54
Page 1 of 55 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu kawasan yang memiliki jumlah ikan karang terkaya di dunia. Allen (1991) menyatakan bahwa terdapat 123 spesies yang termasuk famili Pomacentridae, yang sekarang diperbarui sebanyak 152 spesies yang merupakan total tertinggi di dunia. Allen et al. (1998) mencatat sebanyak 87 spesies ikan bidadari (Pomacentridae) dan ikan kupu-kupu (Chaetodontidae) yang terdapat di Indonesia, yang juga merupakan jumlah tertinggi di dunia. Ikan merupakan salah satu fauna khas dari lahan basah. Perairan tawar, payau atau asin merupakan habitat bagi berbagai spesies ikan. Ikan karang merupakan ikan yang hidup, berkembang biak dan mencari makan di sekitar karang. Ikan karang pada umumnya berukuran kecil dan relatif tidak berpindah- pindah dan sebagian besar merupakan ikan hias. Potensi ikan karang yang melimpah dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi serta merupakan komoditi ekspor mendorong eksploitasinya secara besar-besaran, yang dapat mengancam kelestariannya. Meskipun sumberdaya perikanan merupakan sumberdaya yang dapat pulih kembali namun sifatnya yang terbatas sehingga perlu pengelolaan secara bijaksana, terkendali dan terencana. Komunitas ikan karang merupakan salah satu komponen utama dalam ekosistem terumbu karang karena didapatkan dalam jumlah banyak dan menyolok. Karena jumlahnya yang besar dan mengisi seluruh daerah di terumbu, maka terlihat dengan jelas bahwa mereka merupakan penyokong hubungan yang

BAB I PENDAHULUAN - dkp.acehprov.go.id. Studi Inventarisasi Ikan... · detritus (detritivores), kelompok ikan pemakan tumbuhan (herbivores), kelompok ikan pemakan zooplankton (zooplanktivores),

  • Upload
    lythien

  • View
    229

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1 of 55

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu kawasan yang memiliki jumlah ikan

karang terkaya di dunia. Allen (1991) menyatakan bahwa terdapat 123 spesies

yang termasuk famili Pomacentridae, yang sekarang diperbarui sebanyak 152

spesies yang merupakan total tertinggi di dunia. Allen et al. (1998) mencatat

sebanyak 87 spesies ikan bidadari (Pomacentridae) dan ikan kupu-kupu

(Chaetodontidae) yang terdapat di Indonesia, yang juga merupakan jumlah

tertinggi di dunia.

Ikan merupakan salah satu fauna khas dari lahan basah. Perairan tawar,

payau atau asin merupakan habitat bagi berbagai spesies ikan. Ikan karang

merupakan ikan yang hidup, berkembang biak dan mencari makan di sekitar

karang. Ikan karang pada umumnya berukuran kecil dan relatif tidak berpindah-

pindah dan sebagian besar merupakan ikan hias. Potensi ikan karang yang

melimpah dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi serta merupakan komoditi

ekspor mendorong eksploitasinya secara besar-besaran, yang dapat mengancam

kelestariannya. Meskipun sumberdaya perikanan merupakan sumberdaya yang

dapat pulih kembali namun sifatnya yang terbatas sehingga perlu pengelolaan

secara bijaksana, terkendali dan terencana.

Komunitas ikan karang merupakan salah satu komponen utama dalam

ekosistem terumbu karang karena didapatkan dalam jumlah banyak dan

menyolok. Karena jumlahnya yang besar dan mengisi seluruh daerah di terumbu,

maka terlihat dengan jelas bahwa mereka merupakan penyokong hubungan yang

Page 2 of 55

ada di dalam ekosistem terumbu karang. Salah satu sebab tingginya keragaman

spesies di terumbu karang adalah variasi habitat terumbu yang terdiri dari karang,

daerah berpasir, teluk dan celah, daerah alga dan juga daerah yang dangkal serta

zona-zona yang ebrbeda yang melintasi karang (Nyabakken 1997).

Selain memiliki fungsi ekonomis, ekosistem terumbu karang juga

memiliki fungsi ekologis. Fungsi ekologis ekosistem terumbu karang antara lain

adalah sebagai pelindung pantai dari gelombang yang dapat menyebabkan abrasi.

Dalam kaitannya dengan siklus dan keberlanjutannya hidup biota laut, ekosistem

terumbu karang berperan sebagai daerah perlindungan, pemijahan biota laut dan

tempat mencari makanan.

Ancaman-ancaman terhadap terumbu karang bisa terjadi akibat dari

bencana alam dan perbuatan manusia. Salah satu yang disebabkan dari bencana

alam adalah terjadinya gempa bumi dan tsunami yang akan mematahkan terumbu

karang dan memecahkan karang yang rapuh atau menyebabkan terumbu karang

terangkat dari laut, sedangkan dari perbuatan manusia antara lain adalah

penangkapan ikan berlebihan, penangkapan ikan dengan metode merusak,

sedimentasi dan pencemaran serta pembangunan pesisir. Moosa dan Suharsono

(1995) menyatakan bahwa kegiatan merusak yang dilakukan oleh manusia lebih

bersifat kronis, tidak bersifat sementara seperti halnya yang disebabkan kejadian

alami.

Secara umum kondisi terumbu karang di Propinsi Aceh dapat

digambarkan dari kondisi perairan yang ada. Kondisi perairan di wilayah timur

Aceh pada umumnya mempunyai kecerahan kurang maksimal, kecuali di P.

Page 3 of 55

Arahmayang, Malahayati. Kondisi perairan semacam ini dikarenakan pesisir laut

timur Aceh banyak ditemukan muara sungai yang secara langsung membawa

sedimen dari daerah pegunungan. Faktor lain yang membuat perairan di wilayah

timur Aceh keruh adalah adanya pengadukan gelombang dan arus. Dimana

wilayah timur perairan Aceh berbatasan langsung dengan Selat Malaka sehingga

arus dan gelombang di perairan timur Aceh tergolong besar.

Kondisi perairan di perairan pantai barat berbeda dengan perairan pantai

timur Aceh. Perbedaan ini dapat dilihat dari jumlah muara sungai, di pantai barat

Aceh kurang begitu banyak muara karena topografi daerah pantai barat

merupakan gugusan perbukitan barisan. Ombak dan arus di perairan barat Aceh

termasuk besar karena termasuk perairan Samudera Hindia. Pasca tsunami

banyak sekali ditemukan pecahan karang (rubble) yang berserakan di sepanjang

pantai barat Aceh (Lhoknga).

Herdiana et al., (2010) menyatakan perairan Aceh merupakan salah satu

wilayah dengan potensi ikan tinggi karena terletak di ujung utara pulau Sumatera

dan meliputi tiga perairan, yaitu: Samudera Hindia, Laut Andaman dan Selat

Malaka. Keragaman ikan karang menurut Rudi, (2011) telah terdata 53 famili

dengan 571 spesies yang terdapat di perairan Aceh Besar bagian utara.

Sementara itu, Allen & Adrim, (2003) menduga di perairan Aceh bagian

utara dan barat memiliki kekayaan spesies ikan karang yang cukup tinggi dengan

beberapa diantaranya adalah spesies endemik. Secara komersial, ikan-ikan karang

memegang peranan penting dalam sektor perikanan dan pariwisata (English et al.

Page 4 of 55

1997). Oleh sebab itu, perlu dilakukan inventarisasi ikan karang ekonomis

penting di Provinsi Aceh.

1.2 Tujuan Kegiatan

Adapun tujuan yang ingin di capai dalam kegiatan penelitian ini adalah:

1. Mengetahui tingkat rekrutmen dan persentase ikan karang ekonomis penting

di Provinsi Aceh.

2. Mengetahui dinamika kelimpahan dan biomassa ikan karang di Provinsi

Aceh.

1.3 Manfaat Kegiatan

Adapun manfaat penelitian ini adalah untuk memberikan informasi tentang

keadaan ikan karang ekonomis penting di Provinsi Aceh agar dapat digunakan

sebagai dasar kebijakan pengelolaan ekosistem khususnya terumbu karang dan

wilayah konservasi di Provinsi Aceh.

Page 5 of 55

BAB IIGAMBARAN UMUM

2.1 Ikan Karang

Ikan karang merupakan hewan vertebrata yang memiliki biodiversitas dan

distribusi yang tersebar luas di dunia, tercatat 13.500 spesies ikan yang menghuni

laut terdapat sekitar 4.000 jenis ikan yang menempati perairan di sekitar terumbu

karang (Bellwood, 2002). Distribusi biodiversitas ikan karang di dunia tersebar di

wilayah Indo-Pasifik yaitu 4.000 – 5.000 spesies. Allen & Adrim, (2003)

mengungkapkan sebagian besar sekitar 62% ikan karang tersebar luas di seluruh

Pasifik Barat hingga Pasifik tengah dan Samudera Hindia Barat, sekitar 39%

spesies tersebar luas baik di Indo - Pasifik Barat, Indo - Barat dan Pasifik Tengah,

23 % spesies terdistribusi di Pasifik barat dan tengah, 15 % (tidak termasuk

endemik) tersebar di seluruh Nusantara Indo - Australia, 5 % spesies tersebar di

Samudra Hindia, dan 4,7 % spesies endemik Indonesia. Indonesia memiliki

keanekaragaman ikan karang tertinggi di dunia yaitu 2057 spesies dalam 113

famili dan 39% tersebar di Indonesia.

Herdiana et al., (2010) menyatakan perairan Aceh merupakan salah satu

wilayah dengan potensi ikan tinggi karena terletak di ujung utara pulau Sumatera

dan meliputi tiga perairan, yaitu : Samudera Hindia, Laut Andaman dan Selat

Malaka. Keragaman ikan karang menurut Rudi, (2011) telah terdata 53 famili

dengan 571 spesies yang terdapat di perairan Aceh Besar bagian utara. Sementara

itu, Allen & Adrim, (2003) menduga di perairan Aceh bagian utara dan barat

memiliki kekayaan spesies ikan karang yang cukup tinggi dengan beberapa

diantaranya adalah spesies endemik.

Page 6 of 55

Ikan karang adalah ikan yang hidup dari masa juvenil hingga dewasa di

terumbu karang. Menurut Nybakken (1992), ikan karang merupakan organisme

yang jumlahnya terbanyak dan juga merupakan organisme besar yang mencolok

yang dapat ditemui di terumbu karang. Sukarno dan Hutomo (1986) menyatakan

bahwa keragaman komposisi taksa komunitas ikan karang dari suatu terumbu

karang ke terumbu karang lainnya sangat besar, tetapi komunitas ikan karang

mempunyai kesamaan bentuk sehingga memungkinkan hasil suatu penelitian

mempunyai tingkat generalisasi yang luas bagi sistem sirkum tropis.

Dalam ekosistem terumbu karang secara nyata komunitas ikan karang

dapat dibagi dalam dua kelompok yaitu kelompok ikan yang kadang-kadang

terdapat pada terumbu karang dan ikan yang tergantung pada terumbu karang

sebagai tempat mencari makan, tempat hidup atau kedua-duanya (Sopandi, 2000).

Untuk mempertahankan kelestariannya, ikan karang bereproduksi secara generatif

melalui proses pemijahan.

Berdasarkan kebiasaannya, dalam ekosistem terumbu karang terdapat

empat kelompok ikan yang melakukan pemijahan, yaitu: Kelompok ikan pemijah

yang bermigrasi (migratory spawners), contohnya: Serranidae, Scaridae, dan

Labridae. Kelompok ikan yang tinggal dan memijah berpasangan (pair

spawnwers), contohnya: Chaetodontidae, Pomacanthidae, Scorpaenidae.

Kelompok ikan yang membuat sarang untuk menjaga telurnya (nest builders),

contohnya: Pomacentridae, Balistidae, Gobiidae. Kelompok ikan yang melindungi

telur-telurnya di dalam mulut (brooders), contohnya: Apogonidae.

Page 7 of 55

Berdasarkan makanannya, ikan karang diklasifikasikan dalam 6 kelompok,

yaitu: kelompok ikan pemakan segala (omnivores), kelompok ikan pemakan

detritus (detritivores), kelompok ikan pemakan tumbuhan (herbivores), kelompok

ikan pemakan zooplankton (zooplanktivores), kelompok ikan pemakan moluska

(molluscivores) dan kelompok ikan karnivora (carnivores) (Wootton, 1994).

2.2 Pengelompokan Ikan Karang

English et al. (1994) mengelompokkan jenis ikan karang ke dalam tiga

kelompok utama, yaitu:

a. Ikan-ikan target, yaitu ikan ekonomis penting dan biasa ditangkap untuk

konsumsi. Biasanya kelompok ikan-ikan target menjadikan terumbu karang

sebagai tempat pemijahan dan sarang/daerah asuhan. Ikan-ikan target diwakili

oleh famili Serranidae (ikan kerapu), Lutjanidae (ikan kakap), Lethrinidae

(ikan lencam), Nemipteridae (ikan kurisi), Caesionidae (ikan ekor kuning),

Siganidae (ikan baronang), Haemulidae (ikan bibir tebal), Scaridae (ikan

kakak tua) dan Acanthuridae (ikan pakol);

b. Ikan-ikan indikator, yaitu jenis ikan karang yang khas mendiami daerah

terumbu karang dan menjadi indikator kesuburan ekosistem daerah tersebut.

Ikan-ikan indikator diwakili oleh famili Chaetodontidae (ikan kepe-kepe);

c. Ikan-ikan major, merupakan jenis ikan berukuran kecil, umumnya 5 sampai

25 cm, dengan karakteristik pewarnaan yang beragam sehingga dikenal

sebagai ikan hias. Kelompok ikan-ikan major umumnya ditemukan

Page 8 of 55

melimpah, baik dalam jumlah individu maupun jenisnya, serta cenderung

bersifat teritorial.

Kelompok ikan-ikan major sepanjang hidupnya berada di terumbu karang,

diwakili oleh famili Pomacentridae (ikan betok laut), Apogonidae (ikan

serinding), Labridae (ikan sapu-sapu), dan Blenniidae (ikan peniru). Lowe and

McConel (1987) mengelompokkan komunitas ikan karang ke dalam dua

kelompok yaitu :

a. Kelompok ikan yang terkadang terdapat pada terumbu karang seperti ikan

dari famili Scombridae dan Myctophidae

b. Kelompok ikan yang tergantung pada terumbu karang sebagai tempat mencari

makan, tempat hidup atau kedua-duanya.

Berdasarkan penyebaran hariannya, ikan-ikan karang dapat dibagi menjadi

dua kelompok yaitu ikan yang aktif pada siang hari (diurnal) dan ikan yang aktif

pada mala hari (nokturnal). Menurut Lowe dan McConel (1987) sebagian besar

ikan karang bersifat diurnal serta ikan yang bersifat nokturnal biasanya

merupakan ikan karnivora. Menurut Randall et al. (1990), ikan-ikan diurnal

umumnya ikan herbivora yang berwarna cerah yang pada malam hari

bersembunyi di celah-celah batu atau gua-gua kecil dekat permukaan karang serta

ada yang membenamkan diri dalam pasir.

Beberapa deskripsi famili ikan karang menurut Randall et al. (1990) yaitu:

Acanthuridae: dikenal sebagai surgeonfish, memakan alga dasar dan memiliki

saluran pencernaan yang panjang; makanan utamanya adalah zooplankton atau

Page 9 of 55

detritus. Surgeonfishes mampu memotong ikan-ikan lain dengan duri tajam yang

berada pada sirip ekornya. Balistidae: golongan triggerfish, karnivora yang hidup

soliter pada siang hari, memakan berbagai jenis invertebrata termasuk moluska

yang bercangkang keras dan echinodermata; beberapa jenis juga memakan alga

atau zooplankton.

Blennidae: biasanya hidup pada lubang-lubang kecil di terumbu, sebagian

besar spesies penggali dasar yang memakan campuran alga dan invertebrata;

sebagian pemakan plankton, dan sebagian spesialis makan pada kulit atau sirip

dari ikan-ikan besar, dengan meniru sebagai pembersih. Caesonidae: dikenal

sebagai ekor kuning, pada siang hari sering ditemukan pada gerombolan yang

sedang makan zooplankton pada pertengahan perairan diatas terumbu, sepanjang

hamparan tubir dan puncak dalam gobah. Meskipun merupakan perenang aktif,

mereka sering diam untuk menangkap zooplankton dan biasanya berlindung di

terumbu pada malam hari.

Centriscidae: berenang dalam posisi tegak lurus dengan moncong kebawah;

memakan zooplankton yang kecil. Chaetodontidae: disebut juga ikan butterfly,

umumnya memiliki warna yang cemerlang, memakan tentakel atau polip karang,

invertebrata kecil, telur-telur ikan lainnya, dan alga berfilamen, beberapa spesies

juga pemakan plankton. Ephippidae: bentuk tubuh yang pipih, gepeng, mulutnya

kecil, umumnya omnivora, memakan alga dan invertebrata kecil. Gobiidae:

umumnya terdapat di perairan dangkal dan disekitar terumbu karang. Kebanyakan

karnivora penggali dasar yang memakan invertebrata dasar yang kecil, sebagian

juga merupakan pemakan plankton. Beberapa spesies memiliki hubungan

Page 10 of 55

simbiosis dengan invertebrata lain (misalnya : udang) dan sebagian dikenal

memindahkan ectoparasit dari ikan-ikan lain.

Labridae: dikenal dengan wrasses, merupakan ikan ekonomis penting,

memiliki bentuk, ukuran dan warna yang sangat berbeda. Kebanyakan spesies

penggali pasir, karnivora bagi invertebrata dasar; sebagian juga merupakan

pemakan plankton dan beberapa spesies kecil memindahkan ectoparasit dari ikan-

ikan lain yang lebih besar. Mullidae: dikenal dengan goatfish, memiliki sepasang

sungut di dagunya, yang mengandung organ sensor kimia dan digunakan untuk

memeriksa keberadaan invertebrata dasar atau ikan-ikan kecil pada pasir atau

lubang di terumbu, banyak yang memiliki warna yang cemerlang. Nemipteridae:

dikenal sebagai threadfin breams atau whiptail breams, ikan karnivora yang

umumnya memakan ikan dasar kecil, sotong-sotongan, udang-udangan atau

cacing; beberapa spesies adalah pemakan plankton. Pomacentridae: dikenal

dengan damselfishes, memiliki bermacam warna yang berbeda secara individu

dan lokal bagi spesies yang sama.

Beberapa spesies merupakan ikan herbivora, omnivora atau pemakan

plankton. Damselfish meletakkan telur-telurnya di dasar yang dijaga oleh ikan

jantan. Termasuk didalam kelompok ini ikan-ikan anemon (Amphiprioninae)

yang hidup berasosiasi dengan anemon laut. Scaridae: dikenal sebagai parrotfish,

herbivora, biasanya mendapatkan alga dari substrat karang yang mati.

Mengunyah batu karang beserta alga serta membentuk pasir karang, hal ini

membuat parrotfish menjadi salah satu produsen pasir penting dalam ekosistem

terumbu karang.

Page 11 of 55

Scaridae merupakan ikan ekonomis penting. Serranidae: dikenal dengan

sea bass, kerapu, predator penggali dasar, ikan komersial, memakan udang-

udangan dan ikan. Subfamilinya adalah Anthiinae, Epinephelinae dan Serranidae.

Sygnathidae: dikenal sebagai kuda laut atau pipefish. Beberapa memiliki warna

yang indah. Umumnya terbatas di perairan dangkal. Memakan invertebrata

dengan menghisap pada moncong pipanya. Jantannya memiliki kantong eram

sebagai tempat penyimpanan telur dan diinkubasikan. Zanclidae: memiliki

bentuk seperti Acanthuridae dengan mulut yang tabular tanpa duri di bagian ekor.

Memakan spons juga invertebrata dasar.

Menurut Sale (1991), kelompok ikan karang yang berasosiasi paling erat

dengan lingkungan terumbu karang menjadi tiga golongan utama yaitu :

a. Labroid: Labridae (wrasses), Scaridae (parrot fish), dan Pomacentridae

(damselfishes).

b. Acanthuroid: Achanturidae (surgeonfishes), siganidae (rabbitfishes), dan

Zanclidae (Moorish idols).

c. Chaetodontoid: Chaetodontidae (butterflyfishes) dan Pomachantidae

(angelfishes).

2.3 Ekologi Ikan Karang

Tiap kelompok ikan masing-masing mempunyai habitat yang berbeda,

tetapi banyak spesies yang terdapat pada lebih dari satu habitat. Umumnya tiap

spesies mempunyai kesukaan (preferensi) terhadap habitat tertentu (Aktani,

2003). Wooton (1992) menyatakan bahwa ikan hanya dapat bertahan hidup

Page 12 of 55

dalam kisaran kondisi lingkungan tertentu. Kondisi lingkungan tersebut secara

umum meliputi suhu, kandungan oksigen, salinitas, dan pergerakan air. Suhu

mengendalikan reaksi-reaksi kimiawi yang berlangsung di perairan. Suhu juga

berpengaruh terhadap aktivitas reproduksi, pertumbuhan, dan aktivitas makan.

Oksigen yang disuplai melalui proses respirasi akan membatasi laju metabolisme

aerobik.

Dalam suatu ekosistem terumbu karang terdapat kelimpahan,

keanekaragaman ikan-ikan terumbu yang menyusun suatu kegiatan pemangsaan,

persaingan dan interaksi. Wootton (1992) juga menyatakan bahwa keterbatasan

sumberdaya makanan, tempat tinggal, dan tempat berlindung mengakibatkan

terjadinya mekanisme evolusi. Mekanisme evolusi mengurangi persaingan antar

spesies, spesies dengan kebutuhan makanan yang sama tidak akan bersaing

karena memiliki tempat yang berbeda ini disebut dengan seleksi habitat,

kemudian seleksi sumberdaya contohnya ikan karnivora yang menunjukkan

pembagian makanan, dan juga pembagian waktu yaitu aktifitas makan pada

malam hari atau siang hari.

Menurut Syakur (2000), beberapa karnivora bersifat diurnal, aktivitas

makannya berlangsung pada siang hari dan beristirahat pada malam hari,

kelompok yang lain adalah kelompok nokturnal, aktivitas makannya berlangsung

pada malam hari. Keanekaragaman warna ikan-ikan karang berfungsi sebagai

kamuflase, pemberitahuan, dan jebakan. Latar belakang substrat karang dapat

dijadikan kamuflase bagi ikan-ikan karang untuk menghindar dari pemangsanya

Page 13 of 55

dan sebagai jebakan untuk mencari mangsa. Warna ikan-ikan karang yang cerah

mengisyaratkan bahwa ikan tersebut beracun (Nybakken, 1992).

Interaksi mutualistik antar spesies mempengaruhi distribusi dan

kelimpahan ikan karang. interaksi ini dapat terlihat dari beberapa ikan karang

yang berfungsi sebagai pembersih, contohnya Labroides dimidiatus, memakan

ektoparasit yang terdapat di permukaan tubuh dan insang ikan-ikan lain. Interaksi

mutualistik yang lain terjadi antara ikan dan invertebrata contohnya, Amphiprion

spp yang berasosiasi dengan anemon laut. Ikan memperoleh perlindungan dari

pemangsanya karena adanya nematocyst yang terdapat pada tentakel anemon

(Wotton, 1992).

Hampir seluruh ikan-ikan karang melalui fase pelagic di awal daur

hidupnya. Setelah satu bulan atau lebih juvenil-juvenil mencapai ukuran tertentu,

juvenil-juvenil akan tinggal di daerah terumbu karang. Apabila ruang di terumbu

karang terbatas, maka kematian dan migrasi ikan-ikan karang akan memberikan

peluang hidup bagi juvenil. Kapan dan dimana ruang tersebut akan tersedia tidak

dapat diperkirakan. Konsekuensi dari mekanisme tersebut adalah perubahan

komposisi spesies dan kelimpahan relatif pada waktu tertentu karena recruitment

(Wotton, 1992). Fisiografis dasar perairan adalah faktor utama yang menentukan

distribusi dan kelimpahan ikan-ikan karang. Keberadaan ikan-ikan karang sangat

dipengaruhi oleh kesehatan terumbu karang, biasanya ditunjukkan oleh

persentase tutupan karang hidup (life coverage) (Aktani, 1990). Distribusi ruang

(spatial distribution) berbagai spesies, bervariasi menurut kondisi alami dasar

perairan (Aktani, 1990).

Page 14 of 55

Komunitas ikan karang merupakan salah satu komponen utama dalam

ekosistem terumbu karang karena didapatkan dalam jumlah banyak dan

menyolok. Karena jumlahnya yang besar dan mengisi seluruh daerah di terumbu,

maka terlihat dengan jelas bahwa mereka merupakan penyokong hubungan yang

ada di dalam ekosistem terumbu karang. Salah satu sebab tingginya keragaman

spesies di terumbu karang adalah variasi habitat terumbu yang terdiri dari karang,

daerah berpasir, teluk dan celah, daerah alga dan juga daerah yang dangkal serta

zona-zona yang ebrbeda yang melintasi karang (Nyabakken 1997). Secara

komersial, ikan-ikan karang memegang peranan penting dalam sektor perikanan

dan pariwisata (English et al. 1997).

Ikan karang merupakan jenis ikan yang umumnya menetap atau relatif

tidak berpindah tempat dan pergerakannya relatif mudah di jangkau. Jenis

substrat yang biasanya dijadikan habitat antara lain karang hidup, karang mati,

pecahan karang dan karang lunak (Suharti 2005). Berdasarkan tingkah lakunya,

ikan karang ada yang hidup secara individual atau ditemukan menyendiri

contohnya ikan lepu ayam (Pterios sp.), mengelompok 3-10 ekor contohnya ikan

kambuna (Platax sp.) dan dalam bentuk gerombolan contohnya ikan ekor kuning

(Caesio sp.). Kelompok ikan karang terdiri dari: a) jenis ikan yang hidup menetap

di karang; b) ikan yang minimal menggunakan wilayah terumbu karang sebagai

habitatnya; c) jenis ikan yang hanya berada di terumbu karang pada sebagian

siklus hidupnya, misalnya saat juvenil dan pada saat dewasa baru keluar dari

terumbu (Nybakken 1997).

Page 15 of 55

Selain kecenderungan tersebut, ikan karang juga mempunyai sifat

teritorial, mereka akan menentukan wilayah kekuasaannya sehingga jika mereka

diusik oleh penyelam, beberapa saat kemudian akan datang kembali ke wilayah

tersebut. Contohnya pada jenis ikan betok laut (Pomacentrus sp.), ikan giru

(Amphiprion sp.) dan ikan kepe-kepe (Chaetodon sp.), sedangkan yang bersifat

migratori atau senantiasa berpindah ekosistem antara lain ikan hiu (Carcharinus

sp.) (Nybakken 1997).

Sekitar 30 sampai 100 spesies dari beberapa famili ikan karang yang

banyak mendominasi, diantaranya adalah Pomacentridae (ikan betok laut),

Chaetodontidae (ikan kepe-kepe), Acanthuridae (ikan pakol), Scaridae (ikan

kakatua), Apogonidae (ikan serinding), Gobiidae (ikan gobi) dan Serranidae

(ikan kerapu). Umumnya ikan-ikan karang ini mudah ditandai dari warna, corak

dan struktur badannya yang berbeda, sehingga memudahkan dalam pengamatan

jenis dan tingkah laku ikan-ikan karang.

Page 16 of 55

BAB IIIMETODELOGI PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu

Penelitian ini dilakukan selama dua bulan, mulai September hingga

Oktober 2015. Lokasi penelitian ini tersebar di pantai Timur Aceh dan pantai

Barat Aceh. Lokasi pantai Timur Aceh yaitu: Ujung Pulau Aramayang,

Malahayati – Aceh Besar, Karang Brouk, Bungkah – Lhokseumawe dan Karang

Teupa – Aceh Utara. Adapun lokasi di pantai Barat Aceh yaitu: Laut Krueng, Cot

Jeumpa – Aceh Besar, Karang Dua Puncak, Labuhan Haji – Aceh Selatan dan

Karang Mesjid – Blang Pidie.

3.2 Alat dan Bahan

Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari rubber boat, roll

meter (150 m), transek kuadrat (50 x 50 cm), GPS (Global Positioning System),

kamera digital bawah air, alat tulis bawah air dan peralatan selam dengan

menggunakan SCUBA (Self Contained Underwater Buoyancy Apparatus).

3.3 Metode Pengambilan Data Ikan

Pengambilan data ikan karang dilakukan pada area terumbu karang.

Metode yang digunakan pada pengambilan data ikan karang adalah dengan

sensus visual (visual cencus), yakni mencatat jenis dan jumlah ikan yang berada

di kolom air (English et al., 1994).

Page 17 of 55

Gambar 3.1 Lebar transek untuk survei ikan karang dengan batas pengamatanmasing-masing 2,5 m ke bagian kiri dan kanan transek garis (WCS 2006).

Pendataan ikan karang tersebut dilakukan dengan menyelam scuba di

sepanjang garis transek dan populasi ikan yang disensus adalah pada luasan 2,5

m samping kiri-kanan sepanjang garis transek. Data ikan yang diamati untuk

kemudian dicatat ke dalam kolom tabel yang telah disusun pada kertas ukuran A4

(tahan air) dengan alat pensil dan sabak. Pengambilan data ikan per masing-

masing stasiun pengamatan dilakukan sebanyak 1 kali dengan 2 kali pengulangan

dan di bantu dengan kamera undewater.

3.4 Metode Analisis Data

a. Indeks Keanekaragaman

Indeks keanekaragaman atau indeks Shannon-Weaver1 (H’) digunakan

untuk menggambarkan hubungan antara kelimpahan jenis biota karang. Jika H’ =

0 maka komunitas terdiri dari satu jenis/spesies tunggal dan jika nilainya

mendekati maksimum maka semua spesies terdistribusi secara merata dalam

komunitas.

Page 18 of 55

N

s

Menurut Legendre & Legendre (1983):n ni

H ' pi log2 pi; pi i1

Dengan:

H’ = Indeks keanekaragaman

ni = panjang jenis ke-i

N = panjang total, dimana: Min value = 0, max value = 10

Kriteria menurut Mason (1981) in Azhar & Edinger (1996)

H’<3,20 = keanekaragaman kecil dan tekanan ekologi sangat kuat

3,20<H’<9,97 = keanekaragaman sedang dan tekanan ekologi sedang H’>9,97

= keanekaragaman tinggi, terjadi keseimbangan ekosistem Sedangkan menurut

Shannon & Weaver (1963) in Ludwig & Reynolds (1988):

H ' ni lnni

i1 N N

Dimana:

H’ = Indeks keanekaragaman

S = jumlah kategori yang ditemukan

ni = panjang jenis ke-i

N = panjang total, dengan; Min value = 0, max value = ~ 4,6.

Kriteria penentuan indeks kenaekaragaman berdasarkan Krebs (1985):

H’<1 = keanekaragaman jenis rendah

1<H’<3 = keanekaragaman jenis sedang

H’>3 = keanekaragaman jenis tinggi.

Page 19 of 55

Kedua rumus tersebut bersumber dari satu referensi yang sama, Shannon-

Weaver (1963), hanya berbeda pada penggunaan log2 dan ln. Penggunaan log2

yang memiliki rentang nilai hasil luas disarankan untuk digunakan jika karang

yang diteliti memiliki ukuran koloni kecil. Sebaliknya ln disarankan jika ukuran

koloni karang yang diteliti termasuk dalam ukuran normal.

b. Indeks Keseragaman

Indeks keseragaman (E) digunakan untuk melihat keseimbangan individu

di dalam komunitas terumbu karang. Nilainya merupakan perbandingan antara

nilai keanekaragaman dengan keanekaragaman maksimumnya yang memiliki

kisaran nilai antara 0 hingga 1.

Rumus yang diguanakan menurut Legendre & Legendre (1983):

E H '

; H 'H 'max

max log2 S

Dimana :

E = Evennes indices

H’ = indeks keanekaragaman

S = jumlah jenis yang ditemukan

Adapun kriteria keseragaman menurut Mason (1981) in Azhar & Edinger

(1996):

E < 0.4 = keseragaman populasi kecil

0.4 < E < 0.6 = keseragaman populasi sedang

E > 0.6 = keseragaman populasi tinggi

Page 20 of 55

C p2 i

Atau, menurut Pielou (1966), keseragaman diukur dengan:

e H '

; H 'H 'max

max ln S

Dimana :

e = indeks evenness

H’ = indeks keanekaragaman

H’ max= keanekaragaman jenis pada kondisi kemerataan maksimum (lnS)

Dengan kriteria keseragaman menurut Krebs (1985):

e<0,4 = keseragaman jenis rendah

0,4<e<0,6 = keseragaman sedang

e>0,6 = keseragaman tinggi.

c. Indeks Dominansi

Odum (1971) menyatakan bahwa indeks dominasi adalah perbandingan

kuadrat antara kelimpahan individu suatu jenis dengan jumlah keseluruhan

individu dalam komunitas. Indeks dominansi (C) digunakan untuk mengetahui

sejauh mana suatu kelompok biota mendominasi kelompok lain.

n n n 2

i Ni1 i1

Dimana:

C = indeks dominasi, n = jumlah individu jenis ke – i dan N = jumlah seluruh

individu

Nilai indeks keseragaman (E) dan indeks dominansi (C) berkisar antara 0

hingga 1, semakin kecil nilai E maka nilai C akan semakin mendekati satu artinya

Page 21 of 55

semakin kecil keseragaman suatu populasi maka ada kecenderungan suatu jenis

mendominasi populasi tersebut.

Berdasarkan Krebs (1985):

<0,5 = dominasi rendah

0,5<C<1 = dominasi sedang

C>1 = dominasi tinggi.

Page 22 of 55

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Identifikasi kondisi dan Jenis Ikan Karang

4.1.1 Pantai Timur Aceh

a. Ujung Pulau Aramayang – Malahayati

Lokasi penelitian di daerah Ujung Pulau Arahmanyang yang masih

merupakan wilayah pantai Malahayati, secara geografis terletak pada posisi N 05º

36' 37,8" dan E 95º 31' 41". Kelimpahan ikan karang di site Ujung Pulau

Aramayang pada kedalaman 5m adalah 177 individu yang terdiri atas 29 spesies

dari 11 famili ikan karang. Sedangkan pada kedalaman 3m ditemukan 119

individu yang terdiri dari 21 spesies dari 10 Famili.

Ikan ekor kuning mendominasi kelimpahan ikan pada kedalaman 5m di

site Ujung Pulau Aramayang Malahayati dengan kelimpahan 55 individu. Ikan

ekor kuning termasuk dalam Famili Caesionidae yang merupakan salah satu ikan

pelagis, dikelompokkan juga ke dalam ikan-ikan konsumsi. Sedangkan

Damselfish mendominasi pada kedalaman 3m pada site ini. Ikan ini termasuk

dalam kelompok famili Pomacentridae yang merupakan salah satu ikan karang

yang hidup pada habitat karang-karang bercabang.

Keanekaragaman Site Ujung Pulau Aramayang pada kedalaman 5m

termasuk dalam kondisi sedang dan indeks dominasi dari tiap spesiesnya kecil

serta keanekaragaman dari populasinya pun tinggi sehingga dapat disimpulkan

bahwa komunitas pada kedalaman ini termasuk stabil. Pada kedalaman 3m di site

ini memiliki keanekaragaman yang termasuk dalam kondisi sedang. Keseragaman

Page 23 of 55

antar spesiesnya pun tinggi dan dominasi rendah sehingga komunitasnya dalam

kondisi stabil.

Tabel 4.1 Jenis Ikan Karang yang Ditemukan di Perairan Ujung Pulau Aramayangpada kedalaman 5m

No Famili Genus Spesies Jumlah1 Labridae Thalassoma lunare 12 Halichoeres dussumieri 23 Gomphosus varius 54 Labroides dimidiatus 45 Bodianus axillaris 16 Bodianus diana 17 Halichoeres hortulanus 28 Pomacentridae Pomacentrus sp 29 Dascyllus reticulatus 4710 Abudefduf vaigiensis 311 Nemipteridae Scolopsis bilineatus 612 Pomachantidae Centropyge eibli 313 Caesionidae Pterocaesio lativitata 4014 Caesio caerulaurea 515 Caesio xanthonota 1016 Acanthuridae Ctenochaetus striatus 417 Acanthurus grammoptilus 218 Acanthurus pyroferus 419 Acanthurus leucosternon 520 Naso sp2 621 Zanclidae Zanclus cornutus 422 Mullidae Parupeneus barberinus 423 Siganidae Siganus javus 324 Holocentridae Sargocentron caudimaculatum 325 Chaetodontidae Chaetodon triangulum 126 Chaetodon guttassimus 227 Chaetodon punctatofasciatus 328 Chaetodon trifasciatus 229 Chaetodon vagabundus 2

177

Page 24 of 55

Kelim

paha

n(In

divi

du)

Kelim

paha

nIka

n(ind

ividu

)

Leth

rinid

aeLa

brida

e

Pom

acen

trida

eH

oloc

entri

dae

Nemi

pterid

aePo

mac

entri

dae

Pom

acha

ntida

eC

haet

odon

tidae

Caes

ionid

aePo

mac

hant

idae

Acan

thur

idae

Sphy

raen

idae

Zanc

lidae

Belo

nida

eMu

llidae

Phem

pher

idae

Siga

nidae

Hae

mul

idae

Holo

centr

idae

Chae

todo

ntida

eAc

anth

urid

ae

Ke limpahan Famili Ikan Karang Site Ujung PulauAramayang (5m)

60 5250

4030

20 16

10

0

55

21

106 3 4 4 3 3

Famili

Gambar 4.1 Kelimpahan Famili Ikan Karang pada Ujung Pulau Aramayang (5m)

Kelimpahan Famili Ikan Karang Site UjungPulau Aramayang (3m)

40 3635 303025 202015 12

10 7 54 35 1 10

Family

Gambar 4.2 Kelimpahan Famili Ikan Karang pada Ujung Pulau Aramayang (3m)

Page 25 of 55

Tabel 4.2 Jenis Ikan Karang yang Ditemukan di Perairan Ujung Pulau Aramayangpada kedalaman 3m

No Famili Genus Spesies Jumlah

1 Lethrinidae Monotaxis grandoculis 1

2 Holocentridae Myripristis vitata 4

3 Pomacentridae Chromis iomelas 15

4 Chromis cinerascens 6

5 Chromis sp 10

6 Pomacentrus molucensis 4

7 Plectroglyphidodon lacrymatus 1

8 Chaetodontidae Chaetodon pelewensis 1

9 Chaetodon collare 2

10 Chaetodon rafflesi 1

11 Heniochus singularis 3

12 Pomachantidae Pomachantus imperator 1

13 Sphyraenidae Sphyraena sp1 30

14 Belonidae Tylosurus sp 20

15 Phempheridae Phempheris analis 3

16 Haemulidae Plectorinchus lineolatus 2

17 Plectorichus orientalis 3

18 Acanthuridae Naso lituratus 2

19 Zebrasoma scopas 1

20 Acanthurus leucosternon 4

21 Ctenochaetus striatus 5

119

b. Karang Brouk, Bungkah

Brouk Bungkah berlokasi pada posisi N: 05º 16' 21,3" dan E: 096º 57'

26,9". Brouk Bungkaih merupakan salah satu gosong yang banyak tersebar di

kawasan Pantai Muara Batu, Kab Aceh Utara. Kelimpahan ikan karang pada site

Page 26 of 55

8

Kelim

paha

n(in

divi

du)

Cha

etod

ontid

ae

Pom

acen

trida

e

Labr

idae

Ser

anid

ae

Cae

sion

idae

Aca

nthu

ridae

Zan

clid

ae

Bal

istid

ae

Nem

ipte

ridae

Sig

anid

ae

Lutja

nida

e

Leth

rinid

ae

Car

angi

dae

Tet

raod

ontid

ae

Pom

acan

thid

ae

Sca

ridae

Hae

mul

idae

Karang Brouk ini cukup berlimpah yaitu ditemukan 493 individu ikan karang

yang terdiri atas 39 spesies dari 17 famili ikan karang.

Ikan karang yang paling mendominasi di Karang Brouk ini adalah dari

famili Pomacentridae atau damselfish dengan jumlah individu sebanyak 288

individu. Keanekaragaman pada site ini termasuk dalam kondisi sedang atau

moderat, sedangkan keseragaman dari populasinya tinggi sehingga tidak terjadi

dominasi antar spesiesnya dan dapat disimpulkan bahwa pada site Karang Brouk

dalam kondisi stabil.

Kelimpahan Famili Ikan Karang pada Site Karang Brouk(5m)

350

300 288

250

200

150

100

50 26

0

24 20 183 3 115 22 23 34

1 3 1 3

Famili

Gambar 4.3 Kelimpahan Famili Ikan Karang Pada Site Karang Brouk (5m)

Tabel 4.3 Jenis Ikan Karang yang Ditemukan di Perairan Karang BroukNo Famili Genus Spesies jumlah1 Chaetodontidae Chaetodon vagabundus 62 Chaetodon decusatus 23 Chaetodon citrinellus 24 Chaetodon kleinii 25 Chaetodon colare 116 Heniochus acuminatus 17 Heniochus singularis 28 Pomacentridae Neopomacentrus azysron 1509 Neopomacentrus cyanomos 10010 Chromis weberi 1511 Amphiprion ocealaris 312 Pomacentrus chrysurus 1013 Chrysiptera parasema 414 Abudefduf vaigiensis 615 Labridae Thalassoma lunare 916 Halichoeres hortulanus 817 Labroides dimidiatus 718 Seranidae Cephalopholis argus 119 Cephalopholis miniata 220 Caesionidae Caesio xanthonota 2021 Acanthuridae Acanthurus lineatus 222 Acanthurus leucosternon 423 Acanthurus pyroferus 624 Ctenochaetus striatus 525 Naso lituratus 126 Zanclidae Zanclus cornutus 327 Balistidae Balistoides viridescens 128 Nemipteridae Scolopsis vosmeri 129 Scolopsis sp 730 Siganidae Siganus gutatus 1231 Siganus javus 332 Lutjanidae Lutjanus decusatus 133 Lutjanus carponotatus 2134 Lethrinidae Letrinus harak 2335 Carangidae Caranx sem 3436 Tetraodontidae Arotron stelatuss 137 Pomacanthidae Centropyge eibli 338 Scaridae Scarus rubroviolaceus 139 Haemulidae Plectorinchus orientalis 3

493

Page 28 of 55

c. Karang Teupa Mane, Aceh Utara

Teupa-Krueng Mane merupakan sebuah gosong di antara banyak gosong

di perairan Muara Batu dan terletak agak jauh dari pantai, secara geografis

lokasinya terletak pada posisi N : 05º 16' 46,9" dan E : 96º 55' 05". Karang hanya

dapat ditemukan pada kedalaman 15m. Kelimpahan ikan karang pada site Karang

Teupa ini cukup berlimpah yaitu ditemukan 289 individu ikan karang yang terdiri

atas 42 spesies dari 18 famili ikan karang.

Kelimpahan ikan karang didominasi oleh famili Pomacentridae dengan

jumlah individu sebanyak 112 individu. Spesies Pomacentridae yang

mendominasi adalah Neopomacentrus azysron dan Neopomacentrus cyanomos.

Keanekaragaman ikan karang yang ditemukan cenderung tinggi, dengan nilai

keseragaman populasinya tinggi dan tidak ada dominasi dari tiap spesiesnya

sehingga komunitas ikan karang pada site Karang Teupa, Aceh Utara dalam

kondisi stabil.

Page 29 of 55

Tabel 4.4 Jenis Ikan Karang yang Ditemukan di Perairan Karang TeupaNo Famili Genus Spesies jumlah1 Mullidae Upeneus moluccensis 12 Labridae Labroides dimidiatus 93 Halichoeres hortulanus 14 Macropharyngodon meleagris 55 Nemipteridae Scolopsis xenochrous 26 Parascolopsis eriomma 27 Balistidae Balistapus undulatus 18 Sufflamen bursa 109 Sufflamen chrysopterus 610 Odonus niger 2011 Tetraodontidae Chantigaster sp 112 Holocentridae Myripristis berndti 613 Myripristis vittata 814 Muraenidae Gymnotorax javanicus 115 Lethrinidae Lethrinus sp 116 Lutjanidae Lutjanus fulviflamma 3217 Scorpaenidae Pterois antennata 318 Pterois volitan 119 Chaetodontidae Chaetodon vagabundus 1020 Chaetodon kleinii 721 Heniochus acuminatus 122 Forcipiger longirostris 123 Pomacentridae Amphiprion clarkii 224 Chrysiptera springeri 225 Chrysiptera parasema 126 Neopomacentrus azysron 5027 Neopomacentrus cyanomos 4028 Chromis iomelas 529 Chromis weberi 230 Dascyllus trimaculatus 1031 Pomachantidae Pomachantus imperator 132 Serranidae Cephalopholis formosa 133 Cephalopholis miniata 234 Cephalopholis boenak 135 Anthinae Pseudantias sp1 2036 Haemulidae Plectorhinchus flavomaculatus 137 Diagramma labiosum 138 Monacanthidae Cantherhines fronticinctus 439 Acanthuridae Acanthurus leucicheilus 340 Acanthurus mata 641 Acanthurus pyroferus 442 Ctenochaetus striatus 4

289

Page 30 of 55

Page 31 of 55

Kelim

paha

n(in

divi

du)

Mul

lidae

Labr

idae

Nem

ipte

ridae

Balis

tidae

Tetra

odon

tidae

Hol

ocen

trida

e

Mur

aeni

dae

Leth

rinid

ae

Lutja

nida

e

Scor

paen

idae

Cha

etod

ontid

ae

Pom

acen

trida

e

Pom

acha

ntid

ae

Serr

anid

ae

Anth

inae

Hae

mul

idae

Mon

acan

thid

ae

Acan

thur

idae

120

Kelimpahan Famili Ikan Karang pada site Karang Teupa(15m)

112

100

8060

3740 32

1920 15 14 20 17

1 4 10

1 1 4 1 4 2 4

Famili

Grafik. 4.4 Kelimpahan Famili Ikan Karang Pada Site Karang Teupa (15m)

4.1.2 Pantai Barat Aceh

a. Laut Krueng – Cot Jeumpa, Lhoong - Aceh Besar

Lokasi perairan Laot Kareung terletak pada posisi N: 05º 17' 33,1" dan E:

95º 13' 41,3". Kondisi terumbu karang di perairan Laot Kareung termasuk dalam

kategori baik. Kondisi pantai berpasir yang dipenuhi pecahan karang dan karang–

karang mati yang diduga terangkat oleh gelombang tsunami, sebab hampir merata

diseluruh pantainya. Kondisi perairan disana terlihat gelombang dan arus yang

sangat besar, sehingga sangat kesulitan untuk diselami. Sehingga tim memantau

dengan cara mantatau.

Kondisi terumbu karang secara umum didominasi oleh karang mati (DCA)

dan Pecahan Karang (Rb), dan yang diteui hanya miliopora dan sangat sedikit

Page 32 of 55

Kelim

paha

n(in

divi

du)

Acan

thur

idae

Balis

tidae

Pom

acen

trida

e

Mul

lidae

Labr

idae

Cha

etod

ontid

ae

Pom

acha

ntid

ae

Cae

sion

idae

Lutja

nida

e

sekali karang hidupnya. Kondisi ikan karang yang ada secara umum didominasi

oleh ikan konsumsi seperti lutjanidae (kakap) dan dari family Achanthuridae.

Kelimpahan ikan karang pada site Laut Krueng, Lhoong adalah 224

individu yang terdiri atas 28 spesies dari 9 Famili. Kelimpahan Ikan karang

didominasi oleh famili Pomacentridae. Keanekaragaman di site Laut Kreung ini

termasuk dalam kondisi sedang atau moderat dengan nilai keseragaman populasi

yang tinggi sehinga tidak ada dominasi didalam komunitas ikan karang pada site

ini. Dapat disimpulkan bahwa keomunitas ikan karang Laut Kreung dalam kondisi

stabil.

Kelimpahan Famili Ikan Karang pada site Laut Kreung(3m)

80 74

706050 4140302010 4

0

29 27 30

14

1 4

Famili

Gambar 4.5 Kelimpahan Famili Ikan Karang Pada Site Laut Kreung (3m)

Page 33 of 55

Tabel 4.5 Jenis Ikan Karang yang Ditemukan di Perairan Laut Krueng, Lhoong

No Famili Genus Spesies jumlah1 Acanthuridae Acanthurus lineatus 182 Acanthurus pyroferus 23 Acanthurus leucosternon 24 Ctenochaetus striatus 155 Naso lituratus 16 Zebrasoma scopas 37 Balistidae Rhinecanthus aculeatus 28 Rhinecanthus verrucosus 29 Pomacentridae Abudefduf vaigiensis 10

10 Pomacentrus chrysurus 1211 Pomacentrus molucensis 112 Plectroglyphidodon lacrymatus 113 Neopomacentrus azysron 5014 Mullidae Parupeneus clyclostomus 115 Labridae Thalassoma janseni 516 Thalassoma hardwickii 417 Anampses geographicus 118 Labroides dimidiatus 1519 Diproctacanthus xanthurus 420 Chaetodontidae Chaetodon deccusatus 621 Chaetodon citrinellus 1122 Chaetodon kleinii 423 Chaetodon vagabundus 524 Chaetodon rafflesi 125 Pomachantidae Pomachantus anularis 126 Pomachantus semicirculatus 327 Caesionidae Caesio xanthonota 1428 Lutjanidae Lutjanus lunulatus 30

224

b. Karang Dua Puncak – Labuhan Haji

Karang Dua Puncak, Labuhan Haji Aceh Selatan terletak pada posisi N: 3º

29' 43,3" dan E: 96º 57' 53,1". Kondisi terumbu karang di perairan Karang Dua

Puncak dalam kategori sedang. Kelimpahan ikan karang di site karang Dua

Puncak ini sangat berlimpah, ditemukan sejumlah 2096 individu dari 66 species

Page 34 of 55

dan 17 Famili ikan karang. Ikan karang yang paling mendominasi kelimpahannya

adalah Odonus niger yang merupakan ikan karang dari famili Balistidae.

Keanekaragaman dari site Karang Dua Puncak termasuk dalam kondisi

sedang dan keseragaman dari populasi ikan karang di site ini termasuk dalam

kategori sedang serta dominasi dari tiap spesiesnya kecil sehingga pada komunitas

di site Karang Dua Puncak, Aceh Selatan dalam kondisi seimbang atau stabil.

Tabel 4.6 Jenis Ikan Karang yang Ditemukan di Perairan Karang Dua PuncakNo Famili Genus Spesies jumlah1 Acanthuridae Ctenochaetus striatus 502 Acanthurus lineatus 303 Acanthurus pyroferus 1004 Acanthurus nigrofuscus 65 Acanthurus grammoptilus 106 Acanthurus leucosternon 67 Naso sp1 208 Naso lituratus 49 Zebrasoma scopas 4010 Zebrasoma veliferum 211 Zanclidae Zanclus cornutus 1412 Sphyraenidae Sphyraena sp 113 Balistidae Balistoides conspicillum 114 Odonus niger 80015 Melichthys niger 116 Balistapus undulatus 417 Sufflamen bursa 118 Sufflamen chrysopterus 119 Sufflamen fraenatus 120 Monacanthidae Aluterus sp 121 Tetraodontidae Arotron nigropunctatus 322 Nemipteridae Scolopsis bilineatus 823 Caesionidae Caesio caerulaurea 20024 Caesio cuning 30025 Pterocaesio tessellata 10026 Pterocaesio tile 10027 Scaridae Scarus atropectoralis 428 Scarus sp1 129 Scarus sp2 130 Scarus dimidiatus 2

31 Scarus sp3 132 Pomachantidae Centropyge eibli 633 Pomachantus imperator 134 Pomachantus semicirculatus 135 Apolemichthys trimaculatus 436 Holocentridae Sargocentron caudimaculatum 137 Anthinae Pseudantias sp2 3038 Chaetodontidae Chaetodon trifasciatus 239 Chaetodon meyeri 240 Chaetodon kleinii 341 Chaetodon vagabundus 242 Hemitaurichthys sp 543 Forcipiger flavissimus 244 Pomacentridae Abudefduf vaigiensis 2045 Chromis weberi 5046 Dascyllus trimaculatus 3347 Neopomacentrus violascens 948 Plectroglyphidodon lacrymatus 249 Pomacentrus chrysurus 2050 Pomacentrus lepidogenys 451 Serranidae Aethaloperca rogaa 152 Cephalopholis spiloparaea 153 Cephalopholis argus 154 Cephalopholis sp 255 Siganidae Siganus sp 256 Labridae Anampses meleagrides 157 Anampses sp 158 Bodianus mesothorax 359 Labroides unilineatus 1260 Labroides dimidiatus 2061 Labrichthys sp 162 Halichoeres sp 1463 Halichoeres hortulanus 264 Hemigymnus melapterus 365 Thalassoma janseni 266 Thalassoma lunare 20

2096

Page 35 of 55

Kel

impa

han

(indi

vidu

)

Acan

thur

idae

Zanc

lidae

Sphy

raen

idae

Balis

tidae

Mon

acan

thid

ae

Tetra

odon

tidae

Nem

ipte

ridae

Cae

sion

idae

Scar

idae

Pom

acha

ntid

ae

Hol

ocen

trid

ae

Anth

inae

Cha

etod

ontid

ae

Pom

acen

trida

e

Serr

anid

ae

Siga

nida

e

Kelimpahan Famili Ikan Karang pada site KarangDua Puncak (11m)

900800700600500

400300200100

0

268

14 1

809

1 3 8

700

9 12 1 30 16

13879

5 2

Famili

Gambar 4.6 Kelimpahan Famili Ikan Karang Site Karang Dua Puncak (11m)

c. Karang Masjid – Blang Pidie

Secara geografis lokasi Gosong Karang Masjid terletak pada posisi N: 03º

30' 37,5" dan E: 096º 53' 49,9". Kondisi terumbu karang di perairan Gosong

Karang Masjid termasuk dalam kategori baik dengan nilai persentase tutupan

karang sebesar 51,86% sebagai habitat ikan karang.

Kelimpahan ikan karang di site karang Mesjid ini sangat berlimpah,

ditemukan sejumlah 593 individu dari 70 species dan 18 Famili ikan karang. Ikan

karang yang paling mendominasi kelimpahannya adalah Odonus niger yang

merupakan ikan karang dari famili Balistidae.

Page 36 of 55

Tabel 4.7 Jenis Ikan Karang yang Ditemukan di Perairan Karang Dua PuncakNo Famili Genus Spesies jumlah1 Balistidae Balistapus undulatus 32 Odonus niger 1703 Melichthys niger 34 Sufflamen bursa 25 Tetraodontidae Arotron immaculatus 56 Acanthuridae Acanthurus sp 107 Acanthurus nigrofuscus 198 Acanthurus pyroferus 49 Acanthurus lineatus 2410 Acanthurus leucosternon 411 Naso unicornis 112 Naso lituratus 313 Naso sp1 2214 Naso brevirostris 215 Naso sp2 1516 Zebrasoma scopas 217 Zanclidae Zanclus cornutus 618 Pomacentridae Amphiprion alkalipisos 719 Chromis iomelas 1020 Neoglyphidodon thoracotaeniatus 5021 Dascyllus reticulatus 1022 Neopomacentrus violascens 323 Plectroglyphidodon lacrymatus 424 Pomacentrus molucensis 625 Pomacentrus chrysurus 1326 Neoglyphidodon melas 727 Pomachantidae Pomachantus imperator 128 Pygloplites diacanthus 129 Pomachantus xanthometopon 130 Apolemichthys trimaculatus 331 Centropyge eibli 532 Nemipteridae Scolopsis bilineatus 233 Serranidae Aethaloperca rogaa 434 Cephalopholis argus 235 Cephalopholis miniata 136 Epinephelus caeruleopunctatus 137 Caesionidae Caesio xanthonota 3038 Pterocaesio randalli 4039 Holocentridae Myripristis sp 240 Sargocentron caudimaculatum 141 Chaetodonidae Heniocus varius 342 Chaetodon trifaciatus 543 Chaetodon baronesa 4

Page 37 of 55

44 Chaetodon trifasciatus 245 Chaetodon lunula 146 Forcipiger longirostris 447 Chaetodon meyeri 248 Scaridae Scarus biru 149 Scarus rubroviolaceus 150 Scarus dimidiatus 251 Labridae Anampses meleagrides 252 Bodianus mesotorax 253 Cheilinus unifasciatus 154 Cheilinus diagramma 455 Cheilinus trilobatus 356 Stethojulis bandanensis 257 Labroides dimidiatus 1058 Labrictys unilineatus 159 Halicoeres sp 860 Halicoeres hortulanus 261 Stethojulis interrupta 362 Hemygymnus melapterus 363 Hemygymnus fasciatus 464 Thalassoma janseni 265 Thalassoma lunare 466 Lutjanidae Lutjanus bohar 267 Siganidae Siganus gutatus 468 Mullidae Parupeneus macronema 169 Phempheridae Phempheris oulensis 1070 Kyphosidae Kyphosus vaigiensis 1

593

Page 38 of 55

Page 39 of 55

Kelim

paha

n(in

divi

du)

Balis

tidae

Tetra

odon

tidae

Acan

thur

idae

Zanc

lidae

Pom

acen

trida

e

Pom

acha

ntid

ae

Nem

ipte

ridae

Serr

anid

ae

Cae

sion

idae

Hol

ocen

trida

e

Cha

etod

onid

ae

Scar

idae

Labr

idae

Lutja

nida

e

Siga

nida

e

Mul

lidae

Phem

pher

idae

Kyph

osid

ae

Kelimpahan Famili Ikan Karang pada site KarangMasjid (12m)

200180160140120100806040

178

106 110

7051

11 2120 5 6

02 8 3 4 2 4 1 10 1

Famili

Gambar 4.7 Kelimpahan Famili Ikan Karang Pada Site Karang Masjid (12m).

4.2 Indeks Keanekaragaman, Keseragaman dan Dominansi serta jenis Ikan

Karang Ekonomis Tinggi

Berdasarkan hasil penelitian ini, indeks keanekaragaman, indeks

keseragaman dan indeks dominansi dapat dilihat pada Tabel 4.8. Berdasarakan

Tabel 4.8, keanekaragaman tertinggi terdapat pada site karang Mesjid Blang Pidie

dengan nilai 3,17605 sedangkan keanekaragaman terendah terdapat pada site

Karang Dua Puncak Labuhan Haji dengan nilai 2,439087 dengan kategori

keanekaragaman sedang. Berdasarkan penelitian ini, tidak terdapat

keanekaragaman dengan nilai H’ di bawah 1 atau kategori rendah. Hal ini

menunjukkan keanekaragaman ikan karang yang ada di Provinsi Aceh, baik di

pantai Timur Aceh maupun pantai Barat aceh sangat baik.

Page 40 of 55

Tabel 4.8 Indeks keanekaragaman, keseragaman dan indeks dominansi ikanKarang di Provinsi Aceh

No Site H’ C E

1 Malahayati (5m) 2,62762 0,134476 0,780335

2 Malahayati (3m) 2,467553 0,125627 0,810489

3 Karang Brouk, Bungkah (5m) 2,574431 0,148534 0,702713

4 Karang Teupa, Mane (15m) 2,992068 0,996552 0,800517

5 Laut Krueng, Cot Jeumpa (3m) 2,721061 0,097856 0,816595

6 Karang Dua puncak (11m) 2,439087 0,184963 0,582169

7 Karang Masjid (12m) 3,17605 0,104761 0,747571

Indeks dominansi C di seluruh site menunjukkan terjadinya tidak

dominansi spesies. Hanya di site Karang teupa yang terjadi dominansi spesies

dengan nilai C 0,996552 meski masih dalam kategori dominansi sedang karena

tidak ada nilai C (indeks dominansi) di atas 1. Adapun indeks dominansi atau C,

memiliki makna jika mendekati 1 maka terjadi dominasi antar spesiesnya dan

komunitasnya tidak stabil.

Sedangkan indeks keseragaman (E) digunakan untuk melihat

keseimbangan individu di dalam komunitas terumbu karang. Nilainya merupakan

perbandingan antara nilai keanekaragaman dengan keanekaragaman

maksimumnya yang memiliki kisaran nilai antara 0 hingga 1. Berdasarkan

penelitian ini, nilai keseragaman di masing-masing site menunjukkan

keseragaman populasi tinggi (E>0,6). Hanya pada site Karang Dua Puncak,

Labuhan Haji dengan keseragaman populasi sedang dengan nilai E= 0,582169.

Adapun ikan-ikan karang yang bernilai ekonomis tinggi yang ada di

Provinsi Aceh merupakan ikan yang diburu dan ditangkap yang biasanya sebagai

Page 41 of 55

ikan hias dan ikan ekonomis penting. Ikan yang merupakan target untuk

penangkapan atau lebih dikenal juga dengan ikan ekonomis penting atau ikan

kosumsi seperti; Seranidae, Lutjanidae, Kyphosidae,Lethrinidae, Acanthuridae,

Mulidae, Siganidae Labridae (Chelinus, Himigymnus,choerodon) dan

Haemulidae. Ikan-ikan target diwakili oleh famili Serranidae (ikan kerapu),

Lutjanidae (ikan kakap), Lethrinidae (ikan lencam), Nemipteridae (ikan kurisi),

Caesionidae (ikan ekor kuning), Siganidae (ikan baronang), Haemulidae (ikan

bibir tebal), Scaridae (ikan kakak tua) dan Acanthuridae (ikan pakol).

Labridae: dikenal dengan wrasses, merupakan ikan ekonomis penting,

memiliki bentuk, ukuran dan warna yang sangat berbeda. Kebanyakan spesies

penggali pasir, karnivora bagi invertebrata dasar; sebagian juga merupakan

pemakan plankton dan beberapa spesies kecil memindahkan ectoparasit dari ikan-

ikan lain yang lebih besar. Scaridae: dikenal sebagai parrotfish, herbivora,

biasanya mendapatkan alga dari substrat karang yang mati. Mengunyah batu

karang beserta alga serta membentuk pasir karang, hal ini membuat parrotfish

menjadi salah satu produsen pasir penting dalam ekosistem terumbu karang.

Scaridae merupakan ikan ekonomis penting. Ikan bernilai ekonomis tinggi

lainnya meliputi famili: Serranidae (kerapu), Lutjanidae (kakap), Lethrinidae

(lencam), dan Holocentridae (suanggi).

Page 42 of 55

BAB VKESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian kajian rekruitmen dan perkembangan

persentase penutupan karang hidup serta ikan karang di Pulau Weh dan Pulau

Aceh, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Hasil pengamatan terhadap jenis ikan karang, menunjukkan hasil yang

berbeda antar kawasan penelitian disebabkan oleh kondisi geografis wilayah

tersebut. Keanekaragaman jenis ikan karang yang ada di Provinsi Aceh, baik

di pantai Timur Aceh maupun pantai Barat aceh sangat baik.

2. Ikan bernilai ekonomis tinggi di Provinsi Aceh meliputi famili: Serranidae

(kerapu), Lutjanidae (kakap), Lethrinidae (lencam), dan Holocentridae

(suanggi).

3. Komunitas ikan karang pada empat kawasan penelitian memiliki tingkat

keanekaragaman, keseragaman dan indeks dominansi yang berbeda-beda.

Indeks keanekaragaman tertinggi terdapat pada site karang Mesjid Blang

Pidie dengan nilai 3,17605, sedangkan keanekaragaman terendah terdapat

pada site Karang Dua Puncak Labuhan Haji dengan nilai 2,439087 dengan

kategori keanekaragaman sedang.

4. Indeks dominansi C di seluruh site menunjukkan terjadinya tidak dominansi

spesies. Sedangkan nilai keseragaman di masing-masing site menunjukkan

keseragaman populasi tinggi (E>0,6). Hanya pada site Karang Dua Puncak,

Labuhan Haji dengan keseragaman populasi sedang dengan nilai E=

0,582169.

Page 43 of 55

5.2 Saran

Besarnya potensi terumbu karang dan jenis-jenis ikan karang yang bernilai

ekonomi tinggi di Provinsi Aceh membutuhkan perhatian dari pemerintah

setempat untuk mengelola daerah tersebut dengan cara membuat kawasan

konservasi atau kebijakan daerah lainnya. Selain itu, hendaknya dilakukan

penelitian secara berkala dengan mempertimbangkan keterwakilan musim yang

terjadi di Indonesia, khususnya di Provinsi Aceh.

Page 44 of 55

DAFTAR PUSTAKA

Aktani, U. (2003). Fish communities as related to substrate characteristics in the

coral reefs of Kepulauan Seribu Marine National Park, Indonesia, five

years after stopping blast fishing practices. Bremen: University of Bremen.

Allen, G. R., & Adrim, M. (2003). Coral Reef Fishes of Indonesia. Zoological

Studies, 42(1), 1-72.

Azhar, I. dan E.N. Edinger. 1996. Ekotipologi Terumbu Karang pada Perairan P.

Cemara Kecil, P. Menyawakan dan Gosong Cemara, Taman Nasional

Laut Karimunjawa. Sub BKSDA Jawa Tengah dan Universitas

Diponegoro – McMaster University Project. Semarang.

English S., C. Wilkinson, and V. Baker, 1994. Survey Manual For Tropical

Marine Resource (2nd Edition). Australian Institute Of Marine Science.

Australia. Hal 41.

Herdiana, Y., Yulianto, I., Campbell, S.J., Baird, A.H. (2010). Membangun Puing

Harapan. Wildlife conservation Society – Indonesian Marine Programme.

Krebs, C.J. 1985. The Experimental Analysis of Distribution and Abundance

Third edition. Harper and Row Publishers. New York.

Legendre, L. dan P. Legendre. 1983. Numerical Ecology. Elsevier Science

Publication. New York.

Ludwig JA, Reynolds JF, 1988, Statistical ecology: a primer on methods and

computing. Wiley-Interscience Publications. New York.

McConnell, R., & Lowe-McConnell, R. H. (1987). Ecological studies in tropical

fish communities. Cambridge University Press.

Nybakken, J. W., & Eidman, H. M. (1992). Biologi laut: Suatu pendekatan

ekologis. PT Gramedia Pustaka Utama.

Pielou C. 1966. The measurement of diversity on different types of biological

collections. Amer. Nat. 94:25-36.

Randall, J. E., Allen, G. R., & Steene, R. C. (1997). Fishes of the great barrier

reef and coral sea. University of Hawaii Press.

Page 45 of 55

Rudi, E. (2011). Ikan karang perairan Aceh dan sekitarnya. Lubuk Agung,

Bandung. Hal 216.

Sale, P. F. (1991). The Ecology of Fishes on Coral Reefs. Academic Press, San

Diego, CA, 92101, 754 pp.

Sopandi, U. (2000). Asosiasi Keanekaragaman Spesies Ikan Karang dengan

Persentase Penutupan Karang (Life Form) di Perairan Pantai Pesisir

Tengah dan Pesisir Utara, Lampung Barat.

Sukarno, N. N., & Hutomo, M. (1986, March). The status of coral reef in

Indonesia. In Proceedings of MAB-COMAR Regional Workshop on Coral

Reef Ecosystems: Their Management Practices and Research/Training

Needs (pp. 24-33).

Syakur, A. (2000). Komunitas Ikan Karang pada Ekosistem Terumbu Karang

Ponton Bodong dan Toyapakeh, Nusa Penida, Bali.

Wootton, R. J. (1992). Constraints in the evolution of fish life

histories.Netherlands Journal of Zoology, 42(2), 291-303.

Wootton, R. J. (1994). Life histories as sampling devices: optimum egg size in

pelagic fishes. Journal of Fish Biology, 45(6), 1067-1077.

Page 46 of 55

Lampiran Foto-Foto Jenis Ikan Karang Ekonomis Tinggi di Provinsi Aceh

1. Chaetodon auriga (Forsskål, 1775)

2. Chaetodon citrinellus (Cuvier, 1831)

Page 47 of 55

3. Chaetodon mayeri (Bloch & Schneider, 1801)

4. Chaetodon trifascialis (Quoy & Gaimard, 1824)

Page 48 of 55

5. Chaetodon trifasciatus (Park, 1797)

6. Chaetodon rafflesi (Bennett, 1830)

Page 49 of 55

7. Chaetodon melannotus (Bloch & Schneider, 1801)

8. Chaetodon vagabundus (Linnaeus, 1758)

Page 50 of 55

9. Chaetodon collare (Bloch, 1787)

10. Chaetodon triangulum

Page 51 of 55

11. Chaetodon kleinii (Bloch, 1790)

12. Chaotodon plebeius (Cuvier, 1831)

Page 52 of 55

13. Chaetodon falkula

14. Chaetodon punctatofasciatus (Cuvier, 1831)

Page 53 of 55

15. Chaetodon unimaculatus (bloch, 1787)

16. Heniochus monoceros (Cuvier, 1831)

Page 54 of 55

17. Hemitaurichthys zoster

18. Heniochus varius (Cuvier, 1829)

Page 55 of 55

19. Forcipiger flavissimus (Mc Gregor & Jordan 1898).

20. Chaetodon decussatus