BAB II Merry

Embed Size (px)

Citation preview

BAB IITINJAUAN PUSTAKAII.1 Dasar TeoriPenyarian merupakan peristiwa perpindahan massa zat aktif yang semula berada di dalam sel, ditarik oleh cairan penyari sehingga zat aktif larut dalam cairan penyari. Pada umumnya penyarian akan bertambah baik bila permukaan serbuk simplisia yang bersentuhan dengan penyari semakin luas. Ekstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi zat aktif dari simplisia nabati atau hewani menggunakan pelarut yang sesuai. Kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian rupa hingga memenuhi baku yang telah ditetapkan.Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan dari bahan padat maupun cair dengan bantuan pelarut. Pelarut yang digunakan harus dapat mengekstrak substansi yang diinginkan tanpa melarutkan material lainnya. Ekstraksi merupakan proses pemisahan suatu bahan dari campurannya, ekstraksi dapat dilakukan dengan berbagai cara. Ekstraksi menggunakan pelarut didasarkan pada kelarutan komponen terhadap komponen lain dalam campuran. Ekstraksi diartikan jugasebagai kegiatan penarikan kandungan kimia yang dapat larut sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair. Ektraksi merupakan salah satu langkah untuk mendapatkan senyawa dari sistem campuran. Berdasarkan fasanya, ektraksi dikelompokkan menjadi ekstraksi cair-cair dan padat-cair.Jenis-jenis ekstraksi bahan alam yang sering dilakukan adalah ekstraksi secara panas yaitu ekstraksi yang dilakukan melalui pemanasan selama proses ekstraksi berlangsung. Contohnya ekstraksi dengan cara refluks dan penyulingan uap air dan ekstraksi secara dingin yaitu ekstraksi yang dilakukan tanpa melalui pemanasan selama proses ekstraksi berlangsung contohnya ekstraksi dengan cara maserasi, perkolasi dan alat soxhlet (Suyitno, 1989).Salah satu ekstraksi dengan cara panas yaitu metode refluks. Refluks adalah salah satu metode dalam ilmu kimia untuk mensintesis suatu senyawa, baik organik maupun anorganik. Umumnya digunakan untuk mensistesis senyawa-senyawa yang mudah menguapa atau volatile. Pada kondisi ini jika dilakukan pemanasan biasa maka pelarut akan menguap sebelum reaksi berjalan sampai selesai. Prinsip dari metode refluks adalah pelarut volatil yang digunakan akan menguap pada suhu tinggi, namun akan didinginkan dengan kondensor sehingga pelarut yang tadinya dalam bentuk uap akan mengembun pada kondensor dan turun lagi ke dalam wadah reaksi sehingga pelarut akan tetap ada selama reaksi berlangsung.Refluks merupakan teknik yang melibatkan kondensasi uap dan kembali kondensat ini ke sistem dari mana ia berasal. Hal ini digunakan dalam industri dan laboratorium destilasi. Selain itu juga digunakan dalam kimia untuk memasok energi untuk reaksi-reaksi selama jangka waktu yang panjang. Prinsip dari metode refluks yaitu ekstraksi berkesinambungan. Bahan yang akan diekstraksi direndam dengan cairan penyari dalam labu alas bulat yang dilengkapi dengan alat pendingin tegak, lalu dipanaskan sampai mendidih. Cairan penyari akan menguap, uap tersebut akan diembunkan dengan pendingin tegak dan akan kembali menyari zat aktif dalam simplisia tersebut, demikian seterusnya. Ekstraksi ini biasanya dilakukan 3 kali dan setiap kali diekstraksi selama 4 jam. Filtrat yang diperoleh dikumpulkan dan dipekatkan (Dirjen POM, 1986).Dalam proses ekstraksi seperti refluks ada beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain jenis pelarut yang digunakan. Jenis pelarut berkaitan dengan polaritas dari pelarut tersebut. Hal yang perlu diperhatikan dalam proses ekstraksi adalah senyawa yang memiliki kepolaran yang sama akan lebih mudah tertarik / terlarut dengan pelarut yang memiliki tingkat kepolaran yang sama. Berkaitan dengan polaritas dari pelarut, terdapat tiga golongan pelarut yaitu:1. Pelarut polarMemiliki tingkat kepolaran yang tinggi, cocok untuk mengekstrak senyawa-senyawa yang polar dari tanaman. Pelarut polar cenderung universal digunakan karena biasanya walaupun polar, tetap dapat menyari senyawa-senyawa dengan tingkat kepolaran lebih rendah. Salah satu contoh pelarut polar adadalh air, metanol, etanol, asam asetat.2. Pelarut semipolarPelarut semipolar memiliki tingkat kepolaran yang lebih rendah dibandingkan dengan pelarut polar. Pelarut ini baik untuk mendapatkan senyawa-senyawa semipolar dari tumbuhan. Contoh pelarut ini adalah aseton, etil asetat, kloroform.3. Pelarut nonpolarPelarut nonpolar, hampir sama sekali tidak polar. Pelarut ini baik untuk mengekstrak senyawa-senyawa yang sama sekali tidak larut dalam pelarut polar. Senyawa ini baik untuk mengekstrak berbagai jenis minyak. Contoh adalah heksana dan eter.Beberapa syarat-syarat pelarut yang ideal untuk ekstraksi (Sudjadi, 1986):a. Tidak toksik dan ramah lingkunganb. Mampu mengekstrak semua senyawa dalam simplisiac. Mudah untuk dihilangkan dari ekstrakd. Tidak bereaksi dengan senyawa-senyawa dalam simplisia yang diekstrake. Murah / ekonomis

II.2 Uraian SampelBintang laut adalah hewan invertebrata yang bergerak bebas dengan menggunakan kaki-kaki tabungnya, merayap sepanjang dasar laut dalam kecepatan yang cukup rendah untuk kebanyakan spesies. Bintang laut juga merupakan hewan dari filum Echinodermata, berjalan di dasar laut dengan menggunakan lengan fleksibel mereka untuk bergerak. Bintang ular umumnya memiliki lima lengan berbentuk seperti cambuk yang panjangnya bisa mencapai 60 cm (2 kaki) pada spesimen terbesar.Ada sekitar 1.500 spesies bintang ular yang hidup sekarang, dan mereka kebanyakan dite Jenis kelamin hewan ini terpisah.Adapun klasifikasi dari bintang laut adalah:Kingdom : AnimaliaFilum : EchinodermataKelas : AsteroideaOrdo : Pisces Genus : CulcitaSpesies : Culcita sp.

Gambar 2. Bintang LautAdapun ciri-ciri dari bintang laut, yaitu:a) Bintang laut merupakan hewan simetri radial dan umumnya memiliki lima atau lebih lengan.b) Bintang laut tidak memiliki rangka yang mampu membantu pergerakan.c) Rangka mereka berfungsi sebagai perlindungan.d) Mereka bergerak dengan menggunakan sistem vaskular air.Senyawa aktif dari bintang laut masih terbatas pada penemuan senyawa yang belum diketahui aktivitasnya. Chludil et al. (2000) menyatakan bahwa bintang laut memiliki komponen bioaktif berupa saponin. Saponin diperoleh dari isolasi bintang laut Anasterias minuta yang memiliki kemampuan sebagai sitotoksik, hemolisis, antifungi, dan antiviral. Isolasi dan purifikasi dari ekstrak bintang laut ini menghasilkan senyawa steroidal glikosid yang memiliki kemampuan sebagai antifungi.II.2Uraian bahan 1. Etanol (Dirjen POM, 1979)Nama resmi:EthanolumNama lain:Alkohol, etanol, ethyl alkoholRumus molekul:C2H6OBerat molekul:46,07Pemerian:Cairan tidak berwarna, jernih , mudah menguap dan mudah bergerak ; bau khas rasa panas, mudah terbakar dan memberikan nyala biru yang tidak berasap.Kelarutan:Sangat mudah larut dalam air, dalam kloroform P dan dalam Eter PPenyimpanan:Dalam wadah tertutup rapat, terhindar dari cahaya, ditempat sejuk jauh dari nyala api.Khasiat:Sebagai zat bakterisid dan fungisidKegunaan:Sebagai zat pelarut dan tambahan, juga dapat membunuh kuman serta dapat mematikan dan menghambat pertumbuhan jamur