15
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Coelenterata umumnya hidup di laut, hanya beberapa jenis yang hidup di air tawar. Dalam siklus hidupnya ia dapat berbentuk polip yaitu hidup menempel pada suatu substrat atau berbentuk medusa yang bebas berenang. Bentuk polip tubuhnya berbentuk silindris, bagian proksimal melekat, bagian distal mempunyai mulut yang dikelilingi tentakel. Mulut bermuara ke dalam rongga gastrovaskuler atau enteron yang berfungsi untuk mencerna makanan dan mengedarkan sari-sari makanan. Medusa umumnya berbentuk seperti paying atau lonceng, tentakel menggantung pada permukaan paying. Tentakel berfungsi untuk menangkap makanan, alat gerak dan mempertahankan diri. Susunan saraf berupa anyaman sel-sel saraf yang tersebar secara difusi. Coelenerata merupakan hewan yang belum memiliki anus (Muhammad, 2012). Coelenterata termasuk hewan diploblastis, yaitu memiliki dua lapisan lembaga berupa ectoderm dan endoderm. Dinding tubuh terdiri atas epidermis dan gastrodermis, dan diantara kedua lapisan tersebut terdapat lapisan mesoglea. Baik epidermis, maupun gestrodermis dilengkapi dengan sel-sel jelatang, deman didalamnya terdapat kantung yang berisis racun dan dilengkapi dengan alat penyengat dan disebut nematosit yang berfungsi sebagai alat pertahanan, melumpuhkan mangsanya, dan terlibat dalam proses pencernaan (Muhammad, 2012).

BAB II

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

Coelenterata umumnya hidup di laut, hanya beberapa jenis yang hidup di air tawar.

Dalam siklus hidupnya ia dapat berbentuk polip yaitu hidup menempel pada  suatu

substrat atau berbentuk medusa yang bebas berenang. Bentuk polip tubuhnya berbentuk

silindris, bagian proksimal melekat, bagian distal mempunyai mulut yang dikelilingi

tentakel. Mulut bermuara ke dalam rongga gastrovaskuler atau enteron yang berfungsi

untuk mencerna makanan dan mengedarkan sari-sari makanan. Medusa umumnya

berbentuk seperti paying atau lonceng, tentakel menggantung pada permukaan paying.

Tentakel berfungsi untuk menangkap makanan, alat gerak dan mempertahankan diri.

Susunan saraf berupa anyaman sel-sel saraf yang tersebar secara difusi. Coelenerata

merupakan hewan yang belum memiliki anus (Muhammad, 2012).

Coelenterata termasuk hewan diploblastis, yaitu memiliki dua lapisan lembaga

berupa ectoderm dan endoderm. Dinding tubuh terdiri atas epidermis dan gastrodermis,

dan diantara kedua lapisan tersebut terdapat lapisan mesoglea. Baik epidermis, maupun

gestrodermis dilengkapi dengan sel-sel jelatang, deman didalamnya terdapat kantung yang

berisis racun dan dilengkapi dengan alat penyengat dan disebut nematosit yang berfungsi

sebagai alat pertahanan, melumpuhkan mangsanya, dan terlibat  dalam proses pencernaan

(Muhammad, 2012).

Karang sering kali hanya merupakan bagian rangka kapur atau bagian penguat yang

keras, bagian lunaknya sudah hilang/mati. Untuk pengamatan yang masih hidup, amati

dimana letak bagian yang lunak tadi. Hydra merupakan polip yang hidup soliter dalam arti

tidak berkoloni, hidup di air tawar misalnya di kolam, di empang, di danau, rawa-rawa dan

lain-lain. Dapat berpindah tempat, tetapi biasanya terikat atau melekat pada suatu objek,

misalnya batu-batuan, pokok kayu, tanaman air an lain-lain (Muhammad, 2012).

Ubur ubur mudah dikenal karena bentuknya unik yakni seperti payung dengan

warna putih/bening, ukuran relative besar sering ditemukan di tepi pantai dan banyak

dimanfaatkan untuk kerupuk ubur-ubur. polipAurelia berukuran kurang lebih 5 mm,

terikat pada suatu objek didasar laut. Diameter tubuh biasanya berkisar antara 7,5 cm

Page 2: BAB II

hingga 30 cm tapi ada juga yang mencapai 60 cm. Saluran pencernaan makanan pada ubur-

ubur berupa gastrovaskular. Di tengah permukaan tubuh sebelah bawah muncullah

semacam kerongkonan pendek menggantung ke bawah (Muhammad, 2012).

Hydra, hidup di air tawar yang jernih dinginn tidak hangat,air tergenang (kolom

atau danau) menempel pada batu-batuan atau daun tanaman air. Ada yang hidup

bersimbiosis dengan ganggang hijau. Karena hidup menempel maka untuk memperoleh

makanan dibutuhkan peergerakan. Pergerakan dengan membengkokkan atas bantuan

tentakel yang melekatkan dirinya pada substrat maka kaki dapat terangkat dan pindah

posisi atau dapat pulau dengan berenang dan dapat pula menggunakan tentakel sebagai

kaki dengan kontraksi memendek memanjang (Muhammad, 2012).

Coelenterata dibedakan dalam tiga kelas berdasarkan bentuk yang dominan dalam

siklus hidupnya, yaitu Hydrozoa, Scypozoa, dan Anthozoa. Hydrozoa (dalam bahasa yunani,

hydro = air, zoa = hewan) sebagian besar memiliki pergiliran bentuk polip dan medusa

dalam siklus hidupnya. Hydrozoa dapat hidup soliter. Contoh Hydrozoa adalah Hydra,

Obelia, dan Physalia. Untuk Obelia merupakan Hydrozoa yang hidupnya berkoloni di laut.

Obelia memiliki bentuk polip dan medusa dalam siklus hidupnya.Scyphozoa (dalam bahasa

yunani, scypho=mangkuk, zoa=hewan) memiliki bentuk dominan berupa medusa dalam

siklus hidupnya. Medusa Scyphozoa dikenal dengan ubur-ubur. Medusa umumnya

berukuran 2–40 cm. Reproduksi dilakukan secara aseksual dan seksual. Polip yang

berukuran kecil menghasilkan medusa secara aseksual. Contoh Scyphozoa adalah Cyanea

dan Chrysaora fruttescens. Anthozoa (dalam bahasa yunani, anthus=bunga, zoa=hewan)

memiliki banyak tentakel yang berwarna-warni seperti bunga. Anthozoa tidak memiliki

bentuk medusa,hanya bentuk polip. Polip Anthozoa berukuran lebih besar dari dua kelas

Coelenterata lainnya. Hidupnya di laut dangkal secara berkoloni. Anthozoa bereproduksi

secara aseksual dengan tunas dan fragmentasi, serta reproduksi seksual menghasilkan

gamet. Contoh Anthozoa adalah Tubastrea (koral atau karang), Acropora, Urticina (Anemon

laut), dan turbinaria. Koral hidup di air jernih dan dangkal karena koral bersimbiosis

dengan ganggang. Ganggang memberikan makanan dan membantu pembentukan rangka

pada koral. Sedangkan koral memberikan buangan yang merupakan makanan bagi

ganggang serta perlindungan bagi ganggang dari herbivora.Rangka koral tersusun dari zat

Page 3: BAB II

kapur. Rangka koloni dari polip koral inilah yang membentuk karang pantai, terumbu

karang (Muhammad, 2012).

BAB IIIMETODOLOGI PRATIKUM

A.      Waktu Dan Tempat

Pratikum berlangsung pada           

Hari / Tanggal                                   : Jumat, 10 oktober 2012

Stasium Penelitian dan Pengembangan Teknologi Perikanan dan Kelautan Kab. Barru Prov.

Sul – Sel.

Waktu                                                 : Pukul 08.00 – 11.00 Wita Tempat                                             :             :

Page 4: BAB II

B.      Alat dan bahan

1.      Alat

Adapun alat yang digunakan yaitu :

a.       Papan seksi

b.      pinset

2.      Bahan

Adapun bahan yang digunakan yaitu :

a.       Hydra sp

b.      Aurelia aurita

c.       Fungi sp

d.      Solenastrea sp

C.      Prosedur kerja

1.      Menyediakan semua alat yang akan digunakan untuk pengamtan yaitu papan seksi, pinset

dan luv.

2.      Meletakkan specimen yang akan diamati diatas papan seksi dengan menggunakan pinset.

3.      Mengamati struktur morfologi specimen satu demi satu dan jika diperlukan pengamatan

dilakukan dengan menggunakan luv.

4.      Menggambar seluruh hasil pengamtan pada setiap specimen kemudian menyusun

klsifikasinya.

Page 5: BAB II

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN

A.      HASIL PENGAMATAN

1.      Hydra sp

Page 6: BAB II

Keterangan :

1.      Tentakel

2.      Nematokist

3.      Mulut

4.      Hytostone

5.      Rongga gastro vascular

6.      Kuncup

7.      Epidermis

8.      Mesoglea

9.      Gastrodermis

10.  Cakram basal

11.  Ovarium

12.  Testes

2.      Aurelia auriat

Keterangan :1.      Gonat 2.      Gastrodermis 3.      Mesoglea4.      Epidermis5.      Saluran melingkar6.      Rhopaliun7.      Tangan –  tangan mulut8.      Mulut9.      Sub umbrella10.  Saluran radial11.  Eksumbrella12.  Silamen -  silamem

3.       Fungia sp

Page 7: BAB II

Keterangan :

1.      Selah mulut

2.      Epeidermis

3.      Tentakel

4.      Basal

4.   Tolena nastrea

Keterangan :

1.      Epidermis

2.      Tentakel

3.      Sela mulut

4.      Basal

B.     Pembahasan

Page 8: BAB II

1.    Hydra sp

a.         Morfologi

Bentuknya seperti payung yang tidak begitu cembung. Diameter tubuh berkisar

antara 7,5 cm hingga 30 cm, tetapi ada juga satu dua dapat mencapai 60 cm.  warna tubuh

ubur – ubur adalah transparan, maka bentuk – bentuk Kristal yang ada pada lapisan

mesoglea tampak dengan jelas, walupun demikian di bagian tubuh terbentuk tampak

berwarna putih kebiru- biruan atau putih kemerahan  merahan. Kerena tubuh ubur – ubur

jernih transparan maka gonad yang ada di dalam tubuh tampak jelas dari permukaan

tubuh. Setiah sisi atau sudut mulut dilengkapi semacam juluran pita yang merentang

pangjang yang disebut tangan mulut tersebut dibagian basis menyapu sedemikian rupa

sehingga mengelilingan rongga atau lubang mulut (Jasin, 1992).

b.        Anatomi

Pada permukaan tubuh hydra terdiri dari tentakel, nematokosit, muluthy postome,

rongga, kuncup, epidermis, mesoglea, gastrodermis, cakram, basal, ovarium, testes yang

berperang penting dalam struktur tubuh hydra.

c.         Fisiologi

a)     System reproduksi

Hydra mempunyai cara – cara reproduksi, baik secara aseksual dengan membentuk

kuncup dengan membelah diri. Reproduksi secara seksual atau generatif dilakukan dengan

pembentukan gonad dan hanya terjadi pada musim tertentu saja.

b)     System pernapasan

c)      System pencernaan

d.        Habitat

e.         klasifikasi

2.         Aurelia aurita

a.    Morfologi

Ciri-ciri morfologi dari ubur-ubur antara lain: tubuhnya berbentuk tseperti paying

atau lonceng ukuran tubuhnya relative besar. Polip Aurelia berukuran kurang lebih 5 mm,

terikat pada suatu objek di dasar laut. Diameter tubuh biasanya berkisar antara 7,5 cm

hingga 30 cm tapi ada juga yang mencapai 60 cm. saluran pencernaan makanan ubur-ubur

Page 9: BAB II

berupa gastrovaskular. Di tengahpermukaan tubuh sebelah bawah muncullah semacam

kerongkongan pendek menggantung ke bawah (Muhammad, 2012).

b.  Anatomi

Ubur-ubur memiliki mulut di tengah, dikelilingi oleh empat palps dan organ seks,

terdapat  empat   mulut pusat.  ubur-ubur memiliki tentakel pinggiran tepi. Ubur-ubur

berenang dengan kontrak dan otot-otot. Kontraksi otot-otot mengencangkan bagian

bawah, seperti mencabut drawstrings di tas.  Hal ini akan memaksa air keluar melalui

bagian bawah, dan mendorong ubur-ubur ke depan.  Relaksasi otot membuka untuk

mempersiapkan diri untuk kontraksi lagi.  Pada  ubur-ubur dengan  berbentuk piring  ini

dapat mengakibatkan gerakan dendeng, kontraksi kuat memberikan gerak kuat.  Kontraksi

otot-otot perifer dikendalikan oleh jaringan saraf.  Tidak ada otak mengendalikan atau

sistem saraf pusat untuk koordinasi bantuan (Muhammad, 2012).

Pada dinding  delapan   sensitif terhadap cahaya, dan delapan statocysts, yang

membantu ubur-ubur mempertahankan diri.  Juga terkait dengan ini adalah lubang

chemosensory, mungkin digunakan dalam mendeteksi makanan.  Organ indra terjadi

dalam delapan kantong sekitar tepi bel, dan Di bawah dan sekitar mulut biasanya terdapat

empat lengan lisan, pada  beberapa ubur-ubur raksasa, senjata-senjata oral mungkin

diperbesar sebanyak 40 meter panjang,.  Ada juga renda kecil tentakel bel dari medusa. 

Lengan lisan dan sel-sel penyengat yang disebut cnidocysts terkenal, yang digunakan baik

untuk pertahanan dan untuk melumpuhkan mangsanya (Muhammad, 2012).

c.    Habitat

Ubur-ubur hanya berhabitat  di perairan dangkal dan dalam di laut.

d.   Klasifikasi

Adapun klasifikasi dari Ubur-ubur (Aurelia aurita)  adalah sebagai berikut :

-          Kingdom               :             Animalia

-          Filum                     :           Cnidaria

-          Class                      :           Scyphozoa

-          Famili                    :           Aureliae

-          Genus                    :           Aurelia

-          Spesies                  :           Aurelia aurita (Muhammad, 2012).

3.        Fungia sp

Page 10: BAB II

a.       Morfologi

Merupakan karang yang berbentuk seperti jamur, bisanya berkoloni dan

berkembang ke samping. Terdapat skeleton yang dibuat oleh epidermis. Tubuh radial

simetris dengan warna putih keruh (Jasin, 1992).

b.      Anatomi

Dingding rongga anteron memgadakan pelipatan secara konsentris yang biasa

disebut septe. Lapisan mesoglea bersifat seluler, letek mulut tidak langsung berhubungan

kerongkongan sebelah dalam. Gonad berasal dari lapisan gastrodermal (Jasin, 1992).

c.       Fisiologi

1)     System reproduksi

Spermatozoa pada jantang dipancarkan masuk kedalam air lalu berenang – renang

mencari tubuh  betina. Secara aseksual dilakukan dengan cara bertunas (Jasin, 1992).

2)     System pernapasan

Dalam hal pernapasan baik pemasuka O2 maupun keluar Co2 berlangsumg, secara

difusi osmosis secara langsung melalui semua permukaan tubunya (Jasin, 1992).

3)     System pencernaan

Secara ekstraseluler dan intraseluler. Hewan ini tidak memilki alat eksresi khusus

(Jasin, 1992).

d.      Habitat

Hidup di air laut hangat dan jernih dengan melatkkan diri pada suatu obyek yang

terdapat pada dassar laut(Jasin, 1992).

e.       Klasifiksi

Adapun klasifikasi dari  (Fungia sp)  adalah sebagai berikut :

o   Kingdom               :           Animalia

o   Filum                     :           Coelenterata

o   Class                      :           Anthozoa  

o   Famili                    :           --

o   Genus                    :           Fungia

o   Spesies                  :           Fungia sp (Muhammad, 2012).

Page 11: BAB II

4.        Solanastrea sp

a.       Morfologi

Hewan ini tampak seperti mankuk terbalik dan berbentuk koloni, berbenyuk seperti

atak manusia. Berwarana putih , tubuh berbentuk oliv, tentakel berbasis sekitar mulutnya,

memiliki alat tubuh seperti mulut yang berfungsi untuk tempat masuknya makanan, alat

gerak, alat pertahanan dan basal sebagai tempat melekatnya substrack (Jasin, 1992).

b.      Anatomi

Memilki organ anteron yang membuat pelipatan seperti konsntris yang biasa

disebut septa. Lapisan mesoglea bersifat seluler. Letak mulut tidak berlangsung

berhubungan dengan rongga enteron melaingkan langsung berhubungan kerongkongan.

Memiliki nematokosit yang ada pada bagian sebalah dalam dan gonad berasal dari lapisan

gastrodernal (Jasin, 1992).

c.       Fisiologi

1)     System reproduksi

Berkembang biak secara aseksual yaitu debgan membentuk kungcup nantinya

tumbuh hewan baru yang masimg – masing menseresikan zat kapur sabagai rangka tubuh

(Jasin, 1992).

2)     System pernapasan

Pemasukan O2 dan pengeluara Co2 berlangsung secar difusi – osmosis secara

langsung dipermukaan tubuh (Jasin, 1992).

3)     System perncernaan

Makannya terlebih dahulul dihancurka oleh racun yang dihasilkan oleh nematosit

yang kemudian ditelang melalui stomedium hingga didalam rongga gastrovaskuler.

Kemudian akan dicerna menggunakan enzim yang terkangdung dan partikel yang tidakl

dicerna dimuntahkan kembali melalui mulut (Jasin, 1992).

d.      Habitat

Umumnya terdapat dilaut yang mengandung O2 fluktuasi suhu yang tidak melebihi

6 derajat celcius air lautnya jernih dan bersalinitas tinggi (Jasin, 1992).

e.       Klsifikasi

Adapun klasifikasi dari (Solanastrea sp)  adalah sebagai berikut :

o   Kingdom               :          Animalia

Page 12: BAB II

o   Filum                     :           Coelenterata  

o   Class                      :           Anthozoa

o   Famili                    :           --

o   Genus                    :           Solanastrea

o   Spesies                  :           Solanastrea sp (Muhammad, 2012).