Upload
syamiluddin-andi
View
42
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7/16/2019 BAB II
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-563385c9ac785 1/8
1
PROFIL KABUPATEN PINRANG & LAYANAN KEGAWATDARURATAN MATERNAL &
NEONATAL TAHUN 2011
Sekilas Kabupaten Pinrang
Kabupaten Pinrang merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Sulawesi Selatan,
Secara Geografis Kabupaten Pinrang terletak antara 43º10’30” – 30º19’30” lintang utara
dan 119º26 30” – 119º47’20” bujur timur. Luas Wilayah Kabupaten Pinrang 1961.77Kms
atau 3.15% luas wilayah terdiri 12 Kecamatan, 39 Kelurahan dan 65 Desa dengan batas
Wilayah Administratif sebagai berikut :
Utara : Kabupaten Tanah Toraja
Selatan : Kotamadya Parepare
Barat : Kabupaten Polmas dan Selat Makassar
Timur : Kabupaten Enrekang dan Kabupaten Sidrap
Jumlah penduduk Kabupaten Pinrang tahun 2011
sebanyak 354.652 jiwa yang terdiri dari laki-laki
172.047 jiwa dan perempuan sebanyak 182.605
Jiwa.1
Berdasarkan hasil pencacahan sensus
penduduk 2010, jumlah penduduk Kabupaten
Pinrang sementara adalah 350.807 orang, yang
terdiri atas 170.095 laki-laki dan 180.712
perempuan. Dari data tersebut tampak bahwa
penyebaran penduduk Kabupaten Pinrang
bertumpu di Kecamatan Watang Sawitto yakni
sebesar 14,5 persen, kemudian diikuti oleh
Kecamatan Duampanua sebesar 12,5 persen,
Kecamatan Lembang sebesar 10,8 persen ,
Kecamatan Paleteang sebesar 10,5 persen dan kecamatan lainnya di bawah 10 persen.
1 http://pinrangkab.go.id/new/index.php/extensions/2012-04-06-16-20-24/profil-pinrang
7/16/2019 BAB II
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-563385c9ac785 2/8
2
Batulappa, Lanrisang, dan Cempa adalah 3 kecamatan dengan urutan terbawah yang
memiliki jumlah penduduk paling sedikit yang masing-masing berjumlah 9.653 orang,
17.137 orang, dan 17.213 orang.2
Tingkat kepadatan penduduk mencapai 174 jiwa/Km².
Dilihat dari komposisi kelompok umur, Penduduk Kabupaten Pinrang terdiri dari 37.46%
usia anak-anak (0 – 14 tahun), 10.13% Usia Remaja (15 – 19 tahun), 28.51% usia muda
(20 -39 Tahun) dan 23.89% usia tua dan lansia (40 tahun atau lebih)3
Hasil penghitungan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Pinrang
menggambarkan adanya peningkatan dari tahun ke tahun. Padab tahun 2007 IPM
Kabupaten Pinrang 71.43 dan pada tahun 2011 menjadi 73.56. angka ini berada pada
peringkat ke-7 diseluruh Sulawesi Selatan.4
Hal ini menunjukkan bahwa pembangunan
di Kabupaten Pinrang meningkatkan kehidupan masyarakat hususnya dalam bidang
Kesehatan, Pendidikan dan daya beli Masayarakat.
Proses Pembangunan Kabupaten Pinrang yang berlangsung selama ini, selain telah
menghasilkan kemajuan juga masih menyisakan banyak permasalahan baik
permasalahan yang mendasar maupun permasalahan yang berkembang dewasa ini.
Reformasi yang berjalan sebagaimana amanat UU No. 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah telah memberi perubahan yang lebih baik.
Potret Kematian Ibu Melahirkan dan Bayi Baru Lahir
Meskipun demikian, berbagai permasalahan mendasar menuntut perhatian khusus
dalam pembangunan Kabupaten Pinrang kedepan, di antaranya adalah Kematian ibu
dan bayi di Kabupaten Pinrang, masih tinggi jika di bandingkan dengan Kabupaten lain di
2 http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1578/BAB%20III.docx?sequence=43 http://pinrangkab.go.id/new/index.php/extensions/2012-04-06-16-20-24/profil-pinrang4 http://pinrangkab.bps.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=127:ipm-kabupaten-
pinrang-2012&catid=94&Itemid=516&lang=en
7/16/2019 BAB II
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-563385c9ac785 3/8
3
Sulawesi Selatan dimana di tahun 2011 ada 16 kasus yang pada umumnya disebabkan
oleh pendarahan dan eklampsi.
Angka Kematian ibu (AKI) adalah salah satu indikator yang dapat memberikan gambaran
status kelangsungan hidup di suatu wilayah. AKI diperoleh dari Jumlah Kematian Ibu per
100.000 kelahiran hidup. Angka Kematian ibu di Kabupaten Pinrang dinyatakan dalam
bentuk jumlah karena jumlah kelahiran hidup tidak mencapai 100.000. Di tahun 2009
ada sekitar 7208 kelahiran dan pada tahun 2010 ada 7299 kelahiran. Dan pada tahun
2011 sebanyak 7374 kelahiran. Tingginya angka kematian ibu menunjukkan bahwa
keadaan ibu (ibu hamil, ibu bersalinan dan nifas) memiliki banyak masalah di Kabupaten
Pinrang, termasuk didalamnya masalah kesehatan, Pelayanan kesehatan, kemiskinan
masalah pengetahuan, perilaku, sosial budaya, peranan dukun dan masalah-masalah Ibu
lainnya. Oleh karenanya sangat diperlukan identifikasi yang mendasar untuk upaya-
upaya penanggulangan yang komprehensif.
Dari data kelahiran kemudian terdapat kasus kematian maternal pada tahun 2009
sebanyak 11 kasus, 2010 sebanyak 7 kasus dan tahun 2011 sebanyak 16. Kasus.
Sedangkan Kematian Neonatus tahun 2009 sebanyak 58 kasus, tahun 2010 sebanyak 38
dan tahun 2011 sebanyak 38.
Data Kematian Ibu dan bayi Kabupaten Pinrang tahun 2009 - 2010
TAHUN JUMLAH IBU BERSALIN KEMATIAN
MATERNAL
KEMATIAN NEONATUS
2009 7208 11 46
2010 7299 7 43
2011
7374 16 43
7/16/2019 BAB II
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-563385c9ac785 4/8
4
Berdasarkan tabel di atas, jumlah Kematian ibu di Kabupaten Pinrang tahun 2009
sebanyak 11 kematian dan pada tahun 2010 mengalami penurunan menjadi 7
kematian, dan meningkat lagi pada tahun 2011 menjadi 16 kematian. Sedangkan
jumlah Kematian neonatus di Kabupaten Pinrang tahun 2009 sebanyak 46 kematian
dan pada tahun 2010 mengalami penurunan menjadi 43 kematian, dan tahun 2011
tetap 43 kematian.
Identifikasi Layanan Kegawatdaruratan Maternal & Neonatal
Undang-undang Nomor 32 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah telah
menetapkan bidang kesehatan sebagai salah satu urusan wajib yang harus dilaksanakan
oleh kotamadya/kabupaten. Penyelenggaraan urusan wajib oleh daerah merupakan
perwujudan otonomi yang bertanggungjawab sebagai pengakuan hak dan kewenangan
daerah dalam wujud tugas dan kewajiban yang harus dipikul. Rumahsakit sebagai suatu
organisasi yang khusus memberikan pelayanan kesehatan pada masyarakat harus dilihat
sebagai suatu institusi yang sangat fital demi kelangsungan hidup manusia. Penanganan
kasus gawat darurat pada setiap rumahsakit khususnya obstetri sering menjadi sorotan
publik sebagai pengguna jasa pelayanan kesehatan yang sering merasa terabaikan dan
tidak jarang berakhir pada kematian.Kematian dan kesakitan ibu sebenarnya dapat dikurangi atau dicegah dengan berbagai
usaha perbaikan dalam bidang pelayanan kesehatan obstetri. Pelayanan kesehatan
tersebut dinyatakan sebagai bagian integral dari pelayanan dasar yang terjangkau
seluruh masyarakat. Kegagalan dalam penanganan kasus kedaruratan obstetri
umumnya disebabkan oleh kegagalan mengenal resiko kehamilan, keterlambatan
rujukan, kurangnya sarana yang memadai untuk perawatan ibu hamil dengan risiko
tinggi maupun pengetahuan tenaga medis, paramedis dan penderita dalam mengenalkehamilan resiko tinggi, secara dini, masalah dalam pelayanan obstetri, maupun kondisi
ekonomi.
7/16/2019 BAB II
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-563385c9ac785 5/8
5
Di Kabupaten Pinrang, tahun 2011 Layanan Kegawatdaruratan didasarkan pada
Peraturan Gubernur Nomor 115 tahun 2009 tentang Petunjuk Teknis Regionalisasi
Sistem Rujukan Rumah Sakit Di Propinsi Sulawesi Selatan. Peraturan Gubernur ini
mengisyaratkan bahwa setiap pelayanan kesehatan harus mempunyai standar pelayanan
dan penanganan gawat darurat, dan pada keadaan gawat darurat, penanganan kasus
gawat diberikan langsung ke unit gawat darurat di semua sarana Kesehatan terdekat
tampa surat rujukan cukup dengan menunjukkan Kartu identitas. Pada Peraturan
Gubernur tersebut disebutkan Hak dan kewajiban masing-masing unsure yang terkait
dengan kegawatdaruratan, mulai dari Pasien sampai pada pemberi pelayanan
Kesehatan.
Pada tahun 2012 telah digagas suatu perjanjian Kerjasama antar seluruh Fasilitas
Kesehatan tentang Pelayanan Rujukan Kegawat-daruratan Maternal dan Neonatal yang
melibatkan Dinas Kesehatan, Rumah sakit Umum Lasinrang Pinrang Dan Rumah Sakit
Aisyiyah Sitti Khadijah Pinrang, dan ditandatangani oleh Bupati Pinrang, Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten Pinrang, Kepala Rumah Sakit Umum Lasinrang Pinrang dan Kepala
Rumah Sakit Aisyiyah St. Khadijah Pinrang tanggal 8 Oktober 2012.
Perjanjian kerjasama ini khusus kepada pelayanan rujukan kegawat daruratan Maternal
dan Neonatal dengan maksud untuk meningkatkan pelayanan rujukan kegawatdaruratan
maternal dan neonatal di Kabupaten Pinrang secara efektif, efisien, berkeadilan dan
memenuhi tata kelola klinis pada wilayah pelayanan Tujuan perjanjian kerjasama ini
adalah :
a) Meningkatkan kualitas pelayanan rujukan kegawatdaruratan obstetric dan
neonatal pada Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas), Bidan Praktek Swasta
(BPS) dan Rumah Sakit.
b) Meningkatkan efisiensi dan efektivitas sistem rujukan antara Pusat Kesehatan
Masyarakat (Puskesmas), Bidan Praktek Swasta (BPS) dan Rumah Sakit
7/16/2019 BAB II
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-563385c9ac785 6/8
6
c) Membentuk jejaring kerjasama dan sinergi pelayanan rujukan
kegawatdaruratan antar Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas), Bidan
Praktek Swasta (BPS) dan Rumah Sakit sesuai dengan kompetensi dan
kewenangan masing-masing
Perbedaan penanganan kegawatdaruratan antara Peraturan Gubernur Nomor 115
tahun 2009 dengan perjanjian Kerjasama antara Fasilitas Kesehatan hanya pada
prioritas pelayanan. Pada Peraturan Gubernur Nomor 115 tahun 2009 penangan
kegawat daruratan berlaku umum pada semua pasien gawat darurat namun pada
perjanjian kerjasama antara Fasilitas Kesehahatan di Kabupaten Pinrang terdapat
perhatian khusus penanganan Kegawatdaruratan maternal dan neonatal , didalam
perjanjian kerjasama terdapat butir perjanjian yang menegaskannya. Pasal 4 Item 2
ditegaskan bahwa Objek dari Perjanjian Kerjasama ini adalah bidang kesehatan
maternal dan neonatal, khususnya pelayanan rujukan kegawatdaruratan. Sedangkan
dalam Peraturan Gubernur Nomor 115 tahun 2009 berlaku umum pada semua Jenis
Layanan Kegawat daruratan.
Dengan demikian jelas bahwa perjanjian Kerjasama antar Fasilitas Kesehatan di
Kabupaten Pinrang dapat meningkatkan pelayanan kegawatdaruratan maternal dan
neonatal dan memberikan kewajiban kepada semua fasilitas kesehatan untukmemberikan perhatian khusus kepada pelayanan kegawat daruratan Maternal dan
neonatal.
Sistem & Struktur Rujukan Kegawatdaruratan Maternal & Neonatal
Sama dengan Layanan Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal , Pada tahun 2011
Sistem dan struktur rujukan kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal di Kabupaten
7/16/2019 BAB II
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-563385c9ac785 7/8
7
Pinrang mengacu pada Peraturan Gubernur Nomor 115 tahun 2009 tentang Petunjuk
Teknis Regionalisasi Sistem Rujukan Rumah Sakit Di Propinsi Sulawesi Selatan.Pada BAB II
Ketentuan dan persyaratan rujukan dijelaskan bahwa Pelayanan rujukan adalah suatu
proses terjadinya pelimpahan wewenang dan tanggungjawab atau kasus penyakitatau
masalah kesehatanke sarana pelayanan kesehatan yang mempunyai kemampuan lebih
baik Kemudian pelaksanaan aturan ini sevara terstruktur dan berjenjang yang dimulai
dari Puskesmas ke RS Type C, selanjutnya ke RS Type B dan seterusnya (Ada Gambar)
Pada perjanjian Kerjasama antara Fasilitas Kesehatan Kabupaten Pinrang Sistem rujukan
diartikan sebagai penyelenggaraan kesehatan yang mengatur pelimpahan tugas dan
tanggungjawab secara timbal balik baik vertikal maupun horisontal, struktural, dan
fungsional terhadap suatu penyakit, masalah kesehatan ataupun permasalahan
kesehatan. Pada perjanjian ini ditegaskan kepada semua jejaring yang terkait dalam
perjanjian ini bertanggung jawab bersama dalam pelayana kesehatan khususnya
jaminan kesehatan bagi semua ibu hamil Pada pasal 6 ayat 1 tercantum keterlibatan
semua unsur jejaring dala rujukan “Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas), Bidan
Praktek Swasta (BPS) dan Rumah Sakit dalam Jejaring Sistem Rujukan berkewajiban
menyiapkan jaminan kesehatan bagi semua ibu hamil melalui pelayanan antenatal
(ANC) dan P4K (Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikas”.
Padapasal 2 mengisyaratka penyelesaian persyaratan Administrasi tampa menunda
pertolongan gawat darurat, “ Setiap pihak yang melakukan rujukan kasus
kegawatdaruratan maternal dan neonatal sebagaimana dimaksud dalam pasal 4
perjanjian ini,dan bilamana diperlukan perawatan lanjutan maka kepada para pihak
diberikan waktu 2 x 24 jam hari kerja untuk menyelesaikan persyaratan administrasi
yang berlaku tanpa menunda pertolongan gawat darurat ” ; (ada gambar)
Dengan adanya Peraturan Gubernur Propinsi Sulawesi Selatan dan perjanjian kerjasamaantar Fasilitas Kesehatan di Kabupaten Pinrang maka harapan Pelayanan Kesehatan
khususnya pelayanan kesehatan Maternal dan Neonatal di Kabupaten Pinrang akan
lebih baik lagi.
7/16/2019 BAB II
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-563385c9ac785 8/8
8
Standar Biaya Layanan
Terkait dengan Standar Biaya Layanan aturan-aturan yang ada mengacu pada Peraturan
Daerah Propinsi Sulawesi Selatan Nomor 2 tahun 2009 tentang kerja sama
penyelenggaraan pelayanan kesehatan Gratis. Seperti pada Bab IV Manajemen
Pelayanan rujukan dicantumkan Pembiayaan layanan Rujukan. Pada bagian ini
disebutkan bahwa regionalisasi rujukan berlaku pada program pelayanan kesehatan
gratis sesuai dengan Peraturan Daerah Propinsi Sulawesi Selatan Nomor 2 tahun 2009
dengan ketentuan bahwa peserta dan sarana pelayanan kesehatan harus mematuhi
regionalisasi rujukan tersebut untuk mendapatkan pembiayaan dari program pelayanan
Kesehatan Gratis Propinsi Sulawesi Selatan.
Selain Perda Prpinsi Sulawesi Selatan No.2 tahun 2009 kebijakan kesehatan bersubsidi di
Kabupaten Pinrang merupakan bagian dari visi dan misi Gubernur Sulawesi Selatan yaitu
meningkatkan kualitas pelayanan untuk pemenuhan hak dasar masyarakat (Belum dapat
Perbup dari Andi Haerul)