22
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan lingkungan global dengan ditandai era perdagangan bebas berdampak pada intensitas persaingan bisnis yang semakin tinggi yang menggeser paradigma bisnis dari comparative advantage menjadi competitive advantage, sehingga, memaksa kegiatan bisnis/perusahaan memilih strategi yang tepat. Strategi untuk menempatkan perusahaan dalam posisi strategis dan bisa beradaptasi dengan lingkungan yang terus berubah. Hal ini berlaku prinsip going concern yang secara umum merupakan tujuan didirikanya suatu entitas bisnis. Perubahanan lingkungan bisnis sangat dipengaruhi perkembangan kondisi ekonomi makro global yang sedikit mengalami perlambatan sebagai dampak dari krisis hutang di beberapa negara uni eropa dan belum pulihnya kondisi ekonomi Amerika Serikat pasca dihantam krisis tahun 2008-2009. Kondisi ekonomi di kawasan Eropa dan Amerika Serikat yang kurang kondusif tersebut berdampak pada ekonomi di negara-negara emerging market. Khususnya yang berada di kawasan Asia termasuk Indonesia. Pasalnya, negara-negara Eropa dan Amerika Serikat merupakan mitra bisnis utama bagi negara-negara Asia. Di tengah kondisi perekonomian global dan domestik yang tengah mengalami pelemahan tersebut, Bio Farma masih dapat membukukan kinerja yang positif dan secara umum meningkat dibanding tahun sebelumnya. Laba

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/80519/potongan/S2-2015... · Perubahan lingkungan global dengan ditandai era perdagangan bebas berdampak

  • Upload
    ngotruc

  • View
    220

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perubahan lingkungan global dengan ditandai era perdagangan bebas

berdampak pada intensitas persaingan bisnis yang semakin tinggi yang menggeser

paradigma bisnis dari comparative advantage menjadi competitive advantage,

sehingga, memaksa kegiatan bisnis/perusahaan memilih strategi yang tepat.

Strategi untuk menempatkan perusahaan dalam posisi strategis dan bisa

beradaptasi dengan lingkungan yang terus berubah. Hal ini berlaku prinsip going

concern yang secara umum merupakan tujuan didirikanya suatu entitas bisnis.

Perubahanan lingkungan bisnis sangat dipengaruhi perkembangan kondisi

ekonomi makro global yang sedikit mengalami perlambatan sebagai dampak dari

krisis hutang di beberapa negara uni eropa dan belum pulihnya kondisi ekonomi

Amerika Serikat pasca dihantam krisis tahun 2008-2009. Kondisi ekonomi di

kawasan Eropa dan Amerika Serikat yang kurang kondusif tersebut berdampak

pada ekonomi di negara-negara emerging market. Khususnya yang berada di

kawasan Asia termasuk Indonesia. Pasalnya, negara-negara Eropa dan Amerika

Serikat merupakan mitra bisnis utama bagi negara-negara Asia.

Di tengah kondisi perekonomian global dan domestik yang tengah

mengalami pelemahan tersebut, Bio Farma masih dapat membukukan kinerja

yang positif dan secara umum meningkat dibanding tahun sebelumnya. Laba

2

bersih yang berhasil dibukukan perusahaan tahun 2012 mencapai Rp385 miliar,

lebih besar melebihi anggarannya sebesar 11% atau meningkat 28% dibandingkan

dengan kinerja laba bersih tahun 2011.

Tabel 1.1 Kinerja Perusahaan

Sumber : Laporan Manajemen Perusahaan Tahun 2012

Bio Farma adalah perusahaan BUMN yang bisnis intinya (core business)

memproduksi vaksin dan merupakan satu-satu nya produsen vaksin yang ada di

Indonesia. Bisnis pendukung lainnya adalah memproduksi anti sera dan produk

diagnostik dan bisnis barang dagangan.

Gambar 1.1 Bisnis Inti Bio Farma – Vaksin

3

Vaksin menurut WHO adalah A vaccine is any preparation intended to

produce immunity to a disease by stimulating the production of antibodies.

Vaccines include, for example, suspensions of killed or attenuated

microorganisms, or products or derivatives of microorganisms. Jadi, vaksin

sifatnya lebih preventif untuk memproduksi imunitas/kekebalan kepada orang

sehat, sehingga berbeda dengan industri farmasi, walaupun dalam definisi pasar,

industri vaksin merupakan bagian/segmen khusus dari industri farmasi. Besar

pasar (market size) vaksin global adalah 2/3% atau 0,67% dari pasar farmasi

global (WHO, 2013). Perbedaan vaksin dan farmasi dijelaskan pada gambar

dibawah ini :

Gambar 1.2 Perbedaan Vaksin dan Farmasi Sumber : Naveen Kumar (2010)

4

Industri vaksin sangat dipengaruhi oleh perkembangan teknologi

manufaktur, pertumbuhan pasar, regulasi, pertumbuhan permodalan, persaingan

telah mendorong persaingan usaha yang semakin kompetitif, termasuk dalam

industri biologi yang memproduksi vaksin. Industri vaksin umumnya mempunyai

karakteristik khusus, yaitu higly regulated, preventive product, depedency to

government dan global program, biological product, very unique and specific,

capital intensive, low profitability and high content technology.

Vaksin bukan merupakan consumer goods dan bukan barang komoditi

yang dibutuhkan oleh setiap orang, namun sampai saat ini belum ada upaya lebih

murah dan efektif untuk mencegah penyakit infeksi selain vaksin. Peran antibiotik

sebagai salah satu cara untuk pencegahan penyakit telah beralih ke mikrobiologi

yang produk akhirnya vaksin sebagai upaya pencegahan serhadap suatu penyakit

infeksi dibandingkan dengan produk-produk lain yang sifatnya sebagai

pengobatan.

Secara umum industri vaksin dapat dibagi atas dua kelompok, yaitu

kelompok vaksin baru yaitu vaksin dari hasil pengembangan mutakhir seperti :

Inactivated Polio Vaccine (IPV), Rotavirus Vaccine, vaksin konjugasi; dan

kelompok vaksin tradisional yang telah digunakan untuk program imunisasi

seperti BCG, DTwP, DT, TT, Oral Polio Vaccine (OPV), Campak, dan Hepatitis

serta kombinasinya. Bio Farma, sebagai produsen vaksin masih mengandalkan

penjualan vaksin tradisional (generik) ke pemerintah Indonesia untuk digunakan

dalam program imunisasi nasional di negara bersangkutan; dan lembaga-lembaga

yang bergerak di bidang kesehatan atau sosial, seperti UNICEF, WHO, Pan

5

American Health Organization (PAHO), Japan International Cooperation System

(JICS), Global Alliance for Vaccines and Immunization (GAVI), Bill and Melinda

Gate Foundation untuk disumbangkan ke negara-negara miskin dan berkembang.

Vaksin baru, umumnya belum dijadikan program imunisasi nasional oleh

pemerintah di negara-negara berkembang karena harganya mahal sehingga target

pasarnya adalah pasar swasta menengah ke atas.

Gambar 1.3 Perkembangan Vaksin Potensial Sumber: Serdobova I. (2006)

Di dalam negeri, Bio Farma merupakan satu-satunya produsen vaksin di

Indonesia yang memiliki pesaing-pesaing berupa perusahaan produsen vaksin

multi-national company (MNC) yang mempunyai agen di Indonesia. Namun, saat

ini, perusahaan masih mensuplai 100% kebutuhan vaksin pemerintah untuk

program imunisasi nasional karena produsen multinasional belum mampu

memenuhi seluruh jenis vaksin dan harganya relatif mahal. Sehingga, sepanjang

6

produknya kompetitif (cost leadership) dan perusahaan mampu mensuplai seluruh

kebutuhan pemerintah serta mampu mendistribusikan vaksin ke seluruh Indonesia

dengan tepat waktu maka intensitas persaingan di dalam negeri untuk produk

vaksin ini tidak terlalu ketat.

Sedangkan di pasar global, saat ini dikuasai lima kompetitor utama dari

perusahaan negara-negara maju, yaitu : Sanofi Pasteur, GlaxoSmithKline, Merck

& Co, Pfizer, dan Novartis. Nilai pangsa pasar atau market share vaksin global

tahun 2011 bernilai 17 miliar euro dan kelima perusahaan ini menguasai 79% dari

pangsa pasar vaksin global padahal populasi penduduknya hanya 15% dan beban

penyakit / burden desease (BoD) 93%, sisa nya diperebutkan oleh produsen-

produsen vaksin dari negara-negara berkembang termasuk Bio Farma dengan

notabene populasi penduduknya 85% dan beban penyakit / burden desease (BoD)

93% namun pangsa pasarnya hanya 18%.

Gambar 1.4 Worldwide Vaccine Market Share

Sumber : WHO (2013)

7

Gambar 1.5 Kesenjangan Pasar Vaksin antara Negara Maju dan Berkembang Sumber : WHO (2013)

Sehingga, Bio Farma harus bersaing di pasar global dengan kelima

perusahaan MNC di atas dan produsen vaksin dari negara-negara berkembang

lainnya terutama yang sudah mendapat prakualifikasi WHO, seperti Serum

Institute of India, Shanta Biotechnics, Biologicals E, ketiganya dari India, dan

GPO-MBP dari Thailand. Tahun 2010 saja sudah ada 50 perusahaan vaksin baru

di dunia yang produknya telah diakui oleh WHO (WHO-IVB-QSS, September

2010). Dan diperkirakan dalam beberapa tahun mendatang ancaman persaingan

akan muncul juga produsen-produsen vaksin yang berasal dari China yang sedang

proses untuk mendapatkan prakualifikasi WHO.

Selain itu, akhir-akhir ini, banyak produsen vaksin multinasional yang

melakukan ekspansi dengan mengakuisisi dengan produsen vaksin kelompok

kecil dengan tujuan untuk mendekati pasar, seperti Chiron diakuisisi oleh

Novartis, Wyeth oleh Pfizer, Berna Crucell oleh Johnson and Johnson, dan Shanta

8

oleh Sanofi-Pasteur. Dengan demikian produsen vaksin kelompok kecil seperti

Bio Farma harus berhadapan juga dengan produsen vaksin kelompok besar.

Gambar 1.6 Gambaran Merger dan Acquisition sepanjang tahun 2005- 2010 Sumber : VacZine Analytics + Fierce vaccine

Bio Farma juga harus berhadapan dengan regulasi WHO yang menetapkan

bahwa pada Januari 2018 akan memulai program eradikasi polio, dengan

konsekuensi peralihan penggunaan OPV atau vaksin polio melalui oral ke IPV

atau vaksin polio dengan injeksi, sementara Bio Farma sebagian besar

pendapatannya (60%) dari menjual OPV baik dalam bentuk bulk (bahan baku)

maupun finished product. Hal ini merupakan salah satu perubahan lingkungan

bisnis yang akan berdampak pada pendapatan Bio Farma. Sehingga Bio Farma

harus melakukan reformulasi strategi untuk mengurangi dan menghindari dampak

perubahan lingkungan bisnis tersebut sesuai dengan kapabilitas, sumber daya,

kompetensi, expertise-nya.

9

Selain regulasi, seperti telah disinggung sedikit di atas bahwa lingkungan

persaingan bisnis ke depan akan semakin kompetitif dengan hadirnya produsen

vaksin dari China dan Vietnam dan diakuisisinya beberapa perusahaan vaksin

oleh perusahaan multinasional. Sehingga Bio Farma perlu waspada agar

pelanggan terbesar di sektor dalam negeri dan luar negeri tidak berpaling ke

produsen lainnya, dengan menjaga dan meningkatkan kepuasan pelanggan,

kualitas vaksin, ketepatan pengiriman serta mendeferensiasi poduknya sebagai

keunggulan bersaing-nya.

Gambar 1.7 Peta Produsen/”Pemain” Vaksin Baru Sumber : Sanofi Pasteur, 2010

Selain persaingan global, tantangan terbesar lainnya bagi Bio Farma yakni

pada pola penyebaran penyakit itu sendiri, dimana di negara berkembang berbeda

dengan negara maju, sehingga masing-masing memiliki kebutuhan vaksin yang

berbeda. Karena itu, industri vaksin memiliki ketergantungan yang sangat besar

10

terhadap riset dan pengembangan produk. Namun sayangnya, riset yang terkait

dengan bidang bioteknologi khususnya vaksin dan bahan baku obat yang berbasis

bioteknologi masih belum terintegrasi.

Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk memilih topik Analisis

Strategi Bisnis PT Bio Farma (Persero). Ketika memutuskan menerapkan suatu

strategi, tentunya perusahaan dihadapkan pada beberapa masalah, baik dari

lingkungan eksternal maupun internal perusahaan. Keadaan tersebut menjadi

menarik untuk diteliti, yaitu sejauh manakah manajemen perusahaan melakukan

perubahan dan beradaptasi dengan perubahan tersebut serta meneliti apakah

kebijakan strategi yang telah diputuskan, sudah benar dan cocok untuk kondisi

internal perusahaan.

Sebagai bahan penelitian pada tesis ini penulis akan membahas berbagai

strategi yang diterapkan oleh PT Bio Farma (Persero) yang merupakan salah satu

perusahaan BUMN yang menerapkan berbagai strategi dalam menjalankan

usahanya. Formulasi strategi tersebut tentunya telah dipikirkan secara matang oleh

manajemen perusahaan yang bertujuan untuk meningkatkan profitabilitas dan

pertumbuhan usaha.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk memilih topik Analisis

Strategi Bisnis PT Bio Farma di Pasar Global. Ketika memutuskan menerapkan

suatu strategi, tentunya perusahaan dihadapkan pada beberapa masalah, baik dari

lingkungan eksternal maupun internal perusahaan. Keadaan tersebut menjadi

11

menarik untuk diteliti, yaitu sejauh manakah manajemen perusahaan melakukan

perubahan dan beradaptasi dengan perubahan tersebut serta meneliti apakah

kebijakan strategi yang telah diputuskan, sudah benar dan cocok untuk kondisi

internal (sumber daya, kapabilitas, kompetensi) perusahaan.

Ketika suatu perusahaan dapat melakukan sesuatu yang tidak dapat dibuat

oleh perusahaan saingan, itu dapat merepresentasikan keunggulan kompetitif.

Memperoleh dan mempertahankan keunggulan kompetitif sangat penting bagi

keberhasilan jangka panjang suatu organisasi ( David, Fred R. 2009, Strategic

Management Concepts & Cases). Maka perumusan masalah dapat dirumuskan

sebagai berikut :

1. Apakah strategi yang diterapkan oleh Bio Farma masih bisa digunakan

dalam menghadapi persaingan di industri produsen vaksin ?

2. Apa yang menjadi ancaman, peluang, kekuatan, dan kelemahan yang

dimiliki oleh Bio Farma dalam menghadapi persaingan global?

3. Strategi apa yang harus diterapkan ke depan dalam menghadapi

persaingan global?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah mencoba mempelajari berbagai faktor dan

kebijakan yang mempengaruhi perusahaan dalam menerapkan strategi yang

dijalaninya saat ini yang bertujuan untuk mengantisipasi perkembangan dunia

bisnis yang semakin kompetitif dan ketat.

12

Faktor-faktor dan berbagai alternatif kebijakan strategi yang merupakan

tujuan dari penelitian ini dapat diuraikan lebih lanjut sebagai pertanyaan

penelitian adalah:

1. Untuk mengetahui apakah strategi yang diterapkan oleh Bio Farma

masih bisa digunakan dalam menghadapi persaingan di industri

produsen vaksin

2. Untuk mengetahui ancaman, peluang, kekuatan, dan kelemahan yang

dimiliki oleh Bio Farma dalam menghadapi persaingan global

3. Untuk mendapatkan strategi yang harus diterapkan ke depan

menghadapi persaingan global

1.4 Metode Penelitian dan Kerangka Analisis

1.4.1 Metode Penelitian

Metode penelitian dilakukan melalui pendekatan studi kasus. Wawancara

dengan responden merupakan sumber utama dari data primer. Sementara untuk

data sekunder didapat dari laporan perusahaan, jurnal, majalah, laporan dan web

site. Kemudian data-data tersebut akan dianalisis dengan metode analisis

deskriptif.

Data Primer

Data primer merupakan data kualitatif yang diperoleh dari hasil

wawancara dengan manajemen perusahaan. Model wawancara dilakukan untuk

menambah wawasan dalam melakukan analisis permasalahan dan mempertajam

analisis faktor-faktor eksternal. Data kualitatif ini juga dapat diperoleh dari

13

ulasan-ulasan dari para pakar bisnis internasional yang didapat dari jurnal ilmiah

baik dalam maupun luar negeri.

Data Sekunder

Untuk mendapatkan feedback dari strategi yang telah diterapkan, maka

diperlukan data sekunder. Data sekunder ini digunakan untuk mengetahui kinerja

perusahaan dengan menerapkan strategi saat ini yang digunakan untuk mengukur

efektifitas strategi tersebut. Data sekunder ini didapat dari laporan perusahaan,

corporate plan (RJP dan RKAP), jurnal, majalah, laporan dan website yang

berhubungan dengan industri yang digeluti perusahaan.

Data-data dan informasi lain sebagai pendukung juga dikumpulkan dari

berbagai sumber yang dianggap dapat memberikan informasi tambahan yang

memadai dalam pembahasan permasalahan. Data-data dan informasi tersebut

diperoleh dari website, artikel-artikel pada media cetak dan studi kepustakaan

yang berhubungan dengan proses penelitian ini.

1.4.2 Kerangka Analisis

Kerangka analisis penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut :

Analisis Visi, Misi, dan Tujuan Perusahaan

Analisis terhadap visi, misi, dan tujuan perusahaan akan

memberikan gambaran mengenai arah strategi perusahaan.

Analisis Lingkungan Eksternal

Lingkungan eksternal perusahaan faktor-faktor yang berasal dari

luar perusahaan yang sifatnya tidak terkontrol (uncontrollable), namun

faktor-faktor tersebut sangat dapat mempengaruhi kinerja dan

14

pertumbuhan perusahaan. Dengan mengevaluasi lingkungan eksternal

dapat diketahui peluang dan ancaman yang tersedia di lingkungan luar.

Analisis Lingkungan Bisnis Umum

Bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berada di luar

perusahaan yang secara langsung dan tidak langsung mempengaruhi

aktivitas dan pemilihan strategi perusahaan. Lingkungan bisnis yang akan

akan dianalisis meliputi : segmen demografi, segmen politik dan

peraturam pemerintah, segmen ekonomi, segmen sosial-budaya, segmen

teknologi, segmen global.

Analisis Lingkungan Industri

Analisis lingkungan industri dilakukan untuk mengetahui faktor-

faktor persaiangan industri yang dapat dilakukan dengan menggunakan

five forces of competition (Porter, 1980) yang terdiri dari : (1) ancaman

pendatang baru, (2) kekuatan tawar pembeli, (3) kekuatan tawar pemasok,

(4) ketersediaan barang substitusi, (5) intensitas persaingan industri.

Gambar 1.8 Model Lima Kekuatan Kompetisi

Potensi Produk Pengganti

Intensitas Persaingan Usaha

Potensi masuknya Pesaing Baru

Daya Tawar Konsumen

Daya Tawar Pemasok

15

Lingkungan indusri merupakan lingkungan yang terdiri

perusahaan-perusahaan yang menghasilkan produk sejenis. Karena

menghasilkan produk sejenis maka dalam lingkungan industri tersebut

terjadi persaingan. Persaingan bisa terjadi dalam penjualan produk ke

konsumen maupun pembelian bahan baku dari pemasok. Persaingan

semakin tajam apabila hambatan masuk untuk mendirikan perusahaan

sejenis sangat mudah dan persaingan akan bertambah tajam apabila ada

produk substitusi yang dapat menggantikan produk yang dihasilkan dalam

industri tersebut. Kekuatan persaingan tersebut mempengaruhi perusahaan

dalam usaha mencapai profit berkesinambungan. Semakin banyak

perusahaan yang terlibat dalam industri tersebut akan semakin kuat tingkat

persaingan. Oleh karena itu, perusahaan harus memilih strategi bersaing

yang memungkinkan perusahaan mempengaruhi kekuatan bersaiang yang

ada secara positif.

1. Threat of New Entrants

Dari sisi ancaman pendatang baru di industri produsen vaksin dan

antisera di Indonesia dan dunia, maka diperlukan data terkait

dengan regulasi industri, permodalan, dan akses untuk saluran

distribusi.

2. Threat of Substitute Products or Services

Dari sisi ancaman produk pengganti di industri produsen vaksin

dan antisera, maka diperlukan informasi mengenai ragam produk

16

pengganti untuk mengatasi penyakit infeksi dan degenaratif yang

efektif yang tersedia di pasar.

3. Threat of Power of Buyers

Dari sisi kekuatan tawar pembeli, diperlukan informasi mengenai

akses informasi konsumen dan kemudahan konsumen untuk

melakukan switching cost.

4. Threat of Power of Suppliers

Dari sisi kekuatan tawar pemasok, perusahaan memerlukan data

pemasok dan produk pemasok serta kekuatan untuk melakukan

switching cost.

5. Rivalry among Firms

Di dalam persaingan perusahaan di industri produsen vaksin dan

antisera, perusahaan memerlukan informasi seputar sejumlah

perusahaan yang bersaing, pertumbuhan industri dan hambatan

untuk keluar dari industri tersebut.

Analisis Lingkungan Internal

Untuk mengetahui kondisi internal perusahaan digunakan analisis

rantai nilai yang diperkenalkan oleh Porter (1985). Dengan analisis rantai

nilai dapat diketahui keadaan sumber daya dan kapabilitas perusahaan

dengan mengevaluasi aktivitas utama dan aktivitas pendukung dari

perusahaan tersebut, sehingga diketahui keunggulan bersaing PT Bio

Farma. Kesesuaian antara keunggulan bersaing perusahaan dan key

17

success factor atau kekuatan bersaing akan menghasilkan strateggi baru

bagi perusahaan, serta kekuatan dan kelemahan perusahaan.

Analisis SWOT

Hasil analisis internal dan eksternal di atas kemudian dianalisis

menggunakan analisis SWOT secara kualitatif dan kuantitatif, yang

meliputi kekuatan (Strengths), kelemahan (Weaknesses), peluang

(Opportunities), dan ancaman (Threats) yang terdapat dalam industri

tersebut. Menurut Kotler (2000), Analisis SWOT didasarkan pada prinsip

dasar bahwa penyusunan strategi harus bertujuan pada usaha menciptakan

good fit antara kemampuan sumber daya perusahaan yang dapat dilihat

dari keseimbangan antara kekuatan dan kelemahan perusahaan, serta

kondisi eksternal yang tercermin dalam persaingan industri, peluang pasar,

dan ancaman yang berasal dari lingkungan perusahaan terhadap pasar dan

profitabilitas perusahaan.

Penghitungan kuantitatif masing-masing komponen SWOT

dilakukan dengan memberikan bobot dan rating seperti yang diterangkan

oleh Rangkuti (2006) dalam bukunya Analisis SWOT: Teknik Membedah

Kasus Bisnis. Tarik menarik antara kekuatan-kelemahan di dalam

perusahaan (faktor internal) dan peluang-ancaman yang ada di luar

perusahaan (faktor eksternal) akan menghasilkan nilai tertentu sehingga

akan diketahui posisi perusahaan dalam diagram SWOT.

Hasil analisis kekuatan dan kelemahan dari internal perusahaan

serta ancaman dan peluang dari eksternal perusahaan dihitung dan

18

digambarkan dalam diagram analisis SWOT. Posisi perusahaan dalam

diagram SWOT terpetakan dalam 4 (empat) kuadaran, yaitu (1) Kuadran I

- mendukung strategi agresif, (2) Kuadra II – mendukung strategi

diversifikasi, (3) Kuadran III – mendukung strategi turn-around /ubah

strategi, (4) Kuadran IV - mendukung strategi defensif/bertahan.

Evaluasi Strategi

Hasil analisis SWOT berdasarkan kekuatan-kelemahan dari

internal perusahaan dan peluang-ancaman dari eksternal perusahaan,

kemudian dilakukan analisis kualitatif dengan dibuat matriks SWOT

sehingga aka didapatkan beberapa alternatif strategi dan kemudian

dibandingkan dengan strategi yang digunakan saat ini.

a. Strategi SO (Strength – Opportunity) adalah strategi yang digunakan

perusahaan dengan memanfaatkan atau mengoptimalkan kekuatan

yang dimiliki/ Strength (S) untuk memanfaatkan peluang/Opportunity

(O), baik internal maupun eksternal perusahaan.

b. Strategi WO (Weakness – Opportunity) adalah strategi yang digunakan

perusahaan dengan seoptimal mungkin meminimalisir kelemahan yang

dimiliki / Weakness (W) untuk memanfaatkan berbagai peluang /

Opportunity (O).

c. Strategi ST (Strength – Threat) adalah strategi yang digunakan

perusahaan dengan memanfaatkan atau mengoptimalkan kekuatan

yang dimiliki/ Strength (S) untuk mengurangi berbagai

ancaman/Threat (T) yang melingkupi perusahaan.

19

d. Strategi WT (Weakness – Threat) adalah strategi yang digunakan

perusahaan mengurangi kelemahan/Weakness (W) dalam rangka

meminimalisir atau menghindari ancaman/Threat (T).

Kerangka Analisis

Kerangka analisis penulisan penelitian ini digambarkan berikut ini:

Gambar 1.9 Kerangka Analisis

1.5 Pembatasan Permasalahan

Untuk dapat memfokuskan penelitian ini, maka batasan masalah yang

ditinjau dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Strategi perusahaan saat ini Visi, Misi, dan Tujuan Perusahaan

Analisa Lingkungan Eksternal:

- Pendatang Baru - Pesaing

Five Driving Forces

Value Chain

Analysis

Analisa Lingkungan Internal :

- Sumber daya perusahaan

Peluang dan Ancaman Kekuatan dan Kelemahan

Faktor Kunci Sukses Keunggulan Kompetitif

Evaluasi Strategi

20

1. Industri yang digeluti oleh obyek penelitian dan seberapa kompetitif

perusahaan berada dalam industrinya.

2. Penelitian ini lebih difokuskan kepada strategi perusahaan dalam

menghadapi situasi dan kondisi dunia bisnis saat ini dan masa yang akan

datang, dengan demikian pada pembahasan selanjutnya tidak mengulas

secara detil hal-hal yang berkaitan dengan persoalan keuangan seperti

kekayaan perusahaan, likuiditas, keuntungan dan kerugian, dan lain-

lainnya.

1.6 Signifikansi Permasalahan

Hasil penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat akademis

kepada dunia ilmu pengetahuan maupun manfaat praktis kepada para pelaku

usaha:

1. Manfaat akademisnya, hasil penelitian ini dapat menambah khasanah

studi ilmiah dibidang bisnis serta sistim manajemen perusahaan terutama

ditinjau dari strategi yang diterapkan dan efektifitasnya dalam

mengantisipasi tantangan kedepan yang semakin kompetitif dan ketat.

2. Manfaat praktisnya, hasil penelitian ini dapat menjadi bahan masukan dan

pertimbangan bagi perusahaan dalam menyikapi situasi dunia bisnis yang

terus berkembangan dengan cepat, sehingga dapat memberikan alternatif

pilihan strategi yang tepat untuk dijalankan.

21

1.7 Sistematika Penulisan

Sebagai hasil akhir dari penelitian ini, akan disampaikan laporan berupa

tesis dengan sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan, pada bab ini diuraikan mengenai latar belakang

permasalahan, pokok permasalahan, tujuan penelitian, kerangka

pemikiran, metode penelitian, signifikansi penelitian dan

sistimatika penulisan.

BAB II Tinjauan Pustaka, pada bab ini yang dikemukakan adalah teori-

terori yang mendasari dan mendukung penelitian dan penulisan

tesis ini.

BAB III Metode Penelitian dan Profil Perusahaan, pada bab ini diuraikan

metode penelitian yang dilakukan dan pemaparan profil perusahaan

yang menjadi obyek penelitian.

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, pada bab ini diuraikan latar

belakang objek penelitian. Setelah itu diuraikan hasil penelitian

berupa hasil olah data dan wawancara. Analisis dilakukan untuk

membahas tingkat kepentingan faktor dan alternatif, serta alasan-

alasan yang mempengaruhi keputusan menjalankan bisnis.

BAB V Simpulan dan Saran, pada bab ini akan diuraikan analisis singkat

dari hasil penelitian dan mengangkat temuan-temuan penting yang

diperoleh dari hasil penelitian sebagai masukan pada manajemen

perusahaan. Pada bab ini diuraikan juga saran-saran berupa

22

pendapat terhadap kondisi dan situasi yang perlu disikapi sebagai

kunci untuk menghadapi persaingan.