Upload
dohanh
View
214
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1.Kajian Teori
2.1.1.Hakekat Matematika
2.1.1.1.Pengertian
Matematika merupakan suatu bahan kajian yang memiliki obyek abstrak dan
dibangun melalui proses penalaran deduktif, yaitu kebenaran suatu konsep diperoleh
sebagai akibat logis dari kebenaran sebelumnya sudah diterima, sehingga keterkaitan
antar konsep dalam matematika bersifat sangat kuat dan jelas.
Dalam pembelajaran Matematika agar mudah dimengerti oleh siswa, proses
penalaran induksi dapat dilakukan pada awal pemebelajaran dan kemudian dilanjutkan
dengan proses penalaran deduktif untuk menguatkan pemahaman yang sudah dimiliki
oleh siswa.
2.1.1.2.Fungsi dan tujuan
Matematika berfungsi untuk mengembangkan kemampuan bernalar melalui
kegiatan penerapan konsep-konsep, sebagai alat pemecahan masalah melalui pola pikir
dan model matematika serta sebagai alat komunikasi melalui simbol, tabel, grafik,
diagram, dalam menjelaskan gagasan.
Tujuan Pembelajaran matematika adalah melatih cara berfikir secara sistematis,
logis, kritis, kreatif dan konsisten.
2.1.1.3.Ruang Lingkup
Standar Kompetensi Matematika merupakan seperangkat kompetensi
matematika yang dilakukan dan harus dicapai oleh siswa pada akhir periode
pembelajaran. Standar ini dikelompokkan dalam kemahiran matematika, bilangan,
.pengukuran dan Geometri, Aljabar, Statistika dan Peluang, Trigonometri, dan Kalkulus.
2.1.1.4.Standart Kompetensi Lintas Kurikulum
Standar Kompetensi Lintas Kurikulum merupakan kecakapan hidup dan belajar
sepanjang hayat yang dibakukan dan harus dicapai oleh peserta didik melalui pengalaman
belajar.
2.1.1.5.Standar Kompetensi Bahan Kajian Matematika.
6
1) Memiliki kemampuan mengomunikasikan gagasan dengan symbol, table, grafik,
atau diagram untuk memperjelas keadaan atau masalah
2) Menggunakan penalaran pada pola, sifat atau melakukan manipulasi matematika dalam
membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan
matematika.
3) Menunjukkan kemampuan strategis dalam membuat (merumuskan), menafsirkan, dan
menyelesaikan mata pelajaranl matematika dalam pemecahan masalah.
4) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan
Kecakapan tersebut dicapai, dengan memilih materi matematika melalui aspek berikut:
1) Bilangan kubik
(a) Membagi bilangan kubik dengan bilangan prima ( membuat pohon faktor).
(b) Menggunakan penerapan konsep mencoba mencoba.
2) Pengukuran dan geometri
(a) Melakukan pengerjaan hitung akar dan pangkat tiga pada volume kubus.
(b) Melakukan operasi hitung yang melibatkan volume, dan satuan pengukuran bilangan
kubik.
(c) Menaksir ukuran ( misal volume ) dari benda atau bangun geometri.
(d) Mengaplikasikan konsep mencari akar pangkat tiga dari empat sampai enam digit
lebih mudah dengan menggunakan jurus konsep mencoba.
3) Peluang dan Statistika
(a) Mengumpulkan, menyajikan, dan menafsirkan data
(b) Menentukan dan menafsirkan peluang suatu kejadian dan ketidak pastian.
2.1.1.6.Standart Komptensi mata pelajaran matematika Sekolah Dasar
Kemampuan matematika yang dipilih dalam Standar Kompetensi ini dirancang
sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan siswa dengan memperhatikan perkembangan
pendidikan matematika di dunia sekarang ini. Untuk Mencapai kompetensi tersebut dipilih
materi-materi matematika dengan memperhatikan struktur keilmuan.Tingkat kedalaman
materi, serta sifat esensial materi dan keterpakaiannya dalam kehidupan sehari-hari.
Secara rinci Standar Kompetensi tersebut adalah sebagai berikut:
1).Bilangan
(a) Menggunakan bilangan kubik dalam pemecahan masalah
7
(b) Menggunakan penerapan konsep jurus mencoba dalam pemecahan masalah
(c) Menggunakan konsep bilangan kubik dalam pemecahan masalah
(d) Melakukan operasi hitung bilangan kubik serta menggunakannya dalam pemecahan
masalah
2). Pengukuran dan geometri
(a) Melakukan pengukuran bangun kubus yang berkaitan dengan bilangan kubik
(b) Melakukan pengukuran volume bangun kubus dan menggunakannya dalam
pemecahan masalah
(c) Melakukan pengukuran, menentukan sifat dan unsur bangun ruang, menentukan
kesimetrian bangun datar serta menggunakannya dalam pemecahan masalah
3). Pengelolaan data
Mengumpulkan, menyajikan, dan menafsirkan data.
2.1.1.7.Rambu-rambu
1) Standar kompetensi ini merupakan acuan bagi guru di sekolah untuk menyusun silabus
atau perencanaan pembelajaran.
2) Kemahiran matematika merupakan kecakapan matematika yang perlu dimiliki siswa
yang pembelajarannya tidak dibelajarkan tersendiri tetapi diintegrasikan dalam materi
matematika. Kemahiran matematika disajikan secara ekplisit, dalam kurikulum ini agar
menjadi perhatian dan pertimbangan bagi guru dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran dan penilaian hasil belajar siswa.
3) Kompetensi dasar yang tertuang dalam standar kompetensi ini merupakan kompetensi
minimal yang dapat dikembangkan oleh sekolah.
4) Standar ini dirancang untuk melayani semua kelompok siswa, dalam hal ini, guru perlu
mengenal dan mengidentifikasi kelompok-kelompok tersebut.
5) Berbagai hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran
adalah:
(a) Mengkondisikan siswa untuk menemukan kembali rumus , konsep, atau prinsip dalam
matematika melalui bimbingan guru agar siswa terbiasa melakukan penyelidikan dan
menemukan sesuatu.
8
(b) Pendekatan pemecahan masalah merupakan fokus dalam pembelajaran matematika
yang mencakup masalah tertutup, mempunyai solusi tunggal, terbukti atau masalah
dengan berbagai cara penyelesaian.
(c) Beberapa ketrampilan untuk meningkatkan kemampuan memecahkan masalah adalah
(1) Memahami soal, memahami dan mengidentifikasi apa yang diketahui, apa yang
ditanyakan, diminta, untuk dicari, atau dibuktikan
(2) Memilih pendekatan atau trategi pemecahan: misalkan menggambarkan masalah
dalam bentuk diagram, memilih dan menggunakan pengetahuan aljabar yang
diketahui dan konsep yang relevan untuk membentuk model atau kalimat matematika.
(3) Menyelesaikan model: melakukan operasi hitung secara benar dalam menerapkan
strategi untuk mendapatkan solusi dari masalah.
(4) Menafsirkan solusi: menerjemahkan hasil opersi hitung dari model atau kalimat
metematika untuk menentukan jawaban dari masalah semula.
(d) Dalam setiap pemebelajaran, guru hendaknya memperhatikan penguasan materi
prasyarat yang diperlukan
(e) Dalam setiap kesempatan, pembelajaran matematika hendaknya memulai dengan
pngenalan masalah yang sesuai dengan situasi(contextual problem), dengan
mengajukan masalah-masalah yang kontekstual, siswa secara bertahap, dibimbing
untuk menguasai konsep-konsep matematika.
6) Guru perlu melakukan penilaian untuk mengetahui tingkat keberhasilan dan efisiensi
suatu pemebelajaran.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah:
(a) Penilaian yang bersifat nasional mengacu pada standar kompetensi ini.
(b) Beberapa kemampuan yang perlu diperhatikan dalam penilaian adalah:
(1) Pemahaman konsep, siswa mampu mendefinisikan konsep, mengidentifikasi
dan memberi contoh atau bukan contoh konsep.
(2) Prosedur, siswa mampu mengenali prosedur atau proses menghitung yang benar
dan tidak benar
(3) Komunikasi, siswa mampu menyatakan dan menafsirkan gagasan matematika
secara lisan, tertulis, atau mendemonstrasikan.
(4) Penalaran,siswa mampu memeberikan alasan induktif dan deduktif sederhana.
9
(5) Pemecahan masalah, siswa mampu memahami masalah, memilih strategi,
penyelesaiaan, dan menyelesaikan masalah.
2.1.2 .Hakekat Belajar
Menurut teori belajar Behavioristik, belajar merupakan perubahan perilaku.
Khususnya perubahan kapasitas siswa untuk berperilaku (yang baru) sebagai hasil belajar.
Sedangkan menurut Gagne, belajar adalah suatu proses dimana suatu organisme
berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman. Secara populer maupun khusus yang
terdapat dalam buku belajar dan pembelajaran, belajar dapat diartikan sebagai berikut:
a. Belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif
dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan,
pemahaman, ketrampilan dan nilai sikap (WS Winkel,1989:36)
b. Belajar merupakan proses perubahan yang relative menetap sebagai hasil
pengalaman-pengalaman atau praktik (David R Skaffer,1995)
c. Belajar menurut aliran Behavioristik adalah perubahan perilaku yang dapat diamati,
yang terjadi karena adanya hubungan antara stimulus dengan respon menurut prinsip-
prinsip yang mekanistik(Sifert,1983)
Terjadinya proses belajar mengajar membutuhkan situasi yang khusus bagi
masing-masing individu.
Belajar mempunyai ciri-ciri antara lain:
a. Belajar itu membawa perubahan tingkah laku, aktual maupun potensial
b. Bahwa perubahan itu pada pokoknya adalah didapatkannya kecakapan baru.
c. Bahwa perubahan itu terjadi karena usaha ( Sumadi Suryobroto,1955;249)
Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar:
a. Faktor individual
Yaitu faktor fisiologis dan psikologis
b.Faktor sosial
Yaitu factor yang mempengaruhi kegiatan belajar yang berasal dari luar diri individu itu
sendiri, seperti guru, kurikulum, bahan pelajaran, strategi, saran dan prasarana
10
2.1.3. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah hasil yang dicapai oleh hasil sebenarnya didapat, maksudnya
hasil atau kemampuan yang telah dicapai seseorang setelah orang tersebut melakukan
tindakan perbuatan atau kegiatan tersebut. (Muhtar Bukori,1984;94)
Dalam penelitian ini yang dimaksud hasil belajar adalah hasil maksimal yang dicapai
oleh siswa SDN 3 Bandungsari Kecamatan Ngaringan Kabupaten Grobogan setelah
melakukan proses pembelajaran.
Hasil belajar itu sendiri dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya faktor intern
yaitu factor dari dalam diri siswa yang meliputi faktor kematangan, keadaan fisik/jasmani,
kemauan, umur dan faktor ekstern yaitu faktor dari luar diri siswa yang meliputi faktor
sosial, pengaturan proses pembelajaran di sekolah faktor situasional.
2.1.4. Hasil Belajar Matematika Pengakaran pangkat tiga dari bilangan kubik
Yaitu hasil maksimal yang dicapai oleh siswa Kelas VI SD Negeri 3 Bandungsari,
pada semester 1 tahun pelajaran 2011/2012 pada mata pelajaran matematika kompetensi
dasar menentukan pengakaran pangkat tiga dari bilangan kubik.
2.1.5.Hakekat pembelajaran
Pemebelajaran merupakan kegiatan yang diselenggarakan untuk membentuk
watak, peradaban dan meningkatkan mutu kehidupan peserta didik serta mengembangkan
kemampuan untuk mengetahui, memahami, melakukan sesuatu, hidup dalam
kebersamaan dan mengaktualisasikan diri. Kegiatan pemebelajaran perlu memberdayakan
semua potensi peserta didik untuk mnguasai kompetensi yang diharapkan. Pemberdayaan
diarahkan untuk mendorong pencapaian kompetensi dan perilaku khusus supaya setiap
individu mampu menjadi pembelajar sepanjang hayat dan mewujudkan masyarakat
belajar.
Dengan demikian kegiatan pembelajaran perlu:
a. Berpusat pada peserta didik
b. Mengembangkan kreativitas peserta didik
c. Menciptakan kondisi menyenangkan dan menantang
d. Bermuatan nilai, etika, logika, dan kinestika (gerak)
e. Menyediakan pengalaman belajar yang beragam
11
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran menerapkan berbagai strategi dan metode
pembelajaran yang menyenangkan, kontekstual, efektif, efisien dan bermakna. Dalam hal
ini kegiatan pembelajaran mampu mengembangkan dan,meningkatkan kompetensi,
krteatifitas, kemandirian, kerjasama, solidaritas, kepemimpinan, empati, toleransi, dan
kecakapan hidup peserta didik guna membentuk watak serta meningkatkan peradaban
dan martabat bangsa.
Pada saat sekarang ini kegiatan pembelajaran yang sedang dikembangkan adalah
pembelajaran atau kegiatan belajar mengajar berbasis kompetensi yang berpedoman
pada Kurikulum berbasis kompetensi.
Adapun prinsip-prinsip kegiatan belajar mengajar pada Kurikulum Berbasis Kompetensi
adalah:
a. Berpusat pada siswa
Siswa memiliki beda minat, kemampuan, kesenangan, pengalaman, dan cara belajar.
Ada siswa yang lebih mudah dengar-baca, yang lain lebih mudah melihat, ada dengan
kinestestika (gerak). Sehingga pemebelajaran, organisasi kelas, materi pembelajaran,
waktu belajar, alat belajar, dan cara penilaian perlu beragam.sesuai karakteristik. Kegiatan
belajar mengajar menempatkan siswa sebagai subyek belajar, memperhatikan bakat,
minat, kemampuan, strategi belajar, motivasi belajar, dan latar belakang sosial siswa.
Belajar dengan melakukan kegiatan belajar mengajar atau proses pemebelajaran adalah
merupakan pengalaman nyata kehidupan sehari-hari dan di dunia kerja yang terkait
dengan konsep, kaidah dan prinsip disiplin sains
b. Mengembangkan kemampuan sosial
Siswa memahami melalui interaksi dengan lingkungan sosialnya (teman dan guru).
Diskusi saling bertanya, dan saling menjelaskan memungkinkan terjadinya perbaikan
pemahaman siswa. Penyampaian ide siswa mempertajam, memantapkan dan
menyempurnakan gagasan
c. Mengembangkan keingintahuan, imajinasi, dan fitrah ber Tuhan
Siswa dilahirkan memiliki rasa ingin tahu, imajinasi, dan fitrah ber Tuhan. Dua
yang pertama merupakan modal dasar bersikap peka, kritis, mandiri, dan kreatif. Fitrah ber
Tuhan untuk taqwa kepada Tuhan.
d. Mengembangkan ketrampilan pemecahan masalah
12
Untuk keberhasilan dalam kehidupan siswa, kegiatan pembelajaran dipilih dan
dirancang agar mampu mendorong dan melatih siswa mengidentifikasi dan memecahkan
masalah, menggunakan kemampuan kognitif, meta kognitif, dan merangsang siswa aktif
mencari jawaban menggunakan prosedur ilmiah.
b.Mengembangkan kreatifitas siswa
Siswa memiliki potensi berbeda, polapikir, daya imajinasi, fantasi, ( pengandaian),
dan hasil karya. Pembelajran dilaksanakan agar memberikan kesempatan dan kebebasan
berkreasi, untuk mengembangkan dan mengoptimalkan kreatifitasnya.
e. Mengembangkan kemampuan menggunakan ilmu dan teknologi
Siswa mengenal penggunaan IPTEK sejak dini. Kegiatan Belajar Mengajar
memberi peluang memperoleh informasi dari multi media dalam menyajikan materi dan
media pembelajaran.
f. Menumbuhkan kesadaran sebagai warga negara yang baik
Siswa memeperoleh kesadaran dan wawasan sebagai warga yang produktif, dan
bertanggung jawab memberikan wawasan nilai-nilai moral dan sosial.
g. Belajar sepanjang hayat
Siswa perlu belajar sepanjang hidup untuk memperoleh ketahanan fisik dan
mentalnya. Kegiatan belajar mengajar mendorong siswa untuk melihat dirinya secara
positif, mengenali dirinya, kelebihan dan kekurangannya, mensyukuri anugerah Tuhan
Yang Maha Esa. Membekali ketrampilan belajar, percaya diri, keingintahuan, memahami
oranglain, berkomunikasi dan bekerja sama, belajar formal di sekolah dan informal di
masyarakat.
h. Perpaduan kompetensi, kerjasama, dan solidaritas
Siswa berkompetisi, bekerjasama, dan mengembangkan solidaritas. Memberikan
kesempatan berkompetisi sehat, memperoleh insentif, bekerjasama dan solidaritas.
Pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menginisiasi,
memfasilitasi, dan meningkatkan intensitas dan kualitas belajar pada diri peserta didik.
Oleh karena pembelajaran merupakan upaya sistematis dan sistemik untuk menginisiasi,
memfasilitasi dan meningkatkan proses belajar maka kegiatan pembelajaran berkaitan erat
dengan jenis hakikat, dan jenis belajar serta hasil belajar tersebut. Pembelajaran harus
13
menghasilkan belajar,tapi tidak semua proses belajar terjadi karena pembelajaran. Proses
belajar terjadi juga dalam konteks interaksi sosial-kultural dalam lingkungan masyarakat.
Pembelajaran dalam konteks pendidikan formal, yakni pendidikan di sekolah,
sebagian besar terjadi di kelas dan lingkungan sekolah. Sebagian kecil pembelajaran
terjadi juga di lingkungan masyarakat, misalnya, pada saat kegiatan ko-kurikuler (kegiatan
di luar kelas dalam rangka tugas suatu mata pelajaran), ekstra kurikuler(kegiatan di luar
mata pelajaran, di luar kelas) dan ekstramural (kegiatan dalam rangka proyek belajar atau
kegiatan di luar kurikulum yang diselenggarakan di luar kampus sekolah, seperti kegiatan
perkemahan sekolah) Dengan demikian maka proses belajar bisa terjadi di kelas, dalam
lingkungan sekolah, dan dalam kehidupan masyarakat termasuk dalam bentuk interaksi
sosial kultural melalui media massa dan jaringan. Dalam konteks pendidikan non formal
justru sebaliknya proses pembelajaran sebagian besar terjadi dalam lingkungan
masyarakat, termasuk dunia kerja, media massa, dan jaringan internet. Hanya sebagian
kecil saja pembelajaran terjadi di kelas dan lingkngan pendidikan nonformal seperti pusat
kursus. Yang lebih luas adalah belajar dan pembelajaran dalam konteks pendidikan
terbuka dan jarak jauh, yang karakteristik peserta didiknya dan paradikma
pembelajarannya, proses belajar dan pembelajaran bisa terjadi di mana saja, kapan saja
tidak dibatasi oleh jarak, ruang, dan waktu.
Istilah pembelajaran merupakan istilah baru yang digunakan untuk menunjukkan
kegiatan guru dan siswa. Sebelumnya, kita menggunakan istilah “proses belajar mengajar”
dan“pengajaran”. Istilah pembelajaran merupakan terjemahan dari kata “instruction”.
Menurut Gagne, Briggs, dan Wager (1992), pembelajaran adalah serangkaian kegiatan
yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa. Instruction is
asset of events that lesrners in such a way that learning is facilitated (Gagne,Brigg,dan
Wager,1992 :3)
Kita lebih memilih istilah pembelajaran karena istilah pembelajaran mengacu pada
segala kegiatan yang berpengaruh langsung terhadap proses belajar siswa. Kalau kita
menggunakan kata “pengajaran”, kita membatasi diri hanya pada konteks tatap muka
guru-siswa di dalam kelas. Sedangkan dalam istilah pembelajaran, interaksi siswa tidak
dibatasi oleh kehadiran guru secara fisik. Siswa dapat belajar melalui bahan ajar cetak,
program radio, program televisi, atau media lainnya. Tentu guru tetap memainkan peranan
14
penting dalam merancang setiap kegiatan pembelajran. Dengan demikian, pengajaran
merupakan salah satu bentuk kegiatan pembelajaran.
Kini, kita sudah memiliki konsep dasar pembelajaran seperti halnya dirumuskan
dalam pasal 1 butir 20 UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, yakni “ Pembelajaran
adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar” Dalam konsep tersebut terkandung 5 konsep, yakni interaksi, peserta
didik, pendidik, sumber belajar, dan lingkungan belajar.
Dalam kamus Ilmiah Populer (Tim Prima Pena 2006:209) kata interaksi
mengandung arti pengaruh timbale balik, saling mempengaruhi satu sama lain. Peserta
didik, menurut Pasal 1 butir 4 UU nomor 20 tahun 3003 tentang sisdiknas adalah, anggota
anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses
pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu. Sementara
itu dalam Pasal 1 butir 6 UU Nomor 2003 tentang sisdiknas, Pendidik adalah tenaga
kependidikan yang berkualifikasi sebagi guru, dosen, konselor, pamong belajar,
widyaswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan
kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan. Sumber belajar
atau learning resources, secara umum diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat
digunakan oleh peserta didik dalam proses belajar dan pembelajaran. Jika dikelompokkan
sumber belajar dapat berupa sumber belajar tertulis/cetakan, terekam tersiar, jaringan, dan
lingkungan (alam, sosial, budaya, spiritual) lingkungan belajar atau learning environment
adalah lingkungan yang menjadi latar terjadinya proses belajar seperti di kelas,
perpustakaan, sekolah, tempat kursus, warnet, keluarga, masyarakat, dan alam semesta.
Dari pengertian di atas ciri utama pemebelajaran adalah inisiasi, fasilitasi, dan
peningkatan proses belajar siswa. Ini menunjukkan adanya kesengajaan dari pihak luar
individu yang melakukan proses belajar, dalam hal ini pendidik secara perorangan atau
secara kolektif dalam suatu system, merupakan ciri utama dari konsep pembelajaran.
Perlu diingat bahwa tidak semua proses belajar terjadi dengan sengaja. Di samping itu ciri
lain dari pembelajaran adalah adanya interaksi yang sengaja diprogramkan. Interaksi
tersebut terjadi antara peserta didik yang belajar derngan lingkungan belajarnya, baik
dengan pendidik, siswa lainnya, media, dan atau sumber belajar lainnya. Ciri lain dari
pembelajaran adalah komponen-komponen yang saling berkaiatan satu sama lain.
15
Komponen-komponen tersebut adalah tujuan, kegiatan, dan evaluasi pemebelajaran.
Tujuan pembelajaran mengacu pada kemampuan atau kompetensi yang diharapkan
dimiliki siswa setelah mengikuti sustu pembelajaran tertentu. Materi pembelajaran adalah
segala sesuatu yang dibahas dalam pembelajaran dalam rangka mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Kegiatan pembelajaran mengacu pada penggunaan pendekatan, strategi,
metode, dan tehnik dan media dalam rangka membangun proses belajar, antara lain
membahas materi dan melakukan pengalaman belajar sehingga tujuan pembelajaran
dapat dicapai secara optimal. Proses pembelajran dalam arti yang luas merupakan
jantungnya dari pendidikan untuk mengembangkan kemampuan, membangun watak dan
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka pencerdasan kehidupan bangsa.
2.2. Hakekat Kontekstual
Kontektual adalah keadaan atau masalah-masalah nyata yang ada di lingkungan
siswa, dimiliki oleh siswa dan merupakan pengalaman, pengetahuan, dan ketrampilan
yang didapat oleh siswa sebagai anggota keluarga dan masyarakat.
2.3. Pembelajaran dengan pendekatan kontekstual
Modul PLPG tahun 2011 pembelajaran dengan pendekatan CTL ( Contextual
Teaching and learning ) merupakan konsep belajar yang mengaitkan antara materi yang
diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa, dan mendorong siswa membuat hubungan
antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka
sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dengan demikian hasil pembelajaran dapat
diharapkan lebih bermakna bagi siswa.
Dalam hal ini strategi pembelajaran lebih dipentingkan dari pada hasil. Siswa perlu
mengerti apa yang dimaksud belajar, apa manfaatnya, dalam status apa mereka dan
bagaimana mencapainya, mereka harus menyadari bahwa yang mereka pelajari berguna
bagi hidupnya nanti.
Dalam kelas kontekstual, tugas guru lebih banyak memberikan strategi daripada
memberi informasi. Tugas guru mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerjasama
untuk menemukan sesuatu yang baru bagi anggota kelas. Sesuatu yang baru
( pengetahuan dan ketrampilan ) datang dari menemukan sendiri bukan dari apa kata
guru. Begitulah peran guru di kelas yang dikelola dengan pendekatan kontekstual.
16
CTL hanyalah sebuah pendekatan yang mendasari strategi pembelajaran, seperti
halnya strategi pembelajaran yang lain. CTL dikembangkan dengan tujuan agar
pembelajaran berjalan lebih produktif dan bermakna. Pendekatan CTL dapat dijalankan
tanpa harus mengubah kurikulum dan tatanan yang ada.
Di bawah ini dikemukakan ciri-ciri pendekatan CTL yang membedakannya dengan
pendekatan tradisional .
NO PENDEKATAN CTL PENDEKATAN TRADISIONAL
1 Siswa secara aktif terlibat dalam
proses pembelajaran
Siswa adalah penerima informasi
secara pasif
2 Siswa belajar dari teman melalui kerja
kelompok, diskusi, saling mengoreksi
Siswa belajar secara individual
3 Pembelajaran dikaitkan dengan
kehidupan nyata dan atau masalah
yang disimulasikan
Pembelajaran sangat abstrak dan
sangat teoritis
4 Perilaku dibangun atas dasar
kesadaran diri
Perilaku dibangun atas dasar
kebiasaan
5 Ketrampilan dikembangkan atas
dasar pemahaman
Ketrampilan dikembangkan atas
dasar latihan
6 Hadiah untuk perilaku baik adalah
kepuasan diri
Hadiah untuk perilaku baik adalah
pujian atau nilai (angka) raport
7 Seseorang tidak melakukan yang
jelek karena dia sadar karena hal itu
keliru dan merugikan
Seseorang tidak melakukan hal yang
jelek karena takut hukuman
8 Bahasa diajarkan dengan pendekatan
komunikatif, yakni siswa diajak
menggunakan bahasa dalam konteks
nyata
Bahasa diajarklan dengan
pendekatan struktural: rumus
diterangkan sampai paham,
kemudian dilatihkan (drill)
9 Pemahaman rumus dikembangkan
atas dasar skemata yang sudah ada
dalam diri siswa
Rumus itu ada diluar diri siswa yang
harus diterangkan, diterima,
dihafalkan, dan dilatihkan
17
10 Pemahaman rumus itu relatif berbeda
antara siswa yang satu dengan siswa
yang lainnya, sesuai dengan skemata
siswa (ongoing process of
development )
Rumus adalah kebenaran absolut
(sama untuk semua orang ). Hanya
ada dua kemungkinan, yaitu
pemahaman rumus yang salah atau
pemahamn rumus yang benar
11 Siswa menggunakan
kemampuanberfikir kritis, terlibat
penuh dalam mengupayakan
terjadinya proses pembelajaran yang
efektif, dan membawa skemata
masing-masing ke dalam proses
pembelajran
Siswa secra pasif menerima rumus
atau kaidah (membaca, mendengar-
kan, mencatat, menghafal ) tanpa
memberikan kontribusi ide dalam
proses pembelajaran.
12 Pengetahuan yang dimiliki
manusia dikembangkan oleh
manusia itu sendiri. Manusia
menciptakan atau membangun
poengetahuan dengan cara memberi
arti dan memahami pengalamnnya
Penetahuan adalah penangkapan
terhadap serangkaian fakta, konsep,
atau hukum yang berada di luar diri
manusia
13 Kebenaran selalu berkembang sesuai
dengan fenomena yang ada,
pengetahuan itu tidak pernah stabil,
selalu berkembang (tentative and
incomplete )
Kebenaran bersifat absolute dan
bersifat final
14 Siswa bertanggung jawab memonitor
dan mengembangkan pembelajran
Guru penentu jalannya proses
pembelajaran.
15 Penghargaan terhadap pengalaman
siswa sangat diutamakan
Pembelajaran tidak memperhatikan
pengalaman siswa
16 Hasil belajar diukur dengan berbagai
cara, proses bekerja, hasil karya,
penampilan, rekaman, tes, dll
Hasil belajar diukur hanya dengan tes
18
17 Pembelajaran terjadi di berbagai
tempat, konteks, dan setting
Pembelajaran hanya terjadi dalam
kelas
18 Penyesalan adalah hukuman dari
perilaku jelek
Sanksi adalah hukuman dari perilaku
jelek
19 Perilaku baik berdasar motivasi
intrinsik
Perilaku baik berdasar motivasi
ekstrinsik
20 Seseorang berperilaku baik karena
dia yakin itulah yang terbaik dan
bermanfaat
Seseorang berperilaku baik karena
dia terbiasa melakukan begitu,
kebiasaan ini dibangun dengan
hadiah yang menyenangkan
2.3.1.Komponen Pendekatan CTL
Ada tujuh komponen yang mencerminkan pelakanaan pendekatan CTL dalam
pemebelajaran Matematika. Ke tujuh koponen tersebut bukan merupakan keharusan yang
harus kesemuanya tercermin dalam setiap tatap muka pemebelajaran, akan tetapi akan
sangat bergantung pada kompetensi yang akan dilatihkan. Untuk mencapai salah satu
kompetensi kadang-kadang diperlukan ketujuh komponen pendekatan kontekstual. Akan
tetapi untuk kompetensi yang lain biasa juga cukup dengan penerapan tiga atau empat
komponen penedekatan kompetensi.
Ke tujuh komponen tersebut adalah:
1).Konstruktivisme (Contructivism)
Kontrukstivisme merupakan landasan berfikir (filosofi) pendekatan CTL, yaitu
bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit yang hasilnya diperluas
melalui konteks yang terbatas dan tidak sekonyong-konyong. Pengetahuan seperangkat
fakta, konsep, atau kaidah yang siap utuk diambil dan diingat. Manusia harus
mengkontruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata.
Dengan dasar itu, pemebelajaran harus dikemas menjadi proses konstruksi
bukan menerima pengetahuan. Dalam proses pemebelajaran, siswa membangun sendiri
pengetahuan mereka melalui keterlibatan aktif dalam proses belajar-mengajar. Siswa
menjadi pusat kegiatan bukan guru.
19
Dalam pandangan konstruktivis, strategi lebih diutamakan ketimbang mengingat
pengetahuan, maka tugas guru adalah:
a) menjadikan pengetahuan bermakna dan relevan bagi siswa.
b) memberi kesempatan bagi siswa menemukan dan menerapkan idenya sendiri
c) Menyadarkan siswa agar menerapkan strategi mereka sendiri dalam belajar.
2).Menemukan (Inquiry )
Pengetahuan dan ketrampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil
mengingatfakta, tetapi hasil darimenemukan sendiri. Guru harus selalu merancang
kegiatan yang merujuk pada kegiatan yang menemukan .apapun materi yang diberikan.
a) a) Siklus inquiry
1)) Observasi (observasion)
2)) Bertanya (question)
3)) Mengajukan dugaan (hypothesis)
4)) Pengumpulan data (data gathering)
5)) Penyimpulan (conclusison)
b) Langkah-langkah kegiatan menemukan (inquiri )
1)) Merumuskan masalah
2)) Mengamati atau melakukan obserasi
3)) Menganalisis dan menyajikan hasil dalam bentuk tulisan, gambar, laporan, bagan,
tabel, dan karya lain.
4)) Mengkomunikasikan atau menyajikan hasil karya pada pembaca, teman sekelas, guru,
atau audien yang lain.
3).Bertanya (questioning)
Bertanya dalam pembelajaran dipandang sebagai kegiatan guru untuk mendorong,
membimbing, dan menilai kemampuan berfikir siswa. Bagi siswa kegiatan beranya
mrupakan bagian penting dalam melaksanakan pembelajran yang berbasis inquiri
yaitu menggsali informasi, mengkonfirmasikan apa yang sudah diketahui, dan
mengarahkan perhatian pada asfek yang belum diketahui.
4).Masyarakat belajar (Learning Community)
5).Pemodelan (Modelling)
6).Refleksi ( reflection)
20
7).Penbilaian yang sebenarnya ( authentic assessment)
2.3.1.Karakteristik pendekatan CTL
Ada beberapa kegiatan dan situasi pendekatan yang mencerminkan pembelajaran
berbasis kompetensi yaitu:
1) Kerja sama
2) Saling menunjang
3) Menyenangkan, tidak membosankan
4) Belajar dengan bergairah
5) Pembelajaran terintegrasi
6) Menggunakan berbagai sumber
7) Siswa aktif
8) Sharing dengan teman
9) Siswa kritis guru kreatif
10).Dinding kelas dan lorong-lorong penuh dengan hasil karya siswa, peta-peta, gambar,
artikel, humor dan lain-lain.
11) Laporan kepada orang tua bukan hanya rapor, tetapi hasil karya siswa, laporan hasil
praktikem, karangan siswa, dan lain-lain.
2.2.Kerangka Berfikir
Dalam penelitian ini, berdasarkan analisis diduga bahwa rendahnya hasil belajar
matematika siswa kelas VI SD Negeri 3 Bandungsari dikarenakan tarap belajar siswa
masih rendah dan pelajaran matematika masih dianggap pelajaran yang sulit. Dengan
tindakan penelitian ini kondisi yang diharapkan adalah digunakannya pendekatan CTL
dalam pembelajaran matematika Kompetensi Dasar menentukan pengakaran pangkat tiga
dari bilangan kubik sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.
21
Dalam penelitian ini kerangka berfikirnya dapat digambarkan sebagai
berikut:
Gambar.2.2.Skema Gambaran Kerangka Berfikir
Dalam
Pembelajaran
guru
menggunakan
pendekatan
konetkstual
SIKLUS ,I
Dalam
pembelajaran
matematika guru
menggunakan
pendekatan
kontekstual
TINDAKAN
Diduga melalui
pembelajaran
dgn.pendekatan
kontekstual
dapat
meningkatkan
hasil belajar
matematika
pada
pengakaran
pangkat tiga
dari bilangan
kubik.
KONDISI
AKHIR
KONDISI
AWAL
Guru.
Belum
menggunakan
pendekatan
kontekstual
Siswa :
Hasil belajar
matematika pada
panarikan akar
pangkat tiga
bil.kubik masih
rendah
SIKLUS .II
DalamPemb.mat
ematika guru
menggunakan
pendekatan
kontekstual
22
3.Hipotesis Tindakan
Berdasarkan landasan teori dan kerangka berfikir yang telah diungkapkan, maka
hipotesis tindakan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: “Jika Guru
menggunakan pendekatan CTL dapat meningkatkan hasil belajar Matematika Kompetensi
Dasar menentukan pengakaran pangkat tiga dari bilangan kubik di kelas VI SD Negeri 3
Bandungsari Kecamatan Ngaringan Kabupaten Grobogan tahun 2011/2012.