BAB II ade baru x 2.doc

  • Upload
    sonia

  • View
    270

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

6

BAB II

MANAJEMEN KEPERAWATAN

2.1MANAJEMEN RUANGAN2.1.1Pengkajian Pengkajian sistem manajemen di ruangan dilakukan dengan analisa situasi ruangan pada tanggal 27 oktober sampai 22 November 2014 melalui metode wawancara terhadap kepala ruangan. Sedangkan pengkajian melalui observasi dilakukan pada sift pagi, meliputi observasi situasi dan kondisi ruangan, pelayanan asuhan keperawatan,penyediaan saran dan prasarana,sistem kerja,dan komunikasi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan.

Setelah data terkumpul, kemudian dilakukan tabulasi dan analisa data. Gambaran hasil analisa situasi ruangan di ICCU dideskripsikan sebagai berikut :2.1.2. Pengertian ICCU (Intensive Coronary Care Unit)

Intensive Coronary Care Unit merupakan unit perawatan intensif untuk penyakit jantung, terutama penyakit jantung koroner, serangan jantung, gangguan irama jantung yang berat, gagal jantung (Ridwan.blogspot.com 2010).2.1.4. Bentuk Pengelolaan ICCU

Sistem pengelolaan ICCU adalah kerjasama berbagai disiplin ilmu dengan satu manajemen (multi disipliner). Kerjasama yang tidak terkoordinasi tidak hanya merugikan pasien tetapi juga personil perawat dan tenaga medis lain akan sulit bekerja dengan baik dalam suatu unit yang tidak mempunyai arah yang jelas.

Prinsip terapi ICCU adalah Therapy by Titration, dimana sewaktu-waktu dapat berubah disesuaikan dengan kondisi pasien. Pemberian obat-obatan dibawah pemantauan yang ketat dan ini berbeda dengan terapi di ruangan-ruangan lain yaitu Therapy by Prescription dimana terapi diberikan menurut standar tertentu dan bila merubah terapi pada keesokan harinya atau beberapa hari kemudian.

2.1.5Kemampuan Minimal Pelayanan ICCU1. Resusitasi Jantung Paru (RJP)

2. Pengelolaan jalan nafas termasuk intubasi tracheal dan penggunaan ventilator3. Terapi oksigen

4. Pemantauan EKG, pulse oksimetri terus menerus

5. Pemasangan alat pacu jantung temporer dalam keadaan gawat

6. Pemberian nutrisi enteral dan parenteral

7. Pemeriksaan laboratorium khusus dengan cepat dan menyeluruh

8. Pelaksanaan terapi secara titrasi/pemakaian pipa infus atau semprit untuk terapi secara titrasi

9. Kemampuan melakukan tindakan dengan teknik-teknik khusus sesuai dengan keadaan pasien

10. Memberikan support fungsi vital dengan alat-alat portable selama transportasi pasien gawat

11. Kemampuan melakukan fisioterapi dada2.2. Analisa Situasi Sistem Manajemen Ruangan ICCU (Intensive Coronary Care Unit) RSUD Dr Pirngadi Medan

2.2.1. Pengkajian

Pengkajian sistem manajemen di ruangan ICCU (Intensive Coronary Care Unit) dilakukan dengan analisa situasi ruangan pada tanggal 27 Oktober 22 November 2014 melalui metode :

a) Wawancara yang dilakukan dengan kepala ruangan dan beberapa orang perawat pelaksana di ruangan.

b) Observasi dilakukan mahasiswa Program Profesi Ners T.A. 2013/2014 yang sedang melaksanakan PBLK di ruangan ICCU yang bertugas pada shift pagi dan sore, meliputi observasi situasi dan kondisi ruangan, pelayanan asuhan keperawatan, penyediaan sarana dan prasarana, sistem kerja, dan komunikasi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan.

c) Penyebaran kuesioner. Kuesioner disebarkan pada tanggal 3 November 2014 kepada 10 orang keluarga pasien dengan kriteria minimal 3 hari rawat. Hal ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kepuasan keluarga pasien terhadap pelayanan keperawatan selama dirawat di ruangan ICCU.Setelah data terkumpul, kemudian dilakukan tabulasi dan analisa data. Gambaran hasil analisa situasi ruangan di ruangan ICCU (Intensive Coronary Care Unit) dideskripsikan sebagai berikut :2.2.2. Planning ( Perencanaan )

Instalasi Coronary care unit (ICCU) memberikan pelayanan kesehatan yang bersifat umum memiliki dasar dan perkembangan yang utama yaitu visi, misi dan motto RSUD Dr. Pirngadi Medan yang telah dijadikan standar Visi : Tanggap terhadad perubahan kondisi pasien dan profesional dalam berkerja sesuai etika dan satndart kedokteran Misi: 1. Bersifat keritis dan tanggap perubahan kondisi pasien untuk menurunkan angka kematian dan kesakitan.

2. Bekerja dalam tim dengan mendahulukan kepentingan agar tercapatnya suatu kondisi yang optimal3. Berlaku sopan dan ramah dalam memberikan pelayanan kepada paien sakit berat dan keluarganya4. Selalu menerapkankewaspadaan universal dalam bekerja demi kepentingan pasien dan anggota tim5. Selalu berupaya meningkatkan pengetahuan dan keterampilan agam meningkatkan kemampuan dan kuliatas personil dalam pelayanan pasien 6. Tanggap dan peduli terhadap segala keluahan dana masalah termasuk masalah psikologis pasien dan keluarga sehingga dapat merasa aman dan nyaman selama perawtan.

Motto : Mengutamakan keselamatan pasien dengan bekerja secara tim dan prefesionalFalsafah : Memberi bantuan yang paripurna dan efektif dalam memenuhi bio, psiko, sosio, spritual, mengutamakan keselamatanTujuan: Terlaksananya asuhan keparawatan yang bermutu dengan pengunaan logistik asuhan keperawatan secara efesien dan efektif sesuai dengan standart

Berdasarkan pengkajian diperileh bahwa ruang cardiovascular memberikan pelayanan kesehatan untuk pasien dengan BPJS, Medan Sehat dan umum dengan pasien yang dirawat adalah pasien dengan kasus yang berhubungan dengan gangguan jantung dan pembuluh darah.Ruangan ICCU (Intensive Coronary Care Unit) sudah memiliki Standar Asuhan Keperawatan (SAK). Dari hasil observasi dapat dilihat bahwa format pengkajian sudah diisi secara optimal, baik ketika pasien berada di IGD maupun di ruangan perawatan. Begitu pula dengan pendokumentasian format diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi, dan evaluasi dilakukan pada setiap pergantian shift pada lembar catatan perawat selama pasien berada di ruang perawatan sudah dilaksanakan dengan baik.Standard Pelayanan Asuhan Keperawatan Minimal

1. Perawatan pasien meninggal

2. Perawatan pasien penurunan kesadaran

3. Perawatan pasien terminal

4. Perawatan pasien dengan kegawatan jantung

5. Perawatan pasien kritis, akut dan kronis Pengadaan barang-barang logistik, baik alat tenun maupun alat-alat kesehatan lainnya dilakukan secara sentralisasi dengan mengajukan permohonan sesuai kebutuhan ruangan. Kepala ruangan atau yang bertanggung jawab dalam hal ini akan mengajukan permohonan pengadaan barang yang ditujukan ke bagian rumah tangga atau logistik keperawatan.

Pengelolaan alat-alat di ruang ICCU RSUD Dr Pirngadi adalah sebagai berikut:

1. Penggunaan alat tenun berdasarkan jenis antara lain laken, selimut, sarung bantal, steek laken, baju operasi disediakan oleh pihak rumah sakit.

2. Jadwal penggantian alat-alat tenun bervariasi tergantung pada kebutuhan pasien. Rata-rata penggantian laken dilakukan 1 kali sehari pada saat setelah kebersihan pasien pada pagi hari dan tergantung pada kebersihan laken pasien itu sendiri.

3. Proses pencucian alat tenun dilakukan secara sentralisasi di ruang laundry sekaligus untuk penyetrikaan.

4. Penyimpanan alat tenun dilakukan di dalam lemari yang mempunyai pintu/penutup.5. Buku-buku atau kertas untuk pencatatan atau pelaporan seperti buku rawatan, status pasien, buku injeksi, buku overan alat, jadwal dinas, setelah digunakan disimpan dalam rak buku yang ada di atas meja perawat.

6. Diet pasien diantar oleh petugas instalasi gizi ke ruangan dan kemudian oleh perawat/mahasiswa di ruangan dibagikan kepada semua pasien sesuai dengan diet yang telah ditetapkan oleh dokter yang merawat.

7. Tempat pembuangan sampah telah dibedakan atas sampah medis, non medis, sampah organik, pampers dan benda tajam.Penyimpanan dan pengelolaaan obat emergensi, Setelah barang diterima di Instalasi Farmasi perlu dilakukan penyimpanan sebelum dilakukan pendistribusian. Penyimpanan harus dapat menjamin kualitas dan keamanan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai sesuai dengan persyaratan kefarmasian. Persyaratan kefarmasian yang dimaksud meliputi persyaratan stabilitas dan keamanan, sanitasi, cahaya, kelembaban, ventilasi, dan penggolongan jenis Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai.

Komponen yang harus diperhatikan antara lain:

a. Obat dan bahan kimia yang digunakan untuk mempersiapkan Obat diberi label yang secara jelas terbaca memuat nama, tanggal pertama kemasan dibuka, tanggal kadaluwarsa dan peringatan khusus;

b. Elektrolit konsentrasi tinggi tidak disimpan di unit perawatan kecuali untuk kebutuhan klinis yang penting;

c. Elektrolit konsentrasi tinggi yang disimpan pada unit perawatan pasien dilengkapi dengan pengaman, harus diberi label yang jelas dan disimpan pada area yang dibatasi ketat (restricted) untuk mencegah penatalaksanaan yang kurang hati-hati; dan

d. Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai yang dibawa oleh pasien harus disimpan secara khusus dan dapat diidentifikasi.

Metode penyimpanan dapat dilakukan berdasarkan kelas terapi, bentuk sediaan, dan jenis Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai dan disusun secara alfabetis dengan menerapkan prinsip First Expired First Out (FEFO) dan First In First Out (FIFO) disertai sistem informasi manajemen. Penyimpanan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai yang penampilan dan penamaan yang mirip (LASA, Look Alike Sound Alike) tidak ditempatkan berdekatan dan harus diberi penandaan khusus untuk mencegah terjadinya kesalahan pengambilan Obat.

Rumah Sakit harus dapat menyediakan lokasi penyimpanan Obat emergensi untuk kondisi kegawatdaruratan. Tempat penyimpanan harus mudah diakses dan terhindar dari penyalahgunaan dan pencurian. Pengelolaan Obat emergensi harus menjamin:

a. Jumlah dan jenis Obat sesuai dengan daftar Obat emergensi yang telah ditetapkan

b. Tidak boleh bercampur dengan persediaan Obat untuk kebutuhan lain;

c. Bila dipakai untuk keperluan emergensi harus segera diganti;

d. Dicek secara berkala apakah ada yang kadaluwarsa; dan e. dilarang untuk dipinjam untuk kebutuhan lain.

2.2.3.Organizing ( Pengorganisasian )

Perawat di ruangan ICCU telah memiliki uraian tugas masing-masing. Apabila kepala ruangan berhalangan untuk hadir, maka semua tugas dan tanggung jawab akan didelegasikan kepada ketua tim. Dan apabila ketua tim berhalangan hadir, tugas dan tanggung jawab didelegasikan kepada perawat pelaksana yang berpengalaman (perawat senior).

Metode penugasan perawatan adalah metode tim tapi belum sepenuhnya dilakukan karena masih ada yang bersifat metode fungsional terutama pada shift sore dan shift malam. Hal ini disebabkan karena kekurangan tenaga perawat di ruangan dan pekerjaan perawat yang masih tumpang tindih dengan tugas-tugas diluar keperawatan misalnya membuat resep obat dan mengambil obat/alat yang sudah selesai diamprah, mengantar pasien ke ruangan pemeriksaan, mengantarkan spesimen (misalnya darah) ke ruangan laboratorium dan kemudian mengambil hasilnya, mengurus berkas-berkas pasien untuk meng-ACC kan beberapa jenis tindakan keperawatan/kedokteran, sampai mengantar pasien yang telah meninggal dunia ke ruang jenazah atau ambulans.

Skema 2.2.3. Struktur Organisasi Ruangan ICCU RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan

2.2.4. Metode penugasan diruangan ICCU

Metode praktek keperawatan yang di gunakan di ruangan intensive coronary care unit dalam pemberian asuhan keperawatan adalah model metode penugasan tim.

Deskripsi Kerja ruangan ICCU

Setiap organisasi memiliki serangkaian tugas atau kegiatan yang harus diselesaikan untuk mencapai tujuan. Pengorganisasian kegiatan dilakukan untuk memudahkan pembagian tugas kepada perawat sesuai dengan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki. Adapun uraian tugas dari masing-masing perawat di ruangan adalah sebagai berikut:

a) Kepala Ruangan

Kedudukan

Kepala ruangan adalah seorang perawat profesional secara teknis fungsional bertanggung jawab kepada kepala bidang keperawatan melalui perawat pengawas keperawatan secara operasional bertanggung jawab kepada Kepala Instalasi.

Tugas Pokok

Membantu pelaksanaan bimbingan asuhan keperawatan penerapan etika keperawatan serta mengelola kegiatan asuhan keperawatan di ruangan.

Uraian Tugas

1. Mengatur pelaksanaan kegiatan asuhan keperawatan yang diselenggarakan sesuai dengan kebutuhan klien/anggota keluarga.

2. Mengatur penempatan tenaga keperawatan di ruangan.

3. Mengatur penggunaan dan pemeliharaan logistik keperawatan selalu siap pakai.

4. Memberi pengarahan dan motivasi kepada ketua grup/tim dan pelaksanaan agar melaksanakan asuhan keperawatan sesuai standar, etis dan profesional.

5. Melaksanakan program orientasi kepada: tenaga baru, mahasiswa, klien/anggota keluarga baru.6. Mengelompokkan klien/anggota keluarga menurut penempatannya menurut diagnosa medis untuk mempermudah asuhan keperawatan.

7. Menciptakan, memelihara suasana kerja yang baik antar petugas, klien/anggota keluarga sehingga memberi ketenangan.

8. Mengadakan pertemuan berkala tenaga keperawatan minimal 2 kali perhari untuk membicarakan pelaksanaan kegiatan diruangan.

9. Memeriksa dan meneliti : pengisian daftar permintaan makanan, pengisian sensus harian, pengisian buku register, pengisian rekam medik.

10. Mengawasi dan menilai pelaksanaan asuhan keperwatan 5 tahapan: pengkajian keperawatan, diagnosa keperawatan, perencanaan keperawatan, pelaksanaan keperawatan dan evaluasi keperawatan.

11. Pertemuan secara rutin dengan pelaksanaan keperawatan.

12. Membuat laporan pelaksanaan kegiatan di ruangan.

b) Kepala Grup/Kepala Tim

Kedudukan

Perawat ketua grup/tim adalah seorang perawat profesional dalam melaksanakan tugas, bertanggung jawab kepada kepala ruangan.

Tugas Pokok

Melaksanakan asuhan keperawatan kepada klien/anggota keluarga sesuai standart profesi serta menggunakan dan memelihara logistik keperawatan secara efektif dan efisien.Uraian Tugas1. Mengkaji setiap pasien dan menetapkan rencana keperawatan.2. Mengkoordinasi rencana keperawatan dengan tindakan medik.3. Membagi tugas yang harus dilaksanakan oleh setiap anggota tim dan memberikan bimbingan melaui pre atau post conference.4. Mengevaluasi asuhan keperawatan baik proses ataupun hasil yang diharapkan serta mendokumentasikannya.5. Membantu kepala ruangan membimbing peserta didik keperawatan.6. Membantu kepala ruangan untuk menilai mutu pelayanan asuhan keperawatan serta tenaga keperawatan.7. Menulis laporan tim mengenai klien/anggota keluarga dan lingkungannya.

c) Perawat Pelaksana

Uraian Tugas

1. Melakukan asuhan keperawatan.

2. Mengadakan serah terima dengan grup/tim lain (grup petugas ganti) mengenai:

a) Kondisi klien/anggota keluarga

b) Logistik keperawatan

c) Administrasi rekam medik

d) Pelayanan pemeriksaan penunjang

e) Kolaborasi program pengobatan

3. Melanjutkan tugas-tugas yang belum dapat diselesaikan oleh grup sebelumnya.

4. Merundingkan pembagian tugas dengan grupnya.

5. Menyiapkan perlengkapan untuk pelayanan dan visite dokter

6. Mendampingi dokter visite, mencatat dan melaksanakan program pengobatan dokter.

7. Membantu pelaksanaan rujukan.

8. Melakukan orientasi terhadap klien/anggota keluarga baru mengenai :

a) Tata tertib ruangan/rumah sakit

b) Perawat yang bertugas

9. Menyiapkan klien/anggota keluarga pulang dan memberikan penyuluhan kesehatan.

10. Memelihara kebersihan alat-alat dan ruang rawat dengan :

a) Mengatur tugas Cleaning service

b) Mengatur tugas peserta didik

c) Mengatur tata tertib ruangan yang ditujukan kepada semua petugas, peserta didik dan pengunjung ruangan.

11. Membantu kepala ruangan membimbing peserta didik keperawatan.

12. Membantu kepala ruangan untuk menilai mutu pelayanan asuhan keperawatan serta tenaga keperawatan.

13. Menulis laporan tim/grup mengenai kondisi klien/anggota keluarga dan lingkungannya.

14. Memberi penyuluhan kesehatan kepada klien/anggota keluarga/keluarga.2.3.5.Pendelegasian

Ruangan ICCU memiliki alur pendelegasian tugas sebagai berikut:

Skema 2.3 Alur Pendelegasian Tugas

Pembagian tim dilakukan oleh Kepala Ruangan dan tugas masing-masing anggota tim dibagi oleh Ketua Tim. Tugas yang diberikan kepada masing-masing anggota tim dilakukan secara lisan. Sistem pendelegasian tugas keperawatan diruang ICCU dilaksanakan sesuai metode penugasan Tim dan selanjutnya Ketua Tim mendelegasikan kepada Perawat Pelaksana. Apabila salah satu Ketua Tim berhalangan dalam melaksanakan tugasnya, pelimpahan tugas diberikan kepada Perawat Pelaksana yang lebih berpengalaman dan senior di dalam timnya.2.3.6. Staffing ( Ketenagaan )Perekrutan tenaga perawat di ruangan ICCU (Intensive Coronary Care Unit) dilakukan secara sentral melalui seleksi penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS), yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Medan. Beberapa orang CPNS yang diterima akan ditempatkan ke Rumah Sakit Umum Dr Pirngadi dengan sistem dropping. Kemudian bidang keperawatan akan membagi pegawai baru ke setiap ruangan.Sedangkan untuk perekrutan tenaga honorer dilakukan langsung oleh pihak rumah sakit melalui Direktur rumah sakit. Setiap pegawai baru diorientasikan selama kurang lebih 3 bulan yang kinerjanya dinilai langsung oleh kepala ruangan, selanjutnya kepala ruangan akan menyampaikan penilaiannya kepada Kapokja Instalasi dan diteruskan ke bidang keperawatan, selanjutnya pegawai yang sudah diberikan penilaian akan ditempatkan di ruangan yang sudah ditentukan.1) Penempatan Tenaga Keperawatan Ruangan ICCU merupakan bagian yang memiliki tenaga perawat 12 orang yang terdiri dari : 1 orang kepala intensive 1 orang kepala ruangan 2 ketua tim 9 orang perawat pelaksana, dengan jenjang pendidikan perawat tersebut yaitu terdiri dari sarjana keparawatan 10 orang 2 diantaranya masih dalam melanjutkan pendidikan profesi (Ners), dan sebanyak 2 orang yang berpendidikan D-III keparawatan, 2 perawat tersebuat ada yang telah memiliki sertifikat pelatihan intensive care tahun 2004.

Pendistribusian tenaga keperawatan yang ada diruang ICCU sebagai berikut: pada shift pagi terdapat 6 orang perawat, shift sore 2 orang perawat, shift malam 2 orang perawat dan perawat yang libur/off sebanyak 2 orang.Pembagian jam kerja:

a) Shift pagi : 08.00-14.30 WIB

b) Shift Sore: 14.30-20.30 WIB

c) Shift malam :20.30-08.00 WIBBOR ( Bed Operation Rate )

Dari hasil pengkajian didapatkan jumlah bed di ruangan ICCU adalah 6 bed, jumlah pasien pada bulan Oktober 2014 sebanyak 44 orang dengan lamanya hari rawat yang berbeda-beda. Maka, jumlah bor pada bulan Oktober 2014 di ruangan ICCU adalah 64,51 % dengan rumus (Depkes, 2005) :

2) Perhitungan Tenaga Perawat

Rumus DepKes

Langkah 1 :

= = 17 orangLangkah 2 :Hari Libur (loss day)

= x 17 = 4,63= 5 orangLangkah 3 :

Jumlah perawat yang tersedia + loss day = 17 + 5 = 22

Maka, jumlah tenaga perawat ICCU yang seharusnya adalah : 22 orang.Berdasarkan hasil perhitungan, maka kebutuhan tenaga perawat ruang ICCU adalah 22 orang. Menurut hasil perhitungan tersebut, jika dibandingkan dengan jumlah tenaga perawat yang ada di ruang ICCU saat ini yang berjumlah 12 orang didapat kekurangan tenaga perawat sebanyak 10 orang. Hasil wawancara dengan Kepala Ruangan dan beberapa perawat pelaksana, mereka juga mengeluhkan kekurangan tenaga perawat, karena tugas-tugas perawat di ruang ICCU masih tumpang tindih.

Menurut Depkes (2005), analisis kebutuhan tenaga keperawatan di Rumah Sakit Tipe B idealnya 1 Tempat Tidur membutuhkan 4-7 orang tenaga perawat. Tempat tidur yang tersedia di ruang ICCU sebanyak 6 bed sehingga berdasarkan jumlah bed tersebut maka jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan oleh ruang ICCU minimal 24 orang. Hal ini sejalan dengan jumlah perhitungan tenaga perawat yang dilakukan oleh penulis dengan menggunakan rumus Depkes.

Kriteria pengangkatan kepala ruangan adalah minimal pendidikan S1 Keperawatan, pernah mengikuti pelatihan mengenai manajemen keperawatan ruang/bangsal, sertifikasi intensive, pengalaman kerja/masa dinas sebagai pelaksana keperawatan minimal 5 tahun.Tabel 2.3 Daftar Tenaga Perawat di Ruangan ICCU RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan

NoNamaPendidikan

TahunJabatanGolongan

1Nasip Sitepu, S.Kep, NersS1 2009KaruIII-C

2Sri Rahmadani,S.Kep,NersS1 2011Ketua tim IIII-B

3Nastri Emelia,S.Kep,NersS1 2009Ketua tim IIIV-A

4Kasmiati, S.KepS1 2013Pel.KepIII-C

5Megawati, AMKD3 1987Pel.KepIII-C

6Fatimah Wati S, Skep,NersS1 2012Pel.KepIII-B

7Bernard Rinto, S.Kep,NersS1 2011Pel.kepIII-B

8Sri Hartati G,S.Kep,nersS1 2009Pel.KepIII-B

9Evy Conny,M.S S.Kep,NersS1 2011Pel.kepIII-B

10Fili Amprianti S.KepS1 2013Pel.KepII-D

11Imelda Agustina AMKDIIIPel.KepII-C

12Endang Sri W S.Kep,NersS1 2014Pel.Kep -

13HamidahSMEAAdminIII-B

14WarnianumSMPPRTII-A

2.3.7. Directing ( Pengarahan )

Dari hasil observasi dan wawancara terhadap Kepala Ruangan beserta perawat ruangan, didapatkan bahwa dalam menjalankan tugasnya Kepala Ruangan ICCU (Intensive Coronary Care Unit) memiliki gaya kepemimpinan yang bersikap demokratis dimana pemimpin mempunyai kemampuan dalam mempengaruhi orang lain agar bersedia bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan, dalam menggerakkan staf selalu memperhatikan kemampuan stafnya, bersedia menerima kritik, saran, dan pendapat dari staf, serta memberikan kesempatan kepada staf untuk berkreasi. Berbagai kegiatan yang akan dilakukan ditetapkan bersama antara pemimpin dan bawahan. Sistem penilaian terhadap kinerja perawat di ruang ICCU dilakukan oleh Kepala Ruangan dan Kapokja setiap hari. Kepala Ruangan juga berperan sebagai supervisi, hal ini dibuktikan dengan adanya pengontrolan Kepala Ruangan terhadap pekerjaan yang dilakukan stafnya setelah pembacaan rawatan, operan klien setiap hari, pengontrolan alat-alat keperawatan, sampai pada mahasiswa yang praktek/dinas di ruangan ICCU.Di dalam melaksanakan tugasnya sebagai Kepala Ruangan ICCU, gaya kepemimpinan yang telah dilaksanakan oleh Karu sudah memiliki beberapa aspek positif, yang diperlukan seperti cara melakukan beberapa penyelesaian konflik dengan menggunakan metode express feeling, tukar pikiran dengan teknik komunikasi dua arah terhadap bawahan. Namun pada saat/kondisi tertentu Kepala Ruangan memiliki gaya kepemimpinan yang otoriter.2.3.8. Controlling ( Pengawasan )Tingkat Kepuasan Pasien

Monitor terhadap klien/anggota keluarga dilakukan setiap hari baik pada pagi, sore dan malam hari saat operan dengan cara langsung bed to bed. Selain itu, dari penyebaran kuesioner yang dilakukan pada tanggal 03 Nopember 2014 terhadap 12 orang pasien mengenai tingkat kepuasan pasien terhadap kinerja perawat di ruangan ICCU, diperoleh hasil bahwa sebanyak 9 orang pasien (75%) merasa puas dan 3 orang pasien (25%) merasa tidak puas dengan kinerja perawat.Kinerja Perawat/Evaluasi Kerja

Penilaian berkala dilakukan sekali dalam setahun melalui format Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP-3) yang meliputi aspek pengetahuan, keterampilan dan attude yang mana hasilnya diserahkan ke bidang keperawatan. Penilaian melalui DP-3 meliputi: kesetiaan, prestasi kerja, tanggung jawab, ketaatan, kejujuran, kerjasama, prakarsa, dan kepemimpinan.

Penilaian terhadap kinerja perawat dilakukan oleh Kepala Ruangan dan Kapokja dengan menggunakan format pre DP-3 sebelum dipindahkan ke dalam format DP-3 asli yang akan disyahkan oleh Kepala Instalasi, selanjutnya diperiksa oleh Bidang Keperawatan dan terakhir oleh Wakil Direktur.

Penilaian terhadap kinerja perawat dengan format baku (DP-3) dilakukan hanya satu kali dalam setahun. Selain penilaian secara baku ada juga penilaian kinerja perawat melalui observasi oleh Kepala Ruangan dan wawancara oleh Kapokja. Untuk meningkatkan kedisplinan dibuat sebuah kebijaksanaan berupa reward atau punishment. Perawat yang kinerja/kedisplinannya dianggap bagus maka diberikan reward dalam bentuk materi dan pujian. Sedangkan perawat yang kinerja/kedisiplinnya dianggap kurang diberikan punishment. Tetapi pada intinya tujuan diberikan reward dan punishment adalah untuk meningkatkan kedisplinan kerja perawat.2.3.9. Kolaborasi dan Koordinasi

Kolaborasi dan koordinasi dengan tim kesehatan lain sudah terlaksana, dimana petugas gizi selalu datang untuk mengobservasi pasien sesuai dengan diet yang dibutuhkan pasien setiap hari. Koordinasi dan kolaborasi dengan tim dokter, petugas laboratorium, farmasi dan pelayanan pemeriksaan penunjang lainnya sudah baik.Tabel 2.1 Daftar Peralatan Medis di Ruangan ICCU (Intensive Coronary Care Unit)

Nama BarangJumlah yang ada (baik)Standard Minimal Menurut DepkesKeterangan

Ventilator51:1< 6 buah

Blanked Roll31:1< 9 buah

Syringe Pump41:1Cukup

Infuse Pump41:1< 6 buah

Lampu Sorot51:3< 3 buah

Ambu Bag11:1< 8 buah

Suction41:1Cukup

Standar Infus101:1Cukup

Manometer CVC11:4< 3 buah

Tabung Oksigen Central41:4Cukup

Tabung Oksigen Kecil11:4< 3 buah

EKG11:4< 3 buah

Stetoskop21:4Cukup

Tensimeter21:4Cukup

Thermometer21:3< 2 buah

Gudel101:1< 2 buah

Gunting Plester11:4< 2 buah

Senter11:4< 2 buah

Pinset Besar21:4< 1 buah

Nierbeken21:6Cukup

Kom Besar31:4Cukup

Kom Kecil11:4< 2 buah

Timbangan Dewasa11:12Cukup

Gilingan Obat11:12Cukup

Lampu Emergency21:6Cukup

Gunting kuku11:12Cukup

Troli41:3Cukup

Stelisator11:4< 2 buah

Tabel 2.2 Daftar Alat Tenun di Ruangan ICU (Intensive Care Unit)Nama BarangJumlah yang ada (baik)Standard Minimal Menurut DepkesKeterangan

Bed61:1Cukup

Laken154:1< 20 buah

Stick Laken154:1< 20 buah

Selimut104:1< 20 buah

Sarung Bantal154:1< 20 buah

Perlak154:1< 20 buah

Washlap81:1< 7 buah

Tabel 2.3 Daftar Nama Obat Emergency di Ruangan ICCU (Intensive Coronary Care Unit)Nama Obat

1. Obat Injeksi

a. Debutamin

b. Cardaron

c. Aminofhylin

d. Vascon

e. Ranitidin

f. Gentamicin

g. Transatin

h. Lasix

i. Ceptiaxson

j. Ketorolak

k. Novalgin

l. Citicolin

m. Oxytoxin

n. Fargoxino. Perdipine

p. Ondensentron

q. Amidaron

r. Furosemid

s. Levanox

t. Alixtra

u. Novarapid

v. Allopuninol

w. Acpracolan

x. Tyarit

2. 0bat Oral

a. Catropril

b. Faracetamol

c. Etambutol

d. Rifamficin

e. Laverik

f. Isosobide dinitrate

g. Bisoprocol

h. Ciprofloxacin

i. Firazinamide

j. Acarbose

k. Dictiazem

l. Furosemide

2.4Analisa SWOT2.4.1Man Strength (kekuatan)Weakness (Kelemahan)Opportunity (Kesempatan)Thereatened (Ancaman)

1. RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan merupakan rumah sakit dengan tipe B sekaligus merupakan rumah sakit pendidikan2. Kepala ruangan berasal dari jenjang pendidikan S1 Keperawatan (Ns) dan memiliki sertifikat pelatihan intensive dan manajemen

3. Ruangan ICCU RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan memiliki tenaga perawat yang mempunyai sertifikat pelatihan ICCU yang terdiri dari jenjang S1 Keperawatan Ners sebanyak 10 orang, jenjang S1 Keperawatan 2 orang dan DIII ada 2 orang4. Kepala ruangan memiliki catatan pribadi untuk menilai kinerja perawat di ruangan dan dikenakan sanksi jika terlambat hadir

5. Adanya sanksi kepada staff/pegawai yang melakukan pelanggaran dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien dengan teguran dan Tulisan6. Adanya reward berupa pujian dan di beri penilaan di DP-3 oleh kepala ruangan kepada perawat yang melakukan tugas dengan baik.7. Bila terjadi suatu masalah baik pada pasien atau perawat, kepala ruangan langsung mengatasi masalah tersebut, apabila tidak dapat di atasi lagi, maka kepala ruangan melaporkan masalah tersebut kepada supervisor

8. Kepala ruangan ikut operan langsung dengan perawat dari bed to bed9. Kepala ruangan melakukan penilaian kinerja perawat setiap 1 bulan sekali meliputi pengetahuan, keterampilan, sikap, tanggung jawab dan kehadiran

10. Kepala ruangan selalu memotivasi perawat untuk membuat pendokumentasian asuhan keperawatan11. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh mahasiswa kepada 10 orang tenaga perawat tentang tingkat kepuasan kerja perawat di ruang ICCU, didapatkan hasil bahwa 10 orang mengatakan puas dan 1 orang mengatakan kurang puas terutama pada perbedaan jumlah gaji (salary) antara perawat yang sudah PNS dengan perawat honorer.1. Jumlah tenaga kerja perawat di Ruangan ICCU belum memenuhi standar, dimana jumlah tenaga perawat termasuk Kepala Ruangan, Wakil Kepala Ruangan, Ketua Tim dan Perawat Pelaksana adalah 12 orang. Sedangkan dari hasil perhitungan jumlah tenaga perawat menurut Depkes adalah 22 orang mengingat pasien yang dirawat adalah total care.2. Jumlah perawat yang memiliki sertifikat intensive care sebanyak 2 orang tahun 2004. Hal ini tidak sesuai dengan Depkes yang berpendapat bahwa tenaga perawat diruang ICCU yang harus memiliki sertifikat intensive care setidaknya 50% dari jumlah keseluruhan tenaga perawat sehingga tenaga perawat yang memiliki sertifikat intensive care seharusnya berjumlah 6 orang.3. Berdasarkan hasil kuesioner yang telah dibagikan kepada 10 orang keluarga pasien yang dirawat di ruangan ICCU mengenai tingkat kepuasan keluarga terhadap pelayanan perawatan menunjukkan kebanyakan kinerja perawat cukup optimal

1. Adanya mahasiswa Kedokteran, mahasiswa S-1 Keperawatan, mahasiswa D-III Keperawatan, mahasiswa D-III Keperawatan, dan serta tenaga praktek di Ruangan ICCU dan pelatihan pelayanan gawat darurat.2. Rekruitmen perawat melalui proses ujian seleksi oleh Kepala Bidang keperawatan bagi pegawai negeri sesuai dengan aturan rumah sakit dan perekrutan tenaga honor yang di sesuaikan dengan tingkat kebutuhan masing-masing ruangan.

3. Pihak rumah sakit memberikan kesempatan pada perawat untuk melanjutkan jenjang pendidikan hingga selesai.

4. Perawat diberikan kesempatan oleh pihak rumah sakit untuk mendapatkan pelatihan di bidang keperawatan maupun non keperawatan.

5. Perawat diberi kesempatan untuk cuti.1. Adanya persaingan rumah sakit yang lain dengan RSUD Dr.Pirngadi yang saling berdekatan

2. Banyaknya rumah sakit lain yang berdekatan dengan RSUD Dr.Pingadi menerima pasien yang menggunakan JamKesMas, Medan Sehat, BPJS,ASKES, Jam Persal yang sama seperti RSUD Dr.Pingadi

3. Anggapan masyarakat bahwa RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan merupakan rumah sakit pendidikan, yang menjadikan pasien sebagai lahan praktek.

2.4.2. Metode Strength (kekuatan)Weakness (Kelemahan)Opportunity (Kesempatan)Thereatened (Aneaman)

1. Ruangan ICCU memiliki struktur organisasi yang jelas.

2. Memiliki visi dan misi ruangan intensif.3. Ruang ICCU memiliki alur pendelegasian yang tegas dengan metode penugasan tim, dimana terdapat 2 tim

4. Ruangan memiliki SAK (Standard Asuhan Keperawatan) kasus yang sudah dibakukan.5. Penjadwalan dinas perawat disusun langsung oleh Kepala Ruangan

6. Kepemimpinan bersifat demokratis

7. Ruangan memiliki batasan jam kerja dalam setiap shift dan ada penanggungjawab dalam setiap shift8. Ruangan ICCU memberikan pelayanan pada pasien Askes, Jamkesmas, Medan Sehat,BPJS,dan pada pasien umum

9. Struktur organisasi di ruang ICCU sudah ditetapkan dan dipajangkan di ruangan ICCU RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan1. Ruangan memiliki alur pendegelegasian tugas yang jelas dengan metode penugasan tim. Namun berdasarkan hasil observasi masih ditemukan pembagian tugas secara fungsional. Misalnya perawat merangkap tugas administrasi2. Pengkajian head to toe dan Penkes pada pasien di ruang ICCU belum lengkap dan belum dilaksanakan secara optimal sehingga data kurang akurat untuk menegakkan diagnosa keperawatan

3. Pendidikan kesehatan (PenKes) kepada keluarga dan pasien belum dilakukan secara optimal.4. Belum optimalnya discharge planning yang dilakukan hanya secara lisan, penkes hanya dilakukan hanya saat pasien mau pulang, ituhanya secara singkat seperti, minum obat secara teratur, jangan memakan makanan yang mengandung lemak dan garam yang tinggi, dan waktu kontrol kembali.5. Adanya ketetapan jam bertamu pada keluarga pasien yaitu jam 12.00-13.00 WIB dan 17.00-18.00 WIB, namun berdasarkan hasil observasi di ruangan ICCU masih belum terlaksana secara optimal.6. Supervisi terhadap pendokumentasian asuhan keperawatan belum dilakukan dengan optimal1. Adanya kerjasama yang baik antara Institusi Kesehatan dengan pihak rumah sakit dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan dan mutu pendidikan mahasiswa dalam penyelenggaraan praktek belajar lapangan di rumah sakit tersebut.

2. Pihak rumah sakit masih terus memberikan kesempatan pelatihan khusus ruang ICCU1. Era globalisasi yang menuntut pelayanan keperawatan yang berkualitas

2. Adanya persaingan antar rumah sakit yang semakin ketat terutama mengenai pengadaan alat yang semakin canggih

2.4.3MaterialStrength (kekuatan)Weakness (Kelemahan)Opportunity (Kesempatan)Thereatened (Ancaman)

1. Ruang ICCU memiliki 6 tempat tidur yang memiliki nomor, dimana sisi tempat tidur tersebut terdapat lembar follow up yang berisi nama pasien, diagnosa, dan dokter penanggung jawab yang diletakkan disisi bed pasien2. Ruangan ICCU memiliki peralatan dasar keperawtan3. Ruangan sudah memiliki pengkhususan tempat sampah medis, non medis, sampah pampers, sampak organik dan benda tajam.4. Pendanaan penggantian alat yang rusak dilaporkan kepala ruangan ke bagian kepala instalansi untuk diteruskan kepada pihak manajemen agar diganti dengan alat yang baik5. Perawatan alat-alat yang dilakukan setelah penggunaan alat yaitu dengan kebersihan dan disterilkan serta alat di ICCU tetap dikalibrasi1. Keterbatasan sebagian jumlah alat medis untuk pasien misalnya ventilator, DC Shok, Syringe Pump dan alat medis lainnya banyak yang rusak.2. Keterbatasan jumlah alat tenun untuk pasien

1. Adanya dana/anggaran dari pemerintah untuk kesediaan alkes dan non alkes

1. Adanya persaingan mutu pelayanan antar rumah sakit

2.4.4Money

Strength (kekuatan)

Weakness (Kelemahan)Opportunity (Kesempatan)Thereatened (Ancaman)

1. Ruangan Intensive Coronary Care Unit (ICCU) memiliki sistem budgeting yang diatur langsung oleh pegawai rumah sakit sendiri baik untuk pelayanan maupun untuk pendanaan kesehatan bagi petugas kesehatan melalui SIRS

2. Pembayaran jasa pelayanan umum,BPJS, Medan Sehat dan Jamkesmas serta beberapa asuransi perusahaan yang terikat langsung dilakukan ke kasir RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan sesuai dengan rincian tindakan pada pasien di Ruangan ICCU.3. Sistem pendataan pasien sudah di lakukan dengan SIRS dan sistem pembayaran gaji pegawai negeri sudah dilakukan melalui Bank Sumut bagi perawat yang sudah menjadi Pegawai Negeri Sipil dan Bank Bukopin bagi tenaga perawat yang masih Pegawai Honor4. Adanya jasa insentif pegawai rumah sakit setiap bulan yang bersumber dari Pemerintah Kota Medan5. Adanya sumber jasa pelayanan dari BPJS, Umum, Medan sehat 1. Belum adanya sistem penghargaan berdasarkan kinerja.1. Adanya bantuan/jaminan bagi masyarakat melalui Jamkesmas, Medan Sehat dan jaminan ASKES serta asuransi kesehatan yang bekerja sama dengan RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan2. Adanya jasa uang insentif dari Pemerintah Kota Medan1. Adanyan pasien yang tidak melunasi pembayaran ruang rawat inap dengan alasan mengurus Jamkesmas,BPJS,ASKES, Medan Sehat,dll2. Pasien yang meninggal masih dalam kepengurusan Jamkesmas, Medan Sehat ,BPJS ataupun jaminan .

2.4.5Perumusan Masalah

Berdasarkan hasil analisa ruangan, maka penulis merumuskan masalah yang terdapat di ruangan adalah :1. MANa. Jumlah tenaga kerja perawat di Ruangan ICCU belum memenuhi standar, dimana jumlah tenaga perawat termasuk Kepala Ruangan, Ketua Tim dan Perawat Pelaksana adalah 12 orang. Sedangkan dari hasil perhitungan jumlah tenaga perawat menurut Depkes adalah 22 orang mengingat pasien yang dirawat adalah total care.

b. Jumlah perawat yang memiliki sertifikat intensive care sebanyak 2 orang.tetapi tahun 2004 yang belom di perbaharui. Hal ini tidak sesuai dengan Depkes yang berpendapat bahwa tenaga perawat diruang ICCU yang harus memiliki sertifikat intensive care setidaknya 50% dari jumlah keseluruhan tenaga perawat sehingga tenaga perawat yang memiliki sertifikat intensive care seharusnya berjumlah 6 orang.2. METODE a. Asuhan keperawatan di ruangan ICCU RSUD Dr. Pirngadi Medan belum optimal terutama dalam hal pendokumentasian. Hal ini dikarenakan beban kerja perawat yang cukup tinggi dan pekerjaan yang masing tumpah tindih dengan tugas-tugas diluar keperawatan, misalnya : Perawat merangkap tugas administrasi.

b. Metode tim yang dijalankan belum optimalc. Belum tertibnya keluarga dalam mematuhi jam berkunjung, walaupun sudah ditetapkannya jam bertamu.

d. Belum optimalnya discharge planning yang dilakukan hanya secara lisan, penkes hanya dilakukan hanya saat pasien mau pulang, itu hanya secara singkat seperti, minum obat secara teratur, jangan memakan makanan yang mengandung lemak dan garam yang tinggi, dan waktu kontrol kembali.3. MATERIALa. Keterbatasan sebagian jumlah alat medis untuk pasien misalnya ventilator, DC Shok, Syringe Pump dan alat medis lainnya banyak yang rusak.b. Permintaan kelengkapan alat medis belum terpenuhi dan penyediaan jumlah alat tenun yang masih belum optimal.

2.4.6.Rencana Penyelesaian Masalah

2.4.6.1. Intervensi Tidak Langsung

Mahasiswa melakukan diskusi dengan kepala ruangan mengenai masalah yang tidak dapat di intervensi lansung oleh mahasiswa:1. MAN a. Penambahan tenaga kerja perawat di ruangan ICCU

b. Peningkatan jenjang pendidikanc. Pemberian pelatihan intensive care kepada perawat ICCU2. MATERIAL

a. Menambah jumlah peralatan medis dan keperawatan dasar

b. Pemeliharaan alat medis dan keperawatan

2.5. Intervensi Langsung

Berdasarkan rumusan dan prioritas masalah yang didapat, maka mahasiswa merencanakan tindakan yang disesuaikan dengan kondisi ruangan antara lain:1 Penyusunan discharge planning (04 08 Nopember 2014)

2 Penyusunan materi pendidikan kesehatan melalui discharge planning (04 08 Nopember 2014)

3 Penyusunan jadwal melakukan discharge planning kepada pasien.

2.6. Implementasi Penyusunan discharge planning dilakukan dengan melakukan konsutasi dengan dosen pembimbim PBLK dan dosen pembimbing klinik dilahan praktik pada tanggal 4 8 Nopember 2014. Format discharge planning datap dilihat pada lampiran.

Penyusunan materi pendidikan kesehatan melalui discharge planning 04 08 Nopember 2014. Adapun materi pendidikan kesehatan yang akan diberikan kepada pasien dan keluarga pasien yaitu :

a. Penyakit jantung hipertensi mencakup : defenisi, etiologi, faktor resiko, tanda dan gejala, komplikasi, dan pencegahan.

b. Pola hidup yang berkualitas pada penderita jantung mencakup, pentingnya olah raga pada penderita jantung untuk mengurangi kebiasaan yang buruk.

c. Diet sehat penderita jantung, mencakup makanan yang perlu dihindari, makanan yang dianjurkan, serta contoh diet sehari hari penderita jantung.Pelaksanaan discharge planning pada pasien dilakukan kepada 6 orang pasien.PasienJadwal pelaksanaanIntervensi

110 Nopember 2014 Penkes tentang penyakit jantung

11 Nopember 2014 Penkes pola hidup berkualitas pada penderita jantung

Penkes diet jantung

11 Nopember 2014 Penkes pengobatan dan tanda penyakit Jntung

Penkes tentang HHD

213 Nopember 2014 Penkes tentang penyakit jantung

13 Nopember 2014 Penkes pola hidup berkualitas pada penderita jantung

Penkes diet jantung

14 Nopember 2014 Penkes pengobatan dan tanda penyakit Jntung

312 Nopember 2014 Penkes tentang penyakit jantung

12 Nopember 2014 Penkes pola hidup berkualitas pada penderita jantung

Penkes diet jantung

12 Nopember 2014 Penkes pengobatan dan tanda penyakit Jntung

415 Nopember 2014 Penkes tentang penyakit jantung

15 Nopember 2014 Penkes pola hidup berkualitas pada penderita jantung

Penkes diet jantung

15 Nopember 2014 Penkes pengobatan dan tanda penyakit Jntung

516 Nopember 2014 Penkes tentang penyakit jantung

16 Nopember 2014 Penkes pola hidup berkualitas pada penderita jantung

Penkes diet jantung

17 Nopember 2014 Penkes pengobatan dan tanda penyakit Jntung

Penkes tentang HHD

619 Nopember 2014 Penkes tentang penyakit jantung

19 Nopember 2014 Penkes pola hidup berkualitas pada penderita jantung

Penkes diet jantung

18 Nopember 2014 Penkes pengobatan dan tanda penyakit Jantung

Penkes tentang HHD

2.7. Manajeman Kasus Kelolaan

Pengkajian

Pengkajian fenomena kasus dilakukan pada tanggal 3-4 Nopember 2014 diperoleh data bahwa kasus 10 diagnosa terbesar di ruangan ICCU adalah pasien dengan di dengan diagnosa HHD (Hipertensive Heart disease). Berdasarkan hal tersebut, penulis menyusun manajemen kasus kelolaan dengan diagnosa HHD (Hipertensive heart disease).

Intervensi

Setelah menentukan fenomena kasus dari hasil penkajian maka penulis menetukan intervensi yang akan dilakukan kepada pasien dengan diagnosa HHD, yaitu : melakukan asuhan keperawatan secara bekelanjutan kepada pasien dan juga melakukan discharge planning sehingga akhirnya pasien pulang.

Implementasi

Setelah menetapkan intervensi, dilakukan implementasi asuhan keperawtan kepada kasus kelolaan sesuai masalah yang muncul dari pasien.

Evaluasi

Setelah implementasi dilakukan maka dilakukan evaluasi baik evaluasi harian setelah dilakukannya tindakan asuhan keperawatan kepada pasien maupun evaluasi kesiapan pasien untuk menghadapi pemulangan saat pasien akan dipulangkan (dinyatakan dapat pulang berobat jalan). Dari evaluasi yang dilakukan pada pasien saat akan pulang didapatkan bahwa pasien merasa senan dan nyaman dilakukan implementasi. Pasien dan keluarga juga menyatakan sangat bermanfaat dilakukan discharge planning kepada pasien karena dapat menolong pasien dan keluarga menjalani hidup yang berkulitas dirumah. Pasien dan keluarga merasa yakin mampu melakukan tindakan yang dianjurkan setelah berada dirumah.

Perawat Pelaksana

Ketua TIM

Ketua TIM

Kepala Ruangan

6

Megawati, AMK

Ketua Tim II

Sri Rahmadani, S.Kep, Ns

Filli Amprianti S.Kep

Evi Conny M.S. S.Kep

Sri Hartati, S.Kep,Ns

Kasmiati, S.Kep,Ns

Imelda Agustina, AMK

Fatimah Wati, S.Kep,Ns

Bernad Rinto, S.Kep,Ns

Endang Sri W, S.Kep,Ns

Ketua Tim I

Nastri Emira, S.Kep, Ns

Prakarya

Warnianum

Adinistrasi

Hamida

Kepala Ruangan

Nasib Sitepu, S.Kep, Ns