41
6 BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar. Sedangkan post partum atau masa nifas adalah masa setelah partus selesai dan berakhir setelah kira- kira 6 minggu (Arif Mansjoer, 2001). Sectio secaria adalah suatu tindakan untuk melahirkan bayi dengan berat badan diatas 500gram dengan sayatan pada dinding uterus yang masih utuh (Prawirohardjo,S,2005). Sectio caesaria adalah pembedahan untuk melahirkan janin dengan membuka dinding perut dan dinding rahim (Mansjoer, A, 2001 ). Post operasi adalah keadaan dimana telah dilakukan operasi atau pembedahan untuk melahirkan janin (Mansjoer, A, 2001 ). Letak sungsang merupakan keadaan dimana janin terletak memanjang dengan kepala di fundus uteri dan bokong berada di bawah kavum uteri (Prawirohardjo,S,2007) Jadi post partum sectio caesaria atas indikasi letak sungsang adalah masa setelah partus selesai dan berakhir setelah kira-kira 6 minggu dimana kelahiran janinnya dilakukan dengan membuka dinding perut dan dinding rahim dengan sayatan atau insisi atas indikasi Letak sungsang yang merupakan keadaan dimana janin terletak memanjang dengan kepala berada di fundus uteri dan bokong berada di bagian bawah kavum uteri.

BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-nugrohoabr... · c. Labia Minora Bagian dalam dari bibir besar yang berwarna

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-nugrohoabr... · c. Labia Minora Bagian dalam dari bibir besar yang berwarna

6

BAB II

KONSEP DASAR

A. Pengertian

Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat

hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar. Sedangkan post partum

atau masa nifas adalah masa setelah partus selesai dan berakhir setelah kira-

kira 6 minggu (Arif Mansjoer, 2001).

Sectio secaria adalah suatu tindakan untuk melahirkan bayi dengan

berat badan diatas 500gram dengan sayatan pada dinding uterus yang masih

utuh (Prawirohardjo,S,2005). Sectio caesaria adalah pembedahan untuk

melahirkan janin dengan membuka dinding perut dan dinding rahim

(Mansjoer, A, 2001 ). Post operasi adalah keadaan dimana telah dilakukan

operasi atau pembedahan untuk melahirkan janin (Mansjoer, A, 2001 ). Letak

sungsang merupakan keadaan dimana janin terletak memanjang dengan

kepala di fundus uteri dan bokong berada di bawah kavum uteri

(Prawirohardjo,S,2007)

Jadi post partum sectio caesaria atas indikasi letak sungsang adalah

masa setelah partus selesai dan berakhir setelah kira-kira 6 minggu dimana

kelahiran janinnya dilakukan dengan membuka dinding perut dan dinding

rahim dengan sayatan atau insisi atas indikasi Letak sungsang yang

merupakan keadaan dimana janin terletak memanjang dengan kepala berada

di fundus uteri dan bokong berada di bagian bawah kavum uteri.

Page 2: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-nugrohoabr... · c. Labia Minora Bagian dalam dari bibir besar yang berwarna

7

Secara umum tindakan sectio caesarea dapat dibagi menjadi 2 jenis

yaitu :

1. Sectio Transperitonealis Profunda

Merupakan pembedahan yang paling banyak dilakukan dewasa ini dengan

insisi di segmen bawah uterus.

a. Keunggulan / kelebihan cara ini antara lain sebagai berikut :

1) Perdarahan luka insisi tidak banyak

2) Penjahitan luka lebih mudah

3) Penutupan luka dengan reperitonial yang baik

4) Tumpang tindih dari peritonial Flap baik sekali untuk menahan

penyebaran isi uterus ke rongga peritonium.

5) Perut pada uterus umumnya kuat, sehingga bahaya ruptur uteri

tidak besar di kemudian hari.

b. Kelemahan / kerugian adalah sebagai berikut :

1) Luka dapat menyebar ke kiri, kanan dan bawah, yang dapat

menyebabkan putusnya arteri uterina.

2) Keluhan pada kandung kemih post operasi tinggi.

2. Sectio Korporal atau Klasik

Insisi di buat pada korpus uteri, pembedahan ini yang lebih mudah

dilakukan, hanya diselenggarakan apabila ada halangan untuk melakukan

sectio caesaria transperitonialis profunda misalnaya, melekat erat uterus

pada dinding perut karena sectio yang sudah atau insisi segmen bawah

uterus megandung bahaya perdarahan yang banyak.

Page 3: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-nugrohoabr... · c. Labia Minora Bagian dalam dari bibir besar yang berwarna

8

a. Kelebihan :

1) Mengeluarkan janin lebih cepat.

2) Tidak mengakibatkan komplikasi kandung kemih tertarik.

3) Sayatan bisa diperpanjang paroksimal atau distal.

b. Kekurangan :

1) Infeksi mudah menyebar secara intra abdominal karena tidak ada

reperitonealisasi yang baik.

2) Untuk persalinan berikutnya sering terjadi ruptur uteri spontan.

3) Sectio Caesarea Peritoneal

(Mochtar R, 2002)

B. Anatomi Fisiologi

Organ reproduksi prempuan terbagi atas organ eksterna dan

interna. Organ eksterna berfungsi dalam kopulasi, ssedangkan organ

interna berfungsi dalam ovulasi, sebagai tempat fertilisasi sel telur dan

perpindahan blastosis, dan sebagai tempat implantasi; dapat dikatakan

berfungsi untuk pertumbuhan dan kelahiran janin.

Page 4: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-nugrohoabr... · c. Labia Minora Bagian dalam dari bibir besar yang berwarna

9

Gambar 1: Organ Reproduksi Eksterna pada wanita.

(Sumber: Wiknjosastro, 2005).

\

1. Organ Eksterna

a. Mons Pubis

Mons pubis atau mons veneris adalah bantalan berisi lemak yang

terletak di permukaan anterior simphisis pubis. Setelah pubertas kulit

mons pubis tertutup rambut ikal yang membentuk pola distribusi

tertentu (Cunningham, 2005).

b. Labia Mayora

Merupakan dua buah lipatan kulit dengan jaringan lemak di

bawahnya yang berlanjut ke bawah sebagai perluasan dari mons

pubis dan menyatu menjadi perinium. Pada wanita menjelang dewasa

ditumbuhi oleh pubis lanjutan dari mons veneris. Secara embriologis

labio mayora homolog dari skrotum pada pria. Setelah melahirkan

beberapa kali, labia mayora menjadi tidak terlalu menonjol dan pada

usia lanjut biasanya menjadi keriput. Panjang labia mayora 7 sampai 8

cm, lebar 2 sampai 3 cm, tebal 1 sampai 1,5 cm dan agak meruncing

pada ujung bawah. Pada nullipara kedua sisi labia terletak

Page 5: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-nugrohoabr... · c. Labia Minora Bagian dalam dari bibir besar yang berwarna

10

berdekatan sehingga menutupi sama sekali jaringan di bawahnya,

sedangkan multipara labia mayora bisa terbuka lebar. Labia mayora

berlanjut menjadi mons pubis di bagian superior dan bersatu menjadi

perinium di bagian posterior, sedangkan pada daerah medial

bergabung menjadi komisura posterior.

Pada labia mayora banyak terdapat kelenjar minyak. Di

bawah kulitnya terdapat jaringan ikat padat yang kaya akan serabut

elastin dan jaringan lemak, tetapi hampir tidak ditemukan unsur

otot. Pada bagian di bawah kulit terdapat gumpalan lemak yang

merupakan bagian terbesar labia, pada jaringan lemak ini terdapat

suatu pleksus venosus yang sebagai akibat trauma eksternal dapat

robek dan membentuk hematoma (Cunningham, 2005).

c. Labia Minora

Bagian dalam dari bibir besar yang berwarna merah jambu.

Di labia minora terdapat frenulum klitoris, preputium dan frenulum

pudenti. Labia minora adalah 2 buah lipatan pipih dari jaringan

berwarna kemerahan yang terlihat bila labia mayora dibuka dan

jaringan yang kedua sisinya menyatu pada ujung atas vulva. Pada

nullipara labia minora tidak terlihat, sedangkan pada multipara labia

minora sering terlihat menonjol di atas labio mayora. Bagian dalam

lipatan labia terdiri dari jaringan ikat dengan banyak pembuluh

darah dan serabut otot polos, seperti biasa yang ditemukan pada

jaringan yang erektil.

Page 6: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-nugrohoabr... · c. Labia Minora Bagian dalam dari bibir besar yang berwarna

11

Jaringan labia minora menyatu di bagian superior dimana

masing-masing terpisah membentuk 2 lamellae, pasangan lamellae

sebelah bawah membentuk frenulum klitoris, sedangkan pasangan

sebelah atas meyatu membentuk prepusium klitoris (Cunningham,

2005).

d. Klitoris

Klitoris identik dengan penis pada pria kira-kira sebesar

kacang hijau sampai cabai rawit dan ditutupi oleh frenulum klitoris.

Klitoris terdiri dari :

1) Glans

Glans terdiri dari sel-sel berbentuk flisi fonnis

2) Korpus

Terdapat 2 korpora kavernosa, dimana pada dindingnya terdapat

serabut otot polos.

3) Krura

Bentuknya tipis dan panjang berawal di permukaan inferior

ramus iskiopubis dan menyatu tepat di bawah pertengahan arkus

pubis membentuk korpus klitoris.

Panjang klitoris jarang melebihi 2 cm bahkan dalam keadaan

ereksi sekalipun dan posisinya sangat berlipat karena tarikan

labia minora. Akibatnya ujung klitoris mengarah ke bawah dan

menuju liang vagina (Cunningham, 2005).

Page 7: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-nugrohoabr... · c. Labia Minora Bagian dalam dari bibir besar yang berwarna

12

d. Vulva

Vulva adalah bagian alat kandungan luar yang berbentuk

lonjong, dengan ukuran panjang dari muka kebelakang dan di

batasi muka klitoris, kanan dan kiri oleh kedua bibir kecil dan di

belakang oleh perineum, embriologig sesuai dengan sinus

urogenitalis. (Prawirohardjo,S,2007)

e. Vestibulum

Merupakan daerah berbentuk buah amandel yang dibatasi

labia minora di lateral dan memanjang dari klitoris di atas hingga

fourchet di bawah. Vestibulum adalah jaringan fungsional pada

wanita yang berasal dari urogenital pada embrio. Pada tahap

kematangan terdapat 6 buah lubang: uretra, vagina, 2 saluran kelenjar

bartholini dan kadang kala terdapat duktus dari kelenjar parauretral

atau disebut juga duktus skene. Bagian posterior vestibulum antara

fourchet dan liang vagina disebut fossa navikularis, yang agak jarang

terlihat kecuali pada wanita multipara karena biasanya rusak setelah

melahirkan.

Di sekitar vestibulum terdapat kelenjar vestibularis mayor

yaitu kelenjar bartholini. Kelenjar ini terletak di bawah otot

konstriktor vagina dan kadang kala ditemukan tertutup sebagian

oleh bulbus vestibularis (Cunningham, 2005).

Page 8: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-nugrohoabr... · c. Labia Minora Bagian dalam dari bibir besar yang berwarna

13

e. Introitus vagina

Introitus vagina adalah pintu masuk ke vagina. Selalu

dilindungi oleh libia minora jika bibir kecil ini dibuka barulah dapat

dilihat ditutupi oleh selaput dara (himen) ( Prawirohardjo,S,2007).

f. Perineum

Perineum terletak antara vulva dan anus, panjangnya rata-rata

4 cm. Jaringan yang menopang perineum adalah diagfragma pelvis

dan urogenital. Diagfragma pelvis terdiri dan muskulus levator ani

dan muskulus koksigeus. Diagfragma urogenital terdiri dari

muskulus perinialis transversalis profunda, muskulus kontriktor

uretra dan selubung fasia eksterna dan internal (Cunningham, 2005).

2. Organ Internal

Gambar 2: Organ Reproduksi interna pada wanita.

(Sumber: Wiknjosastro, 2005)

Page 9: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-nugrohoabr... · c. Labia Minora Bagian dalam dari bibir besar yang berwarna

14

a. Vagina

Vagina merupakan saluran fibromuskuler elastis yang

membentang ke atas dan ke belakang dari vulva hingga uterus.

Dinding anterior vagina memiliki panjang kurang dari 7,5 cm dan

dinding posteriornya 9 cm. Vagina mempunyai banyak fungsi yaitu

sebagai saluran keluar dari uterus, dilalui sekresi uterus dan

kotoran menstruasi, sebagai organ kopulasi dan sebagai bagian

jalan lahir saat persalinan.

Dinding Vagina terdiri atas empat lapisan :

1) Lapisan epitel gepeng berlapis; pada lapisan ini tidak terdapat

kelenjar tetapi cairan akan merembes melalui epitel untuk

memberi kelembaban.

2) Jaringan konektif areolor yang dipasok pembuluh dengan baik.

3) Jaringan otot polos berserabut longitudinal dan sirkuler.

4) Lapisan luar jaringan ikat fibrosa berwarna putih.

Fornik berasal dari kata latin yang artinya selokan. Pada

tempat serviks melajur ke dalam kubah vagina terbentuk sebuah

selokan melingkar yang mengelilingi serviks. Fornik ini terbagi

menjadi empat bagian : Fornik posterior, anterior dan dua buah

fornik lateral.

Page 10: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-nugrohoabr... · c. Labia Minora Bagian dalam dari bibir besar yang berwarna

15

Gambar 3: Organ uterus, tuba falopi, ovarium

(Sumber: Wiknjosastro, 2005)

b. Uterus

Uterus merupakan organ muskuler yang sebagaian tertutup oleh

peritonium atau serosa. Bentuk uterus menyerupai buah pir yang

gepeng. Uterus wanita tidak hamil terletak pada rongga panggul

antara kandung kemih di anterior dan rektum di posterior.

Uterus wanita primipara panjang 6 - 8 cm, dibandingkan

dengan wanita multipara yang panjangnya 9 – 10 cm. Berat uterus

wanita yang pernah melahirkan antara 50 - 70 gram, sedangkan pada

yang belum pernah melahirkan beratnya 80 gram atau lebih. Uterus

terdiri atas :

1) Fundus Uteri

Merupakan bagian uterus proksimal, di situ kedua tuba

falopi berinsersi ke uterus. Di dalam klinik penting diketahui

sampai dimana fundus uteri berada oleh karena tuanya

kehamilan dapat diperkirakan dengan perabaan fundus uteri.

Page 11: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-nugrohoabr... · c. Labia Minora Bagian dalam dari bibir besar yang berwarna

16

2) Korpus Uteri

Merupakan bagian uterus yang terbesar. Rongga yang

terdapat pada korpus uteri disebut kavum uteri. Dinding korpus

uteri terdiri dari 3 lapisan : serosa, muskula dan mukrosa.

Mempunyai fungsi utama agar janin berkembang.

3) Servik Uteri

Servik merupakan bagian uterus dengan fungsi khusus,

terletak di bawah isthmus. Servik memiliki serabut otot polos,

namun terutama terdiri atas jaringan kalogen, ditambah

jaringan elastin serta pembuluh darah. Kelenjar ini berfungsi

mengeluarkan sekret yang kental dari kanalis servikalis. Jika

saluran kelenjar servikalis tersumbat dapat terbentuk kista retensi

berdiameter beberapa milimeter yang disebut sebagai folikel

nabothian. Secara histologik uterus terdiri atas :

a) Endometrium di corpus uteri dan endoserviks di serviks uteri

Merupakan bagian terdalam dari uterus yaitu lapisan

mukosa yang melapisi rongga uterus pada wanita yang tidak

hamil. Endometrium terdiri atas epitel kubik, kelenjar-

kelenjar dan jaringan dengan banyak pembuluh darah yang

berkeluk-keluk. Ukuran endometrium bervariasi yaitu 0,5 cm

hingga 5 mm. Endometrium terdiri dari epitel permukaan,

kelenjar dan jaringan mesenkim antar kelenjar yang di

dalamnya banyak terdapat pembuluh darah. Epitel permukaan

Page 12: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-nugrohoabr... · c. Labia Minora Bagian dalam dari bibir besar yang berwarna

17

endometrium terdiri dari satu lapisan sel kolumner tinggi,

bersilia dan tersusun rapat. Kelenjar uterina berbentuk

tubuler merupakan invaginasi dari epitel, kelenjar ini

menghasilkan cairan alkalis encer yang berfungsi menjaga

rongga uterus tetap lembab.

b) Miometrium

Miometrum merupakan jaringan pembentuk

sebagian besar uterus dan terdiri dari kumpulan otot polos yang

disatukan jaringan ikat dengan banyak serabut elastin di

dalamnya. Banyaknya serabut otot pada uterus sedikit demi

sedikit berkurang ke arah kaudal, sehingga pada serviks otot

hanya merupakan 10% dari massa jaringan. Selama masa

kehamilan terutama melalui proses hipertrofi, miometrium

sangat membesar, namun tidak terjadi perubahan yang

berarti pada otot di serviks.

c) Lapisan serosa, yakni peritonium viseral

Uterus sebenarnya terapung-apung dalam rongga

pelvis dengan jaringan ikat dan ligamentrum yang

menyokongnya.

Ligamentum yang memfiksasi uterus adalah :

(1) Ligamentum Kardinal Sinistra et Dextra (Mackenroat)

Yaitu ligamentum yang terpenting mencegah

suplay uterus tidak turun, terdiri atas jaringan ikat tebal

Page 13: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-nugrohoabr... · c. Labia Minora Bagian dalam dari bibir besar yang berwarna

18

dan berjalan dari serviks dan puncak vagina ke arah

lateral dinding pelvis. Di dalamnya ditemukan banyak

pembuluh darah antara lain vena dan arteri uterina.

(2) Ligamentum Sakro Uterium Sinistra et Dextra

Yaitu ligamentum yang menahan uterus agar tidak

banyak bergerak, berjalan dari serviks bagian

belakang, kiri dan kanan, ke arah os sakrum kiri dan

kanan.

(3) Ligamentum Rotundum Sinistra et Dextra

Yaitu ligamentum yang menahan uterus dalam antefleksi

dan berjalan dari sudut fundus uteri kiri dan kanan, ke

daerah inguinal kiri dan kanan.

(4) Ligamentum Latum Sinistra at Dextra

Yaitu ligamentum yang meliputi tuba, berjalan dari

uterus ke arah sisi, tidak banyak mengandung jaringan

ikat di bagian dorsal ligamentum ini ditemukan indung

telur (Ovarium Sinisira at Dextra).

(5) Ligamentum Infudibula Pelvicium

Yaitu ligamentum yang menahan tuba falopi berjalan dari

arah infundibulum ke dinding pelvis. Di dalamnya

terdapat urat-urat syaraf, saluran-saluran limfe, arteri dan

vena ovarica. Istmus adalah bagian uterus antara servik dan

corpus uteri diliputi oleh peritonium viseral yang mudah

Page 14: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-nugrohoabr... · c. Labia Minora Bagian dalam dari bibir besar yang berwarna

19

sekali digeser dari dasarnya atau digerakkan di daerah plika

vesika uterine

Uterus diberi darah oleh arteri uterina sinistra at dextra

yang terdiri dari ramus asenden dan desenden. Pembuluh darah

yang lain yang memperdarahi uterus adalah arteri ovarica sinistra at

dextra. Inversasi uterus terdiri dari atas sistem saraf simpatis,

parasimpatis dan serebrospinal. Yang dari sistem parasimpatis ini

berada dalam panggul di sebelah kiri dan kanan os sakrum,

berasal dari saraf sakral 2,3 dan 4, dan selanjutnya memasuki

frankenhauser yang dari sistem simpatis masuk ke dalam rongga

panggul sebagai pleksus hipogastrikus melalui bifurkasio

aorta dan promotorium terus ke bawah dan menuju pleksus

frankenhauser. Serabut saraf tersebut memberi inervosi pada

meometrium dan endometrium. Kedua sistem simpatik dan

parasimpatik mengandung unsur motorik dan sensorik. Simpatik

dapat menimbulkan kontraksi dan vasokontriksi sedangkan

parasimpatik mencegah kontraksi dan menimbulkan vosodillatasi.

c. Tuba Falopi

Tuba falopi merupakan saluran ovum yang terentang antara

kornu uterina hingga suatu tempat di dekat ovarium dan

merupakan jalan ovum mencapai rongga uterus. Panjang tuba

falopi antara 8 - 1 4 cm, tuba tertutup oleh peritonium dan

lumennya dilapisi membran mukosa.

Page 15: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-nugrohoabr... · c. Labia Minora Bagian dalam dari bibir besar yang berwarna

20

Tuba falopi terdiri atas :

1) Pars Interstisialis, merupakan bagian yang terdapat di dinding

uterus

2) Pars Ismika, merupakan bagian medial tuba yang sempit seluruhnya.

3) Pars Ampularis, bagian yang terbentuk agak lebar tempat konsepsi

terjadi.

4) Pars Infudibulum, bagian ujung tuba yang terbuka ke arah

abdomen dan mempunyai fimbria. Fimbria penting artinya

bagi tuba untuk menangkap telur untuk kemudian menyalurkan ke

dalam tuba,

d. Ovarium

Ovarium merupakan organ yang berbentuk seperti buah

amandel, fungsinya untuk perkembangan dan pelepasan ovum, serta

sintetis dan sekresi hormon steroid. Ukuran ovarium, panjang 2,5 - 5

cm, lebar 1 , 5 - 3 cm, dan tebal 0,6 - 1 cm. Setelah menopause

ovarium sangat kecil. Normalnya, ovarium terletak pada bagian atas

rongga panggul dan menempel pada lekukan dinding lateral pelvis di

antara iliaka eksternal yang divergen dan pembuluh darah hipogastrik

fossa ovarica woldeyer. Ovarium melekat pada ligamentum latum

melalui mesovarium. Struktur umum pada ovarium dapat dibedakan

menjadi:

Page 16: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-nugrohoabr... · c. Labia Minora Bagian dalam dari bibir besar yang berwarna

21

1) Korteks

Ketebalannya sesuai dengan usia dan menjadi semakin tipis

dengan bertambahnya usia. Dalam lapisan inilah terletak

ovarium dan folikel de graaf. Bagian yang paling luar dari kortek

yang kusam dan keputih-putihan sebagai tunika albuginea,

dimana permukaannya terdapat lapisan tunggal epitel kuboit yaitu

epitel germinal dari woldeyer.

2) Medula

Terdiri dari jaringan penyambung longgar yang

berkesinambungan dengan yang dari mesovarium. Terdapat

sejumlah besar arteri dan vena dalam medula dan sejumlah kecil

serat otot polos yang berfungsi dalam pergerakan ovarium-

ovarium disuplai oleh saraf simpatis dan saraf parasimpatis.

Ovarium sangat kaya dengan serat saraf tak bermyelin, yang untuk

sebagaian besar menyertai pembuluh darah.

3. Anatomi Dan Fisiologi Abdomen

Gambar 3. Anatomi Abdomen

(dr Bambang Widjanarko, SpOG, 2010)

Page 17: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-nugrohoabr... · c. Labia Minora Bagian dalam dari bibir besar yang berwarna

22

a. Kulit

Gambar 4. Lapisan Abdomen

(dr Bambang Widjanarko, SpOG, 2010)

1) Lapisan Epidermis

Epidermis, lapisan luar, terutama terdiri dari epitel skuamosa

bertingkat. Sel-sel yang menyusunya secara berkesinambungan

dibentuk oleh lapisan germinal dalam epitel silindris dan

mendatar ketika didorong oleh sel-sel baru kearah permukaan,

tempat kulit terkikis oleh gesekan. Lapisan luar terdiri dari

keratin, protein bertanduk, Jaringan ini tidak memiliki pembuluh

darah dan sel-selnya sangat rapat.

2) Lapisan Dermis

Dermis adalah lapisan yang terdiri dari kolagen jaringan fibrosa

dan elastin. Lapisan superfasial menonjol ke dalam epidermis

berupa sejumlah papilla kecil. Lapisan yang lebih dalam terletak

pada jaringan subkutan dan fasia, lapisan ini mengandung

pembuluh darah, pembuluh limfe dan saraf.

Page 18: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-nugrohoabr... · c. Labia Minora Bagian dalam dari bibir besar yang berwarna

23

3) Lapisan subkutan

Lapisan ini mengandung sejumlah sel lemak, berisi banyak

pembuluh darah dan ujung syaraf. Lapisan ini mengikat kulit

secara longgar dengan organ-organ yang terdapat dibawahnya.

Dalam hubungannya dengan tindakan SC, lapisan ini adalah

pengikat organ-organ yang ada di abdomen, khususnya uterus.

Organ-organ di abdomen dilindungi oleh selaput tipis yang

disebut peritonium. Dalam tindakan SC, sayatan dilakukan dari

kulit lapisan terluar (epidermis) sampai dinding uterus

b. Fasia

Gambar 5. Bagian Fasia

Di bawah kulit fasia superfisialis dibagi menjadi lapisan lemak

yang dangkal, Camper's fasia, dan yang lebih dalam lapisan fibrosa,.

Fasia profunda terletak pada otot-otot perut. menyatu dengan fasia

profunda paha. Susunan ini membentuk pesawat antara Scarpa's

fasia dan perut dalam fasia membentang dari bagian atas paha bagian

atas perut. Di bawah lapisan terdalam otot, maka otot abdominis

Page 19: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-nugrohoabr... · c. Labia Minora Bagian dalam dari bibir besar yang berwarna

24

transverses, terletak fasia transversalis. Para fasia transversalis

dipisahkan dari peritoneum parietalis oleh variabel lapisan lemak..

Fascias adalah lembar jaringan ikat atau mengikat bersama-sama

meliputi struktur tubuh.

c. Otot perut

Gambar 6. Lapisan Otot Perut

(dr Bambang Widjanarko, SpOG, 2010)

1) Otot dinding perut anterior dan lateral

Rectus abdominis meluas dari bagian depan margo costalis

di atas dan pubis di bagian bawah. Otot itu disilang oleh

beberapa pita fibrosa dan berada didalam selubung. Linea alba

adalah pita jaringan yang membentang pada garis tengah dari

procecuss xiphodius sternum ke simpisis pubis, memisahkan

kedua musculus rectus abdominis. Obliquus externus, obliquus

internus dan transverses adalah otot pipih yang membentuk

dinding abdomen pada bagian samping dan depan. Serat

externus berjalan kea rah bawah dan atas ; serat obliquus

Page 20: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-nugrohoabr... · c. Labia Minora Bagian dalam dari bibir besar yang berwarna

25

internus berjalan keatas dan kedepan ; serat transverses (otot

terdalam dari otot ketiga dinding perut) berjalan transversal di

bagian depan ketiga otot terakhir otot berakhir dalam satu

selubung bersama yang menutupi rectus abdominis.

2) Otot dinding perut posterior

Quadrates lumbolus adalah otot pendek persegi pada bagian

belakang abdomen, dari costa keduabelas diatas ke crista iliaca,

(Gibson, J. 2002).

4. Fisiologi Post Partum

Perubahan fisiologi post partum menurut (Farrel, 2002) antara

lain :

a. Involusio

Yaitu suatu proses fisiologis pulihnya kembali alat kandungan

ke keadaan sebelum hamil, terjadi karena masing-masing sel menjadi

lebih kecil karena sytoplasmanya yang berlebihan dibuang.

a) Involusio uterus

Terjadi setelah placenta lahir, uterus akan mengeras karena

kontraksi dan reaksi pada otot-ototnya, dapat diamati dengan

pemeriksaan tinggi fundus uteri (TFU), setelah plasenta lahir hingga

12 jam pertama TFU 1-2 jari di bawah pusat, pada hari ke -6

TFU normalnya berada di pertengahan simpnisis pubis dan pusat,

pada hari ke -9 TFU sudah tidak teraba.

Page 21: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-nugrohoabr... · c. Labia Minora Bagian dalam dari bibir besar yang berwarna

26

b) Involusio tempat melekatnya placenta

Setelah plasenta dilahirkan, tempat melekatnya plasenta

menjadi tidak beraturan dan ditutupi oleh vaskuler yang

berkontraksi serta trombosis pada endometrium terjadi pembekuan

sebagai proses penyembuhan luka. Proses penyembuhan luka pada

endometrium ini memungkinkan untuk implantasi dan

pembentukan plasenta pada kehamilan yang akan datang.

b. Lochea

Kotoran yang keluar dari liang senggama, terdiri dari jaringan-

jaringan mati dan lendir berasal dari rahim dan liang senggama.

Menurut pembagiannya :

a. Lochea rubra

Berwarna merah, terdiri dari lendir dan darah, terdapat pada

hari kesatu dan kedua.

b. Lochea sanguinolenta

Berwarna coklat, terdiri dari cairan bercampur darah dan pada

hari ke-3 - 6 post partum.

c. Lochea serosa

Berwarna merah muda agak kekuningan, mengandung serum,

selaput lendir, leucocyt dan jaringan yang telah mati, pada hari

ke-7 - 10.

Page 22: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-nugrohoabr... · c. Labia Minora Bagian dalam dari bibir besar yang berwarna

27

d. Lochea alba

Berwarna putih atau jernih, berisi leucocyt, sel epitel, mukosa

serviks dan bakteri atau kuman yang telah mati, pada hari ke-1

- 2 minggu setelah melahirkan.

5. Adaptasi fisik

a. Tanda-tanda vital

Suhu meningkat akan menyebabkan terjadinya dehidrasi karena

perubahan hormonal tetapi bila suhu di atas 38°c dan selama 2 hari

dalam 10 hari pertama post partum perlu dipikirkan kemungkinan

adanya infeksi saluran kemih, endometritis dan sebagainya.

Pembengkakan buah dada pada hari ke 2 atau 3 post partum dapat

menyebabkan kenaikan suhu, walaupun tidak selalu.

b. Adaptasi kardiovaskuler

1) Tekanan darah stabil, penurunan tekanan darah sistolik ± 20

mmHg dapat terjadi pada saat ibu berubah posisi berbaring ke

duduk. Keadaan sementara sebagai kompensasi kardiovaskuler

terhadap penurunan tekanan dalam rongga panggul dan

pendarahan.

2) Denyut nadi berkisar 60 - 70 kali per menit, berkeringat dan

menggigil mengeluarkan cairan yang berlebihan dari sisa-sisa

pembakaran melaui kulit sering terjadi terutama malam hari.

Page 23: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-nugrohoabr... · c. Labia Minora Bagian dalam dari bibir besar yang berwarna

28

c. Adaptasi traktus uranius

Selama proses persalinan kandung kemih mengalami trauma yang

dapat mengakibatkan oedem dan menghilangkan sensitifitas

terhadap tekanan cairan. Perubahan ini dapat menyebabkan

tekanan yang berlebihan dan pengosongan yang tidak sempurna.

Biasanya ibu mengalami ketidak mampuan untuk buang air kecil selama

2 hari pertama setelah melahirkan.

d.Adaptasi sistem gastrointestinal

Diperlukan waktu 3 - 4 hari sebelum faal usus kembali normal

meskipun kadar progesteron menurun setelah melahirkan namun

asupan makanan juga mengalami penurunan selama 1-2 hari.

e. Adaptasi sistem endokrin

Perubahan buah dada, umumnya produksi ASI baru berlangsung

pada hari ke 2 - 3 post partum, buah dada tampak membesar, keras dan

nyeri.

f. Adaptasi sistem muskuloskeletal

Otot diding abdomen teregang secara bertahap selama kehamilan

mengakibatkan hilangnya kekenyalan otot. Keadaan ini terlihat

jelas setelah melahirkan dinding perut tampak lembek dan kendor.

g. Perinium

Setelah partus perineum menjadi kendor karena sebelumnya

meregang oleh tekanan kepala bayi yang bergerak maju. Pada post

natal hari ke 5, perineum sudah mendapatkan kembali sebagian

Page 24: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-nugrohoabr... · c. Labia Minora Bagian dalam dari bibir besar yang berwarna

29

besar tonusnya sekalipun tetap lebih kendor dari keadaan sebelum

melahirkan (Multipara) (Bobak, Lowdermik, Jensen, 2004).

6. Fase Penyembuhan Luka

Menurut porter & peri, 2005 ada 3 fase penyembuhan luka yaitu :

a) Fase inflamasi

Terjadi pada hari ke-1 sampai hari ke-4, pada waktu ini

terjadi bekuan darah, ketika mikro sirkulasi mengalami kerusakan,

elemen darah seperti antibodi, plasma protein, elektrolit,

komplemen, dan air menembus spasium vaskuler selama 2 – 3 hari,

menyebabkan edema, teraba hangat, kemerahan dan nyeri.

b) Fase proliferatif

Terjadi pada hari ke-5 sampai hari ke-20, pada fase ini

fibroblas memperbanyak diri dan membentuk jaring-jaring untuk sel-

sel yang bermigrasi. Sel-sel epitel membentuk kuncup pada

pinggiran luka, kuncup ini berkembang menjadi kapiler yang

merupakan sumber nutrisi bagi jaringan granulasi yang baru.

Kolagen adalah komponen utama dari jaringan ikat yang

digantikan. Fibroblas melakukan sintesis kolagen dan mukopoli

sakarida. Dalam periode 2 sampai 4 minggu, rantai asam amino

membentuk serat-serat dengan panjang dan diameter yang

meningkat, serat-serat ini menjadi kumpulan bundel dengan pola

yang tersusun baik. Sintesis kolagen menyebabkan kapiler untuk

menurun jumlahnya dalam upaya untuk menyeimbangkan jml

Page 25: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-nugrohoabr... · c. Labia Minora Bagian dalam dari bibir besar yang berwarna

30

kolagen yang rusak. Sintesis dan lisis seperti ini mengakibatkan

peningkatan kekuatan.

c) Fase maturasi

Terjadi pada hari ke-21 sampai sebulan atau bahkan tahunan,

fibroblas mulai meninggalkan luka, jaringan parut tampak besar, sampai

fibri kolagen menyusun ke dalam posisi yang lebih padat. Hal ini sejalan

dengan dehidrasi, mengurangi jaringan parut tetapi meningkatkan

kekuatannya. Maturasi jaringan seperti ini terus berlanjut dan mencapai

kekuatan maksimum dalam 10 sampai 12 minggu, tetapi tidak pernah

mencapai kekuatan asalnya dari jaringan sebelum luka.

7. Adaptasi psikososial

Menurut Bobak, Lowdermik, Jensen, 2004 ada 3 fase pada ibu post partum

yaitu :

a) Fase taking in (fase dependen)

1) Selama 1 - 2 hari pertama, dependensi sangat dominan pada ibu

dan ibu lebih memfokuskan pada dirinya sendiri.

2) Beberapa hari setelah melahirkan akan menangguhkan

keterlibatannya dan bertanggung jawab sebagai ibu dan lebih

mempercayakan kepada orang lain dan ibu akan lebih baik

meningkatkan kebutuhan akan nutrisi dan istirahatnya.

3) Menunjukkan kegembiraan yang sangat, misalnya menceritakan

tentang pengalaman kehamilan, melahirkan dan rasa

ketidaknyamanan.

Page 26: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-nugrohoabr... · c. Labia Minora Bagian dalam dari bibir besar yang berwarna

31

b) Fase taking hold (fase independent)

1) Ibu sudah menunjukkan perluasan fokus perhatiannya yaitu

dengan memperlihatkan bayinya.

2) Ibu mulai tertarik melakukan perawatan pada bayinya.

3) Ibu mulai terbuka menerima pendidikan kesehatan bagi dirinya

dan bayinya.

c) Fase letting go (fase interdependent)

Fase ini merupakan suatu keadaan menuju peran baru.

1) Ketidaktergantungan dalam merawat diri dan bayinya lebih

meningkat.

2) Mengenal bayi bahwa bayi terpisah dari dirinya.

C. Etiologi dan Prediposisi

1. Indikasi klasik yang dapat dikemukakan sebagai dasar section caesarea

adalah :

a. Prolog labour sampai neglected labour.

b. Ruptura uteri imminen

c. Fetal distress

d. Janin besar melebihi 4000 gr

e. Perdarahan antepartum

(Manuaba, I.B, 2001)

Page 27: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-nugrohoabr... · c. Labia Minora Bagian dalam dari bibir besar yang berwarna

32

2. Indikasi yang menambah tingginya angka persalinan dengan sectio

adalah :

a. Malpersentasi janin

1) Letak lintang

Bila terjadi kesempitan panggul, maka sectio caesarea adalah

jalan /cara yang terbaik dalam melahirkan janin dengan segala

letak lintang yang janinnya hidup dan besarnya biasa. Semua

primigravida dengan letak lintang harus ditolong dengan sectio

caesarea walaupun tidak ada perkiraan panggul sempit.

Multipara dengan letak lintang dapat lebih dulu ditolong dengan

cara lain.

2) Letak belakang

Sectio caesarea disarankan atau dianjurkan pada letak belakang

bila panggul sempit, primigravida, janin besar dan berharga.

b. Plasenta previa sentralis dan lateralis

c. Presentasi lengkap bila reposisi tidak berhasil.

d. Gemeli menurut Eastman, sectio cesarea dianjurkan bila janin

pertama letak lintang atau presentasi bahu, bila terjadi interior

(looking of the twins), distosia karena tumor, gawat janin dan

sebagainya.

e. Partus lama

f. Partus tidak maju

g. Pre-eklamsia dan hipertensi

Page 28: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-nugrohoabr... · c. Labia Minora Bagian dalam dari bibir besar yang berwarna

33

h. Distosia serviks

(Manuaba, I.B, 2001)

D. Patofisiologi

Adanya beberapa kelainan atau hambatan pada proses persalinan yang

menyebabkan bayi tidak dapat lahir secara normal atau spontan, misalnya

plasenta

previa sentralis dan lateralis, panggul sempit, disproporsi cephalo

pelvic, rupture uteri mengancam, partus lama, partus tidak maju, pre-eklamsia,

distosia serviks, dan malpresentasi janin. Kondisi tersebut menyebabkan perlu

adanya suatu tindakan pembedahan yaitu Sectio Caesarea (SC).

Dalam proses operasinya dilakukan tindakan anestesi yang akan

menyebabkan pasien mengalami imobilisasi sehingga akan menimbulkan

masalah intoleransi aktivitas. Adanya kelumpuhan sementara dan kelemahan

fisik akan menyebabkan pasien tidak mampu melakukan aktivitas perawatan

diri pasien secara mandiri sehingga timbul masalah defisit perawatan diri.

Kurangnya informasi mengenai proses pembedahan, penyembuhan, dan

perawatan post operasi akan menimbulkan masalah ansietas pada pasien.

Selain itu, dalam proses pembedahan juga akan dilakukan tindakan insisi pada

dinding abdomen sehingga menyebabkan terputusnya inkontinuitas jaringan,

pembuluh darah, dan saraf - saraf di sekitar daerah insisi. Hal ini akan

merangsang pengeluaran histamin dan prostaglandin yang akan menimbulkan

rasa nyeri (nyeri akut). Setelah proses pembedahan berakhir, daerah insisi akan

Page 29: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-nugrohoabr... · c. Labia Minora Bagian dalam dari bibir besar yang berwarna

34

ditutup dan menimbulkan luka post op, yang bila tidak dirawat dengan baik

akan menimbulkan masalah risiko infeksi.

E. Manifestasi klinis

Menurut Prawirohardjo (2007) manifestasi klinis pada klien dengan post

sectio caesarea, antara lain :

a) Kehilangan darah selama prosedur pembedahan 600-800 ml.

b) Terpasang kateter : urine jernih dan pucat.

c) Abdomen lunak dan tidak ada distensi.

d) Bising usus tidak ada.

e) Ketidakmampuan untuk menghadapi situasi baru.

f) Balutan abdomen tampak sedikit noda.

g) Aliran lokhia sedang dan bebas bekuan, berlebihan dan banyak.

(Prawirohardjo,S,2007)

F. Penatalaksanaan

Menurut Mochtar Rustam, 2002 ada 6 tahap Penatalaksanaan post

section ceasaria yaitu:

1. Periksa dan catat tanda – tanda vital setiap 15 menit pada 1 jam pertama

dan 30 menit pada 4 jam kemudian.

2. Perdarahan dan urin harus dipantau secara ketat

3. Pemberian tranfusi darah, bila terjadi perdarahan post partum

Page 30: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-nugrohoabr... · c. Labia Minora Bagian dalam dari bibir besar yang berwarna

35

4. Pemberian antibiotika

Walaupun pemberian antibiotika sesudah seksio sesarea efektif dapat

dipersoalkan, namun pada umumnya pemberiannya dianjurkan.

5. Mobilisasi

Pada hari pertama setelah operasi penderita harus turun dari tempat tidur

dengan dibantu paling sedikit 2 kali. Pada hari kedua penderita sudah

dapat berjalan ke kamar mandi dengan bantuan.

6. Pemulangan

Jika tidak terdapat komplikasi penderita dapat dipulangkan pada hari

kelima setelah operasi, (Mochtar Rustam, 2002).

G. Komplikasi

Komplikasi yang muncul dari sectio caesaria antara lain :

1. Infeksi puerperal ( nifas )

Infeksi post operasi terjadi apabiia sebelum keadaan pembedahan sudah

ada gejala-gejala infeksi intra parfum atau ada faktor-faktor yang

merupakan gejala infeksi.

a. Infeksi bersifat ringan : kenaikan suhu beberapa hari saja.

b. Infeksi bersifat sedang : dengan kenaikan suhu yang lebih tinggi,

disertai dengan dehidrasi dan perut sedikit kembung.

c. Infeksi bersifat berat : dengan peritonitis septis ileus paralitik, hal

ini sering kita jumpai pada partus teriambat, dimana

sebelumnya telah terjadi infeksi intraportal karena ketuban yang

Page 31: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-nugrohoabr... · c. Labia Minora Bagian dalam dari bibir besar yang berwarna

36

telah lama.

Penanganannya adalah dengan pemberian cairan elektrolik dan antibiotik

yang adekuat dan tepat.

2. Perdarahan

Rata-rata darah hilang akibat sectio caesaria 2 kali lebih banyak dari

pada yang hilang dengan kelahiran melalui vagina. Kira-kira 800 - 1000

ml yang disebabkan oleh banyaknya pembuluh darah yang terputus dan

terbaka, atonia uteri dan pelepasan pada plasenta.

3. Emboli pulmonal

Terjadi karena penderita dengan insisi abdomen kurang dapat mobilisasi

di bandingkan dengan melahirkan melaui vagina (normal).

4. Luka kandung kemih, emboli paru dan keluhan kandung kemih

bila

reperitonialisasi terlalu tinggi.

5. Kemungkinan ruptur uteri spontan pada kehamilan mendatang .

H. Pengkajian Fokus

1. Pengkajian

a. Aktivitas / istirahat

1) Melaporkan kelebihan, kurang energi

2) Letargi, mengantung akibat anestesi

b. Sirkulasi

1) TD dapat meningkat

Page 32: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-nugrohoabr... · c. Labia Minora Bagian dalam dari bibir besar yang berwarna

37

2) Kehilangan darah pada tindakan Sectio Caesaria mencapai kurang

lebih 600-800 ml

3) Perdarahan vagina mungkin ada

c. Eliminasi

1) Distensi usus atau kandung kemih mungkin ada

2) Kateter urinarius mungkin terpasang

d. Integritas ego

1) Mungkin sangat cemas dan ketakutan

2) Dapat menunjukkan labilitas emosional dari kegembiraan sampai

ketakutan, marah dan menarik diri.

e. Nyeri / Ketidaknyamanan

Mungkin mengeluh ketidaknyamanan dari berbagai sumber,

misalnya trauma bedah / insisi, nyeri menyertai, distensi kandung

kemih / adomen, efek-efek anestesi.

f. Keamanan

Balutan abdomen dapat tampak sedikit noda atau kering dan utuh.

g. Makanan atau cairan

Dapat mengeluh lapar, haus, nyeri pada epigastrik (pengaruh

anestesi)

h. Seksualitas

1) Kehamilan multiple atau gestasi, malahirkan secara sectio

caesaria sebelumnya

2) Fundus kontraksi kuat dan terletak di umbilikus

Page 33: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-nugrohoabr... · c. Labia Minora Bagian dalam dari bibir besar yang berwarna

38

i. Pemeriksaan penunjang

Pada klien Sectio Caesaria sering terjadi perubahan volume darah

dari kadar pra operasi dan untuk mengevaluasi efek kehilangan darah

pada pembedahan, perlu dilakukan pemeriksaan hematologi.

Pemeriksaan hematologi yang diperlukan adalah hitung jumlah darah

lengkap, hemoglobin (Hb) dan hematokrit (Ht). Selain itu juga

terdapat pemeriksaan urinalisis: kultur urine, darah, vagina dan

lochea. Terdapat juga pemeriksaan tambahan berdasarkan kebutuhan

individu (Doenges,Marilyn, 2001).

Page 34: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-nugrohoabr... · c. Labia Minora Bagian dalam dari bibir besar yang berwarna

39

Hamil dan factor indikasi

Kelainan letak

Pembedahan SectioCaesaria

Post Sectio Caesaria

Adaptasi psikologis

Taking in Taking hold Letting go

Dependent butuhpelayanan,

butuhperlindungan

Belajar barudari

mengalamiperubahan

Kuranginformasi

Kurangpengetahua

n

Mampumenyesuaikan

dengankeluarga

Perubahanperan

Adanyakelemahan fisik(lemas, pusing)

Sumber : Bobak, 2004Carpenito, 2000Doengoes, 2001Sarwono Prawirohardjo, 1999

PeningkatanFSH dan LH

Perubahan fisiologis

Efek anestesi

Penurunan kerjamedulla oblongata

Penurunan kerjaSaraf pernafasan

Penurunan reflekbatuk

Tidak efektifnyabersihan jalan

nafas

Luka operasi

Jaringanterputus

Jaringanterbuka

Proteksi tubuhMenurun nyeri

Pintumasuknya

kuman

Restiinfeksi

Intoleransiaktivitas

Sistem endokrin

Progesterondan estrogen

menurun

Prolaktin danoksitosin

meningkat

ProduksiASI

Isapanbayi

Ejeksi ASI

Sistem reproduksi

Uterus

Kontraksi

Lemah

Perdarahan

Kurangnyavolumecairan

kuat

PelepasanPlasenta

Lochea

Ovarium

Menstruasi

PersiapanKB

kontipasi Perawatanpayudaraadekuat

Efektif laktasi

Nutrisi bayi terpenuhi

Perawatanpayudara tidak

adekuat

Inefektiflaktasi

Imobilisasi

Peristaltikusus Lochea

stasis

Restiinfeksi

Terpasangnya alat-alat

infasiv

I. Pathways Keperawatan

39

Page 35: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-nugrohoabr... · c. Labia Minora Bagian dalam dari bibir besar yang berwarna

40

J. Diagnosa Keperawatan

1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan efek anestesi

(Doenges, 2001)

2. Gangguan rasa nyaman: Nyeri berhubungan dengan trauma pembedahan, efek

anestesi, efek hormonal, distensi kandung kemih (Doenges, 2001).

3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik dan dampak

sekunder dari luka post sectio caesaria (Doenges, 2001).

4. Resiko terjadinya infeksi berhubungan dengan tempat masuknya

organisme sekunder terhadap pembedahan (Carpenito, 2006).

5. Resiko defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan darah

dalam pembedaran (Doenges, 2001).

6. Gangguan eliminasi BAB : Konstipasi berhubungan dengan penurunan

tonus otot sekunder terhadap anestesi, kurang masukan, nyeri perineal /

rektal (Doenges, 2001).

7. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan fisik (Doenges,

2001).

8. Kurang pengetahuan berhubungan dengan mengenai perubahan

fisiologis, periode pemulihan, perawatan diri dan kebutuhan perawatan

diri (Doenges, 2001).

Page 36: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-nugrohoabr... · c. Labia Minora Bagian dalam dari bibir besar yang berwarna

41

K. Fokus Intervensi

1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan efek anestesi

(Doenges, 2001)

Tujuan: Mempertahankan kepatenan jalan nafas

Kriteria Hasil :

a. Klien tidak mengalami penumpukan sekret

b. Klien dapat melakukan batuk efektif

Intervensi :

a. Kaji faktor – faktor penyebab ( sekret, penurunan kesadaran, reflek

batuk )

b. Pertahankan klien pada posisi miring, maka sekret dapat mengalir ke

bawah.

c. Kaji posisi lidah, yakinkan tidak jatuh ke belakang dan menghalangi

nafas.

d. Tinggikan kepala tempat tidur.

e. Ajarkan batuk efektif.

2. Gangguan rasa nyaman: Nyeri berhubungan dengan trauma pembedahan,

efek anestesi, efek hormonal, distensi kandung kemih (Doenges, 2001)

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan nyeri berkurang.

Kriteria Hasil :

a. Klien mengungkapkan berkurangnya nyeri

b. Klien tampak rileks, mampu tidur / istirahat dengan tepat

Page 37: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-nugrohoabr... · c. Labia Minora Bagian dalam dari bibir besar yang berwarna

42

Intervensi :

a. Tentukan karakteristik dan lokasi ketidaknyaman

b. Evaluasi tekanan darah (TD) dan nadi

c. Anjurkan penggunaan teknik pernafasan dan relaksasi dan distraksi

d. Anjurkan ambulasi dini

e. Kolaborasi pemberian analgesik sesuai indikasi

3. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan adanya insisi pembedahan dan

nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan sekunder

akibat pembedahan (Doenges, 2001)

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan klien dapat

meningkatkan dan melakukan aktifitas sesuai kemampuan

tanpa disertai nyeri

Kriteria Hasil : Klien dapat mengidentifikasikan faktor-faktor yang

menurunkan toleransi aktifitas.

Intervensi :

a. Kaji respon klien terhadap aktifitas

b. Catat tipe anestesi yang diberikan pada saat intra partus pada waktu

klien sadar

c. Anjurkan klien untuk istirahat

d. Bantu dalam pemenuhan aktifitas sehari-hari sesuai kebutuhan

e. Tingkatkan aktifitas secara bertahap

Page 38: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-nugrohoabr... · c. Labia Minora Bagian dalam dari bibir besar yang berwarna

43

4. Resiko infeksi berhubungan dengan peningkatan kerentanan tubuh

terhadap bakteri sekunder pembedahan (Carpenito, 2006)

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan infeksi tidak terjadi.

Kriteria Hasil :

a. Tidak ada tanda-tanda infeksi (rubor, kalor, dolor, tumor dan fungsio

laesa)

b. Tanda-tanda vital normal terutama suhu (36-370C)

Intervensi :

a. Monitor tanda-tanda vital

b. Kaji luka pada abdomen dan balutan

c. Menjaga kebersihan sekitar luka dan lingkungan klien, rawat luka

dengan teknik aseptik.

d. Catat / pantau kadar Hb dan Ht

a. Kolaborasi pemberian antibiotik

5. Resiko defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan darah

dalam pembedahan (Doenges, 2001)

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan defisit volume cairan

dapat diminimalkan

Kriteria Hasil : Membran mukosa lembab, kulit tidak kering, Hb: 12 gr

Page 39: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-nugrohoabr... · c. Labia Minora Bagian dalam dari bibir besar yang berwarna

44

Intervensi :

a. Ukur dan catat pemasukan dan pengeluaran

b. Berikan bantuan pengukuran berkemih sesuai kebutuhan, misal:

privasi, posisi duduk, air yang mengalir dalam bak, mengalirkan air

hangat di atas perineum.

c. Catat munculnya mual / muntah

d. Periksa pembalut, banyaknya perdarahan

e. Kolaborasi pemberian cairan sesuai program

6. Gangguan eliminasi BAB: Konstipasi berhubungan dengan penurunan

tonus otot sekunder terhadap anestesi, kurang masukan, nyeri perineal /

rektal (Doenges, 2001)

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan tidak terjadi gangguan

eliminasi BAB: Konstipasi.

Kriteria Hasil : Klien mendapatkan kembali pola eliminasi biasanya /

optimal dalam 4 hari post partum.

Intervensi :

a. Auskultasi terhadap adanya bising pada keempat kuadran

b. Palpasi abdomen, perhatikan distensi atau ketidaknyamanan

c. Anjurkan cairan oral adekuat (6-8 gelas / hari), peningkatan diet

makanan serat.

d. Anjurkan latihan kaki dan pengencangan abdominal, tingkatkan

ambulasi dini.

e. Kolaborasi pemberian obat supositoria.

Page 40: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-nugrohoabr... · c. Labia Minora Bagian dalam dari bibir besar yang berwarna

45

7. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan fisik (Doenges,

2001).

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan defisit keperawatan

tidak terjadi.

Kriteria Hasil :

a. Klien mendemonstrasikan teknik-teknik untuk memenuhi kebutuhan

perawatan diri.

b. Klien mengidentifikasi / menggunakan sumber-sumber yang

tersedia.

Intervensi :

a. Pastikan berat / durasi ketidaknyamanan

b. Tentukan tipe-tipe anesthesia

c. Ubah posisi klien setiap 1-2 jam

d. Berikan bantuan sesuai kebutuhan (perawatan mulut, mandi,

gosokan punggung dan perawatan perineal)

e. Berikan pilihan bila mungkin (jadwal mandi, jarak selama ambulasi)

f. Kolaborasi pemberian analgesik sesuai indikasi

8. Kurang pengetahuan berhubungan dengan mengenai perubahan

fisiologis, periode pemulihan, perawatan diri dan kebutuhan perawatan

diri (Doenges, 2001)

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan klien mengerti tentang

perubahan fisiologis, periode pemulihan, perawatan diri dan

kebutuhan perawatan diri.

Page 41: BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-nugrohoabr... · c. Labia Minora Bagian dalam dari bibir besar yang berwarna

46

Kriteria Hasil : Klien mengungkapkan pemahaman tentang perubahan

fisiologis, kebutuhan-kebutuhan individu, hasil yang

diharapkan.

Intervensi :

a. Kaji kesiapan dan motivasi klien untuk belajar

b. Kaji keadaan fisik klien

c. Berikan informasi tentang perubahan fisiologis dan psikologis yang

normal.

d. Diskusikan program latihan yang tepat, sesuai ketentuan.

e. Demonstrasikan teknik-teknik perawatan diri

Rasional : Membantu orang tua dalam penguasaan tugas-tugas baru