BAB II NDT

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/27/2019 BAB II NDT

    1/5

    3

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Definisi Umum

    Pengujian tidak merusak atau uji tak merusak merupakan aktivitas uji atau

    inspeksi dengan metodis fisis untuk menetukan kondisi bahan logam seperti,

    cacat, retak, atau discontinuity lainnya, tanpa merusak bahan atau benda kerja

    yang diuji. Pengujian karakteristik bahan dilakukan secara tidak langsung, tetapi

    melalui karakteristik yang dapat dihubungkan dengan kondisi yang sebenarnya.

    Pada dasarnya, pengujian ini dilakukan untuk menjamin bahwa material,

    peralatan, atau benda kerja yang akan digunakan masih aman dan belum melewati

    damage tolerance.

    NDT (Non-Destructive Testing) merupakan salah satu teknik mengujian

    material tanpa merusak benda ujinya. Pengujian dapat mendeteksi secara dini

    timbulnya crack atau flaw pada material secara dini, tanpa menunggu material

    tesebut gagal ditengah operasinya. Dari tipe keberadaan crack pada material NDT

    dapat dibedakan dalam 2 macam, yaitu: surface crackdan inside crack. Pada saat

    pengujian maka harus sudah ditentukan dahulu targetnya (misal surface crack

    atau inside crack), baru digunakan metoda NDT yang tepat.

    Metode utama Non Destructive Testingmeliputi :

    1. Visual Inspection2.Liquid Penetrant Test3.

    Magnetic Particle Inspection

    4.Eddy Current Test5. Ultrasonic Inspection6.Radiographic Inspection

    2.2 L iqu id Penetrant testMetode Liquid Penetrant Test merupakan metode NDT yang paling

    sederhana. Metode ini digunakan untuk menemukan cacat di permukaan terbuka

    dari komponen solid, baik logam maupun non logam, seperti keramik dan plastik

  • 7/27/2019 BAB II NDT

    2/5

    4

    fiber. Melalui metode ini, cacat pada material akan terlihat lebih jelas. Caranya

    adalah dengan memberikan cairan berwarna terang pada permukaan yang

    diinspeksi. Cairan ini harus memiliki daya penetrasi yang baik dan viskositas yang

    rendah agar dapat masuk pada cacat dipermukaan material. Selanjutnya, penetrant

    yang tersisa di permukaan material disingkirkan. Cacat akan nampak jelas jika

    perbedaan warna penetrant dengan latar belakang cukup kontras. Seusai inspeksi,

    penetrant yang tertinggal dibersihkan dengan penerapan developer.

    Gambar 1. Metode liquid penetrant Test

    Kelemahan dari metode ini antara lain adalah bahwa metode ini hanya bisa

    diterapkan pada permukaan terbuka. Metode ini tidak dapat diterapkan pada

    komponen dengan permukaan kasar, berpelapis, atau berpori.

    Liquid Penetrant Testing (LPT) adalah cara tanpa merusak (nun

    destructive test) untuk melokalisir cacat pada permukaan (surface discontinuities)

    berdasar kapilaritas atau aksi kapilar (Capillarity / Capillary Action). Uji liquid

    penetran ini dapat digunakan untuk mengetahui diskontinuitas halus pada

    permukaan seperti retak, berlubang atau kebocoran. Liquid penetrant dengan

    warna tertentu (merah) meresap masuk kedalam diskontinuitas, kemudian liquid

    penetrant tersebut dikeluarkan dari dalam diskontinuitas dengan menggunakan

  • 7/27/2019 BAB II NDT

    3/5

    5

    cairan pengembang (developer) yang warnanya kontras dengan liquid penetrant

    (putih).

    Terdeteksinya diskontinuitas adalah dengan timbulnya bercak-bercak

    merah (liquid penetrant) yang keluar dari dalam diskontinuitas . Diskontinuitas

    yang mampu dideteksi dengan pengujian ini adalah diskontinuitas yang bersifat

    terbuka dengan prinsip kapilaritas seperti pada gambar. Deteksi diskontinuitas

    dengan cara ini tidak terbatas pada ukuran, bentuk arah diskontinyuitas, struktur

    bahan maupun komposisinya. Liquid penetrant dapat meresap kedalam celah

    diskontinyuitas yang sangat kecil. Pengujian penetrant tidak dapat mendeteksi

    kedalaman dari diskontinuitas. Proses ini banyak digunakan untuk menyelidiki

    keretakan permukaan (surface cracks), kekeroposan (porosity), lapisan-lapisan

    bahan,dll. Penggunaan uji liquid penetrant tidak terbatas pada logam ferrous dan

    non ferrous saja tetapi juga pada keramiks, plastik, gelas, dan benda-benda hasil

    powder metalurgi.

    Penggunaan uji liquid penetrant ini sangat terbatas, misalnya :

    1. Keretakan atau kekeroposan yang ada dapat dideteksi jika keretakantersebut merambat hingga ke permukaan benda. Sedangkan keretakan

    yang ada di bawah permukaan benda, tidak akan terdeteksi

    dengan menggunakan metode pengujian ini.

    2. Pada permukaan yang terlalu kasar atau berpori-pori juga dapatmengakibatkan indikasi palsu.

    3. Metode pengujian ini tidak dianjurkan untuk menyelidiki benda-bendahasil hasil metallurgy yang kurang padat.

    2.3 Klasifikasi li quid penetrantsesuai cara pembersihannyaLiquid penetrant bila dilihat dari cara pembersihannya dapat

    diklasifikasikan menjadi tiga macam metode dan ketiganya memiliki perbedaan

    yang mencolok. Pemilihan salah satu system bergantung pada faktor-faktor :

    1. Kondisi permukaan benda kerja yang diselidiki

    2. Karakteristik umum discuntinuity/keretakan logam

    3. Waktu dan tempat penyelidikan

  • 7/27/2019 BAB II NDT

    4/5

    6

    4. Ukuran benda kerja

    Metoda pengujian liquid penetran ini diklasifikasikan sesuai dengan cara

    pembersihannya, yaitu :

    1. Water Washable Penetrant SystemSistem liquid penetrant ini dapat berupa fluorescent.

    Proses pengerjaannya cepat dan efisien. Pembilasan harus dilakukan

    secarahati-hati, karena liquid penetrant dapat terhapus habis dari

    permukaan diskontinuitas.

    2. Post Emulsifible SystemBiasa digunakan untuk menyelidiki keretakan yang sangat kecil,

    menggunakanpenetrantyang tidak dapat dibasuh dengan air. Penetrant

    jenis ini dilarutkan dengan oli dan membutuhkan langkah

    tambahan pada saat penyelidikan yaitu pembubuhan emulsifier yang

    dibiarkan pada permukaan spesimen.

    3. Solvent Removable SystemSolvent removable sistem digunakan pada saat pre cleaning

    dan pembasuhan penetrant. Penetrant jenis ini larut dalam oli.

    Pembersihan penetrant secara optimum dapat dicapai dengan cara

    mengelap permukaan benda kerja dengan lap yang telah dilembabkan

    dengan solvent. Tahap akhir dari pengelapan dilakukan dengan

    menggunakan kain kering. Penetrant juga dapat dihilangkan dengan cara

    membanjiri permukaan benda kerja dengan solvent.

    2.4 Klasifikasi li quid penetrantberdasarkan pengamatannya

    Berdasarkan pengamatannya ada tiga jenis liquid penetrant, yaitu:

    1. Visible PenetrantPada umumnya visible penetrant berwarna merah. Hal ini

    ditunjukkan pada penampilannya uang contrast terhadap latar belakang

    warna developernya. Proses ini tidak membutuhkan pencahayaan ultra

    violet, tetapi membutuhkan cahaya putih minimal 1000 lux

    untuk pengamatan.

  • 7/27/2019 BAB II NDT

    5/5

    7

    2. Fluorescent Penetrant LiquidPenetrant ini adalah yang dapat berkilau bila disensivitas fluorescent

    penetrant bergantung pada kemampuannya untuk menampilkan diri

    terhadap cahaya ultra violet yang lemah pada ruangan yang gelap.

    3. Dual Sensitivity PenetrantPada system ini, specimen mengalami dua kali pengujian yaitu

    visible penetrant dan fluorescent penetrant, sehingga dengan dual

    sensitivitas dapat diperoleh hasil dengan ketelitian yang lebih tinggi

    dan akurat.

    2.5 Acceptance Cri ter ia

    Dalam uji ini material dapat dinyatakan memiliki cacat yang harus di

    rejectapabila material tersebut secara umum memiliki ukuran cacat yang lebih

    dari 1,6mm. dan material tersebut dapat diterima apabila permukaannya bebas

    dari :

    1. Linier indicationSuatu cacat dikatakan memiliki indikasi linier apabila pada cacat

    tersebut memiliki panjang lebih dari 3 kali lebarnya.

    2. Rounded indicationSuatu cacat dikatakan memiliki indikasi lingkaran apabila pada cacat

    tersebut memili panjang kurang dari 3 kali lebarnya.

    Material tersebut akan di reject apabila memiliki panjang ataulebar indikasi lingkaran lebih dari 4,8 mm.

    Material tersebut akan di reject apabila memiliki 4 ataulebihindikasi lingkaran yang tersusun dalam satu baris,dengan jarak

    antara indikasi lingkaran kurang dari 1,6mm.

    Maka, apabila permukaan suatu material bebas dari kedua indikasi yang

    telah disebutkan di atas, material tersebut dapat diterima.