berhubungan dengan materi yang

akan dipelajari.

- Siswa memiliki emosional yang mendukung untuk memperhatikan dan

memiliki motivasi mengikuti pelajaran.

1.3. Keunggulan metode ceramah

- Dianggap ekonomis waktu dan biaya.

- Target jumlah siswa akan lebih banyak.

- Bahan pelajaran sudah dipilih/dipersiapkan.

- Apabila bahan pelajaran belum dikuasai oleh sebagian siswa maka guru

akan merasa mudah untuk menugaskan dan memberikan rambu-rambu

pada siswa yang bersangkutan.

1.4. Kelemahan metode ceramah

- Sulit bagi yang kurang memiliki kemampuan menyimak dan mencatat

dengan baik.

- Kemungkinan menimbulkan verbalisme.

- Sangat kurang memberikan kesempatan pada siswa untuk berpartisipasi

secara total.

- Peran guru lebih banyak sebagi sumber pelajaran.

- Materi pelajaran lebih cenderung pada aspek ingatan.

9

Page 10: BAB I-IV PTK Matematika

2. Metode Diskusi

Merupakan cara mengajar yang dalam pembahasan dan penyajian materinya

melalui suatu problema atau pertanyaan yang harus diselesaikan berdasarkan

pendapat atau keputusan secara bersama.

Kegiatan diskusi dapat dilaksanakan dalam kelompok kecil, kelompok

sedang, dan kelompok besar ataupun diskusi kelas. Kegiatan diskusi dipimpin

oleh seorang ketua atau moderator untuk mengatur pembicaraan cara mencapai

target.

2.1. Karakteristik metode diskusi

- Bahan pelajaran dikemukakan dalam topic permasalahan..

- Adanya pembentukan kelompok.

- Kelancaran kegiatan diskusi ditentukan oleh moderator.

- Guru berperan sebagai pembimbing, fasilitator atau motivator supaya

interaksi dan aktivitas siswa dalam diskusi menjadi efektif.

2.2. Prasyarat untuk mengoptimalkan pembelajaran diskusi

- Guru mampu merumuskan permasalahan sesuai pembelajaran diskusi.

- Guru mampu membimbing siswa untuk merumuskan dan mengidentifikasi

permasalahan serta menarik kesimpulan.

- Guru mampu mengelompokkan siswa sesuai dengan kebutuhan

permasalahan dan pengembangan kemampuan siswa.

- Guru mampu mengelola pembelajaran melalui diskusi.

- Guru menguasai permasalahan yang didiskusikan.

- Siswa memiliki motivasi, perhatian, dan minat dalam diskusi.

- Siswa mampu melaksanakan diskusi.

- Siswa mampu menerapkan belajar secara bersama.

- Siswa mampu mengeluarkan isi pikiran atau pendapat/ide.

- Siswa mampu memahami dan menghargai pendapat orang lain.

2.3. Keunggulan metode diskusi

- Bertukar pikiran.

- Menghayati permasalahan.

- Merangsang siswa untuk berpendapat.

- Mengembangkan rasa tanggung jawab.

- Membina kemampuan berbicara.

- Belajar memahami pendapat atau pikiran orang lain.

- Memberikan kesempatan belajar.

10

Page 11: BAB I-IV PTK Matematika

2.4. Kelemahan metode diskusi

- Relatif memerlukan waktu yang cukup banyak.

- Apabila siswa tidak memahami konsep dasar permasalahan maka diskusi

tidak akan efektif.

- Materi pelajaran dapat menjadi luas dan yang aktif hanya siswa tertentu.

3. Metode Demonstrasi

Merupakan metode mengajar yang menyajikan bahan pelajaran dengan

mempertunjukkan secara langsung objek atau cara melakukan sesuatu sehingga

dapat mempelajarinya secara proses. Guru dituntut menguasai bahan pelajaran

serta mampu mengorganisasikan kelas.

3.1. Karakteristik metode demonstrasi

- Penyampaian pembelajaran pada siswa dalam penguasaan proses objek

tertentu.

- Guru berperan sebagai model yang mendemontrasikan pembelajaran.

- Mengutamakan aktivitas siswa.

- Bahan dan situasi yang digunakan adalah objek yang sebenarnya.

3.2. Prasyarat untuk mengoptimalkan pembelajaran demonstrasi

- Guru mampu secara proses dalam melaksanakan demonstrasi materi atau

topik yang dipraktikkan.

- Guru mampu mengelola kelas.

- Guru mampu menguasai siswa secara menyeluruh.

- Guru mampu menggunakan alat bantu yang digunakan.

- Guru mampu melaksanakan penilaian proses.

- Siswa memiliki motivasi, perhatian, dan minat terhadap topik yang akan

didemonstrasikan.

- Siswa mampu memahami tujuan/maksud yang akan didemonstrasikan.

- Siswa mampu mengamati proses yang didemonstrasikan.

- Siswa mampu mengidentifikasi kondisi dan alat yang digunakan dalam

demonstrasi.

3.3. Keunggulan metode demonstrasi

- Siswa dapat memahami bahan pelajaran sesuai objek yang sebenarnya.

- Dapat mengembangkan rasa ingin tahu siswa.

- Dapat melakukan pekerjaan berdasarkan proses yang sistematis.

- Dapat mengetahui hubungan struktural atau urutan objek.

- Dapat melakukan perbandingan dari beberapa objek.

11

Page 12: BAB I-IV PTK Matematika

3.4. Kelemahan metode demonstrasi

- Hanya dapat menimbulkan cara berpikir yang konkret saja.

- Jika jumlah siswa banyak dan posisi siswa tidak diatur maka

demonstrasi tidak efektif.

- Sering terjadi siswa yang kurang berani dalam mencoba atau melakukan

praktik yang didemonstrasikan.

4. Metode Pemecahan Masalah

Metode pemecahan masalah pada hakikatnya sama dengan inkuiri dan

discovery. Metode pemecahan masalah dalam pembelajaran merupakan suatu

upaya dan cara untuk membelajarkan siswa efektif dengan menggunakan metode

ilmiah. Jika dilihat dari filosofinya, metode ini cenderung menggunakan

pendekatan konstruktivisme artinya pengetahuan, keterampilan, dan sikap akan

dikembangkan dan dibangun oleh siswa di bawah bimbingan guru.

4.1. Karakteristik metode pemecahan masalah

- Metode ini sesuai jika digunakan pada siswa SD di kelas tinggi.

- Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan induktif.

4.2. Prasyarat untuk mengoptimalkan pembelajaran metode pemecahan

masalah

- Guru mampu membimbing siswa dari merumuskan hipotesis sampai pada

pembuktian dan kesimpulan serta membuat laporan pemecahan masalah.

- Guru menguasai konsep yang di-problem solving-kan.

- Guru mampu mengelola kelas.

- Guru mampu menciptakan kondisi pembelajaran pemecahan masalah

secara efektif.

- Guru mampu memberikan penilaian secara proses.

- Siswa memiliki motivasi, perhatian, dan minat belajar melalui pemecahan

masalah.

- Siswa memiliki kemampuan melaksanakan pemecahan masalah.

- Siswa memiliki sikap yang tekun, teliti, dan kerja keras.

- Siswa mampu menulis, membaca, dan menyimak dengan baik.

4.3. Keunggulan metode pemecahan masalah

- Mengembangkan kemampuan berpikir ilmiah.

- Mengembangkan kemampuan berpikir kritis.

- Mempelajari bahan pelajaran yang aktual dengan kebutuhan dan

perkembangan masyarakat.

12

Page 13: BAB I-IV PTK Matematika

- Jika dilaksanakan secara berkelompok dapat mengembangkan kemampuan

sosial siswa.

- Mengoptimalkan kemampuan siswa.

4.4. Kelemahan metode pemecahan masalah

- Memerlukan waktu relatif lama.

- Bahan pelajaran tidak bersifat logis dan sistematis.

- Memerlukan bimbingan dari guru.

Dalam penulisan laporan perbaikan pembelajaran ini, penulis menggunakan

metode ceramah, tanya jawab, diskusi, dan penugasan.

13

Page 14: BAB I-IV PTK Matematika

BAB III

PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian

Perbaikan pembelajaran dilaksanakan di SD Negeri Pejagan 03 kecamatan

Kota Bangkalan kabupaten Bangkalan. Subyek dari peneltian ini adalah siswa

kelas III semester 2. Adapun jadwal pelaksanaan perbaikan pembelajaran adalah

sebagai berikut:

Tanggal 23 Maret 2010 mata pelajaran Matematika siklus pertama.

Tanggal 30 Maret 2010 mata pelajaran Matematika siklus kedua.

B. Prosedur Penelitian

Tindakan Perbaikan Siklus I

Perencanaan

- Menyiapkan Rencana Perbaikan Pembelajaran.

- Menyiapkan materi pelajaran.

- Menyiapkan media pembelajaran.

- Menyiapkan instrument penelitian (lembar kerja siswa).

Pelaksanaan

- Memotivasi dalam belajar dengan menunjukkan sebuah

benda/makanan yang potong menjadi beberapa bagian yang sama.

- Siswa secara kelompok mendiskusikan tentang mengenal pecahan

sederhana dengan menggunakan benda yang dibelah menjadi empat

atau tiga, dan sebagainya.

- Siswa mengerjakan lembar kerja.

- Siswa mengumpulkan hasil kerja kelompok.

- Membahas lembar kerja.

- Siswa menyimpulkan materi dengan dipandu oleh guru.

- Guru memberi soal-soal pekerjaan rumah.

Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data keaktifan siswa, peneliti mengambil

dengan menggunakan tes/hasil evaluasi pada akhir pertemuan pembelajaran.

Refleksi

Berdasarkan hasil diskusi yang dilakukan antara peneliti dan observer,

refleksi dilakukan dalam beberapa hal:

14

Page 15: BAB I-IV PTK Matematika

1. Kesesuaian RPP dengan pelaksanaan.

2. Cara guru memotivasi siswa.

3. Aktivitas siswa pada saat pembelajaran.

4. Sikap guru dalam menangani respon siswa.

5. Cara penggunaan alat peraga/media pembelajaran.

6. Penggunaan waktu secara efisien.

7. Pemantapan penguasaan materi.

8. Pelaksanaan evaluasi.

Tindakan Perbaikan Siklus II

Perencanaan

- Menyiapkan Rencana Perbaikan Pembelajaran.

- Menyiapkan materi pelajaran.

- Menyiapkan media pembelajaran.

- Menyiapkan instrument penelitian (lembar kerja siswa).

Pelaksanaan

- Memotivasi dalam belajar dengan mengadakan tanya jawab tentang

materi pecahan yang sudah diajarkan pada pertemuan yang lalu.

- Siswa secara kelompok mendiskusikan tentang membaca dan menulis

lambang bilangan pecahan.

- Perwakilan dari setiap kelompok melaporkan hasil kerja kelompoknya.

- Membahas materi kelompok.

- Siswa mengerjakan lembar kerja.

- Membahas lembar kerja.

- Siswa menyimpulkan materi dengan dipandu oleh guru.

- Guru memberi soal-soal pekerjaan rumah.

Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data keaktifan siswa, peneliti mengambil

dengan menggunakan tes/hasil evaluasi pada akhir pertemuan pembelajaran.

Refleksi

Berdasarkan hasil diskusi yang dilakukan antara peneliti dan observer,

refleksi dilakukan dalam beberapa hal:

1. Kesesuaian RPP dengan pelaksanaan.

2. Cara guru memotivasi siswa.

3. Aktivitas siswa pada saat pembelajaran.

15

Page 16: BAB I-IV PTK Matematika

4. Sikap guru dalam menangani respon siswa.

5. Cara penggunaan alat peraga/media pembelajaran.

6. Penggunaan waktu secara efisien.

7. Pemantapan penguasaan materi.

8. Pelaksanaan evaluasi.

16

Page 17: BAB I-IV PTK Matematika

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Tabel I

Hasil Belajar Siswa Pada siklus I

No NAMA SISWA

PENGUASAAN MATERI

Pertama Perbaikan I

Betul % Betul %

1 Sahid 5 50 8 80

2 Reni 8 80 10 100

3 Indra 5 50 8 80

4 Maulud 8 80 9 90

5 Halimatus 8 80 9 90

6 Rita Yuliati 5 50 8 80

7 Putra 8 80 10 100

8 Sumaiyah 2 20 5 50

9 Fernando 9 90 10 100

10 Irfan Maulana 10 100 10 100

11 Ach. Tauhid 10 100 10 100

12 Bagas Pratama 5 50 9 90

13 Risky Romadon 6 60 9 90

14 Bagus Romadon 8 80 10 100

15 Masitha Dwi Putri 8 80 9 90

16 Fitri 8 80 10 100

17 Anisa Putri 9 90 10 100

18 Ilham Wahyudi 10 100 10 100

19 Moh. Adi Sugianto 5 50 8 80

20 Faris 4 40 8 80

21 Cindy 3 30 8 80

22 Yuni 10 100 10 100

23 Muazzeh 9 90 10 100

24 Farok 9 90 10 100

25 Mardiyah 10 100 10 100

Tabel II

17

Page 18: BAB I-IV PTK Matematika

Hasil Belajar Siswa Pada Siklus II

No NAMA SISWA

PENGUASAAN MATERI

Perbaikan I Perbaikan II

Betul % Betul %

1 Sahid 8 80 10 100

2 Reni 10 100 10 100

3 Indra 8 80 10 100

4 Maulud 9 90 10 100

5 Halimatus 9 90 10 100

6 Rita Yuliati 8 80 10 100

7 Putra 10 100 10 100

8 Sumaiyah 5 50 10 100

9 Fernando 10 100 10 100

10 Irfan Maulana 10 100 10 100

11 Ach. Tauhid 10 100 10 100

12 Bagas Pratama 9 90 10 100

13 Risky Romadon 9 90 10 100

14 Bagus Romadon 10 100 10 100

15 Masitha Dwi Putri 9 90 10 100

16 Fitri 10 100 10 100

17 Anisa Putri 10 100 10 100

18 Ilham Wahyudi 10 100 10 100

19 Moh. Adi Sugianto 8 80 10 100

20 Faris 8 80 10 100

21 Cindy 8 80 10 100

22 Yuni 10 100 10 100

23 Muazzeh 10 100 10 100

24 Farok 10 100 10 100

25 Mardiyah 10 100 10 100

18

Page 19: BAB I-IV PTK Matematika

B. Pembahasan

Siklus I

Berdasarkan hasil diskusi dengan teman sejawat disimpulkan bahwa

pembelajaran yang dilaksanakan sudah menunjukkan kemajuan. Hal ini

ditunjukkan dengan siswa mencapai tingkat penguasaan materi yang semakin

meningkat, yang dibuktikan dengan pencapaian nilai yang meningkat.

Pelaksanaan perbaikan pembelajaran I dilaksanakan dengan menggunakan

alat peraga yang sesuai materi dan disesuaikan dengan tahap perkembangan

berpikir siswa SD kelas 3. Peneliti bertindak sebagai guru yang dibantu guru kelas

IV sebagai pengamat sekaligus teman sejawat.

Hasil tes formatif yang dicapai oleh 25 subyek penelitian mencapai tingkat

keberhasilan 80% - 100%. Subjek Fatkur ternyata masih mendapatkan hasil yang

belum optimal (50%).

Tindakan perbaikan pembelajaran I difokuskan agar siswa memahami

konsep pecahan. Penerapan pembelajaran yang dilengkapi dengan alat peraga ini

memang belum dapat dilaksanakan secara optimal, karena siswa masih sangat

tergantung pada instruksi guru (peneliti). Namun demikian, hasil tes formatif 1

ternyata mencapai standar yang ditetapkan. Untuk subjek penelitian yang masih

melakukan kesalahan diberikan bimbingan langsung.

Berdasarkan hasil tersebut ditetapkan bahwa tujuan tindakan perbaikan

pembelajaran I telah tercapai. Oleh karena itu tidak diperlukan mengulang

tindakan, dalam arti dapat dilanjutkan ke tindakan perbaikan II.

Hal-hal unik yang muncul pada saat pelaksanaan perbaikan pembelajaran

diantaranya adalah pada siklus pertama (1) terjadi perubahan suasana kelas.

Dengan kehadiran seorang guru ke dalam kelas (teman sejawat) mebuat siswa

terlihat tegang. Perhatian semua siswa tertuju ke depan kelas tanpa ada seorang

pun yang bicara. Tetapi setelah diberitahu maksud kedatangan guru tersebut,

siswa baru terlihat tenang.

Siklus II

Tindakan perbaikan pembelajaran II merupakan kelanjutan dari tindakan

perbaikan I. Pada tindakan perbaikan pembelajaran II difokuskan agar siswa

menguasai dan meningkatkan pemahamannya tentang konsep membaca dan

menulis pecahan.

Pada tindakan perbaikan II, peneliti telah berusaha menciptakan suasana

pembelajaran yang kondusif, dan subjek penelitian sudah menampakan

19

Page 20: BAB I-IV PTK Matematika

antusiasme dan motivasi yang tinggi. Hal ini nampak dari keberanian siswa untuk

bertanya dan mencoba menggunakan alat peraga yang disediakan. Hasil tes yang

dicapai sudah optimal.

Penerapan pembelajaran yang berorientasi pada penggunaan alat peraga

pada tindakan II ini sudah lebih baik disbanding tindakan I, tetapi belum optimal.

Alat peraga yang digunakan yang ada di sekitar kelas. Pada tindakan perbaikan

pembelajaran II ini, tujuan pembelajaran sudah tercapai.

Pada saat pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada siklus kedua, siswa

kelas 3 mengalami perubahan tingkah laku. Siswa penuh kosentrasi mengikuti

pembelajaran. Banyak siswa yang mengajukan pertanyaan yang kadang-kadang

tidak ada hubungannya dengan materi pelajaran, sehingga guru kelabakan

menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut.

Jean Piaget (dalam Ruseffendi, 1988), mengemukakan perkembangan

mental (intelektual) manusia dari lahir sampai dewasa melalui 4 tahap berurutan,

yaitu: (1) sensori motor pada usia 0-2 tahun; (2) pra-operasional pada usia 2-7

tahun; (3) operasi konkret pada usia 7-11/12 tahun; dan (4) operasi formal pada

usia 12 tahun ke atas.

Siswa SD yang rata-rata berusia 7-12 tahun, berada pada tahap operasi

konkret. Cara berpikir logis siswa masih didasarkan pada bantuan benda-benda

konkret. Selanjutnya Piaget (dalam Hudojo, 1990) mengatakan bahwa proses

berpikir manusia berkembang secara bertahap dari berpikir intlektual konkret ke

abstrak Berdasarkan pendapat tersebut, pembelajaran Matemtika di SD terutama

untuk menanamkan konsep hendaknya dimulai dari penyajian konkret ke abstrak.

Konsep pecahan dapat dipahami oleh siswa jika siswa terlibat aktif dalam

pembelajaran melalui tahap konkret ke abstrak. Pembelajaran yang memanfaatkan

alat peraga secara baik dan benar dapat membangkitkan minat serta melibatkan

siswa baik secara intelektual maupun emosional. Suasana pembelajaran yang

kondusif sangat membantu siswa dalam belajar sehingga tindakan perbaikan

pembelajaran I dan II dapat tercapai.

20

Page 21: BAB I-IV PTK Matematika

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Setelah melalui dua kali siklus perbaikan pembelajaran dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut:

1. Setiap siswa memiliki kemampuan dan pemenuhan kebutuhan yang

berbeda.

2. Siswa memerlukan motivasi dalam belajar.

3. Penguasaan materi oleh siswa dapat ditingkatkan melalui penjelasan

disertai contoh-contoh dari benda-benda konkret.

4. Siswa merasa senang dan berkesan jika dilibatkan secara langsung dalam

proses pembelajaran.

B. Saran Tindak Lanjut

Bedasarkan kesimpulan tersebut, yang sebaiknya dilakukan oleh guru dalam

meningkatkan kualitas pembelajaran khususnya meningkatkan keaktifan siswa

dalam kelas yaitu:

1. Proses pembelajaran hendaknya direkayasa sedemikian rupa sehingga

anak terlihat aktif, antusias, kreatif, dan menyenangkan agar tujuan dalam

pembelajaran yang kita harapkan dapat tercapai.

2. Penggunaan alat peraga dalam pembelajaran mutlak diperlukan, sebab cara

berpikir anak usia kelas III SD (8 – 9 tahun) masih konkret dan spontan.

3. dengan menggunakan alat peraga yang sesuai dengan materi, Dapat

membantu siswa meningkatkan penguasaan konsep.

Disamping itu, berdasrkan pengalaman melaksanakan perbaikan

pembelajaran melalui PTK, kiranya perlu ada kelompok kerja di antara guru untuk

selalu bertukar pikiran dan pengalaman berkenaan dengan masalah dan tugas-

tugas mengajar sehari-hari.

21

Page 22: BAB I-IV PTK Matematika

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,1997. Matematika SD Kelas III. Balai Pustaka.

Depdiknas, 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta.

Nur Akhsin, Heny K, Thoyibah H, 2004. Matematika 3 untuk SD Kelas III. Cempaka Putih.

Hudoyo, H. 1990. Strategi Mengajar Belajar Matematika. Universitas Negeri Malang.

Jensen, Robert J. (ed). 1993. Reasearch Ideas for the Classroom Early Chilhood Matematics. New York: Macmillan Company.

Ruseffendi, E.T. 1998. Pengantar Kepada Membantu Guru Mengembangkan Kompetensinya dalam Pengajaran Matematika untuk Meningkatkan CBSA. Bandung: Tarsito.

Sumantri, Mulyani, Syoodiq, Nana, 2002. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta, Universitas Terbuka.

Syamsudin, Abin, Budiman, Nandang, 2002. Profesi Keguruan 2. Jakarta, Universitas Terbuka.

Wardani, I.G.A.K., Wihardi, Kuswaya, Nasution Noehi, 2002. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta, Universitas Terbuka.

Wardani, I.G.A.K., Siti Julaeha, M.A. Pemantapan Kemampuan Profesional. Jakarta, Universitas Terbuka.

Sri Anitah W, dkk. 2007. Strategi pembelajaran di SD. Jakarta, Universitas

Terbuka.

22

Page 23: BAB I-IV PTK Matematika

Lampiran 1

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Hikmatul Maulidiyah

NIM : 816442284

UPBJJ-UT : SURABAYA

Menyatakan bahwa:

Nama : Suparti, S.Pd

NIP : 195703201979072001

Tempat Mengajar : SDN Pejagan 03 Kec. Kota Bangkalan Kab.

Bangkalan

Guru Kelas : IV (Empat)

Adalah teman sejawat yang telah membantu dalam pelaksanaan perbaikan

pembelajaran, yang merupakan tugas mata kuliah Pemantapan Kemampuan

Profesional (PGSD 4412).

Demikian pernyataan ini dibuat untuk digunakan sebagaimana mestinya.

Bangkalan, Maret 2010Teman Sejawat Yang Membuat Pernyataan

Suparti, S.Pd Hikmatul MaulidiyahNIP. 195703201979072001 NIM. 816442284

Mengetahui,Kepala Sekolah

Drs. Herdi SusantoNIP195710041979071001

23

Page 24: BAB I-IV PTK Matematika

Lampiran 2

RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN

SIKLUS I

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : III/2

Waktu : 2 x 35 menit

A. Standar Kompetensi

Bilangan

3. Memahami pecahan sederhana dan penggunaanya dalam pemecahan masalah.

B. Kompetensi Dasar

3.1. Mengenal pecahan sederhana

C. Tujuan Pembelajaran

Diharapkan siswa dapat:

1. Mengenal pecahan sederhana seperti (setengah, seperempat, sepertiga,

seperenam)

2. Membaca lambang pecahan

3. Menulis lambang pecahan

D. Indikator

1. Mengenal pecahan sederhana (setengah, seperempat, sepertiga, seperenam)

2. Membaca lambang pecahan

3. Menulis lambang pecahan

E. Materi Pokok

Mengenal Pecahan sederhana dan Lambangnya

1. Pecahan setengah dan seperempat

a. Pecahan setengah artinya satu bagian dibagi menjadi dua bagian yang sama

besar.

Contoh :

Satu roti A Setengah roti A Setengah roti A

Lambang bilangan setengah adalah 1/2

b. Pecahan seperempat artinya satu bagian dibagi menjadi 4 bagian sama besar.

Contoh :

Satu coklat

Seperempat coklat Seperempat coklat Seperempat coklat Seperempat coklat

Lambang bilangan seperempat adalah 1/4

24

Page 25: BAB I-IV PTK Matematika

2. Pecahan sepertiga dan seperenam

a. Pecahan sepertiga artinya satu bagian dibagi menjadi tiga bagian yang sama besar.

Contoh :

Satu sosis

Sepertiga sosis Sepertiga sosis Sepertiga sosis

Lambang bilangan sepertiga adalah

b. Pecahan seperenam artinya satu bagian dibagi menjadi 6 bagian yang sama besar.

Contoh :

Satu donat

Seperenam donat Seperenam donat Seperenam donat

Seperenam donat Seperenam donat Seperenam donat

Lambang bilangan seperenam adalah 1/6

Secara umum :

1. Jika suatu benda dibagi 2 bagian sama besar, setiap bagian nilainya 1/2 (1/2 bagian).

2. Jika suatu benda dibagi 3 bagian sama besar, setiap bagian nilainya 1/3 (1/3 bagian).

3. Jika suatu benda dibagi 4 bagian sama besar, setiap bagian nilainya 1/4 (1/4 bagian).

4. Jika suatu benda dibagi 5 bagian sama besar, setiap bagian nilainya 1/5 (1/5 bagian).

5. Jika suatu benda dibagi 6 bagian sama besar, setiap bagian nilainya 1/6 (1/6 bagian).

F. Metode

1. Ceramah

2. Tanya Jawab

3. Diskusi Kelompok

4. Penugasan

5. Presentasi

G. Langkah-langkah Pembelajaran

1. Kegiatan Awal (5 menit)

Untuk memotivasi siswa dalam belajar, guru menunjukkan sebuah

benda/makanan, missal: coklat silverqueen lalu dipotong menjadi beberapa

25

Page 26: BAB I-IV PTK Matematika

bagian yang sama.

2. Kegiatan Inti (50 menit)

a. Secara kelompok mendiskusikan tugas: mengenal pecahan sederhana

(setengah, seperempat, sepertiga, seperenam) dengan menggunakan benda

yang dibelah menjadi empat atau tiga, dan sebagainya.

b. Siswa mengerjakan lembar kerja

c. Siswa mengumpulkan hasil kerja kelompok

d. Pembahasan lembar kerja

3. Kegiatan Akhir (15 menit)

a. Dengan dibantu guru, siswa menyimpulkan materi pelajaran.

b. Guru memberikan soal-soal PR.

H. Sumber / Alat dan Bahan

1. Sumber

a. Buku "Mari Berhitung 3" untuk SD Kelas 3

b. Buku penunjang "Mutiara" untuk SD Kelas 3

2. Alat dan Bahan

a. Benda konkret: coklat, jeruk, kertas.

b. Gambar yang sesuai materi

I. Penilaian

Tes: tertulis

Jawablah soal berikut sesuai dengan perintah!

1. Gambarlah pecahan berikut!

a. Sepertiga b. Dua perempat c. 5/6 d. 4/6

2. Tuliskanlah lambang pecahan berikut!

a. Setengah b. Seperlima c. Seperenam d. Dua pertiga

3. Tuliskanlah lambing pecahan yang ditunjukkan oleh gambar berikut!

a. b. c. d.

4. Pada hari ulang tahun Alan yang ke empat, Ia memotong sebuah kue menjadi 4

bagian yang sama besar. Alan mengambil 2 potong kue tersebut. Berapa bagian kue

yang di ambil Alan?

5. Arsirlah bagian seperenam pada bangun di bawah ini!

a. b. c.

26

Page 27: BAB I-IV PTK Matematika

Kunci Jawaban

1. a. b. c. d.

2. a. ½ b. 1/5 c. 1/6 d. 2/3

3. a. 2/3 b. 1/2 c. 3/6 d. 2/4

4. 2/4 bagian kue

5. a. b. c.

Mengetahui Bangkalan, Mei 2008

supervisor Mahasiswa

Dr. Yuliati, M.Pd Hikmatul Maulidiyah

NIP. 1957070219832005 NIM. 816442284

27

Page 28: BAB I-IV PTK Matematika

RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN

SIKLUS II

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : III/2

Waktu : 2 x 35 menit

A. Standar Kompetensi

Bilangan

3. Memahami pecahan sederhana dan penggunaanya dalam pemecahan

masalah.

B. Kompetensi Dasar

3.1. Mengenal pecahan sederhana

C. Tujuan Pembelajaran

Diharapkan siswa dapat:

1. Mengenal pecahan sederhana seperti (setengah, seperempat, sepertiga,

seperenam)

2. Membaca lambang pecahan

3. Menulis lambang pecahan

D. Indikator

1. Mengenal pecahan sederhana (setengah, seperempat, sepertiga,

seperenam)

2. Membaca lambang pecahan

3. Menulis lambang pecahan

E. Materi Pokok

Membaca dan Menulis Bilangan Pecahan

1. Setengah

Pada gambar di atas, ada 2 bagian yang sama besar. Jika

kita ambil satu bagian yang diarsir artinya kita telah

mengambil satu bagian dari keseluruhan 2 bagian. Gambar di

atas menunjukkan pecahan setengah. Lambang pecahan 1/2 dibaca

setengah atau satu perdua.

28

Page 29: BAB I-IV PTK Matematika

2. Sepertiga

Pada gambar di atas, ada 3 bagian yang sama besar. Satu bagian

telah diarsir dari keseluruhan 3 bagian. Gambar di atas menunjukkan

pecahan sepertiga. Lambang bilangan sepertiga adalah 1/3 dibaca

sepertiga atau satu pertiga.

3. Seperempat

Pada gambar di atas ada 4 bagian yang sama besar. Satu bagian telah

diarsir dari keseluruhan 4 bagian. Gambar di atas menunjukkan pecahan

seperempat. Lambang bilangan seperempat adalah 1/4 dibaca seperempat

atau satu perempat.

4. Seperenam

Pada gambar di atas ada 6 bagian yang sama besar. Satu bagian telah

diarsir dari keseluruhan 6 bagian. Gambar di atas menunjukkan

pecahan seperenam. Lambang bilangan seperenam adalah dibaca

seperenam atau satu perenam.

Secara Umum :

1. Untuk membaca nama suatu bilangan pecahan adalah sebagai berikut :

1 Satu

― Per Jadi, 1/4 di baca satu perempat atau seperempat

4 Empat

1 Satu

― Per Jadi, 1/6 di baca satu perenam atau seperenam

6 Enam

a a

― Per Jadi, a/b di baca a per b

b b

29

Page 30: BAB I-IV PTK Matematika

2. Untuk menentukan lambang pecahan adalah sebagai berikut :

Bila pecahan terdiri dari pembilang dan penyebut.

Pembilang Satu Per Tiga

Penyebut Pembilang Penyebut

Jadi, lambang pecahan satu pertiga adalah 1/3

F. Metode

1. Ceramah

2. Tanya Jawab

3. Diskusi Kelompok

4. Penugasan

5. Presentasi

G. Langkah-langkah Pembelajaran

1. Kegiatan Awal (5 menit)

Untuk memotivasi siswa dalam belajar, guru mengadakan tanya i awab dengan

siswa tentang materi pecahan yang sudah diajarkan pada pertemuan yang lalu.

2. Kegiatan Inti (50 menit)

1. Secara kelompok mendiskusikan tugas: membaca dan menulis lambang

bilangan pecahan.

2. Perwakilan dari setiap kelompok melaporkan hasil kerja kelompoknya.

3. Pembahasan materi kelompok

4. Siswa mengerjakan lembar kerja

5. Pembahasan lembar kerja

3. Kegiatan Akhir (15 menit)

1. Dengan dipandu oleh guru, siswa menyimpulkan materi pembelajaran.

2. Guru memberikan soal-soal PR.

H. Sumber / Alat dan Bahan

1. Sumber

a. Buku "Mari Berhitung 3" untuk SD Kelas 3

b. Buku penunjang "Mutiara" untuk SD Kelas 3

2. Alat dan Bahan

a. Benda konkret: coklat, jeruk, kertas.

b. Gambar yang sesuai materi

30

Page 31: BAB I-IV PTK Matematika

I. Penilaian

Tes: tertulis

Kerjakan soal-soal di bawah ini dengan benar!

1. Bagian yang diarsir menunjukkan pecahan …………

2. Bagian yang diarsir menunjukkan pecahan ……

3. Kue Ani dan Jesica 8/10 bagian. Jika kue Ani 5/10 bagian, berapa bagian

kue Jesica?

4. Tuliskan pecahan 5/10 dan gambarlah pecahan tersebut!

5. Sepotong kayu dipotong menjadi 6 bagian yang sama besar. 2 potong

kayu itu kemudian diambil untuk dijual. Berapa bagian kayu yang akan

dijual tersebut?

6. Gambarlah pecahan berikut!

a. 2/8 b. 3/4 c. 2/5

31

Page 32: BAB I-IV PTK Matematika

Kunci Jawaban

1. 2/3

2. 3/4

3. Kue Jesica adalah 3/10 bagian.

4. Lima persepuluh

5. 2/6 bagian kayu yang akan dijual.

6. a. b. c.

Mengetahui Bangkalan, Mei 2008

supervisor Mahasiswa

Dr. Yuliati, M.Pd Hikmatul MaulidiyahNIP. 1957070219832005 NIM. 816442284

32

Page 33: BAB I-IV PTK Matematika

Lampiran 3

INSTRUMEN PENELITIAN

LEMBAR OBSERVASI

(SIKLUS I)

Mata Pelajaran : MatematikaKelas / Semester : III / 2Hari / Tanggal : Kamis, 17 Maret 2010Fokus Observasi : Guru

No Aspek yang diobservasiKemunculan

KomentarAda Tidak Ada

1. Persiapana. Menggunakan bahan pembelajaran

yang sesuai dengan kurikulum.b. Merumuskan tujuan pembelajaranc. Mengorganisasi materid. Menentukan alat bantu pembelajarane. Merencanakan scenario pembelajaranf. Merencanakan prosedur dan jenis penelitian

√√√√√√

2. Pelaksanaana. Memotivasi siswab. Menyampaikan tujuan pembelajaranc. Mengadakan apersepsid. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tujuane. Menggunakan mediaf. Menggunakan waktu secara efisieng. Menangani pertanyaan dan respon siswah. Memantapkan penguasaan materi pembelajarani. Mengembangkan sikap positif

√√√√√√√√√

3. Evaluasia. Melaksanakan evaluasi dalam prosesb. Melaksanakan evaluasi diakhir pembelajaranc. Pembahasan hasil evaluasid. Memberi tugase. Menutup pelajaran

√√√√√

Pengamat

Suparti, S.PdNIP. 195703201979072001

33

Page 34: BAB I-IV PTK Matematika

LEMBAR OBSERVASI

(SIKLUS II)

Mata Pelajaran : MatematikaKelas / Semester : III / 2Hari / Tanggal : Senin, 24 Maret 2010Fokus Observasi : Guru

No Aspek yang diobservasi Kemunculan KomentarAda Tidak Ada

1. Persiapana. Menggunakan bahan pembelajaran yang sesuai

dengan kurikulum.b. Merumuskan tujuan pembelajaranc. Mengorganisasi materid. Menentukan alat bantu pembelajarane. Merencanakan scenario pembelajaranf. Merencanakan prosedur dan jenis penelitian

√√√√√√√

2. Pelaksanaana. Memotivasi siswab. Menyampaikan tujuan pembelajaranc. Mengadakan apersepsid. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tujuane. Menggunakan mediaf. Menggunakan waktu secara efisieng. Menangani pertanyaan dan respon siswah. Memantapkan penguasaan materi pembelajarani. Mengembangkan sikap positif

√√√√√√√√√

3. Evaluasia. Melaksanakan evaluasi dalam prosesb. Melaksanakan evaluasi diakhir pembelajaranc. Pembahasan hasil evaluasid. Memberi tugase. Menutup pelajaran

√√√√√

Pengamat

Suparti, S.PdNIP. 195703201979072001

34

Page 35: BAB I-IV PTK Matematika

Lembar Kerja Siswa

1. Bentuklah kelompok yang terdiri dari 4 anak.

2. Bersama kelompokmu belilah 4 buah .

A B C D

3. Bagilah keempat tersebut, dengan ketentuan sebagai berikut :

Coklat A dibagi menjadi 2 sama besar.

Coklat B dibagi menjadi 3 sama besar.

Coklat C dibagi menjadi 4 sama besar.

Coklat D dibagi menjadi 5 sama besar.

4. Buatlah laporan seperti table berikut.

CoklatGambar Coklat Nilai Tiap Bagian

CoklatSebelum dipotong Sesudah dipotong

A …………

B …………

C …………

D …………

Nama anggota :

1. …………………………

2. …………………………

3. …………………………

4. …………………………

5. Makanlah coklat tersebut bersama-sama. Jangan lupa, dibagi rata ya!

35

Page 36: BAB I-IV PTK Matematika

Lampiran 4

DATA-DATA HASIL PELAKSANAAN PERBAIKAN

Tabel I

Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I

No NAMA SISWA

PENGUASAAN MATERI

Pertama Perbaikan I

Betul % Betul %

1 Sahid 5 50 8 80

2 Reni 8 80 10 100

3 Indra 5 50 8 80

4 Maulud 8 80 9 90

5 Halimatus 8 80 9 90

6 Rita Yuliati 5 50 8 80

7 Putra 8 80 10 100

8 Sumaiyah 2 20 5 50

9 Fernando 9 90 10 100

10 Irfan Maulana 10 100 10 100

11 Ach. Tauhid 10 100 10 100

12 Bagas Pratama 5 50 9 90

13 Risky Romadon 6 60 9 90

14 Bagus Romadon 8 80 10 100

15 Masitha Dwi Putri 8 80 9 90

16 Fitri 8 80 10 100

17 Anisa Putri 9 90 10 100

18 Ilham Wahyudi 10 100 10 100

19 Moh. Adi Sugianto 5 50 8 80

20 Faris 4 40 8 80

21 Cindy 3 30 8 80

22 Yuni 10 100 10 100

23 Muazzeh 9 90 10 100

24 Farok 9 90 10 100

25 Mardiyah 10 100 10 100

36

Page 37: BAB I-IV PTK Matematika

DATA-DATA HASIL PELAKSANAAN PERBAIKAN

Tabel II

Hasil Belajar Siswa Pada Siklus II

No NAMA SISWA

PENGUASAAN MATERI

Perbaikan I Perbaikan II

Betul % Betul %

1 Sahid 8 80 10 100

2 Reni 10 100 10 100

3 Indra 8 80 10 100

4 Maulud 9 90 10 100

5 Halimatus 9 90 10 100

6 Rita Yuliati 8 80 10 100

7 Putra 10 100 10 100

8 Sumaiyah 5 50 10 100

9 Fernando 10 100 10 100

10 Irfan Maulana 10 100 10 100

11 Ach. Tauhid 10 100 10 100

12 Bagas Pratama 9 90 10 100

13 Risky Romadon 9 90 10 100

14 Bagus Romadon 10 100 10 100

15 Masitha Dwi Putri 9 90 10 100

16 Fitri 10 100 10 100

17 Anisa Putri 10 100 10 100

18 Ilham Wahyudi 10 100 10 100

19 Moh. Adi Sugianto 8 80 10 100

20 Faris 8 80 10 100

21 Cindy 8 80 10 100

22 Yuni 10 100 10 100

23 Muazzeh 10 100 10 100

24 Farok 10 100 10 100

25 Mardiyah 10 100 10 100

37