Upload
asiyah-mutmainnah
View
251
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Umur Ibu (rata-2; min – max; kategori umur < 20 th; 20 – 29; 30 – 39 dan >=40 th)
Umur Responden
Variabel Mean SD Min Maks
Umur responden 30.18 5.966 17 47
Dari hasil pengumpulan data 200 Baduta dikelurahan Tanah Baru mengenai karakteristik keluarga, didapatkan bahwa rata-rata umur responden adalah 30 tahun dengan usia termuda adalah 17 tahun dan usia tertua adalah 47 tahun, sedangkan untuk distribusi usia responden yaitu terdapat
Kategori Umur (Tahun) Frekuensi (n) Persen (%)<20 6 320-29 88 4430-39 94 47>40 12 6
Penyakit (Baduta dan keluarga)
8. K ESEHATAN
Anggota keluarga yang sakit 1 bulan terakhirFrekuensi (n) Persen (%)
Ya 102 51
Anak responden 40 40
Ayah responden 4 4
Ibu responden 10 10
Kakak responden 2 2
Kakek responden 2 2
Nenek responden 3 3
Responden 24 24
Suami responden 17 17
Tidak 97 48.5
Tidak Tahu 1 0.5
TOTAL 120 100
Penyakit yang diderita oleh anggota keluarga
Jenis Penyakit Frekuensi (n) Persen (%)
Maag 93 46.5
Jantung 10 5
Hipertensi 21 10.5
Ginjal 2 1
Kanker 2 1
Diabetes melitus 7 3.5
obesitas 11 5.5
Asam urat 28 14
Osteoporosis 2 1
TBC 0 0
Stroke 0 0
Penderita penyakit
Penderita Frekuensi (n) Persen (%)Tidak Ya Tidak Ya
Responden 118 82 59 41Suami responden 164 36 82 18Anak responden 193 7 83.5 3.5Orang tua responden 179 21 89.5 10.5Lainnya 198 2 98.5 1.5
Penyakit yang diderita baduta dalam 2 minggu terakhir
Jenis Penyakit Frekuensi (n) Persen (%)
Panas/Batuk/Pilek 122 61Asma 1 0.5Pneumonia 3 1.5TBC 0 0Diare 9 4.5Campak 3 1.5Cacar 1 0.5Lainnya : 5 2.5Step 1 0.5Konstipasi 1 0.5Tidak sakit 34 17Cacingan 1 0.5
Karakteristik Balita
Sex
Frequency PercentValid Percent
Cumulative Percent
Valid Female 101 50.0 50.0 50.0
Male 101 50.0 50.0 100.0
Total 202 100.0 100.0
Range umur baduta yang paling banyak adalah umur 12-23 bulan dengan jumlah 105 anak (95%), kemudian umur 0-5 bulan dengan 45 anak (22.3%) dan yang terakhir umur 6-11 bulan dengan 42 anak (20.8%). Total 202 baduta yang termasuk dalam sampel, terdapat hasil valid yang sama rata pada jumlah umur baduta. 101 baduta berjenis kelamin perempuan dan 101 baduta lain berjenis kelamin laki-laki.
umur_balita
Frequency PercentValid Percent
Cumulative Percent
Valid 0-5 bulan 45 22.3 23.4 23.4
6-11bulan 42 20.8 21.9 45.3
12-23 bulan 105 52.0 54.7 100.0
Total 192 95.0 100.0Missing System 10 5.0Total 202 100.0
Crosstab (Status Gizi Ibu dengan Pendek)
Status Gizi Ibu dengan TB/U Anak
IMTibu * pendek Crosstabulation
pendek
Totalpendek tidak pendek
IMTibu underweight Count 27 63 90
normal Count 19 31 50
overweight Count 6 21 27
obese Count 10 24 34
Total Count 62 139 201
Baik ibu dengan kategori kurus sekali, kurus, normal, gemuk, ataupun gemuk sekali, paling banyak memiliki anak dengan kategori gizi baik.
IMT Ibu dengan BB/TB Anak
IMTibu * kurus Crosstabulation
kurus
Totalkurus tidak kurus
IMTibu underweight Count 19 71 90
% within IMTibu
21.1% 78.9% 100.0%
% within kurus 67.9% 41.0% 44.8%
% of Total 9.5% 35.3% 44.8%
normal Count 4 46 50
% within IMTibu
8.0% 92.0% 100.0%
% within kurus 14.3% 26.6% 24.9%
% of Total 2.0% 22.9% 24.9%
overweight Count 3 24 27
% within IMTibu
11.1% 88.9% 100.0%
% within kurus 10.7% 13.9% 13.4%
% of Total 1.5% 11.9% 13.4%
obese Count 2 32 34
% within IMTibu
5.9% 94.1% 100.0%
% within kurus 7.1% 18.5% 16.9%
% of Total 1.0% 15.9% 16.9%
Total Count 28 173 201
% within IMTibu
13.9% 86.1% 100.0%
% within kurus 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 13.9% 86.1% 100.0%
Baik ibu dengan kategori kurus sekali, kurus, normal, gemuk, ataupun gemuk sekali, paling banyak memiliki anak dengan kategori gizi baik.
Pengetahuan Gizi
Umur Diberikan ASI sajaASI_saja
Frequency PercentValid Percent
Cumulative Percent
Valid 6 bulan 168 83.2 83.2 83.2
<6 bulan 11 5.4 5.4 88.6
>6 bulan 23 11.4 11.4 100.0
Total 202 100.0 100.0
Berdasarkan data yang diperoleh, mengenai pengetahuan tentang asi 83.2% (168 responden) ibu baduta menjawab bahwa sebaiknya bayi diberikan ASI saja sampai umur 6 bulan, 5.4% (11 responden) menjawab kurang dari bulan, dan 11.4% (23 responden) menjawab lebih dari 6 bulan.
Umur diberi Makanan
Makanan Lumat
makanan_lumat
Frequency PercentValid Percent
Cumulative Percent
Valid 6 bulan 110 54.5 54.5 54.5
<6 bulan 16 7.9 7.9 62.4
>6 bulan 76 37.6 37.6 100.0
Total 202 100.0 100.0
Makanan Lembek
makanan_lembek
Frequency PercentValid Percent
Cumulative Percent
Valid 9 bulan 53 26.2 26.2 26.2
<9 bulan 107 53.0 53.0 79.2
>9 bulan 42 20.8 20.8 100.0
Total 202 100.0 100.0
makanan_keluarga
Frequency PercentValid Percent
Cumulative Percent
Valid 12 bulan 129 63.9 63.9 63.9
<12 bulan 31 15.3 15.3 79.2
>12 bulan 42 20.8 20.8 100.0
Total 202 100.0 100.0
Mengenai pengetahun ibu baduta tentang umur pemberian makanan pada baduta didapatkan hasil bahwa untuk makanan lumat (bubur susu, makanan saring, buah-buahan yang dilumatkan) 110 responden atau 54.5% ibu menjawab makanan lumat tersebut baik diberikan ketika baduta sudah berumur 6 bulan, 16 responden atau 7.9% menjawab makanan lumat boleh diberikan pada umur <6 bulan, dan 76 responden atau 37.6% menjawab makanan lumat boleh diberikan pada umur >6 bulan.
Untuk pemberian jenis makanan lembek seperti nasi tim dan bubur nasi, 53 reponden (26.2%) menjawab sebaiknya diberikan ketika baduta berumur 9 bulan. 107 responden atau 53% menjawab pada <9 bulan, dan 42 responden 20.8% ibu menjawab >9 bulan.
Sedangkan untuk pemberian makan makanan yang dikonsumsi sama dengan keluarga, 63.9% dari responden menjawab sebaiknya baduta diberikan makanan keluarga ketika baduta berusia 12 bulan atau satu tahun. Dapat ditarik kesimpulan bawah pengetahun yang dimiliki 202 ibu baduta di Keluraha Pasi Putih cukup baik.
Vitamin A
Pemberian Vitamin A
kapsul_vitamin_A
Frequency PercentValid Percent
Cumulative Percent
Valid ya 199 98.5 98.5 98.5
tidak 2 1.0 1.0 99.5
tidak tahu 1 .5 .5 100.0
Total 202 100.0 100.0
Berdasarkan pengambilan data 202 Baduta di Kelurahan Tanah Baru mengenai pentingnya pemberian kapsul vitamin A dan manfaatnya, didapatkan hasil bahwa 199 responden (98.5%) mengakui pentingnya pemberian Vitamin A, 2 responden (1.0%) mengatakan tidak penting, dan 1 responden (0.5%) mengatakan tidak tahu terkait pemberian vitamin A.
Berat Badan menurut Umur
CategoryFrequent
(n)
Percent
(%)
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Severe underweight 6 3.0 3.0 3.0
Underweight 9 4.5 4.5 7.5
Normal 178 89.0 89.0 96.5
May have growth
problem7 3.5 3.5 100.0
Total 200 100.0 100.0
Berdasarkan hasil analisis berat badan menurut umur pada tabel diatas, terdapat 4 kategori status gizi
yaitu baduta yang mengalami masalah pertumbuhan (may have growth problem), berat badan normal, berat
badan kurang (underweight), dan berat badan sangat kurang (severely underweight). Kategori ini menggunakan
cut off pointdari WHO, 2010. Dari hasil pengukuran antropometri 200 baduta di Kelurahan Tanah Baru,
sebagian besar baduta memiliki berat badan normal yaitu 89% dari total baduta. Sedangkan baduta yang
mengalami masalah pertumbuhan sekitar 10,9 % dari total baduta. Baduta yang memiliki berat badan kurang
sekitar 9% dan yang memiliki berat badan sangat kurang sekitar 3% dari total baduta.
Jumlah Anggota Keluarga
Jumlah Anggota
KeluargaFrequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
2 2 1.0 1.0 1.0
3 71 35.5 35.5 36.5
4 67 33.5 33.5 70.0
5 37 18.5 18.5 88.5
6 18 9.0 9.0 97.5
7 4 2.0 2.0 99.5
8 1 .5 .5 100.0
Total 200 100.0 100.0
Berdasarkan hasil analisis jumlah anggota keluarga dari 200 keluarga yang memiliki baduta di
Kelurahan Tanah Baru, sebanyak 71% memiliki jumlah anggota keluarga 3 orang, 67% memiliki jumlah
anggota keluarga 4 orang, 37% memiliki jumlah anggota keluarga 5 orang, 18% memiliki jumlah anggota
keluarga 6 orang, 4% memiliki jumlah anggota keluarga 7 orang, 2% memiliki jumlah keluarga 2 orang dan 1%
memiliki jumlah anggota keluarga 8 orang. Kesimpulan yang didapat dari hasil analisis tersebut adalah sebagian
besar dari 200 keluarga yang memiliki baduta di Kelurahan Tanah baru memiliki jumlah anggota keluarga 3
orang (71%) dan yang terendah adalah keluarga yang memiliki jumlah anggota 8 orang (1%).
Pekerjaan Kepala Keluarga
Pekerjaan Kepala
KeluargaFrequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Bartender 1 .5 .5 1.0
Buruh 11 5.5 5.5 6.5
Guru 4 2.0 2.0 8.5
Karyawan 11 5.5 5.5 14.0
Karyawan bank 2 1.0 1.0 15.0
Karyawan hotel 1 .5 .5 15.5
Karyawan
perumahan1 .5 .5 16.0
Karyawan
sekolah1 .5 .5 16.5
Karyawan swasta 84 41.0 41.0 57.5
Karyawan ui 2 1.0 1.0 58.5
Kuli 1 .5 .5 59.0
Kurir 1 .5 .5 59.5
Marinir 1 .5 .5 60.0
Pegawai negeri
sipil5 2.5 2.5 62.5
Satpam 9 3.0 3.0 65.5
Sales promotion 1 .5 .5 67.5
Supir 7 3.5 3.5 71.0
Teknisi 3 1.5 1.5 73.5
TNI 2 1.0 1.0 74.5
Tukang 1 .5 .5 75.0
Wedding
organizer1 .5 .5 75.5
Wiraswasta 49 22.5 22.5 98.0
Total 200 100.0 100.0
Berdasarkan hasil analisis pekerjaan kepala keluarga dari 200 keluarga yang memiliki baduta di Kelurahan
Tanah Baru, pekerjaan kepala keluarga adalah karyawan swasta (41%), wiraswasta sebanyak 22,5%, karyawan
dan buruh sebanyak 11%, satpam sebanyak 3%, pegawai negeri sipil sebanyak 2.5% dan sisanya sebagai
teknisi, WO, TNI, tukang, supir, sales, dan lain-lain. Persentase tertinggi adalah pekerjaan kepala keluarga
sebagai karyawan swasta (84%) dan terendah adalah tukang, WO, sales, karyawan sekolah, bank, hotel, dan
bertender (0.5%)
Penyakit Vs Pendek
PENDEKTIDAK
PENDEKTOTAL
Panas/Batuk/Pilek 22 99 121
18.2% 81.8% 100.0%
Asma 1 0 1
100.0% .0% 100.0%
Napas sesak/cepat (Pneumonia) 2 1 3
66.7% 33.3% 100.0%
Penyakit Paru & diobati 6 bln (TBC) 0 0 0
.0% .0% .0%
Diare/buang-buang air 2 6 8
25.0% 75.0% 100.0%
Campak 0 3 3
.0% 100.0% 100.0%
Cacar 1 0 1
100.0% .0% 100.0%
Penyakit lainnya 0 5 5
.0% 100.0% 100.0%
Tidak sakit 6 51 58
10.3% 87% 100.0%
Cacingan 0 1 1
.0% 100.0% 100.0%
total 34 166 200
17% 83% 100%
Berdasarkan hasil anasilis penyakit dengan pendek yang sesuai dengan cut off point dari WHO 2010 maka 34%
baduta dikategorikan pendek, dan 83% baduta dikategorikan tidak pendek. Baduta yang termasuk kedalam
kategori pendek, sebagian besar mengalami panas, batuk dan pilek. Selain itu, baduta dengan kategori pendek
mengalami penyakit asma, pneumonia, dan cacar selama 2 minggu terakhir. Baduta dalam kategori pendek
yang tidak sakit sebanyak 6 baduta. Sedangkan, sebanyak 83% baduta dalam kategori tidak pendek, sebagian
besar mengalami panas, batuk dan pilek dalam 2 minggu terakhir. Baduta yang tidak sakit dalam kategori tidak
pendek sebanyak 51 baduta.
Penyakit Vs kurus
KURUS TIDAK KURUS TOTAL
Panas/Batuk/Pilek 8 113 121
6.6% 93.4% 100.0%
Asma 0 1 1
.0% 100.0% 100.0%
Napas sesak/cepat (Pneumonia) 0 3 3
.0% 100.0% 100.0%
Penyakit Paru & diobati 6 bln (TBC) 0 0 0
.0% .0% .0%
Diare/buang-buang air 0 8 8
.0% 100.0% 100.0%
0 3 3
Campak .0% 100.0% 100.0%
0 1 1
Cacar .0% 100.0% 100.0%
0 5 5
Penyakit lainnya .0% 100.0% 100.0%
5 52 57
Tidak sakit 8.7% 91.2% 100.0%
0 1 1
Cacingan .0% 100.0% 100.0%
13 187 200
Total 6.5% 93% 100%
Berdasarkan hasil anasilis penyakit dengan kurus, yang sesuai dengan cut off point dari WHO 2010 maka 6.5%
baduta dikategorikan kurus, dan 93% baduta dikategorikan tidak kurus. Baduta yang termasuk kedalam kategori
kurus, sebagian besar (8 baduta) mengalami panas, batuk dan pilek. Kemudian, baduta dalam kategori kurus
yang tidak sakit sebanyak 5 baduta. Sedangkan, sebanyak 113 baduta dalam kategori tidak kurus, sebagian
besar juga mengalami panas, batuk dan pilek dalam 2 minggu terakhir namun yang tidak sakit sebanyak 52
baduta.
Status Gizi Baduta berdasarkan BB/TB Frekuensi (n) Persen (%)
Severe Wasted 13 6,4Wasted 14 6,9Normal 116 57,4Risk Overweight 41 20,3Overweight 9 4,5Obesitas 8 4Total 201 99,5Missing 1 0,5Total 202 100
Dari hasil analisis pengukuran antropometri Berat Badan dan Tinggi Badan pada 200 Baduta di Kelurahan Tanah Baru tahun 2014, terdapat 13 Baduta tergolong sangat kurus, 14 Baduta tergolong kurus, 116 Baduta tergolong normal, 41 Baduta berisiko kegemukan, 9 Baduta Gemuk, 8 Baduta tergolong Obesitas, dan sisanya 1 data Baduta missing. Dari hasil analisa di atas menunjukkan Berat Badan menurut Tinggi Badan normal cukup tinggi pada Baduta di Kelurahan Tanah Baru.
Berat Badan Lahir
Kategori Frekuensi (n) Persen (%)
BBLR 19 9,4Normal 181 89,6Total 200 99Tidak ada data 2 1
Total 202 100
Dari total 200 baduta yang diteliti, 181 baduta (89,4%) lahir dengan berat badan normal, namun 19 baduta
(9,4%) memiliki berat badan lahir yang rendah (BBLR).
Panjang Badan Lahir
Kategori Frekuensi (n) Persen (%)
Panjang badan lahirPendek (<45 cm) 10 5Normal (45-55 cm) 173 85,6Panjang (>55 cm) 1 0,5
Ibu tidak tahu/lupa 16 8,9Total 202 100
Dari total 200 baduta yang diteliti hanya 184 baduta panjang lahirnya diketahui, sedangkan 16 baduta tidak
diketahui panjang badan lahirnya karena ibu tidak tahu/lupa. Dari 184 panjang lahir baduta yang diketahui,
jumlah terbanyak adalah baduta yang mrmiliki panjang lahir normal, yaitu 173 baduta (85,6%), 10 baduta (5%)
memiliki panjang badan lahir dalam kategori pendek, dan 1 baduta (0,5%) memiliki panjang badan lahir dalam
kategori panjang.
Status Gizi (BAZ) vs Pola Asuh (Kurus vs Pola Asuh)
Pola Asuh
TotalMasih diberi ASI
Sudah tidak diberi ASI
Severe Wasted 9 4 13Wasted 7 7 14Normal 61 55 116Risk Overweight 17 24 41Overweight 8 1 9Obesitas 6 2 8Total 108 93 201
Dari data tersebut, tidak terlihat perbedaan yang cukup besar antara pemberian ASI terhadap status gizi
(BB/TB). Namun, jumlah anak yang masih diberi ASI dan memiliki status gizi normal (61 baduta) lebih besar
dibanding jumlah anak yang sudah tidak diberi ASI (55 baduta.
Naomi Wiramah
1206211202
7. IMT|U (normal, wasted, severe wasted, risk of overweight, overweight, obese)
Tabel 7.1
Status Gizi Baduta Berdasarkan Kategori IMT|U
di Kelurahan Tanah Baru Tahun 2014
Status Gizi Baduta
Berdasarkan Kategori IMT|UFrekuensi (n) Persentase (%)
Severe wasted (z-score <-3,01) 12 6,0
Wasted (z-score -3,00−-2,01) 14 7,0
Normal (z-score -2,00−1,00) 116 58,0
Risk of overweight (z-score 1,01−2,00) 41 20,5
Overweight (z-score 2,01−3,00) 9 4,5
Obese (z-score >3,01) 8 4,0
Total 200 100,0
Dari 200 databaduta di Kelurahan Tanah Baru Tahun 2014, yang dikategorikan status gizinya berdasarkan
IMT|U dan cut off point (COP) z-score WHO 2005 (<-3,01=severe wasted; -3,00−-2,01 = wasted; -
2,00−1,00 = normal; 1,01−2,00 = risk of overweight; 2,01−3,00 = overweight; dan >3,01 = obese), dapat
dilihat bahwa jumlah baduta yang status gizinya severe wasted (z-score <-3,01) ada 12 orang (6,0%);
wasted (z-score -3,00−-2,01) ada 14 orang (7,0%); normal (z-score -2,00−1,00) ada 116 orang (58,0%);
risk of overweight(z-score 1,01−2,00) ada 41 orang (20,5%); overweight(z-score 2,01−3,00) ada 9 orang
(4,5%); dan obese (z-score >3,01) ada 8 orang (4,0%). Dari distribusi tersebut, dapat disimpulkan bahwa
status gizi baduta berdasarkan kategori IMT|U paling banyak adalah normal, kemudian risk of overweight,
wasted, severe wasted, overweight, dan paling sedikit adalah obese.
8. Konsumsi baduta (energi, karbohidrat, protein, dan lemak)
Tabel 8.1
Konsumsi Makronutrien pada Baduta
di Kelurahan Tanah Baru Tahun 2014
Makronutrien Tingkat Kecukupan Frekuensi (n) Persen (%)
EnergiKurang 12 6,0Cukup 43 21,5Lebih 57 28,5Total 112 56,0Missing System 88 44,0
TOTAL 200 100,0
ProteinKurang 25 12,5Cukup 7 3,5Lebih 80 40,0Total 112 56,0
Missing System 88 44,0TOTAL 200 100,0
LemakKurang 27 13,5Cukup 28 14,0Lebih 57 28,5Total 112 56,0Missing System 88 44,0
TOTAL 200 100,0
KarbohidratKurang 38 19,00Cukup 29 14,5Lebih 45 22,5Total 112 56,0Missing System 88 44,0
TOTAL 200 100,0
Kecukupan gizi baduta dihitung berdasarkan hasil analisis asupan zat gizi makro (energi, protein, lemak, dan
karbohidrat) yang dikumpulkan dari tiap individu terpilih dengan menggunakan metode recall 24 jam.
Pengkategorian kecukupan zat gizi ini mengacu pada Angka Kecukupan Gizi untuk Orang Indonesia Tahun
2012, dimana konsumsi energi dikatakan cukup jika asupannya lebih dari 70% AKG, sedangkan untuk protein,
lemak, dan karbohidrat lebih dari 80% AKG.
Dari 200 data baduta di Kelurahan Tanah Baru tahun 2014, hanya 112 data recall 24 jam yang dianalisis,
sisanya 88 data missing. Berdasarkan 112 data recall 24 jam tersebut, dapat dilihat dan disimpulkan bahwa rata-
rata konsumsi energi, protein, lemak, dan karbohidrat pada baduta, cenderung di atas kecukupan gizi menurut
AKG untuk Orang Indonesia Tahun 2012.
7. Posyandu vs pendek
Tabel 7.1
Hubungan Status Gizi Baduta Berdasarkan Kategori TB|U dengan Kunjungan Posyandu
di Kelurahan Tanah Baru Tahun 2014
Status Gizi Baduta
Berdasarkan Kategori TB|U
Kunjungan PosyanduTotal
Pernah Tidak Pernah Tidak Tahu
n % n % n % n %
Severe stunted (z-score <-3,01) 23 82,1 4 14,3 1 3,6 28 100,0
Stunted (z-score -3,00−-2,01) 15 93,8 1 6,2 0 0,0 16 100,0
Normal (z-score -2,00−3,00) 104 80,0 25 19,2 1 0,8 130 100,0
Very tall (z-score >3,01) 7 777,8 2 22,2 0 0,0 9 100,0
Total 162 81,0 36 18,0 2 1,0 200 100,0
Dari 200 data baduta di Kelurahan Tanah Baru tahun 2014, dapat dilihat bahwa 28 baduta memiliki status gizi
severe stunted (z-score <-3,01), 16 baduta memiliki status gizi stunted (z-score -3,00−-2,01), 130 baduta
memiliki status gizi normal (z-score -2,00−3,00), dan 9 baduta memiliki status gizi very tall (z-score >3,01).
Dari 28 data baduta yang status gizinya severe stunted, terdapat 23 baduta (82,1%) yang pernah ke posyandu, 4
baduta (14,3%) yang tidak pernah ke posyandu, dan 1 baduta (3,6%) yang tidak tahu posyandu. Dari 16 data
baduta yang status gizinya stunted, terdapat 15 baduta (93,8%) yang pernah ke posyandu dan 1 baduta (6,2%)
yang tidak pernah ke posyandu. Dari 130 data baduta yang status gizinya normal, terdapat 104 baduta (80,0%)
yang pernah ke posyandu, 25 baduta (19,2%) yang tidak pernah ke posyandu, dan 1baduta (0,8%) yang tidak
tahu posyandu. Dari 9 data baduta yang status gizinya very tall, terdapat 7 baduta (77,8%) yang pernah ke
posyandu dan 2 baduta (22,2%) yang tidak pernah ke posyandu. Dari hubungan tersebut, dapat disimpulkan
bahwa baduta yang status gizinya normal berdasarkan kategori TB|U, sebagian besar pernah ke posyandu.
Tabel 7.2
Hubungan Status Gizi Baduta Berdasarkan Kategori TB|U dengan Jumlah Kunjungan Posyandu
dalam 3 Bulan Terakhirdi Kelurahan Tanah Baru Tahun 2014
Status Gizi Baduta
Berdasarkan Kategori TB|
U
Jumlah Kunjungan Posyandu
dalam 3 Bulan Terakhir Total
0 Kali 1 Kali 2 Kali 3 Kali
n % n % n % n % n %
Severe stunted (z-score <-
3,01)
5 15,2 3 9,1 3 9,1 22 66,7 33 100,0
Stunted (z-score -3,00−-2,01) 8 28,6 4 14,3 1 3,6 15 53,6 28 100,0
Normal (z-score -2,00−3,00) 31 23,8 18 13,8 12 9,2 69 53,1 130 100,0
Very tall (z-score >3,01) 2 22,2 1 11,1 2 22,2 4 44,4 9 100,0
Total 46 23,0 26 13,0 18 9,0 110 55,0 200 100,0
Dari 200 data baduta di Kelurahan Tanah Baru tahun 2014, dapat dilihat bahwa 33 baduta memiliki status gizi
severe stunted (z-score <-3,01), 28 baduta memiliki status gizi stunted (z-score -3,00−-2,01), 130 baduta
memiliki status gizi normal (z-score -2,00−3,00), dan 9 baduta memiliki status gizi very tall (z-score >3,01).
Dari 33 data baduta yang status gizinya severe stunted, terdapat 5 baduta (15,2%) yang tidak ke posyandu
dalam 3 bulan terakhir, 3 baduta (9,1%) yang 1 kali ke posyandu dalam 3 bulan terakhir, 3 baduta (9,1%) yang
2 kali ke posyandu dalam 3 bulan terakhir, dan 22 baduta (66,7%) yang 3 kali ke posyandu dalam 3 bulan
terakhir. Dari 28 data baduta yang status gizinya stunted, terdapat 8 baduta (28,6%) yang tidak ke posyandu
dalam 3 bulan terakhir, 4 baduta (14,3%) yang 1 kali ke posyandu dalam 3 bulan terakhir, 1 baduta (3,6%) yang
2 kali ke posyandu dalam 3 bulan terakhir, dan 15 baduta (53,6%) yang 3 kali ke posyandu dalam 3 bulan
terakhir. Dari 130 data baduta yang status gizinya normal, terdapat 31 baduta (23,8%) yang tidak ke posyandu
dalam 3 bulan terakhir, 18 baduta (13,8%) yang 1 kali ke posyandu dalam 3 bulan terakhir, 12 baduta (9,2%)
yang 2 kali ke posyandu dalam 3 bulan terakhir, dan 69 baduta (53,1%) yang 3 kali ke posyandu dalam 3 bulan
terakhir. Dari 9 data baduta yang status gizinya very tall, terdapat 2 baduta (22,2%) yang 1 kali ke posyandu
dalam 3 bulan terakhir, 1 baduta (11,1%) yang 2 kali ke posyandu dalam 3 bulan terakhir, 2 baduta (22,2%)
yang 2 kali ke posyandu dalam 3 bulan terakhir, dan 4 baduta (44,4%) yang 3 kali ke posyandu dalam 3 bulan
terakhir. Dari hubungan tersebut, dapat disimpulkan bahwa baduta yang status gizinya normal berdasarkan
kategori TB|U, sebagian besar 3 kali ke posyandu dalam 3 bulan terakhir.
Posyandu vs kurus
Tabel 7.3
Hubungan Status Gizi Baduta Berdasarkan Kategori BB|PB/BB|TB dengan Kunjungan Posyandu
di Kelurahan Tanah Baru Tahun 2014
Status Gizi Baduta
Berdasarkan Kategori
BB|PB/BB|TB
Kunjungan PosyanduTotal
Pernah Tidak Pernah Tidak Tahu
N % n % n % N %
Severe wasted (z-score <-3,01) 11 84,6 2 15,4 0 0,0 13 100,0
Wasted (z-score -3,00−-2,01) 12 85,7 14,3 0 0,0 14 100,0
Normal (z-score -2,00−1,00) 101 82,2 17,1 1 0,8 123 100,0
Risk of overweight (z-score
1,01−2,00)
27 81,8 5 15,2 1 3,0 33 100,0
Overweight (z-score 2,01−3,00) 6 7 66,7 3 33,3 0 0,0 9 100,0
Obese (z-score >3,01) 5 62,5 3 37,5 0 0,0 8 100,0
Total 162 81,0 36 18,0 2 1,0 200 100,0
Dari 200 data baduta di Kelurahan Tanah Baru tahun 2014, dapat dilihat bahwa 13 baduta memiliki status gizi
severe wasted (z-score <-3,01), 14 baduta memiliki status gizi wasted (z-score -3,00−-2,01), 123 baduta
memiliki status gizi normal (z-score -2,00−1,00), 33 baduta memiliki status gizi risk of overweight (z-score
>3,01), 9 baduta memiliki status gizi overweight (z-score 2,01−3,00), dan 8baduta memiliki status gizi obese (z-
score >3,01). Dari 13 data baduta yang status gizinya severe wasted, 11 baduta (84,6%) pernah ke posyandu,
dam 1 baduta (0,8%) tidak tahu posyandu. Dari 14 data baduta yang status gizinya wasted, 12 baduta (85,7%)
pernah ke posyandu dan 2 baduta (14,3%) tidak pernah keposyandu. Dari 123data baduta yang status gizinya
normal, 101 baduta (82,1%) pernah ke posyandu, 21 baduta (17,1%) tidak pernah ke posyandu, dan 1 baduta
(0,8%) tidak tahu posyandu. Dari 33 data baduta yang status gizinya risk of overweight, 27 baduta (81,8%)
pernah ke posyandu, 5 baduta (15,2%) tidak pernah ke posyandu. Dari 9 data baduta yang status gizinya
overweight, 6 baduta (66,7%) pernah ke posyandu dan 3 baduta (33,3%) tidak pernah ke posyandu. Dari 8 data
baduta yang status gizinya obese, 5 baduta (62,5,0%) pernah ke posyandu dan 3 baduta (37,5%) tidak pernah ke
posyandu. Dari hubungan tersebut, dapat disimpulkan bahwa baduta yang status gizinya normal berdasarkan
kategori BB|PB/BB|TB, sebagian besar pernah ke posyandu.
Tabel 7.4
Hubungan Status Gizi Baduta Berdasarkan Kategori BB|PB/BB|TB dengan Jumlah Kunjungan Posyandu
dalam 3 Bulan Terakhirdi Kelurahan Tanah Baru Tahun 2014
Status Gizi Baduta
Berdasarkan KategoriBB|
PB/BB|TB
Jumlah Kunjungan Posyandu
dalam 3 Bulan Terakhir Total
0 Kali 1 Kali 2 Kali 3 Kali
n % n % N % n % n %
Severe wasted (z-score <-
3,01)
2 15,4 2 15,4 2 15,4 7 53,8 13 100,0
Wasted (z-score -3,00−-2,01) 2 14,3 2 14,3 2 14,3 8 57,1 14 100,0
Normal (z-score -2,00−1,00) 26 21,1 18 14,6 12 9,8 67 54,5 123 100,0
Risk of overweight (z-score
1,01−2,00)
9 27,3 6,1 2 6,1 20 60,6 33 100,0
Overweight (z-score
2,01−3,00)
4 44,4 1 11,1 0 0,0 4 44,4 9 100,0
Obese (z-score >3,01) 3 37,5 1 12,5 0 0,0 4 50,0 8 100,0
Total 46 23,0 26 13,0 18 9,0 110 55,0 200 100,0
Dari 200 data baduta di Kelurahan Tanah Baru tahun 2014, dapat dilihat bahwa 3 baduta memiliki status gizi
severe wasted (z-score <-3,01), 14 baduta memiliki status gizi wasted (z-score -3,00−-2,01), 123 baduta
memiliki status gizi normal (z-score -2,00−1,00), 33 baduta memiliki status gizi risk of overweight (z-score
>3,01), 9 baduta memiliki status gizi overweight (z-score 2,01−3,00), dan 4baduta memiliki status gizi obese (z-
score >3,01). Dari 3 data baduta yang status gizinya severe wasted, 2 baduta (15,4%) tidak ke posyandu dalam 3
bulan terakhir, 2 baduta (15,4%) ke posyandu 1 kali dalam 3 bulan terakhir, 2 baduta (15,4%) ke posyandu 2
kali dalam 3 bulan terakhir, 7 baduta (53,8%) ke posyandu 3 kali dalam 3 bulan terakhir. Dari 14 data baduta
yang status gizinya wasted, 2 baduta (14,3%) tidak ke posyandu dalam 3 bulan terakhir, 2 baduta (14,3%) ke
posyandu 1 kali dalam 3 bulan terakhir, 2 baduta (14,3%) ke posyandu 2 kali dalam 3 bulan terakhir, dan 8
baduta (57,1%) ke posyandu 3 kali dalam 3 bulan terakhir. Dari 123 data baduta yang status gizinya normal, 26
baduta (21,1%) tidak ke posyandu dalam 3 bulan terakhir, 18 baduta (14,6) ke posyandu 2 kali dalam 3 bulan
terakhir,12 baduta (9,8%) ke posyandu 2 kali dalam 3 bulan terakhir, dan 67 baduta (54,5%) ke posyandu 3 kali
dalam 3 bulan terakhir. Dari 33 data baduta yang status gizinya risk of overweight, 9 baduta (27,3%) tidak ke
posyandu dalam 3 bulan terakhir, 2 baduta (6,1%) ke posyandu 1 kali dalam 3 bulan terakhir, 2 baduta (6,1%)
ke posyandu 2 kali dalam 3 bulan terakhir, dan 20 baduta (60,6%) ke posyandu 3 kali dalam 3 bulan terakhir.
Dari 9 data baduta yang status gizinya overweight, 4 baduta (44,4%) tidak ke posyandu dalam 3 bulan terakhir,
1 baduta (11,1%) ke posyandu 1 kali dalam 3 bulan terakhir, dan 4 baduta (44,4%) ke posyandu 3 kali dalam 3
bulan terakhir. Dari 8 data baduta yang status gizinya obese, 3 baduta (37,5%) tidak ke posyandu dalam 3 bulan
terakhir, 1 baduta (12,5%) ke posyandu 1 kali dalam 3 bulan terakhir, dan 4 baduta (50,0%) ke posyandu 3 kali
dalam 3 bulan terakhir. Dari hubungan tersebut, dapat disimpulkan bahwa baduta yang status gizinya normal
berdasarkan kategori BB|PB/BB|TB, sebagian besar 3 kali ke posyandu dalam 3 bulan terakhir.
No.8 bagian pertama
Tabel. Hubungan antara klasifikasi “Low”, “Normal”, dan “High” berdasarkan WHZ, WAZ, dan HAZ
No. Area WHZ WAZ HAZ Status Gizi1 High Normal Low Currently overfed, short
2 High High Low Obese3 High Normal Normal4 High High Normal Overfed, not necessarily
obese5 Normal High Normal6 High High High7 Normal High High Tall, normally nourished8 Normal Normal Low 9 Normal Normal Normal Normal10 Normal Normal High11 Normal Low Low Short, normally nourished12 Normal Low Normal13 Low Normal Normal14 Low Normal High Currently underfed15 Low Low Low16 Low Low Normal Currently underfed17 Low Low High Currently underfedSumber: Gibson 2005
Status gizi baduta Kelurahan Tanah Baru berdasarkan kombinasi indeks WHZ (bb/tb), WAZ (bb/u), dan HAZ (tb/u)
No. Area Frekuensi (n) Persentase (%)1 13 6.52 1 0.53 2 14 1 0.57 4 28 27 13.59 102 5110 5 2.511 16 812 2 113 5 2.514 14 715 3 1.516 5 2.5Total 200 100
Menurut hasil pengumpulan data mengenai status gizi baduta di Kelurahan Tanah Baru berdasarkan kombinasi indeks BB/TB, BB/U, dan TB/U (Gibson, 2005), sebagian besar baduta memiliki status gizi normal (51%), dan hanya 0,5% yang mengalami obese maupun not necessarily obese.
No.8 bagian ke-2
POSYANDU
Membawa anak ke posyandu
Kategori Frekuensi (n) Persentase (%)Ya 162 81Tidak 36 18Tidak tahu 2 1Total 200 100
Frekuensi membawa anak ke posyandu dalam 3 bulan terakhirKategori Frekuensi (n) Persentase (%)Tidak pernah 45 22.51 kali 27 13.52 kali 18 93 kali 110 55jumlah 200 100
Alasan membawa anak ≤ 3 kali ke posyandu
Kategori Frekuensi (n) Persentase (%)Tidak ada posyandu/tutup 5 2.5Posyandu jauh 4 2Ibu sibuk 16 8Imunisasi sudah lengkap 2 1Bayi sakit 2 1Bayi masih terlalu kecil 16 8Tidak perlu 3 1.5Belum waktunya posyandu 6 3Lain-lain: 36 18baru pindah 2 1tidak tahu 4 2ke bidan/puskesmas/dokter 11 5.5anak tidur 2 1anak rewel 4 2ibu malas 6 3lupa 4 2ada acara 1 0.5malu 1 0.5meninmbang sendiri 1 0.5Total 90 45
Manfaat menimbang anak ke posyandu menurut ibuKategori Frekuensi (n) Persentase (%)Mengetahui BB anak 172 86Agar anak sehat 104 52Memantau pertumbuhan dan perkembangan anak
153 76.5
Lain-lain 26 13Cek kesehatan 3 1.5Dekat 1 0.5Imunisasi 10 5
Mendapatkan informasi 2 1Kumpul teman 1 0.5Penyuluhan gizi 2 1Senang 1 0.5Mendapat vitamin A 6 3Tidak tahu tentang posyandu 5 2.5
Berdasarkan hasil pengumpulan data mengenai pengetahuan Ibu tentang Posyandu di Kelurahan Tanah Baru, hanya 2,5 % Ibu yang tidak tahu tentang Posyandu. Sedangkan, lebih dari 50 % Ibu mengetahui manfaat membawa anaknya ke Posyandu, seperti untuk mengetahu BB anak (86%), agar anak sehat (52%), dan untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan anak (76,5%), serta manfaat lainnya (13%). Sebagian besar Ibu di Kelurahan Tanah Baru pernah membawa anaknya ke Posyandu, yaitu sebesar 81%. Namun, yang rutin membawa anaknya ke Posyandu setiap bulan dalam 3 bulan terakhir ini hanya 55%. Alasan utama Ibu tidak rutin membawa anaknya ke Posyandu adalah karena Ibu sibuk (8%) dan anak masih terlalu kecil (8%). Sedangkan, alasan lain Ibu yang utama tidak rutin membawa anaknya ke Posyandu karena sudah membawa anaknya ke bidan, Puskesmas, atau dokter (5,5%).
No.8 bagian ke-3
Asupan energi baduta Kelurahan Tanah Baru terhadap kategori TB/UPendek Normal Tinggi Total
Asupan energi
Mencukupi 1432.5%
2967.5%
00%
4338.4%
Tidak mencukupi
433.3%
866.7%
00%
1210.7%
Lebih 2136.8%
3256.2%
47%
5750.9
Total 3934.8%
6961.6%
43.6%
112100%
Asupan energi baduta Kelurahan Tanah Baru terhadap kategori BB/TBKurus Normal Gemuk Total
Asupan energi
Mencukupi 716.3%
3172.1%
511.6%
4338.4%
Tidak mencukupi
325%
975%
00
1210.7%
Lebih 610.5%
4680.7%
58.8%
5750.9%
Total 1614.3%
8676.8%
108.9%
112100%
Asupan protein baduta Kelurahan Tanah Baru terhadap kategori TB/UPendek Normal Tinggi Total
Asupan Mencukupi 3 4 0 7
protein 42.8% 57.2% 0% 6.25%Tidak mencukupi
832%
1768%
00%
2522.32%
Lebih 2835%
4860%
45%
8071.43%
Total 3934.8%
6976.8%
41.8%
112100%
Asupan protein baduta Kelurahan Tanah Baru terhadap kategori BB/TBKurus Normal Gemuk Total
Asupan protein
Mencukupi 342.8%
457.2%
00
76.25%
Tidak mencukupi
416%
1768%
416%
2522.32%
Lebih 911.25%
6581.25%
67.5%
8071.43%
Total 1614.3%
8676.7%
109%
112100%
Asupan lemak baduta Kelurahan Tanah Baru terhadap kategori TB/UPendek Normal Tinggi Total
Asupan lemak
Mencukupi 1450%
1450%
00%
2825%
Tidak mencukupi
933.3%
1866.7%
00%
2724.1%
Lebih 1628%
3765%
47%
5750.9%
Total 3934.8%
6961.6%
43.6
112100%
Asupan lemak baduta Kelurahan Tanah Baru terhadap kategori BB/TBKurus Normal Gemuk Total
Asupan lemak
Mencukupi 310.7%
2071.4%
517.9%
2825%
Tidak mencukupi
518.5%
2074%
27.5%
2724.1%
Lebih 814%
4680.7%%
35.3%
5750.9%
Total 1614.3%
8676.7%
109%
112100%
Asupan karbohidrat baduta Kelurahan Tanah Baru terhadap TB/UPendek Normal Tinggi Total
Asupan karbohidrat
Mencukupi 1344.8%
1655.2%
00%
2925.9%
Tidak mencukupi
1026.3%
2873.7%
00%
3833.9
Lebih 1635.5%
2555.5%
49%
4540.2%
Total 3934.8%
6961.6%
43.6%
112100%
Asupan karbohidrat baduta Kelurahan Tanah Baru terhadap BB/TBKurus Normal Gemuk Total
Asupan karbohidrat
Mencukupi 620.7%
1862%
517.3%
2925.9%
Tidak mencukupi
410.5%
3386.9%
12.6%
3833.9%
Lebih 613.3%
3577.8%
48.9%
4540.2%
Total 1614.3%
8676.8%
108.9%
112100%
Berdasarkan hasil pengumpulan data, sebagian baduta di Kelurahan Tanah Baru (50.9%) memiliki asupan energi lebih. Diantara baduta dengan asupan energi mencukupi, 67.5% memiliki tinggi badan normal dan 32.5 % pendek. Diantara baduta dengan asupan energi tidak mencukupi, 66.7% memiliki tinggi badan normal dan 33.3% pendek. Sedangkan, baduta dengan asupan energi lebih, 56.2% memiliki tinggi badan normal dan 36.8% pendek.Diantara baduta dengan asupan energi mencukupi, 72.1% memiliki tubuh normal dan 16.3% memiliki tubuh kurus. Diantara baduta dengan asupan energi tidak mencukupi, 75% memiliki tubuh normal dan 25% memiliki tubuh kurus. Sedangkan,diantara baduta dengan asupan energi lebih, 80.7% memiliki tubuh normal dan 10.5% memiliki tubuh kurus.
Sebagian besar baduta (71.43%) di Kelurahan Tanah Baru asupan proteinnya lebih. diantara baduta dengan asupan protein mencukupi, 57.2% memiliki tubuh normal dan 42.8% pendek. Diantara baduta dengan asupan energi tidak mencukupi, 68% memiliki tinggi badan normal dan 32% pendek. Diantara baduta dengan asupan protein lebih, 60% memiliki tinggi badan normal dan 35% pendek.Diantara baduta dengan asupan protein mencukupi, 57.2% memiliki tubuh normal dan 42.8% kurus. Diantara baduta dengan asupan protein tidak mencukupi, 68% memiliki tubuh normal dan 16% kurus. Sedangkan diantara baduta dengan protein lebih, 81.25% memiliki tubuh normal dan 7.5% gemuk.
Berdasarkan hasil pengumpulan data, sebagian baduta di Kelurahan Tanah Baru (50.9%) memiliki asupan lemak lebih. Baduta dengan asupan lemak mencukupi, 50% memiliki tinggi badan normal dan 50 % pendek. Diantara baduta dengan asupan lemak tidak mencukupi, 66.7% memiliki tinggi badan normal dan 33.3% pendek. Sedangkan, baduta dengan asupan lemak lebih, 65% memiliki tinggi badan normal dan 28% pendek.Diantara baduta dengan asupan lemak mencukupi, 71.4% memiliki tubuh normal dan 10.7% memiliki tubuh kurus. Diantara baduta dengan asupan lemak tidak mencukupi, 74% memiliki tubuh normal dan 18.5% memiliki tubuh kurus. Sedangkan, diantara baduta dengan asupan lemak lebih, 80.7% memiliki tubuh normal dan 14% memiliki tubuh kurus.
Berdasarkan hasil pengumpulan data, sebagian baduta di Kelurahan Tanah Baru (40.2%) memiliki asupan karbohidrat lebih. Diantara baduta dengan asupan karbohidrat mencukupi, 55.2% memiliki tinggi badan normal dan 44.8 % pendek. Diantara baduta dengan asupan karbohidrat tidak mencukupi, 73.7% memiliki tinggi badan normal dan 26.3% pendek. Sedangkan, baduta dengan asupan karbohidrat lebih, 55.5% memiliki tinggi badan normal dan 35.5% pendek.Diantara baduta dengan asupan karbohidrat mencukupi, 62% memiliki tubuh normal dan 20.7% memiliki tubuh kurus. Diantara baduta dengan asupan karbohidrat tidak mencukupi, 86.9% memiliki tubuh normal dan 10.5%
memiliki tubuh kurus. Sedangkan, diantara baduta dengan asupan karbohidrat lebih, 77.8% memiliki tubuh normal dan 13.3% memiliki tubuh kurus.
LILA/U
Status GiziBalitaberdasarkan LILA/U
Frekuensi Persen (%)
KEK (KurangEnergiKronis) 15 7.5Tidak KEK 151 75.5Total 166 83
8%
76%
17%
LILA BadutaKEK Normal Dibawah 3 bulan
Dari hasilpengukuranantropometriLingkarLenganAtaspada 200Baduta di Kelurahan Tanah barutahun 2014,terdapat 15Baduta yang tergolong KEK, 151Baduta yang tergolongtidak KEK, danterdapatsebanyak34baduta yang tidakdapatdinilai status gizinyaberdasarkanlingkarlenganatasmenurutumurnyakarenamasihberusia di bawah 3 bulan.Hal inimenunjukkanstatus gizibaduta normal berdasarkan LILA/U cukuptinggi di Kelurahantanahbaru.
Persepsi Ibu mengenai status gizi anaknyaPersepsiIbuterhadapBeratBadanAnak
PersepsiBeratBadanAnak Frekuensi (n) Persen (%)Gemuksekali 2 1Gemuk 22 11.1Sedikitgemuk 7 3.5Kurus 13 6.5Sangatkurus 1 5Normal 155 77.5Total 200 99.5
1%
11% 4%
7%1%
78%
Persepsi ibu terhadap berat badan anakGemuk sekali Gemuk Sedikit GemukKurus Sangat Kurus Normal
PersepsiIbuterhadapTinggiBadanAnak
PersepsiTinggiBadanAnak Frekuensi (n) Persen (%)Tinggi 49 24.5Pendek 9 4.5SangatPendek 1 5Normal (cukup) 141 70.5Total 200 100
25%
5%
1%
71%
Persepsi Ibu terhadap Tinggi Badan AnakTinggi Pendek Sangat Pendek Normal
Dari hasilpengumpulan data pada200Baduta di KelurahanTanah Barumengenaipresepsiibubadutaterhadap status gizibaduta, dapatdilihat 77.5% ibumemberikanpersepsibahwaanakmerekamemilikiberatbadan yang normal, 22% baduta yang gemukdanhanya 13% baduta yang kurus.
Untuktinggiataupanjangbadan, kebanyakandariibubadutamemberikapersepsibawahbadutamemilikitinggiataupanjangbadan yang normal, yaitusebanyak 70.5% sedangkansisanyasebesar 24.5% menyatakanbahwaanakmerekatinggidanhanya 4.5% yang menyatakananakmerekapendek.
Konsumsi Keluarga
Variabel Frekunsi (n) Persen (%)Serealia Ya 200 100
Tidak 0 0Umbi-Umbian Ya 69 34.5
Tidak 131 65.5Sayuranhijautuadanmerah
Ya 166 83Tidak 34 17
Sayurantidakberwarna Ya 86 43Tidak 114 57
Buah-buahan Ya 127 63.5Tidak 73 36.5
Daging, ayam, bebek Ya 136 68Tidak 64 32
Telur Ya 123 61.5Tidak 77 38.5
Ikandanmakananlaut Ya 89 44.5Tidak 111 55.5
Kacang-kacangan Ya 132 68Tidak 68 34
Susudanhasilolahannya Ya 127 63.5Tidak 73 36.5
Minyak/lemak Ya 193 96.5Tidak 7 3.5
Gula/madu Ya 174 87Tidak 26 13
Permen, kopi, teh Ya 149 74.5Tidak 51 25.5
serea
lia
Umbi-Umbian
Sayuran
Hijau tu
a dan
mera
h
Sayuran
tidak berw
arna
Buah-buah
an
Daging, a
yam, b
ebek
Telur
Ikan dan
maka
nan la
ut
kacan
g-kaca
ngan
Susu dan
hasi olah
annya
Minyak
Gula/mad
u
permen
, kopi, t
he0
50
100
150
200
250
YaTidakSeries3
Dari hasilpengambilan data 200Baduta di KelurahanTanah Barumengenaikonsumsibahanmakananrumahtanggadanpengolahannya, berikutadalahhasildarijenismakanan yang dikonsumsikeluargadalamjangkawaktu 24 jam terakhir. Untukjenisbahanmakananseleriadi konsumsiolehseluruhresponden (100%), umbi-umbian 34.5%, sayurahhijautuadanmerah 83%, sayurantidakberwarna 43%, buah-buahan 63.5%, dagingayamsertabebek 68%, telur 61.5%, ikandanmakananlaut 44.5%, kacang-kacangansepertitahudantempe 68%, susudanhasilolahannya 63.5%, minyak/lemak 96.5%, gula/madu 87% sertapermen, kopi, dantehsebanyak 74.5%.
BahanMakanan Minimum Maximum Mean SDBeras (NasiBubur, dll) 2 90 30.71 7.029Mie Instant 0 30 6.54 6.110Umbi-Umbian 0 60 7.13 8.447SayuranHijau 2 30 20.76 10.242Sayurantidakberwarna 0 30 11.61 10.463Buahberwarnamerah/orange 0 60 16.01 11.861
Buahtidakberwarna 0 30 10.65 11.305Telur 0 90 20.61 12.303Dagingsapi 0 30 3.14 4.775Dagingayam 0 90 11.69 11.132Ikan 0 30 11.79 9.763Dagingolahan (sosis, dendeng, dll) 0 60 7.60 10.742Ayamolahan (nugget, karage, sosis, dll)
0 60 7.59 10.830
Susu 0 90 24.54 15.651Minyak 3 90 28.64 10.100Kecap 0 90 13.50 13.463Margarin (blueband, provita, dll) 0 90 9.12 13.020Gulapasir 0 90 29.05 11.754Gulamerah 0 90 5.27 10.576The 0 90 24.06 13.624Kopi 0 90 18.33 15.522
Dari hasilpengambilan data tentangbahanmakan yang dimasakselama 1 bulanterakhir, didapatkanbahansumberkarbohidrat yang paling seringdimasakolehrespondenadalahberas (hampirsetiapharidalam 1 bulan), sedangkankonsumsiUmbi-umbianlebihrendadaripadaberasyaitu rata-rata hanya 7 kalidalam 1 bulanadapunkonsumsimie instant lebihrendahdarikonsumsiumbi-umbianatau pun berasyaitu rata-rata hanya 6 kali dalamsebulan. Sumber proteinhewani yang paling seringdimasakadalahtelurdilanjutkandenganikandanayamSedangkan yang paling jarangadalahdagingsapi (rata-rata hanya 3 kali dalam 1 bulan). Sayurhijaulebihseringdimasakdibandingsayur yang tidakberwarna.Begitu pula denganbuah-buahan, konsumsibuahberwarnalebihtinggidibandingbuah yang tidakberwarna.
8. Analisis Status GiziBadutadanPolaAsuh
Analisis TB/U TerhadapPolaAsuhPadaPemberian ASI
Pemberian ASIStatus GiziBaduta
TotalSangatpendek pendek Normal Tinggi
Tidakdiberi ASI 15 (16.5%) 15 (16.5%)55 (60.4%)
6 (6.6%)91
MasihDiberi ASI 18 (16.6%) 13 (11.9%)72 (66.1%)
6 (5.5 %)109
Total 33 28 127 12 200
Padaanakyang masihdiberi ASI, persentaseanak yang sangatpendekdanpendekmemilikinilai yang
samayaitusebesar 16.5% danprosentasetertinggiadapadaanak normal dengannilai 60.4 %
sertaprosentaseternedahpadaanaktinggiyaitusebesar 6.6%.
Sedangkanpadaanak yang sudahtidakdiberi ASI, persentaseanak yang sangatpendekadalah 16.6%
kemudiandiikutiolehprosentaseanak yangpendekmemilikisebesar 11.9% prosentasetertinggiadapadaanak normal
dengannilai 666.1 % sertaprosentaseternedahpadaanaktinggiyaitusebesar 5.5%.
Dilihatdaritabel di atas,padaanak yang berstatusgizipendekpraktikpemberian ASI
sedikitlebihrendahdibandingkan yang tidakdiberi ASI.
B. POLA ASUH
B1. Pemberian Makanan dan Minuman Selain ASI dalam Tiga Hari Pertama Kelahiran
Category Frequency (n) Percent (%) Valid
Percent (%)
Cumulative
Percent (%)
Ya 50 24.8 24.8 24.8
Tidak 152 75,2 75.2 100.0
TOTAL 200 100.0 100.0
Dari 200 baduta, 75.2 % atau sejumlah 50 baduta diberikan makanan dan minuman selain ASI dalam
tiga hari pertama kelahirannya, sementara 24.8 % atau sejumlah 152 baduta tidak diberikan makanan dan
minuman selain ASI dalam tiga hari pertama kelahirannya.
B2. Pemberhentian Pemberian ASI pada Baduta
Category Frequency (n) Percent (%) Valid Percent
(%)
Cumulative
Percent (%)
Sudah berhenti 93 46.0 46.0 46.0
Masih diberi ASI 109 54.0 54.0 100.0
TOTAL 202 100.0 100.0
Dari tabel di atas, sebanyak 54.0 % atau sejumlah 109 baduta masih diberi ASi; 46.0 % atau sejumlah 93
baduta sudah berhenti diberikan ASI.
B3. Usia Baduta Mulai Menerima Makanan dan Minuman Selain ASI
Age (Month) Frequency (n) Percent (%) Valid Percent
(%)
1 14 7.0 7.0
2 2 1.0 1.0
3 4 2.0 2.0
4 10 5.0 5.0
5 6 3.0 3.0
6 104 51.5 51.5
7 52 25.7 25.7
8 3 1.5 1.5
9 2 1.0 1.0
12 2 1.0 1.0
15 1 0.5 0.5
17 1 0.5 0.5
24 1 0.5 0.5
TOTAL 202 100.0 100.0
Dari tabel di atas, persentase terbesar usia baduta mulai menerima makanan dan minuman selain ASI
terjadi pada usia 6 bulan yakni sebesar 51.5 % atau sejumlah 104 baduta. Persentase terbesar kedua usia
pemberian makanan dan minuman selain ASI terjadi pada usia 7 bulan yakni sebeasr 25.7 % atau sejumlah 52
baduta. Persentase terkecil terjadi pada usia 15, 17, dan 24 bulan di mana masing-masing sebesar 0.5 % atau
sejumlah satu orang baduta.
B4. Makanan dan Minuman yang Diberikan kepada Baduta dalam 24 Jam Terakhir
Serealia dan Hasil Olahannya
Category Frequency (n) Percent (%) Valid Percent
(%)
Cumulative
Percent (%)
Tidak 51 25.2 25.2 25.2
Ya 151 74.8 74.8 100.0
TOTAL 202 100.0 100.0
Dalam 24 jam terakhir, sebanyak 74.8 % atau sejumlah 151 baduta mengonsumsi seralian dan hasil
olahannya; 25.2 % atau sejumlah 51 baduta tidak mengonsumsi serealia dan hasil olahannya.
Umbi-Umbian Berwarna
Category Frequency (n) Percent (%) Valid Percent
(%)
Cumulative
Percent (%)
Tidak 105 52.0 52.2 52.2
Ya 97 48.0 47.8 100.0
TOTAL 202 100.0 100.0
Dalam 24 jam terakhir, sebanyak 48 % atau sejumlah 97 baduta mengonsumsi umbi-umbian berwarna;
52 % atau sejumlah 105 baduta tidak mengonsumsi umbi-umbian berwarna.
Umbi-Umbian Tidak Berwarna
Category Frequency (n) Percent (%) Valid Percent
(%)
Cumulative
Percent (%)
Tidak 144 71.3 71.6 71.6
Ya 58 28.7 28.4 100.0
TOTAL 202 100.0 100.0
Dalam 24 jam terakhir, sebanyak 28.7 % atau sejumlah 58 baduta mengonsumsi umbi-umbian tidak
berwarna; 71.3 % atau sejumlah 144 baduta tidak mengonsumsi umbi-umbian tidak berwarna.
Sayuran Berwarna Hijau Tua
Category Frequency (n) Percent (%) Valid Percent
(%)
Cumulative
Percent (%)
Tidak 108 53.5 53.7 53.7
Ya 94 46.5 46.3 100.0
TOTAL 202 100.0 100.0
Dalam 24 jam terakhir, sebanyak 46.5 % atau sejumlah 94 baduta mengonsumsi sayuran berwarna hijau
tua; 53.5 % atau sejumlah 108 baduta tidak mengonsumsi sayuran berwarna hijau tua.
Sayuran Lainnya
Category Frequency (n) Percent (%) Valid Percent
(%)
Cumulative
Percent (%)
Tidak 148 73.3 73.6 73.6
Ya 54 26.7 26.4 100.0
TOTAL 202 100.0 100.0
Dalam 24 jam terakhir, sebanyak 26.7 % atau sejumlah 54 baduta mengonsumsi sayuran lainnya; 73.3 %
atau sejumlah 148 baduta tidak mengonsumsi sayuran lainnya.
Buah-Buahan Berwarna
Category Frequency (n) Percent (%) Valid Percent
(%)
Cumulative
Percent (%)
Tidak 111 55.0 55.2 55.2
Ya 91 45.0 45.8 100.0
TOTAL 202 100.0 100.0
Dalam 24 jam terakhir, sebanyak 45.0 % atau sejumlah 91 baduta mengonsumsi buah-buahan berwarna;
55.0 % atau sejumlah 111 baduta tidak mengonsumsi buah-buahan berwarna.
Buah-Buahan Lain
Category Frequency (n) Percent (%) Valid Percent
(%)
Cumulative
Percent (%)
Tidak 156 77.2 77.6 77.6
Ya 46 22.8 22.4 100.0
TOTAL 202 100.0 100.0
Dalam 24 jam terakhir, sebanyak 22.8 % atau sejumlah 46 baduta mengonsumsi buah-buahan lainnya;
77.2 % atau sejumlah 156 baduta tidak mengonsumsi buah-buahan lainnya.
Daging, Ayam, Burung, dan Jeroan
Category Frequency (n) Percent (%) Valid Percent
(%)
Cumulative
Percent (%)
Tidak 99 49.0 49.3 49.3
Ya 103 51.0 50.7 100.0
TOTAL 202 100.0 100.0
Dalam 24 jam terakhir, sebanyak 51.0 % atau sejumlah 103 baduta mengonsumsi daging, ayam, burung,
jeroan; 49.0 % atau sejumlah 99 baduta tidak mengonsumsi daging, ayam, burung, jeroan.
Telur
Category Frequency (n) Percent (%) Valid Percent
(%)
Cumulative
Percent (%)
Tidak 127 62.9 63.2 63.2
Ya 75 37.1 36.8 100.0
TOTAL 202 100.0 100.0
Dalam 24 jam terakhir, sebanyak 37.1 % atau sejumlah 75 baduta mengonsumsi telur; 62.9 % atau
sejumlah 127 baduta tidak mengonsumsi telur.
Ikan dan Hasil Olahannya
Category Frequency (n) Percent (%) Valid Percent
(%)
Cumulative
Percent (%)
Tidak 144 71.3 71.6 71.6
Ya 58 28.7 28.4 100.0
TOTAL 202 100.0 100.0
Dalam 24 jam terakhir, sebanyak 28.7 % atau sejumlah 58 baduta mengonsumsi ikan dan hasil
olahannya; 71.3 % atau sejumlah 144 baduta tidak mengonsumsi ikan dan hasil olahannya.
Makanan Terbuat dari Kacang-Kacangan
Category Frequency (n) Percent (%) Valid Percent
(%)
Cumulative
Percent (%)
Tidak 120 59.4 59.7 59.7
Ya 82 40.6 40.3 100.0
TOTAL 202 100.0 100.0
Dalam 24 jam terakhir, sebanyak 40.6 % atau sejumlah 82 baduta mengonsumsi makanan yang terbuat
dari kacang-kacangan; 59.4 % atau sejumlah 120 baduta tidak mengonsumsi makanan yang terbuat dari kacang-
kacangan.
Susu dan Hasil Olahannya
Category Frequency (n) Percent (%) Valid Percent
(%)
Cumulative
Percent (%)
Tidak 97 48.0 48.3 48.3
Ya 105 52.0 51.7 100.0
TOTAL 202 100.0 100.0
Dalam 24 jam terakhir, sebanyak 52.0 % atau sejumlah 105 baduta mengonsumsi susu dan hasil
olahannya; 48.0 % atau sejumlah 97 baduta tidak mengonsumsi susu dan hasil olahannya.
Minyak/Lemak dan Makanan yang Terbuat dari Minyak/Lemak
Category Frequency (n) Percent (%) Valid Percent
(%)
Cumulative
Percent (%)
Tidak 112 55.4 55.7 55.7
Ya 90 44.6 44.3 100.0
TOTAL 202 100.0 100.0
Dalam 24 jam terakhir, sebanyak 44.6 % atau sejumlah 90 baduta mengonsumsi minyak/lemak dan
makanan yang terbuat dari minyak/lemak; 55.4 % atau sejumlah 112 baduta tidak mengonsumsi minyak/lemak
dan makanan yang terbuat dari minyak/lemak.
Gula/Madu
Category Frequency (n) Percent (%) Valid Percent
(%)
Cumulative
Percent (%)
Tidak 110 54.5 54.7 54.7
Ya 92 45.5 45.3 100.0
TOTAL 202 100.0 100.0
Dalam 24 jam terakhir, sebanyak 45.5 % atau sejumlah 92 baduta mengonsumsi gula/madu; 54.5 % atau
sejumlah 110 baduta tidak mengonsumsi gula/madu.
Makanan Lain (Permen, Kopi, Teh)
Category Frequency (n) Percent (%) Valid Percent
(%)
Cumulative
Percent (%)
Tidak 170 84.2 84.6 84.6
Ya 32 15.8 15.4 100.0
TOTAL 202 100.0 100.0
Dalam 24 jam terakhir, sebanyak 15.8 % atau sejumlah 32 baduta mengonsumsi makanan lain (permen,
kopi, teh); 84.2 % atau sejumlah 170 baduta tidak mengonsumsi makanan lain (permen, kopi, teh)
ASI
Category Frequency (n) Percent (%) Valid Percent
(%)
Cumulative
Percent (%)
Tidak 56 27.7 27.9 27.9
Ya 146 72.3 72.1 100.0
TOTAL 202 100.0 100.0
Dalam 24 jam terakhir, sebanyak 72.3 % atau sejumlah 146 baduta mengonsumsi ASI; 27.7 % atau
sejumlah 56 baduta tidak mengonsumsi ASI.
Air Putih
Category Frequency (n) Percent (%) Valid Percent
(%)
Cumulative
Percent (%)
Tidak 46 22.8 22.9 22.9
Ya 156 77.2 77.1 100.0
TOTAL 202 100.0 100.0
Dalam 24 jam terakhir, sebanyak 77.2 % atau sejumlah 156 baduta mengonsumsi air putih; 22.8 % atau
sejumlah 46 baduta tidak mengonsumsi air putih.
Tidak Diberi Makan Apapun
Category Frequency (n) Percent (%) Valid Percent
(%)
Cumulative
Percent (%)
Tidak 189 93.6 94.0 94.0
Ya 13 6.4 6.0 100.0
TOTAL 202 100.0 100.0
Dalam 24 jam terakhir, sebanyak 6.4 % atau sejumlah 13 baduta tidak diberi makan apapun; 93.6 % atau
sejumlah 189 baduta diberi makan.
B5. Frekuensi Makan Utama Baduta dalam 24 Jam Terakhir
Eating
Frequency
Frequency (n) Percent (%) Valid
Percent (%)
Cumulative
Percent (%)
0 31 15.3 15.3 15.3
1 8 4.0 4.0 19.3
2 40 19.8 19.8 39.1
3 104 51.5 51.5 90.6
4 10 5.0 5.0 95.5
5 3 1.5 1.5 97.0
7 1 0.5 0.5 97.5
8 2 1.0 1.0 98.5
10 3 1.5 1.5 100.0
TOTAL 202 100.0 100.0
Dalam 24 jam terakhir, sebanyak 51.5 % atau 104 baduta mendapatkan 3 kali makan utama; dan 19.8 %
atau 40 baduta mendapatkan 2 kali makan utama. Hanya 0.5 % atau satu orang baduta mendapatkan 7 kali
makan utama.
B6. Upaya Mengatasi Sulit Makan dan Minum pada Baduta
Category Frequency (n) Percent (%) Valid Percent
(%)
Cumulative
Percent (%)
0 1 5.0 5.0 5.0
1 24 11.9 11.9 12.4
2 17 8.4 8.4 20.8
3 32 15.8 15.8 36.6
4 11 5.4 5.4 42.1
5 9 4.5 4.5 46.5
6 14 6.9 6.9 53.5
7 35 17.3 17.3 70.8
8 47 23.3 23.3 94.1
88. 12 5.9 5.9 100.0
TOTAL 202 100.0 100.0
Keterangan
1 Memberi makanan jajanan
2 Memberi makanan utama lain
3 Membujuk sampai mau makan
4 Tetap dipaksa untuk makan
5 Tidak melakukan apa-apa/menghentikan makan
6 Menuruti kemauan anak
7 Sampai saaat ini anak tidak mengalami kesulitan makan
8 Lainnya
88 Tidak tahu
Dari 202 responden, 23.3 % atau sejumlah 47 responden mengaku tidak cara mengatasi baduta yang
tidak mau makan; 17.3 % atau sejumlah 35 responden tidak memiliki baduta dengan kesulitan makan; dan
hanya 4.5 % atau sejumlah 9 responden yang tidak melakukan upaya apapun terhadap baduta yang sulit makan.
B7. Pemberian Kapsul Vitamin A
Category Frequency (n) Percent (%) Valid Percent
(%)
Cumulative
Percent (%)
Ya 127 62.9 62.9 62.9
Tidak 72 35.6 35.6 98.5
Tidak tahu 3 1.5 1.5 100.0
TOTAL 202 100.0 100.0
Dari 202 responden, sebanyak 62.9 % atau sejumlah 127 responden memberikan vitamin A pada baduta;
35.6 % atau sejumlah 72 responden tidak/belum memberikan vitamin A; dan hanya 1.5 % atau sejumlah 3
responden yang tidak tahu.
B8. Pantangan Makan Baduta
Category Frequency (n) Percent (%) Valid Percent
(%)
Cumulative
Percent (%)
Ya 13 6.4 6.4 6.4
Tidak 189 93.6 93.6 100.0
TOTAL 202 100.0 100.0
Dari 202 baduta, 93.6 % atau sejumlah 189 baduta tidak memiliki pantangan terhadap makanan tertentu;
hanya 6.4 % atau sejumlah 13 baduta memiliki pantangan terhadap makanan tertentu. Jenis makanan yang
dipantang tersebut meliputi gorengan, ikan, udang, hati ayam, telur, susu dan produk olahannya, serta coklat.