Upload
vuongcong
View
215
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penelitian.
Kabupaten Pasaman Barat adalah salah satu kabupaten yang ada
di Propinsi Sumatera Barat dengan pusat pemerintahan di Simpang Empat.
Wilayah Kabupaten Pasaman Barat dibatasi oleh pantai Samudera Indonesia
di sebelah barat, Propinsi Sumatera Utara di sebelah utara, Kabupaten Pasaman
di sebelah timur dan dengan Kabupaten Agam di sebelah selatan, seperti yang
ditunjukkan oleh peta dibawah ini yaitu gambar 1.1.
Gambar 1.1 Peta Lokasi Kabupaten Pasaman Barat
Sumber : Studi Perkuatan Tebing Dinas PSDA Sumbar Tahun 2011
Lokasi Kabupaten
Pasaman Barat
2
Batang Pasaman merupakan salah satu sungai yang mengalir di Kabupaten
Pasaman Barat bermuara ke Lautan Hindia dengan luas DAS 1536,53 km2 panjang
sungai 115,05 km, seperti yang terlihat dalam peta wilayah administrasi Kabupaten
Pasaman Barat berikut yaitu gambar 1.2.
Anak sungai Batang Pasaman adalah Batang Kanaikan dan Batang Tongar.
Adapun karakteristik DAS sungai Batang Pasaman dan anak-anak sungainya
disajikan dalam Gambar 1.3, dan Gambar 1.4.
Gambar 1.2 Lokasi Tinjauan Banjir
Sumber : Studi Perkuatan Tebing Dinas PSDA Sumbar Tahun 2011
3
SKALA:
25 km
Legenda:
Sungai
Batas DAS
Garis pantai
U
Gambar 1.3 Sungai dan DAS Batang Pasaman & anak-anak sungainya
Sumber : Studi Perkuatan Tebing Dinas PSDA Sumbar Tahun 2011
Gambar 1.4 DAS Batang Pasaman dan 2 anak sungai utama
Sumber : Studi Perkuatan Tebing Dinas PSDA Sumbar Tahun 2011
SKALA:
25 km
Legenda:
Sungai
Batas DAS
Garis pantai
U
DAS Bt.Pasaman-Jembatan
DAS Bt.Kenaikan
4
Alih fungsi lahan yang terjadi di daerah sekitar DAS yang semula sebagai
daerah resapan air berubah menjadi kawasan permukiman, perdagangan,
perkebunan serta pertanian. Hal ini dapat menyebabkan kemampuan DAS
untuk menahan air dibagian hulu berkurang. Sehingga seluruh air hujan akan
langsung dilepaskan DAS ke arah hilir. Bahkan dengan curah hujan yang
sangat tinggi dapat menyebabkan longsor di bagian hulu sungai serta penampang
sungai yang mengecil tidak memadai pada suatu daerah aliran sungai akan
melimpas dan mendatangkan air bah dalam volume yang besar, penggenangan
akibat limpasan keluar alur sungai karena debit sungai yang membesar melampaui
kapasitas aliran melanda daerah-daerah rendah permukaan bumi, di lembah,
sungai-sungai, dan cekungan-cekungan sehingga berakibat terganggunya
perekonomian masyarakat dan bahkan sering menimbulkan korban jiwa, yang
disebut juga sebagai banjir.
Banjir dan kerusakan yang diakibatkannya adalah permasalahan yang
sering melanda daerah permukiman penduduk dan prasarana infrastruktur dalam
daerah hamparan sungai. hal ini terjadi pula pada Batang Pasaman, terutama
di daerah sekitar Jembatan lintas Simpang Empat–Ujung Gading ke arah hulu
sungai yang meliputi tiga kecamatan yaitu Kecamatan Gunung Tuleh,
Kecamatan Pasaman dan Kecamatan Sasak Ranah Pesisir, dimana air sungai
meluap mengenangi pemukiman, perkebunan dan membahayakan infrastruktur
jembatan tersebut serta menyebabkan terganggunya jalur transportasi
lintas Simpang Empat–Ujung Gading.
Pada waktu banjir daya rusak sugai cukup tinggi sehingga dinamika
morfologi berupa perubahan alur sungai terus terjadi dari tahun-ke tahun. Hal ini
ditandai dengan perubahan alur pada sungainya hingga pemutusan meandering
sungainya secara alamiah. Meandering sungai Batang Pasaman cukup banyak
baik di hulu maupun di hilir jembatan hingga ke muara. Sebagian besar berada
di daerah perkebunan. Kondisi Sungai seperti ini rawan terhadap kestabilan
tebing sungai, melambatnya aliran banjir menuju muara, dan pelurusan alamiah
alur oleh sungai itu sendiri.
5
Permasalahan bencana banjir beserta kerusakan yang diakibatkannya
di Batang Pasaman sering terjadi pada daerah pertemuan sungai Batang Kenaikan
dengan Batang Pasaman. Kejadian banjir tersebut terjadi hampir setiap tahunnya
yang dari tahun ke tahun semakin besar dan semakin sering terjadi.
Kejadian banjir tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :
- Pada Batang Pasaman, akibat curah hujan yang tinggi di hulu terjadi
peningkatan aliran air secara bertahap yang kemudian tertahan oleh
bukaan jembatan yang menimbulkan fenomena bottle neck di tambah
dengan masuknya aliran air dari arah Batang Kenaikan. Air yang tak
tertampung menggenang dan secara bertahap elevasi muka air meningkat
sejalan dengan volume air yang datang. Genangan air yang terjadi meliputi
daerah Muara Kiawai dan kawasan di sekitar jembatan penghubung
Simpang Empat dan Ujung Gading tersebut.
- Adanya meandering sungai pada hilir jembatan turut memperparah
lamanya genangan.
- Terdapat daerah yang kritis pada pertemuan Batang Pasaman dengan
Batang kenaikan yaitu di hulu jembatan Muara Kiawai. Hal ini dapat
membahayakan jika aliran Batang Pasaman masuk ke Batang Kenaikan
dan kemudian menerjang ke arah hilir dan melewati sisi Utara Abutmen
Jembatan hal ini akan mengakibatkan jalan penghubung Simpang Empat
dan Ujung Gading dapat terputus.
6
Bencana banjir yang terjadi yang dipicu oleh curah hujan yang tinggi
di hulu DAS mengakibatkan terjadinya daerah genangan banjir pada 2 lokasi yang
ditunjukkan oleh Gambar 1.5 dan detail daerah genangan banjir beserta luasan
genangannya ditunjukkan oleh Gambar 1.6, yaitu pada daerah pertemuan sungai
Batang Pasaman dan Batang Kenaikan tepatnya di daerah Muara Kiawai dan di
daerah hulu Batang Kenaikan.
SKALA:
25 km
Legenda:
Sungai
Batas DAS
Garis pantai
Batang Pasaman
Batang Kenaikan
Batang Tongar
Gambar 1.5 Daerah Genangan Banjir
Sumber : Studi Perkuatan Tebing Dinas PSDA Sumbar Tahun 2011
7
Dari 2 lokasi Daerah Genangan Banjir yang terjadi, penelitian ini
menfokuskan pada lokasi yang pertama yaitu pada daerah Pertemuan Sungai
Batang Pasaman dan Batang Kenaikan di daerah Muara Kiawai, hal ini
dikarenakan pada pertemuan tersebut terdapat jembatan penghubung jalan utama
dan terdapat juga meander sungai seperti yang ditunjukkan oleh Gambar 1.7.
Bt Kenaikan
Bt Pasaman
Bt Jembatan
Gambar 1.7 Kondisi pertemuan Batang Pasaman dan Batang Kenaikan
di hulu jembatan Muara Kiawai
Sumber : Studi Perkuatan Tebing Dinas PSDA Sumbar Tahun 2011
Batang Pasaman
Genangan Banjir
Batang Kenaikan 220 Ha
Genangan Banjir di
Pertemuan sungai
126 Ha
Batang Kenaikan
Gambar 1.6 Detail Daerah Genangan Banjir Beserta Luasan Genangannya
Sumber : Studi Perkuatan Tebing Dinas PSDA Sumbar Tahun 2011
8
Dalam upaya melindungi kawasan-kawasan yang mempunyai nilai strategis
dan pengaruh penting terhadap kegiatan perekonomian serta menyelamatkan
infrastruktur yang ada pada kawasan rawan banjir sebagaimana yang telah
diuraikan diatas, maka diperlukan suatu kajian debit banjir, dimana kajian ini
kedepannya diharapkan dapat dijadikan sebagai masukan bagi pihak terkait untuk
program pengendalian banjir sungai Batang Pasaman.
Berdasarkan survey bencana banjir, kawasan yang mengalami bencana
adalah Kecamatan Gunung Tuleh, Kecamatan Pasaman dan Kecamatan Sasak
Ranah Batahan. Bencana banjir dipicu oleh curah hujan yang tinggi di hulu DAS.
Berikut adalah dokumentasi Genangan Banjir pada titik Pertemuan Sungai
Batang Kenaikan dengan Batang Pasaman, yang ditunjukkan pada Gambar 1.8.
9
Gambar 1.8 Kondisi air tinggi pada Batang Pasaman
Sumber : Studi Perkuatan Tebing Dinas PSDA Sumbar Tahun 2011 dan Google Map diakses Tahun 2017
Batang Pasaman Hulu
Batang Kenaikan
Batang Pasaman Hilir
10
1.2. Tujuan Penelitian.
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk :
Memprediksi tinggi muka air banjir untuk beberapa skenerio dari aliran air
sungai Batang Pasaman dan Batang Kenaikan, dengan Skenerio sbb :
1. Skenerio 1, Kondisieksisting.
Pada Skenerio 1 ini semua sungai disimulasikan secara bersama-
sama dengan debit yang dipakai adalah debit Periode Ulang 2, 5, 10,
25, 50, dan 100. Aliran dari Batang Kenaikan dan aliran dari Batang
Pasaman Hulu menyatu pada Batang Pasaman Hilir.
Kenaikan
9892
87
8275
6764 58 54
5048
3331
26
22
1912 10
84
1
Bt
Pas aman
Pasaman Hulu (s)
142138
130128124
120
116113109
10510190
86837875
72
6552
4844
4034302722
1273
Bt Pas
a
man
Pasaman Hilir (P
498
494491
488485480
472468464
461457452
444
439
435
431427
424422
418414410406402397392
Bt
P a
saman
Jembatan
Gambar 1.9 Skema Skenerio 1
11
2. Skenerio 2, TanparuassungaiBatangKenaikan.
Pada Skenerio 2 ini AliranRuas Sungai Batang Kenaikan
diasumsikan tidak adasehingganilainya 0. Debit yang dipakai adalah
debit Periode Ulang 2, 5, 10, 25, 50, dan 100. Aliran dari Batang
Pasaman Hulu mengalir sampai Batang Pasaman Hilir
Pasaman Hulu (s)
142138
130128124
120
116113109
10510190
86837875
72
6552
4844
4034302722
1273
Bt Pasa
man
Pasaman Hilir (P
498
494491
488485480
472468464
461457452
444
439
435
431427
424422
418414410406402397392
Bt
P asaman
Jembatan
Gambar 1.10DenahSkenerio 1
Gambar 1.11Skema Skenerio 2
12
3. Skenerio 3, TanparuassungaiBatangPasamanhulu.
Pada Skenerio 3 ini AliranRuas Sungai Batang Pasaman Hulu
diasumsikan tidak adasehingganilainya 0. Debit yang dipakai adalah
debit Periode Ulang 2, 5, 10, 25, 50, dan 100. Aliran dari Batang
Kenaikan mengalir sampai Batang Pasaman Hilir.
Kenaikan
9892
87
8275
6764 58
5452
49
33312824
20
18 11
984
B t Pas aman
Pasaman Hilir
500
495492
489
487483475
471
466
462459
455448441437
433430
426
424422
418414410406402397392
B t P asaman
Jembatan
Gambar 1.12DenahSkenerio 2
Gambar 1.13Skema Skenerio 3
13
1.3. Manfaat Penelitian.
Adapun yang menjadi manfaat penelitian ini adalah:
Sebagai masukan bagi pihak terkait untuk program pengendalian banjir
Batang Pasaman khususnya di daerah pertemuan Batang Pasaman dengan
Batang Kenaikan.
1.4. Batasan Penelitian.
Adapun yang menjadi batasan pada penelitian ini adalah:
1. Tinjauandaerahbanjiradalahpadadaerahpertemuanduasungai,
BatangPasamandanBatangKenaikan di daerahMuaraKiawaiKab.Pasaman
Barat
2. Peta lokasi,lokasi tinjauan, peta Daerah Aliran Sungai (DAS) Batang
Pasamandananak-anaksungainya, peta Daerah Aliran Sungai (DAS) Batang
Pasamandan 2 anaksungaiutama, yang diperoleh dari
StudiPerkuatanTebingDinas PSDA Sumbartahun 2011.
3. Gambar situasi, potongan melintang danmemanjang sungai Batang Pasaman
dan Batang KenaikansertaData DebitBanjirRencana yang diperoleh dari
hasilperhitunganStudiPerkuatanTebingDinas PSDA Sumbartahun 2011.
98 90
82 75
67
65 58
54
52 48
33
31 28
24
20 19
11
9 4
500
495 492
489 486
481
471 467
464 462
458 452 444
438
435
432
429
426
424 421
408
403 398
393 390.9
Bt Pasaman final skenario Plan: Skenario 3A 20/10/2017 Geom: skenario 3 Flow: SKENARIO 3A
Legend
WS Q 2
Ground
Bank Sta
Gambar 1.14DenahSkenerio 3
14
4. Penampangsungaidiasumsikanmasiftidakberubah-rubah.
5. Sedimen transport diasumsikanmeratatidakadaaliran debris.
6. Alirandiasumsikan Steady
Flowtidaktergantungpadawaktudengankecepatanaliranberbandingterbalikde
ngantinggigenangan.
7. MenggunakanSoftWare HEC-RAS 4.1 dalammensimulasikanskenerio yang
direncanakan.
8. Koefisien Manning 0,25.
9. Aliran yang diasumsikantidakadabernilai 0.
Adapungambarsituasidan detail
situasipertemuansungaiBatangPasamandanBatangKenaikandapatterlihatpadaGam
bar1.15dan 1.16sertagambarpotonganmelintangnyaterlihatpadaGambar 1.17 s/d
1.22berikut.
15
Tebing Pembatas Sungai
Yang akan jebol
670 m
Jembatan Baru 120 mJembatan Lama + 20 m
Sungai Batang Pasaman
Titik Pertemuan Sungai
Sungai Batang Kenaikan
Detail Pertemuan
Gambar 1.15 Situasi Sungai Batang Pasaman dan Batang Kenaikan
Sumber : Studi Perkuatan Tebing Dinas PSDA Sumbar Tahun 2011
16
Gambar 1.16 Detail Situasi Pertemuan Sungai Batang Pasaman dan Batang Kenaikan
Sumber : Studi Perkuatan Tebing Dinas PSDA Sumbar Tahun 2011
17
ELEVASI TANAH ASLIORIGINAL GROUND LEVEL (m)
JARAK/DISTANCE (m)
GALIANCUT
: m
TIMBUNANFIL
: m
KUPASANSTRIPING
: m
G. RUMPUTSOD FACING
: m
2
2
Bidang persamaan/reference level
S.20
+11.0
ELEVASI TANAH ASLIORIGINAL GROUND LEVEL (m)
JARAK/DISTANCE (m)
GALIANCUT
: m
TIMBUNANFIL
: m
KUPASANSTRIPING
: m
G. RUMPUTSOD FACING
: m
2
2
Bidang persamaan/reference level
S.17
+10.0
Gambar 1.17 Potongan Melintang Sungai Batang Pasaman Hulu Patok S.20
Sumber : Studi Perkuatan Tebing Dinas PSDA Sumbar Tahun 2011
Gambar 1.18 Potongan Melintang Sungai Batang Pasaman Hulu Patok S.17
Sumber : Studi Perkuatan Tebing Dinas PSDA Sumbar Tahun 2011
18
ELEVASI TANAH ASLIORIGINAL GROUND LEVEL (m)
JARAK/DISTANCE (m)
GALIANCUT
: m
TIMBUNANFIL
: m
TIMB EKS GALFILL CUT
: m
G. RUMPUTSOD FACING
: m
2
2
Bidang persamaan/reference level
K.9
+12.0
ELEVASI TANAH ASLIORIGINAL GROUND LEVEL (m)
JARAK/DISTANCE (m)
GALIANCUT
: m
TIMBUNANFIL
: m
TIMB EKS GALFILL CUT
: m
G. RUMPUTSOD FACING
: m
2
2
Bidang persamaan/reference level
K.8
+12.0
Gambar 1.19 Potongan Melintang Sungai Batang Kenaikan Patok K.9
Sumber : Studi Perkuatan Tebing Dinas PSDA Sumbar Tahun 2011
Gambar 1.20 Potongan Melintang Sungai Batang Kenaikan Patok K.8
Sumber : Studi Perkuatan Tebing Dinas PSDA Sumbar Tahun 2011
19
ELEVASI TANAH ASLIORIGINAL GROUND LEVEL (m)
JARAK/DISTANCE (m)
GALIANCUT
: m
TIMBUNANFIL
: m
KUPASANSTRIPING
: m
G. RUMPUTSOD FACING
: m
2
2
Bidang persamaan/reference level
P.6
+9.0
ELEVASI TANAH ASLIORIGINAL GROUND LEVEL (m)
JARAK/DISTANCE (m)
GALIANCUT
: m
TIMBUNANFIL
: m
KUPASANSTRIPING
: m
G. RUMPUTSOD FACING
: m
2
2
Bidang persamaan/reference level
P.10
+9.0
Gambar 1.21 Potongan Melintang Sungai Batang Pasaman Hilir Patok P.6
Sumber : Studi Perkuatan Tebing Dinas PSDA Sumbar Tahun 2011
Gambar 1.22 Potongan Melintang Sungai Batang Pasaman Hilir Patok P.10
Sumber : Studi Perkuatan Tebing Dinas PSDA Sumbar Tahun 2011