18
5 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teori 2.1.1.Hakekat Matematika 2.1.1.1.Pengertian Matematika merupakan suatu bahan kajian yang memiliki obyek abstrak dan dibangun melalui proses penalaran deduktif, yaitu kebenaran suatu konsep diperoleh sebagai akibat logis dari kebenaran sebelumnya sudah diterima, sehingga keterkaitan antar konsep dalam matematika bersifat sangat kuat dan jelas. Dalam pembelajaran Matematika agar mudah dimengerti oleh siswa, proses penalaran induksi dapat dilakukan pada awal pemebelajaran dan kemudian dilanjutkan dengan proses penalaran deduktif untuk menguatkan pemahaman yang sudah dimiliki oleh siswa. 2.1.1.2.Fungsi dan tujuan Matematika berfungsi untuk mengembangkan kemampuan bernalar melalui kegiatan penerapan konsep-konsep, sebagai alat pemecahan masalah melalui pola pikir dan model matematika serta sebagai alat komunikasi melalui simbol, tabel, grafik, diagram, dalam menjelaskan gagasan. Tujuan Pembelajaran matematika adalah melatih cara berfikir secara sistematis, logis, kritis, kreatif dan konsisten. 2.1.1.3.Ruang Lingkup Standar Kompetensi Matematika merupakan seperangkat kompetensi matematika yang dilakukan dan harus dicapai oleh siswa pada akhir periode pembelajaran. Standar ini dikelompokkan dalam kemahiran matematika, bilangan, .pengukuran dan Geometri, Aljabar, Statistika dan Peluang, Trigonometri, dan Kalkulus. 2.1.1.4.Standart Kompetensi Lintas Kurikulum Standar Kompetensi Lintas Kurikulum merupakan kecakapan hidup dan belajar sepanjang hayat yang dibakukan dan harus dicapai oleh peserta didik melalui pengalaman belajar. 2.1.1.5.Standar Kompetensi Bahan Kajian Matematika.

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.1. - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1706/3/T1_262010741_BAB II… · 6 1) Memiliki kemampuan mengomunikasikan gagasan dengan

  • Upload
    dohanh

  • View
    214

  • Download
    2

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.1. - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1706/3/T1_262010741_BAB II… · 6 1) Memiliki kemampuan mengomunikasikan gagasan dengan

5

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1.Kajian Teori

2.1.1.Hakekat Matematika

2.1.1.1.Pengertian

Matematika merupakan suatu bahan kajian yang memiliki obyek abstrak dan

dibangun melalui proses penalaran deduktif, yaitu kebenaran suatu konsep diperoleh

sebagai akibat logis dari kebenaran sebelumnya sudah diterima, sehingga keterkaitan

antar konsep dalam matematika bersifat sangat kuat dan jelas.

Dalam pembelajaran Matematika agar mudah dimengerti oleh siswa, proses

penalaran induksi dapat dilakukan pada awal pemebelajaran dan kemudian dilanjutkan

dengan proses penalaran deduktif untuk menguatkan pemahaman yang sudah dimiliki

oleh siswa.

2.1.1.2.Fungsi dan tujuan

Matematika berfungsi untuk mengembangkan kemampuan bernalar melalui

kegiatan penerapan konsep-konsep, sebagai alat pemecahan masalah melalui pola pikir

dan model matematika serta sebagai alat komunikasi melalui simbol, tabel, grafik,

diagram, dalam menjelaskan gagasan.

Tujuan Pembelajaran matematika adalah melatih cara berfikir secara sistematis,

logis, kritis, kreatif dan konsisten.

2.1.1.3.Ruang Lingkup

Standar Kompetensi Matematika merupakan seperangkat kompetensi

matematika yang dilakukan dan harus dicapai oleh siswa pada akhir periode

pembelajaran. Standar ini dikelompokkan dalam kemahiran matematika, bilangan,

.pengukuran dan Geometri, Aljabar, Statistika dan Peluang, Trigonometri, dan Kalkulus.

2.1.1.4.Standart Kompetensi Lintas Kurikulum

Standar Kompetensi Lintas Kurikulum merupakan kecakapan hidup dan belajar

sepanjang hayat yang dibakukan dan harus dicapai oleh peserta didik melalui pengalaman

belajar.

2.1.1.5.Standar Kompetensi Bahan Kajian Matematika.

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.1. - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1706/3/T1_262010741_BAB II… · 6 1) Memiliki kemampuan mengomunikasikan gagasan dengan

6

1) Memiliki kemampuan mengomunikasikan gagasan dengan symbol, table, grafik,

atau diagram untuk memperjelas keadaan atau masalah

2) Menggunakan penalaran pada pola, sifat atau melakukan manipulasi matematika dalam

membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan

matematika.

3) Menunjukkan kemampuan strategis dalam membuat (merumuskan), menafsirkan, dan

menyelesaikan mata pelajaranl matematika dalam pemecahan masalah.

4) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan

Kecakapan tersebut dicapai, dengan memilih materi matematika melalui aspek berikut:

1) Bilangan kubik

(a) Membagi bilangan kubik dengan bilangan prima ( membuat pohon faktor).

(b) Menggunakan penerapan konsep mencoba mencoba.

2) Pengukuran dan geometri

(a) Melakukan pengerjaan hitung akar dan pangkat tiga pada volume kubus.

(b) Melakukan operasi hitung yang melibatkan volume, dan satuan pengukuran bilangan

kubik.

(c) Menaksir ukuran ( misal volume ) dari benda atau bangun geometri.

(d) Mengaplikasikan konsep mencari akar pangkat tiga dari empat sampai enam digit

lebih mudah dengan menggunakan jurus konsep mencoba.

3) Peluang dan Statistika

(a) Mengumpulkan, menyajikan, dan menafsirkan data

(b) Menentukan dan menafsirkan peluang suatu kejadian dan ketidak pastian.

2.1.1.6.Standart Komptensi mata pelajaran matematika Sekolah Dasar

Kemampuan matematika yang dipilih dalam Standar Kompetensi ini dirancang

sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan siswa dengan memperhatikan perkembangan

pendidikan matematika di dunia sekarang ini. Untuk Mencapai kompetensi tersebut dipilih

materi-materi matematika dengan memperhatikan struktur keilmuan.Tingkat kedalaman

materi, serta sifat esensial materi dan keterpakaiannya dalam kehidupan sehari-hari.

Secara rinci Standar Kompetensi tersebut adalah sebagai berikut:

1).Bilangan

(a) Menggunakan bilangan kubik dalam pemecahan masalah

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.1. - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1706/3/T1_262010741_BAB II… · 6 1) Memiliki kemampuan mengomunikasikan gagasan dengan

7

(b) Menggunakan penerapan konsep jurus mencoba dalam pemecahan masalah

(c) Menggunakan konsep bilangan kubik dalam pemecahan masalah

(d) Melakukan operasi hitung bilangan kubik serta menggunakannya dalam pemecahan

masalah

2). Pengukuran dan geometri

(a) Melakukan pengukuran bangun kubus yang berkaitan dengan bilangan kubik

(b) Melakukan pengukuran volume bangun kubus dan menggunakannya dalam

pemecahan masalah

(c) Melakukan pengukuran, menentukan sifat dan unsur bangun ruang, menentukan

kesimetrian bangun datar serta menggunakannya dalam pemecahan masalah

3). Pengelolaan data

Mengumpulkan, menyajikan, dan menafsirkan data.

2.1.1.7.Rambu-rambu

1) Standar kompetensi ini merupakan acuan bagi guru di sekolah untuk menyusun silabus

atau perencanaan pembelajaran.

2) Kemahiran matematika merupakan kecakapan matematika yang perlu dimiliki siswa

yang pembelajarannya tidak dibelajarkan tersendiri tetapi diintegrasikan dalam materi

matematika. Kemahiran matematika disajikan secara ekplisit, dalam kurikulum ini agar

menjadi perhatian dan pertimbangan bagi guru dalam melaksanakan kegiatan

pembelajaran dan penilaian hasil belajar siswa.

3) Kompetensi dasar yang tertuang dalam standar kompetensi ini merupakan kompetensi

minimal yang dapat dikembangkan oleh sekolah.

4) Standar ini dirancang untuk melayani semua kelompok siswa, dalam hal ini, guru perlu

mengenal dan mengidentifikasi kelompok-kelompok tersebut.

5) Berbagai hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran

adalah:

(a) Mengkondisikan siswa untuk menemukan kembali rumus , konsep, atau prinsip dalam

matematika melalui bimbingan guru agar siswa terbiasa melakukan penyelidikan dan

menemukan sesuatu.

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.1. - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1706/3/T1_262010741_BAB II… · 6 1) Memiliki kemampuan mengomunikasikan gagasan dengan

8

(b) Pendekatan pemecahan masalah merupakan fokus dalam pembelajaran matematika

yang mencakup masalah tertutup, mempunyai solusi tunggal, terbukti atau masalah

dengan berbagai cara penyelesaian.

(c) Beberapa ketrampilan untuk meningkatkan kemampuan memecahkan masalah adalah

(1) Memahami soal, memahami dan mengidentifikasi apa yang diketahui, apa yang

ditanyakan, diminta, untuk dicari, atau dibuktikan

(2) Memilih pendekatan atau trategi pemecahan: misalkan menggambarkan masalah

dalam bentuk diagram, memilih dan menggunakan pengetahuan aljabar yang

diketahui dan konsep yang relevan untuk membentuk model atau kalimat matematika.

(3) Menyelesaikan model: melakukan operasi hitung secara benar dalam menerapkan

strategi untuk mendapatkan solusi dari masalah.

(4) Menafsirkan solusi: menerjemahkan hasil opersi hitung dari model atau kalimat

metematika untuk menentukan jawaban dari masalah semula.

(d) Dalam setiap pemebelajaran, guru hendaknya memperhatikan penguasan materi

prasyarat yang diperlukan

(e) Dalam setiap kesempatan, pembelajaran matematika hendaknya memulai dengan

pngenalan masalah yang sesuai dengan situasi(contextual problem), dengan

mengajukan masalah-masalah yang kontekstual, siswa secara bertahap, dibimbing

untuk menguasai konsep-konsep matematika.

6) Guru perlu melakukan penilaian untuk mengetahui tingkat keberhasilan dan efisiensi

suatu pemebelajaran.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah:

(a) Penilaian yang bersifat nasional mengacu pada standar kompetensi ini.

(b) Beberapa kemampuan yang perlu diperhatikan dalam penilaian adalah:

(1) Pemahaman konsep, siswa mampu mendefinisikan konsep, mengidentifikasi

dan memberi contoh atau bukan contoh konsep.

(2) Prosedur, siswa mampu mengenali prosedur atau proses menghitung yang benar

dan tidak benar

(3) Komunikasi, siswa mampu menyatakan dan menafsirkan gagasan matematika

secara lisan, tertulis, atau mendemonstrasikan.

(4) Penalaran,siswa mampu memeberikan alasan induktif dan deduktif sederhana.

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.1. - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1706/3/T1_262010741_BAB II… · 6 1) Memiliki kemampuan mengomunikasikan gagasan dengan

9

(5) Pemecahan masalah, siswa mampu memahami masalah, memilih strategi,

penyelesaiaan, dan menyelesaikan masalah.

2.1.2 .Hakekat Belajar

Menurut teori belajar Behavioristik, belajar merupakan perubahan perilaku.

Khususnya perubahan kapasitas siswa untuk berperilaku (yang baru) sebagai hasil belajar.

Sedangkan menurut Gagne, belajar adalah suatu proses dimana suatu organisme

berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman. Secara populer maupun khusus yang

terdapat dalam buku belajar dan pembelajaran, belajar dapat diartikan sebagai berikut:

a. Belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif

dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan,

pemahaman, ketrampilan dan nilai sikap (WS Winkel,1989:36)

b. Belajar merupakan proses perubahan yang relative menetap sebagai hasil

pengalaman-pengalaman atau praktik (David R Skaffer,1995)

c. Belajar menurut aliran Behavioristik adalah perubahan perilaku yang dapat diamati,

yang terjadi karena adanya hubungan antara stimulus dengan respon menurut prinsip-

prinsip yang mekanistik(Sifert,1983)

Terjadinya proses belajar mengajar membutuhkan situasi yang khusus bagi

masing-masing individu.

Belajar mempunyai ciri-ciri antara lain:

a. Belajar itu membawa perubahan tingkah laku, aktual maupun potensial

b. Bahwa perubahan itu pada pokoknya adalah didapatkannya kecakapan baru.

c. Bahwa perubahan itu terjadi karena usaha ( Sumadi Suryobroto,1955;249)

Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar:

a. Faktor individual

Yaitu faktor fisiologis dan psikologis

b.Faktor sosial

Yaitu factor yang mempengaruhi kegiatan belajar yang berasal dari luar diri individu itu

sendiri, seperti guru, kurikulum, bahan pelajaran, strategi, saran dan prasarana

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.1. - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1706/3/T1_262010741_BAB II… · 6 1) Memiliki kemampuan mengomunikasikan gagasan dengan

10

2.1.3. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah hasil yang dicapai oleh hasil sebenarnya didapat, maksudnya

hasil atau kemampuan yang telah dicapai seseorang setelah orang tersebut melakukan

tindakan perbuatan atau kegiatan tersebut. (Muhtar Bukori,1984;94)

Dalam penelitian ini yang dimaksud hasil belajar adalah hasil maksimal yang dicapai

oleh siswa SDN 3 Bandungsari Kecamatan Ngaringan Kabupaten Grobogan setelah

melakukan proses pembelajaran.

Hasil belajar itu sendiri dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya faktor intern

yaitu factor dari dalam diri siswa yang meliputi faktor kematangan, keadaan fisik/jasmani,

kemauan, umur dan faktor ekstern yaitu faktor dari luar diri siswa yang meliputi faktor

sosial, pengaturan proses pembelajaran di sekolah faktor situasional.

2.1.4. Hasil Belajar Matematika Pengakaran pangkat tiga dari bilangan kubik

Yaitu hasil maksimal yang dicapai oleh siswa Kelas VI SD Negeri 3 Bandungsari,

pada semester 1 tahun pelajaran 2011/2012 pada mata pelajaran matematika kompetensi

dasar menentukan pengakaran pangkat tiga dari bilangan kubik.

2.1.5.Hakekat pembelajaran

Pemebelajaran merupakan kegiatan yang diselenggarakan untuk membentuk

watak, peradaban dan meningkatkan mutu kehidupan peserta didik serta mengembangkan

kemampuan untuk mengetahui, memahami, melakukan sesuatu, hidup dalam

kebersamaan dan mengaktualisasikan diri. Kegiatan pemebelajaran perlu memberdayakan

semua potensi peserta didik untuk mnguasai kompetensi yang diharapkan. Pemberdayaan

diarahkan untuk mendorong pencapaian kompetensi dan perilaku khusus supaya setiap

individu mampu menjadi pembelajar sepanjang hayat dan mewujudkan masyarakat

belajar.

Dengan demikian kegiatan pembelajaran perlu:

a. Berpusat pada peserta didik

b. Mengembangkan kreativitas peserta didik

c. Menciptakan kondisi menyenangkan dan menantang

d. Bermuatan nilai, etika, logika, dan kinestika (gerak)

e. Menyediakan pengalaman belajar yang beragam

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.1. - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1706/3/T1_262010741_BAB II… · 6 1) Memiliki kemampuan mengomunikasikan gagasan dengan

11

Pelaksanaan kegiatan pembelajaran menerapkan berbagai strategi dan metode

pembelajaran yang menyenangkan, kontekstual, efektif, efisien dan bermakna. Dalam hal

ini kegiatan pembelajaran mampu mengembangkan dan,meningkatkan kompetensi,

krteatifitas, kemandirian, kerjasama, solidaritas, kepemimpinan, empati, toleransi, dan

kecakapan hidup peserta didik guna membentuk watak serta meningkatkan peradaban

dan martabat bangsa.

Pada saat sekarang ini kegiatan pembelajaran yang sedang dikembangkan adalah

pembelajaran atau kegiatan belajar mengajar berbasis kompetensi yang berpedoman

pada Kurikulum berbasis kompetensi.

Adapun prinsip-prinsip kegiatan belajar mengajar pada Kurikulum Berbasis Kompetensi

adalah:

a. Berpusat pada siswa

Siswa memiliki beda minat, kemampuan, kesenangan, pengalaman, dan cara belajar.

Ada siswa yang lebih mudah dengar-baca, yang lain lebih mudah melihat, ada dengan

kinestestika (gerak). Sehingga pemebelajaran, organisasi kelas, materi pembelajaran,

waktu belajar, alat belajar, dan cara penilaian perlu beragam.sesuai karakteristik. Kegiatan

belajar mengajar menempatkan siswa sebagai subyek belajar, memperhatikan bakat,

minat, kemampuan, strategi belajar, motivasi belajar, dan latar belakang sosial siswa.

Belajar dengan melakukan kegiatan belajar mengajar atau proses pemebelajaran adalah

merupakan pengalaman nyata kehidupan sehari-hari dan di dunia kerja yang terkait

dengan konsep, kaidah dan prinsip disiplin sains

b. Mengembangkan kemampuan sosial

Siswa memahami melalui interaksi dengan lingkungan sosialnya (teman dan guru).

Diskusi saling bertanya, dan saling menjelaskan memungkinkan terjadinya perbaikan

pemahaman siswa. Penyampaian ide siswa mempertajam, memantapkan dan

menyempurnakan gagasan

c. Mengembangkan keingintahuan, imajinasi, dan fitrah ber Tuhan

Siswa dilahirkan memiliki rasa ingin tahu, imajinasi, dan fitrah ber Tuhan. Dua

yang pertama merupakan modal dasar bersikap peka, kritis, mandiri, dan kreatif. Fitrah ber

Tuhan untuk taqwa kepada Tuhan.

d. Mengembangkan ketrampilan pemecahan masalah

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.1. - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1706/3/T1_262010741_BAB II… · 6 1) Memiliki kemampuan mengomunikasikan gagasan dengan

12

Untuk keberhasilan dalam kehidupan siswa, kegiatan pembelajaran dipilih dan

dirancang agar mampu mendorong dan melatih siswa mengidentifikasi dan memecahkan

masalah, menggunakan kemampuan kognitif, meta kognitif, dan merangsang siswa aktif

mencari jawaban menggunakan prosedur ilmiah.

b.Mengembangkan kreatifitas siswa

Siswa memiliki potensi berbeda, polapikir, daya imajinasi, fantasi, ( pengandaian),

dan hasil karya. Pembelajran dilaksanakan agar memberikan kesempatan dan kebebasan

berkreasi, untuk mengembangkan dan mengoptimalkan kreatifitasnya.

e. Mengembangkan kemampuan menggunakan ilmu dan teknologi

Siswa mengenal penggunaan IPTEK sejak dini. Kegiatan Belajar Mengajar

memberi peluang memperoleh informasi dari multi media dalam menyajikan materi dan

media pembelajaran.

f. Menumbuhkan kesadaran sebagai warga negara yang baik

Siswa memeperoleh kesadaran dan wawasan sebagai warga yang produktif, dan

bertanggung jawab memberikan wawasan nilai-nilai moral dan sosial.

g. Belajar sepanjang hayat

Siswa perlu belajar sepanjang hidup untuk memperoleh ketahanan fisik dan

mentalnya. Kegiatan belajar mengajar mendorong siswa untuk melihat dirinya secara

positif, mengenali dirinya, kelebihan dan kekurangannya, mensyukuri anugerah Tuhan

Yang Maha Esa. Membekali ketrampilan belajar, percaya diri, keingintahuan, memahami

oranglain, berkomunikasi dan bekerja sama, belajar formal di sekolah dan informal di

masyarakat.

h. Perpaduan kompetensi, kerjasama, dan solidaritas

Siswa berkompetisi, bekerjasama, dan mengembangkan solidaritas. Memberikan

kesempatan berkompetisi sehat, memperoleh insentif, bekerjasama dan solidaritas.

Pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menginisiasi,

memfasilitasi, dan meningkatkan intensitas dan kualitas belajar pada diri peserta didik.

Oleh karena pembelajaran merupakan upaya sistematis dan sistemik untuk menginisiasi,

memfasilitasi dan meningkatkan proses belajar maka kegiatan pembelajaran berkaitan erat

dengan jenis hakikat, dan jenis belajar serta hasil belajar tersebut. Pembelajaran harus

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.1. - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1706/3/T1_262010741_BAB II… · 6 1) Memiliki kemampuan mengomunikasikan gagasan dengan

13

menghasilkan belajar,tapi tidak semua proses belajar terjadi karena pembelajaran. Proses

belajar terjadi juga dalam konteks interaksi sosial-kultural dalam lingkungan masyarakat.

Pembelajaran dalam konteks pendidikan formal, yakni pendidikan di sekolah,

sebagian besar terjadi di kelas dan lingkungan sekolah. Sebagian kecil pembelajaran

terjadi juga di lingkungan masyarakat, misalnya, pada saat kegiatan ko-kurikuler (kegiatan

di luar kelas dalam rangka tugas suatu mata pelajaran), ekstra kurikuler(kegiatan di luar

mata pelajaran, di luar kelas) dan ekstramural (kegiatan dalam rangka proyek belajar atau

kegiatan di luar kurikulum yang diselenggarakan di luar kampus sekolah, seperti kegiatan

perkemahan sekolah) Dengan demikian maka proses belajar bisa terjadi di kelas, dalam

lingkungan sekolah, dan dalam kehidupan masyarakat termasuk dalam bentuk interaksi

sosial kultural melalui media massa dan jaringan. Dalam konteks pendidikan non formal

justru sebaliknya proses pembelajaran sebagian besar terjadi dalam lingkungan

masyarakat, termasuk dunia kerja, media massa, dan jaringan internet. Hanya sebagian

kecil saja pembelajaran terjadi di kelas dan lingkngan pendidikan nonformal seperti pusat

kursus. Yang lebih luas adalah belajar dan pembelajaran dalam konteks pendidikan

terbuka dan jarak jauh, yang karakteristik peserta didiknya dan paradikma

pembelajarannya, proses belajar dan pembelajaran bisa terjadi di mana saja, kapan saja

tidak dibatasi oleh jarak, ruang, dan waktu.

Istilah pembelajaran merupakan istilah baru yang digunakan untuk menunjukkan

kegiatan guru dan siswa. Sebelumnya, kita menggunakan istilah “proses belajar mengajar”

dan“pengajaran”. Istilah pembelajaran merupakan terjemahan dari kata “instruction”.

Menurut Gagne, Briggs, dan Wager (1992), pembelajaran adalah serangkaian kegiatan

yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa. Instruction is

asset of events that lesrners in such a way that learning is facilitated (Gagne,Brigg,dan

Wager,1992 :3)

Kita lebih memilih istilah pembelajaran karena istilah pembelajaran mengacu pada

segala kegiatan yang berpengaruh langsung terhadap proses belajar siswa. Kalau kita

menggunakan kata “pengajaran”, kita membatasi diri hanya pada konteks tatap muka

guru-siswa di dalam kelas. Sedangkan dalam istilah pembelajaran, interaksi siswa tidak

dibatasi oleh kehadiran guru secara fisik. Siswa dapat belajar melalui bahan ajar cetak,

program radio, program televisi, atau media lainnya. Tentu guru tetap memainkan peranan

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.1. - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1706/3/T1_262010741_BAB II… · 6 1) Memiliki kemampuan mengomunikasikan gagasan dengan

14

penting dalam merancang setiap kegiatan pembelajran. Dengan demikian, pengajaran

merupakan salah satu bentuk kegiatan pembelajaran.

Kini, kita sudah memiliki konsep dasar pembelajaran seperti halnya dirumuskan

dalam pasal 1 butir 20 UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, yakni “ Pembelajaran

adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu

lingkungan belajar” Dalam konsep tersebut terkandung 5 konsep, yakni interaksi, peserta

didik, pendidik, sumber belajar, dan lingkungan belajar.

Dalam kamus Ilmiah Populer (Tim Prima Pena 2006:209) kata interaksi

mengandung arti pengaruh timbale balik, saling mempengaruhi satu sama lain. Peserta

didik, menurut Pasal 1 butir 4 UU nomor 20 tahun 3003 tentang sisdiknas adalah, anggota

anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses

pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu. Sementara

itu dalam Pasal 1 butir 6 UU Nomor 2003 tentang sisdiknas, Pendidik adalah tenaga

kependidikan yang berkualifikasi sebagi guru, dosen, konselor, pamong belajar,

widyaswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan

kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan. Sumber belajar

atau learning resources, secara umum diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat

digunakan oleh peserta didik dalam proses belajar dan pembelajaran. Jika dikelompokkan

sumber belajar dapat berupa sumber belajar tertulis/cetakan, terekam tersiar, jaringan, dan

lingkungan (alam, sosial, budaya, spiritual) lingkungan belajar atau learning environment

adalah lingkungan yang menjadi latar terjadinya proses belajar seperti di kelas,

perpustakaan, sekolah, tempat kursus, warnet, keluarga, masyarakat, dan alam semesta.

Dari pengertian di atas ciri utama pemebelajaran adalah inisiasi, fasilitasi, dan

peningkatan proses belajar siswa. Ini menunjukkan adanya kesengajaan dari pihak luar

individu yang melakukan proses belajar, dalam hal ini pendidik secara perorangan atau

secara kolektif dalam suatu system, merupakan ciri utama dari konsep pembelajaran.

Perlu diingat bahwa tidak semua proses belajar terjadi dengan sengaja. Di samping itu ciri

lain dari pembelajaran adalah adanya interaksi yang sengaja diprogramkan. Interaksi

tersebut terjadi antara peserta didik yang belajar derngan lingkungan belajarnya, baik

dengan pendidik, siswa lainnya, media, dan atau sumber belajar lainnya. Ciri lain dari

pembelajaran adalah komponen-komponen yang saling berkaiatan satu sama lain.

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.1. - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1706/3/T1_262010741_BAB II… · 6 1) Memiliki kemampuan mengomunikasikan gagasan dengan

15

Komponen-komponen tersebut adalah tujuan, kegiatan, dan evaluasi pemebelajaran.

Tujuan pembelajaran mengacu pada kemampuan atau kompetensi yang diharapkan

dimiliki siswa setelah mengikuti sustu pembelajaran tertentu. Materi pembelajaran adalah

segala sesuatu yang dibahas dalam pembelajaran dalam rangka mencapai tujuan yang

telah ditetapkan. Kegiatan pembelajaran mengacu pada penggunaan pendekatan, strategi,

metode, dan tehnik dan media dalam rangka membangun proses belajar, antara lain

membahas materi dan melakukan pengalaman belajar sehingga tujuan pembelajaran

dapat dicapai secara optimal. Proses pembelajran dalam arti yang luas merupakan

jantungnya dari pendidikan untuk mengembangkan kemampuan, membangun watak dan

peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka pencerdasan kehidupan bangsa.

2.2. Hakekat Kontekstual

Kontektual adalah keadaan atau masalah-masalah nyata yang ada di lingkungan

siswa, dimiliki oleh siswa dan merupakan pengalaman, pengetahuan, dan ketrampilan

yang didapat oleh siswa sebagai anggota keluarga dan masyarakat.

2.3. Pembelajaran dengan pendekatan kontekstual

Modul PLPG tahun 2011 pembelajaran dengan pendekatan CTL ( Contextual

Teaching and learning ) merupakan konsep belajar yang mengaitkan antara materi yang

diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa, dan mendorong siswa membuat hubungan

antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka

sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dengan demikian hasil pembelajaran dapat

diharapkan lebih bermakna bagi siswa.

Dalam hal ini strategi pembelajaran lebih dipentingkan dari pada hasil. Siswa perlu

mengerti apa yang dimaksud belajar, apa manfaatnya, dalam status apa mereka dan

bagaimana mencapainya, mereka harus menyadari bahwa yang mereka pelajari berguna

bagi hidupnya nanti.

Dalam kelas kontekstual, tugas guru lebih banyak memberikan strategi daripada

memberi informasi. Tugas guru mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerjasama

untuk menemukan sesuatu yang baru bagi anggota kelas. Sesuatu yang baru

( pengetahuan dan ketrampilan ) datang dari menemukan sendiri bukan dari apa kata

guru. Begitulah peran guru di kelas yang dikelola dengan pendekatan kontekstual.

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.1. - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1706/3/T1_262010741_BAB II… · 6 1) Memiliki kemampuan mengomunikasikan gagasan dengan

16

CTL hanyalah sebuah pendekatan yang mendasari strategi pembelajaran, seperti

halnya strategi pembelajaran yang lain. CTL dikembangkan dengan tujuan agar

pembelajaran berjalan lebih produktif dan bermakna. Pendekatan CTL dapat dijalankan

tanpa harus mengubah kurikulum dan tatanan yang ada.

Di bawah ini dikemukakan ciri-ciri pendekatan CTL yang membedakannya dengan

pendekatan tradisional .

NO PENDEKATAN CTL PENDEKATAN TRADISIONAL

1 Siswa secara aktif terlibat dalam

proses pembelajaran

Siswa adalah penerima informasi

secara pasif

2 Siswa belajar dari teman melalui kerja

kelompok, diskusi, saling mengoreksi

Siswa belajar secara individual

3 Pembelajaran dikaitkan dengan

kehidupan nyata dan atau masalah

yang disimulasikan

Pembelajaran sangat abstrak dan

sangat teoritis

4 Perilaku dibangun atas dasar

kesadaran diri

Perilaku dibangun atas dasar

kebiasaan

5 Ketrampilan dikembangkan atas

dasar pemahaman

Ketrampilan dikembangkan atas

dasar latihan

6 Hadiah untuk perilaku baik adalah

kepuasan diri

Hadiah untuk perilaku baik adalah

pujian atau nilai (angka) raport

7 Seseorang tidak melakukan yang

jelek karena dia sadar karena hal itu

keliru dan merugikan

Seseorang tidak melakukan hal yang

jelek karena takut hukuman

8 Bahasa diajarkan dengan pendekatan

komunikatif, yakni siswa diajak

menggunakan bahasa dalam konteks

nyata

Bahasa diajarklan dengan

pendekatan struktural: rumus

diterangkan sampai paham,

kemudian dilatihkan (drill)

9 Pemahaman rumus dikembangkan

atas dasar skemata yang sudah ada

dalam diri siswa

Rumus itu ada diluar diri siswa yang

harus diterangkan, diterima,

dihafalkan, dan dilatihkan

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.1. - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1706/3/T1_262010741_BAB II… · 6 1) Memiliki kemampuan mengomunikasikan gagasan dengan

17

10 Pemahaman rumus itu relatif berbeda

antara siswa yang satu dengan siswa

yang lainnya, sesuai dengan skemata

siswa (ongoing process of

development )

Rumus adalah kebenaran absolut

(sama untuk semua orang ). Hanya

ada dua kemungkinan, yaitu

pemahaman rumus yang salah atau

pemahamn rumus yang benar

11 Siswa menggunakan

kemampuanberfikir kritis, terlibat

penuh dalam mengupayakan

terjadinya proses pembelajaran yang

efektif, dan membawa skemata

masing-masing ke dalam proses

pembelajran

Siswa secra pasif menerima rumus

atau kaidah (membaca, mendengar-

kan, mencatat, menghafal ) tanpa

memberikan kontribusi ide dalam

proses pembelajaran.

12 Pengetahuan yang dimiliki

manusia dikembangkan oleh

manusia itu sendiri. Manusia

menciptakan atau membangun

poengetahuan dengan cara memberi

arti dan memahami pengalamnnya

Penetahuan adalah penangkapan

terhadap serangkaian fakta, konsep,

atau hukum yang berada di luar diri

manusia

13 Kebenaran selalu berkembang sesuai

dengan fenomena yang ada,

pengetahuan itu tidak pernah stabil,

selalu berkembang (tentative and

incomplete )

Kebenaran bersifat absolute dan

bersifat final

14 Siswa bertanggung jawab memonitor

dan mengembangkan pembelajran

Guru penentu jalannya proses

pembelajaran.

15 Penghargaan terhadap pengalaman

siswa sangat diutamakan

Pembelajaran tidak memperhatikan

pengalaman siswa

16 Hasil belajar diukur dengan berbagai

cara, proses bekerja, hasil karya,

penampilan, rekaman, tes, dll

Hasil belajar diukur hanya dengan tes

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.1. - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1706/3/T1_262010741_BAB II… · 6 1) Memiliki kemampuan mengomunikasikan gagasan dengan

18

17 Pembelajaran terjadi di berbagai

tempat, konteks, dan setting

Pembelajaran hanya terjadi dalam

kelas

18 Penyesalan adalah hukuman dari

perilaku jelek

Sanksi adalah hukuman dari perilaku

jelek

19 Perilaku baik berdasar motivasi

intrinsik

Perilaku baik berdasar motivasi

ekstrinsik

20 Seseorang berperilaku baik karena

dia yakin itulah yang terbaik dan

bermanfaat

Seseorang berperilaku baik karena

dia terbiasa melakukan begitu,

kebiasaan ini dibangun dengan

hadiah yang menyenangkan

2.3.1.Komponen Pendekatan CTL

Ada tujuh komponen yang mencerminkan pelakanaan pendekatan CTL dalam

pemebelajaran Matematika. Ke tujuh koponen tersebut bukan merupakan keharusan yang

harus kesemuanya tercermin dalam setiap tatap muka pemebelajaran, akan tetapi akan

sangat bergantung pada kompetensi yang akan dilatihkan. Untuk mencapai salah satu

kompetensi kadang-kadang diperlukan ketujuh komponen pendekatan kontekstual. Akan

tetapi untuk kompetensi yang lain biasa juga cukup dengan penerapan tiga atau empat

komponen penedekatan kompetensi.

Ke tujuh komponen tersebut adalah:

1).Konstruktivisme (Contructivism)

Kontrukstivisme merupakan landasan berfikir (filosofi) pendekatan CTL, yaitu

bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit yang hasilnya diperluas

melalui konteks yang terbatas dan tidak sekonyong-konyong. Pengetahuan seperangkat

fakta, konsep, atau kaidah yang siap utuk diambil dan diingat. Manusia harus

mengkontruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata.

Dengan dasar itu, pemebelajaran harus dikemas menjadi proses konstruksi

bukan menerima pengetahuan. Dalam proses pemebelajaran, siswa membangun sendiri

pengetahuan mereka melalui keterlibatan aktif dalam proses belajar-mengajar. Siswa

menjadi pusat kegiatan bukan guru.

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.1. - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1706/3/T1_262010741_BAB II… · 6 1) Memiliki kemampuan mengomunikasikan gagasan dengan

19

Dalam pandangan konstruktivis, strategi lebih diutamakan ketimbang mengingat

pengetahuan, maka tugas guru adalah:

a) menjadikan pengetahuan bermakna dan relevan bagi siswa.

b) memberi kesempatan bagi siswa menemukan dan menerapkan idenya sendiri

c) Menyadarkan siswa agar menerapkan strategi mereka sendiri dalam belajar.

2).Menemukan (Inquiry )

Pengetahuan dan ketrampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil

mengingatfakta, tetapi hasil darimenemukan sendiri. Guru harus selalu merancang

kegiatan yang merujuk pada kegiatan yang menemukan .apapun materi yang diberikan.

a) a) Siklus inquiry

1)) Observasi (observasion)

2)) Bertanya (question)

3)) Mengajukan dugaan (hypothesis)

4)) Pengumpulan data (data gathering)

5)) Penyimpulan (conclusison)

b) Langkah-langkah kegiatan menemukan (inquiri )

1)) Merumuskan masalah

2)) Mengamati atau melakukan obserasi

3)) Menganalisis dan menyajikan hasil dalam bentuk tulisan, gambar, laporan, bagan,

tabel, dan karya lain.

4)) Mengkomunikasikan atau menyajikan hasil karya pada pembaca, teman sekelas, guru,

atau audien yang lain.

3).Bertanya (questioning)

Bertanya dalam pembelajaran dipandang sebagai kegiatan guru untuk mendorong,

membimbing, dan menilai kemampuan berfikir siswa. Bagi siswa kegiatan beranya

mrupakan bagian penting dalam melaksanakan pembelajran yang berbasis inquiri

yaitu menggsali informasi, mengkonfirmasikan apa yang sudah diketahui, dan

mengarahkan perhatian pada asfek yang belum diketahui.

4).Masyarakat belajar (Learning Community)

5).Pemodelan (Modelling)

6).Refleksi ( reflection)

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.1. - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1706/3/T1_262010741_BAB II… · 6 1) Memiliki kemampuan mengomunikasikan gagasan dengan

20

7).Penbilaian yang sebenarnya ( authentic assessment)

2.3.1.Karakteristik pendekatan CTL

Ada beberapa kegiatan dan situasi pendekatan yang mencerminkan pembelajaran

berbasis kompetensi yaitu:

1) Kerja sama

2) Saling menunjang

3) Menyenangkan, tidak membosankan

4) Belajar dengan bergairah

5) Pembelajaran terintegrasi

6) Menggunakan berbagai sumber

7) Siswa aktif

8) Sharing dengan teman

9) Siswa kritis guru kreatif

10).Dinding kelas dan lorong-lorong penuh dengan hasil karya siswa, peta-peta, gambar,

artikel, humor dan lain-lain.

11) Laporan kepada orang tua bukan hanya rapor, tetapi hasil karya siswa, laporan hasil

praktikem, karangan siswa, dan lain-lain.

2.2.Kerangka Berfikir

Dalam penelitian ini, berdasarkan analisis diduga bahwa rendahnya hasil belajar

matematika siswa kelas VI SD Negeri 3 Bandungsari dikarenakan tarap belajar siswa

masih rendah dan pelajaran matematika masih dianggap pelajaran yang sulit. Dengan

tindakan penelitian ini kondisi yang diharapkan adalah digunakannya pendekatan CTL

dalam pembelajaran matematika Kompetensi Dasar menentukan pengakaran pangkat tiga

dari bilangan kubik sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.1. - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1706/3/T1_262010741_BAB II… · 6 1) Memiliki kemampuan mengomunikasikan gagasan dengan

21

Dalam penelitian ini kerangka berfikirnya dapat digambarkan sebagai

berikut:

Gambar.2.2.Skema Gambaran Kerangka Berfikir

Dalam

Pembelajaran

guru

menggunakan

pendekatan

konetkstual

SIKLUS ,I

Dalam

pembelajaran

matematika guru

menggunakan

pendekatan

kontekstual

TINDAKAN

Diduga melalui

pembelajaran

dgn.pendekatan

kontekstual

dapat

meningkatkan

hasil belajar

matematika

pada

pengakaran

pangkat tiga

dari bilangan

kubik.

KONDISI

AKHIR

KONDISI

AWAL

Guru.

Belum

menggunakan

pendekatan

kontekstual

Siswa :

Hasil belajar

matematika pada

panarikan akar

pangkat tiga

bil.kubik masih

rendah

SIKLUS .II

DalamPemb.mat

ematika guru

menggunakan

pendekatan

kontekstual

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.1. - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/1706/3/T1_262010741_BAB II… · 6 1) Memiliki kemampuan mengomunikasikan gagasan dengan

22

3.Hipotesis Tindakan

Berdasarkan landasan teori dan kerangka berfikir yang telah diungkapkan, maka

hipotesis tindakan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: “Jika Guru

menggunakan pendekatan CTL dapat meningkatkan hasil belajar Matematika Kompetensi

Dasar menentukan pengakaran pangkat tiga dari bilangan kubik di kelas VI SD Negeri 3

Bandungsari Kecamatan Ngaringan Kabupaten Grobogan tahun 2011/2012.