10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Daun Sirsak Sirsak (Annona Muricata Linn) berasal dari Amerika Selatan, dan merupakan tanaman tropis yang buahnya memiliki aroma dan rasa khas. Daging buahnya berwarna putih susu, rasanya manis –asam dan berbiji kecil. Buah ini mudah didapat, mulai dari pasar tradisional sampai supermarket (Lina Mardiana & Juwita Ratnasari, 2011 ). Tanaman sirsak merupakan tanaman tahunan, secara taksonomi diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom : Plantae Divisio : Spermatohyta Sub Divisio : Angiospermae Class : Dycotiledonae Ordo : Polycarpicae Family : Annonaceae

BAB II

  • Upload
    lim-mun

  • View
    34

  • Download
    0

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kanker, acetogenin

Citation preview

BAB IITINJAUAN PUSTAKA2.1 Daun SirsakSirsak (Annona Muricata Linn) berasal dari Amerika Selatan, dan merupakan tanaman tropis yang buahnya memiliki aroma dan rasa khas. Daging buahnya berwarna putih susu, rasanya manis asam dan berbiji kecil. Buah ini mudah didapat, mulai dari pasar tradisional sampai supermarket (Lina Mardiana & Juwita Ratnasari, 2011 ). Tanaman sirsak merupakan tanaman tahunan, secara taksonomi diklasifikasikan sebagai berikut :

Kingdom: PlantaeDivisio: SpermatohytaSub Divisio: AngiospermaeClass: DycotiledonaeOrdo: PolycarpicaeFamily: AnnonaceaeGenus: AnnonaSpecies: Annona Muricata Linn( Heironymus Budi Santoso, 2011)Dengan banyaknya penelitian ilmiah yang dilakukan untuk mengetahui kandungan-kandungan yang dimiliki oleh tanaman sirsak, maka tanaman ini mulai bergeser dari tanaman buah menjadi tanaman obat. Dari penelitian penelitian tersebut, ditemukan hampir semua dari bagian tanaman ini, termasuk buah, bunga, daun, biji dan akar hingga kulit batangnya bisa digunakan sebagai ramuan obat yang terbukti manjur ( Hamid Prasetya Subagja, 2013).Semua bagian tanaman sirsak pada dasarnya berkhasiat obat, namun dari semua bagian tersebut, daun sirsak merupakan bagian yang paling berkhasiat. Di dalam daun sirsak, terkandung setidaknya 30 jenis acetogenin, yang masing-masing memiliki peranannya sendiri untuk mengatasi penyakit. Salah satu keistimewaan daun sirsak adalah kandungan masing-masing senyawa acetogeninnya sangat merata. Tidak ada jenis senyawa acetogenin yang berlebihan, seluruhnya berada pada kisaran 0,0001 0,0005 persen ( Taylor, 2005).Keunggulan daun sirsak juga terkait oleh kemudahannya dalam pemanfaatannya. Proses ekstraksi daun sirsak mudah dilakukan, baik dengan air panas maupun etanol. Ketersediaan daun sirsak terjamin cukup, karena tanaman ini termasuk tanaman berdaun banyak dan senantiasa hijau sepanjang tahun ( Warisno, S.PKP & Kres Dahana, SP, 2012 ).Daun sirsak merupakan bagian yang banyak mengandung zat diantaranya annocatacin, annocatalin, annohexocin, annonacin, annomuricin, anomurine, anonol, caclourine,gentisic acid, gigantetronin, linoleic acid, serta muricapentocin. Daun sirsak secara tradisional biasa dimanfaatkan untuk mengobati abses, arthritis, asthenia, asma, bronkitis, kolik, batuk, diabetes, diuretik, disentri, demam, gangguan empedu, influensa, jantung, hipertensi, gangguan pencernaan, infeksi, cacingan, lactogogue, gangguan hati, malaria, jantung berdebar, rumatik, kurap, kejang, obat penahan darah, tonik, obat penenang, tumor dan borok (Lina Mardiana & Juwita Ratnasari, 2011 ).Pada tahun 1976, The National Cancer Institute meneliti khasiat sirsak sebagai antitumor dan antikanker. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa daun dan batang sirsak mampu menyerang dan menghancurkan sel-sel kanker (Dr. Adji Suranto, Sp. A, 2011).2.2 Annonaceous AcetogeninAcetogenin, di dalam daun sirsak disebut Annonaceous Acetogenin yaitu senyawa poliketida turunan asam lemak yang membentuk cincin tetrahidrofuran dan methyl gamma-lactone dengan berbagai macam gugus hidroksil, acetoxyl, dan/atau ketoxyl sepanjang rantai hidrokarbon (Rupprecht, et. Al., 1990 ). Annonaceous acetogenins adalah senyawa fitokimia terpenting yang terdapat pada tanaman sirsak. Senyawa ini bersifat sitotoksik yang secara spesifik ditemukan pada tanaman dari keluarga annonaceae. Jerry Mc Laughlin PhD dari Purdue University menemukan senyawa acetogenins pada buah paw paw, Asimina triloba. Paw paw merupakan tanaman satu keluarga dengan sirsak yaitu sama-sama anggota keluarga Annonaceae. Pada tahun 1995-1996, Jerry Mc Laughlin PhD dari Purdue University, Indiana, Amerika Serikat dan Profesor Soelaksono dari Institut Teknologi Bandung dalam penelitiannya menemukan senyawa yang termasuk kedalam annonaceous acetogenins dari daun dan batang pohon sirsak.

Gambar 1. Struktur Umum AcetogeninSenyawa annonaceous acetogenins merupakan kumpulan senyawa aktifyang mempunyai sifat sitotoksik di dalam tubuh dan berkerja dengan menghambat transpor ATP, adenosina trifosfat. Diketahui bahwa ATP merupakan sumber energi yang digunakan untuk pertumbuhan sel-sel dalam tubuh. Karena merupakan kumpulan senyawa, maka ada banyak senyawa dalam acetogenins. Senyawa ini memiliki 350 senyawa turunan yang ditemukan pada keluarga Annonaceae. Beberapa senyawa turunan acetogenins adalah annopentocin-A, muricatocins A, muricatocins B, annonacin A, trans-isoannonacin, annonacin-10-one, dan muricatocin. Sebanyak 82 senyawa ditemukan dalam tanaman sirsak. Acetogenin yang terdapat dalam bagian tanaman obat sirsak cukup banyak, terbagi merata pada akar, batang, daun biji dan bahkan daging buah. Dari semua bagian tanaman sirsak, daun sebagai bagian terbaik dan paling berpotensi sebagai obat. Karena daun memiliki jumlah senyawa turunan acatogenin yang cukup banyak dan seimbang dibandingkan bagian yang lain. Dan daun sirsak lebih mudah di ekstrak dan digunakan. Bahkan hanya dengan melakukan ekstraksi air panas pun, acetogenin daun sirsak dapat diperoleh ( Warisno, S.PKP & Kres Dahana, SP, 2012 ).Cara kerja Acetogenin dalam membasi kanker adalah sebagai berikut :1. Acetogenin mendeteksi dan membedakan mana sel normal dan yang mana sel kanker. Acetogenin menyerang sel secara selektif, artinya hanya sel yang diidentifikasi sebagai sel kanker saja yang diserang sementara sel normal tidak diserang. Ini sangat berbeda dengan cara kerja obat-obatan kemoterapi yang menyerang sel kanker dan juga sel normal. Akibatnya sel normal ikut rusak dan mati yang berakibat pada timbulnya berbagai macam efek samping.2. Acetogenin masuk ke dalam sel kanker dan menempel di dinding sebelah dalam mitokondria. Mitokondria adalah organ di dalam sel yang berfungsi sebagai tempat memproduksi energi ATP bagi sel. Karbohidrat yang kita makan akan berakhir di mitokondria yang selanjutnya akan dirubah menjadi energi.Selanjutnya acetogenin memblok produksi energi ATP di dalam mitokondria sel kanker. Akibatnya suplai energi untuk sel kanker akan terputus, sel kanker menjadi lemah dan akhirnya mati.

Senyawa AcetogeninKemampuan Penghambatan ED50 (g/mL)

A-549MCF-7HT-29A-498PC-3PACA-2

Annopentocin A0,170,181,60,611,10,036

Annopentocin B0,0273,61,60,380,210,16

Annopentocin C0,0210,301,20,260,230,43

Annomuricin-D-One0,0010,610,0010,121,30,001

Annomuricine E0,110,150,670,14w0,150,24

Muricapentocin0,191,90,0711,70,450,05

Muricoreacin0,231,30,570,710,0252,3

Murihexocin1,13,81,32,50,860,49

*Adriamycin0,00130,210,0550,0270,110,0042

Keterangan :A-549 = Sel kanker paru-paruA-498 = Sel Kanker GinjalMCF-7= Sel Kanker PayudaraPC-3 = Sel Kanker ProstatHT-29= Sel Kanker UsusPACA-2 = Sel Kanker Pankreas*Adriamycin = Obat Kanker sebagai PembandingHasil penelitian menunjukkan bahwa senyawa turunan Acetogenin lebih kuat dalam menghambat pertumbuhan kanker dibandingkan Adriamycin yang diketahui sebagai obat kanker sintesis yang paling kuat ( Warisno, S.PKP & Kres Dahana, SP, 2012 ).

2.3 EkstraksiEkstraksi adalah suatu proses pemisahan dari bahan padat maupun cairan dengan bantuan pelarut. Pelarut yang digunakan harus dapat mengekstrak subtansi yang diinginkan tanpa melarutkan meterial lainnya.Faktor faktor yang mempengaruhi laju reaksi adalah : 1) Tipe persiapan sampel, 2) Waktu ekstraksi, 3) Kuantitas Pelarut, 4) Suhu Pelarut, 50 Tipe Pelarut (Utami.D.N, 2009)a) Ekstraksi cair-cair (liquid extraction, solvent extraction)Pada ekstraksi jenis ini solute dipisahkan dari cairan pembawa (diluen) menggunakan solven cair. Campuran solven dan diluen adalah heterogen 9 immiscible, tidak saling bercampur), jika dipisahkan terdapat dua fase, yaitu fasa diluen (rafinat) dan fasa solvent ( ekstrak).b) Ekstraksi padat-cair (leaching)Pada ekstraksi padat-cairsatu atau beberapa komponen yang dapat larut dipisahkan dari bahan padat dengan bantuan pelarut. Proses ini digunakan secara teknis dalam skala besar terutama di bidang industri bahan alami dan makanan, misalnya untuk memperoleh :1) Bahan-bahan aktif dari tumbuhan atau organ-organ binatang2) Gula dari umbi3) Minyak dari biji-bijian4) Kopi dari biji kopiPengambilan garam-garam dari pasir besi adalah juga ekstraksi padat-cair. Proses ini merupakan ekstraksi yang digabungkan dengan reaksi kimia. Dalam hal ini ekstrak, dengan bantuan suatu asam anorganik misalnya, dikonversikan terlebih dahulu kedalam bentuk yang larut. Pembilasan filter dan pelarutan pada proses rekristalisasi bahan padat juga dianggap sebagai ekstraksi padat-cair dalam arti yang luas (Rahayu.S.S, 2009)Menurut (Darwis.D dalam Lenny.S, 2006) beberapa metode eksttraksi yang umum digunakan antara lain:1. MaserasiMaserasi merupakan proses perendaman sampel dengan pelarut organik yang digunakan pada temperatur ruangan. Proses ini sangat menguntungkan dalam isolasi senyawa bahan alam karena dengan perendaman sampel akan terjadi pemecahan dinding dan membran sel akibat perbedaan tekanan antara di dalam dan di luar sel.2. PerkolasiMerupakan proses melewatkan pelarut organik pada sampel sehingga pelarut membawa senyawa organik bersama-sama pelarut. Tetapi efektifitas dari proses ini hanya akan lebih besar untuk senyawa organik yang sangat mudah larut dalam pelarut yang digunakan.3. SokletasiEkstraksi dengan prinsip sokletasi merupakan ekstraksi yang menggunakan soklet dengan pemanasan dan pelarut akan dapat dihemat karena terjadinya sirkulasi pelarut yang selalu membasahi sampel. Proses ini sangat baik untuk senyawa yang tidak terpengaruh oleh panas.4. Destilasi uapDestilasi uap lebih sering digunakan untuk senyawa organik yang tahan pada suhu yang cukup tinggi, yang lebih tinggi dari titik didih pelarut yang digunakan. Pada umumnya lebih banyak yang digunakan untuk minyak atsiri.5. PengempaanMetode ini lebih sering digunakan dalam proses industri seperti pada isolasi CPO dari buah kelapa sawit dan isolasi ketchin dari daun gambir. Pada proses ini tidak menggunakan pelarut.