Upload
henni-maihardiyanti
View
23
Download
3
Embed Size (px)
Citation preview
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Tumor payudara merupakan lesi terpenting pada payudara
perempuan. Walaupun mungkin berasal dari jaringan ikat atau
struktur epitel, tumor struktur epitel sering menyebabkan
neoplasma payudara. Tumor payudara dibagi menjadi dua
kelompok yaitu Tumor Jinak dan Tumor Ganas. 8
Tumor Jinak Payudara jinak adalah kelompok yang sangat
kompleks dan saling terkait dengan gangguan proliferasi dari
parenkim payudara, yang sebagian besar mungkin bukan tumor
yang sebenarnya, melainkan proses gangguan hormon-akibat
proses hiperplastik.11
Tumor ganas payudara merupakan kelompok tumor epitel
ganas ditandai dengan invasi jaringan yang berdekatan dan
kecenderungan untuk bermetastasis jauh.9
2.2 Klasifikasi Tumor Payudara
Klasifikasi Tumor Payudara, yaitu:2,8
Secara garis besar tumor payudara bisa dibedakan atas dua
kelompok yaitu tumor jinak dan tumor ganas:
A. Tumor jinak payudara
Tumor jinak payudara yang penting secara klinis
adalah fibroadenoma, papiloma intraduktus, dan tumor
5
filoides. Jenis tumor payudara lainnya yaitu, adenoma dan
tumor jaringan ikat.
1. Fibroadenoma
Adalah tumor payudara yang paling sering dijumpai.
Tumor ini terutama timbul pada wanita usia muda, dan
bermanifestasi sebagai massa padat, berbatas tegas, dapat
digerakkan, dan bergaris tengah 1 sampai 10 cm.
Menurut gambaran histologisnya fibroadenoma dibagi
atas,
a. Fibroadenoma perikanalikulus
Secara histologis sel epitel dan mioepitel membentuk
duktus bundar sampai memanjang yang dikelilingi oleh
stroma fibrolastik longgar.
b. Fibroadenoma intrakanalikulus
Terdiri dari duktus-duktus memanjang yang juga dilapisi
oleh sel epitel kuboid dan mioepitel. Duktus tampak
mengalami distorsi dan tertekan oleh stroma, sehingga
bentuknya aneh-aneh.
c. Fibroadenoma juvenil
Fibroadenoma yang besar, dapat timbul pada payudara
seorang gadis. Tumor tumbuh dengan cepat.
2. Papilloma Intraduktus
Ini adalah pertumbuhan tumor neoplastik di dalam
suatu duktus. Sebagian lesi bersifat soliter, ditemukan di
dalam sinus atau duktus laktiferosa utama. Relatif jarang
ditemukan, mengenai wanita usia pertengahan.
3. Tumor filoides
Tumor ini jauh lebih jarang ditemukan daripada
fibroadenoma dan di perkirakan berasal dari stroma
intralobulus, jarang dari fibroadenoma yang sudah ada.
(PA)
6
Tumor filoides disebut sebagai fibroadenoma raksasa,
memiliki gambaran histologik dasar seperti
fibroadenoma. Tumor cenderung tumbuh lebih cepat dan
dapat mencapai proporsi yang lebih besar dalam
tenggang waktu yang singkat. Pada potongan melintang,
jaringan tumor mungkin memiliki gambaran seperti buku
yang terbuka dimana kedua sisi terdiri dari stroma seluler
longgar, bercampur dengan sel epitel dan mioepitel.
Sebagian besar tumor filoides bersifat jinak, tetapi sekitar
30% bersifat invasif lokal dan 15% menimbulkan
metastasis jauh. Tumor filoides ganas merupakan
sarkoma sejati yaitu tumor memiliki komponen stroma
ganas. Secara histologis, stroma tumor ini sangat seluler
dan padat, serta memperlihatkan aktivitas mitotik yang
tinggi.
4. Adenoma
Jarang di temukan dibandingkan fibroadenoma dan
papiloma duktus, tumbuh berasal dari eppitel. Adenoma
tubuler merupakan tumor berbatas tegas, dengan diameter
10-40 mm, ditemukan terutama pada wanita umur
duapuluhan.
5. Tumor Jaringan ikat
Lipoma dan Hemangioma dapat terjadi pada payudara
tetapi sering hemartoma. Leiomioma dapat timbul pada
bagian dalam payudara atau papila, berasal dari jaringan
otot polos yang sangat banyak ditemukan pada bagian
dalam payudara.
B. Tumor ganas payudara atau karsinoma payudara
Merupakan 20% dari seluruh kanker pada wanita,
penyebab kematian terbanyak pada wanita berusia 35-55
tahun. Kanker payudara di bagi menjadi kanker yang belum
7
menembus membran basal (noninvasif) dan kanker yang
sudah menembus membran basal (invasif).
1. Karsinoma non invasif terdapat 2 tipe;
Karsinoma duktus in situ (DCIS)
Karsinoma lobulus in situ (LCIS)
2. Karsinoma invasif (infiltratif)
Karsinoma duktus invasif (“not otherwise
specified”; NOS; tidak dirinci lebih lanjut)
Karsinoma lobulus invasif
Karsinoma medularis
Karsinoma koloid (karsinoma musinosa)
Karsinoma tubulus
Tipe lain
Berdasarkan WHO Histological Classification of breast
tumor, kanker payudara diklasifikasikan sebagai berikut: 9
1. Non-invasif karsinoma
o Non-invasif duktal karsinoma
o Lobular karsinoma in situ
2. Invasif karsinoma
o Invasif duktal karsinoma
Papilobular karsinoma
Solid-tubular karsinoma
Scirrhous karsinoma
Special types
Mucinous karsinoma
Medulare karsinoma
o Invasif lobular karsinoma
Adenoid cystic karsinoma
karsinoma sel squamos
karsinoma sel spindel
Apocrin karsinoma
8
Karsinoma dengan metaplasia kartilago
atau osseus metaplasia
Tubular karsinoma
Sekretori karsinoma
Lainnya
3. Paget’s Disease
Kebanyakan Tumor dari adenokarsinoma invasif, yang
timbul dari saluran terminal dan unit lobular, membentuk invasive
lobular carcinomas atau invasive ductal carsinomas. Kanker
payudara juga mungkin ditemui pada tahap sebelum invasi,
carsinoma in situ dari ductus kelenjar payudara, atau lobulus
(intraduct, dan intralobular carsinoma), dan ini merupakan faktor
risiko untuk pengembangan selanjutnya dari karsinoma invasif
payudara. Di samping dua kelompok utama ductal carcinomas dan
lobular, ada jenis khusus yang tidak umum atau jarang dari
Karsinoma payudara, yang sering dikaitkan dengan prognosis
yang lebih baik contohnya tubular carcinoma dan mucinus
carcinoma.
Gambaran histopatologi Tumor Ganas Payudara berdasarkan
klasifikasinya:
1. Intraduktus Karcinoma payudara in situ
Non- invasive intraductus carcinoma dapat muncul sebagai
benjolan payudara atau terdeteksi sebagai kelainan mammografi.
Muncul sekitar 5% dari kasus klinis menggolongkan sebagai
benjolan payudara teraba, tetapi sampai 20% kasus diidentifikasi
oleh skrining radiologi. Paling sering terjadi pada wanita antara usia
40 dan60tahun.
Secara Histologi, sell tumor dan membengkak dari ductus
ukuran kecil dan menengah. Ada empat jenis utama tipe
histologi yaitu; solid, di mana saluran yang dikemas dengan massa
9
sel padat; comedo, di mana telah terjadi nekrosis dari sel-sel di
tengah saluran: cribriform, struktur bentuk di mana sel kelenjar-
seperti dalam saluran , dan micropapillary, dalam bentuk apa sel
papillary dengan proyeksi into duktus.
Diperkirakan bahwa jika di biarkan, sekitar 30% kasus akan
berkembang menjadi karsinoma invasive. Jika berkaita dengan
mastektomi karsinoma intraduktus memiliki prognosis yang sangat
baik. Sebuah duktus payudara dibatasi oleh inti atypical yang
besar. Saluran basal membrane yang utuh dan adanya invasi non
stroma. Daerah pusat pada karsinoma ini mengalami nekrosis
dengan kalsifikasi yang dapat dilihat pada mammogram.
2. Lobular carcinoma in situ
Lobural carcinoma in situ, angka kesakitannya sekitar 6%
dari semua kasus kanker payudara. Tidak selalu muncul sebagai
massa yang teraba. Seringkali dijumpai sebagai temuan histology
jaringan payudara yang dihapus karena alas an lain seperti
fibrocystic disease. Secara histologi sel abnormal mengisi
lobules payudara.
Penyakit ini penting karena akan membawa resiko yang
tinggi dalam perkembangan karsinoma invasive selanjutnya.
Diperkirakan sekitar 20% dari pasien dengan lobular karsinoma in
situ dapat berkembang menjadi karsinoma invasive setelah 20 tahun.
Resiko neoplasia dapat muncul pada kedua payudara, tidak hanya
mengenai payudara dengan penyakit in situ, tapi baik lobular atau
ductal invasive dapat juga terserang.
3. Invasif Ductal carcinoma
Invasive ductal carcinoma adalah jenis yang paling umum
dari kanker payudara. Bentuk asli atau bentuk campura dengan
karsinoma lain, yg paling sering yaitu lobural carcinoma. Sel tumor
10
menyerang payudara dan sering ada respon desmoplastik, sehingga
menghadirkan fibrous stroma padat. Sebuah minoritas tumor dengan
lesi grade rendah, mayoritas baik intermediate atau grade yang
tinggi dengan tipe diferensiasi yang jelek.
Gambar 2.1 Histopatologi Tumor Payudara Jinak
A. Fat Necrosis A.1 Fat Necrosis Plasma
cell
A.2 Fat Necrosis-Foam Cell B.Fibrocystik diseasE
B.1 Apocrin Epithelium C.Sklerossing Adenosis
11
D.Fibroadenoama D.1.Fibroadenoma-
Epithelial cell
E.Papilloma of the breast
F.Phylloides Tumor
Gambar 2.2 Histopatologi Tumor Payudara Ganas (Karsinoma
Payudara)
A.Ductal carcinoma in situ A.1.Ductal carcinoma in
situ-calcification
12
A.2.Ductal carcinoma in situ-stroma A.3.Ductal carcinoma in situ-
necrosis
A.4.Ductal carcinoma in situ-large B.Lobular carcinoma in
tumor cel situ
B.1.Lobular carcinoma in situ-Tumor C.Invasive breast cancer
with abundant stroma
13
C.1.Invasive carcinoma D.invasive ductal
adenocarcinoma
D.1.Stroma D.2.Tube like-struktur
E. Invasive lobular carcinoma F.Paget’s disease of the niple
14
E.1.Abnormal area E.2.HistologyPaget’s diseas
Ductal Pure 53%
Ductal Mixed 30%
Lobular 2%
Tubular 2%
Mukoid 2%
Medullary 2%
Other 1%
G.Frequency of main histological types of invasive carcinoma of the
breast
2.3 Etiologi Tumor Payudara
Walaupun penyakit proliferasi tumor payudara sering
ditemukan, etiologinya belum diketahui secara jelas. Etiologi dari
tumor jinak payudara adalah hormon ovarium yg ikut berperan
sebagai faktor penyebab, tetapi proses terjadinya yang ditimbulkan
masih belum diketahui. Kenyataan bahwa insiden perubahan
15
proliferatif tumor payudara meningkat menjelang menapause,
dimana kegagalan ovulasi juga meningkat pada saat ini, memberi
kesan bahwa keseimbangan relatif antara estrogen progesteron pada
setiap siklus menstruasi merupakan faktor etiologi yang penting.
Perubahan kistik disimpulkan akibat ketidakseimbangan antara
hiperplasia epitel, bersama dengan dilatasi duktus dan lobulus yang
terjadi pada setiap siklus menstruasi dan perubahan regresif
berikutnya. Dilatasi kistik terjadi akibat distorsi perubahan siklik dan
bukan akibat obstruksi yang merupakan penyebab yang biasa pada
orang lainnya. 2
Etiologi kanker payudara bersifat multifaktorial dan
termasuk didalamnya diet, faktor reproduksi, dan keseimbangan
hormonal. Kanker payudara adalah penyakit masyarakat menengah
ke atas yang memiliki gaya hidup kebarat-baratan, misalnya dengan
diet tinggi kalori, kaya lemak hewani dan protein dengan kurangnya
latihan fisik. Daerah yang memiliki fitur gaya hidup ini untuk
periode dan waktu yang panjang (America utara, Eropa utara,
Australia) telah mencapai kemajuan tingkat kejadian 70 hingga 90
kasus baru per 100.000 penduduk per tahun, sementara negara-
negara yang baru-baru ini memiliki industri dan makmur
menunjukkan peningkatan yang ditandai dengan kejadian dan
kematian.8
16
Faktor etiologi yang terlibat dalam perkembangan kanker payudara;8
FEMALE
BREAST
CANCER
Factors accociated with an increase (↑) or decrease (↓) risk for breast
cancer
2.4 Epidemiologi Tumor Payudara
Kanker payudara adalah kanker yang paling umum pada
wanita. 22% dari semua kanker wanita. 26% di negara-negara maju,
yang mana lebih dari dua kali kejadian dari kanker pada wanita di
tempat lain. Daerah risiko tinggi adalah penduduk kaya seperti
Amerika utara, Eropa dan Australia di mana 6% dari wanita
menderita kanker payudara sebelum usia 75. Insiden kanker
payudara rendah di daerah kurang berkembang seperti sub-Sahara
17
Hormon and reproductive
factors
Young age at menarche ↑
Regular, ovular menstrual
cycle ↑
Older age at first full-term
birth ↑
Nuliparity ↑
Older age at menapause ↑
Oral contraceptives ↑
Diet dan diet-related
factors
Increased weight (post
menapause) ↑
Increased height ↑
Westernized diet ↑
Hight intake of fibres ↓
Alkohol ↑
Hight intake of fresh
fruit and vegetables ↓
Exposure
to ionizing
radiation ↑
Family history breast cancer ↑ Benign breast disease ↑
Afrika dan Asia Selatan dan Timur, termasuk jepang, di mana
kemungkinan terkena kanker payudara pada usia 75 adalah satu
sepertiga dari negara-negara kaya dan maju. Tingkat yang sedang
dibandingkan Negara lain, dimana Jepang adalah satu-satunya
negara maju yang pada tahun 2000 masih menunjukkan angka
kejadian yang rendah. Risiko penyakit ini telah meningkat hingga
awal 1980-an di kedua maju dan negara-negara berkembang dan
terus meningkat khususnya di negara-negara berkembang. Setelah
itu di negara maju, munculnya mammoghraphi dan adanya
perbaikan dalam kelangsungan hidup berubah baik kejadian dan
kematian, yang terakhir tidak lagi secara tepat mencerminkan
kecenderungan dalam risiko yang mendasari dari penyakit.9
2.5 Manifestasi Klinis Tumor Payudara
Gejala klinis yang ditemukan pada Tumor Payudara, antara
lan:2,8
a. Fibroadenoma
Fibroadenoma sejauh ini adalah tumor jinak tersering
pada payudara wanita. Adanya peningkatan mutlak dari nisbi
estrogen diperkirakan berperan dalam pembentukannya, dan
lesi serupa mungkin muncul bersama dengan perubahan
fibrokistik (fibroadenosis). Biasanya terjadi pada usia muda;
insidensi puncak adalah pada usia 30-an.
Secara klinis fibroadenoma biasanya bermanifestasi
sebgai massa solite, diskret, dan mudah di gerakkan. Lesi
mungkin besar pada akhir daur haid dan selama hamil.
Pacamenopause, lesi mengecil dan mungkin mengalami
kalsifikasi. Fibroadenoma hampir tidak pernah menjadi
ganas.
b. Papiloma duktus
Relatif jarang ditemukan , mengenai wanita usia
pertengahan. Ditandai dengan keluarnya discharge papila
payudara bercampur darah. Umumnya berupa lesi soliter,
18
mengenai duktus yang lebar. Struktur papiler, dengan
tengahnya berupa jaringan fibrovaskuler ditutupi oleh lapisan
epitel jinak.
c. Adenoma
Jarang ditemukan, berasal dari epitel. Adenoma
tubuler dan yang mengeluarkan cairan timbul pada wanita
muda. Timbul pada setiap umur, berupa benjolan dibawah
papila payudara yang dapat menimbulka ulserasi pada kulit.
d. Tumor jaringan ikat
Lipoma dan hemangioma dapat terjadi pada payudara
tetapi sering hemartoma. Timbul ada bagian dalam payudara
atau papila.
e. Tumor Ganas Payudara atau Karsinoma Payudara
Pada tumor ganas payudara gejala klinisnya benjolan
pada payudara sukar digerakkan atau melekat pada kulit dan
biasanya tidak terlihat dengan pandangan mata biasa, tetapi
dapat diraba oleh penderita sendiri apabila tumor lebih dari 1
cm. Keluarnya cairan berupa darah dari papila (niple
bleeding), biasanya merupakan tanda pertama kanker
payudara. Perlukaan menahun yang lambat laun melebar
pada payudara.
f. Karsinoma Noninvasif (In situ)
- Karsinoma Ductus in situ
Karsinoma ductus In situ biasanya unilateral, terdapat pada
premenapause dan pasca menapause, serta
mempunyai beberapa bentuk. Terjadi pada kelompok umur
40-60 tahun. Dapat timbul sebagai benjolan yang palpabel,
terutama apabila terdapat fibrosis. Dapat timbul
discharge apabila terkena ductus yang lebih besar.
- Karsinoma lobuler in situ
19
Karsinoma lobuler in situ terjadi pada wanita premenopause,
tidak terdapat gejala klinis, sering bilateral, lesinya tidak
teraba dan kemungkinan multifaktorial.
g. Karsinoma Invasive
- Karsinoma ductus invasive
Karsinoma ductus invasive sebagian besar karsinma infiltarat
(lebih dari85%)
- Karsinoma lobular invasive
Karsinoma lobular invasive biasanya terjadi pada wanita
post- menapause.
- Karsinoma musinosa
Karsinoma musinosa disebut juga karsinoma koloid, mukoid,
atau gelatinosa) umumnya muncul pada wanita post-
menapause dan jumlahnya sekitar 2-3% dari seluruh
karsinoma invasive.
- Karsinoma tubuler
Karsinoma tubuler merupakan karsinoma berdiferensiasi baik
dan terdiri atas sel ganas yang tersusun tubuler. Lesi kecil
dengan diameter 10 mm, kenyal, membetuk benjolan dengan
batas irreguler.
- Karsinoma meduler
Karsinoma meduler jsulit diketahui karena tidak semua
kriteria diagnostik digunakan secara ketat di dalam berbagai
penelitian dan jarang ditemukan (5%).
- Karsinoma Papiler
Jarang ditemukan, timbul pada wanita post-menapause.
h. Paget’s disease
Pada paget’s disease terdapat erosi papilla secara
klinis mirip gambaran ekzema. Papilla pada payudara
tampak kasar, kemerahan dan terdapat ulserasi ringan.
20
2.6 Diagnosis
2.6.1Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)
Untuk mengetahui secara dini Tumor Payudara, dilakukan
metode SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri). Pemeriksaan ini
dapat dilakukan dengan cara: 12
Melihat
Tanggalkan seluruh pakaian bagian atas. Berdirilah di
depan cermin dengan kedua lengan tergantung lepas, di dalam
ruangan yang terang. Perhatikan payudara Anda, apakah bentuk
dan ukurannya kanan dan kiri simetris, apakah bentuknya
membesar/mengeras, apakah arah putingnya lurus ke depan atau
berubah arah, apakah putingnya tertarik ke dalam, apakah
puting/kulitnya lecet, apakah kulitnya tampak kemerahan,
kebiruan, kehitaman, apakah kulitnya tampak menebal dengan
pori-pori melebar (seperti kulit jeruk).
Memijat
Dengan kedua belah tangan, secara lembut pijat payudara
dari tepi hingga ke puting, untuk untuk mengetahui ada-tidaknya
cairan yang keluar dari puting susu (seharusnya tidak ada,
kecuali Anda sedang menyusui).
Meraba
Sekarang berbaringlah di atas tempat tidur untuk
memeriksa payudara satu demi satu. Untuk memeriksa payudara
kiri, letakkan sebuah bantal tipis di bawah bahu kiri, sedang
lengan kiri direntangkan ke atas di samping kepala atau
diletakkan di bawah kepala. Perlu diperhatikan bahwa masing-
masing gerakan memutar harus dilakukan dengan kekuatan
tekanan yang berbeda-beda, setidaknya dengan tiga macam
21
tekanan. Pertama-tama dilakukan dengan tekanan ringan untuk
meraba adanya benjolan di dekat permukaan kulit, yang kedua
dengan tekanan sedang untuk meraba adanya benjolan di tengah-
tengah jaringan payudara, yang ketiga dengan tekanan cukup
kuat untuk merasakan adanya benjolan di dasar payudara, dekat
dengan tulang dada/iga.
Meraba Ketiak
Setelah itu raba ketiak dan area di sekitar payudara untuk
mengetahui adanya benjolan yang diduga suatu anak sebar
kanker. Bila dalam pemeriksaan payudara sendiri ini Anda
menemukan suatu kelainan (misalnya benjolan, sekecil apa pun),
segera periksakan ke dokter. Jangan takut dan jangan tunda lagi.
Karena kanker payudara yang ditemukan pada tahap dini dan
ditangani secara benar dapat sembuh secara tuntas.
2.6.2Pemeriksaan Patologi Anatomi
Beberapa metode yang digunakan memeriksa lesi payudara
adalah:2
1. Biopsi aspirasi jarum halus
Tekhnik ini banyak digunakan, pemeriksaan ini
menggunakan jarum halus dan sel diaspirasi tanpa
memerlukan anastesi lokal. Dibuat sediaan hapus dan di
warnai kemudian diperiksa di bawah mikroskop cahaya,
apabila cukup adekuat diagnosis dapat ditegakkan.
Keuntungan pendekatan ini adalah rasa sakit yang relatif
kurang dan penatalaksanaan dapat di program sehingga
penderita menyadari dan mengetahui tindakan lanjutan
yang mungkin diperlukan.
22
2. Biopsi Tru-Cut
Metode ini dilakukan dengan mengambil jaringan
menggunakan jarum biopsi. Teknik ini memiliki kerugian
yaitu jaringannya memerlukan pemprosesan yang lebih
lama untuk pemeriksaan histopatologi. Prosedur ini
memerlukan anastesi lokal dan lebih nyeri.
3. Pemeriksaan potong beku
Lesi payudara dapat didiagnosis secara cepat dengan
pemeriksaan frozen section (potong beku) pada saat
tindakan pembedahan. Sampel kecil jaringan dibekukan,
dilakukan pemotongan jaringan, dipulas dan
diinterprestasikan dalam waktu beberapa menit. Teknik
ini jarang digunakan karena penderita tidak mengetahui
secara pasti seberapa luas tindakan bedah yang harus
dilakukan sebelum operasi.
4. Mamografi dan ultrasonografi
Mamografi atau pemeriksaan sinar-X terhadap payudara
digunakan untuk membantu diagnosis lesi yang dapat
teraba (palpable) atau yang tidak teraba (impalpablel).
Teknik ini merupakan dasar untuk program skrining,
yaitu deteksi kanker terhadap lesi kecil yang tidak teraba.
Dapat juga digunakan ultrasonografi-imaging.
2.7 Stadium Tumor Payudara
Sistem penggolongan yang paling banyak di gunakan secara
klinis untuk karsinoma payudara adalah yang di ambil dari
International Union againts Cancer (UICC) dan Americant Joint
Commition on Cancer Staging and End Result Reporting (AJC),
berdasarkan pada sistem TNM (T, tumor, N, nodes, M,
metastase).12
23
Tabel 2.1 Americant Joint Commition on Cancer Staging
System for Breast Cancer, 2002.10
(p)T(Tumor Primer)
Tis
T1
T1a
T1b
T1c
T2
T3
T4
T4a
T4b
T4c
T4d
(p)N (Nodes)
N0
N0(i-)
N0(i+)
N0(mol-)
N0(mol+)
N1
N1(mic)
N1a
N1b
Carsinoma in situ (lobular or ductal)
Tumor ≤2 cm
Tumor ≥0,1 cm; ≤0,5 cm
Tumor >0,5 cm; ≤1 cm
Tumor >1cm; ≤2 cm
Tumor >2 cm; ≤5 cm
Tumor >5 cm
Tumor any size with extention to chest wall or
skin
Tumor extending to chest wall (excluding
pectoralis)
Tumor extending to skin with ulceration,
edema, satelite nodules
Both T4a and T4b
Inflammatory carcinoma
No regional node involvement, no special
studies
No regional node(s)involvement, negative IHC
Negative node(s) histologically, positive IHC
Negative node(s) histologically, negative PCR
Negative node(s) histologically, positive PCR
Metastasis to 1-3 axillary nodes and/or int
mammary(+)by biopsy
Micrometastasis ( >0,2 mm, tidak >2,0mm)
Metastasis to 1-3 axillary nodes
Metastasis in int. mammary by sentinel biopsy
Metastasis to 1-3 axillary nodes and
24
N1c
N2
N2a
N2b
N3
N3a
N3b
N3c
M (Metastasis)
M0
M1
mammary by biopsy
Metastasis to 4-9 axillary nodes and int.
mammary clinically positive, without axillary
metastasis
Metastasis to 4-9 axillary nodes, at least
1>2,0mm
Int. mammary clinically apparent, negative
axillary nodes
Metastasis to ≥10 axillary nodes or
combination of axillary and int. mammary
metastasis
≥10 axillary nodes (>2,0), or infraclavicular
nodes
Positive int. mammary clinically with ≥1
axillary node or >3 positive axillary nodes
with int. mammary positive by biopsy
Metastasis to ipsilateral supraclavicular nodes
No distant metastasis
Distant metastasis
Tabel 2.2 Americant Joint Committee on Cancer Stage
Grouping10
Stage
0
I
IIA
TNM
Tis, N0, MO
T1, N0, MO
T0, N1, MO
T1, N1, MO
25
IIB
IIIA
IIIB
IIIC
IV
T2, N0, MO
T2, N1, MO
T3, N0, MO
T0, N2, MO
T1, N2, MO
T2, N2, MO
T3, N1, MO
T3, N2, MO
T4, N0, MO
T4, N1, MO
Any T, N3, M0
Any T, any N, M1
2.8 Prognosis dan Preventif Tumor Payudara
Prognosis Tumor Payudara
Prognosis dari karsinoma payudara berkaitan dengan berbagai
macam faktor klinis dan faktor patologi. 12
Menurut Moningkey dan Kodim, penyebab spesifik kanker
payudara masih belum diketahui, tetapi terdapat banyak faktor yang
diperkirakan mempunyai pengaruh terhadap terjadinya kanker
payudara diantaranya:
1. Faktor reproduksi: Karakteristik reproduktif yang
berhubungan dengan risiko terjadinya kanker payudara
adalah nuliparitas, menarche pada umur muda, menopause
pada umur lebih tua, dan kehamilan pertama pada umur tua.
Risiko utama kanker payudara adalah bertambahnya umur.
Diperkirakan, periode antara terjadinya haid pertama dengan
umur saat kehamilan pertama merupakan window of
initiation perkembangan kanker payudara. Secara anatomi
dan fungsional, payudara akan mengalami atrofi dengan
bertambahnya umur. Kurang dari 25% kanker payudara
26
terjadi pada masa sebelum menopause sehingga diperkirakan
awal terjadinya tumor terjadi jauh sebelum terjadinya
perubahan klinis.
2. Penggunaan hormon: Hormon estrogen berhubungan
dengan terjadinya kanker payudara. Laporan dari Harvard
School of Public Health menyatakan bahwa terdapat
peningkatan kanker payudara yang signifikan pada para
pengguna terapi estrogen replacement. Suatu metaanalisis
menyatakan bahwa walaupun tidak terdapat risiko kanker
payudara pada pengguna kontrasepsi oral, wanita yang
menggunakan obat ini untuk waktu yang lama mempunyai
risiko tinggi untuk mengalami kanker payudara sebelum
menopause. Sel-sel yang sensitive terhadap rangsangan
hormonal mungkin mengalami perubahan degenerasi jinak
atau menjadi ganas.
3. Penyakit fibrokistik: Pada wanita dengan adenosis,
fibroadenoma, dan fibrosis, tidak ada peningkatan risiko
terjadinya kanker payudara. Pada hiperplasis dan papiloma,
risiko sedikit meningkat 1,5 sampai 2 kali. Sedangkan pada
hiperplasia atipik, risiko meningkat hingga 5 kali.
4. Obesitas: Terdapat hubungan yang positif antara berat badan
dan bentuk tubuh dengan kanker payudara pada wanita pasca
menopause. Variasi terhadap kekerapan kanker ini di negara-
negara Barat dan bukan Barat serta perubahan kekerapan
sesudah migrasi menunjukkan bahwa terdapat pengaruh diet
terhadap terjadinya keganasan ini.
5. Konsumsi lemak: Konsumsi lemak diperkirakan sebagai
suatu faktor risiko terjadinya kanker payudara. Willet dkk.
melakukan studi prospektif selama 8 tahun tentang konsumsi
lemak dan serat dalam hubungannya dengan risiko kanker
payudara pada wanita umur 34 sampai 59 tahun.
27
6. Radiasi: Eksposur dengan radiasi ionisasi selama atau
sesudah pubertas meningkatkan terjadinya risiko kanker
payudara. Dari beberapa penelitian yang dilakukan
disimpulkan bahwa risiko kanker radiasi berhubungan secara
linier dengan dosis dan umur saat terjadinya eksposur.
7. Riwayat keluarga dan faktor genetik: Riwayat keluarga
merupakan komponen yang penting dalam riwayat penderita
yang akan dilaksanakan skrining untuk kanker payudara.
Terdapat peningkatan risiko keganasan pada wanita yang
keluarganya menderita kanker payudara. Pada studi genetik
ditemukan bahwa kanker payudara berhubungan dengan gen
tertentu. Apabila terdapat BRCA 1, yaitu suatu gen
kerentanan terhadap kanker payudara, probabilitas untuk
terjadi kanker payudara sebesar 60% pada umur 50 tahun dan
sebesar 85% pada umur 70 tahun. Faktor Usia sangat
berpengaruh -> sekitar 60% kanker payudara terjadi di usia
60 tahun. Resiko terbesar usia 75 tahun
Tabel 2.3 Faktor resiko Kanker Payudara9
Faktor
Pengaruh yang sudah di pastikan
Faktor geografik
Usia
Riwayat keluarga
Keluarga dekat mengidap kanker Payudara
Pramenopause
Pramenopause dan bilateral
Pascamenopause
Pasca menopause dan bilateral
Riwayat haid
Risiko Relatif
Bervariasi di tempat yang
berbeda
Meningkat setelah usia 30
tahun
1,2-3,0
3,1
8,5-9,0
1,5
4,0-5,4
28
Usia menarche<12 tahun
Usia menopause >55 tahun
Kehamilan
Kelahiran hidup pertama dari usia 25-29tahun
Kelahiran hidup pertama setelah usia 30 tahun
Kelahiran hidup pertama setelah usia 35 tahun
Nulipara
Penyakit Payudara Jinak
Penyakit proliferatif
Penyakit proliferatif dengan hiperplasia atipikal
Karsinoma lobularis in situ
Pengaruh yang belum di pastikan
Estrogen eksogen
Kontrasepsi oral
Kegemukan
Diet tinggi lemak
Konsumsi alkohol
Merokok
1,3
1,5-2,0
1,5
1,9
2,0-3,0
3,0
1,9
4,4
6,9-12,0
29