20
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Model Pembelajaran Kolaboratif dengan Metode POE (Predict- Observe-Explain) Menurut Sagala (2010:11) belajar merupakan komponen ilmu pendidikan yang berkenaan dengan tujuan dan bahan acuan interksi, baik yang bersifat eksplisit maupun implisit (tersembunyi). Belajar aktif merupakan sebuah kondisi siswa mampu mengembangkan kemampuannya secara mandiri dengan panduan oleh guru atau yang ahli dalam bidangnya, dengan demikian siswa dituntut untuk mampu mengambangkan kemampuannya secara aktif dengan cara mengeluarkan ide-idenya dengan berpikir untuk memecahkan suatu masalah yang sedang dihadapi oleh siswa tersebut. Siswa akan lebih mampu mengembangkan kemampuannya. Menurut Warsono dan Hariyanto (2012:49), pembelajaran aktif terdiri dari dua jenis yaitu pembelajaran aktif individual dan pembelajaran aktif kolaboratif. Pembelajaran aktif kolaboratif terdiri dari pembelajaran kolaboratif dan pembelajaran kooperatif. Hal ini masih ada yang perlu disepakati bersama, mengingat adanya dualisme pemikiran. Pemikiran yang pertama menganggap bahwa pembelajaran kolaboratif dengan pembelajaran kooperatif adalah sama saja, sedangkan pemikiran yang kedua menganggap terdapat perbedaan 6 Pengaruh Penerapan Model..., Dioah Rakhmawati, FKIP UMP, 2014

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teorirepository.ump.ac.id/644/3/BAB II_DIAH RAKHMAWATI_PGSD'14.pdf · Setelah setiap siswa siap dengan makalah untuk menjelaskan, melaksanakan diskusi

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teorirepository.ump.ac.id/644/3/BAB II_DIAH RAKHMAWATI_PGSD'14.pdf · Setelah setiap siswa siap dengan makalah untuk menjelaskan, melaksanakan diskusi

6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Model Pembelajaran Kolaboratif dengan Metode POE (Predict-

Observe-Explain)

Menurut Sagala (2010:11) belajar merupakan komponen ilmu

pendidikan yang berkenaan dengan tujuan dan bahan acuan interksi,

baik yang bersifat eksplisit maupun implisit (tersembunyi). Belajar

aktif merupakan sebuah kondisi siswa mampu mengembangkan

kemampuannya secara mandiri dengan panduan oleh guru atau yang

ahli dalam bidangnya, dengan demikian siswa dituntut untuk mampu

mengambangkan kemampuannya secara aktif dengan cara

mengeluarkan ide-idenya dengan berpikir untuk memecahkan suatu

masalah yang sedang dihadapi oleh siswa tersebut. Siswa akan lebih

mampu mengembangkan kemampuannya.

Menurut Warsono dan Hariyanto (2012:49), pembelajaran aktif

terdiri dari dua jenis yaitu pembelajaran aktif individual dan

pembelajaran aktif kolaboratif. Pembelajaran aktif kolaboratif terdiri

dari pembelajaran kolaboratif dan pembelajaran kooperatif. Hal ini

masih ada yang perlu disepakati bersama, mengingat adanya dualisme

pemikiran. Pemikiran yang pertama menganggap bahwa pembelajaran

kolaboratif dengan pembelajaran kooperatif adalah sama saja,

sedangkan pemikiran yang kedua menganggap terdapat perbedaan

6

Pengaruh Penerapan Model..., Dioah Rakhmawati, FKIP UMP, 2014

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teorirepository.ump.ac.id/644/3/BAB II_DIAH RAKHMAWATI_PGSD'14.pdf · Setelah setiap siswa siap dengan makalah untuk menjelaskan, melaksanakan diskusi

7

yang jelas antara pembelajaran kolaboratif dan pembelajaran

kooperatif.

Pembelajaran kolaboratif dengan teknik POE terdiri dari

kelompok-kelompok siswa. Adapun langkah-langkahnya yaitu sebagai

berikut:

a. Membagi siswa dalam kelompok-kelompok kecil berkisar

antara 3-8 orang bergantung pada jumlah siswa dalam kelas

serta tingkat kesukaran materi ajar. Semakin sukar, semakin

diperlukan jumlah siswa yang lebih besar dalam kelompok

tersebut agar diperoleh buah pikiran yang lebih variatif.

b. Menyiapkan demonstrasi yang terkait dengan topik yang

akan diajari. Memilih kegiatan yang membangkitkan minat

siswa, sehingga siswa akan berupaya melakukan observasi

dengan cernat.

c. Menjelaskan kepada siswa yang sedang guru lakukan.

Lagkah 1: Melakukan prediksi (predict)

Meminta kepada siswa secara perseorangan untuk

menuliskan prediksinya tentang apa yang akan terjadi.

menanyakan kepada siswa tentang apa yang siswa

pikirkan terkait apa yang akan siswa lihat dan

mengapa siswa berpikir seperti itu.

d. Langkah 2: Melakukan observasi (Observe)

Melaksanakan sebuah demonstrasi.

Pengaruh Penerapan Model..., Dioah Rakhmawati, FKIP UMP, 2014

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teorirepository.ump.ac.id/644/3/BAB II_DIAH RAKHMAWATI_PGSD'14.pdf · Setelah setiap siswa siap dengan makalah untuk menjelaskan, melaksanakan diskusi

8

Menyediakan waktu yang cukup agar siswa dapat

fokus dengan observasinya.

Meminta para siswa menuliskan apa yang siswa

amati.

e. Langkah 3: Menjelaskan (Explain)

Meminta siswa memperbaiki atau menambahkan

penjelasan kepada hasil observasinya.

Setelah setiap siswa siap dengan makalah untuk

menjelaskan, melaksanakan diskusi kelompok.

(Warsono dan Haryanto:2012:93)

Berdasarkan penjelasan langkah-langkah pembelajaran kolaboratif

teknik POE, maka pelaksanaan pembalajaran IPA di kelas

eksperimen adalah dengan menggunakan pembelajaran kolaboratif

teknik POE adalah sebagai berkut:

a. Guru menyiapkan materi yang berkaitan dengan gaya magnet.

b. Guru membagi siswa dalam bentuk kelompok-kelompok,

setiap kelompok terdiri dari 3-8 siswa.

c. Guru mendemonstrasikan sesuatu yang berkaitan dengan

perubahan gaya magnet. Guru memilih kegiatan yang menarik

siswa agar melakukan observasi dengan cermat.

d. Guru menjelaskan apa yang sedang guru lakukan.

Langkah 1: melakukan prediksi (Predict).

Pengaruh Penerapan Model..., Dioah Rakhmawati, FKIP UMP, 2014

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teorirepository.ump.ac.id/644/3/BAB II_DIAH RAKHMAWATI_PGSD'14.pdf · Setelah setiap siswa siap dengan makalah untuk menjelaskan, melaksanakan diskusi

9

Guru meminta kepada siswa secara perorangan untuk

menuliskan prediksi tentang apa yang akan terjadi.

Guru menanyakan kepada siswa mengenai apa yang

siswa pikirkan setelah melihat demonstrasi guru dan

alasan siswa berpikir seperti itu.

e. Langkah 2: Melakukan observasi (Observe)

Siswa melaksanakan sebuah demonstrasi.

Guru menyediakan waktu yang cukup agar siswa dapat

fokus dalam observasinya.

f. Langkah 3: Menjelaskan (Explain)

Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk

memperbaiki atau menambahkan penjelasan kepada

hasil observasinya.

Setelah semua siswa siap dengan makalah untuk

penjelasan, laksanakan diskusi kelompok.

Dalam setiap model pembelajaran pasti ada kelebihan dan

kekurangannya, berikut kelebihan dari pembelajaran kolaboratif

dengan teknik POE yaitu:

a. Siswa dapat mengembangkan kemampuan awal atau

gagasan awal siswa.

b. Membangkitkan keinginan siswa untuk menyelidiki.

Pengaruh Penerapan Model..., Dioah Rakhmawati, FKIP UMP, 2014

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teorirepository.ump.ac.id/644/3/BAB II_DIAH RAKHMAWATI_PGSD'14.pdf · Setelah setiap siswa siap dengan makalah untuk menjelaskan, melaksanakan diskusi

10

c. Memotivasi siswa agar berkeinginan untuk melakukan

eksplorasi konsep.

d. Memberikan informasi kepada guru tentang pemikiran

siswa.

Kekurangan dari pembelajaran kolaboratif teknik POE yaitu teknik

POE tidak cocok diterapkan untuk semua pokok bahasan. Pokok

bahasan yang tidak bersifat pengalaman langsung (hands-on) sulit atau

tidak dapat menggunakan teknik ini.

2. Hasil Belajar

Menurut Sudjana (2010:22), hasil belajar adalah kemampuan-

kemampuan yang dimiliki siswa setelah siswa menerima pengalaman

belajarnya. Menurut Horward Kingsley (dalam Sudjana 2010:22)

membagi tiga macam hasil belajar, yakni (a) ketrampilan dan

kebiasaan, (b) pengetahuan dan pengertian, (c) sikap dan cita-cita.

Hasil belajar ada beberapa tipe yang telah dikemukakan olah

para ahli, salah satunya tipe hasil belajar menurut Benjamin dalam

Sudjana, (2010:22) menggolongkan tipe hasil belajar sebagai berikut:

a. Ranah Kognitif

Ranah Kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual

yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan,

pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. Kedua aspek

pertama disebut kognitif rendah dan keempat aspek berikut

termasuk kognitif tingkat tinggi. Menurut Sagala (2010:157)

Pengaruh Penerapan Model..., Dioah Rakhmawati, FKIP UMP, 2014

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teorirepository.ump.ac.id/644/3/BAB II_DIAH RAKHMAWATI_PGSD'14.pdf · Setelah setiap siswa siap dengan makalah untuk menjelaskan, melaksanakan diskusi

11

tujuan-tujuan kognitif adalah tujuan-tujuan yang lebih banyak

berkenaan dengan perilaku dalam aspek berpikir/intelektual.

Tabel 2.1 Hasil aspek Kognitif Materi Gaya Magnet

No. Indikator Aspek

kognitif

Soal

1. Siswa mampu

mengelompokan

benda yang bersifat

magnetis dan benda

yang tidak bersifat

magnetis

Pengetahuan Berikut ini

merupakan benda

yang dapat ditarik

magnet adalah..

2. Siswa mampu

menunjukkan

kekuatan magnet

dalam menembus

beberapa benda

Pemahaman Faktor apa saja

yang

mempengaruhi

kekuatan magnet.

3. Siswa mampu

memberikan contoh

penggunaan magnet

dalam kehidupan

sehari-hari

Pemahaman Mencontohkan

penggunaan

magnet dalam

kehidupan sehari-

hari

4. Siswa mampu

membuat magnet

buatan.

Penerapan Bagaimana cara

membuat magnet

buatan?

b. Aspek Afektif

Aspek Afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek,

yakni penerimaan, jawaban, organisasi,dan internalisasi.

Tujuan-tujuan afektif adalah tujuan-tujuan yang banyak berkaitkan

dengan aspek perasaan, nilai, sikap, dan minat perilaku peserta

didik atau siswa. {Sagala (2010:158)}

Pengaruh Penerapan Model..., Dioah Rakhmawati, FKIP UMP, 2014

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teorirepository.ump.ac.id/644/3/BAB II_DIAH RAKHMAWATI_PGSD'14.pdf · Setelah setiap siswa siap dengan makalah untuk menjelaskan, melaksanakan diskusi

12

Menurut Sudjana (2010:30) ada beberapa katagori ranah afektif

sebagai hasil belajar. Katagori tersebut dimulai dari tingkat yang

dasar atau sederhana sampai tingkat yang kompleks.

a) Reciving/attending, yakni semacam kepekaan dalam menerima

rangsangan (stimulasi) dari luar yang datang kepada siswa

dalam bentuk masalah, situasi, gejala, dan lain-lain. Dalam tipe

ini termasuk kesadaran, keinginan untuk menerima stimulasi,

kontrol, dan seleksi gejala atau rangsangan dari luar.

b) Responding atau jawaban, yakni reaksi yang diberikan oleh

seseorang terhadpa stimulasi yang datang dari luar. Hal ini

mencagkup ketepatan reaksi, perasaan, kepuasan dalam

menjawab stimulus dari luar yang datang kepada dirinya.

c) Valuing (penilaian) berkenaan dengan nilai dan kepercayaan

terhadap gejala atau stimulus tadi. Dalam evaluasi ini termasuk

di dalamnya kesediaan menerima nilai, latar belakang, atau

pengalaman untuk menerima nilai dan kesepakatan terhadap

nilai tersebut.

d) Organisasi, yakni pengembangan dari nilai ke dalam satu

sistem organisasi, termasuk hubungan satu nilai dengan nilai

lain, pemantapan, dan prioritas nilai yang telah dimilikinya.

Yang termasuk ke dalam organisasi ialah konsep tentang nilai,

organisasi sistem nilai.

Pengaruh Penerapan Model..., Dioah Rakhmawati, FKIP UMP, 2014

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teorirepository.ump.ac.id/644/3/BAB II_DIAH RAKHMAWATI_PGSD'14.pdf · Setelah setiap siswa siap dengan makalah untuk menjelaskan, melaksanakan diskusi

13

e) Karakteristik nilai atau internalisasi nilai, yakni keterpaduan

semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang, yang

mempengaruhi pola kepribadan dan tingkah lakunya.

Nilai yang akan dikembangkan dalam model kolaboratif

dengan metode POE yaitu pendidikan karakter kerja keras. Kerja

keras siswa dilihat saat melakukan sebuah pengamatan maupun

penelitian dalam pembelajaran IPA terkait materi gaya magnet.

Kerja keras ini akan melatih siswa untuk tidak mudah putus asa

dalam melakukan sebuah pengamatan atau penelitian sehingga

mendapatkan hasil yang maksimal.

Kerja keras adalah suatu istilah yang melingkupi suatu upaya

yang terus dilakukan (tidak pernah menyerah) dalam

menyelesaikan pekerjaan/yang menjadi tugasnya sampai tuntas

(Kesuma, dkk; 2011:17), jadi kerja keras diperlukan dalam setiap

kegiatan terlebih dalam pelajaran IPA dengan menggunakan

metode POE, karena dalam metode POE ini siswa mengalami fase

observe atau pengamatan. Pengamatan dilakukan secara langsung,

jadi dalam melaksanakan pengamatan siswa harus bekerja keras

untuk menghasilkan sebuah jawaban atau hasil dari sebuah

pengamatan.

Pengaruh Penerapan Model..., Dioah Rakhmawati, FKIP UMP, 2014

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teorirepository.ump.ac.id/644/3/BAB II_DIAH RAKHMAWATI_PGSD'14.pdf · Setelah setiap siswa siap dengan makalah untuk menjelaskan, melaksanakan diskusi

14

Tabel 2.2. Hasil Belajar Aspek Afektif Materi Gaya Magnet

No Indikator Aspek Afektif Kegiatan

1.

.

Mengerjakan semua

tugas dengan teliti

dan rapi

Kerja Keras

- Siswa meneliti

kembali tugasyang

telah dikerjakan

sebelum

dikumpulkan/dinilai.

2.

Mencari informasi

dari sumber di luar

sekolah

- Siswa mengunjungi

perpustakaan untuk

membaca buku saat

istirahat.

3. Menyelesaikan tugas-

tugas dari guru pada

waktunya

- Siswa mengerjakan

PR di rumah agar

bisa dikumpulkan

tepat waktu

4. Fokus pada tugas-

tugas yang diberikan

guru di kelas

- Siswa mengerjakan

tugas dengan serius.

5 Mencatat dengan

sungguh-sungguh

sesuatu yang dibaca,

diamati, dan didengar

untuk kegiatan kelas

- Siswa mencatat

semua yang

ditugaskan guru, agar

tidak lupa dengan

perintah tersebut.

c. Ranah Psikomotoris

Ranah psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar ketrampilan

dan kemampuan bertindak. Aspek ranah psikomotoris ada enam,

yakni (a) gerakan reflek, (b) ketrampilan gerak dasar, (c)

kemampuan perseptual, (d) keharmonisan atau ketepatan, (e)

gerakan ketrampilan kompleks, dan (f) gerakan ekspresif dan

interpretatif. Ranah ini dinilai tentang penampilan siswa dalam

menjalankan sebuah tugas atau kompetensi. Unjuk kerja siswa

Pengaruh Penerapan Model..., Dioah Rakhmawati, FKIP UMP, 2014

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teorirepository.ump.ac.id/644/3/BAB II_DIAH RAKHMAWATI_PGSD'14.pdf · Setelah setiap siswa siap dengan makalah untuk menjelaskan, melaksanakan diskusi

15

dapat digunakan saat siswa mempersiapkan alat untuk eksperimen

ketrampilan saat melakukan eksperimen, dan kemampuan siswa

memprediksi hasil eksperimen.

Tabel 2.3. Hasil Belajar Aspek Psikomotor Materi Gaya Magnet

No Indikator Aspek

Psikomotor

Kegiatan

1 Mempersiapkan

alat sesuai

dengan tugasnya

Ketepatan

Peserta didik

menyiapkan bahan

alat peraga

2 Mampu

melakukan

eksperimen

Ketepatan

Peserta didik mampu

melakukan

eksperimen

3 Mampu

menggunakan

alat peraga

Peniruan

Peserta didik mampu

menggunakan alat

peraga

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar

Menurut Slameto (2010:54) faktor-faktor yang mempengaruhi

belajar banyak jenisnya tetapi dapat digolongkan menjadi dua

golongan saja, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern

adalah faktor faktor yang ada dalam diri individu yang sedang

belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar

individu.

a. Faktor Intern

Terdiri dari tiga faktor yaitu faktor jasmaniah, faktor

Psikologis, dan faktor Kelelahan.

b. Faktor Ekstern

Pengaruh Penerapan Model..., Dioah Rakhmawati, FKIP UMP, 2014

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teorirepository.ump.ac.id/644/3/BAB II_DIAH RAKHMAWATI_PGSD'14.pdf · Setelah setiap siswa siap dengan makalah untuk menjelaskan, melaksanakan diskusi

16

Dikelompokan menjadi tiga, yaitu faktor keluarga, faktor

sekolah, dan faktor masyarakat.

Menurut Aunurrahman (2010:178) beberapa faktor internal

yang mempengaruhi proses belajar siswa yaitu

a. Ciri khas/karakteristik siswa

Masalah masalah belajar yang berkenaan dengan dimensi

siswa sebelum belajar pada umumnya berkenaan dengan

minat, kecakapan dan pengalaman-pengalaman. Siswa yang

mempunyai minat yang tinggi saat belajar, maka siswa akan

berupaya mempersiapkan hal-hal yang berkaitan dengan apa

yang akan dipelajaran secara lebih baik.

b. Sikap terhadap belajar

Dalam kegiatan belajar, sikap siswa dalam proses belajar,

terutama sekali ketika memulai kegiatan. Siswa yang pada

saat menerima pelajaran memiliki sikap menerima atau ada

kesediaan emosional untuk belajar, maka siswa cenderung

untuk berusaha terlibat dalam kegiatan belajar dengan baik.

Siswa yang dominan menolak sebelum belajar atau ketika

akan memulai pelajaran, maka siswa cenderung kurang

memperhatikan atau mengikuti kegiatan belajar.

c. Motivasi belajar

Motivasi dalam kegiatan belajar merupakan kekuatan yang

dapat menjadi tenaga pendorong bagi siswa untuk

Pengaruh Penerapan Model..., Dioah Rakhmawati, FKIP UMP, 2014

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teorirepository.ump.ac.id/644/3/BAB II_DIAH RAKHMAWATI_PGSD'14.pdf · Setelah setiap siswa siap dengan makalah untuk menjelaskan, melaksanakan diskusi

17

mendayagunakan potensi-potensi yang ada pada dirinya dan

potensi di luar dirinya untuk mewujudkan tujuan belajar.

d. Kensentrasi belajar

Konsentrasi belajar merupakan salah satu aspek psikologis

yang seringkali tidak begitu mudah untuk diketahui oleh

orang lain selain diri individu yang sedang belajar.

e. Mengolah bahan belajar

Siswa yang mengalami kesulitan di dalam mengolah pesan,

maka berarti ada kendala pembelajaran yang dihadapi siswa

yang membutuhkan bantuan guru.

f. Menggali hasil belajar

Kesulitan di dalam proses menggali kembaali pesan-pesan

lama merupakan kendala di dalam proses pembelajaran

karena siswa akan mengalami kesulitan untuk mengolah

pesan-pesan baru yang memiliki keterkaitan dengan pesan-

pesan lama yang telah diterima sebelumnya.

g. Rasa percaya diri

Siswa yang sering mencapai keberhasilan di dalam

melaksanakan tugas, di dalam menyelesaikan suatu pekerjaan

apalagi diiringi dengan adanya pengakuan umum atas

keberhasilan yang dicapai maka rasa percaya diri siswa akan

semakin kuat, begitu juga sebaliknya.

h. Kebiasaan belajar

Pengaruh Penerapan Model..., Dioah Rakhmawati, FKIP UMP, 2014

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teorirepository.ump.ac.id/644/3/BAB II_DIAH RAKHMAWATI_PGSD'14.pdf · Setelah setiap siswa siap dengan makalah untuk menjelaskan, melaksanakan diskusi

18

Kebiasaan belajar sangat mempengaruhi aktivitas belajar

siswa. kebiasaan yang buruk dalam belajar dapat

menyebabkan rendahnya hasil belajar diperoleh.

Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006:248) beberapa faktor

ekstern dalam belajar meliputi:

a. Guru sebagai pembina siswa belajar

Guru adalah pengajar yang mendidik. Siswa tidak hanya

mengajar bidang studi yang sesuai dengan keahliannya, tetapi

juga menjadi pendidik generasi muda.

b. Prasarana dan saran pembelajaran

Prasarana pembelajaran meliputi gedung sekolah, ruang

belajar, lapangan olah raga, ruang ibadah, ruang kesenian,

dan peralatan olahraga. Sarana pembelajaran meliputi buku

pelajaran, buku bacaan, alat dan fasilitas laboratorium

sekolah, dan berbagai media pengajaran yang lain.

c. Kebijakan penilaian

Penilaian hasil belajar penentu keberhasilan belajar tersebut

adalah guru. Guru adalah pemegang kunci pembelajaran.

d. Lingkungan sosial siswa di sekolah

Pengaruh Penerapan Model..., Dioah Rakhmawati, FKIP UMP, 2014

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teorirepository.ump.ac.id/644/3/BAB II_DIAH RAKHMAWATI_PGSD'14.pdf · Setelah setiap siswa siap dengan makalah untuk menjelaskan, melaksanakan diskusi

19

Siswa yang memiliki kedudukan dan peranan yang diakui

oleh sesama, jika seorang siswa diterima, maka siswa dengan

mudah menyesuaikan diri dan segera dapat belajar.

e. Kurikulum sekolah

Kurikulum disusun berdasarkan tuntutan kemajuan

masyarakat. Perubahan kurikulum sekolah menimbulkan

masalah bagi guru, siswa, petugas pendidikan, dan orang tua

siswa. Guru harus mengadakan perubahan pembelajaran

berdasarkan perubahan kurikulum.

4. Ilmu Pengetahuan Alam

Menurut Purnama (1997:4) Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) bermula

dari rasa ingin tahu, yang merupakan suatu ciri khas manusia.

Manusia mempunyai rasa ingin tahu tentang benda-benda di sekeliling

alam sekitarnya, bulan, bintang, dan matahari yang dipandangnya

bahkan ingin tahu tentang dirinya sendiri. Menurut Roosmini, dkk

(1990:24) ilmu/Ilmu Pengetahuan(termasuk IPA) mempunyai ciri

khas yang objektif, metodik, sistematik dan berlaku umum. Menurut

Jasin (2000:32) IPA/ ilmu alamiah (Natural Science) yang membahas

tentang alam semesta dengan semua isinya.

Ilmu-ilmu alam membagi diri menjadi dua kelompok, yaitu:

a. Kelompok ilmu alam (physical sciences) yang mempelajari zat-zat

yang membentuk alam semesta.

Pengaruh Penerapan Model..., Dioah Rakhmawati, FKIP UMP, 2014

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teorirepository.ump.ac.id/644/3/BAB II_DIAH RAKHMAWATI_PGSD'14.pdf · Setelah setiap siswa siap dengan makalah untuk menjelaskan, melaksanakan diskusi

20

b. Kelompok ilmu hayat (biological sciences), yang mempelajari

makhluk yang hidup di alam semesta. (Purnama 1997:76)

Berdasarkan pengertian IPA dari beberapa ahli dapat disimpulkan

bahwa IPA/ IlmuPengetahuan Alam yaitu sebuah cabang ilmu

pengetahuan yang berasal dari alam. IPA berfungsi memberi

penjelasan/pengetahuan yang berkaitan dengan alam dan menjawab

semua yang berkaitan dengan alam. Manusia dan makhluk hidup yang

lain akan dibahas dalam pembelajaran IPA, oleh karena itu

keberadaan IPA ini penting dalam dunia pendidikan.

a. Materi Pelajaran IPA

Materi pembelajaran IPA dalam penelitian ini mengambil materi

gaya magnet kelas V semester 2. Standar kompetensi dan kompetensi

dasar yang sesuai dengan materi yang dijadikan bahan penelitian

adalah sebagai berikut:

Tabel 2.4 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

5. memahami hubungan antara

gaya, gerak, dan energi, serta

fungsinya.

5.1 Mendiskripsikan hubungan

antara gaya, gerak dan energi

melalui percobaan (gaya

gravitasi, gaya gesek, gaya

magnet)

Sumber : Panduan KTSP

Berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar diatas dapat

diketahui bahwa materi yang dipakai yaitu hubungan antara gaya dan

Pengaruh Penerapan Model..., Dioah Rakhmawati, FKIP UMP, 2014

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teorirepository.ump.ac.id/644/3/BAB II_DIAH RAKHMAWATI_PGSD'14.pdf · Setelah setiap siswa siap dengan makalah untuk menjelaskan, melaksanakan diskusi

21

sub babnya yaitu mengenai gaya magnet. Magnet dapat menarik

bebarapa benda yang sejenis logam. Penyelidikan digunakan untuk

mengelompokkan benda yang bersifat magnetis dan benda yang tidak

magnetis.

b. Gaya Magnet

Materi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu gaya magnet.

Beberapa benda yang bersifat magnetis atau dapat ditarik oleh magnet

merupakan benda yang terbuat dari logam, dan benda yang bersifat

non magnetis atau tidak dapat ditarik oleh magnet yaitu benda yang

tersusun dari bahan yang tidak dapat menghantar listrik sebagai

contoh terbuat dari kertas, kain, kayu, dan lain-lain. Magnet

mempunyai kekuatan dalam menarik benda. Besarnya daya tembus

gaya magnet dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain jenis

penghalang, tebal tipisnya penghalang, dan kekuatan magnet.

Pengaruh gaya magnet juga ditentukan oleh jarak magnet dengan

benda.

Beberapa alat-alat yang memanfaatkan gaya magnet di antaranya

pintu lemari es, ujung obeng, ujung gunting, kotak tempat pensil,

papan catur, kompas, dinamo, speaker, dan kaset. Magnet dalam

kehidupan sehari-hari sangat besar manfaatnya, sebagai contoh:

1) penggunaan magnet pada ujung gunting untuk memudahkan

mengambil jarum jahit.

2) Bel listrik untuk menggerakkan pemukul lonceng.

Pengaruh Penerapan Model..., Dioah Rakhmawati, FKIP UMP, 2014

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teorirepository.ump.ac.id/644/3/BAB II_DIAH RAKHMAWATI_PGSD'14.pdf · Setelah setiap siswa siap dengan makalah untuk menjelaskan, melaksanakan diskusi

22

3) Papan catur agar buah catur tidak mudah terguling.

4) Kompas sebagai penunjuk arah utara-selatan.

5) Dinamo sepeda dan generator untuk membangkitkan tenaga

listrik.

6) Alat ukur mengangkut benda-benda dari besi.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Peneliti tidak menemukan penelitian yang sama persis dengan

permasalahan yang peneliti teliti, tapi ada yang dilakukan oleh:

1. Herni Budiati, Sugiyarto, dan Sarwanto (2012). Mahasiswa Program Studi

Pendidikan Sains Program Pascasarjana UNS Surakarta. Penelitian

tersebut berjudul Pengaruh Model Pembelajaran POE (Prediction,

Observation, and Explanation) menggunakan eksperimen sederhana dan

eksperimen terkontrol ditinjau dari ketrampilan metakognitif dan gaya

belajar terhadap ketrampilan proses sains. Hasil penelitian tersebut adalah

model pembelajaran POE menggunakan metode eksperimen terkontrol

lebih baik dalam mempengaruhi keterampilan proses sains dibandingkan

metode eksperimen sederhana; 2. tidak ada pengaruh keterampilan

metakognitif tinggi dan rendah terhadap keterampilan proses sains; 3.

tidak ada pengaruh gaya belajar visual dan kinestetik terhadap

keterampilan proses sains; 4. tidak ada pengaruh interaksi antara model

POE menggunakan metode eksperimen sederhana dan terkontrol dengan

keterampilan metakognitif terhadap keterampilan proses sains; 5. tidak ada

Pengaruh Penerapan Model..., Dioah Rakhmawati, FKIP UMP, 2014

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teorirepository.ump.ac.id/644/3/BAB II_DIAH RAKHMAWATI_PGSD'14.pdf · Setelah setiap siswa siap dengan makalah untuk menjelaskan, melaksanakan diskusi

23

pengaruh interaksi antara model pembelajaran POE menggunakan metode

eksperimen sederhana dan terkontrol dengan gaya belajar terhadap

keterampilan proses sains; 6. tidak ada pengaruh interaksi antara

keterampilan metakognitif dan gaya belajar terhadap keterampilan proses

sains; 7. interaksi antara model pembelajaran POE menggunakan metode

eksperimen terkontrol, keterampilan metakognitif tinggi dan gaya belajar

visual memberi pengaruh paling baik terhadap keterampilan proses sains.

2. M. P. Restami, K. Suma, M. Pujani (2013). Mahasiswa Program Studi

Pendidikan Sains, Program Pasca Sarjana Universitas Pendidikan

Ganesha. Judul penelitian tersebut adalah pengaruh model pembelajaran

poe (predict-observe-explaint) terhadap pemahaman konsep fisika dan

sikap ilmiah ditinjau dari gaya belajar siswa. Hasil penelitian adalah

menunjukkan terdapat pengaruh interaksi antara model pembelajaran POE

dan gaya belajar terhadap pemahaman konsep fisika dan sikap ilmiah

siswa.

C. Kerangka Pikir

Metode POE dilandasi oleh teori pembelajaran kontruksivisme

yang beranggapan bahwa melalui kegiatan melakukan prediksi, observasi

dan menerangkan sesuatu hasil pengamatan (Warsono dan Hariyanto

2012:93). Siswa membina pengetahuan atau konsep secara aktif

berdasarkan pengalaman yang didapat. Pengalaman yang didapat diolah

sendiri oleh siswa secara langsung dalam sebuah pengamatan/eksperimen

Pengaruh Penerapan Model..., Dioah Rakhmawati, FKIP UMP, 2014

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teorirepository.ump.ac.id/644/3/BAB II_DIAH RAKHMAWATI_PGSD'14.pdf · Setelah setiap siswa siap dengan makalah untuk menjelaskan, melaksanakan diskusi

24

sehingga siswa akan menemukan konsep secara mandiri berdasarkan

pengalaman yang telah didapat.

Siswa akan menjadi lebih aktif karena terlibat secara langsung

dalam suatu proses baik mengemukakan sebuah gagasan maupun dalam

pengamatan langsung, hal ini pastinya akan lebih bermakna untuk siswa

dan pemahaman siswa akan lebih membekas dalam ingatan siswa. Siswa

akan lebih bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran IPA dilihat

dari segi afektif, karena siswa terlibat secara langsung dalam proses

pembelajaran sehingga siswa lebih siap belajar dan lebih semangat dalam

belajar. Siswa akan lebih terampil dalam mengembangkan kemampuan

dalam sebuah pengamatan atau praktek pengamatan, dilihat dari segi

psikomotoris.

Metode POE ini melibatkan siswa secara langsung dalam

mengembangkan kemampuan siswa dalam mengemukakan sebuah

gagasan atau ide dalam sebuah diskusi. Penerapkan model pembelajaran

kolaboratif dengan metode POE diharapkan siswa akan aktif dan berusaha

untuk bekerja keras dalam sebuah pengamatan dalam pelajaran IPA,

dengan demikian hasil belajar akan meningkat baik itu di ranah kognitif,

afektif maupun psikomotor.

D. Hipotesis Penelitan

Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka berpikir diatas, maka

dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:

Pengaruh Penerapan Model..., Dioah Rakhmawati, FKIP UMP, 2014

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teorirepository.ump.ac.id/644/3/BAB II_DIAH RAKHMAWATI_PGSD'14.pdf · Setelah setiap siswa siap dengan makalah untuk menjelaskan, melaksanakan diskusi

25

1. Ada pengaruh yang lebih baik penerapan model pembelajaran

kolaboratif dengan metode POE terhadap hasil belajar IPA aspek

kognitif peserta didik kelas V SD Negeri 2 Sokaraja Tengah.

2. Ada pengaruh yang lebih baik penerapan model pembelajaran

kolaboratif dengan metode POE terhadap hasil belajar IPA aspek afektif

peserta didik kelas V SD Negeri 2 Sokaraja Tengah.

3. Ada pengaruh yang lebih baik penerapan model pembelajaran

kolaboratif dengan metode POE terhadap hasil belajar IPA aspek

psikomotor peserta didik kelas V SD Negeri 2 Sokaraja Tengah.

Pengaruh Penerapan Model..., Dioah Rakhmawati, FKIP UMP, 2014