58
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Gender merupakan sebuah konstruksi sosial dan kodifikasi perbedaan antarseks. Konsep ini menunjukkan hubungan laki-laki dan perempuan. Gender merupakan rekayasa sosial, tidak bersifat universal dan memiliki identitas yang berbeda-beda, diantaranya dipengaruhi oleh faktor faktor seperti ideology, politik, ekonomi, sosial budaya, etnik, adat istiadat, golongan, faktor sejarah, waktu, dan tempat serta kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. 1 Gentleman, merupakan sikap yang selalu dilekatkan pada makhluk laki-laki. Gentleman berasal dari Bahasa Inggris, perpaduan dari dua kata gentle dan man. Gentle merupakan well born, soft and mild sedangkan Man merupakan sosok laki-laki, pria. Sehingga jika kata tersebut digabung memilki arti laki-laki yang terlahir baik, lembut dan menyejukkan. Jadi definisi sesungguhnya Gentleman adalah kualitas yang terasa dari peran seorang pria. 2 Contohnya, saat seorang laki-laki memilki peran sebagai suami atau ayah, maka kualitas yang dharapkan dari peran tersebut adalah laki-laki yang bisa melindungi, mengayomi dan bertanggungjawab pada keluarganya. 1 Fakih, Mansoer, Analisis Gender & Transformasi Sosial. 1996: Yogyakarta, Hal 71 2 Orl Jaf (http://AndaSeorangGentleman.htm //)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakangeprints.umm.ac.id/26904/1/jiptummpp-gdl-citrajauha-36424-2-babi.pdf · adat istiadat, golongan, faktor sejarah, waktu, dan tempat serta kemajuan

  • Upload
    others

  • View
    6

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakangeprints.umm.ac.id/26904/1/jiptummpp-gdl-citrajauha-36424-2-babi.pdf · adat istiadat, golongan, faktor sejarah, waktu, dan tempat serta kemajuan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Gender merupakan sebuah konstruksi sosial dan kodifikasi

perbedaan antarseks. Konsep ini menunjukkan hubungan laki-laki dan

perempuan. Gender merupakan rekayasa sosial, tidak bersifat universal

dan memiliki identitas yang berbeda-beda, diantaranya dipengaruhi oleh

faktor faktor seperti ideology, politik, ekonomi, sosial budaya, etnik,

adat istiadat, golongan, faktor sejarah, waktu, dan tempat serta kemajuan

ilmu pengetahuan dan teknologi.1

Gentleman, merupakan sikap yang selalu dilekatkan pada makhluk

laki-laki. Gentleman berasal dari Bahasa Inggris, perpaduan dari dua kata

gentle dan man. Gentle merupakan well born, soft and mild sedangkan

Man merupakan sosok laki-laki, pria. Sehingga jika kata tersebut digabung

memilki arti laki-laki yang terlahir baik, lembut dan menyejukkan. Jadi

definisi sesungguhnya Gentleman adalah kualitas yang terasa dari peran

seorang pria.2 Contohnya, saat seorang laki-laki memilki peran sebagai

suami atau ayah, maka kualitas yang dharapkan dari peran tersebut adalah

laki-laki yang bisa melindungi, mengayomi dan bertanggungjawab pada

keluarganya.

1 Fakih, Mansoer, Analisis Gender & Transformasi Sosial. 1996: Yogyakarta, Hal 71 2 Orl Jaf (http://AndaSeorangGentleman.htm //)

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakangeprints.umm.ac.id/26904/1/jiptummpp-gdl-citrajauha-36424-2-babi.pdf · adat istiadat, golongan, faktor sejarah, waktu, dan tempat serta kemajuan

1

Setiap laki-laki memiliki banyak peran, sebagai kekasih, teman,

sahabat, pemimpin, dan lainnya. Dalam setiap peran tersebut, jika kualitas

yang diharapkan bisa dirasakan oleh orang yang berhubungan dengan laki-

laki tersebut, maka ia layak disebut gentleman. Jadi, perempuan jangan

sampai terjebak pada tindakan yang dilakukan para laki-laki. Karena

bicara kualitas, maka yang dinilai bukan dari otot. Laki-laki berotot akan

dikatakan gentle, jika tubuhnya yang kekar dan dadanya yang bidang

digunakan untuk memeluk wanita yang dikasihi, bukan menggunakannya

untuk kekerasan. 3

Konsep gentleman dengan segala kebaikan sikap dan perilakunya

terhadap orang lain sudah lama termindset dalam pemikiran masyarakat

umum, khususnya pada kaum perempuan. Namun, seiring berkembangnya

pengetahuan dan teknologi komunikasi dapat menggerakkan bahkan

menggeser pemikiran manusia tentang sebuah makna atau identitas dari

gentleman itu sendiri. Hal tersebut bisa kita temui pada beberapa produk

media komunikasi yang kian hari menghadirkan realitas yang menjadi

budaya baru pada kehidupan umat manusia saat ini.

Seorang sutradara Jo Soo Hyun asal korea menggarap sebuah

video klip musik sebuah hits single dengan judul “Gentleman” yang

dinyanyikan oleh Park Jae Saang (PSY), seorang penyanyi, rapper dan

pencipta lagu asal Korea Selatan.4 Lagu tersebut merupakan salah satu

3 (http://AndaSeorangGentleman.htm), Loc.cit 4 Hari Qpli DJFM (http://psyprofil.html)

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakangeprints.umm.ac.id/26904/1/jiptummpp-gdl-citrajauha-36424-2-babi.pdf · adat istiadat, golongan, faktor sejarah, waktu, dan tempat serta kemajuan

2

lagu yang menarik dan banyak mengundang perhatian publik karena

konsep video klip musiknya yang kocak dan agak nyeleneh.

PSY sudah memulai debutnya pada tahun 2001 silam. Selama

perjalanan karier PSY sudah memiliki 6 album rekaman, dan pada tahun

2012, PSY mengeluarkan album dengan hitsnya yang berjudul “Gangnam

Style” berhasil membawanya pada puncak kepopuleran. Setelah berhasil

merilis lagu dengan judul “Gangnam Style “ di akhir tahun 2012, dan

pada pertengahan bulan April di tahun 2013 lalu, PSY kembali

meluncurkan sebuah single yang berjudul “Gentleman” dengan lirik yang

menggunakan Bahasa Korea dan Inggris.

Lirik lagu PSY yang berjudul “Gentleman” menceritakan tentang

tokoh (seorang laki-laki) yang mencoba memperkenalkan pada dunia

bahwa dirinya adalah seorang yang Gentleman. Dia ingin menunjukkan

semangat, keberaniannya dalam memikat seorang wanita. Dengan konsep

video klip yang cenderung tidak menampilkan hakikatnya seorang laki-

laki gentleman pada umumnya namun seakan lebih merendahkan atau

membalikkan pengertian sikap gentleman tersebut.

Dalam video klip musik tersebut, Gentleman hadir dengan sosok

yang berbeda, karakter yang lembut dan baik hati khas para laki-laki sejati

pada umumnya tidak ada dalam diri PSY (sosok yang memerankan tokoh

Gentleman). Sikap dan perilaku negatif yang selalu mengiringi setiap

adegan tokoh dalam MV (Movie Video) tersebut, konsep yang demikian

ini sangat bertentangan dengan tema lagu yang dinyanyikan.

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakangeprints.umm.ac.id/26904/1/jiptummpp-gdl-citrajauha-36424-2-babi.pdf · adat istiadat, golongan, faktor sejarah, waktu, dan tempat serta kemajuan

3

Seperti halnya, video klip musik merupakan media penyampaian

pesan kepada khalayak banyak, video klip berperan sebagai sarana baru

yang digunakan untuk menyebarkan hiburan yang sudah menjadi

kebiasaan, serta menyajikan cerita, peristiwa, musik, drama, komedi dan

sajian lainnya kepada masyarakat luas. Sehingga membuat sebuah video

klip diperlukan kreativitas yang tinggi, karena sangat berpengaruh dalam

proses penyampaian pesan kepada audience. Yang diperlukan dalam

pembuatan video klip adalah konsep yang matang, baik dari segi idea atau

alur cerita serta penempatan objek, sehingga pesan yang ada dalam lirik

lagu tersebut bisa diterima oleh masyarakat.

Namun disamping video klip musik bagian dari media komunikasi,

juga termasuk dalam produk seni. Dalam bidang seni, seseorang bisa

bebas dalam menghasilkan sebuah produk atau karya, Robert

Rauschenberg yang memberontak keharusan penilaian yang hanya

bertolak dari satu titik tertentu. Menurutnya, seni itu ekspresi bebas, bisa

bertolak dari mana saja. 5

Intervensi postmodern dalam seni seringkali diinterpretasikan

sebagai reaksi terhadap modernisme, terhadap gerakan karya-karya tinggi

modernisme yang melumpuhkan. Video klip sering kali dianggap

“postmodern”, yang didalamnya terdapat tampilan dan citarasa baru:

penanda telah dibebaskan, dan citra mendahului narasi, seiring lepasnya

citra-citra estetis yang artifisial dan menjelma pusat kepuasan, kenikmatan

5 Suyoto, Postmodernisme dan Masa Depan Peradaban. 1994: Yogyakarta, Hal 196

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakangeprints.umm.ac.id/26904/1/jiptummpp-gdl-citrajauha-36424-2-babi.pdf · adat istiadat, golongan, faktor sejarah, waktu, dan tempat serta kemajuan

4

yang menggoda dan pengalaman estetis yang kuat namun terpecah dan

sementara. 6

Melihat pernyataan tersebut, video klip musik “Gentleman”-nya

PSY juga menghadirkan konsep yang berorientasi dari manapun, bukan

dari satu totalitas makna saja. Pesan yang dikomunikasikan dikemas

dengan estetika permainan penanda-petanda yang bebas, cenderung tanpa

menghiraukan kedalaman maknanya. Jadi dibanding penyampaian

pesannya lebih kuat menampilkan sisi citra dan tanda dalam video klip

tersebut.

Melihat perkembangan konsep video klip yang semakin kreatif,

tentunya para kreator harus bisa menempatkan objek visual yang sesuai

dengan tema lagunya, sekalipun ingin menunjukkan estetika dalam

berkarya seni namun setidaknya tidak luput makna. Sehingga dalam

penelitian ini menggunakan analisa semiotik karena merupakan sarana

untuk menganalisa peristiwa, kejadian yang dianggap sebagai tanda dari

proses komunikasi. Jadi berdasarkan latarbelakang diatas, peneliti ingin

mengambil judul “Video Klip Musik Musik dalam Mainstream

Postmodernisme (Analisis Semiotik pada Video Klip Musik “Gentleman”

yang dipopulerkan Oleh PSY)”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti menarik rumusan

masalah “ Bagaimana Video Klip Musik “Gentleman” yang di populerkan

oleh PSY dalam Mainstream Postmodernisme?

6 Kellner, Douglas. Budaya Media: Antara Modern Dan Postmodern.2010:Yogyakarta, Hal 321

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakangeprints.umm.ac.id/26904/1/jiptummpp-gdl-citrajauha-36424-2-babi.pdf · adat istiadat, golongan, faktor sejarah, waktu, dan tempat serta kemajuan

5

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini setelah peneliti uraikan dalam rumusan

masalah, adalah untuk memperoleh pemahaman bagaimana video klip

musik “Gentleman” oleh PSY tersebut dalam mainstream postmodernisme.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian dapat dilihat dari segi sosial dan akademis, yaitu:

D.1. Manfaat Sosial

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi referensi kepada

para generasi muda, para pecinta bidang kajian komunikasi

dalam pembuatan sebuah karya serupa agar lebih kreatif dan

sarat akan nilai kehidupan yang positif.

D.2. Manfaat Akademis

- Tersedianya referensi guna menambah informasi untuk

penelitian komunikasi, khusunya dalam kajian semiotika.

- Penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi peneliti lain

dalam melakukan penelitian sejenis

E. TINJAUAN PUSTAKA

E.1. Video Klip Musik

E.1.1. Pengertian Video Klip Musik

Video klip musik adalah potongan visual yang dirangkai

dengan atau tanpa efek-efek tertentu dan disesuaikan berdasarkan

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakangeprints.umm.ac.id/26904/1/jiptummpp-gdl-citrajauha-36424-2-babi.pdf · adat istiadat, golongan, faktor sejarah, waktu, dan tempat serta kemajuan

6

ketukan-ketukan pada irama lagu, nada, lirik, instrumennya dan

penampilan band, kelompok musik untuk mengenalkan dan

memasarkan produk lagunya.7

Video klip musik memang bukan program televisi. Video

klip bukan non drama atau jurnalistik. Namun video klip adalah

bagian dari program acara televise non drama yang paling mudah

diingat. Nonfiksi (nondrama adalah sebuah format acara televisi

yang diproduksi dan dicipta melalui proses pengolahan imajinatif

kreatif dari realitas kehidupan sehari-hari tanpa harus

meninterpretasikan ulang dan tanpa harus menjadi dunia

khayalan). Video klip musik memberikan imbas bagi seluruh

stasiun TV untuk mendapatkan pemasukan dari iklan yang

membeli tayangan baik dalam bentuk program musik atau sebagai

iklan itu sendiri, bahkan juga memberikan kesempatan bagi

seluruh insan muda yang kreatif baik sebagai sutradara atau crew

kreatif dalamnya.

E.1.2. Unsur-Unsur dalam Video Klip Musik

Dalam pembuatan video klip musik ada beberapa hal yang

harus diperhatikan diantaranya:

a. Symbol

7 (http://kuliahkomunikasi.blogspot.com/2008/12/video-klip.html)

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakangeprints.umm.ac.id/26904/1/jiptummpp-gdl-citrajauha-36424-2-babi.pdf · adat istiadat, golongan, faktor sejarah, waktu, dan tempat serta kemajuan

7

Dalam pembuatan video klip tidak memerlukan adanya

keselarasan antara gambar dan lirik, bahkan seringkali

tidak ada hubungan antara keduanya.

b. Verbal

Biasanya dalam pembuatan video klip, gaya desain

penggambaran akan disesuaikan denagn isi lirik (gambar

dan lirik saling menyatu).

Ada juga beberapa unsur dalam pembuatan video

klip musik :

a. Bahasa Ritme (irama)

Pelajari birama dulu apakah slow beat, fast beat, middle

beat dan coba rasakan ketukan-ketukan kaki untuk

memperoleh tempo yang pas.

b. Bahasa Musikalisasi

Pembuatan video klip musik atau biasa disebut clipper

haruslah mempunyai wawasan tentang segala sesuatu yang

berkaitan denagn musik baik itu jjenis musik, alat musik,

bahkan juga profil penyanyi.

c. Bahasa Nada

Perhatikan aransemen nada, diskusikan denagn pinata

musiknya tentang aransemen yang dibuat.

d. Bahasa Lirik

Seorang video clipper dituntut mempunyai imainasi visual

terhdap lirik dan lagu walaupun tidaklah harus secara

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakangeprints.umm.ac.id/26904/1/jiptummpp-gdl-citrajauha-36424-2-babi.pdf · adat istiadat, golongan, faktor sejarah, waktu, dan tempat serta kemajuan

8

verbal. Jika lirik yang mengungkapkan kata “cinta” maka

sebagai simbolisasi tidak harus dengan bunga, warna pink,

atau hati. Bisa saja berupa kertas (surat), sepatu butu (cinta

tidak mengenal status sosial), air (cinta yanag mengalir).

Bahkan bias dengan tarian kontemporer.

e. Bahasa Performance

Selami karakter musik, penyanyi, pemain band dari latar

belakang bermusiknya hingga ke profil fisiknya (hidung,

mata, style, fashion dan gerak tubuh).8

E.1.3. Jenis Video Klip Musik

Para pakar dan pemerhati video klip musik membaginya

menjadi beberapa tipe berbeda, menurut Colin Stewart dan Adam

Kowaltzke, industri musik membagi video klip ke dalam dua tipe

utama:

1. Video Klip Conceptual yaitu sebuah video klip musik

berdasarkan tema sentral tertentu, pada umunya video ini

memilki plot atu alur cerita, tapi ada juga yang hanya

berupa kumpulan gambar-gambar yang disatukan. Video

klip ini dibagi menjadi dua tipe utama:

a. Narrative Music Video

Klip yang memilki visualisasi sesuai dengan apa

yang ingin diceritakan oleh lirik musiknya. 8 (http://Maknavideoclipsecured-foxitreader.html)

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakangeprints.umm.ac.id/26904/1/jiptummpp-gdl-citrajauha-36424-2-babi.pdf · adat istiadat, golongan, faktor sejarah, waktu, dan tempat serta kemajuan

9

b. Non-Narative Music Video

Dalam tipe non-narrative, jalan cerita selalu selalu

diabaikan. Biasanya tipe video klip ini terdiri dari

kumpulan-kumpulan gambar yang mungkin tidak

memilki satu tema. Tipe ini lebih mementingkan

penggabungkan antara musik dan visual dengan

harapan dapat membangkitkan suatu emosi pada

audiencenya.

2. Video Klip Performance merupakan sebuah bentuk video

klip yang sering kita temui, menampilkan secara

keseluruhan performance dari artis penyanyi. Video klip

ini bertujuan untuk menjual style/lifestyle, fashion dan lain-

lain. Video klip tipe ini mungkin terlihat kuno bagi

kebanyakan audiences sekarang karena merupakan tipe

video klip yang populer pada tahun 1960an- 1970-an.

Sedangkan dalam bukunya “making music video” David

Keller dan Robert Moses membagi video klip menjadi

Cinematic Video dan Photographic Video. Keduanya dibedakan

dari ada tidaknya jalan cerita video dalam video klip tersebut.

Adam Bernstein, seorang sutradara video klip menjadi

performance video, narrativ video, ethereal video dan kemudian

menggabungkan ketiga jenis video klip tersebut. Sedangkan

Douglas Rushkoff, seorang analis media, mengaktegorikan

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakangeprints.umm.ac.id/26904/1/jiptummpp-gdl-citrajauha-36424-2-babi.pdf · adat istiadat, golongan, faktor sejarah, waktu, dan tempat serta kemajuan

10

video klip menjadi dua genre yakni: cinematic video dan

photographic video.

a. Cinematic Video

Merupakan sebuah video klip yang mengandalkan tutur film

berupa narasi. Video dengan genre ini menggunakan tutur

film tradisional yaitu lebih menyerupai cerita pendek.

Beberapa contoh diantaranya “papa dont preach” dari

madonna, “jani’es got a gun” dari Aerosmith. Video klip

tersebut merupakan ilustrasi cerita dari liriknya. Narasi

diceritakan melalui gambar-gambar yang dramatis yang

kemudian digabungkan dengan penampilan artisnya.

b. Photographic Video

Video ini merupakan kebalikan dari video klip

cinematik, yang merupakan salah satu video klip yang tidak

mengandalkan cara tutur film. Genre ini lebih berlandaskan

pada fotografi, gambar, warna, gerak dan juga penampilan

dan rasa dibanding dengan jalan ceritanya.

Gambar yang diambil biasanya gambar yang

memprofokasi, menakutkan, mewah dan menggunakan

gambar-gambar yang dramatis sehingga menimbulkan respon

yang emosional. Sedangkan penampilan artisnya dibuat

berinteraksi dengan gambar atau objek yang dibuat tidak

emplisit, tidak jelas maksud dan artinya.

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakangeprints.umm.ac.id/26904/1/jiptummpp-gdl-citrajauha-36424-2-babi.pdf · adat istiadat, golongan, faktor sejarah, waktu, dan tempat serta kemajuan

11

Video klip musik ini merupakan kombinasi dari

berbagai macam objek atau kombinasi dari berbagai macam

gambar yang dapat memberikan efek atau rasa kepada

audiences berkat bantuan dari penempatan gambar-

gambarnya.9

E.2. Industri Musik dan Video Klip

Industri musik mulai berkembang di kawasan Amerika dan Eropa

pada akhir tahun 1800-an hingga awal 1900-an. Yakni masih dengan

aktivitas re-produced musik yang menggunakan perlengkapan mekanik

berbentuk musicbox/Nickelodeons untuk konsumsi publik. Kemudian di

pertengahan tahun 1960-an hingga 1970-an industri musik cukup

melambung tinggi, sampai saat ini masih mengalami perkembangan.

Genre musik bisa dikelompokkan berdasarkan teknik, gaya,

konteks dan tema (isi atau jiwa musik itu sendiri). Bahkan bisa

dikelompokkan berdasarkan dari geografi atau tempat musik itu berasal.

Jenis-jenis musik pengelompokan musik sesuai dengan kemiripannya satu

sama lain. Diantaranya adalah :

E.2.1. Musik Seni

Musik Seni atau sering disebut juga Musik Serius dan

musik-musik sejenis (musik avant garde, kontemporer) adalah

sebuah istilah pengelompokan jenis musik yang mengacu pada

teori bentuk musik Klasik Eropa atau jenis-jenis musik etnik

9 Dini Faisal ( http//:jbptitbpp-gdl-dinifaisal-26928-2-2007ta-2.pdf)

Page 13: BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakangeprints.umm.ac.id/26904/1/jiptummpp-gdl-citrajauha-36424-2-babi.pdf · adat istiadat, golongan, faktor sejarah, waktu, dan tempat serta kemajuan

12

lainnya yang di serap atau diambil sebagai dasar komposisinya

Contohnya Musik Klasik

Musik klasik biasanya mengacu pada musik yang

berakar dari tradisi kesenian Barat, musik kristiani, dan musik

orkestra. Dahulu musik klasik di Eropa terutama digunakan

untuk keperluan lagu di Gereja ataupun lagu untuk pengiringan

Raja. Sejalan dengan perkembangan, mulai juga bermunculan

musik klasik yang digunakan untuk keperluan lain, seperti

misalnya musik klasik yang menggambarkan visual secara

audio, contohnya lagu Cat and Mouse yang menggambarkan

kucing mengejar tikus.10

E.2.2. Musik Tradisional

Musik tradisional adalah musik yang hidup di masyarakat

secara turun temurun, dipertahankan bukan sebagai sarana

hiburan saja, melainkan ada juga dipakai untuk pengobatan dan

ada yang menjadi suatu sarana komunikasi antara manusia

dengan penciptanya, hal ini adalah menurut kepercayaan masing-

masing orang saja. Musik tradisional merupakan perbendaharaan

seni lokal di masyarakat. Musik tradisional yang ada di

Indonesia, diantaranya adalah gamelan ,angklung dan sasando.

selain dari musik tradisional yang berasal dari kebudayaan lokal,

juga terdapat musik tradisional yang berasal dari pengaruh

10 (http://PengertianGenreMusikdanJenis-Jenisnya-ROS.htm

Page 14: BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakangeprints.umm.ac.id/26904/1/jiptummpp-gdl-citrajauha-36424-2-babi.pdf · adat istiadat, golongan, faktor sejarah, waktu, dan tempat serta kemajuan

13

kebudayaan luar diantaranya gambang kromong, marawis dan

keroncong.11

E.2.3. Musik Populer

Musik populer merupakan jenis-jenis musik yang saat ini

digemari oleh masyarakat awam. Musik jenis ini merupakan

musik yang sesuai dengan keadaan zaman saat ini, sehingga

sesuai di telinga kebanyakan orang. Genre musik ini dapat

ditemui di hampir seluruh belahan dunia oleh karena sifat

musiknya yang hampir bisa diterima semua orang.

Musik pop, begitu istilahnya sekarang yang merupakan

singkatan dari kata populer. Merupakan sebuah genre musik dari

musik populer yang berasal dalam bentuk modern pada 1950-an,

yang berasal dari rock n roll. Musik pop sebagai genre biasanya

dianggap sebagai genre terpisah, dan memilki berbagai macam

aliran diantarnya adalah: Jazz, Gospel, Blues, Rhytem, Blues,

Funk, Rock, Metal, Hardcore, Electronic, Ska, Reggae, Dub, Hip

Hop, Rap, Rapcore, dan jenis Pop itu sendiri.12

Musik pop telah menjadi industri menguntungkan di

Amerika Serikat sejak abad ke-19. Istilah musik populer dan

musik pop sering digunakan secara bergantian, meskipun yang

pertama adalah deskripsi musik yang populer (dan dapat

11 (http://PengertianGenreMusikdanJenis-Jenisnya-ROS.htm), Loc.cit 12 (http://PengertianGenreMusikdanJenis-Jenisnya-ROS.htm), Loc. cit

Page 15: BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakangeprints.umm.ac.id/26904/1/jiptummpp-gdl-citrajauha-36424-2-babi.pdf · adat istiadat, golongan, faktor sejarah, waktu, dan tempat serta kemajuan

14

termasuk gaya apapun), sedangkan yang terakhir adalah genre

tertentu yang mengandung kualitas daya tarik massa.

Musik pop juga merupakan genre penting namun batas-

batasnya sering kabur, karena banyak para musisi pop

dimasukkan juga ke kategori J-Pop, K-Pop, rock, hip hop,

country, dan lainnya. Namun demikian sebagai genre, musik pop

sangat eklektik, sering meminjam elemen dari gaya-gaya lain

termasuk urban, dance, rock, latin dan country,. Dan musik pop

sendiri dianggap sebagai sebuah genre yang komersial dicatat

berkeinginan untuk memiliki daya tarik audiens massa.

Musik pop begitu banyak digemari para pecinta musik di

dunia, musik pop bisanya memilki kualitas musik yang easy

listening dan mudah di ingat dan dikenali banyak masyarakat.

dengan lirik yang menggunakan bahasa yang agak mellow,

dangkal dan kata-kata yang sederhana.

Kemunculan sebuah musik juga memunculkan sebuah

video klip lagu, video klip juga bisa menjadi salah satu faktor

penyebab kepopuleran sebuah lagu. Mungkin banyak orang yang

menyukai sebuah lagu dan ketika di buat sebuah visualisasinya

dalam sebuah video klip, bisa saja para audiences lebih

menyukai lagu tersebut. Sejatinya video klip dan lagu memang

saling mendukung semakin popluernya lagu, karena semakin

banyak orang yang mengenal dan mengetahui lagu yang ada.

Page 16: BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakangeprints.umm.ac.id/26904/1/jiptummpp-gdl-citrajauha-36424-2-babi.pdf · adat istiadat, golongan, faktor sejarah, waktu, dan tempat serta kemajuan

15

Begitu juga aliran musik populer, semakin berkembang

dan semakin banyak memunculkan karya aliran-aliran musik

baru yang dilengkapi dengan video klipnya. Konsep video klip

musik popluer terus berkembang, dahulu video klip hanya berisi

gambar dan penyanyi yang menyanyikan lagu tersebut, kini

visualisator lebih kreatif dalam berimajinasi. Gambar tak hanya

monoton berisikan tentang tema lagu dan penyanyi saja namun

bisa berisikan adegan dengan sebuah alur cerita, atau bahkan

menampilkan sebuah animasi memainkan visual dengan simbol-

simbol/ tanda tertentu dengan maksud tertentu pula, sehingga

sebuah video klip itu terkesan tidak membosankan.

Video klipnya kebanyakan memilki konsep yang tentang

fenomena kehidupan disekitar kita karena bergantung dengan

liriknya juga. Karena kebanyakan musik pop memilki lirik yang

hampir sama, dan memilki nda yang sama serta kemasan musik

yang sama pula, jadi tak jarang dari kebanyakan video klipnya

lebih menonjolkan sisi artistiknya yang kurang lebih jauh dari

maksud dari lagu yang dinyanyikan oleh penyanyi yang

bersangkutan.

Video klipnya terkadang menjadi sangat populer karena

konsep yang dtawarkan kepada audiences, apakah itu dari segi

fotografi yang menonjolkan sisi art, gerak, warna dan kostum

yang dipakai dalam peran video klip kebanyakan atau yang

lainnya. Memilki tema dan konsep video klip yang hampir sama

Page 17: BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakangeprints.umm.ac.id/26904/1/jiptummpp-gdl-citrajauha-36424-2-babi.pdf · adat istiadat, golongan, faktor sejarah, waktu, dan tempat serta kemajuan

16

kebanyakan dari genre musik pop, karena mereka para

visualisator terkadang melihat lirik dari lagu tersebut, jadi musik

pop lebih terfokus pada liriknya dari pada orisinalitas genre

musik populer itu sendiri.

Musik populer dan video klip musik semakin berkembang

dan keluar dari konsep musik populer yang populer itu sendiri.

Musik menjadi suatu barang komoditi. Sesuatu yang komersial

akan selalu memakan kesenian, kini video klip tidak sekedar

medium iklan lagu, tetapi menjadi genre yang berisikan

penafsiran para seniman tentang berbagai kemungkinan dari

sebuah lagu. Disitulah sebenarnya telah terjadi pertukaran antar

medium. Musik menjadi konsumsi mata dan gambar yang

mengasosiasikan kejadian/peristiwa .

Jadi, konsep video klip sepenuhnya kebanyakan

khususnya genre musik pop merupakan atas dasar penafsiran

sebuah lagu, kemudian melahirkan visualisasi. Seniman video

klip tetap bekerja keras membuktikan kemampuan

mengeksplorasi teknologi, tetapi kemudian batas-batas

komersialisasi untuk menghasilkan karya. Video klip musik,

atau lebih terkenal dengan istilah video klip, tampil sebagai alat

promosi ampuh para penyanyi dan musisi. Dengan tampil

menarik, video musik tak ayal mampu mendongkrak popularitas

lagu atau album baru.

Page 18: BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakangeprints.umm.ac.id/26904/1/jiptummpp-gdl-citrajauha-36424-2-babi.pdf · adat istiadat, golongan, faktor sejarah, waktu, dan tempat serta kemajuan

17

E.3. Video Klip Musik dan Budaya Populer

Video klip muncul dan berkembang berdasarkan hasil dari

budaya populer. Kebudayaan populer tercipta dari beberapa definisi,

yang salah satunya adalah budaya popular terbentuk pada sesudah masa

masyarakat industry dan sebelum masyarakat industry.

Pemikiran tentang budaya populer menurut Ben Agger dapat

dkelompokkan pada empat aliran yakni:

1. Budaya di bangun berdasarkan kesenangan namun tidak

substansial dan mengentaskan orang dari kejenuhan kerja

sepanjang hari

2. Kebudayaan populer menghacurkan nilai budaya tradisional

3. Kebudayaan menjadi masalah besar dalam pandangan ekonomi

4. Kebudayaan populer merupakan budaya yang menetes dari atas.13

Kebudayaan populer banyak berkaitan dengan masalah

keseharian yang dapat dinikmati oleh semua orang atau kalangan orang

tertentu, seperti pementasan mega bintang, kendaraan pribadi, fashion,

model rumah, perawatan tubuh dan semacamnya.

Sebuah budaya yang akan memasuki dunia hiburan, maka

budaya itu umumnya menempatkan unsur popluer sebagai unsur

utamanya. Dan budaya itu akan memperoleh kekuatannya mana kala

media massa digunakan sebagai by pass penyebaran pengaruh di

masyarakat. seperti Kapten Medison Avenue yang menggunakan media

untuk menjual produk melalui studio dan televisi. 14

13 Bungin, Burhan. Sosiologi Komunikasi.2008: Jakarta, Hal 100 14 Ibid, Hal 100

Page 19: BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakangeprints.umm.ac.id/26904/1/jiptummpp-gdl-citrajauha-36424-2-babi.pdf · adat istiadat, golongan, faktor sejarah, waktu, dan tempat serta kemajuan

18

Dalam budaya populer, ‘perangkat media massa’ seperti pasar

rakyat, film, buku, telvisi dan jurnalistik akan menuntut perkembangan

budaya pada ‘erosi nilai budaya’. Sedangkan kelompok konservatif

seperti Edmund Burke mengatakan dengan ’erosi peradaban berharga’.

Sedangkan Allan Bloom dalam bukunya The Closing of American Mind

mengartikulasikan pemahaman kaum neokonservatif, dimana paham ini

menyalahkan kebudayaan baru sebagai yang merusak kebudayaan

tradisional. Kebudayaan Populer tidak hanya secara langsung disalahkan

bagi penantang inteligensia publik dan melemahkan keadaan normal,

namun justru kritik neonkonservatif semakin memperkeruh suasana

dengan tidak menunjukkan sikap penyelamatan terhadap budaya

tradisional.15

Seperti halnya kemunculan video klip, merupakan sebuah media

komunikasi yang baru dan bahkan merupakan sebuah kebudayan populer

yang banyak diminati oleh para penikmatnya. Video klip dikatakan

sebagai kebudayaan populer karena merupakan salah satu media

komunikasi yang bersifat menghibur dan semakin banyak diminati oleh

masyarakat luas.

Video klip dan musik suatu elemen yang tak terpisahkan karena

keduanya saling berkaitan dalam segi komposisi atau bagaimana sebuah

menjabarkan respon secara emotional yang didapat dari musik.

Keduanya memiliki kekuatan yang mahabesar dalam mempengaruhi

kebudayan saat ini.

15 Ibid, Hal 101

Page 20: BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakangeprints.umm.ac.id/26904/1/jiptummpp-gdl-citrajauha-36424-2-babi.pdf · adat istiadat, golongan, faktor sejarah, waktu, dan tempat serta kemajuan

19

Musik pop, merupakan sebuah kebudayan. Namun mungkin

kebanyakan orang sering membicarakan musik populer karena

‘musiknya yang populer’ bukan karena genre musiknya. Sehingga dalam

budaya populer musik pop banyak kehilangan kualitas dari musik itu

sendiri. Adorno berpendapat tentang musik populer, dia mengemukakan

bahwa musik populer memiliki tiga batasan utama,16 yaitu standarisasi,

melemahkan kemampuan mendengar, dan berfungsi sebagai semen

sosial. Ciri yang pertama berkaitan dengan produksi (penciptaan) musik

populer, yang kedua berkaitan dengan konsumsi musik populer, dan

yang ketiga berkaitan dengan fungsi sosialnya.

Video klip dan musik merupakan bagian dari budaya populer,

yang juga menjadi bagian dari budaya elite dalam masyarakat tertentu.

Sejauh itu pula budaya populer dipertanyakan konsepnya yang kongkret,

serta pengaruhnya yang lebih dirasakan seperti umpamanya apa

perbedaan antara modernisasi dan posmodernisasi. Begitu pula

pertarungan konseptual antara kebudayaan tinggi dan kebudayaan pop.17

Budaya populer di bentuk melalui dua hal yakni hal industri dan

media. musik dan video klip tak tidak dapat melepaskan diri dari barang-

barang yang bersifat industri, maksudnya disini kedua elemen tersebut

tidaklagi ditujukan untuk kepentingan musik atau seni itu sendiri,

melainkan untuk tujuan yan lain yang bernilai profit. Musik dan video

16 Makyun Subukti (http://Musik Populer ~ tulisanmakyun.htm//) 17 Ibid, hal 101

Page 21: BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakangeprints.umm.ac.id/26904/1/jiptummpp-gdl-citrajauha-36424-2-babi.pdf · adat istiadat, golongan, faktor sejarah, waktu, dan tempat serta kemajuan

20

klip kini lebih banyak mempertontonkan sisi hiburan, yang kemudian

mengesankan lebih konsumtif.18

Dengan kemunculan video klip musik, seni hiburan menjadi

semakin besar dan serba lengkap. Hampir tidak dapat ditemui sebuah

hiburan tanpa mengabaikan peran musik dan videonya. Sehingga

komposit dunia hiburan menjadi seni pertunjukan professional yang

menghasilkan uang dan menciptakan lapangan pekerjaa yang luas.

Video klip musik sayogyanya merupakan visual musik, namun

banyak sekali musik populer saat ini yang menyertakan lirik yang

vulgar, padahal hal ini bisa mereduksi esensi dari musikalitas itu sendiri.

Secara sosial, mereka kebanyakan mengenal chord minor bearti sebuah

kesedihan. Banyak para pendengar atau penikmat musik hingga terbuai

dengan lagu kualitas musik sehingga mereka hanya mengenal

musikalitas yang serupa, sehingga musik itu sendiri sudah dikenal

masyarakat bukan karena sepenuhnya arti dari konsep musik pop itu

sendiri, dan vterkadang visual yang berisi gambar yang lebih

menonjolkan bagaimana fotografi disetting melalui cara pengambilan

gambar, proses editing, warna dan unsur lain yang bisa membuat gambar

yang penuh arti dan sesuai dengan apa yang diinginkan oleh konseptor.

Konteks sosial semacam ini lebih cenderung membawa manusia

dalam dunia yang serba tipuan, maksudnya kadang kefanaan menjadi

sesuatu tuan yang lebih kongkret dari apa yang diperjuangkan oleh

18 Ibid, hal 101

Page 22: BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakangeprints.umm.ac.id/26904/1/jiptummpp-gdl-citrajauha-36424-2-babi.pdf · adat istiadat, golongan, faktor sejarah, waktu, dan tempat serta kemajuan

21

manusia itu sendiri. Dan saat ini dunia tipuan ini dapat dimanipulasi oleh

industry, maka tipuan itu menjadi abadi dalam dunia fana.

Theodore Adorno dan Max Horkheimer mengatakan budaya

industry adalah media tipuan, hilangnya kepribadian yang tulus seperti

kemampuan menggambarkan keadaan yang nyata karena budaya telah

berubah menjadi alat industri serta menjadi produk standar ekonomi

kapitalis. Dunia hiburan telah menjadi sebuah proses reproduksi

kepuasan manusia dalam media tipuan. Hampir tidak ada lagi perbedaan

antara kehidupan nayata dan dunia yang digambarkan dalam sebuah

rangakaian visual dalam video klip/ film yang dirancang menggunakan

efek suara dengan tingkat ilusi yang sempurna tak terkesan imajinatif. 19

Para sejarawan begitu sulit menetukan kaidah-kaidah dasar

tentang kesalahan, sama susahnya dengan menentukan kaidah-kaidah

dasar mengenai kebenaran. Kemerdekaan pribadi menjadi ukuran utama

dan dalam dunia postmodern, ukuran ini menjadi semakin tidak jelas. 20

E.4. Konstruksi Realitas Sosial dalam Video Klip Musik

Menurut Peter L. Berger dan Thomas Luckman (1966) ia

menggambarkan proses sosial melalui tindakan dan interaksinya, yang

mana individu menciptakan secara terus menerus suatu realitas yang

dimilki dan dialami bersama secara subektif.

Berger dan Luckmann (1990;1) memulai penjelasan realitas

sosial dengan memisahkan pemahaman “kenyataan” dan

19 Ibid, Hal 103 20 Ibid, Hal 103

Page 23: BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakangeprints.umm.ac.id/26904/1/jiptummpp-gdl-citrajauha-36424-2-babi.pdf · adat istiadat, golongan, faktor sejarah, waktu, dan tempat serta kemajuan

22

“pengetahuan”. Realitas diartikan sebagai kualitas yang terdapat

didalam realitas-realitas yang diakui memilki keberadaan (being) yang

tidak bergantung kepada kehendak kita sendiri. Sedangkan

pengetahuan didefinisikan sebagai kepastian bahwa realitas – realitas

itu nyata (real) dan memiliki karakteristik yang spesifik. 21

Konsep yang berhubungan antara video klip musik dan realitas

sosial adalah mengenai realitas dan merupakan reprersentasi dari teks

tersebut, bagaimana hubungan yang terjadi ketika Text-Image-Viewer

menjadi sebuah rangkaian pesan dalam sebuah proses komunikasi.

Konsep relitas menjadi dua hal utama dalam perdebatan dalam

kajian ini, pertama di satu sisi sebuah realitas itu dilihat sebagai

sesuatu yang tidak nyata, sedang sisi lain hanya merupakan suatu tanda

yang berdiri di dalam suatu kejadian, yang memunculkan makna

berdasarkan keberadaan tanda itu. Jadi bisa dikatakan “secondhand

world which we live in”, dijelaskan bahwa segala sesuatu yang ada di

dunia ini, dapat dilihat kembali dalam sebuah pemaknaan lebih lagi

bentuk tanda dan simbol.22 Jadi benar ketika sebuah teks memilki

perbedaan pemaknaan, hal ini berkaitan dengan sebuah bentuk realitas

yang dihadirkan kembali dalam bentuk yang baru.

Ketika video klip musik menampilkan sebuah teks visual, yang

ada hanya bentuk gambar-gambar yang terpadu dalam rangkaian

sebuah cerita. Namun yang menjadi pertanyaan adalah apakah

rangkaian gambar tersebut hanyalah bentuk sebuah imajinasi seseorang

21 Ibid, Hal 189 22 (Http://3656-5358-1-PB (1).pdf)

Page 24: BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakangeprints.umm.ac.id/26904/1/jiptummpp-gdl-citrajauha-36424-2-babi.pdf · adat istiadat, golongan, faktor sejarah, waktu, dan tempat serta kemajuan

23

yang terwujud dalam sebuah tanda dan symbol dalam sebuah

rangkaian gambar atau representasi seorang yang yang dihadirkan

kembali dalam sebuah rangkaian jalinan gambar.

Seperti yang banyak kita ketahui bahwa video klip musik

berisikan tentang hal-hal yang bersifat intertekstualitas, apa yang

sebenarnya di dalam tayangan tersebut diambil dari realitas yang ada

di dunia ini. Apa yang menjadi pemaknaan “secondhand world” biasa

yang muncul dalam visualisasi video klip musik. Lewat sudut pandang

inilah penelitian ini melihat bahwa apakah realitas yang ditampilkan

dalam sebuah video klip musik, semuanya mutlak dari realitas yang

terjadi disekitar kita atau bahkan kebanyakan yang disajikan

merupakan hasil penciptaan model-model nyata tanpa asal-usul atau

realitas awal.

Sebagaimana kebanyakan video klip musik yang berkembang,

terkadang isi dari realitas yang ditampilkan di visualisasikan dengan

berbagai cara yang berbeda, mengingat teknologi semakin canggih,

dan semakin maju dalam pengoperasian kamera dan cara editingnya,

seorang visualisator mampu membuat dan merekonstruksi gambar

yang diinginkan.

Demikian, mengenai konsep video klip musik adalah sebuah

usaha menghadirkan kembali realitas yang ada disekitar kita namun

dengan berdasarkan lingkungan, kode-kode atupun ideologi dalam

suatu kebudayaan tertentu.

Page 25: BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakangeprints.umm.ac.id/26904/1/jiptummpp-gdl-citrajauha-36424-2-babi.pdf · adat istiadat, golongan, faktor sejarah, waktu, dan tempat serta kemajuan

24

E.5. Bahasa Film dalam Video Klip Musik

Film merupakan fungsi hiburan bagi penonton. Di dalam film

terdapat pemain, cerita, team, adegan aksi, efek visual, musik, setting

,sudut dan pergerakan kamera atau lainnya. untuk memahami sebuah

film tidak terlepas dari unsur pembentukan film. Film secara umum

dapat di bagi atas dua unsur pembentukan yakni; unsur naratif dan

unsur sinematik.23

Film merupakan gambar hidup, juga sering disebut movie.

Film secara kolektif sering disebut sinema. Sinema sendiri bersumber

dari kata kinematik atau gerak. Film sebenarnya lapisan-lapisan cairan

selulosa, biasa dikenal di dunia para sineas adalah seluloid.

Dalam bidang sinematografi prihal media penyimpanan ini

telah mengalami perkembangan yang pesat. Berturut-turut dikenal

media penyimpanan seluoid (fil), pita analog dan yang terakhir media

digital (pita, cakram, memori chip). Bertolak dari pengertian ini maka

film pada awalnya adalah karya sinematografi yang memanfaatkan

media seluloid sebagai penyimpannya.

Perkembangan media penyimpanan ini telah mengubah

pengertian film dari istilah yang mengacu pada bahan bentuk karya

seni audio visual. Sehingga film bisa diartikan suatu genre seni yang

menggunakan audio (suara) dan visual (gambar sebagai mediannya).

Begitu pula dengan kemunculan video klip musik merupakan sarana

baru dalam menyampaikan pesan kepada khalayak luas, termasuk

23 Pratista, Himawan. Memahami Film. 2008:Yogyakarta, Hal 1

Page 26: BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakangeprints.umm.ac.id/26904/1/jiptummpp-gdl-citrajauha-36424-2-babi.pdf · adat istiadat, golongan, faktor sejarah, waktu, dan tempat serta kemajuan

25

didalamnya melibatkan unsur musik (audio) dan gambar (visual).

Dalam banyak budaya masyarakat, musik dapat digunakan

sebagai alat komunikasi antrapribadi. Musik merupakan salah satu

media kesenian, musik mencerminkan kebudayaan masyarakat

pendukungnya. Di dalam musik terkandung norma-norma yang

menjadi bagian dari proses enkulturasi budaya, baik dalam bentuk

formal maupun informal. Musik itu sendiri merupakan bentuk yang

khas baik dari structural maupun jenisnya dalam kebudayaan.

Video klip musik juga merupakan perkembangan dari dunia

kesenian film, yang memadukan anrtara dua unsur gambar dan musik.

Tentu saja dalam proses pembuatan video klip ini mengadopsi

elemen-elemen dalam pembuatan film, diantaranya crew yang terdiri

dari produser, sutradara, penulis skenario, penata kamera, penata

artistic, editor, bintang film dll. Sehingga tercipta sebuah video klip

musik yang sesuai dengan konsep atau tema yang diinginkan.

Film merupakan bidang kajian yang amat relevan oleh van

zoest (van Zoest, 193:109), film dibangun dengan tanda-tanda semat-

mata. Tanda tersebut termasuk berbagai sistem tanda yang bekerja

sama baik untuk mencapai efek yang diharapkan. Begitulah sebuah

film pada dasarnya bisa melibatkan bentuk-bentuk symbol visual dan

linguistic untuk mengkodekan pesan yang disampaikan. 24

Begitu pula dengan video klip musik sama halnya dengan

film, beberapa unsur dan elemen yang digunakan hampir sama,

24 Sobur, Alex. Semotika Komunikasi. 2006:Yogyakarta, Hal 126

Page 27: BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakangeprints.umm.ac.id/26904/1/jiptummpp-gdl-citrajauha-36424-2-babi.pdf · adat istiadat, golongan, faktor sejarah, waktu, dan tempat serta kemajuan

26

namun video klip lebih cenderung menonjolkan visualisasi musiknya

yang tentu saja sama-sama melibatkan betuk symbol atau tanda untuk

menyampaikan pesan.

Ada beberapa unsur Film yang diadopsi dalam Video Klip Musik,

diantaranya adalah:

E.5.1. Unsur Naratif

Unsur naratif berhubungan dengan aspek cerita atau tema

film. Setiap film cerita tidak mugkin lepas dari unsur naratif.

Begitu juga dengan pembuatan video klip, khususnya jenis video

klip naratif yang berisikan cerita tertentu. Setiap cerita pasti

memilki unsur-unsur seperti tokoh, masalah, konflik, lokasi

waktu, serta lainnya. Seluruh elemen tersebut membentuk unsur

naratif secara keseluruhan. 25

E.5.2. Unsur Sinematik

Unsur sinematik merupakan aspek-aspek teknis dalam

produksi film. Mise-en-scene adalah segala hal yang berada

dalam kamera. Mise-en-scene memilki empat elemen pokok

yakni: setting atau latar, tata cahaya, kostum, make up serta

acting dan pergerakan pemain. Sinematografi adalah perlakuan

terhadap kamera dan filmnya serta hubungan kamera dengan

objek yang diambil. Seluruh unsur sinematik tersebut saling

25 Pratista, Himawan Ibid, Hal 2

Page 28: BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakangeprints.umm.ac.id/26904/1/jiptummpp-gdl-citrajauha-36424-2-babi.pdf · adat istiadat, golongan, faktor sejarah, waktu, dan tempat serta kemajuan

27

terkait, mengisi serta berkesinambungan satu sama lain untuk

membentuk unsur sinematik secara keseluruhan26

Adapun unsur sinematik paling penting yakni bagaimana

cara kamera mengambil sebuah gambar sehingga membentuk

sebuah makna pesan. Jarak kamera terhadap gambar atau objek,

yang biasa dikenal dengan tipe shot, yakni:

a. Close up merupakan framing pengambilan gambar dimana

visual objek memenuhi seluruh ruang dari frame.

b. Big close atau Extreme close. Lebih detail pada salah satu

bagian tubuh atau suatu benda

c. Medium close up merupakan pengambilan shot lebih jauh

dari close up namun lebih dekat dengan medium shot,

biasanya seluruh wajah hingga bahu dari objek

d. Medium shot atau knee shot adalah pengambilan shot sampai

denagn tipe per empat ukuran tubuh objek

e. Full shot merupakan pengambilan gambar objek secara utuh

mulai dari kepala hingga kaki

f. Medium long shot merupakan pengambilan gambar objek

dengan mengikut sertakan setting sebagi pendukung suasana

keadaan.

g. Ektreme long shot pengambilan objek terlihat jauh bahkan

hamper tifak terlihat.

26 Ibid, Hal 2

Page 29: BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakangeprints.umm.ac.id/26904/1/jiptummpp-gdl-citrajauha-36424-2-babi.pdf · adat istiadat, golongan, faktor sejarah, waktu, dan tempat serta kemajuan

28

h. Long shot merupakan pengambilan gambar objek antara

medium dan extereme long shot.

Selain itu, kamera juga mempunyai motivasi tertentu atau

mempunyai alasan tertentu. Artinya setiap gerak kamera

mempunyai maksud atau bisa meninggalkan kesan tertentu bagi

penontonnya. Berikut beberapa tujuan pergerakan kamera yakni:

Tabel 1.

Keterangan Motivasi Pergerakan Kamera

No Gerakan Kamera Motivasi 1. Zoom Out/in 1.Menunjukkan sesuatu diluar gambar

yang sudah ada 2. menunjukkan posisi objek 3. Menonjolkan sesuatu

2. Pan right/Left 1.menunjukkan panjang/ pendek 2. menunjukkan hubungan dua objek 3.mengikuti gerakan objek 4.menunjukkan suatu reaksi 5.untuk memperbaiki komposisi gambar 6. untuk membuat transisi

3. Tilt Down 1.Untuk menunjukkan tinggi atau rendah 2 untuk mengambil gambaran yang tidak bisa ter-cover oleh kamera karena tinggi 3. untuk menujukkan reaksi 4. untuk memperbaiki komposisi gambar 5. untuk mengikuti peergerakan objek 6. untuk membuat transisi (flash to sky)

4. Pedestal 1.untuk menujukkan kesan tinggi 2. untuk memperlihatkan detail objek 3. untuk menciptakan efek dramatic

5. Dolly 1.untuk membuat variasi shot 2.untuk menciptakan efek dramatic 3.untuk mengikuti gerakan objek 4.untuk membuat variasi background 5.utnuk memperbaiki komposisi

6. Track Left/Right 1.untuk menciptakan variasi 2.untuk menciptakan variasi latarbelakang

Page 30: BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakangeprints.umm.ac.id/26904/1/jiptummpp-gdl-citrajauha-36424-2-babi.pdf · adat istiadat, golongan, faktor sejarah, waktu, dan tempat serta kemajuan

29

3.untuk menciptakan efek dramatic 4.untuk memperbaiki komposisi gambar

7. Jib/Crane 1.mencipatakan efek dramatic 2.menciptakan efek kolosal

Selain memahami kategori makna dalam teknik

pengambilan gambar, perlu dipahami juga sudut pengambilan

gambar / Angle. Angle memilki nilai-nilai tertentu pada

penggambaran peristiwa pada visualisasi. Angel kamera

diterjemahkan sebagai teknis pengambilan tertentu untuk

mempresentasikan adegan. Angle dalam pengambilan gambar

dibedakan menjadi beberap jenis yakni:

a. High angle adalah merekam gambar dari sudut atas objek,

sehingga tampak bagian atas dari objek. dalam angle ini

memberikan suasana atau kesan kecil, pendek kepada objek.

tapi sebaliknya penonton diberikan sebuah kekuatan atau

superioritas

b. Bird eye view, teknik rekam gambar ini hampir sama dengan

high angle, hanya saja dalam angle ini lebih terlihat dinamis

seperti penglihatan seekor burung. Hasil tampilan visual yang

ditampilkan lebih terkesan dramatis.

c. Low angle atau frog eye adalah merekam gambar dari sudut

bawah objek. Dari pengambilan angle ini objek diberikan

kesan menonjol, kekuasaan, besar, berwibawa, dan seringkali

dapat menimbulkan kesan keganasan.

Page 31: BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakangeprints.umm.ac.id/26904/1/jiptummpp-gdl-citrajauha-36424-2-babi.pdf · adat istiadat, golongan, faktor sejarah, waktu, dan tempat serta kemajuan

30

d. Eye level adalah merekam gambar dengan posisi sejajar

dengan jarak pandang mata.pengambilan gambar angle ini

memberikan kesan dinamis, seimbang.27

E.6. Pengertian Sikap Gentleman

Gentleman merupakan gabungan dua kata yang berasal dari

Bahasa Inggris, yakni Gentle dan Man. Dalam kamus Jhon M. Echols,

Gentle berarti well born, soft, yang berarti baik, lemah lembut

sedangkan Man merupakan orang laki-laki, laki-laki dewasa.28

Sehingga gentleman sendiri memilii arti laki-laki atau pria dewasa

yang baik dan lemah lembut terhadap kaum lawan jenis.

Kata Gentleman juga memiliki akar dari kata dalam bahasa

Perancis, Gentilhomme, yang berarti Nobleman atau pria dengan nilai,

karakter dan status yang tinggi. Menurut sebuah blog The Kubrick

Theme Dalam kamus Webster, Gentleman dijelaskan sebagai berikut

a. a man of refinement,

seorang laki-laki yang memilki kehalusan budi bahasa,

pembawaanya berbudi pekerti halus.

b. a man whose conduct conforms to a high standard,

seorang laki-laki yang memilki tingkah laku yang

menyenangkan dengan standart yang tinggi pada lingkungan

sekitarnya.

c. a man who combines gentle rank with chivalrous qualities,

27 Semedhi, Bambang. Sinematografi-Videografi, Suatu Pengantar.2008: Bogor, Hal 34 28 Echols, Jhon M. Kamus Bahasa Inggris-Indonesia. 1975: Jakarta, Hal 265

Page 32: BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakangeprints.umm.ac.id/26904/1/jiptummpp-gdl-citrajauha-36424-2-babi.pdf · adat istiadat, golongan, faktor sejarah, waktu, dan tempat serta kemajuan

31

seorang laik-laki yang memilki karakter yang sopan dan sangat

berkualitas.29

Namun sebenarnya tidak ada pengertian secara universal

mengenai pengertian seorang laki-laki itu bersikap gentleman atau

tidaknya, itu semua merupakan hal yang relatif. Misalnya ada yang

berpendapat seorang pria membawakan tas saat jalan-jalan itu yang

disebut sebagai pria gentle. Namun ada sebagian orang yang

menganggap hal tersebut adalah sesuatu yang konyol , buat apa pria

membawakan tas pasangannya, mengingat itu pemandangan yang

menggelikan. Namun menurut orl jaf dalam blognya menyebutkan

beberapa point ciri pria gentle, diantaranya:

1. Respect

Seorang pria gentle akan menghormati cara pandang atau

pendapat seorang wanita. Hal ini juga termasuk mengerti

keinginan-keinginan seorang wanita.

2. Kebiasaan Konstan

Sosok gentleman yang sempurna tak hanya ditentukan dari

caranya memperlakukan seorang wanita. Namun juga cara

memperlakukan orang-orang yang lebih tua dan semua anak-

anak dengan sikap hangat dan baik. Sikap hangat dan baik

dilakukan di dalam semua situasi dan selalui dilakukan secara

konstan.

3. Memegang Janji 29 Dana Reses (http://ThisIsVIPPersonelStanley.htm)

Page 33: BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakangeprints.umm.ac.id/26904/1/jiptummpp-gdl-citrajauha-36424-2-babi.pdf · adat istiadat, golongan, faktor sejarah, waktu, dan tempat serta kemajuan

32

Pintar berbicara bukanlah tipikal gentleman. Mengingat sudah

begitu banyakkorban dari kaum Hawa akibat hal tersebut.

Melakukan apa yang dikatakanlah ciri seorang gentleman. Ia

tak pernah memberikan omongan kosong atau malah janji

kosong. Jika seorang wanita memerlukan

pertolongan, gentleman akan melakukannya jika dirinya

mampu. Jika ia tak bisa memenuhi janjinya, ia akan minta

maaf dan memberikan alasan yang logis.

4. Bersikap Sopan

Ditambah lagi dengan sikap santun, lengkap sudah bagaimana

sosok pria bisa disebut sebagai gentleman. Sopan di sini dalam

artian membukakan pintu untuk wanita, memberikan kursi

pada wanita untuk duduk dan membukakan pintu mobil

untuknya.

5. Perkataan Positif

Seorang gentleman tak akan pernah mengatakan hal-hal yang

kosong. Itu termasuk tak pernah melontarkan candaan vulgar

atau candaan yang menjengkelkan wanita. Ia juga tak akan

pernah melontarkan komentar-komentar negatif pada kaum

Hawa. Pria gentleman tak akan membicarakan fisik tapi justru

sebaliknya memberikan pujian.30

Beberapa point diatas, banyak di amini oleh sejumlah

kalangan, sehingga seorang pria dikatakan gentle itu memilki ciri atau

30 (http://ThisIsVIPPersonelStanley.htm), Loc. cit.,

Page 34: BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakangeprints.umm.ac.id/26904/1/jiptummpp-gdl-citrajauha-36424-2-babi.pdf · adat istiadat, golongan, faktor sejarah, waktu, dan tempat serta kemajuan

33

karakter tersebut. Jika seorang laki-laki tidak memilki karakter

serupa bisa jadi dikatakan tidak gentle karena dianggap tidak memilki

moral atau sikap yang baik untuk bersosial dengan lingkungan

sekitarnya. Seperti halnya yang dikatakan oleh seorang filosof dan

Teologi Inggris dalam Suara Pembaruan Daily, John-Henry Newman

(1801-1890), berpendapat bahwa melihat gentleman sebagai watak

moral yang dianggapnya tujuan pendidikan, khususnya di perguruan

tinggi. Dalam dua halaman termasyhur dari bukunya The Idea of a

University ia melukiskan gentleman sebagai ethical character.31

Penggambarannya tentang gentleman terdapat pada akhir

ceramah yang kedelapan.Ia mulai dengan memberikan semacam

definisi dulu: it is almost a definition of a gentleman to say he is one

who never inflicts pain (hampir merupakan sebuah definisi tentang

seorang gentleman, bila dikatakan bahwa dia adalah seseorang yang

tidak pernah menyakiti).32

E.7. Semiotika sebagai Pendekatan dalam Analisis Video Klip Musik

Secara etimologis, istilah semiotic berasal dari kata yunani

semeion yang berarti “tanda”. Tanda itu sendiri di definisikan sebagai

sesuatu yang atas dasar konvensi sosial yang terbagun sebelumnya,

dapat dianggap mewakili sesuatu yang lain..

Secara terminologis, semiotik dapat didefinisikan sebagai ilmu

yang mempelajarai sederatan luas objek-objek, peristiwa-peristiwa,

31 (http://ThisIsVIPPersonelStanley.htm), Loc. cit. 32 (http://ThisIsVIPPersonelStanley.htm), Loc. cit.

Page 35: BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakangeprints.umm.ac.id/26904/1/jiptummpp-gdl-citrajauha-36424-2-babi.pdf · adat istiadat, golongan, faktor sejarah, waktu, dan tempat serta kemajuan

34

seluruh kebudayaan sebagai tanda. Van Zoest mengartikan semiotic

sebagai ilmu “ilmu tanda (sign) dan segala yang berhubungan dengan

dan cara befungsinya, hubungannya dengan kata lain, pengirimannya,

dan penerimaannya oleh mereka yang menggunakannya”. 33

Semiotik sebagai suatu model dari ilmu pengetahuan sosial

memahami dunia sebagai sistem hubungan yang memilki unit dasar

yang disebut dengan tanda. Dengan demikian semiotik mempelajarai

hakikat keberadaan suatu tanda. 34

Preminger (2001:8) mengatakan bahwa semiotic adalah ilmu

tentang tanda-tanda.Ilmu ini menganggap bahwa fenomena

sosial/masyarakat dan kebudayaan itu merupakan tanda-tanda.

Menurut Eco, ada sembilan belas bidang yang bisa dipertimbangkan

sebagai bahan kajian untuk semiotik, yaitu semiotik binatang, semiotik

tanda-tanda bauan, komunikasi rabaan, kode-kode cecapan,

paralinguistik, semiotik medis, kinesik dan proksemik, kode-kode

musik, bahasa yang diformalkan, bahasa tertulis, alfabet tak dikenal,

kode rahasia, bahasa alam, komunikasi visual, sistem objek, dan

sebagainya.

Menurut Saussure, persepsi dan pandangan kita tentang

realitas, dikonsrtruksikan oleh kata-kata dan tanda-tanda lain yang

digunakan dalam konteks sosial. Hal ini dianggap sebagai pendapat

33 Sobur, Alex. Ibid, Hal 95-96 34 Sobur Alex. Ibid. Hal 87

Page 36: BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakangeprints.umm.ac.id/26904/1/jiptummpp-gdl-citrajauha-36424-2-babi.pdf · adat istiadat, golongan, faktor sejarah, waktu, dan tempat serta kemajuan

35

yang cukup membentuk persepsi manusia, lebih sekedar merefleksikan

realitas yang ada. 35

Metode analisis semiotik, berfokus pada tanda, kajian tanda

pertama kali dipopulerkan oleh Ferdinand De Saussure memberikan

banyak teori dasar selama tiga decade. Awal 1960-an beberapa

intlelktual Eropa mulai menerapkan semiotika untuk diskusi budaya

populer. Kemudian, banyak tokoh yang ikut menyumbangkan pikiran

tentang tanda diantaranya yang populer diantaranya Charles Sander

Pierce dan Roland Barthes.

1. Ferdinand De Saussure dan Tanda

Saussure sangat tertarik dengan bahasa atau linguistic, dia

lebih memperhatikan cara tanda-tanda (dalam kata-kata). Saussure

lebih mengfokuskan tanda itu sendiri, dengan segala konsepnya

yng berkisar pada dikotomi-dikotomi tertentu, yakni ‘language dan

parole’ dan ‘sintagmatik dan paragmatik’ serta ‘penanda dan

petanda’.

Bagi Saussure tanda merupakan objek fisik dengan sebuah

makna atau untuk menggunakan istilahnya sebuah tanda terdiri atas

penanda dan petanda. Penanda adalah citra tanda seperti yang kita

persepsi; tulisan diatas kertas atau suara di udara. Penanda adalah

konsep mental ini secara luas sama pada semua anggota

kebudayaan yang sama menggunakan bahasa yang sama.36

35 Ibid. , Hal 87 36 Fiske, Jhon. 2012. Pengantar Ilmu Komunikasi: Jakarta, Hal 49

Page 37: BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakangeprints.umm.ac.id/26904/1/jiptummpp-gdl-citrajauha-36424-2-babi.pdf · adat istiadat, golongan, faktor sejarah, waktu, dan tempat serta kemajuan

36

Semiotika yang sebagaimana dijelaskan oleh Ferdinad d.

Saussure adalah ilmu yang mempelajari peran tanda (sign) sebagai

bagian dari kehidupan sosial” semiotika ilmu yang mempelajari

struktur, jenis, tipologi, serta relasi-relasi tanda dalam

penggunaanya di masyarakat. Oleh sebab itu, semiotika

mempelajari relasi diantara komponen-komponen tersebut dengan

masyarakat penggunanya.

Semiotika merupakan cabang keilmuan yang

memperlihatkan pengaruh semakin pentingnya sejak empat decade

lalu, tidak saja sebagai metode kajian (decoding) akan tetapi

metode penciptaan (encoding). Semiotika berkembang menjadi

sebuah model atau paradigma bagi berbagai keilmuan yang sangat

yang luas menciptakan cabang-cabang semiotika khusus.

Di dalam bidang desain misalnya, khususnya semiotika

digunakan sebagai sebuah paradigma baik pembacaan (reading)

maupaun penciptaan (creating) disebabkan oleh adanya

kecenderungan akhir-akhir ini wacana desain untuk melihat objek-

objek desain sebagai fenomena bahasa , yang didalamnya terdapat

tanda (sign), pesan yang disampaikan (message)aturan atau kode

yang mengatur (code) serta orang-orang yang terlibat dalam subjek

bahasa audience, pembaca atau pendengar).

Analisis atas tanda yang memunculkan pertandaan,

menghubungkan penandaan dengan realitas sosial.hubungan

penanda dan pertanda dan satu tanda dengan tanda-tanda yang lain

Page 38: BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakangeprints.umm.ac.id/26904/1/jiptummpp-gdl-citrajauha-36424-2-babi.pdf · adat istiadat, golongan, faktor sejarah, waktu, dan tempat serta kemajuan

37

dan tanda –tanda itu dirumuskan dengan dua cara pengorganisasian

terhadap kode:

a. Paradigmatic, merupakn sekumpulan tanda dari dalamnya

dipilih satu untuk digunakan. Suatu missal kumpulan rambu-

rambu lalu lintas antara lain meliputi persegi, lingkaran dan

segitiga merupakan bentuk-bentuk paradigma dengan

paradigma seumpulan symbol dapat bekerja didalamnya.

b. Sintagmatic, merupakan pesan yang dibangun dari panduan

tanda-tanda yang dipilh, sebagai contoh rambu lalu lintas

adalah sintagma yaitu dari bentuk-bentuk pilihan dengan

symbol pilihan. Di dalam semiotic, sintagmatic digunakan

untuk menginterpretasikan teks (tanda)berdasarkan urutan

kejadian peristiwa yang memberikan makna atau atau

bagaiman peristiwa mengeneralisasikan makna.37

Selain model semiotika tersebut, C.S. Morris menjelaskan

tiga dimensi dalam analisis semiotic, yakni dimensi sintaktik,

semantik dan paradigmatik. Yang ketiganya saling berkaitan

dengan lainnya. Sintaktik berkaitan dengan studi mengenai tanda

itu sendirisecar individual maupun kombinasinya. Khusunya

analisia yang bersifat deskriptif mengenai tanda dan kombinasinya.

Sematik adalah studi mengenai relasi antar tanda dan signifikasnya

atau maknanya. Dalam konteks semiotika structural, semantic

dianggap merupakan bagian dari semiotika. Paradigmatic adalah

37 Fiske, Jhon, Ibid, Hal 57

Page 39: BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakangeprints.umm.ac.id/26904/1/jiptummpp-gdl-citrajauha-36424-2-babi.pdf · adat istiadat, golongan, faktor sejarah, waktu, dan tempat serta kemajuan

38

studi mengenai relasi antara tanda dan pengunaanya (interpreter),

khusunya yang berkaitan dengan penggunaan tanda secara

kongkrit dalam berbagai peristiwa (discourse) serta efek dan

dampaknya terhadap penggunaanya.38

Saussure sangat tertarik pada relasi signifier dengan

signified dan satu tanda dengan tanda – tanda yang lain. Minat

Saussure signifier dan signified telah berkembang menjadi

perhatian utama dalam kajian semiotika Eropa. Saussure sendiri

memusatkan perhatian untuk mengartikulasikan teori linguistic

dan membuatnya semata-mata mendalami bidang studi yang

mungkin dia sebut sebagi semiologi. Saussure membagi tanda

sendiri atas signifier dan signified.

Gambar 1.1.

Sign

Signifier dan Signified (realitas eksternal)

(keberadaan fisik tanda) (konsep mental mengenai tanda)

Elemen makna Saussure

Signifier (penanda) adalah bunyi atau coretan yang

bermakna, sedangkan signified (pertanda) adalah gambaran mental

atau konsep suatu dari signifier (penanda). Hubungan antara

keberadaan fisik atau konsep mental tanda tersebut dinamakan 38 Fiske, Jhon, Ibid, Hal 60

Page 40: BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakangeprints.umm.ac.id/26904/1/jiptummpp-gdl-citrajauha-36424-2-babi.pdf · adat istiadat, golongan, faktor sejarah, waktu, dan tempat serta kemajuan

39

signification. Dengan kata lain signification sebagi upaya memberi

makna terhadap dunia.39 Menurut pendekatan semiotik (yang

merupakan bagian dari paradigma kritis), sebuah peristiwa tidak

dapat menujukkan signifity dirinya sendiri. Untuk dapat dipahami

oleh manusia, maka harus dijadikan sebuah simbolis. Komunikator

mempunyai pilihan-pilihan akan kode atau symbol dalam

mempresentasikan sebuah peristiwa. Pilihan tersebut akan

mempengaruhi makna peristiwa bagi penerima. Setiap pilihan atas

symbol yang digunakan adalah pilihan atas ideologi. Terdapat tiga

hal penting dalam sebuah sistem tanda: 40

a. Tanda itu sendiri (sign). Hal yang berkaitan dengan macam-

macam tanda yang berbeda, tanda adalah buatan manusia

dan hanya dapat dimengerti oleh orang-orang yang

mempergunakannya.

b. Kode (codes), atau sistem lambang-lambang yang disusun,

studi ini meliputi bagaimana bermacam-macam kode yang

berbeda dibangun untuk mepertemukan dengan kebutuhan

masyarakat dalam sebuah kebudayaan.

c. Kebudayaan dari lambang dan kode itu beroperasi.

2. Charles S. Pierce dan Tanda

Semiotika Pierce mengkelompokkan tanda menjadi tiga

jenis yaitu indeks, icon dan symbol. Index adalah ungkapan tada

39 Ibid, Hal 66 40 Ibid. , Hal 66

Page 41: BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakangeprints.umm.ac.id/26904/1/jiptummpp-gdl-citrajauha-36424-2-babi.pdf · adat istiadat, golongan, faktor sejarah, waktu, dan tempat serta kemajuan

40

atau representasi suatu objek akibat hubungan dinamis antara objek

yang diterima secara fisik dan mempengaruhi perasaan atau ingatan

seseorang dalam pembentukan persepsinya. Icon adalah ungkapan

“tanda” suatu objek berdasarkan persepsi imajinatif yang

mengakitkan objek tersebut dengan objek yang lain yang belum

tentu ada. Sedangkan symbol adalah ungkapan “tanda” suatu objek

berdasarkan konsep tertentu, biasanya asosiasi terhadap suatu

gagasan umum.

Semiotik tidak hanya sebatas sebagai kerangka teori, namun

sekaligus sebagai metode analisis. Seperti segitiga makna (Triangle

Meaning) milik Pierce yang terdiri atas sign (tanda), objek dan

interpretant, yang digambarkan sebagi berikut:

Gambar 1.2.

Tanda

Interpretant Objek

Unsur Makna Pierce

Panah dua arah menekankan bahwa masing-masing istilah

dapat dipahami hanya dalam relasinya dengan yang lain,. Sebuah

tanda mengacu pada sesuatu di luar dirinya sendiri-objek dan dan

dapat dipahami oleh seseorang, dan ini memilki efek di benak

penggunanya-interpretant.41

41 Ibid. Hal 67

Page 42: BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakangeprints.umm.ac.id/26904/1/jiptummpp-gdl-citrajauha-36424-2-babi.pdf · adat istiadat, golongan, faktor sejarah, waktu, dan tempat serta kemajuan

41

3. Roland Barthes dan Tanda

Roland Barthes sangat popular seiring dengan semakin

seringnya semiotik dipergunakan dalam disiplin ilmu. Dia merupakan

tokoh semiotika komunikasi strukturalisme Ferdinad de Saussure.

Semiotika strukturalis lebih menekankan pada linguistik.

Menurut Shklovsky “ Karya seni adalah karya-karya yang

diciptakan melalui teknik-teknik khas dirancang sedemikian rupa

sehingga karya yang seartistik mungkiprn” . sedangkan pendekatan

karya strukturalis memberikan perhatian terhadap kode-kode yang

digunakan untuk menyusun makna. Strukturalisme merupakan

suatu pendekatan yang secara khusus memperhatikan struktur

karya sastra atau seni. Fenomena kesastraan dan estetika di dekati

sebagai sistem tanda-tanda.

Roland Barthes mengemukakan gagasan yang dikenal

sebagai “order of signification”, yang terdiri dari maka denotasi

(makna sesungguhnya yang sesuai dengan kamus dan realitas),

serta makna konotasi (makna ganda yang muncul dari pengalaman

secara personal dan kultural). Inilah yang membedakan teori

Barthes dengan Saussure, dimana Barthes ingin menunjukkan

bahwa adanya interaksi antara teks dengan pengalaman personal

dan cultural penggunanya, interaksi antara konvensi dalam teks

dengan konvensi yang dialami dan diharapkan oleh penggunanya.

Teori ini berdasar pada kenyataan bahwa kalimat yang sama bisa

Page 43: BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakangeprints.umm.ac.id/26904/1/jiptummpp-gdl-citrajauha-36424-2-babi.pdf · adat istiadat, golongan, faktor sejarah, waktu, dan tempat serta kemajuan

42

saja dimaknai secara berbeda oleh orang yang berbeda situasi dan

kondisinya.

Gambar 1.3.

1. Signifier (penanda)

2. Signified (petanda)

3. Denotative sign (tanda denotatif)

4. Connotative Signifier (penanda konotatif)

5. Connotative Signified (petanda konotatif)

6. Connotative Sign (tanda konotatif)

Sumber: Drs. Alex Sobur M.Si, 2004, Semiotika Komunikasi, Remaja Rosda

Karya, 69

Dari peta diatas terlihat bahwa tanda denotative (3) terdiri

atas penanda (1) dan petanda (2).Akan tetapi, pada saat bersamaan,

tanda denotative adalah juga penanda konotatif (4). Denagn kata

lain, hal tersebutmerupakan unsur material. Hanya suka mengenal

tanda “singa”, barulah konotasi seperti harga diri, kegarangan dan

keberanian menjadi mungkin.42

E.8. Semiotika Postmodernisme

Menurut Umberto Eco, secara epistimologi istilah berasal

dari kata dalam bahasa yunani semion, yang berarti “tanda”.

Sedangkan tanda itu sendiri didefininisikan sebagai suatu yang atas

dasar konvensi sosial yang terbangun sebelumnya, dapat dianggap

mewakili sesuatu yang lain. Tanda merepresentasikan suatu realitas

42 Sobur, Alex. Semiotika Komunikasi, Suatu Pengantar. 2004: Bandung, Hal 69

Page 44: BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakangeprints.umm.ac.id/26904/1/jiptummpp-gdl-citrajauha-36424-2-babi.pdf · adat istiadat, golongan, faktor sejarah, waktu, dan tempat serta kemajuan

43

yang menjadi rujukan atas referensinya. Dari segi terminologis,

semiotik didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari sederetan luas

objek-obek, peristiwa serta seluruh kebudayaan sebagai tanda.43

Postmodernisme merupakan sebuah kecenderungan seni,

sastra, arsitektur, media dan budaya pada umumnya, yang merupakan

sebuah ruang tempat tumbuh subur serta berkembang baiknya dengan

tanpa batas dan pembatas sebagai bentuk hyper-signs. Postmodernisme

adalah sebuah ruang hidup kecenderungan hipersemiotika, yang

didalamnya komoditi dan budaya konsumerisme kapitalisme.44

Sedangkan hipersemiotika adalah sebuah kecenderungan

melampaui semiotika konvensional (khususnya semiotika struktural)

yang beroperasi dalam kebudayaan yang di dalamnya dusta, kepalsuan,

kesemuan, kedangkalan, permainan, artifilitas, superlatifitas dirayakan

sebagai spirit utamanya.45 Dan sebaliknya kebenaran, otentitas,

kedamaian, transedensi, metafisika, ditolak sebagai penghambat

kreativitas dan produktivitas budaya.

Perkembangan posmodernisme menuntut bahwa pengkajian

tentang artikulasi makna dan ideology di dalam karya-karya seni harus

di rumuskan kembali. Pendekatan konvensional dalam mengkaji

bahasa-bahasa estetik harus dirumuskan kembali. Selain itu, kaum

postmodernisme menganggap sistem untuk mengabsahkan mitos

sebagai narasi. Sebuah narasi mempunyai kekuatan yang tidak berasal

43 Ibid. , hal 95 44 (umm.ac.id/files/disk1/173/jiptummpp-gdl-s1-2007-novelanich-8627-2.+ISI.PDF) 45 (umm.ac.id/files/disk1/173/jiptummpp-gdl-s1-2007-novelanich-8627-2.+ISI.PDF), Loc. cit

Page 45: BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakangeprints.umm.ac.id/26904/1/jiptummpp-gdl-citrajauha-36424-2-babi.pdf · adat istiadat, golongan, faktor sejarah, waktu, dan tempat serta kemajuan

44

dari argumentasi atau pembuktian dan narasi merupakan sarana utama

dimana setiap kelompok menemukan keabsahan dirinya.46

Dalam perkembangan aliran postmodernisme Ada beberapa tokoh

paling berpengaruh dalam periode postmodernisme, diantaranya:

a. Jean Francois Lyotard

Postmodern di perkenalkan oleh Jean francois Lyotard

dalam bukunya “The Postmodern Condition” yang terbit pada

tahun 1984. Pemikiran Lyotard disitu berkisar tentang posisi

pengetahuan di abad ilimah, khusunya tentang cara ilmu

dilegetimasikan melalui yang disebutnay “narasi besar” seperti

kebebasan, kemajuan, emansipasi, kaum proletar, dan sebagainya.

Narasi besar itu, kini telah mengalami nasib yang sama dengan

narasi –narasi sebelumunya, seperti religi, negara kebangsaan,

kepercayaan dan lainnya. maka nihilism, anarkisme dan plurlisme

“permainan bahasa” pun merajalela. Ini baginya tidak jadi soal,

sebab disisi lain ini menunjukkan kepekaan baru terhadap

perbedaaan dan keberanian melawan segala bentuk totalitarisme,

yang memang perlu. Maka post modernism di rumuskan sebagai

suatu periode dimana segala sesuatu itu didelegetimasikan. 47

Maka akhirnya bagi Lyotard postmodernisme itu sepertinya

adalah intensifikasi dinamisme, upaya tak henti-henti untuk

mencari kebaruan, eksperimentasi dan revolusi kehidupan terus

menerus. Dari perspekstif ini “postmodernisme” diartikan sebagai

46 Sobur, Alex, Hal 225 47 Sugiharto, Bambang. Postmodernimse, Tantangan Bagi Filsafat. 1996: Yogyakarta, Hal 26-27

Page 46: BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakangeprints.umm.ac.id/26904/1/jiptummpp-gdl-citrajauha-36424-2-babi.pdf · adat istiadat, golongan, faktor sejarah, waktu, dan tempat serta kemajuan

45

“ketidakpercayaan terhadap segala bentuk pemikiran yang

mentotalisasi-seperti Hegalisnisme, Liberalisme, marxisme dll.

Dan postmodernisme ini, sambil menolak pemikiran yang totaliter

juga mengaluskan kepekaan kita terhadap perbedaan dan

memperkuat kemampuan toleransi kita terhadeap kenyataan yang

tak terukur. 48

b. Jaques Derrida

Jacques Derrida (Aljazair, 15 Juli 1930–Paris, 9 Oktober

2004) Seorang filsuf Prancis keturunan Yahudi dan dianggap

sebagai pendiri ilmu dekonstruktivisme, sebuah ajaran yang

menyatakan bahwa semuanya di-konstruksi oleh manusia, juga

bahasa. Semua kata-kata dalam sebuah bahasa merujuk kepada

kata-kata lain dalam bahasa yang sama dan bukan di dunia di luar

bahasa. 49

Derrida dianggap salah satu filsuf terpenting abad ke 20

dan ke 21. Istilah-ilstilah filsafatnya yang terpenting adalah

dekonstruksi, dan difference. Istilah dekontruksi untuk pertama

kalinya muncul dalam tulisan-tulisan Derrrida pada saat ia

mengadakan pembacaan atas narasi-narasi metafisika Barat. 50

Jacques Derrida menunjukkan bahwa kita selalu cenderung

untuk melepaskan teks dari konteksnya. Satu term tertentu kita

lepaskan dari konteks (dari jejaknya) dan hadir sebagai makna

final. Inilah yang Derrida sebut sebagai logosentrisme. Metode 48, Op.cit, Hal 26 49 Santoso, Listiyono. Epistimologi Kiri. 2007: Yogyakarta, Hal 248 50 Ibid, Hal 253

Page 47: BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakangeprints.umm.ac.id/26904/1/jiptummpp-gdl-citrajauha-36424-2-babi.pdf · adat istiadat, golongan, faktor sejarah, waktu, dan tempat serta kemajuan

46

dekonstruksi merupakan proyek filsafat yang berskala raksasa

karena Derrida sendiri menunjukkan bahwa filsafat barat

seluruhnya bersifat logosentris.

Dengan demikian, dekonstruksi mengkritik seluruh proyek

filsafat barat. Dalam karyanya, Of Grammatology, Derrida

berusaha menunjukkan bahwa struktur penulisan dan gramatologi

lebih penting dan bahkan “lebih tua” ketimbang yang dianggap

sebagai struktur murni kehadiran diri (presence-to- self), yang

dicirikan sebagai kekhasan atau keunggulan lisan atau ujaran.

c. Jean Baudrillard

Jean Baudrillard merupakan seorang filosofis

postmodernisme asal perancis. Bagi Jean Baudrillard, jika

modernitas ditandai oleh eksplosi komodifikasi, mekanisasai,

teknologi dan pasa, maka masyarakat postmodernisme ditandai

oleh implosi (ledakan kedalam) alias peleburan segala batas,

wilayah dan pembedaan antara budaya tingg dan budaya rendah,

penampilan dan kenyataan, dan segala oposisi biner lainnya yang

selama ini dipeliharaterus oleh teori sosial maupun filsafat

tradisional. Bagi Baudrillard ini menunjukkan berakhirnya segala

bentuk kepositivan, referensi-referensi besar dan makna, sejarah,

kekuasaan, revolusi dsb. Demikianlah mana kala modernitas bisa

disebut sebagai proses meningkatnya difernsiasi bidang-bidang

kehidupan beserta fragmentasi sosial dan aliensinya,

Page 48: BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakangeprints.umm.ac.id/26904/1/jiptummpp-gdl-citrajauha-36424-2-babi.pdf · adat istiadat, golongan, faktor sejarah, waktu, dan tempat serta kemajuan

47

postmodernitas dapat ditafsirkan sebagai proses de-diferensiasi

dan implosi peleburan sebagal bidang. 51

Baudrillard juga mengemukkan sebuah teori simulasi

(simulacra simuation), yang mana suatu peristiwa tampil tanpa

asal-usul yang jelas dan tidak sesuai dengan realitas yang ada.

Sehingga menurut Baudrillard, manusia hidup dalam hiperrealitas

(hyper-reality), semuanya merupakan tiruan, yang palsu terlihat

lebih asli dari sesuatu yang nyata.

Sebuah teks posmodernisme bukanlah ekspresi tunggal dan

individual sang seniman, kegelisahannya, ketakutannya,

ketertekanannya, keterasingannya, kegairahannya atau

kegembiraanya, melainkan sebuah permainan dengan kutipan-

kutipan bahasa. Kecenderungan potmodernisme adalah menerima

segala pertentangan dan kontadisi di dalam karyanya, disebabkan

bercampur aduknya berbagai bahasa. Teks postmodernisme, tidak

bermakna tunggal, akan tetap adalah aneka ragam bahasa masa

lalui dan sudah ada,dengan asal muasal yang tidak pasti, yang di

dalamnya aneka tulisan, tak satupun diantarnay yang orisisnil,

bercampur dan berinteraksi. Teks adalah sebuah jaringan kutpan-

kutipan yang diambil dari berbagai pusat kebudayaan yang tak

terhitung umlahnya.52

51 Ibid. , Hal 26 52 Piliang, Amir. Hipersemiotika: Tafsir Cultural Studies Atas Matinya Makna.2003: Yogyakarta,

Hal 110-113

Page 49: BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakangeprints.umm.ac.id/26904/1/jiptummpp-gdl-citrajauha-36424-2-babi.pdf · adat istiadat, golongan, faktor sejarah, waktu, dan tempat serta kemajuan

48

E.9. Esensi Bahasa dan Realitas Jaques Derrida

Derrida tergugah untuk bisa melakukan suatu dekonstruksi

oposisi terhadap filsafat Barat. Dekonstruksi bisa diartikan sebagai

pembongkaran, namun bukanlah pembongkaran atau penghancuran

yang berakhir dengan pandangan monisme atau bahkan kekosongan.

Dekonstruksi juga bukan metode tafsir yang dilengkapi dengan

perangkat-perangkat konseptual yang serba argumentatif, dan

koheren. Bahkan dekonstruksi justru anti metode, anti argumentasi

dan anti koherensi, karena pandangan ini berbau ilmiah dan

positivistik.53

Program Derrida ditujukan kepada sejarah asal-usul yang begitu

yakin akan pengenalan langsung terhadap realitas, kita tidak

mengenali bekas sebagai sesuatu yang kemudian, malainkan akan

menjadi yang awal. Derrida memulai dekonstruksinya pertama kali

dengan perahtian pada bahasa. Sikap ini diambil mengingat ide,

gagasan dan konsep diungkapkan melalui bahasa. Bahasa dianggap

telah mewakili realitas.

Derrida memperkenalkan model semiotika dekonstruksi,

dekonstruksi ini merupakan sebuah alternatif untuk menghilangkan

segala keterbatasan penafsiran atau penyimpulan yang baku. Konsep

ini membongkar produk pemikiran rasional yang mempercayai

kemurnian realitas. Dekonstruksi memungkinkan sebuah tanda untuk

ditafsirkan seperti apa saja, tidak ada batasan pemaknaan. Luasnya

53 Santoso, Listiyono, Ibid, Hal 252-253

Page 50: BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakangeprints.umm.ac.id/26904/1/jiptummpp-gdl-citrajauha-36424-2-babi.pdf · adat istiadat, golongan, faktor sejarah, waktu, dan tempat serta kemajuan

49

pemaknaan sebuah tanda membuka peluang lahirnya makna-makna

atau ideologi-ideologi baru yang tidak terbatas dari sebuah tanda. 54

Implikasi dahsyat dekonstrukstif filsafat adalah pudarnya

batas-batas antara konsep dengan metaphor, antara kebenaran dengan

fiksi, antara filsafat dengan puisi dan antara keseriusan dengan

permainan. Dengan membaca secara dekonstrukstif, teks bisa

dikatakan selama ini menjadi pusat yang dipinggirkan, dikeluarkan,

dan dianggap sebagai ‘yang lain’. Namun menurut Derrida , “ tidak

ada sesuatu yang ada di luar teks”, sehingga pusat juga tidak bisa

dikalim sebagai lebih dominan, karena ia hanyalah salah satu diantara

jaringan teks. “Yang pusat” akan menyadari isi dalam konteks

keberadaan “ Yang bukan pusat”. Dalam aplikasinya, konsep esensi

tidak harus mereduksi eksistensi, dan kebenaran umum tidak harus

menghapuskan kebenaran partikular.55

E.10. Citra Simulasi dan Realitas Jean Baudrillard

Istilah simulasi dalam wacana kemiliteran digunakan untuk

menerangkan teknik teori probabilitas terapan. Simulasi digunakan

untuk membandingkan sebuah model dengan realitas, dengan cara

membuat hasil-hasil acak dari modelnya, biasnya melalui teknik

komputer. Dalam wacana seni dan kebudayaan massa, istilah

simulasi pertama kali diperkenalkan oleh Jean Baudrillard dalam

54 Gemilang Pratama Adi (Http://Perkembangan Teori Semiotika - KiHa 302.htm) 55 Ibid, Hal 254

Page 51: BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakangeprints.umm.ac.id/26904/1/jiptummpp-gdl-citrajauha-36424-2-babi.pdf · adat istiadat, golongan, faktor sejarah, waktu, dan tempat serta kemajuan

50

bukunya simulation dan dikembangkan lebih jauh dalam in the

shadow of silent majority of communication. 56

Menurut baudrillard, masyarakat kapitalisme telah

meninggalkan jalur kapitalisme monopoli dengan model produksi

mekaniknya dan memasuki kapitalisme mutakhir dengan model

produksi simulasinya ini hampir semua masalah produksi dan

reproduksi telah terpecahkan. Masalah produksi dan reproduksi

satu-satunya yang dihadapi adalah masalah perubahanorde

penampakan. Baudrilard membedakan tiga orde penampakan dalam

sejarah masyarakat, yaitu:

1. Counterfeit adalah pola domina pada periode klasik dan

reinassance ke revolusi industry.

2. Produksi adalah pola yang dominan dalam era industry.

3. Simulasi adalah pola yang merajalela pada tahap sekarang

yang dikontrol oleh kode.

Simulasi sebagai model produksi penampakan dalam

masyarakat consumer. Menurut Baudrillard tidak lagi berkaitan

dengan duolikasi ada atau substansi dari sesuatu yang diduplikasi

melainkan penciptaan melalui model-model sesuatu yang nyata tanpa

asal-usul atau realitas hyperalitas. Melalui model simulasi, manusia

dijebak di dalam satu ruang, yang disadarinya sebagai nyata,

meskipun sesungguhnya semu, maya, atau khayalan belaka. Ruang

realitas semu itu merupakan satu ruang antithesis dari representasi ,

56 (umm.ac.id/files/disk1/173/jiptummpp-gdl-s1-2007-novelanich-8627-2.+ISI.PDF , Loc, cit.

Page 52: BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakangeprints.umm.ac.id/26904/1/jiptummpp-gdl-citrajauha-36424-2-babi.pdf · adat istiadat, golongan, faktor sejarah, waktu, dan tempat serta kemajuan

51

seperti apa yang dikatakan oleh Derrida, antithesis itu dapat disebut

dengan dekonstruksi terhadap representasi realitas itu sendiri.57

Melalui produksi simulasi, tidak saja dapat dihasilkan

objek-objek hiperreal akan tetapi juga dapat dilakukan proses

kompresi, dekonstruksi dan rekonstruksi ruang, sehingga

memungkinkan manusia mengalami pengalaman ruang yang baru,

sehingga memungkinkan manusia mengalami pengalaman ruang

baru-ruang simulacrum. Misalnya siapapun dapat menyaksikan dan

mengalamai realitas, fantasi, halusinasi, dunia supranatural, science

fiction, atau dunia secara total hanya dengan mengkonsumsi acara

TV atau film dimensi, mendapatkan informasi dari disket dan

sebagainya. 58

Dalam kaitannya dengan linguistic, Baudrillard

mempertentangkan simulasi dengan reperesentasi. Bila dalam

representasi sebuah objek berfungsi sebagai tanda, sedangkan tanda

dalam referensi (dunia nyata) adalah ekivalennya dalam simulasi,

objek tidak lagi berfungsi sebagai sebuah tanda, sebab referensinya

sendiri tidak ada. Karena absennya petanda, maka simulasi dalam hal

ini merupakan proses produksi objek-objek sebagai penanda murni,

yaitu penanda yang merupakan duplikat dari dirinya sendiri, atau

duplikat dari petanda fiksi, ilusi, halusinasi atau nostalgia.

Penyebaran model teks simulasi di dalam masyarakat

kontemporer, bagi baudrillard menandai akhir dari representasi

57 Bungin, Burhan. Sosiologi Komunikasi. 2008: Jakarta, Hal 174

Page 53: BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakangeprints.umm.ac.id/26904/1/jiptummpp-gdl-citrajauha-36424-2-babi.pdf · adat istiadat, golongan, faktor sejarah, waktu, dan tempat serta kemajuan

52

ideology (yang berarti akhir ideology sebagai order kedua dari

sisitem pertandaan, sebagaimana yang dikembangkan Barthes pada

karya-karya awalnya, karena menurut Baudrillard ideology sudah

diartikuasikan atau bergerak ke tingkat (penanda). Bila dalam

representasi palsu (ideology) realitas ditopengi oleh tanda, sebab

tanda hanya ekivalen dari realitas, dalam simulasi tidak ada yang

ditutupi oleh topeng. Tanda adalah citra murni tanpa transedenasi.

Simulasi adalah citra tanpa referensi, suatu simulacrum. Berkaitan

dengan ini, menurut baudrillard ada empat fase dalam perkembangan

citra:

1. Citra adalah refleksi dari realitas

2. Citra menyembunyikan dan menyimpangkan realitas

3. Citra menyembunyikan absennya realitas

4. Citra sama sekali tidak berakitan dengan realitas apapun,

citra merupakan simulacrum murni. 59

Tanda dan realitas semu (hiprrealitas) ada dalam beberapa

karya seni.Dalam konteks analisis video klip musik, teori jean

baudrillard memudahkan bagi peneliti untuk melakukan interpreatsi

lebih mendalam dengan membongkar kode-kode pesan yang

disampaikan dalam video klip tersebut.

59 Piliang. Ibid., Hal 133-134

Page 54: BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakangeprints.umm.ac.id/26904/1/jiptummpp-gdl-citrajauha-36424-2-babi.pdf · adat istiadat, golongan, faktor sejarah, waktu, dan tempat serta kemajuan

53

F. METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode semiotik. Semiotika, yang

biasanya didefinisikan sebagai pengkajian tanda-tanda (the study of signs),

pada dasarnya merupakan sebuah studi atas kode-kode, yaitu sistem apapun

yang memungkinkan kita memandang entitas-entitas tertentu sebagai tanda-

tanda atau sebagai sesuatu yang bermakna.60 Dipilih sebagai metode

penelitian ini karena semiotik bisa memberikan ruang yang luas untuk

melakukan interpretasi terhadap video klip musik sehingga didapatkan makna

yang tersembunyi dalam sebuah video klip musik.

F.1. Pendekatan Penelitian

Penelitian adalah proses ilmiah yang selalu ada dalam

kehidupan intelektual manusia berdasarkan sifat ingin tahu yang ada

dalam hidup ilmuwan. Ada dua cara yakni pertama, dengan

menggunakan akal sehat yang mengacu pada kelaziman-kelaziman

dalam kehidupan sehari-hari. Kedua, melakukan kegiatan penelitian

yang bersifat ilmiah berdasarkan kaidah dan cara berfikir sistematis

yang melingkupi keseluruhan proses penelitian.61

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan

kualitatif, yang menurut Bodgan dan Taylor (1975:5) mendefinisikan

sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif

berupa kata-kata tertulis atau lisan orang-orang dan perilaku yang

diamati. Penelitian ini menggunakan kualitatif paragdigma

interpretatif, yakni memusatkan perhatian pada prinsip-prinsip umum

60 Budiman, Kris. Semiotika Visual. 2011: Yogyakarta, hal 11 61 Bungin, Burhan. Sosiologi Komunikasi. 2006: Bandung, Hal 306

Page 55: BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakangeprints.umm.ac.id/26904/1/jiptummpp-gdl-citrajauha-36424-2-babi.pdf · adat istiadat, golongan, faktor sejarah, waktu, dan tempat serta kemajuan

54

yang mendasari perwujudan sebuah makna dari gejala-gejala sosial

di masyarakat.62

Alasan menggunakan pendekatan ini adalah peneliti ingin

mengungkapkan makna-makna dari konten komunikasi yang ada.

Penelitian ini difokuskan untuk bagaimana mainstream

postmodernisme dalam video klip musik “Gentleman” yang

dipopulerkan oleh PSY. Dengan menggunakan metode kualitatif

interpretative, penelitian ini diharapkan mampu menjawab

permasalahan secara detail dan menyeluruh.

F.2. Tipe Penelitian

Penelitian ini menggunakan tipe penelitian kualitatif deskriptif.

Kualitatif Deskriptif merupakan penelitian yang digunakan untuk

menggambarkan secara rinci mengenai objek penelitian yang ada,

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskriptifkan pemahaman terhadap

interpretasi relasi antara citra dan tanda dalam video klip musik

tersebut.

F.3. Unit Analisis

Unit analisis dalam penelitian ini adalah semua tanda (baik itu

Denotatif maupun Konotatif) yang mengandung makna gentleman

dalam video klip musik tersebut. Tanda itu bisa berupa beberapa larik

62 Bungin, Burhan. Ibid. , Hal 306

Page 56: BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakangeprints.umm.ac.id/26904/1/jiptummpp-gdl-citrajauha-36424-2-babi.pdf · adat istiadat, golongan, faktor sejarah, waktu, dan tempat serta kemajuan

55

dan visual yang muncul pada scene/shot dalam video klip musik

Gentleman yang dipopulerkan oleh PSY.

F.4. Teknik Pengumpulan Data

Data merupakan hal yang paling penting dalam penelitian ini

yang akhirnya akan dikumpulkan dan dikaji. Data kualitatif diperoleh

dari sumber sebagai berikut:

F.4.1 Data Primer

Diambil dari Dokumentasi, yang metode pengumpulan

datanya yang bersumber dari sumber rekaman video klip yang

mendownload dari internet. Agar lebih mudah dalam

penelitian, rekaman video klip yang telah ada di eksekusi

menjadi beberapa potongan video klip, yang kemudian

disajikan dalam bentuk teks atau naskah tertulis.

F.4.2. Data Sekunder

Data pendukung diambil Study Pustaka, yang di gunakan

untuk mengumpulkan data-data dan teori yang relevan guna

menunjang penelitian yang dihadapi. Study pustaka dapat

diperoleh dari buku-buku literatur, jurnal, surat kabar, arsip –

arsip yang berhubungan dengan penelitian ini.

F.5. Teknik Analisis Data

Teknik Analisis data dilakukan berdasarkan pendekatan Analisis

semiotika. Penelitian akan menjelaskan tanda-tanda yang berkaitan

Page 57: BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakangeprints.umm.ac.id/26904/1/jiptummpp-gdl-citrajauha-36424-2-babi.pdf · adat istiadat, golongan, faktor sejarah, waktu, dan tempat serta kemajuan

56

dengan data yang dikumpulkan dan mengkaitkannya dengan teori

Roland Barthes, Dekonstruksi Derrida dan Simulasi Jean Baudrilard.

Data yang dianggap layak dan mewakili dari pembahasan penelitian

kemudian dikumpulkan dan dideskripsikan, serta dianalisis dengan

pengelompokkan dan pengolahan.

Pertama, data dari unit analisis yang sudah ditentukan

dianalisis, kemudian dikelompokkan berdasarkan konsep Barthes

(Makna Denotatif dan Konotatif). Tanda konotatif tidak sekedar memilki

makna tambahan namun juga mengandung kedua bagian tanda denotatif

yang melandasi keberadaanya. Barthes juga menyatakan bahwa tanda

merupakan susunan atau konstruksi dari lambang-lambang, dan pesan

tidak hanya mengaitkan signifier (petanda/bunyi) dan signified (penanda

atau konsep mental dari signifier saja), tetapi juga perlu memperhatikan

susunan dan isi dari lambang itu sendiri. Model milik Barthes ini lebih

memfokskan pada dua tahap, yakni denotasi dan konotasi.

Gambar 1.4.

1. Signifier (penanda)

2. Signified (petanda)

3. Denotative Sign (Tanda Denotatif)

4. Connotative Sign (penanda konotatif)

5. Denotative Signifier (penanda denotasi)

6. Connotative Sign (Tanda Konotatif)

Sumber: paul Cobley & Litza jansz. 1999 Introducing Semiotics. (Alex Sobur, 2006:

69)

Dari peta barthes diatas, dijelaskan tanda denotative (3) terdiri atas

penanda (1) dan petanda (2). Akan tetapi, pada saat bersamaan tanda

denotatif adalah juga penanda konotatif (4) dengan kata lain, hal tersebut

Page 58: BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakangeprints.umm.ac.id/26904/1/jiptummpp-gdl-citrajauha-36424-2-babi.pdf · adat istiadat, golongan, faktor sejarah, waktu, dan tempat serta kemajuan

57

merupakan unsur material: jika anda mengenal singa, barulah konotasi

seperti kegarangan dan keberanian menjadi mungkin.

Setelah dianalisis dengan menggunakan pemaknaan dua tahap Roland

Barthes, kemudian dianalisis dengan menggunakan teori Dekonstruksinya

Jaques Derrida dan Teori Simulasinya Jean Baudrillard. Agar lebih mudah

dimengerti, maka peneliti membuat tabel pemaknaan dan unit analisis sebagai

berikut:

Tabel 1.2 Tabel Kerja Analisis

Scene/ Shot

Audio Visual Larik Musik

Setelah semua itu dilakukan maka dapat diketahui penggambaran

makna video klip “ gentleman” dari PSY yang sesuai dengan perumusan

masalah yang ada untuk mencapai tujuan penelitian yaitu menyampaikan

gambaran yang menyeluruh tentang makna-makna dari data yang

selanjutnya akan disajikan dan diinterpretasikan secara kualitatif.