Upload
others
View
13
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
27
BAB II
PEMBINAAN AKHLAK DI PONDOK PESANTEREN
A. Kajian Tentang Pembinaan Akhlah
1. Pengertian pembinaan Akhlaq
Agama Islam hadir di muka bumi dibawah oleh Nabi Muhammad
SAW.,yaitu sebuah agama yang diyakini mampu membawa kebahagiaan
manusia lahir dan batin. Agama Islam hadir dengan berbagai petunjuk dan
tutunan bagaimana seharusnya manusia menjalani hidup ini agar mendapatkan
kebahagiaa lahir dan batin.Petunjuk-petunjuk yang dibawa agama
Islammengenai tingkah laku manusia, tampak amat ideal dan agung.Islam
megajarkan kehidupan yang dinamis dan progresif, menghargai akal pikiran
melalui pengembangan imu pengetahuan dan tehnologi, bersikap seimbang
dalam memenuhi kebutuhan rohani dan jasmani.Islam mengenangkan
kepedulia sosial, menghargai waktu, bersifat terbuka, demokratis, berorentasi
pada kualitas, ehaliter, kemitraan, antifeodaisme, mencintai kebersihan,
mengutamakan persaudaraan, berakhlak mulia, dan sikap-sikap positif
lainnya.1
Salah satu ajarandalamIslamadalah ,akhlak. Karena itu nabi
Muhammad SAW.,diturunkandi bumi adalah unuk membimbing akhlah
manusia. segala tingkah laku (fi`liyah), ucapan (qouliyah), dan persetujuan
1Fadhil al-Jamil, Menerobos krisis pendidikan dunia Islam, terj. H.M Arifin, (Jakarta: Golden trayon
Press, 1992),11-12.
28
(taqririyah) yang dilakukan oleh rasullah dalam kesehariannya. Apapun
perbuatan nabi dalam sehari-hari disebut sebagai uswahtun al-hasanah
(contoh yang baik). Itulah dasar hukum akhlah berdasarkan sunnah/hadith
nabi Muhammad.
Sebelum kita membahas tentang pembinaan akhlak sebaiknya kita
bahas kata perkata.Yaitu pengetian pembinaan terlebih dahulu. Pembinan dari
segi bahasa berarti proses, cara, pembaharuan menuju yang lebih baik.2
Menurut PP No. 28/1990 tentang PendidikanBimbingan merupakan
bantuan yang diberikan kepada sirwa dalam rangka upaya menentukan
pribadi, mengenal lingkungan, dan merencanakan masa depan.3Hal senada
juga dikemukakan Menurut Abu Ahmadi, bahwa bimbingan adalah bantuan
yang diberikan kepada individu (peserta didik) agar dengan potensi yang
dimiliki mampu mengembangkan diri secara optimal dengan jalan memahami
diri, memahami lingkungan, mengatasi hambatan guna menentukan rencana
masa depan yang lebih baik.4
Sedangakn menurut Prayitno dan Erman Amti, Bimbingan adalah
proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada
seseorang atau beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja, atau orang
dewasa; agar orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan
2 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi II, (Jakarta: Balai Pustaka, 1991). 367 3 PP No. 28/1990 tentang Pendidikan Dasar, Bab X, Pasal 25 Ayat 1 4Ahmadi, Abu. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah.( Semarang: Toha Putra, 1991).1.
29
dirinya sendiri dan mandiri dengan memanfaatkan kekuatan individu dan
sarana yang ada dan dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma yang
berlaku.5
Selanjutnya Bimo Walgito menyarikan beberapa rumusan bimbingan
yang dikemukakan para ahli, sehingga mendapatkan rumusan sebagai berikut:
Bimbingan adalah bantuan atau pertolongan yang diberikan kepada idividu
atau sekumpulan individu-individu dalam menghindari atau mengatasi
kesulitan-kesulitan di dalam kehidupannya, agar individu ata sekumpulan
individu-individu itu dapat mencapai kesejahteraan hidupnya.6
Rachman Natawijaya (1972) berpendapat bahwa, Bimbingan adalah
proses pemberian bantuan kepada individu yang dilaukan secara
berkesinambungan, supaya individu tersebut memahami dirinya, sehingga ia
sanggup mengarahkan dirinya dan dapat bertindak wajar sesuai dengan
tuntutan dan keadaan keluarga serta masyarakat.
Dari beberapa pengertian bimbingan yang dikemukakan oleh para ahli
itu dapat dikemukakan bahwa bimbingan merupakan:
a.Suatu proses yang berkesinambungan
b.Suatu proses membantu individu,
5Prayitno.Profesionalisasi Konseling dan Pendidikan Konselor.( Jakarta: P2LPTK., 2004). 99. 6Bimo Walgito. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah. (Yogyakarta: Yayasan Penerbitan Fakultas
Psikologi UGM,1982). 11.
30
c. Bantuan yang diberikan itu dimaksudkan agar individu yang
bersangkutan dapat mengarahkan dan mengembangkan dirinya secara
optimal sesuai dengan kemampuan/potensinya, dan
d. Kegiatan yang bertujuan utama memberikan bantuan agar individu dapat
memahami keadaan dirinya dan mampu menyesuaikan dengan
lingkungannya.
Sedangkan pengertian akhlak adalah berasal dari bahasa arab
“akhlaq” yang merupakan bentuk jamak dari “khuluq”. Secara bahasa
“akhlak” mempunyai arti budi pekerti , tabiat, dan watak.7Dalam kebahasaan
akhlak sering disinonimkan dengan moral dan etika.8Sedangkan Menurut oleh
Ibnu Maskawih “akhlak adalah perilaku jiwa seseorang yang mendorong
untuk melakukan kegiatan-kegiatan tanpa melalui pertimbangan”.9
Berbeda Menurut Imam al-ghozali, imam al ghozali memaknai akhlak
adalah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa yang daripadanya timbul
perbuatan-perbuatan dengan mudah, dengan tidak memerlukan pertimbangan
pikiran”.10 Hal ini sama seperti yang dikemukakan Ibrahim anis “ Akhlak
adalah sifat yang tertanam dalam jiwa, yang melahirkan bermacam-macam
perbuatan, baik atau buruk, tanpa membutuhkan pemikiran dan
7Luis ma`luf, Kamus Al-Munjid, Al Maktabah al-katulikiayah, (Beirut: tt),194. 8K. Bertetens, Etika, (Jakarta: PT. Gramedia,2011).3 9 A. Musthofa, akhlak Tasawuf, (Bandung: Pustaka Setia, 1997),11 10 Imam Ghozali, Ihya ulum Ad-Din, (kairo: Al Masyad Al-Husain, tt), 56
31
pertimbangan.”11Apabila tabiat tersebut menimbulkan perbuatan yang bagus
menurut akal dan syara` maka haeah tersebut dinamakan ahklak baik. Dan
apabila haeah tersebut menimbulkan perbuatan yang jelek maka disebut
ahklak yang jelek.
. Hamzah ya’qub mengemukakan akhlak adalah ilmu yang menentukan
antara yang baik dan buruk, antara yang terpuji dan tercela, tentang perkataan
atau perbuatan manusia lahir dan batin.Selain itu juga beliau memberikan
pengertian Akhlak ialah ilmu pengetahuan yang memberikan pengertian
tentang baik dan buruk, ilmu yang mengajarkan pergaulan manusia dan
menyatukan tujuan mereka yang terakhir dari seluruh usaha dan pekerjaan
mereka.12
Dari beberapa pendapat tentang akhlak diatas pada hakekatnya tidak
ada perbedaan yang mendasar mengenai pengertian tersebut.Akhlak merujuk
pada kebiasaan kehendak. Ini berarti bahwa kalau kehendak itu dibiasakan
maka kebiasaan itulah yang dinamakan akhlak. Misalnya, kalau kehendak
untuk membiasakan memberi maka ini dinamakan akhlak dermawan. Budi
adalah sifat jiwa yang tidak kelihatan, sedangkan akhlak adalah kelihatan
melalui kelakuan atau muamalah. Kelakuan adalah bukti dan gambaran adanya
akhlak.
11 Ibrahim Anis, al Mu j̀am Al Wasith, (Kairo: Darul Kutub al Mishriyah,tt)15. 12 Hamzah Ya`kub, Etika Islam, (Bandung: Diponegoro, 1993),12.
32
2. Sumber-sumber pembinaan Akhlak
Sumber ajaran akhlak ialah al Qur`an dan hadith. Kedua adalah
sumber dan pijakan agama Islam.Banyak sekali ayat menerangkan tentang
akhlak, baik akhlak terhadap Allah, terhadap diri sendiri, terhadap orang lain
dan terhadap lingkungan. hampir sumberberakhlak baik kepada Allah Swt.
seperti cara menjaga kemauan dengan meluruskan ubudiyah.13Akhlak terhadap
diri sendiri adalah dengan cara memelihara dirinya dengan baik akan selalu
berupaya untuk berpenampilan sebaik-baiknya di hadapan Allah, khususnya,
dan di hadapan manusia pada umumnya dengan memperhatikan bagaimana
tingkah lakunya, bagaimana penampilan fisiknya, dan bagaimana pakaian yang
dipakainya. Pemeliharaan kesucian diri seseorang tidak hanya terbatas pada hal
yang bersifat fisik (lahir) tetapi juga pemeliharaan yang bersifat nonfisik
(batin).
Berbagai upaya yang mendukung ke arah pembekalan akal harus
ditempuh, misalnya melalui pendidikan yang dimulai dari lingkungan rumah
tangganya kemudian melalui pendidikan formal hinggamendapatkan
pengetahuan yang memadai untuk bekal hidupnya.14 Setelah penampilan
13 Dasar tauhid (QS. al-Ikhlash (112):1–4; QS. al-Dzariyat (51): 56), menaati perintah Allah atau bertakwa (QS. Ali ‘Imran (3): 132), ikhlas dalam semua amal (QS. al-Bayyinah (98): 5), cinta kepada Allah (QS. al-Baqarah (2): 165), takut kepada Allah (QS. Fathir (35): 28), berdoa dan penuh harapan (raja’) kepada Allah Swt. (QS. al-Zumar (39): 53), berdzikir (QS. al-Ra’du (13): 28), bertawakal setelah memiliki kemauan dan ketetapan hati (QS. Ali ‘Imran(3): 159, QS.Hud(11): 123), bersyukur (QS. al-Baqarah (2): 152 dan QS. Ibrahim (14): 7), bertaubat serta istighfar bila berbuat kesalahan (QS. al-Nur (24): 31 dan QS.al-Tahrim (66): 8), rido atas semua ketetapan Allah (QS. al-Bayyinah (98): 8), dan berbaik sangka pada setiap ketentuan Allah (QS. Ali ‘Imran (3): 154). Ahklaq islami 14 (QS. al-Zumar (39): 9).Anwar Masy`aril, akhlak Al qur`an.(Surabaya: Bina Ilmu, 1990). 46-1162.
33
fisiknya baik dan akalnya sudah dibekali dengan berbagai ilmu pengetahuan,
maka yang berikutnya harus diperhatikan adalah bagaimanamenghiasi jiwanya
dengan berbagai tingkah laku yang mencerminkan akhlak mulia. Di sinilah
seseorang dituntut untuk berakhlak mulia di hadapan Allah dan Rasulullah, di
hadapan orang tuanya, di tengah-tengah masyarakatnya, bahkan untuk dirinya
sendiri.
Akhlak terhadap sesama manusia harus dimulai dari akhlak terhadap
Rasulullah Saw., sebab Rasullah yang paling berhak dicintai, baru dirinya
sendiri. Di antara bentuk akhlak kepada Rasulullah adalah cinta kepadaRasul
dan memuliakannya,15taat kepadanya16, serta mengucapkan shalawat dan
salam kepadanya.17Namun demikian akhlak terhadap Rasulullah Saw.ini juga
sangat terkait dengan Akhlak terhadap Allah Swt., sebab apa pun yang
ersumber dari Allah (al-Quran) dan Rasulullah (sunnah) harus dijadikan dasar
dalam bersikap dan berpreilaku dalam kehidupan sehari-hari.
Selanjutnya adalah akhlak terhadap lingkungan. Lingkungan yang
dimaksud di sini adalah segala sesuatu yang berada di sekitar manusia, yakni
binatang, tumbuhan, dan benda mati. Akhlak yang dikembangkan adalah
cerminan dari tugas kekhalifahan di bumi, yakni untuk menjaga agar setiap
proses pertumbuhan alam terus berjalan sesuai dengan fungsi ciptaan-Nya.18.
15 Al Qur`an, 9: 24. 16 Al Qur`an, 4 : 59. 17 Al Qur`an, 33 : 56. 18 Al Qur`an, 6 : 38.
34
Bahwa binatang melata dan burung-burung adalah seperti manusia yang
menurut Qurtubi tidak boleh dianiaya.Baik di masa perang apalagi ketika
damai akhlak Islam menganjurkan agar tidak ada pengrusakan binatang dan
tumbuhan kecuali terpaksa, tetapi sesuai dengan sunnatullah dari tujuan dan
fungsi penciptaan.19
Sedangkan sumber ajaran akhlak yang bersumber dari hadith adalah
segala tingkah laku nabi Muhammad SAW.20Hal ini biasanya dikenal dengan
kata uswah al hasanah.Akhak nabi patut ditiru dan dicontoh karena perilaku
beliau senantiasa mendapat bimbingan dari Allah SWT.21 Nabi Muhammad
memilki sifat yaitu ma`sum (terjaga sifat-sifat buruk).
3. Keluhuran Akhlak Terpuji
Suatu bagian dari konsep Islam dalam membangun pribadi dan
masyarakat adalah Akhlak. akhlak Islam bersumber dari keterpaduan konsep
iman, Islam dan ihsan.22 Ada tiga hal pokok yang dapat dianggap sebagai
sumber atau acuan dari akhlak Islam, yaitu: (a) akhlak sebagai konsekuensi
Iman; (b) akhlak sebagai kebaikanhubungan manusiawi; dan (c) akhlak
sebagai sarana untuk meningkatkan kualitas amal. Sedangkan keluhuran
akhlak dapat diketahui ciri-cirinya dari hal-hal berikut:23
19 Al Qur`an, 59: 5. 20Yatimi Abdullah, Studi Akhlak, (Jakarta: Azah, 2008), 4 21 “dan Tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Quran) menurut kemauan hawa nafsunya. ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).” Al Qur`an, 53 : 3-4.` 22 Yatimi Abdullah, Studi Akhlak, (Jakarta: Azah, 2008), 7. 23 Abu Hanafi, Keteguhan dan Keindahan Akhlak Islam (Uraian Komprehensif tentang Akhlak Islam sebagai Bekal Dakwah bagi Umat Islam Terutama Para Pemimpinnya), (Yogyakarta: online, 2008), 3.
35
a. Keluhuran Akhlak karena Iman
Keluhuran akhlak Islam karena iman merupakan hasil keyakinan
akan keberadaan dan keesaan Allah, di samping keyakinan akan kepastian
datangnya hari pembalasan. Hal itu akan diuraikan secara khusus dalam
bab tersendiri. Dalam pengenalan tentang keluhuran akhlak Islam ini akan
dibahas satu konsekuensi kecil dari keimanan, yaitu akhlak yang timbul
karena merasa dilihat Allah.
Banyak sekali kejadian di masa Rasulullah dan para sahabat yang
menunjukkan betapa tingginya tingkat keluhuran akhlak yang muncul dari
rasa keimanan itu. Keluhuran akhlak yang tidak saja ditunjukkan oleh
Rsulullah, keluarga dan para sahabatnya, tetapi bahkan sangat merata
dihayati oleh masyarakat pada waktu itu. Ada seorang janda yang memiliki
beberapa ekor kambing untuk diperah susunya sebagai barang dagangan.
Dini menjelang subuh, selesai memerah susu kambingnya, dia berkata pada
putrinya: “Anakku, campurkan air pada susu kambing yang akan kita jual
esok hari”. Putrinya dengan sopan menolak seraya berkata : “Khalifah
Umar melarang kita melakukan penipuan semacam itu!” Ibunya menjawab
: “Anakku, Khalifah Umar tidak bakal tahu !” Tetapi putrinya tetap
menolak dengan satu jawaban yang luar biasa cerdas : “Ibuku, memang
khalifah Umar tidak bakal tahu, tetapi yang menciptakan Umar, yaitu
Allah SWT pasti tahu.”
36
Pada saat itu Khalifah Umar kebetulan sedang lewat di dekat rumah
janda itu dan dapat mendengar pembicaraan mereka. Maka ditandainya
rumah itu, dan dia berniat melamar gadis jujur itu untuk menjadi isteri
anaknya.
b. Keluhuran Akhlak karena Ihsan
Pada hakikatnya mnanusia selalu ingin berbuat baik kepada sesama
manusia. Dia ingin menolong dan memberi, bahkan berkurban untuk
kepentingan sesama manusia. Orang menyebutnya hati nurani, atau hati
yang bercahaya. Hati yang dibimbing oleh cahaya kebenaran Ilahi. Dari
gerak hati nurani inilah muncul berbagai kebaikan manusiawi yang sering
dikenal dengan ihsan, satu kata yang arti harfiahnya adalah keindahan.
Selain sifat-sifat tersebut, ihsan juga mencakup kesediaan mawas diri
dan tidak mencari-cari kesalahan orang lain, bahkan selalu siap memberi
maaf terhadap apapun kesalahan orang. Ada sebuah hadits Rasulullah yang
kira-kira bermakna demikian: “Berlapang dadalah menghadapi orang
yang bodoh atau tindakan bodoh dari orang-orang yang pandai.
Hubungkan silaturahmi dengan orang yang pernah memutuskannya.
Maafkan orang yang pernah menzalimi kamu. Dan, berilah orang yang
tidak pernah memberimu”.
Rasulullah bukan sekedar berbicara, tetapi beliau merealisasikan
dalam berbagai tindakan nyata. Misalanya ketika di Thaif beliau diusir ,
dicemooh dan dilempari batu oleh penduduknya. Tetapi ketika malaikat
37
Jibril menawari beliau untuk menghancurkan penduduk Thaif itu, beliau
dengan santun berkata : “Jangan engkau siksa wahai Jibril. Mereka adalah
orang-orang yang tidak tahu. Kalau mereka belum sadar, mungkin kelak
anakmereka akan menjadi pengikutku. Kalaupun bukan anak mereka,
mungkin nanti cucu mereka”.
Seorang ulama pejuang yang kritis dan vokal di zaman Belanda
sempat menjadi bulan-bulanan fitnah dan caci maki oleh masyarakat, dan
juga para kyai yang berkolaborasi dengan Belanda. Suatu kali ketika dia naik
delman, si kusir delman mencaci makinya sepanjang jalan. Marahkah dia?
Ternyata tidak. Turun dari delman, dia bayar si kusir delman dua kali lipat
dari biasanya : “Ini untuk ongkos delmanmu, dan ini untuk nasihatmu!”
Katanya sambil tersenyum. Sebagai penerus Rasulullah, dia sadar betul
bahwa perjuangan tidak boleh dikotori oleh dendam dan kebencian.
c. Keluhuran Akhlak karena Syariat Islam
Ibadah dan syariat Islam membuat orang menghargai waktu, disiplin,
sadar kebersihan dan berbagai sifat positif yang lain. Ibadah adalah sesuatu
yang memang diharapkan untuk menumbuhkan keluhuran akhlak.24
Demikian pula berbagai ibadah lain yang memang sangat erat kaitannya
dengan keluhuran akhlak, seperti shaum atau zakat atau bahkan ibadah haji.
Sehingga mestinya, orang yang beribadah dengan tulus dan sungguh-
24 Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu berupa al Kitab (al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah orang dari perbuatan keji dan munkar …….(al Qur`an ,29: 45)
38
sungguh, pasti akan memperoleh dampak ibadahnya dalam bentuk keluhuran
akhlak.
Seorang gembala yang melakukan shaum (puasa) sunnah di musim
panas yang terik (dan panjang siangnya) ternyata adalah seorang yang sangat
luhur akhlaknya. Ketika Abdullah Ibn Umar menemui gembala itu di suatu
siang, si gembala memerahkan susu kambing untuknya. Saat ditanya, kenapa
dia sendiri tidak minum, dia menjawab: “aku sedang puasa”. Dan ketika
ditanya kenapa dia berpuasa di musim panas yang demikian terik, dia
menjawab: “neraka jauh lebih panas dari hari ini”. Saat Ibnu Umar
menggodanya untuk menjual kambing yang digembalakannya, maka
keluarlah ucapannya yang sangat terkenal: “… lalu di mana Allah?”
4. Karakteristik dan Klasifikasi Akhlak Terpuji
Setelah menyelesaikan pembahasan kita tentang akhlak berbasis
iman, kebaikan manusiawi, dan peningkatan kualitas amal, siaplah kita untuk
membahas secara lebih terinci sikap-sikap yang dikehendaki dan yang tidak
dikehendaki oleh ajaran agama kita. Sikap-sikap yang terpuji dan sikap-sikap
tercela. Di sini akan kita bahas kriteria-kriteria dan jenis-jenisnya secara
cukup terinci. Kita mulai dengan kriteria sikap terpuji
Sikap terpuji dapat diukur dan ditandai oleh beberapa kriteria dasar berikut
ini:25
25 Ibid,12.
39
Pertama, sikap terpuji adalah sikap yang membantu mengokohkan
hubungan kita dengan Allah, dan meningkatkan pengabdian kita kepada-Nya.
Setiap jejak dan langkah seorang Muslim harus diukur dan dibimbing dengan
kriteria ini. Kita sebagai Muslim harus selalu mempertanyakan, apakah sikap
dan tindak langkah kita sesuai dengan petunjuk Allah dan bakal meningkatkan
hubungan kita dengan-Nya.
Kedua, sikap terpuji adalah sikap yang bakal mengokohkan dan
mengembangkan hubungan kita dengan sesama manusia, khususnya
hubungan kita dengan sesama Muslim.
Ketiga, sikap terpuji adalah sikap yang bakal memberi manfaat dan
menebarkan rahmat baik pada si pelaku maupun lingkungan di sekitarnya.
Sedangkan berbagai hal yang menjadi klasifikasi sikap terpuji. Paling
tidak, ada empat jenis sikap yang dinilai positif dalam ajaran Islam. Empat
jenis sikap terpuji yang seyogyanya dimiliki oleh Muslim. Keempat jenis
sikap itu adalah:
Pertama, kejujuran dan keterbukaan. Kejujuran mempunyai arti yang
lebih beragam dalam kehidupan. Kejujuran mempunyal arti teramat positif
untuk kehidupan pribadi seseorang, hubungannya dengan masyarakat dan
hubungannya dengan Tuhan. Sikap jujur bukan saja akan menjadikan orang
yang benar, tetapi akan membuat individu menjadi orang yang memegang
amanah dan dapat diandalkan.
40
Kedua, sikap positif atau ihsan terhadap sesama manusia ini dapat
digolongkan ke dalam empat jenis sikap dasar, yaitu:
a. Bersahabat
b. Pemaaf
c. Pemurah dan suka menolong
d. Rendah hati
Ketiga, keteguhan hati atau istiqamah. Sikap ini merupakan salah
satu kunci untuk keberhasilan seseorang atau sekelompok orang. Sikap
istiqamah adalah kunci keberhasilan seseorang sebagai pribadi atau
sekelompok orang dalam bentuk suatu organisasi atau ikatan-ikatan yang
lain untuk mencapai cita-cita mereka. Tampaknya, tidak ada suatu rencana
dan cita-cita yang cukup luhur yang dapat teriaksana tanpa sikap istiqamah
atau keteguhan hati ini. Kalau dirinci lebih lanjut, sikap istiqamah ini dapat
dibagi lagi menjad empat kelompok:
a. Pembersihan diri
b. Keberanian
c. Keteguhan hati
d. Ketabahan atau kesabaran
Keempat, sikap positif terhadap Tuhan. Sesudah mengembangkan
sikap positif terhadap diri sendiri dan lingkungan sekitar. Maka harus
mengembangkan sikap yang positif dalam hubungan dengan Tuhan. Paling
tidak, ada lima sikap positif yang dapat dan harus dikembangkan:
41
a. Malu, atau dalam bahasa Arab haya'
b. Takut dan harap, atau khauf dan raja'
c. Merendah diri kepada Tuhan, atau tadharru'
Dua sikap yang lain, sangat berhubungan dengan peningkatan
kualitas amal seseorang, yaitu sikap ikhlas dan tawakal. Empat jenis sikap:
kejujuran, sikap positif (ihsan) terhadap sesama manusia, keteguhan hati dan
sikap positif terhadap Tuhan merupakan sikap-sikap yang harus dimiliki dan
coba kembangkan dalam diri seseorang, sebagai pribadi-pribadi Muslim
maupun sebagal kelompok ummat Islam.
5. Karakteristik Akhlak Tercela
Pada dasarnya, sikap yang dianggap tercela atau kurang terpuji di
dalam agama Islam, merupakan lawan dari sikap-sikap terpuji. Sebagai lawan
dari sikap-sikap terpuji, sikap tercela menurut ajaran Islam ditandai oleh
sifatnya yang negatif atau bahkan destruktif terhadap pribadi pelakunya
maupun hubungan si pelaku dengan manusia di sekitarnya dan dengan
Tuhan.26 Tetapi seperti juga dalam penentuan kriteria sikap terpuji, istilah
pribadi di sini adalah pribadi yang telah mengembangkan wawasannya secara
lebih luas. Dengan kriteria ini dapatlah mulai dirinci sikap-sikap yang dapat
digolongkan sebagai sikap terceia ini, yaitu:
a. Khianat dan dusta
b. Kesombongan 26 Ibid, 17.
42
c. Kezhaliman
d. Sikap lembek
e. Sikap membangkang terhadap Tuhan
f. Cinta dunia
6. Tujuan pembinaan Akhlak
Tujuan sebenarnya dari pembinaan akhlak adalah agar manusia
menjadi baik dan terbiasa kepada yang baik tersebut. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa tujuan pembinaan dan latihan yang dapat melahirkan tingkah
laku sebagai suatu tabiat ialah agar perbuatan yang timbul dari akhlak baik
tadi dirasakan sebagai suatu kenikmatan bagi yang melakukannya. Menurut
Said Agil tujuan pembinaan adalah .membentuk manusia yang beriman,
bertaqwa, berakhlak mulia, maju dan mandiri sehingga memiliki ketahanan
rohaniah yang tinggi serta mampu beradaptasi dengan dinamika
perkembangan masyarakat.27
Hal senada juga dikemukakan oleh Muhammad Athiyah al-Abrasi,
beliau mengatakan bahwa .tujuan pembinaan akhlak adalah untuk membentuk
orang-orangyang bermoral baik, berkemauan keras, sopan dalam berbicara
dan perbuatan, mulia dalam tingkah laku serta beradab.28
27 Said Agil Husin al-Munawwar, Aktualisasi Nilai-Nilai Qur`ani dalam SistemPembinaan Islam, (Jakarta: Ciputat Press, 2005, , Cet. II).15. 28Muhammad Athiyyah al-Abrasyi, Dasar-Dasar Pembinaan Islam, terj, Bustami Abdul Ghani,
(Jakarta: Bulan Bintang, 1994 Cet. III,), 103.
43
Dengan kata lain maka dapat disimpulkan bahwa tujuan dari
pendidikan akhlak; pertama, supaya seseorang terbiasa melakukan yang baik,
indah, mulia, terpuji serta menghindari yang buruk, jelek, hina dan tercela.
Keduasupaya interaksi manusia dengan Allah SWT dan dengan sesama
makhluk lainnyasenantiasa terpelihara dengan baik dan harmonis.Esensinya
sudah tentu untuk memperoleh yang baik, seseorang harus membandingkannya
dengan yang buruk atau membedakan keduanya. Kemudian setelah itu, harus
memilih yang baik dan meninggalkan yang buruk.Agar seseorang memiliki
budi pekerti yang baik, maka upaya yang dilakukan adalah dengan cara
pembiasaan sehari-hari. Dengan upaya seperti ini seseorang akan nampak
dalam perilakunya sikap yang mulia dan timbul atas faktor kesadaran, bukan
karena adanya paksaan dari pihak manapun. Jika dikaitkan dengan kondisi di
Indonesia saat ini, maka akhlak yang baik akan mampu menciptakan bangsa
ini memiliki martabat yang tinggi.
B. PONDOK PESANTREN
1. Pengertian Pondok Pesantren
Keberadaan pondok pesantren ditengah-tengah masyarakat sudah tidak
asing lagi bahkan sebagaia daerah sudah menjadi bagian integral yang tidak
bisa dipisahkan.Pesantren adalah sebuah lembaga pendidikan yang unik,
pembinaan karakter, pebinaan kader dengan system magang yang
spesifik.Dari segi bahasa Menurut asal katanya pesantren berasal dari kata
”santri” yang mendapat imbuhan awalan ”pe” dan akhiran ”an” yang
44
menunjukkan tempat, maka artinya adalah tempat para santri. Terkadang pula
pesantren dianggap sebagai gabungan dari kata ”santri” (manusia baik)
dengan suku kata ”tra” (suka menolong) sehingga kata pesantren dapat
diartikan tempat pendidikan manusia baik-baik.
Menurut tradisi umum pondok pesantren, pengetahuan seseorang
diukurdari jumlah buku yang telah dipelajarinya dan kepada ‘ulama’ siapa
seseorangtelah berguru.Jumlah buku dalam tulisan Arab yang ditulis oleh para
‘ulama’terkenal yang harus dibaca telah ditentukan oleh lembaga-lembaga
pondokpesantren. Kemudian masing-masing kiai dari berbagai pondok
pesantrenbiasanya mengembangkan diri untuk memiliki keahlian dalam
cabang
Dari segi istilah, Dhofier mendefinisikan bahwa pondok pesantren
adalah lembaga pendidikan tradisional Islam untuk mempelajari, memahami,
menghayati dan mengamalkan ajaran Islam dengan menekankan pentingnya
moral keagamaan sebagai pedoman perilaku sehari-hari.29Hampir sama apa
yang dikemukakan Mastuhu, pondok pesantren adalah suatu lembaga
pendidikan tradisional Islam untuk mempelajari, memahami, mendalami,
menghayati, dan mengamalkan ajaran Islam dengan menekankan pentingnya
moral keagamaan sebagai pedoman perilaku sehari-hari.30
29 Zamakhsari dhofier, Tradisi Pesantran, (Jakarta: LP3ES,1994).84 30 Mastuku, Prinsip Pendidikan Pesantren (Jakarta: LP3ES,1994).55
45
Suismanto mendefinisikan bahwa pondok pesantren adalah lembaga
pendidikan dengan system asrama yang memiliki Model khusus dalam
pengajarannya yaitu pendidikan yang terpadu antara pendidikan umum dan
agama, dan antara teori dan prektek, yang didalamya mengandung
pendidikan akhlak denngan menmbakan jiwa berpendidikan, cinta berkorban,
ikhlas dalam beramal, dan kia merupakan teladan serta masjid sebagai
sentrentral kegiatan.31
Sedangkan Imam zarkasi mendefinisikan pondok pesantren adalah
Pesantren juga dikenal dengan tambahan istilah pondok yang dalam arti kata
bahasa Indonesia mempunyai arti kamar, gubug, rumah kecil dengan
menekankan kesederhanaan bangunan atau pondok juga berasal dari bahasa
Arab ”Fundũq” yang berarti ruang tidur, wisma, hotel sederhana, atau
mengandung arti tempat tinggal yang terbuat dari bambu.
Dari beberapa paparan pendapat para pakar pendidikan maka dapat
disimpulkan, pesantren adalah sebuah asrama pendidikan tradisional, di mana
para siswanya semua tinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru
yang lebih dikenal dengan sebutan Kiai dan mempunyai asrama untuk tempat
menginap santri. Santri tersebut berada dalam kompleks yang juga
menyediakan masjid untuk beribadah, ruang untuk belajar, dan kegiatan
keagamaan lainnya.
31 Suismanto, Menelusuri Jejak Pesantren, (Jogjakarta: AliefPress, 2004).50.
46
Fungsi dari sebuah pondok pesantren terus mengalami
perkembangan dari masa ke masa.Pada masa awal fungsi pondok
pesantren adalah sebagai pusat pendidikan dan penyiaran Islam yang
saling menunjang.32Pendidikan dapat dijadikan bekal dalam rangka
mengumandangkan dakwah kemudian dakwah dimanfaatkan sebagai
sarana dalam membangun sistem pendidikan.Jadi dapat dikatakan bahwa
fungsi edukatif pondok pesantren adalah sekadar memboncengi misi
dakwah.33Sedangkan pada masa wali songo adalah sebagai pencetak
calon ulama dan mubaligh yang bersungguh-sungguh dalam menyiarkan
agama Islam.34
Adapun fungsi pondok pesantren yang berkaitan dengan peran
asalnya diidentifikasikan dengan tiga fungsi penting dalam masyarakat
Indonesia, yaitu Pertama, pondok pesantren adalah sebagai pusat
berlangsungnya transmisi ilmu-ilmu Islam tradisional.Kedua, pondok
pesantren adalah sebagai penjaga dan pemelihara keberlangsungan Islam
tradisional, dan ketiga pondok pesantren adalah sebagai regenerasi
ulama.35Selain itu, pondok pesantren juga menjadi pusat penyuluhan
kesehatan, pusat pengembangan teknologi tepat guna bagi masyarakat
pedesaan, pusat usaha-usaha penyelamatan dan pelestarian lingkungan 32 Mustofa Syarif, Administrasi Pondok Pesantren, (Jakarta: PT. Paryu Barkah, tt).5. 33 Mujamil Qomar, Pondok Pesantren : Dari Transformasi Metodologi Menuju Demokratisasi Institusi ,(Jakarta: Erlanggga, 2005),25. 34 Marwan Saridjo, Sejarah Pendok Pondok Pesantren di Indonesia,( Jakarta : Dharma Bakti, 1982)34. 35 Husni Rahim. Pembaharuan Sitem Pendidikan Nasional: Mempertimbangkan Kultur PondokPesantren, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 2001),3-4.
47
hidup dan lebih penting lagi menjadi pusat pemberdayaan ekonomi
masyarakat di sekitarnya.36
2. Sejarah Berdirinya Pondok pesantren
Tidak jelas dan tidak banyak referensi yang menjelaskan tentang
asal usul pesantren, tentang kapan awal berdirinya bagaimana proses
berdirinya dan bahkan istilah-istilah yang ada dalam dunia pesantren pun
seperti istilah kiai, santri yang menjadi unsurnya masih diperselisihkan.
Mengenai asal usul dan latar belakang berdirinya pesantren di
Indonesia.Dilihat dari bentuk dan sistemnya, pondok pesantren pertama
kali berasal dari India. Sebelum proses penyebaran Islam di Indonesia,
sistem pondok pesantren tersebut telah dipakai secara umum untuk
pendidikan dan pengajaran agama Hindu di Jawa. Setelah Islam masuk dan
tersebar di Jawa, sistem tersebut kemudian diambil oleh Islam.Istilah
pondok pesantren sendiri seperti halnya mengaji bukanlah berasal dari
istilah Arab, melainkan dari India.Demikian juga istilah langgar di Jawa,
surau di Minangkabau, dan rangkang di Aceh bukanlah merupakan istilah
Arab, melainkan dari istilah yang terdapat di India.37
Di samping berdasarkan alasan terminologi, persamaan bentuk
antara pendidikan Hindu di India dan pondok pesantren dapat dianggap
36 Ayzumardi Azra.Pendidikan Islam Tradisi danModernisasi Menuju Milenium, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999 ).104-105. 37 Karel A. Steenbrink, Pondok pesantren Madrasah Sekolah Pendidikan Islam Dalam Kurun Moderen,(Jakarta: LP3ES, 1994)20.
48
sebagai petunjuk untuk menjelaskan asal-usul sistem pendidikan pondok
pesantren.Soegarda Poerbakawatja misalnya, menyebutkan bahwa
persamaan itu adalah terdapat dalam hal penyerahan tanah oleh Negara
bagi kepentingan agama yang terdapat dalam tradisi agama
Hindu.Selanjutnya Soegarda pun melihat beberapa unsure yang
diketemukan baik dalam sistem pendidikan Hindu yang tidak dijumpai
sistem pendidikan Islam yang asli Mekkah. Hal tersebut antara lain adalah
seluruh sistem pendidikannya bersifat agama, guru tidak mendapatkan gaji,
serta penghormatan yang besar terhadap guru.38
Pada awalnya, pondok pesantren bukan hanya menekankan misi
pendidikan, melainkan juga dakwah, justru misi yang kedua ini lebih
menonjol.Mastuhu menyatakan bahwa pada periode awal, pondok
pesantren berjuang melawan agama dan kepercayaan keberagaman Tuhan
dan takhayyul, pondok pesantren membawa misi agama tauhid.39Pada
mulanya pondok pesantren seringkali menghadapi penyerangan penguasa
yang merasa tersaingi kewibawaannya. Contoh, Raden Paku atau yang
biasa dikenal dengan Sunan Giri pernah terancam rencana pembunuhan
atas perintah raja Majapahit yaitu Prabu Brawijaya pada saat merintis
pondok pesantren di Kedaton.40Pondok pesantren terus berkembang
38Ibid, .21 39 Mastuhu, Dinamika Sistem Pendidikan Pondok pesantren, (Jakarta: INIS, 1994).147 40 Lembaga Research Islam, (Pondok pesantren Luhur), Sejarah dan Dakwah Islamiyah Sunan Giri, (Malang: Panitia Penelitian dan Pemugaran Sunan Giri Gresik, 1975).125
49
dengan hambatan dan rintangan yang tidak sedikit, dari mulai rintangan
penjajah dari lokal, penjajah Belanda, sampai penjajah Jepang.41
Setelah Indonesia merdeka dan arus modernisasi mulai deras
memasuki kehidupan bangsa Indonesia, sejumlah peneliti menyatakan
bahwa kelak institusiinstitusi tradisional akan segera lumpuh. Bahkan
seorang peneliti Amerika berspekulasi bahwa kelak pondok pesantren
hanya akan meninggalkan sisa-sisa bangunannya saja, dia terkejut
menyaksikan pondok pesantren-pondok pesantren yang semakin
maju.42Pondok pesantren – pondok pesantren yang berkembang di
Indonesia terus mengalami transformasi di berbagai sisi, baik dari segi
pengelolaan pondok pesantren, kurikulum yang ditawarkan, Model
pengajaran yang diberikan, maupun fasilitas-fasilitas yang disediakan agar
dapat memenuhi kebutuhan pendidikan yang dibutuhkan para santri, baik
kebutuhan pendidikan kepesantrenan maup un pendidikan nasional yang
ditetapkan pemerintah
3. Elemen-elemen Pondok Pesantren
Zamakhsyari Dhofier menyebutkan ada lima unsur dasar sebuah
pondok pesantren, yaitu pondok, masjid, santri, kiai, dan pengajaran kitab-
kitab klasik Islam.28 Kemudian Mujamil Qomar menyebutkan sebuah pondok
pesantren memiliki empat unsur dasar yaitu pondok atau asrama, masjid, 41 Mujamil Qomar, Op.Cit,.11-13. 42 Mujammil Qomar, Op.Cit,.15.
50
santri, dan kiai. Jika keempat unsur tersebut telah dimiliki oleh suatu lembaga
pengajian tertentu maka status lembaga tersebut telah berubah menjadi
pondok pesantren. Adapun penjelasan keempat unsur tersebut adalah sebagai
berikut :
a. kiai
Kiai adalah bagian yang paling esensial dari sebuah pondok
pesantren.Kebanyakan dari para kiai tersebut adalah pendiri pondok
pesantren yang dia kelola.Maka biasanya pertumbuhan suatu pondok
pesantren bergantung kepada kemampuan para kiai pendiri pondok
pesantren tersebut.Kiai di samping pendidik dan pengajar, juga pemegang
kendali manajerial pondok pesantren.
Bentuk pondok pesantren yang bermacam-macam adalah pantulan
dari kecenderungan kiai.Kiai memiliki sebutan yang berbeda-beda
tergantung daerah tempat tinggalnya. Ali Maschan Moesa mencatat: di
Jawa di sebut Kiai, di Sunda di sebut Anjengan, di Aceh disebut Tengku, di
Sumatera Utara/Tapanuli disebut Syaikh, di Minangkabau disebut Buya, di
Nusa Tenggara, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan
Tengah disebut Tuan Guru.43
Istilah Kiai memiliki pengertian yang plural. Kata ‘kiai’ bisa berarti :
(1) Sebutan bagi alim ulama (cerdik pandai dalam agama Islam); (2) Alim
Ulama; (3) Sebutan bagi para guru ilmu ghaib; (4) Kepala distrik (di 43 Ali Maschan Moesa, Kiai dan Politik Dalam Wacana Civil Society, (Surabaya: LEPKISS, 1999).60.
51
Kalimantan Selatan); (5) Sebutan yang mengawali nama benda yang
dianggap bertuah (seperti senjata, gamelan, dan sebagainya); (6) Sebutan
samaran untuk harimau (jika orang melewati hutan).44
Menurut asal- usulnya, perkataan kiai dalam bahasa Jawa dipakai
untuk tiga jenis yang berbeda :(1) Sebutan gelar atau kehormatan bagi
barang-barang yang dianggap keramat; seperti Kiai Garuda Kencana
dipakai untuk sebutan Kereta Emas yang ada di Keraton Yogyakarta;(2)
Gelar Kehormatan untuk orang-orang tua pada umumnya; (3) Gelar ya ng
diberikan oleh masyarakat kepada seorang ahli agama Islam yang memiliki
atau menjadi pemimpin pondok pesantren dan mengajar kitab-kitab Islam
klasik kepada para santrinya.45 Kiai adalah pemimpin nonformal sekaligus
pemimpin spiritual, dan posisinya sangat dekat dengan kelompok-
kelompok masyarakat lapisan bawah di desa-desa.
Sebagai pemimpin masyarakat, kiai memiliki jama`ah komunitas dan
massa yang diikat oleh hubungan paguyuban yang erat serta budaya
paternalistic yang kuat. Petuah-petuahnya selalu didengar, diikuti dan
dilaksanakan oleh jemaah, komunitas, dan massa yang
dipimpinnya.46Sepertinya halnya pada pondok pesantren An-Nawawi di
Jawa Tengah, masyarakat sekitar pondok pesantren tersebut kebanyakan
44Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi II, (Jakarta: Balai Pustaka, 1991).499. 45Zamakhsyari Dhofier, Op. Cit 55. 46 Faisal Ismail, NU Gusdurisme dan Politik Kiai,(Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya, 1999),39-40
52
dari mereka mempercayakan hal- hal tertentu kepada para kiai pemimpin
tersebut.Misalnya dari segi ibadah dalam hal penentuan jatuhnya hari raya
idhul fitri maupun idul adha, mereka tidak berpatokan kepada keputusan
pemerintah Indonesia tetapi mereka berpatokan dengan keputusan kiai di
pondok pesantren tersebut.Begitu pun halnya ketika di daerah tersebut
diadalan pilkada mapun pemilu, mereka ikut pilihan sesuai dengan pilihan
kiai pondok pesantren.
2. Masjid
Masjid merupakan salah satu unsur dasar dari sebuah pondok
pesantren.Bisa dikatakan keberadaan masjid di sebuah pondok pesantren
adalah jantung pendidikan di pondok pesantren tersebut. Dahulu saat
pondok pesantren belum memiliki kelas-kelas yang banyak seperti keadaan
pondok pesantren saat ini masjid adalah tempat paling tepat untuk
mendidik para santri, terutama dalam praktek shalat lima waktu, khutbah,
shalat jumat, serta pengajaran kitab-kitabIslam.
Dalam Encyclopedia of Islam, kedudukan masjid sebagai pusat
pendidikan dalam tradisi pondok pesantren merupakan manifestasi
universalisme dari system pendidikan Islam tradisional. Dengan kata lain
kesinambungan sistem pendidikan Islam yang berpusat di masjid sejak
Masjid Quba didirikan di dekat Madinah pada masa Nabi Muhammad
SAW tetap terpancar dalam sistem pondok pesantren. Sejak zaman Nabi,
masjid telah menjadi pusat pendidikan Islam.Dimana pun kaum muslimin
53
berada, mereka selalu menggunakan masjid sebagai tempat pertemuan,
pusat pendidikan, aktivitas administrasi, dan kultural.Hal ini telah
berlangsung selama 13 abad.Bahkan, zaman sekarang pun banyak ulama
yang mengajar siswa-siswa di masjid, serta memberi wejangan dan anjuran
kepada siswa-siswa tersebut untuk meneruskan tradisi yang terbentuk sejak
zaman permulaan Islam itu. Sama halnya seperti di Indonesia, seorang kiai
yang ingin mendirikan sebuah pondok pesantren akan memulai langkahnya
denganmendirikan sebuah masjid.
1. Asrama Unsur ketiga dalam sebuah pondok pesantren adalah pondok, yang
selanjutnya disebut asrama.Salah satu pembeda sebuah pondok pesantren
dengan pengajian biasa di masjid-masjid adalah keberadaan pondok atau
asrama bagi para santri.Asrama merupakan tempat dimana para santri
tinggal.Hal ini memudahkan para guru untuk mengawasi aktivitas para
santri.Besar-kecilnya sebuah asrama biasanya menggambarkan jumlah
santri karena semakin banyak santri tentunya semakin besar pula pondok
tersebut.
Ada tiga hal yang menyebabkan sebuah pondok pesantren harus
memiliki asrama. Alasan pertama, sosok kiai perintis sebuah pondok
pesantren yang dikenal masyarakat luas ataupun kualitas sebuah pondok
pesantren yang sudah terkenal berkualitas tidak hanya menarik para santri
yang berasal dari daerah sekitar pondok, tetapi juga akan menarik minat
54
para santri yang berasal dari daerah yang jauh dari pondok. Sehingga para
santri tersebut akan membutuhkan tempat untuk tinggal karena seorang
santri membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menimba ilmu di
sebuah pondok pesantren. Alasan kedua, pada umumnya sebuah pondok
pesantren bukan berada di daerah-daerah kota yang sudah memiliki fasiltas
atau akomodasi yang memadai untuk seorang santri tinggal dalan jangka
waktu lama. Alasan ketiga, dengan keberadaan asrama secara psikologis
akan membangun keterikatan dan keharmonisan antara sesama santri
maupun antara santri dengan para kiai. Hal ini dikarenakan keberadaan kiai
sebagai seorang yang membimbing, membina, serta mengawasi para santri
dalam jangka waktu lama, akan menyebabkan para santri mengangggap
para kiai sepertiorang tua mereka sendiri.47
Keadaan kamar-kamar asrama sebuah pondok pesantren berkembang
dari tahun ke tahun. Misalnya pada penelitian Zamakhsyari Dhofier tahun
1980 di pondok pesantren Tebuireng, para santri harus puas tinggal
bersama-sama dengan sepuluh sampai dengan lima belas santri dalam satu
kamar sempit yang luasnya sekitar delapan meter persegi. Sehingga tidak
semua santri dapat tidur dalam kamar tersebut di waktu malam, sebagian
yang lain tidur di serambi masjid. Pada masa itu keadaan kamar-kamar
asrama biasanya sangat sederhana.Mereka tidur di atas lantai tanpa kasur.
Papan di pasang pada dinding untuk menyimpan tas atau koper serta 47 Zamakhsyari Dhofier, Op.Cit,46
55
barang-barang lain. Para santri tidak boleh tinggal di luar komplek pondok
pesantren, kecuali mereka yang berasal dari desa-desa di sekeliling
pondok.Pondok pesantren pada umumnya tidak menyediakan kamar
khusus untuk santri senior yang biasanya juga merengakap menjadi ustadz
atau guru muda.Mereka tinggal dan tidur bersama-sama santri junior.48
Sedangkan saat ini dapat di lihat di kebanyakan pondok pesantren
besar pada umumnya para santri memiliki tempat tidur masing-
masing.Mereka tidur dalam sebuah kamar yang cukup luas dengan tempat
tidur bertingkat, sehingga masing-masing kamar mampu menampung
jumlah santri yang cukup banyak.Hal ini disebabkan karena berbagai
faktor.Pertama, saat ini banyak pondok pesantren tersebut mengenakan
biaya cukup besar untuk para santri serta memiliki donator-donatur tetap
maupun tidak tetap. Keadaan yang masih sama antara pondok pesantren di
tahun delapan puluhan dengan saat ini adalah asrama tempat tinggal santri
wanita biasanya dipisahkan dengan asrama santri laki- laki .49
2. Santri Menurut Zamakhsyari Dhofier secara tradisi pondok pesantren ada 2
kelompok santri yaitu santri mukim dan santri kalong.Santri mukim adalah
siswa-siswa yang berasal dari daerah yang jauh lalu menetap di komplek
atau pondok pesantren.Santri mukim yang tinggal sudah lama di sebuah
pondok pesantren biasanya menjadi suatu kelompok tersendiri yang 48 Zamakhsyari Dhofier, Op.Cit,47. 49Ibid. 49
56
memegang tanggung jawab mengurusi kepentingan pondok pesantren
sehari-hari, mereka juga bertanggung jawab mengajarkan kepada para
santri baru tentang kitab-kitab dasar dan menengah. Dalam sebuah pondok
pesantren yang besar biasanya terdapat putra-putra kiai dari sejumlah
pondok pesantren lain yang belajar di sejumlah pondok pesantren besar
tersebut.
Kelompok kedua adalah santri kalong. Santri Kalong adalah siswa-
siswa yang berasal dari desa-desa di sekeliling pondok pesantren yang
biasanya tidak menetap dalam pondok pesantren.Untuk mengikuti
pelajaran pondok pesantren, mereka bolak-balik dari rumah mereka
sendiri.Biasanya perbedaan antara pondok pesantren besar dan pondok
pesantren kecil dapat dilihat dari komposisi santri kalong. Dengan kata
lain, pondok pesantren kecil akan lebih banyak memiliki.
santri kalong daripada santri mukim. Namun saat ini hampir seluruh
santri adalah santri mukim.Mereka tinggal di asrama yang sudah
disediakan pihak pondok pesantren.Sekalipun beberapa dari mereka
sebenarnya tinggal di daerah sekitar pondok pesantren namun mereka tetap
bermukim di pondok, hal ini tentunya untuk memudahkan para guru
mengawasi kegiatan santri dengan lebih intensif.
Pada awalnya santri-santri yang belajar di pondok pesantren hanyalah
santri laki-laki saja. Namun, sejak akhir tahun 1910-an para kiai telah
menyediakan komplek pondok pesantren untuk para santri wanita. Pondok
57
pesantren di daerah Jombang yang pertama kali membuka pondok
pesantren untuk santri wanita adalah Pondok Pesantren Denanyar yang
didirikan pada tahun 1917.
4. Tipologi Pesantren
Dampak dari perubahan social yang terus berkembang, maka pesantren
baik tempat bentuk hingga substansi telah jauh mengalami perubahan.
Pesantren tidak lagi sesederhana seperti apa yang digambarkan seseorang akan
tetapi pesantren dapat mengalami perubahan sesuai dengan pertumbuhan dan
perkembangan zaman. Menurut Yacub yang dikutip oleh Khozin mengatakan
ada beberapa pembagian pondok pesantren berdasarkan tipologinya yaitu:50
1. Pesantren Salafi yaitu pesantren yg tetap mempertahankan pelajaran dgn
kitab-kitab klasik dan tanpa diberikan pengetahuan umum.Model
pengajarannyapun sebagaimana yang lazim diterapkan dalam pesantren
salaf yaitu dengan Model sorogan dan weton.
2. Pesantren Khalafi yaitu pesantren yang menerapkan sistem pengajaran
klasikal (madrasi) memberikan ilmu umum dan ilmu agama serta juga
memberikan pendidikan keterampilan.
3. Pesantren Kilat yaitu pesantren yang berbentuk semacam training dalam
waktu relatif singkat dan biasa dilaksanakan pada waktu libur
sekolah.Pesantren ini menitik beratkan pada keterampilan ibadah dan
50 Tamyiz Burhanuddin, Akhlak Pesantren: Solusi bagi Kerusakan Akhlak, (Yogyakarta: ITTIQA Press, 2001),101.
58
kepemimpinan.Sedangkan santri terdiri dari siswa sekolah yang dipandang
perlu mengikuti kegiatan keagamaan di pesantren kilat.
4. Pesantren terintegrasi yaitu pesantren yang lebih menekankan pada
pendidikan vocasional atau kejuruan sebagaimana balai latihan kerja di
Departemen Tenaga Kerja dengan program yang terintegrasi.
Sedangkan menurut Mas’ud dkk,51 ada beberapa tipologi atau model
pondok pesantren yaitu:
1. Pesantren yang mempertahankan kemurnian identitas asli sebagai tempat
menalami ilmu-ilmu agama (tafaqquh fi-I-din) bagi para santrinya. Semua
materi yang diajarkan dipesantren ini sepenuh bersifat keagamaan yang
bersumber dari kitab-kitab berbahasa arab (kitab kuning) yang ditulis oleh
para ulama abad pertengahan. Pesantren model ini masih banyak dijumpai
hingga sekarang seperti pesantren Lirboyo di Kediri Jawa Timur beberapa
pesantren di daeah Sarang Kabupaten Rembang Jawa tengah dan lain-lain.
2. Pesantren yang memasukkan materi-materi umum dalam pengajaran,
namun dengan kurikulum yang disusun sendiri menurut kebutuhan dan
tidak mengikuti kurikulum yang ditetapkan pemerintah secara nasional,
sehingga ijazah yang dikeluarkan tidak mendapatkan pengakuan dari
pemerintah sebagai ijazah formal.
51Abd. Rahman an Nahlawi, Prinsip-Prinsip dan Metode Pendidikan Islam, diterjemahkan Dahlan & Sulaiman, (Bandung: Dipenegoro, 1992),27
59
3. Pesantren yang menyelenggarakan pendidikan umum di dalam baik
berbentuk madrasah (sekolah umum berciri khas Islam di dalam naungan
DEPAG) maupun sekolah (sekolah umum di bawah DEPDIKNAS) dalam
berbagai jenjang bahkan ada yang sampai Perguruan Tinggi yang tidak
hanya meliputi fakultas-fakultas keagamaan meliankan juga fakultas-
fakultas umum. Pesantren Tebu Ireng di Jombang Jawa Timur, contohnya.
4. Pesantren yang merupakan asrama pelajar Islam dimana para santri belajar
disekolah-sekolah atau perguruan-perguruan tinggi di luarnya. Pendidikan
agama dipesantren model ini diberikan diluar jam-jam sekolah, sehingga
bisa diikuti oleh semua santrinya.Diperkirakan pesantren model inilah yang
terbanyak jumlahnya.52
C. Punk
1. Awal Mula Munculnya Punk
Tak ada yang tahu pasti kapan dan di mana munculnya budaya punk
pertama kali.Beberapa sumber mengatakan Punk merupakan sub-budaya yang
lahir di London, Inggris.Sejak tahun 1975-an53. Sumber lain mengatakan
Punk merupakan sub-budaya yang lahir di London-Inggris di pertengahan
tahun 1970 yang dulunya adalah sebuah gerakan untuk menentang para elit
politik yang berkuasa di Inggris pada saat itu. Namun, punk juga dapat berarti
52 Ibid, 212 53 Paul Marko. The Roxy London WC2 Punk In histori.(London: the UK by Punk77 Books,2007 ).5.
60
jenis musik atau genre yang lahir di awal tahun 1970-an.54 selah itulah punk
mulai merambah hampir seluruh Ingris bahkan sampai ke Amerika.
Dalam kamus bahasa Indonesia punk artinya pemuda yang ikut
gerakan menentang masyarakat yang mapan dengan menyatakannya lewat
musik, gaya berpakaian, dan gaya rambut yang khas55 dan Sejumlah literatur
dan catatan sejarah menyebutkan, punk berasal dari singkatan Public United
Nothing Kingdom artinya sekumpulan anti-peraturan kerajaan. Mereka itu
sangat anti dengan peraturan kerajaan.Mereka menilai peraturan itu hanya bisa
memaksa tanpa memikirkan penderitaan rakyat. Punk lahir sebagai gerakan
perlawanan anak muda berlandaskan keyakinan mereka.Kemudia mereka
mengimplementaasikan kekecewaan melaui music jenis rock.Jenis music baru
untuk melawan hal tersebut.
Dari segi ideologis punk merupakan ideologi yang mencangkup
aspek sosial dan politik.Ideologi mereka dahulu sering di kaitkan dengan
perilaku-perilaku yang menyimpang yang di lakukan oleh anak punk.
Berbagai perilaku punk yang di anggap menyimpang telah di dokumentasikan
dalam media massa sehingga membuat identitas punk dibalik assesoris yang
melekat pada tubuhnya dipandang sebagai seorang yang berbahaya atau
berandalan. Punk sebagai subkultur telah membentuk suatu bangunan baru
yang berbeda dengan budaya induk yang di anut oleh kaum muda sejak awal
54 Fransiskus Batista Marbun ,Tanggapan Masyarakat terhadap Perilaku Budaya Anak Punk di Kota Medan (Medan: jurnal, 2008). 4. 55 Ibid, 5
61
kemunculanya di inggris sampai sekarang. Nilai - nilai yang menjadi substansi
punk sebagai subkultur tetap di yakini oleh anggotanya, walaupun punk telah
berganti generasi, akan tetapi sebagai subkultur, nilai-nilai dan eksistensi punk
masih di pertahankan hingga sekarang
Kemudian dalam sebuah literature mengatakan tentang aksesoris dan
fashion Punk
Celana ketat. Bahan celana yang biasa mereka pakai adalah jins, kulit, atau bermotif kulit hewan (bandage pants).Awalnya punkers–sebutan anak punk–menggunakan celana kulit karena awet dan tahan lama. Model ketat menyimbolkan himpitan hidup.Karena itupunkers biasanya merobek celana bagian paha dan lutut sebagai simbol kemerdekaan gerak dan ide. Bot adalah jenis sepatu favorit anak punk.Seperti celana, mereka memilih bot karena alasan awet.Untuk aliran hardrock punk dan pop punkbiasanya memilih sneakers dan sepatu olahraga yang lebih praktis. Tato dan tindik. Anak punk biasanya menato tubuhnya dengan gambar tengkorak, salib terbalik, swastika Nazi, atau api. Tato ini menunjukkan identitas kelompok dan menjadi simbol penguasaan penuh terhadap tubuhnya.Seperti tato, tindik juga menyimbolkan kekuasaan terhadap tubuh. Rantai.Aksesori ini sebagai simbol solidaritas.Kelompok punk yang terusir dari masyarakat dianggap sampah, dinilai menyimpang, membuat punkersmembentuk kelompok baru untuk berlindung.Solidaritas kelompok ini sangat penting untuk bertahan hidup. Aksesori lain anak punk yaitu Eye liner, paku atau benda tajam lain, baju, serta stoking. Pernak-pernik itu mempunyai inti pesan perlawanan.56
Dengan fashion dan aksesosiris seperti itu meraka terlihat
menakutkan dan meyeramkan, sehingga dampaknya sangat buruk dalam
pencitran meraka. Tidak berhenti disitu saja.Ditambah lagi dengan kelakukan
meraka yang brutal dan krimanal.
56 http://lifestyle.kompasiana.com/urban/2012/10/03/komunitas-punk-indonesia-terbesar-di-dunia-
498254.html
62
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa anak punk dapat
dikenali dari penampilan mereka yang unik, mulai dari pakaian dan rambut
merupakan gaya hidup resistensi yang melawan arus budaya mainstream. Dari
satu sisi penampilan tersebut dapat menimbulkan rasa bangga bagi
pemakainya, tetapi bagi orang lain akan memandangnya aneh dan
menyeramkan.
2. Punk di Indonesia
Dampak dari modernisasi dan pembangunan adalah terjadinya
perubahan atau pembaharuan struktur sosial yang mendorong terjadinya
proses transformasi sosial dan budaya dalam tatanan masyarakat Indonesia.
Perubahan pola hidup masyarakat dan perubahan budaya yang ada membuat
manusia dihadapkan pada stimulasi yang kompleks dan memerlukan kejelian
untuk menerima situasi tersebut. Salah satu budaya yang muncul saat ini
adalah punk. Anak punk merupakan sebuah istilah atau sebutan bagi anak
muda yang memiliki perilaku menyimpang. Dalam kamus bahasa Indonesia
punk artinya pemuda yang ikut gerakan menentang masyarakat yang mapan
dengan menyatakannya lewat musik, gaya berpakaian, dan gaya rambut yang
khas.57
Kemudia Punk di Indonesia juga memiliki gaya hidup yang sama
unik, seperti gaya rambutnya yang dicat dengan potongan Mohawk (gaya
57 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi II, (Jakarta: Balai Pustaka, 1991), 908.
63
rambut yang atasnya panjang dan pinggirnya tipis), memakai anting-anting
dan cara berbusananya yang khas dengan atribut rantai di celana, sepatu boot,
kaos hitam, jaket penuh peniti, memakai gelang terbuat dari kulit dan besi
menyerupai paku disekelilingnya yang menghiasi pergelangan tangannya.58
Kemudian dari segi sikap dan akhlak Punk adalah anak muda yang terjerumus
dalam pergaulan bebas, suka melakukan hal-hal bertentangan dengan syariat
Islam, seperti minum minuman keras, menkonsumsi obat terlarang, berjudi
dan sebagainya. Mereka sering dianggap sebagai sampah masyarakat dan
keberadaanya dipandang sebelah mata.
Kelompok anak Punk di Indonesia dapat dikatakan punk hanya
kaum muda yang meniru model, kelakuan dan gaya hidup saja. Mereka hidup
dipinggir-pingir jalan.Dapat dikatakan punk di Indonesia diambil dari sisi
negatifnya saja.Hal itu terungkap sejak dulu dan banyak sekali media kabar
baik elektronik maupun cetak meliput kenakalan mereka. Bahkan pemerintah
Indonesia mencoba memerangi meraka dangan cara membimbing kejalan
yang normal layaknya masyarakat biasa. Meraka ditangkap oleh pejabat
pemerintah (satuan pamong praja) kemudian dimasukan lembaga social untuk
dibina.
3. Jenis-jenis kenakalan anak Punk
Sebenarnya tidak semua anak Punk memiliki prilaku yang negative, namun
hal itu kemungkinan sangaat sedikit sekali.Karena tempat mereka hidup di 58 Ibid.5
64
jalan dan lepas dari pengawasan orang tua.Itulah sebabnya meraka mengalami
pengimpangan perilaku atau berperilaku negative. Menurut Jensen dalam
psikologi remaja kenaklan mereka dibagi menjadi 4, Yaitu59:
a. Kenakalan yang menimbulkan korban fisik orang lain. Misalnya
1. Penganiayaan dan Pembuhan
Salah satu prilaku manusia adalah keinginan selalu menang
dan tidak mau kalah. Untuk mencapai hal itu biasanya menghalalkan
segala cara, cara apa pun akan dilakukan sampai perbuatan
penganiayaa bahkan sampai pembunuhan. Perbuatan biasa terjadi
kerena dengan berbagai macam alasan yang akhirnya untuk kepuasan
atau keinginan pribadi.
Salah satu perbuatan anak yang dilakukan adalah perbuatan
ini. Contohnya dalam surat kabar elektronik detik.commemberitakan
kejadian pembunuhan yang dilakukan sekelompok anak Punk terhadap
seorang pemuda.60
2. Pemerkosaan
Pemerkosaan adalah suatu tindakan kriminal berwatak seksual
yang terjadi ketika seorang manusia (atau lebih) memaksa manusia
lain untuk melakukan hubungan seksual dalam bentuk penetrasi vagina
atau anus dengan penis, anggota tubuh lainnya seperti tangan, atau
59 Sarlito W. Warsono, Psikologi Remaja (Jakarta : Rajawali Prees, 2011).256 60 Bogor, Sekelompok Anak Punk mengeroyok yang tengah terlelap, satu orang tewas dan satunya lagi mengalami luka bacok di bagian lengan kiri.( Detikcom, sabtu 15/09/2012)
65
dengan benda-benda tertentu secara paksa baik dengan kekerasan atau
ancaman kekerasan.
b. Kenakalan yang menimbulkan kobar Materi. Misalnya pencurian,
peramampasan, dan perampokan
Kenakalan yang tidak menimbulkan korban dipihak lain. Misalnya
penyalagunaan narkoba, judi, hubungan bebas diluar nikah dan lain
sebagainya.
D. Pembinaan akhlak Anak Punk di Pondok Pesentren
Pembinaan akhlak yang dilakukan di pondok pesantren dikakukan
dengan beberapa Model. Model-Model terkadang dilaksanakan dengan
mandiri dan kadang kala dilakukan dengan menkombinasikan dari berbagai
Model yang sudah ada. Ujung dari penggunaan dari Model-Model pembinaan
adalah untuk tercapainya keberhasilan atau mencapai tujuan dari pembinaan
tersebut.
Model dalam “Kamus Ilmiah Populer”, lebih diartikan sebagai cara,
pelaksanaan, aplikasi dan sebagainya.Dalam istilah ilmiah, penulis lebih
mengartikan bahwa Model adalah cara seseorang untuk mengaplikasikan
bahkan mengimplementasikan suatu nilai dalam kehidupannya. Jika
dihubungkan dengan bimbingan, maka Model lebih bermakna bagaimana
seseorang mengimplementasikan dan melakukan penanaman nilai tertentu
kepada orang lain, termasuk penanaman nilai etika Islam kepada
anak.Terdapat berbagai Model bimbigan akhlaq Di pesantren. Akan tetapi dari
66
berbagai Model bimbingan akhlaq tersebut dapat dikelompokkan menjadi 6
(enam) Model yang diterapkan dalam membentuk perilaku santri, yakni:
a. Model Keteladanan
Model keteladanan adalah sebuah Model yang membimbing perilaku
lewat keteladanan dengan cara memberikan contoh-contoh kongkrit bagi para
santri, di pesantren pemberian contoh keteladanan sangat ditekankan. Kyai
dan ustadz harus senantiasa memberikan uswah yang baik bagi para santri,
dalam ibadah-ibadah ritual, kehidupan sehari-hari maupun yang lain, karena
nilai mereka ditentukan dari aktualisasinya terhadap apa yang disampaikan.
Semakin konsekuen seorang kyai atau ustadz menjaga tingkah lakunya maka
semakin didengar ajarannya.61
b. Model Latihan dan Pembiasaan
latihan dan pembiaasaan adalah mendidik dengan cara memberikan
latihan-latihan terhadap norma-norma kemudian membiasakan santri untuk
melakukannya. Dalam pendidikan di pesantren Model ini biasanya akan
diterapkan padaibadah-ibadah amaliyah, seperti shalat berjamaah, kesopanan
pada kyai dan ustadz. Pergaulan dengan sesama santri dan sejenisnya.Sehingga
tidak asing di pesantren dijumpai, bagaimana santri sangat hormat pada ustadz
dan kakak-kakak seniornya dan begitu santunnya pada adik-adik pada junior,
mereka memang dilatih dan dibiasakan untuk bertindak demikian.Latihan dan
61 Mukti Ali, menyebutkan bahwa pendidikan terbaik ada di pesantren, sedang pengajaran terbaik ada di sekolah/madrasah. Lihat Zuhdy Mukhdar, KH. Ali Ma'shum Perjuangan dan Pemikirannya, (Yogyakarta: LkiS, 1999),10.
67
pembiasaan ini pada akhirnya akan menjadi akhlak yang terpatri dalam diri dan
menjadi yang tidak terpisahkan.62
c. Model Ibrah
Secara sederhana, ibrah berarti merenungkan dan memikirkan, dalam
arti umum bisanya dimaknakan dengan mengambil pelajaran dari setiap
peristiwa.Abd. Rahman al-Nahlawi,63 seorang tokoh pendidikan asal timur
tengah, mendefisikan ibrah dengan suatu kondisi psikis yang manyampaikan
manusia untuk mengetahui intisari suatu perkara yang disaksikan, diperhatikan,
diinduksikan, ditimbang-timbang, diukur dan diputuskan secara nalar, sehingga
kesimpulannya dapatmempengaruhi hati untuk tunduk kepadaNya, lalu
mendorongnya kepada perilaku yang sesuai dengan ajaran agama Islam.
d. Model Mauidzah
secara terminology Mauidzah berarti nasehat.64Rasyid Ridla mengartikan
mauidzah adalah nasehat peringatan atas kebaikan dan kebenaran dengan
jalan apa yang dapat menyentuh hati dan membangkitkannya untuk
mengamalkan”.65Model mauidzah, harus mengandung tiga unsur, yakni: (a)
uraian tentang kebaikan dan kebenaran yang harus dilakukan oleh seseorang,
dalam hal ini santi, misalnya tentang sopan santun, harus berjamaah maupun 62 Al-Ghazali menyatakan: "Sesungguhnya perilaku manusia menjadi kuat dengan seringnnya dilakukan perbuatan yang sesuai dengannya, disertai ketaatan dan keyakinan bahwa apa yang dilakukannya adalah baik dan diridhai" lihat Ihya Ulumuddin, Jilid III, (Dar-al-Mishri: Beirut, 1977),61. 63Abd. Rahman an Nahlawi, Prinsip-Prinsip dan Metode Pendidikan Islam, diterjemahkan Dahlan & Sulaiman, (Bandung: Dipenegoro, 1992), 390. 64 Werson Munawir, Kamus Al-Munawwir, 1568 . 65 Rasyid Ridha, Tafsir al-Manar, Jilid II, (Mesir: Maktabah al-Qahirah, tt), 404
68
kerajinan dalam beramal; (b) motivasi dalam melakukan kebaikan; (c)
peringatan tentang dosa atau bahaya yangbakal muncul dari adanya larangan
bagi dirinya sendiri maupun orang lain.66 Aplikasi dari Model ini biasa
dilakukan melaui pengajian dan belajar kitab atau biasa dikenal majelis ta`lim.
e. Model Kedisiplinan
Dalam ilmu pendidikan, kedisiplinan dikenal sebagai cara menjaga
kelangsungan kegiatan pendidikan. Model ini identik dengan pemberian
hukuman atau sangsi. Tujuannya untuk menumbuhkan kesadaran siswa bahwa
apa yang dilakukan tersebut tidak benar, sehingga ia tidak mengulanginya
lagi.67
Pembentukan lewat kedisiplinan ini memerlukan ketegasan dan
kebijaksanaan. Ketegasan mengharuskan seorang pendidik memberikan sangsi
bagi pelanggar, sementara kebijaksanaan mengharuskan pendidik berbuat adil
dan arif dalam memberikan sangsi, tidak terbawa emosi atau dorongan lain.
Dengan demikian sebelum menjatuhkan sangsi, seorang pendidik harus
memperhatikan beberapa hal berikut: (a) perlu adanya bukti yang kuat tentang
adanya tindak pelanggaran; (b) hukuman harus bersifat mendidik, bukan
sekedar memberi kepuasan atau balas dendam dari si pendidik; (c) harus
mempertimbangkan latar belakang dan kondisi siswa yang melanggar, misalnya
66 Tamyiz Burhanuddin, Op. Cit, 57-58 67 Hadari Nawawi, Pendidikan dalam Islam, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1999), 234
69
frekuensinya pelanggaran, perbedaan jenis kelamin atau jenis pelanggaran
disengaja atau tidak.
Di pesantren,hukuman ini dikenal dengan istilah takzir.Takzir adalah
hukuman yang dijatuhkan pada santri yang melanggar. Hukuman yang terberat
adalah dikeluarkan dari pesantren.Hukuman ini diberikan kepada santri yang
telah berulang kali melakukan pelanggaran, seolah tidak bisa diperbaiki. Juga
diberikan kepada santri yang melanggar dengan pelanggaran berat yang
mencoreng nama baik pesantren.
f. Membimbing Melalui Targhib wa Tahzib
Model ini terdiri atas dua Model sekaligus yang berkaitan satu sama lain;
targhib dan tahzib.68Targhib adalah janji disertai dengan bujukan agar
seseorang senang melakukan kebajikan dan menjauhi kejahatan.Tahzib adalah
ancaman untuk menimbulkan rasa takut berbuat tidak benar.Tekanan Model
targhib terletak pada harapan untuk melakukan kebajikan, sementara tekanan
Model tahzib terletak pada upaya menjauhi kejahatan atau dosa.
Meski demikian Model ini tidak sama pada Model hadiah dan
hukuman. Perbedaan terletak pada akar pengambilan materi dan tujuan yang
hendak dicapai.Targhib dan tahzib berakar pada Tuhan (ajaran agama) yang
tujuannya memantapkan rasa keagamaan dan membangkitkan sifat rabbaniyah,
tanpa terikat waktu dan tempat.Adapun Model hadiah dan hukuman berpijak
pada hukum rasio (hukum akal) yang sempit (duniawi) yang tujuannya masih 68Abd. Rahman An Nahlawi, Op. Cit, 412
70
terikat ruang dan waktu.Di pesantren, Model ini biasanya diterapkan dalam
pengajian-pengajian, baik sorogan maupun bandongan.
g. Mendidik Melalui Kemandirian
Kemandirian tingkah-laku adalah kemampuan santri untuk mengambil
dan melaksanakan keputusan secara bebas. Proses pengambilan dan
pelaksanaan keputusan santri yang biasa berlangsung di pesantren dapat
dikategorikan menjadi dua, yaitu keputusan yang bersifat penting-monumental
dan keputusan yang bersifat harian.
Terkait dengan kebiasan santri yang bersifat rutinitas menunjukkan
kecenderungan santri lebih mampu dan berani dalam mengambil dan
melaksanakan keputusan secara mandiri, misalnya pengelolaan keuangan,
perencanaan belanja, perencanaan aktivitas rutin dan sebagainya.Hal ini tidak
lepas dari kehidupan mereka yang tidak tinggal bersama orangtua mereka dan
tuntutan pesantren yang menginginkan santri-santri dapat hidup dengan
berdikari. Santri dapat melakukan sharing kehidupan dengan teman-teman
santri lainnya yang mayoritas seusia (sebaya) yang pada dasarnya memiliki
kecenderungan yang sama. Apabila kemandirian tingkah-laku dikaitkan dengan
rutinitas santri, maka kemungkinan santri memiliki tingkat kemandirian yang
tinggi.
h. Model Karyawisata
Model Karyawisata adalah sebuah Model belajar yang terjadi di luar
kelas.Misalnya untuk mengetahui suatu sejarah tertentu, pembelajar
71
mengunjungi museum-museum situs sejarah. Pembimbingan akhlak dengan
Model seperti ini akan semakin mudah dan lebih menarik, karena dengan
dengan Model ini santri dapat memahami apa yang ia lihat kemudian menjadi
bahan evaluasi bagi dirinya sendiri tanpa bantuan bantuan seorang kiai atau
ustadz.Model ini lebih efektif bila dilaksanakan dengan rutin atau lazimnya
disebut istiqomah.