45
27 BAB II PEMBINAAN AKHLAK DI PONDOK PESANTEREN A. Kajian Tentang Pembinaan Akhlah 1. Pengertian pembinaan Akhlaq Agama Islam hadir di muka bumi dibawah oleh Nabi Muhammad SAW.,yaitu sebuah agama yang diyakini mampu membawa kebahagiaan manusia lahir dan batin. Agama Islam hadir dengan berbagai petunjuk dan tutunan bagaimana seharusnya manusia menjalani hidup ini agar mendapatkan kebahagiaa lahir dan batin.Petunjuk-petunjuk yang dibawa agama Islammengenai tingkah laku manusia, tampak amat ideal dan agung.Islam megajarkan kehidupan yang dinamis dan progresif, menghargai akal pikiran melalui pengembangan imu pengetahuan dan tehnologi, bersikap seimbang dalam memenuhi kebutuhan rohani dan jasmani.Islam mengenangkan kepedulia sosial, menghargai waktu, bersifat terbuka, demokratis, berorentasi pada kualitas, ehaliter, kemitraan, antifeodaisme, mencintai kebersihan, mengutamakan persaudaraan, berakhlak mulia, dan sikap-sikap positif lainnya. 1 Salah satu ajarandalamIslamadalah ,akhlak. Karena itu nabi Muhammad SAW.,diturunkandi bumi adalah unuk membimbing akhlah manusia. segala tingkah laku (fi`liyah), ucapan ( qouliyah), dan persetujuan 1 Fadhil al-Jamil, Menerobos krisis pendidikan dunia Islam, terj. H.M Arifin, (Jakarta: Golden trayon Press, 1992),11-12.

BAB II PEMBINAAN AKHLAK DI PONDOK PESANTEREN A. Kajian ...digilib.uinsby.ac.id/1253/5/Bab 2.pdf · “akhlak” mempunyai arti budi pekerti , tabiat, dan watak.7Dalam kebahasaan akhlak

  • Upload
    others

  • View
    13

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

27

BAB II

PEMBINAAN AKHLAK DI PONDOK PESANTEREN

A. Kajian Tentang Pembinaan Akhlah

1. Pengertian pembinaan Akhlaq

Agama Islam hadir di muka bumi dibawah oleh Nabi Muhammad

SAW.,yaitu sebuah agama yang diyakini mampu membawa kebahagiaan

manusia lahir dan batin. Agama Islam hadir dengan berbagai petunjuk dan

tutunan bagaimana seharusnya manusia menjalani hidup ini agar mendapatkan

kebahagiaa lahir dan batin.Petunjuk-petunjuk yang dibawa agama

Islammengenai tingkah laku manusia, tampak amat ideal dan agung.Islam

megajarkan kehidupan yang dinamis dan progresif, menghargai akal pikiran

melalui pengembangan imu pengetahuan dan tehnologi, bersikap seimbang

dalam memenuhi kebutuhan rohani dan jasmani.Islam mengenangkan

kepedulia sosial, menghargai waktu, bersifat terbuka, demokratis, berorentasi

pada kualitas, ehaliter, kemitraan, antifeodaisme, mencintai kebersihan,

mengutamakan persaudaraan, berakhlak mulia, dan sikap-sikap positif

lainnya.1

Salah satu ajarandalamIslamadalah ,akhlak. Karena itu nabi

Muhammad SAW.,diturunkandi bumi adalah unuk membimbing akhlah

manusia. segala tingkah laku (fi`liyah), ucapan (qouliyah), dan persetujuan

1Fadhil al-Jamil, Menerobos krisis pendidikan dunia Islam, terj. H.M Arifin, (Jakarta: Golden trayon

Press, 1992),11-12.

28

(taqririyah) yang dilakukan oleh rasullah dalam kesehariannya. Apapun

perbuatan nabi dalam sehari-hari disebut sebagai uswahtun al-hasanah

(contoh yang baik). Itulah dasar hukum akhlah berdasarkan sunnah/hadith

nabi Muhammad.

Sebelum kita membahas tentang pembinaan akhlak sebaiknya kita

bahas kata perkata.Yaitu pengetian pembinaan terlebih dahulu. Pembinan dari

segi bahasa berarti proses, cara, pembaharuan menuju yang lebih baik.2

Menurut PP No. 28/1990 tentang PendidikanBimbingan merupakan

bantuan yang diberikan kepada sirwa dalam rangka upaya menentukan

pribadi, mengenal lingkungan, dan merencanakan masa depan.3Hal senada

juga dikemukakan Menurut Abu Ahmadi, bahwa bimbingan adalah bantuan

yang diberikan kepada individu (peserta didik) agar dengan potensi yang

dimiliki mampu mengembangkan diri secara optimal dengan jalan memahami

diri, memahami lingkungan, mengatasi hambatan guna menentukan rencana

masa depan yang lebih baik.4

Sedangakn menurut Prayitno dan Erman Amti, Bimbingan adalah

proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada

seseorang atau beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja, atau orang

dewasa; agar orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan

2 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi II, (Jakarta: Balai Pustaka, 1991). 367 3 PP No. 28/1990 tentang Pendidikan Dasar, Bab X, Pasal 25 Ayat 1 4Ahmadi, Abu. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah.( Semarang: Toha Putra, 1991).1.

29

dirinya sendiri dan mandiri dengan memanfaatkan kekuatan individu dan

sarana yang ada dan dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma yang

berlaku.5

Selanjutnya Bimo Walgito menyarikan beberapa rumusan bimbingan

yang dikemukakan para ahli, sehingga mendapatkan rumusan sebagai berikut:

Bimbingan adalah bantuan atau pertolongan yang diberikan kepada idividu

atau sekumpulan individu-individu dalam menghindari atau mengatasi

kesulitan-kesulitan di dalam kehidupannya, agar individu ata sekumpulan

individu-individu itu dapat mencapai kesejahteraan hidupnya.6

Rachman Natawijaya (1972) berpendapat bahwa, Bimbingan adalah

proses pemberian bantuan kepada individu yang dilaukan secara

berkesinambungan, supaya individu tersebut memahami dirinya, sehingga ia

sanggup mengarahkan dirinya dan dapat bertindak wajar sesuai dengan

tuntutan dan keadaan keluarga serta masyarakat.

Dari beberapa pengertian bimbingan yang dikemukakan oleh para ahli

itu dapat dikemukakan bahwa bimbingan merupakan:

a.Suatu proses yang berkesinambungan

b.Suatu proses membantu individu,

5Prayitno.Profesionalisasi Konseling dan Pendidikan Konselor.( Jakarta: P2LPTK., 2004). 99. 6Bimo Walgito. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah. (Yogyakarta: Yayasan Penerbitan Fakultas

Psikologi UGM,1982). 11.

30

c. Bantuan yang diberikan itu dimaksudkan agar individu yang

bersangkutan dapat mengarahkan dan mengembangkan dirinya secara

optimal sesuai dengan kemampuan/potensinya, dan

d. Kegiatan yang bertujuan utama memberikan bantuan agar individu dapat

memahami keadaan dirinya dan mampu menyesuaikan dengan

lingkungannya.

Sedangkan pengertian akhlak adalah berasal dari bahasa arab

“akhlaq” yang merupakan bentuk jamak dari “khuluq”. Secara bahasa

“akhlak” mempunyai arti budi pekerti , tabiat, dan watak.7Dalam kebahasaan

akhlak sering disinonimkan dengan moral dan etika.8Sedangkan Menurut oleh

Ibnu Maskawih “akhlak adalah perilaku jiwa seseorang yang mendorong

untuk melakukan kegiatan-kegiatan tanpa melalui pertimbangan”.9

Berbeda Menurut Imam al-ghozali, imam al ghozali memaknai akhlak

adalah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa yang daripadanya timbul

perbuatan-perbuatan dengan mudah, dengan tidak memerlukan pertimbangan

pikiran”.10 Hal ini sama seperti yang dikemukakan Ibrahim anis “ Akhlak

adalah sifat yang tertanam dalam jiwa, yang melahirkan bermacam-macam

perbuatan, baik atau buruk, tanpa membutuhkan pemikiran dan

7Luis ma`luf, Kamus Al-Munjid, Al Maktabah al-katulikiayah, (Beirut: tt),194. 8K. Bertetens, Etika, (Jakarta: PT. Gramedia,2011).3 9 A. Musthofa, akhlak Tasawuf, (Bandung: Pustaka Setia, 1997),11 10 Imam Ghozali, Ihya ulum Ad-Din, (kairo: Al Masyad Al-Husain, tt), 56

31

pertimbangan.”11Apabila tabiat tersebut menimbulkan perbuatan yang bagus

menurut akal dan syara` maka haeah tersebut dinamakan ahklak baik. Dan

apabila haeah tersebut menimbulkan perbuatan yang jelek maka disebut

ahklak yang jelek.

. Hamzah ya’qub mengemukakan akhlak adalah ilmu yang menentukan

antara yang baik dan buruk, antara yang terpuji dan tercela, tentang perkataan

atau perbuatan manusia lahir dan batin.Selain itu juga beliau memberikan

pengertian Akhlak ialah ilmu pengetahuan yang memberikan pengertian

tentang baik dan buruk, ilmu yang mengajarkan pergaulan manusia dan

menyatukan tujuan mereka yang terakhir dari seluruh usaha dan pekerjaan

mereka.12

Dari beberapa pendapat tentang akhlak diatas pada hakekatnya tidak

ada perbedaan yang mendasar mengenai pengertian tersebut.Akhlak merujuk

pada kebiasaan kehendak. Ini berarti bahwa kalau kehendak itu dibiasakan

maka kebiasaan itulah yang dinamakan akhlak. Misalnya, kalau kehendak

untuk membiasakan memberi maka ini dinamakan akhlak dermawan. Budi

adalah sifat jiwa yang tidak kelihatan, sedangkan akhlak adalah kelihatan

melalui kelakuan atau muamalah. Kelakuan adalah bukti dan gambaran adanya

akhlak.

11 Ibrahim Anis, al Mu j̀am Al Wasith, (Kairo: Darul Kutub al Mishriyah,tt)15. 12 Hamzah Ya`kub, Etika Islam, (Bandung: Diponegoro, 1993),12.

32

2. Sumber-sumber pembinaan Akhlak

Sumber ajaran akhlak ialah al Qur`an dan hadith. Kedua adalah

sumber dan pijakan agama Islam.Banyak sekali ayat menerangkan tentang

akhlak, baik akhlak terhadap Allah, terhadap diri sendiri, terhadap orang lain

dan terhadap lingkungan. hampir sumberberakhlak baik kepada Allah Swt.

seperti cara menjaga kemauan dengan meluruskan ubudiyah.13Akhlak terhadap

diri sendiri adalah dengan cara memelihara dirinya dengan baik akan selalu

berupaya untuk berpenampilan sebaik-baiknya di hadapan Allah, khususnya,

dan di hadapan manusia pada umumnya dengan memperhatikan bagaimana

tingkah lakunya, bagaimana penampilan fisiknya, dan bagaimana pakaian yang

dipakainya. Pemeliharaan kesucian diri seseorang tidak hanya terbatas pada hal

yang bersifat fisik (lahir) tetapi juga pemeliharaan yang bersifat nonfisik

(batin).

Berbagai upaya yang mendukung ke arah pembekalan akal harus

ditempuh, misalnya melalui pendidikan yang dimulai dari lingkungan rumah

tangganya kemudian melalui pendidikan formal hinggamendapatkan

pengetahuan yang memadai untuk bekal hidupnya.14 Setelah penampilan

13 Dasar tauhid (QS. al-Ikhlash (112):1–4; QS. al-Dzariyat (51): 56), menaati perintah Allah atau bertakwa (QS. Ali ‘Imran (3): 132), ikhlas dalam semua amal (QS. al-Bayyinah (98): 5), cinta kepada Allah (QS. al-Baqarah (2): 165), takut kepada Allah (QS. Fathir (35): 28), berdoa dan penuh harapan (raja’) kepada Allah Swt. (QS. al-Zumar (39): 53), berdzikir (QS. al-Ra’du (13): 28), bertawakal setelah memiliki kemauan dan ketetapan hati (QS. Ali ‘Imran(3): 159, QS.Hud(11): 123), bersyukur (QS. al-Baqarah (2): 152 dan QS. Ibrahim (14): 7), bertaubat serta istighfar bila berbuat kesalahan (QS. al-Nur (24): 31 dan QS.al-Tahrim (66): 8), rido atas semua ketetapan Allah (QS. al-Bayyinah (98): 8), dan berbaik sangka pada setiap ketentuan Allah (QS. Ali ‘Imran (3): 154). Ahklaq islami 14 (QS. al-Zumar (39): 9).Anwar Masy`aril, akhlak Al qur`an.(Surabaya: Bina Ilmu, 1990). 46-1162.

33

fisiknya baik dan akalnya sudah dibekali dengan berbagai ilmu pengetahuan,

maka yang berikutnya harus diperhatikan adalah bagaimanamenghiasi jiwanya

dengan berbagai tingkah laku yang mencerminkan akhlak mulia. Di sinilah

seseorang dituntut untuk berakhlak mulia di hadapan Allah dan Rasulullah, di

hadapan orang tuanya, di tengah-tengah masyarakatnya, bahkan untuk dirinya

sendiri.

Akhlak terhadap sesama manusia harus dimulai dari akhlak terhadap

Rasulullah Saw., sebab Rasullah yang paling berhak dicintai, baru dirinya

sendiri. Di antara bentuk akhlak kepada Rasulullah adalah cinta kepadaRasul

dan memuliakannya,15taat kepadanya16, serta mengucapkan shalawat dan

salam kepadanya.17Namun demikian akhlak terhadap Rasulullah Saw.ini juga

sangat terkait dengan Akhlak terhadap Allah Swt., sebab apa pun yang

ersumber dari Allah (al-Quran) dan Rasulullah (sunnah) harus dijadikan dasar

dalam bersikap dan berpreilaku dalam kehidupan sehari-hari.

Selanjutnya adalah akhlak terhadap lingkungan. Lingkungan yang

dimaksud di sini adalah segala sesuatu yang berada di sekitar manusia, yakni

binatang, tumbuhan, dan benda mati. Akhlak yang dikembangkan adalah

cerminan dari tugas kekhalifahan di bumi, yakni untuk menjaga agar setiap

proses pertumbuhan alam terus berjalan sesuai dengan fungsi ciptaan-Nya.18.

15 Al Qur`an, 9: 24. 16 Al Qur`an, 4 : 59. 17 Al Qur`an, 33 : 56. 18 Al Qur`an, 6 : 38.

34

Bahwa binatang melata dan burung-burung adalah seperti manusia yang

menurut Qurtubi tidak boleh dianiaya.Baik di masa perang apalagi ketika

damai akhlak Islam menganjurkan agar tidak ada pengrusakan binatang dan

tumbuhan kecuali terpaksa, tetapi sesuai dengan sunnatullah dari tujuan dan

fungsi penciptaan.19

Sedangkan sumber ajaran akhlak yang bersumber dari hadith adalah

segala tingkah laku nabi Muhammad SAW.20Hal ini biasanya dikenal dengan

kata uswah al hasanah.Akhak nabi patut ditiru dan dicontoh karena perilaku

beliau senantiasa mendapat bimbingan dari Allah SWT.21 Nabi Muhammad

memilki sifat yaitu ma`sum (terjaga sifat-sifat buruk).

3. Keluhuran Akhlak Terpuji

Suatu bagian dari konsep Islam dalam membangun pribadi dan

masyarakat adalah Akhlak. akhlak Islam bersumber dari keterpaduan konsep

iman, Islam dan ihsan.22 Ada tiga hal pokok yang dapat dianggap sebagai

sumber atau acuan dari akhlak Islam, yaitu: (a) akhlak sebagai konsekuensi

Iman; (b) akhlak sebagai kebaikanhubungan manusiawi; dan (c) akhlak

sebagai sarana untuk meningkatkan kualitas amal. Sedangkan keluhuran

akhlak dapat diketahui ciri-cirinya dari hal-hal berikut:23

19 Al Qur`an, 59: 5. 20Yatimi Abdullah, Studi Akhlak, (Jakarta: Azah, 2008), 4 21 “dan Tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Quran) menurut kemauan hawa nafsunya. ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).” Al Qur`an, 53 : 3-4.` 22 Yatimi Abdullah, Studi Akhlak, (Jakarta: Azah, 2008), 7. 23 Abu Hanafi, Keteguhan dan Keindahan Akhlak Islam (Uraian Komprehensif tentang Akhlak Islam sebagai Bekal Dakwah bagi Umat Islam Terutama Para Pemimpinnya), (Yogyakarta: online, 2008), 3.

35

a. Keluhuran Akhlak karena Iman

Keluhuran akhlak Islam karena iman merupakan hasil keyakinan

akan keberadaan dan keesaan Allah, di samping keyakinan akan kepastian

datangnya hari pembalasan. Hal itu akan diuraikan secara khusus dalam

bab tersendiri. Dalam pengenalan tentang keluhuran akhlak Islam ini akan

dibahas satu konsekuensi kecil dari keimanan, yaitu akhlak yang timbul

karena merasa dilihat Allah.

Banyak sekali kejadian di masa Rasulullah dan para sahabat yang

menunjukkan betapa tingginya tingkat keluhuran akhlak yang muncul dari

rasa keimanan itu. Keluhuran akhlak yang tidak saja ditunjukkan oleh

Rsulullah, keluarga dan para sahabatnya, tetapi bahkan sangat merata

dihayati oleh masyarakat pada waktu itu. Ada seorang janda yang memiliki

beberapa ekor kambing untuk diperah susunya sebagai barang dagangan.

Dini menjelang subuh, selesai memerah susu kambingnya, dia berkata pada

putrinya: “Anakku, campurkan air pada susu kambing yang akan kita jual

esok hari”. Putrinya dengan sopan menolak seraya berkata : “Khalifah

Umar melarang kita melakukan penipuan semacam itu!” Ibunya menjawab

: “Anakku, Khalifah Umar tidak bakal tahu !” Tetapi putrinya tetap

menolak dengan satu jawaban yang luar biasa cerdas : “Ibuku, memang

khalifah Umar tidak bakal tahu, tetapi yang menciptakan Umar, yaitu

Allah SWT pasti tahu.”

36

Pada saat itu Khalifah Umar kebetulan sedang lewat di dekat rumah

janda itu dan dapat mendengar pembicaraan mereka. Maka ditandainya

rumah itu, dan dia berniat melamar gadis jujur itu untuk menjadi isteri

anaknya.

b. Keluhuran Akhlak karena Ihsan

Pada hakikatnya mnanusia selalu ingin berbuat baik kepada sesama

manusia. Dia ingin menolong dan memberi, bahkan berkurban untuk

kepentingan sesama manusia. Orang menyebutnya hati nurani, atau hati

yang bercahaya. Hati yang dibimbing oleh cahaya kebenaran Ilahi. Dari

gerak hati nurani inilah muncul berbagai kebaikan manusiawi yang sering

dikenal dengan ihsan, satu kata yang arti harfiahnya adalah keindahan.

Selain sifat-sifat tersebut, ihsan juga mencakup kesediaan mawas diri

dan tidak mencari-cari kesalahan orang lain, bahkan selalu siap memberi

maaf terhadap apapun kesalahan orang. Ada sebuah hadits Rasulullah yang

kira-kira bermakna demikian: “Berlapang dadalah menghadapi orang

yang bodoh atau tindakan bodoh dari orang-orang yang pandai.

Hubungkan silaturahmi dengan orang yang pernah memutuskannya.

Maafkan orang yang pernah menzalimi kamu. Dan, berilah orang yang

tidak pernah memberimu”.

Rasulullah bukan sekedar berbicara, tetapi beliau merealisasikan

dalam berbagai tindakan nyata. Misalanya ketika di Thaif beliau diusir ,

dicemooh dan dilempari batu oleh penduduknya. Tetapi ketika malaikat

37

Jibril menawari beliau untuk menghancurkan penduduk Thaif itu, beliau

dengan santun berkata : “Jangan engkau siksa wahai Jibril. Mereka adalah

orang-orang yang tidak tahu. Kalau mereka belum sadar, mungkin kelak

anakmereka akan menjadi pengikutku. Kalaupun bukan anak mereka,

mungkin nanti cucu mereka”.

Seorang ulama pejuang yang kritis dan vokal di zaman Belanda

sempat menjadi bulan-bulanan fitnah dan caci maki oleh masyarakat, dan

juga para kyai yang berkolaborasi dengan Belanda. Suatu kali ketika dia naik

delman, si kusir delman mencaci makinya sepanjang jalan. Marahkah dia?

Ternyata tidak. Turun dari delman, dia bayar si kusir delman dua kali lipat

dari biasanya : “Ini untuk ongkos delmanmu, dan ini untuk nasihatmu!”

Katanya sambil tersenyum. Sebagai penerus Rasulullah, dia sadar betul

bahwa perjuangan tidak boleh dikotori oleh dendam dan kebencian.

c. Keluhuran Akhlak karena Syariat Islam

Ibadah dan syariat Islam membuat orang menghargai waktu, disiplin,

sadar kebersihan dan berbagai sifat positif yang lain. Ibadah adalah sesuatu

yang memang diharapkan untuk menumbuhkan keluhuran akhlak.24

Demikian pula berbagai ibadah lain yang memang sangat erat kaitannya

dengan keluhuran akhlak, seperti shaum atau zakat atau bahkan ibadah haji.

Sehingga mestinya, orang yang beribadah dengan tulus dan sungguh-

24 Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu berupa al Kitab (al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah orang dari perbuatan keji dan munkar …….(al Qur`an ,29: 45)

38

sungguh, pasti akan memperoleh dampak ibadahnya dalam bentuk keluhuran

akhlak.

Seorang gembala yang melakukan shaum (puasa) sunnah di musim

panas yang terik (dan panjang siangnya) ternyata adalah seorang yang sangat

luhur akhlaknya. Ketika Abdullah Ibn Umar menemui gembala itu di suatu

siang, si gembala memerahkan susu kambing untuknya. Saat ditanya, kenapa

dia sendiri tidak minum, dia menjawab: “aku sedang puasa”. Dan ketika

ditanya kenapa dia berpuasa di musim panas yang demikian terik, dia

menjawab: “neraka jauh lebih panas dari hari ini”. Saat Ibnu Umar

menggodanya untuk menjual kambing yang digembalakannya, maka

keluarlah ucapannya yang sangat terkenal: “… lalu di mana Allah?”

4. Karakteristik dan Klasifikasi Akhlak Terpuji

Setelah menyelesaikan pembahasan kita tentang akhlak berbasis

iman, kebaikan manusiawi, dan peningkatan kualitas amal, siaplah kita untuk

membahas secara lebih terinci sikap-sikap yang dikehendaki dan yang tidak

dikehendaki oleh ajaran agama kita. Sikap-sikap yang terpuji dan sikap-sikap

tercela. Di sini akan kita bahas kriteria-kriteria dan jenis-jenisnya secara

cukup terinci. Kita mulai dengan kriteria sikap terpuji

Sikap terpuji dapat diukur dan ditandai oleh beberapa kriteria dasar berikut

ini:25

25 Ibid,12.

39

Pertama, sikap terpuji adalah sikap yang membantu mengokohkan

hubungan kita dengan Allah, dan meningkatkan pengabdian kita kepada-Nya.

Setiap jejak dan langkah seorang Muslim harus diukur dan dibimbing dengan

kriteria ini. Kita sebagai Muslim harus selalu mempertanyakan, apakah sikap

dan tindak langkah kita sesuai dengan petunjuk Allah dan bakal meningkatkan

hubungan kita dengan-Nya.

Kedua, sikap terpuji adalah sikap yang bakal mengokohkan dan

mengembangkan hubungan kita dengan sesama manusia, khususnya

hubungan kita dengan sesama Muslim.

Ketiga, sikap terpuji adalah sikap yang bakal memberi manfaat dan

menebarkan rahmat baik pada si pelaku maupun lingkungan di sekitarnya.

Sedangkan berbagai hal yang menjadi klasifikasi sikap terpuji. Paling

tidak, ada empat jenis sikap yang dinilai positif dalam ajaran Islam. Empat

jenis sikap terpuji yang seyogyanya dimiliki oleh Muslim. Keempat jenis

sikap itu adalah:

Pertama, kejujuran dan keterbukaan. Kejujuran mempunyai arti yang

lebih beragam dalam kehidupan. Kejujuran mempunyal arti teramat positif

untuk kehidupan pribadi seseorang, hubungannya dengan masyarakat dan

hubungannya dengan Tuhan. Sikap jujur bukan saja akan menjadikan orang

yang benar, tetapi akan membuat individu menjadi orang yang memegang

amanah dan dapat diandalkan.

40

Kedua, sikap positif atau ihsan terhadap sesama manusia ini dapat

digolongkan ke dalam empat jenis sikap dasar, yaitu:

a. Bersahabat

b. Pemaaf

c. Pemurah dan suka menolong

d. Rendah hati

Ketiga, keteguhan hati atau istiqamah. Sikap ini merupakan salah

satu kunci untuk keberhasilan seseorang atau sekelompok orang. Sikap

istiqamah adalah kunci keberhasilan seseorang sebagai pribadi atau

sekelompok orang dalam bentuk suatu organisasi atau ikatan-ikatan yang

lain untuk mencapai cita-cita mereka. Tampaknya, tidak ada suatu rencana

dan cita-cita yang cukup luhur yang dapat teriaksana tanpa sikap istiqamah

atau keteguhan hati ini. Kalau dirinci lebih lanjut, sikap istiqamah ini dapat

dibagi lagi menjad empat kelompok:

a. Pembersihan diri

b. Keberanian

c. Keteguhan hati

d. Ketabahan atau kesabaran

Keempat, sikap positif terhadap Tuhan. Sesudah mengembangkan

sikap positif terhadap diri sendiri dan lingkungan sekitar. Maka harus

mengembangkan sikap yang positif dalam hubungan dengan Tuhan. Paling

tidak, ada lima sikap positif yang dapat dan harus dikembangkan:

41

a. Malu, atau dalam bahasa Arab haya'

b. Takut dan harap, atau khauf dan raja'

c. Merendah diri kepada Tuhan, atau tadharru'

Dua sikap yang lain, sangat berhubungan dengan peningkatan

kualitas amal seseorang, yaitu sikap ikhlas dan tawakal. Empat jenis sikap:

kejujuran, sikap positif (ihsan) terhadap sesama manusia, keteguhan hati dan

sikap positif terhadap Tuhan merupakan sikap-sikap yang harus dimiliki dan

coba kembangkan dalam diri seseorang, sebagai pribadi-pribadi Muslim

maupun sebagal kelompok ummat Islam.

5. Karakteristik Akhlak Tercela

Pada dasarnya, sikap yang dianggap tercela atau kurang terpuji di

dalam agama Islam, merupakan lawan dari sikap-sikap terpuji. Sebagai lawan

dari sikap-sikap terpuji, sikap tercela menurut ajaran Islam ditandai oleh

sifatnya yang negatif atau bahkan destruktif terhadap pribadi pelakunya

maupun hubungan si pelaku dengan manusia di sekitarnya dan dengan

Tuhan.26 Tetapi seperti juga dalam penentuan kriteria sikap terpuji, istilah

pribadi di sini adalah pribadi yang telah mengembangkan wawasannya secara

lebih luas. Dengan kriteria ini dapatlah mulai dirinci sikap-sikap yang dapat

digolongkan sebagai sikap terceia ini, yaitu:

a. Khianat dan dusta

b. Kesombongan 26 Ibid, 17.

42

c. Kezhaliman

d. Sikap lembek

e. Sikap membangkang terhadap Tuhan

f. Cinta dunia

6. Tujuan pembinaan Akhlak

Tujuan sebenarnya dari pembinaan akhlak adalah agar manusia

menjadi baik dan terbiasa kepada yang baik tersebut. Dengan demikian dapat

dikatakan bahwa tujuan pembinaan dan latihan yang dapat melahirkan tingkah

laku sebagai suatu tabiat ialah agar perbuatan yang timbul dari akhlak baik

tadi dirasakan sebagai suatu kenikmatan bagi yang melakukannya. Menurut

Said Agil tujuan pembinaan adalah .membentuk manusia yang beriman,

bertaqwa, berakhlak mulia, maju dan mandiri sehingga memiliki ketahanan

rohaniah yang tinggi serta mampu beradaptasi dengan dinamika

perkembangan masyarakat.27

Hal senada juga dikemukakan oleh Muhammad Athiyah al-Abrasi,

beliau mengatakan bahwa .tujuan pembinaan akhlak adalah untuk membentuk

orang-orangyang bermoral baik, berkemauan keras, sopan dalam berbicara

dan perbuatan, mulia dalam tingkah laku serta beradab.28

27 Said Agil Husin al-Munawwar, Aktualisasi Nilai-Nilai Qur`ani dalam SistemPembinaan Islam, (Jakarta: Ciputat Press, 2005, , Cet. II).15. 28Muhammad Athiyyah al-Abrasyi, Dasar-Dasar Pembinaan Islam, terj, Bustami Abdul Ghani,

(Jakarta: Bulan Bintang, 1994 Cet. III,), 103.

43

Dengan kata lain maka dapat disimpulkan bahwa tujuan dari

pendidikan akhlak; pertama, supaya seseorang terbiasa melakukan yang baik,

indah, mulia, terpuji serta menghindari yang buruk, jelek, hina dan tercela.

Keduasupaya interaksi manusia dengan Allah SWT dan dengan sesama

makhluk lainnyasenantiasa terpelihara dengan baik dan harmonis.Esensinya

sudah tentu untuk memperoleh yang baik, seseorang harus membandingkannya

dengan yang buruk atau membedakan keduanya. Kemudian setelah itu, harus

memilih yang baik dan meninggalkan yang buruk.Agar seseorang memiliki

budi pekerti yang baik, maka upaya yang dilakukan adalah dengan cara

pembiasaan sehari-hari. Dengan upaya seperti ini seseorang akan nampak

dalam perilakunya sikap yang mulia dan timbul atas faktor kesadaran, bukan

karena adanya paksaan dari pihak manapun. Jika dikaitkan dengan kondisi di

Indonesia saat ini, maka akhlak yang baik akan mampu menciptakan bangsa

ini memiliki martabat yang tinggi.

B. PONDOK PESANTREN

1. Pengertian Pondok Pesantren

Keberadaan pondok pesantren ditengah-tengah masyarakat sudah tidak

asing lagi bahkan sebagaia daerah sudah menjadi bagian integral yang tidak

bisa dipisahkan.Pesantren adalah sebuah lembaga pendidikan yang unik,

pembinaan karakter, pebinaan kader dengan system magang yang

spesifik.Dari segi bahasa Menurut asal katanya pesantren berasal dari kata

”santri” yang mendapat imbuhan awalan ”pe” dan akhiran ”an” yang

44

menunjukkan tempat, maka artinya adalah tempat para santri. Terkadang pula

pesantren dianggap sebagai gabungan dari kata ”santri” (manusia baik)

dengan suku kata ”tra” (suka menolong) sehingga kata pesantren dapat

diartikan tempat pendidikan manusia baik-baik.

Menurut tradisi umum pondok pesantren, pengetahuan seseorang

diukurdari jumlah buku yang telah dipelajarinya dan kepada ‘ulama’ siapa

seseorangtelah berguru.Jumlah buku dalam tulisan Arab yang ditulis oleh para

‘ulama’terkenal yang harus dibaca telah ditentukan oleh lembaga-lembaga

pondokpesantren. Kemudian masing-masing kiai dari berbagai pondok

pesantrenbiasanya mengembangkan diri untuk memiliki keahlian dalam

cabang

Dari segi istilah, Dhofier mendefinisikan bahwa pondok pesantren

adalah lembaga pendidikan tradisional Islam untuk mempelajari, memahami,

menghayati dan mengamalkan ajaran Islam dengan menekankan pentingnya

moral keagamaan sebagai pedoman perilaku sehari-hari.29Hampir sama apa

yang dikemukakan Mastuhu, pondok pesantren adalah suatu lembaga

pendidikan tradisional Islam untuk mempelajari, memahami, mendalami,

menghayati, dan mengamalkan ajaran Islam dengan menekankan pentingnya

moral keagamaan sebagai pedoman perilaku sehari-hari.30

29 Zamakhsari dhofier, Tradisi Pesantran, (Jakarta: LP3ES,1994).84 30 Mastuku, Prinsip Pendidikan Pesantren (Jakarta: LP3ES,1994).55

45

Suismanto mendefinisikan bahwa pondok pesantren adalah lembaga

pendidikan dengan system asrama yang memiliki Model khusus dalam

pengajarannya yaitu pendidikan yang terpadu antara pendidikan umum dan

agama, dan antara teori dan prektek, yang didalamya mengandung

pendidikan akhlak denngan menmbakan jiwa berpendidikan, cinta berkorban,

ikhlas dalam beramal, dan kia merupakan teladan serta masjid sebagai

sentrentral kegiatan.31

Sedangkan Imam zarkasi mendefinisikan pondok pesantren adalah

Pesantren juga dikenal dengan tambahan istilah pondok yang dalam arti kata

bahasa Indonesia mempunyai arti kamar, gubug, rumah kecil dengan

menekankan kesederhanaan bangunan atau pondok juga berasal dari bahasa

Arab ”Fundũq” yang berarti ruang tidur, wisma, hotel sederhana, atau

mengandung arti tempat tinggal yang terbuat dari bambu.

Dari beberapa paparan pendapat para pakar pendidikan maka dapat

disimpulkan, pesantren adalah sebuah asrama pendidikan tradisional, di mana

para siswanya semua tinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru

yang lebih dikenal dengan sebutan Kiai dan mempunyai asrama untuk tempat

menginap santri. Santri tersebut berada dalam kompleks yang juga

menyediakan masjid untuk beribadah, ruang untuk belajar, dan kegiatan

keagamaan lainnya.

31 Suismanto, Menelusuri Jejak Pesantren, (Jogjakarta: AliefPress, 2004).50.

46

Fungsi dari sebuah pondok pesantren terus mengalami

perkembangan dari masa ke masa.Pada masa awal fungsi pondok

pesantren adalah sebagai pusat pendidikan dan penyiaran Islam yang

saling menunjang.32Pendidikan dapat dijadikan bekal dalam rangka

mengumandangkan dakwah kemudian dakwah dimanfaatkan sebagai

sarana dalam membangun sistem pendidikan.Jadi dapat dikatakan bahwa

fungsi edukatif pondok pesantren adalah sekadar memboncengi misi

dakwah.33Sedangkan pada masa wali songo adalah sebagai pencetak

calon ulama dan mubaligh yang bersungguh-sungguh dalam menyiarkan

agama Islam.34

Adapun fungsi pondok pesantren yang berkaitan dengan peran

asalnya diidentifikasikan dengan tiga fungsi penting dalam masyarakat

Indonesia, yaitu Pertama, pondok pesantren adalah sebagai pusat

berlangsungnya transmisi ilmu-ilmu Islam tradisional.Kedua, pondok

pesantren adalah sebagai penjaga dan pemelihara keberlangsungan Islam

tradisional, dan ketiga pondok pesantren adalah sebagai regenerasi

ulama.35Selain itu, pondok pesantren juga menjadi pusat penyuluhan

kesehatan, pusat pengembangan teknologi tepat guna bagi masyarakat

pedesaan, pusat usaha-usaha penyelamatan dan pelestarian lingkungan 32 Mustofa Syarif, Administrasi Pondok Pesantren, (Jakarta: PT. Paryu Barkah, tt).5. 33 Mujamil Qomar, Pondok Pesantren : Dari Transformasi Metodologi Menuju Demokratisasi Institusi ,(Jakarta: Erlanggga, 2005),25. 34 Marwan Saridjo, Sejarah Pendok Pondok Pesantren di Indonesia,( Jakarta : Dharma Bakti, 1982)34. 35 Husni Rahim. Pembaharuan Sitem Pendidikan Nasional: Mempertimbangkan Kultur PondokPesantren, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 2001),3-4.

47

hidup dan lebih penting lagi menjadi pusat pemberdayaan ekonomi

masyarakat di sekitarnya.36

2. Sejarah Berdirinya Pondok pesantren

Tidak jelas dan tidak banyak referensi yang menjelaskan tentang

asal usul pesantren, tentang kapan awal berdirinya bagaimana proses

berdirinya dan bahkan istilah-istilah yang ada dalam dunia pesantren pun

seperti istilah kiai, santri yang menjadi unsurnya masih diperselisihkan.

Mengenai asal usul dan latar belakang berdirinya pesantren di

Indonesia.Dilihat dari bentuk dan sistemnya, pondok pesantren pertama

kali berasal dari India. Sebelum proses penyebaran Islam di Indonesia,

sistem pondok pesantren tersebut telah dipakai secara umum untuk

pendidikan dan pengajaran agama Hindu di Jawa. Setelah Islam masuk dan

tersebar di Jawa, sistem tersebut kemudian diambil oleh Islam.Istilah

pondok pesantren sendiri seperti halnya mengaji bukanlah berasal dari

istilah Arab, melainkan dari India.Demikian juga istilah langgar di Jawa,

surau di Minangkabau, dan rangkang di Aceh bukanlah merupakan istilah

Arab, melainkan dari istilah yang terdapat di India.37

Di samping berdasarkan alasan terminologi, persamaan bentuk

antara pendidikan Hindu di India dan pondok pesantren dapat dianggap

36 Ayzumardi Azra.Pendidikan Islam Tradisi danModernisasi Menuju Milenium, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999 ).104-105. 37 Karel A. Steenbrink, Pondok pesantren Madrasah Sekolah Pendidikan Islam Dalam Kurun Moderen,(Jakarta: LP3ES, 1994)20.

48

sebagai petunjuk untuk menjelaskan asal-usul sistem pendidikan pondok

pesantren.Soegarda Poerbakawatja misalnya, menyebutkan bahwa

persamaan itu adalah terdapat dalam hal penyerahan tanah oleh Negara

bagi kepentingan agama yang terdapat dalam tradisi agama

Hindu.Selanjutnya Soegarda pun melihat beberapa unsure yang

diketemukan baik dalam sistem pendidikan Hindu yang tidak dijumpai

sistem pendidikan Islam yang asli Mekkah. Hal tersebut antara lain adalah

seluruh sistem pendidikannya bersifat agama, guru tidak mendapatkan gaji,

serta penghormatan yang besar terhadap guru.38

Pada awalnya, pondok pesantren bukan hanya menekankan misi

pendidikan, melainkan juga dakwah, justru misi yang kedua ini lebih

menonjol.Mastuhu menyatakan bahwa pada periode awal, pondok

pesantren berjuang melawan agama dan kepercayaan keberagaman Tuhan

dan takhayyul, pondok pesantren membawa misi agama tauhid.39Pada

mulanya pondok pesantren seringkali menghadapi penyerangan penguasa

yang merasa tersaingi kewibawaannya. Contoh, Raden Paku atau yang

biasa dikenal dengan Sunan Giri pernah terancam rencana pembunuhan

atas perintah raja Majapahit yaitu Prabu Brawijaya pada saat merintis

pondok pesantren di Kedaton.40Pondok pesantren terus berkembang

38Ibid, .21 39 Mastuhu, Dinamika Sistem Pendidikan Pondok pesantren, (Jakarta: INIS, 1994).147 40 Lembaga Research Islam, (Pondok pesantren Luhur), Sejarah dan Dakwah Islamiyah Sunan Giri, (Malang: Panitia Penelitian dan Pemugaran Sunan Giri Gresik, 1975).125

49

dengan hambatan dan rintangan yang tidak sedikit, dari mulai rintangan

penjajah dari lokal, penjajah Belanda, sampai penjajah Jepang.41

Setelah Indonesia merdeka dan arus modernisasi mulai deras

memasuki kehidupan bangsa Indonesia, sejumlah peneliti menyatakan

bahwa kelak institusiinstitusi tradisional akan segera lumpuh. Bahkan

seorang peneliti Amerika berspekulasi bahwa kelak pondok pesantren

hanya akan meninggalkan sisa-sisa bangunannya saja, dia terkejut

menyaksikan pondok pesantren-pondok pesantren yang semakin

maju.42Pondok pesantren – pondok pesantren yang berkembang di

Indonesia terus mengalami transformasi di berbagai sisi, baik dari segi

pengelolaan pondok pesantren, kurikulum yang ditawarkan, Model

pengajaran yang diberikan, maupun fasilitas-fasilitas yang disediakan agar

dapat memenuhi kebutuhan pendidikan yang dibutuhkan para santri, baik

kebutuhan pendidikan kepesantrenan maup un pendidikan nasional yang

ditetapkan pemerintah

3. Elemen-elemen Pondok Pesantren

Zamakhsyari Dhofier menyebutkan ada lima unsur dasar sebuah

pondok pesantren, yaitu pondok, masjid, santri, kiai, dan pengajaran kitab-

kitab klasik Islam.28 Kemudian Mujamil Qomar menyebutkan sebuah pondok

pesantren memiliki empat unsur dasar yaitu pondok atau asrama, masjid, 41 Mujamil Qomar, Op.Cit,.11-13. 42 Mujammil Qomar, Op.Cit,.15.

50

santri, dan kiai. Jika keempat unsur tersebut telah dimiliki oleh suatu lembaga

pengajian tertentu maka status lembaga tersebut telah berubah menjadi

pondok pesantren. Adapun penjelasan keempat unsur tersebut adalah sebagai

berikut :

a. kiai

Kiai adalah bagian yang paling esensial dari sebuah pondok

pesantren.Kebanyakan dari para kiai tersebut adalah pendiri pondok

pesantren yang dia kelola.Maka biasanya pertumbuhan suatu pondok

pesantren bergantung kepada kemampuan para kiai pendiri pondok

pesantren tersebut.Kiai di samping pendidik dan pengajar, juga pemegang

kendali manajerial pondok pesantren.

Bentuk pondok pesantren yang bermacam-macam adalah pantulan

dari kecenderungan kiai.Kiai memiliki sebutan yang berbeda-beda

tergantung daerah tempat tinggalnya. Ali Maschan Moesa mencatat: di

Jawa di sebut Kiai, di Sunda di sebut Anjengan, di Aceh disebut Tengku, di

Sumatera Utara/Tapanuli disebut Syaikh, di Minangkabau disebut Buya, di

Nusa Tenggara, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan

Tengah disebut Tuan Guru.43

Istilah Kiai memiliki pengertian yang plural. Kata ‘kiai’ bisa berarti :

(1) Sebutan bagi alim ulama (cerdik pandai dalam agama Islam); (2) Alim

Ulama; (3) Sebutan bagi para guru ilmu ghaib; (4) Kepala distrik (di 43 Ali Maschan Moesa, Kiai dan Politik Dalam Wacana Civil Society, (Surabaya: LEPKISS, 1999).60.

51

Kalimantan Selatan); (5) Sebutan yang mengawali nama benda yang

dianggap bertuah (seperti senjata, gamelan, dan sebagainya); (6) Sebutan

samaran untuk harimau (jika orang melewati hutan).44

Menurut asal- usulnya, perkataan kiai dalam bahasa Jawa dipakai

untuk tiga jenis yang berbeda :(1) Sebutan gelar atau kehormatan bagi

barang-barang yang dianggap keramat; seperti Kiai Garuda Kencana

dipakai untuk sebutan Kereta Emas yang ada di Keraton Yogyakarta;(2)

Gelar Kehormatan untuk orang-orang tua pada umumnya; (3) Gelar ya ng

diberikan oleh masyarakat kepada seorang ahli agama Islam yang memiliki

atau menjadi pemimpin pondok pesantren dan mengajar kitab-kitab Islam

klasik kepada para santrinya.45 Kiai adalah pemimpin nonformal sekaligus

pemimpin spiritual, dan posisinya sangat dekat dengan kelompok-

kelompok masyarakat lapisan bawah di desa-desa.

Sebagai pemimpin masyarakat, kiai memiliki jama`ah komunitas dan

massa yang diikat oleh hubungan paguyuban yang erat serta budaya

paternalistic yang kuat. Petuah-petuahnya selalu didengar, diikuti dan

dilaksanakan oleh jemaah, komunitas, dan massa yang

dipimpinnya.46Sepertinya halnya pada pondok pesantren An-Nawawi di

Jawa Tengah, masyarakat sekitar pondok pesantren tersebut kebanyakan

44Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi II, (Jakarta: Balai Pustaka, 1991).499. 45Zamakhsyari Dhofier, Op. Cit 55. 46 Faisal Ismail, NU Gusdurisme dan Politik Kiai,(Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya, 1999),39-40

52

dari mereka mempercayakan hal- hal tertentu kepada para kiai pemimpin

tersebut.Misalnya dari segi ibadah dalam hal penentuan jatuhnya hari raya

idhul fitri maupun idul adha, mereka tidak berpatokan kepada keputusan

pemerintah Indonesia tetapi mereka berpatokan dengan keputusan kiai di

pondok pesantren tersebut.Begitu pun halnya ketika di daerah tersebut

diadalan pilkada mapun pemilu, mereka ikut pilihan sesuai dengan pilihan

kiai pondok pesantren.

2. Masjid

Masjid merupakan salah satu unsur dasar dari sebuah pondok

pesantren.Bisa dikatakan keberadaan masjid di sebuah pondok pesantren

adalah jantung pendidikan di pondok pesantren tersebut. Dahulu saat

pondok pesantren belum memiliki kelas-kelas yang banyak seperti keadaan

pondok pesantren saat ini masjid adalah tempat paling tepat untuk

mendidik para santri, terutama dalam praktek shalat lima waktu, khutbah,

shalat jumat, serta pengajaran kitab-kitabIslam.

Dalam Encyclopedia of Islam, kedudukan masjid sebagai pusat

pendidikan dalam tradisi pondok pesantren merupakan manifestasi

universalisme dari system pendidikan Islam tradisional. Dengan kata lain

kesinambungan sistem pendidikan Islam yang berpusat di masjid sejak

Masjid Quba didirikan di dekat Madinah pada masa Nabi Muhammad

SAW tetap terpancar dalam sistem pondok pesantren. Sejak zaman Nabi,

masjid telah menjadi pusat pendidikan Islam.Dimana pun kaum muslimin

53

berada, mereka selalu menggunakan masjid sebagai tempat pertemuan,

pusat pendidikan, aktivitas administrasi, dan kultural.Hal ini telah

berlangsung selama 13 abad.Bahkan, zaman sekarang pun banyak ulama

yang mengajar siswa-siswa di masjid, serta memberi wejangan dan anjuran

kepada siswa-siswa tersebut untuk meneruskan tradisi yang terbentuk sejak

zaman permulaan Islam itu. Sama halnya seperti di Indonesia, seorang kiai

yang ingin mendirikan sebuah pondok pesantren akan memulai langkahnya

denganmendirikan sebuah masjid.

1. Asrama Unsur ketiga dalam sebuah pondok pesantren adalah pondok, yang

selanjutnya disebut asrama.Salah satu pembeda sebuah pondok pesantren

dengan pengajian biasa di masjid-masjid adalah keberadaan pondok atau

asrama bagi para santri.Asrama merupakan tempat dimana para santri

tinggal.Hal ini memudahkan para guru untuk mengawasi aktivitas para

santri.Besar-kecilnya sebuah asrama biasanya menggambarkan jumlah

santri karena semakin banyak santri tentunya semakin besar pula pondok

tersebut.

Ada tiga hal yang menyebabkan sebuah pondok pesantren harus

memiliki asrama. Alasan pertama, sosok kiai perintis sebuah pondok

pesantren yang dikenal masyarakat luas ataupun kualitas sebuah pondok

pesantren yang sudah terkenal berkualitas tidak hanya menarik para santri

yang berasal dari daerah sekitar pondok, tetapi juga akan menarik minat

54

para santri yang berasal dari daerah yang jauh dari pondok. Sehingga para

santri tersebut akan membutuhkan tempat untuk tinggal karena seorang

santri membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menimba ilmu di

sebuah pondok pesantren. Alasan kedua, pada umumnya sebuah pondok

pesantren bukan berada di daerah-daerah kota yang sudah memiliki fasiltas

atau akomodasi yang memadai untuk seorang santri tinggal dalan jangka

waktu lama. Alasan ketiga, dengan keberadaan asrama secara psikologis

akan membangun keterikatan dan keharmonisan antara sesama santri

maupun antara santri dengan para kiai. Hal ini dikarenakan keberadaan kiai

sebagai seorang yang membimbing, membina, serta mengawasi para santri

dalam jangka waktu lama, akan menyebabkan para santri mengangggap

para kiai sepertiorang tua mereka sendiri.47

Keadaan kamar-kamar asrama sebuah pondok pesantren berkembang

dari tahun ke tahun. Misalnya pada penelitian Zamakhsyari Dhofier tahun

1980 di pondok pesantren Tebuireng, para santri harus puas tinggal

bersama-sama dengan sepuluh sampai dengan lima belas santri dalam satu

kamar sempit yang luasnya sekitar delapan meter persegi. Sehingga tidak

semua santri dapat tidur dalam kamar tersebut di waktu malam, sebagian

yang lain tidur di serambi masjid. Pada masa itu keadaan kamar-kamar

asrama biasanya sangat sederhana.Mereka tidur di atas lantai tanpa kasur.

Papan di pasang pada dinding untuk menyimpan tas atau koper serta 47 Zamakhsyari Dhofier, Op.Cit,46

55

barang-barang lain. Para santri tidak boleh tinggal di luar komplek pondok

pesantren, kecuali mereka yang berasal dari desa-desa di sekeliling

pondok.Pondok pesantren pada umumnya tidak menyediakan kamar

khusus untuk santri senior yang biasanya juga merengakap menjadi ustadz

atau guru muda.Mereka tinggal dan tidur bersama-sama santri junior.48

Sedangkan saat ini dapat di lihat di kebanyakan pondok pesantren

besar pada umumnya para santri memiliki tempat tidur masing-

masing.Mereka tidur dalam sebuah kamar yang cukup luas dengan tempat

tidur bertingkat, sehingga masing-masing kamar mampu menampung

jumlah santri yang cukup banyak.Hal ini disebabkan karena berbagai

faktor.Pertama, saat ini banyak pondok pesantren tersebut mengenakan

biaya cukup besar untuk para santri serta memiliki donator-donatur tetap

maupun tidak tetap. Keadaan yang masih sama antara pondok pesantren di

tahun delapan puluhan dengan saat ini adalah asrama tempat tinggal santri

wanita biasanya dipisahkan dengan asrama santri laki- laki .49

2. Santri Menurut Zamakhsyari Dhofier secara tradisi pondok pesantren ada 2

kelompok santri yaitu santri mukim dan santri kalong.Santri mukim adalah

siswa-siswa yang berasal dari daerah yang jauh lalu menetap di komplek

atau pondok pesantren.Santri mukim yang tinggal sudah lama di sebuah

pondok pesantren biasanya menjadi suatu kelompok tersendiri yang 48 Zamakhsyari Dhofier, Op.Cit,47. 49Ibid. 49

56

memegang tanggung jawab mengurusi kepentingan pondok pesantren

sehari-hari, mereka juga bertanggung jawab mengajarkan kepada para

santri baru tentang kitab-kitab dasar dan menengah. Dalam sebuah pondok

pesantren yang besar biasanya terdapat putra-putra kiai dari sejumlah

pondok pesantren lain yang belajar di sejumlah pondok pesantren besar

tersebut.

Kelompok kedua adalah santri kalong. Santri Kalong adalah siswa-

siswa yang berasal dari desa-desa di sekeliling pondok pesantren yang

biasanya tidak menetap dalam pondok pesantren.Untuk mengikuti

pelajaran pondok pesantren, mereka bolak-balik dari rumah mereka

sendiri.Biasanya perbedaan antara pondok pesantren besar dan pondok

pesantren kecil dapat dilihat dari komposisi santri kalong. Dengan kata

lain, pondok pesantren kecil akan lebih banyak memiliki.

santri kalong daripada santri mukim. Namun saat ini hampir seluruh

santri adalah santri mukim.Mereka tinggal di asrama yang sudah

disediakan pihak pondok pesantren.Sekalipun beberapa dari mereka

sebenarnya tinggal di daerah sekitar pondok pesantren namun mereka tetap

bermukim di pondok, hal ini tentunya untuk memudahkan para guru

mengawasi kegiatan santri dengan lebih intensif.

Pada awalnya santri-santri yang belajar di pondok pesantren hanyalah

santri laki-laki saja. Namun, sejak akhir tahun 1910-an para kiai telah

menyediakan komplek pondok pesantren untuk para santri wanita. Pondok

57

pesantren di daerah Jombang yang pertama kali membuka pondok

pesantren untuk santri wanita adalah Pondok Pesantren Denanyar yang

didirikan pada tahun 1917.

4. Tipologi Pesantren

Dampak dari perubahan social yang terus berkembang, maka pesantren

baik tempat bentuk hingga substansi telah jauh mengalami perubahan.

Pesantren tidak lagi sesederhana seperti apa yang digambarkan seseorang akan

tetapi pesantren dapat mengalami perubahan sesuai dengan pertumbuhan dan

perkembangan zaman. Menurut Yacub yang dikutip oleh Khozin mengatakan

ada beberapa pembagian pondok pesantren berdasarkan tipologinya yaitu:50

1. Pesantren Salafi yaitu pesantren yg tetap mempertahankan pelajaran dgn

kitab-kitab klasik dan tanpa diberikan pengetahuan umum.Model

pengajarannyapun sebagaimana yang lazim diterapkan dalam pesantren

salaf yaitu dengan Model sorogan dan weton.

2. Pesantren Khalafi yaitu pesantren yang menerapkan sistem pengajaran

klasikal (madrasi) memberikan ilmu umum dan ilmu agama serta juga

memberikan pendidikan keterampilan.

3. Pesantren Kilat yaitu pesantren yang berbentuk semacam training dalam

waktu relatif singkat dan biasa dilaksanakan pada waktu libur

sekolah.Pesantren ini menitik beratkan pada keterampilan ibadah dan

50 Tamyiz Burhanuddin, Akhlak Pesantren: Solusi bagi Kerusakan Akhlak, (Yogyakarta: ITTIQA Press, 2001),101.

58

kepemimpinan.Sedangkan santri terdiri dari siswa sekolah yang dipandang

perlu mengikuti kegiatan keagamaan di pesantren kilat.

4. Pesantren terintegrasi yaitu pesantren yang lebih menekankan pada

pendidikan vocasional atau kejuruan sebagaimana balai latihan kerja di

Departemen Tenaga Kerja dengan program yang terintegrasi.

Sedangkan menurut Mas’ud dkk,51 ada beberapa tipologi atau model

pondok pesantren yaitu:

1. Pesantren yang mempertahankan kemurnian identitas asli sebagai tempat

menalami ilmu-ilmu agama (tafaqquh fi-I-din) bagi para santrinya. Semua

materi yang diajarkan dipesantren ini sepenuh bersifat keagamaan yang

bersumber dari kitab-kitab berbahasa arab (kitab kuning) yang ditulis oleh

para ulama abad pertengahan. Pesantren model ini masih banyak dijumpai

hingga sekarang seperti pesantren Lirboyo di Kediri Jawa Timur beberapa

pesantren di daeah Sarang Kabupaten Rembang Jawa tengah dan lain-lain.

2. Pesantren yang memasukkan materi-materi umum dalam pengajaran,

namun dengan kurikulum yang disusun sendiri menurut kebutuhan dan

tidak mengikuti kurikulum yang ditetapkan pemerintah secara nasional,

sehingga ijazah yang dikeluarkan tidak mendapatkan pengakuan dari

pemerintah sebagai ijazah formal.

51Abd. Rahman an Nahlawi, Prinsip-Prinsip dan Metode Pendidikan Islam, diterjemahkan Dahlan & Sulaiman, (Bandung: Dipenegoro, 1992),27

59

3. Pesantren yang menyelenggarakan pendidikan umum di dalam baik

berbentuk madrasah (sekolah umum berciri khas Islam di dalam naungan

DEPAG) maupun sekolah (sekolah umum di bawah DEPDIKNAS) dalam

berbagai jenjang bahkan ada yang sampai Perguruan Tinggi yang tidak

hanya meliputi fakultas-fakultas keagamaan meliankan juga fakultas-

fakultas umum. Pesantren Tebu Ireng di Jombang Jawa Timur, contohnya.

4. Pesantren yang merupakan asrama pelajar Islam dimana para santri belajar

disekolah-sekolah atau perguruan-perguruan tinggi di luarnya. Pendidikan

agama dipesantren model ini diberikan diluar jam-jam sekolah, sehingga

bisa diikuti oleh semua santrinya.Diperkirakan pesantren model inilah yang

terbanyak jumlahnya.52

C. Punk

1. Awal Mula Munculnya Punk

Tak ada yang tahu pasti kapan dan di mana munculnya budaya punk

pertama kali.Beberapa sumber mengatakan Punk merupakan sub-budaya yang

lahir di London, Inggris.Sejak tahun 1975-an53. Sumber lain mengatakan

Punk merupakan sub-budaya yang lahir di London-Inggris di pertengahan

tahun 1970 yang dulunya adalah sebuah gerakan untuk menentang para elit

politik yang berkuasa di Inggris pada saat itu. Namun, punk juga dapat berarti

52 Ibid, 212 53 Paul Marko. The Roxy London WC2 Punk In histori.(London: the UK by Punk77 Books,2007 ).5.

60

jenis musik atau genre yang lahir di awal tahun 1970-an.54 selah itulah punk

mulai merambah hampir seluruh Ingris bahkan sampai ke Amerika.

Dalam kamus bahasa Indonesia punk artinya pemuda yang ikut

gerakan menentang masyarakat yang mapan dengan menyatakannya lewat

musik, gaya berpakaian, dan gaya rambut yang khas55 dan Sejumlah literatur

dan catatan sejarah menyebutkan, punk berasal dari singkatan Public United

Nothing Kingdom artinya sekumpulan anti-peraturan kerajaan. Mereka itu

sangat anti dengan peraturan kerajaan.Mereka menilai peraturan itu hanya bisa

memaksa tanpa memikirkan penderitaan rakyat. Punk lahir sebagai gerakan

perlawanan anak muda berlandaskan keyakinan mereka.Kemudia mereka

mengimplementaasikan kekecewaan melaui music jenis rock.Jenis music baru

untuk melawan hal tersebut.

Dari segi ideologis punk merupakan ideologi yang mencangkup

aspek sosial dan politik.Ideologi mereka dahulu sering di kaitkan dengan

perilaku-perilaku yang menyimpang yang di lakukan oleh anak punk.

Berbagai perilaku punk yang di anggap menyimpang telah di dokumentasikan

dalam media massa sehingga membuat identitas punk dibalik assesoris yang

melekat pada tubuhnya dipandang sebagai seorang yang berbahaya atau

berandalan. Punk sebagai subkultur telah membentuk suatu bangunan baru

yang berbeda dengan budaya induk yang di anut oleh kaum muda sejak awal

54 Fransiskus Batista Marbun ,Tanggapan Masyarakat terhadap Perilaku Budaya Anak Punk di Kota Medan (Medan: jurnal, 2008). 4. 55 Ibid, 5

61

kemunculanya di inggris sampai sekarang. Nilai - nilai yang menjadi substansi

punk sebagai subkultur tetap di yakini oleh anggotanya, walaupun punk telah

berganti generasi, akan tetapi sebagai subkultur, nilai-nilai dan eksistensi punk

masih di pertahankan hingga sekarang

Kemudian dalam sebuah literature mengatakan tentang aksesoris dan

fashion Punk

Celana ketat. Bahan celana yang biasa mereka pakai adalah jins, kulit, atau bermotif kulit hewan (bandage pants).Awalnya punkers–sebutan anak punk–menggunakan celana kulit karena awet dan tahan lama. Model ketat menyimbolkan himpitan hidup.Karena itupunkers biasanya merobek celana bagian paha dan lutut sebagai simbol kemerdekaan gerak dan ide. Bot adalah jenis sepatu favorit anak punk.Seperti celana, mereka memilih bot karena alasan awet.Untuk aliran hardrock punk dan pop punkbiasanya memilih sneakers dan sepatu olahraga yang lebih praktis. Tato dan tindik. Anak punk biasanya menato tubuhnya dengan gambar tengkorak, salib terbalik, swastika Nazi, atau api. Tato ini menunjukkan identitas kelompok dan menjadi simbol penguasaan penuh terhadap tubuhnya.Seperti tato, tindik juga menyimbolkan kekuasaan terhadap tubuh. Rantai.Aksesori ini sebagai simbol solidaritas.Kelompok punk yang terusir dari masyarakat dianggap sampah, dinilai menyimpang, membuat punkersmembentuk kelompok baru untuk berlindung.Solidaritas kelompok ini sangat penting untuk bertahan hidup. Aksesori lain anak punk yaitu Eye liner, paku atau benda tajam lain, baju, serta stoking. Pernak-pernik itu mempunyai inti pesan perlawanan.56

Dengan fashion dan aksesosiris seperti itu meraka terlihat

menakutkan dan meyeramkan, sehingga dampaknya sangat buruk dalam

pencitran meraka. Tidak berhenti disitu saja.Ditambah lagi dengan kelakukan

meraka yang brutal dan krimanal.

56 http://lifestyle.kompasiana.com/urban/2012/10/03/komunitas-punk-indonesia-terbesar-di-dunia-

498254.html

62

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa anak punk dapat

dikenali dari penampilan mereka yang unik, mulai dari pakaian dan rambut

merupakan gaya hidup resistensi yang melawan arus budaya mainstream. Dari

satu sisi penampilan tersebut dapat menimbulkan rasa bangga bagi

pemakainya, tetapi bagi orang lain akan memandangnya aneh dan

menyeramkan.

2. Punk di Indonesia

Dampak dari modernisasi dan pembangunan adalah terjadinya

perubahan atau pembaharuan struktur sosial yang mendorong terjadinya

proses transformasi sosial dan budaya dalam tatanan masyarakat Indonesia.

Perubahan pola hidup masyarakat dan perubahan budaya yang ada membuat

manusia dihadapkan pada stimulasi yang kompleks dan memerlukan kejelian

untuk menerima situasi tersebut. Salah satu budaya yang muncul saat ini

adalah punk. Anak punk merupakan sebuah istilah atau sebutan bagi anak

muda yang memiliki perilaku menyimpang. Dalam kamus bahasa Indonesia

punk artinya pemuda yang ikut gerakan menentang masyarakat yang mapan

dengan menyatakannya lewat musik, gaya berpakaian, dan gaya rambut yang

khas.57

Kemudia Punk di Indonesia juga memiliki gaya hidup yang sama

unik, seperti gaya rambutnya yang dicat dengan potongan Mohawk (gaya

57 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi II, (Jakarta: Balai Pustaka, 1991), 908.

63

rambut yang atasnya panjang dan pinggirnya tipis), memakai anting-anting

dan cara berbusananya yang khas dengan atribut rantai di celana, sepatu boot,

kaos hitam, jaket penuh peniti, memakai gelang terbuat dari kulit dan besi

menyerupai paku disekelilingnya yang menghiasi pergelangan tangannya.58

Kemudian dari segi sikap dan akhlak Punk adalah anak muda yang terjerumus

dalam pergaulan bebas, suka melakukan hal-hal bertentangan dengan syariat

Islam, seperti minum minuman keras, menkonsumsi obat terlarang, berjudi

dan sebagainya. Mereka sering dianggap sebagai sampah masyarakat dan

keberadaanya dipandang sebelah mata.

Kelompok anak Punk di Indonesia dapat dikatakan punk hanya

kaum muda yang meniru model, kelakuan dan gaya hidup saja. Mereka hidup

dipinggir-pingir jalan.Dapat dikatakan punk di Indonesia diambil dari sisi

negatifnya saja.Hal itu terungkap sejak dulu dan banyak sekali media kabar

baik elektronik maupun cetak meliput kenakalan mereka. Bahkan pemerintah

Indonesia mencoba memerangi meraka dangan cara membimbing kejalan

yang normal layaknya masyarakat biasa. Meraka ditangkap oleh pejabat

pemerintah (satuan pamong praja) kemudian dimasukan lembaga social untuk

dibina.

3. Jenis-jenis kenakalan anak Punk

Sebenarnya tidak semua anak Punk memiliki prilaku yang negative, namun

hal itu kemungkinan sangaat sedikit sekali.Karena tempat mereka hidup di 58 Ibid.5

64

jalan dan lepas dari pengawasan orang tua.Itulah sebabnya meraka mengalami

pengimpangan perilaku atau berperilaku negative. Menurut Jensen dalam

psikologi remaja kenaklan mereka dibagi menjadi 4, Yaitu59:

a. Kenakalan yang menimbulkan korban fisik orang lain. Misalnya

1. Penganiayaan dan Pembuhan

Salah satu prilaku manusia adalah keinginan selalu menang

dan tidak mau kalah. Untuk mencapai hal itu biasanya menghalalkan

segala cara, cara apa pun akan dilakukan sampai perbuatan

penganiayaa bahkan sampai pembunuhan. Perbuatan biasa terjadi

kerena dengan berbagai macam alasan yang akhirnya untuk kepuasan

atau keinginan pribadi.

Salah satu perbuatan anak yang dilakukan adalah perbuatan

ini. Contohnya dalam surat kabar elektronik detik.commemberitakan

kejadian pembunuhan yang dilakukan sekelompok anak Punk terhadap

seorang pemuda.60

2. Pemerkosaan

Pemerkosaan adalah suatu tindakan kriminal berwatak seksual

yang terjadi ketika seorang manusia (atau lebih) memaksa manusia

lain untuk melakukan hubungan seksual dalam bentuk penetrasi vagina

atau anus dengan penis, anggota tubuh lainnya seperti tangan, atau

59 Sarlito W. Warsono, Psikologi Remaja (Jakarta : Rajawali Prees, 2011).256 60 Bogor, Sekelompok Anak Punk mengeroyok yang tengah terlelap, satu orang tewas dan satunya lagi mengalami luka bacok di bagian lengan kiri.( Detikcom, sabtu 15/09/2012)

65

dengan benda-benda tertentu secara paksa baik dengan kekerasan atau

ancaman kekerasan.

b. Kenakalan yang menimbulkan kobar Materi. Misalnya pencurian,

peramampasan, dan perampokan

Kenakalan yang tidak menimbulkan korban dipihak lain. Misalnya

penyalagunaan narkoba, judi, hubungan bebas diluar nikah dan lain

sebagainya.

D. Pembinaan akhlak Anak Punk di Pondok Pesentren

Pembinaan akhlak yang dilakukan di pondok pesantren dikakukan

dengan beberapa Model. Model-Model terkadang dilaksanakan dengan

mandiri dan kadang kala dilakukan dengan menkombinasikan dari berbagai

Model yang sudah ada. Ujung dari penggunaan dari Model-Model pembinaan

adalah untuk tercapainya keberhasilan atau mencapai tujuan dari pembinaan

tersebut.

Model dalam “Kamus Ilmiah Populer”, lebih diartikan sebagai cara,

pelaksanaan, aplikasi dan sebagainya.Dalam istilah ilmiah, penulis lebih

mengartikan bahwa Model adalah cara seseorang untuk mengaplikasikan

bahkan mengimplementasikan suatu nilai dalam kehidupannya. Jika

dihubungkan dengan bimbingan, maka Model lebih bermakna bagaimana

seseorang mengimplementasikan dan melakukan penanaman nilai tertentu

kepada orang lain, termasuk penanaman nilai etika Islam kepada

anak.Terdapat berbagai Model bimbigan akhlaq Di pesantren. Akan tetapi dari

66

berbagai Model bimbingan akhlaq tersebut dapat dikelompokkan menjadi 6

(enam) Model yang diterapkan dalam membentuk perilaku santri, yakni:

a. Model Keteladanan

Model keteladanan adalah sebuah Model yang membimbing perilaku

lewat keteladanan dengan cara memberikan contoh-contoh kongkrit bagi para

santri, di pesantren pemberian contoh keteladanan sangat ditekankan. Kyai

dan ustadz harus senantiasa memberikan uswah yang baik bagi para santri,

dalam ibadah-ibadah ritual, kehidupan sehari-hari maupun yang lain, karena

nilai mereka ditentukan dari aktualisasinya terhadap apa yang disampaikan.

Semakin konsekuen seorang kyai atau ustadz menjaga tingkah lakunya maka

semakin didengar ajarannya.61

b. Model Latihan dan Pembiasaan

latihan dan pembiaasaan adalah mendidik dengan cara memberikan

latihan-latihan terhadap norma-norma kemudian membiasakan santri untuk

melakukannya. Dalam pendidikan di pesantren Model ini biasanya akan

diterapkan padaibadah-ibadah amaliyah, seperti shalat berjamaah, kesopanan

pada kyai dan ustadz. Pergaulan dengan sesama santri dan sejenisnya.Sehingga

tidak asing di pesantren dijumpai, bagaimana santri sangat hormat pada ustadz

dan kakak-kakak seniornya dan begitu santunnya pada adik-adik pada junior,

mereka memang dilatih dan dibiasakan untuk bertindak demikian.Latihan dan

61 Mukti Ali, menyebutkan bahwa pendidikan terbaik ada di pesantren, sedang pengajaran terbaik ada di sekolah/madrasah. Lihat Zuhdy Mukhdar, KH. Ali Ma'shum Perjuangan dan Pemikirannya, (Yogyakarta: LkiS, 1999),10.

67

pembiasaan ini pada akhirnya akan menjadi akhlak yang terpatri dalam diri dan

menjadi yang tidak terpisahkan.62

c. Model Ibrah

Secara sederhana, ibrah berarti merenungkan dan memikirkan, dalam

arti umum bisanya dimaknakan dengan mengambil pelajaran dari setiap

peristiwa.Abd. Rahman al-Nahlawi,63 seorang tokoh pendidikan asal timur

tengah, mendefisikan ibrah dengan suatu kondisi psikis yang manyampaikan

manusia untuk mengetahui intisari suatu perkara yang disaksikan, diperhatikan,

diinduksikan, ditimbang-timbang, diukur dan diputuskan secara nalar, sehingga

kesimpulannya dapatmempengaruhi hati untuk tunduk kepadaNya, lalu

mendorongnya kepada perilaku yang sesuai dengan ajaran agama Islam.

d. Model Mauidzah

secara terminology Mauidzah berarti nasehat.64Rasyid Ridla mengartikan

mauidzah adalah nasehat peringatan atas kebaikan dan kebenaran dengan

jalan apa yang dapat menyentuh hati dan membangkitkannya untuk

mengamalkan”.65Model mauidzah, harus mengandung tiga unsur, yakni: (a)

uraian tentang kebaikan dan kebenaran yang harus dilakukan oleh seseorang,

dalam hal ini santi, misalnya tentang sopan santun, harus berjamaah maupun 62 Al-Ghazali menyatakan: "Sesungguhnya perilaku manusia menjadi kuat dengan seringnnya dilakukan perbuatan yang sesuai dengannya, disertai ketaatan dan keyakinan bahwa apa yang dilakukannya adalah baik dan diridhai" lihat Ihya Ulumuddin, Jilid III, (Dar-al-Mishri: Beirut, 1977),61. 63Abd. Rahman an Nahlawi, Prinsip-Prinsip dan Metode Pendidikan Islam, diterjemahkan Dahlan & Sulaiman, (Bandung: Dipenegoro, 1992), 390. 64 Werson Munawir, Kamus Al-Munawwir, 1568 . 65 Rasyid Ridha, Tafsir al-Manar, Jilid II, (Mesir: Maktabah al-Qahirah, tt), 404

68

kerajinan dalam beramal; (b) motivasi dalam melakukan kebaikan; (c)

peringatan tentang dosa atau bahaya yangbakal muncul dari adanya larangan

bagi dirinya sendiri maupun orang lain.66 Aplikasi dari Model ini biasa

dilakukan melaui pengajian dan belajar kitab atau biasa dikenal majelis ta`lim.

e. Model Kedisiplinan

Dalam ilmu pendidikan, kedisiplinan dikenal sebagai cara menjaga

kelangsungan kegiatan pendidikan. Model ini identik dengan pemberian

hukuman atau sangsi. Tujuannya untuk menumbuhkan kesadaran siswa bahwa

apa yang dilakukan tersebut tidak benar, sehingga ia tidak mengulanginya

lagi.67

Pembentukan lewat kedisiplinan ini memerlukan ketegasan dan

kebijaksanaan. Ketegasan mengharuskan seorang pendidik memberikan sangsi

bagi pelanggar, sementara kebijaksanaan mengharuskan pendidik berbuat adil

dan arif dalam memberikan sangsi, tidak terbawa emosi atau dorongan lain.

Dengan demikian sebelum menjatuhkan sangsi, seorang pendidik harus

memperhatikan beberapa hal berikut: (a) perlu adanya bukti yang kuat tentang

adanya tindak pelanggaran; (b) hukuman harus bersifat mendidik, bukan

sekedar memberi kepuasan atau balas dendam dari si pendidik; (c) harus

mempertimbangkan latar belakang dan kondisi siswa yang melanggar, misalnya

66 Tamyiz Burhanuddin, Op. Cit, 57-58 67 Hadari Nawawi, Pendidikan dalam Islam, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1999), 234

69

frekuensinya pelanggaran, perbedaan jenis kelamin atau jenis pelanggaran

disengaja atau tidak.

Di pesantren,hukuman ini dikenal dengan istilah takzir.Takzir adalah

hukuman yang dijatuhkan pada santri yang melanggar. Hukuman yang terberat

adalah dikeluarkan dari pesantren.Hukuman ini diberikan kepada santri yang

telah berulang kali melakukan pelanggaran, seolah tidak bisa diperbaiki. Juga

diberikan kepada santri yang melanggar dengan pelanggaran berat yang

mencoreng nama baik pesantren.

f. Membimbing Melalui Targhib wa Tahzib

Model ini terdiri atas dua Model sekaligus yang berkaitan satu sama lain;

targhib dan tahzib.68Targhib adalah janji disertai dengan bujukan agar

seseorang senang melakukan kebajikan dan menjauhi kejahatan.Tahzib adalah

ancaman untuk menimbulkan rasa takut berbuat tidak benar.Tekanan Model

targhib terletak pada harapan untuk melakukan kebajikan, sementara tekanan

Model tahzib terletak pada upaya menjauhi kejahatan atau dosa.

Meski demikian Model ini tidak sama pada Model hadiah dan

hukuman. Perbedaan terletak pada akar pengambilan materi dan tujuan yang

hendak dicapai.Targhib dan tahzib berakar pada Tuhan (ajaran agama) yang

tujuannya memantapkan rasa keagamaan dan membangkitkan sifat rabbaniyah,

tanpa terikat waktu dan tempat.Adapun Model hadiah dan hukuman berpijak

pada hukum rasio (hukum akal) yang sempit (duniawi) yang tujuannya masih 68Abd. Rahman An Nahlawi, Op. Cit, 412

70

terikat ruang dan waktu.Di pesantren, Model ini biasanya diterapkan dalam

pengajian-pengajian, baik sorogan maupun bandongan.

g. Mendidik Melalui Kemandirian

Kemandirian tingkah-laku adalah kemampuan santri untuk mengambil

dan melaksanakan keputusan secara bebas. Proses pengambilan dan

pelaksanaan keputusan santri yang biasa berlangsung di pesantren dapat

dikategorikan menjadi dua, yaitu keputusan yang bersifat penting-monumental

dan keputusan yang bersifat harian.

Terkait dengan kebiasan santri yang bersifat rutinitas menunjukkan

kecenderungan santri lebih mampu dan berani dalam mengambil dan

melaksanakan keputusan secara mandiri, misalnya pengelolaan keuangan,

perencanaan belanja, perencanaan aktivitas rutin dan sebagainya.Hal ini tidak

lepas dari kehidupan mereka yang tidak tinggal bersama orangtua mereka dan

tuntutan pesantren yang menginginkan santri-santri dapat hidup dengan

berdikari. Santri dapat melakukan sharing kehidupan dengan teman-teman

santri lainnya yang mayoritas seusia (sebaya) yang pada dasarnya memiliki

kecenderungan yang sama. Apabila kemandirian tingkah-laku dikaitkan dengan

rutinitas santri, maka kemungkinan santri memiliki tingkat kemandirian yang

tinggi.

h. Model Karyawisata

Model Karyawisata adalah sebuah Model belajar yang terjadi di luar

kelas.Misalnya untuk mengetahui suatu sejarah tertentu, pembelajar

71

mengunjungi museum-museum situs sejarah. Pembimbingan akhlak dengan

Model seperti ini akan semakin mudah dan lebih menarik, karena dengan

dengan Model ini santri dapat memahami apa yang ia lihat kemudian menjadi

bahan evaluasi bagi dirinya sendiri tanpa bantuan bantuan seorang kiai atau

ustadz.Model ini lebih efektif bila dilaksanakan dengan rutin atau lazimnya

disebut istiqomah.